Sak Etap_feui Merli Syamsul
-
Upload
fidel-kusumawijaya -
Category
Documents
-
view
53 -
download
1
description
Transcript of Sak Etap_feui Merli Syamsul
1
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
Merliyana Syamsul
1 SAK ETAP – FEUI Depok
• PSAKs yang telah direvisi untuk tujuan konvergensi
dengan IFRS.
• PSAKs berbasis IFRS dianggap terlalu kompleks dan
terlalu sulit untuk diterapkan oleh perusahaan kecil
menengah di Indonesia.
• SAK ETAP disahkan sebelum semua PSAK berbasis
IFRS menjadi efektif.
SAK ETAP diluncurkan pertama kali di Malang
bulan Juli 2009.
Latarbelakang
2
2 SAK ETAP – FEUI Depok
• Pada tahapan SAK ETAP / SAK UKM diadopsi dari
IFRS for SMEs yang dikeluarkan oleh IASB.
• Namun, IFRS for SMEs masih terlalu kompleks dan
terlalu sulit bagi UKM di Indonesia, karena itu IFRS for
SMEs, tidak jadi diadopsi menjadi SAK ETAP.
• Akibatnya SAK ETAP berbeda secara signifikan dengan
IFRS for SME
• SAK ETAP adalah standar akuntansi yang berdiri
sendiri.
Perkembangan SAK ETAP
3 SAK ETAP – FEUI Depok
1. Simplified IFRSs, but built on an IFRS
foundation
2. Much smaller (230 pages vs 2,855 in full
IFRSs)
Some topics in IFRSs omitted if irrelevant to
private entities
Where IFRSs have options, include only
simpler option
Recognition and measurement
simplifications
Reduced disclosures
• Full IFRSs – more than 3,000 items in the
disclosure checklist
• IFRS for SMEs – roughly 300 disclosures
The IFRS for SMEs
3
4 SAK ETAP – FEUI Depok
SAK ETAP IFRS for SMEs
User is the non publicly accountable Same
Stand-alone Same
Organized by topic Same
Significant differences with PSAK. Similar with PSAK before converged
Simplified IFRS. All recognition and measurement same with IFRS, except one item – borrowing cost.
Subsidiary of a listed company may not use it – significant adjustments to be made in consolidation
Subsidiary of a listed company can use it if the subsidiary itself is not listed
SAK ETAP vs IFRS for SMEs
5 SAK ETAP – FEUI Depok
• ETAP dapat menghasilkan
laporan keuangan yang
berkualitas
• LK ETAP bisa diaudit
• Meningkatkan akses ke
pendanaan (kredit bank)
• Meningkatkan komparabilitas
Manfaat dari SAK ETAP
4
6 SAK ETAP – FEUI Depok
Kerangka Pelaporan Keuangan di Indonesia
PSAK (IFRS Based)
SAK ETAP
PSAK Nirlaba
PSAK Syariah
Public Sector Accounting Standard
(SAP)
7 SAK ETAP – FEUI Depok
Siapa pemakai dari setiap standar akuntansi
Entitas Syariah
Entitas Non ETAP
ETAP
SAK Syariah
5
8 SAK ETAP – FEUI Depok
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang
tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan, yaitu entitas yang:
• Tidak tercatat di pasar modal,
• Tidak sedang dalam proses untuk pengajuan pernyataan
pendaftaran di pasar modal
• Bukan lembaga keuangan
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat
menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat
regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
• Contoh: Bank Perkreditan Rakyat
Siapa pengguna SAK ETAP
9 SAK ETAP – FEUI Depok
• SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan
keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2011
• Penerapan dini diperkenankan, untuk penyusunan
laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2010
Tanggal efektif SAK ETAP
6
10 SAK ETAP – FEUI Depok
Pada saat penerapan awal SAK ETAP
• Retrospektif atau
• Jika tidak praktis, entitas menerapkan secara prospektif:
• Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP
• Tidak mengakui pos-pos sebagai aset atau kewajiban
jika tidak sesuai dengan SAK ETAP
• Mereklasifikasi pos-pos aset, kewajiban dan ekuitas
sesuai dengan klasifikasi dalam SAK ETAP
• Mengukur semua aset dan kewajiban sesuai SAK
ETAP
Selisih penyesuaian diakui secara langsung pada
saldo laba
Ketentuan Transisi
11 SAK ETAP – FEUI Depok
Implementasi PSAK secara
konsisten
No
Penerapan SAK ETAP
1 Januari 2011 (or 1 Januari 2010)
Entitas
memenuhi
syarat ETAP?
