SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua...

50

Transcript of SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua...

Page 1: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.
Page 2: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

1

SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PADA SIDANG TERBUKA SENAT

DALAM RANGKA DIES NATALIS KE­ 34

Yth. Para Tamu Undangan,

Yth. Para Pimpinan Daerah Propinsi Jawa Barat,

Yth. Para Pimpinan Kota Madya dan Kabupaten,

Yth. Sekretaris Senat dan Para Anggota Senat Politeknik Negeri Bandung,

Yth. Para Pembantu Direktur dan kepala UPPM,

Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU,

Yth. Para Sekretaris Jurusan,

Yth. Para ketua Program Studi,

Yth. Para Ketua Laboratorium,

Yth. Para Ketua KBK,

Yth. Para Wakil Dosen,

Yth. Para Kepala Bagian dan Sub. Bagian,

Yth. Para Ketua UPT,

Yang kami banggakan, Para Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Kuasa, atas rakhmat dan hidayahNya, sehingga kita semua dalam keadaan sehat wal’afiat serta dapat

hadir dalam Sidang Terbuka Senat Politeknik Negeri Bandung dalam rangka Dies Natalis ke-34.

Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan kami menyampaikan perkembangan, capaian

penyelenggaraan program-program yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2015 serta Visi Misi

Politeknik Negeri Bandung.

Bapak, ibu, hadirin yang berbahagia,

Ijinkan kami menyampaikan sekilas sejarah pertumbuhan Politeknik Negeri Bandung.

Politeknik Negeri Bandung dimulai dengan pelaksanaan Program Pendidikan Diploma (tiga tahun)

dalam bidang teknik/rekayasa dan ditetapkan melalui SK Direktur Jendral Pendidikan Tinggi No.

03/DJ/Kep/1979 tanggal 27 Januari 1979, dan saat itu dinamakan Politeknik ITB karena berada

dalam naungan Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada awal berdirinya Politeknik Negeri Bandung

melaksanakan 4 program studi dalam 3 (tiga) jurusan yaitu Program studi Teknik Sipil (Jurusan

Page 3: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

2

Teknik Sipil); Program studi Teknik Mesin (Jurusan Teknik Mesin); Program studi Teknik

Elektronika dan Teknik Listrik (Jurusan Teknik Elektro).

Dalam perkembangannya, pada Tahun 1997 POLITEKNIK ITB menjadi institusi mandiri

berpisah dari ITB secara passing out dengan nama baru “Politeknik Negeri Bandung” (Polban)

melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 085/O/1997. Saat ini Politeknik

Negeri Bandung melaksanakan 40 program studi yang tersebar ke dalam 10 Jurusan yang meliputi:

Tabel 1: Program Studi dan Jurusan di lingkungan Politeknik Negeri Bandung

Jurusan Program Studi

Teknik Sipil Program Diploma III:Teknik Konstruksi SipilTeknik Konstruksi Gedung

Program Sarjana Terapan (Diploma IV):Teknik Perancangan Jalan dan JembatanTeknik Perawatan dan Perbaikan Gedung

Magister Terapan:Rekayasa Infrastruktur

Teknik Mesin Program Diploma III:Teknik MesinTeknik Aeronutika

Program Sarjana Terapan (Diploma IV):Teknik Perancangan dan Konstruksi MesinProses Manufaktur.

Program Diploma II (PDD):Teknik Mekatronika

Pendidikan diluar Domisili (PDD-Kab. Pekalongan)Mekatronika.

Teknik Elektro Program Diploma III:Teknik ListrikTeknik TelekomunikasiTeknik Elektronika

Program Sarjana Terapan (Diploma IV):Teknik TelekomunikasiTeknik ElektronikaTeknik Otomasi Industri

Teknik Komputer Program Diploma III:Teknik Informatika

Program Sarjana Terapan (Diploma IV):Teknik Informatika

Pendidikan diluar Domisili (PDD-Kab. Pekalongan)Rekayasa Perangkat Lunak

Page 4: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

3

Jurusan Program Studi

Teknik Kimia Program Diploma III:Teknik KimiaAnalis Kimia

Program Sarjana Terapan (Diploma IV):Teknik Kimia Produksi Bersih

Pendidikan diluar Domisili (PDD-Kab. Pekalongan)Kimia Tekstil

Teknik Energi Program Diploma III:Teknik Konversi Energi

Program Sarjana Terapan (Diploma IV):Teknologi Pembangkit Tenaga ListrikTeknik Konservasi Energi

Teknik Refrigerasi dan Tata

Udara

Program Diploma III:Teknik Pendingin dan Tata Udara

Program Sarjana Terapan (Diploma IV):Teknik Pendingin dan Tata Udara

Administrasi Niaga Program Diploma III:Administrasi BisnisManajemen PemasaranUsaha Perjalanan Wisata

Program Sarjana Terapan (Diploma IV):Manajemen AsetAdimistrasi BisnisManajemen Pemasaran

Akuntansi Program Diploma III:AkuntansiKeuangan dan Perbankan

Program Sarjana Terapan (Diploma IV):Akuntansi Manajemen PemerintahanKeuangan Syariah.Akuntansi

Bahasa Inggris Program Diploma III:Bahasa Inggris

Dalam menjalankan tugasnya Politeknik Negeri Bandung memiliki Visi:

“Menjadi institusi yang unggul dan terdepan dalam pendidikan vokasi yang inovatif

dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan”.

Misi Politeknik Negeri Bandung yang telah dijadikan acuan sebagai landasan penyusunan kegiatan-

kegiatan Jurusan dan Unit-unit untuk mencapai Visi adalah :

Page 5: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

4

1. Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, memiliki semangat

terus berkembang, bermoral, berjiwa kewirausahaan dan berwawasan lingkungan.

2. Melaksanakan penelitian terapan dan menyebarluaskan hasilnya untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

3. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan

dan teknologi untuk mendukung peningkatan mutu kehidupan.

Sebagai gambaran perjalanan dan tahapan yang telah dilaksanakan oleh Politeknik Negeri

Bandung dapat dicermati pada gambar berikut. Pada tahun 2016 ini penguatan dilakukan untuk

mencapai target Peningkatan Daya saing Regional. Langkah nyata yang telah dilakukan adalah

penguatan kerjasama baik dengan industri maupun perguruan tinggi di kawasan Asean maupun Asia

pada umumnya.

Gambar 1. Rencana Strategis dan Rencana Jangka Panjang Politeknik Negeri Bandung.

Bapak, ibu serta hadirin yang berbahagia.

Dalam pelaksanaan program kegiatan, perlu kami sampaikan rangkaian kegiatan utama di

bidang akademik, Politeknik Negeri Bandung melaksanakan proses seleksi penerimaan mahasiswa

baru melalui jalur PMDK (maksimum 50% dari daya tampung), serta Ujian Tulis. Dari kedua pola

penerimaan tersebut, Politeknik Negeri Bandung mengutamakan kemampuan akademik, dengan

tetap memberikan kesempatan seluas luasnya bagi calon mahasiswa yang, secara ekonomi, kurang

beruntung. Pada penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2015/2016, sebanyak 185 mahasiswa

mendapatkan beasiswa Bidik Misi.

Page 6: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

5

Kebijakan-kebijakan yang terkait dengan seleksi mahasiswa baru yang dilaksanakan melalui

jalur PMDK ditetapkan dengan memperhatikan aspek-aspek:

1. Prestasi Sekolah

Politeknik Negeri Bandung sebagai institusi pendidikan tinggi memberikan penghargaan

terhadap sekolah SMA/SMK/MA/MAK yang telah melaksanakan proses pembelajaran

dengan baik yang dinyatakan oleh rekam jejak akademiknya.

2. Prestasi Calon

Dalam upaya mendukung visi Politeknik Negeri Bandung untuk menjadi institusi pendidikan

tinggi vokasi yang unggul dan terdepan, Politeknik Negeri Bandung berupaya mendapatkan

calon mahasiswa yang berprestasi. Memperhatikan kedudukannya sebagai institusi pendidikan

tinggi maka Politeknik Negeri Bandung memprioritaskan prestasi akademik calon mahasiswa

dengan tetap memperhatikan prestasi non akademik yang menunjang bidang akademik yang

akan dipilih calon.

3. Karakter Calon

Politeknik Negeri Bandung memiliki keperdulian dalam pengembangan karakter

mahasiswanya. Pengembangan karakter ini antara lain dilakukan dalam kegiatan

ekstrakurikuler untuk mendapatkan lulusan yang memiliki kecerdasan emosional, spiritual,

dan kinestetis, selain memiliki kecerdasan akademik. Oleh karena itu, Politeknik Negeri

Bandung memberikan penghargaan bagi calon mahasiswa yang memiliki prestasi non

akademik yang dipandang dapat mendukung prestasinya di bidang akademik.

4. Keluasan aksesibilitas bagi semua golongan

Sebagai institusi pendidikan tinggi yang mengemban tugas pembinaan kader Bangsa dan

Negara, Politeknik Negeri Bandung memberikan kesempatan bagi semua golongan ekonomi,

dan daerah untuk memperoleh pendidikan di Politeknik Negeri Bandung tanpa membedakan

gender.

5. Keluasan aksesibilitas jenis sekolah menengah

Sebagai institusi pendidikan tinggi vokasi, Politeknik Negeri Bandung memberikan

kesempatan kepada lulusan semua jenis sekolah menengah atas dan sekolah menengah

kejuruan yang ada di Indonesia untuk mendapatkan pendidikan di Politeknik Negeri Bandung.

6. Kualitas pendidikan

Memperhatikan visi Politeknik Negeri Bandung, maka kualitas pendidikan merupakan hal

yang penting diperhatikan.Kualitas pendidikan ini terkait dengan daya tampung dan

ketersediaan sarana dan prasarana.

Mengingat Pola penerimaan telah dilakukan melalui pola yang berbeda, dalam upaya

memetakan potensi mahasiswa baru, maka Politeknik Negeri Bandung melakukan Test pemetaan

Page 7: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

6

terhadap para calon mahasiswa yang telah dinyatakan diterima dan telah melakukan pendaftaran ulang.

Test ini dilakukan melalui test psikologi yang telah dilaksanakan pada tanggal 22 September 2015.

Hasil test pemetaan menunjukkan bahwa secara umum mahasiswa baru Polban tergolong

cerdas dan memiliki motivasi yang tinggi seperti dinyatakan dengan nilai IQ sebagai representasi

kecerdasan dan nilai Pauli sebagai representasi motivasi yang ditunjukkan pada Gambar 2 dan

Gambar 3. Dari ketiga jalur seleksi yaitu PMDK Bidik Misi (BM), PMDK Akademik (AK), dan

Ujian Tulis (SMB) terlihat bahwa jalur ujian tulis memberikan jumlah terbanyak mahasiswa untuk

nilai IQ dan Pauli tertinggi.

Gambar 2. Pemetaan tingkat kecerdasan mahasiswa baru tahun 2015. Kriteria IQ disajikan melaluiLevel 1 sampai dengan 5 mengambarkan level IQ mahasiswa baru. Level 1: IQ kurangdari 81(kurang sekali), Level 2: IQ 82 – 93 (kurang), Level 3: IQ = 94 – 105 (sedang),Level 4: IQ = 106 – 117 (baik), Level 5: IQ = lebih dari 118 (baik sekali).

Gambar 3. Pemetaan tingkat motivasi/daya juang mahasiswa baru tahun 2015. Level 1 sampai.dengan 5 mengambarkan level IQ mahasiswa baru. Level1: Kurang sekali, Level 2:.Kurang, Level 3: Rata-rata, Level 4: Baik, Level 5: Baik sekali.

Page 8: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

7

Alhamdulillah dari total pendaftar kami sampai saat ini telah mampu menyediakan sebanyak

1746 tempat bagi mahasiswa baru, dengan tingkat keketatan yang digambarkan dalam rasio 1:12.

Data penerimaan mahasiswa baru dalam 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel 2: Rasio pendaftar dan yang diterima dalam 5 tahun terakhir.

Tahun Pendaftar DiterimaPersentase

yangditerima

Rasiokompetisi

Yangmendaftar

kembali

Rasio yangmendaftar

ulang2007/2008 5794 1257 21.69% 1:4.61 1257 1:1

2008/2009 5076 1493 29.41% 1:3.40 1389 1:0,93

2009/2010 5818 1508 25.92% 1:3.86 1425 1:0,94

Tahun Pendaftar DiterimaPersentase

yangditerima

Rasiokompetisi

Yangmendaftar

kembali

Rasio yangmendaftar

ulang2010/2011 7377 1483 20.10% 1:4.97 1437 1:0,97

2011/2012 8940 1552 17.36% 1:5.76 1527 1:0,98

2012/2013 12550 1833 14.61% 1:6.85 1707 1:0,93

2014/2015 21162 1728 8,17% 1:12 1710 1:099

2015/2016 20731 1746 8,42% 1:12 1698 1:0,98

Merujuk pada data tahun akademik 2014/2015, rata-rata mahasiswa program Diploma III

dapat menyelesaikan studinya selama 3,02 tahun dengan rata rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

3.07. Sedangkan pada program Sarjana Terapan (Diploma IV) rata-rata masa penyelesaian studi 4,06

tahun dengan rata-rata IPK 3.14. Disamping sukses yang telah dicapai, beberapa mahasiswa dengan

terpaksa harus diberhentikan status kemahasiswaan akibat kedisiplinan seperti ditunjukkan dalam

gambar 4 berikut.

