Sejarah kebidanan

41
SEJARAH KEBIDANAN SEJARAH KEBIDANAN 1. Arti Kebidanan Zaman Dahulu : Hukum keajaiban alam yang tersebar ( manusia harus berkembangbiak ) Lebih Maju : Hukum alam bagi kedua mahluk yang berlainan jenis sebagai akibat hawa nafsu Lebih Maju Lagi : Ilmu yang mempelajari kelahiran manusia mulai hamil, lahir dan nifas dipelihara 2. Asal Kata Kebidanan Berasal dari bahasa asing ( latin ) : OBSTO OBSTERTRIC artinya mendampingi 3. Perkembangan Kebidanan 3.1 PELOPOR YANG BEKERJA SAMA DALAM PERKEMBANGAN KEBIDANAN A. HIPOKRATES DARI YUNANI THN 460 - 370 SM Disebut Bapak Pengobatan Menaruh perhatian terhadap kebidanan / keperawatan dan pengobatan • Wanita yang bersalin dan nifas mendapatkan pertolongan dan pelayanan selayaknya. B. SORANUS THN 98-138 SM BERASAL DARI EFESUS/TURKI Disebut Bapak Kebidanan • Berpendapat bahwa seorang ibu yang telah melahirkan tidak takut akan hantu atau setan dan menjauhkan ketahyulan • Kemudian diteruskan oleh MOSCION bekas muridnya : meneruskan usahakan dan menulis buku pelajaran bagi bidan-bidan yang berjudul : KATEKISMUS bagi bidan-bidan Roma Pengetahuan bidan semakin maju 3.2 PERKEMBANGAN DI PRANCIS A. AMBROISE PARE ( 1501-1590 ) Menemukan persi pedali ( sekarang versi ekstraksi ) yaitu memutar anak letak sungsang menjadi letak normal B. PRANCOIS MAURICEAU Penarikan kepala pada letak sungsang dengan memasukkan 2 jari kedalam mulut bayi agar kepala fleksi ( prasat mauriseau )

Transcript of Sejarah kebidanan

Page 1: Sejarah kebidanan

SEJARAH KEBIDANAN

SEJARAH KEBIDANAN1. Arti KebidananZaman Dahulu : Hukum keajaiban alam yang tersebar ( manusia harus berkembangbiak )Lebih Maju : Hukum alam bagi kedua mahluk yang berlainan jenis sebagai akibat hawa nafsuLebih Maju Lagi : Ilmu yang mempelajari kelahiran manusia mulai hamil, lahir dan nifas dipelihara2. Asal Kata KebidananBerasal dari bahasa asing ( latin ) : OBSTO OBSTERTRIC artinya mendampingi3. Perkembangan Kebidanan3.1 PELOPOR YANG BEKERJA SAMA DALAM PERKEMBANGAN KEBIDANANA. HIPOKRATES DARI YUNANI THN 460 - 370 SMDisebut Bapak Pengobatan

Menaruh perhatian terhadap kebidanan / keperawatan dan pengobatan

• Wanita yang bersalin dan nifas mendapatkan pertolongan dan pelayanan selayaknya.

B. SORANUS THN 98-138 SM BERASAL DARI EFESUS/TURKIDisebut Bapak Kebidanan • Berpendapat bahwa seorang ibu yang telah melahirkan tidak takut akan hantu atau setan dan menjauhkan ketahyulan• Kemudian diteruskan oleh MOSCION bekas muridnya : meneruskan usahakan dan menulis buku pelajaran bagi bidan-bidan yang berjudul : KATEKISMUS bagi bidan-bidan Roma Pengetahuan bidan semakin maju

3.2 PERKEMBANGAN DI PRANCISA. AMBROISE PARE ( 1501-1590 )Menemukan persi pedali ( sekarang versi ekstraksi ) yaitu memutar anak letak sungsang menjadi letak normal

B. PRANCOIS MAURICEAU Penarikan kepala pada letak sungsang dengan memasukkan 2 jari kedalam mulut bayi agar kepala fleksi ( prasat mauriseau )

3.3 PERKEMBANGAN DI INGGRISA. WILLIAM SMILLIE ( 1697-1763 )Adalah seorang dokter yang memperdalam ilmunya di Prancis kemudian kembali kesehatan Inggris dan mengembangkan ilmu kebidanan di Inggris ( merobah praktek, menulis buku, mengenai pemasangan cunam, dan ukuran panggul sempit dan normal )B. WILLIAM HUNTER ( 1716-1788 )Murid William Smillie melanjutkan usaha William Smillie.

3.4 PERKEMBANGAN DI AMERIKA SERIKATDahulu persalinan di tolong dukun yang tidak berpendidikan apabila wanita sukar melahirkan ia diusir serta ditakuti agar rasa sakit bertambah karena kesedihan.Yang pertama sekali melakukan praktek kebidanan yaitu : SAMUEL PULLER DAN

Page 2: Sejarah kebidanan

ISTRINYA ( 1634 ) banyak menolong persalinan dan menghilangkan kepercayaan lama. Orang Amerika mendengar tentang pekerjaan William Smillie dan Hunter dan pergi ke Inggris untuk memperdalam ilmunya.A. Dr. Jomes Hold (1728-1810)

B. Dr. Willian Shipped ( 1738-1808)

Mendirikan kursus kebidanan di RS bersalin

• Menganjurkan partus buatan pada bayi prematur pada ibu yang panggulnya sempit.

C. Dr. Samuel Bard ( 1742-1821), Membuat buku kebidanan

Cara pengukuran konjugata diagonalis Kelainan - kelainan panggul Melarang pemeriksaan dalam jika ada indikasi DLL

D. Dr. Walter Channing

Yang pertama kali memperhatikan keadaan nifas

E. DLL

Setelah mengalami kemajuan negara lain menyususl.

4. Perkembangan Kebidanan Di IndonesiaØPelayanan Kebidanan Zaman DahuluDilakukan oleh dukun pria atau wanita yang dilakukan di rumah penderita atau dukun dengan cara :

Membaca Mantra Mengusir setan - setan dengan menyajikan kurban Melakukan masase pada penderita

• DLL

A. KEHAMILAN • Melakukan pantangan : pantangan makan tertentu, terhadap pakaian, jangan pergi malam-malam, dll

Kenduri : dilakukan 3 bulan kehamilan dan pada usia 7 bulan

Page 3: Sejarah kebidanan

B. PERSALINANDilakukan dengan duduk di atas tikar dan dukun mengurut-urut perut ibu dan menekannya dan membaca mantra, tali pusat dipotong dengan bambu dan dieri kunyit.C. NIFAS Setelah persalinan ibu dimandikan oleh dukun selanjutnya ibu harus bisa merawat diri sendiri dan diberi jamu

Sejak dahulu sampai dengan sekarang yang memegang peranan adalah dukun bayi

• Praktek kebidanan modern di Indonesia oleh dokter-dokter Belanda thn 1850 di buka kursus bidan yang pertama sampai dengan 1873

1879 dimulai pendidikan bidan

• 1950 setelah kemerdekaan jumlah para medis kurang lebih 4000 orang, dokter umum 475 orang dan obgyn 6 orang

1979 jumlah obgyn 286 orang, bidan 16.888 orang di seluruh Indonesia

• Pertolongan persalinan untuk masyarakat desa lebih banyak oleh dukun tradisional kurang lebih 90 %, bidan 6 %, dokter 1 %

Tahun 1950 didirikan balai - balai kesejahteraan ibu dipimpin oleh bidan yang kegiatannya :1. Pemeriksaan ANC2. Pemeriksaan PNC3. Pemeriksaan dan pengawasan bayi dan anak balita4. KB5. Penyuluhan kesehatan di BKIA diadakan pelatihan dukun bayi

AKAR SEJARAH PENDIDIKAN BIDAN

• Sekolah bidan Pertama : tahun 1856 oleh Dr. Van Der Bosch, seorang dokter militer Belanda yang membuka pendidikan bidan wanita pribumi di Batavia atau Jakarta berlangsung 2 tahun

Thn 1902 dibuka pendidikan bidan oleh wanita Pribumi

• Thn 1904 dibuka pendidikan bidan untuk keturunan Belanda Indo di RS swasta di Makasar, bidan tersebut harus mau ditempatkan dimana saja, pemerintah memberi tunjangan kurang lebih 15-25 golden/bulan menjadi 40 golden/bulan (1922)

