ROH PENGORBANAN KOMITMEN - memberfiles.freewebs.com · segala sesuatu yang dirindukan hati saya...
Transcript of ROH PENGORBANAN KOMITMEN - memberfiles.freewebs.com · segala sesuatu yang dirindukan hati saya...
1
ROH
PENGORBANAN
& KOMITMEN
PENGALAMAN-PENGALAMAN DARI
PIONIR-PIONIR MASEHI ADVENT HARI KETUJUH
DISUSUN OLEH James R. Nix
DIEDIT OLEH Fylvia Fowler Kline
2
ROH
PENGORBANAN &
KOMITMEN
PENGALAMAN-PENGALAMAN DARI
PIONIR-PIONIR MASEHI ADVENT HARI KETUJUH
DISUSUN OLEH James R. Nix
DIEDIT OLEH Fylvia Fowler Kline
Dicetak ulang oleh Departemen Penatalayanan
Divisi Asia Pasifik Bagian Selatan P.O. Box 040, Silang, Cavite, 4118 Philippines
3
Roh Pengorbanan dan Komitmen
Hak cipta 2000 oleh Departemen Penatalayanan, General Conference
Masehi Advent Hari Ketujuh
Desain Sampul oleh Tami Pohle
Desain bagian dalam oleh Fylvia Fowler Kline dan Maureen Hudgins
Bagian besar dari ini buku ini diambil dari pekerjaan yang telah
diterbitkan sebelumnya. Satu daftar lengkap dari referensi-referensi
dapat ditemukan di bagian belakang dari buku ini. Penyusun
bertanggungjawab penuh untuk ketepatan dari semua fakta dan kutipan
yang dituliskan didalam buku ini.
All right reserved. Tidak satu bagianpun dari buku ini dapat dicetak
kembali dalam bentuk apapun, kecuali kecuali untuk kutipan-kutipan
singkat untuk tinjauan, tanpa ijin tertulis dari penerbit.
ISBN# 0-9677171-0-8
Diterbitkan oleh
Departemen Penatalayanan
Divisi Asia Pasifik Bagian Selatan
P.O. Box 040, Silang, Cavite 4118 Philippines
4
Untuk sahabatku, guruku, pembimbingku,
Dr. C. Mervyn Maxwell,
yang merupakan orang pertama
yang memberikan tantangan kepadaku
untuk membagikan iman, pengorbanan,
dan komitmen
dari pionir-pionir Advent kita
-- James R. Nix
5
Daftar Isi
I. Pergerakan Orang Advent Pengikut Miller
1. William Miller...............................................................................9
2. Joseph Bates..............................................................................31
3. Charles Fitch..............................................................................35
4. Leonard Hastings........................................................................38
5. Joshua V. Himes.........................................................................40
6. James White...............................................................................46
7. Pertemuan di Exeter, New Hampshire.........................................49
8. Mempersiapan diri untuk “Kekecewaan Besar”............................52
9. Iman Pengikut Miller dalam Tindakan.........................................56
II. Paham Adventisme- Pemeliharaan Sabat Mula-mula
1. Penerimaan akan Sabat Hari Ketujuh.........................................61
2. Penerbitan Yang Pertama............................................................67
3. Kapten Bates yang tidak kenal Lelah...........................................80
4. Pengorbanan dan Konferensi Sabat.............................................83
5. Komitmen dari Pionir-pionir yang Mula-mula..............................88
6. Kejadian-kejadian di Rochester, New York...................................93
7. Tahun-tahun Battle Creek........................................................105
III. Adventisme Meluas Ke-Barat
1. Pemelihara-pemelihara Sabat dibentuk di California................112
2. Pacific Press, Oakland, California.............................................132
IV. Komitmen-komitmen Pribadi
1. John. N. Andrews.....................................................................140
2. Mary Andrews...........................................................................164
3. John O. Corliss.........................................................................168
4. Stephen N. Haskell....................................................................169
6
5. Anna Knight............................................................................178
6. Alma McKibbin........................................................................186
7. Percy T. Magan........................................................................189
8. John G. Matteson....................................................................192
9. Washington Morse...................................................................193
10. William A. Spicer.....................................................................194
11. R. A. Underwood.....................................................................198
12. James dan Ellen White............................................................200
V. Pertobatan di Bagian Selatan
1. Sebuah Gereja untuk Budak-budak........................................224
2. Disiksa dan Ditembak demi Iman Mereka...............................229
3. Pergumulan di atas Sungai Yazoo..........................................233
4. Dikepung untuk Dibantai.......................................................240
VI. Lembaga-lembaga Pendidikan
1. Avondale College....................................................................246
2. Oakwood College....................................................................262
3. Atlantic Union College............................................................264
VII. Lembaga-lembaga Kesehatan
1. Sanitarium di Battle Creek ....................................................266
2. Universitas Loma Linda..........................................................269
VIII. Masalah-masalah dengan Pemeliharaan Sabat
1. Tennessee Chain Gangs.........................................................285
2. Komentar-komentar Surat Kabar...........................................295
Catatan akhir.................................................................................303
Referensi-referensi..........................................................................318
Indeks dari Cerita-cerita..................................................................324
7
Saya tidak menulis hal-hal ini untuk mempermalukan umat-umat
percaya yang kaya raya, yaitu mereka yang sedang menguburkan diri
mereka di dalam kekayaan dan pemeliharaan mereka sendiri, dan
kehilangan ketertarikannya di dalam maksud, dan pegangannya di
Surga; tetapi saya bermaksud untuk menyatakan fakta-fakta yang mana
anda akan dituntun untuk melihat bahwa roh pengorbanan, yang telah
ditunjukkan dengan jelas oleh mereka yang pertama terlibat, sehingga
anda dapat berjalan di dalam jejak kerendahan hati dan penurutan yang
telah mereka jalani, dan menikmati pengabdian seutuhnya, yang pada
saat itu ada pada mereka.
--James White, Life Incidents, 1868, hal. 270
8
Bagian I
PERGERAKAN ORANG
ADVENT PENGIKUT
MILLER
TAHUN 1831 – 1844
9
1
William Miller
Disergap oleh suatu pergumulan didalam batin
[Seorang yang suka ragu untuk beberapa tahun, William Miller telah me-
ngalami sebuah pengalaman yang menandakan pertobatan ditahun 1816]
Pada hari Tuhan berikutnya [pada ulang tahun yang kedua dari
Battle of Plattsburg, New York, yang muncul pada September 11, 1814,
yang di dalamnya William Miller ikut berpartisipasi), seperti biasa ketika
pendeta tidak hadir, maka tanggung-jawab itu berpindah pada Kapten
Miller,untuk membacakan sebuah pidato pilihan diakon. Mereka telah
memilih suatu judul tentang “Pentingnya Tugas Orang Tua.”¹ Segera
setelah acara telah dimulai, dia dikuasai oleh sebuah pergumulan emosi
didalam batin, dengan mana seluruh jemaat menjadi bersimpati kepada-
nya, dan duduk kembali. Prinsip-prinsip deisticalnya kelihatannya
merupakan suatu kesulitan yang hampir tidak dapat diatasi olehnya.
Segera setelah itu, “Tiba-tiba,” dia berkata, “tabiat dari seorang
Juruselamat secara gamblang terkesan pada pikiran saya. Kelihatannya
ada suatu makhluk yang sangat baik dan penuh belas kasihan yang
memikul kepada dirinya sendiri pelanggaran-pelanggaran kita, dengan
cara demikian menyelamatkan kita dari penderitaan dan hukuman
karena dosa. Saya segera merasa bahwa Seseorang seperti itu pasti
penuh kasih; dan membayangkan saya dapat merebahkan diri saya
kedalam pelukan tersebut, dan percaya didalam kemurahan dari
Seorang seperti itu. Satu pertanyaan muncul, Bagaimana dapat
10
dibuktikan bahwa Seseorang seperti itu ada? Diluar dari Alkitab saya
dapati bahwa saya tidak dapat menemukan bukti tentang eksistensi dari
Jururselamat seperti itu, atau bahkan tentang sebuah keadaan dimasa
yang akan datang. Saya merasa bahwa untuk percaya kepada seorang
Juruselamat tanpa bukti hanya akan menjadi mimpi tentang sesuatu
yang ekstrim. Saya melihat bahwa Alkitab membawa pandangan seperti
Juruselamat yang saya butuhkan; dan saya menjadi bingung untuk
menemukan bagaimana sebuah buku yang tidak diinspirasikan dapat
mengembangkan prinsip-prinsip yang sempurna yang disesuaikan
kepada keinginan daripada dunia yang telah jatuh. Saya dipaksa untuk
mengakui bahwa Alkitab haruslah sebuah wahyu dari Allah. Mereka
menjadi kesukaan saya; dan didalam Yesus saya menemukan seorang
sahabat. Juruselamat menjadi yang terutama diantara sepuluh ribu bagi
saya; sekarang menjadi pelita pada kaki saya dan terang pada jalan
saya. Pikiran saya mulai tenang dan dipuaskan. Saya menemukan Allah
Tuhan adalah sebuah Batu Karang ditengah-tengah samudra
kehidupan. Alkitab sekarang menjadi pelajaran saya yang terutama, dan
saya dapat benar-benar berkata, saya menelitinya dengan kesukaan
yang benar. Saya menemukan bahwa setengahnya belum penah
dikatakan kepada saya. Saya menjadi bertanya-tanya mengapa saya
belum melihat keindahan dan kemuliaannya sebelumnya, dan kagum
bahwa saya dapat saja pernah menolaknya. Saya mendapati bahwa
segala sesuatu yang dirindukan hati saya semuanya dinyatakan, dan
sebuah penawar bagi setiap penyakit dari jiwa. Saya mulai kehilangan
selera terhadap bacaan-bacaan yang lain, dan tetapkan hati saya untuk
memperoleh hikmat dari Allah.”
Tuan Miller segera membangun mezbah keluarga; dan
menyatakan imannya secara umum didalam agama itu yang telah
menjadi makanan bagi kegembiraannya,² melalui menggabungkan
dirinya dengan sebuah gereja kecil yang telah dia rendahkan; membuka
rumahnya untuk pertemuan-pertemuan doa; dan menjadi perhiasan
11
dan pilar didalam gereja, dan menjadi penolong bagi pendeta dan
anggota-anggota. Yang layu telah terbuang, dan dia telah mengambil
langkahnya untuk kehidupan sebagai seorang tentara salib, seperti
semua orang yang mengenal dia merasa yakin; dan mulai dari saat itu
dan seterusnya lambang permuridan, didalam gereja atau dunia, ada
didalam keluarga atau lemarinya, menunjukkan siapa dia tadinya dan
siapa yang dia layani. –Sylvester Bliss, Memoirs of William Miller,
1855, hal. 66, 67.
[Selama tahun 1816-1818, Miller terlibat didalam suatu penelitian Alkitab
yang sungguh-sungguh. Pada saat itulah dia menemukan nubuatan 2300
hari dari Daniel 8:14, sesuatu yang didalamnya terlibat namanya untuk
selamanya]
Saya adalah seorang Monomaniak
[Menurut apa yang dituliskan oleh Sylvester Bliss tentang Memoirs of
William Miller, hal ini terjadi pada suatu waktu diantara tahun 1828 dan
1831. Namun, pernyataan berikut yang telah mendahului kejadian itu
menyarankan bahwa itu terjadi pada tahun 1838: “Kira-kira enam tahun
sejak saat itu, dokter keluarga dari Tuan Miller mengatakan di berbagai
tempat bahwa Esquire Miller adalah seorang pria yang baik, dan seorang
tetangga yang baik; tetapi tentang pokok masalah kedatangan dia adalah
seorang monomaniak”—The Midnight Cry, Maret 7, 1844, hal. 259, 260.
Tanpa memperdulikan tanggal, cerita ini sangat berarti untuk diingat]
12
Ketika pendapat Tuan Miller sehubungan dengan dekatnya dan
sifat dari millenium menjadi terkenal, mereka secara alami mendapat
komentar yang baik diantara teman-teman dan tetangga-tetangganya,
dan juga diantara mereka ditempat yang jauh. Beberapa dari catatan
mereka, bukanlah yang sangat berisi pujian terhadap kerohaniannya,
akan kadang-kadang diulang-ulang kepadanya. Oleh karena telah
mendengar bahwa seorang dokter di tetangganya berkata bahwa
“Esquire Miller,” seperti yang biasanya dia biasanya dijuluki, “adalah
seorang yang baik dan tetangga yang baik, tetapi dia adalah seorang
monomaniak tentang pokok masalah mengenai advent,” Tuan M[iller]
secara bercanda mengatakan bahwa biarlah dia memberikan resep
untuk kasusnya saja.
Salah seorang dari anaknya menderita sakit pada suatu hari, dia
membawanya kepada dokter yang, setelah memberikan resep kepada
anak tersebut, memperhatikan Tuan Miller duduk terdiam di salah satu
sudut ruangan dan bertanya apa yang membuatnya sakit.
“Saya tidak tahu dokter. Saya mau anda memeriksa saya, dan
memberikan obat kepada saya.”
Dokter tersebut mencoba merasakan denyut nadinya, dan tidak
dapat memutuskan apa penyakitnya; dan menanyakan apa yang
menjadi keluhannya.
“Baik, kata Tuan Millier, “Saya tidak tahu tetapi saya adalah
seorang monomaniak; dan saya ingin supaya anda memeriksa saya, jika
saya memang demikian; dan, jika memang benar, sembuhkan saya.
Dapatkah anda mengatakan kapan seorang adalah seorang
monomaniak?”
13
Dokter menjadi merah, dan berpikir bahwa dia dapat
menyembuhkan. Tuan Miller ingin tahu bagaimana.
“Mengapa,” kata dokter, “seorang monomaniak adalah rasional
tentang sebuah subjek hanya satu; dan, ketika anda menjamah subjek
tersebut, dia akan menjadi gila.”
“Baik,” kata Tuan Miller, “Saya mau supaya anda melihatnya
apakah saya dalam kenyataan adalah seorang monomaniak; jika benar
demikian, anda harus memberikan obat kepada saya dan
menyembuhkan saya. Anda harus, karena itu, tinggallah bersama saya
selama dua jam, sementara saya menyampaikan subjek tentang advent
kepada anda, dan, jika saya adalah seorang monimaniak, pada saat itu
anda akan menemukannya.”
Dokter itu menjadi agak bingung; dan, sesuai permohonan Tuan
Miller, membuka Alkitab dan membaca dari Daniel pasal 8. Ketika dia
membaca besama, Tuan Miller apa yang ditunjukkan oleh domba
jantan, bersama simbol-simbol yang lain yangn ditunjukkan. Dokter
tersebut telah membaca Newton, dan mengaplikasikan mereka kepada
Persia, Yunani, dan Roma, sama seperti yang dilakukan oleh Tuan
Miller. Tuan Miller kemudian bertanya berapa lamakah penglihatan dari
kerajaan-kerajaan itu akan jadi.
“2300 hari.”
“Apa!” kata Tuan Miller, “dapatkah kerajaan-kerajaan yang besar
itu meliputi hanya 2300 hari secara nyata?”
14
“Mengapa,” kata dokter itu, “hari-hari itu adalah tahun-tahun,
menurut semua pemberi komentar; dan kerajaan-kerajaan itu akan
berlangsung selama 2300 tahun.”
Tuan Miller kemudian memintanya untuk membuka Daniel pasal
2, dan pasal 7; semua tentang mana yang dia terangkan sama seperti
Tuan Miller. Dia kemudian ditanya apakah dia mengetahui kapan 2300
hari itu akan berakhir. Dia tidak tahu, sama seperti dia tidak tahun
kapan mereka dimulai.
Tuan Miller memintanya untuk membaca Daniel pasal 9. Dia
membacanya hingga dia tiba pada ayat 21, ketika Daniel melihat
“Gabriel,” orang yang “telah dia lihat didalam penglihatannya.”
“Didalam penglihatan apa?” Tuan Miller bertanya.
“Mengapa,” kata dokter itu, “didalam penglihatan dari Daniel pasal
8.”
“’Mengapa, mengerti masalahnya dan pertimbangkan penglihatan
itu.’ Dia sekarang telah datang, kemudian, untuk membuatnya mengerti
penglihatan itu, bukan?”
“Betul,” kata dokter.
“Baik, tujuh puluh minggu telah ditetapkan; bagian dari apa tujuh
puluh minggu ini?”
“Tentang 2300 hari.”
“Kemudian mereka mulai dengan 2300 hari.”
15
“Ya, kata dokter itu.”
“Kapan mereka berakhir?”
“Di tahun 33 AD.”
“Kalau begitu berapa lama 2300 itu akan di perpanjang setelah
33?”
Dokter mengurangi 490 dari 2300, dan menjawab, 1810.
“Mengapa,” katanya, “itu masa lalu.”
“Tetapi,” kata Tuan Miller, “ada 1810 dari 33; dalam tahun berapa
itu akan jatuh.?”
Dokter itu melihat bahwa 33 itu harus ditambahkan, dan
menetapkan 33 dan 1810, dan, menambahkan mereka, menjawab,
1843.
Pada hasil yang tidak diharapkan ini dokter tersebut bersandar
kembali pada kursinya dan menggambar; tetapi segera mengambil
topinya dan meninggalkan rumah dengan kegelisahan.
Hari berikutnya dia menelepon Tuan Miller kembali, dan kelihatan
seakan-akan dia berada dalam keadaan pergumulan mental.
“Ada apa Tuan Miller,” katanya, “Saya akan masuk naraka. Saya
tidak pernah tertidur sedikitpun semenjak aku berada disini kemarin.
Saya telah mengamati pertanyaan tersebut didalam setiap terang, dan
penglihatan itu harus berhenti pada tahun sekitar 1843 AD;dan saya
belum bersedia. Saya pasti binasa.”
16
Tuan Miller menenangkan dia, dan menunjuk kepadanya bahtera
keselamatan; dan didalam kira-kira seminggu, dengan menelepon Tuan
Miller setiap hari., dia menemukan damai untuk jiwanya, dan menapaki
perjalanannya dengan sukacita, sebagai seorang monomaniak yang
terkenal sama seperti Tuan Miller. Seelah itu dia akhirnya mengakui
bahwa, sampai dia membuat angga 1843 itu, dia tidak pernah berpikir
tentang hasil yang sedang dia sedang hadapi.—Ibid., hal. 94-97.
Janji Yang Hikmat
[Keputusan Miller untuk mulai berkotbah tidak mudah. Bertahun-tahun
kemudian, dia mengingat kembali hari dimana dia mulau membagikan
pandanganya secara umum tentang kedatangan Kristus yang segera.]
Pekerjaan secara umum dari Tuan Miller, menurut bukti yang
terbaik yang telah dia peroleh, tanggal dari musim bunga 1831. Dia
terus menjadi bingung menghargai tugasnya untuk “pergi dan kabarkan
hal itu kepada dunia,” yang secara langsung berkesan pada pikirannya.
Pada suatu hari Sabtu, setelah sarapan pagi, dia kembali ke-mejanya
untuk memeriksa beberapa poin, dan, ketika dia bangkit untuk pergi
bekerja, hal itu datang kepadanya dengan kekuatan yang lebih besar
dari yang pernah dia rasanya, “Pergi dan kabarkan itu kepada dunia.”
Jadi dia menulis:--
“Kesan itu sangat tiba-tiba, dan datang dengan penuh kekuatan,
sehingga saya duduk dikursi saya dan, sambil berkata, ‘Saya tidak bisa
pergi, Tuhan.’ ‘Mengapa tidak?’ kelihatannya itulah yang menjadi
jawabannya; kemudian semua alasan saya muncul—keinginan saya
akan kesanggupan; namun saya menjadi semakin susah, saya
memasuki suatu janji yang hikmat dengan Allah, bahwa, jika dia akan
17
membuka jalan, saya akan pergi dan melakukan tugas saya kepada
dunia. ‘Apa yang engkau maksudkan dengan membuka jalan?’ itulah
yang mungkin ada pada saya. ‘Mengapa,’ kata saya, ‘jika saya akan
mendapat undangan untuk berbicara didepan umum dimana saja, saya
akan pergi dan mengatakan kepada mereka apa yang saya temukan
didalam Alkitab tentang kedatangan Tuhan.’ Tiba-tiba semua beban
saya lenyap, dan saya senang bahwa saya mungkin tidak dipanggil
untuk hal itu, oleh karena saya tidak pernah mendapat undangan
seperti itu. Pencobaan saya tidak diketahui, dan saya hanya mempunyai
sedikit pengharapan untuk diundang keladang pekerjaan mana saja.
“Kira-kira satu setengah jam dari saat itu, sebelum saya
meninggalkan ruangan tersebut, seorang putra dari Tuan [Silas]
Guilford³ dari Dresden [New York], kira-kira enam belas mil� dari rumah
saya, masuk, dan berkata bahwa ayahnya telah mengutus dia dan ingin
supaya saya pergi kerumahnya bersama-sama dengan dia. Mengharap
bahwa dia ingin untuk bertemu dengan saya untuk suatu bisnis, saya
kemudian menanyakan dia apa yang ayahnya inginkan. Dia menjawab,
bahwa tidak akan ada kotbah digereja mereka hari berikutnya, dan
ayahnya mau supaya saya datang ke-gerejanya untuk berbicara kepada
orang banyak tentang kedatangan Tuhan. Saya langsung menjadi marah
kepada diri saya sendiri karena telah membuat perjanjian; saya serta-
merta berontak terhadap Tuhan, dan memutuskan untuk tidak pergi.
Saya kemudian meninggalkan anak lelaki itu, tanpa memberikan
jawaban apapun kepadanya, beristirahat didalam kesusahan saya di
hutan dekat rumah kami. Disanalah saya bergumul dengan Tuhan
selama satu jam, berusaha untuk melepaskan diri saya dari perjanjian
yang telah saya buat dengan dia; tetapi saya tidak sanggup untuk
melepaskan diri. Itu semakin terkesan pada pikiran aya, ‘Maukah
engkau membuat suatu janji dengan Allah, dan segera melanggarnya?’
dan perasaan berdosa yang semakin besar dari melakukan hal itu
18
meliputi saya. Saya kemudian menuruti, dan berjanji kepada Tuhan
bahwa, jika dia akan memelihara saya, saya akan pergi, mempercayai
bahwa dia akan memberikan kepada saya kemurahan dan kesanggupan
untuk melakukan semua yang dia tuntut dari saya. Saya kembali
kerumah, dan menemukan anak-lelaki itu masih menunggu. Dia tinggal
sampai makan malam, dan saya kembali bersama dia ke Dresden.
“Hari berikutnya, sejauh yang saya dapat ingat, adalah kira-kira
Sabat [Minggu] yang pertama di bulan Agustus 1833,� saya
membawakan kotbah saya yang pertama didepan orang banyak tentang
Kedatangan Kedua. Rumah itu penuh sesak dengan pendengar-
pendengar yang serius. Segera setelah saya mulai berbicara, semua sifat
kurang percara diri saya dan rasa malu saya hilang, dan saya menjadi
sangat terkesan dengan subjek yang agung itu, yang mana, dengan
pemeliharaan Allah, saya mampu untuk melakukannya. Pada
penutupan pelayanan pada Sabat itu, saya diminta untuk tetap tinggal
dan memberikan ceramah sepanjang minggu itu, dan saya turuti.
Mereka datang dari kota-kota yang dekat; suatu pembaruanpun dimulai,
dan dikatakan bahwa didalam tiga belas keluarga itu semua hanya dua
orang yang diharapan untuk bertobat.
“Pada hari Senin berikutnya setelah saya kembali ke-rumah, dan
menemukan sebuah surat dari Ketua [Isaac] Fuller, dari Poultney, Vt.,
meminta saya untuk pergi dan memberikan ceramah disana tentang
subjek yang sama. Mereka belum mendengar tentang perjalanan saya ke
Dresden. Saya akhirnya pergi ke Poultney, dan memberikan ceramah
disana pengaruh yang serupa.
“Dari sanalah saya pergi, melalui undangan ke Pawlet, dan kota-
kota lain disekeliling daerah itu. Gereja-gereja Congregationalis, Baptis,
dan Metodis, menyambut saya. Hampir disetiap tempat saya
19
mengunjungi pekerjaan-pekerjaan saya yang menghasilkan didalam
memenangkan kembali orang-orang berdosa didalam pertobatan. Saya
biasanya juga diundang untuk bekerja diladang-ladang oleh pendeta-
pendeta dari beberapa jemaat yang telah saya kunjungi, yaitu mereka
yang memberikan kemurahan hati mereka kepada saya; dan saya tidak
pernah bekerja ditempat dimana saya tidak diundang sebelumnya.
Undangan yang sangat mendesak dari pelayanan tersebut, dan anggota-
anggota terkemuka dari gereja-gereja, berkumpul secara terus menerus
dari saat itu, selama periode pekerjaan saya didepan orang banyak, dan
dengan lebih dari satu setengah yang darimana saya tidak mampu
untuk penuhi. Gereja-gereja semakin terbuka dimana-mana, dan saya
berceramah, kepada orang banyak, sepanjang bagian Barat dari
Vermont, bagian Utara dari New York, dan dibagian Timur Kanada; dan
ada suatu reformasi yang penuh kuasa melalui pekerjaan saya.”—Ibid.,
hal. 97-99.
Pelatih-pelatih Panggung dan dolar
[Motivasi Miller untuk mengadakan perjalanan dan berkotbah bukanlah
suatu pekerjaan yang dibayar, diberi per-dim, atau sesuatu yang akan
dibayarkan kembali! Tetapi, lebih kepada suatu pelayanan yang dibiayai
sendiri].
Selama perjalanan ini, sementara berada di Kanada [antara Juni
21 dan Juli 9, 1835], seorang wanita memberikan dua setengah dolar
kepadanya, itu adalah semua bantuan yang telah dia terima sebelum
tahun 1836. Biaya untuk perjalanannya, dibayar dengan uangnya
sendiri.—Ibid., hal. 122, 123.
20
Pada tanggal 19 Juni [ 1836 ] dia mengunjungi Lansingburgh, N.
Y., dan berlangsung terus sampai dengan tanggal 26. Untuk membayar
biaya panggungnya dia menerima, pada waktu ini, empat dolar, yang
ditambah dengan dua setengah dolar yang diterima di Kanada, itulah
semua gaji yang dia miliki yang sejauh ini diterima untuk pengeluaran-
nya. Seterusnya kepada waktu itu, ketika dia berkata didalam [1845 ]
“Permintaan Maaf dan Pembelaan Diri,” dia tidak pernah menerima
dengan cukup untuk memenuhi biaya-biaya perjalanannya ketempat-
tempat tidak akan memberikan keuntungan baginya, sama seperti yang
dilaporkan dan dipercayai baru-baru ini; namun, sebaliknya, semuanya
itu adalah merupakan pajak yang berat pada harta kekayaannya, yang
secara perlahan berkurang selama periode kehidupannya.—ibid., hal.
125.
[Tanggal dari surat seperti yang dicetak didalam Bliss salah diberikan
seperti pada Pebruari 4, 1844.]
