Sediaan Cair.

10
SEDIAAN CAIR I. TUJUAN Mengetahui rancangan formula dan proses pembuatan sediaan cair. II. DASAR TEORI Sediaan cair terbagi menjadi 3 bentuk yaitu : 1. Solutions (larutan) 2. Suspensions (suspensi) 3. Emulsa (emulsi) Solution (Larutan) Larutan adalah sediaan yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut di gunakan air suling kecuali di nyatakan lain. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut (solvent). Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau fasa padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentukan larutan. Apabila fase larutan dan fase zat-zat pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya. Sediaan obat berbentuk larutan atau dalam farmasetika disebut sediaan cair misalnya sirup, spirit, eliksir, air aromatik, tingtur, infusa dll. Selain itu larutan sebagai obat luar misalnya losio dan larutan otik. Faktor utama pemilihan penggunaan obat bentuk sediaan cair khususnya larutan yaitu lebih mudah ditelan dibandingkan dengan bentuk sediaan padat seperti tablet atau kapsul, sehingga lebih cocok untuk pemberian pada bayi, anak-anak, dan usia lanjut yang susah menelan obat dalam bentuk kapsul atau tablet. Sediaan tablet atau kapsul dihindari untuk anak kurang dari 5 tahun. Disamping itu, larutan juga memberikan efek yang lebih cepat karena obat cepat di absorbsi tanpa mengalami proses disintegrasi dan pelarutan karena sudah berada dalam bentuk larutan. Untuk pemakaian luar , larutan lebih mudah digunakan. Namun ada beberapa obat yang tidak stabil atau mudah rusak bila dibuat dalam larutan, sehingga harus selalu dibuat baru bila akan digunakan.

description

.

Transcript of Sediaan Cair.

Page 1: Sediaan Cair.

SEDIAAN CAIR

       I.            TUJUANMengetahui rancangan formula dan proses pembuatan sediaan cair.

    II.            DASAR TEORISediaan cair terbagi menjadi 3 bentuk yaitu :

1.      Solutions (larutan)2.      Suspensions (suspensi)3.      Emulsa (emulsi)

Solution (Larutan)Larutan adalah sediaan yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut di

gunakan air suling kecuali di nyatakan lain. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut  (solvent).  Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau fasa padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentukan larutan.  Apabila fase larutan dan fase zat-zat pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya. Sediaan obat berbentuk larutan atau dalam farmasetika disebut sediaan cair misalnya sirup, spirit, eliksir, air aromatik, tingtur, infusa dll. Selain itu larutan sebagai obat luar misalnya losio dan larutan otik.

Faktor utama pemilihan penggunaan obat bentuk sediaan cair khususnya larutan yaitu lebih mudah ditelan dibandingkan dengan bentuk sediaan padat seperti tablet atau kapsul, sehingga lebih cocok untuk pemberian pada bayi, anak-anak, dan usia lanjut yang susah menelan obat dalam bentuk kapsul atau tablet. Sediaan tablet atau kapsul dihindari untuk anak kurang dari 5 tahun. Disamping itu, larutan juga memberikan efek yang lebih cepat karena obat cepat di absorbsi tanpa mengalami proses disintegrasi dan pelarutan karena sudah berada dalam bentuk larutan. Untuk pemakaian luar , larutan lebih mudah digunakan. Namun ada beberapa obat yang tidak stabil atau mudah rusak bila dibuat dalam larutan, sehingga harus selalu dibuat baru bila akan digunakan.

Suspension (Suspensi)           Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog perlahan– lahan, endapan harus terdispersi kembali. Dapat di tambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah di gojog dan di tuang.

Dalam pembuatan suspensi harus diperhatikan beberapa faktor anatara lain sifat partikel terdispersi ( derajat pembasahan partikel ), Zat pembasah, Medium pendispersi serta komponen – komponen formulasi seperti pewarna, pengaroma, pemberi rasa dan pengawet yang digunakan. Suspensi harus dikemas dalam wadah yang memadai di atas cairan sehigga dapat dikocok dan mudah dituang. Pada etiket harus tertera “Kocok dahulu dan di simpan dalam wadah tertutup baik dan disimpan di tempat yang sejuk “.Keuntungan Sediaan Suspensi :

1.      Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya obat .

