sejarah penduduk

62
Oleh: H A R D I A N I EKONOMI KEPENDUDUKAN

description

h

Transcript of sejarah penduduk

Page 1: sejarah penduduk

Oleh:H A R D I A N I

EKONOMI KEPENDUDUK

AN

Page 2: sejarah penduduk

KONSEP DASAR EKONOMI KEPENDUDUKAN

BAB 1

Page 3: sejarah penduduk

•Demografi: Ilmu yang mempelajari secara statistik & matematik ttg besar, komposisi dan distribusi penduduk & perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui lima komponen yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.

•Studi Kependudukan: Ilmu yang mempelajari tentang kaitan antara variabel demografi dengan variabel non demografi.

•Ekonomi Kependudukan: Ilmu yang mengaitkan antara variabel ekonomi dengan variabel demografi.

Page 4: sejarah penduduk

DEMOGRAFI

SOSIOLOGI

EKONOMI

PSIKOLOGI

EKONOMIKEPENDU-

DUKAN

SOSIOLOGIKEPENDU-

DUKAN

PSIKOLOGIKEPENDU-

DUKAN

SKEMA STUDIKEPENDUDUKAN

Page 5: sejarah penduduk

SEJARAH PERKEMBANGAN PENDUDUK & TRANSISI DEMOGRAFI

BAB 2

Page 6: sejarah penduduk

Sejarah Pertumbuhan Penduduk Dunia

Tahun Populasi Pertumbuhanpertahun (%)

10.000 th sebelum masehiTahun 1 setelah masehiTahun 1650Tahun 1750 Tahun 1800Tahun 1850Tahun 1900Tahun 1950Tahun 1970Tahun 1975Tahun 1986 11/7/1987 Tahun 2000 Tahun 2025

5.000.000250.000.000545.000.000728.000.000906.000.000

1.171.000.0001.608.000.0002.486.000.0003.632.000.0003.978.000.0004.942.000.0005.000.000.0006.057.000.0008.472.000.000

0,002*0,040,040,290,450,530,650,912,092,101,99

- 1,61**

1,59

Page 7: sejarah penduduk

Sebaran Penduduk Dunia• Dari jumlah penduduk yg ada tahun 2000 yaitu

sebanyak 6,06 milyar, hampir dua pertiganya (60,62 persennya atau 3,7 milyar) berada di Benua Asia. Sisanya tersebar di Benua Afrika (794 juta atau 13,11 persen), Benua Eropa (12,00 persen atau 727 juta), Benua Amerika (13,75 persen atau 833 juta) dan Oceania (0,5 persen atau 31 juta).

• Dari sebarannya berdasarkan kategori kemajuan pembangunan suatu negara, dari total penduduk dunia sebanyak 4,86 milyar (80,32 persen) berada di negara-negara sedang berkembang dan sisanya sebanyak 1,19 milyar (19,68 persen) berada di negara-negara maju.

Page 8: sejarah penduduk

Sejarah Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Tahun Jumlah Sumber

1775 2.029.915 Radermacher

1795 3.500.000 Nederburgh

1802 3.647.167 Bleeker

1807 3.770.000 Daendels

1815 4.615.270 Raffles

1930 60.7 Juta SP 1930

1961 97 juta SP 1961

1971 118 juta SP 1971

1980 147 juta SP 1980

1990 179 juta SP 1990

2000 206 juta SP 2000

Page 9: sejarah penduduk

Selama tahun 1775 sampai tahun 2000, pertambahan penduduk Indonesia persatuan waktu:

Setiap tahun lahir 906.533 orang Setiap bulan lahir 75.545 orang Setiap hari lahir 2.484 orang

Setiap jam lahir 103 orang Setiap Menit lahir 2 orang !!!!!!

Page 10: sejarah penduduk

Sebaran Penduduk Indonesia• Dari total penduduk pada tahun 2000 yaitu

sebanyak 206 juta, hampir dua pertiganya (60,36 persennya atau 124,5 juta) berada di Pulau Jawa dan Bali.

• Sisanya dari jumlah penduduk tersebut tersebar di Pulau Sumatera (43,3 juta atau 21,00 persen), Pulau Sulawesi (6,84 persen atau 14,1 juta), Pulau Kalimantan (5,49 persen atau 11,3 juta) dan pulau-pulau lainnya (6,31 persen atau 12,8 juta).

• Tingkat kepadatan penduduk di Pulau Jawa-Bali pada tahun 2000 mencapai 920 jiwa perkm, sedangkan di pulau-pulau lainnya hanya berada pada kisaran dibawah 100 jiwa perkm2. Misalnya untuk Pulau Sumatera adalah 91, Kalimantan 20, Sulawesi 75.

