rtrw kotim
-
Upload
nita-setiawati -
Category
Documents
-
view
182 -
download
17
description
Transcript of rtrw kotim
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian ruang sebagai wadah bagi kegiatan sosial-ekonomi
manusia, memiliki keterbatasan serta kesempatan ekonomi yang tidak
sama, berdampak pada sering timbulnya konflik dalam pemanfaatan
ruang wilayah. Konflik atau pertentangan pemanfaatan ruang
seringkali muncul akibat belum tertatanya ruang wilayah untuk
berbagai kegiatan secara optimal.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Timur
sebagai suatu rencana penataan ruang wilayah yang dimaksudkan
sebagai alat untuk mengarahkan dan mengendalikan pembangunan
baik yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha serta swadaya
masyarakat sehingga tercapai keterpaduan program-program sektoral
dan daerah.
Pada hakekatnya penataan ruang adalah suatu rangkaian proses siklik,
dimulai dengan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang serta
pengendalian pemanfaatan ruang. Sedangkan Rencana Tata Ruang
adalah hasil perencanaan tata ruang. Penataan ruang ini secara hukum
merupakan wewenang dan tugas pemerintah daerah, sebagaimana
ditegaskan dalam UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, wewenang
penyelenggaraan penataan ruang mencakup kegiatan pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang,
didasarkan pada pendekatan wilayah dengan batasan wilayah
administratif dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Pemerintah
daerah, dalam pelasanaan proses penyusunan rencana tata ruang
I-1
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
diberikan kebebasan untuk meminta bantuan atau memohon
pendampingan dari konsultan perencanaan.
Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan
penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur
sebagai subsistem perencanaan tata ruang diatasnya yaitu Rencana
Tata Ruang Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.
Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak di bagian barat Kota
Palangkaraya. Kabupaten Kotawaringin Timur telah mengalami
pemekaran wilayah dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun 2002
Kabupaten Kotawaringin Timur terbagi dalam 10 kecamatan, kemudian
pada tahun 2005 Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi 13
kecamatan yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kecamatan Teluk
Sampit, Kecamatan Pulau Hanaut, Kecamatan Metaya Hilir Utara,
Kecamatan Mentaya Baru/Ketapang, Kecamatan Baamang, Kecamatan
Seranau, Kecamatan Kota Besi, Kecamatan Cempaga, Kecamatan
Cempaga Hulu, Kecamatan Parenggean, Kecamatan Mentaya Hulu,
Kecamatan Antang Kalang. Kemudian pada tahun 2008 menjadi 15
kecamatan, setelah Kecamatan Telawang dan Kecamatan Bukit
Santuai masuk ke dalam bagian Kabupaten Kotawaringin Timur.
Arahan kebijakan Provinsi Kalimantan Tengah menetapkan Kabupaten
Kotawaringin Timur sebagai kawasan andalan pariwisata, pertanian
dan kelautan, serta ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).
Sehingga membutuhkan perencanaan pengembangan daerah yang
tepat ntuk mendorong dan menangani ketiga kegiatan tersebut diatas.
Lahirnya Undang-undang Penataan Ruang Nomor 26 tahun 2007
sebagai pengganti Undang-undang 24 Tahun 1992 membawa
perubahan yang cukup mendasar bagi pelaksanaan kegiatan penataan
ruang, salah satunya pada aspek pengendalian pemanfaatan ruang,
selain pemberian insentif dan disinsentif juga pengenaan sanksi yang
merupakan salah satu upaya sebagai perangkat tindakan penertiban
I-2
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
atas pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
dan peraturan zonasi.
Pengenaan sanksi ini tidak hanya diberikan kepada pemanfaat ruang
yang tidak sesuai dengan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang,
tetapi dikenakan pula kepada pejabat pemerintah yang berwenang
yang menerbitkan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang. Disamping itu, lahirnya Undang-undang 26 Tahun
2007 memberikan amanat bahwa perlu adnya penyesuaian terhadap
substansi materi dari RTRW Kabupaten dan penyeselesaian RTRW
Kabupaten harus bisa diselesaikan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun
setelah UU Penataan Ruang diterbitkan. Dengan mengacu pada
batasan waktu yang telah ditetapkan maka Kementerian Pekerjaan
Umum melakukan percepatan penyelesaian RTRW Kabupaten/ Kota di
seluruh Indonesai, termasuk Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimatan
Tengah tepatnya Kabupaten Kotawaringin Timur yaitu paling lambat
sampai akhir tahun 2011.
Melihat limit waktu yang sangat urgen tersebut, maka pada tahun
2011 Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah
Dekonsentrasi Pekerjaan Umum Bidang Penataan Ruang Kabupaten
Kotawaringin Timur mengadakan kegiatan Pendampingan Teknis
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Kotawaringin Timur dalam rangka penyelesaian dan penyesuaian
substansi materi RTRW dan Ranperda RTRW Kabupaten Kotawaringin
Timur Provinsi Kalimantan Tengah.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan RTRW Kabupaten
Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam
kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Kotawaringin Timur, antara lain adalah:
1. Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
2. Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Kawasan
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
I-3
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
3. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
4. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
5. Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
6. Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
7. Undang-undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar
Budaya;
8. Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang Ketentuan
Kepariwisataan;
9. Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
10. Undang-undang No. 5 Tahun 1983 Landasan Kontinen
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
11. Undang-undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan
Pokok-pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia;
12. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
13. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2008 tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta
Pemanfaatan Hutan;
15. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;
16. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
17. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2003 tentang
Penatagunaan Tanah;
18. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2000 tentang
Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah;
I-4
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
19. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 tentang
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;
20. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa;
21. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1985 tentang
Perlindungan Hutan;
22. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1970 tentang
Perencanaan Hutan;
23. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
24. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
25. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun
1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;
26. Peraturan Menteri PU Nomor 11/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan
Peraturan daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, beserta rencana
rincinya.
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang daerah.
28. Kepmen 15 /PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
29. Peraturan Menteri PU Nomor 16/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
30. Peraturan Menteri PU Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan
Sungai dan Bekas Sungai.
31. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.
1.3 Profil Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur
Pada sub bab ini akan disajikan profil wilayah Kabupaten Kotawaringan
Timur meliputi letak gografis dan batas administrasi, kondisi fisik
I-5
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
wilayah, kependudukan, potensi ekonomi wilayah , ketersedian sarana
dan prasarana, kodisi permukiman serta perkembangan isu-isu
strategis di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.
1.3.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi
Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu dari 13
kabupaten/kota yang ada di Propinsi Kalimantan Tengah. Secara
geografis berkedudukan pada 112˚7’ 29” - 113˚ 14’ 22” Bujur Timur
dan 1˚ 11’ 504” - 3˚ 18’ 51” Lintang Selatan, dengan luas wilayah
16.496 Km². Adapun batas-batas administrasi wilayahnya adalah
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Katingan;
Sebelah Timur : Kabupaten Katingan;
Sebelah Selatan : Laut Jawa;
Sebelah Barat : Kabupaten Seruyan.
Pada tahun 2011 Kabupaten Kotawaringin Timur terbagi atas 17
kecamatan, yang terdiri dari 15 kecamatan definitif dan 2 kecamatan
hasil pemekaran. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai
pembagian wilayah administrasi di Kabupaten Kotawaringin Timur,
dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1Nama Kecamatan dan Luas Wilayah Kabupaten
Kotawaringin Timur
KecamatanIbukota
KecamatanJumlah Desa
Luas (km²) Keterangan
Mentaya Hilir Selatan
Samuda 10 318,00
Teluk Sampit Ujung Pandaran 6 610,00
Pulau Hanaut Bapinang 10 619,00
Mentaya Hilir Utara Bagendang 7 723,00
Mtw. Baru Ketapang Ketapang 11 357,50
Baamang Baamang 6 591,00
SeranauMentaya Seberang
5 547,50
Kota Besi Kota Besi 11 1.860,21
Cempaga Cempaka Mulia 8 1.241,00
Cempaga Hulu Pundu 11 1.183,00
Parenggean Parenggean 24 1.774,0011 desa masuk Kec. Tualan Hulu
Mentaya Hulu Kuala Kuayan 17 1.766,002 desa masuk Kec. Telaga Antang
I-6
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
KecamatanIbukota
KecamatanJumlah Desa
Luas (km²) Keterangan
Antang Kalang Tumbang Kalang 30 2.975,0015 desa masuk Kec. Telaga Antang
Bukit Santuai Tb. Penyahuan 14 1.614,00
Telawang Sebabi 6 316,79
Telaga AntangTumbang Mangkup
18 -Kecamatan baru hasil pemekaran
Tualan Hulu Luwuk Sampun 11 -Kecamatan baru hasil pemekaran
Luas Total 147 16.496,00
Sumber: Kabupaten Kotim Dalam Angka, 2011
I-7
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Gambar 1.1. Peta orientasi Kab. Kotim
I-8
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Gambar 1.2 Peta Administrasi Kab. Kotim
I-9
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
1.3.2 Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur
A. Topografi
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki topografi yang
bervariasi, dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok lereng yaitu 0 –
2%, 2 – 15 % dan 15 – 40%, wilayah Kabupaten ini tidak memiliki
lahan dengan tingkat kemiringan lebih dari 40%, sebagian besar
merupakan dataran rendah 0 – 2% dengan luasan 496.367,68
Ha yang meliputi bagian selatan dan di sepanjang sungai-sungai
utama, sedangkan kelas lereng 2-15% terdapat di bagian
tengah, di belakang wilayah sungai-sungai besar dan di
sepanjang sungai-sungai kecil dengan luas kawasan lereng
503.331,89 Ha. Sedangkan Kelas lereng 15-40% terdapat di
bagian utara, terutama di wilayah yang tidak dialiri sungai.
Dilihat dari topografinya Kabupaten Kotawaringin Timur dapat
dibagi dalam 3 (tiga) zona daerah, yaitu :
Daerah pegunungan dengan ketinggian 100 – 500 m dpl.
Daerah bergelombang / berbukit dengan ketinggian 100 – 200 m
dpl
Daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 50 m dpl.
Daerah berbukit hingga pegunungan yang terdiri dari batuan
intrusi masam terdapat dibagian utara wilayah ini, sedangkan
bagian tengah sampai selatan banyak di dominasi oleh dataran
rendar. Dataran bagian tengan terdiri dari dome gambut serta
dataran rendah endapan sungai (fluvial) serta backswamp atau
rawa belakang di sepanjang aliran sungai. Dibagian selatan,
dataran rendah didominasi oleh dataran rendah endapan pantai
(fluvio marine) dan pesisir pantai. Lebih jelas topografi
Kabupaten Kotawringin Timur dapat dilihat pada gambar 1.3.
I-10
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Gambar 1.3 Peta Topografi Kab. Kotim
I-11
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
B. Kondisi Hidro-Oceanografi
B.1 Kedalaman (Batimetri)
Berdasarkan Peta Fisik Dasar Wilayah Laut dan Pesisir
Kalimantan Tengah yang dikeluarkan oleh Archiegama tahun
2001, diperoleh bahwa perairan laut Propinsi Kalimantan Tengah
secara umum memiliki kondisi batimetri yang relatif dangkal
dengan kedalaman rata-rata kurang dari 30 m.
Kedalaman yang lebih dari 30 m hanya ditemui di bagian barat
dari wilayah laut Kalimantan Tengah, yaitu pada jarak sekitar 75
km ke arah laut dari Kabupaten Kotawaringin Barat atau pada
lintang 3o45’ LS. Sedangkan ke arah timur wilayah perairan,
kedalaman ini berkurang pada garis lintang yang sama.
Kondisi batimetri perairan laut di wilayah Kabupaten
Kotawaringin Timur, umumnya dangkal dan memiliki gradasi
landai, dimana garis isobath (garis khayal yang menghubungkan
kedalaman perairan yang sama) 10 meter ditemui sekitar 10 –
20 km dari pantai. Kedalaman perairan laut dangkal rerata pada
kisaran 0,5 – 4 meter. Kondisi batimetri yang paling dalam hanya
terdapat di sekitar 70 km ke arah luar muara sungai Mentaya
dengan kedalaman sekitar 25 meter. Gradasi kedalaman pantai
bagian Timur Tenggara – Selatan Relatif sangat landai dibanding
bagian Utara – Barat, akibat pengaruh tingkat sedimentasi
ambang Sungai Mentaya yang lebih besar. Pantai dengan
gradasi relatif tajam terdapat di bagian Timur (dekat mulut
muara), sebagai akibat pengaruh gelombang laut Jawa dan arus
muara sungai yang menggeser sedimen transport ke arah lepas
pantai. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1.4.
I-12
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Gambar 1.4 Peta Batimetri Kabupaten Kotawaringin
Timur
I-13
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
B.2 Pasang Surut
Berdasarkan hasil peramalan pasang surut terhadap beberapa
stasiun lokasi di perairan pantai Kalimantan Tengah, dapat
diinformasikan variasi tunggang pasut. Hasil studi menunjukkan
tunggang pasut berkisar antara 47,35 cm di Tanjung Keluang
(Tanjung Penghujan), hingga 321,54 cm di Teluk Sampit. Secara
umum tunggang pasut terendah di perairan pantai bagian barat
dan semakin tinggi ke arah timur (lihat Tabel 1.2).
Perairan Kalimantan Tengah secara umum mempunyai tipe
pasang surut (pasut) campuran cenderung diurnal (mixed tide
prevailing diurnal). Pola kemunculan pasang surut tipe ini adalah
dalam 1 hari bisa terjadi 1 kali saat air pasang dan 1 kali saat air
surut, tetapi bisa juga terjadi 2 kali saat air pasang dan 2 kali
saat air surut dengan ketinggian antar puncak yang jauh
berbeda. Perbedaan elevasi muka laut akibat pasang surut
mampu menggerakan arus, dimana arus pasut yang sangat
umum terjadi di perairan Asia Tenggara yang berkedalaman 25 -
100 meter rata-rata kecepatannya 18,7 cm/detik untuk tipe
pasut semidiurnal, dan 11,6 cm/detik untuk tipe pasut diurnal
(Wyrtki, 1961).
Tabel 1.2Hasil Peramalan Air Pasang Tertinggi, Air Surut Terendah dan
Tunggang Maksimum Pasang Surut di Perairan Pantai Kalimantan Tengah
(PPK-ITB,2002)
No StasiunAir Pasang Tertinggi
(cm)
Air Surut Terendah
(cm)
Tunggang Maksimum
(cm)1. Tanjung Keluang (03º29’30“ LS & 110º40’00“ BT) +27,81 -19,54 47,35
2. PPI Kuala Pembuang (03º24’27,9“ LS & 112º33’33“ BT)
+98,90 -67,76 166,66
3. Tanjung Buaya (03º29’05“ LS & 112º30’49“ BT) +97,60 -66,49 164,09
4. Teluk Kotawaringin (03º00’30“ LS & 111º22’20“ BT)
+60,26 -33,42 93,68
5. Pantai Sei Bakau (02º59’19,3“ LS & 111º35’31,4“ BT)
+69,78 -39,27 109,05
6. Pantai Kubu (02º59’00“ LS & 110º45’00“ BT) +76,53 -43,60 120,13
7. Percabangan S. Kumai & S. Sekonyer (02º46’26,8“ LS & 111º42’50,9“ BT)
+75,15 -42,64 117,79
8. Pelabuhan Ujungpandaran (03º09’17,58“ LS & 113º00’33,6“ BT)
+188,79 -132,53 321,32
9. Teluk Sampit (03º00’10“ LS & 113º28’48“ BT) +188,92 -132,62 321,54
I-14
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
No StasiunAir Pasang Tertinggi
(cm)
Air Surut Terendah
(cm)
Tunggang Maksimum
(cm)10. Teluk Sebangau (03º01’24“ LS & 113º30’30“ BT) +188,91 -132,62 321,53
11. Pelabuhan Pulang Pisau (02º45’52“ LS & 114º15’1,8“ BT)
+113,66 -103,9 217,56
12. Gosong Rining (03º02’24“ LS & 114º01’17“ BT) +117,44 -98,87 216,31
13. Batanjung (03º21’19,1“ LS & 114º14’59,1“ BT) +113,67 -103,90 217,57
Catatan: Air pasang terendah dan surut terendah dihitung dari Mean Sea Level (MSL).
Pasang surut (pasut) kawasan pesisir Desa Ujung Pandaran
secara umum merupakan tipe pasut campuran dengan tenggang
pasut sekitar 31,25 cm/ jam.
Selisih pasang harian tertinggi dan terendah yang didasarkan
pada informasi penduduk setempat memperlihatkan adanya
perbedaan dalam rentang yang kecil untuk berbagai lokasi.
Kisaran selisih pasang harian tertinggi dan terendah berkisar
antara 0,80 m sampai 2,50 m.
Rerata Air Tinggi Tertinggi (ATT) perairan sekitar Ujung Pandara
berkisar antara 2,17 – 2,34 m dan rerata Air Rendah Terendah
(ART) berkisar antara 0,54 – 0,61. Kisaran selisih pasang surut
harian menunjukkan fluktuasi yang relatif besar, yaitu berkisar
antara 1,5 m – 2,5 m.
B.3 Gelombang
Kondisi gelombang suatu perairan sebagian besar dipengaruhi
oleh energi yang dihasilkan oleh tiupan angin. Kuat lemahnya
gelombang ini dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu kecepatan
angin, lamanya angin berhembus (duration), dan jarak tiupan
angin pada perairan terbuka (fetch). Tipe pantai umumnya
landai berpasir, tinggi gelombang berkisar antara 35 – 100 cm,
pecahan gelombang 300 – 850 dan periode gelombang 0,75” s/d
1’ 75”/gel. Aktivitas gelombang telah mengakibatkan abrasi
lingkungan pantai, dengan didasarkan pada temuan-temuan
lapangan antara lain terkikisnya pondasi bangunan pantai
hingga robohnya sebagian bangunan. Tinggi gelombang rerata
pada perairan pesisir berkisar antara 1 – 2 meter pada bulan
Oktober.
I-15
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Pengaruh monsun (musim barat dan timur) terhadap kondisi
gelombang dengan jelas terlihat di perairan Kalimantan Tengah.
Berdasarkan sumbernya, gelombang dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu gelombang swell (gelombang rambat yang telah
keluar dari daerah pembangkitnya, yaitu: angin) dan sea
(gelombang yang berada pada daerah pembangkitnya, yaitu:
angin). Pola umum penjalaran gelombang pada kedua musim
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Musim Timur
Pola umum arah penjalaran gelombang laut di perairan
Kalimantan Tengah mengikuti kecenderungan angin musim
yang berlaku, yaitu angin musim timur. Hasil simulasi model
menunjukkan bahwa gelombang bergerak bersesuaian
dengan pergerakan angin musim timur, yaitu dari timur
menuju barat dengan kecenderungan untuk bergerak dalam
arah tegak lurus pantai ketika gelombang mendekati pantai,
dengan tinggi gelombang perairan dalam terletak pada
kisaran 0.75 – 1 m.
