Satuan Acara Penyuluhan Anemia Pada Ggk
-
Upload
anisa-puspitasari -
Category
Documents
-
view
130 -
download
58
description
Transcript of Satuan Acara Penyuluhan Anemia Pada Ggk
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan
: Waham
Sub pokok bahasan
: Penanganan waham oleh keluargaSasaran
: Keluarga pasien
Hari tanggal
: Selasa, 04 Januari 2013
Waktu pelaksanaan : 30 menit
Tempat
: Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Cisarua Jawa
Barat
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum: Setelah diberikan penyuluhan, keluarga mampu memahami tentang bagaimana perawatan waham di rumah
2. Tujuan Khusus : Setelah diberi penyuluhan selama 30 menit keluarga mampu
a. Mengidentifikasi waham pasien
b. Membawa pasien dalam realita
c. Memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhannya
d. Mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal
B. MATERI PENYULUHAN
1. Waham dan perawatannya pada keluarga
C. METODE
1. Ceramah dan tanya jawabD. MEDIA ALAT BANTU
1. Leaflet yang berisi :
a) Pengertian waham
b) Jenis wahamc) Perawatan pasien waham di rumahE. URAIAN KEGIATAN
Langkah-langkah kegiatan :
NoJenis kegiatanPenyuluh Peserta
1Pembukaana.Memberikan salam dan memperkenalkan diri
b.Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema penyuluhan
a.Menjawab salam
b.Mendengarkan dan memperhatikan
2Penyajian
Isi / intia.Menjelaskan materi :
1. Waham
b.Memberikan kesempatan pada keluarga atau peserta untuk bertanyaa.Mendengarkan dan memperhatikan
b.Bertanya dan tanya jawab
3Penutupa. Melakukan evaluasi, dengan memberikan pertanyaan
b. Menyimpulkan dan memberi salam penutupa.Menjawab pertanyaan dan mendengarkan
b.Menjawab salam
F. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian waham2. Sebutkan jenis-jenis waham3. Sebutkan bagaimana merawat pasien wahamG. DAFTAR PUSTAKA
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung. Refika Aditama.
Marifatul, Lilik. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta.
Graha Ilmu.
MATERI PENYULUHANA. Pengertian
1. Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial (Stuart dan Sunden, 1990 : 90).
2. Waham adalah suatu kepercayaan yang salah/ bertentangan dengan kenyataan dan tidak tetap pada pemikiran seseorang dan latarbelakang sosial budaya (Rowlins, 1991: 107)
3. Waham adalah bentuk lain dari proses kemunduran pikiran seseorang yaitu dengan menca,puri kemampuan pikiran diuji dan dievaluasi secara nyata (Judith Heber, 1987: 722).
4. Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan biarpun dibuktikan kemustahilannya itu (W. F.Maramis 1991 : 117).
Berdasarkan pengertian di atas maka waham adalah suatu gangguan perubahan isi pikir yang dilandasi adanya keyakinan akan ide-ide yang salah yang tidak sesuai dengan kenyataan, keyakinan atau ide-ide klien itu tidak dapat segera diubah atau dibantah dengan logika atau hal-hal yang bersifat nyata.
B. Etiologi
Ekonomi dan sosial
Kurangnya kemampuan fisik dan psikologis untuk memenuhi kebutuhan
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan proses pikir: Waham
1). Predisposisi
Faktor predisposisi dari perubahan isi pikir : dibagi menjadi 2 teori yang diuraikan sebagai berikut :
1. Teori Biologis
Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).
Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderita skizofrenia.
Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
2. Teori Psikososial
Teori sistem keluarga Bawen dalam Lowsend (1998 : 147) menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansielas dan suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan mamapu memenuhi tugas perkembangan dewasanya.
Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya terhadap orang lain.
Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan segmen diri dalam kepribadian.
2). Presipitasi Faktor presipitasi dari perubahan isi pikir : waham, yaitu :
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
2. Stres lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.
3. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.
2.4. PROSES TERJADINYA WAHAM
Proses waham ini terbagi atas beberapa fase :
1. Fase lack of human need
Waham ini diawali karena terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi yang sangat terbatas. Karena keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorong untuk melakukan kompensasi yang salah. Tetapi dalam hal ini ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Dalam hal ini dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang ( life span story). Contoh dari waham dalam proses ini adalah ; seorang sarjana yang menginginkan dipandan sebagai orang yang sangat cerdas, sangat berpengalaman dan ingin diperhitungkan dalam kelompoknya. Dalam hal ini waham terjadi karena sangat penting baginya untuk diakui bahwa ia eksi didunia ini.