Apakah
Entitas tetap
memenuhi
syarat ETAP?
Entitas
memilih
menggunakan
ETAP
Yes Implementasi SAK ETAP
secara konsisten
Yes
Yes No
No
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
7
12 SAK ETAP – FEUI Depok
Daftar Isi SAK ETAP
13 SAK ETAP – FEUI Depok
Laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan
keuangan, misalnya:
• pemegang saham,
• kreditor,
• pekerja, dan
• masyarakat dalam arti luas
Laporan keuangan untuk tujuan umum
8
14 SAK ETAP – FEUI Depok
• Tujuan Laporan Keuangan
• Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan
keuangan
• Posisi keuangan: aset, kewajiban, ekuitas,
• Kinerja keuangan: pendapatan dan beban
• Pengakuan dan pengukuran unsur-unsur laporan
keuangan
• Dasar akrual
• Saling hapus tidak diperkenankan
Konsep dan prinsip pervasif
15 SAK ETAP – FEUI Depok
• Penyajian wajar
• Kepatuhan terhadap SAK ETAP
• Kelangsungan usaha
• Frekuensi pelaporan
• Penyajian yang konsisten
• Informasi komparatif
• Materialitas dan agregasi
• Identifikasi laporan keuangan
Penyajian laporan keuangan
9
16 SAK ETAP – FEUI Depok
• Neraca (Bab 4)
• Laporan laba rugi (Bab 5)
• Laporan perubahan ekuitas (Bab 6)
• Laporan arus kas (Bab 7)
• Catatan atas laporan keuangan (Bab 8)
Laporan Keuangan Lengkap
17 SAK ETAP – FEUI Depok
• Pemisahan lancar dan tidak lancar tidak diwajibkan jika
entitas menyimpulkan pendekatan likuditas lebih baik.
• Beberapa pos dapat disajikan dalam badan laporan
atau dalam catatan atas laporan keuangan
• Pos minimum yang harus ada dalam neraca.
Penyajian Neraca
10
18 SAK ETAP – FEUI Depok
• kas dan setara kas
• piutang usaha dan piutang lainnya
• persediaan
• properti investasi
• aset tetap
• aset tidak berwujud
• utang usaha dan utang lainnya
• aset dan kewajiban pajak
• kewajiban diestimasi
• ekuitas
Informasi dalam neraca … minimal
19 SAK ETAP – FEUI Depok
Aset lancar dan kewajiban jangka pendek
• diperkirakan akan diselesaikan / direalisasi dalam jangka
waktu siklus operasi normal perusahan
• dimiliki untuk diperdagangkan
• direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan
• kas dan setara kas yang tidak dibatasi penggunaannya
• entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian kewajiban lebih dari 12 bulan.
Aset dan kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai Aset tidak
lancar atau Kewajiban jangka panjang
Klasifikasi aset dan kewajiban
11
20 SAK ETAP – FEUI Depok
Contoh klasifikasi aset dan kewajiban
Aset lancar
• Kas dan setara kas
• Piutang usaha
• Persediaan
• Biaya dibayar dimuka
• Pajak dibayar dimuka
Aset tidak lancar
• Properti investasi
• Aset tetap
• Aset tidak berwujud
• Aset lainnya
Kewajiban jangka pendek
• Utang bank – jangka pendek
• Utang usaha
• Utang pajak
• Biaya yang masih harus
dibayar
Kewajiban jangka panjang
• Utang bank jangka panjang
• Kewajiban imbalan
pascakerja
21 SAK ETAP – FEUI Depok
Ekuitas terdiri dari:
• Modal disetor
• Tambahan modal disetor
• Saldo laba
• Pendapatan dan beban yang langsung diakui ke ekuitas
Entitas yang berbentuk PT, juga mengungkapkan:
• jumlah modal dasar
• jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh
• nilai nominal saham
• ikhtisar perubahan jumlah saham beredar
Ekuitas
12
22 SAK ETAP – FEUI Depok
• Menyajikan penghasilan dan beban entitas pada suatu
periode
• Minimal mencakup pos sebagai berikut:
• pendapatan
• beban usaha
• beban keuangan
• bagian laba atau rugi investasi (metode ekuitas)
• beban pajak
• laba atau rugi bersih
• Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos
luar biasa
Laporan laba rugi
23 SAK ETAP – FEUI Depok
Entitas dapat menyajikan beban berdasarkan
Sifat beban
beban bahan baku
beban tenaga kerja
beban penyusutan
beban sewa ruangan
beban listrik
beban operasi lainnya
Fungsi beban
beban pokok
penjualan
beban pemasaran
beban umum dan
administrasi
beban operasi lainnya
13
24 SAK ETAP – FEUI Depok
Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang
berasal dari
• laba rugi,
• pembayaran dividen,
• koreksi kesalahan periode lalu dan
• perubahan kebijakan akuntansi
maka entitas dapat menyajikan Laporan laba rugi dan
saldo laba sebagai pengganti Laporan laba rugi dan
Laporan perubahan ekuitas.
