SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL
Transcript of SAYYIDAH AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL
SAYYIDAH ‘AISYAH DALAM DISKURSUS ASBÂBUN NUZUL
(STUDI PERAN ‘AISYAH DALAM KRONOLOGI TURUNNYA
AYAT-AYAT AL-QUR`AN)
Skripsi
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Disusun oleh :
Tri Apriani 13210555
PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
2016 M/1438 H
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Sayyidah „Aisyah Dalam Diskursus Asbâbun Nuzul
(Studi Peran Aisyah Dalam Kronologi Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur‟an)” yang disusun oleh Tri Apriani dengan Nomor Induk Mahasiswa 13210555
telah melalui proses bimbingan dengan baik dan disetujui untuk diujikan
pada sidang munaqosyah.
Jakarta, 10 Agustus 2017
Pembimbing,
Ali Mursyid, MA
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Sayyidah „Aisyah Dalam Diskursus Asbâbun Nuzul”
(Studi Peran Aisyah Dalam Kronologi Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur‟an)” oleh Tri Apriani NIM 13210555 telah diujikan pada sidang Munaqasyah
Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal
Agustus 2017. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Jakarta, 10 Agustus 2017
Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Ruqayah Tamami
Penguji I, Penguji II,
Andi Rahman, MA Dr.H.Ulinnuha, Lc.MA
Pembimbing,
Ali Mursyid, MA
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tri Ariani
NIM : 13210555
Tempat/ Tgl. Lahir : Bengkulu, 23 Januari 1995
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul“Sayyidah „Aisyah dalam
Diskursus Asbâbun Nuzul (Studi Peran Aisyah Dalam Kronologi
Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur‟an)” adalah benar-benar asli karya saya
kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan
di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 10 Agustus 2017
Tri Apriani
iv
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya sederahan ini kepada orang yang sangat
kusayangi dan kucintai, Mak‟e (Elmawati) dan Pak‟e (Parmin, S. PKP),
sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih tiada terhingga, yang sudah
membesarkan, membimbing, serta mendidik dengan sejuta kasih sayangnya.
Terimakasih untuk rangkaian do`a yang selalu mengalir tanpa henti,
kesabaran yang tiada batas, dan tidak pernah lelah dalam memberikan cinta
yang tulus dan ikhlas kepadaku sejak kecil hingga saat ini. Rasanya semua
itu tak dapat terbalaskan hanya dengan selembar kertas yang berisi kata cinta
dan persembahan ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat
bapak dan mamak bahagia, karna ku sadari, selama ini belum bisa berbuat
yang lebih. Untuk mamak dan bapak yang selalu membuatku termotivasi dan
selalu menasehatiku agar menjadi lebih baik lagi, semoga Allah SWT. selalu
sayangi mamak dan bapak, diberkahi umurnya, serta diberikan kebahagiaan
dunia dan akhirat, amîn.
Untuk mas-mas ku tercinta; Mas Eko dan Mas Ridho beserta istri-
istrinya. Tiada hal yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian dan
keluarga, walaupun sering bertengkar, tapi hal itu selalu menjadi warna yang
takkan tergantikan dan selalu aku rindukan. Terimakasih atas doa dan
bantuan kalian selama ini. Semoga Allah selalu sayangi kalian, terimakasih
atas motivasi, dukungan, canda dan tawa yang membuatku semangat dalam
menjalani kehidupan hingga detik ini.
v
MOTTO
“Harta Yang Tak Pernah Habis Adalah Ilmu Pengetahuan, dan Ilmu Yang Tak
Ternilai Adalah Pendidikan”
vi
KATA PENGANTAR
Bismillâhirahmânirrahîm
Segala puji dan syukur penulis persembahkan bagi Sang
penggenggam langit dan bumi, dzat yang menganugerahkan kedaimaian bagi
jiwa-jiwa yang senantiasa merindu akan kemaha besaran-Nya. Tetes peluh
yang membasahi asa, ketakutan yang memberatkan langkah, dan tangis
keputus asaan yang terkadang menghiasi hari-hari, kini menjadi tangis penuh
kesyukuran dan kebahagiaan yang tumpah dalam sujud panjang.
Alhammdulillah Maha Besar Allah swt. sembah sujud sedalam qalbu hamba
haturkan atas karunia-Mu, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
Lantunan sholawat beriring salam penggugah hati dan jiwa, menjadi
persembahan penuh kerinduan pada sang revolusioner Islam, pembangun
peradaban manusia yang mulia, Habibina wa Nabiyyina Muhammad saw,
kepada keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman,
amin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta. Judul yang penulis
ajukan adalah “Sayyidah Aisyah dalam Diskursus Asbâbun Nuzul (Studi
Peran Aisyah dalam Proses Turunnya Beberapa Ayat-Ayat Al-Qur’an)”
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa karya sederhana ini sejatinya
bukanlah mutlak hasil dari kerja keras penulis seorang. Karena banyak sekali
sumbangsih orang lain dalam proses pengerjaannya. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menghaturkan terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaemah Tahido Yanggo, Lc, MA Ibunda kita
semua, Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
2. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfa, MA Dekan Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta,
atas kesediannya menyetujui judul penulis, juga merekomendasikan
dosen pembimbing yang kredibel.
3. Bapak Ali Mursyid, MA Dosen Pembimbing terbaik yang
memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
dengan baik, terimakasih untuk nasehat yang diberikan, tidak bosan-
bosan mengingatkan penulis, baik hal yang berkaitan dengan teknis,
rangkaian kalimat bahkan dalam hal memahami sekalipun. Jazakallah,
pak.
vii
4. Ibu Muthmainnah, Ibu Istiqomah, Kak A‟yuna, Ibu Mahmudah, Ibu
Atiqoh, dan Ibu Muzayyanah. Selaku Instruktur tahfidz yang selalu
jadi inspirator juga selalu support penulis, sehingga penulis sampai di
titik ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta yang telah
membagikan ilmunya pada penulis, sehingga penulis mampu
memahami banyak hal terkait ilmu-ilmu Al-Qur`an.
6. Untuk guruku bapak Ahmad Fudhaili, semoga Allah selalu
melindungi bapak beserta keluarga, dimudahkan rizki dan segala
urusan, serta di tinggikan derajatnya oleh Allah swt. dunia maupun
akhirat. Semoga ilmu yang telah bapak ajarkan menjadi barokah, dan
bermanfaat dunia akhrat. Aamiin.
7. Seluruh Staf Fakultas yang telah membantu setiap tangga proses yang
penulis lalui.
8. Pimpinan dan Staf perpustakaan IIQ Jakarta, Perpustakaan Fakulats
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan umum UIN Syarif
Hidayatullah, Perpustakaan PSQ, Perpustakaan Asrama IIQ, dan
perputakaan Iman Jama‟, terimakasih atas diizinkannya penulis untuk
mecari bahan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi.
9. Orang tua ku tersayang Bapak Parmin dan Mamak Elmawati serta
mas-masku tercinta, mas Eko dan Mas Ridho. Terimakasih untuk
pengorbanan, do‟a, kasih sayang, nasehat, dan motivasi yang selalu
menyertai langkah perjalanan kehidupan penulis, sehingga penulis
memiliki semangat dalam menjalani kehidupan hingga detik ini.
10. Seluruh personil Takuy Community yang telah menularkan semangat
luar biasa kepada penulis.
11. Teman-teman angkatan 2013 terkhusus untuk teman-teman
Ushuluddin, atas kebersamaan dan supportnya selama masa
perkuliahan hingga sekarang.
12. Teman-teman organisasi FUMAS (Forum Ukhuwah Mahasiswa
Sumatra), terimakasih sudah membantu penulis menambah
pengalaman hidup yang baik, mendapatkan pelajaran sekaligus
menemukan keluarga di Jakarta.
