SEBARAN RUMAH TANGGA MISKIN DI SEKITAR TAMAN …digilib.unila.ac.id/29842/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of SEBARAN RUMAH TANGGA MISKIN DI SEKITAR TAMAN …digilib.unila.ac.id/29842/3/SKRIPSI TANPA BAB...
SEBARAN RUMAH TANGGA MISKIN DI SEKITAR TAMAN HUTANRAYA WAN ABDUL RACHMAN DAN HUTAN MANGROVE DESA
SIDODADI KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATENPESAWARAN
(Skripsi)
Oleh
RIZKI BAHAGIA UTAMA
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
SEBARAN RUMAH TANGGA MISKIN DI SEKITAR TAMAN HUTANRAYA WAN ABDUL RACHMAN DAN HUTAN MANGROVE DESA
SIDODADI KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATENPESAWARAN
Oleh
RIZKI BAHAGIA UTAMA
Keberadaan hutan sangat berperan penting terhadap karakteristik suatu
masyarakat sehingga mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga. Namun,
kenyataannya masih banyak masyarakat yang berada di sekitar hutan dalam
kondisi miskin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebaran
rumah tangga miskin dan menganalisis tingkat kemiskinan pada kondisi geografis
yang berdekatan dengan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura
WAR) dan hutan mangrove. Penentuan responden dilakukan secara sampel acak
sederhana. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara
langsung kepada responden menggunakan kuisioner. Hasil titik menunjukkan
bahwa rumah tangga miskin lebih cenderung mendekati kawasan Tahura WAR.
Kemiskinan terjadi dikarenakan rendahnya sumberdaya manusia, kurangnya
suatu pola pikir rumah tangga dalam menilai pentingnya jenjang pendidikan,
Rizki Bahagia Utama
banyaknya tanggungan dalam rumah tangga, dan rendahnya pendapatan rumah
tangga.
Kata kunci: hutan mangrove, rumah tangga miskin, taman hutan raya.
ABSTRACT
SPREADING OF POOR HOUSEHOLD AROUND WAN ABDULRACHMAN FOREST PARK AND MANGROVE FOREST IN SIDODADI
VILLAGE SUB DISTRICT OF TELUK PANDAN DISTRICT OFPESAWARAN
By
RIZKI BAHAGIA UTAMA
The existence of forest is very important to the characteristics of society, so it can
influence to prosperity of the household. However, based on the fact there are
many people who live around the forest live in poor condition. This research was
concluded to identify the spreading of poor household and analyzing of geograpic
poverty which close to Wan Abdul Rachman Forest Park (Tahura WAR) and the
mangrove. Respondents were determined randomly. The metode of
accumulation data were used direct interview to respondent by using quesioner.
The result of mapping respondents showed that poor household were closer to
Tahura WAR’s area. The poverty’s happened because of low quality human
resources and less of household mindset in appreciating the importance of
education and a lot of insurance in household is low of income.
Keyword : forest park, mangrove, poverty’s household.
SEBARAN RUMAH TANGGA MISKIN DI SEKITAR TAMAN HUTANRAYA WAN ABDUL RACHMAN DAN HUTAN MANGROVE DESA
SIDODADI KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATENPESAWARAN
Oleh
RIZKI BAHAGIA UTAMA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA KEHUTANAN
Pada
Jurusan KehutananFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis Rizki Bahagia Utama dilahirkan di Tanjung Karang, Bandar Lampung
pada tanggal 2 Mei 1995, sebagai anak dari Bapak Sudhi Haryo Sasongko dan Ibu
Titin Kartini. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di
SDN 4 Cisaat pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 12
Bandar Lampung pada tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN
10 Bandar Lampung pada tahun 2013.
Tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian (FP) Unila melalui jalur SMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis
aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Kehutanan (HIMASYLVA) FP Unila.
Pada tahun 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Batu
Tegi, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus. Penulis juga telah
melaksanakan Praktek Umum (PU) di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
(BKPH) Gombong Utara, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah pada tahun 2016.
Kepada Ayahanda dan Ibunda Tersayang
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Sebaran
Rumah Tangga Miskin Di Sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman dan
Hutan Mangrove Desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran
Provinsi Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Kehutanan di Universitas Lampung. Penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
3. Ibu Rommy Qurniati, S.P., M.Si., selaku pembimbing utama atas kesediaan
untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
4. Bapak Dr. Arief Darmawan, S.Hut., M.Sc., selaku pembimbing kedua atas
kesediaan untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dr. Indra Gumay Febryano, S.Hut., M.Si., selaku penguji utama atas
saran-saran yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi.
iii
6. Ibu Rusita, S.Hut., M.P., selaku pembimbing akademik saya atas segala
bantuan, bimbingan dan motivasi dalam perkuliahan serta proses
penyelesaian skripsi
7. Seluruh Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
atas ilmu yang diberikan.
8. Kepada orang tua saya Bapak Sudhi Haryo Sasongko dan Widiyati yang
selalu mendukung saya selama ini, memberikan kasih sayang, semangat,
motivasi, dan doa.
9. Kepada Pak Mugi, Pak Sukma, Pak Cik, Pak Untung, Pak Haris dan Pak
Badri yang telah membantu dalam melakukan proses penelitian di Desa
Sidodadi.
10. Keluarga besar Angkatan 2013 (FOCUS’13) atas motivasi serta dukungan
dalam proses penyelesaian skripsi.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam
menyelesaikan skripsi.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dalam bidang kehutanan.