Page 11: sejarah penduduk

Model Transisi Demografi

Model transisi demografi pertama kali dikembangkan oleh Warren Thompson tahun 1929. Berdasarkan data periode 1908-1927, terdapat tiga jenis pola pertumbuhan penduduk, yaitu :

• Kelompok A, negara-negara Eropa Barat, Eropa Utara dan AS yang mengalami perubahan pertumbuhan alami yang sangat tinggi ke pertumbuhan yang sangat rendah

• Kelompok B, negara-negara Itali, Spanyol dan kelompok “Slavia” di Eropa Tengah yg mengalami penurunan kelahiran maupun kematian, tetapi penurunan kematian adalah sama atau lebih cepat dibandingkan kelahiran. Kondisi ini dialami oleh negara kelompok A pada 30 sampai 40 tahun sebelumnya.

• Kelompok C, negara-negara lainnya yg kelahiran & kematian belum mengalami perubahan, artinya masih sangat tinggi.

Page 12: sejarah penduduk

• Frank Noteisten (1945)memberikan penjelasan tentang ketiga pola tersebut. Untuk kelompok A, diberi nama dengan “incipient decline”, kelompok B adalah “transitional growth”, dan kelompok C adalah “high growth potential”. Saat ini istilah transisi demografi (demographic transition) diperkenalkan.

• Transisi demografi ini adalah suatu proses penurunan mortalitas dan fertilitas suatu penduduk yang dari tingkat yang tinggi menuju ke tingkat yang rendah, atau dari “high growth potential” menuju “incipient decline”. Transisi tersebut diberikan dalam gambar berikut:

Page 13: sejarah penduduk
Page 14: sejarah penduduk

Tahapan Transisi Demografi

Tahap I. (High Growth Potential)

Ditandai dgn fertilitas & mortalitas yg tinggi. Pertumbuhan alami rendah bahkan turun (minus).

Tahap II.(Transitional Growth)

Ditandai dgn penurunan mortalitas lebih cepat dibandingkan fertilitas, akibatnya pertumbuhan penduduk tinggi.

Tahap III. (Incipient Decline)

Ditandai dgn fertilitas & mortalitas yg rendah & pertum-buhan penduduk juga rendah.

Page 15: sejarah penduduk

Kritik Terhadap Teori Transisi Demografi

• Gambaran yang diberikan masih kasar,seperti, bahwa pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya disebabkan oleh penurunan kematian, tetapi juga naiknya fertilitas.

• Waktu yang dibutuhkan masing-masing tahapan sangat bervariasi antar negara, oleh karenanya teori ini cukup lemah untuk digeneralisasi.

• Setelah fertilitas dan mortalitas berada pada angka yang sangat rendah, pada tahap selanjutnya kemungkinan besar angka tersebut akan kembali naik. Dengan demikian sebenarnya tahapan transisi masih bisa dikembangkan lebih lanjut.

Page 16: sejarah penduduk

PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

BAB 3

Page 17: sejarah penduduk

Perdebatan IdeologiPerdebatan Ideologi

Ada 3 Kelompok yang BerbedaAda 3 Kelompok yang Berbeda• Kaum Nasionalis :Kaum Nasionalis : Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk

akan Meningkatkan Pembangunan Ekonomiakan Meningkatkan Pembangunan Ekonomi• Kelompok Marxist:Kelompok Marxist: Tidak ada kaitan antara Tidak ada kaitan antara

pertumbuhan penduduk & pembangunan ekonomipertumbuhan penduduk & pembangunan ekonomi• Kelompok Neo Malthusian:Kelompok Neo Malthusian: Pertumbuhan Pertumbuhan

Penduduk yang Tinggi Mengakibatkan Gagalnya Penduduk yang Tinggi Mengakibatkan Gagalnya PembangunanPembangunan

Page 18: sejarah penduduk

FERTILITAS DAN PEMBANGUNAN

BAB 4

Page 19: sejarah penduduk

Pengertian

Kemampuan seorang perempuan atau sekelompok perempuan secara riel untuk melahirkan

Hasil reproduksi nyata dari seorang perempuan atau sekelompok perempuan

Tindakan reproduksi yang menghasilkan kelahiran hidup.

Page 20: sejarah penduduk

PENGUKURAN FERTILITAS• Pengukuran Fertilitas Tahunan: mencerminkan fertilitas suatu kelompok

penduduk/ beberapa kelompok penduduk untuk jangka waktu satu tahun.

• Pengukuran Fertilitas Kumulatif: mencerminkan banyaknya kelahiran

sekelompok/ beberapa kelompok wanita selama masa repro-duksinya.