Thn 1912/1913 di buka pendidikan tenaga keperawatan di CBZ ( RSUP Semarang )

§Lulusan perawat wanita dapat meneruskan pendidikan bidan selama 2 tahun§Lulusan perawat pria dapat meneruskan pendidikan kesehatan masyarakat selama 2 tahun • Thn 1915 Perkumpulan Budi Kemulyaan mendirikan pendidikan bidann dengan tujuan§Memperbaiki nasib ibu hamil, bersalin dan bayi sampai kepelosok pedesaan §Menyelenggarakn pendidikan akan tenaga-tenaga dilapangan kebidanan

Page 4: Sejarah kebidanan

§Mempertinggi derajat ilmu kebidanan dan segala sesuatu yang bersangkutan dengan itu• Thn 1920 dikeluarkan suatu peraturan untuk membedakan bidan dari 2 dasar pendidikan §Bidan kelas 1 : bidan dari dasar pendidikan Mulo habis 3 thn §Bidan kelas II: Bidan dari lulusan perawat ( menyangkut ketentuan gaji dan tunjangan )• Thn 1930 Pemerintah Belanda membuka pendidikan bidan dengan dasar pendidikan MULO• Thn 1954 dibuka pendidikan guru bidan di Bandung, awalnya pendidikan hanya 1 tahun - 2 tahun - 3 tahun dan kemudian dilebur menjadi sekolah guru perawat ( SPG)• Penutupan SPG oleh Depkes 1976 meresahkn IBI dan mencari jalan keluar agar Depkes meninjau kembali keputusan tersebut

• Pada thn 1985 pendidikan bidan dibuka di sepuluh propinsi dengan dasar pendidikan atau lulusan dari SPK / SPR dan telah bekerja selama 3 tahun• Thn 1990 dibuka pendidikan bidan yang memperbolehkan SPK mengikuti pendidikan bidan selama 1 tahun dan penempatan di Desa-desa.§ Memberikan pelayanan kebidanan di desa untuk kesehatan ibu dan anak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menurunkan kematian ibu dan anak.• Thn 1993 yaitu latar belakang pendidikan SMP + pendidikan bidan selama 3 tahun (program bidan C)• Thn 1993 program bidan B yaitu lulusan dari Akper lama pendidikan selama 1 tahun (dibuka untuk memepersiapkan tenaga pengajar kebidanan)• Keputusan Mentri Pendidikan dan kebudayaan RI No. 009/U/1996 tentang kurikulum baru yang berlaku secara Nasional Program D-III Kebidanan• Selanjutnya IBI mengharapkan pendidikan Bidan lebih lanjut atau lebih signifikan bila pada jenjang strata I atau S-1 merupakan jerih payah bidan untuk mengangkat derajat pendidikan bidan• Tahun 2000 Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tentang D-IV Kebidanan di FK UGM,FK UNPAD Tahun 2002 di FK USU.• Tahun 2005 Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tentang S2 Kebidanan di FK UNPAD.

Page 5: Sejarah kebidanan

Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui  

      dinegaranya, telah lulus dengan baik dari pendidikan tersebut serta memenuhi

persyaratan 

      untuk didaftar (register) dan/atau memiliki izin sah (lesensi) untuk melakukan praktik

bidan.

Bidan dikenal sebagai tenaga professional dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra

perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat, yang diperlukan selama masa

hamil, masa persalinan dan nifas, membantu dalam persalinan atas tanggung jawab sendiri

dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak bayi.

Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, peningkatan pada persalinan normal, pengenalan

dari komplikasi pada ibu anak, pengkajian perlunya tindakan medis atau bantuan lain serta

melaksanakan tindakan kegawat daruratan.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan penyuluhan kesehatan,

tidak saja kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini

mencakup penyuluhan pada anternatal, persiapan untuk menjadi orang tua dan dapat

diperluas kepada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau reproduksi dan anak. Bidan

dapat praktik diberbagai setting pelayanan kesehatan termasuk di rumah, komunitas, rumah

sakit, klinik atau unit kesehatan.

Cara – cara Persalinan lama

  Wanita yang akan bersalin disuruh berjongkok seperti hendak buang air besar (BAB)

  Wanita yang bersalin duduk ditengah lapangan kemudian ditakut-takuti (terkejut kemudian

melahirkan)

  Wanita yang bersalin disuruh berdiri (dengan dukun memegang dan memeras pinggang wanita

kemudian anak lahir)

  Wanita yang akan bersalin diasingkan dari masyarakat bersama dengan dukun.

  Wanita yang akan bersalin ditarik, dengan tali ke atas pohon kemudian ditarik oleh beberapa

penolong.

  Persalinan dianggap aktivitas dari bayi (dinyanyikan lagu agar anak keluar untuk

menyaksikannya )

Sejarah Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan Di Indonesia

Page 6: Sejarah kebidanan

Perkembangan pendidikan dan pelayanan Kebidanan di Indonesia tidak terlepas dari

masa penjajahan Belanda, era kemerdekaan, politik/kebijakan pemerintah dalam pelayanan

dan pendidikan tenaga kesehatan, kebutuhan masyrakat serta kemajuan ilmu teknologi.

Perkembangan Pelayanan Kebidanan

Pada zaman pmerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi.

Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (Zaman Gubernur Jendral

Hendrik William Deandels ) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan

ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatihan kebidanan.

Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukan bagi orang-

orang Belanda yang ada di Indonesia. Kemudian pada tahun 1849 di buka pendidikan Dokter

Jawa di Batavia (Di Rumah Sakit Belanda Sekarang RSPAD Gatot Subroto). Seiring dengan

dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851, dibuka Pendidikan bidan bagi wnita

pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda (Dr.W.Bosch) lulusan ini kemudian

bekerja di Rumah sakit juga di masyarakat. Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak

dilakukan oleh dukun dan bidan.

Pada tahun 1952 mulai diadakan pelatihan bidan secara pormal agar dapat

meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Khususnya untuk dukun masih berlangsung

sampai dengan sekarang yang memberi kursus adalah bidan. Perubahan pengetahuan dan

keterampilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dimasyarakat

dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah Kursus Tambahan Bidan

(KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan pula di kota-kota besar lain

di nusantara ini. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan Anak

(BKIA) dimana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan

yang diberikan mencakup pelayanan antenatal, post natal dan pemeriksaan bayi dan anak

termasuk imunisasi dan penyuluhan gizi. Sedangkan diluar BKIA, bidan memberi

pertolongan persalinan di rumah keluarga dan pergi melakukan kunjungan rumah sebagai

upaya tindak lanjut dari pasca persalinan.

Dari BKIA inilah yang akhirnya menjadi suatu pelayanan terintegrasi kepada

masyarakat yang di namakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1957.

puskesmas memberikan pelayanan di dalam gedung dan di luar gedung dan berorientasi pada

wilayah kerja. Bidan yang bertugas di puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan

kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana baik di luar gedung maupun

di dalam gedung. Pelayanan kebidanan yang diberikan di luar gedung adalah pelayanan

Page 7: Sejarah kebidanan

kesehatan dan pelayanan di pos pelayanan terpadu (Posyandu). Pelayanan di posyandu

mencakup empat kegiatan yaitu : pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga berencana,

imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan.

Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan

masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini melalui Instruksi Presiden

secara lisan pada Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya medidikan bidan untuk

penempatan didesa. Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai pelaksanaan kesehatan

KIA. Khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan

bayi baru lahir, termasuk pembinaan dukun bayi. Dalam kaitan tersebut, bidan di desa juga

menjadi pelaksana pelayanan kesehatan bayi dan keluarga berencana yang pelaksanaannya

sejalan dengan tugas pokoknya bidan di desa melaksanakan kunjungan rumah pada ibu dan

anak yang memerlukannya, mengadakan pembinaan pada posyandu di wilayah kerjanya serta

mengemgangkan pondok Bersalin sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Hal tersebut diatas adalah yang diberikan oleh bidan di desa. Pelayanan yang diberikan

berorientasi pada kesehatan masyarakat beda halnya dengan bidan yang bekerja dirumah

sakit, dimana pelayanan yang diberikan berorientasi dengan individu. Bidan di rumah sakit

memberikan pelayanan poliklinik antenatal, gangguan kesehatan reproduksi di poliklinik

keluarga berencana, senam hamil, pendidikan perinatal, kamar bersalin, kamar operasi

kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal.

