Sap Napza New
-
Upload
arya-sandra -
Category
Documents
-
view
103 -
download
10
Transcript of Sap Napza New
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYALAHGUNAAN DAN PENANGANANNYA NAPZA
DI RUANG WIJAYA KUSUMA RUMAH SAKIT JIWA MENUR
SURABAYA
Disusun Oleh :
Yusuf Hermansyah, S.Kep
Nur Choiriyah, S.Kep
Luluk Sri Lestari, S.Kep
Saiful Anam, S.Kep
Zuroiroh K.U, S.Kep
Nurul Fitria, S.Kep
Meylani Fatih R, S.Kep
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang Studi : Ilmu Keperawatan Jiwa
Topik : Obat-obatan terlarang
Sub Topik : Penyahgunaan dan Penanganan NAPZA
Sasaran : Pasien – pasien di Ruang Wijaya Kusuma RS Jiwa Menur
Surabaya
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma RS Jiwa Menur Surabaya
Hari/Tanggal :
Waktu : ±30 menit
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan peserta mampu memahami
tentang bahaya serta cara penanganan Napza.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan pasien diharapkan :
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian tentang NAPZA
2. Peserta dapat menyebutkan jenis-jenis NAPZA
3. Peserta dapat menjelaskan akibat dari penggunaan NAPZA
4. Peserta dapat mengetahui dampak dalam penggunaan NAPZA
5. Peserta dapat mengetahui cara penanganan dan pencegahan dalam
penggunaan NAPZA
III. Sasaran
Pasien Jiwa berada di ruang Wijaya Kusuma RS Jiwa Menur Surabaya
IV. Materi (terlampir)
1. Pengertian NAPZA
2. Penggolongan Narkoba
3. Zat yang sering disalah gunakan
4. Faktor Predisposisi
5. Dampak Penyalahgunaan NAPZA
6. Pencegahan penyalahgunaan NAPZA
V. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi (Tanya jawab)
VI. Media
1. Leaflet
2. Laptop
3. LCD
VII. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Peserta hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di RS Jiwa Menur Surabaya
Pengorganisasian penyelenggaraan dilakukan setelah peserta penyuluhan
diseleksi
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta mengikuti jalannya acara penyuluhan sampai selesai
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Peserta mengetahui tentang pengertian NAPZA
Peserta mengetahui tentang penggolongan Narkoba
Peserta mengetahui tentang zat yang sering disalah gunakan
Peserta mengetahui tentang faktor Predisposisi
Peserta mengetahui tentang dampak Penyalahgunaan NAPZA
Peserta mengetahui tentang pencegahan penyalahgunaan NAPZA
VIII. Proses Kegiatan Penyuluhan
No.
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1. 5 Menit Pembukaan :1. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Kontrak waktu
5. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
6. Apersepsi (menanyakan apa yang
sudah dan belum diketahui audiens)
Menjawab
salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
Mendengarkan
2. 15 Menit
Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang:
1. Pengertian NAPZA
2. Penggolongan Narkoba
3. Zat yang sering disalah
gunakan
4. Faktor Predisposisi
5. Dampak Penyalahgunaan
NAPZA
6. Pencegahan penyalahgunaan
NAPZA
Sesi Tanya Jawab :
Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan memberikan
reinforcement positif.
Melihat
Mendengarkan
Memperhatikan
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan yang
diajukan
3. 7 Menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan.
Menjawab
pertanyaan
4. 3 Menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih atas
peran serta peserta.
Mengucapkan salam penutup
Mendengarkan Menjawab
salam
IX. Pengorganisasian
1. Leader : Nur Choiriyah, S. Kep
Nurul Fitria, S. Kep
2. Moderator : Luluk Sri Lestari, S. Kep
3. Fasilitator : Yusuf Hermansyah, S. Kep
Zuroiroh Khosyiatul U, S. Kep
Meylani Fatih R, S. Kep
4. Observer : Saiful Anam, S. Kep
Lampiran
MATERI
PENYALAHGUNAAN DAN PENANGANAN NAPZA
A. Pengertian NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan/Zat adiktif
lainya.
Penyalahgunaan (abuse) adalah penggunaan narkoba di luar tujuan
pengobatan dan tanpa pengawasan dokter.
B. Penggolongan Narkoba
Menurut UU RI No. 22/1997 tentang narkotika, yang dimaksud dengan
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman ataun bukan tanaman
baik yang sentetis maupun semi sentitis yang dapat menyebabkan menurunan atau
perubahan kesadaran, kehilangan rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dapat digolongkan dalan
3 golongan sbb:
Narkotika golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya : Heroin, Kokain, Ganja.
Narkotika golongan II
Narkotika yang berkhasiat sebagai pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalan terapi dan /atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya : Morfin, Pitidin, turunan/garam dalam golongan tersebut.
Narkotika golongan III
Narkotika yang berkhasiat sebagai pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya : Kodein, garam-garam Narkotika dalam pengobatan tersebut.
Menurut UU RI No. 5/1997 tentang psikotropika, yang dimaksud dengan
psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika dibedakan dalam 4 golongan sbb:
Psikotropika golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kiuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : MDMA, Ekstasi, LSD, STP.