Hasil simulasi spektrum gelombang pada lokasi / koordinat
(3°0’10” LS-113°28’48” BT) yang mewakili perairan
Kalimantan Tengah, mendukung pola umum karakteristik
tinggi gelombang dan arah penjalarannya seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya. Spektrum dua dimensi (2D)
Gelombang di perairan Kalimantan Tengah memberikan
informasi tinggi gelombang signifikan musim timur sebesar
0,74 m, dengan arah rata-rata datang gelombang sebesar
311° (relatif terhadap utara).
Tinjauan lebih lanjut dari spektrum 2D, memberikan informasi
perihal signifikansi gelombang sea maupun gelombang swell
terhadap pembentukan gelombang total yang terjadi pada
masing-masing perairan kajian. Di perairan Kalimantan
Tengah, kontribusi gelombang swell cukup signifikan sehingga
menyamai kontribusi gelombang sea. Informasi besar tinggi
gelombang dan arah datang, untuk gelombang sea dan swell
diberikan pada Tabel 1.3 berikut ini:
I-16
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Tabel 1.3.Kisaran Tinggi Gelombang dan Arah Datang untuk Gelombang
Sea dan Swell di Kalimantan Tengah pada Musim Timur
Gelombang Sea
Hs(m) θ (°) Hs(m) θ (°)
(Tinggi (Arah (Tinggi (Arah
Gelombang) Gelombang) Gelombang) Gelombang)
0.51 326 0.55 300
Sumber: PPK-ITB, 2002, Gelombang Swell
2. Musim Barat
Secara umum, karakteristik gelombang perairan dalam di
perairan Kalimantan Tengah menguat bersesuaian dengan
angin musim barat yang cenderung bertiup lebih kencang
dibandingkan dengan musim timur. Tinggi gelombang
signifikan di perairan Kalimantan Tengah berkisar diantara
0,75 – 2 m, dengan arah penjalaran dari barat ke timur.
Seperti halnya pada musim timur, hasil simulasi spektrum
gelombang pada musim barat untuk lokasi/koordinat yang
mewakili perairan Kalimantan Tengah mendukung pola umum
karakteristik tinggi gelombang dan arah penjalarannya.
Spektrum 2D Gelombang di perairan Kalimantan tengah
memberikan informasi tinggi gelombang signifikan musim
barat sebesar 1,11 meter, dengan arah rata-rata datang
gelombang sebesar 81° (relatif terhadap utara). Pada musim
barat peran gelombang swell dan sea cukup berimbang
kontribusinya membentuk gelombang perairan dalam di
perairan Kalimantan Tengah. Informasi besar tinggi
gelombang dan arah datang, untuk gelombang sea dan swell
pada musim barat diperlihatkan pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4Kisaran Tinggi Gelombang dan Arah Datang untuk Gelombang
Sea dan Swell di Perairan Kalimantan Tengah pada Musim Barat
I-17
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Gelombang Sea
Hs(m) Θ (°) Hs(m) θ (°)
(Tinggi (Arah (Tinggi (Arah Gelombang) Gelombang) Gelombang) Gelombang)
0.73 51 0.84 100 Sumber: PPK-ITB, 2002, Gelombang Swell
B.4 Arus Laut
Perairan Indonesia mempunyai pola arus permukaan yang
sangat dipengaruhi oleh monsun barat daya (Oktober – Maret)
dan monsun tenggara (April – September). Pengaruh kedua
monsun ini jelas terlihat di Pantai Kalimantan Tengah yang
tepatnya berada di bagian selatan dari daratan Pulau
Kalimantan. Pola arus di perairan laut Kalimantan Tengah yang
mewakili empat musim yang berbeda, dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Musim Barat Musim ini terjadi pada bulan Desember sampai
dengan bulan Februari. Pada saat ini angin bertiup dari Barat
ke Timur. Pola arus musim ini diwakili oleh simulasi arus
bulan Februari. Pergerakan arus di daerah sekitar pantai
jelas mengarah ke Timur akibat angin Barat, dan arus
bergerak ke arah barat menuju Laut Flores dan sebagian
membelok ke arah Selat Makasar. Kecepatan arus pada
bulan ini berkisar antara 0,02 – 3,0 m/detik.
b. Musim Peralihan I Musim ini terjadi pada bulan Maret sampai
dengan bulan Mei. Pada musim ini mulai terjadi peralihan
arah angin yang bergerak dari Timur ke Barat. Pola arus di
musim ini diwakili oleh simulasi arus di bulan Mei. Arah arus
menuju ke Barat walaupun nilainya masih kecil. Kondisi ini
diakibatkan oleh kekuatan angin yang relatif masih lemah,
Kecepatan arus pada bulan ini berkisar antara 0,01 –
2,6m/detik.
c. Musim Timur Musim ini terjadi dari bulan Juni sampai dengan
bulan Agustus. Kondisi angin bertiup dari Timur ke Barat.
Pada laporan ini pola arus hasil simulasi pada musim timur
diwakili oleh pola arus pada bulan Agustus. Hasil simulasi
I-18
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
model memperlihatkan bahwa kecepatan arus permukaan di
sekitar pantai lebih kuat dibandingkan arus yang terjadi
pada bulan Mei dengan arah dari Timur ke Barat. Kecepatan
arus pada bulan ini berkisar antara 0,01 – 2,0 m/detik.
d. Musim Peralihan II Musim ini terjadi pada bulan September
sampai dengan bulan November. Kondisi angin mulai
membelok ke arah Timur atau mulai terjadi peralihan dari
musim timur ke musim barat. Dengan demikian arus
permukaan di sekitar pantai yang pada awalnya bergerak ke
Barat mulai melemah dan kemudian akan membelok ke arah
Timur. Proses perubahan ini akan diikuti oleh pergerakan
massa air. Kecepatan arus permukaan pada bulan ini
berkisar antara 0,01 – 1 m/detik ( ITB 2002).
Pengukuran kecepatan arus di perairan laut Kabupaten
Kotawaringin dikakukan pada 14 titik pengamatan. Pengamatan
dilakukan pada bulan Juli 2004, dengan hasil pengamatan
seperti pada Tabel 1.5. Berdasarkan data tabel dibawah, kisaran
kuat arus di perairan laut Kabupaten Kotawaringin Timur antara
0,050 – 02,50 m/sekon.
Tabel 1.5.Kecepatan Arus di Pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur
No Kecepatan Arus (m/dtk)
Titik Pengamatan
X_easting Y_northing
1 0.250 74.298.305.133 964.711.020.4842 0.215 74.196.419.024 965.562.497.2533 0.050 73.104.782.141 966.392.141.2844 0.150 72.653.572.229 966.828.796.0375 0.050 72.304.248.427 966.122.870.8526 0.200 72.740.903.180 965.125.842.4997 0.200 71.706.463.278 964.151.700.5028 0.210 73.566.161.541 965.972.292.9619 0.050 72.783.256.587 965.936.450.486
10 0.333 72.362.600.000 964.373.900.00011 0.125 73.402.500.000 965.462.100.00012 0.118 71.108.500.000 963.903.800.00013 0.083 72.051.700.000 965.547.300.00014 0.154 72.399.900.000 967.816.600.000
Sumber : Hasil pengukuran bulan juli 2004
B.5 Temperatur Air Laut
I-19
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Berdasarkan hasil observasi bulan Juli 2004 dengan pengukuran
insitu, nilai temperatur pada titik lokasi pengamatan berkisar
dari 27,50-28,90* C. Hasil penelitian yang pernah dilakukan
pada bual oktober tahun 2000, temperatur air di perairan
Kalimantan Tengah berkisar 25,1 – 33 ºC. Sedangkan menurut
Wyrtki (1961) temperatur perairan Kalimantan Tengah dan Laut
Jawa hanya berkisar 25 – 31 ºC. Jika mengacu kepada SK Menteri
KLH No. Kep-02/MENKLH/1988 tentang baku mutu air yang
direkomendasikan untuk kegiatan budidaya dan konservasi laut,
maka perairan Kotawaringin Timur mempunyai kisaran
temperatur yang cukup baik. Kondisi kisaran temperatur
tersebut akan mendukung kehidupan organisme air, dimana
temperatur optimum untuk fotosistesis tumbuhan air adalah
berkisar 25 – 35 ºC (Sheridan dan Ulik, 1976 dalam Denie, 2000).
B.6 Salinitas
Pengukuran salinitas di lakukan secara insitu pada 14 titik lokasi
pengamatan. Besaran salinitas peraliran Kabupaten
Kotawaringin Timur berkisar 0,60 – 26,25. Penelitian terdahulu
menggambarkan nilai salinitas pada saat surut di muara sungai
besar dan pantai pesisir Kalimantan Tengah, berkisar 0 – 0,31 ‰
. Baku mutu salinitas air untuk kegiatan budidaya dan
konservasi biota laut berdasarkan SK Menteri KLH No.
Kep-02/MENKLH/1988 adalah ± 10 % alami.
C. Geologi
Geologi daerah Kabupaten Kotawaringin Timur tersusun oleh 5
jenis formasi yaitu Formasi Dahor, Formasi Kuayan, Formasi
Mentaya, Formasi Pembuang dan endapan Aluvial. Untuk lebih
jelasnya mengenai kondisi masing-masing formasi tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Formasi Dahor dapat ditemui di sebagian besar selatan
wilayah kabupaten Kotawaringin Timur tepatnya pada
bagian belakang disepanjang Daerah Aliran Sungai Mentaya.
Satuan batuan (satuan litologi) penyusun formasi Dahor ini
terdiri dari konglomerat dengan komponen fragmen kuarsif
I-20
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
dan basal berselingan dengan batu pasir, batu lempung.
Umur formasi ini diperkirakan Miosen Tengah sampai
Pleistosen, berdasarkan korelasi dengan formasi Dahor
dilembar Tewah (Sumintadipura, 1976). Tebal formasi ini
diperkirakan 300 m yang diendapkan dilingkungan paralik.
b. Formasi Kuayan terletak di bagian tengah wilayah
Kabupaten Kotawaringin Timur tepatnya di Utara. Satuan
batuan (satuan litologi) penyusun formasi Kuayan ini terdiri
dari breksi dengan komposisi andesit dan basal, aliran lava,
batu pasir tufaan dan tuf. Formasi ini tidak dapat ditentukan
umurnya, tetapi di Kalimantan Barat, Van Emmichoven
(1939) op. Cit. Margono U, dkk (1995) menemukan fosil di
formasi ini berumur Trias.
c. Formasi Mentaya terletak disekitar Kota Kuala Kuayan.
Satuan batuan (satuan litologi) penyusun Formasi Mentaya
ini dibagian bawah didominasi oleh batu pasir sedangkan
dibagian atas batu pasir arkosa berbutir halus-kasar,
terdapat struktur silang siur (cross bedding) dan gelembur
gelombang. Setempat terdapat sisipan konglomerat kuarsa
dan batu lempung yang kadang-kadang mengandung
batubara. Formasi ini diendapkan pada kala Eosen-Oligosen
dalam lingkungan pengendapan litoral, setempat berupa
rawa-rawa.
d. Formasi Pembuang terletak dibagian selatan wilayah
Kabupaten Kotawaringin Timur, terutama di sekitar
Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau
Hanaut. Satuan batuan (satuan litologi) penyusun Formasi
Pembuang ini terdiri dari batupasir karbonan (carbonaceous
sandstone), konglomerat (conglomerate), batulanau
(siltstone), batu lempung (claystone) dan gambut (peat).
e. Endapan aluvial, tersusun oleh endapan delta (deltaic
deposit) dan endapan klastika tak terpisahkan
(undifferenttiated clastic deposit). Endapan delta terdiri dari
pasir kasar-halus (coarse to fine grained sands), lanau (silt)
dan lumpur (mud). Sedangkan endapan klastika tak
I-21
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
terpisahkan terdiri dari pasir (sand), lanau (silt), lempung
(clay) dan gambut (peat). Struktur geologi yang terdapat di
Kabupaten Kotawaringin Timur adalah struktur
sesar/patahan (fault) dan kekar (join). Struktur patahan
dapat memicu terjadinya bencana alam geologi. Daerah
yang rawan terhadap bencana alam geologi ini antara lain
Kecamatan Mentaya Hulu karena pada daerah ini terdapat
struktur sesar/patahan. Potensi pertambangan bahan galian
yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur antara lain
batubara, bijih besi, emas primer (dengan asosiasi mineral
perak dan atau mineral tembaga timah hitam atau seng),
emas sekunder, kwarsa kristal (termasuk kecubung atau
amethist), bentonit, kaolin, pasir kwarsa, granit, basalt,
gambut, dan tanah liat.
Selain itu, Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari berbagai
macam batuan, endapan, dan di beberapa bagian terdapat
sesar. Struktur geologi tersebut mengakibatkan wilayah ini
memiliki cukup banyak potensi bahan galian tambang yang
dapat dimanfaatkan, baik bahan galian A, B, maupun C. Bahan-
bahan galian yang banyak terdapat di wilayah ini meliputi
batubara, air raksa, emas, kaolin, bijih besi, pasir kwarsa, granit,
gambut, bauksit, dan lain-lain. Potensi bahan galian ini tersebar
hampir di seluruh wilayah.
Gambar 1.5 Peta Geologi Kabupaten Kotawaringin Timur
I-22
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
D. Fisiografi
Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dibagi ke dalam beberapa
wilayah fisiografis, yaitu:
1. Dataran rendah, endapan pantai
Wilayah ini terdapat di tepi pantai, tepatnya pantai yang
berbatasan dengan Laut Jawa, yang berjarak 2-5 km dari
pantai. Dataran ini terbentuk dari hasil pengendapan pantai,
yang berupa tanah kering atau sedikit tergenang dan
memiliki tekstur kasar.
2. Dataran rendah, endapan sungai
Wilayah ini terdapat di tepian sungai yang berbelok-belok
(meander) atau danau kecil. Letaknya agak tinggi, namun
I-23
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
kadang-kadang tergenang dan banjir akibat limpahan air
sungai. Dataran ini bertekstur tanah sedang sampai halus.
Seluruh wilayah dataran rendah, baik yang berupa endapan
sungai maupun endapan pantai, masih dipengaruhi oleh
pasang surut air laut.
3. Lahan gambut
Wilayah ini terletak di belakang wilayah endapan sungai
(levee), yang terbentuk akibat hutan rawa monoton telah
mencapai klomaks, sehingga terbentuk gambut yang
cembung (dome).
4. Dataran rendah, batuan endapan pantai
Wilayah ini terletak agak ke hilir/tengah, terutama di sekitar
Sungai Mentaya. Dataran ini membentang dari Pangkalan
Bun sampai Palangkaraya terus ke timur. Pada wilayah ini air
sulit mengalir keluar karena wilayah ini sangat datar,
sehingga pada beberapa tempat drainase agak terhambat.
Dataran ini memiliki tekstur tanah yang kasar.
5. Pegunungan/perbukitan batuan intrusi masam
Wilayah ini merupakan daerah patahan (told) dan lipatan
(fault), terdapat di bagian hulu. Bentuk wilayah ini berbukit
dan bergunung, yang didominasi oleh batuan endapan pasir
dan liat dan diselingi dengan batuan intrusi yang umumnya
masam.
6. Delta/Pulau
Merupakan daratan dengan luasan yang kecil di tengah laut
maupun sungai.
7. Lain-lain
Bagian yang termasuk lain-lain adalah tubuh air, diantaranya
danau dan rawa, yaitu merupakan depresi atau cekungan
yang airnya masih dalam. Pada daerah ini belum sempat
terbentuk gambut.
I-24
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Kabupaten Kotawaringin Timur didominasi oleh pegunungan/
perbukitan intrusi masam dan dataran rendah batuan pantai.
Pegunungan atau perbukitan terdapat pada bagian utara
wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Pegunungan/perbukitan tersebut terdiri dari batuan intrusi
dan endapan masam, sehingga memiliki kendala dalam
pembudidayaan lahan.
Dataran rendah endapan pantai banyak ditemui pada bagian
tengah dan pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur. Selain
dataran rendah dengan batuan pantai, pada bagian tengah
Kabupaten Kotawaringin Timur juga memiliki kondisi fisiografis
yang terdiri dari dome gambut, serta dataran rendah endapan
sungai dan backswamps di sepanjang aliran sungai. Sedangkan
pada bagian selatan, fisiografis wilayahnya merupakan dome
gambut dan dataran rendah endapan sungai. Pada bagian
pesisir fisiografis wilayahnya terdiri dari dataran rendah endapan
pantai. Kendala yang dihadapi Kabupaten Kotawaringin Timur
terutama dalam membangun saluran air, dimana air sulit
mengalir keluar serta kadang-kadang tergenang dan banjir.
E. Klimatologi
Kondisi iklim Kabupaten Kotawaringin Timur termasuk beriklim
tropis basah (lembab) dengan tipe B (menurut Schmidt dan
Ferguson) dengan kelembaban nisbi berkisar antara 82% – 89%
dan suhu rata-rata bulanan berkisar antara 27˚C - 36˚C.
Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan kabupaten dengan
curah hujan bervariasi. Pada daerah pedalaman kecenderungan
curah hujannya tinggi sedang dikawasan pantai memiliki curah
hujan sedang. Jumlah curah hujan rata-rata di wilayah
kabupaten ini berkisar antara 1.934 mm/tahun.
F. Jenis Tanah
Untuk seluruh wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri
dari tiga jenis tanah yang terbagi dalam tiga bagian geografis.
Di pesisir atau di bagian Selatan terdiri dari Alluvial Marine yang
I-25
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
memiliki kandungan hara rendah. Sedang di bagian tengah
sebagian besar jenis tanahnya adalah Podsol air tanah, Podsol
Kuning dan Alluvial Gleihumus yang berada di sepanjang sungai.
Wilayah ini memiliki kendala pada drainase yang terhambat.
Sedang di bagian utara sebagian besar jenis tanahnya adalah
Podsolik Merah Kuning, Regosol dan Litosol. Wilayah ini terdiri
dari batuan, sebagian bersibat masam. Memiliki kandungan
hara yang rendah dan berbukit-bukit.
Kemampuan tanah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu kondisi lereng, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah,
drainase erosi serta faktor pembatas lainnya. Secara umum
kondisi kemampuan tanah di Kabupaten Kotawaringin Timur
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Sepanjang aliran Sungai Mentaya memiliki kedalaman efektif
tanah lebih dari 90 cm, bertekstur sedang, tergenang secara
periodik dan tidak ada erosi.
b. Dibagian barat wilayah kabupaten yang meliputi Kecamatan
Mentawa Baru Ketapang, Mentaya Hilir Utara, Baamang dan
Kotabesi memiliki kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm,
bertekstur sedang, tidak pernah tergenang dan tidak ada
erosi.
c. Semakin ke utara kemampuan tanah di Kabupaten
Kotawaringin Timur memiliki kedalaman efektif tanah lebih
dari 90 cm, bertekstur halus, tidak pernah tergenang dan
tidak ada erosi.
