Sanitasi Dasar Rumah Sehat
-
Upload
cesstarius -
Category
Documents
-
view
257 -
download
1
Transcript of Sanitasi Dasar Rumah Sehat
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
1/48
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rumah Sehat
Secara umum yang dimaksud dengan rumah sehat adalah sebuah rumah yang dekat dengan air
bersih, berjarak lebih dari 100 meter dari tempat pembuangan sampah, dekat dengan sarana
pembersihan, serta berada di tempat dimana air hujan dan air kotor tidak menggenang (1).
B. Persyaratan Umum Rumah Sehat
Berdasarkan hasil rumusan yang dikeluarkan oleh APHA di Amerika, rumah sehat adalah rumah
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut (1):
a. Harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiologis;
b. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis;
c. Dapat terhindar dari penyakit menular;
d. Terhindar dari kecelakaan-kecelakaan.
Jika diteliti lebih lanjut, persyaratan yang diuraikan di atas adalah sama dengan persyaratan
seperti yang disebutkan berikut ini.
1. Persyaratan letak rumah
Letak rumah yang baik dapat menghindarkan penghuninya dari bahaya timbulnya penyakitmenular, kecelakaan, dan kemungkinan gangguan-gangguan lainnya. Persyaratan letak rumah
merupakan persyaratan pertama dari sebuah rumah sehat. Berikut ini adalah pertimbangan
memilih letak rumah (2):
a. Permukaan tanah dan lapisan bawah tanah (soil dan subsoil), tanah rendah yang sering
digenangi banjir sudah jelas tidak baik menjadi tempat perumahan yang permanen. Tanah
berbatu karang biasanya lembap dan dingin, karena air pada waktu hujan tidak bisa meresap ke
dalam tanah. Akan tetapi, dengan konstruksi yang baik (lantai yang kedap air) rumah dengan
kondisi tersebut bisa digunakan tanpa ada gangguan. Apalagi bila dilengkapi dengan drainase
yang baik.
b. Hadap rumah (dalam hubungannya dengan matahari, arah angin, dan lapangan terbuka). Di
belahan bumi sebelah utara misalnya, kamar-kamar yang terletak di sebelah utara akan menerima
sinar matahari lebih sedikit. Oleh karena itu, sebaiknya dapur dan ruang tempat menyimpan
makanan terletak di bagian utara rumah.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
2/48
2. Persyaratan fisik
Persyaratan fisik meliputi konstruksi dan luas bangunan. Konstruksi rumah harus baik dan kuat,
sehingga dapat mencegah kemungkina terjadinya kelembaban dan mudah diperbaiki bila ada
kerusakan. Persyaratan fisik menyangkut konstruksi rumah. Berdasarkan pengalaman-
pengalaman sebelumnya, setiap orang merasa perlu untuk membuat fondasi yang kokoh supayakonstruksinya kuat. Tipe fondasi bermacam-macam bergantung pada berat dari rumah atau
gedung yang akan dibangun dan keadaan bawah tanah (subsoil). Subsoil yang berbatu-batu atau
kerikil akan dapat menahan beban yang berat, tetapi subsoil yang terdiri atas tanah liat, kekuatan
menahan bebannya tidak tetap. Kekuatannya bisa bertambah dan bisa pula menurun, bergantung
pada keadaan peresapan airnya yang juga berubah-ubah mengikuti perubahan keadaan musim.
Fondasi yang tidak sesuai akan mengakibatkan rumah yang di atasnya bisa rontok. Ada tiga cara
dalam membuat fondasi, yaitu:
a. Membuat parit-parit yang diisi dengan adukan semen;
b. Membuat semacam rakit dengan adukan semen yang konkret;
c. Membangun tiang-tiang/pilar-pilar dari besi beton.
Luas bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuni rumah, luas lantai bangunan
disesuaikan dengan penghuninya. Luas bangunan yang tak sebanding dengan jumlah penghuni
akan mengakibatkan sesak, kurang bebas, dan akan menyebabkan tidak sehat. Jika salah satu
anggota keluarga ada yang menderita penyakit infeksi menular, maka kurangnya suplai oksigen
akan memudahkan terjadinya penularan penyakit. Luas bangunan yang optimum adalah 2,5-3 m
untuk tiap orang (tiap anggota keluarga) (2).
3. Persyaratan fisiologis
Rumah sehat harus dipenuhi criteria ventilasi yang baik, pencahayaan yang cukup, terhindar dari
kebisingan, dan adanya lapangan rekreasi, terutama untuk anak-anak bermain.
a. Ventilasi
Ventilasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, rumah sebaiknya dibuat sedemikian
rupa sehingga udara segar dapat masuk ke dalam rumah secara bebas, sehingga asap dan udara
kotor dapat hilang secara tepat. Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan pintu dan jendela
dalam posisi yang tepat, sehingga udara dapat masuk ke dalam kamar-kamar dan ruangan-ruangan lain di dalam rumah. Fungsi ventilasi adalah:
1) Menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar;
2) Membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri pathogen karena aliran
udara yang terus-menerus;
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
3/48
3) Menjaga ruangan agar kelembaban dapat terjaga secara optimal.
Ada dua macan ventilasi, yaitu ventilasi alamiah dan ventilasi buatan. Aliran udara dalam
ruangan pada ventilasi alamiah terjadi secara alami melalui jendela, pintu, lubang-lubang,
dinding, angin-angin, dan sebagainya. Sedangkan pada ventilasi buatan aliran udar terjadi karena
adanya alat-alat khusus untuk mengalirkan udara seperti mesin pengisap (AC) dan kipas angin(2).
b. Pencahayaan
Sebuah rumah dapat dikatakan sebagai rumah yang sehat apabila memiliki pencahayaan yang
cukup. Hal ini dikarenakan cahaya mempunyai sifat dapat membunuh bakteri atau kuman yang
masuk ke dalam rumah. Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan adalah tingkat
terangnya cahaya itu. Kurangnya pencahayaan akan menimbulkan beberapa akibat pada mata,
kenyamanan, sekaligus produktivitas seseorang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
pencahayaan yang cukup dalam sebuah rumah sangat mempengaruhi kesehatan orang-orangyang ada di dalamnya. Ada dua macam cahaya, yaitu cahaya alamiah dan cahaya buatan. Cahaya
alamiah merupakan cahaya langsung berasal dari sumber cahaya matahari. Cahaya ini sangat
penting sebab bermanfaat selain untuk penerangan secara alami, tidak perlu mengeluarkan biaya,
dan berfungsi membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya basil TBC. Idealnya,
cahaya masuk luasnya sekurang-kurangnya adalah 15-20% dari luas lantai yang terdapat di
dalam ruangan rumah. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber dari listrik, lampu, api,
lampu minyak tanah, dan sebagainya (2).
c. Kebisingan
Saat ini pengaruh kebisingan mulai diperhatikan oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan
kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan seseorang. Apalagi kalau datangnya
tiba-tiba seperti letusan yang sangat mengganggu kehidupan. Orang yang memiliki penyakit
jantung dapat meninggal seketika karena adanya letusan tersebut. Rumah sehat adalah sebuah
rumah yang bisa terhindar dari kebisingan/letaknya jauh dari sumber kebisingan (2).
