Romi Novriadi-Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan
-
Upload
romi-novriadi -
Category
Documents
-
view
320 -
download
27
description
Transcript of Romi Novriadi-Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan
PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN
DISAMPAIKAN OLEH :
ROMI NOVRIADI
PENDAHULUANGeografis Provinsi Kepri Sangat berpotensi untuk Kegiatan budidaya ikan Mutu produk harus standar, yakni dengan Aplikasi CPIB dan CBIB
Penyakit Ikan dan Lingkungan Menjadi faktor pembatas Optimalisasi produksi
Penyakit timbul akibat adanya ketidakseimbangan :
Ikan budidaya (inang, host) Organisme penyebab penyakit (pathogen) Lingkungan (environment)
InangPenya kit
Lingkung an
Patoge nDiagram Hubungan Antara Inang (Ikan), Patogen dan Lingkungan 3 (SNIESZKOS 1974)
Hubungan ikan, patogen dan lingkungan diatas juga dapat digambarkan menggunakan persamaan semi kuantitatif sebagai berikut: D = H + P + S2 Dimana : D adalah Penyakit yang muncul H adalah Host / Inang / Ikan P adalah Pathogen S2 adalah Stress yang disebabkan Faktor Lingkungan
HAMA DAN PENYAKIT IKANHama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa, membunuh dan mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun secara bertahap. Hama bersifat sebagai organisma yang memangsa (predator), perusak dan kompetitor (penyaing). Sebagai predator (organisme pemangsa),
PENYAKIT IKANPenyakit adalah suatu keadaan fisik, morfologi, dan atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal menjadi tidak normal karena berbagai penyebab, baik internal ataupun eksternal.
Gejala Umum Ikan Sakit : Suka menyendiri Produksi lendir berlebihan atau bahkan tidak memiliki lendir Menggosok-gosokkan badan ke jaring/ dinding dan dasar bak Nafsu makan menurun Warna tubuh berubah menjadi lebih gelap (gejala ikan yang stress) Gerakan renang tidak beraturan, melayang, berlindung dibalik suatu objek, berputar dan akhirnya hilang keseimbangan Kemerahan di sekitar mulut, tutup insang, pangkal sirip atau permukaan kulit Luka pada permukaan tubuh Anatomi (bentuk tubuh) tidak normal Pertumbuhan lambat
Dampak Infeksi Penyakit :1. Nilai konversi pakan (FCR) tinggi 2. Warna berubah 3. Kerdil/tumbuh lambat dan perlu waktu pemeliharaan yang lama 4. Apabila penyebab penyakit belum dapat diatasi, akan terjadi kematian
Penularan PenyakitVertikal : ditransfer oleh induk ke anak melalui sperma atau telur Horizontal : melalui air, pakan alami /pakan segar/pakan buatan, organisme lain yang terdapat dalam media pemeliharaan
Pencemaran air di Senggarang
Cara lain wabah penyakit ikan muncul
Ikan baru yang membawa agen penyakit bila dimasukkan kedalam kolam akan menular ke ikan lain
Penularan penyakit antar keramba
Salah satu cara penyebaran penyakitIkan mati dibuang ke laut, danau /kolam
Mempercepat penularan penyakit
KLASIFIKASI PENYAKITPENYAKIT IKAN
INFEKSIBakteri Virus Parasit Jamur
NON-INFEKSIAir/lingkungan Pakan Genetik
Penyakit Non InfeksiAkibat Mal Nutrisi
Akibat Kesalahan Penanganan (Penyakit Non-Infeksi)
Akibat Lingkungan / Kualitas Air yang buruk (Penyakit Non-Infeksi)
Kerapu macan ukuran konsumsi mati akibat limbah bauksit di senggarang
PENYAKIT INFEKSIPenyakit Infeksi
Penyakit Parasitik
Penyakit Bakterial
Penyakit Virus
Penyakit Jamur
Penyakit InfeksiParasit
Parasit : organisme yang hidup pada organisme lain dan menda keuntungan dari hasil simbiosenya sedangkan inang dirugika(1) (2) (3) (4) (5) Jumlah parasit pada ikan baik laut maupun tawar sangat banyak Dalam jumlah sedikit masih dapat ditoleransi Mempengaruhi kondisi fisiologis ikan ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau jaring KJA/kolam Pengendalian : Jaga Kualitas dan Kuantitas air agar tetap optimal Pengobatan : perendaman ikan yang terkena infeksi dalam air tawar atau dengan menggunakan H2O2 (Hydrogen proxide) konsentrasi 150 ppm.18
Isopoda / Crustacea Rhexanella sp. Caligus sp.Rhexanella spRhexanella sp.