“Mengenai kepedulian duniawi, saya telah miliki namun hanya
sedikit untuk selama dua belas tahun yang telah berlalu. Saya memiliki
seorang istri dengan delapan orang anak; saya mempunyai alasan yang
kuat untuk percaya bahwa mereka semua adalah anak-anak Allah, dan
orang-orang yang percaya kepada doktrin yang sama seperti saya. Saya
mempunyai sebuah ladang yang kecil di Low Hampton, N.Y.; keluarga
saya menggantungkan diri mereka padanya, dan saya percaya bahwa
mereka adalah orang-orang sangat menghemat, tekun dan rajin. Mereka
menggunakan keramah-tamahan tanpa bersungut-sungut, dan tidak
pernah menolak orang asing dari rumah, juga tidak menolak orang
miskin dari pintu mereka. Saya memberkahi Allah bahwa keluarga saya
adalah keluarga yang baik hati dan ramah kepada semua orang yang
membutuhkan simpati atau pertolongan mereka; Saya tidak perlu untuk
mengatur, kecuali hal-hal pribadi yang saya inginkan; saya tidak punya
21
dana atau hutang yang harus dibayar dalam jumlah berapapun; ‘Saya
tidak berhutang apa-apa kepada siapapun;” dan saya telah menghabis-
kan lebih dari dua ribu dolar dari harta kekayaan saya didalam dua
belas tahun, disamping apa yang telah Allah berikan kepada aya melalui
teman-teman dekat, didalam pekerjaan ini.”—Bagian dari sebuah surat
yang dicetak didalam Signs of the Times dari William Miller kepada
Joshua V. Himes, ditulis dari Philadelphia, Pebruari 4, 1843; ibid.,
hal. 181.
Memberitahukan dunia
[Walaupun Millerrites, sebagaimana pengikut-pengikut Miller dikenal,
akhirnya dikeluarkan dari gereja-gereja yang mana mereka dimiliki, Miller
tidak memiliki kerinduan untuk membangun gerejanya sendiri.
Menobatkan jiwa-jiwa dan menolong orang lain untuk Kristus yang segera
akan datang adalah merupakan motivasinya yang utama untuk
berkotbah.]
“Didalam semua pekerjaan saya tidak pernah rindu atau berpikir
untuk membangun kepentingan yang terpisah dari denominasi yang
telah ada, atau untuk mengambil untung dari pada pengeluaran dari
yang lain. Saya berpikir untuk menguntungkan semua. Sekiranya
semua orang Kristen akan bersukacita didalam prospek dari kedatangan
Kristus, dan bahwa mereka yang tidak dapat melihat sama seperti yang
saya lihat tidak akan cinta apapun lebih kurang mereka yang harus
menerima doktrin, saya tidak membayangkan bahwa perlunya
pertemuan-pertemuan secara terpisah terpisah. Tujuan saya adalah
suatu kerinduan untuk menobatkan jiwa-jiwa untuk Allah, untuk
memberitahukan dunia tentang satu penghakiman yang sedang terjadi,
untuk membujuk teman-teman saya untuk membuat persiapan dari
22
hati yang akan menyanggupkan mereka untuk bertemu dengan Allah
mereka didalam damai. Kebanyakan dari mereka yang telah bertobat
dibawah pekerjaan saya bergabung dengan berbagai gereja yang sudah
ada.”—Dari William Miller, Permintaan Maaf dan Pembelaan, 1845;
ibid., hal. 328.
Tidak ada Visi atau khayal dari dirinya sendiri
[Pada undangan dari Ketua Timothy Cole, seorang yang tidak pernah dia
jumpai, William Miller berkotbah di Lowell, Massachusetts, Mei 14-22,
1838. Cerita tentang tibanya Miller di Lowell, penerimaan sebelumnya
oleh Ketua Cole, dan percakapan Cole yang seterusnya kepada Millerisme
menggambarkan pengaruh dari kotbah yang Miller miliki, bukan saja
pada jemaat, tetapi juga pada pendeta-pendeta].
Sebelum kunjungan dari Tuan Miller ke Mesaachusetts, Ketua
T[imothy] Cole, dari Lowel, telah mendengar tentang hasil pekerjanya di
Vermont, dan telah menyurati dia untuk mengunjungi kota itu. Pakaian
dari Tuan Miller sangatlah polos dan biasa-biasa saja, lebih banyak
menguntungkan profesinya sebagai seorang petani daripada seorang
pengkotbah. Ketua Cole, dari laporan dari keberhasilannya yang besar,
mengharapkan dia untuk muncul sebagai seorang doktor teologi yang
berbeda. Ketika Tuan M datang ke Randolph, Ketua C mendapatkan
sebuah janji tentang pelayanannya di Lowel, untuk dimulai pada tanggal
14 Mei, dan diminta untuk bertemu dengan dia di mobil. Dia telah
dengar bahwa Tuan Miller memakai sebuah camlet cloak dengan topi
putih, tetapi mengharapkan untuk melihat seorang pria yang rapih.
Pada saat mobil-mobil itu tiba, dia pergi menuju depot untuk bertemu
dengannya. Dia memperhatikan dengan seksama penampilan dari
semua penumpang ketika mereka meninggalkan mobil-mobil itu, tetapi
23
tidak melihat seorangpun yang sesuai dengan harapannya tentang Tuan
M. Segera dia melihat seorang yang sudah tua, gemetar dengan penyakit
lumpuh, dengan memakai topi putih dan camlet cloak, turun dari mobil.
Karena takut bahwa yang satu ini membuktikan tentang pria tersebut,
dan jika benar, sangat menyesal telah mengundang dia untuk berkotbah
di gereja-nya, dia melangkah mendekatinya, dan berbisik ditelinga,--
“Apa namamu Miller?”
Tuan M mengangguk tanda setuju.
“Baik, katanya, “ikut aku.”
Dia berjalan lebih dahulu dan membiarkan Tuan M mengikuti dari
belakang sedekat mungkin dengannya dan sedapat mungkin, sampai dia
tiba dirumahnya. Dia sangat menyesal bahwa tadi telah menulis kepada
seorang pria dengan penampilan dari Tuan M, yang menurutnya orang
tersebut tidak mengetahui apa-apa tentang Alkitab, tetapi akan memba-
tasi kotbahnya kepada visi dan khayalan-khayalan dari dirinya sendiri.
Setelah istirahat, dia mengatakan kepada Tuan M dia berpikir
bahwa sudah waktunya untuk pergi kereja; dan sekali lagi dia menun-
tun jalannya, Tuan M mengikutinya dari belakang. Dia tunjukkan tuan
M kedalam ruangan dan kembali mencari tempat duduk diantara ang-
gota jemaat. Tuan M membacakan sebuah Lagu; setelah lagu itu di
nyanyikan dan berdoa, dan membacakan lagi sebuah lagu yang lain,
yang juga dinyanyikan. Dia merasa tidak nyaman berada sendirian di
mimbar, dan kemudian mengambil teksnya: “Menantikan pengharapan
yang diberkati, dan munculnya Allah dan Yesus Kristus Juruselamat
kita didalam kemuliaan.”6 Hal ini dia pertahankan dan digambarkan
oleh kutipan yang bertentangan dari Alkitab, membuktikan suatu
24
pribadi yang kedua dan pemunculan yang mulia dari Kristus. Ketua C
mendengar selama kira-kira lima belas menit, ketika, melihat bahwa dia
memberikan tidak lain adalah firman Allah, dan bahwa dia membuka
Alkitab dalam cara bahwa dia menghormati suasana tersebut, sama
seperti seorang pekerja yang tidak perlu malu, dia berjalan menuju
mimbar, dan duduk disana. Tuan M berkotbah disana dari tanggal 14
sampai dengan tanggal 22 Mei, dan sekali lagi dari tanggal 29 sampai
dengan tanggal 4 Juni. Suatu kebangunan yang mulia terjadi, dan Ketua
C memperoleh pandangan secara sepenuhnya, melanjutkan pekerjaan
selama enam tahun sebagai seorang penasehat mereka yang setia.—
ibid., hal. 135, 136.
Pengkhotbah yang baik hati
[Miller mengunjungi Portland, Maine, pada dua kesempatan: Maret 1840,
dan Juni, 1842. Pada kedua kesempatan itu Ellen Harmon (kemudian
disebut White), bersama dengan keluarganya, menghadiri seri pelajaran
dari Miller. Bertahun-tahun kemudian, dia mengingat pengaruh dari
ketulusan Miller pada pendengarnya. Sebagai hasil dari menghadiri
pertemuan-pertemuan ini, Ellen dan keluarganya menjadi orang-orang
Advent Pengikut Miller.].
Cara berkotbah Tuan Miller tidak bervariasi atau oratorikal, tetapi
dia menujukkannya dengan polos dan fakta-fakta yang mengejutkan,
yang membangunkan para pendengar dari kelalaian mereka yang
sembrono. Dia mendukung pernyataan-pernyataan dan teori-teorinya
dengan bukti-bukti Alkitab bilamana dia meneruskannya. Suatu kuasa
yang meyakinkan kelihatan mengesahkan mereka sebagai bahasa dari
kebenaran.
25
Dia baik hati dan penuh simpatik. Ketika setiap tempat duduk
didalam rumah telah penuh, dan apabila tempat-tempat disekitar
mimbar dan panggung kelihatannya penuh sesak, saya telah melihat dia
meninggalkan tempatnya, dan turun dan berjalan diantara bangku-
bangku, dan menuntun sebagian orang-orang tua yang sudah lemah
dan mencarikan tempat duduk untuk mereka, dan kemudian kembali
dan melanjutkan kotbahnya. Dia sesungguhnya lebih tepat disebut
dengan nama “Bapa Miller,” oleh karena dia mempunyai perhatian
kepada mereka yang ada dibawah pelayanannya, sangat menarik
didalam sikapnya, seorang yang memiliki hati yang lembut dan
peramah.—Ellen G. White, Life Sketches, 1945, hal 27.
Kepada-Nya semua kemuliaan
Saya memanggil alam semesta dan dirimu untuk bersaksi,
saudara-saudaraku, bahwa saya tidak pernah memikirkan apapun
untuk membuat anda membuang satu bagianpun dari firman Allah.
Saya tidak pernah berpura-pura untuk mengkotbahkan apapun selain
dari Alkitab. Saya tidak menggunakan ajaran sesat.
Kotbah saya bukan dengan kata-kata dari hikmat manusia. Saya
tidak memantulkan kefanatikan didalam bentuk apapun. Saya tidak
pernah menggunakan mimpi-mimpi atau penghlihatan-penglihatan
kecuali didalam firman Allah. Saya tidak mengajarkan pandangan
manusia kepadamu, ataupun kepercayaan dari sekte manapun. Saya
tidak pernah berencana untuk membuat suatu sekte yang baru, atau
untuk memberikan kepadamu sebuah nama panggilan; ini yang telah
dilakukan oleh musuh dari kedatangan Kristus yang kedua—dan kita
harus dengan sabar memegangnya sampai dia datang, kemudian dia
akan membuang semua celaan kita. Saya tidak berbuat salah kepada
26
siapapun, juga tidak mencari penghormatan atau emasmu. Saya telah
mengkhotbahkan sekitar 4,500 kotbah didalam kurang lebih dua belas
tahun, kepada kurang labih 500,000 pendengar yang berbeda-beda.
Saya telah melanggar peraturan saya dan kehilangan kesehatan saya—
dan untuk apa? Bahwa jika mungkin saya dapat menyelamatkan
sebagian. Berapa banyak yang dapat diselamatkan oleh maksud ini saya
tidak dapat katakan—Allah tahu—kepada-Nya semua kemuliaan.
Didalam satu hal saya mempunyai alasan yang kuat untuk bersukacita.
Saya percaya saya tidak pernah berkotbah ditempat manapun, tetapi
Allah telah bersama-sama dengan saya dan telah memberikan kepada
saya sebagian dari buah-buah Roh-Nya sebagai bukti dari kebenaran.
Saya tidak pernah berkotbah dan percaya kepada waktu manapun
untuk kedatangan Kristus tetapi pada akhir dari periode nubuatan, yang
selalu saya percayai, dan maksudkan, dengan pertolongan Allah, untuk
menantikan sampai dia datang. Dan saya pikir saya dapat berkata
dengan sepenuh hati dan jiwa saya,--Amin, datanglah, Tuhan Yesus.—
Bagian dari sebuah amanat diberikan oleh William Miller pada
Konferensi Millerite yang diadakan di Kota New York, Pebruari 6-9,
1844; seperti yang dicetak didalam Midnight Cry, Pebruari 15, 1844,
hal. 236.
Pengejek-pengejek harus mengejek
[Reaksi Miller terhadap semua cemooh tentang dia setelah kekecewaan
yang pertama di Musim Bunga 1844, ketika Kristus tidak datang seperti
yang diharapkan, adalah merupakan suatu kesaksian yang kuat kepada
siapun hari ini yaitu siapa saja yang berusaha untuk bersungut tentang
kesulitan-kesulitan dalam hal menjadi seorang Advent. Pada saat itu,
Miller menjadi objek dari lelucon publik didalam banyak surat kabar-surat
kabar Amerika; penghinaan dan lelucon dibuat kepadanya dan pengikut-
27
pengikutnya; cemoohan yang diterimanya menumpuk oleh seluruh
pendeta dan publik yang skeptik.]
Pada tanggal 5 April [1844] Miller menulis kepada Elon Galusha
bahwa dia sedang “menanti setiap hari dan setiap saat bagi Kristus
untuk datang.” Dia mengharapkan untuk menjadi “seperti dia, yang dua
puluh tahun yang lalu sangat saya cintai . . . . Saya berpikir sebelum
saat ini saya harus bersama dengan dia, namun saya masih seorang
pengembara dan seorang asing, menunggu kepada suatu perubahan
dari yang fana menjadi yang baka.”
Miller melanjutkan dan mengatakan bahwa para pencela harus
mencela, tetapi, dia menegaskan, Allah akan mengurusnya. “Kalau
demikian,” mengapa dia bertanya, “haruskah saya bersungut jika Allah
harus memberikan beberapa hari atau bahkan beberapa bulan lagi
sebagai masa percobaan, untuk beberapa orang untuk menemukan
keselamatan, dan orang-orang yang lain untuk mengisi ukuran dari
cawan mereka, sebelum mereka minum dari sampah dan meremas-
remaskan mereka didalam kegelisahan yang pahit. Adalah kehendak
Juruselamat-ku dan saya bersukacita bahwa dia akan melakukan
segala sesuatu dengan benar.—Surat yang dituliskan oleh William
Miller kepada Elon Galusha, April 5, 1844, dikutip didalam George
Knight, Millennial Fever, 1993, hal. 162.
Dua kali dikecewakan, tetapi tidak patah semangat
[Reaksi Miller kepada “berlalunya waktu pada “22 Oktober 1844, seperti
yang dijelaskan didalam sebuah surat yang dituliskan pada Nopember
10, 1844 kepada Joshua V. Himes, menunjukkan imannya yang tidak
28
goyah didalam Allah berhubungan dengan kekecewaan didalam Kristus
untuk tidak kembali seperti yang diharapkan.].
Walaupun saya telah dua kali dikecewakan, saya tidak jatuh dan
patah semangat. Allah telah bersama-sama dengan saya didalam
semangat, dan telah menghibur saya. Saya sekarang memiliki lebih
banyak bukti bahwa saya benar-benar percaya didalam firman Allah.
Pikiran saya benar-benar tenang, dan pengharapan saya didalam
kedatangan Kristus tetap sama kuatnya dengan sebelumnya. . . .
Saudara-saudara, berpeganglah, jangan biarkan orang lain
mengambil mahkotamu. Saya telah memusatkan pikiran saya pada
waktu yang lain, dan disini saya maksudkan untuk tetap berdiri sampai
Allah memberikan kepada saya lebih banyak terang, yaitu, saat ini, saat
ini, dan saat inilah, sampai dia datang.—Bagian dari surat yang ditulis
oleh William Miller kepada Joshua V. Himes, dikutip didalam Bliss,
William Miller, hal. 277, 278.
Berseru didalam kematian
[Kepercayaan Miller yang tak tergoyahkan didalam kedatangan Kristus
yang segera berlanjut sampai pada waktu kematiannya pada tanggal 20
Desember 1849. Selama beberapa bulan yang sisa didalam
kehidupannya, seakan dia terikat pada tempat tidurnya. Ketika
kematiannya kelihatan sudah mendekat, sebuah telegram dikirimkan
kepada teman dekat dan sahabatnya, Joshua V. Himes, untuk datang ke
Low Hampton, di New York. Himes tiba pada bulan Desember tanggal 17,
1849. Walaupun buta dan sangat lemah, Miller mengenal sahabatnya itu.
Satu dari beberapa hal yang Miller sampaikan kepada Himes adalah
sebagai berikut.]
29
“Katakan kepada mereka (saudara-saudara tersebut) kita benar.
Kedatangan Tuhan semakin dekat; tetapi mereka harus sabar, dan
menantikan dia.”—Willaim Miller; dikutip didalam Bliss, William
Miller, hal. 377.
[Kematian Miller terjadi tiga hari berikutnya].
Peristiwa penutupan akhirnya tiba. Pada tanggal 20 Desember
[1849], dipagi hari, semua terjadi bahwa segala sesuatu akan segera
berakhir dan dia akan pergi. Sepanjang pagi dia tidak melakukan
percakapan apapun, tetapi menunjukkan ekspresi seperti yang berikut:
“Sanggup menyelamatkan!” “O, aku rindu berada disana!”
“Kemenangan! Kemenangan!” “Berseru didalam kematian”.
Dia akhirnya tenggelam dalam keadaan tidurnya. Sesaat
kemudian dia bangun, dan membuka matanya, tetapi tidak mampu
untuk berbicara, walaupun secara sempurna masuk akal, dia mengenal
kita semua. Dia terus bernafas semakin cepat-dan-cepat, sampai lima
menit lewat pukul tiga sore, ketika dia dengan tenang dan manis
menghembuskan nafasnya yang terakhir.—ibid., hal. 378.
Jatuh keatas debu
[Berikut adalah kalimat-kalimat terakhir dari sebuah surat yang William
Miller tuliskan pada tanggal 26 Maret 1832, kepada Truman Hendrix,
seorang pendeta Baptis yang berada diantara mereka yang menerima
pandangan Miller. Itu menunjukkan betapa hidupnya kedatangan Kristus
yang kedua didalam pemikiran Miller, bahkan tahun-tahun sebelum
1844.]
30
Pandanglah!—Pandanglah lagi! Lihat mahkota-mahkota, dan raja-
raja, dan kerajaan-kerajaan hancur menjadi debu! Lihat tuan-tuan dan
orang-orang mulia, kapten-kapten dan orang-orang perkasa, semua
dipersenjatai untuk pertempuran setan yang bermandikan darah! . . .
Lihat,—lihat tanda-tanda ini!
Pandanglah, langit menjadi gelap ditutupi dengan awan; matahari
telah menyembunyikan dirinya; bulan, pucat dan terabaikan, berada
ditengah-tengah angkasa; hujan espun turun; ketujuh guruh
menggemuruhkan suara mereka; kilat menyambar dengan cahaya dari
api keseberang sana; kota yang perkasa dari bangsa-bangsa runtuh dan
tidak akan bangkit untuk selama-lamanya! Pada saat yang menakutkan
ini, pandanglah! pandanglah!—O, pandanglah dan lihatlah! Apa arti dari
berkas cahaya itu? Awan meledak dan hancur; surga muncul; takhta
putih yang agung itu terlihat! Kekaguman memenuhi seluruh alam
semesta dengan keheranan! Dia datang!—dia datang! Lihatlah, Dia
datang! Angkatlah kepalamu, hai orang-orang kudus,—dia datang! dia
datang!—dia datang!
“Wm. Miller”
—Penutup dari surat William Miller kepada Truman Hendrix, Maret
26, 1832; ibid., hal. 102.
31
2
Joseph Bates
Berkotbah disebuah kedai minuman
[Awal tahun 1844, Joseph Bates menjual rumahnya di Fairhaven,
Massachusetts, untuk membayar kegiatan berkotbahnya yang mencakup
suatu perjalanan ke Maryland, sebuah tujuan yang kepadanya dia telah
diamarkan sebelumnya.].
Sekitar waktu ini saya menjual tempat tinggal kami,� termasuk
bagian terbesar dari real estate, membayar semua hutang saya, supaya
saya dapat berkata sekali lagi bahwa saya tidak “berhutang kepada
siapapun.” Untuk beberapa saat saya telah menantikan dan ingin untuk
mendapatkan jalan terbuka untuk menuju ke Selatan kedalam negara-
negara bagian yang masih memegang perbudakan dengan pekabaran
tersebut. Saya sadar bahwa pemegang-pemegang budak dibagian
Selatan menolak doktrin dari kedatangan kedua, dan tetapi beberapa
bulan sebelumnya telah mengutus Brn. Storrs dan Brown dari kota
Norfolk, Virginia, dan kepada saya dikatakan bahwa jika saya menuju
kearah Selatan maka pemegang-pemegang budak tersebut akan
membunuh saya karena menjadi seorang obolisionis. Saya melihat ada
berbagai bahaya, tetapi tugas yang diperintahkan dan kerinduan untuk
memberikan keuntungan kepada mereka dan melepaskan beban dari
jiwa saya, meliwati semua rintangan tersebut.
32
Saudara H. S. Gurney,� sekarang tinggal di Memphis, Mich.,
berkata bahwa dia akan menemani saya sampai sejauh Philadelphia. . . .
[Disana] kami menghadiri beberapa pertemuan yang penuh sesak dari
Saudara Miller dan yang lainnya. Adalah sangat luarbiasa untuk melihat
orang banyak berkumpul untuk mendengarkan dia berkotbah tentang
kedatangan Tuhan. Suadara G telah memutuskan untuk menemani
saya ke Selatan. Kami sampai di kota Annapolis, Maryland, dalam
perjalanan ke Washington, kemudian menyeberang teluk Chesapeake
melalui es ke bagian tengah dari Kent Island, yang mana saya pernah
diusir dua puluh tujuh tahun pada musin dingin sebelumnya. Di
sebuah kedai minuman kami menemukan orang-orang berkumpul
untuk pertemuan kota. Pelaksana dari kedua rumah pertemuan
tersebut tidak mau untuk membuka pintu-pintu mereka untuk kami,
dan menegaskan bahaya dari mengkotbahkan doktrin tentang
kedatangan Kristus diantara para budak. Kami mendaftar kepada
penjaga kedai untuk rumahnya; dia berkata bahwa kami dapat
menggunakannya begitu pertemuan kota selesai.
Kami kemudian membuat perjanjian dihadapan mereka, bahwa
kotbah tentang kedatangan yang kedua akan dimulai didalam kedai
minuman besok siang pada waktu yang telah diatur. Kata penjaga kedai
minuman tersebut, ‘Apakah namamu Joseph Bates?” Saya menjawab,
“Ya.” Dia berkata bahwa dia mengingat kunjungan saya kerumah
ayahnya ketika dia masih seorang anak kecil, dan mengatakan kepada
saya bahwa ibunya dan anggota keluarga lainnya berada diruangan
yang lain dan akan senang untuk bertemu dengan saya. Ibunya berkata
bahwa ia pikir ia mengenal saya ketika saya pertama kali datang
kerumah tersebut.
Perhatian tentang pertemuan kami segera menyebar luas
keseluruh pulau, dan orang-orang datang untuk mendengar, dan segera
33
manjadi sangat tertarik tentang kedatangan Tuhan. Pertemuan-
pertemuan kami berlanjut terus disini, saya pikir, untuk selama lima
sore yang berhasil. Lumpurnya sangat dalam, dengan perbaikan yang
tiba-tiba, bahwa kita tidak mengadakan pertemuan-pertemuan malam
hari. Kedai itu adalah sebuah rumah pertarakan, dan terakomodasi
dengan lebih baik daripada tempat yang lainnya yang dapat kami jumpai
disekeliling daerah itu.
Pada saat dimulainya pertemuan sore hari kami yang terakhir,
seorang saudara yang sangat tertarik didalam pekerjaan itu, memanggil
saudara G dan saya sendiri kesamping dan menginformasikan kepada
kami bahwa ada sebuah rombongan kira-kira dua mil jauhnya di
sebuah toko minuman, bersedia untuk datang dan mengambil kita.
Kami memastikan kepadanya bahwa kami tidak terlalu terganggu
dengan hal itu, dan mendorong dia untuk kembali kedalam pertemuan
dengan kami dan membiarkan masalah tersebut ditangan mereka.
Orang banyak kelihatan sangat sungguh-sungguh untuk mendengar
bahwa kekhawatiran saya bertambah untuk membuat pokok masalah
itu sejelas-jelasnya sedapat saya bisa kepada mereka, supaya pendapat
bahwa akan diambil dari pertemuan tersebut benar-benar telah berlalu
daripadaku. Tetapi sebelum saya mempunyai waktu untuk duduk,
seorang pria yang hadir dipertemuan itu untuk pertama kalinya, seorang
yang saya kenal sebagai seorang pemimpin kelas Metodis, dan salah
satu dari panitia yang menolak untuk menggunakan rumah pertemuan
mereka, bangkit dan mulai mencela doktrin tentang Advent dengan
sikap yang kasar, berkata, bahwa dia akan menghancurkan semuanya
ini hanya dalam waktu sepuluh menit. Saya masih berdiri, dan
menjawab, “Kami akan mendengarkan anda.” Didalam beberapa menit
dia kelihatan mulai kalah didalam argumentasinya, dan mulai berbicara
tentang membawa kami diatas sebuah kereta. Saya berkata, “Kami
semua siap untuk itu, tuan. Jika anda mau memasang sebuah sadel
34
diatasnya, kami akan lebih suka untuk berkuda daripada berjalan kaki.”
Hal ini menyebabkan sebuah sensasi didalam pertemuan sehingga pria
itu kelihatan kalah untuk mengetahui jalan mana yang harus dia ambil
untuk mencari teman-temannya.
Saya kemudian berkata kepadanya, “Kent, andalah yang lebih
mengetahui! Pria ini telah memberikan kepada kita kebenaran, dan
membacakannya dari Alkitab, dan saya meyakininya!” Didalam beberapa
menit kemudian Tuan Kent menjabat tangan saya dengan sepenuh hati
dan berkata, “Bates, datanglah dan kunjungilah kami!” Saya
mengucapkan terima kasih kepadanya, dan berkata bahwa pekerjaan
saya sangat berat dan saya tidak berpikir bahwa saya punya waktu;
tetapi saya akan datang jika saya bisa. Tetapi kami tidak punya waktu
untuk mengunjungi hanya mereka yang benar-benar sangat tertarik,
dan inginkan kami untuk bertemu dengan mereka didalam lingkaran
doa mereka. Pada penutupan dari pertemuan kami menyatakan bahwa
kami mempunyai uang. Dan siap untuk membiayai semua pengeluaran
dari pertemuan dengan senang hati, kecuali sebagian dari mereka ingin
untuk membagi dengan kami. Mereka memutuskan bahwa mereka akan
membiayai semua pengeluaran dari pertemuan, dan tidak mengijinkan
kami untuk membayar satu senpun.—Joseph Bates, Autobiography of
Joseph Bates, 1868, hal. 277-280.