13. Untuk teman satu atapku, Siti Pangestu Rahmatillah (Nthuu‟),
sungguh kebersamaan yang kita bangun selama ini telah banyak
mengajarkanku akan kehidupan. Kedewasaan dan nasihat-nasihatmu
telah membuka cakrawala perfikirku, ketahuilah, engkau adalah teman
sekaligus guruku dalam hal percintaan. Semoga persahabatan kita
selalu terjalin dengan baik dunia akhirat.
14. Untuk temanku Rosa Lestari, terimakasih telah menemani hari-hariku
menjelajahi perpustakaan terdekat maupun terjauh demi
terselesaikannya skripsi ini. Memberikanku semangat, motivasi, dan
viii
nasihat-nasihat percintaan, ketahuilah, setiap celotehan dan gelak
tawamu selalu membuatku bahagia tatkala berada di sampingmu, dan
itu sangat aku rindukan selalu. Semoga lekas Allah swt. kirimkan
jodoh untukmu, Aamiin.
Semoga Allah swt. senantiasa melimpahkan Rahmat dan Pahala-Nya
disetiap butir kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis.
Tak lupa penulis ucapkan permohonan maaf kepada seluruh pembaca
jika terdapat kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan skipsi ini.
penulis menyadari, masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Kesempurnaan hanya milik Allah swt dan kekurangan ada pada diri
penulis.
Harapan penulis, semoga skripsi ini mampu memberikan kontribusi
positif di dunia akademis, serta memberikan pemahaman baru pada
masyarakat. Dan semoga Allah swt senantiasa meridhoi setiap langkah kita.
amin
Jakarta, 10 Agustus 2017
Tri Apriani
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS .......................................................................... iii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii
ABSTRAKSI ................................................................................................ xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………..1
B. Identifikasi Permasalahan dan Pembatasan Masalah……………..…6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………………….7
D. Tinjauan Pustaka…………...………………………………………..7
E. Metode Penelitian………………………………………………......10
F. Teknik dan Sistematika Penulisan……………………………….....11
BAB II : URGENSI ASBÂBUN NUZUL DALAM MEMAHAMI AYAT-
AYAT AL-QURAN
A. Definisi Asbâbun Nuzul……………………………………………….13
B. Perhatian Ulama Terhadap Asbâbun Nuzul………………………………15 C. Cara Mengetahui Asbâbun Nuzul……………………………………...17
D. Redaksi Yang Menunjukkan Asbâbun Nuzul…………………………….20 E. Bentuk Relasi Sebab Nuzul dan Ayat Al-Qur‟an……………….………..25
F. Urgensi dan Manfaat Mengetahui Asbâbun Nuzul………………….…....38
BAB III : BIOGRAFI SAYYIDAH ‘AISYAH
A. Sejarah Hidup Sayyidah „Aisyah…………………………………………43
1. Kelahiran „Aisyah…………………………………………….……..43
2. Silsilah dan Keluarga „Aisyah……………………………………......44
3. Pernikahan „Aisyah dengan Rasulullah Saw…………………...….44
4. Hijrah ke Madinah………………………………………………...…..49
x
5. Kehidupan Rumah Tangga „Aisyah bersama Rasulullah saw….….…50
6. Wafatnya „Aisyah…………………………………………..……54
B. Kecerdasan dan Kedalaman Intelektual „Aisyah………………....…….55
C. Kontribusi Aisyah dalam Periwayatan Hadis……………………...….….58
BAB IV : PERAN ‘AISYAH DALAM PROSES TURUNNYA AYAT-AYAT
AL-QUR’AN: MEMPERTIMBANGKAN KAIDAH ASBÂBUN NUZUL
A. Proses Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur‟an…………………………….....61
B. Respon Al-Qur‟an Terhadap Aisyah: Beberapa Kasus Ayat „Aisyah…...64
1. Peristiwa Tayamum, Surah Al-Maidah{5}: 6…………………….…64
2. Peristiwa Berita Bohong (Hadis Ifki), Surah an-Nur{24}:11-19…....70
3. Peristiwa Tahrim (Pengharaman), Surah at-Tahrim{66}:1-4………86
4. Peristiwa Ila‟, Surah at-Tahrim {66}: 4…………………………….92
5. Peristiwa Takhyir, Surah al-Ahzab{33}: 28-29……………………..102
C. Mempertimbangkan Asbâbun Nuzul dalam Memahami Ayat: Kasus Ayat
„Aisyah……………………………………………………..……………105
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………….106
B. Saran…………………………………………………….………...106
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….………...108
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan
Huruf
Arab Nama
Huruf
Latin Keterangan
Alif - Tidak dilambangkan أ
”bā` b Huruf “be ة
”tā` t Huruf “te ث
”tsā` ts Huruf “te” dan “es ث
Jim j Huruf je ج
hā` h Huruf “ha” dengan garis bawah ح
”khā` kh Huruf “ka” dan “ha خ
”Dal d Huruf “de د
”dzal dz Huruf “de” dan “zet ذ
”rā` r Huruf “er ز
”Zai z Huruf “zet ش
”Sin s Huruf “es س
”syin sy Huruf “es” dan “ye ش
”shād sh Huruf “es” dan “ha ص
”dhād dh Huruf “de” dan “ha ض
”thā` th Huruf “te” dan “ha ط
”zhā` zh Huruf “zet” dan “ha ظ
„ ain„ عKoma terbalik di atas hadap
kanan
”ghain gh Huruf “ge” dan “ha غ
”fā` f Huruf “ef ف
”Qāf q Huruf “qi ق
”Kāf k Huruf “ka ك
”Lām l Huruf “el ل
”Mim m Huruf “em و
”Nun n Huruf “en ن
”wāwu w Huruf “we و
”hā` h Huruf “ha ھ
hamzah ` Apostrof ء
”yā` y Huruf “ye ي
xii
B. Vokal
Vokal Tunggal
Tanda Vocal
Arab
Tanda Vokal
Latin Keterangan
A Harakat Fathah
I Harakat Kasrah
U Harakat Dhammah
Vokal Panjang
Tanda Vokal
Arab
Tanda Vokal
Latin Keterangan
ȃ Huruf “a” dengan topi di
atas
Î Huruf “i” dengan topi di
atas
Û Huruf “u” dengan topi di
atas
Vokal Rangkap
Tanda Vokal
Arab
Tanda Vokal
Latin Keterangan
Ai Huruf “a” dan “i”
Au Huruf “a” dan “u”
C. Kata Sandang
1) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyyah
ditransliterasi sesuai dengan bunyinya. Contohnya:
al-Madînah :انمديىت al-Baqarah :انبقسة
2) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyyah
ditransliterasi sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan
sesuai bunyinya. Contoh:
as-Sayyidah : انسيّدة ar-rajul : انسجم
ad-Dȃ : اندازمى asy-syams : انشمس rimî
3) Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan dengan
lambang (__ّ), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan
huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.