Bandar Lampung, November 2017
Penulis
Rizki Bahagia Utama
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 11.1 Latar Belakang .................................................................................. 31.2 Tujuan Penelitian .............................................................................. 31.3 Kerangka Pikir .................................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 62.1 Kemiskinan ...................................................................................... 62.2 Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan........................................ 72.3 Strategi Penanggulangan Kemiskinan ............................................. 92.4 Karakteristik Sosial Ekonomi .......................................................... 92.5 Masyarakat Hutan Mangrove .......................................................... 102.6 Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR) ............. 112.7 Pemetaan .......................................................................................... 11
2.7.1 Sistem informasi geografis ..................................................... 132.7.2 Data spasial ............................................................................. 13
III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 153.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 153.2 Objek dan Alat Penelitian ................................................................. 163.3 Keadaan Umum Wilayah Desa Sidodadi.......................................... 16
3.3.1 Letak geografis........................................................................ 163.3.2 Iklim dan tanah ....................................................................... 173.3.3 Topografi................................................................................. 173.3.4 Komposisi penduduk .............................................................. 17
3.4 Metode Pegumpulan Data................................................................. 183.4.1 Jenis data................................................................................. 183.4.2 Populasi dan sampel penelitian............................................... 18
3.5 Analisis Data ..................................................................................... 203.5.1 Pemetaan keluarga miskin ...................................................... 22
v
v
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 254.1 Hasil .................................................................................................. 254.2 Pembahasan....................................................................................... 31
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 365.1 Simpulan .................................................................................................. 365.2 Saran......................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 37
LAMPIRAN.................................................................................................. 40
Gambar 5 - 8 .................................................................................................. 41-43
6
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah sampel tiap dusun .................................................................. 19
2. Faktor yang mempengaruhi kemiskinan............................................ 20
3. Hasil skor penentuan kategori rumah tangga miskin Desa SidodadiKecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran .............................. 25
4. Tingkat kemiskinan di Desa Sidodadi Kecamatan Teluk PandanKabupaten Pesawaran ........................................................................ 29
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan alir kerangka pikir ................................................................... 5
2. Peta batas Desa Sidodadi .................................................................. 15
3. Peta sebaran rumah tangga miskin di Desa Sidodadi ........................ 30
4. Wawancara dengan Kepala Dusun Desa Sidodadi ............................ 42
5. Wawancara dengan rumah tangga Desa Sidodadi ............................. 42
6. Kualitas rumah dengan kategori di atas standar rata-rata .................. 43
7. Kualitas rumah tangga dengan kategori di standar rata-rata.............. 43
8. Kualitas rumah tangga dengan kategori di bawah standar rata-rata .. 44
9. Wawancara dengan ibu rumah tangga Desa Sidodadi ....................... 44
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karakteristik suatu masyarakat dapat dilihat dari berbagai faktor yaitu latar
belakang, kondisi geografis, dan budaya yang berkembang di lingkungan
masyarakat. Karakteristik masyarakat juga dapat dilihat dari tingkat
kesejahteraannya. Kesejahteraan merupakan kondisi manusia yang setiap
individunya dalam keadaan makmur, sehat, dan damai. Umumnya karakteristik
kesejahteraan masyarakat hutan identik dengan latar belakang masyarakat yang
berada pada tingkat ekonomi rendah (miskin) (Widyastuti, 2012).
Kemiskinan dapat didefinisikan sebagai taraf hidup yang rendah atau dapat
diartikan sebagai suatu keadaan dimana penghidupan penduduk ditandai oleh
serba kekurangan akan kebutuhan pokok (Sartika dkk, 2016). Kemiskinan
merupakan suatu keadaan yang sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan
dan kekurangan di berbagai keadaan hidup (Amir dkk, 2013). Menurut Endrayani
dan Dewi (2016) kemiskinan adalah suatu situasi serba kekurangan karena
terbatasnya modal yang dimiliki, rendahnya pengetahuan dan keterampilan,
rendahnya produktivitas, rendahnya pendapatan, lemahnya nilai tukar hasil
produksi orang miskin dan terbatasnya kesempatan berperan dalam pembangunan.
2Kemiskinan pada dasarnya berkaitan dengan tingkat pendapatan masyarakat dan
kebutuhan masyarakat yang terbatas (Puruwita dkk, 2012).
Kebutuhan hidup dan akses yang terbatas memberikan dampak terhadap
masyarakat yang tinggal di kawasan yang berbatasan dengan hutan mangrove dan
Tahura WAR di Desa Sidodadi. Desa Sidodadi merupakan desa yang memiliki
karakteristik rumah tangga yang tidak banyak memiliki alternatif sumber
pendapatan selain dari hutan mangrove dan Tahura WAR (Andrianto dkk, 2016).
Menurut Andrianto dkk (2016) kondisi tersebut menyebabkan sebagian besar
masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Sidodadi memiliki kondisi ekonomi
masyarakat yang rendah (miskin) dan mata pencaharian sebagai nelayan atau
bercocok tanam.
Masyarakat miskin umumnya berada di daerah pedesaan sekitar hutan yang
memiliki akses terbatas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan
barang konsumsi (Syaf dkk, 2013). Menurut Ernawati dan Listyaningsih (2012)
dan Makmun (2014) suatu wilayah yang memiliki akses terbatas dapat
meningkatkan kemiskinan masyarakat. Salah satu faktor yang dapat mengurangi
kemiskinan adalah dengan meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar. Oleh
karena itu diperlukan suatu upaya strategi untuk mengurangi angka kemiskinan
yaitu dengan pemetaan secara cermat (Makmun, 2014). Teknik pemetaan pada
Sistem Informasi Geografis dapat mengetahui penyebaran masyarakat miskin
(Ernawati dan Listyaningsih, 2012).