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah
sebagai berikut :
Bagian Selatan
Sebagian besar jenis tanahnya adalah organosol dan alluvial
glei humus yang memiliki kendala pada drainase yang
terhambat namun memiliki kandungan unsur hara yang baik.
Di bagian pesisir terdiri dari alluvial marine yang memiliki
kandungan unsur hara rendah.
Bagian Tengah
Sebagian besar jenis tanahnya adalah podsol air tanah,
podsol kuning dan alluvial gleihumus yang berada di
I-26
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
sepanjang sungai. Wilayah ini memiliki kendala drainase
yang terhambat.
Bagian Utara
Sebagian besar jenis tanahnya adalah podsolik merah
kuning, regosol dan litosol. Wilayah ini terdiri dari batuan,
sebagian bersifat masam, memiliki kandungan harayang
rendah dan berbukit-bukit.
Gambar 1.6Peta Jenis Tanah Kabupaten Kotawaringin
Timur
I-27
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
G. Hidrologi
Secara umum pola sungai di Kotawaringin Timur adalah pola
dendritik dimana salah satu sifat utamanya adalah apabila
terjadi hujan merata di seluruh daerah aliran sungai, maka
I-28
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
puncak banjirnya akan demikian tinggi hingga mempunyai
potensi besar untuk menggenangi daerah-daerah yang ada di
sekitar aliran sungai, khususnya di bagian hilir sungai.
Dalam Wilayah Kotawaringin Timur terdapat 6 buah sungai besar
yang mengalir dari utara ke selatan dan bermuara di laut Jawa,
yang dapat digunakan sebagai sumber air maupun sebagai
prasarana transportasi. Keenam sungai tersebut dapat dilayari
oleh sarana perhubungan seperti kapal, speed boat, dan long
boat. Air sungai tersebut telah dimanfaatkan oleh penduduk
untuk mandi, cuci, kakus (mck), air minum, serta persawahan.
Selain air sungai, penduduk juga memanfaatkan air tanah.
Menurut RUTR Kotawaringin Timur Tahun 1992 kedalaman air
tanah berkisar antara 1 sampai 7 meter pada sistem lahan
dataran (wilayah pengamatan pada Kecamatan Parenggean,
Seruyan Hilir, dan Mentawa Baru), sedangkan pada sistem lahan
perbukitan kedalaman air tanah lebih dari 7 meter.
Tabel 1.6Nama-nama Sungai Besar di Kabupaten Kotawaringin Timur
NNo
Nama SungaiPanjang
(Km)
Panjang yang dapat dilayari
(Km)
Kedalaman (Km)
Lebar (m)
1 Mentaya 400 270 6 400
2 Cempaga 42 38 6 250
3 Sampit 46 40 6 200
4 Kuayan 48 40 6 200
5 Kalang 18 18 3 200
6 Seranau 21 21 3 200
Sumber: RTRW Pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur, 2001
Diantara keenam sungai tersebut Sungai Mentaya merupakan
sungai terbesar Kotawaringin Timur. Sungai ini mengandung
Podsolik di bagian atasnya, terdiri dari batuan sedimen, pasir,
dan alluvium. Pada daerah pesisir berrawa dengan permeabilitas
tinggi. Panjang Sungai Mentaya adalah 350 Km, yang dapat
I-29
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
dilayari 300 Km, kedalaman rata-rata 6 meter dan lebar adalah
300 meter dengan anak sungai :
Anak sungai Sampit panjang 75 Km
Anak sungai Cempaga panjang 100 Km
Anak sungai Seranau panjang 75 Km
Anak sungai Tualan panjang 80 Km
Anak sungai Kuayan panjang 100 Km
Anak sungai Kalang panjang 65 Km
Sungai Mentaya merupakan sumber air bagi penduduk di sekitar
aliran Sungai Mentaya. Namun sungai ini dapat menimbulkan
genangan pada daerah sekitarnya, baik tergenang secara
periodik maupun tergenang sepanjang tahun.
Gambar 1.7................................................................................Peta Hidrologi di Kabupaten Kotawaringin Timur
I-30
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
H. Penggunaan Lahan
Pola Penggunaan Lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur
meliputi pertambangan, sawah, ladang, kebun campuran, rawa
I-31
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
semak belukar, rawa belukar, tanah tebuka, lahan transmigrasi,
tubuh air dan lain–lain. Hingga saat ini penggunaan lahan
terbesar di Kabupaten Kotawaringin Timur meliputi Hutan
sebesar 411.898 Ha atau 24,97% dari luas wilayah kabupaten
dan semak belukar sebesar 372.713 Ha (22,59%). Penggunaan
untuk permukiman relatif sangat kecil yaitu hanya 4.148 Ha
(0,25%), sawah sebesar 39.762 Ha (2,41%) dan perkebunan
174.186 Ha (10,56%). Permukiman yang ada pada umumnya
tersebar di kota, pusat-pusat kecamatan dan desa sepanjang
aliran sungai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 1.8.
Dari tahun 2002-2004 tidak ada perubahan pada pemanfaatan
lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur, pemanfaatan lahan
terbesar masih hutan belantara yakni 69,52% dari luas
Kalimantan Tengah kemudian pertanahan 21,72% dari luas
Kalimantan Tengah, diikuti rawa-rawa, sungai, danau dan air
lainnya. Pada tahun 2008 pemanfaatan lahan pada Kabupaten
Kotawaringin Timur lebih bervariasi dari 4 jenis pemanfaatan
lahan menjadi 15 jenis pemanfaatan lahan. Pemanfaatan lahan
yang paling mendominasi pada tahun 2008 adalah hutan
belantara yakni 24,97% dan semak belukar 22,59% kemudian
perkebunan, hutan rawa, rawa belukarsekitar 10% terhadap luas
Kalimantan Tengah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel
1.7.
Tabel 1.7Luas Penggunaan Lahan Tahun 2011
Uraian Luas (Ha) % Terhadap Luas Kabupaten Kotim
Hutan 411.898 27,91
Hutan Mangrove 10.001 0,68
Hutan Rawa 187.766 12,72
Perkebunan 174.186 0,01
Permukiman 4.148 0,28
Pertambangan 7.534 0,51
Sawah 39.762 2,69
Ladang 12.411 0,84Kebun Campuran
31.419 2.12
Semak Belukar 372.713 25,26
Rawa Belukar 174.359 11,82
I-32
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Uraian Luas (Ha) % Terhadap Luas Kabupaten Kotim
Tanah Terbuka 83.599 5,67
Transmigrasi 25.719 1,74
Tubuh Air 12.898 0,87
Lain-lain 101.187 6,86
Jumlah 1.475.588 100,00 Sumber : Kotim Dalam Angka
Gambar 1.8Peta Tutupan Lahan Kabupaten Kotawaringin
Timur
I-33
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
I. Ekosistem Wilayah Pesisir
I.1 Ekosistem Mangrove
I-34
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Ekosistem Hutan mangrove di Pesisir Kotawaringin Timur
meliputi type/bentuk pantai; bentuk muara sungai/laguna dan
bentuk pulau. Hutan mangrove ini merupakan habitat alami ikan
dimana berfungsi sebagai tempat pemijahan ikan atau biota laut
lainnya, perlindungan terhadap kehidupan pantai dan laut
disamping sebagai pelindung pantai dari pengikisan air laut dan
pelindung usaha budidaya di belakangnya. Sebaran hutan
mangrove di pesisir Kotawaringin Timur terdiri dari hutan
mangrove primer terdapat di Kecamatan Teluk Sampit seluas
7.295 Ha (82,51 %) dan kecamatan Pulau Hanaut seluas 1.546
Ha (17,49 %), sedangkan hutan mangrove sekunder hanya
terdapat di Kecamatan P. Hanaut seluas 1.160 Ha (100 %).
Di wilayah Pesisir dan Laut Kotawaringin Timur mempunyai jenis
–jenis flora dan fauna yang beragam baik ukuran maupun jenis.
Jenis-jenis flora diantaranya adalah bakau, cemara laut, jambu
mete, kelapa, nipah dan galam serta jenis tumbuhan yang hidup
sebagai semak belukar. Tumbuhan yang hidup di perairan yang
tergolong plankton terutama chlorophyta, cyanophyta,
diatomae, pyropphyta.
Jenis fauna yang ditemukan antara lain : Bekantan, siamang,
ular rawa, burung elang, udang (Penaeus monodon), udang
manis (Penaeus semisulcatus), udang putih ( Penaeus
merguensis), kepiting (Sclla serrata), rajungan (Portunos
pelagicus), dan kerang-kerangan. Jenis ikan yang ditemukan
antara lain : ikan kakap (Lates calcarifer), tembang (Sardinella
longicep), tenggiri (Scomberomerus commerson), bambangan
(Lutjanus malabaricus), kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta),
kembung perempuan (Rastrelliger neglectus), belanak
(Valamugil speigleri), bawal putih (Pampus argentus), tongkol
(Auxis thazard), pari kembang (Orygon sepha), pari burung
(Actomyles nichofie), cucut hiu (Hermigaleus balfouri),
sembilang (Plotosus cavius), telang (Scomberomerus guttalus),
selungsungan (Scomberomerus australosius), selangat
(Dhorosoma chacunda) dan bandeng (Channos channos).
Ekosistem mangrove dapat dibedakan dalam tiga tipe utama,
bentik antai/delta, bentuk muara sungai/laguna, dan bentuk
I-35
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
pulau. Ketiga tipe tersebut terwakili di sebagian besar wilayah
Kabupaten Kotawaringin Timur. Hutan mangrove merupakan
ekosistem yang paling produktif dan merupakan sumber hara
untuk perikanan pantai. Hutan ini menyokong kehidupan
sejumlah besar sepesies binatang dengan menyediakan tempat
berbiak, berpijah, dan makan. Spesies tersebut meliputi
berbagai jenis burung, ikan, kerang dan krustasea seperti udang,
kepiting. Hutan bakau juga berfungsi sebagai pelindung pantai
dan penstabilisasi serta berperan sebagai penyangga pencegah
erosi yang disebabkan oleh arus, gelombang, dan angin. Mereka
juga memainkan peranan penting sebagai pengendali banjir dan
pemelihara permukaan air di bawah tanah.
Ada tiga tipe akar yang biasa dijumpai pada hutan mangrove,
yaitu akar lutut, akar nafas dan akar tunjang. Jenis hutan
mangrove (bakau) yang ditemukan di pesisir wilayah Kabupaten
Kotawaringin Timur. Secara langsung atau tidak langsung, hutan
mangrove melindungi dan menyediakan makanan bagi
komunitas binatang, termasuk burung-burung pantai dan
banyak organisme laut. Hutan mangrove mempunai fauna yang
kaya akan udang-udangan yang besar dan moluska, juga
merupakan tempat yang penting untuk memijah dan pembibitan
bagi udang dan banyak jenis ikan pelagis bernilai komersil
penting.
Jenis mangrove yang dominan ditemukan pada kawasan pesisir
pantai kotawaringin Timur terdapat disebelah timur (pesisir teluk
sampit) antara lain Api-api (Avicennia alba) dan baku-bakauan
(Rhizophora spp.). Sementara dibagian ujung timur didominasi
jenis cemara laut. Pada pantai sebelah barat jenis nipah
(Nympae, sp.) mendominasi vegetasi mangrove sebelah dalam,
sementara pada arah keluar mendekati pantai, jenis Api-api
(Avicennia alba) dan bakau-bakauan (Rhizophora spp.). yang
lebih dominan. Bagian kawasan pantai paling luar yang
berbatasan dengan laut umumnya berpasir dan tidak ditumbuhi
vegetasi.
I-36
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Pada kawasan Timur Selatan tidak ditemukan komunitas
mangrove yang berarti, sedangkan pada sebelah utara teluk
sampit terdapat endapan/sedimen lumpur yang mulai ditumbuhi
oleh vegetasi mangrove secara alamiah dari jenis Api-api dan
bakau. Dipantai barat, sedimenasi yang cukup kuat juga terjadi
sehingga mendangkalkan lingkungan dermaga tradisional milik
masyarakat setempat dan pertumbuhan komunitas mangrove
yang cukup besar dari jenis api-api, bakau, rambai. Bibit
mangrove yang tumbuh disebelah utara teluk sampit berpeluang
besar berasal dari pantai barat teluk sampit yang cukup rapat
ditumbuhi beberapa mangrove.
I.2 Ekosistem Terumbu Karang (Coral Reefs)
Komunitas terumbu karang tidak ditemukan pada perairan laut
dangkal (pesisir) dalam wilayah kajian. Berdasarkan informasi
nelayan, komunitas terumbu karang ditemukan sekitar 3 mil dari
pantai, namun demikian keberadaan terumbu karang harus
diperhatikan karena selain sebagai komunitas penting dalam
ekositem perairan laut (sebagai habitat berbagai jenis biota laut,
nursery area, pawning area serta feeding area dan bernilai
ekonomi penting, juga memiliki nilai ekologis penting sebagai
natural barrier bagi daratan karena fungsinya menjadi breaker
water yang melindungi daratan dari peluang abrasi gelombang.
I.3 Estuaria
Estuaria adalah daerah litoral yang agak tertutup (teluk) di
pantai, tempat sungai bermuara dan air tawar dari sungai
becampur dengan air asin dari laut, biasanya berkaitan erat
dengan pertemuan perairan sungai dengan air laut.
Produktivitas estuaria dan lautan dangkal sekitar pantai
menunjang perikanan pantai yang sangat kaya. Sungai Mentaya
secara terus menerus membawa endapan, mineral dan zat-zat
hara ke dalam estuaria, memperbaharui bahan-bahan yang
hilang untuk memelihara produktivitas yang tinggi. Produktivitas
estuaria lebih dari dua kali yang didapatkan kebanyakan
ekosistem darat dan dua puluh kali lebih besar dari pada
samudra terbuka (laporan ITB tahun 2002).
I-37
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
J. Potensi Rawan Bencana
J.1 Banjir
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki daerah yang berpotensi
rawan bencana banjir, yaitu Kecamatan Baamang, Mentawa
Baru Ketapang, Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, dan
Teluk Sampit. Kecamatan-kecamatan ini terletak di dataran
rendah yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Selain itu, kecamatan-kecamatan ini terletak bagian hilir sungai,
dimana pola sungai di Kotawaringin Timur adalah pola dendritik
dimana salah satu sifat utamanya adalah apabila terjadi hujan
merata di seluruh daerah aliran sungai, maka puncak banjirnya
akan demikian tinggi hingga mempunyai potensi besar untuk
menggenangi daerah-daerah yang ada di sekitar aliran sungai,
khususnya di bagian hilir sungai.Selain kecamatan-kecamatan di
daerah hilir sungai, kecamatan yang berpotensi rawan bencana
banjir yaitu Kecamatan Cempaga Hulu, Mentaya Hulu, dan
Parenggean.
Lokasi genangan yang terjadi di sekitar Kota Sampit meliputi :
1. Jalan MT. Haryono, daerah sekitar RSUD Dr. Murjani, sekitar
BKKBN dan Jalan Jeruk;
2. Jalan Semangka, Jalan Nangka dan Jalan Plautan;
3. Jalan Nanas, Jalan Manggis, Jalan Pinang dan Jalan Anggur;
4. Jalan DI. Panjaitan, Jalan Sirsak, dan Jalan Langsat;
5. Serta Jalan H. Imbran, Jalan Tembaga Kuning, Jalan Kuningan
dan Jalan Kopi Selatan.
J.2 Kebakaran Hutan dan Lahan
Bencana alam yang kerap terjadi di Kabupaten Kotawaringin
Timur adalah kebakaran lahan. Dari tahun 2005 hingga tahun
2009 terdapat sejumlah titik kebakaran yang tersebar di seluruh
kecamatan. Puncaknya terjadi pada tahun 2006, terdapat 2002
hotspot, yang terbesar terjadi di Kecamatan Mentaya Hilir Utara.
Namun pada tahun 2009 terjadi penurunan menjadi 366 hotspot.
Untuk tahun 2009 Kecamatan Antang Kalang, Bukit Santui, Teluk
Sampit dan Cempaga Hulu mempunyai titik hotspot lebih
I-38
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
dibanding kecamatan-kecamatan lain. Jumlah hotspot per
kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.8.
Tabel 1.8Jumlah Hotspot per Kecamatan Tahun 2005 – 2009
KecamatanJumlah Hot Spot
2005 2006 2007 2008 2009Antang Kalang 13 227 112 46 61Bukit Santui 5 189 67 21 55Mentaya Hulu 17 76 55 10 12Parenggean 43 114 71 22 24Cempaga Hulu 8 108 41 4 31Cempaga 0 56 18 25 9Telawang 6 147 29 4 9Baamang 0 58 9 1 29MB. Ketapang 2 228 10 5 15Seranau 0 26 20 3 8Mentaya Hilir Utara 7 387 23 0 25Mentaya Hilir Selatan 2 96 1 0 14Pulat Hanaut 5 27 5 0 28Teluk Sampit 0 202 0 0 30Kota Besi 0 61 21 17 16
Jumlah 108 2002 482 158 366Sumber : Dinas Kehutanan
H.3 Rawan Abrasi
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki daerah yang berpotensi
rawan bencana abrasi, yaitu kawasan pesisir pantai di wilayah
Kecamatan Pulau Hanaut dan Kecamatan Teluk Sampit. Indikasi
terjadinya abrasi pantai Ujung Pandaran secara visual ditemukan
pada bagian pantai sebelah selatan – tenggara, yang antara lain
dicirikan dengan kerusakan terbukanya sistem perakaran
tumbuhan pantai serta bangunan wisata pantai (digerusnya
potensi pondasi bangunan tersebut) oleh aktivitas gelombang.
1.3.3 Kependudukan dan Sumberdaya Manusia
Suatu perencanaan selalu melihat dan mempertimbangkan faktor-
faktor pendukungnya, sehingga dapat mewujudkan output rencana
yang dapat mengakomodasi kebutuhan yang diharapkan, kondisi
penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keluarnya
suatu output rencana. Dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah
I-39
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
faktor penduduk menjadi salah satu pertimbangan, sehingga disajikan
data kependudukan dalam bentuk time series.
A. Jumlah dan Sebaran Penduduk
Berdasarkan data statistik, jumlah penduduk Kabupaten
Kotawaringin Timur pada tahun 2009 sebesar 328.816 jiwa atau
82.694 kepala keluarga (KK), sehingga rata-rata ukuran keluarga
(size of family) adalah3.98 jiwa per kepala keluarga (KK).
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah
kecamatan Mentaya Baru/Ketapang dengan jumlah penduduk
68.199 jiwa dan jumlah KK sebanyak 16.411 KK, Kecamatan
Baamang menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar
kedua sebanyak 40.133 jiwa. Kecamatan dengan jumlah
penduduk terkecil adalah Kecamatan Bukit Santui dengan
jumlah penduduk sebanyak 7.434 jiwa dengan 1.769 KK.