Hirudinae (lintah)Zeylanicobdella
sp.
Penyakit InfeksiBakteri1. Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil umumnya 0,5 10 mikron dan terdapat dari semua lingkungan. 2. Di lingkungan budidaya biasanya melayang bebas di air, menempel pada jaring, tumbuhan dan binatang air serta partikel-partikel di air. 3. Tidak semua bakteri menyebabkan penyakit. Bakteri bersifat oportunistik dan menyebabkan penyakit bila ikan lemah, cara pembudidayaan dan kondisi lingkungan yang kurang baik dimana bahan organik melimpah, perubahan suhu yang cepat.
Penyebab
Stres karena kepadatan dan mutu pakan Lingkungan yang buruk Luka akibat infeksi parasitMelimpahnya limbah organik-blooming bakteri20
Gejala Klinis Ikan Terserang Bakterial Gerakan ikan lemah Produksi lendir berkurang setelah ikan yang terinfeksi mengeluarkan lendir yang berlebihan Timbul pendarahan dan nekrosa pada tempat infeksi Luka (ulcer) pada tempat infeksi Beberapa bakteri menyebabkan rontok pada insang dan sirip Timbul Ascites (semacam benjolan) Bengkak pada perut dan mengeluarkan cairan kuning darah (dropsy) Mata menonjol (exophthalmos) Beberapa bakteri dapat menghasilkan tubercle atau granuloma pada bagian tubuh yang terinfeksi
Penyakit bakterial Umum pada ikan laut :Penyakit Bakteri Umum
Vibriosis
Streptococcosis
Busuk Sirip ( Fin Rot)
Vibriosis1. 2. Disebabkan oleh bakteri genus Vibrio. Bakteri ini biasanya muncul sebagai patogen sekunder yang timbul akibat infeksi primer oleh protozoa. Bakteri penyebabnya adalah Vibrio sp. dan penyakitnya disebut Vibriosis. Gejala : Luka di permukaan tubuh, kemerahan disekitar anus, kerusakan sirip, mata putih dan mata menonjol, Ikan yang terifeksi secara kronis umumnya menunjukkan insang sangat pucat dan luka borok yang dalam pada otot Pencegahan : Vaksin Vibrio polyvalen
3.
4.
700 600 500 400 300 200 100 0 0 1 2 3 4 5 6 7 Bulan ke8 9 10 11
Rerata Berat (g)
Vaksin Nonvaksin
Pertumbuhan Berat Kerapu Macan yang Dipelihara dalam KJA selama 11 bulan di BBL Batam, Setoko dengan Vaksinasi dan tidak Vaksinasi
Streptococcosis Agen : Streptococcus sp Pada Kakap Putih Streptococcus iniae Gejala : berenang tidak normal, tubuh menjadi gelap, satu atau kedua mata menonjol, kornea mata menjadi putih, pendarahan pada tutup insang Infeksi Streptococcus sp dapat dicegah dengan meghindari pemberian pakan yang berlebihan, kepadatan tinggi, pengelolaan kualitas air yang baik, biosekuriti, serta menghindari stress pada penanganan.
