Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika

9
SEJARAH PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI INDONESIA DAN DI AMERIKA BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Sebagai seorang guru selayaknya mampu memahami perkembangan peserta didiknya, karena dengan memahami hal tersebut, guru mampu memberikan materi kepada peserta didiknya serta dapat mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan anak didik kita akan mudah mengetahui system pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak didik. Selain itu, sebagai guru baik haruslah dapat mengarahkan potensi yang dimiliki oleh siswanya, agar siswa tersebut mampu mengoptimalkan kemampuannya itu di masa yang akan datang serta siswa menapatkan gambaran perencanaan akan kelanjutan dari jenjang pendidikan apa yang akan ia tempuh selanjutnya untuk mencapai keberhasilan dari optimalisasi potensinya itu. Maka, semua guru dituntut menguasai ilmu membimbing dan ilmu konseling, walaupun guru tersebut bukanlah guru BP. Karena Bimbingan dan Konseling mutlak diperlukan oleh guru untuk mengarahkan siswanya. Oleh karena itu, saya selaku mahasiswa keguruan harus mempelajari akan ilmu ini. Sebelum mempelajari Bimbingan dan Konseling lebih jauh lagi, sebaiknya kta mengetahui terlebih dahulu akan histori perkembangan Bimbingan dan Konseling ini, khususnya perkembangan di Indonesia, sebagaimana isi dari tugas saya ini. BAB II PEMBAHASAN Sejarah Perkembangan Bimbingan Dan Konseling Di Indonesia Sejarah perkembangan Bimbingan Konseling di indonesia mengalami perubahan di beberapa dekade, berikut perkembangan Bimbingan dan Koseling di tiap dekadenya: A. Perkembangan bimbingan dan konseling sebelum kemerdekaan Masa ini merupakan masa penjajahan Belanda dan Jepang, para siswa dididik untuk mengabdi demi kepentingan penjajah. Dalam situasi seperti ini, upaya bimbingan dikerahkan. Bangsa Indonesia berusaha untuk memperjuangkan kemajun bangsa Indonesia melalui pendidikan. Salah satunya adalah taman siswa yang dipelopori oleh K.H. Dewantara yang menanamkan nasionalisme di kalangan para siswanya. Dari sudut pandang bimbingan, hal tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi pelaksanaan bimbingan. 1. Dekade 40-an Dalam bidang pendidikan, pada decade 40-an lebih banyak ditandai dengan perjuangan merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang serba darurat mkala pada saat itu di upayakan secara bertahap memecahkan masalah besar anatara lain melalui pemberantasan buta huruf. Sesuai dengan jiwa pancasila dan UUD 45. Hal ini pulalaah yang menjadi focus utama dalam bimbingan pada saat itu. 2. Dekade 50-an Bidang pendidikan menghadapi tentangan yang amat besar yaitu memecahkan masalah kebodohan dan keterbelakangan rakyat Indonesia. Kegiatan bimbingan pada masa dekade ini lebih banyak tersirat dalam berbagai kegiatan pendidikan dan benar benar menghadapi tantangan dalam membantu siswa disekolah agar dapat berprestasi. 3. Dekade 60-an

Transcript of Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika

Page 1: Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika

SEJARAH PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI

INDONESIA DAN DI AMERIKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Sebagai seorang guru selayaknya mampu memahami perkembangan peserta didiknya,

karena dengan memahami hal tersebut, guru mampu memberikan materi kepada peserta

didiknya serta dapat mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan anak didik kita

akan mudah mengetahui system pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan

perkembangan anak didik. Selain itu, sebagai guru baik haruslah dapat mengarahkan potensi

yang dimiliki oleh siswanya, agar siswa tersebut mampu mengoptimalkan kemampuannya itu

di masa yang akan datang serta siswa menapatkan gambaran perencanaan akan kelanjutan

dari jenjang pendidikan apa yang akan ia tempuh selanjutnya untuk mencapai keberhasilan

dari optimalisasi potensinya itu.

Maka, semua guru dituntut menguasai ilmu membimbing dan ilmu konseling,

walaupun guru tersebut bukanlah guru BP. Karena Bimbingan dan Konseling mutlak

diperlukan oleh guru untuk mengarahkan siswanya. Oleh karena itu, saya selaku mahasiswa

keguruan harus mempelajari akan ilmu ini.

Sebelum mempelajari Bimbingan dan Konseling lebih jauh lagi, sebaiknya kta

mengetahui terlebih dahulu akan histori perkembangan Bimbingan dan Konseling ini,

khususnya perkembangan di Indonesia, sebagaimana isi dari tugas saya ini.

BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah Perkembangan Bimbingan Dan Konseling Di Indonesia

Sejarah perkembangan Bimbingan Konseling di indonesia mengalami perubahan di

beberapa dekade, berikut perkembangan Bimbingan dan Koseling di tiap dekadenya:

A. Perkembangan bimbingan dan konseling sebelum kemerdekaan

Masa ini merupakan masa penjajahan Belanda dan Jepang, para siswa dididik untuk

mengabdi demi kepentingan penjajah. Dalam situasi seperti ini, upaya bimbingan dikerahkan.

Bangsa Indonesia berusaha untuk memperjuangkan kemajun bangsa Indonesia melalui

pendidikan. Salah satunya adalah taman siswa yang dipelopori oleh K.H. Dewantara yang

menanamkan nasionalisme di kalangan para siswanya. Dari sudut pandang bimbingan, hal

tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi pelaksanaan bimbingan.

1. Dekade 40-an

Dalam bidang pendidikan, pada decade 40-an lebih banyak ditandai dengan

perjuangan merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang serba

darurat mkala pada saat itu di upayakan secara bertahap memecahkan masalah besar anatara

lain melalui pemberantasan buta huruf. Sesuai dengan jiwa pancasila dan UUD 45. Hal ini

pulalaah yang menjadi focus utama dalam bimbingan pada saat itu.

2. Dekade 50-an

Bidang pendidikan menghadapi tentangan yang amat besar yaitu memecahkan

masalah kebodohan dan keterbelakangan rakyat Indonesia. Kegiatan bimbingan pada masa

dekade ini lebih banyak tersirat dalam berbagai kegiatan pendidikan dan benar benar

menghadapi tantangan dalam membantu siswa disekolah agar dapat berprestasi.

3. Dekade 60-an

Page 2: Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika

Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia pada dekade ini diawali dari

dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada setting

sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil

Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian

menjadi IKIP) di Malang tanggal 20 – 24 Agustus 1960.

Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan

jurusan Bimbingan dan Penyuluhan.

Beberapa peristiwa penting dalam pendidikan pada dekade ini :

a. Ketetapan MPRS tahun 1966 tentang dasar pendidikan nasional

b. Lahirnya kurikulum SMA gaya Baru 1964

c. Lahirnya kurikulum 1968

d. Lahirnya jurusan bimbingan dan konseling di IKIP tahun 1963

Keadaan di atas memberikan tantangan bagi keperluan pelayanan bimbinga dan

konseling disekolah.

4. Dekade 70-an

Dalam dekade ini perkembangan bimbingan dan konseling dapat terlihat dari rentetan

point berikut:

· Dalam dekade ini bimbingan di upayakan aktualisasi nya melalui penataan legalitas

sistem, dan pelaksanaannya. Pembangunan pendidikan terutama diarahkan kepada

pemecahan masalah utama pendidikan yaitu :

1. Pemerataan kesempatan belajar,

2. Mutu,

3. Relevansi, dan

4. Efisiensi.

· Pada dekade ini, bimbingan dilakukan secara konseptual, maupun secara operasional.

Melalui upaya ini semua pihak telah merasakan apa, mengapa, bagaimana, dan dimana

bimbingan dan konseling.

· Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP

yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP

Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan

dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan

Pengembangan Bimbingan dan Penyuluhan “pada PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk

Sekolah Menengah Atas didalamnya memuat Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan.

· Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan di

IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di

sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru BP dari tamatan S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan. Pengangkatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah

mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan. Keberadaan

Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989 dengan lahirnya SK

Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam lingkungan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi

adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di

sekolah masih belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan

membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan mereka.

5. Dekade 80-an

Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama

diusahakan untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang professional. Dalam dekade

Page 3: Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika

80-an pembangunan telah memasuki Repelita III, IV, dan V yang ditandai dengan menuju

lepas landas.

Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini:

1. Penyempurnaan kurikulum

2. Penyempurnaan seleksi mahasiswa baru

3. Profesionalisasi tenaga pendidikan dalam berbagai tingkat dan jenis

4. Penataan perguruan tinggi

5. Pelaksnaan wajib belajar

6. Pembukaan universitas teruka

7. Ahirnya Undang – Undang pendidikan nasional

Beberapa kecenderungan yang dirasakan pada masa itu adalah kebutuhan akan

profesionalisasi layanan, keterpaduan pengelolaan, sistem pendidikan konselor, legalitas

formal, pemantapan organisasi, pengmbangan konsep – konsep bimbingan yang berorientasi

Indonesia, dsb.