Keberadaan masyarakat miskin menjadi perhatian bagi para peneliti untuk
melakukan penelitian seputar kemiskinan. Penelitian mengenai kemiskinan sudah
3dilakukan diantaranya yaitu Andrianto dkk (2016), Amir dkk (2013), Makmun,
2014) dan Sa’diyah dkk (2012) penelitian tersebut melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kemiskinan masyarakat. Namun, penelitian yang
melakukan identifikasi penyebaran karakteristik rumah tangga miskin melalui
pemetaan di wilayah yang berdekatan dengan Taman Hutan Raya dan hutan
mangrove di Desa Sidodadi masih sedikit dilakukan. Oleh karena itu, pentingnya
dilakukan penelitian mengenai kemiskinan rumah tangga masyarakat di Desa
Sidodadi yang berdekatan dengan Taman Hutan Rakyat Wan Abdul Rachman
(Tahura WAR) dan hutan mangrove dengan menggunakan pemetaan. Menurut
Makmun (2014) pemetaan merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi dampak
kemiskinan melalui penyusunan peta agar dapat menggambarkan kondisi dan
mengidentifikasi secara jelas dan tepat faktor-faktor yang membentuk
kemiskinan.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebaran
rumah tangga miskin dan menganalisis tingkat kemiskinan pada kondisi geografis
yang berdekatan dengan Tahura WAR dan hutan mangrove di Desa Sidodadi.
41.3 Kerangka Pikir
Desa Sidodadi merupakan desa yang berbatasan dengan kawasan Tahura WAR
dan hutan mangrove. Umumnya masyarakat pedesaan yang berbatasan dengan
hutan memiliki tingkat ekonomi rendah (miskin) (Syaf dkk, 2013). Kemiskinan
tersebut diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor meliputi latar belakang rumah
tangga, karakteristik ekonomi rumah tangga, kekayaan materi, pendidikan, akses
layanan dan infrastruktur. Masyarakat miskin yang terdapat di Desa Sidodadi
tersebar di kondisi geografis yang berbatasan dengan Tahura WAR dan hutan
mangrove. Penyebaran rumah tangga miskin dapat diketahui dengan teknik
pemetaan. Teknik pemetaan dilakukan dengan pencatatan/tagging koordinat,
sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat mengenai keberadaan suatu
objek permukaan bumi (Sendow dan Jefferson, 2012). Teknik tersebut
diharapkan dapat melihat penyebaran rumah tangga miskin pada kondisi geografis
yang berbatasan dengan Tahura WAR dan hutan mangrove. Diketahuinya
penyebaran rumah tangga miskin di Desa Sidodadi diharapkan dapat membantu
program pembangunan dalam mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat
pedesaan yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Penjelasan mengenai kerangka
pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
5
Gambar 1. Bagan alir kerangka pikir.
Desa Sidodadi
Tahura WAR
Faktor yang mempengaruhitingkat kemiskinan rumah tangga:
- Data dasar rumah tangga- Karakteristik ekonomi
rumah tangga- Pendidikan- Kekayaan materi- Akses layanan dan
infrastruktur
Dianalisis melaluiteknik scoring
Peta sebaran rumah tangga
Sebaran rumah tangga miskin di sekitarTahura WAR dan hutan mangrove
Desa Sidodadi
Mangrove
Rumah tangga
Analisis tingkat kemiskinan Pemetaan
Pencatatan/taggingkoordinat rumah
tangga yangdijadikan responden
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk
memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Fenomena seperti
ini terjadi karena rendahnya pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
pokok baik papan, sandang, maupun pangan dan juga rendahnya kualitas sumber
daya manusia itu sendiri. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan
berdampak pada berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-
rata seperti standar kesehatan dan standar pendidikan. Masalah kemiskinan sering
terjadi di negara berkembang yang memiliki tingkat penduduk yang tinggi
sehingga terjadi ketidakmerataan kesejahteraan masyarakat yang dapat memicu
ketimpangan sosial (Putri, 2014).
Pada umumnya yang menjadi tolak ukur kemiskinan adalah perasaan diri yang
kurang dari orang lain khususnya akses yang diperoleh dalam hal pendidikan,
ekonomi, dan agama. Tolak ukur kemiskinan mencakup kecilnya penghasilan
yang diperoleh satu keluarga serta tidak layaknya kondisi kasat mata kehidupan
sehari-hari dari segi kesehatan ataupun kondisi rumah tinggal yang sederhana.
Hal ini sangat berbeda dengan tolak ukur yang didasari pada konsep pemerintah
7yang memandang dari segi ekonomi serta keadaan kehidupan sehari-hari
masyarakat. Penanggulangan kemiskinan atau program pengentasan kemiskinan
yang dilakukan pemerintah terlihat tidak berhasil menghilangkan apa yang
dirasakan oleh masyarakat miskin (Sahharuddin, 2009).
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan
Faktor-faktor utama penyebab kemiskinan yang ditemukan pada rumah tangga
yang tergolong miskin yaitu:
1. Lapangan kerja yang sulit didapat
Lapangan kerja yang terbatas akan mempengaruhi tingkat kemiskinan.
Penduduk yang berada di daerah pegunungan masih bisa memanfaatkan
sumber daya alam yang dapat dikelola. Tetapi penduduk yang berada dipusat
kota harus berpacu dengan perkembangan zaman dan berhadapan dengan
program daerah pemukiman.
2. Rendahnya tingkat pendidikan kepala keluarga
Akibat dari lemahnya tingkat pendidikan yang dialami oleh kepala keluarga
maka akan berpengaruh pada kondisi kemiskinan rumah tangga. Hal tersebut
akan mempengaruhi manajemen usaha, aliran modal maupun keuntungan
usaha yang sangat kurang pada kondisi kepala keluarga.
