SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING -...
Transcript of SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING -...
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Topik permasalahan : Upaya menurunkan kebiasaan
mengkonsumsi minuman keras.
2. Bidang bimbingan : Bimbingan pribadi
3. Kopetensi dasar : Mampu melakukan proses analisis
perubahan tingkah laku dengan teknik dalam menurunkan kebiasaan
mengkonsumsi minum-minuman keras pada remaja laki-laki di SMPN3
Kradenan.
4. Jenis layanan : Konseling kelompok Analisis Perubahan
Tingkah laku
5. Fungsi layanan : Pengentasan
6. Tujuan Umum
Membantu konseli mengusahakan perilaku yang dikehendakki di luar
situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah
berakirnya konseling analisis perubahan tingkah laku.
7. Tujuan khusus
Konseli dapat memperbaiki dan mengembangkan perilaku baru.
8. Sasaran layanan : AM, DW, EW, DN, IE, RS
9. Uraian kegiatan
1. Pembentukan
Salam
Menerima secara terbuka dan mengucapkan terimakasih
Doa
Menjelaskan pengertian dan tujuan analisis perubahan tingkah laku
Menjelaskan cara pelaksanaan kosneling kelompok
Menjelaskan asas-asas analisis perubahan tingkah laku
Perkenalan dilanjutkan dengan permaianan
2. Peralihan
Menjelaskan kembali kegiatan analisis perubahan tngkh laku
Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut
Mengenali suasana kesiapan anggota secara keseluruhanuntuk
memasuki kegiatan berikutnya
Memberi contoh masalah pribadi yang dapat dikemukaan dan dapat
dibahas dalam kegiatan analisis perubahan tingkah laku
3. Kegiatan
Menjelaskan masalah pribadi yang hendak dikemukaan oleh anggota
kelompok
Memberikan kesempatan anggota kelompok untuk mengemukakan
maslah pribadi masing-masing secara bergantian
Memilih atau menetapkan masalah yang akan dibahas
Rancangan perlakuan bantuan dan penerapan teknik konseling
Membahas masalah terpilih secara sistematik dan tuntas
Strategi pengubahan tingkah laku
Memberikan teknik belief,aversion therapy, dan modeling
asesmen,pemantauan dan penilaian
Kesimpulan
Penilaian secara lisan
Selingan (fleksibel)
.4 Pengakhiran
Menjelaskan bahwa konseling kolompok akan diakhiri
Menanyakan kesan-kesan anggota kelompok
Membahas kegiatan lanjut
Ucapan terimakasih
Doa penutup
Perpisahan
Evaluasi tertulis
10 Tempat penyelenggaraan : Di SMPN 3 Kradenan
11Waktu/tanggal penyelenggaraan :
12. penyelenggaraan layanan : Praktikan (Yushinta Anggraeni)
13. alat/ perlengkapan : Pedoman , bahan perlakuan dan
instrument pengumpulan data, lembar soal (sebagai pekerjaan rumah)
14. Evaluasi dan tindak lanjut : Meminta konseli untuk
menggunakan teknik belife, aversion therapy dan modeling
Salatiga, 4 Maret 2014
Yushinta. Anggraeni
ANGKET UNTUK MENENTUKAN APAKAH ORANG MENDERITA
PENYAKIT ALKOHOLISME KEBIASAAN MENGKONSUMSI
MINUMAN BERAKOHOL DISUSUN OLEH (CHAIRNS,1998)
Nama :
Usia :
Petunjuk Pengisian
Di bawah ini terdapat 35 item pertanyaan dengan 2 alternatif jawaban yaitu :
Ya jika anda setuju dengan pernyataan tersebut.
Tidak jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Berilah tanda cek (V) pada kolom jawaban yang telah tersedia dan jawablah
sesuai dengan kondisi anda yang sebenarnya ,bacalah setiap soal dengan teliti.
Atas kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih. Tuhan memberkati
No PERNYATAAN YA TIDAK
1 Apakah anda memerlukan minuman esok pagi sesudah minum
semalam-malam
2 Apakah anda suka minum seorang diri
3 Apakah anda kehilangan waktu dalam pekerjaan anda karena
minum
4 Apakah kebiasaan minum anda merugikan keluarga
5 Apakah anda perlu minum pada waktu tertentu setiap hari
6
Apakah anda merasa tidak tenang di dalam diri anda kecuali
anda minum-minuman keras.