Alternatif laporan laba rugi
25 SAK ETAP – FEUI Depok
• laba atau rugi untuk periode;
• pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam
ekuitas
• untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan.
• untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara
jumlah tercatat awal dan akhir
Informasi dalam Laporan Perubahan Ekuitas
14
26 SAK ETAP – FEUI Depok
Laporan perubahan arus kas menyediakan informasi
mengenai perubahan kas dan setara kas dari entitas
untuk periode yang dilaporkan, disajikan secara terpisah
dari
• aktivitas operasi
• aktivitas investasi
• aktivitas pembiayaan
Laporan arus kas
27 SAK ETAP – FEUI Depok
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi
tambahan, penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan.
• Harus mengungkapkan:
• dasar penyusunan laporan keuangan
• kebijakan akuntansi yang signifikan
• informasi tambahan yang tidak disajikan dalam
laporan keuangan, tapi relevan untuk memahami
laporan keuangan
• Disajikan secara sistematis dan merujuk silang ke pos-
pos dalam laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan
15
28 SAK ETAP – FEUI Depok
• Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP
• Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
• Informasi yang mendukung pos-pos yang disajikan dalam
laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian dalam
laporan keuangan
• Pengungkapan lain:
• kejadian setelah tanggal neraca
• standar akuntansi baru
• kondisi ekonomi global
• Informasi tentang sumber utama ketidakpastian estimasi
Urutan penyajian
29 SAK ETAP – FEUI Depok
• Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi yang
memberikan informasi yang paling andal dan relevan
• Konsisten kebijakan akuntansi
• Perubahan kebijakan akuntansi
Sesuai dengan ketentuan transisi
Selain itu, retrospektif
• Perubahan estimasi akuntansi: prospektif
• Koreksi kesalahan: retrospektif, jika praktis
Kebijakan, estimasi akuntansi dan kesalahan
16
30 SAK ETAP – FEUI Depok
SAK ETAP dengan isu
serupa
Bab 2 Konsep dan Prinsip
Pervasif
PSAK non-ETAP
Pengaturan Badan
Standar lain dengan
kerangka dasar serupa
Literatur akuntansi
dan praktik industri
berterima umum
• SAK ETAP
• Jika SAK ETAP tidak secara spesifik mengatur suatu transaksi,
peristiwa atau kondisi, maka manajemen menggunakan
pertimbangan relevan dan andal untuk memilih kebijakan
akuntansi dengan hirarki:
Hirarki pemilihan kebijakan akuntansi
31 SAK ETAP – FEUI Depok
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti
utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
• Efek utang adalah efek yang menunjukkan hubungan
hutang piutang antara kreditor dengan entitas yang
menerbitkan efek
• Efek ekuitas adalah efek yang menunjukkan hak
kepemilikan ekuitas, atau hak memperoleh (waran, opsi
beli) atau hak menjual (opsi jual) kepemilikan.
Efek
17
32 SAK ETAP – FEUI Depok
Pada saat perolehan, efek dikelompokkan atas:
• dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)
• diperdagangkan (trading)
• tersedia untuk dijual (available for sale)
Pada setiap tanggal pelaporan, kelayakan kelompok efek
harus ditelaah ulang.
