RTRK Kawasan Koridor Jl. G.Obos dan Menteng Baru
-
Upload
mellianae-merkusi -
Category
Education
-
view
1.191 -
download
12
Transcript of RTRK Kawasan Koridor Jl. G.Obos dan Menteng Baru
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
i
KATA PENGANTAR
Laporan Akhir ini merupakan laporan dari serangkaian laporan yang harus
diselesaikan dalam pekerjaan Penyusunan Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK) Kawasan
Koridor Jalan G.Obos dan Menteng Baru Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah Tahun
Anggaran 2007, pada Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Palangka Raya.
Pada intinya laporan ini berisi penjelasan mengenai perencanaan yang akan
digunakan untuk kawasan G.Obos dan Menteng Baru. Akhirnya kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang turut membantu selama proses penyusunan laporan ini,
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Palangka Raya, 2007
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------------- iDAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------- i
BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------ 1I.1. LATAR BELAKANG-------------------------------------------------- 1I.2. MAKSUD DAN TUJUAN ------------------------------------------- 1I.3. FUNGSI DAN MANFAAT RENCANA ------------------------- 1I.4. RUANG LINGKUP---------------------------------------------------- 2I.5. SISTEMATIKA PENYUSUNAN ----------------------------------- 2
BAB II DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN ---------------------------- 3II.1. VISI PERENCANAAN KAWASAN ----------------------------- 3II.2. FILOSOFI PENGEMBANGAN KAWASAN------------------ 3II.3. IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KAWASAN-------- 3II.4. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN ----------------- 4II.5. KONTEKS PENGEMBANGAN BERKELANJUTAN ------- 4
BAB III RENCANA TEKNIK TATA RUANG KAWASANKORIDOR JALAN G.OBOS DAN KAWASAN MENTENGBARU -------------------------------------------------------------------------- 6III.1. PROGRAM PENGEMBANGAN SPATIAL------------------- 6III.2. RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN
KAWASAN ----------------------------------------------------------- 7III.3. RENCANA TATA GUNA LAHAN----------------------------- 7III.4. RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PADA
KAWASAN MENTENG BARU ---------------------------------- 8III.5. RENCANA BANGUNAN GEDUNG -------------------------- 9III.6. RENCANA BANGUNAN BUKAN GEDUNG -------------- 13III.7. RENCANA KETENTUAN JARINGAN JALAN------------- 17III.8. RENCANA KETENTUAN UTILITAS-------------------------- 17
BAB IV PEDOMAN PERENCANAAN ------------------------------------------ 19IV.1. KETENTUAN BANGUNAN GEDUNG ------------------------- 19IV.2. KETENTUAN BANGUNAN TERBUKA ------------------------ 24IV.3. KTENTUAN JALAN -------------------------------------------------- 28IV.4. KETENTUAN UTILITAS -------------------------------------------- 30
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
ii
BAB V PROGRAM PENGENDALIAN PEMBANGUNAN --------------- 31V.1. PARTISIPASI PELAKU PELAKSANAAN PROGRAM ------ 31V.2. KETERLIBATAN STAKE HOLDER DALAM INVESTASI
PEMBANGUNAN KAWASAN ------------------------------------ 31V.3. ARAHAN PROGRAM INVESTASI-------------------------------- 32V.4. PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN
DAN SUMBER DANA ------------------------------------------------ 32V.5. PENGENDALIAN PELAKSANAAN ----------------------------- 33
Lap oran Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANGPada prinsipnya pembangunan adalah proses yang direncanakan guna
menjadikan suatu kawasan menjadi lebih baik dari sebelumnya, demikian halnya
dengan perencanaan tata ruang kawasan perkotaan. Dalam hal perencanaan kawasan
perkotaan, pada umumnya perencanaan kawasan perkotaan akan dapat mewujudkan
suatu efisiensi pemanfaatan ruang yang tepat guna sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan kehidupan ekonomi dan sosial budaya bagi para penghuninya. Oleh
karenanya kawasan perkotaan perlu dikelola dan dikontrol secara optimal melalui
produk perencanaan tata ruang.
Rencana Teknik Tata Ruang Kawasan Perkotaan adalah Rencana Pengembangan
kawasan perkotaan yang disiapkan secara teknis, berupa kebijaksanaan pemanfaatan
kawasan perkotaan termasuk ruang di atasnya, yang menjadi Pedoman Pengarahan dan
Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan. Rencana teknis ini merupakan pengkajian
serta penjabaran dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah/Kota dan Rencana Detail
Tata Ruang Wilayah / Kota. Dan merupakan perhitungan yang kemudian direncanakan
untuk kawasan perkotaan, khususnya dalam hal pemanfaatan ruang. Ruang tersebut
mencerminkan strategi pengembangan pemanfaatan bagian wilayah kota/kawasan
perkotaan yang secara terperinci disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam
rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan di daerah.
Rencana Teknik Tata Ruang Kawasan (RTRK) merupakan salah satu perangkat
kendali penataan bangunan, yang memberikan arahan pengawasan, penertiban, dan
mekanisme perijinan. Selain itu RTRK dapat memberikan arahan program dan rencana
yang dapat diacu oleh setiap pelaku pembangunan. RTRK diperlukan tidak hanya
untuk mengendalikan pertumbuhan fisik tata bangunan tetapi juga untuk melengkapi
peraturan bangunan setempat yang sudah ada yang biasanya bersifat umum. RTRK
memberikan arahan secara lebih khusus, spesifik untuk menata bangunan yang kurang
tertib, kurang produktif agar lebih serasi dengan lingkungannya.
Kawasan sepanjang koridor Jalan G.Obos dan Kawasan Menteng Baru,
merupakan salah satu kawasan Kota Palangka Raya yang memiliki dinamika
perkembangan yang cukup pesat. Hal ini terjadi karena fungsi jalan sebagai perlintasan
regional (jalur arteri) serta sebagai simpul pergerakan antar kawasan di Kota Palangka
Raya, sehingga memiliki intensitas lalu lintas yang lumayan cukup tinggi. Kondisi ini
memiliki daya tarik pemanfaatan ruang untuk kegiatan yang berorientasi ekonomi.
Dengan latarbelakang uraian tersebut diatas kiranya dipandang perlu disusun
rencana teknik penataan kawasan sepanjang koridor Jalan G.Obos dan Menteng Baru,
sebagai panduan (guidelines) bagi setiap stake holder yang terlibat dalam pemanfaatan
ruang kawasan tersebut.
I.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kawasan (RTRK) Koridor Jalan
G.Obos dan Menteng Baru di Kota Palangka Raya adalah tercipta pembangunan fisik
yang tertib, aman, nyaman dan serasi pada Koridor Jalan G.Obos dan Menteng Baru.
Dan tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan ini adalah memberikan arahan
perwujudan fisik suatu segmen kota yang mengacu pada Rencana Umum Penataan
Ruang Kota Palangka Raya.
I.3. FUNGSI DAN MANFAAT RENCANA
Fungsi Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Jalan G.Obos dan Kawasan
Menteng Baru adalah untuk mewujudkan keselarasan dan keserasian bangunan dengan
bangunan yang ada di kawasan tersebut, bangunan dengan prasarana dan
lingkungannya, serta menjaga keselamatan bangunan dan lingkungannya.
Manfaat Rencana Teknik Ruang Kawasan adalah sebagai pedoman untuk : 1).
Pemberian ijin mendirikan bangunan dan pemanfaatan bangunan; 2) .Penertiban letak,
ukuran bangunan gedung dan bukan gedung serta bukan bangunan; 3). Penyusunan
Lap oran Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
2
rancang bangun bangunan gedung dan bukan gedung dan 4). Jaminan kepastian
hukum dalam pelaksanaan pembangunan, termasuk kepastian untuk mendapatkan
pelayanan, kondisi yang selaras dan serasi dalam melakukan kegiatannya.
I.4. RUANG LINGKUP
1.4.1. Lingkup Kegiatan
Kegiatan ini meliputi beberapa tahapan, mulai dari koordinasi dan persiapan,
survey dan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, penyusunan
konsep dan strategi serta RTRK, yang secara garis besar meliputi :
a. Persiapan pelaksanaan kegiatan, yaitu koordinasi dan menyusun data awal,
rencana kerja dan penentuan metode pelaksanaan kegiatan.
b. Identifikasi dan analisis potensi dan permasalahan kawasan, serta
merumuskan konsep dan strategi RTRK yang sesuai dengan potensi kawasan.
c. Penyusunan Rencana Teknik Ruang Kawasan
1.4.2. Lingkup Wilayah Perencanaan
Lingkup wilayah perencanaan yaitu koridor jalan G.Obos yang dimulai dari
persimpangan jalan G.Obos- jalan C. Bangas sampai dengan jalan G.Obos ujung
dan Kawasan Menteng Baru.
1.4.3. Lingkup Substansial
Lingkup substansial RTRK koridor jalan G.Obos dan Kawasan Menteng Baru
diarahkan pada rencana dan rancangan kawasan koridor, yang meliputi
pemanfaatan ruang dan panduan perancangan terhadap ruang-ruang terbuka
maupun ruang-ruang antar bangunan yang bersifat publik. Melalui urban design
guidelines diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pengendalian pelaksanaan
pembangunan dan lingkungan kawasan.
I.5. SISTEMATIKA PENYUSUNAN
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang latar belakang dan landasan hukum penyusunan
pekerjaan, penetapan tujuan dan sasaran pekerjaan, penetapan ruang
lingkup kegiatan, spasial dan substansial, serta sistematika penyusunan.
Beberapa penetapan di atas akan menjadi panduan tahap selanjutnya
dalam keseluruhan proses penyusunan pekerjaan.
BAB II : ELABORASI RENCANA TEKNIK TATA RUANG KAWASAN
(RTRK) JALAN G. OBOS DAN KAWASAN MENTENG BARU
Elaborasi RTRK merupakan proses eksplorasi gagasan perencanaan serta
penentuan visi perencanaan untuk menghasilkan konsep perencanaan
yang jelas. Filosofi gagasan dan sekaligus model implementasinya
diungkapkan pada bab ini.
BAB III : PROGRAM RENCANA TEKNIK TATA RUANG KAWASAN
KORIDOR JALAN G.OBOS DAN KAWASAN MENTENG BARU
Berisi rencana program pengembangan kawasan koridor jalan G.Obos
dan kawasan Menteng Baru beserta ketentuan-ketentuan yang harus
dipenuhi agar dapat diterapkan dengan baik.
BAB IV : ARAHAN DESAIN RENCANA TEKNIK RUANG KAWASAN (RTRK)
KORIDOR JALAN G.OBOS DAN KAWASAN MENTENG BARU
Berisi tentang keluaran yang berupa arahan-arahan rancangan untuk
membentuk kawasan sesuai dengan visi yang sudah dituangkan. Arahan
ini diharapkan menjadi acuan didalam pengambilan keputusan
sekaligus sebagai panduan didalam pelaksanaan pembangunan
selanjutnya.