7 Apakah kebiasaan minum mengakibatkan anda suka marah-
marah
8
Apakah kebiasaan minum menyebabkan anda melailaikan
kesejahteraan keluarga anda
9
Apakah anda menjadi cemburu terhadap kekasih/pacar sejak
anda
membiasakan minum
10 Apakah kebiasaan minum mengubah kepribadian anda
11 Apakah kebiasaan minum mengakibatkan penderitaan fisik
pada anda
12 Apakah minum menyebabkan anda tidak tenang
13 Apakah minum menyebabkan anda tidur
14 Apakah minum sering menyebabkan anda terburu-buru dalam
memutuskan dan bertindak
15 Apakah kemampuan anda menguasai diri berkurang sejak
anda minum
16 Apakah inisiatif anda menurun
17 Apakah anda kehilangan keuletan untuk mengejar suatu
sasaran sejak anda minum
18 Apakah cita-cita anda berkurang
19 Apakah anda minum karena ingin bebas dari kekakuan dalam
pergaulan sosial
20 Apakah anda minum dengan tujuan untuk mempertebal
keyakinan akan diri sendiri
21 Apakah anda minum karena anda ingin meredakan rasa tidak
mampu
22 Apakah dorongan seksual anda menurun semenjak anda
minum
23 Apakah anda sering mengalami rasa tidak sukses serta benci
berlebih-lebihan
24 Apakah secara umum kecemburuan anda bertambah
25 Apakah anda menunjukkan tanda-tanda kemarahan karena
minum
26 Apakah efisiensi anda menurun
27 Apakah kebiasaan menyebabkan anda lebih mudah
tersinggung
28 Apakah anda menjadi sukar untuk di ajak bergaul
29 Apakah anda sering terjun ke dalam lingkungan yang jelek
untuk minum
30 Apakah minum membahayakan kesehatan anda
31 Apakah minum mempengaruhi ketenangan batin anda
32 Apakah kebiasaan minum mengakibatkan hubungan di dalam
keluarga menjadi tidak bahagia
33 Apakah minum mengganggu kelancaran studi anda
34 Apakah minum membahayakan nama baik anda
35 Apakah minum mengganggu keharmonisan anda
A. Pendahuluan
Analisis tingkah laku oleh Goodwin (1976) didefinisikan sebagai
sesuatu prosedur yang dilaksanakan secara bertahap, yang digunakan oleh
guru untuk memperbaiki prestasi belajar dan tingkah laku para murid.
Prosedur itu didasarkan pada prinsip-prinsip atau hukum-hukum belajar.
Analisis dan pengubahan tingkah laku bertujuan untuk menciptakan suatu
lingkungan yang memungkinkan guru dan murid meraih keberhasilan, dan
merasakan bahwa belajar adalah suatu yang menyenagkan. Analisis
tingkah laku didasarkan pada empat langkah yaitu (1) memilih satu
tingkah laku yang paling perlu di ubah; (2) mengobservasi kejadian-
kejadian di kelas yang biasanya ada pada saat tingkah laku itu muncul; (3)
merencanakan dan melaksanakan suatu strategi perubahan; dan (4)
mengevaluasi strategi perubahan tingkah laku.
Pengubahan tingkah laku secara umum dapat diartikan sebagai
tindakan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku, (Bootsin, 1972).
Dalam (Soekadji, 1983) berpendapat bahwa sebenarnya definisi istilah
pengubahan tingkah laku yang tepat ialah untuk menerapkan prinsip-
prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologis hasil eksperimen
lain pada tingkah laku manusia.
B. Tujuan
Tujuan umum konseling dengan pendekatan analisis perubahan tingkah
laku adalah sebagai pendekatan untuk mengurangi kebiasaan
mengkomsumsi minuman keras dengan menggunakan teknik analisis
perubahan tingkah laku.
Tujuan khusus konseling kelompok dengan pendekatan analisis
perubahan tingkah laku adalah:
1. Agar remaja terampil melakukan teknik perubahan tingkah laku dan
dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Agar remaja menguasai teknik analisis perubahan tingkah laku dan
mampu mempraktekannya dalam kehidupan seharihari.
3. Agar remaja mampu melihat dan membedakan perilaku-perilaku yang
pantas untuk dicontoh dan dihindari dalam melakukan teknik analisis
perubahan tingkah laku
4. Agar remaja mampu membentuk pola keyakinan dan pernyataan
positif pada diri remaja.
C. Sasaran
Sasaran pemberian layanan konseling dengan analisis perubahan
tingkah laku menggunakan teknik analisis perubahan tingkah laku adalah
remaja laki-laki di SMPN3 Kradenan yang mengkomsumsi minuman
keras yang berjumlah 30 siswa laki-laki.
D. Sistematika Kegiatan Dan Alokasi Waktu Kegiatan Konseling
Kelompok analisis perubahan tingkah laku teknik belief, aversion
therapy dan modeling.
Konseling kelompok analisis perubahan tingkah laku dengan teknik belief,
aversion therapy dan modeling dirancang dengan sistematika dan alokasi
waktu sebagai berikut :
NO Kegiatan Sesi Waktu
1. Konseptualisasi 1.1 Pembentukan
Kelompok
1.2 Permainan
30-45
menit
1.3 Pemberian informasi
Analisisis perubahan
tingkah laku
1. Teknik belief
1.1 Pemberian informasi
1.2 Latihan teknik belief
1.3 Evaluasi sesudah
latihan
1.4 Pekerjaan rumah
1.5 Tindak lanjut
(pembahasan hasil
pekerjaan rumah)
30-45
Menit
Analisis perubahan
tingkah laku
2. Teknik
aversion
therapy
1.1 Pemberian Informasi
1.2 Penggunaan media
untuk penyampaian
teknik aversion
therapy
1.3 Latihan teknik
aversion therapy
1.4 Evaluasi sesudah
latihan
1.5 Pekerjaan rumah
1.6 Tindak lanjut
(pembahasan hasil
pekerjaan rumah)
30-45
Menit
2. Analisis perubahan
tingkah laku
3. Teknik
modeling
1.1 Pemberian Informasi
1.2 Penggunaan media
untuk penyampaian
teknik modeling
1.3 Latihan teknik
modeling
1.4 Evaluasi sesudah
latihan
1.5 Pekerjaan rumah
1.6 Tindak lanjut
(pembahasan hasil
pekerjaan rumah)
30-60
Menit
3. Aplikasi dan Follow –
up
1.1 Pengulangan teknik
1belief
1.2 Pengulangan teknik 2
aversion therapy
1.3 Pengulangan teknik 3
modeling
1.4 Diskusi kelompok
terfokud (focus group
discussion)
30-60
Menit
E. Tempat dan Karakter Kelompok
1. Tempat
Tempat yang sesuai untuk pelaksanaan konseling kelompok dengan
analisis perubahan tingkah laku adalah di ruangan aula atau lapangan di
sekolahan. Ruang apapun yang digunakan, konselor hendaknya menata
dan melengkapi ruangan tersebut sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
treatment.