Gambar 4. Data mahasiswa yang harus diberhentikan statusnya sebagai mahasiswa.

Upaya untuk mengurangi jumlah mahasiswa yang lulus tidak tepat waktu telah dilaksanakan

dengan meningkatkan peran dosen wali sebagai pendamping, mulai dari pemeriksaan rekap

14

8

4 5

21

11

1

0

5

10

15

20

25

PMDK SMB PMDK SMB PMDK SMB GMF

Do Absen DO Nilai Mengundurkan Diri

Page 9: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

8

kehadiran, melakukan kegiatan tutor sebaya, menjadwalkan kegiatan pelaksanaan Proyek Akhir

lebih ketat, dan menyempurnakan panduan Praktik Kerja Lapangan dan Tugas Akhir. Hal terakhir

tersebut dilakukan karena seringkali Tugas Akhir diinisiasi dari hasil Praktik Kerja Lapangan.

Sedangkan upaya peningkatan IPK lulusan terus dilakukan melalui peningkatan layanan

proses belajar mengajar. Hal-hal yang sudah dilakukan adalah meningkatkan pemantauan terhadap

kehadiran mahasiswa, mengumumkan IPK rata-rata setiap Program Studi pada papan pengumuman

untuk menimbulkan minat meningkatkan IPK, mengembangkan metodologi pembelajaran antara

lain pengembangan metode e-learning, memberikan kuliah tamu dengan dosen tamu dari industri

dan praktisi untuk meningkatkan pemahaman pentingnya belajar dan minat terhadap bidang studi

yang dipilih, dan mengembangkan kegiatan kemahasiswaan yang mendukung mahasiswa dalam

pengembangan kepribadiannya sehingga diharapkan menjadi lebih matang dan bertanggung jawab

terhadap tugas dan pilihannya.

Pertumbuhan penelitian serta program Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah dilakukan

pada tahun 2015 menunjukkan adanya dinamika seperti tercantum dalam gambar 5 dan gambar 6.

Penelitian yang dilakukan di Politeknik Negeri Bandung bersumber pada:

1. APBN melalui program yang dikoordinasikan terpusat melalui Direktorat Jenderal Riset dan

Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,

2. PNBP, dengan proporsi sebesar 10% dari PNBP tahun berjalan, dan

3. Industri.

Gambar 5. Perkembangan penelitian di Politeknik Negeri Bandung

115 75 95

541

20 55 43 48 -

100 200 300 400 500 600 700 800 900

1,000 1,100 1,200

2013 2014 2015 2016 Total

1 Penelitian(Pemula/Terapan/DSK/Kap.Lab/PKM-KC/Ungg.Polban/Mandiri/Fungsional)

2 Penelitian(DIKTI)

Page 10: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

9

Gambar 6. Perkembangan program kegiatan Pengabdian pada Masyarakat

Disamping prestasi dibidang akademik, mahasiswa Politeknik Negeri Bandung telah banyak

mengukir prestasi baik di tingkat nasional maupun Internasional. Pada tahun 2015, kontingen Robot

Politeknik Negeri Bandung telah berhasil mempersembahkan medali emas, perak maupun perunggu

kepada Republik Indonesia sebagai ”Juara Umum pada kompetisi Robot Internasional di Trinity

College, USA”. Pertumbuhan kegiatan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung sangatlah positif

dengan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun. Perhatian khusus terus diberikan kepada

seluruh bentuk kegiatan mahasiswa, baik yang sudak mencapai hasil yang signifikan maupun yang

mengalami penurunan sebagaimana disajikan dalam gambar 7, gambar 8.

Gambar 7. Dinamika prestasi mahasiswa Politeknik Negeri Bandung.

16 16 16 16

51 57 52

61

-

20

40

60

80

100

120

140

160

2013 2014 2015 2016 TOTAL

1 PKM-DIKTI

2 PKM-DIPA POLBAN

1

68 8

40

5

10

15

20

25

30

2011 2012 2013 2014 2015

Juara 1 Juara 2 Juara 3

Page 11: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

10

Gambar 8. Prestasi perolehan medali pada kegiatan kompetisi di kancah Internasional.

Hadirin sekalian,

Untuk mewujudkan seluruh misi menuju kepada ketercapaian Visi diatas, berbagai usaha telah

Polban laksanakan baik melakukan pelatihan bagi tenaga Pendidik maupun kependidikan, baik

melalui program non-Gelar dan juga pendidikan lanjut bergelar, baik diluar maupun dalam negeri.

Persoalan mendasar yang harus segera ditangani adalah masalah SDM. Polban yang telah dimulai 34

tahun lalu, memliki tenaga pendidik maupun kependidikan dengan usia masuk yang tidak jauh, hal

tersebut akan memunculkan konsekuensi serius pada saat mereka memasuki masa purnabaktinya.

Dengan kondisi tersebut, usaha perekrutan terus diusulkan, namun sangatlah tergantung dari formasi

yang tersedia. Dilain pihak Politeknik Negeri Bandung sebagai institusi Pendidikan Tinggi bidang

vokasi sangatlah mempersyaratkan ketrampilan tinggi bagi seluruh SDMnya. Sehingga apabila kita

sandingkan dengan syarat penerimaan tenaga pendidik dengan kualifikasi minimal S2, maka harus

ada usaha tambahan dari internal Polban untuk menyelenggarakan pelatihan tambahan sebelum

mereka ditugaskan.

Menyangkut masalah pertumbuhan jumlah program studi maupun jumlah mahasiswa.

Berbagai usaha pemenuhan kebutuhan Sarana maupun Prasarana terus diusahakan. Pada tahun 2015

lalu telah diselesaikan gedung Kuliah Umum program Magister Terapan yang disatukan dengan

Perpustakaan Pusat. Sesuai dengan namanya, agar perpustakaan mudah dijangkau, gedung baru

tersebut berada ditengah kampus (gambar 9). Disisi lain kebutuhan lahan parkir saat ini sudah sangat

mendesak. DED gedung parkir telah dipersiapkan pada tahun 2015 dan sedianya akan dilakukan

pembangunannya pada tahun 2016 ini, namun karena keterbatasan pembiayaan, maka harus ditunda.

0 01

2

10

0

2

4

6

8

10

12

2011 2012 2013 2014 2015

Page 12: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

11

Pekerjaan lajutan yang masih merupakan tugas mendatang yang tidak kalah pentingnya adalah

penyesuaian kapasitas dan teknologi yang harus mengejar ketinggalannya dengan teknologi terkini.

Gambar 9. Gedung Magister Sains Terapan.

Gambar 10. DED gedung parkir mahasiswa.

Bapak, ibu dan hadirin sekalian,

Mengakhiri laporan singkat ini, atas segala upaya dan kontribusinya, kami mengucapkan

Terimaksih sebesar besarnya kepada seluruh Civitas akademika di lingkungan Politeknik Negeri

Bandung. Tanpa bapak ibu sekalian, tidak banyak yang kita lakukan untuk mensejahterakan bangsa

ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Kementerian Pendidikan Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi beserta para jajaran Direktorat Jenderal dan Sekretaris Jenderal Kemenristek Dikti

yang telah memberikan perhatian terhadap pekembangan Politeknik Negeri Bandung. Tidak lupa

kepada seluruh masyarakat, Industri dan pihak lainnya yang tidak bisa kami sebut satu per satu, kami

juga sampaikan rasa terimakasih kami yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT mencatat semua

amal baik kita semua.

Demikian juga kepada seluruh hadirin, kami ucapkan terimakasih atas waktu dan

perhatiannya. Mohon maaf atas tuturkata yang kurang berkenan dalam menyampaikan pidato ini.

Page 13: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

12

Mengakhiri Sidang Terbuka Senat ini, kami mengundang hadirin sekalian untuk dapat

beramah-tamah dengan para anggota senat serta diantara kita semua.

Wabillahi Taufiq Walhidayah Wassalamualaikum Wr. Wb.

Direktur Politeknik Negeri Bandung,

Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono, M.T.NIP 196003161987101001

Page 14: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.
Page 15: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

1

GRAPHENE: MATERIAL ABAD 21

ANTARA TANTANGAN DAN PELUANG

Eko Andrijanto, LRSC, Ph.DStaf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung

[email protected]

ABSTRAK

Beberapa tahun belakangan, kita turut menyaksikan penemuan baru di bidang material yangdisebut dengan GRAPHENE. Graphene adalah sebuah material yang sangat luar biasa dan memilikisifat-sifat yang tidak dipunyai oleh material lain. Graphene adalah material yang paling tipis yangpernah ditemukan orang dengan ketebalan kurang lebih satu atom, akan tetapi memiliki kekuatan100 kali dibandingkan dengan baja yang paling kuat sekalipun dengan asumsi memiliki ketebalanyang sama yaitu 3,35 A. Material graphene ditemukan di Universitas Manchester pada tahun 2004dan menghasilkan ribuan paten dalam 10 tahun setelah itu. Material ini sangat menjanjikanmengingat banyak aplikasi yang bisa mungkin bisa dihasilkan seperti material super kuat, materialdengan daya hantar listrik tertinggi dibandingkan dengan material yang pernah ditemukan, memilikisifat transparan dan dapat menghantarkan listrik, elastis dan masih banyak sifat-sifat lainnya yangakan banyak mengubah peradaban kita ke depan. Dalam kajian ilmiah ini, sifat, karakter dan aplikasigraphene akan dibahas secara lebih dalam dan semoga akan memberikan inspirasi kepada parapeneliti di Polban khususnya untuk dapat berkolaborasi menghasilkan karya-karya dalam bentukteknologi yang dapat memberikan dampak nyata kepada masyarakat. Penguasaan teknologipembuatan graphene pada dasarnya telah dikuasai oleh Polban dan masih harus terus ditingkatkansedangkan aplikasi pemanfaatan graphene mengundang para peneliti Polban untuk dapatberkolaborasi dan bekerjasama. Minimnya peralatan penunjang bukanlah kendala, namun demikianharus tetap kita jadikan perhatian.

Kata Kunci: graphene, supermaterial, aplikasi, peluang, tantangan, penelitian graphene di Polban.

1. LATAR BELAKANG

Ketertarikan akan material graphene ditunjukkan oleh jumlah publikasi dan paten yang

dihasilkan dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah publikasi graphene sejak ditemukan oleh Andrei

Geim dan Konstantin Novoselov di Universitas Manchester pada tahun 2004, sampai saat ini hampir

mencapai 26,000 publikasi dan 13,000 paten (Gambar 1). Dalam kurun waktu 10 tahun terdapat

26,000 publikasi, yang berarti kurang lebih 2,600 publikasi per tahun untuk satu jenis material yang

bernama graphene. Hal ini merupakan perhatian yang luar biasa yang ditunjukkan oleh masyarakat

ilmiah dan industri untuk graphene, ini tentunya tidak lepas dari aplikasi yang dijanjikannya.

Page 16: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

2

Gambar 1. Jumlah publikasi graphene dari tahun 2005 sampai 2014.

Jumlah paten mengenai graphene ini per tahunnya dapat dilihat pada grambar 2 di bawah.

Gambar 2. Jumlah paten graphene dari tahun 2005-2014.

Jumlah paten tersebut dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari hanya kurang lebih 50

paten per tahun di tahun 2005 menjadi 3,600 paten per tahun di tahun 2014. Sedangkan jumlah negara

yang paling banyak mempatenkan graphene adalah Cina (47%) dan diikuti oleh Amerika (14%) dan

Page 17: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

3

Korea (13%) dan sisanya dibagi oleh banyak negara termasuk Inggris (negara tempat ditemukannya

graphene pertama kali).

Institusi/industri yang paling banyak mematenkan graphene adalah SAMSUNG, dimana pada

tahun 2013 saja SAMSUNG mematenkan hampir 450 lebih paten dan diikuti oleh perusahaan

maupun institusi lain seperti dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah. SAMSUNG mempatenkan

graphene sebagian besar untuk aplikasi Flexible Electronic dan Energy Storage (Battery dan

Supercapacitor).

Gambar 3. Jumlah paten didaftarkan dari Institusi dan Perusahaan.

Melihat kenyataan ini, kita tentunya menyadari bahwa kita memang tertinggal dari negara-

negara tersebut, namun bukan berarti kita harus berpangku tangan dan tidak melakukan apa-apa.

Penguasaan teknologi pembuatan graphene, Alhamdullilah juga sudah kita kuasai walaupun dengan

fasilitas yang sangat terbatas. Yang kita perlukan adalah mengambil sebagian kecil dari kue yang

besar dan kita aplikasikan untuk keperluan kita, sebagai contoh menggunakan graphene untuk

aplikasi penjernihan air, aplikasi graphene untuk sel surya, dan masih banyak peluang lainnya yang

dapat kita manfaatkan.

