RUNTUHNVA KEPEDULIAN -...
Transcript of RUNTUHNVA KEPEDULIAN -...
YONKY KARMAN
RUNTUHNVAKEPEDULIANyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYUTSRPONMLKJIHGFEDBA
K ITIzywvutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBAA FEN OMENA BANGSA
H YANG TERJEBAK ~FORMALISME AGAMAvspomlifedaPOMKJIAK(J.IfP~
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 TahunzyutsrponmlkjihgedbaTRQPMLKHEDB2D02 tentang Hak Cipta
Llngkup flak Cipta
rasal2
I. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pcmcgang llak Cipta untuk mengumumkan atau memper-
banyak Ciptaannya. yang timbul secara oromatls sctelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa m('ngurnngi pembatasan
menu rut pcraturan perundang-undangan yang bcrlaku.
Ketentuan Pidana
Pasa172:yxwvutsrponmlkjihgfedcbaYUTSRPONMLKJIHGFEDBAI. Barang siapa dengan scngaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal J ayat II)
atau Pasal 49 ayat (I) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masmg paling singkiu 1 Isatul bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 Isatu juta rupiah). atau pidana penjara paling lama 7 (tujuhl tahun
dan/alau denda paling banyak Rp S.ooo.OOO.OOO,DO(lima Miliar rupiah).
2. Barang sfapa dengan sengaja menylarkan. memamerkan. mengedarkan. atau mcnjual kcpada umum SotHU Clptaan
atau barang hasil pelanggaran Hnk Cipta atau Hak Terkalt sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dipidana dengan
pidana pcnjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus jura rupiah).yutsrponmlkihgfedbaYVUTSRPONMLKIHEDBA
RUNTUHNVAKEPEDULIANKITA
FENOMENA BANGSAYANG TERJEBAKFORMALISME AGAMA
Yonky KarmanvspomlifedaPOMKJIA
KOMPA~PENERBIT BUKU
Jakarta, Juni 2010
..,
,,utsrponmlkihgfebaSMKD
Daftar lsi
vzywvutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
Runtuhnya Kepedulian KitaFenomena Bangsa yang Terjebak Formalisme Agarna
<02010Yonky Karman
Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia
oleh Penerbit Buku Kompas, Juni 2010
PT Kompas Media Nusantara
JI. Palmerah Selatan 26-28
Jakarta 10270
e-mail: [email protected]
K}AN 20205100048
Perancang sampul: A.N.RahmawantaFoto sampul: Julian Sihombing Sekapur Sirih vii
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagianatau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit
lsi di luar tanggung jawab Percetakan Grafika Mardi Yuana, BogeryutsrponmlkihgfedbaYVUTSRPONMLKIHEDBA
Bab Satu
Keberagamaan Minus Kesalehan Sosial
1. Robohnya Kcsalehan Sosial.. 3
2, Takut Eksistensial ",." 8
3. Sublimasi Kckerasan dalam Agarna 12
4. Devaluasi Agarna Lewat Kekerasan 17
5. Depolitisasi Terorisme 24
6. Mortifikasi Kekerasan 29
7. Tuhan Bcrpihak pada Korban 34
Bab Dua
Kehidupan dan Kematian dalam Perspektif Agama
1. Damai dan Proeksistensi 43
2. Salib Kehidupan 49
3. Merayakan Kehidupan 54
4. Merayakan Rahmat 60
5. Inklusivitas Spirit Natal... 65
viii + 176 him.; 14 em x 21 emISBN: 978-979-709-500-0
6. Mengenali Wajah Tuhan 69
7. Antropodise 74
8. Membumikan Teologi Penderitaan 79yutsrponmlkihgfedbaYVUTSRPONMLKIHEDBA
Bab Tiga
Hubungan Agama dan Negara
1. Agama Meruangkan Kebersamaan 87
2. Menggagas Pendidikan Agama Inklusif... 92
3. Wajibkah Negara Mengontrol Kehidupan Rohani Umat? 98
4. Sekitar Sila Pertama Pancasila 103
5. Bingkai Negara Ketuhanan 109
6. Defisit Pengamalan Pancasila 115
7. Meruwat Pancasila 119
8. Visi Kemanusiaan Pancasila 124
Bab Empat
Agama di Ruang Publik
1. Teologi Kebangsaan 131
2. Menyoal Politik Tubuh 136
3. Teologi Ramah Lingkungan 140
4. Politik Pangan Yusuf 144
5. Membangun Kreativitas Bangsa 148
6. Moralitas Harapan 152
7. Korupsi Manusia Indonesia 156
8. Moralitas Publik 161
9. Kepemimpinan yang Melayani ]66
Indeks 171
Biodata 175yxwvutsrponmlkjihgfedcbaYUTSRPONMLKJIHGFEDBA
vi Runtulmva Kepellull(lJ"l KltavspomlifedaPOMKJIA
v
,1.~utsrponmlkihgfebaSMKDSekapur Sirih
1
Agama di Indonesia belum dikelola baik untuk
membentuk etos bangsa. Belum menyolok korelasi
positif antara dikenal sebagai bangsa religius dan
menjadi bangsa modem, bangsa yang tinggi etos kerjanya
dan memiliki greget daJam memberantas korupsi. Seba-
gian kita malah terjebak dalam formalisme dan simbol-
isme agama, sementara esensi agama luput dari kesehari-
an. Ketika agama ditampilkan tanpa kekuatan transfor-
matifnya, masyarakat tetap tertinggal dalam kebodohan
dan kemiskinan. Jika sudah begitu, sekularisasi kerap di-
jadikan kambing hitam.