Kelompok efek
33 SAK ETAP – FEUI Depok
• Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
• Dalam proses produksi untuk kemudian dijual
• Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
Persediaan
18
34 SAK ETAP – FEUI Depok
Nilai persediaan diukur pada nilai yang lebih rendah
antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih
• Biaya perolehan
biaya pembelian
biaya konversi
biaya lainnya untuk membawa persediaan ke kondisi
sekarang
• Nilai realisasi bersih
harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan
menjual
Pengukuran Persediaan
35 SAK ETAP – FEUI Depok
Rumus biaya yang dapat dipergunakan:
• Identifikasi khusus (untuk persediaan yang sifatnya
khusus)
• Masuk pertama keluar pertama (MPKP = FIFO)
• Rata-rata tertimbang
Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP = LIFO)
tidak diperkenankan.
Rumus biaya persediaan
19
36 SAK ETAP – FEUI Depok
• Entitas asosiasi adalah entitas, termasuk entitas bukan PT,
dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan
merupakan entitas anak atau joint venture.
Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk
berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan
operasional, tapi tidak mengendalikan.
• investor memiliki secara langsung atau tidak langsung
20% atau lebih, kecuali dapat dibuktikan bahwa tidak
terdapat pengaruh signifikan.
• Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan entitas induk.
Pengendalian adalah kemampuan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas.
Investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak
37 SAK ETAP – FEUI Depok
• Pengaturan
• Entitas anak dicatat menggunakan metode ekuitas.
• Entitas asosiasi dicatat menggunakan metode
biaya
• Entitas anak tidak dikonsolidasikan dalam laporan
keuangan entitas induk.
• Tidak terdapat pengaturan mengenai laporan keuangan
konsolidasi, penggabungan usaha dan goodwill
Pengaturan Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
20
38 SAK ETAP – FEUI Depok
• Properti investasi adalah properti (tanah dan bangunan atau
bagiannya) yang dikuasai oleh pemilik atau lessee (melalui
sewa pembiayaan)
untuk menghasilkan sewa atau kenaikan nilai atau
keduanya
tidak untuk digunakan atau dijual dalam kegiatan
operasional
• Pengakuan awal dicatat pada biaya perolehan
• Pengukuran selanjutnya
menggunakan model biaya
biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan
kerugian penurunan nilai (sesuai Bab 15 Aset Tetap)
Properti investasi
39 SAK ETAP – FEUI Depok
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
• dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak
lain, atau untuk tujuan administratif; dan
• diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Aset Tetap
21
40 SAK ETAP – FEUI Depok
• Aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan, yaitu
setara harga tunainya pada tanggal pengakuan.
• Jika pembayaran ditangguhkan lebih dari waktu kredit
normal, maka biaya perolehan adalah nilai tunai semua
pembayaran masa akan datang.
Pengukuran pada saat pengakuan
41 SAK ETAP – FEUI Depok
Meliputi:
• harga beli, termasuk termasuk biaya legal dan broker, bea
impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan,
setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lainnya;
• biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk
membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar
aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen.
• estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya
pemindahan aset dan biaya restorasi lokasi. Kewajiban atas
biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau
karena entitas menggunakan aset tersebut.
Unsur biaya perolehan aset tetap
22
42 SAK ETAP – FEUI Depok
Pengeluaran setelah pengakuan awal suatu aset tetap
yang memperpanjang umur manfaat atau peningkatan
kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar
kinerja, harus ditambahkan pada jumlah tercatat aset
tetap tersebut.
Pengeluaran setelah pengakuan awal
43 SAK ETAP – FEUI Depok
• Entitas harus mengukur seluruh aset tetap setelah
pengakuan awal pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
• Entitas harus mengakui biaya pemeliharaan dan
reparasi sehari-hari dari aset tetap sebagai beban
dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
Pengukuran setelah pengakuan awal
23
44 SAK ETAP – FEUI Depok
Penilaian kembali aset tetap tidak diperkenankan, karena SAK
ETAP menganut penilaian aset tetap berdasarkan biaya
perolehan.
• Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah.
• Selisih nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap diakui
dalam ekuitas dengan naman “Surplus Revaluasi Aset Tetap”
• Surplus revaluasi aset tetap, dapat:
• dipindahkan sekaligus ke saldo laba pada saat dihentikan
pengakuannya
• dipindahkan ke saldo laba sejalan dengan
penggunaannya oleh Entitas.