2. Fase Lack Of Self esteem
Hal ini terjadi karena tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality ( kenyataan dengan harapan ) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, mengguanakan teknologi yang canggih, berpendidikan yang tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas seorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. padahal self realitynya sangat jauh. dari aspek pedidikan, materi, pengalaman, pengaruh, support sistem semuanya sangat rendah.3. Fase kontrol internal eksternal
Halam hal ini klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang yakini adalah kebohongan, ia menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataaan. Tapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, jadi hal yang dianggap penting dan bisa diterima dilingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya agar bisa diterima, karena dalam hal tersebut tidak terpenuhi secara optimal, karena dalam lingkungan klien banyak orang yang hanya menjadi pendengar saja dan tidak mau konfrontatif berkepenjangan dengan klien dengan alasan toleransi dan keinginan menjaga perasaan klien dengan alasan pernyataan klien tidak merugikan orang lain.
4. Fase environmet support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungennya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap seuatu yang ia katakan adalah suatu kebenaran karena sering diulang-ulang. dari sinilah mulai terjadi kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma(super ego) yang ditandai dengan tidak adanya lagi perasaan dosa ssat berbohong.
5. Fase comforting
Klien mersa nyaman dengan kyakinan dan kebihingan serta menggap bahwa semua orang adalah sama yaitu memercayai dan mendukungnya. keyakinan sering disertai dengan halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. selajutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial(isolasi sosial)
6. Fase improving
Apabila tidak ada konfortasi dan upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. waham sering terjadi karena berkaitan dengan trauma masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan ada yang tidak terpeuhi (ada rantai yang hilang)
Proses terjadinya waham menurut Stuart dan Sudeen dapat dirangkum dalam pohon masalah sebagai berikut :
Effect : RESIKO TINGGI PERILAKU KEKERASAN
Core Problem : GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM
Causa: ISOLASI SOSIAL
2.5. RENTANG RESPONRentang respon gangguan adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut :
Rentang respon neurobiologis
RESPON ADAPTIFRESPON MALADAPTIF
Pikiran logis
persepsi akurat
Emosi konsisten dengan pengalaman
Perilaku sesuai
hubungan social Kadang-kadang isi pikir menyimpang
ilusi
Reaksi emosional ber-lebihan atau kurang
Perilaku ganjil atau tidak lazim
menarik diri kelainan isi pikir waham
halusinasi
Ketidakmampuan untuk mengatur emosi
isolasi sosial
Keterangan gambar
1) Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial budaya yang berlaku. dengan kata lain dalam keadaan ini seorang individu jika menghadapi suatu masalah dapat mengatasinya dan dapat memecahkan masalah tersebut.
1. Pikiran Logis : pandangan yang mengarah pada kenyataan
2. Persepsi akurat : pandangan yang tepat pada kenyataan
3. Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yag timbul dari pengalaman ahli
4. perilaku sosial : sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas wajar
5. Hubungan sosial :proses suatu interaksi dengan orang lain dan lingkungan.
2) Respon Psikososial
Proses pikir terganggu: proses pikir yang menimbulkan gangguan
Ilusi : miss interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena ransangan panca indra
Emosi berlebihan atau berkurang
Perilaku tidak biasa : sikap dan tingkah laku yang melebihi batas kewajaran
Menarik diri: percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang lain
3) Respon maladaptif adalah respon individu dalam mnyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan, adapun respon maladaptif ini meliputi:
Kelainan pikiran : keyakinan yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan sosial
Halusinasi : persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang tidak realita atau tidak ada
kerusakan proses emosi : perubahan yang timbul dari hati
perilaku tidak terorganisir : perilaku yag tidak teratur
Isolasi sosial : kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan yang negatif mengancam.
2.6. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping yang pada pasien dengan gangguan isi pikir: waham ini antara lain:
Regresi Suatu perilaku menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku yang kembali seperti pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas.
Proyeksi Keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi pada oranglain karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri.
Menarik diri Reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis, reaksi fisik yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber stressor, sedangkan reaksi psikologis individu menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi diri, dan tidak berminat.
2.7. JENIS-JENIS WAHAM
1. Waham Kebesaran
Dalam hal ini klien meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
contoh: Saya ini titisan Bung Karno, punya banyak perusahaan, rumah banyak diberbagai negara dan saya bisa menyembuhkan segala macam penyakit.
2. Waham curiga
Dalam hal ini klien meyakini bahwa ada seseorang atau sekelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya. contoh : Banyak polisi yang mengintai saya, banyak orang yang ingin menghancurkan hidup saya, suster mau meracuni makanan saya ya?