2. Karakteristik kelompok
Karakteristik kelompok dalam analisis perubahan tingkah laku adalah:
1) anggota tidak boleh diganti ditengah jalan; 2) jumlah anggota
kelompok eksperiment dan kontrol masing-masing maksimal 30 siswa;
3) anggota kelompok relatif heterogen; 4) pertemuan mingguan, dan
dalam kurun waktu maksimal dua bulan; 5) rentang waktu pertemuan
30-60 menit; dan 6) menggunakan berbagai media untuk konselor dan
siswa (lihat petunjuk khusus).
PERTEMUAN 1
Pertemuan 1
Sesi 1 : Pembentukan kelompok
Kegiatan ini merupakan kegiatan awal pertemuan dalam pelatihan
konseling kelompok. Tujuannya adalah agar terjadinya dinamika
kelompok, dimana konselor dan remaja saling berkenalan satu sama lain
sehingga terjalin ikatan dalam kelompok.
Sesi 2 : Permainan
Permainan – PROFIL DIRI ( Permainan ini mengajak para peserta
menggambar profil mereka sendiri untuk di-sharing-kan kepeda peserta
lain)
Sesi 3 : Pemberian informasi
Remaja memahami bahan informasi yang diberikan peneliti yang
berisi rasional, tujuan, prosedur, dan hal yang diharapkan dari remaja
selama kegiatan latihan relaksasi, dan mendorong remaja untuk
berperanserta dalam kegiatan-kegiatan latihan tersebut. Selanjutnya
konselor berdiskusi dengan siswa untuk memahami konsep-konsep dasar
tentang 1) teknik belief 2) tujuan teknik belief 3) mamfaat teknik belief
PERTEMUAN 2
Pertemuan 2
Sesi 3 : Pemberian informasi
Remaja memahami bahan informasi yang diberikan peneliti yang
berisi rasional, tujuan, prosedur, dan hal yang diharapkan dari remaja
selama kegiatan latihan relaksasi, dan mendorong remaja untuk
berperanserta dalam kegiatan-kegiatan latihan tersebut. Selanjutnya
konselor berdiskusi dengan siswa untuk memahami konsep-konsep dasar
tentang 1) teknik belief 2) tujuan teknik belief 3) mamfaat teknik belief
Sesi 4 : Peragaan Teknik belife
1) Pengertian Teknik Belief
Belief merupakan seperangkat keyakinan, pandangan, penilaian
individu terhadap suatu peristiwa atau perilaku. Belief merupakan dasar
penggerak seseorang dalam berperilaku. Belief mempunyai subyek yaitu
behavioral belief, normative belief, dan control belief. Belief subyek
mengenai perilaku penyalahgunaan alkohol cenderung bersifat irasional,
sehingga memunculkan dampak perilaku yang tidak produktif.
2) Tujuan
a. Agar siswa mampu membentuk pola keyakinan yang positif untuk
tidak mengomsumsi minum-minuman keras dan pernyataan positif
pada diri siswa dan dapat dilakukan dalam sehari-hari
b. Membantu siswa agar berfikir positif untuk mengerti dampak
mengomsumsi minuman keras.
c. Agar siswa mempunyai keyakinan yang positif,sehingga
membentuk kepribadian yang baik tidak mengomsumsi minum-
minuman keras.
3) Mamfaat teknik belief
a. Remaja dapat mengenali dan memahami dirinya sendiri dan
memiliki keyakinan untuk melakukan perubahan ke arah yang
lebih baik
b. Agar remaja mampu melakukan hal yang terbaik, baik untuk diri
sendiri, orang lain, lingkungan dan Tuhan.
c. Agar remaja dapat mengembangkan keyakikan dirinya untuk
berfikir positif , untuk menolak ajakan yang negatif.
4) Proses teknik belief
Faktor belief merupakan dasar penggerak dalam berperilaku (Machrus
& Purwono,2010). Theory of planned behavior mengemukakan bahwa ada
3 faktor belief yang berpengaruh antara lain:
a. Behavior belief, yaitu keyakinan tentang hasil perilaku dan evaluasi
terhadap hasil perilaku dan evaluasi terhadap hasil perilaku, bahwa
akan berhasil atau tidak berhasil dalam suatu tindakan.
b. Normative belief, yaitu keyakinan tentang harapan normatif dari orang
lain, motivasi untuk menuruti dari adanya harapan tersebut. Keyakinan
ini adalah mengenai ada atau tidaknya dukungan terhadap tindakan,
yang didapat dari orang tertentu ataupun masyarakat.
c. Control belief, yaitu keyakinan tentang hadirnya faktor yang
memfasilitasi atau benghambat perilaku, serta persepsi adanya power
pada faktor tersebut. Keyakinan ini
Sesi 5 : Latihan-latihan
Kegiatan ini berupa penugasan kepada remaja yang dipandu penetiti
untuk melatihkan teknik belief dalam kelompok. Tujuannya agar remaja
mampu menggunakan teknik belief secara mandiri tampa panduan
peneliti.