35
3
Charles Fitch (9)
Percaya sampai mati
Penyebab dari kematiannya, dibulan Oktober 1844, adalah demam
yang menyerangnya dalam perjalanan berikut. Dia mempunyai sejumlah
anggota umat-umat percaya yang baru yang rindu untuk dibaptiskan,
dan yang lainnya yang belum mengambil keputusan mereka.
Rombongan yang sudah siap pergi bersamanya ke-sebuah danau, dan
disanalah mereka dibaptiskan. Angin dingin bertiup kencang ketika
mereka bersama-sama dengan dia, bergerak menuju rumah dengan
pakaian yang basah, dan dia sangat kedinginan. Tetapi belum jauh
perjalanannya menuju rumah dia bertemu dengan rombongan yang lain
dari antara mereka yang ketinggalan, yang datang dan rindu untuk
dibaptiskan. Dia kembali bersama dengan mereka ke danau dan
membaptiskan mereka. Kemudian ketika mereka baru saja hendak
pulang kerumah datang lagi rombongan yang ketiga yang mana
keyakinan mereka akan dosa dan keselamatan dari Yesus dan tentang
kedatangannya yang segera telah membawa mereka kepada keputusan
tersebut. Atas permintaan mereka dia kembali bersama dengan mereka
dan membaptiskan mereka juga. Hari berikutnya walaupun sakit akibat
dari kedinginan tersebut, dia melakukan perjalanan didalam angin yang
dingin beberapa mil jauhnya untuk menepati janji yang lainnya. Ini
terbukti terlalu berat bagi dia, dan dia terserang sakit, dan setelah sakit
untuk beberapa minggu dia meninggal dunia.�� Kata-kata terakhirnya
sangatlah jelas, didalam menjawab beberapa orang yang bertanya
36
kepadanya tentang imannya, adalah, “Saya percaya kepada janji
Allah.”—Arthur W. Spalding, Pioneer Stories of the Second Advent
Message, 1922, hal. 99, 100.
Iman dirayakan didalam berita kematian
Saudara kita yang kekasih ini telah tidur tenang didalam Yesus.
Bibir yang daripadanya keluar kata-kata firman Allah dengan penuh
kuasa kepada beribu-ribu pasang telinga, sekarang telah tertutup dan
kaku. Jantung itu, yang berdenyut dengan kelembutan seorang bapa,
dan kasih sayang seorang saudara untuk anak-anak Allah, telah
berhenti berdenyut.
Setelah pekerjaannya yang sulit di perkemahan di Morrisville dan
St. Goerge, dia meninggalkan New York menuju Cleveland, pada hari
Senin, September 16. Ketika di Rochester, sementara dalam keadaan
kesehatan yang sempurna, dia mengatakan, didalam sebuah pertemuan
umum bahwa dia mempunyai sebuah firasat bahwa dia harus tidur
untuk sementara waktu sebelum kedatangan Tuhan. Pada saat tiba di
Buffalo, dia diserang oleh demam yang disebabkan oleh karena sakit
yang berhubungan dengan empedu, dan meninggal pada hari Senin,
Oktober 14, didalam iman yang penuh bahwa dia akan dibangkitkan
beberapa hari lagi didalam keserupaan dengan Penebus-nya. Saudara
Williamson, yang meliwati Buffalo didalam perjalanannya kembali dari
bagian Barat, menulis kepada kami pada tanggal 17 Oktober: “Saya
telah melihat sisa-sisa peninggalannya kemarin. Ny. Fitch ada disana,
tanpa air mata, mengharapkan untuk melihat suaminya segera. Sangat
jauh dari dukacita, dia tersenyum dan bahagia.”
37
Saudara Fitch memeluk doktrin Advent ketika pengikut doktrin itu
masih sangat sedikit, dan sejak awal tahun 1838. Di tahun 1841, dia
mengambil keputusan untuk berdiri pada pertanyaan ini, dan
memberikan kepada masyarakat umum alasannya untuk memeluk
doktrin tersebut, didalam sebuah surat kepada Saudara [Josiah] Litch.
Sejak saat itu dia telah bekerja sepenuh hati dan jiwa didalam
menyebarkan luaskan kebenaran ini. Dia telah menjadi sebuah alat dari
kebaikan, dan pekerjaannya telah diberkati dengan pertobatan dari
banyak jiwa. Dia tadinya adalah seorang pendeta dari Fourth
Congregational Church di Hartford, Ct.; yang dari padanya dia
memindahkan hubungannya di tahun 1836, ke-gereja di Marlboro’
Chapel, di Boston. Setelah itu dia berkotbah untuk sedikit waktu di
Newark, N.J.; dan juga di Haverhill, Mass. Disanalah dia muncul dengan
berani didalam pekerjaan Advent, dan menyerahkan segala miliknya
untuk masalah ini. Dia telah meninggalkan seorang janda dan keluarga
anak-anak kecil, yaitu mereka yang meratapi dia bukan seperti orang-
orang yang tidak mempunyai pengharapan. “Diberkatilah mereka yang
mati didalam Tuhan mulai dari sekarang. Ya, kata Roh, supaya mereka
boleh beristirahat dari jeri lelah mereka, dan pekerjaan mereka
mengikuti mereka.’ [sic.]
Jandanya dan anak-anak yang sudah tidak memiliki ayah itu
sekarang tinggal di Cleveland, dengan yakin menantikan kedatangan
Tuhan untuk mengumpulkan anggota-anggota keluarga yang masih
terpisah.—“Brother Charles Fitch,” The Midnight Cry, Oktober 31,
1844, hal. 142.
38
4
Leonard Hastings
Seperti pada jaman Nuh
[Leonard dan Elvira Hastings, dari New Ipswich, New Hampshire, tadinya
adalah pengikut Miller, ada diantara pemelihara-pemelihara Sabat yang
mula-mula. Leonard Hastings menulis surat kepada gerejanya meminta
supaya keanggotaanya dihapuskan oleh karena kepecayaannya didalam
kedatangan Kristus yang segera.]
Kepada Gereja Orthodox Congregational di New Ipswich, N. H.
September 17, 1843.
Dengan percaya sebagaimana yang saya yakini bahwa Kedatangan
Kedua dari Tuhan di tahun 1843 adalah benar-benar dan jelas diajarkan
didalam Injil dan juga penyempurnaan dan penyucian Kristen
diharuskan dari kita didalam Friman Allah dan bahwa didalam dan
melalui penyucian dari Tuhan Yesus ada banyak persediaan yang dibuat
untuk penyucian dan penebusan didalam dunia ini dan mengetahui
bahwa saya melakukan itu sebagai sebuah gereja kamu menyesal dan,
membuat terang dari kemuliaan kebenaran ini dan bahkan berkata
bahwa manusia dapat terus berbuat dosa dan masuk surga dan bahwa
Kristus tidak datang dari awan-awan Surga ribuan tahun ini, karena itu
saya merasa itu adalah tugas saya didalam memenuhi apa yang
dikatakan oleh Allah melalui Yohanes Pewahyu, “Pergilah hai kamu
39
umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian
dalam dosa-dosanya dan supaya kamu jangan ditimpa malapetaka-
malapetakanya,” memohon kepadamu supaya namaku dihapuskan dari
catatan gereja sebab saya tidak lagi mempertimbangkan diriku sendiri
sebagai seorang anggota dari gerejamu. Saya merasa bahwa saya
melakukan hal ini sesuai dengan tuntutan dari Great Head dari gereja,
dan sekarang didalam nama-Nya saya memohon kepada kamu semua
untuk tidak membuat terang lagi tentang kedatangan Tuhan yang
diberkati sebab pada waktu yang ditentukan Dia akan datang dan tidak
akan berlengah; semua orang yang tidak percaya dari dunia ini tidak
akan dapat menahan Dia, jadi bersedialah dan buatlah penyerahan yang
sepenuhnya tentang dirimu sendiri kepada Allah yang hidup, sebab
sama seperti pada jaman Nuh demikian juga kedatangan dari Anak
Manusia itu akan jadi.
Salam dalam kepercayaan akan kedatangan Kristus ditahun 1843.
Leonard Hastings
—Surat asli dari Leonard Hasting disimpan di dalam Heritage Room,
Perpustakaan Loma Linda University, Loma Linda, California.
40
5
Joshua V. Himes
Pergi dimana pintu-pintu dibukakan
[Miller memberikan seri kotbahnya yang pertama di Boston, pada bulan
Desember tanggal 6-8, 1839, di Chardon-Street Chapel, dimana Himes
menjadi gembala. Pada saat inilah bahwa Himes bertobat kepada paham
Miller dan memutuskan untuk bergabung dengan Miller didalam
mengkhotbakan kedatangan Kristus yang segera.]
Pada saat ini dia [Miller] berhenti dirumah Ketua Himes, seorang
yang telah banyak berbicara dengannya sehubungan dengan
pandangannya, rencana-rencananya untuk masa depan, dan
tanggungjawab-tanggungjawabnya. Ketua Himes menjadi terkesan
dengan ketepatan dari pandangan Tuan Miller sehubungan dengan
dekatnya dan sifat dari kedatangan Kristus; tetapi tidak sepenuhnya
puas dengan waktunya. Dia benar-benar, bagaimanapun, diyakinkan
bahwa Tuan Miller sedang menyampaikan kebenaran-kebenaran yang
penting, untuk merasa sangat tertarik didalam pengumumannya
mereka.
“Ketika Tuan Miller telah menutup kotbahnya,” kata Ketua Himes.,
“Saya menemukan diri saya berada pada posisi yang baru. Saya tidak
dapat percaya atau berkotbah seperti yang telah saya lakukan. Terang
tentang pokok ini membara didalam kata hati saya siang dan malam.
41
Sebuah percakapan dengan Tuan Millerpun terjadi, tentang tugas-tugas
dan tanggungjawab kami. Saya berkata kepada saudara Miller, ‘Apakah
anda benar-benar percaya kepada doktrin ini?’
“Dia menjawab, ‘Tentu saja saya percaya, kalau tidak saya tidak
akan mengkotbahkannya.’
“Apa yang anda sedang lakukan untuk menyebar luaskan atau
untuk menyebarkannya keseluruh dunia?’
“Saya telah lakukan, dan masih melakukan, semua yang saya bisa
lakukan.’
“Baik, tetapi segala sesuatu masih tersimpan didalam sebuah
sudut. Hanya ada sedikit pengetahuan tentang subjek ini, setelah semua
yang telah anda lakukan. Jika Kristus datang didalam beberapa tahun,
seperti yang anda yakini, tidak ada waktu yang perlu dibuang didalam
memberikan kepada gereja dan dunia amaran, didalam gemuruh yang
menggelegar, untuk membangunkan mereka untuk bersedia.’
“Saya tahu itu, Saudara Himes,’ katanya; ‘tetapi apa yang dapat
diperbuat oleh seorang petani yang sudah tua? Saya tidak terbiasa
dengan berbicara didepan umum: Saya berdiri sendirian, dan, walaupun
saya telah banyak bekerja, dan telah melihat banyak orang yang
bertobat kepada Allah dan kebenaran, namun tidak seorangpun yang
kelihatan mau masuk kedalam sasaran dan semangat dari misi saya,
agar dapat memberikan kepada saya banyak bantuan. Mereka hanya
suka saya berkotbah, dan membangun gereja-gereja mereka; dan
disanalah hal itu berakhir, dengan kebanyakan dari pendeta-pendeta,
sampai saat ini. Saya telah mencari pertolongan—saya membutuhkan
pertolongan.’
42
“Adalah pada saat inilah saya meletakkan diri saya sendiri,
keluarga saya, masyarakat saya, dan reputasi saya, semuanya, diatas
medzbah Allah, untuk menolong dia, sampai kepada batas kemampuan
saya, sampai pada akhirnya. Saya kemudian memohon kepadanya
bagian-bagian negara mana yang telah dia kunjungi, dan apakah dia
telah mengunjungi bagian dari ibu kota-ibu kota kita.
“Dia memberitahukan saya tentang pekerjaannya,”—seperti yang
diberikan didalam halaman berikut.��
“Tetapi mengapa, ‘kata saya, ‘Tidakkah anda pernah berada
dikota-kota besar?’
“Dia berkata bahwa perannya adalah untuk mengunjungi tempat-
tempat yang mengundang dia, dan bahwa dia belum pernah diundang
kedalam satupun dari kota-kota besar.
“Baik,’ kata saya, ‘Maukah anda pergi bersama saya dimana
pintu-pintu dibukakan?’
“Ya, saya siap untuk pergi kemana saja, dan bekerja dengan
kemampuan saya sampai pada akhirnya.’
“Saya kemudian mengatakan kepadanya dia dapat bersedia untuk
kampanye; sebab pintu-pintu harus dibukakan disetiap kota didalam
Perserikatan, dan amaran harus disampaikan keujung dunia! Disinilah
saya mulai ‘membantu’ Bapa Miller.”—Bliss, William Miller, hal. 139-
141.
43
Kiranya hari-hari terakhir saya boleh penuh damai
dan berguna
[Walaupun Himes tidak pernah menerima Sabat Hari Ketujuh, dan selama
bertahun-tahun menentang pekerjaan Masehi Advent Hari Ketujuh, dia
tidak pernah kehilangan iman didalam kedatangan Kristus yang
sesungguhnya dan segera. Dimasa tuanya Himes menderita penyakit
kanker, dan datang ke Sanitarium Battle Creek untuk pengobatan.
Sementara menjadi pasien disana, dia menulis kepada Ellen G. White,
yang pada saat itu tinggal dan menulis di Australia.]
Pada usia saya yang sudah 90 tahun, kesehatan saya secara
umum baik, dan saya akan segera kembali kepada orang-orang saya,��
untuk bekerja seperti biasa, dengan pengharapan akan menghasilkan
buah yang baik. Saya berharap bahwa hari-hari terakhir saya bisa
penuh damai dan juga berguna. Saya mengkotbahkan kedatangan yang
telah dekat, tanpa waktu yang pasti, dan saya meyakini hal itu . . . .
Anda dan sahabat-sahabat anda telah melakukan pekerjaan yang
besar sejak 1844—dan masih berlanjut. Saya tidak tahu kapan akhir
dari semuanya itu . . . Saya benar-benar telah menyelesaikan pekerjaan
saya, ditahun 1844, bersama dengan Bapa Miller. Setelah itu, apa yang
terbaik yang saya lakukan adalah untuk menghibur domba-domba yang
tercerai-berai. . . . saya akan segera beristirahat. Anda masih muda dan
dapat terus bekerja. Allah memberkati dan memimpinmu sampai pada
akhirnya. Saya melampirkan lima dolar untuk KEPERLUAN
PRIBADIMU.—Surat dari Joshua V. Himes kepada Ellen G. White,
September 12, 1894; dikutip didalam Paul A. Gordon, Herald of the
Midnight Cry, 1990, hal. 117.
44
Sekarang sehubungan dengan pekerjaanmu saya tidak dapat
menilainya, andalah yang harus menilainya sendiri, dan lakukanlah itu
dengan sebaik mungkin. Pekerjaan Bapa Miller dan saya hanya sebagai
seorang penolong, telah dilakukan dengan setia . . . . Hari Tuhan akan
menyatakan hasilnya.—Surat dari Joshua V. Himes surat keapda
Ellen G. White, Maret 13, 1895; ibid., hal. 117.
[Jawaban Ellen Whitte kepada donasi Himes didalam surat yang
dituliskan kepadanya dan kepada Saudari Austin,” serang sahabat
Himes’]
Partisipasi yang penuh semangat terbukti melalui donasinya
untuk ladang ini telah membuat hati saya bersukacita; karena itu
membuktikan bahwa anda tidak kehilangan semangat misionaris yang
mendorong anda pertama sekali untuk memberikan dirimu kepada
pekerjaan ini, dan juga untuk memberikan kekayaanmu kepada Tuhan
untuk memproklamirkan pekabaran malaikat kedua didalam waktu dan
urutan mereka kepada dunia. Ini adalah merupakan suatu kepuasan
yang besar kepada saya; karena itu mengandung sebuah kesaksian yang
patut dihormati bahwa hatimu masih ada didalam pekerjaan tersebut.—
Ellen G. White, Surat 31a, 1895, kepada Joshua V. Himes; ibid., hal.
118.
Saya telah menulis sebuah surat yang pendek kepada Ketua J.V.
Himes. Saya tidak dapat menyampaikan kepadamu sukacitaku pada
bukti bahwa salah satu dari pionir dari pekerjaan itu yaitu tentang
memberikan pekabaran amaran kepada dunia di tahun 1840-44 sedang
melakukan satu bagian didalam memberikan pekabaran malaikat ketiga
. . . . Bagi saya ini adalah suatu kepuasan yang besar. Saya tahu bahwa
45
kita memiliki kebenaran, dan seorang yang telah memutuskan satu
bagian dari tindakan didalam memproklamirkan pekabaran malaikat
pertama dan kedua, sangat diyakinkan oleh saya untuk pekerjaan-
pekerjaannya. Sumbangan ini untuk Australia diterima dengan senang
hati dari Ketua Himes; itu lebih mulia didalam bayangan saya daripada
itu akan datang dari agen manusia lainnya.—Ellen G. White, Surat 1a,
1895 kepada Saudari Austin; ibid., hal. 117-118.
46
6
James White
Tidak ada kuda, sadel, kekang, juga uang
Dibulan Oktober 1842, suatu perkemahan diadakan di Exeter,
Me., dimana saya juga hadir. Pertemuan itu sangat besar, banyak tenda,
kotbah yang jelas dan keras, nyanyian tentang Kedatangan Kedua
memiliki kuasa yang besar seperti yang belum pernah saya saksikan
sebelumnya didalam lagu-lagu yang kudus. Pengalaman Kedatangan
Kedua saya menjadi semakin dalam pada pertemuan ini, dan pada
penutupannya saya merasa bahwa saya harus segera keluar kedalam
ladang penuaian, dan melakukan apa yang dapat saya lakukan untuk
mengumandangkan amaran itu. Saya kemudian menyiapkan tiga
kotbah, satu untuk menggantikan penolakan-penolakan ketika waktu
dari kedatangan itu tidak diketahui, dan millenium yang sementara,
satu tentang tanda-tanda dari jaman, dan satu lagi tentang nubuatan
Daniel.
Saya tidak punya kuda, sadel, kekang atau uang, namun merasa
bahwa saya harus pergi. Saya telah menggunakan penghasilan musim
dingin sebelumnya untuk kebutuhan akan pakaian, dan menghadiri
pertemuan-pertemuan Kedatangan Kedua, dan didalam membeli buku-
buku dan peta. Tetapi ayah saya menawarkan untuk menggunakan
seekor kuda untuk musim dingin, dan ketua Polley memberikan kepada
saya sebuah sadel dengan pengalas yang sobek, dan beberapa potong
47
kekang. Saya menerima semuanya dengan senang, dan dengan gembira
menempatkan saya diatas sadel pada balok pantai dan terpaku pada
alas, mengikat potongan-potongan kekang itu bersama-sama, melipat
peta saya, dengan beberapa pamplet tentang subjek tentang
kedatangan, didepan dada, dikancingkan bersama dengan jubah saya
yang sempit, dan meninggalkan rumah ayah saya [di Palmyra, Maine]
diatas seekor kuda.—White, Life Incidents, hal. 72-73.
Seorang yang berusia 22 tahun dan seekor kuda yang
hancur
Pada suatu pagi di bulan Januari ditahun 1843, James White
memuat kudanya dan pergi untuk mengikuti sebuah tur kotbah
diantara orang-orang yang tidak dia kenal, pakaiannya yang tipis
memberikannya tidak cukup perlindungan dari cuaca dingin . . . .
Pada bulan April tanggal 2 tahun 1843 James White menuju
rumah. Salju masih sangat tebal. Seringkali dia harus membuang
muatan dan terjerembab dan harus membantu kudanya ketika
menghadapi es yang menggunung.
Pada tanggal lima April, James White mengendarai kudanya yang
sudah lemah memasuki halaman rumah di Palmyra. Dia telah
meninggalkan rumah selama empat [tiga] bulan. Pada akhirnya
dilaporkan pada konferensi Gereja [Christian Connection] berikutnya
bahwa selama empat [tiga] bulan itu bahwa sekitar seribu jiwa telah
bergabung dengan gereja sebagai hasil dari pekerjaan dari seorang muda
yang berusia 22 tahun yang bernama James White!.
48
Beberapa hari setelah tibanya di Palmyra, James White diurapi
menjadi seorang pendeta dari Gereja Christian [Connection].—Virgil
Robinson, James White, 1976, hal. 23, 26.
49
7
Perkemahan di Exeter, New Hampshire
Diatas sayap angin
[Bates mengadakan perjalanan menuju Utara dari mana dia tinggal di
Fairhaven, Massachusetts, untuk menghadiri apa yang disebut sebagai
pertemuan perkemahan Millerite yang sangat ekstrim. Pada pertemuan
inilah bahwa Samuel S. Snow membuat perhatian hadirin terpaku dengan
menunjukkan kepada mereka kepada musim Gugur tahun 1844 sebagai
waktu yang tepat untuk memenuhi Hari Penebusan Dosa dari Yahudi
kuno yang antitipikal pada akhir 2300 hari dari nubuat Daniel 8:14.]
Pada tanggal 12 Agustus,�� [pertemuan perkemahan] yang lain
diadakan di Exeter, N. H. Didalam perjalanan saya kesana dengan
[menggunakan kereta api], sesuatu sama seperti yang berikut kelihatan
mendorong pikiran saya. “engkau akan memiliki terang yang baru disini,
sesuatu yang akan memberikan satu dorongan yang baru untuk
pekerjaan ini . . . .”
Ada suatu terang yang telah diberikan dan diterima disana, cukup
jelas; dan ketika pertemuan itu ditutup, lembah New Hampshire yang
berbatu granit itu menggema dengan suatu seruan yang besar, Lihat
Mempelai datang; pergilah keluar dan songsonglah dia! Ketika pentas
dan kendaraan melintasi Negara-negara bagian yang berbeda, kota-kota
dan perkampungan dari New England, dengungan seruan tersebut
50
masih terus terdengar. Lihat Mempelai datang! Kristus datang pada hari
kesepuluh dari bulan yang ketujuh! Waktu sudah singkat, bersedialah!
Bersedialah! . . . ! ! Siapakah yang tidak mengingat bagaimana
pekabaran ini terbang diatas sayap angin—pria dan wanita bergerak
pada semua titik kardinal dari kompas, berjalan dengan kecepatan
lokomotif, didalam perahu motor dan kereta listrik, dibebani dengan
tumpukan buku-buku dan kertas-kertas, kemanapun mereka men-
distribusikannya seakan-akan sama banyaknya dengan daun musim
gugur yang berjatuhan.—Joseph Bates, Second Advent Way Marks
and High Heaps, 1847, hal. 30, 31.
Hati yang hancur dihadapan Allah
[James White, yang tinggal dirumah dengan orang tuanya di Palmyra,
Maine, ketika tidak keluar untuk berkotbah, juga menghadiri pertemuan
perkemahan New Hampshire yang bersejarah itu.]
Bahasa tidak dapat mengungkapkan kehikmatan dari saat itu . . .
Waktu untuk berseru, dan menunjukkan talenta didalam berbicara,
bernyanyi, dan berdoa, kelihatan akan berlalu. Saudara-saudari
kelihatan telah menyerahkan diri mereka dan semua yang mereka miliki
kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya, dan dengan doa yang penuh dengan
kerendahan hati dan air mata mencari pengampunannya dan
kemurahannya.—White, Life Incidents, hal. 166.
[Berikut adalah penjelasan James White tentang pertemuan
perkemahan yang lainnya yang diadakan beberapa waktu yang tidak
lama kemudian di Maine, didalam apa yang dia dan orang yang lain
percaya sebagai saat-saat penyusutan bumi.]
51
Dosa-dosa diakui dengan penuh air mata, dengan hati yang
hancur dihadapan Allah, dan permohonan yang serius untuk
pengampunan, dan kesiapan untuk bertemu dengan Tuhan pada saat
kedatangan-Nya . . . . Sebelum pertemuan itu ditutup, ratusan orang
bersaksi dengan penuh air mata sukacita bahwa mereka telah mencari
Tuhan dan telah menemukan Dia, dan telah mengecap manisnya dosa
telah diampuni.
Saat itu sangat hikmat. Saat itu diharapkan oleh semua orang
sebagai pertemuan perkemahan yang terakhir didunia yang berdosa ini.
Dan ketika seorang saudara menjabat tangan dari seorang saudara yang
lain, masing-masing menunjuk kepada pertemuan terakhir di tepi pantai
yang mulia pada pertemuan yang besar dari orang-orang kudus didalam
Yerusalem baru. Air mata mengalir tak hentinya, dan pria-pria yang
kuat menangis sambil berteriak.—ibid., hal. 167, 168.
52
8
Persiapkan diri untuk “Kekecewaan
Besar”
Satu pikiran yang tenang dan harapan yang
menyenangkan
Waktu segera mendahului tanggal 22 Oktober adalah merupakan
suatu saat dimana pikiran sangat tenang dan pengharapan yang
menyenangkan pada pihak mereka yang menghargai bagian dari waktu
tersebut degan penuh ketertarikan. Ada suatu sikap yang lebih dekat
kepada Allah, manisnya bersekutu dengan dia, kepada mana mereka
yang mengalaminya akan pernah mengulanginya dengan kesenangan.
Selama sepuluh hari yang terakhir, bisnis sekuler, sebagian besar,
ditiadakan: dan mereka yang menantikan Kedatangan memberikan diri
mereka kepada pekerjaan persiapan untuk peristiwa itu, sama seperti
mereka menginginkan kematian, apakah mereka berada diatas tempat
tidur karena sakit, mengharapkan segera menutup mata mereka pada
pemandangan dunia untuk selamanya.—Bliss, William Miller, hal.
275, 276.
53
Adventisme menang dan memerintah
Semua semakin penuh semangat. Ladang dibiarkan tidak dituai,
pemiliknya mengharapkan tidak pernah menginginkan apa yang telah
mereka besarkan. Para pria membayar hutang-hutang mereka. Banyak
yang menjual kekayaan mereka untuk membantu yang lain membayar
hutang mereka, yaitu mereka yang tidak sanggup membayar hutangnya.
Kerbau di sembelih dan dagingnya dibagikan kepada orang miskin.
Tidak ada waktu semenjak “hari pentakosta telah benar-benar datang”
sama seperti saat ini—suatu hari ketika Pentakosta itu benar-benar
terduplikasi seperti ditahun 1844, dimana Adventime menang dan
memerintah.—Luther Boutelle, Sketch of the Life and Religious
Experince of Elder Luther Boutelle, 1891, hal. 63.
Suatu pemusatan pikiran yang kuat; sungguh suatu kesatuan
iman seperti yang belum pernah ada sebelumnya yang disaksikan;
tentunya tidak di waktu jaman moderen. Semua yang berbicara
mengatakan perkara yang sama. Hikmat, namun penuh sukacita. Yesus
datang! Kita akan bertemu dengan dia [sic.]. Pertemuan diadakan
dimana-mana. Pengakuan-pengakuan dibuat, yang salah dibenarkan;
orang berdosa memohonkan apa yang harus mereka perbuat agar
diselamatkan. Mereka yang tidak bersama-sama dengan kami sangat
dipengaruhi. Beberapa benar-benar sangat takut dengan ramalan-
ramalan yang menakutkan.—ibid., hal. 67.