2. APLIKASI GRAPHENE

Aplikasi graphene mencakup lintas bidang ilmu, mulai dari bidang kimia, fisika, kedokteran,

mekanik, sipil, elektronik, energi, lingkungan dan merambat ke bidang-bidang lain yang belum

disebutkan. Beberapa contoh aplikasi dari material graphene ini adalah sebagai material antipeluru,

material untuk desalinasi air laut (air laut menjadi air tawar) dan ultrafiltrasi, material untuk

Page 18: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

4

penyimpan energi (super baterai dan superkapasitor), sensor medis (glukosa, kolesterol,

immunosensing), katalis, sel surya, tranparent electronic, body implant, supercharging quantum

computer, smart clothing dan masih banyak aplikasi lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu

persatu. Hal ini tentunya membuka jalan dan kesempatan kepada kita untuk melakukan terobosan

teknologi sehingga memungkinkan terjadinya kolaborasi antar Jurusan di dalam POLBAN, atau

POLBAN dengan lembaga riset di luar POLBAN, bahkan kerjasama POLBAN dengan Industri.

Untuk itulah topik tentang graphene menjadi sangat menarik untuk bisa diangkat dan dikaji dalam

ORASI ILMIAH kali ini.

3. SIFAT-SIFAT GRAPHENE

Mengapa graphene sangat istimewa? Graphene sangat istimewa karena sifat-sifatnya yang luar

biasa dan tidak dimiliki oleh material lain. Sifat-sifat luar biasa (wonder properties) yang dimiliki

oleh graphene di antaranya adalah :

Pada suhu kamar memiliki daya hantar listrik hampir 1,000,000 kali lebih baik dibandingkan

tembaga dengan asumsi ketebalan yang sama;

Memiliki konduktifitas termal tertinggi dibandingkan dengan material yang pernah ditemukan

(5300 W⋅m−1⋅K−1 );

Material yang tidak dapat ditembus oleh apapun dan memiliki impermeabilitas yang tidak pernah

ditemukan orang sebelumnya, bahkan gas hidrogen sekalipun tidak bisa melaluinya;

Selain itu, graphene adalah material yang bersifat transparan dan sekaligus mampu

menghantarkan listrik;

Graphene memiliki sifat mekanik yang sangat kuat yang pernah diukur Tensile strength of 130

GPa and a Young's modulus (stiffness) of 1 TPa.

Kesemua sifat tersebut ada di dalam satu material yang bernama graphene, untuk itu graphene

sering disebut dengan “Supermaterial”.

Dari awal saya menyinggung sekian kali istilah graphene. Namun apakah yang dimaksud dengan

graphene?

“Graphene adalah atom karbon yang tersusun dalam bentuk struktur sarang tawon (honeycomb

structure) atau chicken wires seperti ditunjukkan pada Gambar 4 di bawah dan memiliki ketebalan

hanya satu atom (0,5 x 10-10 m) serta memiliki sifat-sifat yang unik seperti disebutkan di atas.”

Bahan pembuat graphene adalah grafit (karbon yang terdapat pada pensil tulis) yang kemudian

dimodifikasi baik secara kimia maupun fisika menjadi graphene.

Page 19: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

5

Gambar 4. Atom karbon (Chicken wires & Honeycomb Structure) dengan berbagai cara

pemotongan dihasilkan struktur (a) bucky balls (b) carbon nanotube dan (c) graphene.

4. PEMBUATAN GRAPHENE

Graphene apabila disusun bertingkat membentuk susunan grafit, seperti pada Gambar paling

kanan (biru) dan sebaliknya apabila grafit (karbon) dikupas (exfoliation) lapisan demi lapisan, grafit

akan kembali membentuk unit penyusunnya yaitu graphene. Metoda pembuatan atau sintesa

graphene yang dikenal ada beberapa yaitu [6].

Mechanical Exfoliation (pengelupasan secara mekanik)

Chemical Exfoliation (pengelupasan secara kimiawi)

Microwave assisted solvent exfoliation (pengelupasan dengan bantuan pelarut)

Pyrolysis of sodium ethoxide

Unzipping of carbon nanotubes

Thermal Chemical Vapor deposition

Plasma Enhanced Chemical Vapor deposition

Dari kesemua teknik pembuatan graphene tersebut di atas, teknik chemical exfoliation dan

solvent exfoliation adalah 2 metoda yang mudah dilakukan untuk menghasilkan graphene dengan

peralatan yang sederhana dan dihasilkan graphene dalam jumlah yang cukup signifikan.

Alhamdullilah kedua metoda ini sudah dapat kita (POLBAN) kuasai dengan baik. Namun demikian,

metoda karakterisasi material bagi kita masih menjadi kendala, mengingat peralatan untuk

mengkarakterisasinya masih harus menggunakan fasilitas dari intitusi lain seperti ITB, UPI dan LIPI.

Peralatan karakterisasi material seperti SEM, XRD, XRF, Particle analyzer, FTIR, TEM dan lainnya

Page 20: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

6

ke depan mutlak harus kita miliki jika kita ingin berkontribusi terhadap penguasaan teknologi

graphene dan teknologi material lainnya.

5. TIMELINE GRAPHENE

Apabila kita melihat ke belakang sebentar dan melihat apa yang terjadi saat ini, serta

berimajinasi apa yang akan dapat dilakukan oleh graphene di masa depan, maka banyak hal yang

sudah berubah dan akan terus terjadi perubahan yang disebabkan dari keberadaan graphene sebagai

contoh: telpon genggam dengan touch screen yang dapat dilipat (Samsung), komposit yang tahan

panas, baju yang dapat memberikan informasi keadaan tubuh kita, alat-alat deteksi kondisi tubuh

manusia yang lebih kecil dan canggih, super komputer dengan kecepatan yang tidak pernah

terbayangkan sebelumnya, membran pembuat air tawar dari air laut yang 100 kali lebih efesien

dibandingkan yang ada sekarang (Perforene-Locheed Martin) dan masih banyak lagi hal-hal baru

yang akan mengejutkan kita yang dihasilkan oleh graphene. Untuk itulah mari kita coba melihat

kembali sejarah bagaimana graphene berevolusi seperti diilustrasikan pada Gambar 5 dan melihat

apa yang akan terjadi dalam 20 tahun ke depan seperti dapat diilustrasikan pada Gambar 6.

Gambar 5. Timeline graphene dari tahun 2004 sampai 2012.

Page 21: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

7

Gambar 6. Timeline graphene 20 tahun ke depan.

Dari timeline tersebut dapat dibayangkan bahwa graphene mengalami evolusi yang sangat

cepat bahkan bisa dianggap sebagai revolusi seperti halnya penemuan transistor ataupun internet.

Graphene secara teori telah dikemukakan sejak tahun 1947 walaupun tidak pernah diisolasi. Pada

tahun 1987 nama graphene baru diberikan secara resmi. Kemudian pada abad ke 21 graphene mulai

dipatenkan dan diproduksi. Pada tahun 2002 proses produksi graphene dimulai oleh perusahaan

Nanotek Instrumen dan kemudian dipatenkan. Namun demikian, di kalangan masyarakat ilmiah,

paten Nanotek Instrumen masih menjadi perdebatan apakah yang mereka temukan itu memang betul

graphene.

Pada tahun 2004, graphene secara resmi dapat diisolasi dari grafit dan menjadi penemuan baru

yang dilakukan oleh 2 ilmuwan dari Universitas Manchester, Inggris. Kedua ilmuwan tersebut

bernama Andre Geim dan Konstantin Novoselov. Mereka menemukan cara yang sangat sederhana

untuk mengisolasi graphene dari grafit yaitu dengan menggunakan selotip. Pada tahun yang sama

Andrei Geim dan Novoselov mempublikasikan penemuan mereka tentang graphene dan

menjadikannya publikasi yang banyak disitasi di kalangan akademisi pada tahun tersebut. Pada tahun

2010 Andre Geim dan konstantin Novoselov dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika dan menjadi

salah satu peraih nobel tercepat dalam sejarah. Pada tahun 2014 SAMSUNG membuat terobosan

dengan menciptakan perangkat komunikasi menggunakan graphene dan menjadi produk komersial

yang mulai dapat nikmati oleh masyarakat.

Seperti diilustrasikan pada Gambar 6 di atas, hal-hal baru telah dimunculkan oleh graphene

dan mungkin kita masih akan menyaksikan hal-hal baru lainnya yang dapat dilakukan oleh graphene

dalam beberapa tahun ke depan. Tantangan yang kita hadapi adalah apakah kita akan menjadi bagian

dari para inovator tersebut atau kita hanya jadi penonton dari perubahan yang ada?

Page 22: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

8

6. PENELITIAN GRAPHENE DI POLBAN

Penelitian graphene bagi POLBAN sendiri sudah dimulai walaupun baru dikerjakan 2-3 tahun

ke belakang. Beberapa penelitian graphene yang sudah, sedang dan akan dikerjakan adalah:

Penggunaan graphene sebagai penyangga katalis Platinum untuk elektroda Fuel Cell (energy

generator-alkohol menjadi listrik)-PUPT 2013-2015;

Conductive and transparent plastic (untuk touch screen). Mandiri-In Progress;

Sand coated graphene untuk water treatment. (Mandiri-In Progress);

Pakaian antipeluru (Mandiri);

New type solar cell based on graphene-plastic (Mandiri);

Exfoliated graphene for oil spill (Mandiri);

Graphene for lithium ion battery electode (PUPT-2016-2018).

Beberapa penelitian tersebut saat ini sudah siap untuk diaplikasikan dan bisa dikolaborasikan

dengan pihak-pihak yang potensial untuk bekerjasama. Penelitian yang sekiranya dapat diaplikasikan

dalam waktu dekat adalah graphene sebagai media filter (graphene coated sand) untuk mengolah air

kotor menjadi air yang bisa dikonsumsi.

Graphene coated sand adalah media filter pengganti arang aktif dengan banyak kelebihan tidak

saja dapat menyaring kotoran tapi juga bakteri dan virus. Dalam waktu dekat apabila kita tidak

memanfaatkan teknologi ini, graphene coated sand produk dari Cina dan Australia akan membanjiri

pasar Indonesia dalam waktu dekat dan kita hanyalah sebagai pengguna. Untuk itulah Polban sangat

berharap, hasil temuan ini bisa cepat kita aplikasikan. Solar sel berbasis graphene juga potensial

untuk dapat diaplikasikan dan dikembangkan lebih lanjut. Solar sel berbasis graphene adalah jenis

solar sel generasi baru, yang juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan solar sel berbasis

silikon yang mahal dalam investasinya dan juga secara teknologi kita belum tentu mampu membuat

silikon wafer untuk tujuan tersebut.

7. PENUTUP

Keikutsertaan peneliti POLBAN dalam riset graphene tidak lepas dari tanggung jawab

POLBAN untuk turut berperan aktif dalam memberikan sumbangan terhadap penelitian terapan yang

dapat diaplikasikan. Kerjasama POLBAN dengan intitusi lain harus terus digalakkan dan mutlak

untuk ditingkatkan mengingat keterbatasan fasilitas yang dimiliki POLBAN, terutama dari sisi

peralatan karakterisasi material. Kerjasama dengan pihak swasta juga tidak kalah penting guna

membantu mengkomersialkan hasil penelitian-penelitian tersebut.

Polban memiliki potensi sumber daya manusia yang cukup, dengan kurang lebih 60 Doktor

dan ratusan Magister. Menurut hemat saya, jumlah tersebut adalah sumber daya yang cukup untuk

menggerakkan potensi penelitian POLBAN ke depan. Potensi lain yang dimiliki adalah sumber

Page 23: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

9

pendanaan yang makin tahun makin besar. Saat ini saja tidak kurang dari 7 Milyar rupiah/tahun dana

telah disediakan oleh pemerintah melalui DIPA-POLBAN dengan berbagai macam skema penelitian.

Namun demikian, tantangan dan hambatan penelitian masih ada dan perlu diselesaikan bersama

diantaranya:

Kendala peralatan yang terbatas, khususnya peralatan yang ada sebagian besar adalah peralatan-

peralatan lama yang sudah harus diperbaharui. Lebih dari itu, peralatan tersebut bukanlah

peralatan riset. Untuk itu POLBAN perlu memikirkan pengadaan peralatan penunjang riset yang

dapat digunakan oleh semua peneliti lintas jurusan. Akan lebih baik jika bisa dibentuk suatu Pusat

Riset (Research Center);

Kendala tempat, mengingat POLBAN adalah salah satu Pendidikan Tinggi Vokasi maka tidak

terlepas dengan fungsi utamanya dalam menyiapkan tenaga terdidik dan terampil sehingga

banyak aktifitas dosen masih dalam bentuk mengajar dan membimbing praktikum. Dengan

kondisi seperti itu, waktu untuk bisa melakukan penelitian sangat terbatas dan tempat untuk

meneliti pun bergantian dengan laboratorium-laboratorium yang dipergunakan untuk praktikum

regular;

Kendala waktu, mengingat jam kerja karyawan POLBAN terbatas sampai pukul 5 sore dan

biasanya waktu selesai praktikum antara pukul 3-4 sore. Dengan demikian, penelitian yang

dilakukan setelah jam kerja sangat sulit untuk dilaksanakan. Untuk itu perlu kita pikirkan

fleksibilitas waktu bagi peneliti sehingga dapat melakukan penelitian sampai malam bahkan pagi

jika memungkinkan;

Aturan main terkait penelitian juga menyebabkan terjadinya penurunan jumlah usulan proposal

namun demikian KEMENRISTEKDIKTI pada tahun 2016 sedang mengusulkan deregulasi ke

Menteri Keuangan mengenai hal tersebut dan semoga menjadikan iklim penelitian lebih kondusif.