4. Persyaratan psikologis
Rumah sehat harus memiliki pembagian ruangan yang baik, penataan perabot yang rapi, tidak
over crowding, dan sebagainya. Over crowding menimbulkan efek-efek negative terhadap
kesehatan fisik, mental, maupun moral. Penyebaran penyakit-penyakit menular di rumah yang
padat penghuninya cepat terjadi. Selain itu, di daerah yang seperti ini, kesibukan dan kebisingan
akan meningkat, yang akan menimbulkan gangguan terhadap ketenangan, baik individu,
keluarga, maupun keseluruhan masyarakat di sekitarnya. Ketenangan dan kerahasiaan setiap
individu tidak akan terjamin dan akan mengakibatkan akses-akses menurunnya moral. Undang-
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
4/48
undang perumahan di beberapa Negara maju member wewenang kepada pemerintah untuk
menanggulangi masalah seperti ini. Rumah tempat tinggal dinyatakan over crowding bila jumlah
orang yang tidur di rumah tersebut menunjukkan hal-hal sebagai berikut (2):
a. Dua individu dari jenis kelamin yang berbeda dan berumur di atas 10 tahun dan bukan
berstatus sebagai suami istri, tidur di dalam satu kamar.
b. Jumlah orang di dalam rumah dibandingkan dengan luas lantai telah melebihi ketentuan yang
telah ditetapkan.
5. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut (2):
a. Penyediaan air bersih yang cukup;
b. Pembuangan tinja;
c. Pembuangan air limbah (air bekas);
d. Pembuangan sampah;
e. Fasilitas dapur;
f. Ruang berkumpul keluarga.
C. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Membangun Rumah
1. Tingkat kemampuan ekonomi
Individu jika ingin membangun suatu rumah tentunya akan mengukur tingkat kemampuan
ekonominya, terutama menyangkut kesiapan finansial. Bagi masyarakat desa terkadang
persoalan tidak serumit di perkotaan, dimana tanah yang akan dipergunakan untuk membangun
suatu perumahan tidak semahal di kota, bahan-bahan yang akan dipergunakan dapat
memanfaatkan sarana yang ada seperti bambu, kayu, atau atap bisa dibuat dari daun, alang-alang,
daun lontar, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut di desa relative masih mudah didapat danmurah, namun di kota persoalannya akan berbeda. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian tiap-tiap
individu dalam masyarakat yang akan membangun rumah adalah membangun rumah tidak
sekedar mendirikan saja, tetapi bagaimana perawatan rumah tersebut sehingga dapat
dipergunakan dalam waktu yang cukup lama bahkan dapat dinikmati oleh anak cucunya (2).
2. Faktor alam (lingkungan)
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
5/48
Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal ini
menyangkut bagaimana kondisi lingkungan alam dan social di sekitar kita. Membangun rumah
di daerah yang rawan bencana banjir harus diperhatikan letak lokasi tanah diupayakan
sebelumnya saat membangun ketinggian tanah diperkirakan agar di saat musim penghujan tidak
kebanjiran. Membangun rumah di dekat daerah rawan longsor dan daerah rawan gempa, bahan
yang digunakan harus ringan, namun kokoh. Rumah daerah dingin, panas, pegunungan, pantai,
kota, dan desa akan mempunyai karakteristik tersendiri dan perlu desain yang berbeda-beda.
Rumah dekat dengan hutan bisa dibuat sedemikian rupa dengan membuat tangga yang tinggi
agar binatang buas dan ular tidak dapat naik (2).
3. Kemajuan teknologi
Saat ini teknologi perumahan sudah begitu modern, namun rumah yang modern belum tentu
sesuai dengan selera individu di masyarkat. Teknologi modern selain membutuhkan biaya dan
perawatan yang mahal juga diperlukan pengetahuan yang cukup agar mengerti tentang teknologi
tersebut. Bagaimanapun masyarakat telah memiliki teknologi perumahan yang telah diwarisi dariorang tuanya. Oleh karena itu, penerapan teknologi yang tepat guna harus dipertahankan
sedangkan kekurangan-kekurangan yang ada dimodifikasi, sehingga dapat memenuhi
persyaratan rumah sehat yang telah ditetapkan. Teknologi yang tinggi jika diterapkan di daerah
tertentu belum tentu sesuai. Membangun rumah dengan pilar-pilar yang tinggi, bahan dari batu
bata, rumah kaca, desain kamar tertutup, ventilasi, dan jendela diganti dengan AC, hal ini jika
diterapkan di desa belum tentu sesuai sebab udara di desa masih segar, rumah masih belum
begitu padat, dan pencahayaan masih bagus (2).
4. Peraturan pemerintah menyangkut tata guna bangunan
Peraturan pemerintah terkait tata guna bangunan jika tidak dibuat secara tegas dan dan jelas
dapat menyebabkan gangguan ekosistem seperti banjir, pemukiman kumuh, dan lain-lain. Saat
ini di kota-kota besar hal ini sudah menjadi problem yang kompleks. Namun jika di pedesaan hal
ini belum menjadi masalah yang serius (2).
D. Standar Rumah Sehat
Pada dasarnya rumah yang baik dan pantas untuk dihuni harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut: bebas dari kelembapan; mudah diadakan perbaikan; mempunyai cukup akomodasi dan
fasilitas untuk mencuci, mandi dan buang kotoran; serta mempunyai fasilitas yang cukup untuk
menyimpan, meracik, dan memasak makanan. Pada tahun 1946 di Inggris ada sebuah Sub
Committee on Standards of Fitness for Habitation yang membuat rekomendasi terhadap rumah
yang akan dihuni, antara lain sebagai berikut (2):
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
6/48
1. Dalam segala hal harus kering.
2. Dalam keadaan rumah diperbaiki.
3. Tiap kamar mempunyai lampu dan lubang ventilasi.
4. Mempunyai persediaan air yang cukup untuk segala keperluan rumah tangga.
5. Mempunyai kamar mandi.
6. Mempunyai tempat/kamar cuci, dengan pembuangan air limbah yang baik.
7. Mempunyai system drainase yang baik.
8. Mempunyai jamban yang memenuhi syarat kesehatan (di dalam atau di luar).
9. Cukup fasilitas untuk menyimpan, meracik, dan memasak makanan.
10. Tempat menyimpan makanan harus mempunyai ventilasi yang baik.
11. Jalan masuk ke rumah yang baik.
12. Mempunyai fasilitas alat pemanas/pendingin di kamar.
13. Setiap kamar mempunyai titik lampu yang cukup.
BAB II
KONDISI DAERAH
Luas wilayah Kota Banjarbaru sesuai dengan Perda No.9 Tahun 2000 adalah seluas 371,38 Ha
yang terbagi dalam alokasi peruntukan ruang kawasan lindung 20,81% dan luasan kawasan
budidaya 79,19%. Dibandingkan dengan wilayah kabupaten atau kota lain di Kalimantan
Selatan, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil kedua setelah Kota Banjarmasin, yakni
hanya 0,88 % dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagian besar Wilayah Kota Banjarbarumempunyai ketinggian di bawah 100 meter dari permukaan laut (dpl) (3).