BAB V : ADMINISTRASI PENGENDALIAN PROGRAM DAN RENCANA
TEKNIK TATA RUANG KAWASAN KORIDOR JALAN G.OBOS
DAN KAWASAN MENTENG BARU
Berisi tentang sistem yang akan diterapkan di dalam proses
pembangunan kawasan, bagaimana melibatkan semua stake holder serta
bagaimana implementasinya.
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
3
BAB II
DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN
II.1. VISI PERENCANAAN KAWASAN
Perencanaan kawasan koridor jalan G.Obos dan kawasan Menteng Baru diarahkan pada
pengembangan kawasan untuk mewujudkan Liveable Tropical Urban Coridor. Liveable
Tropical Urban Coridor merupakan visi mewujudkan kawasan koridor G.Obos dan
kawasan Menteng Baru sebagai kawasan bagian kota yang memiliki kaearakter tropis
dengan budaya lokal yang khas dan mengedepankan pada pengembangan ruang-ruang
publik baik untuk manusia normal maupun untuk diffable.
Visi ini diwujudkan dengan mengedepankan penataan dan pengembangan kawasan
dalam konteks mememgang prinsip-prinsip konservasi lingkungan. Konsep konservasi
diarahkan pada manajemen perubahan kawasan baik secara fisik maupun fungsi-fungsi
yang terbentuk didalamnya untuk mengendalikan perubahan-perubahan sehingga
tidak mengakibatkan kemunduran (degradasi) secara terus menerus. Sebaliknya
pengembangan kawasan diarahkan pada pertumbuhan progresif tanpa meninggalkan
prinsip-prinsip perbaikan lingkungan. Oleh karena itu porsi penataan dan
pengembangan kualitas lingkungan dan pengembangan ruang-ruang publik
mendapatkan porsi paling besar untuk memproyeksikan koridor jalan G.Obos dan
kawasan Menteng Baru benar-benar sebagai representasi kota tropis yang manusiawi.
II.2. FILOSOFI PENGEMBANGAN KAWASAN
Sebagai perwujudan visi perencanaan, dikembangkan konsep pengembangan kawasan
yang memiliki jangkauan terhadap ciri khas kota tropis Indonesia (Indonesia Identity),
dengan fokus mengakomodasi aktifitas-aktifitas publik. Konsep ini sebenarnya sebagai
bentuk jawaban atas permasalahan yang muncul di koridor jalan G.Obos dan kawasan
Menteng Baru, sekaligus sebagai filosofi dasar untuk menyikapi kearifan lokal sebagai
pijakkan untuk mendorong pertumbuhan kawasan secara progresif dan modern.
Dinamika pertumbuhannya diarahkan pada management perubahan tanpa harus
bertahan pada pola-pola pertumbuhan yang ekletis. Selengkapnya konsep ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
Tabel II.1. Konsep Pengembangan Kawasan
Konsep AbstaksiIdentitasIndonesia
Citra Palangka Raya dengan tradisi dayak menjadi konsep utama untuk menciptakanimage atau identitas salah satu kota Indonesia.
Sedangkan citra sebagai kota tropis diwujudkan dengan konservasi tanaman danmerancang koridor jalan G.Obos dan kawasan Menteng Baru ini dengan komposisitata hijau dan ruang terbuka hijau sebagai bagian dari konsep perbaikan iklim mikrokawasan
Berorientasi keMasyaraakat
Visi Liveable Tropical Urban Enviroment diorientasikan secara cerdas, terbuka danberkelanjutan sebagai kawasan untuk beraktifitas,belajar,bekerja,belanja didalam satukesatuan kawasan dengan akses mudah dan dapat dilalui dengan hanya berjalan kakisaja, sehingga domain dari perancangan ini diarahkan untuk fungsi publik yaitucommunal space atau social space.
Koridor jalan G.Obos akan difokuskan menjadi mixed use area. Area pejalan kaki danruang-ruang terbuka akan dimaksimalkan agar aktifitas publik lebih hidup.Bangunan-bangunan sepanjang koridor jalan ini akan ditata secara set back agartercipta ruang-tuang terbuka yang longgar.
Kawasan Menteng Baru ini dirancang untuk memiliki fasilitas-fasilitas leisure andrecreation area untuk menggenapi fungsi-fungsi permukiman dan perdagangan.
II.3. IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KAWASAN
2.3.1. Identitas Indonesia
Implementasi identitas Indonesia dapat dicapai dengan eksplorasi arsitektur dan
ornamen lokal Dayak sebagai bahan dasar,tetapi juga harus mengakomodasi
modernitas agar karakter yang tercipta lebih jelas. Implementasi ini diterapkan
secara cerdas sebagai berikut :
a. Arsitektur Rumah Betang dan ornamen-ornamennya tidak diadopsi secara
membabi-buta sebagai satu-satunya referensi perancangan konfigurasi
arsitektur sepanjang koridor jalan G.Obos agar khasanah arsitektur kota tidak
terbentuk secara ekletik.
b. Identitas Indonesia selain merupakan eksplorasi budaya, sudah harus dimulai
juga sebuah ekplorasi yang mengedepankan kearifan lokal melalui proses
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
4
eksplorasi adaptasi terhadap alam. Adaptasi terhadap alam terutama
dikaitkan dengan iklim tropis lembab dan panas. Pertimbangan-
pertimbangan adaptasi menjadikan fokus perencanaan pada akomodasi
terhadap aktifitas di ruang terbuka melalui explorasi vegetasi dan juga
terapan pada eksplorasi bangunan yang diarahkan pada konsumsi energi
yang efisien.
2.3.2. Berorientasi ke masyarakat
Pengembangan koridor jalan G.Obos lebih mengedepankan pada akomodasi-
akomodasi terhadap kegiatan-kegiatan publik di ruang terbuka. Orientasi
pengembangannya pada dasarnya lebih diarahkan pada akses pejalan kaki yaitu
pedestrian dengan street furniture-nya dan dissabled access. Pengembangan ini
harus menjamin prinsip-prinsip keamanan dan kenyamanan pejalan kaki tanpa
harus terkena matahari secara langsung.
II.4. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN
Gagasan Liveable Tropical Urban Corridor akan mengarahkan perancangan koridor jalan
G.Obos dan kawasan Menteng Baru dengan menggunakan pendekatan:
a. Teknis berkelanjutan untuk menciptakan suatu tempat dengan beragam bangunan
dan kepekaan yang kuat terhadap skala manusia, yaitu sesuai dengan fungsi,
topografi dan pengaruh klimatologi, utamanya iklim tropis.
b. Bangunan diarahkan agar responsif terhadap lingkungan termasuk topografi, fungsi,
dan pengaruh iklim. Didalam proses perancangan bangunan harus diperhatikan
integrasi ruang-ruang terbuka yang tercipta agar tidak muncul ruang-ruang negatif
atau spontan.
c. Perancangan di kawasan ini harus mengacu pada kaidah-kaidah perancangan tropis
lingkungan urban. Bangunan-bangunan harus memiliki inovasi yang berbasis pada
karakter-karakter lokal.
II.5. KONTEKS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Untuk mewujudkan visi Liveable Tropical Urban Corridor, strategi pengembangan
kawasan dilakukan dengan pendekatan teknis pembangunan berkelanjutan. Didalam
aplikasinya, karena koridor jalan G.Obos didominasi mixed use area, dengan berbagai
fungsi aktifitas, maka dirumuskan koridor-koridor pengembangan kawasan dengan
memperhatikan komposisi keseimbangan anatara sosial, ekonomi, dan lingkungan dan
mengarahkan pada proses keberlanjutannya.
Karena didalam Rencana Teknis Ruang Kawasan (RTRK) lebih menekankan pada
kebijakkan tentang tata ruang, maka proses keberlanjutan dari pengembangan ruang
koridor jalan G.Obos lebih diarahkan pada kesempatan pada masyarakat untuk terlibat
di dalam pengembangan kawasan ini. Keterlibatan ini lebih pada kesempatan tinggal
dan berusaha secara seimbang dengan sektor-sektor lain seperti sektor pemodal swasta
dan juga pemerintah, karena pertumbuhan kawasan ini lebih dipengaruhi oleh sektor
pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, meskipun koridor ini merupakan kawasan pertumbuhan (growth),
perubahan-perubahan fisik kawasan akibat pertumbuhan pembangunan harus
diarahkan pada keseimbangan lingkungan, yaitu dengan memperhatikan dan
mempertegas pengembangan lingkungan kawasan yang lebih mengedepankan
aktifitas-aktifitas publik.
Lebih jauh implementasi pengembangan wilayah dalam konteks pembangunan
berkelanjutan adalah :
2.5.1. Pengembangang konteks sosial
a. Kawasan tidak dikembangkan secara eksklusif tetapi terbuka bagi
keterlibatan masyarakat.
b. Memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat berdampingan dengan
usaha ekonomi besar.
c. Membuka akses fasilitas-fasilitas publik untuk masyarakat umum melalui
kehadiran ruang publik.
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
5
d. Membuka peluang kemudahan-kemudahan teknologi informasi untuk
diakses oleh masyarakat.
2.5.2. Pengembangan konteks ekonomi
a. Kawasan terintegrasi antar sektor ekonomi, baik ekonomi pemodal maupun
masyarakat.
b. Pembangunan ekonomi pemodal harus memperhatikan keberlangsungan
ekonomi masyarakat.
c. Ruang-ruang berbasis ekonomi harus tetap mengembangkan ruang-ruang
publik hijau.
d. Kegiatan ekonomi tidak boleh mengganggu kegiatan lain seperti : kantor,
sekolah dan permukiman.
2.5.3. Pengembangang konteks lingkungan
a. Pembangunan fisik lingkungan harus diintegrasi, konfigurasi fisik harus
saling berkaitan.
b. Karakter lingkungan tropis dijaga dan ditingkatkan kualitasnya untuk
perbaikan iklim mikro.
c. Ruang-ruang terbuka hijau difungsikan sekaligus sebagai ruang untuk
kegiatan publik.
d. Bangunan harus dirancang sedemikian agar konsumsi energi lebih efisien.
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
6
BAB IIIRENCANA TEKNIK TATA RUANG KAWASAN
KORIDOR JALAN G.OBOS DAN KAWASAN MENTENGBARU
III.1. PROGRAM PENGEMBANGAN SPATIAL
3.1.1. Path atau Urban Skeleto
Pada dasarnya perubahan untuk konfigurasi
rangka ruang koridor jalan G.Obos tidak
mengalami perubahan dan untuk kawasan
Menteng Baru akan didesai dengan pola yang
tepat untuk sebuah kawasan permukiman.
Urban skeleton pada koridor jalan G.Obos yang
membentuk pola linear dipertahankan karena
konfigurasi ini memiliki karakter yang kuat
untuk mempertegas bahwa koridor jalan
G.Obos.
Fungsi skeleton selain untuk membentuk pola
konfigurasi kawasan, juga sebagai path yang
menentukan pola alur pergerakkan di dalam
kawasan perencanaan, yang meliputi alur
pergerakan pejalan kaki, kendaraan bermotor,
angkutan umum, taksi dan moda-moda
pergerakkan lain, sehingga keberadaannya
sangat vital sebagai penentu karakter kawasan.