Psikotropika golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ampetamin, Fensiklidin,
Sekobarbital, Metakualon, Metilfenidat.
Psikotropika golongan III
Psikotropika yang berkhasiat sebagai pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengathuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Fenobarbital,
Flunitrazepam.
Psikotropika golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan atau untuk tukuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Klobazam,
Bromazepam, Khlordiazepoxie, Nitrazepam.
Bahan atau zat yang tidak tergolong Narkotika ataupun psikotropika, tetapi
seperti halnya dengan Narkotika dan psikotropika, bahan zat adiktif menimbulkan
ketergantungan, antara lain adalah sebagai berikut :
1) Alkohol (ethanol atau ethyl alcohol)
Adalah hasil fermentasi peragian karbohidrat dari bulir padi-padian,
cassava, sari buah anggur, nira. Kadar alkohol yang diperoleh dari hasil
fermentasi adalah tidak lebih dari 14%. Alkohol yang disebut dengan methyl
alcohol adalah jenis alkohol yang sangat berbahaya. Kadar alkohol dari bir 3-
5%. Wine 10-14%, whisky, rhum, gin, vodka, Brendi antara 50%.
2) Kafein, caffeine (1.3.7. Trimethyisantine).
Kafein adalah alkaloida yang terdapat dalam buah tanaman kopi. Biji
kopi mengandung 1-2.5% kafein. Kafein juga terdapat pada minuman ringan.
3) Nicotine (Nicotina Tabacum L)
Terdapat pada tumbuhan tembakau dengan kadar sekitar 1-4%. Dalam
setiap batang rokok terdapat sekitar 1,1 mg nikotin. Nikotin menimbulkan
ketergantungan. Dalam daun tembakau, terdapat ratusaan jenis zat lainya
selain dari nikotin.
4) Zat sedatif (penenang) dan hipnotika.
Yang tergolong sedatif/hipnotika adalah benzodiazepin meliputi antara lain :
Temazepam, Diazepam, Nitrazepam, klonazepam.
5) Halusinogen, yaitu sekelompok zat alamiah atau sintetik yang bila di
konsumsi menimbulkan dampak halusinasi:
6) Inhalansia yaitu zat-zat yang di sedot melalui hidung seperti:
1. Hidrokarbon alfatis dan solvent termasuk toluene yang (terdapat dalam
perekat/lem, pelumas, bensin, aerosol, dan semir sepatu)
2. Halogen Hidrokarbon termasuk Trichloretilena, tetrachloretilena (terdapat
di minyak pelumas)
3. Nitrit alifatis meliputi aminitri, isobutilnitrit dan butyl nitrit (semuanya
terdapat pada pengharum ruangan)
4. Keton meliputi aseton
5. Ester meliputi ethylasetat, amilacetat, buthylchetat dan propilacetat
Narkoba yang disalahgunakan biasanya tidak satu jenis melainkan
kombinasi dari beberapa jenis narkoba, pemakaian narkoba misalnya
dengan minuman ringan atau dengan minuman beralkohol untuk
mendapatkan efek yang di inginkan.
C. Zat Yang Sering Disalah Gunakan
1. Narkotika:
- Zat : Heroin (putauw), Ganja (Cimeng), Kokain
- Obat : Morfin, Kodein
2. Alkohol
- Zat : Bir, Legan, Vodka, Johny Walk
3. Psikotropika :
- Zat : Sabu (SS, amfetamin), Ineks (XTC, amfetamin)
- Obat : Sedatif/Hipnotik : pil koplo (valium, nipam, lexo, magadon,
double L).
4. Zat Adiktif : Bensin, cat, tiner, lem, dll
D. Faktor Predisposisi Dalam Penyalahgunaan NAPZA
Alasan atau latar belakang penggunaan NAPZA ini berbeda-beda, namun
biasanya akibat interaksi beberapa faktor. Beberapa orang mempunyai resiko lebih
besar menggunakannya karena sifat atau latar belakangnya yang disebut faktor
resiko tinggi atau faktor kontributif yang dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
individu dan faktor lingkungan.
Faktor individu
Faktor individu, meliputi :
- Rasa ingin tahu yang kuat dan ingin mencoba
- Tidak bersikap tegas terhadap tawaran/pengaruh teman sebaya.
- Penilaian diri yang negatif ( Low Self Esteem) seperti merasa kurang mampu
dalam pelajaran, pergaulan, penampilan diri atau tingkat status sosial ekonomi
yang rendah.
- Kurang rasa percaya diri ( Low Self Comfidence ) dalam menghadapi tugas.
- Mengurangi rasa tidak enak, ingin menambah prestasi.
- Tidak tekun dan cepat jenuh.
- Sikap memberontak terhadap peraturan/tata tertib.
- Pernyataan diri sudah dewasa.
- Identitas diri yang kabur akibat proses identifikasi dengan orang tua
/penggantinya yang kurang berjalan dengan baik, atau gangguan identitas
jenis kelamin, merasa diri kurang jantan.
- Depresi, cemas, hiperkinetik, Persepsi yang tidak realistis.
