running text

51
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka memenuhi persyaratan kelulusan dan membekali para siswa yang nantinya akan terjun kedunia industri, maka para siswa ditingkat IV (empat ) SMK N 7 Semarang diwajibkan membuat Tugas Akhir Sekolah yang berupa pembuatan suatu alat/mesin yang dapat bermanfaat bagi lingkungan, baik itu lungkungan pendidikan atau lingkungan umum. Tugas Akhir Sekolah tersebut dapat dikerjakan secara individu maupun kelompok. 1.1 Alasan pemilihan judul Dalam pembuatan tugas akhir sekolah ini penyusun mengambil judul MECHATRONIC RUNNING TEXT” dengan alasan sebagai berikut : 1. Penulis dapat menerapkan ilmu yang telah didapat selama di Sekolah dan di Industri tempat melaksanakan Praktek Kerja Industri(Prakerin). 2. Penulis ingin memperkenalkan running text matrix kepada masyarakat yang selama ini sudah banyak digunakan negara-negara maju sebagai iklan. 3. Untuk menerapkan ilmu elektro, ilmu logic, dan ilmu fisika. 4. Serta dapat membantu adik kelas untuk belajar mengenai elektro dan cara pemograman dengan lebih mudah.

description

running text

Transcript of running text

Page 1: running text

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka memenuhi persyaratan kelulusan dan membekali para siswa

yang nantinya akan terjun kedunia industri, maka para siswa ditingkat IV (empat )

SMK N 7 Semarang diwajibkan membuat Tugas Akhir Sekolah yang berupa

pembuatan suatu alat/mesin yang dapat bermanfaat bagi lingkungan, baik itu

lungkungan pendidikan atau lingkungan umum. Tugas Akhir Sekolah tersebut

dapat dikerjakan secara individu maupun kelompok.

1.1 Alasan pemilihan judul

Dalam pembuatan tugas akhir sekolah ini penyusun mengambil judul

“MECHATRONIC RUNNING TEXT” dengan alasan sebagai berikut :

1. Penulis dapat menerapkan ilmu yang telah didapat selama di Sekolah dan

di Industri tempat melaksanakan Praktek Kerja Industri(Prakerin).

2. Penulis ingin memperkenalkan running text matrix kepada masyarakat

yang selama ini sudah banyak digunakan negara-negara maju sebagai

iklan.

3. Untuk menerapkan ilmu elektro, ilmu logic, dan ilmu fisika.

4. Serta dapat membantu adik kelas untuk belajar mengenai elektro dan cara

pemograman dengan lebih mudah.

Page 2: running text

2

1.2 Pengertian Tugas Akhir sekolah

Tugas Akhir Sekolah merupakan suatu kewajiban yang diberikan oleh

pihak sekolah kepada setiap siswa pada tingkat IV SMK Negeri 7 Semarang

untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dengan membuat suatu

alat yang dapat bermanfaat, bagi pembuat, sekolah dan adik kelas. Selain itu

pembuatan tugas akhir sekolah juga merupakan salah satu syarat kelulusan bagi

siswa.

1.3 Tujuan Pembuatan Tugas Akhir Sekolah

Tujuan utama dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu program sekolah untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan dan ketrampilan para siswa selama belajar di SMKN 7

Semarang

2. Sebagai sarana bagi para siswa tingkat IV untuk menerapkan ilmu dan

ketrampilan yang didapat dari belajar.

3. Sebagai syarat kelulusan bagi siswa kelas IV.

4. Untuk melatih para siswa agar dapat mengembangkan inspirasi,

kreatifitass dan skill dalam menciptakan suatu alat yang bermanfaat.

5. Untuk memantapkan ketrampilan dan menanamkan sikap selalu aktif

berkarya diri pada siswa sebagai bekal terjun ke dunia industri.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Penyusunan laporan yang baik sangat diperlukan adanya data-data yang

lengkap dan benar. Untuk itu penulis mengumpulkan data-data dengan

menggunakan beberapa metode yaitu :

Page 3: running text

3

· Metode Literatur

Melalui metode ini, penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan

seperti buku-buku panduan, literatur dari internet dan bukti tertulis

lainnya untuk mendapatkan keterangan dan gambaran secara jelas.

· Metode Demonstrasi

Untuk menempuh metode ini, penulis terjun langsung melakukan

pembuatan alat yang akan dibuat.

· Metode Observasi

Data-data yang sudah terkumpul dicatat, diamati dan dianalisa untuk

dikembangkan sehingga dapat digunakan sebagai bahan penyusunan

laporan.

· Metode Interview

Untuk mencegah kesimpangsiuran data-data yang diperoleh, maka

penulis melakukan tanya jawab secara langsung kepada pembimbing

tugas akhir dan beberapa oarng yang ahli dalam pengetahuan dibidang

elektronika khususnya running text.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulis mengatur batasan masalah dalam laporan agar

tidak terjadi pengembangan yang menyimpang dari batasan pokok dan

memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca isi laporan ini, maka

penulis memerlukan sistematika penulisa laporan. Laporan ini terdiri dari 5

bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini penyusun akan menguraikan hal-hal dasar dari

penulisan laporan pembuatan Tugas Akhir Sekolah ini, yang

meliputi

Page 4: running text

4

· Alasasn Pemilihan Judul

· Tujuan pembuatan Tugas Akhir Sekolah

· Metode pengumpulan data

· Sistematika laporan

BAB II TINJAUAN TEKNIK

Menjelaskan tentang pengertian, jenis-jenis, prinsip-prinsip

mikrokontroler, bahasa pemograman yang dipergunakan dalam

mikrokontroler dan rincian mikrokontroler.

BAB III PROSES PEMBUATAN

Dalam bab ini penyusun menguraikan bagaimana proses

pembuatan sebuah “MECHATRONIC RUNNING TEXT”

BAB IV PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN

Pada bab ini berisi tentang penjelasan cara pengoprasian

dan perawatan “MECHATRONIC RUNNING TEXT”.

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

Pada bab ini berisi tentang rencana anggaran biaya yang

merupakan rincian biaya pada proses pembuatan

“MECHATRONIC RUNNING TEXT”

BAB VI PENUTUP

Kesimpulan tentang Tugas Akhir Sekolah, Saran yang di

berikan pembuat TAS kepada sekolah tentang hasil karyanya,

Manfaat khusus dan manfaat umum yang didapat dari pengerjaan

Tugas Akhir Sekolah.

Page 5: running text

5

BAB II

TEORI DASAR MECHATRONIC RUNNING TEXT

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam hal ini pada

bidang elektronika khususnya microcontroller sangatlah pesat. Adanya

perkembangan tersebut membuat manusia untuk berfikir kreatif dalam

menciptakan suatu alat. Hal demikian juga diterapkan pada SMK Negeri 7

Semarang dengan adanya program pembuatan tugas akhir sekolah.