Sesi 6 : Evaluasi sesudah latihan
Kegiatan ini bertujuan mengontrol kemampuan siswa dalam
menguasai ketrampilan yang diajarkan. Jika tidak maka akan dilakukan
evaluasi dan pengulangan ketrampilan.
Sesi 7 : Pekerjaan rumah
Remaja diberi tugas untuk berlatih menerapkan ketrampilan yang
diperoleh latihan sesi 3 dalam kehidupan sehari-hari. Media penunjang
adalah lembar pekerjaan rumah
PERTEMUAN 3
Pertemuan 3
Sesi 8 : Tindak lanjut (Pembahasan hasil pekerjaan rumah)
Kegiatan ini merupakan usaha untuk memonitor pelaksanaan
pekerjaan rumah yang telah diberikan peneliti.
Sesi 9 : Pengulangan Teknik belief
Kegiatan ini merupakan usaha untuk penguatan terhadap ketrampilan
yang telah diberikan peneliti.
Sesi 10 : Diskusi
Pada tahap ini remaja diharapkan melakukan diskusi dan melaporkan
hasilnya kepada peneliti untuk melihat kemajuan terhadap teknik yang
diajarkan.
Penyelesaian (konseling) masalah ke dua dengan pengulangan teknik
belief
PERTEMUAN 4
Pertemuan 4
Sesi 1 : Pemberian Informasi
1. Pengertian aversion therapy : therapy ini digunakan untuk
menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kepekaan konseli agar mengganti respon pada stimulus
yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut.
2. Tujuan aversion therapy :
a. Membantu konseli membuang respon yang lama yang merusak
diri dan memperoleh perilaku baru yang mempertahankannya.
b. Menghukum siswa dengan perilaku negative untuk dapat
memperkuat perilaku positif.
c. Memabantu siswa menghilangkan kebiasaan minum-minuman
keras.
3. Proses teknik aversion therapy
a. Mengaitkan anatara stimulus respon (S-R) sebaik mungkin. Namun
pada perjalanannya perilaku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh
stimulus (S) saja, perlu adanya reinforment (penguatan) untuk
menghasilkan respon (R). Reinfortment bisa diwujudkan melalui
pemberian reward (hadiah) dan punishment (hukuman).
Remaja memahami informasi yang diberikan peneliti yang berisi
rasional, tujuan, prosedur, dan hal yang diharapkan dari remaja selama
kegiatan latihan relaksasi, dan mendorong remaja untuk berperanserta
dalam kegiatan-kegiatan latihan tersebut.
Sesi 2 : Pemberian Teknik aversion therapy
Bentuk terapi di mana perilaku yang tidak diinginkan dipasangkan
dengan gambar yang tidak menyenangkan dalam rangka untuk
menghilangkan perilaku itu. Untuk merubah perilaku maladaptive seperti
kebiasaan banyak minum atau banyak mengomsumsi minuman keras
remaja diminta untuk membayangkan teknik ini dapat digunakan untuk
merawat tingkah laku yang menyenangkan klien tapi menyimpang seperti
mengomsumsi minuman keras.
Sesi 3 : Latihan-latihan
Kegiatan ini berupa penugasan kepada remaja yang dipandu penetiti
untuk melatihkan teknik aversion therapy dalam kelompok. Tujuannya
agar remaja mampu menggunakan teknik aversion therapy secara mandiri
tampa panduan peneliti.
Sesi 4 : Evaluasi sesudah latihan menggunakan teknik aversion therapy
Kegiatan ini bertujuan mengontrol kemampuan siswa dalam
menguasai ketrampilan yang diajarkan. Jika tidak maka akan dilakukan
evaluasi dan pengulangan ketrampilan. Aversion therapy ini digunakan
untuk melatih siswa menghinglangkan kebiasaan buruk seperti biasa
nongkrong di malam hari dan bergaul dengan teman untuk mengomsumsi
minum-minuman keras.
Sesi 5 : Pekerjaan rumah
Remaja diberi tugas untuk berlatih menerapkan ketrampilan yang
diperoleh latihan sesi 5 dalam kehidupan sehari-hari. Media penunjang
adalah lembar pekerjaan rumah
Sesi 6 : Tindak lanjut (pemberian hasil pekerjaan rumah)
Kegiatan ini merupakan usaha untuk memonitor pelaksanaan
pekerjaan rumah yang telah diberikan peneliti.
PERTEMUAN 5
Pertemuan 5
Sesi 1 : Pemberian Informasi
1. Pengertian modeling menurut Albert Bandura modeling adalah proses
belajar. Oleh karenanya teorinya disebut teori belajar sosial, atau
modeling. Prinsipnya adalah perilaku merupakan hasil interaksi
resiprokal antara pengaruh tingkah laku , kognitif dan lingkungan.
