Salmonella Sp 21 Sept 2010
-
Upload
monica-bellynda -
Category
Documents
-
view
138 -
download
8
Transcript of Salmonella Sp 21 Sept 2010
Salmonella spp
Dr.Veronica Wiwing., Sp MK
Bagian Mikrobiologi FK UNTAR
Bakteriologi
1885 ditemukan Daniel E. Salmon (American veterinary scientist) dari usus babi Salmonella choleraesuis .
Salmonella typhii merupakan bakteri Gram negatif Memiliki flagel, bersifat anaerob fakultatif Mempunyai tiga antigen utama yaitu : antigen flagel (H),
antigen somatik (O), dan antigen Vi Antigen O terdapat pada membran luar dan tersusun
oleh rangkaian gula yang spesifik. Antigen Vi terletak di atas antigen O. antigen Vi dapat
berperanan sebagai kapsul dan mencegah terjadinya fagositosis atau kerusakan intraselluler dari bakteri.
Perjalanan Alami Infeksi Salmonella typhi
Patogenesis
Invasi sel : Salmonella spp melakukan penetrasi ke epithelial lining pada usus halus melekat diepitel, brush border kmd berdegenerasi.
Bakteri masuk ke dalam sel dimana bakteri akan langsung diselubungi oleh membran sitoplasma lamina propria.
Biasanya, penetrasi epitel terjadi di intercellular junction. Setelah penetrasi, bakteri akan bermultiplikasi dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain.
Destruksi epitel terjadi selama stadium sakit. Mekanisme destruksi belum diketahui apakah karena sitotoksin atau karena respon sel host.
LPS berfungsi sbg endotoksin virulensi bakteri. Komplek endotoksin t d 3 komponen :
mantel O-polisakarida yang terletak paling luar,
tengah R core, dan lipid A di bagian dalam. Endotoksin menimbulkan demam, mengaktivasi
komplemen serum, kinin, dan sistem pembekuan, menurunkan fungsi miokardium, dan mengganggu fungsi limfosit
Jika bakteri yg masuk berhasil menyelamatkan diri dari mekanisme pertahanan tubuh, bakteri akan berkolonisasi di ileum dan kolon, meninvasi epitel usus, dan berproliferasi pada epitel dan folikel limfoid.
Patogenesis
Bakteri yang survive masuk dalam peredaran darah menyebar ke seluruh tubuh.
Bakteri bermultiplikasi di sel retikuloendotelial (hepar, limpa, sumsum tulang, dan plaque peyeri).
Dalam hepar, bakteri bermultiplikasi di sel Kupffer. Bakteri ini masuk ke dalam peredaran darah dalam jumlah yang besar, untuk mencapai organ lain (contoh : ginjal). Tahap ini ± 2-3 minggu , ditandai dengan gejala demam tinggi, flushing, anoreksia, menggigil, konvulsi, dan delirium.
Bakteri bergerak dari hepar kandung empedu.Saat melalui empedu bakteri masuk kembali ke dalam usus untuk kedua kalinya. Pada saat ini, dapat terjadi ulserasi mukosa usus yang dapat menyebabkan perforasi. Dan jika hal ini terjadi, akan berakibat fatal bagi penderita.
Patogenesis
1 2 3 4 5 6 7 8 minggu
demam
darah
tinja
urin
antibodi
Waktu Pengambilan Spesimen
S.typhi masuk
Uji Serologi Widal
• Mengukur antigen O dan H• Sebaiknya diperiksa pada minggu ke 2-4 demam• Diagnostik
– antigen O 1/200– titer konvalensens 4x titer akut
• Sensitif, tidak spesifik• Hasil harus selalu dikonfirmasikan dengan gejala
klinis
Tes Diagnostik yang ideal? (sensitif dan spesifik)
Uji Widal
Pelacak DNA (DNA probe)
IgG protein membran luar
Immunoblotting (Typhi-dot)
PCR (polymerase chain reaction)
Laboratory Microbiology
HIPOTESIS
• Berasal dari perdagangan internasional – Belanda: infeksi berasal dari lingkungan peternakan.
• Strain baru mendapat kemampuan invasi dan persisten– Daya invasif PT4 meningkat pada ayam.– PT4 lebih virulen pada ayam.– Meningkatkan transmisi transovarian.– Tergantung jumlah kopi unit berulang antigen O (lebih
tinggi).– Tidak ada bukti genetik hubungan kausal LPS dengan
transmisi vertikal• Daerah geografi tipe faga masing-masing
– Mempersulit penelusuran.
HIPOTESIS TERAKHIR
• Shared immunodominat surface structure, antigen O9 imunitas silang S.gallinarum dengan S. Enteritidis.
• Tidak dengan S. Typhimurium (antigen O4).• Eradikasi S.gallinarum dengan imunisasi
kehilangan imunitas terhadap antigen O9 invasi dan penyebaran S. Enteritidis.
• Salah satu faktor penyebab.
• Manusia menyebabkan perubahan lingkungan perubahan epidemiologikal pada salmonelosis non tipoid pada abad 20.
• Pelajaran yang dapat diambil setiap perubahan yang akan diterapkan pada peternakan binatang harus dievaluasi terlebih dahulu karena dapat mempengaruhi populasi patogen