83. Ketergantungan masyarakat terhadap alam
Pendapatan rumah tangga umumnya diperoleh dari usaha bersifat ekstraktif
atau memanfaatkan sumber daya alam (Kaplale, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan yaitu:
1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia
Rendahnya kualitas sumber daya manusia mengakibatkan masyarakat tidak
memiliki akses untuk memanfaatkan sumber daya produksi, baik kepemilikan
lahan maupun alat produksi, akses jaringan, dan permodalan.
2. Akses lapangan pekerjaan
Umumnya banyak akses lapangan pekerjaan yang tidak tersedia dan tidak
sesuai dengan keterampilan masyarakat.
3. Faktor pemerataan
Mayoritas masyarakat tidak memiliki lahan produksi sendiri, tidak pernah
mendapatkan penyuluhan atau pelatihan. Sehingga masyarakat tidak memiliki
keterampilan untuk mengakses lapangan pekerjaan yang tersedia.
4. Akses struktural
Program-program pemerintah yang mengatasnamakan kesejahteraan
masyarakat miskin, masih tidak efisien dan berjalan kurang baik
(Makmun, 2014).
Faktor yang mempengaruhi kemiskinan berdasarkan karakteristik penduduk
miskin adalah potensi masyarakat miskin dan potensi wilayah. Variabel penentu
potensi rumah tangga miskin dan potensi wilayah yang telah di overlay
menghasilkan potensi penduduk miskin yang kemudian dipetakan. Variabel yang
9berpengaruh dalam menentukan karakteristik potensi penduduk miskin adalah
akses pendidikan, akses kesehatan, dan jumlah pengangguran. Sedangkan
variabel yang berpengaruh dalam menentukan karakteristik potensi wilayah
adalah aksesibilitas masyarakat mendapatkan layanan pendidikan, kesehatan,
kepadatan jalan, topografi, dan luas lahan pertanian (Ernawati dan Listyaningsih,
2012).
2.3 Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan yang komprehensif memerlukan keterlibatan
berbagai pemangku kepentingan. Pihak-pihak yang memiliki tanggung jawab
sama tentang kemiskinan antara lain pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia
usaha (sektor swata) dan masyarakat.
Strategi-strategi penanggulangan kemiskinan tersebut diantaranya:
1. Memperbaiki program perlindungan sosial.
2. Meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar.
3. Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin.
4. Menciptakan pembangunan yang inklusif (Makmun, 2014).
2.4 Karakteristik Sosial Ekonomi
Karakteristik sosial ekonomi merupakan sifat yang melekat pada individu
masyarakat. Karakteristik tersebut akan mempengaruhi kondisi ekonomi
individu. Karakteristik sosial ekonomi dapat diidentifikasi dengan mengetahui
10mata pencaharian, pendidikan formal, pendidikan non formal, pendapatan pokok,
pendapatan yang diperoleh dari sumber daya yang ada, jenis kelamin, umur,
kepemilikan luas lahan, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah anggota keluarga
yang bekerja (Nababan dkk, 2016).
2.5 Masyarakat Hutan Mangrove
Masyarakat di sekitar kawasan hutan mangrove mempunyai ketergantungan
sangat besar terhadap ekosistem mangrove tersebut, karena dapat berperan
sebagai perusak ataupun penjaga hutan mangrove, untuk itu diperlukan upaya-
upaya yang dapat memperbaiki dan meningkatkan partisipasi masyarakat dan
pengelolaan yang baik agar fungsi ganda dari hutan mangrove dapat berjalan
dengan baik dan dapat dimanfaatkan secara optimal. Fungsi hutan mangrove
adalah sebagai pencegah abrasi (pengikisan tanah akibat air laut), penghasil
oksigen, tempat tinggal berbagai tumbuhan dan hewan kecil seperti kepiting,
kerang, ikan-ikan kecil, dan tempat tinggal spesies primata, burung-burung dan
masih banyak manfaat yang lain.
Melihat manfaat dari hutan mangrove, masyarakat mempunyai peran yang besar
untuk melestarikannya karena menyusutnya hutan mangrove akibat dari berbagai
kegiatan masyarakat seperti pencemaran dan penggunaan kawasan hutan
mangrove untuk lahan tambak. Kearifan masyarakat dalam memanfaatkan hutan
mangrove sebagai kebutuhan sehari-hari baik sebagai obat-obatan, bahan
makanan, atau kerajinan dapat mambantu kelangsungan hidup masyarakat tanpa
11merusak ekosistem hutan mangrove sebagai upaya melestarikan lingkungan
(Aflaha, 2014).
2.6 Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR)
Kawasan Tahura WAR Register 19 Gunung Betung di Propinsi Lampung
memiliki luas wilayah 22.244 hektar. Kawasan Tahura WAR merupakan
kawasan yang sangat vital sebagai penyangga kehidupan ekonomi, sosial, dan
ekologis masyarakat Kabupaten Pesawaran. Kawasan tersebut dikelilingi oleh
tujuh kecamatan meliputi 36 desa/kelurahan. Tahun 2000 masyarakat yang
memanfaatkan Tahura WAR mengajukan permohonann izin HKM dan
membentuk kelembagaan. Masyarakat yang menggarap register 19 Gunung
Betung melakukan pengelolaan hutan yang lestari, demokratis, menghormati
kearifan lokal dan berkelanjutan (Pasya dan Sirait, 2011).
2.7 Pemetaan
Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang
terdapat di atas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tanda-
tanda dan keterangan-keterangan, sehingga mudah dibaca dan dimengerti.
Peranan peta sebagai landasan pekerjaan pengukuran adalah sangat penting.
Dalam rangka kegiatan teknik sipil, maka peta yang seksama adalah merupakan
12data dasar yang harus tersedia agar dapat dilakukan perencanaan (plan) serta
pembuatan rencana teknis/rekayasa (design) (Sendow dan Jefferson, 2012).