Kota Banjarbaru beriklim tropis dengan temperatur udara maksimum 34,4 C dan minimun 20,2
C, kelembaban udara rata - rata antara 49,099,3 %, rata-rata curah hujan di Kota Banjarbaru
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
7/48
dan sekitarnya tercatat 239,0 mm dengan rata-rata tekanan udara berkisar antara 1.005,30 mb
sampai dengan 1.018,80 mb dan rata-rata kecepatan angin sekitar 3,5 knots (3).
Posisi geografis Kota Banjarbaru sangat strategis karena memiliki akses jalan simpang tiga liang
anggang yang menghubungkan antara kota Banjarmasin dan Kotabaru, Banjarmasin dan Hulu
Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, juga akses pelabuhan lautTrisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui jalan lingkar selatan liang anggang dan
akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan
(3).
Tempat tinggal saya berada di daerah kota Banjarbaru Selatan, tepatnya di jalan Salak No.46,
Guntung Paikat. Kondisi di daerah tempat tinggal saya termasuk lingkungan perumahan yang
sehat karena lingkungan sekitarnya nyaman, bersih, terdapat banyak pohon yang membuat
suasana lingkungan menjadi sejuk sehingga dapat menjamin ketenangan hidup. Tersedianya
prasarana dan fasilitas umum seperti tempat ibadah, sekolah, toko-toko dan rumah makan yang
juga dapat menunjang kenyamanan. Kost saya juga dekat dengan perkantoran dan kantor polisi.Kost saya mempunyai halaman yang cukup luas dan memiliki dua pohon serta tanaman-tanaman
lainnya. Kondisi jalan kost saya termasuk jalan yang sedikit dilalui oleh kendaraan bermotor
sehingga potensi udara berdebu sedikit. Saluran air pun mencukupi sehingga terhindar dari
banjir. Suasananya pun tenang, hampir jarang terjadi kegaduhan/keributan yang dapat
mengganggu kesehatan dan kenyaman. Selain itu, di sekitar kost terdapat sarana instansi
kesehatan dan sarana pendidikan. Jarak pasar Banjarbaru dengan kost saya kurang lebih 100m
dan juga dekat dengan puskesmas. Sehingga kondisi tersebut sudah memenuhi syarat-syarat
lingkungan perumahan yang sehat.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Lembar Observasi Formulir Penilaian Rumah
Nama : Azahra Aisyadilla A.
Alamat : Jl. Salak No.46, Gunung Paikat, Banjarbaru Selatan.Komponen
yang dinilai Kriteria Nilai Bobot
Komponen Rumah
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
8/48
35
Langit-langit a. Tidak
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan rawan kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 5 5
Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu.ilalang
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak diplester/papan yang
tidak kedap air
c. Permanen (tembok/pasangan batu bata/yang tidak diplester), papan kedap air 5
10
Lantai a. Tanah
b. Papan/anyaman bambu yang dekat dengan tanah/plesteran yang retak.berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung 5 15
Jendela kamar a. Tidak ada
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
9/48
b. Ada 4 19
Ventilasi a. Tidak ada
b. Ada, tetapi luasnya < 10 % luas lantai 4 23
c. Ada, luasnya 10 % luas lantai
Lubang asap dapur a. Tidak ada
b. Ada, luas lubang ventilasi/asap dapur 10% luas lantai dapur 4 27
c. Ada, luas lubang ventilasi/asap dapur > 10% luas lantai dapur (Asap keluar sempurna atau
ada exhaust fan)
Pencahayaan a. Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca
b. Kurang terang sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal 3 30
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
10/48
Komponen
yang dinilai Kriteria Nilai Bobot
Sarana Sanitasi
25
Sarana air bersih
(PDAM/SGL/SPT) a. Tidak ada
b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 5 5
Jamban (sarana pembuangan kotoran) a. Tidak ada
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup disalurkan ke sungai/kolam
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
11/48
c. Ada buka leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank
e. Ada, leher angsa, septic tank 4 9
Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di
halaman rumah
b. Ada diserapkan, mencemari sumber air (jarak dengan sumber air < 10 m)
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 3 12
d. Ada, diserapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber air >10 m)
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut
Sarana pembuangan a. Tidak ada
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
12/48
b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 3 15
Sampah (tempat sampah) a. Ada, kedap air dan tidak tertutup
b. Ada, kedap air dan tertutup 4 19
Komponen
yang dinilai Kriteria Nilai Bobot
Kualitas udara
10
Suhu udara a. Tidak nyaman
b. Nyaman (18 - 30 C) 5 5
Kelembaban udara
a. Tidak lembab
b. Lembab (berkisar antara 40% - 70%) 3 8
Komponen
yang dinilai Kriteria Nilai Bobot
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
13/48
Perilaku Penghuni
20
Membuka jendela kamar a. Tidak pernah dibuka
b. Kadang-kadang
c. Setiap hari dibuka 4 4
Membersihkan rumah dan halaman a. Tidak pernah dibersihkan
b. Kadang-kadang
c. Setiap hari dibersihkan 5 9
Membuang tinja ke jamban a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan
b. Kadang-kadang dibuang ke jamban
c. Setiap hari ke jamban 5 14
Membuang sampah pada tempat sampah a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
14/48
b. Setiap hari ke jamban
c. Setiap hari ke tempat sampah 5 19
Keterangan :
Skor yaitu dari bobot 5 sampai dengan 2, disesuaikan dengan tingkat resiko terhadap
kesehatan.
Memodifikasi formulir observasi sarana sanitasi dasar rumah
Sumber dari Depkes RI
Cara penilaian skor untuk masing-masing sarana sanitasi dasar rumah :
Skor = (Bobot x Skor Yang Diperoleh / Bobot x Skor Maximal) x 100%
Sedangkan untuk penilaian sarana penyediaan air bersih, apabila di dapatkan rumah yang
memiliki lebih dari satu sarana, maka untuk penilaiannya dibagi dengan jumlah sarana yang ada.
Kriteria penilaian untuk penggolongan keadaan rumah :
a. Kriteria Memenuhi Syarat antara 75 % - 100 % dari skor maximal
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
15/48
b. Kriteria Tidak Memenuhi Syarat < 75 % dari skor maximal
B. Lembar Pertanyaan Kondisi Sarana Sanitasi Dasar Rumah
Data Umum
Nama : Azahra Aisyadilla A.
Pendidikan : Mahasiswa.
Umur : 19 tahun.