2.1 Sistem Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu keping IC dimana terdapat mikroprosesor dan

memori program ( ROM ) serta memori serbaguna ( RAM ), bahkan ada

beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, PLL, EEPROM

dalam satu kemasan. Penggunaan mikrokontroler dalam bidang kontrol sangat

luas dan populer. Ada beberapa vendor yang membuat mikrokontroler

diantaranya Intel, Microchip, Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain -

lain. Dari beberapa vendor tersebut, yang paling populer digunakan adalah

mikrokontroler buatan Atmel.

Mikrokontroler AVR ( Alf and Vegard’s Risc prosesor ) memiliki

arsitektur RISC 8 bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-

bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 ( satu ) siklus clock,

berbeda dengan instruksi MCS 51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu

saja itu terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur

yang berbeda. AVR berteknologi RISC ( Reduced Instruction Set Computing ),

sedangkan seri MCS 51 berteknologi CISC ( Complex Instruction Set

Computing ). Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu

keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada

dasarnya yang membedakan masing – masing kelas adalah memori, peripheral,

dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bias

dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk

Page 6: running text

6

Atmel, yaitu ATMega32. selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega32

juga memiliki fasilitas yang lengkap.

Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu AT Tiny, AVR klasik, ATMega.

Perbedaanya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas lain seperti

ADC, EEPROM dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah ATMega32.

Memiliki teknologi RISC dengan 16 MIPS pada kristal 16 MHz membuat

ATMega32 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS51.

ATMega32 memiliki fasilitas 32 KByte memori program dengan ISP,

ADC 8 kanal dengan resolusi 10 bit, RTC ( Real Time Clock ), 4 PWM

Channels, 1024 Byte EEPROM, 2 KByte RAM, 6 mode sleep yaitu idle,

ADC noise reduction, power save, power down, standby, extended standby.

Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega32 sebagai

mikrokontroler yang powerfull.

Untuk memprogram mikrokontroler dapat menggunakan bahasa assembler

atau bahasa tingkat tinggi yaitu bahasa C. Bahasa yang digunakan memiliki

keunggulan tersendiri, untuk bahasa assembler dapat diminimalisasi penggunaan

memori program sedangkan dengan bahasa C menawarkan kecepatan dalam

pembuatan program. Untuk bahasa assembler dapat ditulis dengan menggunakan

text editor setelah itu dapat dikompilasi dengan tool tertentu misalnya asm51

untuk MCS51 dan AVR Studio untuk AVR. Adapun blok diagramnya adalah

sebagai berikut :

Page 7: running text

7

Gambar 2.1 Blok Diagram ATMega32 ( www.atmel.com )

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega 32 memiliki bagian

sebagai berikut:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B,

Port C, dan Port D.

2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

Page 8: running text

8

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog Timer dengan osilator internal.

6. SRAM sebesar 2 KByte.

7. Memori Flash sebesar 32KB dengan kemampuan Read While

Write.

8. Unit interupsi internal dan eksternal.

9. Port antarmuka SPI.

10. EEPROM sebesar 1024 byte yang dapat diprogram saat operasi.

11. Antarmuka komparator analog.

12. Port USART untuk komunikasi serial.

2.1.1 Fitur ATMega 32

Kapabilitas detail dari ATMega32 adalah sebagai berikut:

1. System mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan

maksimal 16 Mhz.

2. Kapabilitas memory flash 32KB,SRAM sebesar 2 KByte, dan

EEPROM ( Electrically Erasable Programmable Read Only

Memory ) sebesar 1024 byte.

3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.

4. Portal komunikasi serial ( USART ) dengan kecepatan maksimal

2,5 Mbps.

5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.

2.1.2 Konfigurasi Pin ATMega32

Konfigurasi pin ATMega32 bisa dilihat pada gambar. Dari

gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin

ATMega32 sebagai berikut:

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu

Page 9: running text

9

Jala-jala

PLNTransformator Penyearah Penapis Peregulasi

daya.

2. GND merupakan pin ground.

3. Port A ( PA0..PA7 ) merupakan pin I/O dua arah dan pin

masukan ADC.

4. Port B ( PB0..PB7 ) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi

khusus,yaitu Timer/Counter,komparator analog,dan SPI.

5. Port C ( PC0..PC7 ) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi

khusus,yaitu TWI,komparator analog dan Timer Oscillator.

6. Port D ( PD0..PD7 ) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi

khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan

komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset

mikrokontroler.

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock ekstenal.

9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

2.2 Adaptor

Catu daya digunakan untuk mensuplay tegangan dan arus kesemua

rangkaian agar dapat berfungsi atau bekerja. Catu daya dapat diperoleh dari

tegangan jala – jala PLN yang masih dalam kondisi tegangan AC atau tegangan

DC yang sudah disearahkan lebih dahulu. Catu daya DC juga dapat berasal dari

baterai. Prinsip dasar untuk memperoleh tegangan searah ( DC ) dari PLN ( AC )

dapat digambarkan seperti gambar 2.2 ( a ), ( b ) dan ( c )

Gambar 2.2 ( a ). Diagram Blok Catu Daya

Page 10: running text

10

D1 - D2

IN 402

V out

78XXT1

2A

22OV

AC

RIPPLE

NILAI DC

V L

t

Gambar 2.2 ( b ). Rangkaian Penyearah

Gambar 2.2 ( c ). Karakteristik Tegangan DC

Tegangan bolak – balik ( AC ) berasal dari tegangan jala – jala PLN yang

akan diturunkan tegangannya dengan transformator stepdown sehingga akan

didapatkan tegangan yang dikehendaki. Tegangan yang telah diturunkan oleh

transformator tersebut disearahkan dengan penyearah ( dioda silikon ) sehingga

didapatkan tegangan searah ( DC ). Keluaran dari penyerah masih mengandung

ripple – ripple tegangan yang tidak dikehendaki, dan untuk memperkecil ripple

tegangan tersebut, dapat dilakukan dengan memasang kapasitor yang berfungsi

sebagai penapis, sehingga akan didapatkan tegangan searah ( DC ) yang lebih

baik.

Page 11: running text

11

2.3 Dot Matix

Dot matrik adalah susunan dari beberapa LED ( Light Emitting Dioda ).