8. REKOMENDASI

Salah satu usaha yang dianggap membantu mengatasi kendala-kendala tersebut di atas adalah

dengan menumbuhkan Pusat Riset. Pada saat ini kita sudah memiliki dua Pusat Riset dan sedang

mengusulkan satu pusat riset lagi yang bernama Pusat Riset Material dan Nanoteknologi. Pusat

penelitian material dan nanoteknologi sedang kita usulkan kepada pimpinan POLBAN pada tahun

2016 ini dan semoga Bapak Direktur dan SENAT Polban sekalian dapat menyetujui dan membantu

pendirian COT (Center of Technology) di bidang Material dan Nanoteknologi. Pusat penelitian ini

merupakan pusat penelitian multi disiplin serta lintas berbagai bidang ilmu baik kimia, fisika,

mekanik, listrik, elektronika, energi, sipil, dan disiplin ilmu lainnya yang mungkin juga bisa turut

berkontribusi.

Page 24: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

10

POLBAN sebenarnya juga sudah memiliki kegiatan mahasiswa yang berhubungan dengan

material dan nanoteknologi yang disebut Masyarakat Nanoteknologi POLBAN. Bahkan masyarakat

Nanoteknologi POLBAN ini juga sudah tergabung di dalam masyarakat nanoteknologi Indonesia

(MNI). Masyarakat nanoteknologi POLBAN didirikan pada tahun 2014 oleh berbagai mahasiswa

lintas program studi dan pada saat ini sudah terdapat sekitar 200 anggota terdaftar. Melihat

antusiasme mahasiswa dan beberapa peneliti di POLBAN, tidak salah jika Pusat Penelitian Material

dan Nanoteknologi selayaknya didorong dan diberi tempat untuk berkembang sekaligus dapat

berperan lebih banyak lagi dalam penelitian-penelitian terapan yang berhubungan dengan

nanoteknolgi.

9. UCAPAN TERIMA KASIH

Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas perhatian para hadirin yang telah mengikuti

penyampaian makalah saya sampai akhir, semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan Bapak Ibu

sekalian. Tidak lupa saya sekali lagi, ucapkan terima kasih kepada Direktur Politeknik Negeri

Bandung, Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono, MT, Kajur Teknik Kimia dan teman-teman yang

telah memberikan masukan dan koreksi terhadap makalah ini seperti Pak Hayadi dan Pak Edi.

Apabila terdapat kealpaan terhadap segala sesuatu yang saya sampaikan, saya mohon maaf yang

sebesar-besarnya.

10. DAFTAR PUSTAKA

Ermin, M., Andreas, K.(2013). Ultrafast Relaxation Dynamics and Optics, Graphene and carbonNanotube, pp.164.

Choi, W., Lahin, I. (2010). Synthesis of graphene and its applications: A Review, Solid State MaterialSciences, 35-1, pp. 52-71.

Geim, A., Status and Prospect. (2009). Graphene : Status and Prospect. Science, 324- 5934, pp.1530-1534.

Novoselov K.S., et al. (2009). Road map for graphene, Nature, 490, pp. 192-200.ZurutuzaA., Marinelli, C. 2014.Challenges and opportunities in graphene commercialization,

Nature Nanotechnology, 9-10, pp. 730-734.

Page 25: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

11

PENGEMBANGAN ASET DESAWISATA BERBASIS

PENTAHELIX MODEL

Dr. A Gima Sugiama, SE., MP.Staf Pengajar Manajemen Aset Politeknik Negeri Bandung

[email protected]

ABSTRAK

Pariwisata menjadi industri tercepat pertumbuhannya dibanding industri lainnya di berbagai negara.Pariwisata diyakini dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi termasuk di kawasan pedesaansebagaimana di Indonesia. Tujuan tulisan ini untuk mendiskusikan pengembangan desawisataberbasis Pentahelix Model yang berkelanjutan. Mengacu pada landasan teori pengembangandesawisata dapat diungkap bahwa, kawasan pedesaan yang berpotensi dikembangkan menjadidesawisata adalah yang memiliki 4 komponen dasar sebagai aset desawisata yang disebut 4A.Keempat komponen aset kepariwisataan dimaksud meliputi Atraksi, Aksesibilitas, Ameniti, danAnsilari. Pengembangan aset desawisata yang berkelanjutan dapat dirancang dalam sebuahPentahelix Model. Model tersebut melibatkan lima pihak yakni pengelola desawisata, publik,pebisnis, akademia, dan masyarakat setempat. Masing-masing pihak dapat berkontribusi sesuaikapasitas dan kapabilitasnya. Rangkaian riset telah dilakukan dengan pendekatan kualitatif dankuantitatif dengan metode deskriptif di Desawisata Penglipura Bali, Selasari, dan di KertayasaPangandaran. Hasil riset menunjukkan, jika kelima pihak dapat bekontribusi bersama-sama secaraholistik dan terintegrasi, maka desawisata dimaksud dapat terjamin keberlanjutannya sesuai tujuan.Selain itu, sikap dan budaya serta keterbukaan masyarakat setempat (host community) terhadapkedatangan wisatawan sangat menentukan keberhasilan desawisata yang dikembangkan tersebut.

Kata kunci: pengembangan aset desawisata, pentahelix model.

1. PENDAHULUAN

Pariwisata diyakini menjadi industri terbesar dan yang paling cepat pertumbuhannya di dunia

(Esmailzade, 2013, Matiza and Olabanji, 2014, Sugiama, 2014b). Pada umumnya di negara-negara

sedang berkembang, industri pariwisata menjadi upaya untuk mendorong perekonomiannya

sebagaimana di Indonesia (Lietaer and Stephen, 2003., Matiza and Olabanji, 2014., Mir, 2014.,

Sugiama, 2014a, Sugiama, 2014b). Karena itulah hingga saat ini, industri pariwisata menjadi isu

sangat populer di berbagai negara sebagai penggerak perekonomian termasuk di Indonesia

(Esmailzade, 2013., Lietaer and Meulenaere, 2003, Ivolga and Vasily, 2013., Mir, 2014., Sugiama,

2014a, Sugiama, 2014b).

Pengembangan pariwisata dapat dibangun di kawasan pedesaan yang disebut desawisata.

Pengembangan desawisata umumnya ditujukan untuk membangun ekonomi, dan untuk pelestarian

alam serta budaya masyarakat pedesaan setempat (Guo and others, 2014., Mutana, 2013., Sugiama,

2013., Sugiama, 2014a, Sugiama, 2014b). Desawisata dapat berkontribusi positif bagi pendapatan

masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan distribusi barang, menekan serendah

mungkin tingkat urbanisasi, dan mengurangi tingkat kemiskinan (Esmailzade, 2013., Mir, 2014).

Page 26: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

12

Khususnya dampak pariwisata pada perekonomian, pariwisata dapat berdampak positif bagi tingkat

pertumbuhan kesejahteraan ekonomi (pro-growth), diharapkan makin terbukanya kesempatan kerja

bagi masyarakat setempat (pro-job), dan dapat mengurangi jumlah penduduk miskin atau pro-poor

(Sugiama,:12, 2011.c)”

Setiap pengembangan tempat wisata perlu dipertimbangkan 4 komponen dasar kepariwisataan

yang perlu dielaborasi. Keempat komponen dimaksud disebut 4A yakni: Attraction, Accessibility,

Amenities, and Ancillary (Cooper, 2000., Sugiama, 2014a., Sugiama, 2013., Sugiama, 2014c).

Pengelolaan seluruh komponen tersebut perlu dukungan berbagai pihak (stake holder) yang di

dalamnya terutama: masyarakat setempat, pemerintah, pengelola desawisata, dan perguruan tinggi

sebagaimana dikenal dalam model triple helix (Sugiama, 2014). Perkembangan kolaborasi antar

pihak dalam sebuah stake holder terus meningkat, dan dalam pengembangan kepariwisataan dapat

diaplikasikan Penta Helix Model (adaptasi dari Boras, 2013., Calzada dan Bjork, 2013., Nano-

technology, 2012., Noorul, 2014).

Indonesia memiliki potensi alam dan budaya melimpah yang dapat menjadikan industri

pariwisata sebagai andalan, bahkan menjadi unggulan di masa datang. Dengan posisi geografis di

katulistiwa serta kondisi alam, hayati, dan budaya yang beragam, Indonesia memiliki potensi besar

untuk mengembangkan pariwisata. Namun potensi tersebut belum dapat menarik kunjungan

wisatawan mancanegara sebagaimana harapan. Angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)

ke Indonesia selama tahun 2012 sebanyak 8.044.462 orang. Ada peningkatan dari tahun 2011 yang

hanya mencapai 7.649.731 orang (Parekraf, 2013). Jumlah ini melampaui target yang ditetapkan

dalam Rencana Strategis (Renstra) yaitu 7,2 juta orang. Untuk jumlah wisman tahun 2011 meningkat

8,5 persen dibanding dengan tahun 2010. Selain itu, pengeluaran yang mereka habiskan selama

berwisata juga meningkat dari US$ 1.085,75 di tahun 2010 menjadi US$ 1.118, 26 per orang per

kunjungan tahun 2011. Pengeluaran wisman ini berpengaruh pada naiknya perolehan devisa

pariwisata 2011 dari US$ 7,6 miliar menjadi US$ 8,5 miliar, atau tumbuh 11,8% dibanding tahun

lalu. Tetapi, berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, naiknya angka kunjungan

wisatawan ke Indonesia telah membawa peringkat Indonesia naik ke posisi ke-74 dunia di antara 139

negara (World EconomicForum, 2012). Awalnya peringkat Indonesia adalah ke-81 pada 2010 dan

kini naik peringkat ke-74 pada 2011. Indonesia mengalami kenaikan dua peringkat, dari peringkat

15 ke ranking 13 di Asia-pasifik (Budpar, 2012).

Pemerintah Indonesia dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara antara

lain melalui upaya memaksimalkan pengembangan Desa Wisata. Potensi wisata alam dan budaya di

Indonesia tersebar di berbagai daerah terutama di kawasan pedesaan. Namun aset kepariwisataan

yang ada di pedesaan tersebut masih belum dimanfaatkan untuk kepariwisataan. Di sisi lain, kondisi

umum perekonomian di pedesaan jauh tertinggal oleh pembangunan di kota. Menurut Dao (2004),

Page 27: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

13

umumnya penduduk pedesaan di berbagai negara miskin tersebar terutama di pedesaan. Khan (2000)

memperhitungkan sekira 63 persen penduduk miskin dunia itu berada di daerah pedesaan. Kondisi

demikian juga terjadi di negara-negara miskin dan di negara-negara berkembang (Todaro and Smith

dalam Dao, 2004). Khusus di Indonesia, pada Maret 2011, jumlah penduduk miskin di Indonesia

sebanyak 30,2 juta orang. Dari jumlah tersebut tersebar di pedesaan mencapai 18,97 juta orang.

Sebagian besar penduduk miskin di pedesaan tersebut bermata pencaharian sebagai petani subsisten

(BPS, 2011).

Kawasan Desawisata telah berkembang dalam segi jumlah kawasan di Indonesia dari tahun ke

tahun. Namun di sisi lain, pengembangan desawisata tersebut belum menghimpun berbagai pihak

secara holistik dan terintegrasi. Sebuah pengembangan desawisata dapat menjamin pertumbuhan

yang positif bagi kehidupan masyarakat setempat, dan tumbuh secara berkelanjutan dengan

melibatkan 5 pihak secara terpadu. Kelima pihak dimaksud meliputi: pengelola desawisata, publik,

pebisnis, akademi, dan masyarakat sosial setempat. Pengembangan model yang holistik, dan

kolaborasi terintegrasi antar kelima pihak tersebut dapat dibentuk dalam sebuah model yang disebut

Pentahelix Model (adaptasi dari Boras, 2013., Calzada dan Bjork, 2013., Nano-technology, 2012.,

Noorul, 2014., Yahya, 2015).

2. PENGEMBANGAN ASET DAN USAHA KEPARIWISATAAN

Setiap pedesaan memiliki karateristik alam dan budaya cenderung berbeda. Beberapa kawasan

berpotensi dikembangkan menjadi kawasan wisata. Kreativitas dan inovasi berwirausaha di tiap

pedesaan dapat dikembangkan melalui dorongan berbagai pihak pemangku kepentingan (Kajanus,

2000). Potensi yang dimiliki tiap kawasan pedesaan dapat didorong dan diwujudkan melalui

serangkaian usaha kepariwisataan.Semua pihak yang berkepentingan perlu bersatu padu

mewujudkannya. Bagaimana upaya tersebut harus dilakukan? Kajanus memberikan langkah

strategik untuk mendorong kreativitas dan inovasi penduduk pedesaan setempat dalam berwirausaha

(Kajanus, 2000:712).

Setiap destinasi wisata yang terjamin keberlanjutannya tidak lepas dari upaya pengintegrasian

atau penyatuan upaya semua pihak pemangku kepentingan. Semua pihak perlu mengoptimasi

pengembangan potensi masing-masing. Potensi tersebut ditujukan untuk memuaskan wisatawan

(Joppe, 2003., Levantis, 2000). Beragam potensi wisata yang perlu dikembangkan menjadi

kombinasi komponen aset kepariwisataan sebagaimana Gambar 1.

Page 28: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

14

Gambar 1. Komponen Destinasi Wisata (Sugiama, 2014)

Pariwisata sebagai sebuah sistem mencakup beragam bisnis layanan kepariwisataan.