Page 21: sejarah penduduk

Beberapa Pengukuran Fertilitas Tahunan

• CBR (Crude Birth Rate)/Angka Kelahiran Kasar

B=jumlah kelahiran dalam setahun

P=jumlah penduduk pertengahan tahun k=konstanta= 1000

• GFR (General Fertility Rate)/Angka Fertilitas Umum

Pf15-49 =jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun

kP

BGFR

f 4915

kP

BCBR

Page 22: sejarah penduduk

• ASFR (Age Spesific Fertility Rate)

Bi=jumlah kelahiran dalam kelompok umur i dalam setahunPfi=jumlah penduduk perempuan pertengahan tahun kelompok

kP

BASFRi

if

i

Page 23: sejarah penduduk

Beberapa Pengukuran Fertilitas Kumulatif

• TFR (Total Fertility Rate)/Angka Fertilitas Total

Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang pertempuan sampai akhir masa reproduksi

• GRR (Gross Reproduction Rate)/Angka Reproduksi Bruto

ASFRfi= ASFR yang dihitung hanya untuk kelahiran anak perempuan pada kelompok umur reproduksi.

• NRR (Net Reproduction Rate)/Angka Reproduksi Neto

5Lx/L0= probabilita kematian bayi dalam usia reproduksi (dari tabel kematian)

.

ASFRiTFR

fiASFRGRR 5

)/)((5 05 LLASFRNRR xif

Page 24: sejarah penduduk

FERTILITAS DAN PEMBANGUNAN

• Pengaruh pembangunan thdp penurunan fertilitas. Exp: pendidikan, partisi-pasi angkatan kerja wanita, organisasi kese-jahteraan masyarakat, listrik masuk desa.

• Pengaruh penurunan fertilitas terhadap pembangunan. Exp: partisipasi angkatan kerja wanita, pendidikan, angka tabungan, pendapatan perkapita.

Page 25: sejarah penduduk

MORTALITAS, MORBIDITAS DAN PEMBANGUNAN

BAB 5

Page 26: sejarah penduduk

PengertianPengertian

• Mortalitas: keadaan menghilangnya Mortalitas: keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang biasanya terjadi setiap permanen yang biasanya terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.saat setelah kelahiran hidup.

• Morbiditas: keadaan tidak sempurna Morbiditas: keadaan tidak sempurna jasmani, rohani dan sosial.jasmani, rohani dan sosial.

Page 27: sejarah penduduk

Ukuran MortalitasUkuran Mortalitas

• CDR (Crude Death Rate)/Angka Kematian Kasar.CDR (Crude Death Rate)/Angka Kematian Kasar.

• ASDR (Age Spesific Death Rate)/Angka Kematian Menurut UmurASDR (Age Spesific Death Rate)/Angka Kematian Menurut Umur

• IMR (Infant Mortality Rate)/ Angka Kematian BayiIMR (Infant Mortality Rate)/ Angka Kematian Bayi

kP

DCDR

kP

DASDR

i

i

kB

DIMR 0

Page 28: sejarah penduduk

Ukuran MorbiditasUkuran Morbiditas

jumlah penderita barujumlah penderita baru• Incidence Rate = -------------------------------- 1000Incidence Rate = -------------------------------- 1000 populasi at riskpopulasi at risk

jumlah penderita lama dan barujumlah penderita lama dan baru• Prevalence Rate = ------------------------------------------ 1000Prevalence Rate = ------------------------------------------ 1000 populasi at riskpopulasi at risk

jumlah hari kejadian sakit pd periode tsbjumlah hari kejadian sakit pd periode tsb• Duration of Sickness = --------------------------------------------------Duration of Sickness = -------------------------------------------------- jumlah kejadian sakitjumlah kejadian sakit

Page 29: sejarah penduduk

Teori Transisi EpidemiologiTeori Transisi Epidemiologi

Dalil 1. Kematian merupakan faktor mendasar dalam dinamika Dalil 1. Kematian merupakan faktor mendasar dalam dinamika kependudukankependudukan

Dalil 2.Dalil 2. Selama transisi, dlm jangka panjang terjadi perubahan Selama transisi, dlm jangka panjang terjadi perubahan pola kematian dan penyakit, dari penyakit infeksi ke pola kematian dan penyakit, dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif dan penyakit buatan manusia.penyakit degeneratif dan penyakit buatan manusia.

Dalil 3. Transisi epidemiologi biasanya lebih menguntungkan Dalil 3. Transisi epidemiologi biasanya lebih menguntungkan orang muda dari pada orang tua, dan lebih orang muda dari pada orang tua, dan lebih menguntungkan wanita dari laki-laki.menguntungkan wanita dari laki-laki.

Page 30: sejarah penduduk

Dalil 4. Pergantian pola kesehatan dan penyakit sebelum abad Dalil 4. Pergantian pola kesehatan dan penyakit sebelum abad 20 (di negara maju) karena membaiknya standar 20 (di negara maju) karena membaiknya standar kehidupan dan keadaan gizi, dari pada hubungannya kehidupan dan keadaan gizi, dari pada hubungannya dengan kemajuan di bidang kedokteran. Sebaliknya, dengan kemajuan di bidang kedokteran. Sebaliknya, transisi abad ke 20 (di negara sdg berkembang) dimulai transisi abad ke 20 (di negara sdg berkembang) dimulai oleh kemajuan di bidang kedokteran, pelayanan oleh kemajuan di bidang kedokteran, pelayanan kesehatan dan program pengendalian penyakit.kesehatan dan program pengendalian penyakit.