Gambar 3.1 Urban Skeleton yang terbentuk melalui polakonfigurasi jalan
3.1.2. Urban District
Untuk mewujudkan visi Liveable Tropical Urban Corridor ditentukan strategi zonasi untuk
mengembangkan karakter kawasan. Fokus pengembangan zonasi kawasan diarahkan
pada pengelompokkan dari tipologi fungsi-fungsi kawasan yang sejenis sesuai dengan
karakter yang sudah terbentuk. Pembagian zona kawasan mengacu pada kecenderungan
fungsi yang dominan menentukan karakter masing-masing kelompok yang setipe,
kemudian dikelompokkan lagi kedalam satu distrik.
Secara fisik distrik ini harus mempresentasikan area yang berada di dalam satu wilayah
dengan batas fisik yang jelas dan tidak melampai batasan berdasarkan alur pergerakan
utama di lingkungan kawasan. Batasan-batasan fisik yang digunakan untuk membatasi
zonasi mengacu pada pola struktur skeleton kawasan, sesuai dengan hirarki fungsi jalan
yang berada di dalam kawasan. Distrik ini kemudian bisa diturunkan menjadi blok-blok
yang lebih kecil dengan tipologi fungsi yang lebih spesifik.
Bertitik tolak pada kondisi eksisting koridor jalan G.Obos,distrik dikembangkan
berdasarkan eksistensi fungsi guna lahan, meskipun pola fungsi belum membentuk
karakter yang kuat akibat dari pertumbuhan fungsi yang tidak membentuk klaster-klaster
pada ruang yang sama dari tipe-tipe fungsi sejenis. Oleh karena itu rencana guna lahan
akan mengacu pada keberadaan distrik, yang meliputi:
a. Distrik permukiman
b. Distrik komersial
c. Distrik mixed use
Khusus untuk kawasan Menteng Baru tata guna lahannya diperuntukkan untuk
permukiman/perumahan dengan fasilitas-fasilitas pendukung untuk
perumahan/permukiman.
3.1.3. Edges
Sebagai elemen pemetus linera , edges di koridor jalan G.Obos dapat dibentuk dari
pengaringan yang berfungsi sebagai drainase primer dikawasan ini. Tentu saja drainase ini
perlu dikembangkan dengan menghidupkan dan membangun jalan inspeksi sepanjang
pengaringan tertersebut .
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
7
Gambar 3.2. Pengembangan pengaringan sebagai edges kawasan
III.2. RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN
Urban pabrik reclustering merupakan langkah strategis untuk menentukan RTRK
koridor jalan G.Obos. langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menyikapi
perubahan-perubahan atau kondisi eksisting terkini, diamati kecenderungannya,
kemudian diproyeksikan untuk jangka waktu yang akan datang. Proyeksi ini
dilakukan dengan memperbandingkan perubahan-perubahan yang terjadi sekarang
yang terjadi dilapangan.
Tabel III.1. Eksisting Blok Kawasan Koridor Jalan G.Obos
SEGMEN Blok Plan Guna lahan EksistingSegmen I A-1 Perdagangan
A-2 PendidikanA-3 PerumahanA-4 CampuranA-5 Pemerintahan
Segmen II B-1 PerdaganganB-2 PendidikanB-3 PerumahanB-4 CampuranB-5 PemerintahanB-6 Fasilitas Umum
Segmen III C-1 PerumahanC-2 Ruang terbukaC-3 Fasilitas UmumC-4 Fasilitas Sosial
Dari tabel diatas dapat diamati bahwa kawasan perencanaan ini mengalami
kecenderungan berubah, sehingga apabila tidak ada pengendalian akan terjadi perubahan
signifikan yang dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang lebih parah. Dengan
adanya RTRK ini diharapkan agar karakter kawasan dan orientasi pertumbuhannya
dapay diarahkan membentuk distrik-distrik dengan hirarki kawasan.
III.3. RENCANA TATA GUNA LAHAN
Berikut ini adalah tata guna lahan pada kawasan perencanaan kawasan koridor jalan
G.Obos dan Kawasan Menteng Baru, dengan pembagian blok kawasan yang disesuaikan
dengan kondisi yang ada di lapangan.
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
8
Gambar 3.3. Peta Guna Lahan
III.4. RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PADA KAWASAN MENTENG BARU
Kawasan permukiman pada Menteng Baru mengacu pada pembangunan kawasan
secara individual dan juga pengembangan melalui invetasi yang berbentuk real estat.
Kedua model pengembangan ini diterapkan sekaligus di area kawasan Menteng
Baru. Pengembangan masing-masing model mengacu pada besaran lahan yang
dikembangkan untuk membentuk citra kawasan. Ketentuan tentang pembangunan
permukiman mempertimbangkan UU no 28 tahun 2004 tentang jalan, yaitu bahwa
pembangunan jalan yang berujung pada jalan arteri dibatasi, karena jalan arteri
merupakan jalan umum untuk pergerakkan kendaraan yang cepat. Sehingga penyelesaian
yang paling baik adalah dengan mengatur peruntukkan tata ruang yang berkaitan dengan
luas kavling untuk permukiman.
Untuk itu perlu model pengembangan kawasan permukiman yang diproyeksikan untuk
mengantisipasi perubahan kawasan akibat pertumbuhan yang mengalami degradasi.
a. Luas minimum kavling yang diperbolehkan dibangun di dalam real estat adalag 200
m²
b. Model rumah yang boleh dibangun atau dikembangkan di kawasan perencanaan
adalah rumah tunggal (singgle house) dan tidak diarahkan pengembangan rumah deret.
c. Pembangunan jalan baru untuk kepentingan real estat harus mendapatkan ijin dari
pemerintah setempat.
Lebih jauh pengembangan permukiman terutama untuk perumahan adalah sebagai
berikut:
a. Lokasi pembangunan perumahan di tepi jalan atau bermuara langsung ke jalan dengan
fungsi arteri (ROW 30-40m), luas kavling minimal yang diijinkan adalah 800 m².
b. Lokasi pembangunan perumahan ditepi jalan atau bermuara langsung ke jalan dengan
fungsi kolektor (ROW 20-30m), luas kavling yang diijinkan adalah 200-800 m², sesuai
dengan klasifikasi tipe rumah.
c. Lokasi pembangunan perumahan di tepi jalan atau bermuara langsung ke jalan dengan
fungsi lokal (ROW 15m), luas kavling minimal yang diijinkan adalah 165-200 m², sesuai
dengan klasifikasi tipe rumah.
d. Lokasi pembangunan perumahan di tepi jalan atau bermuara langsung ke jalan dengan
fungsi lingkungan I (ROW 9m), luas kavling minimal yang diijinkan adalah 120 m².
e. Lokasi pembangunan perumahan di tepi jalan atau bermuara langsung ke jalan dengan
fungsi lingkungan I (ROW 9m), luas kavling minimal yang diijinkan adalah 120 m².
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
9
III.5. RENCANA BANGUNAN GEDUNG
3.5.1. Ketentuan Dasar Ruang dan Bangunan
3.5.1.1. Ketentuan dan Panduan mengenai Koefisien Dasar Bangunan
Koefisien dasar bangunan (KDB) merupakan ketentuan untuk mengatur
besaran maksimum luasan bidang dasar massa bangunan yang boleh
menutup lahan dan dihitung berdasarkan rasio antara luas dasar bangunan
(LD) yang menutup tapak dengan luas lahan (LH) yang tersedia,sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut:
KDBxLHLuasLahanLDdasarLuaslantai
%100)(
)(
Ketentuan ini akan diturunkan lebih jauh untuk mengatur keberadaan ruang
terbuka dan ruang terbuka hijau di dalam tapak yang harus dipenuhi oleh
masyarakat yang mendirikan bangunan disekitar koridor area perencanaan.
Pengaturan ruang terbuka dan ruang terbuka hijau dikembangkan dengan
menentukan koefisien dasar ruang terbuka (RT) dan ruang terbuka hijau
(RTH). Koefisien ruang terbuka dan ruang terbuka hijau selanjutnya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
RTxLHLuasLahan
LDDasarLuasLantaiLHLuasLahan
%100)(
)()(
Atau
100%-KDB=RT
Ruang terbuka dapat dibangun perkerasan tetapi dengan ketentuan bahwa
material yang direncanakan harus dapat menjamin proses resapan air hujan ke
dalam tanah. Sehingga material yang direkomendasikan adalah :
a. Conblock
b. Grassblock
c. Material sejenis yang dapat menjamin proses resapan
Dari angka KDRT ini selanjutnya dihitung koefisien daerah hijau (KDH).
Asumsi ruang terbuka hijau disini adalah ruang terbuka yang dubangun di
dalam area lahan, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta, dan
merupakan area yang harus memiliki tanaman keras sebagai vegetasi peneduh dan
untuk perbaikan iklim mikro. Untuk koefisien ruang terbuka hijau ditentukan
sebesar :
KDB= 10 % RT
Angka koefisien RTH merupakan angka minimum yang harus dipenuhi ketika
bangunan didirikan. Ruang terbuka hijau ini secara khusus ditempatkan pada sisi
batas persil mengahadap jalan dengan tujuan untuk membentuk koridor hijau
sebagai upaya perbaikan iklim makro dan efek pembayangan sebagai kota tropis.
3.5.1.2. Koefisien Luas Bangunan
Koefisien luas bangunan (KLB) dihitung berdasarkan rasio antara luas lantai total
bangunan (LT) dibandingkan dengan luas lahan (LH). Pengaturan tentang
ketentuan koefisien luas bangunan dimaksudkan untuk mengontrol volume
bangunan yang didirikan di dalam kawasan perencanaan. Panduan untuk
menghitung KLB dapat dilihat pada formula di bawah ini :
KLBLuasLahan
TotalLuasLantai
3.5.1.3. Tinggi Bangunan
Konfigurasi kawasan sangat dipengaruhi oleh komposisi masa-masa bangunan
yang dibangun di dalam tapak kawasan. Komposisi masa-masa bangunan ini, salah
satu yang terpenting membentuk citra kawasan adalah garis langit (sky line). Skyline
dalam satu kawasan dapat dikontrol dengan memantapkan beberapa ketentuan
dasar di dalam tata ruang kawasan.
Ketentuan-ketentuan mengenai konfigurasi masa yang menentukan sky line adalah
ketinggian bangunan, yang pada beberapa hal disebut sebagai komposisi jumlah
lantai. Padahal, elemen-elemen yang juga mempengaruhi konfigurasi fisik sky line
antara lain elevasi bangunan yangg dapat ditentukan sebagai modul dasar untuk
perencanaan dan perancangan bangunan yang akan didirikan di sepanjang koridor
jalan G.Obos.