Persebaran penduduk pada setiap kecamatan dapat dilihat pada
Tabel 1.9.
Tabel 1.9Rincian Jumlah Penduduk Dan Ukuran Keluarga
Di Kotawaringin Timur Per Kecamatan, Tahun 2009
KecamatanJumlah Penduduk
Jiwa KK
Mentaya Hilir Selayan 22370 5921
Teluk Sampit 8485 2233
Pulau Hanaut 18956 5138
Mentawa Baru Ketapang 68199 16411
Seranau 11644 2930
Mentaya Hilir Utara 13698 3661
Kota Besi 17166 4285
Telawang 9955 2399
Baamang 40133 9717
Cempaga 19004 4868
Cempaga Hulu 15317 3840
Parenggean 27504 6776
Mentaya Hulu 22893 6044
Bukit Santuai 7434 1769
Antang Kalang 26058 6702Telaga Antang * *Tualan Hulu * *
Jumlah 328.816 82.694Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009 Ket : * Data belum tersedia, masih ikut kecamatan induk
I-40
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
B. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kotawaringin Timur dari tahun 2006 hingga
2009 mengalami peningkatan. Data kependudukan yang
digunakan sebagai dasar pengamatan kecenderungan
pertumbuhan penduduk adalah data kependudukan dalam kurun
waktu 2002–2008, data pertambahan jumlah penduduk dari
tahun 2002 hingga 2008 selalu meningkat dengan rata-rata
pertumbuhan 0,032.
Tabel 1.10Jumlah Penduduk Tahun 2002-2008
KecamatanJumlah Penduduk (Jiwa)
2002 2003 2004 2005 2007 2008
Mentaya Hilir Selatan 30.445 26.928 27.299 25.834 21.796 21.948
Teluk Sampit - - - 10.230 8.421 8.458
Pulau Hanaut 22.824 16.735 16.771 23.020 19.060 19.138
Mentaya Hilir Utara 19.434 11.110 11.138 14.714 12.319 12.358
Mentaya Baru Ketapang 79.874 62.223 62.511 75.663 65.699 67.373
Baamang 45.975 40.696 40.767 47.923 40.127 39.522
Seranau - - 13.827 11.364 11.438
Kota Besi 19.214 24.304 24.381 31.446 27.053 17.384
Cempaga 34.961 31.448 31.501 22.808 19.036 19.145
Cempaga Hulu - 17.172 14.934 15.181
Parenggean 29.594 22.650 22.691 30.034 25.725 25.995
Mentaya Hulu 26.702 27.600 27.662 35.432 29.588 22.894
Antang Kalang 33.383 23.467 23.560 31.877 26.959 27.129
Bukit Santuai - - - - - 6.910
Telawang - - - - - 9.990
Sumber : Kabupaten Kotim Dalam Angka, 2009
C. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Kotawaringin Timur
adalah sebesar 19.93 jiwa/km2 atau rata-rata 1.993 jiwa per
I-41
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
desa. Data yang lebih rinci mengenai kepadatan penduduk
Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada Tabel 1.11.
Tabel 1.11 Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten
Kotawaringin Timur Per Kecamatan, Tahun 2009
KecamatanKepadatan Penduduk
Densitas
Rata-Rata Per Desa
Rata-Rata Per KK
Mentaya Hilir Selayan 70,35 2.237 3,78
Teluk Sampit 13,91 2.121 3,80
Pulau Hanaut 30,62 1.896 3,69
Mentawa Baru Ketapang
190,77 8.525 4,16
Seranau 21,27 2.329 3,97
Mentaya Hilir Utara 18,95 1.957 3,74
Kota Besi 9,23 1.561 4,01
Telawang 31,42 1.659 4,15
Baamang 67,91 10.033 4,13
Cempaga 15,31 2.376 3,90
Cempaga Hulu 12,95 1.702 4,06
Parenggean 15,50 1.196 4,00
Mentaya Hulu 12,96 1.431 3,79
Bukit Santuai 4,61 531 4,20
Antang Kalang 8.76 869 3,89
Jumlah 19,93 1.993 3,98
Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009
Dari Tabel 1.9 dapat diketahui bahwa kecamatan yang paling
padat penduduknya dalah kecamatan Mentawa baru Ketapang
(190,77 jiwa per km2). Kota Sampit terletak di Kecamatan
Mentawa baru Ketapang, sehingga dapat dimengerti bila
penduduknya lebih padat dibandingkan kecamatan lainnya.
Kecamatan Baamang lebih padat yakni sebesar 67,91 jiwa per
km2. Kecamatan-kecamatan lainnya relatif lebih jarang
penduduknya, dan yang paling jarang adalah kecamatan Bukit
Santui dan Antang Kalang masing-masing sebesar 4,61 jiwa/km2
I-42
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
atau 531 jiwa per desa dan 8,76 jiwa/km2 atau 869 jiwa per
desa.
Gambar 1.9 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten
Kotawaringin Timur
I-43
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
D. Struktur Penduduk
D.1 Struktur penduduk menurut kelompok umur
Struktur penduduk berdasarkan kelompok umur bahwa jumlah
laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah perempuan
dengan ratio sebesar 109. Data lebih rinci dapat dilihat pada
Tabel.1.12.
Tabel 1.12Jumlah Penduduk Kotawaringin Timur Menurut Kelompok
Umur,Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2009
KelompokUmur
Jenis KelaminSex Ratio
Laki-laki Perempuan Jumlah
0 – 4 16.478 16.029 32.506 103
5 – 9 16.815 16.07 32.885 105
10 – 14 16.856 15.859 32.715 106
15 – 19 16.401 15.634 32.035 105
20 – 24 16.169 15.452 31.621 105
25 – 29 16.291 15.488 31.78 105
30 – 34 15.875 14.819 30.694 107
35 – 39 14.476 12.873 27.349 112
40 – 44 12.256 10.421 22.677 118
45 – 49 9.762 7.898 17.66 124
50 – 54 7.204 5.69 12.893 127
55 – 59 4.956 3.894 8.85 127
60 – 64 3.314 2.68 5.995 124
65 – 69 2.234 1.88 4.114 119
70 – 74 1.38 1.237 2.618 112
75 ke atas 1.243 1.182 2.425 105
I-44
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
KelompokUmur
Jenis KelaminSex Ratio
Laki-laki Perempuan Jumlah
Jumlah 171.709 157.107 328.816 109Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2009
D.2 Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yakni pada
kelompok umur 10 sampai dengan 64 tahun. Tenaga kerja ini
terdiri dari angkatan kerja yakni angkatan kerja yang mencari
kerja, bukan angkatan kerja yakni tenaga kerja yang masih
sekolah atau mengurus rumah tangga atau tenaga kerja
penerima pendapatan.
Berdasarkan Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional Kalimantan
Tengah Tahun 2009 diketahui jumlah tenaga kerja di Kabupaten
Kotawaringin Timur sebanyak 206.709 orang terdiri dari 108.434
orang laki-laki dan 98.275 orang perempuan.
Dari Tabel 1.13 dapat diketahui bahwa potensi tenaga kerja
yang sudah diserap lapangan kerja mencapai 135.403 orang
(56,13%), dan pengangguran sebanyak 9.490 orang (3,93%).
Sedangkan tenaga kerja yang tidak menawarkan dirinya untuk
bekerja sebanyak 96.346 orang yakni masih sekolah sebanyak
46.968 orang (19,47%), mengurus rumah tangga 40.783 orang
(16,91%) dan lainnya sebanyak 8.595 orang (3,56%).
Tabel 1.13Penduduk Kotawaringin Timur Umur 10 tahun ke Atas dan
Jenis Kegiatan Utamanya Tahun 2009
NO
.URAIAN
JUMLAH
(ORANG)
PERSENTASE
(%)
I Angkatan Kerjaa. Bekerja 135.403 56,13b. Pengangguran 9.490 3,93
II Bukan Angkatan Kerjaa. Sekolah 46.968 19,47b. Mengurus Rumah Tangga
40.783 16,91
c. Lainnya 8.595 3,56Jumlah 241.239 100,00
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah, 2009
Pencari kerja yang mendaftar ke Dinas Tenaga Kerja setempat
umumnya berpendidikan SLTA/sederajat dan sarjana
muda/sarjana. Lebih jelasnya terdapat pada Tabel 1.14.
I-45
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Tabel 1.14Banyaknya Pencari Kerja Menurut Jenis Pendidikan
dan Jenis Penempatan di Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009
Jenis/tingkat pendidikan
Belum ditempatkan tahun
lalu
Pendaftaran tahun
ini
Ditempatkan tahun
ini
Dihapuskan
Sisa/belum ditempatkan tahun
iniTidak Tamat SD 12 12 23 1 0SD dan Setingkat 28 11 23 9 7SLTP dan Setingkat
23 41 25 29 10
SLTA dan Setingkat
652 1.18 206 679 947
DI/DII 622 523 122 530 493Sarjana Muda/DIII 611 635 81 469 696Sarjana/SI 1.708 1.616 158 1.266 1.9
Jumlah 3.656 4.018 638 2.983 4.053Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2009
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2009, nilai IPM Kotawaringin Timur
adalah 72,7 meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM
72,5. Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota se-
Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Kotawaringin
Timur adalah relatif tinggi dan berada pada posisi ke 3 (tiga)
diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan
SDM di wilayah ini sudah cukup baik. Peringkat secara nasional
berada pada posisi ke 87.
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi
indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks
pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli
yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk.
Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di
Kotawaringin Timur Tahun 2005-2009 diperlihatkan pada Tabel.
1.15.
Tabel 1.15Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM
Kotawaringin Timur Tahun 2005 – 2009
IPM & KomponenKotawaringin Timur
2005 2009
Angka Harapan Hidup (tahun) 68,9 79,0
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8,0 8,0
I-46
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Angka Melek Huruf (persen) 98,7 98,7
Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000)
622,7 624,7
IPM 72,5 72,7
Peringkat Nasional 80 87
Reduksi shortfall 0,81
Peringkat Kalteng 3 3
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2009
D.3 Struktur Penduduk Menurut Agama
Jumlah pemeluk agama terbesar di Kabupaten Kotawaringin
Timur adalah Islam yaitu sebesar 260.633 jiwa (83,33%), diikuti
oleh Agama Hindu sebesar 21.884 jiwa (6,997%). Jumlah
pemeluk Agama Kristen Protestan berjumlah 16.396 jiwa dan
Kristen Katolik sebesar 12.659 jiwa, pemeluk Agama Budha
sebesar 1.187 jiwa.
Tabel 1.16Jumlah Penduduk Menurut Agama Tahun 2009
Kecamatan
A g a m a
JumlahIslam Kriten
ProtestanKatholi
kHind
uBudha Lainny
aMentaya Hilir Selatan 24.679 102 36 2 82 70 24.971
Teluk Sampit 9.694 11 2 0 0 38 9.745
Pulau Hanaut 19.262 72 0 0 0 29 19.363
Mentawa Baru Ketapang 77.446 4.848 1.436 297 1.089 292 85.408
Seranau 12.079 102 127 5 0 13 12.326
Mentaya Hilir Utara 12.870 344 218 620 3 88 14.143
Kota Besi 16.100 935 348 268 7 107 17.765
Telawang 11.311 1.009 928 3.154 20 39 16.461
Baamang 50.269 2.863 570 262 93 116 54.173
Cempaga 19.273 796 436 579 1 42 21.127
Cempaga Hulu 10.289 2.154 410 4.232 10 84 17.179
Parenggean 26.153 1.961 1.090 2.144 24 171 31.543
Mentaya Hulu 19.073 1.133 353 1.565 8 100 22.232
Bukit Santuai 1.300 1.165 129 4.698 1 87 7.380
Antang Kalang 12.580 4.546 604 5.730 13 841 24.314
I-47
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Telaga Antang
Tualan Hulu
Jumlah 2009 322.378
22.041 6.687 23.556
1.351 2.117 378.130
E. Perkiraan Penduduk
Perhitungan penduduk akan berpengaruh pada penentuan dan
perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman
sampai dengan tahun proyeksi yang direncanakan. Pada bagian
ini didiskripsikan proses untuk memperkirakan jumlah penduduk
Kabupaten Kotawaringin Timur dengan menggunakan data
kependudukan 7 tahun ke belakang supaya dihasilkan proyeksi
penduduk yang lebih tepat untuk 20 tahun mendatang.
Tabel 1.17Proyeksi Jumlah Penduduk
Kabupaten Kotawaringin Timur Sampai Tahun 2030
EksistingPertumbuha
n(r)
Proyeksi
TahunJumlah
Penduduk (jiwa)
TahunJumlah
Penduduk (jiwa)
2002 270.015 0,064 2016 376.029
2003 287.161 0,004 2021 427.195
2004 288.281 0,058 2026 478.361
2005 305.067 0,025 2031 529.527
2006 312.756 0,030
2007 322.081 0,009
2008 324.863 0,032
Sumber: Kabupaten Kotim Dalam Angka dan Hasil Analisa 2011
1.3.4 Potensi Ekonomi Wilayah
I-48
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
A. Struktur Perekonomian
Kabupaten Kotawaringin Timur, justru Sektor Pertanian masih
merupakan sektor yang paling dominan dan menjadi andalan
utama dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto.
Setelah tiga tahun terakhir sempat mengalami penurunan, pada
tahun 2009 kontribusinya mengalami peningkatan sebesar 34,54
persen. Peningkatan kontribusi Sektor Pertanian pada tahun
2009 terutama dipengaruhi oleh meningkatnya kontribusi Sektor
Perkebunan dan Sektor Peternakan dan hasil-hasilnya.
Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran merupakan sektor kedua
terbesar dalam struktur perekonomian Kabupaten Kotawaringin
Timur. Sejak tahun 2005 sektor ini terus mengalami
peningkatan, dimana pada tahun ini kontribusinya mencapai
27,65 persen. Meningkatnya Sektor Perdagangan, Hotel &
Restoran berkaitan dengan naiknya output Sub Sektor Tanaman
Perkebunan serta Sub sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya. Sub
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran memiliki andil terbesar
dalam pembentukan sektor ini, termasuk peranannya dalam
pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Kotawaringin Timur secara keseluruhan.
Gambar 1.1Peranan Sektor Ekonomi Kabupaten Kotawaringin Timur
dalam PDRB adh. Berlaku Tahun 2009 (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009
Sektor Industri Pengolahan menempati posisi ketiga terbesar
dalam struktur perekonomian Kabupaten Kotawaringin Timur
tahun 2009. Meskipun demikian, secara umum kontribusi sektor
ini terus menurun dari tahun-tahun sebelumnya, walau pada
tahun 2005 sempat mengalami peningkatan sebesar 17,29
persen, namun pada tahun 2009 kontribusinya hanya sebesar
I-49
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
14,82 persen. Menurunnya Sektor Industri Pengolahan
disebabkan menurunnya jumlah produksi bahan baku terutama
kayu yang berasal dari Sub Sektor Kehutanan.
Tabel 1.18Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku, 2003 – 2009 (Persen)
Sektor 2003 2004 2005 2006 2007 2008* 2009**
(1) (2) (3) (4) (5) (2) (3) (4)1. Pertanian 36,68 37,23 38,43 37,11 36,47 34,04 34,54
2. Pertambangan & Penggalian
0,64 0,61 0,58 0,55 0,58 0,79 0,7
3. Industri Pengolahan 17,61 16,82 17,29 16,97 15,71 15,48 14,82
4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,37 0,41 0,42 0,4 0,43 0,42 0,36
5.Bangunan 2,67 2,58 2,37 2,53 2,93 3,39 3,71
6.Perdagangan , Hotel & Restoran
23,39 23,99 23,1 24,71 25,21 27,07 27,65
7. Pengangkutan & Komunikasi
9,81 9,45 9,01 9,28 9,84 9,9 8,9
8.Keuangan 2,34 2,3 2,19 2,18 2,58 2,68 2,899. Jasa-jasa 6,49 6,61 6,61 6,28 6,26 6,22 6,42
Total 100 100 100 100 100 100 100*) angka sementara **) angka sangat sementara Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009
Posisi keempat dan kelima dalam struktur perekonomian
Kotawaringin Timur pada tahun 2009 masing-masing ditempati
oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor Jasa-jasa.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memiliki kontribusi
sebesar 8,90 persen, dimana sedikit menurun dibanding tahun
sebelumnya.
Penurunan ini dipengaruhi oleh jumlah penumpang dan muat
barang yang berasal dari Sub Sektor Angkutan Sungai, Danau
dan Penyeberangan. Sementara Sektor Jasa-jasa pada tahun ini
memiliki andil sebesar 6,42 persen. Angka tersebut mengalami
peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Empat posisi terkecil
kontribusinya terhadap pembentukan PDRB tahun 2009 masing-
masing ditempati oleh Sektor Bangunan, Sektor Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan, Sektor Pertambangan dan
Penggalian serta Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih. Dari masing-
masing sektor tersebut yang kontribusinya meningkat pada
tahun ini adalah Sektor Bangunan dan Sektor Keuangan,
I-50
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Persewaan dan Jasa Perusahaan yaitu masing-masing sebesar
3,71 persen dan 289 persen. Sementara Sektor Pertambangan
dan Penggalian dan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih mengalami
penurunan masing-masing sebesar 2,89 persen dan 0,36 persen.
B. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat
penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan
ekonomi yang terjadi pada suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi
menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan
menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu
periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas perekonomian
adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk
menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan
menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi
yang dimiliki oleh masyarakat. Diharapkan dengan adanya
pertumbuhan ekonomi maka pendapatan masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi juga akan turut meningkat.
Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan bila seluruh
balas jasa riil terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun
tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Dengan kata
lain, perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan bila
pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar
daripada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya.
Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi adalah tingkat pertumbuhan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB).
Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotawaringin
Timur setelah Kabupaten Katingan dan Seruyan memisahkan diri
secara definitive, selalu mengalami pertumbuhan positif.
Dampak krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak
pertengahan tahun 1997 dan pertikaian etnis di Kabupaten
Kotawaringin Timur pada awal tahun 2001 secara perlahan mulai
teratasi. Pada tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Kotawaringin Timur sedikit melambat dibanding tahun
sebelumnya, akan tetapi masih mengalami pertumbuhan yang
I-51
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
positif sebesar 6,38 persen dan angkanya berada di atas laju
pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah.