Pemetaan merupakan suatu cara pengelolaan dan analisis data yang dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan karakterisitk potensi masyarakat miskin.
Teknik yang dilakukan untuk melihat klasifikasi potensi masyarakat miskin
adalah menggunakan tehnik overlay. Sehingga data yang dihasilkan akan berupa
tabel dan peta mengenai penyebaran karakterisitik potensi masyarakat miskin
(Ernawati dan Listyaningsih, 2012). Pemetaan kemiskinan dalam kajian ini
adalah identifikasi penyebab dampak kemiskinan sehingga dilakukan penyusunan
peta yang dapat menggambarkan kondisi secara jelas faktor-faktor yang
membentuk kemiskinan. Dilakukannya pemetaan tersebut, merupakan upaya
menciptakan suatu masyarakat yang sejahtera (Makmun, 2014).
Pemetaan umumnya dilakukan dengan bantuan alat Global Positioning System
(GPS). GPS merupakan suatu alat pengukuran posisi yang dilakukan untuk
menentukan posisi X & Y dalam suatu sistem koordinat. GPS merupakan sistem
navigasi yang berbasiskan satelit yang menyediakan informasi koordinat posisi,
kecepatan dan waktu kepada pengguna di seluruh dunia. GPS dikembangkan oleh
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of
Defense). GPS digunakan untuk mengetahui posisi geografis (lintang, bujur, dan
ketinggian di atas permukaan laut). Alat penerima GPS inilah yang dipakai
pengguna untuk melihat koordinat posisi (Sendow dan Jefferson, 2012).
132.7.1 Sistem informasi geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan informasi mengenai tempat-tempat
yang terletak di permukaan bumi atau informasi mengenai keterangan-keterangan
objek penting yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diketahui. SIG
merupakan sistem komputer yang baik dalam menangani masalah basis data
spasial maupun non-spasial. Sistem ini merelasikan lokasi geografis (data spasial)
dengan informasi deksripsinya (non-spasial) sehingga memudahkan pengguna
untuk membuat peta dan menganalisa dari berbagai cara. SIG dapat
mempresentasikan suatu model “real world” (dunia nyata) di atas layar monitor
komputer sebagaimana lembaran-lembaran peta dapat mempresentasikan dunia
nyata di atas kertas (Prahasta, 2009). SIG telah dimanfaatkan oleh berbagai
instansi pemerintah maupun swasta untuk keperluan perencanaan, pemantauan,
hingga evaluasi hasil-hasil pembangunan. SIG menjadi alat yang sangat berguna
bagi peneliti, pengelola, pengambil keputusan untuk membantu memecahkan
permasalahan, menentukan pilihan atau membuat kebijakan keruangan melalui
metode analisis data peta dengan memanfaatkan teknologi komputer (Kharistiani
dan Ariwibowo, 2013).
2.7.2 Data spasial
Data spasial merupakan data yang menunjukan posisi geografi suatu lokasi yang
ditentukan berdasarkan sistem koordinat. Pengelolaan data spasial merupakan hal
yang penting dalam pengelolaan data SIG. Proses pengolahan dilakukan dengan
14menerapkan kaidah-kaidah relasional terkait secara simultan. SIG tidak hanya
berfungsi untuk memindahkan/mentransformasi peta konvensional (analog) ke
bentuk digital (digital map), sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengolah
dan menganalisis data yang mengacu pada lokasi geografis menjadi informasi
berharga. Konsep peta raster yaitu peta hasil fotografi ataupun gambar
permukaan bumi yang diambil dari satelit, sedangkan peta vektor adalah peta
permukaan bumi yang sudah memiliki sistem kordinat dan data spasial. Data
spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai raster atau vektor
(Handayani dkk, 2005).
15
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekitar kawasan hutan Desa Sidodadi Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Penelitian akan dilaksanakan
pada bulan Desember sampai Februari 2017. Peta mengenai lokasi penelitian
dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Peta batas Desa Sidodadi.
163.2 Objek dan Alat Penelitian
Objek penelitian ini adalah masyarakat sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul
Rachman dan hutan mangrove di Desa Sidodadi. Alat yang digunakan pada
penelitian ini yaitu alat tulis, kuisioner, perangkat keras meliputi Personal
Computer (PC), Global Positioning System (GPS), kamera dan perangkat lunak
meliputi ArcGIS 10, Microsoft Word 2010 dan Microsoft Excel 2010.
3.3 Keadaan Umum Wilayah Desa Sidodadi
3.3.1 Letak geografis
Kabupaten Pesawaran adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung,
Indonesia. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak pada koordinat
104,92o - 105,34o ’ BT, dan 5,12o - 5,84o LS. Desa Sidodadi terletak di
Kecamatan Teluk Pandan dengan luas 1400Ha. Secara geografis Desa Sidodadi
memiliki batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah timur : Laut
2. Sebelah Selatan : Desa Gebang
3. Sebelah Barat : Taman Hutan Raya WAR
4. Sebelah utara : Desa Hanura (Pemerintah Kabupaten Pesawaran Sidodadi,
2014).
173.3.2 Iklim dan tanah
Iklim Desa Sidodadi memiliki curah hujan 2000-3000 pada jumlah hujan selama
6 bulan. Suhu rata-rata hariannya 30-320C. Kondisi tanah Desa Sidodadi
memiliki warna tanah merah tekstur tanah lempungan (Pemerintah Kabupaten
Pesawaran Sidodadi, 2014).
3.3.3 Topografi
Kondisi topografi Desa Sidodadi adalah dataran rendah dengan luas 425 ha,
berbukit-bukit 658 ha, tepi pantai pesisir 125 ha, sungai dan kawasan rawa 50 ha.