Penilaian kembali aset tetap
45 SAK ETAP – FEUI Depok
• Penyusutan dimulai ketika aset tersedia untuk
digunakan, dan dihentikan ketika aset dihentikan
pengakuannya.
Penyusutan tidak dihentikan ketika penggunaan aset
dihentikan sementara.
• Jika terdapat indikator bahwa umur manfaat aset telah
berubah, entitas harus melakukan evaluasi atas
estimasi sebelumnya.
Perubahan atas umur manfaat aset diperlakukan
sebagai perubahan estimasi akuntansi.
Penyusutan: jumlah dan periode penyusutan
24
46 SAK ETAP – FEUI Depok
• Metode penyusutan harus mencerminkan ekspektasi
dalam pola pengunaan manfaat ekonomi aset masa
depan.
• Jika terdapat perubahan pola pengunaan manfaat
ekonomi masa depan aset, maka entitas harus
menelaah ulang metode penyusutan.
Perubahan metode penyusutan harus diperlakukan
sebagai perubahan estimasi akuntansi.
Penyusutan: metode
47 SAK ETAP – FEUI Depok
Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Suatu aset
dapat diidentifikasi jika:
• dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi
terpisah atau terbagi dari entitas dan dijual, dialihkan,
dilisensikan, disewakan atau ditukar melalui suatu
kontrak, baik secara individu atau bersama-sama
• muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya.
Aset Tidak Berwujud – Pengakuan
25
48 SAK ETAP – FEUI Depok
Entitas mengukur aset tidak berwujud sebesar biaya perolehan.
• Perolehan terpisah, terdiri dari
harga beli, termasuk pajak setelah diskon dan potongan
biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam
mempersiapkan aset sehingga siap untuk digunakan.
• Dihasilkan secara internal
pengeluaran internal untuk aset tidak berwujud, termasuk
pengeluaran untuk riset dan pengembangan diakui sebagai
beban, kecuali pengeluaran tersebut merupakan bagian dari
biaya perolehan aset lainnya yang memenuhi kriteria
pengakuan dalam SAK ETAP.
Aset Tak Berwujud – Pengukuran Awal
49 SAK ETAP – FEUI Depok
• Untuk tujuan SAK ETAP, semua aset tidak berwujud
dianggap mempunyai umur manfaat yang terbatas.
• Umur manfaat aset tidak berwujud yang berasal dari
hak kontraktual atau hak hukum lainnya tidak boleh
melebihi periode hak kontraktual atau hak hukum.
• Jika entitas tidak mampu mengestimasi umur manfaat
suatu aset tidak berwujud, maka umur manfaatnya
dianggap 10 tahun.
Umur manfaat aset tak berwujud
26
50 SAK ETAP – FEUI Depok
Sewa pembiayaan jika memenuhi salah satu hal berikut:
• sewa mengalihkan kepemilikan aset pada lessee pada akhir
masa sewa
• lessee mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada harga yang
cukup rendh dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai
dapat dilaksanakan
• masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomis aset yaitu
sama atau lebih dari 75% umur ekonomis aset sewaan.
• pada awal masa sewa nilai kini pembayaran sewa minimum
sama atau lebih dari 90% nilai wajar aset sewaan
• aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang
dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.
Klasifikasi sewa
51 SAK ETAP – FEUI Depok
• Selain daripada sewa pembiayaan adalah sewa
operasi.
• Klasifikasi sewa dibuat pada awal sewa dan tidak
berubah selama masa sewa kecuali lessee dan lessor
sepakat untuk mengubah persyaratan sewa.
Klasifikasi sewa (2)
27
52 SAK ETAP – FEUI Depok
Aset dan kewajiban sewa sebesar:
• nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa ditambah nilai
residu (harga opsi) yang harus dibayar oleh lessee
pada akhir masa sewa.
Tingkat bunga adalah:
• tingkat bunga yang dibebankan oleh lessor atau tingkat
bunga yang berlaku pada awal masa sewa
Pembayaran masa sewa:
• pembayaran sewa dialokasikan sebagai angsuran
pokok kewajiban dan beban bunga.