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
10
Untuk mewujudkan konfigurasi koridor jalan G.Obos menjadi kawasan yang
tertata dengan baik ditentukan variabel-variabel ketinggian bangunan yang
diijinkan dibangun di sepanjang kawasan ini. Elemen-elemen tersebut adalah
ketinggian lantai berdasarkan banyaknya lantai terbangun yang diijinkan,
elevasi lantai dasar bangunan yang merupakan peil 0,00 yang ditetapkan
dalam kawasan ini, serta elevasi lantai tingkat yang diperkenankan untuk
dibangun.
Ketentuan-ketentuan mengenai ketinggian dan elevasi bangunan dugunakan
untuk mengontrol kesamaan ketinggian lantai disepanjang kawasan
perencanaan, sehingga diharapkan kawasan terbangun akan mengekspresikan
kesamaan didalam dasar-dasar perencanaan dan perancangannya.
a. Ketinggian Bangunan (KB)
Ketinggian bangunan di kawasan koridor Jalan G.Obos ditetapkan
maksimum 3 lantai. Ketinggian maksimum ini hanya direncanakan pada
kawasan pendidikan dan kawasan komersial, sedangkan untuk guna lahan
yang lain ditentukan maksimum 2 lantai.
Gambar 3.4 Interpretasi tinggi bangunan
b. Elevasi Lantai Dasar (ELD)
Elevasi lantai dasar (ELD) bangunan ditentukan pada posisi lantai dasar
terendah yang boleh dibangun yaitu pada elevasi 1,00 meter di atas permukaan
jalan. Elevasi (peil) ini selanjutnya diperhitungkan sebagai elevasi 0,00 meter.
c. Elevasi Lantai Tingkat (ELT)
Elevasi lantai tingkat (ELT) ditentukan untuk membentuk proporsi yang sama
bangunan di kawasan perencanaan :
- ELT 1 ditentukan 4,80 meter diukur dari elevasi 0,00 meter,atau dapat
ditentukan karena pertimbangan variabel perencanaan yang bersifat unik dan
khusus.
- ELT 2,3,4 dst diperhitungkan berdasarkan pertimbangan perencanaan dan
perancangan yang bersifat unik dan khusus.
3.5.2. Jarak Bebas Bangunan
Jarak bebas bangunan ditetapkan untuk mengatur pola bentukan komposisi antara ruang
luar dan ruang dalam, selain juga untuk membentuk karakter kawasan. Pada sisi lain
penentuan jarak bebas bangunan juga sebagai pertimbangan keamanan bangunan
terhadap fungsi-fungsi tertentu yang membentuk batas ruang seperti jalan,sungai,batas
persil, dan pagar.
Ketentuan mengenai Jarak Bebas Bangunan (JBB) dikawan koridor jalan G.Obos mengacu
pada UU no 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung dan juga mengacu pada SK Walikota
Palangka Raya no 90 tahun 2001 tentang Penetapan Garis Sempadan Bangunan (GSB)
dalam Wilayah Kota Palangka Raya.
3.5.2.1. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Garis sempadan bangunan digunakan untuk mengontrol konfigurasi bangunan di dalam
kawasan perencanaan dan diukur dari as jalan didepan bangunan. Sedangkan garis
sempadan samping bangunan ditetapkan berdasarkan aksesbilitas evaluasi kebakaran
atau 2,50 m dari persil kanan dan kiri bangunan.
ELD
ELT 1
ELT2
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
11
400200 10.00 200200200 10.00
26.00
Gambar 3.5. Ilustrasi jarak bebas bangunan (JBB) : GSB Jalan G.Obos 34 m dari as jalan
3.5.2.2. Garis Sempadan Sungai (GSS)
Garis sempadan sungai digunakan untuk mengontrol konfigurasi bangunan di
dalam kawasan perencanaan sepanjang pengaringan. Sepanjang pengaringan di
kawasan perencanaan boleh dibangun bangunan tetapi harus mengikuti ketentuan
mengenai garis sempadan sungai (GSS) yang diukur dari tepi pengaringan ke garis
paling depan bangunan sebesar 26.00 m.
Dari ketentuan-ketentuan seperti tersebut diatas, kemudian penggunannya harus
diinterpretasikan secara komprehensif, sehingga figur masa bangunan yang akan
direncanakan dibangun di kawasan perencanaan dapat diperhitungkan sejak awal.
Tujuannya adalah sebelum perancangan bangunan dikembangkan dapat diketahui
sejak awal tentang master form yang sebagai embrio perencanaan dan perancangan.
Gambar 3.6 Garis Sempadan Sungai (GSS) yang diukur dari posisi jembatan
3.5.3. Orientasi Bangunan
Bangunan yang berada di sepanjang koridor jalan G.Obos ditetapkan dengan orientasi
kearah jalan tersebut. Untuk bangunan-bangunan yang dirancang khusus dengan fungsi
yang khusus dapat mengembangkan dan memodifikasi orientasi sepanjang direncanakan
memiliki koneksitas yang kuat dengan sumbu jalan tersebut. Bangunan yang tidak
menghadap langsung jalan G.Obos dibangun dengan orientasi ke arah jalan, kecuali
bangunan tempat ibadah seperti masjid.
3.5.4. Rencana Konfigurasi Bangunan
3.5.4.1. Rencana Tipologi Bangunan Linear
Bangunan linear pada satu tapak direncanakan tidak sampai pada batas persil tapak pada
kedua sisi samping kanan dan samping kiri. Jarak antara bangunan pada sisi kanan dan
kiri dengan batas persil tapak direncanakan dapat diakses untuk evaluasi kebakaran,
kemudian diatur dalam ketentuan mengenai jarak bebas bangunan (JBB). Perencanaan
bangunan linear dihindarkan dari bentuk bangunan deret.
Garis Sempadan Bangunan (GSB) Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
12
3.5.4.2. Rencana Tipologi Bangunan Sudut
Bangunan yang terletak pada sudut pertemuan jalan yang direncanakan dengan
konfigurasi yang merespon bentuk tapak, dengan fasade yang direncanakan pada
kedua sisi yang menghadap ke jalan sesuai dengan JBB. Konsep respon tiga
dimensional juga mempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan
disekitarnya. Interaksi antara bangunan yang direncanakan dengan bangunan
sekitarnya dapat dikembangkan dengan konsep keselarasan, kontradiktif, atau
pengembangan kkonsep-konsep lain yang bertujuan membentuk hirarki.
3.5.4.3. Rencana Tipologi Bangunan Tiga Muka
Bangunan yang terletak pada tapak yang dibatasi oleh 3 buah jalan, direncanakan
dengan konfigurasi yang merespon bentuk tapak yang terbentuk, dengan
perencanaan fasade pada ketiga sisinya. Konsep respon tiga dimensional juga
mempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan di sekitarnya. Interaksi
antara bangunan yang direncanakan dengan bangunan sekitarnya dapat
dikembangkan dengan konsep keselarasan, kontradiktif, atau pengembangan
konsep-konsep lain yang bertujuan membentuk hirarki.
3.5.4.4. Rencana Tipologi Bangunan Empat Muka
Bangunan yang terletak pada tapak yang dibatasi oleh 4 buah jalan, direncanakan
dengan konfigurasi yang merespon bentuk tapak yang terbentuk, dengan
perencanaan fasade pada keempat sisinya. Konsep respon tiga dimensional juga
mempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan di sekitarnya. Interaksi
antara bangunan yang direncanakan dengan bangunan sekitarnya dapat
dikembangkan dengan konsep keselarasan, kontradiktif,atau pengembangan konsep-
konsep lain yang bertujuan membentuk hirarki.
3.5.4.5. Rencana Bangunan Tropis
a. Bangunan memiliki teras, portico, koridor, verandah, atau tritisan : faktor yang
diperhitungkan adalah faktor hujan untuk mengurangi limpahan air hujan dan faktor
matahari untuk menciptakan sun shading
b. Bangunan direncanakan dengan standar fisika bangunan tropis dengan optimalisasi
bukaan untuk pencahayaan dan ventilasi udara. Kalaupun direncanakan artificial
harus mempertimbangkan perhitungan konsumsi energi seefesien mungkin.
c. Bangunan-bangunan publik harus memiliki sistem pemadam kebakaran: hydrant
pillar, hydrant box, estinguiser, sprinkler, tangga darurat.
d. Bangunan-bangunan selain bangunan komersial direncanakan sebagai bangunan
dengan massa tunggal atau multi massa tetapi bukan bangunan deret.
3.5.5. Selubung Bangunan
Gagasan perwujudan citra kawasan jalan G.Obos dalam konteks Indonesia Identity
menekankan pada proses eksplorasi arsitektur lokal maupun moderen. Eksplorasi
arsitektur lokal dilakukan tidak semata-mata mengadopsi bentukan-bentukan karakter
budaya Dayak hanya melalui bentukan-bentukan atap karena model eksplorasi ini hanya
akan menghasilkan peragaan arsitektur kota yang ekletis. Citra tradisional budaya Dayak
diterapkan selain untuk memperkuat citra kawasan sekaligus ditekankan untuk mengolah
atraksi-atraksi di kawasan perencanaan. Sehingga obyek yang harus dikembangkan dalam
konteks arsitektur tradisional Dayak terutama pada fungsi-fungsi bangunan yang bersifat
amenties, antara lain :
a. Kantor Pemerintah
b. Hotel
c. Restoran
d. Usaha-usaha yang berbasis masyarakat\
e. Pedagang kaki lima
f. Pasar tradisional
Sedangkan untuk fungsi bangunan-bangunan lainnya seperti bangunan komersial yang
berbentuk ruko ataupun pusat perbelanjaan lain juga harus mengembangkan eksplorasi
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
13
sun shading
budaya lokal, tetapi dapat menerapkannya melalui eksplorasi ornamen dan
perencanaan interiornya.
`
Gambar 3.7 Building evelope atau selubung bangunan
III.6. RENCANA BANGUNAN BUKAN GEDUNG
3.6.1. Ruang Terbuka
Makna dan tujuan akhir dari urban desain adalah menciptakan dunia publik atau
public domain yang berkualitas bagi kemanusiaan. Dalam konteks urban design,public
domain menjadi ruang publik milik masyarakat atau rakyat. Konsep ruang terbuka
(open space) sebagai void kawasan perencanaan khususnya pada kawasan inti
direncanakan agar memiliki fungsi-fungsi yang sangat spesifik antara lain :
a. Public domain
b. Area untuk kontak sosial
c. Ruang untuk rekreasi
Ruang terbuka hijau yang berada di koridor jalan G.Obos adalah sebagai berikut :
Tabel III.1. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang Terbuka Hijau LokasiGreen CoridorRTH berupa taman hijau linier mengikuti jalandan pedestrian walk ways
a. sepanjang koridor jalan G.Obosb. sepanjang sungai atau pengaringan
3.6.2. Sign and Post
Peletakkan sign and post di sepanjang koridor jaln G.Obos, dapat dikategorikan
berdasarkan fungsi dan aktifitas di kawasan,yaitu:
a. Hot area : merupakan kawasan yang padat dan terdapat bangkitan ekonomi
b. White area : merupakan kawasan yang bebas sign and post
Sign and post direncanakan dengan konsep komunikasi visual kawasan untuk informasi
atau advertaising lainnya, sehingga direncanakan berfungsi untuk memberikan informasi :
a. Produk komersial
b. Tempat atau arah
Selain itu sign and post dapat direncanakan juga secara integral dalam perencanaan fisik
bangunan gedung dengan memanfaatkan building envelope sebagai bidang komunikasi
visual. Sign and post dipasang dengan tidak menutupi seluruh bidang masif bangunan,
tetapi kurang lebih 25 % dari bidang masif yang ada atau bahkan keseluruhan bangunan.