Dalil 5.Dalil 5. Variasi khusus dalam pola, laju dan faktor penentu dan Variasi khusus dalam pola, laju dan faktor penentu dan akibat perubahan kependudukan dibedakan atas 4 akibat perubahan kependudukan dibedakan atas 4 model. (1) Model klasik atau barat, (2) Varian yang model. (1) Model klasik atau barat, (2) Varian yang dipercepat dari model klasik, (3) Model tertunda, (4) dipercepat dari model klasik, (3) Model tertunda, (4) Varian transisi dari model tertunda.Varian transisi dari model tertunda.

Page 31: sejarah penduduk

MOBILITAS PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN

BAB 6

Page 32: sejarah penduduk

Klasifikasi Mobilitas

Vertikal (Perubahan

Status)

Horizontal (Geografis)

Non-permanen(Sirkuler)

Permanen(Migrasi)

MondokCommutin

gSwakarsa

Transmigrasi

MOBILITAS

Page 33: sejarah penduduk

Angka Mobilitas : rasio banyaknya penduduk yg pindah dlm jangka waktu tertentu dengan jumlah penduduk

Angka Migrasi Masuk

jml migrasi masukIM = --------------------------- x 1000

jml pddk tengah th Angka Migrasi Keluar

jml migrasi keluarOM = --------------------------- x 1000

jml pddk tengah th

Page 34: sejarah penduduk

Angka Migrasi Neto

migrasi masuk – migrasi keluarNM = ------------------------------------------- x 1000

jml pddk tengah th

Angka Migrasi Bruto

migrasi masuk + migrasi keluarGM = --------------------------------------------- x 1000

pddk daerah asal + daerah tujuan

Page 35: sejarah penduduk

Model Dorong Tarik (Push-Pull Factor)Dikemukakan oleh Everet Lee, bahwa ada 4 kelompok faktor yang mempengaruhi orang mengambil keputusan migrasi

1. Faktor yg terdapat di daerah asal2. Faktor yg terdapat di daerah tujuan3. Penghalang antara4. Faktor pribadi

Page 36: sejarah penduduk

Model Lewis-Fei-RannisDikembangkan oleh Sir. W. Arthur Lewis, diperluas oleh John Fei dan Gustav Ranis.Fokus utama model adalah pada proses perpindahan tenaga kerja dan pertumbuhan peluang kerja di sektor modern. Baik transfer tenaga kerja maupun pertumbuhan peluang kerja di kota dipengaruhi oleh perluasan output di sektor modern. Kecepatan perkembangannya ditentukan oleh tingkat akumulasi modal industri pada sektor modern.

Page 37: sejarah penduduk

Transisi MobilitasHipotesis mengenai transisi mobilitas ini pada awalnya dikemukakan oleh Zelinsky (1971).Menurut Zelinsky, secara temporal, sesungguhnya terdapat lima tingkatan atau fase transisi mobilitas. Pada dasarnya kelima transisi mobilitas tersebut berjalan sejajar dengan fase transisi demografi atau transisi vital. Kecuali itu, fase-fase tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Page 38: sejarah penduduk

Transisi Vital Transisi Mobilitas

Masyarakat Premodern

Fase A. Fertilitas dan mortalitas tinggi, pertumbuhan penduduk tinggi

Fase I. Mobilitas penduduk (tempat tinggal) sangat sedikit, bahkan tidak tampak, kecuali bentuk2 sirkulasi terbatas, seperti tradisi kunjungan sosial, keagamaan dan sebagainya

Masyarakat Awal Transisi

Fase B. Mortalitas turun dengan cepat, fertilitas naik, pertumbuhan penduduk tinggi

Fase II. Mobilitas desa-kota mulai nampak dilatarbelakangi berbagai aktivitas. Mobilitas antar kota belum terlihat

Masyarakat Akhir Transisi

Fase C. Fertilitas dan mortalitas sama-sama turun, tetapi angka mortalitas lebih cepat turun. Pertumbuhan penduduk alami lebih rendah dibanding fase B

Fase III. Mobilitas desa-kota masih dominan, mobilitas antar kota mulai memasuki tahap awal, sirkulasi mulai tumbuh dengan kompleksitas struktural.

Masyarakat Maju

Fase D. Fertilitas turun, mortalitas stabil (tetap), pertumbuhan penduduk mendekati 0.