Lessee – Sewa Pembiayaan (1)
53 SAK ETAP – FEUI Depok
Penyusutan dan amortisasi aset sewa
• sesuai dengan Bab 15 Aset Tetap dan Bab 16 Aset
Tidak Berwujud
Masa penyusutan
• jika tidak ada kepastian bahwa Lessee akan
mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa,
maka aset sewaan disusutkan secara penuh selama
jangka waktu yang lebih pendek antara masa sewa dan
umur manfaat.
Lessee – Sewa Pembiayaan (2)
28
54 SAK ETAP – FEUI Depok
Beban sewa diakui berdasarkan metode garis lurus selama
masa sewa meskipun pembayaran sewa dilakukan dalam
jumlah yang tidak sama setiap periode.
Pengungkapan:
• jumlah pembayaran sewa selama masa sewa
• jumlah beban sewa periode berjalan
• jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa
• keuntungan dan kerugian dalam transaksi sewa beli
• ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa
Lessee – Sewa Operasi
55 SAK ETAP – FEUI Depok
Jumlah penanaman neto sewa terdiri dari:
• jumlah piutang sewa
• ditambah nilai residu yang akan diterima lessor pada
akhir masa sewa
• dikurangi dengan pendapatan sewa yang belum diakui
dan simpanan jaminan
Lessor – Sewa Pembiayaan (1)
29
56 SAK ETAP – FEUI Depok
Pendapatan sewa ditangguhkan harus dialokasikan
secara konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan
berdasarkan tingkat pengembalian berkala penanaman
neto sewa.
Lessor – Sewa Pembiayaan (2)
Piutang sewa
+
nilai residu
Harga
perolehan
aset sewaan Pendapatan
sewa
ditangguhkan
57 SAK ETAP – FEUI Depok
Pendapatan sewa
• pendapatan sewa diakui dan diukur berdasarkan
metode garis lurus sepanjang masa sewa
Penyusutan dan amortisasi
• aset sewaan disusutkan dan diamortisasi sesuai
dengan Bab 15 dan Bab 16.
Lessor – Sewa Operasi
30
58 SAK ETAP – FEUI Depok
Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan
jumlahnya belum pasti.
Entitas mengakui kewajiban diestimasi jika:
• terdapat kewajiban kini sebagai hasil dari peristiwa masa lalu
• kemungkinan (lebih mungkin dibandingkan tidak mungkin)
terjadi arus keluar manfaat ekonomis pada saat penyelesaian
• jumlah kewajiban dapat diestimasi secara andal
Jumlah kewajiban diestimasi ditelaah setiap tanggal pelaporan
dan melakukan penyesuaian untuk mencerminkan estimasi
terbaik.
Kewajiban diestimasi
59 SAK ETAP – FEUI Depok
Kewajiban kontinjensi merupakan
• kewajiban potensial yang belum pasti; atau
• kewajiban kini yang tidak diakui karena mungkin terjadi,
tapi tampaknya tidak, atau jumlahnya tidak dapat
diestimasi secara andal
Kewajiban kontinjensi tidak diakui, tapi pengungkapan
diperlukan.
Kewajiban kontinjensi
31
60 SAK ETAP – FEUI Depok
• Estimasi dampak keuangan
• Indikasi adanya ketidakpastian atas jumlah atau waktu
dari pengeluaran; dan
• Kemungkinan terjadinya penggantian.
Pengungkapan – kewajiban kontinjensi
61 SAK ETAP – FEUI Depok
• Entitas Perorangan
• Persekutuan Perdata
• Firma
• CV
• Perseroan Terbatas
• Koperasi
Bentuk badan hukum entitas
32
62 SAK ETAP – FEUI Depok
Modal saham meliputi:
• saham preferen
• saham biasa
• tambahan modal disetor
• sumbangan
• agio saham
• selisih kurs modal disetor
Akuntansi ekuitas badan usaha PT
63 SAK ETAP – FEUI Depok
• Kewajiban entitas untuk membagi dividen timbul pada
saat pengumuman pembagian dividen
• Bentuk dividen:
• dividen kas
• dividen saham
berasal dari saldo laba
dicatat berdasarkan nilai wajar saham
• Konversi agio menjadi saham – bukan pembagian
dividen.