Alamat : Jl. Salak No.46, Gunung Paikat, Banjarbaru Selatan.
1. Menurut Bapak/Ibu,langit-langit yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?
(a.) Langit-langit bersih
b. Tidak mesti bersih
c. Yang penting ada langit-langit
2. Menurut Bapak/Ibu, dinding yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?
(a.) Permanen (tembok, pasangan batu bata, batu yang diplester), papan yang kedap air.
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan batubata yang tidak diplester/ papan yang tidak
kedap air
c. Terbuat dari anyaman bambu atau ilalang (bukan tembok)
3. Menurut Bapak/Ibu, lantai yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat ?
(a.) Keramik/ubin/diplester/papan/rumah panggung
b. Papan/anyaman bambu
c. Tanah
4. Menurut Bapak/Ibu, ventilasi yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat ?
(a.) Ventilasi yang luasnya 10% dari luas lantai
b. Ventilasi yang luasnya
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
16/48
5. Menurut Bapak/Ibu, lubang asap dapur yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?
(a.) Lubang/ventilasi asap dapur >10% dari luas lantai dapur yang berfungsi untuk
mengeluarkan asap dengan sempurna keluar rumah
b. Lubang/ventilasi asap dapur
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
17/48
C. Pembahasan
Dari hasil lembar observasi formulir penilaian rumah ditemukan hasil :
1. Komponen Rumah
Langit-langit kamar saya memenuhi kriteria penilaian rumah sehat yaitu 100%, karena bersih,
tidak ada sarang laba-laba dan tidak rawan kecelakaaan. Dinding kamar kost saya permanen
terbuat dari tembok berlapiskan semen dan batu bata. Tidak terbuat dari bahan yang dapat
melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan seperti asbes dan juga tidak terbuat
dari bahan yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme patogen. Atap terbuat dari
genteng dan lantai kamar saya terbuat dari keramik dan memenuhi kriteria penilaian rumah
sehat. Di dalam kamar saya terdapat satu buah jendela kamar, tetapi saya tidak memiliki jendela
ruang keluarga, karena saya tinggal di kost bukan rumah sendiri. Ventilasi di kamar kost saya
luasnya < 10% luas lantai tetapi ditutupi dengan kawat kasa nyamuk sehingga nyamuk tidak bisa
masuk dan mengigit. Berdasarkan pengukuran, pencahayaan di dalam kamar saya yaitu 48%.
Jadi, cahaya matahari yang masuk ke kamar tidak cukup dan tidak memenuhi kriteria penilaian
rumah sehat sehingga pencahayaan di kamar saya kurang terang dan kurang jelas untuk
membaca dengan normal.pencahayaan dan memerlukan pencahayaan tambahan.
Penilaian skore untuk komponen rumah:
(35 x 30 / 35 x 35) x 100%
= 85,7 %
Hasil menunjukkan bahwa komponen rumah saya memenuhi syarat kesehatan.
2. Sarana Sanitasi
Di dalam kamar terdapat satu ruang kamar mandi, dan mempunyai fasilitas sarana air bersih dari
air sumur pompa listrik, tetapi pada saat listrik mati maka akan menggunakan air ledeng. Air
sumur tersebut berjarak 10 m2 dari pembuangan tinja atau septic tank. Memiliki satu buah bak
penampungan air yang tertutup rapat dan menghasilkan air yang cukup untuk pemakaian 9 buah
kamar. Tempat pembuangan limbah rumah tangga dibuang ke selokan yang terbuka, tidak kedap
air dan jauh dari sumber air. Tempat pembuangan sampah terbuka dan tidak kedap air.
Penilaian skore untuk sarana sanitasi:
(25 x 19 / 25 x 25) x 100%
= 76 %
Hasil menunjukkan bahwa sarana sanitasi yang dimiliki telah memenuhi syarat kesehatan.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
18/48
3. Kualitas Udara
Berdasarkan pengukuran, suhu ruangan kamar saya sekitar 28C sehingga masih termasuk dalam
syarat kesehatan. Kelembaban udara di ruang kamar saya yaitu 87% sehingga kelembaban udarakamar saya memenuhi kriteria penilaian rumah sehat.
Penilaian skore untuk kualitas udara:
(10 x 8 / 10 x 10) x 100%
= 80 %
Hasil menunjukkan bahwa kualitas udara yang ada telah memenuhi syarat kesehatan.
4. Perilaku Penghuni
Setiap hari saya selalu membuka jendela kamar sehingga adanya sirkulasi udara yang cukup.
Saya juga selalu membersihkan kamar dan halaman setiap hari serta selalu membuang tinja ke
jamban. Sampah juga selalu dibuang ke tempat sampah.
Penilaian skore untuk kualitas udara:
(20 x 19 / 20 x 20) x 100%
= 95 %
Hasil menunjukkan bahwa perilaku yang saya lakukan telah memenuhi syarat kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit Rineka
Cipta. Jakarta.
2. Mubarak, Wahid Iqbal., Nurul Chayatin.2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.
3. Anonim. Kondisi Geografis Banjarbaru. Pemerintah Kota Banjarbaru 2010; (online),
(http://www.banjarbarukota.go.id, diakses 04 April 2012).
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
19/48
SUMBER : (http://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-
tempat_1.html)
RUMAH IDAMAN (HEALTHY HOME)
Posted on Desember 10, 2012 by diarymerry
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari zaman
ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua,
kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai
pada abad modern (PERKEMBANGAN TEKNOLOGI) ini manusia sudah membangun rumah
bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi
perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal
berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu
bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatanguna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009).
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis
lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit
berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada
kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80%
dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih
rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009).
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan
rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya produktif
seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menja penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi
http://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.htmlhttp://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.htmlhttp://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.htmlhttp://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.htmlhttp://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.htmlhttp://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.html -
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
20/48
tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan
pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkungan pemukiman pada dasarnya
disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah
dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo, 2003).
RUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian rumah ?
2. Sebutkan fungsi rumah?
3. Apa saja yang menjadi persyaratan rumah?
4. Bagaimanakah penilaian rumah sehat?
5. fase perkembangan rumah dari jaman purba hingga modern ?
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian rumah.
2. Untuk mengetahui fungsi rumah.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
21/48
3. Untuk mengetahui persyaratan rumah sehat.
4. Untuk mengetahui bagaimana penilaian rumah sehat.
5.Untuk mengetahui fase perkembangan rumah dari jaman purba hingga modern
PEMBAHASAN
PENGERTIAN RUMAH
Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,
perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah
sebuah tempat tujuan akhir dari manusia.
Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan
sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia, dan menjadi
bagian dari gaya hidup manusia Sedangkan pengertian Rumah Sehat menurut WHO adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan yang
bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya,
sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik.
Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor- faktor yang dapat merugikankesehatan (Hindarto, 2007). Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung,
bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna
baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1991).
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
22/48
FUNGSI RUMAH
Fungsi rumah rumah bagi manusia yang dikutip dari Azwar adalah :
Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melasanakan kewajiban
sehari-hari.
Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi segenap
anggota keluarga yang ada.
Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.
Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.
Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang dimiliki, yangterutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.
PERSYARATAN RUMAH SEHAT
Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam Residential
Environment dari WHO (1974) antara lain :
a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istrahat.
b. Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi.
c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
23/48
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa
keruntuhan, dan penyakit menular.
f. Member rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
Persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yang dikutip (Ircham Machfoedz, 2008)
adalah sebagai berikut :
a. memenuhi kebutuhan physiologis, yang meliputi :
Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara atau dipertahankan
temperatur lingkungannya. Sebaiknya temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah
paling sedikit 4C dari temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar
22C30C sudah cukup segar.
Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya matahari
(penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya (penerangan buatan).
Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu gelap atau tidakmenimbulkan rasa silau.
Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara segar dapat
terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga jumlah
keduanya menjadi 10% dari luas lantai.
Ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu
sedikit.
Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang berlebihan karena
dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik langsung maupun dalam jangka waktu yang
relatif lama. Gangguan yang dapat muncul antara lain gangguan fisik seperti kerusakan alat
pendengaran dan gangguan mental seperti mudah marah dan apatis.
Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk anak- anak dapat
bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan bergerak, bermain dengan leluasa di
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
24/48
rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik, juga agar anak tidak bermain di rumah
tetangganya, di jalan atau tempat lain yang membahayakan.
b. memenuhi kebutuhan psychologis, yang meliputi :
Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni Adanya ruangan khusus untuk istirahat
bagi masing-masing penghuni, seperti kamar tidur untuk ayah dan ibu. Anak-anak berumur di
bawah 2 tahun masih diperbolehkan satu kamar tidur dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10
tahun laki-laki dan perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun
mempunyai kamar tidur sendiri.
Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan keluarga, dimana anak-anak sambil
makan dapat berdialog langsung dengan orang tuannya.
Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki tingkat
ekonomi yang relatif sama, sebab bila bertetangga dengan orang yang lebih kaya atau lebih
miskin akan menimbulkan tekanan batin. Dalam meletakkan kursi dan meja di ruangan jangan
sampai menghalangi lalu lintas dalam ruangan.
W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan terpelihara
kebersihannya. Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila terasa ingin buang air besar tapi
tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus antri di W.C. orang lain atau harus buang air besar
di tempat terbuka seperti sungai atau kebun.
Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias, tanaman bunga yang
kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara secara rapi dan bersih, sehingga menyenangkan bila
dipandang.
c. mencegah penularan penyakit, yang meliputi.
Penyediaan Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan
Bebas dari kehidupan serangga dan tikus
Pembuagan sampah
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
25/48
Pembuangan air limbah.
Pembuangan Tinja
Bebas pencemaran makanan dan minuman.
d. mencegah terjadinya kecelakaan yaitu rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga
dapat melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk
dalam persyaratan ini antara lain bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan
licin, terhindar dari bahaya kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan
keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya
(Azwar, 1990; CDC, 2006; Sanropie, 1991).
Menurut Soedjajadi (2006), persyaatan rumah sehat harus dapat mencegah atau mengurangi
resiko kecelakaan seperti jatuh, keracunan dan kebakaran. Persyaratan tersebut meliputi:
a. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat.
b. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api.
c. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas.
d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis
dapat dihindari.
e. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
. Prasarana dan sarana lingkungan
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
26/48
Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari
kecelakaan;
Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;
Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggukesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan
harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata;
Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan
kesehatan;
Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan;
Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan;
Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan,
tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yang
dapat menimbulkan keracunan.
f. Vektor penyakit
Indeks lalat harus memenuhi syarat.
Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
g. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi
untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
27/48
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
a. Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan kesehatan, an
tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam,
plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan;
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme
patogen.
b. Komponen dan penataan ruangan
Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah
dibersihkan;
Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
c. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
d. Kualitas udara
Suhu udara nyaman antara 1830 o C;
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
28/48
Kelembaban udara 4070 %;
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni;
Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
e. Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
f. Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
g. Penyediaan air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari;
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut
Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
h. Pembuangan Limbah
Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau,
dan tidak mencemari permukaan tanah;
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari
permukaan tanah dan air tanah.
i. Sarana Penyimpanan Makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
29/48
j. Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2
orang tidur.
PENILAIAN RUMAH SEHAT
Menurut Munif Arifin (2009), kriteria rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian
rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI
tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan. Sedangkan pembobotan
terhadap kelompok komponen rumah, kelompok sarana sanitasi, dan kelompok perilaku
didasarkan pada teori Blum, yang diinterpetasikan terhadap Lingkungan (45%), Perilaku (35%),
Pelayanan Kesehatan (15%), Keturunan (5%).
Dalam hal rumah sehat, persentase pelayanan kesehatan dan keturunan diabaikan, sedangkan
untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentulan sebagai berikut :
1.Bobot komponen rumah (25/80 x 100%) : 31
2.Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100%) : 25
3.Bobot perilaku (35/80 x 100%) : 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang merupakan hasil
perkalian antara nilai dengan bobot, dengan criteria sebagai berikut :
1. Memenuhi syarat : 80 -100 % dari total skor.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
30/48
2. Tidak memenuhi syarat : < 80 % dari total skor.
Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan
Indikator komponen sebagai berikut :
1. Langit-langit
2. Dinding
3. Lantai
4. Jendela kamar tidur
5. Jendela ruang keluarga
6. Ventilasi
7. Lubang asap dapur
8. Pencahayaan
9. Kandang
10. Pemanfaatan Pekarangan
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
31/48
11. Kepadatan penghuni.
Indikator sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan Indikator
sarana sebagai berikut :
1. Sarana air bersih
2. Jamban
3. Sarana pembuangan air limbah
4. Sarana pembuangan sampah.
Indikator penilaian perilaku penghuni rumah meliputi bebrapa parameter sebagai berikut :
1. kebiasaan mencuci tangan.
2. keberadaan tikus.
3. keberadaan jentik.
RUMAH KUMUHkurangnya teknologi sehingga kurang mengemban design terhadap rumah itu
sendiri.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
32/48
berbeda dengan contoh rumah klasik seperti pada gambar yang sudah mengikuti zamannya
,memenuhi semua design dan interior rumah yang begitu elegant ,serta membuat nyaman pada
penghuninya ,
inilah termasuk fase rumah perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap tempat tinggal
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat sehingga
menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.
2. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung, tetapi juga sebagai
sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk itu rumah harus memenuhi syarat syarat kesehatan.
3. Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus memenuhi syarat syarat
kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana jika memenuhi syarat syarat kesehatan juga
dapat dikatakan rumah sehat.
4. Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi
dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan
masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
33/48
5. Penilaian rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007. Pedoman
teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.
6. perkembangan teknologi dari jaman purba sampai modern akan berpengaruh pada bentuk dan
kenyamanna rumah itu sendiri ,serta adanya tambahan peralatan dan perlengkapan isi rumah itu
menjadi rumah idaman dan meningkatkan kualitas kesehatan .