Jumlah LED penyusun dot matrik tergantung dari kebutuhan untuk menampilkan

karakter tulisan. Dot matrik disini berfungsi sebagai penampil yang dapat

menampilkan semua karakter yang dibutuhkan, baik itu karakter yang berupa

angka maupun karakter yang berupa huruf. Selain itu Dot matrik juga lebih

fungsional dan relatife fleksibel ( dalam hal ukuran ) dibanding dengan penampil

yang biasa dipakai seperti seven segmen maupun LCD. Simbol dari dot matrik

dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.3 Dot Matrik 8 x 8

2.4 Dioda Pemancar Cahaya ( LED )

Pada dioda berprategangan maju elektron bebas melintasi persambungan

dan jatuh ke dalam lubang ( hole ). Pada saat elektron ini jatuh dari tingkat energi

yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah, ia memancarkan energi.

Pada dioda-dioda biasa, energi ini keluar dalam bentuk panas. Tetapi pada dioda

pemancar cahaya ( Light Emiting Dioda ) disingkat LED, energi memancar

sebagai cahaya. LED telah menggantikan lampu-lampu pijar dalam berbagai

Page 12: running text

12

pemakaian karena tegangannya rendah, umurnya yang panjang dan switch mati

hidupnya yang cepat.

Dioda-dioda bisa dibuat dari silikon, yaitu bahan-bahan yang meghalangi

pengeluaran cahaya LED berbeda. Dengan menggunakan unsur-unsur seperti

galium, arsen dan fosfor, pabrik dapat meghasilkan LED yang memancarkan

cahaya merah, hijau, kuning, biru, jingga atau infra merah ( tak tampak ). LED

yang menghasilkan pemancaran didaerah cahaya tampak amat berguna dalam

pengukuran, alat hitung ( kalkulator ) dan sebagainya. LED infra merah

pemakaiannya dijumpai dalam sistem bahaya pencurian, pegukuran, kendali jarak

jauh dan bidang-bidang lain yang memerlukan pemancaran cahaya tidak tampak.

LED mempunyai penurunan tegangan lazimnya dari 1,5 V sampai 2,5 V

untuk arus diantara 10 dan 150 mA. Penurunan tegangan yang tepat tergantung

dari arus LED, warna, kelonggaran dan sebagainya. Kalau tak ada hal lain yang

ditentukan, digunakan tegangan jatuh nominal 2 Volt pada saat memperbaiki atau

menganalisa rangkaian-rangkaian LED. Pada saat perancangan sebaiknya

memperhatikan lembaran data, karena tegangan LED mempunyai kelonggaran

yang besar.

Gambar 2.5 memperlihatkan lambang skematis untuk LED. Panah-panah

disebelah luar LED melambangkan cahaya yang dipancarkan.

Gambar 2.4 Lambang skematis LED

Biasanya arus LED berkisar antara 10 sampai 50 mA karena daerah ini

memberikan cahaya yang cukup untuk banyak pemakaian.

Page 13: running text

13

2.5 Shift Register 74HC595

Shift register atau register geser merupakan salah satu piranti fungsional

yang paling banyak digunakan didalam sistem digital. Pada IC74HC595 Data

bergeser pada positif-akan transisi dari masukan register geser jam (SHCP).Data

dalam register masing-masing akan ditransfer ke register penyimpanan pada

positif akan transisi dari masukan penyimpanan mendaftar jam (STCP). Jika

kedua jam yang terhubung bersama-sama,register geser selalu akan menjadi salah

satu pulsa clock sebelum register penyimpanan.Register geser memiliki input

serial (DS) dan standard output serial (Q7S) untuk cascading. Hal ini juga

disediakan dengan reset asynchronous (RENDAH aktif) untuk semua tahap 8

register geser. Itu penyimpanan mendaftar memiliki 8 paralel output bus 3-negara

driver. Data dalam penyimpanan register muncul pada keluaran setiap kali output

memungkinkan input (OE) adalah RENDAH.

2.5.1 Fitur 74HC595

Kapabilitas detail dari 74HC595 adalah sebagai berikut:

1. 8-bit serial input

2. 8-bit serial atau parallel output

3. Storage register with 3-state outputs

4. Shift register with direct clear

5. 100 MHz (typical) shift out frequency

6. ESD protection:

HBM JESD22-A114F exceeds 2000 V

MM JESD22-A115-A exceeds 200 V

7. Multiple package options

8. Specified from -40C to +85C dan dari -40C to +125C

Page 14: running text

14

2.5.2 Konfigurasi PIN 74HC595

Gambar 2.5 Konfigurasi pin 74HC595

Konfigurasi pin 74HC595 bisa dilihat pada gambar. Dari

gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin

74HC595 sebagai berikut:

1. Q1 merupakan parallel data output 1

2. Q2 merupakan parallel data output 2

3. Q3 merupakan parallel data output 3

4. Q4 merupakan parallel data output 4

5. Q5 merupakan parallel data output 5

6. Q6 merupakan parallel data output 6

7. Q7 merupakan parallel data output 7

8. GND merupakan ground (0 V)

9. Q7S merupakan serial data output

10. MR merupakan master reset (active LOW)

11. SHCP merupakan shift register clock input

Page 15: running text

15

12. STCP merupakan stroge register clock input

13. OE merupakan output enable input (active LOW)

14. DS merupakan serial data input

15. Q0 merupakan parallel data output 0

16. VCC merupakan supply voltage

2.6 Port Serial RS-232

Pada prinsipnya, serial ialah pengiriman data dilakukan per bit, sehingga

lebih lambat dibandingkan parallel seperti pada port printer yang mampu mengirim

8 bit sekaligus dalam sekali detak. Beberapa contoh serial ialah mouse, scanner dan

system akuisisi data yang terhubung ke port COM1/COM2.

Pada matrix running text ini menggunakan kabel port serial DB-9 sebagai

transferdata penganti tulisan. Berikut ini merupakan tampilan port pada DB-9

Gambar 2.6 Tampilan port pada DB-9

Konfigurasi yang biasanya digunakan pada komputer masa kini yaitu

Gambar 2.7 Konfigurasi port DB-9

Page 16: running text

16

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Perancangan yang terdapat pada Bab III dibagi menjadi 2, yaitu

perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak.

3.1 Perancangan Perangkat Keras

Perancangan perangkat keras meliputi:

1) Perancangan dan cara kerja sistem kontrol.

2) Hubungan antar blok sistem.

3.2 Perancangan Dan Cara Kerja Sistem Kontrol

Perancangan sistem yang dilakukan meliputi perancangan diagram blok

dan pembahasan masing-masing blok serta cara kerja sistem secara keseluruhan.