Aturan ini berlaku umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata,
xiii
di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyyah. Contoh:
Âmannȃ : أمَىَب بِبلِله billȃ hi ُأمَهَ انسُفَهَبء : Âmana as-Sufahȃ ’u
wa ar-rukka’i : وَانسُكَعِ Inna al-ladzîna : إِنَ انَرِيْهَ
4) Ta Marbuthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf
“h”. Contoh:
al-Af`idah : الَأفْئِدَةِ
الِإسْهَبمِيَتُ انجَبمِعَتُ : al-Jȃ mi’ah al-Islȃ miyyah
Sedangkan ta marbuthah yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
Âmilatun Nashibah’: عَبمِهتٌ وَبصِبَتٌal-Âyat al-Kubrȃ : الٱيَتُ انكُبْسٰى
xiv
ABSTRAKSI
Tri Apriani (13210555)
Sayyidah ‘Aisyah Dalam Diskursus Asbâbun Nuzul (Studi Peran ‘Aisyah
Dalam Proses Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur’an)
Aisyah sebagai perempuan yang terdekat dengan Nabi saw. berperan
besar bagi pendidikan wanita muslimah dimasanya dan sesudahnya, karena
melalui beliau lah ayat-ayat dan hadis-hadis yang berkaitan dengan
kewanitaan maupun yang berkaitan dengan syariat Islam turun. Sehingga
penulis merasa tertarik untuk mengenal lebih dalam karakter dan peran
Aisyah melalui ayat-ayat yang turun merespon kasus-kasus yang berkaitan
dengan Aisyah.
Pada skripsi ini, terdapat dua pokok permasalahan. Pertama, ayat-
ayat apa saja yang turun sebagai respon dan jawaban atas sikap, perilaku, dan
perkataan Aisyah. Kedua, Bagaimana peran Aisyah dalam proses turunnya
beberapa ayat Al-Qur`an dan apa maksud ayat tersebut. Tentunya, untuk
memahami ayat-ayat yang turun sebagai respon atas tindakan Aisyah
tersebut, tidak bisa secara tuntas tanpa memperhatikan kejadian ataupun
peristiwa yang melatarbelakanginya (Asbâbun Nuzul).
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan
pendekatan Sosio Historis untuk mengetahui peristiwa apakah yang sedang
terjadi pada Aisyah, sehingga menyebabkan ayat itu turun, dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latarbelakang, pelaku dan siapa
saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Dalam penelitian ini penulis
mencoba menjawab permasalahan yang ada melalui studi pustaka (Library
Research) dengan merujuk pada sumber data primer dan sekunder. Sumber
data primer yang penulis gunakan adalah kitab Asbâbun Nuzul karya imam
al-Wahidiy, kitab Lubabun-Nuqul fi Asbâbun Nuzul karya as-Suyuthi, kitab
Asbâbun Nuzul karya Muchlis M. Hanafi, Sirah dan Biografi Siti Aisyah,
Kitab Hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Adapun teknik analisis
yang digunkan adalah Deskriptif-Analisis.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, memberikan
simpulan bahwa, terdapat sebanyak 16 ayat dalam 5 kasus yang berkenaan
tentang peran Aisyah dalam proses turunnya ayat-ayat Al-Qur‟an, yaitu: (1).
Peristiwa Tayamum Surah Al-Mâ‟idah{5}:6, (2). Peristiwa Berita Bohong
(Hadis Ifki) Surah an-Nûr{24}:11-19, (3). Peristiwa Tahrîm (Pengharaman)
Surah at-Tahrîm{66}:1-3, (4).Peristiwa Ila‟ Surah at-Tahrîm {66}:4, (5).
Peristiwa Takhyîr Surah al-Ahzab{33}:28-29. Banyaknya ayat yang
merespon atas tindakan „Aisyah, menunjukkan posisi dan kedudukan Aisyah
yang istimewa di hadapan Allah SWT dan Rasul-Nya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur`an diturunkan oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad
saw melalui Malaikat Jibril as. Secara berangsur-angsur selama lebih dari 22
tahun. Al-Qur`an diturunkan pada awalnya dalam konteks historis tertentu
pada masa Nabi saw. di Mekah dan Madinah serta wilayah-wilayah
sekitarnya. Konteks historis ini dibagi menjadi dua, yaitu ayat-ayat Al-
Qur`an yang diturunkan tanpa suatu sebab atau peristiwa tertentu, dan ada
yang diturunkan karena adanya suatu sebab atau peristiwa tertentu.1
Ayat-ayat Al-Qur`an yang diturunkan tanpa suatu sebab atau
peristiwa tertentu kebanyakan berisi tentang akidah, keimanan pada Allah
SWT, Malaikat dan hari Kiamat, cerita tentang kejadian masa lalu, cerita
tentang Nabi-nabi, berita tentang hari kebangkitan, surga neraka serta
kehidupan setelah kematian, yang bertujuan untuk memberikan hidayah
kepada makhluk-Nya menuju kebenaran.2 Sedangkan ayat-ayat yang turun
karena adanya suatu sebab atau peristiwa tertentu, berfungsi sebagai
penjelas, jawaban (respon), dan pembenaran atas peristiwa atau kejadian
tersebut3, yang disebut Asbâbun Nuzul.
Adapun definisi Asbâbun Nuzul menurut Az-Zarqani (W. 1122 H)
yaitu :
“Sebab turun ayat ialah, satu atau beberapa ayat yang karenanya
diturunkan untuk memberikan atau menerangkan hukum pada saat
terjadinya peristiwa itu.”.4
Subhi as-Shalih merumuskan pengertian Asbâbun nuzul dalam
bukunya yang berjudul Mabahits Fi Ulûmul Qur‟an, sebagai berikut
1 As-Shuyuthi, al-Itqan fi „Ulûm Al-Qur`an, (Bairut: Dar al-Fiqr, t.t), juz II, h. 29
2 Hamad Abdul Khaliq Alwan, Asbâbun nuzulil Qur‟an, (Mesir: Makhtabah Thali‟ah,
tt), juz I, h. 1 3 Choiruddin Hadhiri, Klasifikasi Kandungan Al-Quran 2, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2005), cet I, h. 131 4 Muhammad „Abdul „Azim az-Zarqany, Manahilul „Irfan Fi „Ulumil Qur‟an,
(Kairo: Darus Salam, 20003), jilid 2, hlm. 417
2
“Sebab Nuzul ialah, sesuatu yang oleh karenanya suatu ayat atau
beberapa ayat yang memuat sebabnya itu diturunkan, untuk
memberi jawaban terhadap sebabnya, atau untuk menerangkan
hukumnya pada waktu terjadi peristiwa itu.”.5
Kedua definisi tersebut pada hakikatnya sama, kecuali hanya sedikit
berbeda pada redaksinya. Keduanya dapat memberikan pengertian bahwa,
sebab turunnya ayat adakalanya berbentuk peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat kaum muslimin, dan ada kalanya berbentuk pertanyaan yang
diajukan orang muslim dan non muslim kepada Rasulullah saw, lalu turunlah
satu atau beberapa ayat untuk menerangkan hal yang berkaitan dengan
peristiwa tersebut, atau memberi jawaban terhadap pertanyaan yang
diajukan6.
Sementara Ash-Shabuni (W. 449 H) berpendapat bahwa, “Asbab
an-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu
atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian
tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian
yang berkaitan dengan urusan agama.”7
Manna‟ al-Qhathan memberikan definisi Asbâbun Nuzul sebagai
“Asbâb an-Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan
turunnya Al-Quran, berkenaan dengannya waktu peristiwa itu
terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang
diajukan kepada Nabi.”8
Kendatipun redaksi pendefinisian di atas sedikit berbeda, semuanya
menyimpulkan bahwa yang disebut asbâb an-nuzul adalah kejadian atau
peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur`an, dalam rangka
menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul
dari kejadian tersebut.9
Mengetahui sebab turunnya ayat mempunyai beberapa manfaat, dan
orang-orang yang mengatakan bahwa mengetahui sebab turunnya ayat tidak
5 Subhi Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, (terjemah Nur Rahkim dkk),
(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), hlm. 160. 6 Chaerudji Abd Chalik, Ulum Al-Quran, (Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2013), h.