Pembagian dividen
33
64 SAK ETAP – FEUI Depok
• Penjualan barang
• Pemberian jasa
• Kontrak konstruksi
• Penggunaan aset entitas oleh pihak lain:
• bunga
• royalti atau
• penerimaan dividen
Jenis-jenis pendapatan
65 SAK ETAP – FEUI Depok
• Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar
atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima.
• Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan
dan volume pengembalian yang diperbolehkan oleh entitas.
• Untuk pembayaran tangguhan, jika merupakan transaksi
keuangan,
• maka nilai kini dari seluruh pembayaran diakui sebagai
pendapatan
• selisih nilai kini dan nilai nominal pembayaran diakui
sebagai pendapatan bunga
Pengukuran pendapatan
34
66 SAK ETAP – FEUI Depok
Pendapatan diakui jika semua kondisi berikut telah terpenuhi:
• Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan
dari kepemilikan barang kepada pembeli;
• Entitas tidak mempertahankan mengendalian efektif atas
barang yang terjual;
• Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
• Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang
berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk ke
dalam entitas; dan
• Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan
transaksi dapat diukur secara andal
Penjualan barang
67 SAK ETAP – FEUI Depok
Entitas harus mengakui pendapatan sesuai dengan tahap
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan
(biasanya disebut metode persentase penyelesaian).
Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal apabila
memenuhi semua kondisi berikut:
• Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
• Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis akan
mengalir kepada entitas;
• Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode
pelaporan dapat diukur secara andal; dan
• Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian
transaksi dapat diukur secara andal.
Penyediaan jasa
35
68 SAK ETAP – FEUI Depok
Metode yang mungkin meliputi:
• proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah
diselesaikan sampai sekarang dibandingkan dengan total
estimasi biaya;
• survey atas pekerjaan yang telah diselesaikan; atau
• penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak
kerja.
Pembayaran tahapan pekerjaan dan pembayaran di muka
yang diterima dari pelanggan seringkali tidak mencerminkan
pekerjaan yang telah selesai sampai sekarang.
Metode persentase penyelesaian
69 SAK ETAP – FEUI Depok
• Bunga harus diakui secara akrual;
• Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar
akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian yang
relevan; dan
• Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham
untuk menerima pembayaran telah terjadi.
Pengakuan bunga, royalti dan dividen
36
70 SAK ETAP – FEUI Depok
• Bunga untuk cerukan bank
• Bunga untuk pinjaman jangka pendek dan jangka
panjang
• Provisi dan beban pinjaman lainnya
• Amortisasi diskonto atau premium terkait dengan
pinjaman
• Perbedaan nilai tukar yang timbul dari pinjaman dalam
mata uang asing, dimana perbedaan ini dianggap
sebagai penyesuaian terhadap biaya bunga.
Biaya pinjaman
71 SAK ETAP – FEUI Depok
• Entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai
beban pada laporan laba rugi di periode terjadinya
• Entitas harus mengungkapkan besarnya biaya
pinjaman.
Pengakuan biaya pinjaman
37
72 SAK ETAP – FEUI Depok
Kerugian penurunan nilai terjadi ketika nilai tercatat aset
melebihi jumlah yang dapat diperoleh kembali.
Bab ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai semua
aset, kecuali untuk aset yang muncul dari Imbalan Kerja
(bab 23).
Penurunan Nilai Aset
73 SAK ETAP – FEUI Depok
Penurunan nilai
Aset Rugi penurunan nilai
Pinjaman yang
diberikan dan
Piutang
Estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih
Persediaan
Harga tercatat dibandingkan dengan harga
jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan
atau menjual
Aset lainnya Terdapat indikasi penurunan nilai – nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual
38
74 SAK ETAP – FEUI Depok
Indikasi penurunan nilai
Sumber informasi eksternal Sumber informasi internal
Nilai pasar aset menurun secara
signifikan
Tersedia bukti keusangan atau
kerusakan fisik dari aset
Terjadi perubahan negatif pada
bidang teknologi, pasar, ekonomi
atau hukum dimana entitas
beroperasi
Terjadi perubahan negatif atas
cara penggunakan aset
Tingkat suku bunga mengalami
kenaikan selama periode berjalan
Tersedia bukti pelaporan bahwa
kinerja aset memburuk
Jumlah tercatat aset bersih entitas
lebih besar dibandingkan
kapitalisasi pasarnya
75 SAK ETAP – FEUI Depok
Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yang
diberikan oleh entitas sebagai pertukaran atas jasa yang
diberikan oleh pekerja, termasuk direktur dan manajemen.