6. Dekade 90-an

Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas,

parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat dengan

BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengananak yang bermasalah,

kalau orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru BP dibenak orang tua terpikir bahwa

anaknya di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya SK Menpan No.

83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di dalamnya termuat

aturan tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu

dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan

Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud ini istilah

Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah dan

dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling di sekolah mulai jelas.

B. Meyongsong era Lepas landas

Era lepas landas mempunyai makna sebagai tahap pembangunan yang ditandai

dengan kehidupan nasional atas kemampuan dan kekuatan sendiri khususnya dalam aspek

ekonomi. Cirri kehidupan lepas landas ditandai dengan keberadaan dan berkembang atas

dasar kekuatan dan kemampuan sendiri, maka cirri manusia lepas landas adalah manusia

yang mandiri secara utuh dengan tiga kata kunci : mental, disiplin, dan integrasi nasional

yang diharapkan terwujud dalam kemampuannya menghadapi tekanan – tekanan zaman baru

yang berdasarkan peradaban komunikasi informasi.

C. Bimbingan berdasarkan pancasila

Bimbingan mempunyai peran yang amat penting dan strategis dalam perjalanan

bangsa Indonesia secara keseluruhan. Manusia Indonesia yang dicita-citakan adalah manusia

pancasila dengan cirri-ciri sebagaimana yang terjabar dalam P-4 sebanyak 36 butir

bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan dasar Negara, pandangan hidup, kepribadian

bangsa dan idiologi nasional. Sebagai bangsa, pancasila menuntut bangsa Indonesia mampu

menunjukkan ciri-ciri kepribadiannya ditengah-tengah pergaulan dengan bangsa lain.

Bimbingan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan dan mempunyai tanggung

jawab yang amat besar guna mewujudkan manusia pancasila karena itu seluruh kegiatan

bimbingan di Indonesia tidak lepas dari pancasila.

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia lebih banyak

dilakukan dalam kegiatan pendidikan formal di sekolah. Pada awal tahun 1960 di

beberapa sekolah dilaksanakan program bimbingan yang terbatas pada bimbingan

Page 4: Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika

akademis. Pada tahun 1964, lahir Kurikulum SMA Gaya Baru, dengan keharusan

melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan. Tetapi, program ini tidak berkembang

karena kurang persiapan prasyarat, terutama kurangnya tenaga pembimbing yang

profesional. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pada dasawarsa 60-an Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan diteruskan oleh Institut Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (1963) membuka Jurusan Bimbingan_dan Penyuluhan yang sekarang dikenal

di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan nama Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan (PPB).

Setelah dirintis dalam dekade 60-an, bimbingan dicoba penataannya dalam dekade

70-an. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) membawa harapan baru pada

pelaksanaan bimbingan di sekolah karena staf bimbingan memegang peranan penting

dalam sistem sekolah pembangunan. Secara formal bimbingan dan konseling

diprogramkan di sekolah sejak diberlakukannya kurikulum 1975 yang menyatakan bahwa

bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian integral dalam pendidikan di sekolah. Pada

tahun 1975 berdiri Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang. IPBI ini

memberikan pengaruh terhadap perluasan program bimbingan di sekolah.

Setelah melalui penataan, dalam dekade 80-an, bimbingan diupayakan agar lebih

mantap. Pemantapan terutama diusahakan untuk mewujudkan layanan bimbingan yang

profesional. Upaya-upaya dalam dekade ini lebih mengarah pada profesionalitas yang

lebih mantap. Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini adalah

penyempurnaan kurikulum dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam kurikulum

1984, telah dimasukkan bimbingan karier di dalamnya. Usaha memantapkan bimbingan

terus dilanjutkan dengan diberlakukannya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Dalam Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk

menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi

peranannya pada masa yang akan datang.

Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK Menpan No.

84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam Pasal 3 disebutkan

tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan,

evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut

dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

Selanjutnya, pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas

Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia

Page 5: Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika

(ABKIN). Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pemikiran bahwa bimbingan dan

konseling harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan kepercayaan publik.

Sejarah perkembangan Bimbingan dan Konseling di Amerika dan Indonesia

Bimbingan dan Konseling sebagai profesi pertama kali lahir di Amerika pada awal

abad XX, yaitu ketika Frank Person membuka klinik di Boston untuk memberi pengarahan

kepada para pemuda memperoleh pekerjaan yang sesuai. Pada tahun 1950 an bidang ini

mengalami perkembangan yang sangat pesat, bukan hanya dalam bidang pekerjaan tetapi

merambah pada bidang-bidang pendidikan. Rehabilitasi, kerumah tanggaan, penanganan

tindak kriminal, kenakalan remaja, juga di rumah sakit, pabrik-pabrik dan bahkan di rumah

militer.