Dengan pendekatan desain komunikasi visual kota yang lebih moderen, seluruh surface
atau selubung bangunan didalam kawasan dapat dipergunakan sebagai media
komunikasi visual.
Sedangkan tujuan penataan street furniture di kawasan perencanaan yaitu :
a. Packaging kawasan dalam konteks tourism development
b. Mendukung eksistensi karakteristik kawasan sebagai liveable urban area
c. Menguatkan eksistensi sebagai ruang publik.
3.6.2.1. Urban Furniture
Tabel III.2. Urban Furniture
Urban Furniture Ukuran Material Lokasi
Lampu Jalan - pipa galvanized
- besi cor
- lampu indulux
Koridor jala.n G.Obos dimulai
dari persimpangan antara jalan
C.Bangas sampai dengan jalan
G.Obos ujung
Lampu
Pedestrian/taman
- pipa galvanized
- besi cor
- lampu indulux
Koridor jala.n G.Obos dimulai
dari persimpangan antara jalan
C.Bangas sampai dengan jalan
setbacked wall-dinding menjorok kedalam
Verandah-corridor
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
14
G.Obos ujung
Halte - beton
- rangka atap kayu
- atap bahan
genteng metal
Beberapa tempat yang ditentukan
City map - banner
- kayu ulin
-atap genteng metal
Disetiap halte dan simpul-simpul
Papan nama - kayu ulin Beberapa tempat yang ditentukan
Papan iklan - pipa gakvanized
- besi cor
Beberapa tempat yang ditentukan
Tempat sampah - kayu ulin
- cor beton
Beberapa tempat yang ditentukan
Bis surat - pipa galvanized
- besi cor
-fiber glass
3.6.3. Pedagang Kaki Lima (PKL)
Pedagang kaki lima (PKL) yang pada awalnya merupakan elemen yang dianggap
negatif, tetapi untuk pengembangan kawasan koridor jalan G.Obos dianggap sebagai
elemen yang sangat vital menggerakkan perkembangan kawasan perencanaan ini.
PKL bukan saja memberikan kontribusi di sektor perekonomian, tetapi PKL juga
harus dianggap sebagai elemen yang harus dipikirkan sejak awal fungsinya terhadap
tata ruang kawasan perencanaan.
Pengembangan PKL di kawasan koridor jalan G.Obos ditempatkan pada guna lahan
komersial agar terjadi sinergi antara kegiatan-kegiatan komersial dengan kegiatan-
kegiatan PKL. Berikut ini gambaran mengenai ruang yang direncanakan untuk PKL.
Gambar 3.8. Ruang Pedagang Kaki Lima (PKL)
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
15
III.7. KETENTUAN JARINGAN JALAN
3.7.1. Rencana Sistem Pergerakkan
Menurut undang-undang no 38 tahun 2004
tentang jalan dijelaskan bahwa:
a. Jalan arteri merupakan jalan umum yang
berfungsi melayani angkutan utama dengan
ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata
tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara
berdaya guna.
b. Jalan kolektor sebagaimana merupakan jalan
umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri
perjalanan jarak sedang, dan jumlah jalan
masuk dibatasi.
c. Jalan lokal merupakan jalan umumyang
berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan
rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi.
d. Jalan lingkungan merupakan jalan umum
yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat
dan kecepatan rata-rata rendah.
Gambar 3.9 Sistem Rencana Jalan
3.7.2. Penampang Jalan
Gambar 3.10. Penampang jalan dengan anatomiintegrated utility ystem: listrik, air bersih, pemadam
kebakaran, dan drainase
3.7.3. Rencana Parkir
Rencana kebutuhan fasilitas parkir keseluruhan dihitung berdasarkan prosentase fungsi
guna lahan makro dan luasan massa bangunan di dalam area perencanaan. Standar
persyaratan kebutuhan parkir di dalam kawasan berdasarkan luas bangunan adalah
sebagai berikut :
a. Pertokoan : 1 mobil/ 60 m²
b. Perkantoran : 1 mobil/ 100 m²
c. Pasar : 1 mobil/ 100 m²
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
16
d. Restoran : 1 mobil/10-20 m²
Sedangkan untuk mempertahankan kawasan koridor jalan G.Obos diterapkan sistem
pengendalian parkir dengan model:
Gambar 3.11 Model sirkulasi parkir yang direkomendasikan
Model ini diterapkan untuk menghindari penumpukkan parkir dari bahu jalan
sehingga mengganggu kelancaran pergerakkan di sepanjang koridor ini. Sedangkan
untuk area peertokoan dan pasar ditetapkan harus memiliki area bongkar muat
(loading dock) yang tidak boleh menyatu dengan parkir. Akses untuk bongkar muat
juga tidak diperbolehkan berada paralel dengan jalan arteri, tetapi harus melalui jalan
lingkungan atau jalan masuk yang direncanakan di dalam tapak. Model ini
diterapkan untuk menghindari kemacetan dan penumpukkan pergerakkan di
sepanjang koridor jalan arteri.
3.7.4. Jalur Pejalan Kaki
Jalur pejalan kaki merupakan ruang publik yang sangat penting untuk disediakan.
Ruang pejalan kaki direncanakan dengan dua model. Model yang pertama
merupakan jalur pejalan kaki terbuka sekaligus mengikuti pola jalan dan jalur hijau
(green corridor). Sedangkan model yang kedua merupakan pengembangan shelterdengan
menerapkan model arcade terutama disyaratkan untuk bangunan-bangunan komersial dan
atau pasar. Model ini dipilih untuk mewujudkan gagasan liveable tropical urban corridor.
Pergerakkan pejalan kaki dilengkapi dengan perhentian-perhentian berupa ruang-ruang
dengan urban furniture seperti tempat duduk dan ruang-ruang terbuka yang disediakan di
dalam kawasan ini. Beberapa aktifitas pergerakkan pejalan kaki selanjutnya harus
mengakomodasikan:
a. Walkways : pedestrian dengan sun shading (pembayangan) dari pohon peneduh
b. Penyeberangan : penyeberangan menggunakan zebra cross
c. Dissabled cross : jalur untuk tuna netra dan kursi roda
Gambar 3.12. Penampang walkways
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
17
Gambar 3.13. Halte Pemberhentian Angkutan Umum
III.8. KETENTUAN JARINGAN UTILITAS
Rencana Teknik Tata Ruang Kawasan (RTRK) kawasan koridor jalan G.Obos dan
Kawasan Menteng Baru diarahkan pada perencanaan kawasan yang komprehensif
dan terintegrasi. Gagasan ini diturunkan untuk menyusun ketentuan rencana
jaringan utilitas di sepanjang kawasan perencanaan. Implementasi perencanaan
jaringan utilitas kawasan difokuskan pada konsep pembangunan ruang utilitas
kawasan yang dapat digunakan untuk penempatan semua jaringan utilitas seperti
jaringan listrik, telepon dan internet, air bersih dan pemadam kebakaran, drainase
dan assenering, serta jaringan pembuangan sampah.
Untuk mewujudkan ini dikembangkan perencanaan sistem utilitas bawah tanah.
Ruang-ruang utilitas di bawah tanah direncanakan secara terpadu dan
mempertimbangkan kemungkinan pengembangan ruang-ruang infrastruktur di
bawah tanah, seperti subway. Dengan demikian ruang-ruang infrastruktur diatas
permukaaan tanah menjadi tertata dengan baik untuk mewujudkan liveable tropical urban
corridor. Keuntungan dengan sistem infrastruktur bawah tanah adalah ruang-ruang
kawasan terlihat tertata, dan yang paling penting perwujudan green corridor sebagai
ekspresi kawasan tropis dapat dilaksanakan.
Gambar 3.14. Penampang Utilitas dengan anatomi integrated utilyty system: listrik, telepon & internet,air
bersih,pemadam kebakaran, dan drainase
3.8.1. Jaringan Listrik
Jaringan listrik pada segmen I-III direncanakan dibangun dengan jaringan di bawah tanah,
dengan menempatkannya pada ruang utilitas infrastruktur jalan pada sisi tengah atau
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
18
median jalan. Pada segmen IV, jaringan listrik direncanakan dengan sistem jaringan
udara terbuka, karena kawasan ini merupakan kawasan transisi antara kawasan
urban dan rural.
3.8.2. Jaringan Telepon
Perencanaan jaringan telepon mengacu pada perkembangan teknologi
telekomunikasi terkini yang mulai mengarah pada teknologi nirkabel yang semakin
hari semakin berkembang dengan sangat pesat. Walaupun demikian jaringan
telekomunikasi dengan menggunakan jaringan kabel ataupun serat optik
dikembangkan dengan mengedepankan pola penataan infrastruktur yang berkaitan
dengan infrastruktur jalan dan jaringan utilitas kota yang lain.
3.8.3. Persampahan
Masalah persampahan pada konteks RTRK ini memfokuskan pada perencanaan
urban furniture, dengan menempatkan tempat sampah di sepanjang koridor jalan
perencanaan. Sepanjang kawasan perencanaan ini, tempat sampah direncanakan
ganda untuk memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik.
3.8.4. Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih di sepanjang kawasan perencanaan ini direncanakan secara
terintegrasi dengan sistem jaringan utilitas yang lain, yaitu jaringan listrik dan
telekomunikasi yang direncanakan secara terpadu berada di bawah permukaan
tanah. Penyediaan ruang utilitas kota sebagai bagian dari infrastruktur jalan
merupakan upaya mengurangi proses pengembangan jaringan yang tidak
terkoordinasi sehingga posesnya menimbulkan kerusakan pada infrastruktur jalan.
3.8.5. Jaringan Drainase dan Asseinering
Perencanaan jaringan drainase dan asseinering merupakan pengembangan
infrastruktur yang sudah ada atau terbangun. Drainase primer memanfaatkan
pengembangan pengaringan yang telah ada di sisi kanan dan kiri kawasan
perencanaan sekaligus berfungsi juga sebagai edges kawasan. Pada koridor utama jalan
G.Obos, dirancang sistem asseinering tertutup, agar perencanaan untuk jalur pedestrian
menjadi cukup lebar. Sedangkan sepanjang pengaringan dikembangkan jalan inspeksi
sekaligus sebagai jalur pergerakkan.
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
19
BAB IVPEDOMAN PERENCANAAN
IV.1. KETENTUAN BANGUNAN GEDUNG
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
Citra Arsitektur Kawasan :- Ketentuan yang berkaitan dengan citra arsitektur
terhadap lingkungan kawasan yang direncanakantidak dibatasi pada satu corak atau langgam.Ketentuan ini sebagai upaya mendorong pertumbuhankota menjadi dinamis, progresif dan modern.
