Sejarah Peradaban Islam - Makalah 'Perkembangan Islam Pada Dinasti Kecil Di Baghdad'
-
Upload
vanny-rosa-marini -
Category
Documents
-
view
1.053 -
download
13
description
Transcript of Sejarah Peradaban Islam - Makalah 'Perkembangan Islam Pada Dinasti Kecil Di Baghdad'
MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAMPerkembangan Islam pada Dinasti-dinasti Kecil di Timur dan Barat Baghdad
Dosen Pembimbing:Prof. Murodi
Disusun Oleh:KPI 1 A
Vanny Rosa Marini (1113051000025)Nur Ratikapuri (1113051000039)Musfiah Saidah (1113051000030)
Ahmad Lutfi Andalusi (1113051000014)KPI 1 B
Vivi Aulia RahmaSyifa fauziah
Rizky YanuartiMuhammad Furqon
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran IslamFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pokok Pembahasan: I. Faktor-faktor penyebab kemunculan dinasti-dinasti kecil
II. Hubungan dinasti-dinasti kecil dengan pemerintahan Islam di BaghdadIII. Hubungan diplomatik internal dinasti-dinasti kecil, perkembangan dan kemajuan
peradaban Islam pada masa ini
I. Faktor-faktor penyebab kemunculan dinasti-dinasti kecil
Ada kemungkinan bahwa para Khalifah Abbasiyah sudah cukup puas dengan pengakuan
nominal dari propinsi-propinsi tertentu, alasannya:
- Mungkin para Khalifah tidak cukup kuat untuk membuat mereka tunduk kepadanya.
- Penguasa Bani Abbas lebih menitikberatkan pembinaan peradaban dan kebudayaan
daripada politik dan ekspansi.
Latar sosial politik munculnya dinasti-dinasti kecil di barat dan timur Baghdad yaitu:
- Karena kebijakan penguasa Bani Abbasiyah yang lebih menitik beratkan kemajuan
peradaban dibanding dengan mengadakan ekspansi dan politisasi, sehingga memberikan
peluang terhadap wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kekuasaan untuk memisahkan diri
dari pemerinah Abbasiyah
- Adanya pemberian hak otonomnya, sehingga tidak terkontrol karena yang memberi hak
berada jauh dari pemerintahan pusat, serta terlalu luas kekuasaan Abbasiyah.
- Dilihat dari perkembangan sosial ekonomi, munculnya dinasti kecil ini memunculkan
kota-kota pusat kegiatan ekonomi, seperti Samarkand atau Bukhara yang menjadi kota
perdagangan utama.
- Jika pada masa dinasti Umayah wilayah kekuasaan masih merupakan suatu kesatuan
yang utuh, yakni wilayah yang membentang dari Spanyol di Erofa, Afrika utara hingga
ke timur di India, sedangkan masa dinasti Abbasiyah mulai tumbuh dinasti saingan yang
melepaskan diri dari kekuasaan Khalifah yaitu dinasti Baghdad.
- Tumbuhnya dinasti ini tidak terlepas dari persaingan antara bani Hasyim dan Bani
Ummayah serta munculnya Bani Ali, yang merupakan pecahan dari Bani Hasyim.
2
Akhirnya banyak privinsi-provinsi tertentu yang mulai lepas dari genggaman Bani
Abbas, ini bisa terjadi dengan beberapa cara, diantaranya:
- Seorang pemimpin lokal memimpin suatu pemberontakan dan berhasil memperoleh
kemerdekaan penuh, contoh: Daulat Umayyah di Spanyol dan Idrisiyah di Marokko.
- Seseorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh Khalifah, kedudukannya bertambah kuat,
contohnya: Daulat Aghlabiyah di Tunisia dan Thahiriyyah di Khurasan.
II. Hubugan dinasti-dinasti kecil dengan pemerintahan Islam di Baghdad
Kehadiran dinasti-dinasti-dinasti yang dependen pada masa Dinasti Abbasiyah telah
memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi keberlangsungan Dinasti Abbasiyah. Tanpa
kehadiran dinasti-dinasti kecil ini, besar kemungkinan eksistensi Dinasti Abbasiyah tidak akan
berumur panjang, seperti :
A. Bidang Politik
Memadamkan begitu banyak pemberontakan yang secara politis potensial dalam
menggerogoti kewibawaan pemerintahan Dinasti Abbasiyah.
Contoh : Dinasti Aghlabiyah, misalnya, dalam sejarah Islam telah memiliki kontribusi
besar dalam memadamkan pemberontakan rakyat di Tripoli, pemberontakan yang dipimpin oleh
Hamdis, pemberontakan Ziyad bin Sahal, pemberontakan Ahmad, pemberontakan Mansyur ibn
Nasyr, pemberontakan ‘Umar bin Salim, pemberontakan-pemberontakan lainnya yang umumnya
banyak dipelopori oleh suku Barbar. Pemberontakan-pemberontakan yang berpotensi politis dan
menghabiskan anggaran atau kas negara ini bisa diatasi oleh Dinasti Abbasiyah karena kontribusi
dinasti-dinasti kecil tersebut yang secara hirarkis-politis masih menganggap Dinasti Abbasiyah
sebagai “pusat pemerintahan mereka”
B. Bidang ekonomi.
- Keberadaan dinasti-dinasti kecil ini telah memberikan kontribusi besar bagi Dinasti
Abbasiyah untuk memeratakan perkembangan ekonomi daerah-daerah kekuasaan Dinasti
Abbasiyah yang sangat luas tersebut.