Fase IV. Mobilitas residential relatif tinggi, migrasi desa-kota terus bertambah secara relatif dan absolut, terjadi aliran tenaga kerja tidak terlatih dan semiterampil dari daerah terbelakang, sirkulasi tenaga kerja terampil dan profesional meningkat dalam berbagai variasi.

Masyarakat Awal Transisi

Fase E. Perilaku fertilitas tidak dapat dipredikksi karena kelahiran dapat dikontrol oleh individu-individu maupun lembaga politik.

Fase V. Mobilitas akan turun karena makin baiknya jaringan komunikasi, sirkulasi meningkat sebagai akibat kemajuan telekomunikasi dan makin baiknya jaringan informasi, lahir bentuk-bentuk baru mobilitas sirkuler.

Page 39: sejarah penduduk

Hipotesis transisi mobilitas dimodifikasi Skeldon (1990), untuk negara2 sedang berkembang. Tujuh tahapan Skeldon:

Tahap Pertama: masyarakat pra transisi (pretransitional society)Sebagian besar mobilitas merupakan mobilitas nonpermanen. Walau begitu, mobilitas ini tidak harus merupakan mobilitas jangka pendek. Dapat pula terjadi mobilitas permanen dalam bentuk kolonisasi ataupun pembukaan daerah pertanian baru.

Tahap Kedua: masyarakat transisi awal (early transitional society).Terjadi percepatan mobilitas nonpermanen ke daerah perkotaan, perkebunan, pertambangan. Mobilitas semacam ini diperlukan untuk mendukung pembangunan pedesaan. Penghasilan penduduk yg mobil ini membantu meningkatkan pendapatan di pedesaan. Jaringan transportasi yang luas, murah, efisien, dan cepat merupakan syarat utama terjadinya peningkatan mobilitas nonpermanen, baik sirkulasi maupun ulang alik. Juga terlihat adanya mobilitas penduduk dari satu daerah perkotaan ke daerah perkotaan yang lain, dengan kota besar sebagai tujuan utama migrasi dari kota kecil dan menengah. Terjadi peningkatan pesat dalam mobilitas ke daerah-daerah baru. Pada tahap ini migrasi masih didominasi oleh penduduk laki-laki.

Page 40: sejarah penduduk

Tahap Kelima: masyarakat mulai maju (early advanced society).Angka urbanisasi telah melampaui 50 persen dan mobilitas dari pedesaan ke perkotaan menurun. Mulai terjadi sub-urbanisasi dan dekonsentrasi penduduk. Mobilitas nonpermanen, terutama ulang-alik, meningkat lagi. Ulang alik didominasi oleh laki-laki.

Tahap Keenam: masyarakat maju lanjut (late advanced society).Terus terjadinya dekonsentrasi penduduk perkotaan. Penduduk perkotaan makin menyebar ke daerah perkotaan yg lebih kecil. Juga dapat terjadi peningkatan arus masuk pekerja asing, terutama migran dari negara yang masih berada pada tahap keempat. Ulang alik terjadi dengan pesat. Semua arus mobilitas ini dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan, tanpa perbedaan yang mencolok.

Tahap ketujuh: masyarakat maju super (super advanced society).Pada tahap ini diwarnai oleh adanya teknologi tinggi, termasuk teknologi informasi. Pada saat ini amat mungkin bahwa mobilitas permanen semakin berkurang dan mobilitas nonpermanen, terutama berujud mobilitas ulang-alik, meningkat. Sistim transportasi diganti dengan sistim komunikasi. Orang tidak perlu lagi berpindah tempat untuk dapat saling berkomunikasi.

Page 41: sejarah penduduk

Thesis Brain Drain & Konsep Remitans

Tesis Brain Drain: migrasi keluar angkatan kerja potensial berusia muda & berpendidikan dari pedesaan ke kota, cenderung membawa dampak negatif daerah yang ditinggalkan. Karenanya, migrasi diduga dapat mengganggu dan memperlambat proses pembangunan wilayah.

Di daerah tujuan (kota), mobilitas pekerja mempersulit penataan kota, kelebihan angkatan kerja, pengangguran, pekerja miskin di sektor informal, kemiskinan dan kampung kumuh di kota.

Namun, dampak dari tesis brain drain ini tidak sepenuhnya berlaku di negara2 sedang berkembang. Mobilitas pekerja merupakan salah satu strategi rumah tangga pedesaan. Dengan mengalokasikan SDM yg ada, rumah tangga pedesaan memanfaatkan kesempatan yg ada di luar desa. Hasil kerja di luar desa, dikirimkan dan dimanfaatkan di desa. Kiriman (remittances) migran pekerja berdampak positif bagi rumah tangga dan ekonomi pedesaan.