Dari segi wilayah geografi, bimbingan dan konseling tidak lagi tidak lagi terbatas hanya

di Amerika, tetapi berkembangan menjalar ke Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan dan

Australia. Tahun 1970-1980 bimbingan dan Konseling masuk ke dalam kurikulum Sekolah

Menengah di negeri-negeri yang mengambil sistem pendidikan Barat.

Munculnya Bimbingan dan Konseling di Amerika pada awal abad XX merupakan

tuntunan logis dari dinamika masyarakat Amerika ketika itu. Sebagaimana diketahui bahwa

pandangan hidup masyarakat Amerika dan Barat pada umumnya bersumber dari budayanya

yang sekuler dan liberal. Oleh karena itu filosofi dari Bimbingan Konseling di sana juga tak

terlepas dari faham sekuler dan liberal.

Meskipun konsepsi Bimbingan dan Konseling di Barat dilahirkan oleh para ahli yang

tak diragukan kapasitasnya, tetapi konsep-konsep yang boleh jadi cocok untuk masyarakat

Barat tidak otomatis dapat diterapkan pada masyarakat lain, masyarakat Islam misalnya.

Kesulitan menerapkan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Barat di lingkungan

masyarakat Islam disebabkan oleh falsafah hidup yang berbeda, antara lain :

1. Jika masyarakat Barat memisahkan Negara dan agama, masyarakat Islam tidak

mengenal pemisahan yang sebenarnya antara agama dan kehidupan, antara masjid dan

lapangan kerja. Bimbingan dan Konseling di masyarakat Islam harus berdiri diatas prinsip

keterpaduan antara agama dan kehidupan duniawi.

Page 6: Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika

2. Masyarakat Barat menganut kebebasan individual (dan kelompok yang sangat

liberal, tercermin pada pergaulan bebas, norma seksual yang sangat longgar asal tidak

mengganggu orang lain, sementara masyarakat muslim sangat menjunjung tinggi kesucian

perkawinan, kehormatan wanita, berbakti kepada orang tua yang sudah renta, dan

mengagungkan nila-nilai akhlak, iman dan takwa. Masyarakat Islam tidak mengenal

kebebasan individual dalam arti se bebas-bebasnya, karena dibatasi oleh norma-norma tradisi,

agama dan akhlak. Masyarakat muslim masih menjunjung tinggi prinsip-prinsip berbakti

kepada orang tua, sopan santun social dan tradisi keagamaan.

3. Banyak hal-hal yang di Barat tidak dipermasalahkan, tetapi pada masyarakat Islam

justeru hal itu diharamkan, misalnya; perjudian, perzinaan, gay, menyakiti orang tua, boy

friend, tukar kunci dan sebagainya.

4. Pedekatan Bimbingan dan Konseling yang dilakukan di Amerika sendiri

menunjukan kegagalan, seperti yang tercermin dalam angka statistik yang dikutip oleh

Dr. Abd. Rahman Isawi dan seruan kecemasan ahli-ahli sosial AS menyangkut masa depan

generasi mendatang.

Layanan bimbingan di Amerika Serikat mulai diberikan oleh Jesse B. Davis pada

sekitar tahun 1898-1907. Beliau bekerja sebagai konselor sekolah menengah di Detroit.

Dalam waktu sepuluh tahun, ia membantu mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral,

dan jabatan siswa. Pada tahun 1908, Frank Parsons mendirikan Vocational Bureau untuk

membantu para remaja memilih pekerjaan yang cocok bagi mereka. Tahun 1910, William

Healy mendirikan Juvenile Psychopathic Institut di Chicago. Tahun 1911, Universitas

Harvard memberikan kuliah bidang bimbingan jabatan dengan dosennya Meyer Blomfield.

Tahun 1912, Grand Rapids, Michigan mendirikan lembaga bimbingan dalam sistem

sekolahnya.

2.1.1 Tahun 1913 berdiri National Vocational Guidance di Grand Rapids.

Perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika Serikat sangat pesat pada awal

tahun 1950. Hal ini ditandai dengan berdirinya APGA (American Personal and Guidance

Association) pada tahun 1952. Selanjutnya, pada bulan Juli 1983 APGA mengubah namnya

menjadi AACD (American Association for Counseling and Development). Kemudian, satu

organisasi lainnya bergabung pula dengan AACD, yaituMilitery Education (MECA). Dengan

demikian, pada saat ini AACD merupakan organisasi profesional bagi para konselor di

Amerika Serikat, dengan 14 divisi (organisasi khusus) yang tergabung di dalmnya. Di

samping itu, pada setiap negara bagian atau wilayah tertentu terdapat semacam cabang dari

masing-masing organisasi tersebut.