54
Memeriksa hati, pengakuan dosa
Saya pikir saya belum pernah melihat diantara saudara-saudara
kita iman seperti yang termanifestasi didalam bulan yang ketujuh. “Dia
akan datang,” adalah eskpresi yang umum. “Dia tidak akan menunggu
lagi untuk kedua kalinya,” adalah merupakan respons mereka yang
umum. Ada suatu keadaan dimana dunia ditinggalkan, dan
ketidakpedulian tentang keinginan hidup, suatu pemeriksaan hati,
pengakuan dosa, dan perasaan yang dalam dengan doa bagi kedatangan
Kristus. Suatu persiapan hati untuk bertemu dengan dia kelihatan
menjadi pekerjaan dari roh mereka yang menderita. Ada suatu
kebangunan yang berbeda dari apapun yang pernah saya lihat
sebelumnya. Tidak ada ekspresi sukacita yang besar: yaitu, seperti yang
akan bersukacita bersama didalam sukacita yang tidak dapat di
ungkapkan dan penuh dengan kemuliaan. Tidak ada teriakan; itu, juga,
disiapkan untuk seruan dari surga. Para penyanyi terdiam: mereka
sedang menunggu untuk bergabung dengan pasukan malaikat, paduan
suara dari surga. Tidak ada argumentasi yang diperlukan: semua
kelihatan sangat yakin bahwa mereka memiliki kebenaran. Tidak ada
pertentangan dari sentimen: semua satu hati dan satu pikiran.
Pertemuan kami dipenuhi dengan doa, dan dorongan kepada kasih dan
penurutan. Ekspresi yang umum adalah, “Lihatlah, Mempelai datang;
pergilah keluar dan songsonglah dia.” Amen. Datanglah Tuhan Yesus!
“William Miller”
—Surat ditulis oleh William Miller pada bulan Oktober tanggal 11,
1844; dikutip dalam Bliss, William Miller, hal. 270. 271.
55
Lebih penting daripada makanan dan minuman
Dengan pemeriksaan hati yang rajin dan pengakuan yang penuh
kerendahan hati kami datang mendekati waktu yang diharapkan. Setiap
pagi kami merasakan bahwa itu adalah pekerjaan kami yang pertama
untuk mengamankan bukti bahwa hidup kami sudah benar dihadapan
Allah. Kepedulian kami kepada satu dengan yang lain bertambah; kami
banyak berdoa untuk satu dengan yang lain. Kami berkumpul dikebun-
kebun dan hutan-hutan kecil untuk mengadakan perjamuan dengan
Allah dan untuk menyampaikan permohonan kami kepada-Nya, merasa
benar-benar berada dihadirat-Nya ketika dikelilingi oleh alam ciptaan-
Nya. Sukacita akan keselamatan kepada kami terlebih penting daripada
makanan dan minuman kami. Jika awan mengaburkan pikiran kami,
kami tidak berani untuk beristirahat atau tidur sampai awan itu hilang
oleh kesadaran tentang penerimaan dengan Tuhan.—Ellen G. White,
Testimonies for the Church, vol. 1, 1885, hal. 55
56
9
Iman Millerite didalam Tindakan
Uang tidak berguna bagi saya
Saya mempunyai beberapa barang untuk dijual; bila siapa saja
yang datang untuk membeli, saya akan memberikan kepada mereka
artikel-artikel ini. Jika mereka ingin untuk membayarnya saya tidak
akan menerimanya, mengatakan kepada mereka bahwa dunia ini sedang
mendekati akhirnya pada waktu ini, dan saya tidak membutuhkan uang
karena uang tidak berguna bagi saya. Tentunya mereka seringkali
menatap saya, dengan terkagum-kagum.—Henry B. Bear, Henry B.
Bear’s Advent Experince, tanggal tidak diketahui, hal. 3.
Kentang bertahan dari geramnya musim dingin
Silas Guilford, saudara ipar dari William Miller, . . . telah pindah
dari Dresden ke dekat dengan Oswego, New York. Disana dia dan anak-
anaknya diladang mereka, menanami ladang mereka yang seluas dua
belas hektar dengan kentang dimusim semi tahun 1844. Itu akan
diingat bahwa orang-orang Advent menemukan kekecewaan mereka
yang pertama terhadap kedatangan Tuhan yang tidak datang pada
57
bulan April 1844. Kemudian tibalah “waktu yang ditunggu-tunggu.”
Pada mula pertama mereka tidak menetapkan waktu yang lain; dan
benar, melihat tidak ada yang terjadi dimasa yang akan datang, mereka
menanami ladang mereka pada musing semi. Tetapi pada musim panas
datanglah “seruan ditengah malam,” dengan oktober 22 ditetapkan
sebagai hari kedatangan. Jadi itu muncul bahwa orang-orang Advent
tanpa menyangkal iman mereka, menanam ladang mereka, tetapi
beberapa orang tentunya tidak akan menuainya.
Guilford dan keluarganya menggunakan setiap dolar yang dapat
mereka peroleh kedalam pekerjaan dari Kedatangan Kedua, dan dia
menggadaikan ladangnya, dan menyerahkan uang itu juga. Dia juga
membiarkan kentangnya didalam tanah pada musim gugur itu, supaya
mereka dapat mengkotbahkan imannya didalam kedatangan Tuhan.
Salju turun lebih awal di daerahnya, dan menutupi semuanya, jadi
mereka tetap tinggal diatas musim salju. Ketika tiba musim semi, dan
ketika salju telah tiada, Silas Guilford berkata kepada istrinya, “Saya
akan ke-ladang dan melihat apakah masih ada kentang yang masih
baik.”
“Oh, jangan, Silas,” kata istrinya. “Kamu telah sangat
dipermainkan. Dan sekarang ketika mereka melihat kamu disana
mencoba untuk menggali kentang, itu akan lebih parah lagi.”
“Baik,” katanya, “anak-anak dan saya tetap akan pergi keladang.”
Irving [Erving] putra yang sulung, menceritakan hal ini kepada [Ketua
James] Shultz ketika kemudian menjadi kacung.
“Saya pergi bersama dengan ayah,” katanya. “Tanah itu menjadi
lunak dengan baik. Ayah kemudian memasukkan garpunya. Pertama
yang dia gali—kentang yang bagus dan baik! Dia merasa bahwa
58
kentang-kentang itu luar biasa, tidak membeku sama sekali, dan tidak
sedikitpun yang rusak. Bedeng yang lainpun! Dan kemudian dia
menyuruh saya berlari kembali kepada anak-anak yang lain, dan kami
menggali dua belas hektar itu semuanya—hasil yang baik. Kami
menjualnya $4.50 segantang, cukup untuk membayar gadaiannya dan
menyisahkan jumlah yang lumayan.”—Arthur W. Spalding, Footprints
of the Pioneers, 1947, hal. 71, 72.
Tidak ada kentang yang membusuk disini
Tuhan mengenal pengorbanan yang dibuat demi nama-Nya,
seperti yang terlihat dalam kasus mereka yang meninggalkan ladang
mereka tidak dituai untuk menunjukkan iman mereka dalam
pemuncullan-Nya yang sudah dekat. Saya akan menulis satu contoh,
yang akan membantu untuk mengilustrasikan persediaan-peersediaan
yang menyenangkan orang banyak yang lain. Saudara Hastings, dari
New Ipswich, N.H., memiliki ladang yang luas dari kentang yang baik
sekali yang dia tinggalkan tidak digali. Tetangga-tetangganya khawatir
tentang mereka, dan datang kepadanya untuk menawarkan diri untuk
menggalikannya untuk dia dan menyimpannya diloteng tanpa bayar,
jika dia mau menginjinkan mereka, “karena” kata mereka, “anda
mungkin memerlukannya.” “Tidak!” kata Saudara Hastings, “Saya akan
membiarkan ladang kentang itu mengkotbahkan iman saya didalam
kedatangan Tuhan yang segera.”
Pada musim gugur itu, seperti yang dapat dipelajari dari
Claremont (N. H.) Eagle, True Sun dari New York, dan berbagai majalah
umum lainnya, ladang kentang itu semuanya rusak oleh karena
membusuk.” Seperti yang dikatakan oleh Sun, “Betapa sangat
59
menyakitkan untuk menyetahui bahwa keseluruhan ladang dari eskulen
yang berharga ini telah dirusakkan oleh pembusukan. Seorang
koresponden dari surat kabat Philadelphia mengatakan ladang kentang
di negara itu rusak. Hanya satu bagian dari mana datangnya
persungutan yang kecil terdengar, adalah Maine, tetapi bahkan disana
ladang tidak terlepas dari penyakit tersebut.”
Ketika musim gugur mulai berkurang, dan kentang milik saudara
Hastings masih tertinggal didalam tanah sampai bulan Nopember, tidak
satupun dari mereka yang membusuk. Tentunya dia mempunyai banyak
persediaan untuk dirinya sendiri dan tetangga-tetangganya yang tidak
beruntung yang telah khawatir dengan kesejahteraan mereka sebelum
bulan Oktober, dan mereka, pada musim semi, harus membeli bibit
kentang darinya, dan senang untuk mendapatkan mereka dengan
membayar harga yang bagus. Apa yang mereka harapkan akan menjadi
suatu malapetaka kepada Saudara Hastings, Allah mengubahkannya
sebagai satu berkat sementara, bukan saja kepada dia, tetapi kepada
tetangga-tetangganya juga.—John N. Loughborough, Rise anda
Progress of the Sevent-day Adventist, 1892, hal. 85, 86.
Untuk kehormatan Raja segala raja
MILLERISME. I. T. Hough, seorang penjahit dan penghias, Fifth
street, dibawah Pasar, Piladelphia, telah menutup tokonya, dan telah
meletakkan pesan pada penutup jendelanya:
Toko ini ditutup untuk menghormati
Raja segala raja
Yang akan muncul sekitar 22 Oktober.
Hari yang besar, sahabat-sahabat, untuk
60
Memakotai dia Tuhan dari semuanya.
—Berita yang singkat muncul di Portland Tribune, Portland, Maine,
Oktober 12, 1844, hal. 214 [hal. 6] kolom. 4.
61
Bagian II
ADVENTISME
PEMELIHARAAN SABAT
YANG MULA-MULA
TAHUN 1845 – 1849
62
1
Penerimaan akan Sabat Hari Ketujuh
Tidak ada hari yang lain tetapi hanya satu yang telah
diberikan oleh Allah
[Tiga orang anak remaja: Marian Stowell (1829-1913), Oswald Stowell
(1828-1918), dan J. N. Andrews (1829-1883), berada diantara mantan
pengikut Miller yang pertama untuk menerima Sabat Hari Ketujuh di
tahun 1845.).
Dimusim semi tahun 1845 sebuah traktat dari Ketua [T. M] Preble
dikirim kepada ayah saya,�� berisikan kutipan-kutipan dari sejarawan-
sejarawan yang dipercaya tentang bagaimana Sabat—hari ketujuh dari
minggu—telah bergabung kedalam pemelihara Hari Minggu, tanpa ada
pengakuan dari otoritas Allah untuk perubahan itu. Semua referensi
kepada alkitab telah dicari yang telah diberikan kepada saya traktat
yang indah ini. Janji yang diberikan masih segar didalam ingatan saya.
Saya berharap untuk berdiri sendiri. Dari hati saya, saya berkata, “Tidak
ada hari yang lain tetapi hanya satu yang telah diberikan dan
dikuduskan oleh Allah yang akan saya pelihara.”
Saya memberikan traktat itu kepada kakak saya,�� dengan tidak
mengatakan apa-apa. Dia sudah siap untuk bergabung dengan saya.
63
Saat itu adalah hari Jumat; dia membagikan kayu bakar yang
diperlukan pada sepanjang Hari Minggu. Saya membuat roti yang yang
biasanya supaya saya tidak lagi menjadi seorang pelanggar Sabat.
Hari Senin berikutnya saya memberikan traktat itu kepada J. N.
Andrews. Dia membacakan dan mengembalikannya kepada saya dan
berkata, “Apakah ayah dan ibumu sudah membaca ini?”
“Belum, tetapi saya dapati bahwa kita tidak memelihara Sabat
yang benar. Apakah anda ingin untuk memelihara Sabat yang benar,
Saudara John?”
Tentu saja, Maukah anda melakukannya bersama saya, M______?”
“Tentu, Saudara O, dan saya telah pelihara Sabat lalu. Kami akan
senang bila anda mau bergabung dengan kami; tetapi kamu harus
membawa kembali traktat milik Ketua Preble ini kepada ayah dan ibumu
untuk membacakannya tanpa harus mengucapkan sepata katapun
terhadapnya.”
“Baik.”
Segera muncul kata-kata, “Apakah Saudara Stowell dan Saudari
Stowell sudah membaca traktat ini?”
“Belum,” itulah jawaban dari anak mereka, “tetapi M, dan O sudah
membacanya.”
Satu ruangan akhirnya menyatukan kami semua. Dua keluarga
memelihara “Hari Tuhan yang berikutnya,” bukan hari yang pertama
64
dari minggu, tetapi hari yang telah diberikan kepada orang tua kami
yang pertama di rumah mereka, taman Eden.
Ada suatu pekerjaan misionaris yang harus dikerjakan, dan tidak
ada waktu untuk disia-siakan. Ayah saya melampirkan satu lembar
uang sepuluh dolar didalam sebuah surat, dan ditujukan sebagai
berikut: “Kepada seorang Pendeta Advent-Hari Ketujuh Baptis,
Hopkinton, R. I.” Segera setelah itu datanglah Father Griswald, seperti
yang biasa kami memanggilnya, membawa bersamanya paket sepuluh
dolar tersebut yang telah dipesan oleh ayah saya.
Ellen G, sangat terkejut ketika mendapati kami sebagai pengikut-
pengikut dari William Miller, dan masih tetap sebagai umat-umat yang
percaya didalam doktrinnya setelah masa kekecewaan itu.
Pendistribusian dari traktat-traktat dari Advent Hari Ketujuh Baptis ini
segera menambah kepada kelompok kami yang kecil tujuh keluarga
yang lainnya, yang mewakili Paris bagian Utara dan Selatan, Norway,
dan Woodstock, Me. Segera setelah sebuah traktat yang luar biasa
datang dari pena Ketua Joseph Bates, bacaan itulah yang membawa
kepada kami Ketua James White dan istrinya.—Mrs. M. C. Stowell
Crawford, “ A Letter from a Veteran Worker,” The Watchman, April
25, 1905, hal. 278.
Puji Allah untuk terang yang jelas
[Sekali telah berpendirian untuk memelihara Sabat hari ketujuh, tidak ada
yang dapat menghentikan Joseph Bates dari memeliharanya atau dari
membagi dengan orang lain. Tepat sekali, Bates akhirnya dikenal
didalam sejarah Advent sebagai “The Apostle of the Sabbath” = Rasul dari
Hari Sabat.”]
65
Sahabat-sahabat dan tetangga-tetangga saya, dan khususnya
keluarga saya, tahu bahwa saya memiliki lebih dari dua puluh tahun
penyelidikan yang ketat untuk memelihara hari yang pertama dari
minggu sebagai Sabat, dan saya dapat katakan bahwa saya
melakukannya didalam kesadaran yang baik dihadapan Allah, ditengah
laut, dinegara-negara asing demikian juga dinegara saya sendiri, sampai
kira-kira enam belas bulan semenjak saya membaca sebuah artikel di
dalam Hope of Israel, oleh seorang saudara yang baik, T.M. Preble, dari
Bashua [New Hampshire], yang mana ketika saya baca dan
membandingkan dengan Alkitab [sic.], meyakinkan saya bahwa tidak
pernah ada perubahan. Karena itu hari yang ketujuh adalah hari Sabat,
dan Allah menuntut saya demikian juga dia untuk menguduskannya.
Banyak perkara sekarang yang membingungkan saya bagaimana saya
dapat membuat perubahan yang besar ini, keluarga, sahabat-sahabat,
dan saudara-saudara dan, dari satu ayat dari Alkitab ini akan selalu
menjadi sangat jelas seterang sinar matahari. “Apa masksudnya bagimu:
ikutlah aku.” Didalam beberapa hari pikiran saya telah ditetapkan untuk
mulai memelihara hukum yang keempat, dan saya sangat bersyukur
kepada Allah untuk terang yang jelas yang telah dia berikan kepada
pemikiran saya sebagai jawaban dari doa dan penyelidikan yang
sepenuhnya tentang Kitab Suci mengenai topik yang besar ini.
Pandangan yang berlawanan terjadi, setelah beberapa saat, sedikit
menggoyang posisi saya, tetapi sekarang saya pikir bahwa tidak ada
argumen yang lain atau cara berpikir yang lain yang dapat
menggelapkan pikiran saya lagi dari sisi pintu gerbang Kota Suci ini.—
Joseph Bates, The Seventh-Day Sabbath, A Perpetual Sign, From
the Beginning to the Entering into the Gates of the Holy city,
According to the Commandment, 1846, hal. 40.
Prudence Bates adalah seoran istri yang taat. Dia telah
membuktikan tentang penggunaan uang suaminya didalam pekerjaan
66
tentang kedatangan Krsitus karena dia melakukan bersama suaminya
didalam hal itu. Tetapi . . . dia tidak bersama dengan suaminya didalam
kebenaran Sabat yang baru ini, bahkan untuk selama empat tahun.
Selama waktu itu dia biasanya mengantar istrinya pergi ke-gereja
Kristen pada hari Minggu, pulang dan kembali lagi untuk menjemputnya
setelah acara kebaktian, karena dia tidak mau memelihara sabat milik
paus; dia memelihara Sabat milik Tuhan. Pada tahun 1850, istrinya
mengikut dia kedalam pekabaran malaikat yang ketika, dengan
kebenaran Sabat-nya dan selama dua puluh tahun, sampai
kematiannya, dia adalah seorang pekerja Kristen Pemelihara Sabat yang
taat dan cantik.�6—Spalding, Footprints of the Pioneers, hal. 47.
67
2
Penerbitan Yang Pertama
Miskin didalam uang dan kaya didalam iman
[Walaupun bukan sebuah majalah tentang pemelihara Sabat, The Day
Star adalah merupakan penerbitan yang pertama yang membawa kita
kedalam apa yang rupanya menjadi doktrin kaabah kita. Artikel itu
berisikan apa yang telah disatukan oleh O. R. Crosier, Dr. F. B. Hahn, dan
Hiram Edson. Diantara yang lain Edson membantu untuk memberikan
uang untuk mecetak bagian tambahan, yang telah ditampilkan pada
halaman yang terakhir dari surat kabar itu.].
Kepada Saudara Saudari yang Tersebar Keluar Negeri.
Kami telah dengan penuh doa memeriksa subyek yang telah
disampaikan oleh Saudara [O. R. L ] Crosier�� didalam terang firman
Allah, dan sepenuhnya puas dengannya, dan itu telah dengan tepat
diteliti dan dimengerti akan menyelesaikan banyak masalah didalam
pikiran dari saudara-saudara didalam masa ini.
Agar supaya dapat membawakannya kehadapan saudara-saudara,
maka adalah perlu untuk meminjamkan uang yang penting untuk
penerbitannya, dengan harapan bahwa mereka yang merasa tertarik dan
68
memiliki kekayaan akan membantu didalam pengeluaran.
Pengeluarannya yang terdekat sebagaimana yang kami perhatikan
adalah sekitar 30 dolar. Saudara-saudara disini, sama seperti ditempat-
tempat yang lain, adalah orang-orang yang berkekurangan, (tetapi kaya
didalam iman) tetapi kami dapat menanggung setengah daripada
pengeluaran itu, dan akan lebih jika perlu.
Jika lebih banyak lgi yang harus didanai daripada setengah yang
lain, itu akan dikirimkan kepada Saudara [Enoch] Jacobs, atau sama
seperti yang akan dilakukan oleh seorang saudara. Subyeknya, saudara-
saudara, sekarang sudah ada dihadapan anda, dan kami berdoa supaya
anda memeriksanya dengan hati-hati dengan Firman. Biarlah Tuhan
yang menambahkan berkatnya.
Saudara-saudara akan mengarahkan kepada F. B. Hahn,��
Canandaigua, Ont. Co., N.Y.
HIRAM EDSON
F. B. HAHN
—Hiram Edson and F.B. Hahn, The Day Star, “Extra,” Pebruari 7,
1846, hal. 44.
[Putri dari Hiram dan Esther Edson kemudian mengingat keterlibatan
ibunya didalam membiayai biaya dari The Day Star “Extra”].
Setelah berlalu waktu ketika mereka mengharapkan Tuhan untuk
datang, tanggal 22 Oktober 1844, beberapa orang yang setia dan yang
sangat sungguh-sungguh berada dirumah dari ayah saya (Hiram
Edson)berdoa dan belajar nubuatan untuk mempelajari penyebab dari
69
kekecewaan itu. Setelah berdoa mereka mulai mengunjungi beberapa
orang yang masih tertarik, dan melewati sebuah kebun jagung, dan tiba-
tiba ayah melihat sebuah cahaya terang yang mengelilingi dia dan
mendengar kata-kata ini, diucapkan oleh suara yang dapat didengar:
“Kaabah Allah terbuka di surga, dan disana kelihatan didalam
kaabahnya tabut dari kesaksiannya.”
Yang lain berjalan terus tetapi kemudian memperhatikan bahwa
dia tidak bersama dengan mereka, dan kembali mencarinya, dan
bertanya ada masalah apa. Dia menjawab, “Saudara-saudara, ada
terang yang baru untuk kita.”
Mereka mulai mempelajari nubuatan-nubuatan, dan terang
tentang masalah kaabah itu datang kepada mereka, yang kemudian
menjelaskan mengenai kekecewaan itu. O. R. L. Crosier kemudian
menulis artikel itu yang disebutkan didalam REVIEW beberapa bulan
kemudian. Dia berada pada saat itu dirumah ayah saya, dan keuangan
sangat rendah dan mereka yang tertarik dengan pekabaran itu
menggunakan semua kekayaan mereka didalam memproklamirkan
pekabaran tersebut, ibu saya (19) menjual sebagian besar sendok-sendok
tehnya yang terbuat dari perak untuk membayar artikel itu dapat
diterbitkan didalam Day Dawn.�� Itu jugalah yang membuka pokok dari
Sabat Hari Ketujuh—Mrs. V. O. Cross, “Recollections of the
Messages,” The Advent Review and Sabbath Herald, April 1, 1920,
hal. 22.
70
Visi didalam cetakan
[Terbitan terpisah yang pertama dari Ellen G. Harmon (kemudian disebut
White) adalah sebuah sisi yang lebih luas dengan judul “To the Little
Remnant Scattered Abroad.” Itu tertanggal 6 April 1846. Setengah dari
percetakan itu dibiayai oleh Heman S. Gurney²¹ dari Fairhaven,
Massachusetts.]
Berita sampai kepada kami pada suatu hari bahwa seorang wanita
akan berbicara di Advent hall di New Bedford [Massachusetts]. Dia ingin
menghubungkan sebuah khayal, dll. Saya pergi untuk mendengarkan
dia. Khayalnya sama seperti yang pernah diterbitkan seperti khayal yang
pertama dari Saudari White. Saya dapat melihat tidak ada alasan untuk
menemukan kesalahan dengan penampilannya atau apa yang dia
katakan. Dia muncul sebagai seorang Kristen yang rendah hati dan
teliti. Saya mempelajari namanya dan alamatnya, tetapi tidak cepat
untuk membela pekerjaannya. Fanatisme telah muncul dibeberapa
tempat, dan saya rindu untuk membuktikan semuanya, dan tetap
berpegang pada apa yang baik. Saya mendapati bahwa dia sedang
menciptakan beberapa sensasi dimana ketika dia bertemu dengan
serombongan kecil, seperti yang dia lakukan, apa yang Allah telah
tunjukkan kepadanya. Saya berpikir, jika ini adalah sesuatu yang umat-
umat yang sisa harus penuhi, saya harus tahu darimana itu semua
berasal. Saya kemudian pergi ke Portland, Me., dan memohon Tuan
Harmon�� (ayah dari gadis muda ini). Saya mendapati bahwa keluarga
ini hidup didalam sebuah rumah yang biasa dengan penuh
kesederhanaan. Saya memperkenalkan diri saya, dan sangat diterima
setelah mengatakan kepada mereka bahwa saya telah datang untuk
berkenalan dengan mereka dan khususnya berkenalan dengan Ellen
Harmon. Saya mendapati bahwa mereka adalah sebuah keluarga yang
71
rendah hati, taat, dan takut kepada Allah. Saya mengunjungi beberapa
tempat dimana dia telah dikenal, dan semua menyaksikan tentang
ketaatannya, tabiat yang penuh pengorbanan diri. Saya menghabiskan
waktu beberapa minggu dengan keluarga tersebut dan didalam
lingkungan mereka, dan diyakini bahwa itu semua adalah baik, dan
bahwa Allah telah memanggil Saudari Ellen Harmon kepada sebuah
pekerjaan yang penting. Saya menemukan seorang saudara²� yang mau
untuk membayar setengah dari biaya untuk mencetak khayalnya. Kami
mengatur dengan percetakan itu dan pulang.—H.S. Gurney,
“Recollections of Early Advent Experience,” Review and Herald,
Januari 3, 1888, hal. 2.
Khayal “To the Remnant” (Kepada Umat Yang Sisa) di berikan
segera setelah kekecewaan di tahun 1844. Suatu edisi yang kecil
berjumlah kira-kira 250 salinan dicetak di Portland, Maine, dalam
bentuk ukuran kertas folio, dan disirkulasikan diantara umat-umat
yang percaya dan mereka yang jujur. Halaman yang terakhir dari
dokumen itu dibiarkan sebahagian kosong supaya mereka yang
menerima dokumen ini dapat menulis pendapat mereka tentang topik
yang sama, apakah disukai atau tidak disukai, dan dikembalikan
kepada penerbit jika mereka mau. Ketua James White adalah penerbit
dan Saudara H. S. Gurney, sekarang dari Memphis, Mich., membeayai
pembeayaan dari penerbitan ini. Ini adalah bentuk yang pertama dari
mana semua pandangan Ny. E. G. White diterbitkan.�� Ini terjadi di
musim semi 1846.—H. S. Gurney, “Gurney Statement Re ‘To the
Remnant,” Mei 15, 1891.
Dimusim Semi tahun 1845 saya menjadi seorang Masehi Advent
Hari Ketujuh.�� Suatu rombongan dari umat-umat percaya Advent
muncul pada saat yang bersamaan, memeluk Hari Sabat dan mengakui
72
sebagai iman advent yang asli seperti yang diadakan di tahun 1844.