DAFTAR PUSTAKA
Budiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC Budiman Chandra.2007.
Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC
Depkes RIDitjen PPM dan PL (2002) Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat.
Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Mahfoedz, Irham.2008, Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit. Jogyakarta.
Munif Arifin, 2009. Rumah Sehat dan Lingkunganya. diakses dari
environmentalsanitation.wordpress.com, November November 2011.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka
Cipta.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
34/48
Suhadi, 2007. Penyakit Tuberkolosis Paru. Diakses dari
www.clubpenakita.blogspot.com/2009/06/penyakit-tuberkulosis-paru.html, November 2011.
Sanropie, D. 1991. Pengawasan Penyeharan Lingkungan Pemukiman. Jakarta: Dirjen PPM danPLP.
Soedjajadi Keman, Kesehatan Lingkungan Pemukiman.
http://library.unair.ac.id/download/fkm/fkm-soedjajadikeman.ppt. Universitas Air Langga, 2006.
UU RI No.4 Tahun 1992 ttg Perumahan dan Pemukiman.
SUMBER : (http://diarymerry.wordpress.com/2012/12/10/rumah-idaman-healthy-home/)
SANITASI PERUMAHAN
by WR in NURSING Kaitkata:KepeRawatan, MAKALAH & ASKEP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tantangan untuk pembangunan perumahan ke depan sangatlah berat. Dengan jumlah penduduk
perkotaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu, kebutuhan lahan untuk permukiman pun
akan meningkat drastis. Data menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia
menunjukkan perkembangan yang cukup pesat dari 32,8 juta atau 22,3% dari total penduduk
nasional (1980), meningkat menjadi 55,4 juta atau 30,9% (1990), 74 juta atau 37% (1998) dandiperkirakan akan mencapai angka 150 juta atau 60% dari total penduduk nasional (2015)
dengan laju pertumbuhan penduduk kota rata-rata 4,49% (1990-1995)
Tingginya laju pertumbuhan penduduk ini pada gilirannya menimbulkan kebutuhan akan lahan
perumahan yang sangat besar., sementara kemampuan Pemerintah sangat terbatas. Menurut
http://diarymerry.wordpress.com/2012/12/10/rumah-idaman-healthy-home/http://diarymerry.wordpress.com/2012/12/10/rumah-idaman-healthy-home/http://diarymerry.wordpress.com/2012/12/10/rumah-idaman-healthy-home/http://diarymerry.wordpress.com/2012/12/10/rumah-idaman-healthy-home/ -
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
35/48
catatan, hanya 15% kebutuhan perumahan yang mampu disediakan oleh pemerintah, sedangkan
sisanya sebesar 85% disediakan langsung oleh masyarakat atau swasta. Apabila pembangunan
perumahan yang dilakukan oleh masyarakat atau swasta ini tidak dikendalikan
pengembangannya, akan menimbulkan masalah besar yang mengancam kawasan konservasi atau
kawasan lindung.
Melihat keterbatasan Pemerintah tersebut, masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam
mengembangkan bentuk-bentuk alternatif penyediaan lahan perkotaan, seperti telah diatur dalam
PP No.80/1999 tentang Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri,. Adapun penetapan lokasi
Kasiba dan Lisiba tersebut harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah-nya. Selain itu,
penyelenggara Kasiba dan Lisiba wajib menyusun rencana teknik ruang sebagai rincian dari
RTRW.
Tantangan terbesar dalam penataan ruang serta pembangunan perumahan adalah bagaimana
memberdayakan atau menguatkan peran masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan
perumahannya sendiri yang sehat, aman, serasi, dan produktif tanpa merusak lingkungan hidup
dan merugikan masyarakat luas. Untuk itu, masyarakat perlu diperkenalkan pengertian tentang
penataan ruang, diberikan akses dan stimulan, ditumbuhkan rasa peduli dan rasa tanggungjawab,
yang pada akhirnya memunculkan bentuk partisipasi atas kehendak masyarakat sendiri sebagai
benteng terakhir pengendali pemanfaatan ruang.
B. Rumusan Penulisan
Jelaskan definisi dari Sanitasi Perumahan?
Sebutkan dan jelaskan Karakteristik Rumah?
Jelaskan Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membangun Suatu Rumah?
Bagaimanakan Pengadaan Perumahan?
Apa saja yang menjadi Syarat-Syarat Rumah Yang Sehat?
Sebutkan Fasilitas-Fasilitas apa saja yang ada di dalam Rumah Sehat?
Bagaimanakah Penilaian Rumah Sehat?
C. Tujuan
Untuk mengetahui definisi dari Sanitasi Perumahan.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
36/48
Untuk mengetahui Karakteristik Rumah.
Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membangun Suatu Rumah.
Untuk mengetahui Pengadaan Perumahan.
Untuk mengetahui Syarat-Syarat Rumah Yang Sehat.
Untuk mengetahui Fasilitas-Fasilitas yang ada di dalam Rumah Sehat.
Untuk mengetahui Penilaian Rumah Sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sanitasi Perumahan
1. Sanitasi
Sanitasi adalah menciptakan keadaan lingkungan yang baik atau bersih untuk kasehatan. Atau
Sanitasi biasa disebut juga kebersihan lingkungan.
2. Perumahan
Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempatuntuk tinggal yang disebut rumah.
Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan membina rasa
kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung dan menyimpan barang berharga,
dan rumah juga merupakan status lambang sosial (Azwar, 1996; Mukono, 2000).
Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan kesehatan
masyarakat. Karena itu pengadaan perumahan merupakan tujuan fundamental yang kompleks
dan tersedianya standar perumahan merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat.
Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga
penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan
sarana yang terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan
tersedianya pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002).
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
37/48
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai
sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UUD RI No. 4 Tahun 1992).
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana
lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk
kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagailingkungan tempat tinggal yang
dilengkapi denganprasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan,misalnya
penyediaan air minum, pembuangan sampah, listrik,telepon, jalan, yang memungkinkan
lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya dan sarana lingkungan yaitu
fasilitaspenunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangankehidupan
ekonomi, sosial dan budaya, seperti fasilitas tamanbermain, olah raga, pendidikan, pertok oan,
sarana perhubungan, keamanan,serta fasilitas umum lainnya.
Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahansebagai faktor yang dapat meningkatkanstandar kesehatanpenghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan sosiologis danteknis
pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada lokasi,bangunan, kualifikasi, adaptasi,
manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan di sekitarnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan
beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara
fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif.Oleh
karena itu keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi
dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.
Jadi sanitasi perumahan adalah menciptakan keadaan lingkungan perumahan yang baik atau
bersih untuk kasehatan.