Bab 23 diterapkan untuk:
• Imbalan kerja jangka pendek
• Imbalan pascakerja
• Imbalan kerja jangka panjang lainnya
• Pesangon pemutusan kerja
Imbalan Kerja
39
76 SAK ETAP – FEUI Depok
Mengakui biaya imbalan kerja yang menjadi hak pekerja
dari jasa yang diberikan kepada entitas selama periode
pelaporan:
• Sebagai kewajiban, setelah dikurang jumlah yang telah
dibayar. Jika kontribusi > kewajiban atas jasa maka
diakui sebagai aset dibayar dimuka.
• Sebagai beban, kecuali Bab lain mensyaratkan biaya
tersebut termasuk biaya perolehan aset (misalnya
persediaan atau aset tetap).
Imbalan Kerja – kriteria pengakuan umum
77 SAK ETAP – FEUI Depok
Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja (selain
pesangon pemutusan kerja) yang terutang setelah pekerja
menyelesaikan masa kerjanya.
Contoh imbalan pascakerja:
• Tunjangan pensiun
• Imbalan pascakerja lain, seperti asuransi jiwa dan
perawatan kesehatan pascakerja
Imbalan pascakerja
40
78 SAK ETAP – FEUI Depok
Perjanjian di mana entitas memberikan imbalan
pascakerja adalah program imbalan pascakerja.
Jenis program imbalan pascakerja:
• Program iuran pasti (entitas membayar iuran tetap
kepada entitas terpisah (dana) dan tidak memiliki
kewajiban hukum, seperti segala risiko dengan pekerja)
• Program imbalan pasti (risiko aktuarial & investasi (jika
didanai) dengan entitas).
Imbalan pascakerja
79 SAK ETAP – FEUI Depok
Mengakui iuran yang terutang untuk periode berjalan sebagai:
• Kewajiban, setelah dikurangi dengan jumlah yang dibayar
• Beban, kecuali Bab lain mensyaratkan biaya tersebut diakui
sebagai bagian dari biaya perolehan aset (seperti
persediaan atau aset tetap).
Program iuran pasti
41
80 SAK ETAP – FEUI Depok
Menerapkan prinsip pengakuan umum, mengakui:
• Kewajiban yang timbul dalam program imbalan pasti
neto setelah aset program (kewajiban imbalan pasti
atau defined benefit liability)
• Mengakui perubahan neto kewajiban selama periode
sebagai biaya program imbalan pasti selama periode
tersebut
• Kewajiban aktuarial diukur menggunakan metode
projected unit credit (PUC) jika entitas mampu (tanpa
biaya dan usaha yang tidak semestinya).
Program imbalan pasti
81 SAK ETAP – FEUI Depok
• Entitas harus mengakui kewajiban atas seluruh pajak
penghasilan periode berjalan dan periode sebelumnya
yang belum dibayar (pajak kini).
• Entitas ETAP tidak mengakui adanya pajak tangguhan.
Pajak penghasilan
42
82 SAK ETAP – FEUI Depok
Transaksi yang didenominasi atau harus diselesaikan dalam
mata uang asing.
Entitas harus mencatat transaksi mata uang asing, dengan
menggunakan kurs tukar spot antara mata uang pelaporan
dan mata uang asing tersebut pada tanggal transaksi.
Kurs spot dapat berupa:
• kurs harian
umumnya mengacu ke kurs tengah BI, atau kurs pajak
• kurs rata-rata seminggu atau sebulan
hanya jika kurs tidak berfluktuasi secara signifikan
Transaksi mata uang asing
83 SAK ETAP – FEUI Depok
Entitas harus:
• menjabarkan pos moneter dalam mata uang asing
meng-gunakan kurs tanggal pelaporan;
• menjabarkan pos non-moneter yang diukur dengan
biaya perolehan historis dalam mata uang asing
menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan
• menjabarkan pos non-moneter yang diukur dengan
nilai wajar dalam mata uang asing menggunakan nilai
tukar pada saat nilai wajar ditentukan.
Selisih kurs atas penjabaran di atas diakui pada laporan
laba rugi periode terjadinya.
Pelaporan pada akhir periode