Kami sedang menunggu akan terang yang lebih jauh tentang nubuatan-
nubuatan tersebut. Pada sekitar tahun ini Ny. White (seperti yang saya
harus menyebutnya; namanya adalah Harmon—menikah dengan
Saudara White beberapa tahun setelah ini) datang ke New Bedford,
Mass., untuk menyampaikan apa yang Tuhan telah tunjukkan
kepadanya didalam khayal. Beberapa orang dari Fairhaven
menyeberangi sungai—satu mil(26)—untuk mendengar apa yang harus
dia katakan; pemberitahuannya sangat jelas dan bebas, walaupun
hanya baru berusia 16 tahun.�� Saudara perempuannya Sarah�� lebih
tua, yang selalu bepergian bersama-sama dengannya untuk menemani
dan membela dia. Pada saat itu saya tidak kenal dia, tetapi didalam
pikiran saya, saya kenal keluarga dari mana mereka datang. Beberapa
dari sini membawa saya kembali ke Portland, Me., dirumah Saudara
Harmon—menemukan seluruh anggota keluarga adalah pemelihara
Advent Hari Ketujuh yang teguh, orang-orang Kristen yang taat, dan
berserah. Saya tinggal dengan mereka dan dan berada disekeliling
mereka untuk beberapa minggu dan mulai mengenal pekerjaan mereka,
dan menjadi pemimpin untuk mengunjungi sekelompok kecil yang
berpegang teguh pada kepercayaan dan iman mereka didalam gerakan
’44, dan mencoba untuk menguatkan, mendorong dan memberikan
perbaikan. Saya mengunjungi beberapa kelompok kecil bersamanya dan
mendapati bahwa dia adalah seorang pekerja yang sunguh-sungguh,
taat, dan konsisten. . . .Saya kembali ke Portland dan bersedia untuk
pulang, tetapi kemudian saya mengatur dengan Saudara White untuk
mencetak khayal pertama dari Ny. White, dan saya akan membayar
setengah dari biayanya. Mulai dari saat ini dan seterusnya saya tidak
pernah meragukan bahwa pekerjaan Ny. White dan khayalnya
mempunyai hubungan yang erat dengan pekabaran malaikat ketiga.—H.
S. Gurney, “Early Day Experience Recounted by H. S. Gurney,”
73
pernyataan ini ditulis oleh Gurney kepada anaknya C. H. Gurney,
April 12, 1896.
Dermawan tak bernama
[Di bulan Agustus tahun 1846, Joseph Bates menerbitkan pampletnya
yang pertama membela Sabat hari ketujuh. Pamplet yang terdiri dari 48
halaman itu, berjudul “The Seventh Day Sabbath, A Perpetual Sign, From
the Beginning, to the entering into the Gates of the Holy city, According to
the Commandment” (Sebuah Tanda yang Kekal, Dari Awal, sampai Masuk
kedalam Gerbang Kota Suci, Menurut Perintah itu,” menuliskan alasan
Alkitabiah yang meyakinkan James dan Ellen White untuk menerima
Sabat tidak lama setelah pernikahan mereka pada tanggal 30 Agustus,
1846].
Pekerjaan dan pembayaran mengenai buku terus berlanjut sampai
pada hari buku itu harus diselesaikan dan dikirimkan. Rekeningnya
tidak untung tidak rugi. Heman Gurney dan seorang pria yang lain yang
belum menikah yang adalah seorang tukang sol sepatu, memutuskan
untuk meninggalkan majikannya, dan pergi bersama-sama dengan
Saudara Bates sebagai seorang penyanyi evangelis. (29) Ketika dia pergi
kepada majikannya dan memberitahukan bahwa dia akan pergi, dan
meminta seratus dolar yang menjadi miliknya, majikannya menolak
untuk membayar dan berkata, “Nilai kamu meninggalkan saya akan
merugikan saya lebih dari hanya sekedar seratus dolar didalam bisnis
saya.”
Tetapi kemudian, pada pagi hari buku-buku itu harus dikirim,
majikan lama dari Saudara Gurney bertemu dengannya di jalan dan
berkata, “Gurney, jujur saja, saya berhutang seratus dolar kepada anda,
dan ini saya bayar sekarang,” sambil memberikan uang itu kepadanya.
74
Saudara Gurney berkata didalam hatinya, “Tuhan berada didalam
semua ini. Saya akan pergi dan membayar sekaligus sisa hutang dari
buku itu kepada Saudara Bates.”
Ketika Saudara Bates menelepon kemudian pada hari itu untuk
meminta maaf tentang penundaan pembayaran itu, printer itu berkata,
“Seorang pria telah datang pagi-pagi dan telah membayar tagihan itu.
Saya tidak tahu siapa namanya. Dia kelihatan asing bagi saya.”
Saudara Gurney menceritakan hal ini kepada saya setelah
kematian dari Saudara Bates. Hamba Tuhan yang setia itu tidak pernah
tahu, sampai kepada hari kematiannya, siapa yang membayar saldo dari
buku-buku itu. Jadi buku-bukunya, dengan persediaan Allah tidak
tertunda seharipun.—J. N. Loughborough, “Second Advent
Experience-No. 4.,” Review and Herald, June 28, 1923, hal. 9, 10.
“Ayah memegang sebuah surat hutang terhadap seorang pria dari
siapa dia tidak pernah dapat mengumpulkannya, dan surat hutang ini
telah menjadi pelindung dan sangat bernilai, dan dia tidak pernah
mengharapkan apa-apa dari padanya. Tetapi pada suatu hari sementara
berada dijalan, orang ini, melihat ayah, memanggil ayah dan berkata:
‘Saya mau membayar surat hutang saya,’ dan dia lakukan. Ayah, karena
percaya bahwa Tuhan telah mengirim orang ini kepadanya dengan uang
tersebut, saat itu juga pergi kepada printer, dan membayar keseluruhan
tagihan untuk mencetak traktat yang dimaksud;�� dan dia tidak
mengatakan kepada Saudara Bates bahwa dia telah melakukannya, juga
Saudara Bates tidak tahu siapa yang membayar tagihan tersebut. Pria
yang berada di tempat percetakan itu tidak mengenal ayah, karena dia
tidak menunjukkan identitasnya.”—Charles H. Gurney, surat keapda
H. E. Rogers, Januari 24, 1940.
75
Satu mata uang, seorang istri dan satu tong tepung
[Cerita tentang “Mata Uang York” yang terkenal seringkali dihubungkan
dengan penerbitan dari traktat kecil pertama yang diterbitkan oleh Joseph
Bates tentang Sabat. Namun demikian, berdasarkan dua sumber berikut,
kelihatannya bahwa mungkin cerita itu sebenarnya menyinggung
penerbitan dari Bates berikutnya yang berjumlah 116 halaman dengan
judul A Vindication of the Seventh-day Sabbath, and the Commandment of
God: Dengan sejarah yang lebih jauh tentang Umat Allah yang Aneh, dari
1847 sampai dengan 1848. Kata pengantar dari buku yang kecil ini
tertanggal Januari, 1848.]
Dimusim gugur 1847, Saudara Bates menulis suatu pekerjaan
lebih dari seratus halaman, dengan hanya satu York Shilling atas
perintahnya.—James White, Life Incidents, 1868, hal. 269.
Saudara Bates . . . berada didalam pekerjaan Allah. Sebelum dia
datang ke Bristol Conference dia diminta oleh istrinya untuk mengambil
sedikit tepung karena istrinya tidak punya cukup tepung untuk
membuat sebuah roti. Saudara Bates mempunyai uang hanya cukup
untuk membeli dua pon tepung jadi pergilah dia dan kembali sambil
membawa dua pon tepung. Istrinya bertanya, apa yang telah kamu
lakukan? Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? Istrinya
mengatakan bahwa dia tidak akan membuat roti. Saudara Bates sedang
dalam pekerjaan Allah. Pekerjaannya yang terakhir adalah tepat pada
jalurnya . . . .
Kasih saya yang terbaik bagi semua yang setia. Doakan kami.
Saudara Bates berkata bahwa dia akan mengirim kepada anda traktat
Sabat. Saya harap anda telah menerimanya. Saya harap Ellen White
76
akan segera menulis.—James White surat kepada “”My Dear Brother”
[Stockbridge Howland], Juli 2, 1848.
Ketua Joseph Bates, dari Fairhaven, Mass . . . menerima Sabat
pada tahun 1845, dan mulai mengkotbahkan kebenaran itu dari kota
kekota. Dia segera melihat bahwa sebuah buku, atau bahkan sebuah
traktat, tentang pertanyaan mengenai sabat akan sangat menolong dia
didalam pekerjaannya, dan jiwanya digerakkan oleh Roh dari Allah
untuk menulis dan menerbitkan sesuatu tentang topik ini. Tetapi
bagaimana itu dapat dilakukan tanpa uang, itulah pertanyaannya,
sebab yang dia miliki adalah hanya satu York Shilling (sejumlah dua
belas sen setengah). Nanti mungkin akan menarik perhatian para
pembaca untuk menghubungkan pengalamannya didalam masalah ini
seperti yang dia menceritakannya kepada saya di tahun 1855.
Dia katakan bahwa sementara didalam doa dihadapan Allah, dia
memutuskan untuk menulis sebuah buku, dan merasa yakin akan jalan
akan dibuka untuk menerbitkannya. Dia kemudian duduk dimejanya,
dan dengan Alkitab dan konkordans, dia memulai pekerjaannya. Selama
kira-kira sejam telah berlalu Ny. Bates masuk kedalam ruangan dan
berkata, “Joseph, saya tidak punya cukup tepung untuk membuat roti;”
dan pada saat yang bersamaan menyebutkan beberapa barang kecil
yang lain yang dia butuhkan. “Berapa banyak tepung yang kurang?
Tanya Kapten Bates. “Kira-kira empat pon,” jawab istrinya.” “Baik, jawab
Kapten Bates. Setelah istrinya meninggalkan ruangan, Tuan Bates pergi
ketoko yang terdekat membeli empat pon tepung dan beberapa barang
yang lain, dan membawanya pulang, dan sekali lagi duduk dimejanya
dan menulis. Ketika Ny. Bates masuk dan melihat barang-barang itu
ada diatas meja dan berkata, “Darimana datangnya semua barang ini?”
“Mengapa,” tanya sang Kapten, “bukankah sudah cukup? Kamu
katakan bahwa kamu menginginkan empat pon.” “ Ya, katanya istrinya,
77
“tetapi darimana engkau mendapatkan semuanya ini?” “Saya
membelinya,” kata Joseph; “bukankah itu jumlah yang kamu inginkan
untuk menyelesaikan roti itu?” “Ya, sambung Ny. Bates, “tetapi anda
kan Kapten Bates, seorang yang telah mengemudikan kapal dari Bedford
keseluruh bagian dunia, tidak sanggup membeli empat pon tepung?”
“Ya, bukankah itu jumlah yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan
rotimu?” “Ya,” kata Ny. Bates, “tetapi sudahkan kamu membawa empat
pon tepung?”
Pencobaan yang lain segera menyusul. Ketika Kapten Bates
meninggalkan laut, dia menjual semua miliknya di dalam sebuah kapal
seharga 11,000 dolar, tetapi sekarang dia telah menggunakan semua
miliknya untuk memajukan pekerjaan kebenaran. Sampai pada saat ini
Ny. Bates tidak mengetahui kondisi keuangan suaminya, tetapi sekarang
Tuan Bates harus membuat segala seuatu jelas kepada istrinya, jadi
dengan tenang dia berkata, “Istriku, saya telah menggunakan sisa uang
yang ada pada saya untuk membeli semua barang-barang itu.” Dengan
tangisan yang pahit, Ny. Bates mengatakan, “Apa yang akan kita
lakukan?” Sang Kapten itu bangkit dan dengan ketegasan sama seperti
dia mengendalikan kapalnya, dia berkata, “Saya akan menulis sebuah
buku; saya akan mendistribusikannya, dan menyebar luaskan
kebenaran Sabat ini kepada dunia.” “Baik,” kata Ny. Bates, dengan air
mata yang bercucuran, “Kita mau hidup dengan apa?” “Tuhan akan
membuka jalan,” jawab Kapten dengan senyum. “Betul,” kata Ny. Bates,
“Tuhan akan membuka jalan! Itu yang selalu kamu katakan!” dan
menangis dan meninggalkan ruangan.
Setelah Kapten Bates telah melanjutkan pekerjaannya kurang
lebih setengah jam, dia tergerak untuk pergi ke kantor pos, seakan-akan
disana ada sebuah surat untuknya. Diapun menuju ke-kantor pos, dan
benar disana ada sebuah surat untuknya. Pada waktu itu beaya dari
78
surat itu adalah sebesar lima sen, dan prabayarnya adalah pilihan.
Penulis surat ini untuk beberapa alasan tidak sanggup membayar
ongkosnya. Dan lagi-lagi Sang Kapten dengan penuh kerendahan hati,
sebagaimana dia berhutang kepada tukang pos, Tuan Drew, yang sudah
dia kenal, mengatakan bahwa dia tidak mampu untuk membayar
ongkos posnya, karena dia tidak punya uang; ‘tetapi dia katakan,
“Bolehkah anda mengijinkan saya melihat darimana surat itu?” “Bawa
saja surat itu, kata tukang pos, “bayar saja kemudian.” “Tidak,” kata
sang Kapten, “saya tidak akan membawa keluar surat tersebut dari
kantor ini sampai surat itu dibayar.”
Sementara dia memegang surat itu ditangannya, dia berkata,
“Saya yakin ada uang didalam surat ini,” dan berbalik kepada tukang
pos, dia memohon, “Bolehkah anda membuka surat ini? Jika ada uang
didalamnya, anda boleh memotong ongkosnya; jika tidak saya tidak
akan membacanya.” Tukang pos itu setuju dengan permintaannya dan,
benar ada uang sepuluh dolar didalam surat itu. Dia mendapati, ketika
membacanya bahwa surat itu berasal dari seseorang yang tergerak oleh
Tuhan bahwa Ketua Bates sedang membutuhkan uang dan dia tergesa-
gesa mengirimkannya kepada Tuan Bates; dan oleh karena tergesaan itu
dia lupa membayar ongkos kirimnya.
Setelah membayar ongkos itu dia menuju ke toko persediaan, dan
membeli satu barel tepung seharga 4 dolar, disamping kentang, gula dan
barang-barang keperluan yang lain. Ketika memberikan perintah
kemana barang-barang itu akan dikirim, dia berkata, “Mungkin saja
wanita itu akan berkata barang-barang itu bukan milik saya, tetapi
kamu tidak perlu bingung dan jangan memperhatikan apa yang dia
katakan; turunkan saja barang-barang itu diteras depan rumah.” Dia
kemudian menuju ke tempat percetakan�� dan mengatur untuk
menerbitkan seribu salinan dari sebuah traktat yang terdiri dari seratus
79
halaman, dengan pengertian bahwa ketika telah melengkapi printer��
akan meletakkannya dalam bentuk salinan secepat mungkin, dan
mengirimkan bukti kepadanya. Dia harus membayar ongkos pekerjaan
itu secepat dia menerima uang tersebut, dan buku-buku itu tidak akan
dibawa keluar dari kantor itu sampai semua tagihannya dibayar. Kapten
Bates mengetahui dengan jelas bahwa tidak ada uang, tetapi dia merasa
berhutang untuk menuliskan sebuah buku, dengan percaya bahwa
Tuhan akan menggerakkan setiap hati untuk mengirimkan uang ketika
dibutuhkan. Setelah membeli kertas, pensil, pena dan lain-lainnya, jadi
ia memberikan waktu untuk mendahulukan kebutuhan rumah tangga
daripadanya, dia pergi menuju kepusat jalan yang mengarah kepada
rumahnya. Ketika melihat bahwa barang-barang itu sudah ada disana,
dia masuk kedalam rumah melewati pintu belakang, dan duduk kembali
dimejanya. Ny. Bates kemudian masuk dan berkata dengan gembira,
“Joseph, coba lihat diteras depan rumah. Darimana semua barang itu
datang? Seseorang datang dan menurunkan barang-barang itu. Saya
berkata kepadanya bahwa barang-barang itu bukan milik saya, tetapi
dia terus menurunkannya.” “Baik,” kata Kapten Bates, “Tuhan
mengirimkannya.” “Ya,” kata Ny. Bates, “Tuhan telah mengirimkannya!
Itulah yang selalu kamu katakan.” Dia kemudian memberikan surat itu
kepada istrinya, sambil berkata, “bacalah surat itu, dan kamu akan
tahu dari mana datangnya.” Dia membacanya dan sekali lagi terhenti
dan menangis, tetapi dengan sikap yang berbeda dari yang pertama; dan
kemudian meminta maaf dengan penuh kerendahan hati untuk
imannya yang kurang.—Loughborough, Seventh-day Adventist, hal.
110-113.
80
3
“Kapten Bates”
Yang Tidak Kenal Lelah
Dompet dan hati seorang penjaga rumah tangga
Mereka yang masih hidup sampai dengan waktu ini ( 1847 telah
menerima pekabaran malaikat ketiga, miskin didalam materi-materi
duniawi, dan secara konsekwensi hanya dapat melakukan sedikit untuk
menyebar luaskan pekabaran tersebut. Saudara James White dan
istrinya dan Ketua Bates melihat pentingnya pekerja-pekerja pribadi
diantara saudara-saudara yang telah terpisah-pisah dan kebutuhan
yang besar untuk mempersiapkan bahan bacaan untuk diberikan
kepada orang banyak, sebagai suatu bantuan untuk menuntun mereka
kepada pengetahuan akan kebenaran. Ketua Bates banyak dibantu
didalam memperkenalkan pertanyaan Sabat oleh traktat tentang topik
itu, ketika dia mengunjungi tempat-tempat yang berbeda-beda, dan
melalui sirkulasi melalui surat yang sama. Dia bekerja dengan penuh
ketekunan. Pada suatu kali, karena tidak mempunyai uang untuk
membayar ongkos perjalanannya, dia berencana untuk berjalan kaki
dari Massachusetts ke New Hampshire. Tetap pada waktu itu dia
menerima sebuah surat dari seorang saudari muda yang ingin untuk
melakukan pekerjaan rumah dengan upah 1 dolar per minggu sehingga
dia mungkin mempunyai sesuatu yang dapat menolong pekerjaan ini.
Setelah bekerja selama satu minggu, wanita ini sangat terkesan bahwa
81
Ketua Bates sangat membutuhkan uang tersebut sehingga wanita itu
pergi kepada majikannya dan mendapatkan uang muka untuk dapat
membantu dia untuk mengirimkan kepada Bates sebesar 5 dolar
sekaligus. Dengan ini Bates membayar perjalanannya ke Hampshire,
melalui transportasi umum. Pada setiap tempat dia mendapatkan
pertemuan-pertemuan yang baik, dan banyak jiwa menerima
kebenaran.—Loughborough, Seventh-day Adventists, hal. 132, 133.
Saya mengingat ketika Saudara Bates merasa sangat terkesan
dengan tugas untuk bekerja di Vermon, dan, tidak mempunyai apa-apa,
berencana untuk berjalan kaki dari Fairhaven, Mass. Seorang saudara
angkat�� dari dari Ny. W. Telah datang dari Maine Fairhaven, untuk
melakukan tugas dapur untuk selama seminggu untuk satu dolar
seminggu, dan dengan cara ini mengumpulkan uang untuk
menyebarluaskan kebenaran. Karena mengetahui maksud Saudara
Bates untuk melakukan perjalanan kaki yang jauh, dia pergi kepada
majikannya dan meminjam lima dolar, yang dia terima dan memberikan-
nya kepada Saudara Bates untuk membantu dia dalam perjalanannya
ke Vermon. Allah sangat memberkati misi tersebut, mereka yang masih
memelihara Sabat dapat menyaksikannya.—White, Life Incidents, hal.
270.
Perjalanan tanpa tiket
Pada suatu kesempatan yang lain Bates bertekat untuk pergi ke
suatu tempat yang lain, dan mendapati dirinya berada disebuah kereta
dengan tidak memiliki uang atau tiket. Dia berada ditempat duduknya
hanya beberapa saat saja ketika seorang yang benar-benar asing
baginya datang dan memberikan 5 dolar kepadanya untuk membantu
dia didalam pekerjannya. Keadaan seperti ini sering terjadi didalam
82
kehidupan seorang pionir yang setia ini, dan dia selalu yakin akan
pertolongan surgawi ketika pertolongan terebut diperlukan sehingga dia
tidak perlu untuk bergantung kepada perusahaan apapun yang
menjanjikan untuk memajukan pekerjaan yang dia cintai.—M.
Ellsworth Olsen, Origin and Progress od Seventh-day Adventist,
1925, hal. 188.
Menyeberang salju
Yang Terhormat Saudara White: Semenjak saya mulai bekerja
dibulan Oktober akhir, didalam tur saya kewilayah barat, saya telah
mengunjungi banyak tempat di bagian barat dari N.Y. Mengadakan
pertemuan-pertemuan dibeberapa tempat dengan saudara-saudara yang
memelihara Sabat, yaitu mereka yang semakin hari semakin mencintai
kebenaran. Didalam banyak tempat kami mendapati banyak saudara-
saudara dalam banyak kesusahan; tetapi doa dan ketekunan didalam
kebenaran (sic) yang lurus sehingga kelompok yang kecil itu, sekarang
segera melihat didalam langkah mereka kemenangan atas musuh, dan
hati kami senang dan disembuhkan oleh kebenaran yang menyelamat-
kan yang indah didalam pekabaran malaikat ketiga.
Saudara [Hiram] Edson telah bertemu dengan saya di Auburn N.
Y. Kami menyeberangi St. Lawrence, menuju Kanada bagian Barat,��
minggu lalu di bulan Nopember, dan telah bekerja sepanjang perjalanan
menuju barat, sepanjang tepian danau Ontario, dan kemanapun kami
telah belajar bahwa ada domba-domba yang terpisah-pisah dibagian
utara, dan kami telah menyeberangi salju yang tebal dari dua sampai
dengan empat puluh mil untuk menemukan mereka, dan memberikan
kebenaran jaman ini; jadi didalam waktu lima minggu kami telah
mengadakan perjalanan sejauh ratusan mil, kami harapkan dapat
83
mengakhiri pekerjaan kami disini pada tanggal lima dan kembali
mengadakan perjalanan ke utara lagi ke danau Sincoe [sic], dimana
kami tahu bahwa ada beberapa domba disana. Dari sana mungkin kami
akan meliwati dan menuju ke arah barat kebagian perbatasan dari
Danau Huron dan Erie. Ketika kami telah menyelesaikan pekerjaan
kami diantara laut-laut ini, kami berharap dapat kembali ke Rochester,
N. Y.
Dua puluh empat hari pertama dari perjalanan kami, kami
berhadapan dengan salju yang tebal, cuaca yang dingin, tetapi dengan
hati yang penuh semangat. Kebenaran bukanlah makanan bagi mereka.
Sejak saat itu pemandangannya menjadi berubah dan kebenaran mulai
menunjukkan pengaruhnya, dan beberapa orang yang kami percayai
kini mulai menyelidiki kebenaran.—Joseph Bates, Review and Herald,
Januari 13, 1852, hal. 80.
84
4
Pengorbanan dan Konferensi Sabat
Yesus dihargai tidak lebih baik
Suami saya berjalan melewati jalan-jalan di Brunswick, [Maine],
dengan sebuah tas diatas pundaknya yang mana didalamnya terdapat
beberapa kacang dan sedikit daging dan beras dan tepung untuk
memelihara kami dari kelaparan. Ketika dia memasuki rumah sambil
bernyanyi, “Saya adalah seorang pengembara dan saya adalah seorang
asing,” saya berkata, sudahkah demikian?
Apakah Allah telah melupakan kami? Apakah kita semelarat
seperti ini? Dia mengangkat tangannya dan berkata, “Diam, Tuhan tidak
meninggalkan kita. Dia memberikan kepada kita secukupnya untuk
kebutuhan kita saat ini. Yesus dihargai tidak lebih baik.” Saya sangat
lemas ketika dia mengatakan hal itu, saya terjatuh lemas dari kursi.
Hari berikutnya sebuah surat datang dan meminta kami untuk pergi ke
Konferens. Kami tidak punya uang. Ketika suami saya pergi kekantor
pos untuk melihat surat-suratnya, dia mendapati ada sebuah surat yang
berisikan lima dolar. Ketika dia kembali dia mengumpulkan semua
anggota keluarga bersama-sama dan memanjatkan doa ucapan syukur.
Inilah caranya pekerjaan tersebut dimulai.
Pada suatu kali terang datang dan bahwa kami harus pergi ke
Portsmouth [New Hampshire]. Tetapi kami tidak punya uang. Kami
85
menyiapkan segala sesuatu dan menunggu ketika seorang pria datang
sambil menunggang kudanya dalam keadaan tergesa-gesa dan berhenti
didepan pintu rumah kami. Dengan melompat turun dari kudanya, dia
berkata, Apakah ada seseorang disini yang membutuhkan uang. Saya
telah datang sejauh empat belas mil dengan kecepatan yang tercepat
dari kuda saya. Kata suami saya, kami semua sudah siap untuk
menghadiri sebuah pertemuan yang penting, tetapi kami sedang
menunggu uang. Kami tidak punya cukup waktu untuk mengejar
[kereta] mobil sekarang kecuali anda mengantarkan kami. Dan dia
setuju, dan kami mempunyai waktu yang cukup untuk mengejar mobil,
berdiri diatas podium dengan tidak membayar tiket ketika mobil itu
bertolak. Inilah caranya Tuhan mendidik kami untuk percaya didalam
Dia. Dengan cara ini kebenaran telah memasuki banyak tempat. Iman
dan kepercayaan kami didalam Allah telah diuji berkali-kali. Selama
bertahun-tahun kami bekerja dengan tekun untuk memajukan
pekerjaan dibawah tekanan dari keletihan dan kemiskinan yang
parah.—Manuscript 19, 1885 (Ellen G. White manuscript ditulis di
Basel, Switzerland, September 21, 1885).
Sebuah jubah dan sebuah kopor sebesar tiga kaki
Sementara berada di Topsham [Maine] kami menerima sebuah
surat dari Saudara E. L. H. Chamberlain, dari Middletown, Conn., yang
menginginkan kami untuk menghadiri konferensi di Kota pada bulan
April, 1848. Kami memutuskan untuk pergi jika kami dapat memperoleh
uang. Suami saya berunding dengan majikannya, dan mendapati bahwa
masih ada sepuluh dolar yang menjadi miliknya. Dengan lima dolar dari
sepuluh dolar tersebut saya membeli beberapa potong pakaian yang
kami sangat perlukan, dan kemudian memotong mantel suami saya
bahkan merusak potongan itu, membuatnya sulit untuk mengatakan
86
baju yang asli didalam lengannya. Kami masih mempunyai sisa lima
dolar untuk membawa kami pergi ke Dorchester, Mass.