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

Page 17: running text

17

Mikrokontroler ATMega32 merupakan komponen pemroses utama yang

mengatur kerja seluruh komponen yang terdapat di dalam sistem. Pada gambar

3.1 blok diagram sistem, power supply atau catu daya mempunyai tegangan

keluaran sebesar 5 volt digunakan untuk mensupply mikrokontroller dan shift

register. Data huruf atau angka yang tersimpan pada mikro akan ditampilkan

oleh dot matrik satu per satu perkolom secara multiplexing oleh shift register. Hal

ini akan dilakukan secara berurutan pada dot matrik berikutnya sampai dotmatrik

terakhir yang terpasang. Transistor penguat arus yang digunakan disini adalah

jenis BD140, difungsikan untuk memperbesar arus pada LED dot matrik sehingga

nyala LED akan menjadi lebih terang.

3.3 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Pada sub bab ini perancangan perangkat keras (Hardware) meliputi:

· Rangkaian Catu Daya

· Rangkaian Dot Matrik

· Rangkaian ATMega32(Rangkaian Sistim Minimum)

· Rangkaian Shift Register

· Rangkaian Port Komunikasi Data

· Disain sistem Perancangan Dot Matrik

3.3.1 Rangkaian Catu Daya

Perancangan rangkaian catu daya yang digunakan sebagai catu

pada mikrokontroler dan shift register dapat dilihat pada gambar 3.2

dibawah ini:

Page 18: running text

18

Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya

Mula-mula Switch di ON kan, tegangan listrik 220V dialirkan

ke trafo bagian primer, maka terjadilah arus induksi pada trafo

tersebut. Arus induksi kemudian ditransfer kebagian sekunder trafo.

Dari kumparan sekunder mengeluarkan tegangan sebesar 12 Volt AC.

Dengan 2 buah dioda yang dipasang sejajar terhadap trafo bagian

sekunder, tegangan AC dirubah menjadi tegangan DC. Setelah

melewati dioda tersebut, tegangan positif (+) disimpan oleh kapasitor

dan kembali ke negatif (-). Setelah melewati kapasitor tegangan akan

menjadi 13 Volt DC yang disebut dengan tegangan puncak

Pada rangkaian catu daya ini dipasang sebuah regulator tetap

yaitu dengan memakai IC 7805. Tegangan output dari IC 7805 sebesar

5 Volt, dan IC 7812 sebesar 12Volt. Catu daya ini digunakan untuk

mencatu rangkaian sensor dan rangkaian mikrokontroler.

3.3.2 Rangkaian Dot Matrik

Dalam perancangan rangkaian dot matrik perlu memperhatikan

konfigurasi dot matrik yang akan digunakan sebagai penampil data

huruf, angka dan karakter yang lain.

Page 19: running text

19

Jenis dot matrik yang penulis gunakan adalah dot matrik 5x7

dengan konfigurasi sebagai berikut:

Gambar 3.3 Dot Matrik 5 x 7

Dot matrik 2088 AB, tampak belakang seperti gambar 3.4 dibawah

ini:

Gambar 3.4 Dot Matrik Tampak Belakang

Page 20: running text

20

Setelah kita mengetahui konfigurasi kaki-kaki dot matrik yang

akan digunakan sebagai penampil, maka kita bisa mengatur nyala led

yang diinginkan untuk menampilkan karakter huruf, angka, dan

tampilan-tampilan karakter yang lain.

Untuk menampilkan karakter-karakter tersebut, semuanya

akan dikontrol oleh IC mikro ATMega32 sebagai kontrol utama.

Logis yang digunakan untuk memberikan catu positif ke led - led dot

matrik diatur oleh mikro pada port D.0 sampai D.6. Sedang untuk

catu negatif dot matrik diatur oleh IC 74HC595 sebagai shift register

yang masukan data, clock dan resetnya dikontrol oleh IC mikro.

3.3.3 Rangkaian Shift Register

Shift register atau register geser merupakan salah satu piranti

fungsional yang paling banyak digunakan didalam sistem digital.

Register geser dikelompokan sebagai urutan rangkaian logika, oleh

karena itu register geser disusun dari flip-flop. Register geser

digunakan sebagai memori sementara dan untuk penggeseran data ke

kiri atau ke kanan. Suatu metode pengidentifikasian register geser

adalah bagaimana data dimuat dari unit penyimpanan.

Gambar 3.5 Rangkaian Shift Register

Page 21: running text

21

Rangkaian Shift Register diatas difungsikan untuk pengaturan

nyala led dot matrik agar tampilannya dapat diubah - ubah sesuai

dengan tampilan yang diinginkan. Pengaktifannya disinkronkan

dengan pengiriman data dari portB.0 sampai portB.2 sehingga

nantinya dapat menampilkan huruf, angka, dan karakter secara

bergeser baik kekiri, kekanan, keatas, maupun kebawah.

Shift Register ini merupakan IC TTL yang memiliki

masukkan input serial dan mengeluarkan output paralel. Jumlah Shift

Register yang dibutuhkan disesuaikan dengan jumlah dot matrik yang

dipakai.

Pada Shift register ini menggunakan IC 74LS595. Dengan

jumlah output yaitu tujuh serta satu output digunakan untuk

menghubungkan dengan shift register yang lain.

Gambar 3.6 Rangkaian shift register

Page 22: running text

22

3.3.4 Rangakaian Port Komunikasi Data

Pada rangkaian matrix running ini mrnggunakan system dimna

mempermudah dalam melakukan pergantian text yaitu menggunakan

port komunikasi RS-232 yaitu port DB-9

Gambar 3.7 Rangkaian port komunikasi data

3.3.5 Disain Sistem Perancangan Dot Matrik

Pada saat saklar power di ON kan maka arus catu mengalir

menuju ke mikrokontroler, trasistor sebagai penguat daya dan shift

register. Setelah mikrokontroler mendapat catu, maka mikrokontroler

akan langsung menginisialisasi sesuai dengan program yang telah

dibuat. Mikrokontroler akan mengirimkan data karakter ke dotmatrik

melalui transistor penguat daya secara horisontal, vertikal dan kedip.

Data karakter belum bisa tampil secara langsung sebelum transistor

yang terhubung dengan katoda dotmatrik disaklar oleh shift register.

Page 23: running text

23

Pensaklaran shift register ke transistor diatur atau dikontrol pula oleh

mikrokontroler melalui port B.1 sebagai clock, port B.2 sebagai reset,

dan port B.0 sebagai data. Sehingga karakter atau huruf agar dapat

ditampilkan maka harus ada sinkronisasi antara pengiriman data

karakter melalui port D.0 – D.6 yang diatur melalui shift register

74HC595.

Berikut adalah disain sistem perancangan dot matrik dengan penguat

daya:

Gambar 3.8 Disain Sistem Perancangan Dot Matrik

Page 24: running text

24

3.4 Perancangan Perangkat Lunak

Pada bagian perancangan perangkat lunak akan dijelaskan mengenai:

1) Cara perancangan perangkat lunak

2) Melakukan perubahan tulisan

3.4.1 Cara Perancangan Perangkat Lunak

3.4.1.1 CodeVision AVR

Code Vision AVR merupakan software compiler untuk semua

jenis mikrokontroler AVR dengan menggunakan bahasa C, bahasa yang

digunakan lebih manusiawi dari pada bahasa assembly, dengan software

ini memudahkan kita dalam memprogram suatu mikrokontroller AVR.