FINROT Agen: Flexibacter maritimus GK : sirip busuk/rontok, ekor buntung, kematian jaringan kulit (berwarna kuning), Awal penyakit terlihat pada ujung sirip berwarna abu abu sirip erosi dan disertai haemorhagi. Infeksi yang parah akan menyebabkan sirip menjadi hilang, kemungkinan akan berlanjut sampai ke otot badan Tranmisi via air , Jaga kualitas air Treatment : ACriflavine 5 7 ppm, 1 jam.
Penyakit InfeksiJamurCiri Umum Jamur : 1. Eukariotik, nonmotil, nonklorofil, uni atau multiseluler 2. Memiliki nukleus, mitokondria, 70s dan 80s ribosom 3. Plasma membran mengandung ergosterol 4. Dinding sel tersusun atas kitin, glukan, mannans dan polisakarida 5. Ukurannya lebih besar dari bakteri 6. Membutuhkan nutrisi yang sederhana Pengendalian : Jaga Kualitas dan Kuantitas air agar tetap optimal Pengobatan : Benih direndam dengan antiseptik, benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menitRomi Novriadi 2011 27
Pengendalian Jamur Tidak menggunakan ikan yang terinfeksi sebagai pakan Memusnahkan ikan terinfeksi Disinfeksi dengan pengapuran, klorin (200 mg/l), MG(2900 mg/l)
Penyakit Viral1. Viral Nervous Necrosis (VNN) - disebabkan oleh Nodavirus - menginfeksi larva dan benih - tidak ada inang spesifik - organ target adalah sistem syaraf - Gejala : berenang memutar, abnormal, membalik dan limpa membesar 2. Iridovirus (Sleepy Grouper Disease) - menginfeksi benih dan pembesaran - organ target jaringan Hematopoietik - tidak ada inang spesifik
Deteksi VNN dengan Immunohistokimia
Vakuolisasi pada mata dengan pewarnaan HE
Pencegahan Seleksi induk bebas Virus dengan PCR Mensucihamakan bak dan alat-alat untuk pembenihan Pemeriksaan larva yang baru menetas dengan PCR Pengelolaan lingkungan yang baik dan kurangi stres pada ikan. Membeli benih yang bersertifikat bebas penyakit (free of disease) Pemberian Vitamin, Immunostimulant dan feed suplement lainnya
Penyakit Lingkungan
Gas Bubble disease Swim bladder stress syndrome Asphyxia / hypoxia Toksikologi lingkungan (NH3, NO2, dll) Acidosis Alkalosis
PENYAKIT LINGKUNGAN : AKIBAT PROSES PENURUNAN MUTU SEDIMEN (internal budidaya)
PakanBiofouling Kapasitas pergantian air
Tipe, jumlah, ukuran
KJA / Kolam
Spesies, jumlah, ukuran ikan
Dispersi
Sisa pakan dan kotoran Penumpukan bahan organik terhadap penurunan mutu sedimen
Sedimen
PENYAKIT LINGKUNGAN : AKIBAT PEMBERIAN PAKAN BERLEBIH Pakan Buatan
KEGAGALANSisa pakan
Penyakit
LELE
Kondisi IKAN
Bahan organik NH3 Bakteri
Pergantian air
Pencemaran air dan dasar kolam Kematian masal plankton
overbloom fitoplankton
Senyawa anorganik
Pakan Buatan
SOLUSI PENYAKIT LINGKUNGAN (Blooming Organik)
IKAN
Sisa pakan BUDIDAYA SISTEM HETEROTROF / BIOFLOK TECHNOLOGY Bahan organik SEDIKIT / TANPA GANTI AIR
Feces NH3
PROBIOTIK
Microbial community / Bacterial Flock fitoplankton
Senyawa anorganik
Lebih stabil
MUTU OBAT IKANBERHUBUNGAN ERAT DENGAN :
-Mutu Bahan Zat Aktif dan Zat Pembawa -Cara Pembuatan (GMP) -Cara Penyimpanan dan Transportasi -Pengawasan Mutu -Tata cara penggunaan