Jarak desa ke kecamatan 27 km, jarak ke kota provinsi 29 km dan jarak ke
kabupaten/kota 46 km (Pemerintah Kabupaten Pesawaran Sidodadi, 2014).
3.3.4 Komposisi penduduk
Jumlah penduduk Desa Sidodadi adalah 2.117 jiwa dengan jumlah Kepala
Keluarga (KK) Sebanyak 608 Keluarga. Penduduk Desa Sidodadi terdiri dari
laki-laki sebanyak 1.057 jiwa (49,92%) dan perempuan sebanyak 1.060 jiwa
(50,07%). Penduduk Desa Sidodadi sebanyak 753 jiwa penduduk hanya
mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD). Penduduk Desa Sidodadi yang
memiliki pekerjaan berjumlah 678 jiwa. Sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai buruh tani (38,05%) yaitu 258 jiwa. Penduduk Desa
Sidodadi terdiri dari berbagai macam suku diantaranya yaitu Jawa, Nias, Sunda,
18Bugis, dan Minang. Mayoritas penduduk Desa Sidodadi sebagian besar bersuku
jawa (42,23%).
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer pada penelitian ini diperoleh melalui teknik wawancara. Data
tersebut meliputi data dasar rumah tangga, karakteristik ekonomi rumah tangga,
kekayaan materi, pendidikan, akses layanan dan infrastruktur. Data sekunder
yang digunakan pada penelitian ini adalah peta batas Desa Sidodadi.
3.4.2 Populasi dan sampel penelitian
Populasi adalah jumlah seluruh unit-unit atau elemen-elemen dilokasi penelitian
yang dapat dipilih menjadi sampel (Silalahi, 2012). Populasi penelitian ini adalah
rumah tangga di Desa Sidodadi dengan jumlah 584 kepala keluarga. Penarikan
sampel untuk data rumah tangga miskin menggunakan metode simple random
sampling (SRS). SRS yaitu metode yang digunakan untuk memilih sampel dan
populasi dengan setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar
untuk dijadikan sebagai sampel. Seluruh anggota populasi menjadi anggota dari
kerangka sampel (Nurhayati, 2008). Pemilihan sampel dilakukan secara acak dan
jumlah penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 85
19responden. Jumlah sampel diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin
(Firdaus, 2012) yaitu sebagai berikut:
n=n= ( , )n= ,n= 85,38011n= 85Keterangan :n = Jumlah sampelN = Jumlah populasie = Batas toleransi (10%)
Jumlah sampel/responden per dusun dapat dihitung dengan rumus Nazir (1998).
n= x ni
Keterangan :n = Jumlah seluruh respondenni = Jumlah sampelN = Jumlah populasiNi = Jumlah populasi masing-masing dusun
Total jumlah sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah sampel tiap dusun
No Dusun Jumlah Populasi(KK)
Jumlah Sampel
1. Dusun 1 210 KK 312. Dusun 2 120 KK 173 Dusun 3 125 KK 184 Dusun 4 129 KK 19
Total 584 KK 85
203.5 Analisis Data
Data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara
kuantitatif dan kualitatif. Teknik scoring dilakukan untuk menganalisis data
kuantitatif. Data yang diperoleh dari teknik scoring akan dianalisa secara
deskriptif melalui tabulasi data di MS. Excel. Pengolahan dan analisis data
kuantitatif dilakukan secara bertahap dimulai dengan pengelompokkan data,
perhitungan penyesuaian dengan kalkulator, dan tabulasi data. Teknik scoring
pada penelitian ini untuk menentukan tingkat rumah tangga miskin yang dijadikan
sampel. Variabel untuk menentukan faktor yang mempengaruhi kemiskinan dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Faktor yang mempengaruhi kemiskinan
No Variabel Data Indikator Skor1 2 3
1. Data dasarrumahtangga
- Umur kepala keluarga- Jumlah anak yatim piatu,
janda, orang/anak cacadyang di rumah tangga
24-41- Tidak
ada
42-69- Ya, ada
satuorang
60-77- Ya, ada lebih
satu orang
2. Karakteristikekonomirumahtangga
- Jumlah jenis pendapatanpokok rumah tangga
- Jumlah pendapatan rumahtangga
- Pendapatan tetap
- Lebihdarisatu
- <1,9Juta
- Tetap
- Hanya satu
- >1,9 Juta
- Tidak tetap
3. Kekayaanmateri
- Keadaan dan kualitasrumah responden
- Alat transportasi yangdimiliki
- Alat komunikasi yangdimiliki rumah tangga
- Alat elektronik yangdimiliki rumah tangga
- Di atasrata-rata
- Memiliki
- Memiliki
- Distandarrata-rata
- Di bawahstandar rata-rata
- Tidakmemiliki
- Tidakmemiliki
21Tabel 2. (lanjutan)No. Variabel Data Indikator Skor
1 2 34. Pendidikan - Tingkat pendidikan
tertinggi dari anggotarumah tangga dewasa(termasuk kepalakeluarga)
- Jumlah anak sekolah yangmenjadi tanggungankeluarga
- Jumlah anggota rumahtangga yang memilikiketerampilan ataupengetahuan diluar bidangpertanian yang tidakdiperoleh dari sekolah(pendidikan non formal)
- SMA
- Semuaanak-anaksekolah
- >1 orang
- SMP
- Ada,tidaksemuasekolah
- 1 orang
- SD
- Semuaanak tidaksekolah
- Tidak ada
5. Akseslayanan daninfrastruktur
- Akses pendidikan formalAkses pelayanankesehatanAkses mendapatkan kreditusahaAkses ke pasarAkses mendapatkanpenyuluhanAkses pelayanan rohaniAkses objek wisata
- Sarana jalan dan jembatan
- Program pemerintah- Program non pemerintah
- Mudah
- Ya,pernah
- Ya, bisa
- Ada,kondisibaik
- Baik- Baik
- Sulit, tapibiasanyabisa
- Ada,kondisisedang
- Sedang- Sedang
- Sangatsulit,tidak bisa
- Tidakpernah
- - Tidak bisa-t- - Ada,
kondisiburuk
- Rendah- Rendah
Variabel yang digunakan untuk mengetahui rumah tangga miskin yaitu data dasar
rumah tangga, karakteristik ekonomi rumah tangga, kekayaan materi, pendidikan,
akses layanan dan infrastruktur dengan menggunakan kuesioner. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan memberi skor 1 pada
pilihan jawaban pertama, 2 pada pilihan jawaban kedua, 3 pada pilihan jawaban
ketiga. Jumlah pertanyaan pada kuesioner sebanyak 31 pertanyaan. Pertanyaan
tersebut dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu dalam aspek data dasar rumah
22tangga sebanyak 10 pertanyaan, pada aspek kekayaan materi sebanyak 4
pertanyaan, pada aspek karakteristik ekonomi rumah tangga sebanyak 3, pada
aspek pendidikan sebanyak 4 pertanyaan, serta pada aspek akses layanan dan
infrastruktur sebanyak 10 pertanyaan.