Page 2: Sediaan Cair.

2.      Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.3.      Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa

obat yang tergantung kelarutannya.Kerugian Bentuk Suspensi :

1.      Rasa obat dalam larutan lebih jelas.2.      Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet, dan

kapsul.3.      Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan dalam

larutan di mana terdapat air sebagai katalisator .

Emulsa (Emulsi)Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi

dalam cairan pembawa, di stabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, bisanya air dan minyak, di mana cairan yang satu terdispersi manjadi butit-butir kecil dalam cairan yang lain.

Emulsi terdiri dari 2 macam golongan yaitu :a.       Komponen Dasar

Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi. Terdiri atas:         Fase Dispers/ Fase Internal/ Fase Diskontinue/ Fase Dalam : yaitu zat cair yang terbagi-bagi

menjadi butiran kecil ke dalam zat cair lain.         Fase Kontinue/ Fase External/ Fase Luar : yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai

bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.         Emulgator : adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.b.      Komponen Tambahan

Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik, misalnya corrigen saporis, odoris, colouris, preservative (pengawet), antioksidan, zat pengental.

Tipe EmulsiBerdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal dan eksternal, maka emulsi dapat digolongkan menjdai 2 macam yaitu :

1.      Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air)Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air. Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase external.

2.      Emulsi tipe W/O (water in oil) Atau A/M (air dalam minyak)Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase external.

Berdasarkan cara pemberiannya, bentuk sediaan cair digolongkan menjadi:         Sediaan cair oral : potiones (obat minum), elixir, sirup, guttae.         Sediaan cair topical : collirium, gargarisma, mouthwash, guttae nasales, guttae opthalmicae,

guttae auricularis, irigationes, inhalations, ephitema, lotion.         Sediaan cair rektal/vagina : clysma, douche.         Sediaan cair perenteral : injeksi.

Keuntungan Sediaan Cair :1.      Cocok untuk penderita yang sukar menelan tablet.2.      Absorpsi obat lebih cepat di bandingkan dengan sediaan oral lain. Urutan kecepatan

absorpsinya larutan > emulsi > suspensi.3.      Homogenitas lebih terjamin.

Page 3: Sediaan Cair.

4.      Dosis/takaran dapat di sesuaikan.5.      Dosis obat lebih seragam dibandingkan semi padat, terutama bentuk larutan. Untuk

emulsi dan suspensi, keseragaman dosis tergantung pada pengocokan.6.      Beberapa obat atau senyawa obat dapat mengiritasi mukosa lambung atau di rusak cairan

lambung bila diberikan dalam bentuk sediaan padat. Hal ini dapat di kurangi dengan memberikan obat dalam bentuk sediaan cair karena faktor pengenceran.

Kerugian Sediaan Cair :1.      Tidak dapat di buat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air.2.      Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar di tutupi.3.      Tidak praktis.4.      Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan dosis tunggl, dan harus

menggunakan alat khusus.5.      Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis reaksi.6.      Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus (sediaan parenteral).

 III.            ALAT DAN BAHAN

Alat :

    1.      Botol

2.      Timbangan

3.      Sendok porselen

4.      Mortir

5.      Stamfer

6.      Cawan porselin

7.      Water bath

8.      Batang pengaduk

9.      Beaker glass

10.  Glass ukur

Bahan :

1.      Parasetamol

2.      Minyak Ikan

3.      PGA

4.      Etanol

5.      PEG

6.      Sirup Simplex

7.      Asam benzoat

8.      CMC

9.      Essence

10.  Aqua

 IV.            CARA KERJA

a.      Formula Sirup Parasetamol

1.      Botol dikalibrasi 60 ml.2.      Timbang parasetamol, masukkan dalam beaker glass + etanol aduk sampai larut, tambah

PEG + Asam Benzoat aduk sampai larut.3.      Taburkan CMC di atas air biarkan sampai mengembang, lalu aduk.

4.      No. 2 + no. 3 + pewarna, aduk sampai homogen.

5.      Tambahkan air sampai tanda kalibrasi, tambahkan essence.

b.      Formula Emulsi Minyak Ikan

1.      Pembuatan korpus emulsi dengan perbandingan M : A : PGA = 4 : 2 : 1

Page 4: Sediaan Cair.