Pariwisata dapat dikategorikan sebagai industri, artinya industri pariwisata meliputi berbagai sektor

layanan dan setiap sektor mencakup serangkaian items bisnis. Pariwisata di antaranya meliputi sektor

layanan transportasi, akomodasi, dan atraksi wisata. Sebuah sektor layanan akomodasi wisata di

dalamnya meliputi sejumlah layanan berbeda antara lain layanan penginapan, makanan, dan

minuman bagi wisatawan. Untuk kepentingan penginapan ditawarkan layanan hotel, motel,

homestay, guest house, dan lainnya. Sedangkan untuk makanan dan minuman ada beberapa macam

penawaran misal layanan restoran, dan catering.

Pengembangan setiap destinasi wisata dapat membuka lapangan usaha yang menjadi sumber

pendapatan berbagai pihak. Ada delapan sektor usaha yang telah sektor usaha kepariwisataan yang

terbuka karena adanyapengembangan industri pariwisata di sebuah destinasi wisata meliputi

Accommodation, Adventure Tourism and Recreation, Attractions, Events and Conferences, Food and

Beverage, Tourism Services, Transportation, Travel Trade (CTHRM, 2012). Jika dilakukan

simplifikasi pembagian sektor di atas sebagaimana pengkategorian menurut Canadian Tourism

Human Resource Council (CTHRM, 2012) industri pariwisata, berkenaan dengan kepentingan

pengembangan desawisata, pembagian sektor dalam pariwisata yang lebih sederhana dapat

dikelompokkan menjadi 6 sektor sebagaimana Gambar 2.

Atraksiwisata

Aksesibilitas

AmenitiAnsilari

KomponenKepariwisataan

Page 29: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

15

Gambar 2. Enam Sektor dalam Industri Pariwisata (Sugiamac), 2011)

3. METODOLOGI

Rangkaian penelitian telah dilakukan sejak 2013 hingga 2015, menggunakan pendekatan

kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dilakukan di tiga desawisata yakni di

Penglipuran Bali, di Kertayasa, dan di Selasari Pangandaran. Penelitian difokuskan pada elaborasi

pengembangan komponen aset desawisata (4A) mencakup Atraksi, Aksesibilitas, Ameniti, dan

Ansilari. Lima pihak sebagai stake holder pengembangan desawisata yakni pengelola desawisata,

publik, pebisnis, akademia, dan masyarakat setempat. Untuk mengetahui kualitas layanan dari

masing-masing desawisata tersebut, dikaji pula penilaian wisatawan pada layanan desawisata.

4. PENGEMBANGAN DESAWISATA HUBUNGANNYA DENGAN PENDAPATAN

.MASYARAKAT

Menurut Holland dkk (2003:3), kira-kira 75% masyarakat miskin di dunia tersebar di

pedesaan. Di sisi lain, tempat tujuan paling disukai di negara-negara berkembang berupa taman

nasional, area hutan (wilderness areas), pegunungan, danau, dan kawasan budaya berada di

pedesaan. Artinya kawasan pedesaan memiliki potensi aset untuk dikembangkan menjadi kawasan

wisata di desa bersangkutan. Holland menyebut pengembangan kepariwisataan di kawasan pedesaan

miskin dengan istilah Pro-Poor Tourism atau PPT (Holland dkk, 2003., Dao, 2004).

Sebagian besar penduduk miskin berada di daerah pedesaan. Menurut Dao (2004:504)

umumnya masyarakat miskin di pedesaan bekerja sebagai petani. Potensi yang dapat digali dari

pekerjaan mereka sehari-hari antara lain mengembangkan agritourism atau agrowisata. Pekerjaan

umunya di pedesaan adalah berpencaharian sebagai petani. Kemampuan meningkatkan produktivitas

Makanan &minumanPenginapan Perjalanan

wisata

Transportasi

wisataRekreasi &hiburan

Organisasikepariwisataan

Desawisata

Page 30: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

16

para petani sangat diperlukan dan menjaga peningkatan produktivitas tersebut secara berkelanjutan.

Namun banyak kendala dalam mengembangkan ekonomi di pedesaan (Regmi dan Karl, 2000:798):

1. Peningkatan populasi penduduk di pedesaan sulit dikendalikan

2. Para petani di pedesaan umumnya sebagai petani subsisten (petani gurem)

3. Kemiskinan di pedesaan memiliki kekhasan tersendiri

4. Sumberdaya di pedesaan makin berkurang/menurun

5. Penggundulan hutan (deforestation)

6. Menurunnya kualitas dan kuantitas lahan/tanah di pedesaan (land degradation)

Berkenaan dengan upaya “pengentasan kemiskinan di daerah pedesaan”, pemerintah beserta seluruh

pemangku kepentingan perlu bekerjasama meningkatkan pendapatan masyarakat. Pengembangan

kreativitas dan inovasi usaha di pedesaan perlu mempertimbangkan faktor sosio-ekonomi dan

karakteristik masing-masing pasar terutama pemenuhan relung pasar (Diamra dkk, 2003).

Sustainabilitas pengembangan kepariwisataan perlu berbasis pada kultur masyarakat setempat.

Sustainabilitas kepariwisataan yang memelihara budaya telah terbukti sebagaimana di Bali oleh

Lietaer dan Stephen (2003). Setiap daerah yang memiliki potensi kepariwisataan perlu

dikembangkan berdasarkan kekhasan masing-masing. Ciri khusus yang membedakan antara satu

dengan tempat lainnya dapat dijadikan sebagai “brand” (Medway dan Gery, 2008., Farrah dkk.,

2204:5)

Indikator pembangunan ekonomi pedesaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) indikator

produksi meliputi produktivitas usaha tani dan insentif produksi, dan (2) indikator kesejahteraan

petani meliputi struktur pendapatan, pengeluaran untuk pangan, daya beli rumah tangga petani, dan

ketahanan pangan rumah tangga petani. Pendapatan menjadi salah satu indikator penting bagi petani

di pedesaan. Tingkat pendapatan ini menjadi indikator utama dalam mengukur kesejahteraan

penduduk pedesaan yang identik dengan petani (Sarjana dan Munir, 2008, Susilowati dkk, 2010).

Indikator pendapatan masyarakat pedesaan khususnya penduduk miskin dapat dijadikan ukuran

keberhasilan pengembangan kawasan pedesaan (desawisata). Jika dihubungkan secara kausalitas,

pemasaran aset wisata berkualitas itu dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Gambar 3. Kausalitas Upaya Pemasaran Aset Wisata Berkualitas terhadap Jumlah Kunjungan dan

Tingkat Pendapatan.

Pengembangan asetdesawisataberkualitas

Jumlah Kunjunganwisatawan

Tingkat pendapatanmasyarakat

Page 31: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

17

5. PENTAHELIX MODEL

Ada 5 (lima) pihak yang dapat dirancang untuk berkontribusi bagi pengembangan desawisata

secara berkelanjutan. Kelima pihak dimaksud meliputi: pengelola desawisata, publik, bisnis,

akademi, dan masyarakat sosial setempat. Pengembangan model yang holistik, dan kolaborasi

terintegrasi antar kelima pihak tersebut dapat dibentuk dalam sebuah model yang disebut Pentahelix

Model (adaptasi dari Boras, 2013., Calzada dan Bjork, 2013., Nano-technology, 2012., Noorul,

2014). Berkenaan dengan upaya integrasi para pemangku kepentingan dan pihak yang berkolaborasi

dalam pengembangan serta pemasaran desawisata dirancang model sebagaimana Pentahelix Model

yang dicerminkan Gambar 4.

Gambar 4. Model Penta Helix Desawisata.

Pada dasarnya integrasi pengembangan dan pemasaran desawisata perlu dibangun dengan

melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tertentu menjadi pilar yang kokoh

dalam membangun desawisata sebagaimana dicerminkan Gambar 5.

Gambar 5. Kolaborasi Pilar Utama Pengembangan dan Pemasaran Desawisata Berkelanjutan

berbasis Pentahelix Model (Adaptasi dari Yahya, 2015).

Pemerintah Industri

Akademia

Masyara-kat lokal

BisnisDesawisata

Deswisata

Akademia Bisnis Pemerintah Industri Masy. lokal

Page 32: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

18

Pengembangan desawisata akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke

kawasan pedesaan tersebut, karena itu pengembangan desawisata berdampak positif pada kehidupan

masyarakat setempat di antaranya pada pengurangan pengangguran (Adamowicz, 2010., Guo and

others, 2014., Sugiama, 2009., Sugiama, 2014c Sugiama, 2014a). Setiap desawisata yang telah

dikembangkan perlu dijaga keberlanjutannya, agar dampak positif tersebut juga berkelanjutan, untuk

itulah penting diterapkan prinsip dan konsep konservasi alam dan budaya sebagaimana dikenal dalam

ecotourism atau pariwisata berwawasan ekologi. (Dorobantu et al., 2012., Sugiama, 2014c).

Studi menujukkan bahwa, tidak semua tempat wisata di kawasan pedesaan dapat

dikembangkan sebagai desawisata yang dapat meningkatkan kunjungan dan pendapatan masyarakat

setempat sebagaimana hasil studi Sugiama di Kawasan pantai Selatan Cipatujah (Sugiama, 2014c),

dan hasil studi Boscovic et al. (2013). Beberapa tempat wisata di kawasan pedesaan yang

dikembangkan tidak berbasis pada labor intensive yang berasal dari desa setempat, namun

mengutamakan capital intensive yang berasal dari para investor. Pengembangan desawisata yang

ideal bagi kesejahteraan masyarakat setempat adalah yang berbasis pada potensi aset kepariwisataan

setempat. Untuk itu, perlu rangkaian tahapan yang perlu dielaborasi, mulai dari menggali potensi

hingga pengendalian dampak kepariwisataan tersebut (Boskovic et al., 2013., Sugiama, 2014a).

Gambar 6. Model Hipotetik Upaya Strategis Pentahelix Integrasi Pengembangan dan Pemasaran

Aset Desawisata untuk meningkatkan Jumlah Kunjungan dan Pendapatan Masyarakat Pedesaan.

6. PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN DESAWISATA BARU

Hasil riset menunjukkan bahwa, tidak semua desa yang menjadi tempat wisata dapat

dikembangkan menjadi sebuah desawisata, karena sebuah desawisata memerlukan daya dukung

terutama dari pihak masyarakat setempat atau host community (Sugiama, Jann, dan Adrianto, 2014b).

Sebaliknya ada beberapa kawasan pedesaan yang telah menjadi tempat wisata memiliki potensi

Pengembangan Aset

desawisata(Atraksi,

aksesibilitas,ameniti,ansilari)

PendapatanPendudukpedesaan

JumlahKunjunganWisatawan

KepuasanWisatawan

LoyalitasWisatawan

Daya dukung: Pengelola, Pemerintah, Publik, Pebisnis, & Masyarakat setempat (Pentahelix)

Page 33: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

19

untuk dikembangkan menjadi desawisata. Penelitian yang telah dilakukan di dua desa yakni di Desa

Selasari dan Kertayasa, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran misalnya (Sugiama., Jann, dan

Adrianto, 2014b). Desa Selasari memiliki karakteristik serupa dengan Desa Kertayasa. Desa Selasari

mempunyai potensi untuk dijadikan sebuah Desawisata, karena di desa ini terdapat aliran sungai

yang telah dijadikan kawasan wisata body rafting. Selain itu memiliki panorama alam pedesaan, serta

potensi gastronomi, homestay. Namun pengelolaan kepariwisataan belum optimal dan pemasarannya

belum terintegrasi dengan baik. Karena itulah menarik untuk dijadikan sebuah kajian pemasaran

desawisata (Sugiama., Jann, dan Adrianto, 2014b).

Berdasarkan hasil kajian sebelumnya, kosep pengembangan desawisata yang

mengintegrasikan antar berbagai pihak berdasarkan potensi aset kepariwisataan masyarakat

pedesaan setempat tercermin sebagaimana Gambar 7 (Sugiama., Jann, dan Adrianto, 2014b).

Pengembangan desawisata dapat dirancang secara terpadu yang didukung berbagai pihak dalam

sebuah konsep integrated rural tourism development sebagaimana dikenal dalam konsep quadro

helix.

Gambar 7. Integrated Rural Tourism Development Model (Sugiama., Jann, dan Adrianto, 2014b).

Berdasarkan hasil kajian, pemasaran desawisata melibatkan 6 pihak yang merupakan

interelasi, dan sekaligus merupakan interkoneksi antar pihak yang terintegrasi dalam sebuah sistem

terpadu (Sugiama., Jann, dan Adrianto, 2014b). Pengembangan sebuah desawisata memerlukan

serangkaian langkah strategis sebagaimana dicerminkan Gambar 8 yang menunjukkan general

framework of rural tourism(Sugiama., Jann, dan Adrianto, 2014b). Hasil riset di beberapa desawisata

menunjukkan bahwa, desawisata yang berkelanjutan adalah yang berbasis pada konservasi alam dan

Prospectiverural

toruism

Newrural

toruism

Integratedrural

tourismdev’t

(quadro

Government

Academia

BusinessLocalcommu

-nity

Accessibility

Transportation infrastructure,transportation services

Attraction

Natural,cultural,

spec.attractions

Ancillary

Amenity

Tourism board, tourismassociations, tourism communities

Foods &beverages,

hotels,guides, etc.