Page 42: sejarah penduduk

INDIKATOR-INDIKATOR KUALITAS PENDUDUK

BAB 7

Page 43: sejarah penduduk

Pengertian• Kualitas penduduk terbagi dlm kualitas fisik dan kualitas

non-fisik. Kualitas fisik, minimal dapat dipakai tiga indikator yaitu ukuran antropometrik (tinggi, berat badan dan lainnya), kesehatan serta kesegaran jasmani. Kualitas non-fisik dapat berupa kecerdasan, kesehatan mental, pendidikan, religiusitas dan lainnya dari ciri non-fisik.

• Pengukurannya dapat dibedakan atas indikator individu dan kelompok. Indikator individu menunjukkan kualitas yang melekat pada masing-masing individu. Kualitas kelompok adalah menunjukkan kualitas rata-rata sekumpulan manusia yg menjadi penduduk suatu kawasan.

• Penyajian kualitas yang banyak digunakan adalah ukuran kelompok, karena lebih mudah dlm evaluasi dan intervensi kebijakan. Kelemahannya, kurang tepat jika ketimpangan antar individu dlm kelompok tersebut relatif besar.

Page 44: sejarah penduduk

Pendapatan Perkapita• Pada tahun 1950-an, paradigma pembangunan mengacu pada

pertumbuhan ekonomi. Ukuran keberhasilan pembangunan adalah pembentukan modal dan produksi. Indikator yg umum digunakan untuk mengukur kualitas penduduk adalah pendapatan perkapita.

• Penggunaan pendapatan perkapita mempunyai banyak kelemahan. Diantaranya: (1) tidak tercakupnya produksi subsisten yang tidak dipasarkan, (2) terabaikannya aspek distribusi pendapatan, (3) kualitas penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu hal yang subjektif yang tidak dapat diukur semata-mata melalui pendekatan pendapatan perkapita.

Page 45: sejarah penduduk

PQLI atau IMH• Tahun 1970-an, timbul pandangan bahwa kesenjangan

merupakan masalah penting yg harus segera diatasi. Paradigma pembangunan terpusat pada usaha pemenuhan kebutuhan pokok hidup manusia.

• Untuk mengukur sejauh mana hasil pembangunan mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia dari segi peningkatan kualitas fisik kehidupan, digunakan beberapa tolok ukur.

• Morris dan Grant (1976) mengajukan PQLI (Physical Quality of Live Index) atau IMH (Indeks Mutu Hidup). Indeks tersebut mencakup tiga parameter pokok yaitu : angka kematian bayi (IMR), angka harapan hidup pada umur 1 tahun, dan tingkat melek huruf penduduk usia 15 tahun atau lebih.

Page 46: sejarah penduduk

• Kelemahan PQLI: tidak dapat digunakan sebagai indikator kesejahteraan total (yang didalamnya harus mengandung pengukuran tentang rasa aman, keadilan, hak-hak asasi dan hal-hal lainnya yang tidak memiliki eksistensi material).

• Di Indonesia, Sayogyo menambah variabel fertilitas (Total Fertility Rate = TFR) sebagai variabel keempat. Ia memberi nama dengan istilah IMH-plus (Indeks Mutu Hidup-plus).

• Hananto Sigit juga mengukur Indeks Mutu Hidup dengan menggunakan tiga variabel seperti yang diajukan Moris-Grant. Ia memberi nama dengan istilah : Indeks Kualitas Hidup Manusia Indonesia (IKHMI). Hananto Sigit juga mencoba menambahkan variabel pendapatan (PDRB) sebagai variabel keempat untuk indikator ini yang kemudian diberi nama IKHMI plus atau IKHMIY.

Page 47: sejarah penduduk

HDI atau IPM• Akhir tahun 1980-an, muncul paradigma yang menyatakan

bahwa pembangunan adalah dari, oleh dan untuk manusia. Karenanyaprogram pembangunan harus diarahkan pada pembangunan manusia itu sendiri.

• UNDP merumuskan pembangunan manusia sebagai suatu proses perluasan spektrum pilihan manusia, meningkatkan kesempatan mereka untuk memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan, penghasilan dan pekerjaan.

• Tahun 1990 diperkenalkan suatu indikator yang diberi nama Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembang-unan Manusia (IPM), sebagai indikator komposit atas tiga kiteria yaitu kesehatan (diukur dari harapan hidup saat dilahirkan, pengetahuan (diukur dari angka melek huruf & rata-rata lama bersekolah, dan pendapatan (diukur dari paritas daya beli)

Page 48: sejarah penduduk

ISU-ISU KEPENDUDUKAN TERKINI

BAB 8

Page 49: sejarah penduduk

8.1. Pembangunan Berwawasan Kependudukan

Page 50: sejarah penduduk

Pengertian

Secara sederhana pembangunan berwawasan kependudukan mengandung dua makna sekaligus, yaitu :

• Pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subjek dan objek dalam pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk.

• Pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur semata-mata.