- Citra arsitektur kawasan direncanakan melaluilangkah permutasi dan kombinasi beberapa variabel-variabel yang ditentukan bersifat mengikat secaraoptional:a. variabel I : arsitektur (massa bangunan)b. variabel II : interior (ornamen & tata ruang dalam)c. variabel III : eksterior (lanscape & ornamen ruang
luar)- Bahan dasar dan atau bahan baku variabel ini
ditentukan dengan pengembangan dari corakarsitektur atau ornamen Dayak sebagai ciri khasKalimantan Tengah.
- Ketentuan perencanaan dan perancangan, bukanhanya melingkupi bangunan gedung saja, tetapi jugamencangkup infrastruktur dan lansekap yangmenyankut konservasi vegetasi.
ARSITEKTUR BANGUNAN PERKANTORANPerkantoran Pemerintah:Corak arsitektur bangunan perkantoran pemerintahditentukan dengan ekplorasi bangunan rumah betang,mulai dari sosok (massa) bangunan, interior daneksterior atau lansekap.
Perkantoran Umum:- Corak bangunan perkantoran umum ditentukan
dengan eksplorasi bangunan yang lebih modern,efisien, dan bersifat dinamis mengikutiperkembangan jaman.
- Eksplorasi corak arsitektur dan ornamen dayakditentukan optional pada interior dan atau eksterior.
KelurahanPanarung
Kec. Jekan Raya
Kec. Pahandut
A-2
A-3
A-3
A-1A-3
A-5
A-5
A-3A-3
A-2
A-3
A-1
B-3
B-3
B-4
B-5
B-6
A-4
B-4
C-1
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
20
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINARSITEKTUR BANGUNAN PERMUKIMAN
Permukiman :Perumahan Rakyat:- Perumahan rakyat ditentukan dengan memberikan
kesempatan bereksplorasi masyarakat tanpa harusmeninggalkan corak-corak arsitektur dan ornamenDayak
- Perencanaan dan perancangan rumah tinggal denganluasan sama dengan atau lebih dari 100 m² diarahkandengan menggunakan jasa konsultan.
- Ketentuan perencanaan dan perancangan rumahtinggal dengan luasan kurang dari 100 m² tidak harusmenggunakan jasa konsultan, tetapi diarahkan agarmenggunakan referensi yang diambil dari buku,majalah, atau sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
ARSITEKTUR BANGUNAN KOMERSIALKomersial A:- Ketentuan perencanaan dan perancangan bangunan
komersial tipe A diwajibkan menggunakan jasakonsultan, yang melingkupi perencanaan danperancangan bangunan, infrastruktur danlingkungan.
- Eksplorasi corak arsitektur, diarahkan pada langkahpermutasi dan kombinasi dari sumber budaya Dayak,tetapi sifatnya opsional.
- Eksplorasi corak arsitektur altenatif selain darisumber budaya Dayak dipertimbangkan sebagaiproses pembentukkan karakter kawasan.
- Perencanaan dan perancangan bangunan komersialtipe A diarahkan sebagai media komunikasi visualkota
Komersial B:- Ketentuan perencanaan dan perancangan bangunan
komersial tipe B diwajibkan menggunakan jasa arsiteksebagai konsultan, yang melingkupi perencanaan danperancangan bangunan, infrastruktur danlingkungan.
- Ketentuan mengenai eksplorasi corak arsitektur,bersifat dinamis, modern, pupular, atau high tech.
- Ketentuan mengenai eksplorasi corak arsitektur lokaldiperhitungkan operasional pada interior atauornamen lain, tetapi bukan selalu pada bentukdasarnya.
- Perancanaan dan perancangan bangunan komersialtipe B diarahkan sebagai media komunikasi visualkota.
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
21
ELD
ELT 1
ELT2
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINARSITEKTUR BANGUNAN AMENITAS
Amenitas:- Ketentuan mengenai eksplorasi corak arsitektur,
diarahkan pada langkah permutasi dan kombinasidari sumber budaya dayak, tetapi sifatnya opsional.
- Ketentuan mengenai eksplorasi corak arsitekturalternatif selain dari sumber budaya Dayakdimungkinkan dengan pertimbangan prosespembentukkan karakter kawasan dan hasil akhirnyadiarahkan pada arsitektur tropis.
- Perencaaan dan perancangan bangunan amenitasdiarahkan untuk mendorong perkembangankepariwisataan sehingga ditentukan corak arsitekturbersifat unik dan representasi kebudayaan Dayak.
KEPADATAN BANGUNANKoefisien Dasar Bangunan:- KDB dipakai sebagai acuan perhitungan luas lantai
maksimum yang boleh menutup tapak.- Keseluruhan blok perencanaan ditetapkan : KDB
maksimum 60%.- Pembangunan melebihi luas lantai maksimum tidak
diperkenankan.
Koefisien Lantai Bangunan:- KLB dipakai sebagai acuan perhitungan luas lantai
keseluruhan maksimum yang boleh dibangun- Ketentuan mengenai KLB dapat dilihat sesuai tabel
blok dibawah ini- Pembangunan melebihi luas lantai maksimum tidak
diperkenankan.
Koefisien Dasar Hijau:- KDH dipakai sebagai acuan untuk mengontrol luas
rauang terbuka hijau, dengan ketentuan 10 % dariruang terbuka.
- Ketentuan mengenai KDH merupakan koefisiendasar hijau minimum yang harus dibangun.
Ketinggian Bangunan:- Ketinggian bangunan digunakan untuk mengontrol
sky line kawasan, dihitung berdasarkan jumlah lantai.- Ketinggian bangunan merupakan angka
maksimumyang ditetapkan pada kawasan.- Ketentuan mengenai ketinggian bangunan dapat
dilihat sesuai tabel dibawah ini.Elevasi Lantai Dasar:- Elevasi lantai dasar (ELD) bangunan ditentukan pada
posisi lantai terendah yang boleh dibangun yaitupada elevasi 1,00 meter diatas permukaan jalan
- Elevasi (peil) ini selanjutnya diperhitungkan sebagaielevasi 0,00 meter
KelurahanPanarung
Kec. Jekan Raya
Kec. Pahandut
A-2
A-3
A-3
A-1A-3
A-5
A-5
A-3A-3
A-2
A-3
A-1
B-3
B-3
B-4
B-5
B-6
A-4
B-4
C-1
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
22
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAIN- Elevasi lantai tingkat (ELT) ditentukan untuk
membentuk proporsi yang sama bangunan dikawasan perencanaan.
- ELT 1 ditentukan 4,80 meter diukur dari elevasi 0,00meter, atau dapat ditentukan dengan pertimbanganvariabel perencanaan yang bersifat unik dan khusus.
- ELT 2,3,4, dst diperhitungkan berdasarkanpertimbangan perencanaan dan perancangan yangbersifat unik dan khusus.
JARAK BEBAS BANGUNANGaris Sempadan Bangunan:- Garis sempadan bangunan digunakan untuk
mengontrol konfigurasi bangunan di dalam kawasanperencanaan
- Garis sempadan bangunan diukur dari as jalan didepan bangunan
- Garis sempadan samping bangunan ditetapkanberdasarkan aksesbilitas evakuasi kebakaran atau 2,50meter dari persil kanan dan kiri bangunan.
- Jalan G.Obos : 34 meter
Garis Sempadan Sungai:- Garis sempadan sungai digunakan untuk mengontrol
konfigurasi bangunan didalam kawasan perencanaansepanjang pengaringan
- Garis sempadan sungai diukur dari garis tepipengaringan di depan bangunan
Garis sempadan sungai : 31.00 m dari garis luar sungai
KONFIGURASI BANGUNAN GEDUNGOrientasi Bangunan:- Bangunan yang berada di sisi kawasan koridor jalan
G.Obos ditetapkan dengan orientasi ke arah jalantersebut
- Untuk bangunan-bangunan yang dirancang khususdengan fungsi yang khusus dapat mengembangkandan memodifikasi orientasi sepanjang direncanakanmemiliki konesitas yang kuat dengan sumbu jlamtersebut.
- Bangunan yang tidak menghadap langsung jalanG.Obos dibangun dengan orientasi kearah jalan,kecuali tempat ibadah seperti masjid.
KelurahanPanarung
Kec. Jekan Raya
Kec. Pahandut
A-2
A-3
A-3
A-1A-3
A-5
A-5
A-3A-3
A-2
A-3
A-1
B-3
B-3
B-4
B-5
B-6
A-4
B-4
C-1
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
23
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINBangunan linear:- Bangunan linear pada satu tapak direncanakan tidak
sampai pada batas persil tapak pada kedua sisisamping kanan dan samping kiri
- Jarak antara bangunan pada sisi kanan dan sisi kiridengan batas persil tapak direncanakan dapat diaksesuntuk evakuasi kebakaran, kemudian diatur dalamketentuan jarak bebas bangunan (JBB)
- Perencanaan bangunan linear dihindarkan daribentuk bangunan deret
Bangunan Sudut:- Bangunan yang terletak pada sudut pertemuan jalan
direncanakan dengan konfigurasi yang meresponbentuk tapak, dengan fasade yang direncanakan padakedua sisi yang menghadap JBB.
- Konsep respon tiga dimensional jugamempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan di sekitarnya.
- Interaksi antara bangunan yang direncanakan denganbangunan sekitarnya dapat dikembangkan dengankonsep keselarasan, kontradikrif, atau pengembangankonsep-konsep lain yang bertujuan membentukhirarki.
Bangunan 3 sisi muka:- Bangunan yang terletak pada tapak yang dibatasi oleh
3 buah jalan, direncanakan dengan konfigurasi yangmerespon bentuk tapak yang terbentuk, denganperencanaan fasade pada ketiga sisinya.
- Konsep respon tiga dimensional jugamempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan di sekitarnya.
- Interaksi antara bangunan yang direncanakan denganbangunan sekitarnya dapat dikembangkan dengankonsep keselarasan, kontradikrif, atau pengembangankonsep-konsep lain yang bertujuan membentukhirarki.
Bangunan 4 sisi muka:- Bangunan yang terletak pada tapak yang dibatasi oleh
4 buah jalan, direncanakan dengan konfigurasi yangmerespon bentuk tapak yang terbentuk, denganperencanaan fasade pada keempata sisinya.
- Konsep respon tiga dimensional jugamempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan di sekitarnya.
- Interaksi antara bangunan yang direncanakan denganbangunan sekitarnya dapat dikembangkan dengankonsep keselarasan, kontradikrif, atau pengembangankonsep-konsep lain yang bertujuan membentukhirarki.
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
24
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINSELUBUNG BANGUNAN GEDUNG (BUILDINGENVELOPES)
Selubung Bangunan- Selubung bangunan kawasan ditentukan berdasarkan
faktor perancangan arsitektur dan konfigurasi massabangunan.