Page 34: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

20

budaya setempat, serta berakar dari masyarakat yang didukung pemerintah, industri dan akademia

(Sugiama., Jann, dan Adrianto, 2014b).

Gambar 8. Kerangka Kerja Umum Pengembangan Desawisata dan Integrasi Pemasaran Berbasis

Potensi Aset Kepariwsataan Masyarakat Setempat (Sugiama., Jann, dan Adrianto, 2014b).

Setiap kerangka kerja konseptual perlu dilengkapi panduan langkah kerja teknis dan

operasional. Pemasaran adalah satu di antara upaya teknis dan operasional pengembangan

desawisata. Sebagai gambaran sebab-akibat dalam rangkaian langkah strategis dan teknis operasional

Aset alampedesaan

Aset budayapedesaan

Konservasi alam Konservasi budaya

Pengembanganaset desawisata

Atraksi wisata Ameniti

Aksesibilitas Ansilari

Pedesaan prospektifuntuk kepariwisataan

Pengendaliandampak

kepariwisataan

Lingkungan fisik Sosial & budayaEkonomi

Desawisata baru

Dampakkepariwisataan

Integrasipemasaran

asetdesawisata

PenyediaAtraksiwisata

PenyediaLayanan

transportasi

Penyediamakanan

danminumanPenyedia

layananpenginapa

n

Penyediapaket

perjalananwisata

Organisasikepariwi-

sataan

Page 35: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

21

pemasaran desawisata dapat digambarkan sebagaimana dalam Gambar 9. Gambar fishbone/cause

and effect diagram langkah strategi dan teknis pemasarana desawisata tersebut, mencerminkan

rangkaian langkah yang konsisten dan memerlukan komitmen tinggi dari semua pihak dalam

pemasaran desawisata.

Gambar 9. Langkah Strategis dan Teknis Operasional Pemasaran Desawisata(Sugiama., Jann

Hidajat, dan Tomy Adrianto, 2014b)

7. PENUTUP

Pentahelix Model dapat dijadikan sebuah model pengembangan desawisata berkelanjutan.

Model tersebut dapat memicu pertumbuhan kesejahteraan masyarakat pedesaan setempat, dan

menumbuhkan sadar konservasi alam serta budaya setempat. Pengembangan model yang holistik,

dan kolaborasi terintegrasi antar lima pihak dapat dibentuk dalam sebuah model Penta Helix, yang

di dalamnya meliputi pihak: pengelola desawisata, publik, pebisnis, akademi, dan masyarakat sosial

setempat.

Pengembangan sebuah desawisata yang memiliki sustainabilitas yang tinggi sangat besar

dipengaruhi dan bergantung pada kesadaran, keterbukaan serta budaya masyarakat setempat. Artinya

praktek integrasi pengembangan dan pemasaran desawisata tidak lepas dari peran utama host

community di mana desawisata dikembangkan. Beragam permasalahan yang dihadapi dan menjadi

kendala dapat ditemui di kawasan pedesaan yang memiliki potensi alam dan budaya untuk

Penduduk lokal

Konservasialam

Pemasarandesawisatayangberke-lanjutan

Penyebab Akibat

Infrastruktur Penyedia Saranakepariwisataan

Pemerintah Pengusaha Akademia

Transportasi

Bangunan

Air & sanitasilingkungan

Atraksi wisata

Transportasi

Akomodasi

Ansilari

Penelitian

Pengabdian

Pendidikan& pelatihan

Prinsipal

Transportasi

Perjalanan

Kebijakan

Aturan

Prasaranapublik

Tempat rekreasi

Peralatan danperlengkapan

Teknologi informasi

Konservasibudaya

Page 36: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

22

kepariwisataan. Permasalahan yang berkenaan dengan pengembangan dan pemasaran

kepariwisataan terutama menyiapkan masyarakat untuk menjadi penyedia layanan kepariwisataan.

Untuk itu, upaya strategis dan teknis guna menyiapkan masyarakat khususnya di kawasan pedesaaan

sangat penting disiapkan untuk dijadikan sebuah desawisata yang berbasis pada kesediaan untuk

menjadi penyedia layanan wisata. Adapun pihak lain dalam pentahelix berperan mendukung

masyarakat setempat dalam mengembangkan dan menjaga sustainabilitas desawisata bersangkutan.

10. DAFTAR PUSTAKA

Adamowicz, Joanna (2010), Towards Synergy Between Tourism and Nature Conservation. theChallenge for the Rural Regions: the Case of Drawskie Lake District, Poland, Versita, Europ.Countrys; Vol. 3· 2010; p. 118-131

Boskovic, Tatjana., Radovan Tomic., Danilo Tomic (2013), Potentials And Limitations For TheDevelopment of Rural Tourism In Vojvodina., Economics of Agriculture, Vol 60., No. 1., p.103-113

Boras, Valkommen Till, (2013), Penta Helix: Textile and Fashion Center,Calzada, Igor and Fredrik Bjork, (2013), Future of Cities Programme andForum for Social

Innovation Sweden, Oxford University., Diunduh 24 April 2015., sumber:http://www.incontext-fp7.eu/sites/default/files/Bjork_POSTER_berlin_2013_1.pdf

Cooper, Chris Cs., (2000), Tourism: Principles and Ppractice, Second Edition, Longman, EnglandCTHRM (Canadian Tourism Human Resource Council), (2012), Sectors In Tourism, diunduh 5 Mei

2012, http://www.tc.gov.yk.ca/df/SectorsinTourism.pdfDao, Minh Quang (2004), Rural poverty in developing countries: an empirical analysis, Journal of

Economic Studies, Emerald Group Publishing Limited, Vol. 31 No. 6, 2004, pp. 500-508Dimara, Efthalia., Anastasia Petrou dan Dimitris Skuras, (2003), The socio-economics of niche

market creation A social ecology paradigm for the adoption of organic cultivation in Greece,International Journal of Social Economics, Vol. 30 No. 3, pp. 219-235

Dorobuntu, Maria Roxana., Gheorghe, Georgica; Nistoreanu, Puiu (2012)., Competitiveness of Agro-Food and Environmental Economy., Conference Papers & Proceedings., Faculty of Agro -Food and Environmental Economics - Bucharest University of Economic Studies., p. 385-394

Esmailzade, Aliakbar, (2013), Factor Analysis of Rural Tourism Development from VillagersViewpoint in Chaharmahalva Bakhtiari Province (Case study: Yancheshmeh Village),International Journal of Agriculture and Crop Sciences, Vol. 5., Num 21., pp. 2630-2633

Farrah, Judy (2001), Strategic Planning, Foundation for Community Association Research,Alexandria

Guo, Jumping., Bin Zhang, and Xiyan Zhang, (2014), Study in Rural Reduction Effect to TrafficInfrastrucutre, Asian Agricultural Research, Vol 6., Num. 7., p. 4-8.

Holland, Jenny., Michael Burian and Louise Dixey (2003), Tourism in Poor Rural Areas:Diversifying the product and expanding the benefits in rural Uganda and the Czech Republic,Pro-poor Tourism, Uganda

Ivolga, Anna and Vasily Erokhin (2013), Tourism as an Approach to Sustainable RuralDevelopment: Case of Southern Russia, Economic of Agriculture, Vol. 60, No. 4, p.789-800

Joppe, Marion (2003), Optimizing Tourism Destination Development in Canada, InternationalJournals of Contemporary Hospitality Management, Vol 14, No 6, pp. 308-311

Page 37: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

23

Kajanus, Miika, (2000), A model for creating innovative strategies for anenterprise and itsapplication to a rural enterprise, Management Decision, Vol 38/10, pp. 711-722

Lietaer, Bernard and Stephen De Meulenaere, (2003), Sustaining Cultural Vitality in a GlobalizingWorld: the Balinese Example, International Journal of Social Economics, Vol. 30 No. 9, 2003,pp. 967-984

Matiza, Tafadwa and Olabanji A Oni (2014), The Perceived Economic Benefits of Tourism: The Caseof a Rural Community Bordering the Kruger National Park in Limpopo Province, SouthAfrica, Mediteranian Journal of Sciences, Vol 5. No. 20, p.322-328

Medway, Dominic dan Gary Warnaby, (2008), Alternative perspectives on marketing and the placebrand, European Journal of Marketing, Vol. 42 No. 5/6, pp. 641-653

Mutana, Sarudazai (2013), Rural tourism for pro-poor development in Zimbabwean ruralcommunities: Prospects in Binga rural district along lake Kariba. International Journal ofAdvanced Research in Management and Social Sciences, 2(4), 147-164.

Nano-technology, (2012), Penta Helix, diunduh 24 April 2015, sumber: http://congresses.icmab.es/ews2012/ presentations/Leif%20Rasmussen.pdf

Noorul, Dato’ Sri, (2014),Open Innovation in Public Service Reform, Putrajaya InternationalConvention Centre (PICC), Diunduh: 24 April 2015, sumber:http://capam2014.mampu.gov.my/NOTES/DAY%203/Hall%203/Dato%27% 20Sri%20Dr%20Noorul.pdf

Regmi Punya P. dan Karl E. Weber, (2000), Problems to agricultural sustainability in developingcountries and a potential solution: diversity, International Journal of Social Economics,International Journal of Social Economics, Vol. 27 No. 7/8/9/10, pp. 788-801

Sugiama, A Gima (2014), Kerangka Kerja Pengembangan Aset Pariwisata Berdasarkan ModelTriple Helix: Hubungan Akademia-Industri-Pemerintah, Prosiding Seminar Ilmiah, SeminarNasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB), Universitas jenderal A Yani

Sugiama, A Gima (2009), Ecotourism: Tourism Development Based on Natural Conservation , Firsted., Guardaya intimarta, Bandung

Sugiama, A Gima (2008), Metode Riset Bisnis dan Manajemen, Guardaya Intimarta, BandungSugiama, A Gima (2013), Tourism Asset Management:The Effect of Service Quality on Tourist

Satisfaction and Loyalty (Manajemen Aset Kepariwisataan: Pelayanan Berkualitas agarWisatawan Puas dan Loyal), Edisi 1, Guardaya Intimarta, Bandung.

Sugiama, A Gima (2014a), Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Aset Pariwisata, Edisi 1, GuardayaIntimarta, Bandung

Sugiama, A Gima., Jann Hidajat, dan Tomy Adrianto, (2014b), The Integrated Marketing Strategyto Increase Tourist Visit and Income of Poverty in the Rural Area (Strategi IntegrasiPemasaran Desawisata untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan danPendapatanMasyarakat Miskin Pedesaan), Research Report of The Strategic National Research inIndonesia, Bandung State Polytechnic

Sugiama, A Gima (2014c), The Framework of Rural Tourism Development, Business and EconomicSeminar, Proceeding, Jenderal A Yani University, Bandung, ISSN2406-8942., pp. 404-410.

Page 38: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

24

Sumber lainnya:

BPS (2011), Hasil Sesnsus Penduduk, sumber; bps.go.idKemenbudpar (2012), dan Kemenbudpar (2014), Ranking Devisa Pariwisata Terhadap Komoditas

Ekspor Lainnya tahun 2004-2009. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Diakses pada27 Juni 2011.

Parekraf (2013), Data Kunjungan Wisatawan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,Sumber: http://web.parekraf.go.id

Yahya, Arief, (2015), Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas JenderalAchmad Yani (Unjani) Tahun 2015

Page 39: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

25

PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN KAMPUS MELALUI INKUBATOR BISNIS

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Tomy Andrianto, SST., MM.ParStaf Pengajar Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung

[email protected]

ABSTRAK

Pengembangan kewirausahaan Kampus merupakan kebutuhan yang harus diperhatikan oleh parapengelola Perguruan Tinggi baik Negeri ataupun Swasta. Pengembangan Kewirausahaan bukan sajamencetak para pengusaha baru atau mengembangkan usaha menjadi lebih maju saja, namun jugamenanamkan jiwa wirausaha kepada seluruh Sivitas Akademik Kampus agar dapat terus bertumbuh,haus akan kreativitas dan inovasi, dan selalu memberikan terobosan baru yang berdampak positif.Intinya tidak pernah puas akan pencapaian dan selalu ingin lebih baik. Inkubator Bisnis PoliteknikNegeri Bandung (disingkat InBis), yang didirikan sejak Tahun 2013 hadir memberikan tujuh layananinti, yaitu (1) ruangan, (2) fasilitas yang digunakan bersama, (3) konsultasi, (4) pendampingan bisnis,(5) pelatihan inwall/ outwall, (6) akses dana, dan (7) sinergisitas antar unit untuk Mahasiswa danAlumni. Fokus pada tahun 2015 dan 2016 InBis mengembangkan wadah dan komunitaskewirausahaan di Kampus Polban, salah satunya membantu mengembangkan Inkubator BisnisJurusan Teknik Kimia, peningkatan kapasitas Unit Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan, KoperasiMahasiswa dan Alumni serta komunitas wirausaha di bawah Organisasi Mahasiswa Polban lainnya.Pada Tahun 2016 ini InBis melebarkan sayap bekerjasama dengan Komunitas wirausaha luarKampus, seperti Ganesha Entrepreneur Club, Indonesian Business Scholl serta beberapa Inkubatoryang tergabung dalam Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI). InBis tidak akan berhasil apabilahanya berjalan sendiri, oleh sebab itu dalam pengembangan Kewirausahaan sangat dibutuhkankoordinasi dan bantuan segala pihak terutama pihak Jurusan, Program Studi dan Unit-unit layananlainnya. Bersama-sama segala pihak pasti Politeknik Negeri Bandung dapat mencetak lebih banyakEntrepreneur baru yang dapat mensejahterakan Bangsa Indonesia menjadi lebih baik di masa depan.