Tabel 1.19Pertumbuhan Sektor Ekonomi PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 Kab. Kotawaringin Timur Tahun 2003-2009 (Persen)
Sektor 2003
2004
2005
2006 2007 2008* 2009**
1. Pertanian 7,49 6,74 7,43 7,08 3,26 1,9 5,032. Pertambangan & Penggalian 4,67 4,53 8,72 4,28 12,18 43,59 -2,543. Industri Pengolahan 2,84 2,46 3,42 1,45 1,64 2,58 5,144. Listrik, Gas & Air Bersih 4,53 4,52 6,01 13,89 13,81 1,69 8,135.Bangunan 4,91 3,68 6,04 6,91 18,42 22,7 15,976.Perdagangan , Hotel & Restoran 4,81 5,38 4,35 8,47 9,41 10,73 11,17. Pengangkutan & Komunikasi 7,81 4,92 5,65 4,28 9,22 13,25 1,548.Keuangan 5,28 5,26 6,9 5,13 24,94 9,42 12,579. Jasa-jasa 4,26 5,41 3,45 5,36 8,59 5,56 3,07
Total 5,78 5,28 5,61 5,93 6,27 6,51 6,38
*) angka sementara**) angka sangat sementaraSumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009
Sebagaimana tabel 1.17 memperlihatkan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Kotawaringin Timur cenderung mengalami
peningkatan setiap tahunnya, tahun 2003 sebesar 5,78 persen
hingga tahun 2008 sebesar 6,51 dan tahun 2009 sedikit
mengalami penurunan menjadi 6,38 persen. Penurunan
pertumbuhan ekonomi ini sebagai imbas dari krisis ekonomi
global yang melanda hampir seluruh negara.
Dampak krisis ekonomi ini tentu berimbas pula bagi Indonesia,
namun begitu saat ini kondisi ekonomi fiskal dan moneter
nasional cukup siap dan kuat bila dibandingkan dengan krisis
ekonomi pada tahun 1997 sehingga pengaruh krisis ini tidak
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Penurunan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotawaringin
Timur lebih disebabkan oleh menurunnya nilai investasi dan
ekspor bagi komoditi daerah serta menurunnya daya beli
masyarakat akibat inflasi, selanjutnya terjadinya pemutusan
I-52
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
hubungan kerja oleh perusahaan yang terkena imbas krisis
ekonomi global.
Jika dilihat dari pertumbuhan per sektor, hanya Sektor
Pertambangan dan Penggalian yang mengalami pertumbuhan
negatif. Hal ini dipengaruhi turunnya produksi bahan tambang
sebagai dampak dari krisis global yang menyebabkan turunnya
permintaan terhadap bahan tambang terutama bijih besi. Selain
itu diperketatnya kepemilikan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) bagi penambang menyebabkan tidak
semua orang bebas menambang di suatu lahan. Sehingga hanya
perusahaan-perusahaan yang memiliki AMDAL saja yang
diijinkan melakukan kegiatan pertambangan.
Sektor yang paling besar pertumbuhannya dimiliki oleh Sektor
Bangunan, namun demikian jika melihat kebelakang
pertumbuhan sektor ini tidak selaju tahun sebelumnya.
Pertumbuhan terbesar kedua dimiliki oleh Sektor Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan, dimana jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan sektor ini melaju
cukup pesat. Selanjutnya yang memiliki pertumbuhan terbesar
ketiga adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar
11,10 persen sedikit melaju dibanding tahun 2008.
Sementara itu, selain Sektor Pertambangan dan Penggalian,
sektor yang mengalami pertumbuhan di bawah 10 persen
adalah Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 8,13 persen,
Sektor Industri Pengolahan sebesar 5,14 persen, Sektor
Pertanian sebesar 5,03 persen, Sektor Jasa-jasa sebesar 3,07
persen dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 1,54
persen.
C. Kemampuan Anggaran
Kemampuan anggaran Kabupaten Kotawaringin Timur dapat
diketahui dari realisasi APBD Kabupaten, realisasi penerimaan
daerah (otonom) serta realisasi belanja daerah (otonom). Seperti
terlihat pada Tabel 1.16, bahwa sumber penerimaan terbesar
Kabupaten Kotawaringin Timur adalah dana perimbangan, bila
dispesifikkan yaitu dana alokasi umum. Dana Alokasi Umum
I-53
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
(DAU) adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap
daerah otonom (propinsi/kabupaten/kota) di Indonesia setiap
tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU merupakan salah
satu komponen belanja pada APBN, dan menjadi salah satu
komponen pendapatan pada APBD. Tujuan DAU adalah sebagai
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan Daerah Otonom dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
Berdasarkan Tabel 1.20 dapat dilihat bahwa tingkat
ketergantungan Kabupaten Kotawaringin Timur terhadap dana
perimbangan DAU sangat tinggi, dari jumlah pendapatan
sebesar Rp 632.480.777.002,69 sebagian besar 88,58% atau
sebesar Rp 560.255.215.577,00 bersumber dari dana
perimbangan, sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya
sekitar 6,46% saja (Rp 40.842.946.205,69) sedangkan
pendapatan lainnya hanya sekitar 4,96% .
Tabel 1.20Realisasi APBD Tahun 2008
Keterangan Realisasi Prosentase (%)
Pendapatan 632.480.777.002,69
1. Pendapatan Asli Daerah 40.842.946.205,69 6,46
2. Dana Perimbangan 560.255.215.577,00 88,583. Lain-lain pendapatan daerah yang
sah31.382.615.220,00 4,96
Belanja 660.906.480.639,50
1. Belanja Operasi 421.613.193.647,00 35,96
2. Belanja Modal 237.643.261.992,50 0,12
3. Belanja Tak Terduga 796.725.000,00 0,13
4. Transfer 853.300.000,00 4,30
Surplus (defisit) 28.425.703.636,81 14,66
Pembiayaan Daerah 96.888.425.616,05
1. Penerimaan Pembiayaan Daerah 126.861.925.616,05
2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 29.973.500.000,00
Pembiayaan Netto 96.888.425.616,05 100,00
Sisa Lebih Pembiayaan68.462.721.979,2
4
Sumber : Kotim Dalam Angka Tahun 2008
I-54
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Tabel 1.21Realisasi Penerimaan Daerah Tahun 2008
Jenis PenerimaanJumlah
Penerimaan (rupiah)
Prosentase (%)
1. Pendapatan Asli Daerah40.842.946.205,6
9
1.1 Pajak Daerah 6.789.035.793,00 16,62
1.2 Retribusi Daerah 17.611.788.564,00 43,12
1.3 Bagian Laba BUMD 1.778.799.313,67 4,36
1.4 Penerimaan Lain-lain 14.663.322.535,02 35,90
2. Dana Perimbangan560.255.215.577,
00
2.1 Bagi Hasil Pajak 38.842.080.257,00 6,93
2.2 Bagi Hasil bukan Pajak 34.266.314.695,00 6,12
2.3. Dana Alokasi Umum (DAU)445.665.199.800,0
0 79,55
2.4 Dana Alokasi Khusus (DAK) 41.481.620.825,00 7,40
3. Lain-lain pendapatan yang sah31.382.615.220,0
0
3.1 Dana Darurat 3.750.000.000,00 0,00
3.2 Bagi Hasil Pajak dari Propinsi 25.645.015.220,00 0,013.3 Dana Penyesuaian dan otonomi khusus 1.987.600.000,00 0,00
Jumlah Penerimaan Daerah632.480.777.002,
69 Sumber: BPS Kotawaringin Timur 2008
Tabel 1.22Realisasi Belanja Daerah Tahun 2008
Jenis Belanja JumlahPengeluaran (rupiah)
Prosentase (%)
Belanja Operasi421.613.193.647,
00
1.1. Belanja Pegawai 238.683.086.213,00 56,61
1.2. Belanja Barang 148.273.886.768,00 35,17
1.3. Belanja Bunga, Subsidi, Hibah - -
1.6. Belanja Bantuan Sosial 14.627.430.666,00 3,47
1.7. Belanja Bantuan Keuangan 20.028.790.000,00 4,75
Belanja Modal237.643.261.992,
50
2.1. Belanja Tanah 5.204.296.300,00 2,19
2.2. Belanja Peralatan dan Mesin 36.189.873.652,00 15,23
2.3. Belanja Gedung dan Bangunan 91.690.346.921,00 38,58
2.4. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 89.741.469.076,50 37,76
2.5. Belanja Aset Tetap Lainnya 2.526.666.950,00 1,06
2.6. Belanja Aset Lainnya 12.290.609.093,00 5,17
Belanja Tidak Terduga 796.725.000,00
3.1. Belanja Tidak Terduga 796.725.000,00 100,00
I-55
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Jenis Belanja JumlahPengeluaran (rupiah)
Prosentase (%)
Transfer 853.300.000,00
4.1. Bagi Hasil Pajak Daerah 426.650.000,00 50,00
4.2. Bagi Hasil Retribusi Daerah 426.650.000,00 50,00
Jumlah Belanja Daerah660.906.480.639,
50 Sumber: BPS Kotawaringin Timur 2008
C. Identifikasi Sektor Ekonomi
C.1 Sektor Pertanian Tanaman Pangan
Komoditas Padi
Produksi padi di Kabupaten Kotawaringin Timur dari tahun ke
tahun berfluktuasi, terutama untuk jenis padi sawah. Pada
tahun 2007 hasil produksi padi sawah di Kabupaten
Kotawaringin Timur sebanyak 21.564 ton, pada tahun
selanjutnya 2008 turun menjadi 17.756 ton kemudian
meningkat menjadi 19.107 ton pada tahun 2009. Komoditas
padi yang terdiri dari padi sawah dan padi ladang merupakan
komoditas yang paling banyak diusahakan dengan luas panen
dan produksi terbesar di antara komoditas lainnya.
Luasan panen dan jumlah produksi padi sawah berfluktuasi.
Sejak tahun 2006 dengan jumlah produksi sebesar 14.787 ton
meningkat pada tahun 2007 kemudian menurun pada tahun
2008 dan kemudian meningkat lagi pada tahun 2009 menjadi
sebesar 19.107 ton. Selain padi sawah, Kabupaten
Kotawaringin Timur juga menghasilkan padi ladang meskipun
secara kuantitas tidak sebanyak padi sawah. Pada tahun 2006
produksi padi ladang Kabupaten Kotawaringin Timur adalah
38.801 ton, jumlah tersebut terus mengalami penurunan
hingga pada tahun 2009 menjadi 17.728 ton.
Tabel 1.23Luas Panen dan Produksi Padi Menurut Kecamatan
KecamatanPadi Sawah Padi Ladang Total
LuasProdu
ksiProduktivitas
LuasProdu
ksiProdu
kLuas
Produksi
Produktivitas
I-56
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
tivitasMentaya Hilir Selatan 453 1.858 41,02 773 1.415 18,31 1.226 3.273 26,70
Teluk Sampit 1.66
6 5.092 0,00 385 497 12,91 2.051 5.589 0,00
Pulau Hanaut 1.50
1 4.914 32,74 506 544 10,75 2.007 5.458 27,19Mentawa Baru Ketapang 321 1.197 37,29 323 510 15,79 644 1.707 26,51
Seranau 24 156 0,00 359 844 23,51 383 1.000 26,11Mentaya Hilir Utara 103 478 0,00 374 796 21,28 477 1.274 26,71
Kota Besi 290 1.074 0,00 845 1.962 23,22 1.135 3.036 26,75
Telawang 75 397 0,00 299 579 19,36 374 976 26,10
Baamang 75 332 0,00 309 670 21,68 384 1.002 26,09
Cempaga 78 334 42,82 964 2.449 25,40 1.042 2.783 0,00
Cempaga Hulu 63 285 45,24 748 1.897 25,36 811 2.182 26,91
Parenggean 134 547 40,82 477 1.073 22,49 611 1.620 26,51
Mentaya Hulu 341 1.276 37,42 763 1.676 21,97 1.104 2.952 26,74
Bukit Santuai 78 335 0,00 497 1.189 23,92 575 1.524 26,50
Antang Kalang 221 832 37,65 700 1.627 23,24 921 2.459 26,70
Jumlah
2009
5.423
19.107 35,23 8.322 17.728 21,30 13.745 36.835 26,80
2008
4.812
17.746 36,88 8.611 18.201 21,14 13.423 35.947 26,78
2007
6.175
21.564 34,92
13.362 30.385 22,74 19.537 51.949 26,59
2006
4.008
14.787 36,89
14.468 38.801 26,82 18.476 53.588 29,00
Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009
Palawija
Untuk produksi palawija pada tahun 2006 didominasi oleh
komoditas ubi kayu sebesar 5.707 ton kemudian disusul
berturut-turut oleh ubi jalar sebanyak 892 ton dan jagung 81
ton. Semua komoditas palawija setiap tahunnya mengalami
peningkatan produksi hingga pada tahun 2009 produksi ubi
kayu sebesar 6.394 ton, ubi jalar sebesar 1.136 ton dan
produksi jagung menjadi 102 ton. Komoditas yang terbatas
pengusahaannya adalah kedelai dan kacang hijau yang hanya
terdapat di beberapa kecamatan. Kecamatan-kecamatan yang
memiliki luas pertanian tanaman pangan cukup besar adalah
Kecamatan Pulau Hanaut, Cempaga, Parenggean dan Antang
Kalang. Produksi padi dan palawija di Kabupaten Kotawaringin
Timur seperti tertera pada Tabel berikut ini.
Hortikultura
I-57
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Produksi tanaman sayur yang relatif besar di Kabupaten
Kotawaringin Timur adalah kacang panjang dengan total
produksi 945 ton. Disusul cabe dengan total produksi 828 ton.
Produksi sayur yang relatif banyak lainnya adalah ketimun
dengan jumlah produksi 729 ton. Jika dilihat tingkat
perkembangan produksi selama 4 tahun, semua komoditas
mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Dari berbagai
komoditas sayur-sayuran, cabai, kacang panjang dan ketimun
memiliki persebaran produksi paling banyak yaitu tersebar di
semua kecamatan. Kecamatan Mentawa Baru Ketapang
memiliki produksi sayur-sayuran terbesar di Kabupaten
Kotawaringin Timur. Produksi sayur-sayuran menurut jenis
dan kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 1.24Produksi Sayur-Sayuran Menurut Jenis Dan Kecamatan (Ton)
KecamatanBawang
daunTomat Cabe
Terong
SawiKacang Panjan
g
LabuSiam
Ketimun BayamKangkung
Buncis
Mentaya Hilir Selatan 3 14 64 62 17 118 0 86 9 45 17
Teluk Sampit 0 0 35 21 0 29 9 38 6 0 0
Pulau Hanaut 7 7 46 44 0 38 2 15 12 0 5Mentawa Baru Ketapang 13 74 124 80 98 136 17 133 59 68 77
Seranau 0 1 30 38 0 25 2 16 8 10 0Mentaya Hilir Utara 2 15 70 33 10 95 5 89 22 19 15
Kota Besi 2 12 47 47 0 81 0 92 19 0 7
Telawang 1 28 25 42 12 32 0 27 17 30 4
Baamang 8 35 60 34 0 60 5 23 15 16 6
Cempaga 1 18 57 35 0 40 11 22 10 0 0
Cempaga Hulu 3 0 25 40 0 28 5 17 8 0 0
Parenggean 10 47 70 75 115 125 24 135 74 93 51
Mentaya Hulu 0 0 80 40 0 71 3 15 16 27 0
Bukit Santuai 0 11 12 18 0 18 0 8 4 0 8
Antang Kalang 0 0 83 32 11 49 0 13 5 18 10
Jumlah
2009 50 262 828 641 263 945 83 729 284 326 200
2008 47 278 788 630 265 114 109 717 285 313 171
2007 91 137 709 721 90 90 98 860 261 337 172
2006 105 312 443 370 233 123 92 1.347 205 263 111Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009
I-58
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Produk buah-buahan yang menjadi andalan Kabupaten
Kotawaringin Timur adalah pisang. Produksi pisang di
Kabupaten Kotawaringin Timur relatif stabil sepanjang tahun
2006 hingga 2009 karena masa panen pisang tidak terlalu
bergantung pada musim. Jumlah total produksi pisang
Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2009 sebesar 819 ton.
Setelah pisang, peringkat beringkutnya dalam jumlah
produksi adalah buah Cempedak yang pada tahun 2009
menghasilkan 612 ton dan Nenas dengan jumlah produksi 556
ton pada tahun 2009. Kecamatan Mentaya Hilir Selatan
memiliki produksi buah-buahan terbesar di Kabupaten
Kotawaringin Timur. Produksi buah-buahan menurut jenis dan
kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 1.25Produksi Tanaman Buah - Buahan Menurut Jenis Dan Kecamatan (Ton)
KecamatanSa Pe Pi Ne Sa Cem Macam Ram Du Je Mang Duwo pa sang nas lak pe Jam bu ri ruk ga ku ya dak bu tan an
Mentaya Hilir Selatan
4 4 147 35 17 42 1 67 4 30 7 3
Teluk Sampit 0 0 47 10 0 10 0 7 2 8 0 0
Pulau Hanaut 0 0 83 12 0 115 0 25 13 10 0 2Mentawa Baru Ketapang 4 6 76 57 98 57 4 72 26 41 8 9
Seranau 0 0 25 37 0 17 0 0 2 3 0 0Mentaya Hilir Utara 2 7 96 9 10 32 1 21 3 5 0 4
Kota Besi 6 6 13 158 0 39 5 34 5 131 8 12
Telawang 0 1 23 5 12 21 2 5 1 7 1 0
Baamang 3 1 55 117 0 63 2 36 20 16 3 5
Cempaga 7 2 47 7 0 72 3 21 27 37 3 10
Cempaga Hulu 0 0 21 10 0 76 2 27 17 21 0 7
Parenggean 16 9 89 50 115 43 7 68 68 70 20 5
Mentaya Hulu 9 1 50 21 0 12 0 9 49 11 15 5
Bukit Santuai 0 0 8 3 0 3 0 2 2 0 0 0
Antang Kalang 6 0 39 25 11 10 2 6 14 12 2 0
Jumlah
2009 7 37 819 556 263 612 29 400 253 402 67 622008
81 46 681 486 265 559 72 366 254 346 78 49
2007
49 30 981 255 90 397 29 360 384 424 360 78
2006
64
107 719 203 233 325 40 326 139 219 58 81
I-59
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009
C.2 Sektor Perkebunan
Potensi sub sektor tanaman perkebunan di Kabupaten
Kotawaringin Timur meliputi karet, kelapa dalam, kopi, lada dan
kelapa sawit. Untuk tanaman perkebunan rakyat, karet dan
kelapa dalam merupakan komoditas yang memiliki luas
terbesar. Kelapa dalam terkonsentrasi di wilayah pesisir
Kabupaten Kotawaringin Timur dengan Kecamatan Mentaya Hilir
Selatan mempunyai luas terbesar diikuti Kecamatan Pulau
Hanaut. Untuk perkebunan karet terutama berkembang di
wilayah tengah sampai utara Kabupaten Kotawaringin Timur
dengan luas terbesar di Kecamatan Mentaya Hulu. Untuk
perkebunan kelapa sawit diusahakan oleh perkebunan besar
swasta dengan pola inti atau plasma dengan kelompok tani atau
Koperasi Unit Desa (KUD). Selengkapnya data perkembangan
luas perkebunan rakyat dapat dilihat pada Tabel 1.26.