2. Tujuan dari modeling :
a. Membantu siswa untuk membenruk dan meningkatkan perilaku
yang tidak ada atau kurang dimiliki oleh individu
b. Mambantu siswa mengurangi atau menghentikan perilaku yang
berlebihan (behavioral excesses).
c. Membantu siswa mengurangi atau menghentikan perilaku
maladative dan memelihara atau meningkatkan perilaku adaptif.
3. Proses teknik modeling
a. Perhatian, harus fokus pada model
b. Representasi, yaitu tingkah laku yang akan ditiru harus
dikombinasi dalam ingatan.
c. Peniruan tingkah laku model
d. Motivasi penguatan
Sesi 2 : Penggunaan media untuk proses modeling
Memutarkan video tentang dampak mengkomsumsi minuman keras.
Agar siswa dapat mengetahui dampak negatif dari mengkomsumsi miras.
Sesi 3 : Latihan teknik modeling
Kegiatan ini berupa penugasan kepada remaja yang dipandu penetiti
untuk melatihkan teknik modeling dalam kelompok. Tujuannya agar
remaja mampu menggunakan teknik modeling secara mandiri tampa
panduan peneliti.
Sesi 4 : Evaluasi sesudah latihan
Kegiatan ini bertujuan mengontrol kemampuan siswa dalam
menguasai ketrampilan yang diajarkan. Jika tidak maka akan dilakukan
evaluasi dan pengulangan ketrampilan.
Sesi 5 : Pekerjaan rumah
Remaja diberi tugas untuk berlatih menerapkan ketrampilan yang
diperoleh latihan sesi 5 dalam kehidupan sehari-hari. Media penunjang
adalah lembar pekerjaan rumah
Sesi 6 : Tindak lanjut
Kegiatan ini merupakan usaha untuk memonitor pelaksanaan
pekerjaan rumah yang telah diberikan peneliti.
PERTEMUAN 6
Pertemuan 6
Sesi 1 : Pengulangan teknik belief
Kegiatan ini merupakan usaha untuk menguatkan ketrampilan yang
telah diajarkan konselor.
Sesi 2 : Pengulangan teknik aversion therapy
Kegiatan ini merupakan usaha untuk menguatkan ketrampilan yang
telah diajarkan konselor.
Sesi 3 : Pengulangan teknik modeling
Kegiatan ini merupakan usaha untuk menguatkan ketrampilan yang
telah diajarkan konselor.
Sesi 4 : Diskusi kelompok
Konselor memimpin diskusi kelompok terfokus (facus group
discussion) untuk mendorong timbulnya perilaku yang menggambarkan
bahwa siswa telah menguasai seluruh ketrampilan yang telah di ajarkan
selama pelatihan. Media penunjang: blangko observasi, menyebarkan
angket.
PERTEMUAN 7
Pertemuan 7
Sesi 1 : Pemberian informasi
Definisi miras Menurut ( I.J.Cairns) Alkoholisme merupakan suatu
penyakit yang serba komplex ,yang sebenarnya merupakan kemajemukan
dari berbagai penyakit, suatu golongan penyakit bukan satu macam saja.
Alkohol adalah cairan yang bening tak berwarna. Rumus kimianya adalah
C2H5OH, yang termasuk golongan carbo-hidrat. Bila dimasukkan ke
dalam badan dengan cara di minum, maka ia menembuas dinding perut
dan usus dengan agak cepat sampai masuk ke dalam urat-urat darah,
diubah menjadi Acetal Dahyde (Cairns,1982).
PERTEMUAN 8 DAN PERTEMUAN 9
Pertemuan 8
Kegiatan ini merupakan Focus Group Discussion (FGD) untuk melihat
dan mengevaluasi terhadap ketrampilan-ketrampilan yang telah diajarkan.
Pertemuan 9
Penyelesaian proses konseling
PERMAINAN KELOMPOK
UJI VALIDITAS
Cronbach's
Alpha N of Items
.867 30
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 3.0667 .86834 30
VAR00002 3.1667 .74664 30
VAR00003 2.7333 .98027 30
VAR00004 3.1000 .71197 30
VAR00005 2.3000 .87691 30
VAR00006 2.2667 .90719 30
VAR00007 3.1333 .73030 30
VAR00008 3.4667 .57135 30
VAR00009 3.1000 .92289 30
VAR00010 2.9333 .86834 30
VAR00011 3.0667 .86834 30
VAR00012 3.0000 .94686 30
VAR00013 3.5000 .73108 30
VAR00014 3.4667 .73030 30
VAR00015 3.0333 .96431 30
VAR00016 3.1333 .89955 30
VAR00017 3.0667 .86834 30
VAR00018 2.8333 .87428 30
VAR00019 1.6333 .80872 30
VAR00020 3.0333 .80872 30
VAR00021 3.2333 .77385 30
VAR00022 3.5667 .72793 30
VAR00023 3.2000 .92476 30
VAR00024 3.2000 .76112 30
VAR00025 3.5333 .77608 30
VAR00026 3.0667 .90719 30
VAR00027 3.3333 .75810 30
VAR00028 2.3667 .96431 30
VAR00029 2.4333 .93526 30
VAR00030 2.7000 .91539 30
VAR00031 1.9667 .80872 30
VAR00032 2.6000 .89443 30
VAR00033 2.2667 .73968 30
VAR00034 2.3000 .95231 30
VAR00035 3.1000 .99481 30
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
DATA PRE TEST
Tabel 4.1. Hasil Pretest Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Pada