41-42 7 Muhammad Ali As-Shabuni, At-Tibyan fi Ulum Al-Qur‟ân, (Damaskus: Maktabah
Al-Ghazali, 1390), h. 22 8 Manna‟ al-Qhathan, Mabahits fi Ulum Al-Qur‟ân, (Mansyurat Al-Ashr Al-Hadis,
1973), h. 78 9 Rosihon Anwar, Ulumul Qur‟ân, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), cet. I, h. 61
3
mempunyai manfaat karean adanya seperti sebuah sejarah adalah pemikiran
yang salah. Salah manfaat dari mengetahui sebab turunnya ayat adalah
mengetahui arti ayat yang diinginkan sehingga dapat menghilangkan
ketidakfahaman.10
Az-Zarqani dan As-Suyuthi (W. 911 H) mensinyalir adanya
kalangan yang berpendapat bahwa, mengetahui asbâbun nuzul merupakan
hal yang sia-sia dalam memahami Al-Qur`an. Mereka beranggapan bahwa
mencoba memahami Al-Qur`an dengan meletakkannya dalam konteks
historis itu sama dengan membatasi pesan-pesannya pada ruang dan waktu
tertentu. Namun, pendapat seperti ini tidak lah berdasar karena tidak
mungkin menguniversalkan pesan Al-Qur`an di luar masa dan tempat
pewahyuan, kecuali melalui pemahaman yang semestinya terhadap makna
Al-Qur`an dalam konteks kesejarahannya.
Sementara itu, mayoritas ulama sepakat bahwa konteks kesejarahan
yang terakumulasi dalam riwayat-riwayat asbâbun nuzul merupakan satu hal
yang signifikan untuk memahami pesan-pesan Al-Quran.11
Dalam suatu
pernyataan, Al-Wahidi (W. 468 H) menyatakan : “Tidak mungkin dapat
memahami tafsir sebuah ayat tanpa mengetahui kisahnya atau penjelasan
sebab turunnya.”12
Ibn Taimiyah (W. 728 H) mengatakan : “Mengetahui sebab
turunnya ayat dapat membantu untuk memahami makna dari ayat tersebut,
sesungguhnya mengetahui sebab akan mewarisi pengetahuan terhadap apa
yang disebabkannya. Banyak ulma salaf terdahulu menemui kesulitan dalam
memahami makna ayat, maka dengan mereka mengetahui sebab turunnya
ayat, maka kesulitan tersebut akan hilang.”13
Ungkapan senada juga dikemukakan oleh Ibn Daqiq Al-„Ied (W.
702 H) dalam pernyataannya : “Penjelasan sebab turunnya ayat adalah cara
yang sangat kuat dalam memahami makna dari Al-Qur`an. Hal itu adalah
suatu urusan yang diperoleh para sahabat karena ada qarinah-qarinah yang
mengelilingi kejadian-kejadian itu”14
Asbâbun nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah
saw. Oleh karena itu, tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya selain
berdasarkan periwayatan yang benar (naql ash-shalih) dari orang-orang yang
melihat dan mendengar langsung turunnya ayat Al-Qur`an. Dengan
demikian, diperlukan kehati-hatian dalam menerima riwayat yang berkaitan
10
As-Suyuthi, Asbâbun nuzul, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014 ), cet.I, h. 15 11
Rosihon Anwar, Ulumul Qur‟ân, h. 62 12
„Aliy bin Ahmad al-Wahidiy, Asbâbun nuzul, Ed. Kamal Basyuniy Zaglul, (Beirut:
Darul Kutub al-;Ilmiyya)h, 1991), hlm. 10. 13
As-Suyuthi, Asbâbun Nuzul, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014 ), cet.I, h. 15 14
Tengku Muhammad Hasbi Ash-Sidhiqi, Ilmu-Ilmu Al-Qu‟rân („Ulum Al-Qur‟ân),
(Semarang: PT Pustaka RizkiPutra, 2009), h. 15
4
dengan asbâbun nuzul.15
Inilah yang dimaksud Al-Wahidy dengan
perkataannya : “Tidak boleh kita mengatakan tentang sebab-sebab nuzul Al-
Qur`an melainkan denagn riwayat dan mendengar dari orang-orang yang
menyaksikan ayat itu diturunkan dan mengetahui sebab-sebabnya serta
membahas tentang pengertiannya dan bersungguh-sungguh dalam
mencarikan yang demikian itu.”16
Muhammad bin Sirin (W. 110 H) berkata : “Aku pernah bertanya
kepada Ubaidah tentang satu ayat dari Al-Qur`an, maka ia berkata :
“Bertakwalah kepada Allah SWT dan berkatalah yang baik, telah pergi
orang-orang yang mengetahui sebab kenapa diturunkan ayat-ayat Al-
Qur`an.” Kehati-hatian mereka dalam hal ini tidaklah menghalangi mereka
menerima khabar-khabar para sahabat di dalam masalah-masalah sebab
turunnya ayat. Mereka berpendapat: “Sesungguhnya perkataan seorang
sahabat tentang sesuatu yang tidak dapat dicapai dengan pikiran dan
ijtihad, tetapi pegangannya yang berupa nukilan dan pendengaran
dipertanggungkan bahwa sahabat itu mendengar dari Nabi saw. apa yang
dikatakan itu, karena tidak mungkin bahwa sahabat itu mengatakan yang
demikian dari ijtihadnya sendiri.”17
Oleh karena itu, Al-Hakim (W. 405 H), Ibnu Shalah (W. 643 H),
dan para ulama hadis lainnya menetapkan bahwa, jika salah seorang sahabat
yang menyaksikan turunnya wahyu, memberitahukan tentang satu ayat dari
Al-Qur`an, bahwasannya sebab turunnya adalah karena hal tertentu, maka itu
adalah perkataan yang mempunyai sanad.18
Dalam konteks ayat Al-Qur`an yang turun karena suatu sebab, ada
beberapa hal yang memicu turunnya ayat tersebut, di antaranya adalah faktor
istri Nabi Muhammad saw. yaitu Aisyah (W. 57 H), baik dengan respon atas
perilaku, perkataan, atau sekedar pertanyaan yang muncul dari beliau.
Seorang wanita yang menjadi kekasih paling berpengaruh dalam
hidup Rasulullah saw. wanita muslimah paling faqih yang dibebaskan
kesuciannya dari atas langit ke tujuh. Dialah Aisyah ra, putri Abu Bakar as-
Shiddiq. Wanita mulia ini dididik oleh sahabat terpilih Rasulullah saw. yaitu
Abu Bakar, sehingga ajaran Rasulullah turun dari hati dan rumah ayahnya.
Aisyah adalah wanita agung, dengan kepandaian, keluasan ilmu, kecerdasan
dan keagungan akhlaknya yang mengandung kekaguman generasi awal
hingga generasi saat ini.
Setelah Aisyah menikah dengan Rasulullah saw, dia tinggal di
rumah Rasulullah yaitu rumah kenabian. Dia menjadi kekasih tercinta yang
15
Rosihon Anwar, Ulumul Qur‟ân, h. 67 16
Chaerudji Abd Chalik, Ulum Al-Qur‟ân, (Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2013),
h. 45 17
Chaerudji Abd Chalik, Ulum Al-Qur‟ân, h. 45 18
As-Suyuthi, Asbâbun nuzul (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014 ),cet.I, h. 16
5
selalu dekat dengan Rasul, baik hati maupun jiwanya. Ketika Rasulullah jauh
dari Aisyah, pasti hati beliau dilanda kerinduan padanya.
Aisyah adalah seorang wanita pembawa panji ilmu dan ajaran
agama Islam. Dimasa hidupnya, dia mengetahui berbagai kejadian dan
menyaksikan tahapan-tahapan penting yang mengiringi perjalanan dakwah
Islam. Dia juga mengetahui hambatan dan intimidasi yang dialami kaum
muslimin. Dia mendapatkan ajaran-ajaran etika dan moral langsung dari
tangan orang yang mendapat pendidikan dari Tuhannya, yaitu Rasulullah
saw, suami tercinta.