3
- Dinasti-dinasti kecil yang lahir dan berkembang tersebut telah mampu memastikan
pendapatan bagi kas negara Dinasti Abbasiyah terjamin dan terjaga.
C. Sosial Budaya
- Melahirkan intelektual dan filosof-filosof besar.
Dinasti-dinasti kecil ini dalam sejarah dianggap telah memberikan ruang untuk
menumbuhkembangkan peradaban Islam dengan baik dan apresiatif. Jadi tidaklah
mengherankan apabila dalam masa dinasti-dinasti kecil ini eksis, mereka telah mampu
memfasilitasi zaman untuk melahirkan intelektual dan filosof-filosof besar Islam
sekaliber Ibnu Sina, Ibnu Maskawaih, Ibnu Thufail, Ibnu Rusyd, Ibn al-Na’im, Abu Farij
al-Isfahan, al-Khaitami dan lain-lain.
- Apresiatif dengan seni arsitektur.
Jadi tidaklah mengherankan apabila pusat-pusat pemerintahan dinasti-dinasti kecil ini
memiliki banyak bangunan-bangunan (terutama masjid) dengan arsitektur yang indah dan
megah.
D. Bidang keagamaan.
Dinasti-dinasti kecil ini telah memberikan kontribusi besar dalam menyebarkan ajaran
Islam ke daerah phery-phery. Tanpa adanya “perpanjangan tangan” Dinasti Abbasiyah (baca :
dinasti-dinasti kecil), besar kemungkinan penyebaran Islam ke daerah-daerah pinggiran
kekuasaan Dinasti Abbasiyah tidak mampu berjalan dengan baik dan dengan intensif
sebagaimana yang dilakukan oleh dinasti-dinasti kecil tersebut.
Dinasti-dinasti kecil di bagian timur Baghdad:
1. Dinasti Thahiri (820-870 M)
Pendiri: Tahir bin Husain
Berada di: Kota Nusabur, Wilayah Ray
2. Dinasti Saffariah (861-1003 M)
Pendiri: Ya’kub bin Lais
Berada di: Provinsi Sijistan, Iran
3. Dinasti Samaniah (875-1004 M)
Pendiri: Saman Khuda
4
Berada di: Transoxania
Dinasti-dinasti kecil di bagian barat Baghdad:
1. Dinasti Aghlibiyah (800-909 M)
Pendiri: Ibrahim bin Aghlab
Berada di: Tunisia
2. Dinasti Tuluniyah (868-905 M)
Pendiri: Ahmad Ibn Thulun
Berada di: Mesir
3. Dinasti Ikhsyidiyah (935-969 M)
Pendiri: Muhammad bin Tughi al-Ikhsyi
Berada di: Mesir
4. Dinasti Hamdaniyah (972-1152 M)
Pendiri: Hamdan bin Hamdun
Berada di: Utara Mesir
III. Hubungan diplomatik internal dinasti-dinasti kecil, perkembangan dan kemajuan peradaban Islam pada masa ini
Setelah muncul beberapa dinasti di wilayah timur dan barat Baghdad, maka pemerintahan
Daulah Abbasiyah menjadi semakin lemah. Khalifah yang semula menjadi penguasa seluruh
dunia Islam menyaksikan bahwa kekuasaannya itu hanya terbatas di ibukota Baghdad. Bahkan
kadang-kadang di ibukota itu sendiri, khalifah hanya menjadi symbol legitimasi bagi kekuasaan
para Amir. Hubungan dinasti kecil dengan pemerintahan pusat hanya ditandai dengan pengakuan
nominal dengan cara pembayaran pajak.
Bahkan Negara bagian timur Baghdad, para gubernur Thahiriyah, diikuti oleh dinasti-
dinasti Iran setempat, seperti Samaniyah dan Shaffariyah yang semestinya membayar pajak
kepada Baghdad namun kenyataannya ketika mereka tidak membayar, tidak dikenakan sanksi
apapun. Alasannya mungkin para Khalifah tidak cukup kuat untuk membuat negara imperialis
tunduk kepadanya.