Persoalan kita tampaknya tidak sesederhana dikotomi
agama-sekularisme seperti di Barat yang kemudian menern-
puh jalan menjadi negara sekuler. Meski bukan negara
agarna, Indonesia juga bukan negara sekuler. Justru di situ
soalnya menjadi Jebih tidak sederhana. Selalu ada kete-
gangan relasi agama dan negara. Ada godaan untuk rneng-
agarnakan negara atau menegarakan agarna. Tampaknya
I,
1
1
vII
'-' '--'
para pendiri Republik telah mengantisipasi ketegangan
relasi itu dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar ne-
gara. Namun, persoalan kita kemudian bagaimana menjadi-
kan Pancasila sebagai ideologi yang hidup, bukan ideologi
yang menganggur dan tidakjalanvspomlifedaPOMKJIA(idlel. Untuk itu, diperlu-
kan kearifan dalam berbangsa dan bernegara,
Berikut adalah 32 tulisan opini di Harian Kompas
(2000-2009) terkait agarna dan moral, sesudah dengan se-
dikit perbaikan editorial, terbagi ke dalam empat bab. Bab
Pertama mempersoalkan keberagamaan minus kesalehan
sosial. Bab Kedua tentang kehidupan dan kematian dalam
perspektif agama. Bab Ketiga merupakan isu klasik sejak
republik ini berdiri yakni tentang hubungan agama dan
negara. Akhirnya, Bab Keempat menawarkan format agarna
di ruang publik. Optimis dengan potensi agarna sebagai
modal sosial.
Jakarta, Mei 2010yxwvutsrponmlkjihgfedcbaYUTSRPONMLKJIHGFEDBA
vIII Runtuhnya Kepeduhan Klta
I
,utsrponmlkihgfebaSMKD
Keberagamaan
Minus
Kesalehan Sosial
)~,
RUNTUHNVAKEPEDULIAN KITAyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYUTSRPONMLKJIHGFEDBA
FENOMENA BANGSA YANG TERJEBAK
FORMALISME AGAMA
Teks-teks keagamaan yang biasa untuk kalangan sendiri kini ditarik
ke ranah publik dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian, agama diharapkan menjadi modal sosial yang ikut
membentuk etos dan kemajuan bangsa.
Jika agama dan keberagamaan tidak disengajakan sebagai se-
buah modal sosial, agama dapat diselewengkan antara lain mem-
benarkan tindak kekerasan, yang sebenarnya bertentangan dengan
hakikat agama. Agama sejatinya memuliakan hidup dan meruangkan
kebersamaan yang saling menghidupi. Keberagamaan inklusif seharus-
nya menonjol dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, Indonesia bukan negara sekuler,
namun juga tidak perlu memihak (aliran) agama tertentu. Maka, perlu
diwaspadai politisasi dan formalisme agama. Untuk itu, Pancasila
harus menjadi acuan berbangsa dan bernegara. Pengamalannya tidak
boleh berhenti pada sila ketuhanan. Sila kemanusiaan dan keadilan
sosial harus menjadi landasan moral pembangunan. Moralitas peja-
bat publik juga harus dibenahi. Kepemimpinan bangsa juga ha-
rus berorientasi melayani rakyat. Untuk Indonesia yang lebih adil
sejahtera.
Ditulis oleh seorang Yonky Karman yang tak perlu diragukan lagi
kepakarannya dalam bidang teologi, buku ini layak dibaca setiap
orang untuk menambah wawasan dalam bidang ini. Apalagi, buku ini
ditulis dengan gaya bahasa yang ringan, sehingga enak dibaca dan
mudah dicerna siapa saja.
Yonky Karman, lahir di Jakarta, 9 Mei 1959, adalah staf pengajar
di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Pendidikan doktoral ditempuh
di Evangelische Theologische Faculteit (Leuven, Belgia). Publikasi
sebelumnya adalahzyutsrponmlkjihgedbaTRQPMLKHEDBPenderitaan, Doa, dan Kematian: Eksegese
MazmurzywvutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA88 (1998). Bunga Rampai Tea/agi Perjanjian Lama: Dari
.~~."~CY.:Kanan Hingga Doa (2004), Merayakan Hidup da/am Keberagaman:
~!til11ffidjBagaimana Bersikap di tengah Masyarakat Majemuk. (2007), danIi Kitab Rut (2009).
ISBN: 978-979-709-500-0
KQl1~Penarbit Buku
JI. Palmerah Selatan 26·28
Jakarta 10270
a-man: [email protected]
Telp. (021) 5347710. ext. 5601
5000
Runtuhnya Kepedulian Kita
KMN 20205100048