Kopor kami berisikan hampir semua yang kami miliki diatas bumi;
tetapi kami sangat menikmati ketenangan pikiran dan kesadaran, dan
ini lebih berarti daripada semua kesenangan dunia. Di Dorchester kami
tinggal di rumah Saudara Otis Nichols, dan ketika kami pergi, Saudari
Nichols memberikan lima dolar kepada suami saya, yang dapat
membayar tiket kami ke Middletown, Conn. Kami sangat merasa asing di
Middletown, dan tidak pernah melihat pada saudara-saudara yang
berada di Connecticut. Uang kami hanya tersisa lima puluh sen. Suami
saya tidak berani untuk menggunakan itu untuk menyewa sebuah
kereta, jadi dia melemparkan kopor kami keatas sebuah tumpukan
papan yang tinggi didekat tempat penjualan kayu, dan kami berjalan
sambil menyelidiki akan seseorang yang memiliki iman. Kami segera
menemukan Saudara Chamberlain, yang kemudian membawa kami
kerumahnya.—White, Life Sketches, hal. 107, 108.
Semua yang kami miliki termasuk pakaian, peralatan tidur dan
perabot rumah tangga yang kami miliki bersama kami hanyalah sebuah
kopor berukuran tiga kaki, dan itupun hanya setengah penuh. Kami
tidak punya hal lain untuk dilakukan selain untuk melayani Allah dan
pergi kemana Allah membuka jalan bagi kami.—James White, surat
kepada Saudara dan Saudari Hastings, April, 1848, ditulis dari
Middletown, Connecticut.
Memotong rumput untuk Tuhan
Hari ini hujan jadi saya tidak akan memotong rumput ataupun menulis.
Saya memotong rumput selama lima hari untuk mereka yang tidak
87
percaya dan hari Minggu untuk mereka yang percaya dan beristirahat
pada hari Ketujuh, karena itu saya mempunyai sangat sedikit waktu
untuk menulis. Kesehatan saya baik, Allah memberikan kepada saya
kekuatan untuk bekerja keras setiap hari. Saya telah memotong rumput
selama delapan hari dan tidak merasa sakit sedikitpun. Saudara Holt,
Saudara John dan saya telah memotong rumput sebanyak 100 hektar,
dengan pembayaran 87 sen per-hektar dan menolong diri kami sendiri.
Puji Tuhan. Saya berharap untuk dapat memperoleh beberapa dolar
disini untuk digunakan didalam pekerjaan Allah.—James White, surat
kepada saudaraku yang kekasih [Stockbridge Howland], Juli 2, 1848.
Dimusim panas tahun 1848, kami menerima sebuah undangan
untuk mengadakan sebuah Konferensi dengan beberapa teman di
bagian Barat New York. Saya saat itu sangat miskin dan dengan
kesehatan yang lemah masuk kedalam ladang gandum untuk
mendapatkan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk membayar
perjalanan kami ke-pertemuan itu. Saya melakukan pekerjaan yang
lebih besar, dan ketika terjatuh lemas dibawah panas terik matahari,
saya akan bertelut dihadapan Allah dan memanggil nama-Nya untuk
kekuatan, dan disegarkan dan memotong rumput lagi. Didalam lima
minggu saya dapat memperoleh uang yang cukup untuk membiayai
perjalanan kami ke Konferensi itu. Saudara Bates bergabung bersama
kami didalam pertemuan ini. Perhatian telah diberikan kepada seluruh
Empire State yaitu mereka yang bersimpati dengan pandangan-
pandangan kami, dan terjadilah sebuah rely yang besar; namun tidak
lebih dari empat puluh persen.—White, Life Sketches, hal 274.
88
5
Komitmen dari Pionir-pionir
yang Mula-mula
John Andrews: Menyekolahkan diri sendiri untuk
pekerjaan Allah.
Sekolah adalah merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi
John. Pagi-pagi sekali dia menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan
untuk bangun pada pukul empat subuh dipagi hari dan meluangkan
dua atau tiga jam untuk mempelajari Alkitab dan berdoa sebelum
makan pagi.—Virgil Robinson, Flame for the Lord, 1975, hal. 10.
Pada usia 11 tahun, dengan mendapatkan pengetahuan tentang
bekerja mengenai tiga R, John terpaksa harus meninggalkan sekolah
oleh karena kesehatan yang tidak baik. Mulai dari saat itu apapun yang
dia pelejari dia mengajar dirinya sendiri. Kemanapun dia pergi dia
membawa bersamanya sebuah buku. Kapanpun ada waktu yang lowong,
tidak penting berapa singkatpun waktu tersebut, dia akan mengambil
bukunya dan mencari ide-ide yang baru dari halaman demi halaman.
Mencintai Alkitab sama seperti yang dia lakukan, dia ingin untuk
membacanya didalam bahasa asli dalam mana Alkitab itu telah ditulis.
Sesuai dengan permintaannya ayahnya mendapatkan buku-buku
didalam bahasa Yunani, Latin, dan Ibrani, dan dipelajari dengan rajin
oleh John. Satu demi satu dia mengusai bahasa-bahasa itu. Sebelum
89
kematiannya dia mampu untuk membaca Alkitab didalam tujuh
bahasa.—ibid., hal. 11.
Pada saat dia berusia 14 tahun John telah dikenal sebagai
seorang pemimpin kerohanian yang kuat. Dia sering diundang untuk
berbicara kepada orang banyak tentang Paris dalam topik keagamaan.
Ketika dia meneruskan pembelajarannya tentang Alkitab yang semakin
mendalam dia menjadi semakin yakin bahwa Kristus akan kembali pada
suatu waktu ditahun 1843 atau 1844.—ibid., hal. 13.
Annie dan Uriah Smith: Dunia tanpa daya tarik
Ini akan memberikan kepada pembaca kami beberapa ide tentang
pengorbanan yang dibuat oleh pekerja-pekerja yang mula-mula untuk
memberikan sedikit dari pengalaman mengenai Saudara [Uriah] Smith
dan saudari perempuannya Annie didalam hubunganya dengan Kantor
Review. Ketika mereka menerima kebenaran Sabat, mereka menerima
tawaran untuk mengajar, disebuah akademi yang baru yang akan
dibuka di Mt. Vernon, N. H., selama tiga tahun dengan gaji seribu dolar
setahun, disamping penginapan dan lainnya. Melihat adalah kebutuhan
akan pertolongan tersebut ketika mereka datang kekantor, mereka
menyerahkan proposisi dari akademi dan datang ke Rochester, dimana
mereka manghabiskan tiga tahun tersebut bekerja untuk memajukan
pekerjaan kebenaran tersebut. Bagi pekerjaan inilah mereka menerima
tempat tinggal dan pakaian mereka. Selama waktu ini semua pekerja di
Kantor Review tinggal di keluarga Saudara [James] White, dan semua
mempraktekkan keuangan yang ketat, jadi mereka menabung sebisa
mungkin yang dapat mereka lakukan untuk memenuhi semua beaya
percetakan traktat-traktat dan selebaran lainnya.
90
Pekerja-pekerja ini sangat berbahagia, dan bahkan diyakinkan
bahwa itu adalah merupakan suatu kesempatan untuk berkorban.
Perasaan dari Saudara dan Saudari Smith sangat dengan jelas di
nyatakan melalui kata-kata yang diucapkan oleh Saudari Annie ketika
mengingat perasaan-perasaannya pada waktu itu: “Dunia telah
kehilangan daya tariknya sama sekali. Pengharapan, sukacita dan
ketertarikanku sekarang semuanya itu berpusat pada perkara-perkara
yang diatas dan yang kudus. Saya tidak mau tempat yang lain selain
duduk di kaki Yesus, dan belajar tentang Dia—dan tidak mau memiliki
pekerjaan yang lain selain bekerja didalam pelayanan dari Bapa
Surgawiku,—tidak ada sukacita yang dapat dibandingkan dengan damai
dari Allah yang melampaui segala pengertian.” Dari perkenalan dengan
Saudara Smith pada masa-masa awal itu, saya tahu bahwa adalah roh
yang sama tentang penyerahan yang menggembirakan hatinya.—J. N.
Loughborough, “Reminiscences of the Life of Uriah Smith,” Review
and Herals, Apil 7, 1903, hal. 8.
Hiram Edson: Sebuah ladang untuk sebuah
percetakan
Sebuah konferensi yang besar telah diadakan di bulan Maret
tanggal 12 sampai dengan tanggal 15, 1852 di Ballston, New York (atau
yang disebutkan oleh orang sebagai Ballston Spa, New York). Pada saat
ini, [Hiram] Edson masih tinggal di ladangnya di Port Byron [New York]
yang telah dia beli. Dengan sering bepergian, saya tidak melihat bahwa
dia dapat meluangkan waktu untuk mengurusnya, demikian juga dia
tidak dapat berbuat banyak ditengah-tengah musim dingin.
Ini adalah sebuah pertemuan yang penting di Ballston. Diantara
yang lainnya, hadirlah saudara-saudara kita yaitu Bates, Rhodes, Holt,
91
Wheeler, Day, Baker, Ingraham, Wyman, Churchil, Morse dan Edson.
Mereka datang bersama “untuk bersatu didalam kebenaran . . . bukan
untuk mendirikan pendangan mereka yang aneh.”
Konferensi tersebut diadakan di rumah dari Jesse Thompson.
Menurut seseorang yang dapat dipercaya, James dan Ellen White juga
hadir pada pertemuan ini. Walaupun pionir-pionir kita ini sangat miskin
(keluarga White sedang menggunakan perabotan yang dipinjamkan
dirumah mereka pada saat ini; Bates telah menghabiskan
keberuntunganya; John. N. Andrews yang masih muda tidak memiliki
apa-apa; Rhode dan Bates, adalah orang-orang yang telah melakukan
perjalanan yang jauh, sesungguhnya bergantung kepada kebaikan hati
dari pendengar mereka). Namun, pada hari Jumat, Maret tanggal 12,
1852, sebuah topik tentang mencetak sebuah tulisan muncul untuk
didiskusikan. Diputuskan untuk membeli sebuah percetakan dan
mengetik dan untuk menjalankan percetakan ini disebuah kantor di
Rochester dimana Review akan kemudian di terbitkan.
Itu adalah sebuah keputusan yang sangat tepat waktu bagi
kelompok yang kecil ini untuk dilakukan. Bahwa diperlukanlah 600
dolar untuk membeli percetakan dan mesin ketik. Sebuah komite yang
terdiri dari tiga roang yaitu Saudara Pool, Drew, dan Edson akan
menerima uang tersebut untuk membeli mesin ketik dan percetakan.
Saudara perempuan Edson, yang juga hadir pada pertemuan itu dengan
orangtuanya dimana mereka mendiskusikan tentang membeli sebuah
percetakan tangan yang kecil di Washington, melaporkan bahwa
ayahnya mengatakan, “Kami, tidak ragu lagi, akan memiliki sebuah
precetakan sebelum masa penutupan; mungkin dua atau tiga.” Itu
tentunya harus membutuhkan iman yang besar untuk membuat
pernyataan seperti itu pada saat itu. Tentunya dia tidak pernah
mengharapkan waktu untuk berlangsung begitu lama, tidakkah dia
92
akan terkejut ketika melihat percetakan kita yang besar saat ini yang
mencetak literatur-literatur yang dipenuhi dengan kebenaran untuk
semua orang didunia!
Uang itu seharusnya dikirimkan kepada Hiram Edson di Port
Byron. Kira-kira pada waktu ini bahwa Edson menjual ladangnya di Port
Byron seharga 3,500 dolar, dan diberikan uang muka 650 dolar, untuk
membeli percetakan dan mesin ketik. Untuk mendukung dia dan
keluarganya, dia kemudian menyewa sebuah ladang. Dia harus dibayar
kembali sebagai sumbangan yang datang dari umat-umat percaya yang
lain untuk percetakan tersebut.—James R. Nix, The Life and Work of
Hiram Edson, unpublished tern paper, 1971, hal. 59-61.
93
6
Kejadian-kejadian di Rochester,
New York
Bekerja tanpa dibayar
[Ketika James dan Ellen White pertama kali pindah ke Rochester, New
York, mereka tinggal di 124 Mt. Hope Avenue. Sewa rumah mereka 175
dolar per-tahun. Ketika jumlah orang yang tinggal dirumah mereka
bertambah, maka percetakan rupanya pindah ke South St. Paul Street,
Block, No. 21, lantai tiga. Isu tentang Oktober 14, 1852 mengenai Review
and Hearld adalah yang pertama untuk dijalankan dengan menggunakan
alamat yang baru.]
Pada bulan Mei tanggal 6, tahun 1852, nomor yang pertama dari
Volume III dari Adventist Review and Sabbath Herald diterbitkan di
Rochester, N. Y., dan dicetak di percetakan dengan mesin ketik yang
dimiliki oleh orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh. Hiram Edson
telah memberikan uang muka untuk membeli sebuah percetakan
tangan Washington, dengan mesin ketik dan materi yang cocok dengan
kantor tersebut. Dia akan menerima pembayarannya ketika bantuan
akan datang dari sahabat-sahabat kebenaran. Percetakan tangan itu
sekarang berada di kantor dari Review and Herald di Battle Creek,
Mich.,�6 dan dihormati sebagai percetakan yang terbaik yang ada
dikantor tersebut. Didalam nomor yang ke 12, Volume III, Oktober 14,
94
1852, sebuah pengumuman dibuat bahwa biaya untuk melengkapi
kantor dengan percetakan ini dan semua materi adalah 652.93 dolar,
dan penerimaan untuk tujuan tersebut sampai kepada tanggal tersebut
adalah 655.84 dolar. Dari keduabelas jumlah dari dokumen tersebut,
ada 2000 salinan dari setiap nomor telah dikeluarkan dan
disirkulasikan secara tidak beralasan. Didalam catatan bisnis tersebut
pada lembaran penerbit dari jumlah itu, kita membaca:
“Kantor tidak berhutang, bagaimanapun, untuk alasan ini:
Saudara [Stephen] Belden dan [Oswald] Stowell, yang telah bekerja di
kantor selama enam bulan terakhir, telah menerima lebih dari
perongkosan mereka. Mereka yang lain yang terlibat didalam pekerjaan
tersebut, telah menerima tidak lebih daripada apa yang mereka miliki.
Ini semua akan menjadi suatu kesenangan bagi semua sahabat dari
kebenaran saman ini untuk membantu menindaklanjuti kekurangan
mereka, bahwa mereka yang telah bekerja keras, khususnya ketika kami
tidak hadir, ditengah-tengah kesakitan, didalam menerbitkan Review
and Herald, dapat memperoleh dukungan yang menyenangkan.”—
Loughborugh, Seventh-day Adventists, hal. 167.
Lobak Cina untuk Kentang
Mereka yang telah bekerja didalam hubungannya dengan kantor
tersebut telah rela mengorbankan waktu dan usaha mereka. Itulah
pengeluaran dari REVIEW yang tidak akan melebihi penerimaannya,
mereka rela untuk bekerja untuk mendapatkan tidak lebih dari
makanan dan pakaian mereka, dan yang ini juga, ketika mereka
melayani ditempat yang lain, atau didalam bisnis yang lain, yang akan
memberikan gaji yang baik, Beberapa dari mereka yang datang untuk
bekerja di kantor ini, telah miliki untuk tujuan tersebut, meninggalkan
95
bisnis yang akan memberikan hasil dua kali lipat ataupun tiga kali lipat
apa yang telah mereka tawarkan kepada mereka disini. Disamping ini,
mereka telah rela, bukan hanya untuk bekerja keras, tetapi juga bekerja
keras setiap saat, seringkali sampai tengah malam, dan pada keadaan
tertentu mereka bekerja sepanjang malam. Dan hal ini telah mereka
lakukan dengan senang hati agar supaya kebenaran dapat diterbitkan
kehadapan dunia. Sebagai tambahan kepada hal yang diatas, bahwa
biaya kehidupan dikota mungkin sekecil mungkin dan tetap seperti
demikian, mereka yang terlibat didalam kantor, dengan satu
pengecualian telah membentuk sebuah keluarga. Ini telah membuat
biaya penerbitan menjadi kecil, tetapi itu telah ditandai oleh banyak
perkara yang tidak tepat terhadap perhatian semua.—Urusan-urusan
yang berhubungan dengan Kantor [Penerbitan], Review and Herald,
Desember 20, 1854, hal. 150.
Di bulan April, 1852, kami pindah ke Rochester, N. Y., dibawah
keadaan yang sangat mengecilkan hati. Setiap langkah kami dibebankan
dengan memajukan pekerjaan dengan iman. Kami masih pincang
dengan kemiskinan, dan dipaksa untuk mempraktekkan ekonomi
penyangkalan diri sendiri yang ketat. Saya akan memberikan sari yang
ringkas dari sebuah surat kepada keluarga Saudara Howland, tertanggal
april 16, 1852.
“Kami baru saja menetap di Rochester. Kami telah menyewa
sebuah rumah yang tua seharga seratus tujuh puluh lima dolar
setahun. Kami membuat percetakan didalam rumah tersebut. Jika
bukan untuk hal ini, kami harus membayar lima puluh dolar setahun
untuk ruangan kantor. Anda mungkin akan tersenyum ketika anda
menengok kedalam ruangan dan melihat perabotan kami. Kami telah
membeli dua buah tempat tidur yang tua seharga dua puluh lima sen
sebuah. Suami saya membawa pulang enam buah kursi yang tua, yang
96
tidak satupun diantara mereka kelihatan sama, dan untuk itu dia telah
membayar satu dolar, dan segera dia menunjukkan kepada saya empat
buah kursi yang tua lagi tanpa ada tempat duduknya, dan itu seharga
enam puluh dua sen. Kerangkanya kuat, dan saya sudah duduk disana
dengan pemboran. Mentega sangat mahal jadi kami tidak membelinya,
juga kami tidak dapat membeli kentang. Kami menggunakan saus
menggantikan mentega, dan lobak cina menggantikan kentang.
Makanan kami yang pertama diambil dari sebuah papan api yang
ditempatkan pada dua barel tepung yang kosong. Kami mau untuk
mempertahankan privasi jika pekerjaan Tuhan maju. Kami percaya
bahwa tangan Tuhan selalu beserta dengan kami sampai ketempat ini.
Ada sebuah ladang yang luas untuk dikerjakan, dan hanya sedikit
pekerja saja. Pertemuan kami pada Sabat kemarin sangat luarbiasa.
Tuhan menyegarkan kami dengan kehadiran-Nya.”—White, Life
Sketches, hal. 142.
Kacang, kacang dan banyak kacang lagi
Janie Fraser adalah seorang yang masih muda, yang bersemangat
dan enerjik, tetapi dia bukanlah seorang yang disebut sebagai juru
masak yang terlatih. Walaupun dia tidak mengerti mengenai
keseimbangan protein, lemak, dan karbohidrat yang diinginkan dan
untuk dipertahankan, namun dia sangat mengerti mengenai nilai dari
makanan-makanan yang tidak mahal, dan khususnya untuk bubur dan
kacang-kacangan. Dia adalah seorang yang ekonomis, dan mengetahui
bahwa kacang yang seharga satu dolar akan dapat memberi makan satu
keluarga yang terdiri dari lima belas orang atau lebih, tujuh dari mereka
adalah anak-anak lelaki dan pria yang mempunyai nafsu makan yang
besar, dibandingkan dengan nilai satu dolar untuk jenis makanan yang
lain.
97
Setelah Uriah Smith telah tinggal untuk beberapa minggu dengan
keluarga tersebut, dia berkata kepada seorang komrad, bahwa walaupun
dia tidak keberatan dengan makan kacang sebanyak 365 kali secara
bergantian, namun bilamana itu membuat mereka harus berhemat
secara teratur, dia membuat sebuah protes!—William C. White,
“Sketches and Memories of James and Ellen G. White,” No. XIV,
Dimulai di Rochester, Review and Herald, Juni 13, 1935, hal. 10.
Mengikat dengan sebuah jarum penusuk tukang
sepatu
Saya sering merenungkan tentang waktu ketika Ketua [J. N.]
Loughborough, dan saya sendiri, dan beberapa orang yang lain, di
Rochester, N. Y., dibawah arahan dari Saudara [James] White, sedang
mempersiapkan traktat-traktat yang pertama untuk dikirimkan kepada
orang-orang. Alat yang harus dipakai adalah sebuah jarum penusuk
dengan ujung yang lurus, dan sebuah pisau pena. Saudara
Loughborough, dengan jarum tersebut, akan melubangi bagian belakang
untuk jahitan; dan para wanita akan menjahitnya; dan saya bersama
dengan jarum lurus yang tajam bersama pisau pena, dan memotong
pinggiran yang kasar mulai dari atas, depan dan bagian bawah. . . .—
Uriah Smith, “History and Future Work of Seventh-day Adventists,”
General Conference Daily Bulletin, Oktober 29, 1889, vol. 3. no. 9,
hal. 105.
Pekerja-pekerja di kantor percetakan pada masa dari para pionir
tersebut mereka telah memiliki prospek yang berbeda dihadapan mereka
daripada pekerja-pekerja yang kita miliki sekarang ini. Belum ada sistem
persepuluhan yang kami temukan. Tidak ada dana dari gaji yang dapat
dipastikan untuk pelayanan-pelayanan yang disumbangkan. Fasilitas-
98
fasilitas yang dengan mana pekerjaan harus dikerjakan, termasuk
percetakan tangan, mesin ketik, dll., telah dibeli (baru) dengan harga
yang kurang dari tujuh ratus dolar. Saya ingat dengan jelas pamplet
yang pertama yang dicetak di kantor di Rochester, di musim gugur dari
tahun 1853-4. Sebuah buku sebanyak delapan puluh halaman, tentang
kaabah dan dua ribu tiga ratus hari, yang ditulis oleh Ketua J. N.
Andrews. Lembaran-lembarannya dicetak dengan percetakan tangan.
Sejumlah umat-umat percaya di Rochester bersatu dengan pekerja-
pekerja kantor didalam melipat, menjahit, membungkus, dan memotong
buku-buku tersebut. Kantor tersebut tidak memiliki mesin untuk
melipat, tidak ada mesin untuk menusuk, tidak ada mesin untuk
menjahit, tidak ada pemotong kertas. Para wanita melipat dan
mengumpulkan tanda tangan, para penulis menusuk buku-buku
dengan jarum tukang sepatu. Setelah mereka di jahit dengan jarum dan
benang, Saudari Mary Patten (kemudian disebut Mead Sawyer) merekat
sampulnya dan Saudara Uriah smith memotong pinggitan dengan pisau
penanya, sementara Saudara dan Saudari James White membungkus
dan mengirimkan salinan pendahuluan kepada orang-orang ditempat-
tempat lain. Itu adalah suatu hari yang sangat bahagia, dan bagaimana
tidak? “Kantor Masehi Advent Hari Ketujuh mengeluarkan pamplet yang
pertama, dicetak dengan percetakannya sendiri.”—J.N. Loughborough,
“Reminiscence of the Life of uriah Smith,” Review and Herald, April
7, 1903, hal. 8.
Bisnis yang tidak Diberkati Allah
Selama tiga setengah tahun saya telah berkotbah dikalangan
orang-orang Advent yang memelihara hari Pertama, tetapi menopang diri
sendiri secara prinsip dengan bantuan hasil kerja saya sendiri, seakan-
akan mereka tidak memiliki sistem yang langsung tentang dukungan
99
kependetaan. Saya merasa berhutang untuk mengkhotbahkan
pekabaran tiga malaikat, tetapi itu adalah perkerjaan yang kudus suatu
pekerjaan yang akan lebih baik bagi saya untuk bekerja untuk
mendukung diri sendiri dan istri, dan memperoleh uang dengan mana
untuk menolong orang lain untuk mengkotbahkan kebenaran.
Itu terjadi ketika saya menerima kebenaran [di tahun 1852) . . .
kira-kira sekitar tiga puluh lima dolar di tangan. Saya masih berusaha
mendorong pengunci bisnis dalam mana yang sama pernah berhasil
melakukannya. Ketika saya berpindah dari satu tempat ketempat yang
lain dengan dengan bisnis tersebut, keyakinan selalu menekan saya
untuk memperkenalkan kebenaran kepada orang lain yaitu kebenaran
yang telah saya pelajari. Dengan semua kemampuan saya yang saya
punyai, bisnis saya tidak akan berhasil. Saya tidak akan berhasil
melakukan penjualan kepada para pembangun yaitu mereka yang
mengaku bahwa pengunci-jendela yang saya pegang tidak akan mereka
pasang dibangunan mereka. Didalam beberapa contoh penjualan saya
selama seminggu (lima hari) ditempat seperti Lockport, Medina, dan
Middleport,�� hanya akan memberikan keuntungan yang cukup untuk
membayar tagihan hotel saya dan ongkos jalan dari dan ke Rochester
[New York].
Keadaan barang-barang ini segera menghabiskan uang yang telah
saya tabung, meninggalkan saya didalam keadaan dimana saya tidak
punya cukup uang untuk ongkos perjalanan keluar dari Rochester.
Selama masa ini, yang mencakup seluruh sisa bulan Oktober, Nopember
dan minggu pertama dari bulan Desember, 1852, keyakinan saya
semakin kuat dan lebih dalam bahwa saya harus menyerahkan diri saya
sepenuhnya didalam mengkhotbahkan kebenaran ini. Akhirnya, kira-
kira dipertengahan bulan Desember, uang saya berkurang dan hanya
tersisa tiga sen yang terbuat dari perak��. Ketika saya menghadiri
100
pertemuan Sabat berikutnya, suatu awan kelihatan menaungi
pertemuan tersebut. Ketika doa dilayangkan agar awan tersebut bisa
hilang, Nyonya White mendapat khayal. Kemudian dia mempunyai
pekabaran untuk saya. Sehubungan dengan penglihatan itu dia berkata:
“Alasannya awan tersebut menaungi pertemuan ini, adalah Saudara
Loughborough sedang menolak keyakinan dari tugas. Allah mau supaya
dia menyerahkan seluruh hidupnya untuk mengkhotbahkan pekabaran
tersebut.” Saya tidak serta-merta mengambil langkah untuk hal itu,
sebab saya tidak melihat adanya dukungan untuk melakukan hal itu.
Ketika mendekati rumah saya, beban itu sangat berat menekan saya.
Saya berkata kepada diri saya, “Hal ini harus diselesaikan.” Saya
kemudian pensiun dari pekerjaan saya dan mengatakan kepada Tuhan
bahwa jika Dia akan membuka jalan supaya saya dapat keluar; tetapi
itu tidak akan menyelesaikan masalah. Akhirnya, dengan kekuatan dari
Kesaksian, saya berkata, “Saya akan menurut Tuhan, dan Tuhan akan
membuka jalan.” Seketika itu juga semua beban tersebut hilang dari
pikiran saya, dan saya sangat senang karena didalam pemikiran saya
Tuhan akan menyediakan, tanpa menyadari saya hanya memiliki tiga
sen, dan tidak tahu darimana akan datang sen-sen yang lain. Saya
bangkit dari bertelut dengan suatu kepastian yang penuh bahwa Tuhan
akan membuka jalan ketika saya harus bergerak didalam arah dari
tugas tersebut.
Pada hari Senin pagi berikutnya, istri saya,�9 yang tidak tahu
betapa kurang dana saya, datang dan minta uang dari saya untuk
membeli korek api dan beberapa jarum. Saya berkata, ambil saja uang
yang ada didalam saku, “Mary, ada tiga sen disana. Itu adalah semua
uang yang saya miliki. Hanya satu sen untuk membeli korek api.