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
NO Nama Skor
Kategori
Mengomsumsi
Minuman Beralkohol
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1 AM FS 29 28 3 3
2 DW IG 30 29 3 3
3 EW RF 29 27 3 3
4 BNC LTT 28 28 3 3
5 IE MR 28 29 3 3
6 RS TYT 28 28 3 3
Rata-rata 28,67 28,67
Kategori Esperimen Kontrol
1 Kategori
Sangat
Rendah
- -
2 Kategori
Sedang
- -
3 Kategori
Tinggi
100% 100%
Tabel 4.2. Perbandingan Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Interval Kategori Pretest Eksperimen Pretest Kontrol
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
0-11 Rendah
12-23 Sedang
24-35 Tinggi 6 100% 6 100%
Total 6 100% 6 100%
Maksimum 30 29
Minimum 28 27
Rata-rata 28,67 28,17
DATA POST TEST
Tabel 4.3 Hasil PostTest Mengkonsumsi Minuman beralkohol
NO Nama Skor
Kategori
Mengomsumsi
Minuman Beralkohol
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1 AM FS 19 28 2 3
2 DW IG 20 29 2 3
3 EW RF 20 26 2 3
4 BNC LTT 21 26 2 3
5 IE MR 20 27 2 3
6 RS TYT 19 27 2 3
Rata-rata 19,83 27,16
Kategori Esperimen Kontrol
1 Kategori
Sangat
Rendah
- -
2 Kategori
Sedang
100% -
3 Kategori
Tinggi
- 100%
ANALISIS MAN WHITNEY
Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Mann Whitney Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen
Ranks
EKSPERI
MEN N Mean Rank Sum of Ranks
NKA Pretest 6 9.50 57.00
Posttest 6 3.50 21.00
Total 12
Test Statisticsb
NKA
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 21.000
Z -2.903
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a
a. Not corrected for ties.
EVALUASI VERBATIM KONSELING ANALISIS PERUBAHAN
TINGKAH LAKU
DALAM UPAYA MENURUNKAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI
MINUMAN KERAS
a. Tahap Permainan
Konselor memulai kegiatan ini dengan mengajak peserta melakukan
doa pembukaan bersama. Tahap ini merupakan tahap perlibatan diri atau
proses memasukkan diri ke dalam kelompok juga merupakan tahap
dimana satu dengan yang lain diharapkan dapat saling membangun
hubungan akrab, saling memahami karakter masing-masing dari anggota
kelompok dan tumbuhnya sikap kerjasama satu dengan yang lainnya.
Kegiatan ini diisi dengan permainan “PROFIL DIRI”. Setelah permainan
konselor mengajak konseli mendiskusikan pengalamannya dalam
permainan yang telah mereka alami. Tujuan agar peserta atau konseli
menyadari apakah selama proses mereka saling terlibat, bisa saling
memahami karakter masing-masing peserta. Berikut ini adalah respon-
respon konseli yang terjadi selama proses konseling :
Subyek 1 “Saya senang dengan permainan ini.
Melalui permainan ini kita dapat
menggambarkan serta menjelaskan
kepribadian yang da pada diri saya
dengan perumpamaan sebuah
gambar benda”
Subyek 2 “ Saya senang sekalai dengan
permainan ini karena permainan ini
saya bisa lebih tau secara mendalam
tentang karakter saya”
Subyek 3 “Saya amat bangga bisa bermain
permainan ini karena permainan ini
sangat asyik sekali
Subyek 4 “Saya tidak begitu suka permainan
ini karena saya tidak bisa
menggambar”
Subyek 5 “Saya sangat semangat untuk
permainan ini karena saya dapat
menggambar profi diri saya”
Subyek 6 “Saya tidak senang permainan ini
karena saya tidak tau diri saya itu
seperti apa”
Dari respon-respon konseli pada tahap permainan di atas, dapat
disimpulkan bahwa konseli pada umumnya mereka senang dengan proses
permainan ini, mereaka dapat saling telibat, menunjukkan kekerabatan
satu dengan yang lainnya dan tampak antusias dalam mengikuti permainan
yang diberikan. Konseli dapat belajar banyak tentang profil diri mereka
masing-masing dan mengetahui karakter mereka secara mendalam.
b. Kegiatan Konseling
Konselor meminta salah satu seorang untuk menceritakan
permasalahannya, sementara yang lainnya diminta untuk menyimak
dengan seksama. Selanjutnya konselor mengajak konseli untuk
mendiskusikan permaslahan yang telah di ungkapkannya, tujuannya untuk
membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh salah
satu anggota kelompok, diantaranya sebagai berikut :
a. Kasus 1
Konseli : AM yang memiliki masalah minum-minuman keras karena
faktor temanya untuk minum-minuman keras. AM tidak bisa menolak
ajakan temannya karena dia takut untuk di jauhi dan tidak memiliki
teman lagi.