Install dengan mengeksekusi file setup.exe yang telah diextrak

dari file codevisionavr.zip maka akan terlihat tampilan seperti berikut :

Gambar 3.9 Instalasi CodeVision AVR

Klik Next lalu pilih I accept the agreement lalu Next lalu

masukan password lalu Next sampai proses instalasi selesai lalu Finish.

Setelah proses instalasi selesai maka software akan meminta license

Page 25: running text

25

Gambar 3.11 License

Sebelum klik import lakukan eksekusi file keygen.exe pada folder

Master codevision yang sudah diextract tadi maka tampilan akan seperti

dibawah ini.

Gambar 3.12 CodeVision AVR Keygen

Masukan Username dan company masukan serial number yang

tercantum pada License Box pada CVAVR lalu klik Make lalu pilih

Page 26: running text

26

folder untuk menyimpan file License.DAT, lalu di License Box CVAVR

klik Import lalu pilih License.DAT yang telah disimpan tadi.

3.4.1.2 Perancangan Program

Setelah instalasi selesai, jalankan program tersebut hingga tampil

program CodeVision AVR C Compiler. Untuk membuat project baru,

langkah-langkahnya ialah:

1. Pilih Menu File > New lalu Project. OK, penawaran menggunakan

Wizard pilih YA, lalu seting sesuai kebutuhan.

Gambar 3.13 New Project

2. Setelah selasai, Pilih File, lalu Generate Save and exit,lalu ketikan

nama yang kita inginkan

Page 27: running text

27

Gambar 3.11 Menyimpan Project

Gambar 3.14 Penulisan Program

3. Setelah code selesai di buat klik menu Project > Compile untuk

kompilasi project anda. Jika tidak ada kesalahan ketik , maka akan

tampil informasi sukses seperti gambar di bawah ini :

Page 28: running text

28

Gambar 3.15 Hasil Compile

4. Terakhir Anda dapat Mengisi program tersebut ke Mikrokontroller

melalui menu Tools > Chip Programmer lalu pilih Program All.

Atau tekan Shift + F9 lalu Program The Chip. Pastikan

Programmer yang anda gunakan STK200/300 Berbasis PORT

PARALLEL untuk memilih jenis Programmer pilih menu Setting >

Programmer > pilih Tanda System ASTK 200/300. Jika anda

ingin mengisi melalui USB , anda dapat menggunakan XEN-USB

Programmer.

3.4.1.3 Source Program

Berikut adalah source program menggunakan bahasa C dengan

menggunakan software compile yaitu CVAVR

/*****************************************************

This program was produced by the

Page 29: running text

29

CodeWizardAVR V1.25.9 Professional

Automatic Program Generator

© Copyright 1998-2008 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.

http://www.hpinfotech.com

Chip type : ATmega128

Program type : Application

Clock frequency : 12.000000 MHz

Memory model : Small

External SRAM size : 0

Data Stack size : 1024

*****************************************************/

#include <mega32.h>

#include <string.h>

#define pindata PORTB.0

#define clok PORTB.1

#define stb PORTB.2

#define colom 100

#include <stdio.h>

#include <delay.h>

#include "font.h"

void puts_geser(unsigned char jml,char *str);

char buffer[100];

char buff_geser[1200]; // max karakter 200 * 6

//char buff_geser_ram[53];

//char buff_diam[16];

flash unsigned char speed=245;

#define RXB8 1

#define TXB8 0

Page 30: running text

30

#define UPE 2

#define OVR 3

#define FE 4

#define UDRE 5

#define RXC 7

#define FRAMING_ERROR (1<<FE)

#define PARITY_ERROR (1<<UPE)

#define DATA_OVERRUN (1<<OVR)

#define DATA_REGISTER_EMPTY (1<<UDRE)

#define RX_COMPLETE (1<<RXC)

// USART Receiver buffer

#define RX_BUFFER_SIZE 206

char rx_buffer[RX_BUFFER_SIZE];

eeprom char text1[200];

eeprom char text2[200];

eeprom char text3[200];

eeprom char text4[200];

char textRAM[200];

eeprom unsigned int

anim1,anim2,anim3,anim4,panjang1,panjang2,panjang3,panjang4;

unsigned int pj1,pj2,pj3,pj4,an1,an2,an3,an4;

char tulisan[17];

#if RX_BUFFER_SIZE<256

unsigned char rx_wr_index,rx_rd_index,rx_counter;

#else

unsigned int rx_wr_index,rx_rd_index,rx_counter;

#endif

Page 31: running text

31

// This flag is set on USART Receiver buffer overflow

bit rx_buffer_overflow;

unsigned char df;

// USART Receiver interrupt service routine

interrupt [USART_RXC] void usart_rx_isr(void)

char status,data;

status=UCSRA;

data=UDR;

if ((status & (FRAMING_ERROR | PARITY_ERROR |

DATA_OVERRUN))==0)

rx_buffer[rx_wr_index]=data;

if (++rx_wr_index == RX_BUFFER_SIZE) rx_wr_index=0;

if (++rx_counter == RX_BUFFER_SIZE)

rx_counter=0;

rx_buffer_overflow=1;

;

;

if (rx_counter==205)

if (rx_buffer[0]=='A')

anim1=rx_buffer[1]-0x30;

an1=anim1;

panjang1=(((int)rx_buffer[2]-0x30)*100)+(((int)rx_buffer[3]-

0x30)*10)+(rx_buffer[4]-0x30);

pj1=panjang1;

for (df=0;df<200;df++)

text1[df]=rx_buffer[df+5];

Page 32: running text

32

delay_ms(1);

rx_buffer[0]='Z';

;

#ifndef _DEBUG_TERMINAL_IO_

// Get a character from the USART Receiver buffer

#define _ALTERNATE_GETCHAR_

#pragma used+

char getchar(void)

char data;

while (rx_counter==0);

data=rx_buffer[rx_rd_index];

if (++rx_rd_index == RX_BUFFER_SIZE) rx_rd_index=0;

#asm("cli")

--rx_counter;

#asm("sei")

return data;

#pragma used-

#endif

void memcopy(unsigned char t)

unsigned char j;

switch(t)