Titik tolak dari Konferensi Kepandudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 yang

menekankan pada reproductive (kesehatan reproduksi), memperluas area garapan pelayanan

bidan. Area tersebut meliputi :

1.      Safe Motherhood. Termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus.

2.      Family Planning

3.      Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi.

4.      Kesehatan reproduksi remaja.

5.      Kesehatan reproduksi orang tua.

Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan

dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui peraturan Menteri

Kesehatan (Permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami

perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan kebijakan

pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Permenkes tersebut dimulai

dari :

Page 8: Sejarah kebidanan

a.       Permenkes No. 5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan normal

secara mandiri, didampingi petugas lain.

b.      Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes 623/1989

wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu Permenkes khusus. Dalam wewenag khusus

ditetapkan bila bidan melaksanakan tindakan khusus dibawah pengawasan dokter. Hal ini

berarti bahwa bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak tanggung jawab dan bertanggung

gugat atas tindakan yang dilakukannya. Pelaksanaan dari Pemenkes ini, bidan dalam

melaksanakan prakteknya perorangan dibawah pengawasan dokter.

c.       Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktek bidan.

Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang mandiri. Kewenangan

tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam wewenagn

tersebut mancakup :

a.       pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak.

b.      Pelayanan keluarga berencana.

c.       Pelayanan kesehatan masyarakat.

Dalam melaksanakan tugasnya , bidan melakukan kolaborasi, konsultasi dan merujuk

sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya. Selanjutnya diuraikan

kewenangan bidan yang terkait denganibu dan anak, lebih terinci misalnya : kuretasi digital

untuk sisa jaringan konsepsi, vakum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul, resusitasi

pada bayi yang baru lahir dengan asfiksia dan hipotermi dan sebagainya. Pelayanan

kebidanan dalam bidang keluarga berencana, bidan diberikan wewenang antara lain :

memberiakan alat kontrasepsi melalui oral, suntikan, AKDR, AKDK (memasang maupun

mencabut) kondom dan tablet serta tissue vagina.

Dalam keadaan darurat bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan yang

ditunjukkan untuk menyelamatkan jiwa. Dalam aturan tersebut juga ditegaskan bahwa bidan

dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan kewenangan, kemampuan, pendidikan,

pengalaman serta berdasarkan standar profesi. Di samping itu bidan diwajibkan merujuk

kasus yang tidak dapat ditangani, memberikan informasi serta melakukan rekam medis

dengan baik. Untuk memberikan pertunjukan pelaksanaan yang lebih rinci mengenai

kewenangan bidan yang dituangkan dalam Lampiran Keputusan Dirjend Binkesmas No.

1506/Tahun 1997.

Pencapaian kemampuan bidan sesuai dengan Permenkes 527/1996 tidaklah mudah,

karena wewenang yang diberikan oleh Depertemen Kesehatan ini mengandung tuntutan akan

kemampuan bidan sebagai tenaga professional dan mandiri. Pencapaian kemampuan tersebut

Page 9: Sejarah kebidanan

dapat diawali dari institusi pendidikan yang berpedoman pada kompetensi inti bidan dan

melalui institusi pelayanan dengan meningkatkan kemampuan bidan sesuai denga

kebutuhan.

Perkembangan pelayanan kebidanan memerlukan kualitas bidan yang memadai atau

handal dan diperlukan monitoring / pemantauan pelayanan oleh karena itu adanya konsil

kebidanan sangat diperlukan serta adanya pendidikan bidan yang berorientasi dan akademik

serta memiliki kemampuan melakuakan penelitian adalah suatu trobosan dan syarat utama

untuk percepatan peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.

C.    Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Indonesia

Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan hindia Belanda. Yang dimaksud dalam

pendidikan ini adalah pendidikan formal dan non formal.

         Pendidikan bidan pertama kali dibuka pada tahun 1851 oleh seorang dokter militer Belanda

(Dr.W.Bosch). pendidikan bidan ini hanya untuk wanita pribumi dan Batavia. Tapi tidak

berlangsung lama karena kurangnya peserta pendidik dan batasan bagi wanita untuk keluar

rumah.

         Pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi di rumah sakit

Batavia dan oada tahun 1904 dibuka pendidikan bidan bagi wanita Indonesia di Makasar.

         Pada tahun 1911 – 1912 di mulai pendidikan tenaga keperawatan secara terancana di

Semarang dan Batavia. Calon peserta didik yang diterima SD 7 tahun ditambah pendidikan

keperawatan 4 tahun (peserta didik pria) dan pada tahun 1914 khusus bagi peserta didik

wanita.

         Pada tahun 1935 – 1938 Belanda mendidik bidan lulusan Mulo (setingkat SLTP bagian B)

dan hampir bersamaan dibuka sekolah bidan di beberapa kota besar. Jakarta di RSB Budi

Kemulyaan, RSB Palang Dua dan RSB Mardi Waluyo di Semarang. Adapun lulusan

didasarkan atas latar belakang. Bidan dengan pendidikan dasar Mulyo ditambah pendidikan

bidan selama 3 tahun disebut bidan kelas satu (vroedvrouw eerste klas) dan bidan lilisan dari

perawat disebut bidan kelas dua (vroedvrouw tweede) mantri.

         Pada tahun 1950-1953 di buka kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta lamanya kursus

antara 7 sampai 12 minggu dengan tujuan memperkenalkan pengembangan program KIA.

Pada tahun 1967 KTB ditutup.

         Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan, guru perawat, perawat kesehatan masyarakat di

Bandung. Pada tahun 1972 pendidikan ini dilebur menjadi Sekolah Guru Perawat (SPG).

Page 10: Sejarah kebidanan

         Tahun 1970 di buka program pendidikan bidan dari lulusan Sekolah Pengatur Rawat (SPR)

ditambah 2 tahun pendidikan bidan. Mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah

sangat banyak maka pada tahun 1974 sekolah bidan tutup dan dibuka SPK dengan tujuan ada

tenaga multi purpose dilapangan yang dapat menolong persalinan. Tetapi hal ini tidak

berhasil.

         Pada tahun 1975 sampai 1984 pendidikan bidan ditutup selama 10 tahun.

         Pada tahun 1981 dibuka pendidikan diploma 1 kesehatan ibu dan anak, latar belakang

pendidikan SPK. Tetapi hanya berlangsung 1 tahun.

         Pada tahun 1985 dibuka program pendidikan bidan A (PPB-A) yang memperbolehkan

lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan ini dimana lama pendidikan 1 tahun.

Para lulusan ini ditempatkan di desa-desa dengan tujuan untuk memberikan pelayanan

kesehatan terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak.

         Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan B yang pesertanya lulusan dari AKPER,

lama pendidikan 1 tahun. Tujuan program ini adalah untuk mempersiapkan tenaga pengajar

pada Program Pendidikan Bidan A. Ternyata berdasarkan penelitian dari lulusan ini tidak

menunjukan kompetensi dan berlangsung selama 2 angkatan (1995 dan 1996) kemudian

ditutup.

         Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan C (PPB-C) yang menerima lulusan dari

SMP yang dilaksanakan di 11 propinsi : Aceh, Bengkulu, Lampung, Riau, Kalimantan Barat,

Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusatenggara Timur, Maluku dan

Irian Jaya.

         Pada tahun 1994-1995 pemerintah menyelenggarakan uji coba pendidikan jarak jauh

(distance leaming) di 3 propinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur berdasarkan

SK Menkes No. 1247/Menkes/ SK/XII/1994 dengan tujuan untuk memperluas cakupan

upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan.

         Pada tahun 1995 diadakan Diklat Jarak Jauh (DJJ). DJJ tahap 1 (1995-1996), DJJ tahap 2

(1996-1997) dan DJJ 3 (1997-1998) dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap

dan keterampilan bidan agar mampu melaksanakan tugasnya dan diharapkan berdampak pada

penurunan AKI dan AKB.