Kata Kunci: kewirausahaan, jiwa wirausaha, layanan Inkubator, komunitas wirausaha.

1. LATAR BELAKANG

Bangsa Indonesia saat ini dihadapkan pada masalah ekonomi dan kurangnya lahan pekerjaan

serta kemiskinan yang memerlukan perhatian khusus dari semua pihak. Jumlah pengangguran di

Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan

dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu 7,24 juta orang (BPS, 2016). Kenyataan ini juga

menujukkan relevansi dengan kemiskinan dan kesejahteraan sebagian besar warga Negara Indonesia.

Menurut Economic welfare ranking kesejahteraan masyarakat Indonesia, adalah ke 126 di dunia

dengan angka kemiskinan lebih dari 12,5 persen atau lebih dari 30 juta orang (BPS, 2015). BPS

mencatat dibandingkan beberapa negara, Indonesia hanya mencetak 1,26% jumlah entrepreneur dari

total populasi sedangkan USA, mencetak 7,6% dan Singapore 7,2% (BPS, 2016). Menurut

McClelland (2000), salah satu faktor yang menyebabkan sebuah negara menjadi maju adalah

Page 40: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

26

ketika jumlah wirausahawan yang terdapat di negara tersebut berjumlah 2% dari populasi

penduduknya.

Faktor yang saat ini disinyalir menjadi pemicu sedikitnya Entrepreneur di Indonesia, yaitu

masih kurangnya mental bewirausaha dan masih sedikit kreatifitas dan inovasi lulusan Perguruan

Tinggi yang bisa dikembangkan menjadi usaha nyata. Hal ini berujung pada kurang banyaknya

penciptaan lapangan pekerjaan baru di masyarakat. Salah satu upaya dalam mengurangi tingkat

pengangguran terdidik di Indonesia adalah dengan menciptakan lulusan-lulusan yang tidak hanya

memiliki orientasi sebagai job seeker namun job maker atau yang kita sebut wirausaha.

Bagaimanapun juga setiap tahunnya Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta di Indonesia

mewisuda lebih dari ratusan ribu mahasiswa per tahun, jangan sampai mereka menjadi pengangguran

terdidik lainnya.

Di lain sisi masyarakat luas menilai Mahasiswa atau generasi muda memiliki banyak kelebihan

dari segi Akademis dan keterampilan dibandingkan generasi muda lain yang tidak merasakan bangku

kuliah. Mahasiswa juga dicap sebagai agent of change, di pundaknyalah masyarakat berharap

banyak, bahwa masalah yang dihadapi bangsa akan terselesaikan. Banyak harapan yang dibebankan

kepada mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, salah satunya sebagai seorang wirausahawan

yang mampu membuka lahan pekerjaan baru.

Wirausahawan handal bisa berarti memiliki usaha untuk mencari uang memenuhi kebutuhan

hidup dan keluarganya, selanjutnya juga memberikan kesejahteraan kepada orang lain sebagai

Pegawai dan lingkungan sekitarnya. Hal ini tentu saja mendukung usaha pemerintah untuk

mensejahterakan masyarakat Indonesia dengan menciptakan peluang-peluang usaha baru

(entrepreneurship). Potensi entrepreneur ini perlu segera dikembangkan dalam diri mahasiswa

karena diharapkan sedari muda bisa membentuk pola pikir yang matang, sehingga pada saatnya nanti

dapat memetik hasil yang signifikan. Harapan ini dapat diwujudkan apabila didukung oleh komitmen

yang kuat dari semua pihak untuk menggali dan memberdayakan potensi mahasiswa dalam

berwirausaha di dunia nyata sekaligus mempraktekan ilmu yang didapat baik di kelas ataupun di

Laboratorium. Tantangan ini menjadi tantangan juga bagi pengelola Perguruan Tinggi yang

mencetak lulusan-lulusan yang akan membangun Bangsa.

Hal ini juga dirasakan cukup kental oleh Mahasiswa dan Alumni Politeknik Negeri Bandung

(Polban). Kenyataan di lapangan: proses kegiatan kuliah, penyampaian teori di kelas, praktek di

laboratorium, dan dukungan pelatihan singkat serta program instan tahunan dirasakan kurang cukup

memberikan kepercayaan diri dan kematangan mahasiswa Polban dalam berbisnis. Diperlukan

Komunitas/wadah/Inkubator yang senantiasa berkesi-nambungan, terus berkonsentrasi

melaksanakan tahap demi tahap proses pengembangan sekaligus memantau, bersinergi dalam setiap

Page 41: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

27

kegiatan, serta turut berperan aktif menciptakan jiwa wirausaha yang handal dari seorang Mahasiswa,

yang nantinya akan berhasil dan dapat mempertahankan bisnisnya untuk terus berkembang.

Seiring dengan tantangan di atas, Politeknik Negeri Bandung (Polban) sebagai salah satu

kampus yang memiliki lebih dari 5 ribu mahasiswa (Tahun 2015) dan mewisuda hampir 1.600

mahasiswa per tahunnya berusaha menjawab tantangan sersebut dengan baik sesuai Visi Misi Polban

yang di dalamnya juga ingin mencetak Wirausaha yang handal di Masyarakat. Sejak lama iklim

kewirausahaan Polban terbentuk cukup baik salah satunya dengan memberikan matakuliah

kewirausahaan pada satu semeseter (wajib). Setiap Jurusan saat ini memiliki dosen yang memang

mengajarkan kewirausahaan secara khusus berdasarkan bidang keahliannya. Secara terintegrasi

Polban memiliki staf pengajar bidang kewirausahaan dalam KBK (Kelompok berbasis Kompetensi)

khusus Kewirausahaan.

Kendalanya beberapa tahun yang lalu di beberapa program studi (Prodi) matakuliah ini

diajarkan pada semester akhir. Dua tahun belakangan sebagian Prodi sudah mulai berbenah

memperbaiki kurikulum 2011, 2013 dan 2015 mengajarkan kewirausahaan pada semester awal,

untuk membangun jiwa wirausaha. Selain itu, program tahunan seperti PMW, PKM-K yang

dilaksanakan sejak tahun 2009 cukup memberikan rangsangan berarti, namun sekali lagi tanpa

kesinambungan kenyataannya sebagian besar peserta tidak cukup tangguh untuk terus melanjutkan

usahanya.

Dari sejumlah paparan di atas sudah waktunya seluruh Sivitas Akademik Polban saling bahu

membahu untuk bersinergi dalam membangun hard skill maupun soft skill, sehingga jiwa wirausaha

Mahasiswa Polban bisa meningkat dan dapat ikut berperan aktif memberikan iklim perubahan

menjadi lebih baik pada saat mereka di Kampus ataupun setelah lulus nantinya. Salah satu upaya

yang dilakukan saat ini dengan membangun Inkubator Bisnis yang bersinergi dengan unit lain

terutama Jurusan-Jurusan yang ada.

Potensi dan Keunggulan Kampus Politeknik Negeri Bandung

Polban sebagai Institusi negeri dipercaya oleh Dikti dalam mengelola berbagai program

kewirausahaan untuk kemahasiswaan. Program-program tersebut mendorong Mahasiswa untuk

berkompetisi membuat proposal dan atau karya ilmiah lainnya. Program-program tersebut

diantaranya, PMW (Program Mahasiswa Wirausaha, PKM-K (Program Kreativitas Mahasiwa –

Kewirausahaan), dan lain sebagainya. Skema pendanaan program-program di atas banyak diketahui

dan dikenal oleh mahasiswa bersifat hibah, tanpa perlu dikembalikan. Hal ini mengakibatkan pada

banyak kasus pelaksanaan bisnisnya tidak berjalan baik. Pada pelaksanaannya selama empat tahun

2010, 2011, 2012 dan 2013 terakhir dana yang diberikan harus dikembalikan, sesuai dengan

perjanjian yang dibuat sedari dini di awal. Hal ini cukup mendorong munculnya beberapa mahasiswa

Page 42: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

28

yang serius dalam berbisnis. Iklim kewirausahaan sebaiknya dibangun dengan kesadaran penuh oleh

semua lini yang juga berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing Institusi dilihat dari

karakter kampus tersebut. Beberapa tahun terakhir selain PMW, jajaran DIKTI juga membuka

kesempatan sebesar-besarnya bagi mahasiswa mengikuti berbagai kegiatan yang berhubungan

dengan Program Kreativitas Mahasiswa khususnya kewirausahaan (PKM-K).

Di sisi lain Pembantu Direktur III bidang kemahasiswaan Polban periode sebelumnya

Bambang Wisnuadhi dan periode saat ini Angki Apriliandi Rachmat, mengklaim bahwa perputaran

keuangan kegiatan baik segi pengeluaran ataupun pemasukan mahasiswa Polban di segala bidang

pada tahun 2010-2015 disinyalir melebihi 100-150% dari angka yang dianggarkan untuk mereka

pada tahun yang sama atau sebelumnya. Banyak dana usaha swadaya yang dilakukan para pengelola

Organisasi Mahasiswa (Ormawa) untuk membiayai kegiatan mereka sendiri. Hal ini menunjukkan

kesadaran dan potensi yang luar biasa yang dimiliki mahasiswa Polban, untuk merintis dan berjuang

sesuai iklim berusaha memberikan terobosan dan melaksanakan kegiatan dengan sungguh-sungguh.

Terlebih dengan adanya komunitas yang selalu dikembangkan seperti Inkubator Bisnis yang ideal,

mumpuni, sehingga mampu membangkitkan jiwa kewirausahaan mereka secara berkesinambungan

sampai lulus dan hidup di masyarakat nantinya.

Secara keseluruhan Politeknik Negeri Bandung telah siap dalam mengembangan

entrepreneurship Kampus dengan memelihara keuggulan, menjawab tantangan dan terus

bersemangat mengembangkannya.

2. PENGEMBANGAN JIWA WIRAUSAHA KAMPUS

Entrepreneurship bukan berarti hanya membangun bisnis sendiri saja, berbagai jenis dan

definisi entrepreneur muncul beberapa tahun ke belakang sebagai gambaran betapa luasnya bidang

pengembangan diri ini. Entrepreneurship berarti mengembangkan jiwa wirausaha.

Definisi Entrepreneur

Secara etimologis, wirausaha/wiraswasta berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari tiga suku

kata : “wira“, “swa“, dan “sta“. Wira berarti manusia unggul, teladan, tangguh, berbudi luhur,

berjiwa besar, berani, pahlawan, pionir, pendekar/pejuang kemajuan, memiliki keagungan watak.

Swa berarti sendiri, dan Sta berarti berdiri (DIRJEN BELMAWA, DIKTI, 2013). Istilah

kewirausahaan, pada dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa

Inggris di kenal dengan between taker atau go between.

Entrepreneur menurut para Pakar

Peter F Drucker (1959), Zimemmer (1996), Sanusi (1994), Prawiro, (1997) dan lain

sebagainya dalam Modul Pembelajaran Kewirausahaan (DIKTI, 2013), Secara singkat

menjelaskan kewirausahaan didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif

Page 43: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

29

(create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan

untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk

menghadapi risiko.

Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang

mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri.

Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan

berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai

kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar

dan berusaha.

Karakter Wirausaha

McGraith and Millan (2000) dalam Dikti (2013) menyebutkan terdapat 7 Karakter Wirausaha,

yaitu:

1. Berorientasi pada tindakan

2. Berpikir sederhana

3. Selalu mencari peluang baru

4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi

5. Hanya mengambil peluang yang terbaik

6. Fokus pada eksekusi

7. Memfokuskan energi pada usaha yang digeluti.

Secara kesimpulan terdapat beberapa istilah untuk entrepreneur, yaitu bukan hanya

menciptakan usaha baru yang dibangun sendiri, tetapi juga Intrapreneur, yaitu pegawai/karyawan

yang mampu mencari terobosan baru terhadap usaha yang digeluti sesuai bidangnya, memberikan

kreativitas dan inovasi tinggi setiap saat untuk kemajuan Perusahaan. Akhirnya, biasanya

Intrapreneur akan berubah menjadi entrepreneur sesungguhnya setelah bisa mengakses sumberdaya

yang ada, menciptakan dan mencari peluang untuk selanjutnya membuat bisnis baru yang luar biasa.

Hal ini cocok dengan kebutuhan Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung yang memang dididik

menjadi pekerja profesional sesuai dengan karakter pendidikan vokasi, pada akhirnya setelah mereka

sangat mampu, adalah menjadi bonus apabila lulusan Polban mampu menciptakan usaha sendiri dan

menyerap pengangguran yang ada.