B. Karakteristik Rumah
Tinjauan tentang ventilasi
Beberapa alasan rumah dikategorikan memiliki ventilasi buruk adalah karena jumlah ventilasi
yang tidak memadai serta bersatunya dapur dengan ruang tidur atau ruang lain tempat aktivitas
keluarga. Kondisi rumah seperti ini menyebabkan terhambatnya pertukaran udara dari dalam dan
luar rumah dan setidaknya mengakibatkan 3 kemungkinan, yaitu : kekurangan oksigen dalam
udara, bertambahnya konsentrasi CO2dan adanya bahan-bahan racun organis yang ikut terhirup.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
38/48
Udara dalam rumah mengalami kenaikan kelembaban yang bersumber dari penguapan cairan
tubuh melalui kulit dan pernapasan. Jika ventilasi ruangan buruk, maka udara lembab tersebut
tidak dapat bertukar dengan udara dari luar rumah. Udara basah yang dihirup berlebihan akan
menyebabkan gangguan fungsi paru-paru atau pernafasan. Penyakit pneumonia sering ditemukanpada bayi, balita dan ibunya yang tinggal dalam rumah dengan ventilasi buruk. Hal ini
disebabkan bayi dan anak balita lebih lama dirumah bersama ibunya sehingga dosis pencemaran
tentunya akan lebih tinggi.
Tinjauan tentang kepada hunian rumah
Rumah kecil, penghuninya yang banyak, kurang ventilasi, kurang pengertian akan perilaku hidup
sehatmemudahkan terjadinya penularan pneumonia pada anak balita. Disamping itu keadaanperumahan yang padat itu dapat meningkatkan faktor polusi dalam rumah yang telah ada.
(bambang. S1993).
Status sosial dalam lingkungan berpengaruh pada pneumoni. Kemudian peneliti lain menemukan
bahwa kepadatan hunian yang banyak berperan pada kejadian pneumonia adalah kepadatan
kamar tidur (sleeping density).
Dikatakan jika kepadatan hunian dikamar tidur melebihi tiga orang dalam satu kamar, maka
besarnya resiko anak terkena pneumonia adalah 1,2 kali dibanding pada keadaan penghuni
kamar yang sesuai standar APHA yaitu setiap penghuni pertama mendiami 150 sg. Ft (13 meter
2) diperlukan penambahan luas dan setiap penambahan satu orang penghuni diperlukan
penambahan luas lantai 100 sg. Ft (2 meter), sehingga rata-rata jumlah luas lantaiper penghuni
adalah 11 meter atau minimal 10 meter.
Dari segi kesehatan, kepadatan hunian sangat bermakna pengaruhnya yang akan memudahkanterjadinya penularan penyakit pneumonia dan penyakit lainnya yang menyebar melalui udara.
Disamping itu semakin banyak orang yang menempati suatu rumah akan banyak pula
menghasilkan karbon monoksida (CO2), yang kurang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
C. Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membangun Suatu Rumah
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
39/48
Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial.
Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat dimanarumah itu didirikan.
Di pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah dikota, di daerah dingin ataukah di daerahpanas, di daerah pegunungan dekatgunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa
dan sebagainya.
Rumah didaerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan kondisi socialbudaya pedesaaan,
misalnya bahanya, bentuknya, menghadapnya, danlainsebagainya.Rumah didaerah gempa harus
dibuat dengan bahan-bahan yangringan namun harus kokoh, rumah didekat hutan harus dibuat
sedemikian rupasehingga aman terhadap serangan-serangan binatang buas.
Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuanganpenghuninya, untuk itu
maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu,kayu atap rumbia dan sebagainya adalah
merupakan bahan-bahan pokokpembuatan rumah.Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah
bukansekedar berdiripada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan seterusnya (Notoadmojo,
2003).
D. Pengadaan Perumahan
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat dan arus urbanisasidi negara sedang berkembang
menyebabkan masalah perumahanmemerlukan pemecahan dan penanganan yang segara. Di
Afrika,Amerika Latin dan Asia penduduk kota meningkat dua kali lipat dalam periode 10 tahun
terakhir. Urbanisasi yang tidak terkendali inimenimbulkan rangkaian masalah sosial yang sangat
kompleks. Lajupertumbuhan penduduk di Indonesia seperti di negara sedang berkembang
lainnya juga cukup tinggi, yaitu sekitar 2,3% per tahun,dan bahkan di daerah perkotaan mencapai
5,4% per tahun yang jugaterutama disebabkan karena derasnya arus urbanisasi. Halinimeyebabkan peningkatan kebutuhan prasarana dan sarana perumahan dan lingkungan
pemukiman dan pengadaan perumahanuntuk golongan masyarakat dengan tingkat ekonomi
menengahkebawah menjadi problem yang semakin sulit. United Nations Conference on Problem
of The HumanEnvironment pada tahun 1972 telah menyatakan bahwa lebih dari 1 milyar
penduduk dunia hidup dalam kondisi perumahan dibawahstandar dan kemungkinan situasi ini
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
40/48
akan semakin bertambah burukdimasa yang akan datang (WHO SEARO, 1986; Komisi
WHOMengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Faktor yangberpengaruh dalam situasi ini adalah tingkat ekonomi masyarakat yang masihrendah, lingkungan fisik, biologi, sosial dan budayasetempat yang belum mendukung; tingkat
kemajuan teknologipembangunan perumahan masih terbelakang; serta belum konsistennya
kebijaksanaan pemerintah dalam tata guna lahan danprogram pembangunan perumahan untuk
rakyat.
Demikian juga kondisi perumahan di daerah pedesaanbanyak dijumpai perumahan yang tidak
memenuhi syarat kesehatansehingga perlu ditata kembali dan dipugar dengan melengkapi
prasarana dan sarana perumahan yang memadai.Masyarakat kecil berpenghasilan rendah tidakmampumemenuhi persyaratan mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bahkan untuk
rumah tipe Rumah Sangat Sederhana (RSS).Sebaliknya pemerintah dan swasta pengembang
perumahan tidakdapat memenuhi kebutuhan perumahan untuk masyarakat.
Hal tersebut menimbulkan masalah sosial yang serius dan menumbuhkanlingkungan pemukiman
kumuh (slum area) dengan gambaranberhubungan erat dengan kemiskinan, kepadatan
penghuninya tinggi,sanitasi dasar perumahan yang rendah sehingga tampak jorok dankotor yaitu
tidak ada penyediaan air besih, sampah yang menumpuk,kondisi rumah yang sangatmenyedihkan, dan banyaknya vektorpenyakit, terutama lalat, nyamuk dan tikus.Dalam
pengadaan perumahan, sangat diperlukan peran sertamasyarakat karena pemerintah dalam hal ini
hanya bertindak sebagaifasilitator yang mendorong dan memberi bantuan untuk mencapai
tujuan.
E. Syarat-Syarat Rumah Yang Sehat
Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam
rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan masyarakat
sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi
persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat
diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan
derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
41/48
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri
Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai be rikut :
Lokasi
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanahlongsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerahkebakaran seperti jalur pendaratan
penerbangan.