Aisyah hidup di rumah kenabian, sebuah tempat yang banyak
diturunkan wahyu Ilahi dan dibacakan di dalamnya Al-Qur`an siang dan
malam. Karena itulah, Aisyah banyak menguasai fiqih Islam dan dasar-
dasarnya, mengetahui berbagai ilmu pengetahuan, dan menguasai hikmah
yang terkandung dalam Al-Qur`an.19
Berkat dan karunia Allah yang diberikan kepada umat Islam melalui
Aisyah sangatlah banyak, melalui riwayat dan kisah-kisahnya, umat Islam
mengetahui perihal, kondisi, serta tindakan. Aisyah juga sering
mendatangkan kemudahan dan keberuntungan bagi umat Islam. Dia mampu
mengatasi kesulitan yang menumpa umat Islam. Andil besar ini terlihat jelas
dengan diturunkannya ayat tayamum yang merupakan rukhshah (dispensasi)
bagi umat Islam, agar mereka merasa ringan dalam menjalankan syariat
Islam.
„Urwah bin Zubair menceritakan bahwa suatu hari kalung yang
dipinjam Aisyah dari Asma hilang. Kemudian Rasulullah meminta beberapa
orang sahabat untuk mencarinya. Ketika sudah sampai ditengah padang
pasir, mereka mendapati waktu shalat sudah masuk, padahal di sekeliling
mereka tidak ada air. Maka para sahabat pun mendirikan shalat tanpa wudhu
terlebih dahulu. Sekembalinya dari mencari kalung, para sahabat
mengadukan permasalahan itu kepada Rasulullah saw, lalu turunlah ayat
Tayamum untuk merespon kasus ini. Surah al-Mâi‟dah [5] : 6 :
19
Ahmad bin Salim Badawilan, Story of The Great Wife: „Aisyah, (Jakarta: Nakhlah
Pustaka, 2008), h. 15-16
6
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku,
dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata
kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau
dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu
dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. al-Mâi‟dah [5]: 6)
Melihat betapa pentingnya peran Aisyah dalam proses Asbâbun nuzul
beberapa ayat Al-Qur`an, sekaligus Aisyah adalah istri Rasulullah yang
dekat dengan Rasulullah dan memiliki banyak kontribusi bagi pendidikan
umat islam, serta masalah-masalah privasi Rasulullah ketika di dalam rumah,
yang hanya bisa diketahui oleh istri dan keluarga, maka dirasa perlu untuk
melakukan telaah lebih mendalam pada ayat-ayat Al-Qur`an yang Aisyah
ikut berperan dalam proses turunnya ayat tersebut. Oleh karena itu, penulis
memilih tema “Siti Aisyah dalam Diskursus Asbâbun nuzul” (Studi Peran
Aisyah dalam Proses Kronologi Turunnya Ayat).”
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka pembahasan dalam skripsi
ini akan diarahkan pada pemberian pemahaman terhadap konsep asbâbun
nuzul dan urgensinya dalam memahami teks Al-Qur`an, dengan mengambil
kasus Siti Aisyah sebagai salah satu istri Rasuluulah saw. yang banyak
berinteraksi dengan permasalahan proses dan latar belakang turunnya ayat.
Sebagai asumsi dasar bahwa disamping Aisyah adalah istri
Rasulullah yang mengetahui masalah privasi Rasulullah ketika di dalam
rumah, beliau juga menjadi faktor yang sangat signifikan dalam turunnya
beberapa ayat Al-Qur`an.
7
Pembahasan dalam skripsi ini, hanya dibatasi pada sosok Siti
Aisyah, seorang istri Nabi yang mempunyai gelar Ummahatul Mu‟minîn,
yang terkenal dengan kecerdasannya dan kecintaanya terhadap ilmu.
Obyek bahasan difokuskan pada faktor Aisyah dalam menyebabkan
turunnya beberapa ayat-ayat Al-Qur`an, dan signifikansinya dalam
memberikan penafsiran atas teks tersebut, sehingga dapat diperoleh
pengertian yang sesuai dengan kehendak ayat tersebut.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah
pada skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Ayat-ayat apa saja yang turun sebagai respon dan jawaban atas
sikap, perilaku, dan perkataan Aisyah ?
2. Bagaimana peran Aisyah dalam proses turunnya beberapa ayat Al-
Qur`an ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitaian
Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas, maka dapat
diketahui tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui ayat-ayat apa sajakah yang turun sebagai respon
dan jawaban atas sikap, perilaku, dan perkataan Aisyah
2. Mengetahui bagaimana peran Aisyah, dalam proses turunnya
beberapa ayat Al-Qur`an dan apa maksud ayat tersebut.
2. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian mengenai tema ini,
penulis berharap dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi
perkembangan dunia ilmu pengetahuan khususnya pada tema yang
berkaitan dengan Asbâbun Nuzul.
Manfaat penelitian ini yaitu :
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi ilmiah terhadap referensi Ulumul Qur‟an dan
Tafsir, terutama tentang urgensi Asbâbun Nuzul.
b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi
sumbangan sederhana dalam pengembangan studi ilmu
tafsir, dan untuk menambah khazanah literatur keilmuan
Fakultas Ushuluddin. Penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi contoh penelitian untuk kemudian dikembangkan ke
dalam beberapa topik lainnya.
c. Secara praktis untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan
program Strata I di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
D. Tinjauan Pustaka
Penulis telah melakukan pengamatan tentang tinjauan pustakan
terhadap tema yang akan penulis ambil ke perpustakaan Institut Ilmu Al-
8
Qur`an (IIQ) Jakarta, perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
perpustakaan Pusat Study Qur‟an (PSQ) Jakarta, dan juga menelusurinya
secara online di Google Scholer. Berdasarkan penelusuran tinjauan pustaka
yang penulis lakukan ini, penulis menemukan judul skripsi yang berkaitan
dengan asbâbun nuzul, yaitu :
Skripsi yang ditulis oleh Gusti Rahmat, Fakultas Ushuluddin
Program Studi Tafsir Hadis Tahun 2015, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
“Perkataan Sahabat yang menjadi Asbâb An-Nuzul Al-Qur`an.”Dalam
Skripsi ini penulis mengkaji tentang perkataan sahabat yang selanjutnya
menjadi asbab al-nuzul Al-Qur`an sebagaimana yang dibahas oleh As-
Shuyuthi dalam al-Itqan Fî „Ulûm Al-Qur`an pada bab Fima Unzila Min Al-
Qur`an „Alâ Lisan Ba‟d al-Sahâbah bisa dikatakan benar adanya. Melihat
ditemukannya beberapa riwayat tersebut dalam kitab hadis. Selain matan,
yang beredaksi sama dengan Al-Qur`an ditemukan juga matan yang berbeda
redaksi dengan Al-Qur`an, namum masih tercakup dalam satu tema. Jadi,
bisa saja riwayat dengan redaksi yang sama dengan Al-Qur`an diriwayatkan
secara ma‟an.
Dengan demikian, matan yang dimuat dalam al-Itqan Fî „Ulum Al-
Qur`an pada bab Fima Unzila Min Al-Qur`an „Ala Lisan Ba‟d al-Sahabah
tidak menyatakan bahwa sahabat mendatangkan yang semisal dengan Al-
Qur`an. Keberadaan kesamaan redaksi asbâbun nuzul perkataan sahabat
yang selanjutnya masuk menjadi sebagian dari ayat Al-Qur`an bisa saja
terjadi, karena riwayat yang ada dalam al-Itqan ditemukan dalam kitab hadis.