Page 33: running text

33

case 1:

for (j=0;j<200;j++)

textRAM[j]=text1[j];

break;

case 2:

for (j=0;j<200;j++)

textRAM[j]=text2[j];

break;

case 3:

for (j=0;j<200;j++)

textRAM[j]=text3[j];

break;

case 4:

for (j=0;j<200;j++)

textRAM[j]=text4[j];

break;

void kosongkan()

int p;

for (p=0;p<1200;p++)

buff_geser[p]=0xff;

Page 34: running text

34

void display_puts(char *str)

int k;

int l,m;

for (m=0;m<17;m++)

k=*str;

for (l=0;l<6;l++)

buffer[(m*6)+l]=~font[(k*6)+l];

*str++;

void display_putsf(char flash *str)

int k;

int l,m;

for (m=0;m<17;m++)

k=*str;

for (l=0;l<6;l++)

Page 35: running text

35

buffer[(m*6)+l]=~font[(k*6)+l];

*str++;

void putsf_geser(unsigned char jml,char flash *str)

int k;

int l,m;

for (m=0;m<(jml*6);m++)

buff_geser[m]=0xFF;

for (m=0;m<jml;m++)

k=*str;

for (l=0;l<6;l++)

buff_geser[(m*6)+l]=~font[(k*6)+l];

*str++;

void puts_geser(unsigned char jml,char *str)

int k;

Page 36: running text

36

int l,m;

for (m=0;m<(jml*6);m++)

buff_geser[m]=0XFF;

for (m=0;m<jml;m++)

k=*str;

for (l=0;l<6;l++)

buff_geser[(m*6)+l]=~font[(k*6)+l];

*str++;

void tampil1()

unsigned char g,b,hitung,huruf;

hitung=0;

for (b=0;b<8;b++)

stb=0;

pindata=1;clok=0;clok=1;

for(g=0;g<colom;g++)

huruf=buffer[g];

Page 37: running text

37

if (hitung==0)pindata=huruf&0x80;

if (hitung==1)pindata=huruf&0x40;

if (hitung==2)pindata=huruf&0x20;

if (hitung==3)pindata=huruf&0x10;

if (hitung==4)pindata=huruf&0x08;

if (hitung==5)pindata=huruf&0x04;

if (hitung==6)pindata=huruf&0x02;

if (hitung==7)pindata=huruf&0x01;

clok=0;delay_us(1);clok=1;delay_us(1);

//pindata=1;clok=0;clok=1;

stb=1;

if (b==1)PORTC=0b10111111;delay_ms(1);PORTC=0xff;delay_us(2);

if (b==2)PORTC=0b11011111;delay_ms(1);PORTC=0xff;delay_us(2);

if (b==3)PORTC=0b11101111;delay_ms(1);PORTC=0xff;delay_us(2);

if (b==4)PORTC=0b11110111;delay_ms(1);PORTC=0xff;delay_us(2);

if (b==5)PORTC=0b11111011;delay_ms(1);PORTC=0xff;delay_us(2);

if (b==6)PORTC=0b11111101;delay_ms(1);PORTC=0xff;delay_us(2);

if (b==7)PORTC=0b11111110;delay_ms(1);PORTC=0xff;delay_us(2);

hitung++;

//if (b==7)PORTF=0b11111111;

Page 38: running text

38

void geser(unsigned int jml_hurufr,unsigned char sped )

unsigned int p,l,n,y;

for (l=0;l<((jml_hurufr*6)+colom);l++)

y=0;

for (n=0;n<colom;n++)

if (l<colom)

if (n<colom-l)buffer[n]=0xff;y=0;

else buffer[n]=buff_geser[y];

if (l>(colom-1)&&l<((jml_hurufr*6)+colom))

buffer[n]=buff_geser[l+n-(colom-1)];

if (l>((jml_hurufr*6)+(colom-1)))

if (n<colom)buffer[n]=buff_geser[l];

else buffer[n]=0xff;

y++;

for (p=0;p<256-sped;p++)

if

(rx_buffer[0]=='A'||rx_buffer[0]=='B'||rx_buffer[0]=='C'||rx_buffer[0]=='D'

)goto EX;

Page 39: running text

39

tampil1();

EX:

void diam()

unsigned char h;

for (h=0;h<100;h++)

display_puts(textRAM);tampil1();

void jalan()

kosongkan();

memcopy(1);

switch(an1)

case 0:diam();break;

case 1:puts_geser(pj1,textRAM);geser(pj1,249);break;

void main(void)

Page 40: running text

40

PORTA=0x00;

DDRA=0x00;

PORTB=0x00;

DDRB=0xFF;

PORTC=0xFF;

DDRC=0xFF;

PORTD=0x00;

DDRD=0x00;

UCSRA=0x00;

UCSRB=0x90;

UCSRC=0x86;

UBRRH=0x00;

UBRRL=0x4D;

#asm("sei")

while (1)

jalan();

// memcopy(1);

//puts_geser(pj1,textRAM);geser(pj1,249);

//display_puts(textRAM);tampil1();

;