Contoh obat ikan illegal di lapangan:1FISH SEPTIK 2FISH POWER 3SUPER QOBIE 4SUPER - ICH 5FISH STABILIZER 6D-BIO MAX 7GRO FISH 8OCEAN FREE (ERBAL Treatment) 9SUPER PH - UP 10FISH JENONK 11SUPER PRO FISH-P 12TOP FISH-P 13PACIFIC PRO-TECH SUPER 14PACIFIC PRO-TECH EXTRA STRONG 15NUTRI FISH 16HOLICO BIONIC 17SHRIMP HEALTH 18BIO - ON 19GREEN CANOPY (Hormon Organik) 20GREEN CANOPY (Suplemen Organik) 21PRE VITA - FISH-P
Contoh Obat Ikan Yang Belum Terdaftar
OBAT OBAT YANG DILARANG : Chloramphenicol Nitrofuran (termasuk Furazolidone) Ronidozol Dapson Cholichicin Chlorpromazon Chloroform Dimetildazol Metronidazol
PENCEGAHAH PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN1. 2. 3. Menggunakan benih yang bebas penyakit (parasit, bakteri, virus) Mempertahankan kualitas air tetap baik Mencegah menyebarnya organisme penyebab penyakit dari bak pemeliharaan yang satu ke bak pemeliharaan yang lain. Pada saat benih datang, lakukan tindakan : penyortiran, apabila ada ikan yang luka segera pisahkan dan lakukan perendaman dengan air tawar atau antiseptik karantina, apabila ikan yang menunjukkan gejala sakit
4.
5.
Selama masa pemeliharaan : Selalu memonitor kesehatan ikan dan lingkungan/kualitas air. Menggunakan padat tebar yang sesuai ukuran ikan karena kepadatan yang tinggi ikan mudah terserang penyakit, stress. Melakukan grading secara rutin untuk menghindari kanibalisme dan kompetisi pakan. Pemberian pakan yang cukup, baik mutu, ukuran maupun jumlahnya, baik berupa pellet maupun ikan rucah. Pemberian ikan rucah sebaiknya ditambah vitamin serta mineral mix. Melakukan manajemen penggantian jaring secara rutin Melakukan manajemen penggantian air yang baik apabila ikan dipelihara dalam bak/tambak mengurangi penanganan yang kasar
6. Tidak membuang sampah/limbah organik di sekitar lokasi budidaya 7. Melakukan pemindahan KJA secara periodik. Sisa pakan dan kotoran ikan dalam jangka waktu tertentu akan menumpuk di dasar perairan akibat kegiatan budidaya sehingga dapat menjadi sumber pencemar dan penyakit. KJA disarankan untuk digeser ke tempat lain walaupun dalam satu kawasan budidaya setiap 3-4 tahun sekali. 8. Penambahan vitamin C/multivitamin, imunostimulan, probiotik pada pakan, serta penggunaan vaksin. Hal ini dilakukan guna memberikan daya tahan dan daya kekebalan pada ikan agar terhindar dari penyakit. 9. Penerapan bio-security
Gunakan benih yang berSertifikasi, bebas penyakit dan Dari suplier yang kompeten
Jika memungkinkan gunakan air Yang sudah ditreatment, Menggunakan UV atau Ozone
Seluruh staff sebaiknya diberi Pelatihan dalam menangani Dan mencegah penyakit.
Seluruh peralatan yang digunaKan hendaknya disterilisasi dan dibersihkan
Seluruh limbah bahan organik, Sisa pakan, dan ikan mati, hendaknya ditempatkan terpisah
Sebisa mungkin hindari kontak Dengan hama penyabab penuLaran penyakit.
Jika unit produksi terdiri atas dua bagian, maka di masing-Masing bagian ditempatkan larutan desinfektan
Akses masuk harus dibatasi, contoh : Areal parkir harus jauh dari areal Produksi.
Lori/truk pengangkut sebaiknya Di desinfeksi setiap masuk keDalam lokasi produksi.
Sebisa mungkin akses tamu Dibatasi, untuk menghindari Penyebaran penyakit.