Tabel 1.26Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat
Menurut Jenis Tanaman Dan Kecamatan (Ha) Tahun 2009
Kecamatan Karet Kopra Kopi LadaKelapa Sawit
Jambu Mete
Mentaya Hilir Selatan 1.368 16.890 416 51 0 0
Teluk Sampit 498 8.440 73 0 0 0
Pulau Hanaut 2.023 13.307 215 9 0 0
Mentawa Baru Ketapang
1.245 42 58 0 0 23
Seranau 817 88 54 0 0 0
Mentaya Hilir Utara 2.508 244 64 12 300 0
Kota Besi 5.466 290 283 133 9.106 0
Telawang na na na na na 0
Baamang 1.172 58 45 71 0 0
Cempaga 4.539 390 254 94 11.761 6
Cempaga Hulu 4.797 375 145 155 4.799 5
Parenggean 9.521 494 124 256 23.626 6
Mentaya Hulu 7.077 530 338 118 181 5
Bukit Santuai na nq na na na na
Antang Kalang 6.272 329 126 56 242 0
Jumlah47.30
341.47
72.19
5955 50.015 45
Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009
I-60
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Produksi yang dominan dari sub sektor tanaman perkebunan
meliputi komoditas karet, kelapa dalam dan kelapa sawit. Produk
karet terbesar pada tahun 2009 ada di Kecamatan Parenggean
dan kelapa dalam ada di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Data
produksi komoditas perkebunan dapat dilihat pada tabel 1.27.
Tabel 1.27Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat
Menurut Jenis Tanaman Dan Kecamatan (Ton) Tahun 2009
Kecamatan Karet Kopra Kopi Lada
Mentaya Hilir Selatan 800,00 18.463,20 235,20 11,40Teluk Sampit 190,00 10.543,40 28,90 0,00Pulau Hanaut 1.388,00 13.092,50 72,15 0,00Mentawa Baru Ketapang 1.169,00 15,60 23,80 0,00Seranau 427,00 57,20 33,00 0,00Mentaya Hilir Utara 1.515,00 315,00 14,40 0,00Kota Besi 3.437,00 202,80 173,40 31,60Telawang na na na naBaamang 998,80 28,60 15,30 7,00Cempaga 2.548,40 256,00 101,20 38,40Cempaga Hulu 2.554,00 256,80 41,50 19,80Parenggean 6.116,00 418,80 34,45 99,90Mentaya Hulu 5.007,00 315,90 144,80 24,75Bukit Santuai na na na naAntang Kalang 4.524,00 184,60 63,20 22,05
Jumlah 30.674,20 44.150,40 981,30 254,90
Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009
C.3 Sektor Kehutanan
Produksi kayu di Kabupaten Kotawaringin Timur tahun dari tahun
2006 semakin meningkat hingga puncaknya tada tahun 2008
sebanyak 328.059 m3 kemudian tahun 2009 menurun menjadi
181.180 m3.
Puncak produksi kayu olahan berupa Plywood dan moulding
douwel terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 8.429,18 m3 dan
terus menurun produksinya hingga tahun 2009 dicapai angka
produksi sebesar 3.331,16 m3. Sedangkan Rotan sebagai hasil
hutan jumlahnya semakin menurun dari 14.159 m3 pada tahun
2006 menjadi 5.964 m3 pada tahun 2009.
I-61
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Tabel 1.28Produksi Kayu Bulat (Log), Kayu Gergajian,Dan Kayu Olahan
(M³)
Rincian Detil 2006 2007 2008 2009
Kayu Log - Produksi RKT HPH 31,978.2
3194,292.
83328,058.
97181,180.
15- Kayu Bulat Kecil - 1,382.81 603.70 - (limbah pembalakan)
- Produksi IPK16,933.7
533,678.8
655,946.0
8 681.36 (Land Clearing & HTI Trans) - Produksi Trace Jalan 1,445.42 11,941.3
62,313.28 5,526.99
Kayu Gergajian 47,376.34
54,089.82
29,181.56
22,555.78
Kayu Olahan *) 8,429.18 5,990.14 5,385.71 3,331.16*) Kayu olahan terdiri dari Plywood dan Moulding Dowel
Seiring dengan penurunan jumlah produksi hasil hutan berupa
rotan sejak tahun 2006 hingga 2009, ekspor untuk produk rotan
ini juga mengalami penurunan. Ekspor rotan yang tercatat pada
KPPBC Sampit pada tahun 2006 sebesar 2.567.862,00 Kg
dengan nilai sebesar 2.282.513,46 $ US menurun menjadi
197.917,00 Kg dengan nilai 162.291,94 $ US pada tahun 2009
Tabel 1.29Netto Dan Nilai Ekspor Rotan Yang Dilayani
Di KPPBC Sampit (2006 – 2009)
Bulan Netto Nilai Negara Tujuan
JanuariFebruariMaret 68.823 56.434,86 ChinaAprilMei 70.972 58.197,04 ChinaJuniJuliAgustusSeptember 58.122 47.660,04 ChinaOktoberNovemberDesemberJumlah 200
9197.917 162.291,94
200 470.922 378.041,61
I-62
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
82007
492.437 394.321,31
2006
2.567.862 2.282.513,46
Sumber: Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Sampit,
C.4 Sektor Peternakan
Komoditas peternakan jenis non-unggas yang diusahakan
meliputi sapi potong, kambing/domba dan babi. Komoditas
peternakan ini dikembangkan terutamanya di bagian tengah
sampai utara Kabupaten Kotawaringin Timur di mana babi
merupakan populasi terbanyak yang diusahakan mengalami
peningkatan dari tahun 2006-2009. Ternak babi paling banyak
dibudidayakan di Kecamatan Antang Kalang. Populasi ternak
sapi potong juga mengalami peningkatan jumlah selama 4 tahun
dari tahun 2006 hingga tahun 2009. Sedangkan populasi ternak
yang mengalami penurunan jumlahnya adalah ternak kambing
dan domba. Populasi kambing pada tahun 2007 sejumlah 4.211
ekor menurun menjadi 3.905 pada tahun 2008 dan sedikit
meningkat pada tahun 2009 sejumlah 4.020 ekor. Penurunan
jumlah populasi yang cukup tajam adalah ternak domba yang
pada tahun 2006 sejumlah 755 ekor menjadi 373 ekor pada
tahun 2009.
Tabel 1.30Populasi Jenis Ternak Menurut Kecamatan (Ekor)
Di Kabupaten Kotawaringin Timur 2006-2009
Kecamatan Sapi Potong Kerbau Kambing Domba Babi
Mentaya Hilir Selatan
257 9 321 14 0
Teluk Sampit 234 27 148 0 296Pulau Hanaut 171 0 120 0 0Mentawa baru Ketapang
339 45 522 112 1.318
Seranau 114 0 159 16 732Mentaya Hilir Utara 370 10 361 37 0Kota Besi 114 0 241 0 1.173Telawang 0 0 0 0 200Baamang 313 0 482 113 1.171Cempaga 113 0 160 0 1.464
I-63
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Cempaga Hulu 113 0 422 0 1.465Parenggean 257 0 422 22 1.758Mentaya Hulu 257 0 402 0 2.197Bukit Santuai 0 0 0 0 239Antang Kalang 1714 0 520 59 2.636
Jumlah
2009 2.851 91 4.020 373 14.649
2008 2.774 80 3.905 304 13.950
2007 2.695 80 4.211 460 12.576
2006 2.497 74 2.863 755 11.339
Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009
Untuk populasi unggas meliputi ayam (ras petelur, buras dan
pedaging) dan itik/entok. Populasi yang terbesar adalah ayam
pedaging/broiler dengan konsentrasi peternakan ada di
Kecamatan Parenggean diikuti Kecamatan Mentaya Hulu dan
Kecamatan Baamang. Dilihat dari jumlah populasi unggas ini,
kecuali ayam pedaging/broiler, hampir semuanya mengalami
peningkatan jumlah populasi selama tahun 2006-2009 seperti
terlihat pada tabe seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1.31Populasi Unggas (Ekor)
Di Kabupaten Kotawaringin Timur 2006-2009
KecamatanAyam Ras
PetelurAyam Buras
Ayam Pedaging Itik
Mentaya Hilir Selatan 0 89.870 80.870 2.461Teluk Sampit 0 49.460 24.063 1.539Pulau Hanaut 0 69.242 24.261 2.154Mentawa baru Ketapang 1.315 59.350 202.175 2.770Seranau 0 59.351 32.348 1.847Mentaya Hilir Utara 0 79.134 32.348 2.769Kota Besi 0 49.459 40.435 1.846Telawang 0 0 0 0Baamang 0 98.918 196.001 2.155Cempaga 0 39.458 24.260 1.538Cempaga Hulu 0 49.458 24.360 1.537Parenggean 0 138.485 64.696 3.385Mentaya Hulu 0 108.809 48.522 3.076Bukit Santuai 0 239 0 -Antang Kalang 0 98.920 24.621 3.692
Jumlah 2009 990.023 808.600 30.7692008 834.500 703.717 18.1092007 823.335 611.450 15.155
I-64
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
KecamatanAyam Ras
PetelurAyam Buras
Ayam Pedaging Itik
2006 618.699 521.705 10.554Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009
C.5 Sektor Perikanan dan Kelautan
Potensi perikanan di Kabupaten Kotawaringin Timur baik
perikanan budidaya maupun perikanan tangkap sebenarnya
cukup besar. Perikanan laut dihasilkan oleh kecamatan-
kecamatan yang mempunyai pantai yaitu kecamatan Mentaya
Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Selain perikanan
laut, Kabupaten Kotawaringin Timur juga menghasilkan
perikanan darat baik yang berasal dari perairan sungai danau
dan rawa maupun yang berasal dari kolam-kolam budidaya.
Untuk jenis perairan darat baik sungai, danau dan rawa,
produksi terbesar disumbang oleh kecamatan Mentaya Hulu
dengan jumlah produksi pada tahun 2009 untuk sungai
sebanyak 195,6 ton, danau sebanyak 127,4 ton dan rawa
sebanyak 102,7 ton.
Tabel 1.32Produksi Perikanan Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Kotawaringin Timur (Ton Basah)
Kecamatan Perikanan Laut
Perikanan Darat
Perairan Umum
Budidaya Jumlah Total
Mentaya Hilir Selatan 1,806.00 120.30 4.50 124.80
Teluk Sampit 2,719.30 112.70 14.50 127.20
Pulau Hanaut 2,125.60 125.70 3.50 129.20
Mentawa Baru Ketapang
0 83.50 32.00 115.50
Seranau 0 84.40 0.00 84.40
Mentaya Hilir Utara 0 344.30 4.70 349.00
Kota Besi 0 521.90 32.00 553.90
Telawang 0 0.00 0.00 0.00
Baamang 0 95.30 9.60 104.90
Cempaga 0 259.20 0.00 259.20
Cempaga Hulu 0 119.00 0.00 119.00
Parenggean 0 251.20 0.00 251.20
Mentaya Hulu 0 425.70 0.00 425.70
I-65
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Kecamatan Perikanan Laut
Perikanan Darat
Perairan Umum
Budidaya Jumlah Total
Bukit Santuai 0 0.00 0.00 0.00
Antang Kalang 0 25.60 0.00 25.60
Jumlah
2009 6,650.90 2,568.80 100.80 2,669.60
2008 8,678.50 2,604.00 101.00 2,705.00
2007 8,425.70 2,460.80 95.30 2,556.10
2006 8,157.80 2,460.80 96.60 2,557.40
2005 7,405.10 3,139.20 71.30 3,210.50
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Kotim.Kotawaringin Dalam Angka 2009
Tabel 1.33Produksi Perikanan Umum (Darat) Menurut Kecamatan Dan Je-
nis Perairan (Ton)
KecamatanJenis Perairan Jumlah
TotalSungai Danau Rawa
Mentaya Hilir Selatan 71,00 0,00 49,30 120,30
Teluk Sampit 75,70 0,00 37,00 112,70Pulau Hanaut 100,30 0,00 25,40 125,70Mentawa Baru Ketapang
83,50 0,00 0,00 83,50
Seranau 84,40 0,00 0,00 84,40Mentaya Hilir Utara 187,80 0,00 156,60 344,40Kota Besi 255,60 141,00 125,30 521,90Telawang 0,00 0,00 0,00 0,00Baamang 95,30 0,00 0,00 95,30Cempaga 136,60 20,20 102,40 259,20Cempaga Hulu 70,70 0,00 48,30 119,00Parenggean 156,60 94,60 0,00 251,20Mentaya Hulu 195,60 127,40 102,70 425,70Bukit Santuai 0,00 0,00 0,00 0,00Antang Kalang 25,60 0,00 0,00 25,60
Jumlah
2009 1.538,70 383,20 647,00 2.568,902008 1.550,40 385,60 668,00 5.017,502007 1.507,40 387,80 584,80 9.922,302006 11.501,40 381,80 577,60 19.718,902005 1.169,20 777,90 1.192,10 39.354,30
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Kotim.Kotawaringin Dalam Angka 2009
I-66
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
C.6 Sektor Industri
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotawaringin Timur tidak
dapat dipisahkan dari peranan Sektor Industri Pengolahan. Pada
saat ini, industri pengolahan yang berkembang adalah industri
pengolahan CPO, karet, dan rotan. Industri pengolahan CPO
tersebar di lokasi-lokasi perkebunan kelapa sawit.
C.7 Sektor Pertambangan
Sektor ini mencakup Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi, Sub
Sektor pertambangan Non Migas dan Sub Sektor Penggalian. Di
Kabupaten Kotawaringin Timur hanya terdapat Sub Sektor
Pertambangan Non Migas dan Sub Sektor Penggalian namun
tidak terdapat Sub Sektor Pertambangan Migas.
Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian terhadap
perekonomian Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2009
kembali menurun setelah tahun sebelumnya sempat meningkat.
Pada tahun 2008 sektor ini memiliki laju pertumbuhan tertinggi
namun pada tahun 2009 Sektor Pertambangan dan Penggalian
mengalami pertumbuhannya negatif sebesar -2,54 persen.
Pertumbuhan negatif ini dikarenakan pertumbuhan negatif yang
cukup besar pada Sub Sektor Pertambangan Non Migas. Hal ini
dipengaruhi turunnya produksi bahan tambang sebagai dampak
dari krisis global yang menyebabkan turunnya permintaan
terhadap bahan tambang terutama bijih besi. Selain itu
diperketatnya kepemilikan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) bagi penambang menyebabkan tidak
semua orang bebas menambang di suatu lahan. Sehingga hanya
perusahaan-perusahaan yang memiliki AMDAL saja yang
diijinkan melakukan kegiatan pertambangan.
Produksi tambang yang dihasilkan Kabupaten Kotawaringin
Timur adalah bijih besi, emas dan zircon. Ketiga komoditi selama
tahun 2007 sampai 2008 mengalami penurunan kecuali bijih
besi yang justru meningkat hingga dua kali lipat, pada tahun
2007 komoditi bijih besi sebesar 1.375.698 ton sedang pada
I-67
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
tahun 2008 meningkat menjadi 2.640.881 ton. Mengenai
produksi komoditi pertambangan, potensi bahan galian tambang
serta potensi sumberdaya mineral dapat dilihat pada Tabel 1.34
sampai Tabel 1.35.
Tabel 1.34Produksi Komoditi Tambang Tahun 2007 - 2008
KomoditiProduksi Tambang
Tahun 2007
Tahun 2008
Bijih besi (ton) 1.375.698 2.640.881
Emas rakyat (kg) 31.907.000 13.718.000
Zirkon 28.924.871 24.514.000Sumber : Dinas Pertambangan
Tabel 1.35 Potensi Bahan Galian Tambang dan Jenisnya
Kecamatan Potensi Bahan GalianJenis Bahan
GalianMentaya hilir selatan
Pasir urug Golongan C
Pulau hanaut Zircon Golongan BMentaya hilir utara Pasir urug Golongan CMtw baru/ketapang Pasir urug Golongan CBeamang Pasir urug Golongan CKota besi Emas, zircon, pasir kuarsa,
gambut, batu granit, biji besiGolongan B
Cempaga Pasir urug, biji besi, kaolin Golongan C dan B
Parenggean Emas, zircon, batu bara Golongan BMentaya hulu Emas, zircon, batu bara, pasir
kuarsa, timah hitamGolongan B
Antang kalang Emas, zircon, batu bara, biji besi
Golongan B
Sumber : Distamben Kab. Kotawaringin Timur
I-68
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Berdasarkan Tabel 1.30 dapat diketahui bahwa wilayah
Kabupaten Kotawaringin Timur yang memiliki potensi bahan
galian tambang dengan jenis yang beragam yakni bahan galian
B (zircon, emas, pasir kuarsa, batu granit, bijih besi, batu bara,
timah hitam) dan bahan galian C (pasir urug, ).
Bahan galian tambang ini tersebar di beberapa kecamatan,
antara lain: pasir urug di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan,
Mentaya Hilir Utara, Mentawa Baru/Ketapang, Baamang; zircon
terdapat di Kecamatan Pulau Hanaut, Kota Besi, Parenggean,
Mentaya Hulu, dan Antang Kalang; emas di Kecamatan Kota
Besi, Parenggean, Mentaya Hulu dan Antang Kalang; Pasir
Kuarsa di Kecamatan Kota Besi dan Mentaya Hulu; batubara
terletak di Kecamatan Parenggean, Mentaya Hulu dan Antang
Kalang; sedangkan potensi bahan galian bijih besi terdapat di
Kecamatan Kota Besi, Cempaga dan Antang Kalang.
Namun data hasil produksi yang didapat hanyalah data produksi
pertambangan bijih besi, emas dan sirkon. Dari data tersebut
dipaparkan bahwa produksi komoditi tambang Kabupaten
Kotawaringin Timur pada tahun 2007 – 2008 menunjukkan
jumlah produksi emas dan zircon mengalami penurunan. Emas
turun menjadi 13.718.000 kg, dan zircon turun menjadi
24.514.000. Sedangkan produksi bijih besi hasil produksinya
justru meningkat hingga 100%.
C.8 Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari
atas :
1. Pariwisata budaya, yaitu : Rumah Adat
Betang Tumbang Gagu di Kecamatan Antang Kalang dan
Festival upacara Tewah di Kecamatan Kota Besi.
2. Pariwisata buatan, yaitu : Taman Kota
Sampit, Museum Kayu Sampit, dan Komplek bekas pabrik
NV Bruynzeel di Sampit.
3. Pariwisata alam, yaitu : Pantai Ujung
Pandaran, Danau Burung, dan ekowisata hutan mangrove
(perlindungan Bekantan) di Kecamatan Teluk Sampit, serta
wisata susur Sungai Mentaya.
I-69
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
1.3.5 Ketersedian Fasilitas Sosial dan Umum
A. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur pada
tahun 2009 berjumlah 546 dimulai dari tingkat Taman Kanak-
kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT) dan pesantren. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.36.