Page 51: sejarah penduduk

Dimensi Penduduk dalam Pembangunan Nasional

• Penduduk merupakan isu yg sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional, karena:

• Penduduk merupakan pusat seluruh kebijakan dan program pembangunan yang dilakukan. Pembangunan dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk baik kualitas fisik maupun non fisik.

• Keadaan penduduk sangat mempengaruhi dinamika pembangunan. Jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan tingkat kualitas rendah, menjadikan penduduk tersebut hanya sebagai beban bagi pembangunan nasional.

Page 52: sejarah penduduk

8.2. Ideologi Gender

Page 53: sejarah penduduk

PengertianGender adalah bangunan "sosio-kultural" yg

membe-dakan karakteristik maskulin & feminim. Berbeda dari seks atau jenis kelamin laki-laki & perempuan yg bersifat biologis.

Ciri maskulin atau feminim tergantung dari konteks sosial-budaya bukan semata pada perbedaan jenis kelamin. Maskulin dalam satu kebudayaan bisa dianggap sebagai feminim dalam budaya lain.

Gender merupakan landasan bagi berlangsungnya masyarakat. Melalui sistem pengaturan gender, persepsi diri laki-laki & perempuan, apa & siapa dirinya dlm masyarakat itu ditentukan, alokasi pekerjaan diberikan, dan pembagian wewenang atau kuasa dilakukan.

Ketidakseimbangan berdasarkan gender mengacu pada ketidakseimbangan akses sumber-sumber yg langka dlm masyarakat.

Page 54: sejarah penduduk

Diferensiasi GenderTiga teori dasar dlm diferensiasi gender yaitu teori

neo-klasik, segmentasi pasar tenaga kerja & feminist.

Teori neo-klasik: pembagian kerja seksual di-dasarkan perbedaan seksual dlm berbagai variabel yg mempengaruhi produktivitas pekerja.

Perbedaan tsb meliputi pendidikan, ketram-pilan, lamanya jam kerja, tanggung jawab RT, serta kekuatan fisik. Ini didasari asumsi dlm pasar persaingan sempurna, pekerja mempe-roleh upah sebesar "marginal product" yg dihasilkannya. Asumsi lain: keluarga menga-lokasikan sumberdaya secara rasional, se-hingga laki-laki memperoleh investasi "human capital" yg lebih tinggi dari perempuan.

Page 55: sejarah penduduk

Dua kelemahan teori ini. (1) Asumsi perbe-daan fisik sbg sumber "pekerjaan-pekerjaan khas perempuan". Secara biologis hanya mengandung & melahirkan pekerjaan khas perempuan. Selain itu, tdk ada alasan biologis yg menjelaskan mengapa perem-puan harus mengasuh anak/melakukan pekerjaan domestik lainnya. (2) Asumsi laki-laki & perempuan memiliki akses peluang kerja yg sama, tidak mempertimbangkan segmentasi pasar tenaga kerja yg tdk dpt dijelaskan berdasarkan perbedaan seksual dlm "human capital".

Kelemahan pertama ditutupi dgn teori gender/feminist, kelemahan kedua dikoreksi dgn teori pasar tenaga kerja ganda.

Page 56: sejarah penduduk

Teori segmentasi pasar tenaga kerja: laki-laki pada usia prima terkonsentrasi dalam pekerjaan berupah tinggi, stabil dan dengan latihan, promosi dan prospek karier lebih baik (PRIMARY JOBS). Sedangkan perempuan berada pada SECONDARY JOBS, dengan karakteristik pekerjaan sebaliknya.

Keterbatasan ruang lingkup kerja perempuan diaki batkan oleh karena perempuan tidak mempunyai kapasitas untuk akses pada male-dominated jobs, sehingga perempuan terkonsentrasi secara berlebih dalam suatu range kesempatan kerja terbatas, yang menekan tingkat upah perempuan.

Page 57: sejarah penduduk

Teori segmentasi pasar tenaga kerja menunjukkan bahwa pekerja laki-laki dan perempuan tidak bersaing dgn landasan yang sama, karenanya tidak mempunyai akses yang sama ke lapangan kerja.

Teori segmentasi pasar tenaga kerja tidak mampu menjelaskan mengapa segmentasi pasar tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin terjadi. Menurut teori gender/ feminist, kedudukan perempuan yg relatif rendah dlm pasar tenaga kerja tidak dapat dipisahkan dari sistem sosial yg menem-patkan perempuan pada kedudukan yang lebih rendah daripada laki-laki.

Page 58: sejarah penduduk

Gender dalam Dunia KerjaDiskriminasi pasar TK adalah adanya segregasi

okupasi -- terdapat bagian besar dari pekerjaan untuk laki-laki dan sisanya (dgn upah yg rendah) untuk perempuan.

Ada dua pola segregasi. Secara horizontal perempuan tersegregasi pada jenis pekerjaan berstatus rendah. Segregasi vertikal ditunjukkan dgn fungsi-fungsi tertentu dimonopoli laki-laki, yaitu fungsi dengan kewenangan yg luas, tingkat pengawasan yg tinggi serta kondisi kerja yg lebih baik.