Page 41: running text

41

Setelah di compile menjadi file hex

: 0c0000000c9479010c9400000c9400009a

: 10000c000c9400000c9400000c9400000c94000064

: 10001c000c9400000c9400000c9400000c94000054

: 10002c000c9400000c9400000c9400000c94000044

: 10003c000c9400000c9400000c9400000c94000034

: 10004c000c9400000c940000000000000000000064

: 10005c000000000000000000000000000000000094

: 10006c000000000000000000000000000000000084

: 10007c000000000000000000000000000000000074

: 10008c000000000000000000000000000000000064

: 10009c000000000000000000000000000000000054

: 1000ac000000000000000000000000000000000044

: 1000bc000000000000000000000000000000000034

: 1000cc000000000000000000000000000000000024

: 1000dc000000000000000000000000000000000014

: 1000ec000000000000000000000000000000005fa5

: 1000fc0000000007000700147f147f14242a7f2ab5

: 10010c001227156b5472364956205000000b07000d

: 10011c00001c2241000041221c002a1c7f1c2a08c2

: 10012c00083e080800583800000808080808006055

: 10013c0060000020100804023e5149453e00427ff9

: 10014c004000724949494622414949361814127fe8

: 10015c001027454545393c4a494930017109050389

: 10016c003649494936064949291e003636000000f1

: 10017c005b3b0000081422410014141414140041b9

: 10018c002214080201510906324979413e7c1211b0

: 10019c00127c417f49493e3e41414122417f4141d0

: 1001ac003e7f494941417f090901013e4149493a94

: 1001bc007f0808087f00417f41002040413f017fbc

Page 42: running text

42

: 1001cc00081422417f404040407f020c027f7f0296

: 1001dc0004087f3e4141413e7f090909063e4141e9

: 1001ec00215e7f09192946264949493201017f01bf

: 1001fc00013f4040403f07186018077f2018207fc0

: 10020c0063140814630304780403615149454300e3

: 10021c007f41410002040810200041417f0004028c

: 10022c0001020440404040400000070b00205454a1

: 10023c0054387f28444438003844444438444428d3

: 10024c007f3854545418087e090902085454543cfd

: 10025c007f1008087000447d00002040443d0000e1

: 10026c007f10284400417f40007c047804787c088f

: 10027c0004047838444444387c14141408081414c6

: 10028c00147c7c08040408485454542400043f444f

: 10029c00443c4040207c1c2040201c3c403c403cca

: 1002ac0044281028440c5050503c4464544c440096

: 1002bc0008364100000077000000413608000201ba

: 1002cc000204022a552a552a2020202020202054be

: 1002dc00416e7961206a616469206e64612c776b70

: 1002ec00776b776b0000f894ee27ecbbf1e0fbbf6b

: 1002fc00ebbfe5bff8e1f1bde1bd8de0a2e0bb27ae

: 10030c00ed938a95e9f780e098e0a0e6ed930197ec

: 10031c00e9f7efe5edbfe8e0eebfc0e6d2e00c9404

: 10032c003402c09ac098c19ac198089523970e942c

: 10033c00b90220e030e0e0e0ef83e887af81b885d8

: 10034c00a415b50558f5ef81f885e05afd4fe0810d

: 10035c00ee83ae81e5e0ea9f800140e050e045305d

: 10036c00e0e05e0778f4d901ac53bd4ff801ec5acc

: 10037c00ff4fe491ec930f5f1f4f2f5f3f4f4f5f89

: 10038c005f4fedcf0e947302e0e0ec932f5f3f4f85

: 10039c00ef81f8853196ef83f887d0cf0e94c002a9

: 1003ac002996089524970e94b902e8e0f0e0e4153c

Page 43: running text

43

: 1003bc00f50528f50e9478020e947f02b8f4c29ad3

: 1003cc000e948602c29841e050e04932e0e05e07ac

: 1003dc0028f40e9486024f5f5f4ff7cf20e030e099

: 1003ec00e885f9853196e887f987e6cff5013196ee

: 1003fc005f016a147b0410f4aa24bb242bc0aa242a

: 10040c00bb24a614b70430f50e9478020e947f0228

: 10041c0030f4e885f9853196e887f987f7cfc29ae9

: 10042c0080df0e9473020e949a0201e010e0083201

: 10043c00e0e01e0748f4c29874df0e9473020e9429

: 10044c009a020f5f1f4ff3cf20e030e0f501319699

: 10045c005f01d7cf0e94c0022a9608956d978de157

: 10046c00a0e0b0e0e4edf2e00e94c702efefe7bbe2

: 10047c00e4bbe1bbe0e6f2e0fa93ea93fe013296cc

: 10048c00fa93ea930e945e02fe01fa93ea930e94a9

: 10049c0069022f01f201a9e0b0e00e94b1023f0114

: 1004ac0045dfe3e09e2eaa24bb247cdffecfffcfea

: 1004bc00e991f991a991b991cd0161916d9366235f

: 1004cc00e1f7fc010895a991b991ee27ff276d91f1

: 1004dc00662311f03196fbcf0895a4ecb2e0a20f85

: 1004ec00b31f089520e030e0e1e0f0e0e887f98701

: 1004fc000895e92da885b985f0e0ae17bf070895da

: 10050c000e949701f501e20ff31fee83ff83ec537a

: 10051c00fd4fe081e2bbe1e0f0e0fa93ea930e9448

: 10052c00a5022f5f3f4f0895ec91e2bbe1e0f0e0b4

: 10053c00fa93ea930e94a5022f5f3f4f0895e99129

: 10054c00f991309639f088eb9be00197f1f7a8957b

: 10055c003197c9f70895fa9ff02deb9ff00dea9fa4

: 10056c00e02df10d08955a934a933a932a931a93d6

: 10057c000a9308955d814c813b812a811981088100

: 10058c000895ac0fbd1f05900d928a95e1f7089563

: 00000001ff

Page 44: running text

44

3.4.2 Melakukan perubahan tulisan

Melakukan pergantian tulisan mengunakan communikasi pada via kabel

serial dengan program yang telah tersedia yaitu Display Matrix.exe

Gambar 3.16 Display Matrix

Ketikan tulisan yang diinginkan pada kolom yang telah tersedia, pilih jenis

animasi.

Gambar 3.17 Pergantian tulisan

Pilih setting lalu pilih port yang digunakan lalu OK, klik connect,dan Send

All.

Page 45: running text

45

3.5 Pengujian Alat

Setelah pembuatan serta perangkaian selesai dilakukan kini memulai

percobaan alat.

Gambar 3.18 Pengujian Alat

Memasukan tulisan menggunakan Display Matrix.exe sesuai pada gambar

3.15.