Tabel 1.36Sebaran Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur
2009
No
Kecamatan TK SD SDLB
SLTP
SLTA
SMK
PT
Pesantren
1 Mentaya Hilir Selatan 8 22 0 2 1 1 0 12 Teluk Sampit 0 7 0 3 0 0 0 03 Pulau Hanaut 8 19 0 4 0 2 0 04 Mentaya Hilir Utara 30 41 0 11 6 4 0 05 Mentawa Baru Keta-
pang4 12 0 4 1 1 1 1
6 Baamang 3 11 1 3 1 0 3 17 Seranau 7 24 0 8 1 0 0 08 Kota besi 0 15 0 6 0 0 0 09 Cempaga 12 21 0 4 2 2 0 010 Cempaga Hulu 5 20 0 4 1 0 0 011 Parengeaan 3 22 0 3 1 0 0 012 Mentaya Hulu 17 35 0 8 1 1 0 013 Antang Kalang 5 29 0 9 2 0 0 0
Jumlah 103
328
1 77 19 11 4 3
Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2009
B. Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan di Kabupaten Kotawaringin Timur
didominasi oleh fasilitas peribadatan umat islam, karena
mayoritas penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur adalah
beragama islam. Persebaran tempat ibadah menurut kecamatan
di Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 1.37.
Tabel 1.37
I-70
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kotawaringin Timur
Kecamatan MasjidLanggar/Mushola
Gereja Katholik
Gereja Protestan
Rumah Kebaktia
n
Vihara Pura
Mentaya Hilir Selayan
33 52
Teluk Sampit 9 4Pulau Hanaut 20 33Mentawa Baru Ketapang
44 94
Seranau 10 5Mentaya Hilir Utara
14 18
Kota Besi 24 13TelawangBaamang 32 10Cempaga 18 14Cempaga Hulu 9 4Parenggean 34 53Mentaya Hulu 22 30Bukit SantuaiAntang Kalang 8 18
Jumlah 2009 277 348 1 2008 286 385 31 84 3 5 42
Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009
C. Fasilitas Kesehatan
Keberadaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur
terdiri dari 1 (satu) unit Rumah Sakit Umum (RSU), 20 unit
Puskesmas, 113 Puskesmas pembantu, 255 Posyandu, 80
poliklinik desa (polindes), desa siaga 106 buah yang tersebar di
13 kecamatan. Sebaran fasilitas kesehatan dapat dilhat pada
Tabel 1.38.
Tabel 1.38Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun
2009
Kecamatan RSU Puskesmas
Puskesmas
Pembantu
Polindes
Poskesdes
Posyandu
Desa Siag
a
Mentaya Hilir 0 1 7 5 5 12 10
I-71
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Kecamatan RSU Puskesmas
Puskesmas
Pembant
Polindes
Poskesdes
Posyandu
Desa Siag
aSelayanTeluk Sampit 0 1 3 3 1 6 4Pulau hanaut 0 1 9 4 1 22 7Mentawa Baru/ Ketapang 1 3 7 3 2 29 7Seranau 0 1 5 6 1 7 6Mentaya Hilir Utara 0 1 6 6 6 13 7Kota Besi 0 1 8 8 0 15 14Telawang 0 1 6 4 0 0 0Baamang 0 2 6 2 2 15 4Cempaga 0 1 7 9 1 15 8Cempaga Hulu 0 1 7 4 1 22 8Parenggean 0 2 16 8 2 38 12Mentaya Hulu 0 1 6 6 2 22 8Bukit Santuai 0 1 4 4 0 0 0Antang Kalang 0 2 16 8 5 39 11
Jumlah 1 20 113 80 29 255 106Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2009
D. Fasilitas Pemerintahan serta Pertahanan dan Keamanan
Kegiatan pemerintahan skala regional di Kabupaten
Kotawaringin Timur dipusatkan di Kota Sampit. Perkantoran
pemerintah daerah dan instansi vertikal terdapat di sepanjang
ruas jalan utama. Sedangkan kegiatan pemerintahan skala lokal
tersebar di setiap ibukota kecamatan dan ibukota desa di
wilayah.
Kegiatan pertahanan dan keamanan skala regional, khususnya
pertahanan dan keamanan darat di Kabupaten Kotawaringin
Timur dipusatkan di Kota Sampit. Kegiatan pertahanan dan
keamanan wilayah perairan dan laut dipusatkan di Kecamatan
Mentaya Hilir Selatan.
Fasilitas pertahanan dan keamanan darat di Kabupaten
Kotawaringin Timur antara lain :
- Markas Kodim 1015 Sampit
- Polres Kotawaringin Timur
- Yonif Antang
- Markas Brimob di ruas Jalan Jenderal Sudirman km 18
- Lapangan tembak di ruas Jalan Jenderal Sudirman km 18
- Polsek dan Koramil yang tersebar di hampir seluruh kecamatan
I-72
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
E. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Fasilitas perdagangan dan jasa skala regional di Kabupaten
Kotawaringin Timur terpusat di Kota Sampit. Sektor Perbankan
mulai berkembang di Kabupaten Kotawaringin Timur. Di Kota
Sampit terdapat kantor Bank Indonesia, namun pada saat ini
berhenti beroperasi. Bank BRI, Bank BNI, dan Bank
Pembangunan Kalteng bahkan telah memiliki kantor cabang
pembantu di kecamatan.
Tabel 1.39
Infratruktur Jasa Keuangan dan Perhotelan Kab. Kotawaringin
Timur
No. Lembaga Keuangan Bukan Bank Perbankan
1. Perum Pegadaian Bank Mandiri
2. Asuransi Bumi Putera Bank Negara Indonesia
3. Asuransi Jiwa Raharja Bank Pembangunan Kalteng
4. Asuransi Jasindo Bank Rakyat Indonesia
5. Asuransi Bumi Asih Bank Danamon
6. Asuransi ACA Bank Internasional Indonesia
7. Asuransi Simas Mobil Bank Central Asia
8. Asuransi Prudential Bank Mega
9. C.U.Eka Pambelum Itah Bank Muamalat
10 Kantor-kantor pembiayaan lainnya Bank BTN
11 Bank Mandiri SyariahSumber : Profil Potensi Investasi dan Dunia Usaha Kotim Tahun 2008 dan hasil
olahan 2011
Persebaran bank yang beroperasi di Kabupaten Kotawaringin
Timur dapat dilihat pada tabel 1.40.
I-73
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Tabel 1.40Jumlah Bank yang Beroperasi di Kabupaten Kotawaringin
Timur
Nama BankBank Pemerintah
& Swasta
Bank Pembangunan
Daerah Lokasi
KC KU KCP KC KU KCPPT. BRI 1 Sampit
2 Sampit1 Samuda1 Kuala Kuayan1 Parenggean
PT. BNI ‘46 1 Sampit1 Samuda
PT. Mandiri 1 SampitBPD 1 SampitBank Danamon 1 1 Sampit
SamudaBII 1 SampitBank Mega 1 Sampit
Jumlah 6 5 3 1 - -Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009
Fasilitas hotel dan penginapan di Kabupaten Kotawaringin Timur
dapat dilihat pada tabel 1.41.
Tabel 1.41 Sebaran Hotel dan Penginapan
Di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2009
KecamatanPenginapan & Hotel (buah)
Hotel&Penginapan
Kamar
Tempat Tidur
Mentaya Hilir Selayan 1.
12 18
Teluk Sampit 0 0 0Pulau Hanaut 0 0 0Mentawa Baru Ketapang 29. 652 886Seranau 0 0 0Mentaya Hilir Utara 0 0 0Kota Besi 2. 16 24Telawang 0 0 0Baamang 8. 173 252Cempaga 0 0 0Cempaga Hulu 2. 11 14Parenggean 3. 22 26Mentaya Hulu 2. 17 26Bukit Santuai 0 0 0Antang Kalang 1. 33 48
Jumlah 51 921 1.282Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2009
I-74
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
F. Fasilitas Olahraga dan Rekreasi
Fasilitas olah raga dan rekreasi yang terdapat di Kabupaten
Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 1.42.
Tabel 1.42Banyaknya Fasilitas Olah Raga di Kabupaten Kotawaringin
Timur
Fasilitas Jumlah
Gedung Serba Guna 1
Lapangan Voli 73
Lapangan Basket 13
Lapangan Sepak Bola 38
Lapangan Bulu Tangkis 57
Taman Bermain 2
Tenis Meja 112
Sanggar Senam 4Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009
Selain itu, di Kabupaten Kotawaringin Timur terdapat 1 buah
stadion olah raga yag sekaligus dipergunakan untuk acara-acara
tertentu, 1 buah GOR, dan Sport Center yang sedang dalam
tahap pengembangan.
1.3.6 Kondisi Permukiman
Kondisi permukiman yang salah satunya bisa dilihat dari kondisi
bangunan perumahan yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur
dapat dilihat pada tabel 1.43.
Tabel 1.43Jumlah Bangunan Permanen, Semi Permanen, dan Tidak
Permanen Menurut Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur
Kecamatan Permanen Semi Permanen
Tidak Permanen
Mentaya Hilir Selayan
2.141 1.232 1.707
Teluk Sampit 203 943 952
Pulau Hanaut 41 2.179 1.208
Mentawa Baru Ketapang
13.527 3.912 604
I-75
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Kecamatan Permanen Semi Permanen
Tidak Permanen
Seranau 700 1.667 487
Mentaya Hilir Utara 1.230 824 760
Kota Besi 441 2.669 392
Telawang 42 2.275 102
Baamang 2.944 3.674 1.819
Cempaga 1.497 1.377 1.365
Cempaga Hulu 831 1.797 931
Parenggean 493 3.253 4.329
Mentaya Hulu 993 2.530 498
Bukit Santuai 157 1.104 203
Antang Kalang 178 4.238 1.028
Jumlah 25.418 33.674 16.385
Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009
1.3.7 Kondisi Utilitas dan Prasarana Wilayah
A. Air Bersih
Air bersih merupakan salah satu dari kebutuhan pokok manusia,
air bersih dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga,
social dan kebutuhan industry. Untuk memenuhi kebutuhan air
bersih di Kabupaten Kotawaringin Timur sumber yang digunakan
berasal dari PDAM, untuk melihat jumlah pelanggan dan jumlah
air yang disalurkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.44Disitribusi Air Bersih Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2008
Kategori Pelanggan Pelanggan
Disalurkan (m3)
Rumah Tangga 17.861 6.247.429
Perusahaan/Niaga/Hotel/Restoran 58 306.350
Kantor Pemerintahan 728 263.425
Badan Sosial dan lain-lain 424 319.206
Jumlah 19.071 7.136.410
Sumber: Data dan Analisa, Tahun 2009
Pada tahun 2009 telah didistribusikan sebanyak 5.987.364 m3
air bersih di kabupaten Kotawaringin Timur, di mana 3.131.707
m3 melalui sambungan induk sebesar rata-rata 61.868 m3 per
hari. Dari total distribusi yang disalurkan 3.309.444 m3, yang
I-76
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
disalurkan ke pelanggan rumah tangga sebesar 18.965, ke
pelanggan perusahaan/hotel/restoran sebanyak 613 pelanggan
sebesar 232.726 m3, sejumlah 222.265 m3 disalurkan ke 352
pelanggan kantor pemerintahan dan 155.362 m3 disalurkan ke
362 pelanggan badan sosial, sehingga secara keseluruhan
disalurkan dengan jumlah 20.292 pelanggan.
Cakupan pelayanan PDAM pada tahun 2009 hanya mampu
melayani atau memenuhi kebutuhan akan 66.912 jiwa atau baru
18,7% dari penduduk dengan jumlah sambungan sebanyak
10.492 sambungan. Cangkupan pelayanan terbanyak berada di
kota Sampit dengan jumlah pelanggan sebanyak 7.006
sambungan. Untuk lebih jelasnya mengenai cangkupan
pelayanan PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur lihat Tabel 1.45.
Tabel 1.45Cakupan Pelayanan PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2009
No Unit kerjaPenduduk Cangkupan Pelayanan
(jiwa) (jiwa) %1 Sampit 83.267 45.036 54,0
2 Pelangsian 17.413 1.104 6,3
3 Kota besi 6.605 2.052 31,0
4 Cempaka Mulia 3.541 1.272 36,0
5 Pundu 3.307 984 19,7
6 Parengeaan 5.045 1.500 19,7
7 Kuala Kuayan 5.042 2.724 54,0
8 Samuda 18.450 1.998 10,8
9 Mentaya Sebrang 4.073 1.614 39,6
10 Bagendang
2.791 414 14,8
Jumlah 184.563 66.912 28,7Sumber: Corporate Plan 2001-2009, PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007
Selain jaringan PDAM, di Kabupaten Kotawaringin Timur juga
terdapat fasilitas air bersih lainnya yang terdapat di beberapa
kecamatan.
Tabel 1.46Fasilitas Air Bersih UPTD Pengelola Air Bersih Pemerintah
Kabupaten Kotawaringin Timur
I-77
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
LOKASI VOLUME SATUAN TAHUNJENIS
BANGUNAN
KEC. MB. KETAPANG
1. Sumur Bor Artesis Desa Bapeang 1 Unit 2005 -
2. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bapanggang 1 Unit 2006 Beton
KECAMATAN BAAMANG
1.Sumur Bor Pompa Dangkal Taman Miniatur Budaya 1 Unit 2007 Beton
2. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Tanah Mas 1 Unit 2007 Beton
KECAMATAN SERANAU
1. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Terantang 1 Unit 2009 Beton
2. Sumur Bor Pompa Dangkal UPT Seragam Jaya 1 Unit 2010 Beton
KECAMATAN KOTA BESI
1.Sumur Bor Pompa Dangkal Komp. W.A. Pratama 1 Unit 2006 Beton
2. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Kandan 1 Unit 2006 Beton
3. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Camba 1 Unit 2009 Beton
4. Profil Tank 1100 Liter di Desa Tinduk (PAH) 1 Unit 2009 Beton
KECAMATAN TELAWANG
1. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Sei Babi 1 Unit 2005 Beton
2.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Ranting Tada 1 Unit 2005 Beton
3.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Simpang Sei Babi 1 Unit 2006 Beton
4.Sumur Bor Pompa Dangkal Jl. Jendral Sudirman Km. 35 1 Unit 2006 Beton
5. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Tanah Putih 1 Unit 2008 Beton
6.Sumur Bor Pompa Dangkal Jl. Jendral Sudirman Km. 40 1 Unit 2008 Beton
7. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Biru Maju 1 Unit 2009 Beton
8. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Sei Babi 1 Unit 2009 Beton
9. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Biru Maju 1 Unit 2010 Beton
10.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bukit Makmur 1 Unit 2010 Beton
KECAMATAN CEMPAGA
1. Sumur Bor Artesis Desa Luwuk Ranggan 1 Unit 2005 Kayu Ulin
2. Sumur Bor Artesis Desa Patai 1 Unit 2006 Kayu Ulin
3. Sumur Bor Artesis Desa Sei Paring 1 Unit 2006 Kayu Ulin
4. Sumur Bor Artesis Desa Jemaras 1 Unit 2006 Kayu Ulin
5. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Sei Paring 1 Unit 2007 Beton
6.Jaringan Pipa Induk Distribusi Pipa PVC Dia 6 " 4000 M´ 2010 -
7.Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Sei Paring 1 Unit 2011 Jaringan Pipa
KECAMATAN CEMPAGA HULU
1. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Plantaran 1 Unit 2005 Beton
2.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Pantai Harapan 1 Unit 2005 Beton
3. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Pundu 1 Unit 2006 Beton
4.Sumur Bor Pompa Dangkal Dusun Trobos Desa Bukit Raya 1 Unit 2008 Beton
5. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bukit Batu 1 Unit 2008 Beton
6. Sumur Bor Artesis Desa Bukit Raya 1 Unit 2008 Kayu
I-78
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
LOKASI VOLUME SATUAN TAHUNJENIS
BANGUNAN
7. Penangkap Mata Air 1 Unit 2009 Kayu
8.Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Pelantaran 1 Unit 2009 Jaringan Pipa
KECAMATAN PARENGGEAN
1. Sumur Bor Artesis Desa Karang Sari 1 Unit 2005
2. Sumur Bor Artesis Desa Mekar Jaya 1 Unit 2005
3. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Kabuau 1 Unit 2005 Beton
4. Sumur Bor Artesis Desa Karang Tunggal 1 Unit 2006
5. Sumur Bor Artesis Desa Harapan Sari 1 Unit 2006
6. Sumur Gali Desa Karang Tunggal 1 Unit 2009
7.Sumur Bor Pompa Dangkal RT. 18 Jl. Sumber Parenggean 1 Unit 2009 Beton
KECAMATAN ANTANG KALANG
1.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Beringin Agung 1 Unit 2009 Beton
2.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Tumbang Boloi 1 Unit 2010 Kayu
3.Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Tumbang Kalang 1 Unit 2008 Jaringan Pipa
4.Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Tumbang Sangai 1 Unit 2008 Jaringan Pipa
KECAMATAN MENTAYA HILIR UTARA
1.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bagendang Permai 1 Unit 2005 Beton
2.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Pondok Damar 1 Unit 2005 Beton
3.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bagendang Hilir 1 Unit 2006 Beton
4. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Ramban 1 Unit 2006 Beton
5.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Suluh Bakung 1 Unit 2008 Beton
6. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Natai Baru 1 Unit 2008 Beton
7.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bagendang Hulu 1 Unit 2009 Beton
8. Terminal Air Profil Tank 2.200 Ltr 2 Bh 2 Bh 2009 Beton
KECAMATAN MENTAYA HILIR SELATAN
1.Profil Tank 1100 Liter TERSEBAR DI Kecamatan MH. Selatan 10 Bh 2008 Kayu
2.Profil Tank 1100 Liter di Desa Jaya Karet (PAH) 10 Bh 2009 Kayu
3. Terminal Air Profil Tank 2.200 Ltr 2 Bh 7 Unit 2010 Beton
KECAMATAN PULAU HANAUT
1.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Babaluh Kecil 1 Unit 2008 Beton
2.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Babaluh Besar 1 Unit 2008 Beton
3. Profil Tank 1100 Liter di Desa Satiruk (PAH) 10 Bh 2009 Kayu
4.Profil Tank 1100 Liter di Desa Bapinang Hilir (PAH) 20 Bh 2010 Kayu
KECAMATAN PULAU HANAUT
1. Terminal Air Bersih 8.000 Ltr di Desa Parebok 3 Bh 2008 Beton
2.Profil Tank 1100 Liter di Lampuyang Kecil (PAH) 10 Bh 2008 Kayu
3.Profil Tank 1100 Liter di Desa Besawang (PAH) 10 Bh 2009 Kayu
I-79
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
LOKASI VOLUME SATUAN TAHUNJENIS
BANGUNAN
4.Kolam Pengendap Air Bumi Perkemahan Ujung Pandaran 1 Bh 2009 -
5. Terminal Air Profil Tank 2.200 Ltr 2 Bh 7 Unit 2010 Beton
B. Listrik
Menurut data penjualan tenaga listrik pada tahun 2009,
diketahui bahwa hampir seluruh kecamatan di Kabupaten
Kotawaringin Timur telah menjadi pelanggan listrik.