- Pertimbangan yang kuat untuk menentukan tipologiselubung bangunan hanya ada pertimbanganperencanaan dan perancangan arsitektur tropis dankota tropis: Verandah, koridor, emperan, dsb.
- Wall Setback : perencanaan dinding terluar bangunanyang menjorok kedalam untuk merespon faktor silaumatahari, dan curahan hujan melalui lubang-lubangdinding
IV.2. KETENTUAN BANGUNAN TERBUKA4.2.1. KETENTUAN RANG TERBUKA
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINRUANG TERBUKA & PEDAGANG KAKI LIMA
Pedestrian/Walkways:Perenvanaan pedestrian merupakan bagian dari fokusRTRK koridor jalan G.Obos sebagai bagian pembentukkarakter kota Palangka Raya:- Pedestrian ditentukan sebagai ruang terbuka publik- Pedestrian ditentukan harus memiliki tanaman
peneduh untuk membentuk pembayangan(sunshading) agar fungsi ruang terbuka publik dapatmaksimal
- Tanaman peneduh ditata membentuk queen corridoryang mencitrakan kota tropis sekaligus sebagai upayauntuk mengontrol iklim mikro (micro climate)
- Sebagai fungsi ruang terbuka pedestrian harusmengakomodasi diffable akses atau disebut dissabledaccses, yaitu memiliki blind path, dan ramp untukkursi roda
- Ruang ini harus dilengkapi urban furniture antaralain, garden furniture, lampu, tempat sampah, kotaksurat, halte.
ParkirParkir merupakan ruang terbuka yang harus disediakandiluar ruang milik jalan tetapi menjadi bagian integralkawasan.- Parkir diklasifikasikan menjadi dua yaitu: parkir
umum kendaraan bermotor dan parkir khususbongkar muat (loading dock) untuk fungsi-fungsikomersial dan fungsi-fungsi lain yang memilikiaktivitas bongkar muat
setbackedwall-
dindingmenjorokkedalam
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
25
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINPedagang Kaki LimaPedagang Kaki Lima ditetapkan sebagai bagian yangsangat vital yang terintegrasi di dalam elemen pemacupertumbuhan fisik dan ekonomi kawasan.- Keberadaan PKL diakomodasi ke dalam ruang-ruang
kawasan dan termasuk di dalam guna lahankomersial
- PKL diperkenankan berada pada ruang-ruangterbuka publik seperti taman kota,pedestrian/walkways, halte, dan tempat-tempatstrategis yang lain.
- Lahan PKL dirancang sekaligus sebagai shelterdengan citra arsitektur eksplorasi dari arsitekturdayak
- Ruang-ruang untuk PKL direncanakan memilikiutilitas kawasan seperti: suplai air bersih, suplailistrik, jaringan limbah, jaringan pemadam kebakaran,jaringan telepon dan internet.
- Sign and post untuk PKL direncanakan memiliki citarasa fungsi komunikasi visual kawasan sebagaibagian dari amenitas dalam ranah kepariwisataan
4.2.2. KETENTUAN URBAN FURNITURE
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINLAMPU PENERANGAN LINGKUNGAN
Lampu jalan ditempatkan pada sumbu median jalan:- Jarak antar lampu : 50 meter- Ketinggian tiang lampu: 7.70 meter- Jumlah titik lampu pada 1 tiang: 2 buah- Jenis bahan : Galvanized-
Lampu pedestrian ditempatkan pada sisi terluarwalkways:- Jarak antar lampu : 25 meter- Ketinggian tiang lampu: 3.20 meter- Jumlah titik lampu pada 1 tiang: 1 buah- Jenis bahan : Galvanized
Lampu jembatan ditempatkan pada ujung bridgehandrail:- Ketinggian tiang lampu: 3.20 meter- Jumlah titik lampu pada 1 tiang: 1 buah- Jenis bahan : Galvanized
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
26
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINLampu taman ditempatkan pada sisi terluar walkways:- Jarak antar lampu : 25 meter- Ketinggian tiang banner: 3.20 meter- Jumlah titik lampu pada 1 tiang: 1 buah- Jenis bahan : Galvanized
BANNERPeretakkan street banner ditempatkan pada lokasi-lokasi yang sudah ditentukan:- Jarak antar banner : 25 meter- Ketinggian tiang lampu: 3.20 meter- Jumlah titik lampu pada 1 tiang: 1 buah- Jenis bahan : Galvanized
Perletakkan billboard ditempatkan pada lokasi-lokasiyang sudah ditentukan:- Jarak antar billboard :100 meter- Ketinggian tiang: 9.00 meter- Jenis bahan : Galvanized
Perletakkan city map sign ditempatkan pada lokasi-lokasi yang sudah ditentukan:- Tinggi: 3.00 meter- Lebar : 1.50 meter- Jenis bahan : Kayu-
Perletakan papan nama kantor/sekolah ditempatkanpada lokasi-lokasi yang sudah ditentukan:- Tinggi: 3.00 meter- Lebar : 2.00 meter- Jenis bahan : Kayu
STREET EQUIPMENTTempat Sampah:- Kotak sampah 2 buah :organik & anorganik- Jarak antar tempat sampah: 50 meter- Tinggi bagian atas tempat sampah: 80 centimeter- Jenis bahan: Kayu
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
27
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINPagar Jembatan:- Tinggi pagar: 1.00 meter
- Panjang 1 modul: 1.00 meter- Jenis bahan: Kayu
4.2.3. KETENTUAN LANDSCAPE
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINVEGETASI Peneduh:
Vegetasi peneduh menjadi elemen yang sangatdiprioritaskan di dalam pembangunan kawasan.Petimbangannya:- Untuk membentuk green corridor- Untuk memperbaiki iklim mikro (micro climate)- Untuk menciptakan pembayangan (sunshading)- Untuk mengurangi polusi CO2 pada siang hari
(pollutan filter)- Diameter tajuk::
Pengarah:Vegetasi pengarah menjadi elemen yang sangatdiprioritaskan didalam pembangunan kawasan.Petimbangannya:- Untuk membentuk green corridor- Sebagai elemen estetis hijau- Untuk mempertegas sumbu koridorGround Cover:Ground cover merupakan elemen yang sangat pentinguntuk melindungi tanah dari kemungkinan degradasi:
- Mencegah erosi atau pengerusan permukaan tanah- Mengurangi silau pada siang hari- Mengontrol iklim mikro
HARD MATERIALRing Tanaman:Ring tanaman berguna untuk memberikan nilai estetikapada tanaman pada pedestrian, parkir dan taman
- Diameter ring: 80 centimeter- Bahan besi cor
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
28
IV.3. KETENTUAN JALAN
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINVEGETASI
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
29
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINHARD MATERIALJalan Jalan G.Obos merupakan jalan arteri , sehingga beberapa
hal yang menjadi ketentuan adalah:- Jalan masuk dibatasi secara berdaya guna karena
pergerakkan tinggi- Pegembangan dan pembangunan jalan yang
mermuara di jalan arteri harus mendapat persetujuanpemerintah
- Pembangunan infrastruktur jalan harusmempertimbangkan proyeksi pengembangan danpembangunan ruang-ruang publik seperti pedestrian
- Pembangunan dan pengembangan infrastruktur jalanharus mempertimbangkan proyeksi pengembangandan pembangunan ruang-ruang terbuka hijau, fokusperencanaan kawasan diarahkan pada green corridor
- Pembangunan dan pengembangan jalan harusterintegrasi dengan menyediakan ruang-ruang utilitaskota yang ditempatkan dibawah tanah.
- Ruang-ruang utilitas yang dibangun merupakanbagian infrastruktur yang tidak bisa dipisahkan dariinfrastruktur jalan.
- Ruang-ruang utilitas direncanakan untuk mewadahisemua sistem utilitas kawasan
Halte:Halte merupakan elemen yang sangat penting sebagaibagian koneksitas antara sirkulasi manusia denganpergerakkan moda transportasi umum. Beberapaketentuan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:- Halte dikembangkan dengan model bay untuk
mengurangi titik macet karena perhentianpergerakkan moda transportasi
- Halte direncanakan juga dapat diakses olehpenyandang cacat, sehingga harus disediakan diffablepath
Pembangunan jalan inspeksi merupakan bagian daripengembangan kawasan pengaringan atau sungai yangberfungsi sebagai saluran drainase:- Jalan inspeksi yang direncanakan berada di kedua sisi
luar pengaringan dan direncanakan sebagai jalanlokal
- Lebar ruas milik jalan lokal inspeksi adalah 15.00 mdari sisi pengaringan
- Perencanaan jalan lokal inspeksi diarahkan juga padapembentukkan green corridor
- Untuk menghubungkan antara kawasan yangterbelah pengaringan dibangun jembatan
KelurahanPanarung
Kec. Jekan Raya
Kec. Pahandut
A-2
A-3
A-3
A-1A-3
A-5
A-5
A-3A-3
A-2
A-3
A-1
B-3
B-3
B-4
B-5
B-6
A-4
B-4
C-1
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
30
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAIN- Jembatan yang dibangun direncanakan memiliki
ornamen yang digali dari akar budaya dayak- Untuk menjaga kelestarian lingkungan pengarinan
direncanakan normlisasi pengaringan sekaliguspenghijauan dengan karakter vegetasi peneduh
IV.4. KETENTUAN UTILITAS
PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAININTEGRATED UTILITY SYSTEM
Sistem utilitas yang direncanakan adalah utilitas yangterintegrasi :- Saluran drainase dikembangkan menjadi drainase
tertutup- Ruang-ruang utilitas kawasan direncanakan di bawah
tanah, terintegrasi secara keseluruhan
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
31
BAB V
PROGRAM PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
V.1. PARTISIPASI PELAKU PELAKSANAAN PROGRAM
Secara umum terdapat tiga komposisi pelaku yang dilibatkan dalam pelaksanaan rencana
program pembangunan yang menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaannya di
kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru.
Ketiga komponen tersebut adalah :
a. Pemerintah, sebagai penentu kebijakkan
b. Swasta, sebagai penyedia modal
c. Masyarakat, sebagai subyek yang menentukan pertumbuhan kawasan
Masing-masing dari keriga komponen tersebut memiliki peran masing-masing sebagai
subyek dan obyek pembangunan sekaligus, karena sistem dan kinerja dari ketiga
komponen tersebut masih terdapat kesenjangan.
5.1.1. Pemerintah
Posisi pemerintah di sini sabagai fasilitator sekaligus penentu kebijakan mengenai
program pengembangan kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru. Sebagai
fasilitator dan penentu kebijakkan pemerintah akan berperan aktif memberikan stimulasi
untuk menggerakkan pembangunan di kawasan perencanaan ini. Pada sisi lain
pemerintah akan menjadi developer pembangunan infrastruktur kawasan termasuk
ruang-ruang publik untuk mempercepat proses pembangunannya. Beberapa langkah
yang akan diambil pemerintah adalah :
a. Mengambil kebijakkan mengenai rencana pengembangan kawasan koridor jalan
G.Obos dan Menteng Baru berdasarkan RTRK Kawasan Koridor Jalan G.Obos dan
Menteng Baru Tahun 2007.
b. Melaksanakan propaganda dan sosialisasi kebijakkan RTRK kawasan koridor jalan
G.Obos dan Menteng Baru 2007.
c. Melaksanakan pembangunan infrastruktur kawasan.