Segregasi vertikal maupun horizontal menyebabkan rendahnya status perempuan dlm pekerjaan. Status mencakup dua aspek sekaligus: yaitu "otonomi perempuan" dan "kekuasaan sosial".

Page 59: sejarah penduduk

8.3. Penduduk Lansia

Page 60: sejarah penduduk

Pengantar• Perhatian pemerintah di negara-negara sedang

berkembang terhadap penduduk lanjut usia (lansia) terus meningkat, karena pesatnya pertumbuhannya.

• Lansia adalah mereka yang berusia 64 tahun ke atas (PBB) atau 60 tahun keatas (Menko Kesra)

• Lansia merupakan kelompok penduduk yg mempu-nyai resiko tinggi untuk sering sakit & menderita sakit kronis, serta mengalami ketidakmampuan.

• Hal-hal tsb membutuhkan pengobatan medis & pera-watan yg intensif. Namun, biaya rumah sakit & tekno-logi perawatan orang tua adalah mahal, sedangkan kemampuan pemerintah relatif terbatas dlm menyedi-akan dana. Oleh karenanya perlu mengembalikan peran keluarga dalam perawatan lansia.

Page 61: sejarah penduduk

Dampak Pembangunan Thdp Lansia• Tiga dampak negatif pembangunan terhadap kese-Tiga dampak negatif pembangunan terhadap kese-

jahteraan lansia: (1) peningkatan prevalensi migrasi jahteraan lansia: (1) peningkatan prevalensi migrasi desa-kota, (2) meningkatnya aktivitas ekonomi wani-desa-kota, (2) meningkatnya aktivitas ekonomi wani-ta dan (3) perubahan sistem perekonomian tradisi-ta dan (3) perubahan sistem perekonomian tradisi-onal ke perekonomian modern. onal ke perekonomian modern.

• Menyebabkan terjadinya pemisahan/keluarnya pen-Menyebabkan terjadinya pemisahan/keluarnya pen-duduk lansia dari struktur keluarga, dalam bentuk :duduk lansia dari struktur keluarga, dalam bentuk :a. Spatial Separationa. Spatial SeparationPeningkatan prevalensi migrasi desa-kota, menye-Peningkatan prevalensi migrasi desa-kota, menye-babkan banyak lansia yg ditinggal keluarganya. babkan banyak lansia yg ditinggal keluarganya. Meningkatnya mobilitas penduduk (umumnya usia Meningkatnya mobilitas penduduk (umumnya usia muda) menyebabkan lansia tidak dapat lagi menjadi muda) menyebabkan lansia tidak dapat lagi menjadi satu dengan keluarga (spatial separation). Kondisi ini satu dengan keluarga (spatial separation). Kondisi ini menyulitkan untuk tetap menyantuni orang tua menyulitkan untuk tetap menyantuni orang tua mereka pada usia lanjut. mereka pada usia lanjut.

Page 62: sejarah penduduk

b. Cultural Separationb. Cultural SeparationMeningkatnya pendidikan wanita menyebabkan nilai Meningkatnya pendidikan wanita menyebabkan nilai waktu wanita di luar rumah lebih tinggi. Menyebabkan waktu wanita di luar rumah lebih tinggi. Menyebabkan berkurangnya alokasi waktu untuk pekerjaan kerumah-berkurangnya alokasi waktu untuk pekerjaan kerumah-tanggaan, termasuk mengurus orang tua. tanggaan, termasuk mengurus orang tua. Peningkatan pendidikan generasi muda secara keselu-Peningkatan pendidikan generasi muda secara keselu-ruhan juga menyebabkan terjadi perbedaan nilai buda-ya ruhan juga menyebabkan terjadi perbedaan nilai buda-ya penduduk usia muda dan lansia. Mengakibatkan sulit penduduk usia muda dan lansia. Mengakibatkan sulit menggabungkan keduanya dalam satu kehidupan. menggabungkan keduanya dalam satu kehidupan. c. Economic Separationc. Economic SeparationPeranan orang tua yang tinggi dalam ekonomi secara Peranan orang tua yang tinggi dalam ekonomi secara tradisional, akan berkurang dalam masyarakat modern. tradisional, akan berkurang dalam masyarakat modern. Penghasilan angkatan kerja muda yg lebih tinggi dari Penghasilan angkatan kerja muda yg lebih tinggi dari orang tuanya menyebabkan rendahnya ketergantungan orang tuanya menyebabkan rendahnya ketergantungan pada orang tua. Menyebabkan berkurangnya rasa pada orang tua. Menyebabkan berkurangnya rasa tanggung jawab menyantuni keluarga pada usia lanjut. tanggung jawab menyantuni keluarga pada usia lanjut.