         Pada tahun 1994 dilaksanakan penelitian pelaksanan kegawat daruratan maternal dan

neonatal, dan pelaksanaannya adalah rumah sakit propinsi /kabupaten.

         Pada tahun 1996 IBI bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan American College of

Nurse Midwife (ACNM) dan RS swasta mengadakan Training of Training kepada anggota

Page 11: Sejarah kebidanan

IBI dan selanjutnya melatih bidan praktek swasta secara swadaya, juga guru/ dosen dari D3

kebidanan.

         Pada tahun 1995-1998 diadakan pelatihan dan peer review bagi bidan rumah sakit, bidan

puskesmas dan bidan di desa di propinsi Kalimantan Selatan dimana IBI berkerja sama

langsung dengan Mother Care.

         Tahun 1996 dibuka pendidikan D3 kebidanan di 6 propinsi yang menerima calon peserta

didik dari SMA

         Tahun 2000 dibuka DIV bidan pendidik di UGM kemudian bulan Febuari UNPAD,USU

Medan, STIKES Ngudi Waluyo Semarang, STIKIM Jakarta dan tahun 2005 Poltekes

Bandung. Pendidikan ini berlangsung lamanya 2 semester ( 1tahun)

         Pada tahun 2000 telah ada tim pelatih Asuhan Persalinan Normal (APN) yang

dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Hearth (MNH) yang sampai saat ini telah melatih

APN dibeberapa propinsi/kabupaten.

         Bulan September 2005 dibuka DIV kebidanan Reguler di UNPAD Bandung, menerima dari

SMU dg lama pendidikan 8 semester.

         Selain itu bulan April 2006 dibuka S2 kebidanan di UNPAD, menerima dari DIV kebidanan

dgn lama pendidikan min 4- 10 semester.

D.    Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Kebidanan Internasional.

1.      Zaman Kuno ( Sebelum Masehi)

Catatan paling awal keberadaan manusia berisi tentang fakta adanya pembantu kelahiran.

Pembantunya berasal dari keluarga atau di luar keluarga yang mempunyai pengalaman dalam

kelahiran. Hal ini lah yang memungkinkan pertama kalinya mempelopori adanya bidan.

Mereka tidak menetapkan bayaran tetapi mendapatkan hadiah. Menurut adat istiadatnya atau

kebudayaan wanita yang boleh menolong persalinan adalah wanita yang sudah melahirkan,

tidak boleh laki-laki hadir adanya acara ritual tertentu sebelum, selama, sesudah persalinan.

Pada zaman ini praktek-praktek kebidanan yang tradisional mungkin bisa menolong

meskipun tidak sesuai dengan dasar-dasar ilmiasi.

         Bangsa Mesir

Setelah kebidanan pertama kali dikenal didirikan di Mesir dimana kebidanan itu adalah suatu

hal yang paling mulia, dan diberikan oleh dewa. Bidan- bidannya terlatih dengan baik dan

memiliki pengetahuan anatomi fisiologi, memiliki aturan-aturan dalam memimpin persalinan

dan merawat bayi lahir.

Page 12: Sejarah kebidanan

Mereka mempunyai undang-undang dalam mengontrol praktek mereka dan harus memanggil

asisten dari tabib konsultan bila ada masalah selama persalinan. Biadan juga telah melakian

sirkumsisi pada bayi.

         Bangsa Yahudi

Pertolongan persalinan pada bangsa Yahudi banyak mencontoh pada bangsa Mesir, hal ini

dibuktikan pada pengobatan dan pendidikan kebidanan yang didapatkan dari bangsa Mesir.

Hygiene merupakan hal yang paling utama dalam menolong persalinan, termasuk di

dalamnya merangsang persalinan dengan bantuan mantra-mantra. Perawatan neonatus bangsa

Yahudi meliputi memotong tali pusat, memandikan bayi, menggosok badan bayi dengan

garam dam membungkusnya dengan bedongan. Bidan – bidan di Yahudi telah mendapatkan

bayaran atas jasanya.

         Bangsa Yunani

Bangsa Yunani telah ada bidan yang dapat menolong persalinan, mereka harus telah

mempunyai anak sendiri mereka diasanya dibayar atas pelayanan yang telah diberikan dan

undang-undang yang keras mengontrol praktek mereka.

Hipocrates sebagai bapak pengobatan pada zaman telah merubah pandangan-pandangan

selama dalam kebidanan, kasus pertama yang ditemukan olehnya adalah kematian akibat

demam purperalis. Aristoteles mengajarkan pengeruh-pengaruh praktek kebidanan selama

hampir 2000 tahun.

         Bangsa Roma

Ilmu kebidanan pada bangsa Roma berasal dari negeri Yunani melalui Mesir, ada 2 jenis

bidan di Roma yaitu :

1.      Bidan yang ahli dibidangnya : mereka dihargai sebagai pemimpin tim dari ahli obstetric,

yang biasanya mereka melakukan praktek sendiri.

2.      Bidan yang bersetatus rendah : bidan ini sederajat dengan pembantu persalinan tradisional.

2.      Zaman Pertengahan ( 1 – 1500 Masehi )

Pada zaman ini kemajuan perkembangan kebidanan seiring dengan penyebaran agama

Kristen, pengetahuan obstentrik membuat beberapa penemuan 2 kebutuhan akan bidan untuk

dididik telah diakui. Kebidanan masih dipraktekkan secara utuh oleh wanita biasa.

         Roma

Pada masa ini ada 2 orang bangsa Roma dalam kebidanan yaitu :

a. Soranus

Page 13: Sejarah kebidanan

Ia merupakan spesialis obgyin pertama kali dia menulis buku kebidanan untuk pertama

kalinya dan dia juga yang menggambarkan kualitas atau syarat seorang bidan yang

professional. Beliau yang pertama kali yang menguraikan tentang Versi Podalic.

b. Galen

Beliau juga menulis tentang beberapa obstetric Gynekologi. Galen menguraikan bagaimana

bidan mengukur pembukaan servik dengan menggunakan jari mereka dan penggunaan kunci

untuk melahirkan selama zaman ini seorang bidan bernama Cleopatra menulis karangan

tentang kebidanan. Bidan lainya seperti Aspasia dikenal baik oleh karena dia memiliki

banyak keterampilan dalam kelahiran bayi diantaranya adalah Versi Podalic, manageman

distocia, dan kontrasepsi.

         Salerno

Seorang dokter perempuan bernama Trotula yang berasal dari Sekolah Kedokteran terkenal

di negeri ini, menulis sebuah karangan Gynekologi dan Kebidanan dimana ia menjelaskan

penanganan emergensi bagi bidan dalam penatalaksanaan Retensio Plasenta, Perawatan

Nifas, Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.

Ia juga menjelaskan pentingnya seorang bidan memiliki kepercayaan dan pendekatan etis

dalam pekerjaannya. Trotula juga orang yang pertama kali berusaha memperbaiki Laserasi

Perineum derajat tiga.

         Kerajaan Byzantine

Ini meliputi sebagian besar Negara-negara di Eropa Timur dengan ibu kotanya konstantinopel

selama abad 12 rumah sakit kebidanan pertama kali ditemukan di sini Paulus of Aegina

merupakan bidan yang pertama kali di zaman ini.

         Arabia

Kedua dokter Arab, Rhazes dan Avicenna menjelaskan procedur kebidanan tentang

penggunaan instrument untuk persalinan, nampaknya disinilah pertama kalinya digunakan

instrument obstetric. Karena kepercayaan agama menyatakan kebidanan sebagian besar

secara keseluruhan berada ditangan wanita.

3.      Zaman Kebangkitan (1500-1700 Masehi)

Pada abad ke 12 sedikit kemajuan telah dibuat dalam hal kebidanan sampai abad ke 16.

pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi telah maju dengan pesat melalui jasa beberapa orang

seperti Leonarl de Vinci, Gabriello Fallopio of Italy dan Andreas Vesallius of Belgium.

         Prancis

Page 14: Sejarah kebidanan

Ambroise Pare adalah seorang ahli bedah yang memeberikan konstribusi dalam bidang

kebidanan dan Gynekologi, dia yang memperkenalkan kembali tentang Versi Podalic dan

juga Perintis Sekolah Kebidanan pertama di Prancis. Francois Mauriceau, dialah orang yang

pertama kali menguraikan kehamilan tuba, presentasi muka dan menjelaskan tentang induksi

pembedahan.