Gunakanlah satu sen yang sisanya, dan berikan kepada saya satu sen
yang sisanya lagi, supaya kita tidak kehabisan uang sama sekali.” Saya
berkata, “Mary, saya sudah berusaha keras, dengan segala cara saya,
101
untuk membuat bisnis ini berhasil, tetapi tidak bisa.” Dengan air mata
dia berkata, “John, apa lagi yang harus kita lakukan?” Saya menjawab,
“Saya telah diyakinkan selama berminggu-minggu bahwa alasan bisnis
saya tidak berhasil adalah oleh karena tangan Tuhan menentang usaha
tersebut karena saya mengabaikan tugas itu. Adalah merupakan tugas
saya untuk menyerahkan sepenuhnya diri saya untuk mengkhotbahkan
kebenaran.” “Tetapi,” dia berkata, “jika kamu pergi dan berkhotbah,
bagaimana kita akan hidup?” “Baik,” kata saya, “segera setelah saya
memutuskan untuk mengikuti panggilan tugas itu, segera hadir
kepastian didalam diri saya bahwa Tuhan akan membuka jalan; saya
tidak tahu bagaimana caranya, tetapi jalan itu akan terbuka.” Dia
masuk kedalam kamarnya dan menangis, dan mungkin untuk berdoa.
Paling kurang saya tidak melihatnya mungkin untuk selama satu jam.
Dan kemudian dia pergi keluar untuk membeli apa yang dia perlukan.
Didalam artikel kami yang berikutnya kita akan melihat bagaimana itu
terjadi, dan bagaimana badai tersebut ditenangkan.—John N.
Loughborough, Sketches of the Past-No. 74,” Pacific Union
Recorder, Juli 29, 1909, hal. 1
Didalam artikel kami yang terakhir kami meninggalkan cerita
tentang istri saya yang membeli beberapa barang yaitu korek api dan
jarum, menghabiskan dua sen dari sisa uang tiga sen yang saya punyai.
Pada saat yang bersamaan saya sedang mempelajari pekabaran, dengan
perasaan bahagia dalam kepastian bahwa Tuhan akan membuka jalan
untuk menyampaikan kebenaran. Saya tentunya menyayangkan
keperluan istri yang malang yang rendah hati dengan hati yang sangat
sedih, dengan pembelian hanya beberapa hal yang kecil. Tidak lebih dari
tiga puluh menit semenjak dia meninggalkan pintu rumah tiba-tiba ada
bunyi ketokan yang keras. Ketika melangkah kepintu, disana berdiri
seorang pria, yang bertanya, “Apakah Tuan Loughborough tinggal
102
disini?” Saya meyakinkan dia bahwa akulah orang itu, dan mengundang
dia masuk.
Ketika duduk, dia berkata, “Saya adakah Tuan _________, dari
Middleport.�� Saya sedang kurang sehat, dan sedang dalam perjalanan
ke Ohio untuk berobat. Saya ingin untuk membawa bersama-sama
dengan saya beberapa bisnis yang kecil untuk memenuhi keperluan.
Anda direkomendasikan oleh Tuan Thomas Garbutt (Tuan
G______adalah seorang pendeta Advent Pemelihara hari pertama) untuk
membeli beberapa dari hak paten dari ikatan pengunci milik Tuan
Arnold. Saya akan pergi ke Penfield,�� kira-kira tujuh mil jaraknya�� di
kota, dan akan kembali besok siang. Saya menginginkan pengunci yang
seharga delapan puluh dolar, dan akan membiarkan anda untuk
memilih satu jenis ketika anda menjual pengunci tersebut. Saya akan
mengambil pengunci tersebut besok dan akan membayarmu.” Dan yang
harus saya lakukan adalah berjalan setengah mil�� ke pabrik dan
meninggalkan pesanan disana. Mereka akan membawa pengunci
tersebut, dengan sebuah jendela kecil untuk mengilustrasikan
bagaimana penggunanaanya, kerumah saya. Komisi saya adalah sebesar
sepertiga dari penerimaan kotor. Jadi saya akan mendapatkan dua
puluh tiga dolar. Jumlah ini akan sangat membantu didalam
menghidupi keluarga dan membeli barang-barang tiga kali lipat lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah yang sama yang dapat pergunakan
sekarang.
Segera setelah orang itu pergi, istri saya yang masih sedih kembali
dengan belanjaannya dan dengan satu sen milik saya, tetapi dia
mendapati saya . . . sedang bernyanyi. Dia berkata, “Kamu kelihatan
sangat senang,” “O ya,” kata saya, “Saya kedatangan tamu ketika kamu
pergi, dan Tuhan telah membuka jalan bagi saya untuk pergi dan
mengkhotbahkan pekabaran malaikat ketiga.” Dengan hal ini saya
103
menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi, dan dengan cucuran
airmata yang berbeda, sekali lagi dia masuk kekamarnya yang menangis
dan mencari Tuhan. Segera dia kembali, sebahagia seperti yang saya
alami, dan siap untuk melakukan apapun untuk mempersiapkan saya
untuk perkerjaan tersebut. Pada waktu menerima uang saya, saya
segera membeli kayu, persediaan yang lain, dan apa yang perlu untuk
kenyamanan rumah sebab saya akan memasuki ladang tersebut.—
Loughborough, “Sketches of the Past-No. 75,” Pacific Union
Recorder, August 12, 1909, hal. 1.
[Berikutnya adalah sebuah tanggungjawab dari pelatihan kependetaan
dari J. N. Loughborough]
Pengalaman yang masih berhubungan diatas telah membawa
kami kepada Sabat yang ketiga di bulan Desember (1852), Sabat
berikutnya setelah saya memutuskan untuk menyerahkan diri saya
untuk mengkhotbahkan pekabaran tersebut. Pada Sabat itu ada suatu
perkumpulan di 124, t. Hope Avenue, dari pemelihara-pemelihara Sabat
dari New York bagian barat. Didalam doa pembukaan dari pertemuan
tersebut Nyonya White sekali lagi terangkat didalam khayal. Diantara
hal-hal yang ditunjukkan kepadanya, dia berkata kepada saya, “Anda
benar didalam mengambil keputusan untuk menyerahkan dirimu
kepada pekerjaan pelayanan. Sekarang adalah tugas kamu untuk maju,
dan tidak menunggu lama lagi.” Didalam pertemuan itu doa dilayangkan
untuk saya agar supaya Tuhan akan membuka jalan yang lebih jauh
dihadapan saya untuk maju.
Saudara Hiram Edson, yang tinggal kira-kira 40 mil jauhnya��
disebelah timur Rochester, telah memutuskan untuk tidak menghadiri
pertemuan tersebut; tetapi istrinya sangat mendapat kesan bahwa
suaminya akan dipanggil sehingga dia menyiapkan semua pakaiannya
104
dan siap untuk keadaan yang darurat. Pada hari Sabat pagi yang
disebutkan, sementara berada didalam kebaktian keluarga, kesan
tersebut menaungi dia sekuat sama seperti disampaikan dengan
pengeras suara, “Pergi ke Rochester, kamu diperlukan disana.” Dia
berkata kepada istrinya,�� “Apa yang maksudnya? Saya tidak tahu
mengapa saya harus pergi ke Rochester.” Sepanjang hari kesan itu
semakin kuat dan semakin kuat. Beberapa kali dalam sehari dia harus
meninggalkan ladangnya dan berdoa, setiap kali kesan itu datang
menaungi dia, “Pergi ke Rochester.”
Akhirnya dia berkata kepada Saudari Edson, “Apakah pakaian
saya sudah siap untuk berangkat? Saya mungkin akan bepergian untuk
beberapa minggu.” Dia meyakinkan suaminya bahwa semua sudah siap,
oleh karena dia sudah terlebih dahulu mendapat kesan bahwa suaminya
akan pergi kesuatu tempat. Setelah penutupan Sabat, dia menuju ke
Rochester�6. Ketika tiba di Mt Hope Avenue kira-kira pukul sembilan
malam, dia berkata kepada Saudara White, “Saya tidak mengharapkan
untuk datang ke pertemuan ini, tetapi saya telah digerakkan dengan
sangat kuat bahwa saya harus datang dan sekarang saya sudah tiba.
Apa yang kamu inginkan dari saya?” “Baik,” kata Saudara [James]
White, “kami mau supaya kamu mengambil kuda Charlie yang sudah
tua dan kereta dan membawa Saudara Loughborough berkeliling selama
enam minggu mengitari New York bagian barat sebelah selatan dan
Pennsylvania, agar dia mulai mengkhotbahkan pekabaran malaikat
ketiga.”—Loughborough, “Sketches of the Past-No. 75,” Pacific Union
Recorder, August 12, 1909, hal. 1.
105
7
Tahun-tahun Battle Creek
[Di akhir tahun 1855, James White memindahkan percetakan dari
Rochester, di New York, ke Battle Creek. Michigan, dimana nama “Masehi
Advent Hari Ketujuh” dipilih di tahun 1860 dan General Conference di
organiser ditahun 1863.]
Pemberian dari empat orang
Ada empat orang pria di Michigan, dimana Henry Lyon adalah
salah satu dari mereka, yang telah membangun platform keuangan
untuk pemindahan dari pusat denominasi ke kota tersebut. Ketika
Joseph Bates bertemu dengan mereka di Jackson ditahun 1852, dia
mengetahui bahwa semua dari mereka kecuali nama yang pertama
[Henry Lyon] adalah “guru sekolah umum, dan merasa terbeban dengan
pekabaran malaikat ketiga.” Henry Lyon bisa saja bukan seorang guru
sekolah umum, namun putrinya Angie adalah sebuah contoh, karunia
itu mengalir didalam keluarga (mungkin melalui istrinya); tetapi dia
menjadi bukti sebagai seorang pria yang bijaksana dengan kemampuan
eksekutif. Ketika James White mengunjungi Michigan di tahun 1853,
dan memberikan saran yang sederhana di Battle Creek bahwa jika
saudara-saudara ini tetap setia, mereka akan menciptakan sebuah
perusahaan untuk mewakili pekerjaan didalam perkampungan tersebut,
dia belum bertemu dengan Henry Lyon.
106
Satu tahun kemudian ketika Lyon datang ke Battle Creek, lima
tahun sebelum bergabungnya menjadi sebuah kota. Dia memperhatikan
pekerjaan Allah, dan memberikan semua uangnya untuk pekerjaan
tersebut. Pikirannya menjadi sibuk dengan rencana-rencana
perluasannya; dan dengan konsultasi dengan mantunya yang
bersemangat�� dia memberikan ide untuk membawa kantor pusat ke
bagian barat. Ketika kotanya bertumbuh disemua arah, Henry Lyon,
bekerja pada perdagangannya, melihat perluasannya barat laut didalam
bagiannya sendiri, dan dia berkata, “Mengapa bukan Battle Creek?”
Pada saat James White mengunjungi Michigan kembali, di bulan
April 1855, rencana telah selesai. Lyon telah berkonsultasi dengan Dan
R. Palmer, yaitu situkang sepatu dari Jackson, dan dengan Cyrenius
Smith dan J. P. Kellogg. Nama yang terakhir berada di kota tetangganya,
dia menjual ladangnya segera setelah apa yang dilakukan oleh Lyon, dan
pindah ke Jackson, dimana dia bergabung dalam membuat sapu. Smith
juga sama menjual tempatnya, dan pindah ke Battle Creek kira-kira
pada saat pemindahan tersebut, dan Kellogg datang kemudian; tetapi
Palmer tetap tinggal di Jackson. Namun demikian, keempat orang ini
mengumpulkan dana sebesar 1,200 dolar, dari masing-masing; dan
dengan adanya saudara-saudara ini di Michigan mereka mengusulkan
kepada James White untuk membeli tanah dan membangun sebuah
bangunan di Battle Creek sebagai kantor percetakan dan penerbitan dari
Review and Herald.
Itu adalah sebuah tawaran yang dimohonkan kepada James
White. Dia telah memulai pekerjaan penerbitan dengan tidak memiliki
modal tetapi hanya dengan iman; dia telah membawanya dari satu
tempat ketempat yang lain ketika tunas perjalanan rohaninya telah
hilang; dia telah memikulnya dihati sementara mengadakan perjalanan
dan berkhotbah dan menulis, seringkali merunduk didalam kesakitan
107
dan kerugian. Dia lebih dari hanya sekali menyatakan kepada saudara-
saudaranya bahwa dia tidak sanggup lagi untuk menjalankannya, dan
mereka telah merespon, menurut terang dan kesanggupan mereka,
dengan menolong dia. Tetapi tidak ada organisasi; . . . terhadap
prasangka dari kebanyakan dari mereka. White tidak memiliki
kekayaan; pekerjaan percetakan telah dimulai di loteng�� dan
berlangsung terus dirumah-rumahnya yang disewa, dengan cetakan
yang disewa, sampai pembelian sebuah percetakan dan lokasinya di
Rochester [New York], namun masih hanya didalam kesempatan yang
kurang. Sekarang Saudara-saudara di Michigan mengajukan bukan saja
untuk membangun sebuah rumah untuk dokumen-dokumen tersebut,
tetapi untuk mendukungnya dengan nasehat dan kerjasama mereka dan
uang mereka. Belum lagi mereka melihat jalan yang mulus untuk
menyatukan semua bisnis; yang akan datang dikemudian. Tetapi
pundak mereka yang kokoh diletakkan pada roda-roda; dan James
White, bersama-sama dengan Saudara-saudara dan rekan-rekan
kerjanya, menerimanya dengan hati yang senang.
Pemberian sebesar seribu dua ratus dolar ini adalah merupakan
titik awal didalam sejarah Masehi Advent Hari Ketujuh. Kecil sama
seperti yang kita bisa lihat sekarang, namun itu adalah cukup besar
didalam proporsi kepada sumber-sumber dari orang-orang pada saat itu;
dan jika kita terkecuali kemajuan dana dari [Hiram] Edson untuk
percetakan yang pertama [ditahun 1852], itu adalah sebuah usaha
konstruktif yang utama didalam membangun sebuah pekerjaan yang
mendunia.—Arthur W. Spalding, Origin and History of Seventh-day
Adventists, vol. 1, 1961, hal. 266-268.
Selama tahun mengikuti penerimaan mereka akan paham Advent,
keluarga [John] Kellogg menjual ladang mereka dan pindah ke Jackson.
Disini mereka menikmati persekutuan dari kelompok yang lebih besar
108
dan saling membagikan keyakinan rohani mereka. John Preston, dalam
perjalanan kembali kepada sebuah perdagangan keluarga yang lama,
mulai untuk membuat sapu untuk menghidupi keluarganya. Keluarga
Kellogg menyerahkan sebagian jumlah yang cukup berarti sebesar 3,500
dolar yang telah mereka terima dari penjualan ladang untuk
mempromosikan iman mereka yang baru. Bersama dengan tiga orang
Advent yang baru dari Michigan, John membayar 1,200 dolar untuk
memindahkan percetakan Review and Herald dari Rochester, New York,
ke sebuah perkampungan kecil Michigan di Battle Creek. Dia juga
membuat suatu sumbangan yang berarti untuk membeli tenda yang
aman yang pertama oleh pengikut Advent untuk penginjilan umum di
Michigan.—Richard W. Schwarz, John Harvey Kellogg, M.D., 1970,
hal. 13.
Buck dan Bright menarik diri
Semangat daripada pemberi-pemberi dicerminkan didalam kasus
dari seorang petani dekat dengan Battle Creek, Richard Godsmark, yang
stok pekerjaannya, sama seperti dengan tetangga-tetangganya, terdiri
dari sepasang lembu jantan. Dia tidak punya uang untuk diberikan,
tetapi, ingin untuk ikut mengambil bagian, dia menjual sepasang lembu
jantan itu dan memberikan uangnya untuk memajukan pekerjaan
percetakan. Dan setiap kali dia mengunjungi kota dia selalu mampir di
kantor percetakan, dan berhenti untuk mendengar deru kekuatan dari
percetakan tersebut, dia akan berkata dengan penuh sukacita, “Buck
dan Bright telah pergi, mereka telah hilang.—Spalding, Seventh-day
Adventist, vol. 1, hal. 277.
109
Baptisan didalam kolam es
Disalah satu dari sekolah distrik di M[onterey, Michigan] kami
mengadakan satu seri pertemuan pada malam tanggal 14,�9 dan
berlangsung terus sampai malam dari hari yang pertama,�� yaitu tanggal
18, tidak menyadari akan cuaca dingin pada saat itu, kebanyakan gereja
di M, menghadiri gereja pada setiap malam, mengadakan perjalanan dari
enam sampai dengan sepuluh mil�� dari rumah. Doa-doa mereka, dan
semangat mereka, dan sukacita mereka, sebelum dan sesudah khotbah,
menguasai orang banyak didalam distrik tersebut, dan beberapa
membuat pengakuan yang dalam dan sungguh-sungguh, dan dengan
keinginan yang kuat untuk mendengar dan menyelidiki lebih
sepenuhnya tentang topik yang penting ini, sementara beberapa orang
yang lain telah sepenuhnya memutuskan untuk memelihara perintah
Allah, dan iman kepada Yesus.
Pada pagi-pagi dari hari yang pertama, (pada termometer mercuri
menunjukkan 30 derajat dibawah nol,��) beberapa dari Brn., didalam
waktu pelayanan memotong dan mengangkat potongan es setebal tiga
kaki, dan menemukan air dengan kedalaman yang tepat, yang
didalamnya ada tujuh jiwa dikuburkan bersama Kristus didalam
Baptisan.��—Joseph Bates, “Letter from Bro. Bates,” The Review and
Herald, Feb. 19, 1857, hal. 125.
Sebuah nama diatas celaan
Semua tanggungjawab dan kebiasaan sehubungan dengan Ketua
Bates setuju sebagaimana sikapnya yang baik hati terhadap pria dan
wanita. Tidak seperti beberapa dari rekan kerjanya, dia tidak pernah
bercanda, sikap dan tutur katanya membuat dia sebagai seorang teman
110
yang penuh pengertian. . . Pada suatu kali dia mengunjungi keluarga
Stites diluar kota dekat Battle Creek, Michigan. Tuan Stites sedang sakit
pada saat itu. Tidak ada anak lelaki didalam keluarganya, hanya ada
dua orang putri remaja, yang sulung adalah Mary, yaitu ibu dari istri
saya, yang suka bercerita kepada kami. Ketika Ketua Bates kira-kira
baru mau pergi, putri yang bunggsu, Deborah, memasang kudanya,
untuk mengantarnya kekota. Dengan penuh ramah dia mengucapkan
terima kasih kepadanya, tetapi berkata, “Anakku, Alkitab mengatakan
bahwa kita harus menghindari penampilan kejahatan. Ada lidah yang
bercabang didalam dunia ini, dan seorang anak gadis harus menjaga
namanya diatas celaan. Dan sekarang saya tidak mengijinkan kamu
untuk menarik saya masuk kedalamnya.” Jadi, dengan tidak
mengindahkan protes mereka, dia mengangkat pikulannya dan berjalan
menuju kota.—Spalding, Seventh-day Adventist, appendix note
untuk hal. 40, vol.1, hal. 395, 396.
111
Bagian III
ADVENTISME
MELUAS KE-BAGIAN
BARAT
1868
112
1
Pemelihara-pemelihara Sabat
dibentuk di California
Seekor ular dan sebuah istirahat pada hari Sabat
Ketika saya terlibat untuk membawa frieght meliwati Pikes Peak��
saya membuat sebuah kontrak yang mana didalam kontrak itu
menyatakan bahwa tim dan keandaraannya semua setiap saat harus
berada didawah pengawasan saya dan bahwa kita tidak akan
mengadakan perjalanan pada Hari Sabtu, karena itu adalah hari Sabat,
semua pihak setuju dengan hal ini dan Kapten Parks menanda tangani
kontrak tersebut, dia adalah kepala dari satu bagian yang terdiri dari
lima orang.
Hari Jumat malam yang pertama setelah meninggalkan
Columbus,�� kami berkemah disebuah tempat yang sangat baik untuk
Sabat, dengan harapan untuk tinggal disana sampai dengan hari
Minggu pagi. Semua pihak setuju untuk melakukannya, sampai sebuah
kendaraan datang dan berkemah dekat dengan kami. Seorang pria
dengan nama Esther memiliki semua perlengkapan tersebut. Istri dan
anak-anaknya bersama dengan dia dan juga seseorang yang bernama
Tuan Ide, saudara laki-laki istrinya dan seorang pemuda lainnya.
Rombongan ini sudah lama kenal dengan Kapten Parks, dan ketika
mereka menuju ke Pikes Peaks, Kapten Parks meminta saya untuk
mengikuti mereka dalam perjalanan itu. Saya berkata kepada Kapten
113
Parks bahwa saya tidak dapat melakukan hal ini. Mengetahui bahwa
saya tidak akan pergi, dia berbicara dengan istri saya agar dia dapat
mempengaruhi saya untuk pergi. Dia mengatakan kepada istri saya
bahwa sangat berbahaya bagi kami untuk mengadakan perjalanan
sendiri, karena kami bisa saja diserang oleh orang-orang Indian kapan
saja. (Kami belum bertemu dengan orang Indian semenjak meninggalkan
Elk Horn.�6) Akhirnya istrinya kelihatan ketakutan sehingga
memutuskan untuk pergi, tetapi saya tidak akan setuju. Saya
mengatakan kepadanya bahwa saya akan mengadakan perjalanan
sejauh Hari Minggu sama seperti Hari Sabtu, supaya kita dapat
berkemah bersama setiap malam kecuali Hari Sabtu. Ini tidak
membuatnya senang, namun demikian, dan, sambil meminta empat pria
yang lain untuk menolongnya, dia siap dan berangkat, walaupun saya
melarangnya dan mengatakan kepada mereka untuk mengingat
bagaimana kontrak kita.
Ketika saya mendapati bahwa mereka akan pergi saya mengambil
Alkitab saya dan makan siang, dan pistol saya, dan tinggal dibelakang.
Ketika mereka telah lewat, saya menyusuri Sungai Platte sejauh satu
mil�� dan menyeberang diantara rerumputan yang padat, menuju
kesebuah pulau yang berhutan dan menghabiskan hari itu disana.
Matahari bersinar dengan teriknya pada hari ini, dan saya mulai merasa
ngantuk. Jadi saya menutup Alkitab saya dan menggunakannya sebagai
bantal, dan segera tertidur. Saya tidak lama tertidur, namun, saya tiba-
tiba terbangun karena bunyi desisan, dan, membuka mata, saya melihat
kepala seekor ular yang berjarak hanya tiga inci�� dari wajah saya. Lebar
kepalanya kira-kira tiga inci�9 dan panjangnya lima inci adalah suatu
pandangan yang sangat menakutkan yang pernah saya alami. Dengan
satu gerakan yang cepat saya menggapai sebuah pentung dan dengan
segara membunuh ular itu. Saya tidak tahu jenis ular apa itu, bagi saya
114
paling kurang, adalah yang terbesar yang pernah saya lihat kecuali
didalam pertunjukkan. Panjangnya enam kaki6� dan tiga inci tebal.
Saya tidak bisa tidur lagi sepanjang sisa hari itu dan juga tidak
melihat ular lagi.
Kira-kira dua jam sebelum matahari terbenam, saya mendapati
ada seekor serigala yang besar kira-kira seperempat mil6� jaraknya dari
saya . . . Satu jam kemudian, dua ekor serigala yang lain terlihat pada
tempat dimana saya melihat serigala yang pertama . . . Beberapa menit
kemudian saya menyusuri jalan tersebut, dan saya melewatinya tepat
sebelum matahari terbenam.
Saya telah melihat rentetan dari empat kendaraan yang melewati
jalan itu sekitar tengah hari, jadi saya berharap dapat mencapai
perkemahan mereka sekitar delapan atau sepuluh mil6� didepan. Begitu
saya mencapai jalan tersebut saya berlari kecil dan tidak berhenti
sampai saya mencapai rombongan saya pada pukul 10 P.M.6�
Ketika sampai diperkemahan saya mendapati bahwa semua baik-
baik saja kecuali seorang dari pria-pria itu menghilangkan kampak saya
di sungai, ketika berusaha untuk menyeberangi pulau untuk
mendapatkan kayu untuk memasak makan malam. Ini adalah suatu
kehilangan yang besar bagi saya, karena saya tidak mungkin
mendapatkan yang lain dan yang ada pada saya hanyalah sebuah
kampak kecil bersama dengan beberapa peralatan.
Pria-pria itu tidak mengganggu tim itu lagi, juga tidak meminta
saya untuk melakukan perjalanan pada Hari Sabat. Seringkali
kendaraan akan berhenti selama Hari Sabtu dan Hari Minggu.
Kapanpun mereka melanjutkan pada Hari Sabat, kami biasanya akan
115
menyusul mereka pada Hari Minggu.—Merritt G. Kellogg, M.D., Notes
Concerning the Kelloggs, 1927, hal. 69-72.
Dibulan Maret 1859, M[erritt] G. Kellogg, saudara dari Dr. J. H.
Kellogg, berangkat dari Michigan bersama dengan keluarganya dan satu
peti peralatan, dengan tim, dan berharap dapat mencari pekerjaan di
beberapa kota dibagian Barat. Tepatnya di Sungai Platte, Nebraska, dia
bergabung dengan satu rombongan untuk pergi ke California. Dengan
mengganti lembu dengan kuda, dia bergabung dengan rombongan
tersebut. Karena dia adalah seorang teknisi yang baik, dia merasa yakin
bahwa didalam waktu pergumulan menuju ke “Golden State” tersebut
dia tidak akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan
untuk menghidupi keluarganya. Setelah sebuah perjalanan kurang lebih
selama lima bulan, dipenuhi dengan beberapa kesulitan oleh karena
keputusannya untuk membawa bersamanya kesepakatan yang telah
dibuat oleh rombongan bahwa tidak akan ada perjalanan yang
dilakukan pada Hari Sabat, mereka tiba di Marysville dimusim gugur
pada tahun itu. Dia meninggalkan rombongan, dan tinggal disekitar
Marysville sampai dengan musim gugur tahun 1860, ketika dia
melanjutkan ke San Fransisco, dan segera mendapatkan pekerjaan
dengan gaji yang baik.
Tidak lama setelah tiba di San Fansisco, Saudara Kellogg
berteman dengan B.G. St. John, yang datang dari kota New York
sebelumnya. Di tahun 1843-44 dia adalah seorang Advent yang tekun di
New York. Dia masih percaya kepada kedatangan Kristus yang segera,
tetapi belum punya kesempatan untuk mendengar pekabaran malaikat
ketiga. Saudara Kellogg mendapati keluarga ini sebagai pendengar-
pendengar yang siap kepada pertanyaan tentang kaabah, pekabaran
malaikat ketiga, dan kebenaran Sabat. Mereka memperkenalkan
Saudara Kellogg kepada beberapa teman Baptis mereka, dan mulai
116
memelihara Sabat. Kira-kira tahun 1864 Saudara J. W. Cronkrite,
seorang pembuat sepatu, datang dari Michigan, via the isthmus, ke San
Fansisco, berpikir untuk menghidupi dirinya sendiri dengan
dagangannya, dan dengan mengedarkan traktat melakukan beberapa
pekerjaan misionaris. Beberapa jiwa ini mengadakan pertemuan Sabat
di rumah dari Saudara St. John di Minna St. Didalam kecemasan
mereka untuk melihat pekabaran tersebut disampaikan kepada
khalayak ramai, rombongan ini mengumpulkan 133 dolar dalam bentuk
emas, dan mengirimkannya ke Battle Creek, disertai dengan sebuah
permohonan untuk mendapatkan seorang pendeta. Uang tersebut
diterima di Review pada bulan Desember tanggal 11, 1866. Didalam
surat yang sama Ketua [James] White berkata kepada penyumbang-
penyumbang itu, “Jangan takut; kami percaya bahwa Tuhan akan
menyiapkan apa yang kita perlukan pada waktunya demi perluasan
kebenaran-Nya di California.”