Gambar 3.19 Display Matrix

Page 46: running text

46

BAB IV

RENCANA ANGGARAN BIAYA

4.1 Percobaan Pembuatan Running Text

NO NAMA

BARANG SPESIFIKASI JUMLAH

HARGA

SATUAN TOTAL

1 Dot Matrix 8x8 1 Rp. 27.500,00 Rp. 27.500,00

2 Steker Unimet 1 Rp. 1.500,00 Rp. 1.500,00

3 resistor Ry2wt 5 Rp. 50,00 Rp. 250,00

4 Led merah 5mm 5 Rp. 250,00 Rp. 1.250,00

5 53+ lamp 3p220 1 Rp. 1.750,00 Rp. 1.750,00

6 PCB SC 255k 2 Rp. 1.200,00 Rp. 2.400,00

7 Capasitor 4700mf /25v 2 Rp. 2.500,00 Rp. 5.000,00

8 Capasitor 100mf /16v 2 Rp. 100,00 Rp. 200,00

9 Capasitor 1000mf /25v 2 Rp. 600,00 Rp. 1.200,00

10 Capasitor Milar 100mf 2 Rp. 200,00 Rp. 400,00

11 Dioda IN5401 4 Rp. 300,00 Rp. 1.200,00

12 IC Regulator 7805 1 Rp. 2.500,00 Rp. 2.500,00

13 IC Regulator 7812 1 Rp.2500,00 Rp. 2.500,00

14 Trafo 1A, CT 18v 1 Rp. 19.000,00 Rp. 19.000,00

15 Kabel Ly 2,5 perdana 2 Meter Rp. 4.500,00 Rp. 9.000,00

16 IC 7404 2 Rp. 2.500,00 Rp. 5.000,00

17 Dot Matrix 5x7 1 Rp. 17.500,00 Rp. 17.500,00

18 Transistor TIP 32 A 8 Rp. 2.500,00 Rp. 20.000,00

19 Transistor FCS9013 8 Rp. 250,00 Rp. 2.000,00

20 Resistor 220Ω , ½ watt 10 Rp. 50,00 Rp. 500,00

21 IC 74HC164 1 Rp. 3.000,00 Rp. 3.000,00

22 IC 74HC595 1 Rp. 2.500,00 Rp. 2.500,00

23 IC 24LS04 1 Rp. 2.500,00 Rp. 2.500,00

24 Soket IC 16pin 1 Rp. 500,00 Rp. 500,00

25 Soket IC 14pin 1 Rp. 350,00 Rp. 350,00

JUMLAH Rp. 129.500,00

Page 47: running text

47

4.2 Barang yang dipesan

NO NAMA

BARANG SPESIFIKASI JUMLAH

HARGA

SATUAN TOTAL

1 Sistem

Minimum

Komponen +

PCB 1

Rp. 1.050.000,00

2 Sistem Shift

Register

Komponen +

PCB 13

3 Rangkaian

Dot matrix

Komponen+

PCB 5

4 Rangkaian

Power supply

Komponen +

PCB 1

JUMLAH

4.3 Total Anggaran biaya

NO NAMA

BARANG SPESIFIKASI JUMLAH

HARGA

SATUAN TOTAL

1 Total

Percobaan

Komponen +

PCB

Rp. 129.500,00

2 Total yang

memesan

Komponen +

PCB

Rp. 1.050.000,00

3 Conector DB 9 pin 1

Rp.

1.500,00

Rp. 1.500,00

4 Soket

Conector

DB 9 pin 1

Rp.

1.500,00

Rp. 1.500,00

5 Cover Plastik DB 9 pin 2

Rp.

1.250,00

Rp. 2500,00

6 Kabel Tipon isi 3 2 Meter

Rp.

2.000,00

Rp. 4.000,00

7 Lem Lem bakar 4

Rp.

1.000,00

Rp. 4.000,00

8 Lem Altecho 1

Rp.

4.000,00

Rp. 4.000,00

8 IC Atmega 32 1

Rp.

95.000,00

Rp. 95.000,00

9 Cat Pylox Warna 109A 4

Rp.

20.000,00

Rp. 80.000,00

10 Mor dan Baut 3x10 20 Rp. 50,00 Rp. 1.000,00

Page 48: running text

48

11 Mor dan Baut 3x50 20 Rp. 300,00 Rp. 6.000,00

12 Mor dan Baut 3x15 40 Rp. 100,00 Rp. 4.000,00

13 Mor dan Baut 5x30 5 Rp. 200,00 Rp. 1.000,00

14 Alumunium L ½ coklat 5

Rp.

5.000,00

Rp. 25.000,00

15 Resistor 100Ω, ¼ watt 114 Rp. 25,00 Rp. 2.850,00

16 Acrilic bening 220cmx80cm ,

2mm 1 Lembar

Rp. 190.000 Rp. 190.000,00

17 Pembuatan

manual book

+ laporan

TAS

Rp.100.000,

00

Rp. 100.000,00

18 Dan lain-lain Parkir, dan

Bensin

Rp. 48.150,00

JUMLAH Rp. 1.750.000,00

4.4 Harga Jual

Setelah proses pembuatan Running Text ini selesai, maka langka

selanjutnya merencanakan harga penjualan. Rencana harga jual Running Text ini

adalah:

Harga Jual = (Total Harga+ Keuntungan 30%) + Pajak 10%

= (Rp. 1.750.000,00+ Rp. 350.000,00) + Pajak 10%

= Rp. 2.100.000,00 + Rp. 210.000,00

= Rp. 2.310.000,00

Page 49: running text

49

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam pembuatan Tugas Akhir Sekolah diperlukan kerja sama kelompok,

karena dengan kerja sama Tugas Akhir Sekolah akan cepat diselesaikan,

Disamping itu dalam pembuatan Tugas Akhir Sekolah harus ada manfaatnya dan

tujuan, maka dari itu penyusun menguraikan beberapa manfaat dan tujuan dari

Tugas Akhir Sekolah ini:

5.2 Manfaat Khusus

1. Memahami cara kerja IC beserta gerbang-gerbang yang ada dalam sebuah

IC, dapat membuat sebuah rangkaian electro secara efektif, kreatif dan

praktis, mencari letak kesalahan sebuah pemograman jika terjadi tidak

kecocokan dengan gerakan electric yang kita inginkan dan mampu

mengatasi permasalahan serta membenarkan rangkaian dan pemograman

jika terjadi kesalahan.

2. Mengembangkan potensi diri dan pengetahuan yang dimiliki agar dapat

diwujudkan dalam bentuk yang sebenarnya berdasarkan kemampuan yang

dimiliki.

3. Mengetahui cara-cara pembuatan sebuah running text yang sekarang telah

membumi dimasyarakat dunia.

5.3 Manfaat Umum

1. Sebagai salah satu program sekolah untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan dan ketrampilan para siswa selama belajar di SMK Negeri 7

Semarang.

2. Sebagai sarana bagi siswa tingkat IV untukk menerapkan ilmu dan

ketrampilan yang didapat selama belajar.

Page 50: running text

50

3. Untuk melatih para siswa agar dapat mengembangkan inspirasi dan

kreativitas dalam menciptakan alat yang berguna.

4. Untuk menetapkan ketrampilan dan menanamkan sikap selalu aktif

berkarya diri pada siswa sebagai bekal terjun ke dunia industri.

5.4 Saran

Setelah melaksanakan Tugas Akhir Sekolah, penyusun dapat mengerti

situasi dan kondisis pihak sekolah. Oleh karena itu penulis mencoba

mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Hasil Tugas Akhir Sekolah yang telah selesai agar dirawat dan

dipergunakan sebagaimana mestinya

2. Perbanyak dan mengembangkan alat-alat bermanfaat lain yang ada

hubungannya didunia industri.

3. Mewujudkan segala inspirasi yang tadinya tabu menjadi nyata berbekal

ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah disahkan selama ini

diwujudkan dalam bentuk aplikasi yang berguna dan dapat dimanfaatkan

orang banyak.

Demikian laporan hasil Tugas Akhir Sekolah tahun ajaran 2012/2013 dibuat.

Semoga laporan ini dapat menjadi panduan dan acuan untuk kegiatan yang akan

datang yang dapat dipedomani oleh siapapun dan untuk menyamakan presepsi

dalam pelaksanakan tugas.

Page 51: running text

51

DAFTAR PUSTAKA

· Xentronic Innovation

· http://www.datasheetcatalog.com/datasheets_pdf/A/T/M/E/ATMEGA32.s

html

· http://www.datasheetcatalog.com/datasheets_pdf/7/4/H/C/74HC595.shtml