Pelayanan listrik di Kabupaten Kotawaringin Timur masih
mengandalkan tenaga diesel. Pada tahun 2009 jumlah
pelanggan listrik adalah 41.579. Nilai penjualan tenaga listrik di
Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 1.47.
Tabel 1.47Nilai Penjualan Tenaga Listrik Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Kotawaringin Timur
Kecamatan Jumlah Pelanggan
Daya Tersambung
Kwh Terjual
Mentaya Hilir Selatan/Teluk Sampit/Mentaya Hilir Utara
4.999 3.746.625 7.067.389
Pulau Hanaut 1.195 821.550 1.200.519
Mentawa Baru Ketapang 14.957 18.629.184 40.715.093
Baamang / Seranau 9.972 12.419.456 27.143.395
Kota Besi 2.625 1.789.150 2.989.804
Cempaga / Cempaga Hulu 2.333 1.674.350 3.072.416
Parenggean 2.470 2.098.650 4.552.290
Mentaya Hulu 1.567 1.137.600 1.424.187
Antang Kalang 1.461 1.272.750 1.532.284
Jumlah 41.579 43.589.315 89.697.377Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009
C. Telepon
Telepon sebagai sarana komunikasi modern menjadi kebutuhan
utama masyarakat, tersedianya sambungan telepon dapat
menjamin kelancaran komunikasi antara seseorang dari daerah
satu ke daerah yang lain.
I-80
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Telekomunikasi di Kabupaten Kotawaringin Timur telah
dilakukan dengan jaringan telepon PTSN maupun telepon
seluler, yang dapat tersambung dengan jaringan internet.
Kabupaten Kotawaringin Timur mempunyai 2.618 sambungan
telepon yang tersebar di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Fasilitas telekomunikasi umum yang terdapat di Kabupaten
Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 1.48.
Tabel 1.48Persebaran Fasilitas Telekomunikasi Menurut Kecamatan
di Kabupaten Kotawaringin Timur
KecamatanKomunikasi
Wartel
Warnet
Tlp Umum
Mentaya Hilir Selayan 1 3 0Teluk Sampit 0 0 0Pulau Hanaut 0 0 0Mentawa Baru Ketapang 15 10 2Seranau 0 0 0Mentaya Hilir Utara 0 0 0Kota Besi 1 0 0Telawang 0 0 0Baamang 6 12 3Cempaga 0 0 0Cempaga Hulu 0 0 0Parenggean 1 0 0Mentaya Hulu 0 0 0Bukit Santuai 0 0 0Antang Kalang 0 0 0
Jumlah 24 25 5 Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009
D. Air Limbah
Pengelolaan air limbah permukiman di Kabupaten Kotawaringin
Timur sebagian besar dilakukan dengan sistem pengelolaan air
limbah setempat (on-Site System), yaitu sistem penanganan air
I-81
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
limbah domestik yang dilakukan secara individual dan/atau
komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa
bangunan, yang pengolahannya diselesaikan secara setempat
atau di lokasi sumber. Sistem ini ada yang terbentuk dengan
pola sederhana dan cubluk.
Jumlah penggunaan MCK di sungai (jamban/on-site) mulai
berkurang, diasumsikan tinggal 20 % dari total penduduk.
Selebihnya menggunakan MCK pada rumah tangga masing-
masing, namun belum ada yang terhubung dengan sarana
pembuangan limbah (septic tank).
Tabel 1.49Tingkat Pelayanan PS Air Limbah On-Site System
Kecamatan
Jumlah
Rumah
Tangga
Jumlah PS Sanitasi On-Site SystemPengumpulan Pengolahan
Jamban Terapun
g
Jamban Keluarg
a
Lain-lain
Tangki Septik Standa
r
Cubluk
Lain-lain
Mentaya Hilir Selatan
5.540 1.108 4.432 - - 4.432 -
Teluk Sampit 2.099 420 1.679 - - 1.679 -
Pulau Hanaut 4.964 993 3.971 - - 3.971 -
Mty. Hilir Utara 3.072 614 2.458 - - 2.458 -
MB Ketapang 15.910 3.182 12.728 - - 12.728 -
Baamang 9.777 1.955 7.822 - - 7.822 -
Seranau 2.922 584 2.338 - - 2.338 -Sumber : RPIJM Bidang Cipta Karya, 2008
E. Sampah
Pengelolaan sampah di Kabupaten Kotawaringin Timur masih
menggunakan mekanisme lama, yaitu open dumping. Saat ini
terdapat 3 buah TPA yang melayani kebutuhan pembuangan
akhir sampah, yaitu TPA di Kota Sampit, Bagendang, dan
Parenggean.
I-82
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Ketiga TPA tersebut secara eksisting belum mampu melayani
kebutuhan pemrosesan sampah secara luas. Di luar pelayanan
ketiga TPA ini, masih menggunakan pola sederhana (dibakar,
ditimbun, maupun dibuang ke sungai).
Kondisi sistem persampahan di Kabupaten Kotawaringin Timur :
I. TPS 1 Jalan S. Parman : 11 TPS2 Jalan Muchran Ali : 11 TPS3 Jalan MT. Haryono : 9 TPS4 Jalan HM. Arsyad : 7 TPS5 Jalan DI. Panjaitan : 7 TPS6 Jalan Gatot Subroto : 6 TPS7 Jalan Pemuda/ Rel : 6 TPS8 Jalan Christopal Mihing : 5 TPS9 Jalan Pelita : 3 TPS
10 Jalan Cilik Riwut : 4 TPS11 Jalan H. Mansyur : 5 TPS12 Jalan Walter Concrad : 6 TPS13 Jalan Ir. H. Juanda : 7 TPS14 Khusus Taman Kota : 8 TPS15 Jalan Jendr. Sudirman : 9 TPS16 Jalan Kapten Mulyono : 10 TPS17 Jalan H. Imbran 11 TPS18 Jalan P. Antasari : 12 TPS19 Jalan H. Akhmad : 13 TPS20 Jalan Kopi 14 TPS21 Jalan Tambun Bungai : 15 TPS22 Jalan Pepabri 16 TPS23 Jalan Kembali 17 TPS24 Jalan Usman Harun : 18 TPS25 Jalan Cut Nyak Dien : 19 TPS26 Jalan RA. Kartini 20 TPS27 Jalan KH. Dewantara : 21 TPS28 Jalan Sawit Raya : 22 TPS29 Jalan Pelelangan : 23 TPS
TOTAL JUMLAH TPS : 98 TPS
II. KONTAINER 1 Exs. THR : 1 Unit2 Perumahan Bukit Permai : 1 Unit3 PPM : 1 Unit4 Lembaga Permasyarakatan : 1 Unit5 Pemda : 1 Unit6 RSUD Dr. Murjani : 1 Unit7 Jendral Sudirman Km. 6 : 1 Unit8 Samuda : 1 Unit
TOTAL JUMLAH CONTAINER 8 Unit
I-83
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
III DUMPTRUCK BERJUMLAH 7 BUAHIV TRUCK CONTAINER 2 BUAHV TRUCK TAMAN BERJUMLAH 2 BUAHVI TRUCK TANGKI 3 BUAHVII KAPASITAS SAMPAH YANG TERANGKUT PER HARI ± 80 M³.
F. Irigasi
Untuk memaksimal pelayanan pengamat pengairan, maka di
Kabupaten Kotawaringin Timur dibagi menjadi empat wilayah
kerja pengamat pengairan (WKPP), yaitu:
1) WKPP Mentaya Hulu meliputi:
a. Kecamatan Seranau
b. Kecamatan Baamang
c. Kecamatan Kota Besi
d. Kecamatan Cempaga
e. Kecamatan Cempaga Hulu
f. Kecamatan Mentaya Hulu
g. Kecamatan Antang Kalang
h. Kecamatan Parenggean.
2) WKPP Mentaya Hilir meliputi:
a. Kecamatan Mentawa Baru Ketapang
b. Kecamatan Mentaya Hilir Utara
c. Kecamatan Mentaya Hilir Selatan
d. Kecamatan P. Hanaut
e. Kecamatan Teluk Sampit.
3) WKPP Pulau Hanaut.
4) WKPP Teluk Sampit.
G. Transportasi
G.1 Transportasi Darat
1. Terminal
Terminal yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah
Terminal Patih Rumbih terdapat di Kota Sampit dengan
pelayanan terminal tipe B, dan memiliki kegiatan dominan
sebagai terminal transit dari Palangkaraya ke Pangkalanbun
I-84
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
dan ke Banjarmasin. Sedangkan terminal penumpang tipe C
terdapat di Sampit, Samuda dan Parenggean.
2. Jaringan Jalan
Kondisi jalan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur
secara umum prasarana jalan akses antar kabupaten atau ke
Ibukota Propinsi maupun antar Kecamatan sudah ada, akan
tetapi sebagian besar masih merupakan jalan tanah, dengan
kondisi jalan yang umumnya rusak. Berikut jaringan jalan
yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur, meliputi :
a. Jaringan jalan arteri primer yang ada di Kabupaten
Kotawaringin Timur, terdiri atas :
- ruas jalan Kasongan – Pelantaran sepanjang 61,963 km
- ruas jalan Batas Kota Sampit - Pelantaran/Km. 65
sepanjang 57,389 km
- ruas jalan Jl. Cilik Riwut (Sampit) sepanjang 17,971 km
- ruas jalan Batas Kota Sampit – km 65.00 (Sp. Bangkal)
sepanjang 60,824 km
- ruas jalan Jl. A. Yani (Sampit) sepanjang 2,456 km
- ruas jalan Jl. Sudirman (Sampit) sepanjang 3,219 km
b. Jaringan jalan kolektor primer K2 yang ada di
Kabupaten Kotawaringin Timur, terdiri atas :
- ruas jalan Sampit – Samuda sepanjang 32,35 km
- ruas jalan Jl. HM. Arsyad (Sampit) sepanjang 6,45 km
- ruas jalan Samuda – Ujung Pandaran sepanjang 49,00
km
- ruas jalan Pelantaran – Parenggean sepanjang 34,75 km
- ruas jalan Parenggean – Tumbang Sangai sepanjang
51,20 km
- ruas jalan lingkar utara (Sampit) sepanjang 12 km
- ruas jalan lingkar selatan (Sampit) sepanjang 7,50 km
c. Jaringan jalan lokal dan sekunder yang ada di
Kabupaten Kotawaringin Timur
d. Alur pelayaran sungai, terdiri atas :
- Sungai Mentaya : Sampit – Cempaga Hulu;
- Sungai Mentaya : Sampit – Teluk Sampit;
I-85
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
- Sungai Mentaya : Sampit – Mentaya Hulu – Antang
Kalang;
- Sungai Cempaga : Pantai Harapan – Cempaka Mulia –
Kota Besi; dan Terusan Hantipan : Samuda – Pagatan.
e. Dermaga sungai dan penyeberangan, terdiri atas :
- Dermaga Antang Kalang, Tumbang Kalang Seberang,
Tumbang Jaringau, Tumbang Turung, Rantau Katang,
Sangai, Sangai Kota, dan Sangai Seberang di
Kecamatan Antang Kalang;
- Dermaga Bajarum, Kandan Seberang, Hanjalipan, Kota
Besi Hilir, Kota Besi Hulu, Pasar Desa Sebabi, dan
Pamalian di Kecamatan Kota Besi;
- Dermaga Rubung Buyung, dan Pasar Desa Baninan di
Kecamatan Cempaga;
- Dermaga Pasar Desa Parit, Pasar Desa Sudan di
Kecamatan Cempaga Hulu;
- Dermaga Kuala Kuayan Seberang di Kecamatan
Mentaya Hulu;
- Dermaga Kabuau di Kecamatan Parenggean;
- Dermaga Habaring Hurung, Pelangsian, Mesjid Jami di
Kecamatan Mentawa Baru Ketapang;
- Dermaga Pasar Desa Runting Tada di Kecamatan
Telawang;
- Dermaga Mentaya Seberang Hilir, Mentaya Seberang
Hulu, Ganepo, dan Mesjid Taqwa di Kecamatan
Seranau;
- Dermaga Pasar Desa Bagendang Hilir, Pasar Desa
Ramban, Pasar Sabtu Bagendang, dan Sei Lancang di
Kecamatan Mentaya Hilir Utara;
- Dermaga Pasar Samuda di Kecamatan Mentaya Hilir
Selatan;
- Dermaga Bapinang Hilir, Babaluh, Bapinang,
Pelangsian, dan Satiruk di Kecamatan Pulau Hanaut;
dan
- Dermaga Desa Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk
Sampit.
I-86
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
G.2 Transportasi Laut
Pelabuhan utama di Kabupaten Kotawaringin Timur :
- Pelabuhan Sampit, sebagai pelabuhan penumpang
- Pelabuhan Bagendang, sebagai pelabuhan CPO dan
Multipurpose
- Pelabuhan pengumpan : Pelabuhan Samuda di Kecamatan
Mentaya Hilir Selatan
Terminal khusus, terdiri atas :
- Pelabuhan PT Windu Nabatindo Lestari, PT Bumi Hutan
Lestari, PT Sarana Prima Multi Niaga, PT Hutan Sawit Lestari,
PT Duta Borneo Pratama, PT Fajar Mentaya Abadi, dan PT
Mirah Labuan Berlian di Kecamatan Cempaga Hulu;
- Pelabuhan PT Kotabesi Iron Mining, PT Feron Tambang
Kalimantan, dan PT Sukajadi Sawit Mekar di Kecamatan
Telawang;
- Pelabuhan PT Bisma Dharma Kencana di Kecamatan
Cempaga;
- Pelabuhan PT Tunas Agro Subur Kencana dan PT Sylva Sari
di Kecamatan Kota Besi
- Pelabuhan PT Mentaya Iron Ore Mining, PT Uni Primacom, PT
Katingan Indah Utama, PT Surya Inti Sawit Kahuripan, dan PT
Unggul Lestari di Kecamatan Parenggean
Alur pelayaran, terdiri dari :
a. alur pelayaran internasional, yaitu Sampit – Luar Negeri
b. alur pelayaran nasional :
- Sampit - Semarang;
- Sampit – Surabaya;
- Sampit – Jakarta;
- Sampit – Banjarmasin;
- Sampit – Pangkalan Bun
G.3 Transportasi Udara
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki sebuah bandar udara
dengan nama Bandara H. Asan, yang terletak di Kecamatan
Baamang.
I-87
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Bandara H. Asan mempunyai panjang landasan pacu (Run Way)
: 1.850 m X 30 m yang memungkinkan untuk didarati oleh
pesawat sejenis Boeing. Pada saat ini beroperasi 2 buah
maskapai penerbangan, yaitu PT Merpati Nusantara Airlines
(MNA) dan PT Kalstar, dengan rute penerbangan tujuan : Jakarta,
Surabaya, Semarang, Banjarmasin, dan Pangkalan Bun.
1.4 Isu- Isu Strategis
Mencermati data fakta lapangan yang terlihat saat obervasi, informasi
yang tersampaikan pada saat lokakarya serta hasil analisis terhadap
data-data sekunder memberikan gambaran beberapa isu penting
terkait rencana penataan ruang Kabupaten Kotawaringin Timur.
Kabupaten Kotawaringin Timur, mengalami dinamika perkembangan
yang cukup dinamis. Dinamika perkembangan sangat dipengaruhi
pembangunan fisik atau aktifitas baru yang memberikan dampak
terhadap aktifitas lainnya. Dalam konteks pengembangan Kabupaten
Kotawaringin Timur ke depan, perlu diamati dan dikaji lebih mendalam
beberapa hal yang mengemuka (issues), karena hal tersebut dapat
saja menjadi titik-tolak untuk merencanakan atau mengembangkan
suatu komponen ruang atau komponen kota.
Isu Strategis yang berkembang di Kabupaten Kotawaringin Timur
adalah :
Kota Sampit sebagai kawasan perkotaan yang harus didorong
pertumbuhannya. Sebagai PKW, letak Kota Sampit dilalui oleh
jalan arteri primer yaitu Jalan Kalimantan Poros Selatan yang
melintasi Palangka Raya - Kasongan – Sampit – Pangkalan Bun.
Hal tersebut menjadi pendorong bagi pengembangan Kabupaten
Kotawaringin Timur.
Perkebunan besar swasta (PBS) yang beroperasi di Kabupaten
Kotawaringin Timur sangat banyak, namun sebagian besar
produknya langsung dikirim keluar daerah hanya dalam wujud
CPO, bukan turunannya.
Areal perkebunan besar swasta (PBS) sangat besar namun belum
dapat memberikan manfaat yang maksimal baik untuk
masyarakat maupun pemerintah daerah.
I-88
Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
Tingkat kerusakan ruas jalan di Kabupaten Kotawaringin Timur
sangat tinggi dengan faktor penyebab utama yaitu muatan
kendaraan yang melebihi tonase yang dianjurkan.
Potensi pertambangan yang melimpah, namun semuanya dikirim
langsung keluar daerah dalam kondisi mentah.
Seringnya konflik yang terjadi akibat sengketa lahan antara
perkebunan besar swasta dengan masyarakat setempat.
Terbitnya Keputusan Menteri Kehutanan RI No : SK.292/Menhut-
II/2011, dimana dijadikan sebagai acuan perijinan pemanfaatan
ruang di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Ketidaktepatan pemanfaatan ruang yang terjadi sebagai akibat
perbedaan acuan yang digunakan dalam pemberian ijin
pemanfaatan ruang.
Banyaknya pelanggaran kawasan hutan oleh aktivitas budidaya
non kehutanan yang dilakukan oleh pengusaha, masyarakat,
maupun pemerintah daerah tanpa melalui prosedur dan
ketentuan yang berlaku.
Jumlah obyek pariwisata yang kurang dan dukungan sarana dan
prasarana yang kurang memadai.
Kurang berkembangnya kawasan pertanian tanaman pangan.
Adanya perbedaan kepentingan antara kepentingan konservasi
dengan kepentingan bisnis atau pertumbuhan ekonomi yang
terjadi pada suatu kawasan.
Meningkatnya bencana alam yang terjadi terutama banjir dengan
tudingan utama akibat pengelolaan kawasan dan penataan ruang
yang tidak tepat sehingga mengganggu kestabilan lingkungan.
Terbatasnya ruang budidaya non kehutanan pada kawasan APL
(Areal Penggunaan Lain) berdasarkan Keputusan Menteri Ke-
hutanan RI No : SK.292/Menhut-II/2011 setelah dikurangi kawasan
budidaya yang sudah eksisting, sehingga memerlukan kebijakan
yang tepat berdasarkan prioritas dan ketersediaan anggaran.
I-89