2.      Masukkan minyak ikan ke dalam mortir tambahkan PGA aduk sampai homogen.

3.      Masukkan air sekaligus aduk sampai terjadi korpus emulsi.

4.      Tambahkan Sirup simplex, aduk sampai homogen, tambah air sampai 100 ml.

    V.            HASIL DAN PERHITUNGAN

Formula Sediaan Cair Oral.

a.      Sirup Parasetamol

R/  Parasetamol           120mg/5ml

Etanol                     5 ml

PEG                        5,5 ml

Sirup Simplex         40%

Asam benzoat         0,1%

CMC                     1%

Pewarna                  1%

Essence                   qs.

Aqua ad.                 60 ml

 

Penimbangan bahan :         Parasetamol     =    = 1.440 mg = 1,44 g         Etanol              =   5 ml         PEG                =   5,5 ml         Sirup Simplex  =   40% x 60    = 24 ml         Asam benzoate=   0,1% x 60  = 0,06 g         CMC              =   1% x 60      = 0,6 g         Pewarna          =   1% x 60      = 0,6         Essence           =   2 tetes         Aqua ad.         =   60 ml

b.      

R/ Minyak Ikan                       20 ml

Page 5: Sediaan Cair.

Air                                      10 ml

PGA                                   5

Sirup Simplex                     20%

Aqua Ad.                           100

Emulsi Minyak Ikan

Penimbangan bahan :         Minyak Ikan    =   20 ml         Air                   =   10 ml         PGA                =   5 gram         Sirup Simplex  =   20% x 100 ml = 20 ml         Aqua Ad.        =   100 ml

 VI.            PEMBAHASAN

Larutan adalah sediaan yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut di gunakan air suling kecuali di nyatakan lain. Sirup merupakan salah satu contoh dari larutan. Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sukrosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O11 antara 64% - 66%. Pada pembuatan sirup parasetamol mengunakan etanol sebagai cosolvent/ pelarut untuk melarutkan parasetamol. Penambahan etanol dalam sirup tidak boleh lebih dari 60% oleh karena itu untuk meminimalkan penambahan etanol, maka perlu ditambahkan bahan lain yang dapat meningkatkan kelarutan salah satunya adalah PEG.

Sediaan sirup mengandung air dan gula sehingga merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorganisme sehingga harus ditambahkan pengawet. Pengawet yang dapat digunakan adalah asam benzoat. Digunakan asam benzoat sebagai pengawet karena baik untuk penggunaan oral dan tidak OTT dengan bahan lain. Selain asam benzoat, CMC ditambahkan dalam sirup sebagai penstabil dengan cara mengentalkan larutan, pembuatan CMC ini menggunakan air sampai 20 kali CMC yang digunakan dan ditaburkan di atas air sampai mengembang.

Rasa sirup yang kurang menyenangkan dapat diberi pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih nyaman. Digunakan sirup simplex untuk menutupi rasa tidak enak dari zat aktif serta untuk meningkatkan penerimaan konsumen. Untuk mencegah caplocking karena sirup simplex maka ditambahkan Propilen Glikol 10% (sebagai pengental).

Paracetamol sangat stabil dalam larutan berair. Parasetamol (Acetaminophen) mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Parasetamol  Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam  13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian propilen glikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida.

Paracetamol adalah metabolit utama dari phenacetin, suatu derivate p-aminofenol. Paracetamol beraksi antipiretik dengan mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus

Page 6: Sediaan Cair.

dan analgesic dengan menaikkan ambang rasa nyeri. Lalu efektif pada pengobatan berbagai macam kondisi asthritis dan rheumatik termasuk nyeri musculoskeletal dan juga sakit kepala, dismenorea, myaglia dan neuralgia. Parasetamol merupakan obat golongan analgetik-antipiretik yang saat ini banyak digunakan sehingga perlu dibuat suatu formula yang stabil untuk sediaan sirup. Umumnya obat dalam bentuk cair lebih disukai daripada bentuk padat karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar, aman dan juga mudah diatur penyesuaian dosis untuk anak-anak.

Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak. Minyak ikan atau Oleum Iecoris Aselli adalah minyak lemak hasil destearisasi sebagian dari minyak lemak hati segar gadus morhua linne, dan mengandung vitamin A dan D. Minyak ikan merupakan sediaan yang encer, berbau khas, rasa dan bau seperti ikan dan tidak tengik.

Emulsi minyak ikan termasuk dalam emulsi minyak lemak dan menggunakan PGA sebagai emulgator. Dipilih gom arab, karena memiliki daya sebagai emulgator yang baik sehingga dapat menghasilkan emulsi yang baik, serta viskositas yang dihasilkan cukup tinggi. Sirup simplex digunakan untuk menutupi rasa dari minyak ikan dan untuk menutupi bau amis dari minyak ikan. Penambahan sirup simplex juga dapat menaikkan viskositas dari sediaan suspensi.

Cara membuat korpus emulsi adalah masukan minyak ikan, air dan PGA dalam perbandingan 4:2:1 dalam praktikum pembuatan emulsi minyak ikan ini digunakan minyak ikan, air dan PGA berturut - turut 20, 10, 5. Setelah ketiga bahan ini di masukkan dalam lumpang, aduk kuat-kuat sampai diperoleh campuran yang kental bewarna putih dan terdengar bunyi yang spesifik dalam pengadukan, setelah korpus emulsi jadi, tambahkan air sedikit demi sedikit dan jangan terlalu lama mengaduk karena sediaan bisa memisah.

Berbagai manfaat minyak ikan diantaranya, minyak ikan dapat mencegah penyakit kardiovaskular, mencegah kanker. membantu meregulasi kadar kolesterol, membantu menurunkan risiko penyakit Alzheimer, demensia, dan schizophrenia, mengurangi serangan asma dan membuat pernapasan lebih lancar. efektif untuk mengatasi jerawat karena ada kandungan EPA-nya, dan membantu menjaga kelembapan sel-sel kulit, memproduksi kolagen, mengurangi cacat kulit, dan membuat seseorang terlihat muda.

Omega 3 dalam minyak ikan dapat membantu dalam menurunkan tekanan darah, melindungi terhadap degenerasi makular/macular degeneration (AMD) mata. Sementara kandungan protein minyak ikan membantu dalam pertumbuhan rambut dan menjaga kesehatan dan kekuatan rambut. Minyak ikan ini dapat digunakan untuk mengobati hipertensi dan obesitas.

Minyak ikan juga meningkatkan aliran darah dan bisa mempengaruhi hormon dan sistem kekebalan tubuh, juga membuat fungsi otak menjadi lebih baik. Penggunaan jangka panjang minyak ikan dapat efektif menurunkan dan mencegah nyeri persendian. Minyak ikan bagus buat wanita hamil karena kehadiran DHA yang membantu perkembangan otak dan mata bayi. Minyak ikan juga membantu menghindari kelahiran prematur, berat bayi rendah, dan keguguran.

VII.            KESIMPULAN

Page 7: Sediaan Cair.

    1.       Larutan adalah sediaan yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut di gunakan air      suling kecuali di nyatakan lain.2.      Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sukrosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O11 antara 64% - 66%.3.       Parasetamol merupakan obat golongan analgetik-antipiretik.4.      Etanol dan PEG dapat meningkatkan kelarutan parasetamol.5.      Sirup simplex digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dari zat aktif serta untuk meningkatkan penerimaan konsumen.6.      Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, di stabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.7.      Emulsi minyak ikan termasuk dalam emulsi buatan yang tergolong dalam emulsi minyak lemak dan menggunakan gom arab sebagai emulgatornya.8.      Sediaan cair lebih cepat diabsopsi oleh tubuh dari pada sediaan padat.

VIII.            DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM press.Ansel, Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta : UI    press.Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 1998. ISO Indonesia. Volume 32. Jakarta : PT. Anem Kosong Anem.Anonim.1978. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depatemen Kesehatan RI.Anonim.1995. Farmakope Indonesia.Edisi IV.Jakarta : Departemen Kesehatan RI.Reynold, James E F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia. Twenty Eight     edition. London : The Pharmaseutical Press.