Beliau memberikan deskripsi yang jelas tentang mekanisme persalinan dan beliau pun

terkenal oleh karena persalinan wanita di temapat tidur sementara dengan berupa bangku

yang tidak bersandar untuk melahirkan. Louyse Bourgeois, beliau yang pertama laki

mempublikkasikan buku obstetric. Marie Louise Duge, beliau bidan yang pertama kali

meneliti tentang kelahiran bayi melalui penyimpangan catatan dan data statistic dari 40.000

wanita yang dia hadiri kelahirannya.

         Inggris

William Harvey : Yang menguraikan sirkulasi darah pada tahun 1616, dikenal sebagai

bapak kebidanan di Inggris beliau mencatat perkembangan embrio dan fetus dari seluruh

tahap.

William Chamberlen : penemu forceps obstetric.

William Smellie : Beliau seorang dokter yang memperdalami ilmu pemasangan cunam

dengan keterangan yang lengkap, ukuran-ukuran pinggul, perbedaan pinggul sempit dan

pinggul biasa.

William Hunter, murid William smellie yang melanjutkan usaha William Smellie.

Tahun 1864 sekolah wanita kebidanan dibuka di London, Florance Nightisale sebagai

pelopor pelatih bidan. Tahun 1862 ia membentuk pelatihan kebidanan bekerja sama dengan

king,s collage hospital.

Tahun 1869 para ahli kebidanan di London menemukan laporan yang menyebabkan kematian

bayi, salah satu pemecahannya adalah dengan mengadakan panitia ujian, jadi para bidan di

test dan digelari diploma. Panitia ujian bidan telah dibentuk dan pertama kali diadakan tahun

1872 dengan 6 calon pendaftaran ujian dan pelatihan ini secara sukarela dan diploma tidak

diakui pemerintah.

Syarat ujian untuk London Obstetrical adalah :

  Surat kelakuan baik

  Usia antara 20 – 30 tahun

  Terbukti pernah mendapatkan minimal 25 kasus dibawah bimbingan pegawai dengan nilai

memuaskan.

Page 15: Sejarah kebidanan

  Mempunyai bukti bimbingan dan dibenarkan dosen. Mengikuti ujian tulis dan lisan.

Tahun 1881 Midwine Unstitut didirikan dengan tujuan agar bidan dapat diakui pemerintah ini

diajukan pada siding parlemen tahun 1890 namun tidak berhasi. Mr. Heyeood Johnstone

mengenalkannya kembali pada tahun 1908, dan kemudian 31 juli 1902 kerajaan

mengakuinya. 1949 diadakan perekrutan bidan dan membuat rekomendasi bidan serta guru

bidan.

Dari sejarah terjadinya medikalisasi wanita di Inggris menuntut haknya dalam natural child

birth, untuk itu bidan bangkit. Dalam praktek pelayanan kebidanan lebih berorientasi pada

wanita, otonomi bidan mandiri. Dalam perkembangan kebidanan (natural child birth muncul

istilah hydro Therapy, Water Bath, aroma therapy, usic therapy, refleksi, Acupuntur)

Pendidikan kebidanan :

  Direct Entry, SMU + 3 Tahun pendidikan bidan

  Nurse + 18 bulan pendidikan bidan

Mayoritas bidan lulusan diploma dan advance diploma. Setelah tahun 1995 Universitas

Bachelor membuka pendidikan bidan dari SMU + 3 tahun sampai 4 tahun hingga ada

pendidikan S2.

Untuk akreditasi 5 kali study perhari dalam 3 tahun dan mendapatkan sertifikat, critical

analisis, Reflektion, Evluation, Find Evidence.

Laporan projek 2000 telah menyetukan bahwa pendidikan program bidan selama tiga bulan.

Program dasar kebidanan baik diploma maupun yang seikat dengannya, banyak bidan yang

memilih untuk melanjutkan pendidikannya sampai mendapat gelar master dan PHD.

         Jerman

Justine Slegemudin (1645) adalah bidan pertama di jerman. Dia adalah bidan di kota Ligenit

2 kemudian bekerja sebagai bidan di kerajaan Prussia, dia bekerja sebagai ilmuan dan

mempunyai dokumen lengkap. Tahun 1690 menerbitkan buku pegangan.

Kemandirian bidan masih rendah, persalinan banyak ditolong dan dilakukan di RS. Bidan

bekerja sebagai perawat obstetric, ahli obstetry melakukan segalanya. Setelah melihat Negara

Eropa pendidikan bidan direct entry mulai berkembang.

         Swiss

Operasi SC pertama kali berhasil pada wanita hidup pada tahun 1500, ketika dokter hewan

Swiss Jacob Nuter melakukan operasi untuk melahirkan anak mereka istrinya dapat bertahan

hidup sampai usia 77 tahun.

         Belanda

Page 16: Sejarah kebidanan

Hendrick Van Roonhuyze (1622) yang mempremosikan secsio secarea dan Hendrick Van

Deventer (1651-1724) yang menggambarkan banyak kelainan panggul keduanya memberikan

kontribusi yang sangat penting pada pelayanan kebidanan dan telah mempublikasikannya di

Belanda. Mereka juga mendirikan organisasi profesi.

Persalianan di Netherland tahun 1988, 80 % ditolong bidan di rumah dan 20 % di RS. Di

Netherland bidan praktek mandiri melakukan pelayanan kebidanan di komunitas sehingga

kondisi kesehatan ibu baik. Dengan pendidikan bidan selama 3 tahun (direct Entry) dan 4

tahun.

         Amerika Serikat

Dulu di AS persalinan ditolong oleh dukun, setelah mendengar perkembangan di Inggris serta

mendengar pekerjaan William Smellie dan William Hunter beberapa orang di AS

terpengaruh untuk memperdalami kebidanan.

4.      Sebelum Abad ke 20 (1700-1900)

Dua abad sebelum abad ke 20 telah menghasilkan banyak penemuan besar yang sangat

berpengaruh terhadap praktek kebidanan yang membawa banyak orang-orang kedokteran ke

dalam kebidanan.

a.       William Smelle of Scotland (1697 – 1763) adalah salah satu ahli obstetric yang berpengaruh

pada abad 18 ditemukan forseps sesui dengan ukuran panggul.

b.      Ignaz Philip S, dari Hugaria menemukan penyebab sepsis puerperalis.

c.       Josep Lister dari Inggris 1827 – 1912, dia disebut bapak anti sepsis

d.      Louis Pastur 1822 – 1895, pelopor mikrobiologi pelopor

e.       William James Morton dari Amerika 1846 – 1920 anestesi

f.       James Young Simpson dari Seotlandia 1811 – 1870, mengenalkan anestesi umum dalam

kebidanan.

g.      Dr. James Lioyld (1728 – 1810)

h.      Dr. William Shippen (1736 – 1808), beliau seorang tokoh di AS yang mengembangkan

kebidanan, beliau mendirikan kursus kebidanan di Philadelphia gazette, sehingga masih

banyak menaruh minat pria maupun wanita.

i.        Dr. Samuel Bard (1742-1821), beliau menulis buku kebidanan yang isinya moderen, yaitu ;

cara mengukur congurata diagonalis, kelainan-kelainan panggul, dan melarang pemeriksaan

dalam apabila tidak ada indikasi, menasehatkan jangan menarik tali pusat untuk mencegah

terjadinya Invertio Uteri, mengajarkan letak muka dapat lahir spontan. Melarang pemakaian

cunam yang berulang-ulang karena akan banyak menimbulkan kerugian.

Page 17: Sejarah kebidanan

j.        Dr. Walter Channing (1786-1876), beliau diangkat sebagai professor kebidanan di sekolah

kedokteran Harvard.