3. PELAKSANAAN INKUBATOR BISNIS

Pada tahun 2016 ini, setelah menjalankan program Inkubator Bisnis Polban sepanjang Tahun

2013 - 2015, Inkubator Bisnis (InBis) Polban seperti tahun sebelumnya membina tenant dan

bersinergi dengan program yang berkaitan dengan wirausaha yang dijalankan Mahasiswa. Setelah 7

tahun menjalankan program mahasiswa wirausaha (PMW) dan cukup berpengalaman dengan

Page 44: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

30

Program kreativitas Mahasiswa (PKM) mulai disadari bahwa Polban memerlukan wadah untuk

berkonsentrasi bekerja secara berkesinambungan di luar dana program-program tersebut untuk terus

maju. Pada Tahun 2016 ini Polban menganggarkan kembali sejumlah dana untuk kegiatan

operasional dengan dukungan dosen yang khusus mengajarkan matakuliah Kewirausahaan dan

kaitannya dengan pengembangan bisnis sesuai keilmuwan. Pengelola Inkubator Bisnis Polban juga

bekerjasama dengan pihak luar yang secara mandiri, dalam segala pelaksanaan kegiatan. Adapun

tujuan Inkubator Bisnis Polban pada tahun 2016, sebagai berikut

Merekrut tenant Mahasiswa dan Alumni menggantikan tenant lama yang berhasil

Untuk memberi wadah bagi para mahasiswa, alumni membangun iklim kewirausahaan, bersama-

sama menuangkan ide/ gagasan, inovasi dan kreatifitas berpikir menjadi sebuah tindakan nyata

sebagai entrepreneuer dan calon investor.

Untuk meningkatkan keterampilan Polban dan selalu mengasah, menguji sebagai institusi yang

bukan hanya menciptakan mahasiswa untuk bekerja saja tetapi juga mencetak mereka mampu

menjadi pengusaha baru di masyarakat.

Untuk menambah ilmu dan pengetahuan dalam mempersiapkan studi kelayakan bisnis, juga

teknik-teknik kewirausahaan kepada mahasiswa, dan Alumni yang sedang mengembangkan

bisnis. Sebisa mungkin sesuai dengan latar belakang keilmuan terdapat hubungan yang baik

antara sisi akademik dan lapangan industri.

Menjadi wadah utama menjalankan program kewirausahaan secara berkesinambungan.

Turut membantu menciptakan model dan metode yang tepat dengan terus menerus mengasahnya

sehingga cocok dipakai sebagai model (blue print) pembentukan karakter dari mulai awal sampai

mahasiswa menjadi seorang entrepreneur.

Fasilitas yang diberikan oleh Inkubator Bisnis Polban menagdopsi 7’s dari Reith (2000) yaitu

Space, shared, service, support, skill development, seed capital, dan synergy. Di InBis Polban

digambarkan sebagai berikut:

Page 45: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

31

Gambar 1. Layanan Inkubator Bisnis Polban

Model Inkubator Bisnis Polban

Inkubator Bisnis Polban mengadopsi konsep penta helix, dengan menggandeng unsur

pemerintah, Industri, Asosiasi yang bersinergi dengan Kampus Politeknik Negeri Bandung, dalam

menjalankan proses pra Inkubasi, masa Inkubasi dan pasca Inkubasi dengan pelatihan inwall dan

outwall yang berkesinambungan. Ditampilkan dengan gambar di bawah ini,

Gambar 2. Model InBis Polban

Page 46: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

32

Pencapaian yang diraih Inkubator Bisnis Polban

Inkubator Bisnis Polban yang telah berdiri lebih dari tiga tahun dan telah diinisiasi sejak Tahun

2010 baru memiliki sekretariat dan ruangan pelatihan di Gedung P2T lantai I. Fokus utama InBis

awalnya mewadahi para pengusaha Kampus Polban yang ingin melanjutkan, mengembangkan

bisnisnya memiliki website yang dapat berinteraksi, yaitu Portal web: www.InBis.polban.ac.id. Sejak

tahun 2013 terdapat lebih dari 90 tenant (30 tenant per tahun) yang telah di Inkubasi dan tahun ini

terdapat 27 calon tenant yang sedang memasuki masa pra Inkubasi, karena telah bersinergi dengan

Program Mahasiswa Wirausaha Tahun 2016. Dari total jumlah tenant yang di Inkubasi, InBis telah

mencetak 25 pengusaha yang dianggap telah berhasil dan mengembangkan bisnisnya. Rata-rata yang

berhasil mengembangkan bisnisnya adalah Mahasiswa dan Alumni yang memiliki semangat

wirausaha dan selalu aktif dalam kegiatan InBis.

Kegiatan InBis sendiri dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu pra Inkubasi, masa Inkubasi dan pasca

Inkubasi. Pada setiap tahapan InBis mengukur keberhasilan dengan table KPI (key performance

indicator) yang diisi sendiri oleh tenant. Pra Inkubasi dilakukan kurang lebih 3 bulan, lalu Inkubasi

kurang lebih 6 bulan dan pasca Inkubasi bisa mencapai 6-12 bulan, tergantung kebutuhan tenant

tersebut. Pelatihan inwall dan outwall dilaksanakan untuk meningkatkan baik itu keterampilan

ataupun menjaga semangat para pengusaha muda.

Fokus InBis Polban sejak tahun 2015 adalah mengembangkan komunitas wirausaha Kampus

dengan mengoptimalkan kinerja UKM Kewirausahaan dan Koperasi Mahasiswa dan Alumni serta

masuk ke dalam bidang wirausaha Organisasi Mahasiswa yang ada di Jurusan. Dipercaya dengan

mengembangkan komunitas-komunitas tersebut, roda penggerak kewirausahaan Kampus Politeknik

Negeri Bandung dapat berjalan lebih mandiri dan berkesinambungan.

4. TANTANGAN, DAN RENCANA PENGEMBANGAN SELANJUTNYA

Secara umum tantangan InBis Polban adalah membantu pemerintah untuk menciptakan para

pengusaha yang sukses dari kampus, sehingga akan lebih banyak mahasiswa yang sadar untuk

memiliki jiwa wirausaha dan mengembangkan usaha sejak dini. Secara khusus tantangan InBis

Polban adalah mengoptimalkan program-program wirausaha yang telah dan akan dijalankan setiap

tahunnya, seperti Program Mahasiswa Wirausaha, Program Kreativitas Mahasiswa – Kewirausahaan

serta program lain yang menargetkan mahasiswa untuk mengembangkan bisnisnya, seperti

Wirausaha Muda Mandiri, pencetakan 1 juta wirsauaha dan lain sebagainya. Program-program yang

digulirkan dirasa masih belum optimal karena hasil yang didapatkan dirasa belum signifikan, namun

virus kewirausahaan diyakini telah menyebar ke semua mahasiswa Politeknik Negeri Bandung.

Tantangan utama InBis Polban yang paling penting adalah meningkatkan kapasitas Unit dari fasilitas

Page 47: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

33

yang dimiliki, kualitas dan kuantitas pengelola bahkan kerjasama yang lebih intensif dengan pihak

luar.

Rencana Pengembangan selanjutnya adalah mengembangkan bentuk Inkubator Bisnis Polban

menjadi unit yang bisa mengakses modal dari pihak luar, sebisa mungkin menjadi Lembaga yang

bisa berdiri sendiri, bahkan nantinya akan melengkapi ketujuh fasilitas yang selayaknya dimiliki oleh

sebuah Inkubator Bisnis. Hal ini tetap menjadi rencana jangka panjang yang menjadi fokus utama

sambil melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rencana jangka pendek yang telah disusun setiap

tahunnya. Peningkatan kapasitas Komunitas Wirausaha juga mejadi fokus pengembangan bisnis di

Kampus agar dengan menciptakan banyak wadah bisnis, akan memberi ruang untuk pengusaha saling

berinteraksi.

5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan Bangsa Indonesia adalah berusaha menambah

jumlah entrepreneur secara signifikan sejak mereka mengeyam pendidikan di bangku kuliah.

Diharapkan dari upaya ini akan dihasilkan banyak pengusaha baru yang bisa membuka lapangan

pekerjaan dan meningkatkan perekonomian Bangsa menjadi lebih baik lagi di masa yang akan

datang. Kehadiran Inkubator Bisnis Polban sejak Tahun 2013 diharapkan mampu menjadi wadah

dalam pengembangan jiwa wirausaha mahasiswa Polban secara lebih optimal. Konsep pembelajaran

Kewirausahaan di Polban memiliki 3 unsur penting, yaitu learning to know yang dilaksanakan dalam

perkuliahan selama satu semester di Program Studi masing-masing. Yang kedua adalah learning to

do, dengan dukungan pendanaan dan program yang memberikan modal langsung agar Mahasiswa

memulai bisnisnya, yaitu PMW, PKM-K, IBT, WMM dan lain sebagainya. Terakhir yaitu learning

to live together, yang diimplementasikan dengan penciptaan wadah-wadah atau komunitas wirausaha

seperti Inkubator Bisnis, Komuniats UKM, Koperasi Mahasiswa dan Alumni Polban.

Dalam menjalankan kegiatan dan upaya untuk meraih hasil optimal Inkubator Bisnis Polban

sebaiknya didukung oleh semua Unit terutama pihak Jurusan dan pengelola Prodi. Sinergisitas adalah

kunci utama sehingga secara bersama-sama bisa meraih hasil yang optimal. Penambahan fasilitas

InBis perlu dilakukan agar mempermudah proses Inkubasi. Saat ini InBis Polban baru memiliki satu

sekretariat dan beberapa ruangan yang bisa digunakan untuk pelatihan. Ke depannya perlu ada

ruangan tambahan untuk tenant melakukan aktivitas bisnis, berkantor, bahkan bisa berjualan

sehingga setelah mereka matang dengan uji produknya, bisa mulai menjual di luar Kampus.

Page 48: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

34

REKOMENDASI

Terdapat beberapa saran yang sifatnya konstrukti untuk mengembangkan jiwa wirausaha

mahasiswa melalui Inkubator Bisnis Polban saat ini, yaitu:

a. Penambahan alokasi dana operasional dan pengelolaan Inkubator Bisnis dengan proses pencairan

yang relatif mudah dalam setiap tahapannya.

b. Menambah ruangan dan kelengkapan kantor/sekretariat InBis yang masih dirasakan kurang

ideal, bahkan tidak memiliki ruang kerja atau tempat berjualan sekaligus belajar menguji produk

untuk tenant di dalam kampus.

c. Peningkatan soft skill tenant InBis dirasa kurang optimal karena kurangnya waktu untuk berlatih,

karena dibutuhkan keseriusan dan kesinambungan program pelatihan. Relatif motivasi tenant

masih belum stabil, sehingga kemungkinan besar setiap tahun akan ada tenant yang mundur.

d. Peningkatan Sumber Daya Manusia pengelola InBis baik dari segi kualitas atau kuantitas, karena

hanya dengan satu staff dan dibantu oleh beberapa Dosen masih dirasa kurang optimal untuk

menjalankan sekian banyak tahapan dan program.

e. Peningkatan koordinasi dan sinergisitas masing-masing Unit, Organisasi di dalam Sivitas

Akademik Polban yang dirasakan belum optimal, sepenuhnya mendukung keberadaan Inkubator

Bisnis dan masih kurang komitmen dalam mendukung Program, untuk memajukan iklim

entrepreneur di Kampus Polban.

6. DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Tri Siwi, (2013), Peran Inkubator Bisnis Perguruan Tinggi Dalam Meminimalkan ResikoKegagalan Bagi Wirausaha Baru Pada Tahap Awal (Start Up).

DP2M. (2013). Panduan Pelaksanaan Penelitian dan PPM, EDISI IX, Dirjen Dikti, Kemendikbud,Jakarta.

Dirjen BELMAWA, DIKTI, (2013), Modul Pembelajaran Kewirausahaan, Kemendikbud, Jakarta.Hamdan (2013), Model Inkubator Bisnis untuk menumbuhkan kompetensi kewirausahaan, research

and development pada Universitas Serang Raya Banten, Jurnal penelitian pendidikan Vol. 14,No.1, April 2013.

Inkubator Bisnis Polban. (2015), Laporan akhir Pelaksanaan IbK Ipteks bagi kewirausahaan.Politeknik Negeri Bandung. Bandung.

Irawan, Dandan. (2013). Materi Pelatihan – proses Inkubasi dan pembinaan pasca Inkubasi,IKOPIN, Bandung.

Irawan, Dandan, (2013), Pembentukan Inkubator Bisnis. Pusat Inkubator Bisnis IKOPIN, Bandung.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomer. 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator

Wirausaha.Kementerian riset dan Teknologi, (2013), Peran Inkubator Wirausaha dalam akselerasi alih

teknologi. Artikel dalam http://www.ristek.go.id/index.php/module/, diakses pada 07Desember 2013

Page 49: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.

35

Petunjuk Teknis Nomor: 81.3/KEP/M.KUKM/VIII/2002 tentang perkuatan permodalan usaha kecil,menengah, koperasi dan lembaga keuangannya dengan penyediaan modal awal dan padananmelalui Inkubator, ___

Setyobudi, L, (2013), Butuhkan kota Batu? Inkubator Bisnis. Paparan materi dinas sosial tenagakerja, divisi pendidikan entreprenuership, Universitas Brawijaya.

Widjanarko, Hendro, dkk (2013), Pembelajaran berbasis Inkubator Bisnis untuk mengembangkanjiwa kewirausahaan. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jogjakarta.

Page 50: SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Pembantu Direktur dan kepala UPPM, Yth. Para Ketua Jurusan dan UP.MKU, Yth. Para Sekretaris Jurusan, Yth. Para ketua Program Studi, Yth.