Subyek 1 “Saya rasa masalah menolak ajakan teman adalah
hal yang sangat sulit,karena saya takut untuk di
jauhi. Teman-teman saya yang banyak mengajak
kebetulan umurnya jauh di atas saya. Mereka sudah
banyak yang kerja. Minuman keras yang di berikan
kepada saya biasanya gratis, saya tidak ikut untuk
membayarnya. Sebenarnya saya juga sudah ingin
terlepas dari masalah ini, saya ingin mempunyai
pola hidup yang sehat”
Subyek 2 “Masalah yang dialami AM itu pernah saya alami
juga. Tetapi saya bisa memberikan penjelasan yang
baik kepada teman saya untuk menolak ajakan
minum. Dengan menjelaskan saya rasa teman yang
mengajak minum itu dapat mengerti”
Subyek 3 “Semua masalah pasti ada jalan penyelesaiannya.
Teman-temanmu pasti mengerti alasanmu jika
memang kamu menolak untuk mengkonsumsi
minuman beralkohol”
Subyek 4 “Saran saya AM menggunakan alasan orangtuanya
yang tidak membolehi dia minum-minuman keras.
Dengan alasan itu mungkin teman-temannya akan
mengerti dan tidak mengajak AM lagi untuk
mengkonsumsi minuman keras”
Subyek 5 “Saya juga pernah di posisi AM, saya juga tau
bagaimana rasanya ingin menolak tetapi tidak bisa
karena takut dijauhi teman-temannya”
Subyek 6 “Sepertinya kamu harus berbicara yang sejujur-
jujurnya demi kebaikanmu sendiri”
b. Kasus 2 :
Konseli : DW mempunyai masalah sering membolos dan suka minum-
minuman keras karena menjadi anggota slankrs, dia sering ikut
menonton konser slank dan saat konser itu dia suka minum-minuman
keras. Kebiasaan minum-minuman keras sudah dia lakukan dari dulu.
bahkan dia sudah sangat sulit untuk meninggalkan kebiasaan buruk
tersebut. Kemudian dia juga suka membolos dan lebih menghabiskan
dirinya untuk dijalanan dan menghabiskan waktu di jalanan untuk
mengamen dan mengkonsumsi minum-minuman keras.
Subyek 1 “DW tidak bisa telepas dari anggota slankrsnya
yang menyebakan dia terjebak minum-minuman
keras. Padahal genk itu tidak memberikan hal yang
positif untuk dilakukan DW tetapi malah
memberikan contoh yang negatif”
Subyek 2 “Saya sangat senang utuk telibat menjadi anggota
slankrs dan mengikuti konser-konser yang diadakan
di kota-kota besar. Saat konser itu pula saya juga
mengkonsumsi minum-minuman keras. Yang tidak
seharusnya saya lakukan. Tetapi karena pergaulan di
jalan yang saya alami saya sulit untuk
menghindarinya. Saya dengan anak-anak jalanan
sudah terbiasa melakukan ngamen, minum-
minuman keras di jalanan”
Subyek 3 “Berarti karena pergaulanmu di jalan yang bebas
yang menyebakan kamu terjerumus minum-
minuman keras. Sebaiknya kalau kamu ingin
berhenti tidak mengkonsumsi alkohol kamu juga
harus membatasi dirimu sendiri untuk tidak hidup
dijalanan lagi”
Subyek 4 “DW minum itu karena dibiasakan berkumpul
dengan anggota genk yang tidak memberikan
contoh yang positif untuk dia”
Subyek 5 “Kalau DW ingin berubah tidak mengkonsumsi
minum-minuman keras, sebaiknya hubungan
pertemanan dengan anggota genk slank’s harus di
batasi”
Subyek 6 “Menurut saya karena hidup di jalan , berkumpul
dengan orang-orang yang tidak bisa memberikan hal
yang positif yang menyebakan DW trjerumus”
c. Kasus 3
Konseli : EW yang mengalami masalah minum-minuman keras karena
pengaruh lingkungan dirumahnya.
Subyek 1 “Lingkungan tempat tinggal memang menjadi salah
satu faktor seseorang terjerumus ke pergaulan yang
salah. Lingkungan disekitar rumah saya juga
menjadi penyebab saya terpengaruh hal-hal negatif
yang seharusnya tidak saya lakukan”
Subyek 2 “Teman-teman di kampung memang tidak hanya
memberikan hal yang positif tetapi juga membuat
kita melakukan hal yang negatif, jadi kita harus
sepintar-pintarnya membawa diri di pergaulan itu”
Subyek 3 “Saya minum karena pengaruh lingkungan yang
tidak mendukung saya untuk menjadi pribadi yang
bai”
Subyek 4 “EW sebaiknya harus pintar membawa diri agar dia
terbebas dari pergaulan yang salah”
Subyek 5 “EW harus berani menolak ajakan temannya yang
selalu mengajaknya untuk minum-minuman keras”
Subyek 6 “Teman yang baik menurut saya adalah teman yang
mendukung kita kearah yang baik dan positif, kalau
kasus yang saya lihat untuk kasus EW
lingkungannya memang membuat EW rusak, EW
harus bisa mengendalikan diri dan membawa diri
agar tidak terpengaruh ke hal negatif”
d. Kasus 4 :
Konseli : BN yang mempunyai masalah sering mengkonsumsi minum-
minuman keras karena pengaruh lingkungan, di daerah rumahnya
dekat pembuatan minum-minuman keras. Karena di sekitar rumahnya
adalah pembuatan arak plumpungan, karena masalah itu dia gampang
mengenal miras dan gampang sekali untuk mendapatkan minum-
minuman keras.