Pelopor-pelopor yang Berjasa dalam Perkembangan Kebidanan

Sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia

sejak adanya peradapan umat manusia, ini terlihat banyaknya pelopor-pelopor yang berjasa

dalam perkembangan kebidanan, antara lain :

a.      Hipocrates (460-370 Sebelum Masehi)

Beliau dijuluki sebagai bapak pengonatan.

b.      Soreanus (98-138 Sesudah Masehi)

Beliau dijuluki sebagai bapak kebidanan, ia juga menulis buku yang berjudul Katekimus bagi

bidan-bidan Roma.

c.       Guru-guru besar dari Italia

Adalah Vesalius dan Febricus, Eustachius yang menemukan tuba Eustachius, Fallopius yang

menemukan tuba fallopius, Arantius yang menemukan ductus Arentil, William Harvey

(1578-1657) ia menyelidiki tentang fisiologi plasenta serta selaputnya.

d.      Perkembangan Di Prancis

Ambroise Pare (1510-1590) beliau telah membawa kemajuan kebidanan di Prancis ini

terbukti dengan penemuannya tentang Versi Podali.

e.       Australia

Flocence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan yang mulai dengan tradisi

dan latihan-latiahan pada abad 19 pendidikan bidan pertama kali.

f.       Moscow (Rusia)

Di Moscow sangat sulit dibedakan antara obstetric dengan bidan/midwife. Ini terlihat dari

konsep bidan yang sangat independent yaitu tidak tergantung pada asuhan prenatal, internatal

dan post natal. Sehingga pelayanan kebidanan dinegara ini tidak memuaskan.

g.      Bangladesh

Di India bidan dikategorikan dari pengalamanya ;

  Penolong persalinan kelas atas (5-10 persalinan/tahun)

  Penolong persalinan pendidikannya tidak tinggi tetapi banyak pengalamannya 10-20

persalinan/ bulan.

  Penolang persalian professional

Page 18: Sejarah kebidanan

Pendidikan di Bangladesh dimulai 3 tahun perawat + 1 tahun bidan, dan 4 tahun bidan dari

SMP.

Adapun tahap pendidikan orientasi belajar mandiri yang dianut di Bangladesh :

Tahap 1 : Fungsi manusia sehat dan social budaya.

Tahap 2 : Pencegahan penyakit dan kesehatan keluarga

Tahap 3 : Rehabilitasi

Tahap 4 : Ilmu Kebidanan

h.      Jordania

Pada tahun 1950 berdasarkan prinsip medical persalinan ditolong oleh dokter

  78 % persalinan MOH center

  50 % private Gp (jarang didampingi bidan )

Bidan Jordania sebanyak 460 bidan ;

  183 kerja di MOH sebagai asisten dokter

  109 private sector tidak menolong persalinan

  166 Medical Institute Hospital

Pendidikan biadan Jordania selama 27 bulan dasarnya diploma yaitu 1 keperawatan dan tahun

II kebidanan, kondisi masyarakat IGNORE terhadap kemampuan seluruhnya.

i.        Malaysia

Pendidikan bidan di Malaysia SMP + Juru rawat (1 tahun bidan). Program kebidanan di desa

di Malaysia berorientasi pada skill dan mutu pelayanan, seningga dengan adanya bidan di

Malaysia dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

j.        Jepang

Pendidikan bidan 3 tahun perawat usia saat masuk minimal 20 tahun + minimal 6 bulan – 1

tahun di Universitas 8 – 12 SKS: 15 jam teori, 30 jam lab dan 45 jam praktek bertujuan untuk

perawatan ibu dan anak. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan, sehubungan

dengan peningkatan aborsi di remaja tahun 1987 peran bidan kembali dan tahun 1989

berorentasi pada siklus kehidupan wanita mulai dari pubertas sampai klimakterium serta

kembali ke persalinan normal.

Pada tahun 1987 pendidikan bidan dibawah pengawas observasi kurikulum yang dipakai

tidak ada ilmu psikologi, ilmu biologi dan ilmu social. Akhirnya bidan diluluskan tidak

ramah dan tidak menolonh persalinan . setelah melihat kondisi di Negara Inggris, Di Jepang

Page 19: Sejarah kebidanan

melakukan peningkatan pelayanan dan pendidikan bidan serta mulai menambah dan merubah

situasi.

Sejarah Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Indonesia

Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan hindia Belanda. Yang dimaksud dalam

pendidikan ini adalah pendidikan formal dan non formal.

         Pendidikan bidan pertama kali dibuka pada tahun 1851 oleh seorang dokter militer Belanda

(Dr.W.Bosch). pendidikan bidan ini hanya untuk wanita pribumi dan Batavia. Tapi tidak

berlangsung lama karena kurangnya peserta pendidik dan batasan bagi wanita untuk keluar

rumah.

         Pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi di rumah sakit

Batavia dan oada tahun 1904 dibuka pendidikan bidan bagi wanita Indonesia di Makasar.

         Pada tahun 1911 – 1912 di mulai pendidikan tenaga keperawatan secara terancana di

Semarang dan Batavia. Calon peserta didik yang diterima SD 7 tahun ditambah pendidikan

keperawatan 4 tahun (peserta didik pria) dan pada tahun 1914 khusus bagi peserta didik

wanita.

         Pada tahun 1935 – 1938 Belanda mendidik bidan lulusan Mulo (setingkat SLTP bagian B)

dan hampir bersamaan dibuka sekolah bidan di beberapa kota besar. Jakarta di RSB Budi

Kemulyaan, RSB Palang Dua dan RSB Mardi Waluyo di Semarang. Adapun lulusan

didasarkan atas latar belakang. Bidan dengan pendidikan dasar Mulyo ditambah pendidikan

bidan selama 3 tahun disebut bidan kelas satu (vroedvrouw eerste klas) dan bidan lilisan dari

perawat disebut bidan kelas dua (vroedvrouw tweede) mantri.

         Pada tahun 1950-1953 di buka kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta lamanya kursus

antara 7 sampai 12 minggu dengan tujuan memperkenalkan pengembangan program KIA.

Pada tahun 1967 KTB ditutup.

         Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan, guru perawat, perawat kesehatan masyarakat di

Bandung. Pada tahun 1972 pendidikan ini dilebur menjadi Sekolah Guru Perawat (SPG).

         Tahun 1970 di buka program pendidikan bidan dari lulusan Sekolah Pengatur Rawat (SPR)

ditambah 2 tahun pendidikan bidan. Mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah

sangat banyak maka pada tahun 1974 sekolah bidan tutup dan dibuka SPK dengan tujuan ada

tenaga multi purpose dilapangan yang dapat menolong persalinan. Tetapi hal ini tidak

berhasil.

         Pada tahun 1975 sampai 1984 pendidikan bidan ditutup selama 10 tahun.

Page 20: Sejarah kebidanan

         Pada tahun 1981 dibuka pendidikan diploma 1 kesehatan ibu dan anak, latar belakang

pendidikan SPK. Tetapi hanya berlangsung 1 tahun.

         Pada tahun 1985 dibuka program pendidikan bidan A (PPB-A) yang memperbolehkan

lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan ini dimana lama pendidikan 1 tahun.

Para lulusan ini ditempatkan di desa-desa dengan tujuan untuk memberikan pelayanan

kesehatan terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak.

         Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan B yang pesertanya lulusan dari AKPER,

lama pendidikan 1 tahun. Tujuan program ini adalah untuk mempersiapkan tenaga pengajar

pada Program Pendidikan Bidan A. Ternyata berdasarkan penelitian dari lulusan ini tidak

menunjukan kompetensi dan berlangsung selama 2 angkatan (1995 dan 1996) kemudian

ditutup.

         Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan C (PPB-C) yang menerima lulusan dari

SMP yang dilaksanakan di 11 propinsi : Aceh, Bengkulu, Lampung, Riau, Kalimantan Barat,

Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusatenggara Timur, Maluku dan

Irian Jaya.

         Pada tahun 1994-1995 pemerintah menyelenggarakan uji coba pendidikan jarak jauh

(distance leaming) di 3 propinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur berdasarkan

SK Menkes No. 1247/Menkes/ SK/XII/1994 dengan tujuan untuk memperluas cakupan

upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan.

         Pada tahun 1995 diadakan Diklat Jarak Jauh (DJJ). DJJ tahap 1 (1995-1996), DJJ tahap 2

(1996-1997) dan DJJ 3 (1997-1998) dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap

dan keterampilan bidan agar mampu melaksanakan tugasnya dan diharapkan berdampak pada

penurunan AKI dan AKB.