5.1.2. Swasta
Sektor swasta memiliki peranan yang sangat penting didalam proses pengembangan
kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru. Sebagai pemilik modal swasta
diberikan kesempatan yang luas untuk menanamkan modal di kawasan koridor jalan
G.Obos dan Menteng Baru. Untuk mewujudkan peran aktif sektor swasta di dalam
pembangunan kawasan ini, pemerintah perlu memberikan goodwill melalui policy-policy
yang memudahkan proses investasi. Swasta dilibatkan secara langsung di dalaam proses
sosialisasi program dan sekaligus propagandanya.
5.1.3. Masyarakat
Kepranataan untuk pembangunan dan penataan kawasan koridor jalan G.Obos dan
Menteng Baru dirumuskan agar dapat mempengaruhi dan mengatasi tiga variabel utama,
yaitu :
a. Masyarakat setempat untuk terlibat secara aktif agar dapat mengikuti perubahan,
motivasi, aspirasi serta pengembangan sumber daya masyarakat.
b. Mekanisme kerja dan struktur kelembagaan : diarahkan untuk mempertimbangkan
hubungan kerja tugas, dan tanggung jawab perannya.
c. Sistem prosedur: diarahkan agar mempertimbangkan sistem komunikasi, imbalan dan
penghargaan, sistem informasi dan pelapora, anggaran dan pengambilan keputusan.
V.2. KETERLIBATAN STAKEHOLDER DALAM INVESTASI PEMBANGUNAN
KAWASAN
Ketiga variabel diatas terkait satu sama lain, dimana perubahan pada salah satu variabel
menimbulkan perubahan pada variabel lainnya, yang kemudian mempengaruhi struktur
yang lebih luas. Di dalam aspek keterlibatan modal pembangunan kawasan, dari ketiga
komponen tersebut diatas dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu:
a. Publik sektor : pemerintah
b. Private sektor : Investor dan community Based Enterprise’s
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
32
5.2.1. Publik sektor atau pemerintah
Posisi pemerintah didalam aspek investasi pembangunan kawasan adalah sebagai
penentu kebijakkan sekaligus penyedia infrastruktur (infrastructure developer). Sebagai
penentu kebijakkan , posisi tawar pemerintah hanya diperkuat agar penyelenggaraan
pembangunan kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru dapat sesuai visi yaitu
liveable tropical urban corridor. Pada sisi lain, sebagai penyedia infrastruktur, pemerintah
harus memiliki proyeksi pembangunan yang komprehensif dan terintegrasi.
5.2.2. Private sektorr atau investor dan ekonomi masyarakat
Tahap pengembangan kawasan di dalam konteks investasi menjadi isu yang menraik,
karena keberhasilan investasi akan menentukan pergerakkan pertumbuhan kawasan
pada masa yang akan datang. Di sini harus dibedakan secara jelas peranan investor dan
usaha berbasis masyarakat (community based Enterprise’s). Didalam pelaksanaan
pembangunan, keseimbangan diantara ketiga komponen yang terlibat menjadi faktor
yang sangat penting yang akan menentukan keberhasilan pembangunan kawasan. Oleh
karena itu semua proses pelaksanaan rencana pembangunan harus melibatkan ketiga
stake holder tersebut, mulai tahap awal hingga tahap akhir.
V.3. ARAHAN PROGRAM INVESTASI
5.3.1. Pembangunan Fisik Kawasan
Pengembangan kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru, setelah melalui
tahapan perencanaan fisik selanjutnya ditindak lanjuti dengan perencanaan program
investasi. Program investasi ini :
Tabel V.1.PROGRAM JENIS KEGIATANTAHUN IIntegrated Utility System Pembangunan saluran utilitas kota secara integrasi
TAHUN II
Pedestrian Pembangunan baru pedestrian dari persimpangan C.Bangas – Jalan G.Obosujung
Taman/penghujauan Penanaman tanaman peneduhPeningkatan jalan Pengaspalan jalan G.Obos
TAHUN IIIPembangunan halte Pembagunan halte di sepanjang kawasan perencanaanTAHUN IVPembangunan urbanfurniture
Pembangunan kelengkapan kawasan:tempat sampah,lampu penerangan,kotaksurat,
TAHUN VPembangunan jalaninspeksi Pembangunan baru jalan sepanjang kanan kiri pengaringan
Peningkatan jalan Pengaspalan jalan masuk ke kawasan menteng baru
5.3.2. Pembangunan Ekonomi Masyarakat
a. Mendorong usaha produktif dalam konsep CBE’s. Konsep ini diterapkan untuk
melindungi usaha milik masyarakat yang muncul. Tindak lanjutnya adalah penataan
dan pengembangan usaha yang telah bergulir.
b. Mendorong investor untuk membangun fasilitas komersial dan amenities seperti
pusat perbelanjaan, hotel dan restoran dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat
mendorong pertumbuhan kawasan.
V.4. PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN DAN SUMBER DANA
Jangka waktu pelaksanaan adalah lima tahun, untuk program-program prioritas
dilakukan pada tahun-tahun pertama, dan seterusnya menurut sequensi keperluan setiap
tahapan. Urutan prioritas juga berdasarkan pertimbangan ketersediaan anggaran, baik
melalui anggaran pemerintah maupun proses investasi.
Tabel V.2. Perkiraan Waktu Pelaksanaan dan Sumber DanaPROGRAM JENIS KEGIATAN SUMBER DANA PENANGGUNG JAWAB
TAHUN I
Integrated Utility System Pembangunan saluranutilitas kota secara integrasi
APBN Dinas PU
TAHUN II
Pedestrian
Pembangunan barupedestrian daripersimpangan C.Bangas –Jalan G.Obos ujung
APBN Dinas PU
Taman/penghujauan Penanaman tanamanpeneduh
APBD Dinas Pertanaman
Peningkatan jalan Pengaspalan jalan G.Obos APBD Jasa MargaTAHUN III
Pembangunan haltePembagunan halte disepanjang kawasanperencanaan
APBD Jasa Marga
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
33
TAHUN IV
Pembangunan urbanfurniture
Pembangunan kelengkapankawasan:tempatsampah,lampupenerangan,kotak surat,
APBD Dinas PU
TAHUN V
Pembangunan jalaninspeksi
Pembangunan baru jalansepanjang kanan kiripengaringan
APBN Dinas PU
Peningkatan jalan Pengaspalan jalan masuk kekawasan menteng baru
APBD Jasa Marga
V.5. PENGENDALIAN PELAKSANAAN
5.5.1. Strategi Pentahapan Pembangunan
Pengendalian dan pelaksanaan penataan kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng
Baru dilakukan melalui pentahapan yang lebih strategis, dengan lebih menekankan pada
urutan tahap-tahap kerja secara umum. Dengan pentahapan ini maka pelaksanaan
pengembangan dan penataan kawasan akan memiliki program kerja metode dan urutan
kerja yang jelas.
Tindakan atau kebijakkan yang harus dilakukan dalam pengendalian pelaksanaan
pembangunan dan penataan kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru adalah:
5.5.1.1. Peningkatan Kompetensi kelembagaan pelaksana pembangunan dan penataan
Kawasan
Dengan beragamnya tingkay kompleksitas yang harus dihadapi, luasnya daerah
perencanaan, dan banyaknya pihak yang terkait di dalam pembangunan, maka
dibutuhkan kompetensi dari pemegang kebijakan dalam hal ini Dinas Tata Kota
dan Bappeda Kota Palangka Raya. Didalam proses pelaksanaannya pemerintah
menjadi fasilitator sekaligus kontrol dalam proses pembangunannya, melakukan
propaganda dan sosialisasi kepada masyarakat maupun pihak swasta. Dengan
propaganda dan sosialisasi ini diharapkan terjadi proses feedback sebagai bahan
masukkan untuk menentukan langkah-langkah detail yang lebih strategis. Oleh
karena itu pemerintah akan memfasilitasi :
a. Seluruh bentuk perencanaan teknik ruang kawasan
b. Pelaksanaan pembangunan
c. Pengelolaan kawasan
Setiap tahap dapat dilakukan secara simultan dan paralel dimana tahap
pelaksanaan dan pengelolaan kawasan tidak harus menunggu semua tahap
perencanaan seluruh kawasan selesai dilakukan.
5.5.1.2. Menjadikan RTRK koridor jalan G.Obos dan Menteng baru sebagai kebijakkan
tentang ruang kota Palangka Raya untuk menjamin kepastian hukuk proses
pelaksanaan pembanggunan diwilayah perencanaan ini.
5.5.1.3. Melakukan studi-studi kelayakkan dan studi lanjutan pada setiap aspek
berkaitan langsung dengan proses pelaksanaan penataan kawasan. Tujuannya
adalah agar setiap tahap perencanaan yang akan dilakukan selalu berdasarkan
fakta yang nyata di lapangan, layak secara ekonomis, sosio-demografis, budaya
dan ekologi, sehingga dapat menjamin pelaksanaan pentaan dan pengembangan
kawasan.
5.5.1.4. Prioritas yang direkomendasikan dalam pelaksanaan pembangunan kawasan
koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru sebagai berikut:
Penataan jaringan utilitas secara terintergrasi dan jalur pejalan kaki beserta urban
furniturenya. Pembangunan jalan ini dimasukkan sebagai tahapan awal
pembangunan untuk membuka, memudahkan, dan memberi kejelasan akses
menuju bagian-bagian kawasan yang tidak berada pada jalur utama.
Pembangunan dan penataan daerah node sebagai generator dan akselerator
pengembangan dan pembentuk citra kawasan. Pembangunan dan penataan
daerah node juga disertai pembuatan titik-titik transit untuk dapat
menghidupkan sistem transportasi sehingga diharapkan dapat menghidupkan
aktifitas didaerah sekitar node dan memicu pengembangan dan pembangunan
lahan-lahan disekitar node.
a. Pengembangan dan pembangunan atau penataan daerah komersial dan
perkantoran
b. Pengembangan dan pembangunan atau penataan koridor hijau sepanjang
jalan dan sungai sebagai ruang terbuka.
Laporan Akhir
Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya
34
5.5.2. Manajemen Pengendalian Tahapan Pembangunan
5.5.2.1. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dengan sungguh-sungguh melaksanakan
good governance, memberikan perhatian terselenggaranya proses partisipasi
masyarakat dan investor dengan menempatkan pemerintah Kota Palangka Raya
sebagai kkordinator pelaksanaan pembangunan kawasan.
5.5.2.2. Semua tahapan perencanaan pembangunan harus melibatkan konsultan agar
proses keberlanjutannya dapat terpelihara dengan baik.
5.5.2.3. Semua pelaksanaan pembangunan diserahkan kepada kontraktor memlalui
proses pemberian pekerjaan yang benar.