- Kepribadian dissosial (perilaku menyimpang dari norma yang belaku).
- Penghargaan sosial yang kurang
- Keyakinan penggunaan zat sebagai lambang keperkasaan atau modernan
(anticipatory belief)
- Kurang menghayati ajaran agama.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan, meliputi :
- Mudah diperolehnya zat NAPZA
- Komunikasi orang tua dan anak yang kurang efektif
- Hubungan antar orang tua (ayah dan Ibu ) yang kurang harmonis.
- Orang tua dan anggota keluarga lainnya menggunakan zat NAPZA.
- Lingkungan keluarga yang terlalu permisif atau bahkan terlalu ketat dalam
disiplin.
- Orang tua yang otoriter atau dominan.
- Berteman dengan mengguna zat NAPZA
- Tekanan teman sebaya yang sangat kuat.
- Ancaman fisik dari teman atau pengedar.
- Lingkungan sekolah yang tidak tertib.
- Lingkungan sekolah yang tidak memberi fasilitas bagi penyaluran minat dan
bakat para siswanya.
E. Dampak Penyalahgunaan NAPZA
1. Terhadap Pribadi
Dampak NAPZA yang mampu merubah kepribadian pemakaiannya secara
drastis, misalnya :
Fisik :
- Kematian (OD/Withdrawl)
- Keradarangan pada organ tubuh, Kelumpuhan/stroke
- Kerusakaran organ tubuh
- Impotensi
- Tidak segan-segan menyiksa diri sendiri karena ingin menghilangkan rasa
nyeri atau menghilangkan sifat ketergantungan.
Psikis
- Pemurung
- Pemarah bahkan melawan terhadap apa atau siapapun.
- Menimbulkan sifat masa bodoh sekalipun terhadap dirinya sendiri, seperti
tidak lagi memperhatikan, sekolah rumah, pakaian, dll.
- Semangat belajar menjadi menurun dan suatu ketika bisa saja si korban
bersikap seperti orang gila karena reaksi dari penggunaan NAPZA.
- Tidak ragu lagi untuk melakukan hubungan seks secara sembarangan karena
pandangan terhadap norma-norma masyarakat, hukum, agama sudah tidak
diperhatikan lagi.
- Menjadi pemalas, Gangguan tingkah laku
- Halusinasi/ waham “gila”
2. Terhadap Keluarga
- Tidak lagi segan mencuri uang atau bahkan menjual barang-barang yang ada
di rumah yang bisa diuangkan untuk menbeli zat NAPZA.
- Tidak lagi menjaga sopan santun di rumah bahkan terhadap orang tua.
- Kurang menghargai harta milik yang ada di rumah, seperti mengendarai
kendaraan tanpa perhitungan rusak atau menjadi hancur.
- Mencemarkan nama baik keluarga.
3. Terhadap Kehidupan Sosial
- Berbuat tidak senonoh (mesum) dengan orang lain.
- Melanggar aturan-aturan /norma yang ada dimasyarakat
- Menggangu ketertiban umum/ menggangu lingkungan
- Perkelahian
- Kriminalistas
4.Terhadap negara dan bangsa
Merusak generasi muda pewaris bangsa yang seyogyanya siap menerima
tongkat estafet generasi. Hilangnya rasa patriotisme cinta dan bangga terhadap
bangsa dan negara Indonesia, yang pada gilirannya akan memudahkan pihak-
pihak lain mempengaruhinya untuk menghancurkan negara.
F. Pencegahan penyalahgunaan NAPZA
Upaya pencegahan meliputi 3 hal :
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA
dan melakukan intervensi. Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali
remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah
itu melakukan intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat
menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan
NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.
Peran Keluarga Bagi Pengguna Napza
- Meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama dan keagamaan baik
di sekolah maupun di masyarakat.
- Meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga sakinah, sebab
peran keluarga sangat besar terhadap pembinaan diri seseorang. Hasil penelitia
menunjukkan bahwa anak-anak nakal dan brandal pada umumnya adalah
berasal dari keluarga yang berantakan (broken home).
- Penanaman nilai sejak dini bahwa Narkoba adalah haram sebagaimana
haramnya Babi dan berbuat zina.
- Meningkatkan peran orang tua dalam mencegah Narkoba, di Rumah oleh Ayah
dan Ibu, di Sekolah oleh Guru/Dosen dan di masyarakat oleh tokoh agama dan
tokoh masyarakat serta aparat penegak hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.(1981) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan
Obat. Jilid I (Umum dan Ganja). Depkes RI. Jakarta
Depkes RI.(1982) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan
Obat. Jilid II (Opiat). Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI.(1984) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan
Obat. Jilid I (Psikotropika dan minuman keras). Depkes RI. Jakarta
Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat Adiktif
Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.
Hadiman. (1996). Perlakukanlah Barang Haram Ectasy, Narkotika, dll Seperti
Barang Haram Lainnya, Yayasan Al Washilah. Jakarta.
Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif. Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya.
Badan Narkotika Nasional. (2004). Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba Bagi Pemuda. Badan Jakarta: Badan Narkotika Nasional.
Mansoer, Arif.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke III. Jakarta: Media
aesculapius.