         Pada tahun 1994 dilaksanakan penelitian pelaksanan kegawat daruratan maternal dan

neonatal, dan pelaksanaannya adalah rumah sakit propinsi /kabupaten.

         Pada tahun 1996 IBI bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan American College of

Nurse Midwife (ACNM) dan RS swasta mengadakan Training of Training kepada anggota

IBI dan selanjutnya melatih bidan praktek swasta secara swadaya, juga guru/ dosen dari D3

kebidanan.

         Pada tahun 1995-1998 diadakan pelatihan dan peer review bagi bidan rumah sakit, bidan

puskesmas dan bidan di desa di propinsi Kalimantan Selatan dimana IBI berkerja sama

langsung dengan Mother Care.

Page 21: Sejarah kebidanan

         Pada tahun 2000 telah ada tim pelatih Asuhan Persalinan Normal (APN) yang

dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Hearth (MNH) yang sampai saat ini telah melatih

APN dibeberapa propinsi/kabupaten.

Pelopor-pelopor yang Berjasa dalam Perkembangan Kebidanan

a.      Hipocrates (460-370 Sebelum Masehi)

Beliau dijuluki sebagai bapak pengonatan.

b.      Soreanus (98-138 Sesudah Masehi)

Beliau dijuluki sebagai bapak kebidanan, ia juga menulis buku yang berjudul Katekimus bagi

bidan-bidan Roma.

c.       Guru-guru besar dari Itali

Adalah Vesalius dan Febricus, Eustachius yang menemukan tuba Eustachius, Fallopius yang

menemukan tuba fallopius, Arantius yang menemukan ductus Arentil, William Harvey

(1578-1657) ia menyelidiki tentang fisiologi plasenta serta selaputnya.

d.      Perkembangan Di Prancis

Ambroise Pare (1510-1590) beliau telah membawa kemajuan kebidanan di Prancis ini

terbukti dengan penemuannya tentang Versi Podali.

e.       Australia

Flocence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan yang mulai dengan tradisi

dan latihan-latiahan pada abad 19 pendidikan bidan pertama kali.

f.       Moscow (Rusia)

Di Moscow sangat sulit dibedakan antara obstetric dengan bidan/midwife. Ini terlihat dari

konsep bidan yang sangat independent yaitu tidak tergantung pada asuhan prenatal, internatal

dan post natal. Sehingga pelayanan kebidanan dinegara ini tidak memuaskan.

g.      Bangladesh

Di India bidan dikategorikan dari pengalamanya ;

  Penolong persalinan kelas atas (5-10 persalinan/tahun)

  Penolong persalinan pendidikannya tidak tinggi tetapi banyak pengalamannya 10-20

persalinan/ bulan.

  Penolang persalian professional

Pendidikan di Bangladesh dimulai 3 tahun perawat + 1 tahun bidan, dan 4 tahun bidan dari

SMP.

Adapun tahap pendidikan orientasi belajar mandiri yang dianut di Bangladesh :

Tahap 1 : Fungsi manusia sehat dan social budaya.

Page 22: Sejarah kebidanan

Tahap 2 : Pencegahan penyakit dan kesehatan keluarga

Tahap 3 : Rehabilitasi

Tahap 4 : Ilmu Kebidanan

h.      Jordania

Pada tahun 1950 berdasarkan prinsip medical persalinan ditolong oleh dokter

  78 % persalinan MOH center

  50 % private Gp (jarang didampingi bidan )

Bidan Jordania sebanyak 460 bidan ;

  183 kerja di MOH sebagai asisten dokter

  109 private sector tidak menolong persalinan

  166 Medical Institute Hospital

Pendidikan biadan Jordania selama 27 bulan dasarnya diploma yaitu 1 keperawatan dan tahun

II kebidanan, kondisi masyarakat IGNORE terhadap kemampuan seluruhnya.

i.        Malaysia

Pendidikan bidan di Malaysia SMP + Juru rawat (1 tahun bidan). Program kebidanan di desa

di Malaysia berorientasi pada skill dan mutu pelayanan, seningga dengan adanya bidan di

Malaysia dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

j.        Jepang

Pendidikan bidan 3 tahun perawat usia saat masuk minimal 20 tahun + minimal 6 bulan – 1

tahun di Universitas 8 – 12 SKS: 15 jam teori, 30 jam lab dan 45 jam praktek bertujuan untuk

perawatan ibu dan anak. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan, sehubungan

dengan peningkatan aborsi di remaja tahun 1987 peran bidan kembali dan tahun 1989

berorentasi pada siklus kehidupan wanita mulai dari pubertas sampai klimakterium serta

kembali ke persalinan normal.

Pada tahun 1987 pendidikan bidan dibawah pengawas observasi kurikulum yang dipakai

tidak ada ilmu psikologi, ilmu biologi dan ilmu social. Akhirnya bidan diluluskan tidak

ramah dan tidak menolonh persalinan . setelah melihat kondisi di Negara Inggris, Di Jepang

melakukan peningkatan pelayanan dan pendidikan bidan serta mulai menambah dan merubah

situasi.

1.      seorang yang mengikuti program pendidikan bidan yang berlaku di negaranya dan telah

menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan telah memperoleh atas pengakuan atas

Page 23: Sejarah kebidanan

kualifikasinya dan terdaftar, disahkan dan memperoleh izin melaksanakan praktek kebidanan,

pernyatan ini adalah pengertian bidan menurut

a. WHO

b. ICM

c.  IBI

d. Depkes

e.  Menkes

2.  Siapakah tokoh yang dijuluki sebagai bapak pengobatan

a.   Hipocrates

b.   Soranus

c.    Samuel Bard

d.   William Shippen

e.    Louis Pastur

3.  Pada tahun berapakah pendidikan bidan ditutup

a.    1990-1992

b.   1992-1994

c.    1984-1995

d.   1975-1984

e.    1984-1994

4.  Pada tahun berapakah dibuka Program Pendidikan Bidan (PPB) dari SPR dan SPK?

a.   1981

b.   1982

c.   1983

d.  1984

e.   1985

5.  Josep Lister dalam ilmu kebidanan sangat berpengaruh dan terkenal dengan subutan

bapak……….

a.   Sepsis

b.  Anti sepsis

c.   anestesi

d.  Kebidanan

e.   pengobatan

Page 24: Sejarah kebidanan

Kebidanan adalah merupakan bagian dari dari petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan terutamanya kepada kesehatan ibu hamil dan anak. Pelayanan kebidanan memang suatu bidang pelayanan kesehatan yang tidak boleh kita pungkiri karena manfaatnya yang sangat banyak bagi kesehatan keluarga, ibu hamil dan juga kesehatan anak. Untuk itulah marilah kita sedikit mereview sedikit mengenai sejarah kebidanan ini dan semoga bisa memberikan manfaat.

Yang dimaksud dengan pengertian bidan adalah seorang wanita perempuan yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara Republik Indonesia dan juga mempunyai kompetensi dan sertifikasi untuk diregister sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggungjawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.

Sedangkan pengertian bidan menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia) adalah seorang yang mengikuti program pendidikan bidan yang berlaku di negaranya dan telah menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan telah memperoleh atas pengakuan atas kualifikasinya dan terdaftar, disahkan dan memperoleh izin melaksanakan praktek kebidanan.

Bidan kebidanan berasal dari kata bahasa latin yaitu OBSTO OBSTERTRIC yang artinya adalah mendampingi. Perkembangan kebidanan dimulai dari hipokrates yang berasal dari Yunani tahun 460 - 370 SM yang disebut juga dengan Bapak Pengobatan. Hal ini dilakukan karena Hipocrates menaruh perhatian sekali terhadap ilmu pengobatan, kebidanan, keperawatan yang pertama kalinya di dunia. Sedangkan yang terkenal dengan bapak kebidanan adalah Soranus yang berasal dari Turki pada tahun 98-138 SM yang mempunyai pendapat yang terkenal yaitu bahwasannya seorang ibu yang telah melahirkan tidak takut akan hantu atau setan dan menjauhkan ketahayulan.

Perkembangan Pelayanan Kebidanan.Tujuan pelayanan kebidannan adalah untuk meningkatkan kesehatan kaum perempuan

Page 25: Sejarah kebidanan

khususnya ibu dan anak. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayinya.