3. Waham agama
Dalam hal ini klien memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan. contohnya :Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus selalu memakai bau putih ini agar saya bisa masuk surga.4. Waham somatik
Dalam hal ini klien meyakini bahwa bagian dari tubuhnya atau keseluruhan dari tubuhnya terganggu. contohnya : sumsum tulang saya kosong, dalam tubuh saya ada banyak kotoran, tubuh saya menghilang, tubuh saya membusuk.
5. Waham nihilstik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia atau sudah meninggal. contohnya : saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini adalah roh, sebenarnya saya sudah tidak ada didunia ini.
6. Siar pikir :percaya bahwa pikirannya disiarkan ke dunia luar. 7. Sisip pikir: percaya ada pikiran orang lain yang masuk dalam pikirannya.
8. Kontrol pikir: merasa perilakunya dikendalikan oleh pikiran orang lain.
2.8. KATEGORI WAHAM
Waham sistematis: konsisten, berdasarkan pemikiran mungkin terjadi walaupun hanya secara teoritis. Waham nonsistematis: tidak konsisten, yang secara logis dan teoritis tidak mungkin.
2.9. TANDA DAN GEJALATanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien menyatakan dirinya sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan atau kekayaan luar biasa, klien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang, klien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, gelisah.
2.10. SUMBER KOPINGAda beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan.
2.11.PENGKAJIAN 1. Pengumpulan DataHal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan gangguan isi pikir : waham kebesaran yaitu :
Data Subjektif
Klien merasa dirinya sebagai orang besar, mempunyai kekuatan, kepandaian yang luar biasa, misalnya dapat membaca atau membawa pikiran orang lain, dialah ratu adil.
Data Objektif
Klien kadang-kadang tampak panik, tidak mampu untuk berkonsentrasi, waham atau ide-ide yang salah, ekspresi muka kadang sedih kadang gembira, tidak mampu membedakan khayalan dengan kenyataan, sering tidak memperlihatkan kebersihan diri, gelisah, tidak bisa diam (melangkah bolak-balik), mendominasi pembicaraan, mudah tersinggung, menolak makan dan minum obat, menjalankan kegiatan agama secara berlebihan atau tidak sama sekali melakukannya, merusak diri-sendiri dan orang lain serta lingkungannya, jarang mengikuti atau tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, sering terbangun pada dini hari, penampilan kurang bersih.2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang sering muncul, yaitu :
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan isi pikir waham
3. Perencanaan dan Intervensi ( LAMPIRAN SP)telah dibuat.Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Proses Pikir Waham
TGLDXPERENCANAAN
TUJUANKRITERIA EVALUASIINTERVENSIRASIONAL
123456
Gangguan Proses Pikir WahamPasien mampu :
Berorientasi kepada realitas secara bertahap
Mampu berinteraksi dengan oranglain dan lingkungan
Menggunakkan obat dengan prinsip 6 benarSetelah pertemuan pasien dapat memenuhi kebutuhannyaSP 1 (Tgl.)
Identifikasi kebutuhan pasien
Bicara konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham pasien)3
Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
Masukkan dalam jadwal harian pasien
Setelah pertemuan pasien mampu :
Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
Mampu menyebutkan serta memilih kemampuan yang dimiliki
SP 2 (Tgl)
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
Identifikasi potensial/kemampuan yang dimiliki
Pilih dan latih potensial/kemampuan yang dimiliki
Masukan ke dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah pertemuan pasien dapat menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan dan mampu memilih kemampuan yang dimilikiSP 3 (Tgl.)
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 & 2)
Pilih kemampuan yang dapat dilakukan
Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki
Masukan ke dalam jadwal kegiatan pasien
Keluarga mampu :
Mengidentifikasi waham pasien
Memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhannya
Mempertahankan program pengobatan pasien secara optimalSetelah pertemuan keluarga mampu :
Mengidentifikasi masalah cara merawat pasienSP 1 (Tgl..)
Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
Jelaskan proses terjadinya waham
Jelaskan tentang cara merawat pasien waham
Jelaskan tentang cara merawat pasien waham
Latih stimulasi cara merawat
RTL keluarga/jadwal merawat pasien
Setelah pertemuan keluarga mampu :
Menyebutkan kegiatan yang sesuai dilakukan
Mampu memperagakan cara merawat pasienSP 2 (Tgl)
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
Latih keluarga cara merawat (langsung ke pasien)
RTL keluarga
Setelah pertemuan keluarga mampu :
Mengidentifikasi masalah dan mampu menjelaskan cara merawat pasienSP 3 (Tgl..)
Evaluasi kemampuan keluarga
Evaluasi kemampuan pasien
RTL keluarga :
Follow up
Rujukan