Sebagai suatu organisasi profesi, AACD ataupun organisasi-organisasi divisinya

mengeluarkan jurnal-jurnal secara berkala. Jurnal-jurnal tersebut di antarnya (1) Journal

of Counseling and Development;(2) Journal of College Student Personnel; (3) Counselor

Education and Supervision; dan (4) The Career Development Quarterly.

Page 7: Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika

2.1.2 Sejarah perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia

Di Indonesia, Pelayanan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami

beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan

(BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling

(BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak

tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan

kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan

bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia lebih banyak dilakukan

dalam kegiatan pendidikan formal di sekolah. Pada awal tahun 1960 di beberapa sekolah

dilaksanakan program bimbingan yang terbatas pada bimbingan akademis. Pada tahun 1964,

lahir Kurikiulum SMA Gaya Baru, dengan keharusan melaksanakan program bimbingan dan

penyuluhan. Tetapi, program ini tidak berkembang karena kurang persiapan prasyarat,

terutama kurangnya tenaga pembimbing yang profesional. Untuk mengatasi masalah tersebut,

maka pada dasawarsa 60-an Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan diteruskan oleh

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1963) membuka Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

yang sekarang dikenal di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan nama Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB).

Setelah dirintis dalam dekade 60-an, bimbingan dicoba penataannya dalam dekade

70-an. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) membawa harapan baru pada

pelaksanaan bimbingan di sekolah karena staf bimbingan memegang peranan penting dalam

sistem sekolah pembangunan. Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di

sekolah sejak diberlakukannya kurikulum 1975 yang menyatakan bahwa bimbingan dan

penyuluhan merupakan bagian integral dalam pendidikan di sekolah. Pada tahun 1975 berdiri

ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang. IPBI ini memberikan pengaruh

terhadap perluasan program bimbingan di sekolah.

Setelah melalui penataan, dalam dekade 80-an, bimbingan diupayakan agar lebih

mantap. Pemantapan terutama diusahakan untuk mewujudkan layanan bimbingan yang

profesional. Upaya-upaya dalam dekade ini lebih mengarah pada profesionalitas yang lebih

mantap. Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini adalah

penyempurnaan kurikulum dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam kurikulum

1984, telah dimasukkan bimbingan karier di dalmnya. Usaha memantapkan bimbingan terus

dilanjutkan dengan diberlakukannya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya pada

masa yang akan datang.

Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK Menpan No.

84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam Pasal 3 disebutkan

tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan,

Page 8: Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika

evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut

dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

Selanjutnya, pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas

Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia

(ABKIN). Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pemikiran bahwa bimbingan dan

konseling harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan kepercayaan publik.

BAB III

KESIMPULAN

Bimbingan dan Konseling telah terbentuk jauh sebelum era kemerdekaan, dari bimbingan

itulah siswa dipupuk untuk merealisasikan cita-cita bangsa, yaitu kemerdekaan. Setelah

kemerdekaan Bimbingan dan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami

beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan

(BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling

(BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun

1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum

1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan

karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.

Page 9: Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika

IV. DAFTA PUSTAKA

Ø Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2007). Penataan Pendidikan Profesional

Konselor. Naskah Akademik ABKIN (dalam proses finalisasi).

Ø Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2005). Standar Kompetensi Konselor

Indonesia. Bandung: ABKIN

Ø Tiva (2010). Sejarah Bimbingan Konseling. Diakses

di:http://tivachemchem.blogspot.com/2010/10/sejarah-bimbingan-konseling.html

Ø Bandura, A. (Ed.). (1995). Self-Efficacy in Changing Soceties. Cambridge, UK: Cambridge

University Press.

Buku Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, Refika Aditama

Djumhar dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance &

Counseling). Bandung : CV Ilmu.

Shertzer, B. & Stone, S.C. 1976. Fundamental of Gudance. Boston : HMC

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Cetakan ke dua.

Winkel, W.S,.2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakart a:

Gramedia.

Ø BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Balitbang Diknas. (2006). Panduan Pengembangan

Diri: Pedoman untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Draft. Jakarta: BSNP dan

PUSBANGKURANDIK, Depsiknas.

Ø Nihaya Harun (2010). Sejarah Awal Lahirnya Bimbingan dan konseling. Diakses

di:http://harunnihaya.blogspot.com/2010/08/sejarah-awal-lahirnya-bimbingan-dan.html