5
Perkembangan dan Kemajuan Peradaban pada Masa Dinasti-Dinasti Kecil
a) Pada Masa Dinasti Thahiriyah :
Kemajuan yang pernah dicapai oleh dinasti ini yaitu kemajuan dalam ilmu pengetahuan, di
samping kesejahteraan rakyat Selain itu dinasti ini pun melakukan penaklukan ke wilayah Caspia
dan Sistan.
b) Pada Masa Dinasti Shaffariyah
Dinasti ini berhasil melakukan ekspansi ke wilayah Afghanistan sampai Kabul, Persia,
Asbahan, Ahwaz, Jandasabur, Sind, Karman, Bust, Rukhaj dan menjadikan Sistan sebagai basis
politik di belahan timur dunia Islam.
c) Pada Masa Dinasti Samaniyah
Pada masa dinasti ini, wilayah Asia Tengah, Abhar, Qazwin, Rayy, Sajistan berhasil
dikuasai, kemudian dinasti ini juga berhasil menjadikan Istana mereka di Bukhara sebagai pusat
budaya. Selain itu, mereka juga memperluas wilayah kekuasaannya ke India dan berhasil
meruntuhkan pemerintahan Zaidiyah di Thabaristan.
d) Pada Masa Dinasti Ghaznawiyah
Dinasti Ghaznawiyah berhasil melakukan perluasan wilayah ke India Utara, Irak-Persia,
seluruh daerah Khurasan, Tarakistan yang berpusat di Balkh, dan Zabulistan. Pada masa Sultan
Mahmud, dia berhasil membangun bangunan-bangunan yang megah, mendirikan dan mendanai
sebuah akademi besar serta menjadikan istananya yang luas sebagai tempat peristirahatan bagi
para penyair dan ilmuwan. Kemudian, pada masa dinasti ini, banyak pula muncul para sastrawan
dan ilmuwan, seperti al-Biruni, Firdawsi dan al-‘Utbi.
e) Pada Masa Dinasti Idrisy
Dinasti ini berhasil menjadikan kota Fez sebagai kota yang makmur dengan kegiatan
perdagangannya yang maju dan di kota Fez tersebut berhasil dibangun gedung-gedung yang
indah. Selain itu, dinasti ini juga telah menyumbangkan andil bagi Islam, terbukti dengan
kedatangan mereka, penduduk Barbar menjadi tentram dan teratur.
6
f) Pada Masa Dinasti Aghlaby
1. Membangun armada untuk menahan serangan Byzantium
2. Berhasil menduduki pulau Sycilia dan Malta yang semula dikuasai Italia
3. Berhasil membangun sebuah peradaban berupa masjid di Kairuwan. Dan berkat masjid ini,
Kairuwan, di mata kalangan muslim Barat, menjadi kota suci keempat, setelah Mekkah,
Madinah dan Yerussalem.
4. Mampu mendominasi bahasa Asing (latin) menjadi bahasa Arab
g) Pada Masa Dinasti Thuluniyah
1. Berhasil menjadikan Mesir sebagai pusat kebudayaan dan kesenian Islam
2. Mendirikan rumah sakit besar di Fustat dan masjid Ibnu Thulun serta sebuah istana
Khumarawaih yang sangat mewah dan megah
3. Membentuk Dewan Intelejen dan Dewan Hajib yang membidangi hubungan antara khalifah
dengan pejabat tinggi
4. Memperbaiki system ekonomi dengan menurunkan harga-harga bahan pokok yang semua
mahal, menumpas para rentenir yang menzhalimi rakyat, mengeluarkan mata uang “Dinar
Tuniyah”, dan memperbaiki manajemen irigasi
5. Berhasil menguasai wilayah Syam dan perbatasan Suriah
h) Pada Masa Dinasti Ikhsyidiyah
Membentuk angkatan perang dan membentuk adminstrasi negara dengan cara
membangun beberapa departemen seperti Wali, Wazir, dan Katib, berhasil menguasai wlayah
Syam, Hijaz, Suriah, Aleppo dan Tarsus Berhasil memajukan perdagangan dan pada masa
dinasti ini, muncul sastrawan-sastrawan dan penyair ternama, diantaranya Abu Thayyib al-
Mutanabbi
KESIMPULAN
Timbulnya dinasti- dinasti kecil di Timur dan Barat Baghdad dikarenakan beberapa faktor,
diantaranya yaitu karena Luasnya wilayah kekuasaan daulat Abbasiyah sementara komunikasi
pusat dengan daerah sulit dilakukan. Bersamaan dengan itu, tingkat saling percaya di kalangan
para penguasa dan pelaksana pemerintahan sangat rendah, sehingga hal ini menyebabkan
khalifah terpecah belah menjadi bagian-bagian kecil.
7
Namun munculnya dinasti-dinasti kecil tersebut juga turut memberikan andil dalam
perkembangan dan kemajuan Islam. Beberapa wilayah di Italia dan Prancis berhasil ditaklukan.
Kebudayaan dan kesenian juga mengalami perkembangan pada masa dinasti-dinasti kecil. Hal
ini terbukti dengan munculnya beberapa sastrawan dan penyair ternama seperti al-Mutanabbi.
DAFTAR PUSTAKA
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Toha Putera, 1997).
Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Eka Sarana, 2007).
8