Pelayanan Bidan Kebidanan terbagi menjadi 3 bagian penting yaitu :

1. Layanan kebidanan primer yaitu layanan yang diberikan sepenuhnya atas tanggung jawab bidan.

2. Layanan kolaborasi yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim secara bersama-sama dengan profesi lain dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.

3. Layanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jawab layanan oleh bidan kepada sistem layanan yang lebih tinggi atau yang lebih kompeten ataupun pengambil alihan tanggung jawab layanan/menerima rujukan dari penolong persalinan lainnya seperti rujukan.

Sejarah perkembangan kebidanan di Indonesia di mulai pada jaman pemerintahan Hindia Belanda yang ketika itu angka kematian ibu dan anak adalah sangat tinggi. Tenaga yang menolong persalinan pertama adalah dukun (dukun bayi atau dukun melahirkan) ketika itu. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur Jenderal Hendrik William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan.

Tahun 1849 di buka pendidikan Dokter Jawa di Batavia (Di Rumah Sakit Militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto). Saat itu ilmu kebidanan belum merupakan pelajaran, baru tahun 1889 oleh Straat, Obstetrikus Austria dan Masland, Ilmu kebidanan diberikan sukarela. Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851, dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda (dr. W. Bosch). Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.

Pada tahun 1952 mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah Kursus Tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan pula dikota-kota besar lain di nusantara. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).

Peran fungsi tugas bidan telah diatur tersendiri dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Berikut beberapa Peraturan Menteri Kesehatan mengenai profesi bidan yaitu :

Permenkes No. 5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain.

Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes 623/1989 wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus ditetapkan bila bidan meklaksanakan tindakan khusus di bawah pengawasan dokter. Pelaksanaan dari Permenkes ini, bidan dalam melaksanakan praktek perorangan di bawah pengawasan dokter.

Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang Permenkes registrasi dan praktek bidan. Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang mandiri. Kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam wewenang tersebut mencakup : Pelayanan kebidanan yang meliputi

Page 26: Sejarah kebidanan

pelayanan ibu dan anak, Pelayanan Keluarga Berencana, Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan revisi dari Permenkes No. 572/VI/1996

Perkembangan Pendidikan Bidan dimulai ketika jaman penjajahan kolonial Belanda ketika itu. Dan ini termasuk dalam pendidikan bidan secara formal maupun non formal. Sejarah pendidikan kebidanan di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan bidan pertama kali dibuka pada tahun 1851 oleh seorang dokter militer Belanda (Dr.W.Bosch). pendidikan bidan ini hanya untuk wanita pribumi dan Batavia. Tapi tidak berlangsung lama karena kurangnya peserta pendidik dan batasan bagi wanita untuk keluar rumah.

2. Pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi di rumah sakit Batavia dan oada tahun 1904 dibuka pendidikan bidan bagi wanita Indonesia di Makasar.

3. Pada tahun 1911 – 1912 di mulai pendidikan tenaga keperawatan secara terancana di Semarang dan Batavia. Calon peserta didik yang diterima SD 7 tahun ditambah pendidikan keperawatan 4 tahun (peserta didik pria) dan pada tahun 1914 khusus bagi peserta didik wanita.

4. Pada tahun 1935 – 1938 Belanda mendidik bidan lulusan Mulo (setingkat SLTP bagian B) dan hampir bersamaan dibuka sekolah bidan di beberapa kota besar. Jakarta di RSB Budi Kemulyaan, RSB Palang Dua dan RSB Mardi Waluyo di Semarang. Adapun lulusan didasarkan atas latar belakang. Bidan dengan pendidikan dasar Mulyo ditambah pendidikan bidan selama 3 tahun disebut bidan kelas satu (vroedvrouw eerste klas) dan bidan lilisan dari perawat disebut bidan kelas dua (vroedvrouw tweede) mantri.

5. Pada tahun 1950-1953 di buka kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta lamanya kursus antara 7 sampai 12 minggu dengan tujuan memperkenalkan pengembangan program KIA. Pada tahun 1967 KTB ditutup.

6. Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan, guru perawat, perawat kesehatan masyarakat di Bandung. Pada tahun 1972 pendidikan ini dilebur menjadi Sekolah Guru Perawat (SPG).

7. Tahun 1970 di buka program pendidikan bidan dari lulusan Sekolah Pengatur Rawat (SPR) ditambah 2 tahun pendidikan bidan. Mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah sangat banyak maka pada tahun 1974 sekolah bidan tutup dan dibuka SPK dengan tujuan ada tenaga multi purpose dilapangan yang dapat menolong persalinan. Tetapi hal ini tidak berhasil.

8. Pada tahun 1975 sampai 1984 pendidikan bidan ditutup selama 10 tahun.9. Pada tahun 1981 dibuka pendidikan diploma 1 kesehatan ibu dan anak, latar belakang

pendidikan SPK. Tetapi hanya berlangsung 1 tahun.10. Pada tahun 1985 dibuka program pendidikan bidan A (PPB-A) yang memperbolehkan

lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan ini dimana lama pendidikan 1 tahun. Para lulusan ini ditempatkan di desa-desa dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak.

11. Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan B yang pesertanya lulusan dari AKPER, lama pendidikan 1 tahun. Tujuan program ini adalah untuk mempersiapkan tenaga pengajar pada Program Pendidikan Bidan A. Ternyata berdasarkan penelitian dari lulusan ini tidak menunjukan kompetensi dan berlangsung selama 2 angkatan (1995 dan 1996) kemudian ditutup.

Page 27: Sejarah kebidanan

12. Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan C (PPB-C) yang menerima lulusan dari SMP yang dilaksanakan di 11 propinsi : Aceh, Bengkulu, Lampung, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusatenggara Timur, Maluku dan Irian Jaya.

13. Pada tahun 1994-1995 pemerintah menyelenggarakan uji coba pendidikan jarak jauh (distance leaming) di 3 propinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur berdasarkan SK Menkes No. 1247/Menkes/ SK/XII/1994 dengan tujuan untuk memperluas cakupan upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan.

14. Pada tahun 1995 diadakan Diklat Jarak Jauh (DJJ). DJJ tahap 1 (1995-1996), DJJ tahap 2 (1996-1997) dan DJJ 3 (1997-1998) dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan bidan agar mampu melaksanakan tugasnya dan diharapkan berdampak pada penurunan AKI dan AKB.

15. Pada tahun 1994 dilaksanakan penelitian pelaksanan kegawat daruratan maternal dan neonatal, dan pelaksanaannya adalah rumah sakit propinsi /kabupaten.

16. Pada tahun 1996 IBI (Ikatan Bidan Indonesia) bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan American College of Nurse Midwife (ACNM) dan RS swasta mengadakan Training of Training kepada anggota IBI dan selanjutnya melatih bidan praktek swasta secara swadaya, juga guru/ dosen dari D3 kebidanan.

17. Pada tahun 1995-1998 diadakan pelatihan dan peer review bagi bidan rumah sakit, bidan puskesmas dan bidan di desa di propinsi Kalimantan Selatan dimana IBI berkerja sama langsung dengan Mother Care.

18. Tahun 1996 dibuka pendidikan D3 kebidanan di 6 propinsi yang menerima calon peserta didik dari SMA

19. Tahun 2000 dibuka DIV bidan pendidik di UGM kemudian bulan Febuari UNPAD,USU Medan, STIKES Ngudi Waluyo Semarang, STIKIM Jakarta dan tahun 2005 Poltekes Bandung. Pendidikan ini berlangsung lamanya 2 semester ( 1tahun)

20. Pada tahun 2000 telah ada tim pelatih Asuhan Persalinan Normal (APN) yang dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Hearth (MNH) yang sampai saat ini telah melatih APN dibeberapa propinsi/kabupaten.

21. Bulan September 2005 dibuka DIV kebidanan Reguler di UNPAD Bandung, menerima dari SMU dg lama pendidikan 8 semester.

22. Selain itu bulan April 2006 dibuka S2 kebidanan di UNPAD, menerima dari DIV kebidanan dgn lama pendidikan min 4- 10 semester

- See more at: http://askep-net.blogspot.com/2013/07/sejarah-kebidanan.html#sthash.YqHG7RYL.dpuf