Indikator pendapatan pada aspek karakteristik ekonomi rumah tangga yang
digunakan untuk menentukan kategori rumah tangga dalam penelitian ini yaitu
menggunakan Upah Minimum Kerja (UMK) Rp. 1.900.000.- (Pemerintah
Provinsi Lampung, 2016).
Untuk menentukan batas skor pada masing-masing kategori maka digunakan
persamaan.
Selang nilai = Selisih skor tertinggi − Skor terendahJumlah kelasNilai kemiskinan dalam penelitian ini menggunakan skor jawaban dari masing-
masing aspek untuk menetapkan kategori rumah tangga yang menjadi responden.
Sebanyak 85 rumah tangga yang dijadikan responden menghasilkan skor tertinggi
dan skor terendah yang dibagi menjadi tiga kelas kategori yaitu antara lain:
1. Tidak miskin : 35 - 49
2. Sedang : 50 - 64
3. Miskin : 65 – 78
3.5.1 Pemetaan keluarga miskin
Pemetaan dilakukan dengan tagging terhadap rumah penduduk yang dijadikan
sampel. Tagging dilakukan dengan alat GPS untuk mengetahui titik koordinat.
23Titik koordinat yang didapat dari GPS akan langsung dipindahkan ke Microsoft
Excel. Titik koordinat yang sudah dipindahkan ditampilkan melalui aplikasi Arc
Map sehingga dapat memberikan informasi mengenai keberadaan sampel.
Selanjutnya dilakukan digitasi terhadap batas desa. Digitasi dilakukan untuk
mengkonversikan peta raster (jpg) menjadi peta vektor. Peta batas desa yang
sudah dihasilkan akan langsung bisa ditampilkan bersamaan dengan titik
koordinat yang sudah dipindahkan ke dalam Arc Map. Dari teknik ini dapat
dilihat sebaran rumah tangga miskin di Desa Sidodadi. Data spasial yang
digunakan adalah layer peta batas Desa Sidodadi dan layer jalan. Analisis data
spasial meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay dan pembuatan peta tematik.
Bagan alir pemetaan rumah tangga miskin dapat dilihat pada Gambar 3.
24
Gambar 3. Bagan alir pemetaan rumah tangga miskin.
Digitasi
Peta raster batasDesa Sidodadi
Proses Georeferencing
Peta vektor DesaSidodadi
Pencatatan/taggingtitik koordinat rumah
tangga yangdijadikan responden
Pemindahan data dariGPS ke Ms. Excel
Proses tabulasi data
Import ke dalam ArcMap
(Shapefile)
Sebaran rumah tangga miskin DesaSidodadi
36
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Rumah tangga di Desa Sidodadi dengan kategori miskin sebanyak 37%.
Kemiskinan terjadi akibat rendahnya sumberdaya manusia, kurangnya suatu pola
pikir rumah tangga dalam menilai pentingnya jenjang pendidikan, banyaknya
tanggungan dalam rumah tangga, rendahnya pendapatan rumah tangga, dan
kesulitan akses dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kemiskinan juga disebabkan
oleh rumah tangga miskin yang lebih cenderung berada di dekat kawasan Tahura
WAR. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya masyarakat untuk mendapatkan
akses pendidikan, akses kesehatan, dan akses menuju pasar.
5.2 Saran
Pendidikan serta pendapatan yang rendah mengakibatkan tingginya tingkat
kemiskinan di Desa Sidodadi. Diperlukan bantuan pemerintah dalam mengurangi
terjadinya kemiskinan yaitu meningkatkan akses rumah tangga desa sidodadi
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, memberikan lapangan pekerjaan, dan
memberikan sosialisasi akan pentingnya pendidikan sehingga mampu mengurangi
terjadinya kemiskinan Desa Sidodadi.
37
DAFTAR PUSTAKA
Adiana, P.P.E. dan Karmini N.L. 2012. Pengaruh pendapatan, jumlah anggotakeluarga, dan pendidikan terhadap pola konsumsi rumah tangga miskindi Kecamatan Gianyar. E-J. Ekonomi Pembangunan UniversitasUdayana. 1 (1): 39-48.
Aflaha, E. 2014. Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup diDesa Olaya Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong. J. Geo-Tadulako. 1 (2): 1-16.
Amir, A., Hendrik dan Hardiani. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhikemiskinan dan pengangguran di Kota Jambi. J. Perspektif Pembiayaandan Pembangunan Daerah. 1 (2): 109-120.