Akan tetapi penulis meyakini bahwa riwayat tersebut tidak sama persis
dengan Al-Qur`an.20
Skripsi yang ditulis oleh Susilowati, Fakultas Ushuluddin Program
Studi Tafsir Hadis Tahun 2002, Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,
“Urgensi Asbab An-Nuzul dalam Menafsirkan Al-Quran.” Dalam Skripsi
ini, Susilowati berkesimpulan bahwa lafaz yang berhubungan dengan
asbâbun nuzul terkadang ada bentuk lafaz asbâbun nuzul yang berupa
pertanyaan atau pernyataan yang tegas mengenai sebab, namun terkadang
juga bersifat samar sehingga mengandung kemungkinan untuk selainnya.
Untuk itu lafaz-lafaz yang berhubungan dengan asbâbun nuzul yang
dianggap shohih ada 2 macam, yaitu riwayat yang pasti dimana perawi
dengan tegas menunjukkan ungkapan yang berkaitan erat dengan asbâbun
nuzul. Kedua, riwayat yang mengandung kemungkinan dimana para perawi
tidak menggunakan ungkapan yang tegas, bahwa yang diriwayatkannya
20
Gusti Rahmat, Perkataan Sahabat yang Menjadi Asbab An-Nuzul Al-Quran,
Skripsi diajukan ke program sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2015
9
berkaitan erat dengan asbâbun nuzul, tapi hanya menjelaskan kemungkinan
saja.21
Skripsi yang ditulis oleh Lia Zahiroh, Fakultas Ushuluddin Program
Studi Tafsir Hadis Tahun 2005, Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta, “Umar
bin Khatab dalam Diskursus Asbâbun nuzul”, Dalam Skripsi ini Lia Zahiroh
menyimpulkan bahwa Umar bin Khattab telah berjasa besar dalam menjaga
dan melestarikan Al-Qur`an. Disamping itu, banyaknya ayat-ayat yang
merespon tindakan Umar menunjukkan posisi dan kedudukan Umar bin
Khattab yang istimewa di mata Allah SWT. untuk memahami ayat-ayat yang
turun sebagai respon atas tindakan Umar, tidak bisa secara tuntas tanpa
memperhatikan kejadian ataupun peristiwa yang melatarbelakanginya, yakni
kejadian ataupun cerita yang dialami oleh Umar bin Khattab.22
Penulis juga menemukan tesis mengenai Asbâbun Nuzul,
diantaranya yang ditulis oleh Hamka Hasan, mengenai “Studi Kritis tentang
Pemikiran Asbâbun Nuzul Nasr Hamid Abu Zain dalam Kitab Mafum Al-
Nashs,” (Tesis S2 Universitas Islam Negeri Jakarta, 2002).23
Kemudian tesis
yang ditulis oleh M. Thohar al-Abza, mengenai “Kontekstualitas Al-Qur`an:
Studi Kritis atas Metodologi dan Pandangan Muhammad Syahrur tentang
Asbâbun nuzul dalam Pembacaan Al-Qur`an,” (Tesis S2 Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2009).24
Kemudian disertasi yang ditulis oleh Muhammad
Amin, disertasi ini membahas mengenai keseluruhan asbâbun nuzul dalam
tafsir Al-Azhar, (Disertasi S3 Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2007).25
Dari penelusuran penulis terhadap tulisan-tulisan yang telah
disebutkan di atas, penulis tidak menemukan kemiripan permasalahan
dengan permasalahan yang penulis ambil. Oleh karena itu, penulis
mengangkat permasalahan ayat-ayat Al-Qur`an yang turun akibat dari sikap,
berbuatan, maupun ucapan dari „Aisyah ra.
21
Susilowati,, Urgensi Asbab An-Nuzul dalam Menafsirkan Al-Quran, Skripsi
diajukan ke program sarjana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta: 2002 22
Lia Zahiroh, Umar bin Khatab dalam Diskursus Asbâbun Nuzul (Study Atas Peran
Umar dalam Proses Kronologi Turunnya Ayat), Skripsi diajukan ke program sarjana Institut
Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta: 2005 23
Hamka Hasan, “Studi Kritis tentang Pemikiran Asbâbun Nuzul Nasr Hamid Abu
Zain dalam Kitab Mafum Al- Nashsh,” (Tesis S2 Universitas Islam Negeri Jakarta, 2002). 24
M. Thohar al-Abza, “Kontekstualitas Al-Qur`an: Studi Kritis atas Metodologi dan
Pandangan Muhammad Syahrur tentang Asbâbun nuzul dalam Pembacaan Al-Qur`an,”
(Tesis S2 Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009) 25
Muhammad Amin, Kualitas Asbabun Nuzul dalam Tafsir Al-Azhar, (Disertasi S3
Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007)
10
E. Metodologi Penelitian dan Penulisan
1. Jenis Penelitian
Dalam penyususnan penelitian ini, penulis menggunakan metode
penelitian kepustakaan (Library Research)26
, karena penelitian ini berusaha
mengumpulkan data penelitian dari literature dan teks sebagai objek utama
analisisnya.27
Pengumpulan data dan informasi dengan buku-buku dan
materi pustaka lainnya seperti ktab-kitab hadis, artikel-artikel, jurnal, surat
kabar, makalah, buku-buku, atau dokumen-dokumen yang membahas
mengenai asbâbun nuzul serta beberapa literatur yang langsung mengarah
kepada penelitian maupun yang tidak langsung berkaitan dengan penelitian,
kemudian dari data yang diperoleh peneliti menyusun, membahas, dan
menganalisa sehingga mendapatkan kesimpulan.
2. Sumber Penelitian
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan sumber data
primer28
, di antaranya yaitu, kitab Asbâbun nuzul karya imam al-Wahidiy,
kitab Lubabun-Nuqul fî Asbâbun nuzul karya as-Suyuthi, kitab Asbâbun
nuzul karya Muchlis M. Hanafi, Sirah dan Biografi Siti Aisyah („Aisyah The
True Beauty) karya Sulaiman an-Nawawi, kitab Sayyidah „Aisyah karya
„Abdul Hamid Thahmaz, Kitab Hadis Shahih Bukhari karya Abu Abdullah
Muhammad bin Ismail al-Bukhari, kitab Shahih Muslim karya Muslim bin
al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisabuni, dan kitab-kitab tafsir yang berkaitan
dengan tema pembahasan.
Sedangkan sumber data sekunder29
adalah buku-buku yang
berkaitan dengan tokoh Aisyah seperti kitab Story Of The Great Wife:
„Aisyah karya Ahmad bin Salim Badawilan, kitab Perempuan-Perempuan
Al-Qur`an karya Abdurrahman Umairah, kitab Tafsir Al-Qur`an al-Azhim
lin-Nisa‟ karya Imad Zaki al-Barudi, dan kitab-kitab lain yang tidak
berkaitan secara langsung namun memberikan kelengkapan yang cukup
signifikan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode
studi dokumentatif (Documentary Study), yaitu suatu metode pengumpulan
data yang menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen yang
bersumber dari kitab-kitab, buku-buku, manuskrip, jurnal, dan lain
26
yaitu rangkaian penelitian yang berkenaan dengan pengumpulan data dan pustaka
dari literatur yang berkaitan dengan judul penelitian 27
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor, 2004), h. 3 28
Sumber data Primer yaitu sumber pokok yang mempunyai kaitan langsung dengan
masalah inti yang dijadikan topik pembahasan 29
Sumber dara Sekunder yaitu sumber data penunjang dan pembanding data yang
berkaitan dengan masalah utama.