Subyek 1 “BN seharusnya bisa membawa diri untuk tidak
mencoba minum-minuman keras. Walaupun di
tempat tinggalnya merupakan pembuatan arak
plumpungan”
Subyek 2 “Saya sering mendengar dan pernah bermain di desa
plumpungan. Memang benar sekali disana anak-
anaknya gampang sekali untuk minum arak
plumpungan. Tapi ada juga yang tidak ingin
merusak dirinya dengan mengkonsumsi minuman
keras”
Subyek 3 “BN harus menghentikan kebiasaannya untuk tidak
mengkonsumsi minuman keras lagi walaupun di
daerahnya tinggal banyak cobaan yang harus dia
temui”
Subyek 4 “Saya gampang terpengaruh minum-minuman keras
karena ayah,ibu dan saudara-saudara saya yang
tinggal di dekat rumah adalah pembuatan arak
plumpungan. Dengan secara mudahnya saya bisa
mencoba bahkan membiasaan diri dengan keadaan
yang seperti itu untuk mengkonsumsi minuman
keras”
Subyek 5 “Walaupun di daerah tinggalmu berasal kamu
mudah menjumpai arak plumpungan paling tidak
BN bisa mengontrol diri untuk tidak ikut-ikutan
membiasakan diri mengkonsumsi miras”
Subyek 6 “Masalah yang coba kamu hadapi BN adalah
masalah mengenai kebiasaan dan menganggap
minum arak plumpungan itu sebagai hal yang biasa.
Kalau kamu coba untuk tidak menganggap hal yang
biasa , kamu mulai dengan tidak mengkonsumsi
miras masalahmu akan segera terselesaikan”
e. Kasus 5 :
Konseli : IE yang mempunyai masalah minum-minuman keras karena
pengaruh orangtua yang mengajarkan hal negatif terhadap anak,
memberikan contoh yang tidak baik kepada anaknya dengan
membolehkan untuk memiliki kebiasaan buruk. IE termasuk anak yang
di sayang kepada orangtuanya, apa yang dia mau selalu dituruti dan
tidak pernah untuk di tolak. Orangtuanya selalu memanjakan IE bukan
dengan kasih sayang melainkan karena materi.
Subyek 1 “IE terlalu di sayang orangtuanya bahkan tindakan
yang salah pun tidak pernah di bilang orangtuanya
salah, oleh karena itu IE menjadi anak yang
seenaknya sendiri”
Subyek 2 “Kalau orangtua mencontohkan hal yang tidak baik,
secara tidak sengaja anak akan mencontoh
kebiasaan yang tidak baik itu. Seharusnya orangtua
IE mampu meluruskan IE untuk menjadi anak yang
baik”
Subyek 3 “IE terlalu menyepelekan sesuatu dan karena
didikan yang tidak pernah dimarahi ayah,ibunya
yang menyebakan dia terjerumus ke hal negatif.
Saat IE minum-minuman keras orangtuanya tidak
pernah mengarahkan dia ke hal yang benar”
Subyek 4 “IE sepertinya ingin mendapatkan perhatian yang
lebih tidak hanya dengan materi, tetapi cara IE
melampiaskannya salah”
Subyek 5 “Saya anak nomer 2 dari 2 bersaudara saya memiliki
kakak perempuan. Tetapi dari kecil memang saya
sangat di sayang orangtua saya. Bahan tidak pernah
sama sekali saya dimarahi. Saya selalu didukung
walaupun hal yang saya lakukan itu salah”
Subyek 6 “Sebaiknya IE cukup menjadi orang dewasa saya,
dan bijak. Harusnya dia mampu berfikir kalau
orangtuanya salah mendidiknya agar dia sadar untuk
tidak terjerumus lagi di pergaulan yang salah”
f. Kasus 6 :
Konseli : RS yang memiliki masalah sering mengkonsumsi minum-
minuman keras karena mencontoh anyahnya dirumah yang saat di
depannya minum-minuman keras, karena kebiasaan yang buruk dari
ayahnya dia ikut-ikutan yang di awali dari coba-coba menjadi
kebiasaan.
Subyek 1 “RS memang anak yang cukup terkenal disekolah
ini, dengan prestasinya yang buruk. Dengan kasus
RS saya tau awalnya RS pasti hanya coba-coba lalu
menjadi terbiasa. RS hanya cukup tidak
membiasakan diri untuk mengkonsumsi minuman
keras walaupun ayahnya selalu melakukan itu di
depannya”
Subyek 2 “RS tidak sepenuhnya salah, ayahnya juga yang ikut
salah untuk perilaku menyimpang RS. RS seperti ini
karena pola asuh orangtua yang buruk, terutama
pola asus ayah RS”
Subyek 3 “Walaupun orangtua RS mencontohkan hal yang
buruk kepada RS sebaiknya itu tidak perlu di
contoh”
Subyek 4 “Cobalah mengontrol diri, jangan terpengaruh
kebiasaan buruk ayahmu”
Subyek 5 “Apa yang dialami RS pernah saya alami. Tetapi
saya mencoba untuk menghindari kebiasaan buruk
itu. Karena saya tau kebiasaan itu dapat merusak
saya”
Subyek 6 “Ayah selalu minum di depan saya, bahkan
membolehkan saya untuk mengkonsumsi miras.
Kebiasaan buruk inilah yang menyebakan saya
terjerumus ke hal negatif”