Andrianto, A., Qurniati R. dan Setiawan, A. 2016. Pengaruh karakteristikrumah tangga terhadap tingkat kemiskinan masyarakat sekitar mangrove.J. Sylva Lestari. 4 (3): 107—113.
Endrayani, N.K.E. dan Dewi M.H.U. 2016. Analisis faktor-faktor yangmempengaruhi tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Bali. E -J. Ekonomi dan Bisnis. 5 (1): 63-88.
Ernawati, N. dan Listyaningsih, U. 2012. Pemetaan potensi penduduk miskinKabupaten Bantul, Yogyakarta. J. Bumi Indonesia. 1 (3): 475-481.
Fadlillah, N. 2016. Analisis pengaruh pendapatan per kapita, tingkatpengangguran, indeks pembangunan manusia dan pertumbuhanpenduduk terhadap kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2009-2013.J. Eko-regional. 11 (1): 1-9.
Firdaus, M.A. 2012. Metode Penelitian. Jelajah Nusa. Jakarta. 218 hlm.
Handayani, D., Soelistijadi R. dan Sunardi. 2005. Pemanfaatan analisis spasialuntuk pengolahan data spasial sistem informasi geografi. J. TeknologiInformasi Dinamik. 10 (2): 108-116.
38Kaplale, R. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kota
Ambon (studi kasus di Dusun Kranjang Desa Waiyame Kecamatan TelukAmbon dan Desa Waiheru Kecamatan Teluk Ambon Baguala KotaAmbon). J. Agribisnis Kepulauan. 1 (1): 101-115.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Keputusan Menteri Pendidikandan Kebudayaan No. 19 Tahun 2016. Jakarta.
Kharistiani, E. dan Aribowo, E. 2014. Sistem informasi geografis pemetaanpotensi SMA/SMK berbasis web (studi kasus: Kabupaten Kebumen).J. Sarjana Teknik Informatika. 2 (1): 712-720.
Makmun, F. 2014. Pemetaan kemiskinan di Kelurahan Sukarame BandarLampung (studi tentang tipologi kemiskinan). J. Ilmu Dakwah danPengembangan Komunitas. 9 (1): 1-9.
Nababan, E.J.K., Qurniati, R. dan Kustanti A. 2016. Modal sosial padapengelolaan dan pelestarian hutan mangrove di Kecamatan LabuhanMaringgai Kabupaten Lampung Timur. J. Sylva Lestari. 4 (2): 89-100.
Nurhayati. 2008. Studi perbandingan metode sampling antara simple randomdengan stratisfied random. J. Basis Data. 3 (1): 18-32.
Pasyal, G. dan Sirait T.M. 2011. Analisa Gaya Bersengketa (AGATA) PanduanRingkas Membantu Memilih Bentuk Penyelesaian Sengketa PengelolaanSumber Daya Alam. Samdhana Institute. Bogor. 84 hlm.
Pemerintah Provinsi Lampung, 2017. Keputusan Gubernur Lampung No. 633Tahun 2016. Lampung.
Prahasta, E. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep Dasar PerspektifGeodesi dan Geomatika. Informatika. Bandung. 816 hlm.
Puruwita, D., Darma R.S. dan Munawaroh. 2012. Pengaruh tingkat pendidikan,pendapatan per kapita dan pengangguran terhadap kemiskinan di DKIJakarta. J. Ilmiah Econosains. 10 (2): 144-157.
Purwanti, P. 2014. Pengaruh jumlah tanggungan keluarga, pendapatan terhadappartisipasi kerja tenaga kerja wanita pada industri kerupuk kedelai diTuntang, Kabupaten Semarang. J. Among Makarti. 7 (13): 113-123.
Putri, A.M.P. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan diProvinsi Jawa Timur tahun 2008-2012. J. Ekonomi Pembangunan. 1(1): 1-9.
Sa’diyah, Y.H. dan Arianti F. 2012. Analisis kemiskinan rumah tangga melaluifaktor-faktor yang mempengaruhinya di Kecamatan Tugu KotaSemarang. J. Diponegoro Journal Of Economics. 1 (1): 1-11.
39
Sahharuddin. 2009. Pemberdayaan masyarakat miskin berbasis kearifan lokal.J. Transdisiplin Sosiologi, komunikasi, dan Ekologi Manusia. 3 (1): 17-44.
Sartika, C.,Balaka M.Y. dan Rumbia W.A. 2016. Studi faktor-faktor penyebabkemiskinan masyarakat Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna.J. Ekonomi(JE). 1 (1): 106-108.
Sendow, T. K. dan Jefferson, L. 2012. Studi pemetaan peta kota (studi kasusKota Manado). J. Ilmiah Media Engineering. 2 (1): 35-46.
Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial. PT Refika Aditama. Bandung. 518hlm.
Syaf, R., Hidayat M.S. dan Achmad E. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhipendapatan rumah tangga miskin di sekitar Taman Nasional Bukit DuaBelas (studi kasus desa-desa penyangga TNBD di Kecamatan Maro SeboUlu, Kabupaten Batang Hari). J. Perspektif Pembiayaan danPembangunan Daerah. 1 (2): 1-10.
Ustama, D.D. 2009. Peranan pendidikan dalam pengentasan kemiskinan. J.Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik. 6 (1) : 1-12.
Waluyo, D. E. 2006. Studi tentang bentuk kemiskinan penduduk di DesaCindogo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso. J. Humanity. 1(2): 1-13.
Widyastuti, A. 2012. Analisis hubungan antara produktivitas pekerja dan tingkatpendidikan pekerja terhadap kesejahteraan keluarga di Jawa Tengahtahun 2009. Economics Development Analysis Journal. 1 (2): 1-11.