11
sebagainya.30
Secara teknik operasional, penulis akan mencari data mengenai
pengertian Asbâbun nuzul menurut para ulama, serta menganalisis ayat-ayat
yang turun akibat dari sikap atau ucapan Siti Aisyah. Penulis mencari data-
data terebut melalui berbagai perpustakaan, diantaranya perpustakaan
Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, Perpustakaan Kampus IIQ Jakarta,
Perpustakaan Iman Jama‟ Lebak Bulus, Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Pusat Studi al-Quran Ciputat.
Kemudian setelah penulis menemukan dan mengumpulkan kitab-kitab yang
berkaitan dengan tema, lalu penulis mendokumentasikannya terlebih dahulu
melalui foto, lalu menuangkannya ke dalam bentuk tulisan melalui Laptop.
4. Metode Analisis Data
Metode yang penulis gunakan yaitu metode penulisan yang bersifat
Deskriptif-Analisis31
dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana layaknya
study kualitatif yang pengumpulan datanya melalui penelitian kepustakaan,
maka tidaklah dibutuhkan teknik pengumpulan data sebagaimana studi
kualitatif di lapangan.
Untuk membaca dan menganalisa data, penulis juga menggunakan
metode pendekatan Sosio Historis.32
Pendekatan Sosio Historis ini penulis
gunakan untuk mengetahui peristiwa apakah yang sedang terjadi pada Siti
Aisyah sehingga menyebabkan ayat itu turun, dengan memperhatikan unsur
tempat, waktu, objek, latarbelakang, pelaku dan siapa saja yang terlibat
dalam peristiwa tersebut.
F. Teknik dan Sistematika Penulisan
Teknik penulisan proposal skripsi ini berpedoman pada penuntun
pembyuatan skripsi yang berjudul “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan
Disertasi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta (Edisi Revisi) yang
diterbitkan oleh IIQ Press, cetakan ke-2 Mei 2011.
Bab Pertama, bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
Bab dua, berisi kajian tentang Urgensi Asbâbun nuzul dalam
memahami ayat-ayat Al-Qur`an, yang meliputi pembahasan tentang definisi
30
Nana Syaodin Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2010), hlm. 60 31
.Metode Deskriptif Analisis adalah sebuah metode pembahasan untuk memaparkan
data yang telah tersusun dalam melakukan kajian terhadap data-data tersebut dan berupaya
untuk menganalisa, mengkritisi data yang ada sehingga pada akhirnya mendapatkan hasil
yang dicari. 32
Metode Pendekatan Kritik Sosio Historis adalah metode yang analisis datanya
didasarkan pada peristiwa-peristiwa masa lampau untuk memahami kondisi sosial
kemasyarakatan yang terjadi pada masa itu, bagaimanakah struktur, dan gejala sosial lainnya
yang saling berkaitan.
12
Asbâbun Nuzul, urgensi dan manfaat mengetahui Asbâbun nuzul, kaidah atau
tatacara mengetahui Asbâbun nuzul, serta perhatian ulama terhadap Asbâbun
nuzul.
Bab tiga, merupakan sketsa biografi Siti Aisyah, yang diawali
dengan sejarah hidup Sayyidah Aisyah, kelahiran, kecerdasan intelektual
beliau, pernikahannya dengan Rasulullah saw., hingga peranan beliau dalam
peirwayatan hadis.
Bab empat, berisi tentang peran Aisyah dalam proses turunnya ayat
Al-Qur`an, diawali dengan pembahasan mengenai proses kronologis
turunnya ayat Al-Qur`an, faktor Aisyah dalam proses turunnya ayat,
identifikasi ayat Al-Qur`an yang turun sebagai respon atas kasus Aisyah, dan
terakhir pembahasan akan diarahkan pada upaya memahami ayat secara
komprehensif dengan cara mempertimbangkan Asbâbun nuzul, khusunya
pada kasus Aisyah.
Pembahasan ini ditutup dengan kesimpulan dan saran, yang masuk
dalam Bab kelima, yaitu bab penutup.
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang penulis teliti mengenai mengenai posisi dan
peran Aisyah dalam proses turunnya beberapa ayat-ayat Al-Qur’an, dan
ugensinya dalam diskursus Asbâbun Nuzul, penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, dapat
disimpulan bahwa, terdapat 16 ayat dalam 5 kasus, yaitu: (1).
Peristiwa Tayamum Surah Al-Mâ’idah{5}:6, (2). Peristiwa Berita
Bohong (Hadis Ifki) Surah an-Nûr{24}:11-19, (3). Peristiwa
Tahrîm (Pengharaman) Surah at-Tahrîm{66}:1-3, (4).Peristiwa
Ila’ Surah at-Tahrîm {66}:4, (5). Peristiwa Takhyîr Surah al-
Ahzab{33}:28-29.
2. Dalam penelitian ini, Aisyah mempunyai peran dan jasa yang
sangat besar, yaitu sebagai penyebab diturunkannya beberapa
ayat-ayat Al-Qur’an melalui beberapa kasus yang telah disebutkan
di atas. Disamping itu, banyaknya ayat-ayat yang merespon
tindakan Aisyah, menunjukkan posisi dan kedudukan Aisyah yang
istimewa di hadapan Allah SWT.
B. Saran
Skripsi yang penulis buat mengenai, posisi Aisyah dalam diskursus
Asbâbun Nuzul ini, merupakan sebuah upaya untuk memberi pemahaman
yang lebih utuh terhadap Al-Qur’an, dengaan cara menghadirkan sosok
Aisyah sebagai wanita yang Allah SWT. berkahi dan mempunyai peran
penting dalam periwayatan hadis maupun penafsiran Al-Qur’an.
Dengan demikian, skripsi ini diharapkan bisa dijadikan pegangan,
referensi, dan media pemahaman Al-Qur’an, baik oleh masyarakat maupun
kalangan mahasiswa, khususnya berkenaan dengan sebab-sebab pewahyuan
Al-Qur’an dan sosok wanita mulia, Sayyidah Aisyah.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan skripsi yang
penulis susun ini, kiranya terdapat banyak kesalahan, maka penulis dengan
rendah hati meminta saran dan masukan dari pembaca demi
menyempurnakan karya-karya selanjutnya. Insyaa Allah. Terimakasih dan
Semoga bermanafaat.