Kualitas udara
Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan memenuhi
syarat baik mutu lingkungan sebagai berikut :
Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3
Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.
Kebisingan dan getaran
Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A
Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .
Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg
Prasarana dan sarana lingkungan
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
42/48
Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluargadengan konstruksi yang aman dari
kecelakaan
Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksijalan tidak mengganggukesehatan, konstruksi trotoar tidakmembahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat,jembatan
harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata
Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitasair yang memenuhi persyaratan
kesehatan
Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tanggaharus memenuhi persyaratan kesehatan
Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan
Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan,komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan,
tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya
Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidakterjadi kontaminasi makanan yang
dapat menimbulkankeracunan.
Vektor penyakit
Indeks lalat harus memenuhi syarat
Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukimanmerupakan pelindung dan juga berfungsi
untuk kesejukan,keindahan dan kelestarian alam.
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagaiberikut :
Bahan bangunan
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
43/48
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yangdapat membahayakan kesehatan, an
tos kurang dari 0,5 serat/m 3 per24 jam,
plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan.
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh danberkembangnya mikroorganisme
patogen.
Komponen dan penataan ruangan
Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.
Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamarcuci kedap air dan mudah
dibersihkan.
Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir.
Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.
Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 dan tidak menyilaukan mata.
Kualitas udara
Suhu udara nyaman antara 1830 oC;
Kelembaban udara 4070 %;
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni;
Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.
Ventilasi
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
44/48
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luaslantai.
Ada 2 macam ventilasi, yakni :
a) Fungsi kedua dari pada ventaliasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-
bakteri, terutama bakteri patogen, karena disituselalu terjadi aliran udara dan sebagainya. Di
pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena merupakan jalan masuknya
nyamuk dan serangga lainya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk
melindung kita dari gigitan-gigitan nyamuktersebut.
b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara
tersebut, misalnya kipas angin, dan mesinpenghisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok
dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatika disinni bahwa sistem pembuatan ventilasi
harus dijaga agar udara tidak berhenti atau membalik lagi, harus mengalir.Artinya di dalam
ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnyaudara.
Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
Penyediaan air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasita minimal 60 liter/ orang/hari;
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum menurut Permenkes
416 tahun 1990 danKepmenkes 907 tahun 2002.
Sarana penyimpanan makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman .
Pembuangan Limbah
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
45/48
Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemarisumber air, tidak menimbulkan bau, dan
tidak mencemari permukaan tanah.
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari
permukaan tanah dan airtanah.
Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.
Persyaratan tersebut diatas berlaku juga terhadap kondominium, rumah susun (rusun), rumah
toko (ruko), rumah kantor (rukan) pada zona pemukiman. Pelaksanaan ketentuan
mengenaipersyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menjadi tanggung jawab
pengembang atau penyelenggara pembangunan perumahan, dan pemilik atau penghuni rumah
tinggal untuk rumah.
Penyelenggaran pembangunan perumahan (pengembang)yang tidak memenuhi ketentuan tentang
persyaratan kesehatanperumahan dan lingkungan pemukiman dapat dikenai sanksi pidanadan
sanksi administrasi sesuai dengan UU No. 4 /1992 tentangPerumahan dan Pemukiman, dan UU
No. 23 /1992 tentangKesehatan, serta peraturan pelaksanaannya. Bagi pemilik rumah yang
belum memenuhi ketentuan tersebutdiatas tidak dapat dikenai sanksi, tetapi dibina agar segeradapatmemenuhi persyaratan kesehatan rumah.
F. Fasilitas-Fasilitas Didalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
Penyediaan air bersih yang cukup
Pembuangan Tinja
Pembuangan air limbah (air bekas)
Pembuangan sampah
Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
46/48
G. Penilaian Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusiadisamping sandang dan papan, sehingga
rumah harus sehat agarpenghuninya dapat bekerja secara produktif. Konstruksi rumahdanlingkungannya yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakanfaktor risiko sebagai
sumber penularan berbagai penyakit, khususnyapenyakit yang berbasis lingkungan. Berdasar
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yangdilaksanakan tahun 1995 (Ditjen PPM dan PL,
2002) penyakit InfeksiSaluran Pernafasan Akut (ISPA) yang merupakan penyebab
kematianterbanyak kedua dan tuberkulosis yang merupakan penyebab kematian terbanyak ketiga
erat kaitannya dengan kondisi sanitasiperumahan yang tidak sehat. Penyediaan air bersih dan dan
sanitasilingkungan yang tidak memenuhi syarat menjadi faktor risiko terhadappenyakit diare
(penyebab kematian urutan nomor empat) disampingpenyakit kecacingan yang menyebabkan
produktivitas kerja menurun.
Disamping itu, angka kejadian penyakit yang ditularkan oleh vektorpenular penyakit demam
berdarah, malaria, pes dan filariasis yangmasih tinggi. Upaya pengendalian faktor ris iko yang
mempengaruhitimbulnya ancaman kesehatan telah diatur dalam Kepmenkes RI
No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan.Dalam penilaian rumah
sehat menurut Kepmenkes tersebutdiatas, parameter rumah yang dinilai meliputi lingkup 3 (tiga)
kelompok komponen penilaian, yaitu :
1) kelompok komponen rumah,meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur,
jendelakamar keluarga, dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asapdapur, pencahayaan;
2) kelompok sarana sanitasi, meliputi saranaair bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana
pembuangan airlimbah, dan sarana pembuangan sampah; dan
3) kelompok perilakupenghuni, meliputi perilaku membuka jendela kamar tidur,
membukaJendela ruang keluarga dan tamu, membersi hkan halaman rumah,membuang tinja
bayi/anak ke kakus, dan membuang sampah padatempatnya. Formulir penilaian rumah sehat
terdiri komponen yangdinilai, kriteria penilaian, nilai dan bobot serta hasil penilaian secaraterinci
dapat dilihat pada lampiran dari Kepmenkes RI No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
47/48
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
Jadi sanitasi perumahan adalah menciptakan keadaan lingkungan perumahan yang baik atau
bersih untuk kasehatan.
Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam
rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan masyarakat
sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi
persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat
diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan
derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
Penyediaan air bersih yang cukup
Pembuangan Tinja
Pembuangan air limbah (air bekas)
Pembuangan sampah
Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga
6. Saran
Dengan melalui makalah ini kami selaku penyusun mengharapkan khususnya semua
mahasiswa keperawatan STIKES MW dapat mengetahui serta memahami tentang Konsep
Pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan komunitas.
-
7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat
48/48
DAFTAR PUSTAKA
Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/03/07/ faktoryang diperhatikan pada perumahan
http://id.wikipedia.org/wiki/sanitasi_perumahan
SUMBER : (http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/sanitasi-perumahan/)
http://id.wikipedia.org/wiki/sanitasi_perumahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/sanitasi_perumahanhttp://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/sanitasi-perumahan/http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/sanitasi-perumahan/http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/sanitasi-perumahan/http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/sanitasi-perumahan/http://id.wikipedia.org/wiki/sanitasi_perumahan