108
DAFTAR PUSTAKA
al-Abza, M. Thohar, “Kontekstualitas Al-Qur‟an: Studi Kritis atas
Metodologi dan Pandangan Muhammad Syahrur tentang
Asbabun Nuzul dalam Pembacaan Al-Qur‟an,” Tesis S2
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009
al-‘Ainy, Bar al-Din, „Umdah al-Qori bi Syarh Shahih al-Bukhary,
Beirut: Idarah al-Thaba’ah al-Muniriyah
al-Afgani, Sa’id, Pemimpin Wanita di Kancah Politik: Studi Sejarah
Pemerintahan Aisyah diterjemahkan oleh Moch. Syarifudin,
Jogjakarta: Pustaka Pelajar dan Pustaka LP2IF, 2001
Abu Syuhbah, Muhammad, al-Madkhal li Dirasatil-Qur‟an al-Karim,
Riyad: Darul-Liwa’, 1987
Anwar, Rosihin ,Ulum Al- Qur‟an, Bandung: CV Pustaka Setia, 2012,
Cet. III
Anas, Malik bin, al-Muwatta‟, Kairo: Dar Ihya’ at-Turas al-Arabi, 1994
Alwan, Khaliq, Abdul, Hamad, Asbabun Nuzulil Quran, Mesir:
Makhtabah Thali’ah, tt , Juz I
Amin, Muhammad, Kualitas Asbabun al-nuzul dalam Tafsir Al-Azhar,
Disertasi S3 Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2007
Anwar, Rosihon, Ulumul Quran, Bandung: CV Pustaka Setia, 2000,
Cet. I
Arqahudan, Shalah ad-Din, Mukhtazar al-Itqan fi Ulum al-Qur‟an li
as-Suyuthi, Beirut: Dar: an-Nafais, 1978, Cet. 2
al-Asqollany, Ibn Hajar, Al-Ishabah fi Ma‟rifah ash-Shahabah Jilid IV,
ditahqiq oleh ‘Ali Muhammad al-Bajawi, Mesir: Dar Nahdhah,
1972
Badawilan, bin Salim, Ahmad, Story of The Great Wife: „Aisyah,
Jakarta: Nakhlah Pustaka, 2008
109
Badr, Abdullah Abu Su’ud, Tafsir Umm al-Mu‟minin „Aisyah
Radhiallahu „Anha, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2000
al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Ensiklopedia Hadis
Shahih Bukhari Jilid 1, Jakarta: Almahira, 2011, Cet 1
Chalik, Abd Chaerudji, Ulum Al-Quran, Jakarta: Hartomo Media
Pustaka, 2013
ad-Darimi, Abdullah bin Abdurrahman, Sunan ad-Darimi, Beirut:
Darul Kitab al-Arabi, 1407
Fudhaili, Ahmad, “Dasar-Dasar Metode „Aisyah Dalam Kritik Hadis”,
Tesis S2 Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008
Hadhiri, Choiruddin, Klasifikasi Kandungan Al-Quran 2, Jakarta:
Gema Insani Press, 2005, Cet I
Hanafi, Muchlis M, Asbabun Nuzul, Jakarta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an, 2015
Hanbal, Ahmad bin, al-Musnad, Beirut: Mu’assasah ar-Risalah, 2001
al-Hakim , An-Naisabury, al-Mustadrak „ala Shahihain,
Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, 2002
Halwa, Hamad Abdul Khaliq, Asbabun Nuzulil Qur‟an, Mesir:
Maktabah Thali’ah, tt,
Hasan, Hamka, “Studi Kritis tentang Pemikiran Asbabun Nuzul Nasr
Hamid Abu Zein dalam kitab Mafum Al- Nashshs,” Tesis S2
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2002
al-Jamal, Bassam, Asbabun Nuzul, Beirut: al-Markaz al-Taqafi al-
‘Arabi, 2005
al-Khatib, Muhammad ‘Ajjaj, Ushul al-Hadis: Ulumuh wa Musthalah,
Beirut: Dar el-Fikr, 1989
Majah , Muhammad bin Yazid bin, Sunan Ibnu Majah, Beirut: Darul
Fikr, 1984
110
Mardan, Al-Qur‟an: Sebuah Pengantar, Jakarta: Mazhab Ciputat, 2010
Maqasid, Yasir dan Syahri, Andi Muhammad l, Asbabun Nuzul
Terjemahan kitab Asbab an-Nuzul karya Imam as-Suyuthi,
Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2015, Cet. II
an-Nadawi, Sulaiman, „Aisyah The True Beauty, penerjemah: Ghozi M,
Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007
an-Nasa’I , Ahmad bin Syu’aib Abu Abdurrahman, Ensiklopedia Hadis
Sunan an-Nasa‟I, Jakarta: Almahira, 2013, Cet. 1
an-Naisaburi, Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, Ensiklopedia Hadis
Shahih Muslim Jilid , Jakarta: Almahira, 2012, Cet. 1
…….. Shahih Muslim, Beirut: Dar Ihya’ at-turas al-Araby, 1986
an-Nasa’iy, Ahmad bin Syu’aib, Sunan an-Nasa‟I atau al-Mujtaba,
Damaskus: Maktab al-Matbu’at al-Islamiyyah, t.th
an-Nawawi, Abu Zakariya Yahya bin Syarif, al-Manhaj Syarh Shahih
Muslim, Beirut: Dar Ihyaa at-Turaf Al-Arobi, 1392, Cet. 3, Jilid
15
al-Qattan, Manna’ Khalil, Mabahits fi „Ulumil Qur‟an, Beirut:
Mu’assasah ar-Risalah, 1989
…….,Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,
2015, Cet. 18
Qadafy, Mu’ammar Zayn, Sababun Nuzul, Yogyakarta: In AzNa
Books, 2015
al-Rahman, Khalid Abd, Tashil al-Usul Ila Ma‟rifah Asbab an-Nuzul,
Beirut: Dar al-Ma’rifah, 2003, Cet. III
Rahmat, Gusti, Perkataan Sahabat yang menjadi Asbab An-Nuzul Al-
Quran, Skripsi diajukan ke program sarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2015
111
Shihab, M. Quraisy, Metode Penyusunan Tafsir yang Berorientasi pada
Sastra, Budaya, dan Kemasyarakatan, Ujungpadang: Yusgar,
1984
as-Shabuni, Muhammad, Ali, At-Tibyan fi Ulum Al-Quran, Damaskus:
Maktabah Al-Ghazali, 1390
as-Suyutiy , Jalaluddin, Lubabun-Nuqul fi Asbabun Nuzul, Beirut:
Mu’assasah al-Kutub as-Saqafiyyah, 2002
…….al-Itqan fi „Ulumil Qur‟an, Beirut: Dar Ibnu Kasir, 2000
…...Asbabun Nuzul, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014, Cet.I
as-Sijistani, Sulaiman bin al-Asy’as, Sunan Abi Dawud, Beirut: Darul
Fikr, t.th
Susilowati, Urgensi Asbab An-Nuzul dalam Menafsirkan Al-Quran,
Skripsi diajukan ke program sarjana Institut Ilmu Al-Quran
(IIQ) Jakarta: 2002
ash-Sidhiqi, Muhammad Hasbi, Tengku, Ilmu-Ilmu Al-Quran („Ulum
Al-Quran), Semarang: PT Pustaka RizkiPutra, 2009
asy-Syaukani, Muhammad bin ‘Aliy, Fathul Qadir Jil.1, Beirut: Darul
Ma’rifah, 2007
asy-Syatibiy, Ibrahim bin Musa, al-Muwafaqat Fi Usulisy-Syari‟ah,
Beirut: Darul Ma’rifah, 2001, Jil. 3
Taimiyyah, Taqiyuddin bin, Muqaddimah Fi Ushulut-Tafsir, Kairo:
Maktabah as-Sunnah, 2003
al-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Tarikh al-Umam wa al-
Muluk, Kairo: Al-Mathaba’ah al-Hasaniyah, t.th. Jilid IV
Thahmaz, Abdul Hamid, Sayyidah „Aisyah diterjemahkan oleh Abu
Syauqi B, Jakarta: Pustaka ‘Arafah, 2000
at-Tirmizi, Muhammad bin Isa, Sunan at-Tirmizi, Beirut: Dar Ihya’ at-
turas al-Araby, 1986
112
Umar, Nasaruddin, Ulumul Qur‟an, Jakarta: Al-Ghazali Center, 2008
al-Wahidi , Ahmad bin ‘Ali, Asbabun Nuzul, Beirut: Darul Kutub al-
Ilmiyyah, 1991
az-Zarqaniy , Muhammad ‘Abdul ‘Azim, Manahilul Irfan Fi „Ulumil
Qur‟an, Beirut: Darul Kitab Al-Arobi, 1995, Jil.1
az-Zarkasyiy, Badruddin Muhammad, al-Burhan fi „Ulumil Qur‟an,
Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, 2001
Zahiroh, Lia, Umar bin Khatab dalam Diskursus Asbabun Nuzul (Study
Atas Peran Umar dalam Proses Kronologi Turunnya Ayat),
Skripsi diajukan ke program sarjana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ)
Jakarta: 2005
Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor,
2004