Ketika pertanyaan tentang reformasi kesehatan dimasukkan
kedalam tulisan-tulisan kita, Saudara M. G. Kellogg menjadi sangat
tertarik didalam mempelajari hal yang sama, dan memiliki pemikiran
untuk pergi kebagian Timur untuk belajar ilmu kedokteran. Karena
berhasil mengumpulkan uang dari pekerjaan tukang kayu, dengan
jumlah beberapa ratus dolar, dia pergi di tahun 1867, via the isthmus,
untuk belajar selama musim dingin di Perguruan Tinggi Dr. Trall,
Florence Heights, N. J. Sebelum memasuki sekolahnya, dia mengunjungi
Battle Creek, Michigan, untuk membuat permohonan pribadi untuk
pekerjaan di California. Dari kunjungannya, didalam Review Nopember
12, 1867, Saudara White berkata: “Kami mendapat kunjungan minggu
yang lalu dari M. G. Kellogg, yang telah selama sembilan tahun terakhir
di California memelihara Sabat, dan melalui teladannya, dan dari
publikasi dari kantor tersebut, membuat terang dari pekabaran itu
bersinar. Cukup banyak, sebagai hasilnya, yang memelihara Sabat. Dia
117
berencana untuk kembali dimusim semi; dan seharusnya demikian,
kami yakin bahwa dia akan mampu untuk membawa beberapa bantuan
kepada ladang yang menjanjikan itu.”—Loughborough, “Sketches of
the Past-No. 139,” Pacific Union Recorder, Juni 19, 1913, hal. 2, 3.
Mereka pergi berdua-dua
[Keputusan untuk mengirim misionaris untuk membuka pekerjaan secara
resmi di California dibuat pada tahun 1868 dalam rapat General
Conference di Battle Creek, Michigan].
Selama musim dingin tahun 1867-1868, karena telah menjadikan
Battle Creek, Michigan sebagai rumahnya untuk selama sepuluh tahun,
banyak terlintas didalam pikiran untuk merubah ladang pekerjaannya.
Banyak doa yang dipanjatkan kesurga mengenai topik ini, dan kesan
semakin kuat terasa bahwa tempat pekerjaan harus berada di bagian
barat daya, dan satu jarak yang jauh disitu. Masih mencari hikmat dan
tuntunan, Tuhan memberikan kepada penulis sejumlah mimpi, dalam
mana bekerja di California dengan sebuah tenda dan sebaliknya
sebagian besar digambarkan. . . .
Ketika itu berkembang, pikiran dari Ketua D. T. Bourdeau
memikirkan sikap yang sama, dan sangat yakin bahwa dia telah
berketetapan bahwa dia akan dikirim ke beberapa ladang yang jauh
dibagian barat dan tidak kembali ke Vermont untuk menjual harta
miliknya, kuda, kereta dan barang-barang rumah tangga, datang ke
Battle Creek bersama istrinya untuk menghadiri General Conference,
dengan semua simpanannya di bank, dan siap untuk pergi dimana
General Conference dan pernyertaan Allah akan tunjukkan.
118
Ketika konferens mengadakan rapat di bulan Mei 1868, Saudara
M. G. Kellogg juga hadir, dan menyampaikan pemohonan yang sungguh-
sungguh untuk seorang pekerja diutus ke California. Didalam masa-
masa itu, ketika penyelenggaraan ladang kita sangat terbatas, dan kira-
kira semua pendeta menghadiri General Conference, model prosedur
pendistribusian pekerja adalah melakukan panggilan untuk memberi-
kan sebuah laporan dan lamaran untuk bekerja dari ladang yang
berbeda. Kemudian ketua General Conference akan meminta kepada
semua pekerja untuk mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh untuk
mendapat bimbingan, sehingga pikiran masing-masing semakin terang
terhadap ladang yang akan dia kerjakan. Didalam satu atau dua hari
pendeta-pendeta tersebut akan dipanggil kepada tahap yang lebih
khusus dimana Tuhan kelihatan sedang menuntun mereka kesana . . .
Ketika laporan dikumpulkan pada Mei 18, satu demi satu berdiri dan
menyatakan pendiriannya. Ini akan berlanjut terus sampai setiap
panggilan khusus telah dimasukkan, dan semua pendeta harus melapor
kecuali Ketua Bourdeau dan penulis. Tidak seorang pendetapun yang
menyinggung tentang ladang di California. Ketua [James] White
kemudian berkata, “Tidak adakah seorangpun yang merasa tergerak
sehubungan dengan ladang yang ada di California?”
Kemudian, untuk pertama kali, penulis berdiri dan menyatakan
ketertarikannya dan impian-impiannya sehubungan dengan ladang di
California. Kelihatannya Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di
California. Kemudian Saudara White berkata, “Ketika Tuhan mengutus
hamba-hamba-Nya, Dia mengutus mereka berdua-dua, dan kelihatan-
nya bahwa dua pendeta harus pergi keladang yang jauh itu. Tidak ada
yang lain yang dipikirannya yang telah dituntun kepada ladang
tersebut?” Kemudian Saudara Bourdeau berdiri dan menyatakan
bagaimana dia telah mengambil keputusan, dan bahwa dia datang
kepada pertemuan dengan rombongannya dan semua persiapan siap
119
untuk pergi kemana saja Konferens akan katakan. Dengan demikian
pertemuan untuk pembagian pekerja ditutup. Saudara White berkata,
“Maukah Saudara Bourdeau dan Loughborough mendoakan hal ini
masing-masing sampai pada hari Review dicetak, supaya mereka dapat
memastikan keputusan Tuhan didalam hal ini?” Kami dengan sungguh-
sungguh mencari Tuhan, dan ketika kita menemukan kesepakatan,
“California atau tidak sama sekali.” Pada tanggal 31 Mei pagi hari, pada
hari ketika Review akan dicetak,” Saudara White berkata, “Saudara-
saudara apa keputusannya?” Jawaban kami secara serentak adalah,
“California atau tidak sama sekali.” Dia langsung menulis pernyataan
tersebut untuk dokumen, menyatakan bahwa 1,000 dolar harus di
amankan untuk membeli sebuah tenda, dan untuk mengirim Ketua
Bourdeau dan Loughborough ke California. Dia berkata bahwa dia telah
memutuskan masalah ini selama beberapa hari. Dia hanya menunggu
keputusan kita.—Lougborough, Sketches of the Past-No. 140,
“Pacific Union Recorder, Juli 3, 1913, hal. 5.
Sebuah penawaran perjalanan antar negara
Ketika, dimusim semi tahun 1868, keputusan telah dibuat untuk
membuka pekerjaan di Pantai Pacific, jalan kereta api lintas belum
selesai, ada suatu pemisah sejauh kira-kira lima ratus mil6� yang belum
selesai diantara Union Pacific dan Sentral Pacific. Tugas kita adalah
datang dengan kapal uap dari New York ke Aspinwall,66 meliwati
isthmus ke Panama,6�kemudian dengan kapal uap ke San Fransisco.
Ketika kami sedang menunggu tenda kami sedang dibuat di Rochester,
New York, dan selain bersiap-siap untuk perjalanan kami,6� ada suatu
penyertaan yang aneh yang sangat menyenangkan didalam masalah ini.
120
Tuan Peters, dari Battle Creek, yang telah tiga kali melintasi
isthmus, berkata kepada penulis: “Anda akan baik-baik saja untuk pergi
ke New York dan menjamin tiketmu untuk beberapa hari sebelum anda
berlayar. Anda akan mendapatkan akomodasi yang terbaik di jalan
Pacific Mail. Ada jalan yang lain, seorang Amerika, yang mengoperasikan
sebuah perahu layar diantara jalan pos, dan ada suatu pertimbangan
persaingan transportasi antara hari-hari pelayanan jalan pos. Kamu
pergi ke New York pada hari setelah kapal itu telah berlayar. Pergilah ke
kantor dari American line dan dapatkan gambaran yang terbaik untuk
pelayaran mereka yang berikutnya. Kemudian dengan gambaran-
gambaran ini pergilah ke kantor mail line dan mereka akan berikan
kepada anda lebih rendah. Dan untuk keberangkatan anda, gantinya
membawanya bersama anda, kirimkan saja itu melalui kapal ke New
York melalui Wells Fargo, dengan harga yang lebih rendah ke California.
Itu akan tiba disana kira-kira dua minggu setelah anda tiba, dengan
harga sekitar sepertiga yang akan anda dapatkan.”
Kami mengikuti saran dari Tuan Peter. Kami mendapati bahwa
tiket-tiket yang dibeli pada hari itu dari pelayaran dengan kapal uap,
ongkos kabin, seharga 160 dolar untuk orang dewasa dan seperempat
dari jumlah tersebut untuk anak-anak dengan usia tiga setengah tahun.
Maka ini akan berjumlah sekitar 680 dolar untuk rombongan kami.
Dalam perjalanan ke American Line, agen tersebut mengatakan bahwa
dia akan menagih dari orang dewasa seharga 129 per orang, dan untuk
anak-anak seharga 32 dolar, yang berarti akan berjumlah 548 dolar
untuk semuanya. Dengan gambaran harga ini saya mendatangi kantor
Pacific Mail Line. Kapal untuk perjalanan mereka berikutnya, “Rising
Star,” berlabuh di dermaga disamping kantor tersebut. Saya adalah
orang kedua yang mendaftar untuk mendapatkan tiket masuk. Agen
tersebut membawa saya ke-kapal dan membiarkan saya untuk memilih
ruangan yang baik dekat dengan pusat kapal, dan menawarkan biaya
121
untuk semua sebesar 467.50 dolar. Berarti ini ada sekira 212.50 dolar
kurang dari yang harus kami bayar sebelum disarankan oleh Tuan
Peters, sebab kami berencana untuk pergi ke kapal uap untuk
mendapatkan tiket pada pagi hari untuk berlayar. Semuanya ini telah
diselamatkan oleh sebuah perjalanan dari victor [New Yokr] ke New York
City dan kembali, dengan harga 17 dolar.
Hari Rabu, tanggal 24 Juni, kapal kami meninggalkan New York
City, dan kami tiba di Aspinwell pada hari Jumat, Juli 3, pukul 9 pagi.
Pada pukul sebelas kami sedang dalam perjalanan menuju Panama
[City] dengan kereta, ketika kami tiba pukul 4 sore., kemudian dibawah
oleh perahu penarik menuju ke-kapal uap itu, yang telah berlabuh kira-
kira satu mil69 dari pantai. Kami diberitahu bahwa kapal tersebut akan
segera berangkat menuju California. Rupanya, perahu kami tetap
berlabuh sampai dengan hari Minggu pagi, Juli 5, pukul 4 pagi.
Penyebab keterlambatan tersebut adalah ini: Kapal ini, “Golden
City,” adalah kapal yang terbesar yang dimiliki oleh perusahaan. Kapal
yang berikut yang akan melakukan perjalanan adalah sebuah kapal
yang lebih kecil; jadi perusahaan tersebut mengambil semua pengiriman
yang kecil supaya itu dapat disimpan dengan baik untuk memudahkan
perjalanan berikutnya, dan untuk meringankan pengiriman yang sedang
menunggu.
Perjalanan kami dari New York ke San Fransico, lebih dari 6,000
mil,�� sangat menyenangkan, khususnya di laut pasifik. Kapal kami
sampai disebuah dermaga di San Fransisco pada pukul 10 pagi., hari
Sabat, Juli 18, selama dua puluh empat hari dari New York. Karena
Saudara [ M. G.] Kellogg telah memberikan kepada kami alamat dari
keluarga Saudara [B. G.]St. John, di Mina Street, dengan jaminan bahwa
mereka akan menerima kami sampai kami dapat membuat pengaturan
122
yang lebih jauh, Saudara Bourdeau langsung saja mencari prospek,
sementara saya tinggal bersama keluarga tersebut sampai barang-
barang datang dari kapal. Dia segera kembali, dan berkata bahwa dia
telah menemukan pemelihara-pemelihara Sabat yang baru (terdiri dari
Saudara St. John, istrinya dan dua putri mereka, Saudara [J. W.]
Cronkrite, dan seorang Saudara bernama Moon,—kedua orang ini akan
meninggalkan kota pada hari Senin dengan kapal) berkumpul untuk
sebuah pertemuan, yang telah mereka tunda sampai kami tiba. Seorang
petugas membawa kami bersama dengan barang-barang kami ke
Saudara St. John, dimana kami diterima dan kami langsung
mengadakan pertemuan Sabat sebagai perkenalan kami yang pertama
untuk California.—Loughborough, “Sketches of the Past-No. 141,”
Pacific Union Recorder, Oktober 30, 1913, hal. 1.
Sebuah mimpi tentang dua orang
Sebuah peristiwa terjadi sehubungan dengan pembukaan
pekerjaan di Pacific Coast yang menggambarkan bahwa penyertaan
Allah senantiasa bekerja dan menyiapkan jalan dihadapan hamba-
hamba-Nya sementara mereka memohon tuntunan-Nya, dan ketika,
mereka tidak mengerti sama sekali.
Ketika Ketua James White melakukan panggilan di dalam Review
untuk 1,000 dolar untuk mengirim Ketua Bourdeau dan Loughborough
ke California dengan sebuah tenda yang baru, salah satu dari surat
kabat New York City menangkapnya sebagai sebuah pokok berita, dan
memasukkannya kedalam surat kabar mereka, menyatakan bahwa
kedua evangelis tersebut baru saja mau berlayar menuju California
untuk mengadakan pelayanan-pelayanan keagamaan didalam sebuah
123
tenda yang besar. Surat kabar yang memuat berita ini tiba di California
beberapa minggu sebelum kami tiba.
Pada saat itu di Petaluma ada serombongan para penyembah yang
menyebutkan nama mereka kelompok Independen. Kelompok ini terdiri
dari mereka yang telah memisahkan diri mereka dari berbagai gereja,
dengan merasa bahwa mereka tidak dapat lagi bersekutu dengan
formalitas dan keangkuhan yang ditemukan didalam mereka. Mereka
kelihatan orang-orang yang sungguh-sungguh dan penuh penyerahan,
yang berbakti disebuah tempat yang telah mereka bangun. Ketika
mereka melihat pengumuman tentang kedatangan evangelis tersebut
kekota mereka dengan sebuah tenda, mereka berkata:
“Ini mungkin Tuhan telah mengutus orang-orang ini dengan tenda
mereka untuk melakukan suatu pekerjaan yang harus dilakukan
disepanjang pantai ini.” Mereka serentak menjadikan topik ini sebagai
sebuah pokok doa. Petisi mereka yang terutama adalah: “Jika mereka ini
adalah hamba-hamba-Mu Tuhan, nyamankanlah perjalanan mereka,
dan datanglah Engkau bersama dengan mereka.”
Ada seorang diantara mereka, yaitu Saudara Wolf, yang sangat
sungguh-sungguh, dan yang kepadanya Tuhan telah memberikan
mimpi-mimpi yang berkesan dalam beberapa waktu yang berbeda, yang
telah membuktikan kegunaan yang praktis bahwa rombongan ini sangat
percaya kepada mereka. Setelah selesai satu sesi doa mereka yang
khusus, Saudara Wolf mendapat sebuah mimpi yang sangat
mengejutkan. Di dalam mimpinya dia melihat kesuraman dan kegelapan
menutupi seluruh negeri. Sementara menimbang-nimbang hal ini, dia
melihat dua orang menyulutkan api, yang menyebabkan suatu cahaya
terang yang luarbiasa, dan membawa sukacita yang bagi penduduk.
Ketika api itu menjadi semakin terang, orang-orangnya bersukacita oleh
124
karena terang yang telah datang ketengah-tengah mereka. Pada saat itu
dia melihat semua pendeta di Petaluma datang sambil membawa sikat,
jerami dan tumpukkan rumput dan melemparkannya kedalam api,
mencoba untuk memadamkan api itu. Namun, semakin mereka
berusaha untuk memadamkan api itu, semakin terang api itu bernyala.
Sementara pendeta-pendeta ini sedang sibuk berusaha untuk
memadamkan api tersebut, pria-pria tadi telah menyulutkan api yang
kedua. Pendeta-pendeta itu dengan cara yang sama berusaha untuk
memadamkan api yang kedua itu, tetapi hasilnya tidak lebih baik dan
berhasil dari usaha mereka yang pertama. Peroses ini terjadi sampai
kedua pria itu telah menyalakan lima api, dan cahaya terang benderang
terpancar kemana-mana menembusi kegelapan. Pendeta-pendeta
tersebut telah berusaha dengan sia-sia untuk memadamkan semua api
tersebut. Kemudian dia mendengar para pendeta itu bertukar pendapat
tentang hal itu dan mereka berkata: “Tidak ada gunanya bagi kita untuk
secara terbuka menentang kedua orang ini, sebab mereka selalu selalu
mendahului kita setiap saat. Kita akan membiarkan mereka seperti itu,
dan berhenti menentang mereka secara terbuka.” Mulai dari saat itu
mereka meninggalkan kedua pria itu bersama apinya.
Kemudian saudara kita itu diberitahukan didalam mimpinya
bahwa kedua orang ini adalah kedua evangelis yang sedang datang
dengan tenda itu, dan sebagai satu kelompok mereka harus menolong
kedua orang ini. Dia diijinkan untuk memandang kedua orang itu
supaya dia mengenal mereka ketika bertemu dengan mereka. Dia
menghubungkan mimpinya kepada rombongan tersebut, mereka yang
percaya bahwa itu adalah datangnya dari Tuhan, dan memutuskan
untuk menolong kedua orang itu bilamana mereka tiba, dan jika
memungkinkan, biarlah mereka mulai melakukan pekerjaan dengan
tenda mereka di Petaluma.
125
Baru saja saudara itu menerangkan mimpinya, kota Petaluma
beritakan telah dikarantinakan oleh karena penyakit cacar, jadi tidak
ada pertemuan jenis apapun diijinkan untuk diadakan selama beberapa
minggu. Saudara Wolf berkata kepada orang-orangnya bahwa dia harus
bertemu dengan kedua evangelis ini pada waktu mereka tiba, karena
apabila mereka adalah orang-orang yang dia lihat didalam mimpinya,
dia akan mengenal mereka. Tentang semua ini kami tidak tahu apapun
sampai beberapa saat setelah pembukaan pertemuan-pertemuan di
Petaluma.—Loughborough, “Sketches of the Past-No. 142,” Pacific
Union Recorder, Nopember 27, 1913, hal. 1, 2.
Kami tidak mengharapkan tenda kami sampai dua minggu setelah
kami tiba di San Fransisco. Kami sangat terkejut, pada pagi hari
ditanggal 20 Juli, ketika Saudara Bourdeau dan saya berjalan-jalan ke-
dermaga Pacific Mail, ketika memasuki gudang mereka, untuk melihat
apakah ransel yang berisikan tenda mereka telah tiba bersama dengan
kapal yang mereka tumpangi! Kali adalah sebuah penyertaan yang lain.
Tenda kami berada diantara barang-barang tambahan yang dimuatkan
pada Panama untuk meringankan beban dan kapal berikutnya yang
sedang dalam perjalanan ke San Fransisco, jadi kami hanya membayar
harga yang kecil untuk sesuatu yang datang dengan cara ekspres.
Ketika tenda kami tiba, kami bergegas untuk mempersiapkan
peralatannya semua peralatannya, tali, lampu, dan siap untuk
memulaikan pertemuan-pertemuan tenda disuatu tempat. Kami
kemudian membawa tenda itu kerumah Saudara St. John dan mulai
untuk belajar dan berdoa untuk masalah itu yaitu dimana tenda itu
harus dipasang. Beberapa pemelihara Sabat menjadi cemas dengan
usaha kami yang pertama untuk melakukannya disana. Ketika kami
telah mendoakan masalah ini, hati kami tergerak untuk menuju kearah
126
barat laut, dan jauh dari San Fransisco. Saudara St. John akan berkata,
“Arah yang anda tunjuk haruslah Sonoma County, tetapi kami mau
supaya tenda itu dibangunkan disini.”
Kami kemudian mulai mencari lokasi yang nyaman untuk
membangun tenda itu didalam kota. Akhirnya kami menemukan suatu
lokasi yang aman. Tempat itu adalah milik dari seorang Yahudi, yang
berkata bahwa dia akan menjual tempat itu, dan tidak akan
membiarkan kami menggunakannya kurang dari 40 dolar sebulan. Itu
akan menggenapi pertanyaan tentang memulaikan usaha tenda di San
Fransisco pada saat itu. Saya telah mengadakan pertemuan-pertemuan
yang diadakan ditenda selama empat belas tahun, dan tidak pernah
membayar satu dolarpun untuk lokasi dimana tenda itu dibangun.
Keputusan kami adalah untuk pergi keluar kota dengan tenda kami.
Tetapi pertanyaannya adalah, Dimana?
Namun masalah itu terus berlangsung sampai Juli 27, ketika
Saudara Hough, salah seorang dari kelompok independen dari Petaluma,
Sonoma County, dipanggil ditempat Saudara St. John, dan bertanya jika
ada dua orang pendeta berhenti bersama-sama dengan dia yang baru
saja datang dari States dengan sebuah tenda. Ketika dia bertemu
dengan kami, dia berkata bahwa dia adalah dari kelompok penyembah
yang berasal dari Petaluma yang mengetahui bahwa ada dua pendeta
sedang dalam perjalanan ke-kota dengan sebuah tenda, dan bahwa
rombongan itu telah mendelegasikan dia untuk datang kekota dan
mengundang kami untuk memasang tenda kami terlebih dahulu di
Petaluma.
Bagaimana dia dapat menemukan kami didalam kota yang
ditinggali oleh kurang lebih 175,000 penduduk? Didalam perjalanannya
menuju kota, dia digerakkan untuk pergi langsung ke dermaga Pacific
127
Mail, dan bertanya jika sebuah tenda telah datang dengan kapal mereka
yang terakhir dari Panama. Setelah diinformasikan dengan tegas, dia
bertanya, “Darimana tenda tersebut telah diambil?” Ketika dia
menanyakan pertanyaan tersebut, petugas pengeringan yang telah
memindahkan tenda itu kedalam gudang. Dia berkata bahwa dia telah
memindahkan tenda itu kepada satu jumlah di Minna Street. Jadi kira-
kira tiga puluh menit dari waktu Saudara Hough mendarat di San
Fransisco dari kapal Petaluma, dia telah menemukan kami.
Kami kemudian pergi ke Petaluma pada hari berikutnya. Pada
waktu kami tiba, Saudara Hough menemui kami dan berkata: “Anda
akan menginap dirumah saya malam ini, tetapi telah diatur supaya anda
nanti makan malam dirumah Saudara Wolf. Saya akan pergi bersama
anda kesana, dan akan datang menjemput anda setelah makan malam.”
Kami dapati kemudian bahwa ini telah diatur supaya Saudara Wolf
dapat melihat kedua orang tersebut, dan pastikan bahwa merekalah
orang-orang yang dilihat didalam mimpinya. Dia berkata kepada
istrinya, ketika dia melihat kami datang bersama Saudara Hough:
“Istriku, mereka telah datang. Mereka adalah orang-orang yang telah
saya lihat didalam mimpi.” Itu telah menyelesaikan masalah dengan
rombongan tersebut, dan mereka melakukan apapun untuk menyiapkan
ruangan bagi kami, dan mengatur untuk pertemuan-peretemuan tenda.
Pada tanggal 19 Juli, kami kembali ke San Fransisco, dan siap untuk
memindahkan semua perlengkapan kami ke Petaluma, dan pemindahan
itu dilakukan pada tanggal 3 Agustus. Kami tinggal dirumah yang
menjadi milik Saudari Otis, salah satu pengikut kelompok independen
itu, dan mempersiapkan sedapat mungkin secepatnya untuk membuka
pertemuan-pertemuan di Petaluma, sebuah kota yang telah
dikarantinakan selama sebulan oleh karena penyakit cacar, usaha tenda
kami menjadi pertemuan umum yang pertama setelah karantina itu
128
dicabut.—Loughborough, “Sketches of the Past-No. 143,” Pacific
Union Recorder, Pebruari 12, 1914, hal. 5, 6.
Kelompok independen ini mempersiapkan segala sesuatu untuk
tenda kami; tetapi kami masih membutuhkan kayu untuk tempat
duduk, jadi Saudara Hough memperkenalkan saya kepada Tuan Rice,
seorang pedagang kayu di kota. Saya berkata kepadanya bahwa di kota,
kami biasanya menggunakan kayu dari ladang itu dengan gratis, dan
akan membayar apa yang dipotong atau rusak ketika dikembalikan.
“Kalau begitu,” katanya, “Saya tidak tahu bagaimana untuk
mempercayai seorang pendeta dengan kayu. Pengalaman saya dengan
mereka telah mengajarkan saya bahwa mereka adalah sepasang pria
yang suka akan resiko. Paling sedikit kami telah menemukannya
demikian di California.” Dengan senyum, saya berkata, “Tuan Rice, anda
mungkin tidak akan menemukan hal yang sama.” Setelah memandang
kepada saya dan melihat bahwa saya tidak sedang membela diri
terhadap kata-katanya, dia menjawab, “Saya akan memberikan seribu
kaki kayu kepada anda jika Tuan Hough yang akan mengamankannya.
Itu kedengaran sedikit kasar kepada kami; tetapi saya mengucapkan
terima kasih kepadanya dan juga untuk akomodasi tersebut.
Pelayanan kami ditenda dibuka pada hari Kamis malam, Agustus
13, dipadati oleh pendengar-pendengar yang penuh perhatian. Pada
waktu kami tiba di San Fransisco, kami telah menerima suatu kesaksian
dari Nyonya White. Adalah instruksi yang diberikan kepadanya didalam
khayalnya di Battle Creek, ketika kami masih berada di New York
menunggu penyelesaian tenda kami. Itu berhubungan dengan sikap
pekerjaan di California. Surat-surat pada waktu itu melintasi lima ratus
mil dengan jalan yang belum selesai yang dikerjakan oleh “pony
129
ekspress,” sementara semua kiriman yang berat dilakukan melalui laut.
Jadi surat-surat tersebut menunggu kedatangan kami.
Saudara Bourdeau dan saya telah bekerja di kota-kota di New
England, dimana penghematan yang hebat dilakukan, sama seperti yang
diekspresikan oleh mereka, “kedua ujung bertemu.” Kesaksian kepada
kami mengatakan: “Kamu tidak dapat bekerja di California sama seperti
yang telah kamu lakukan di New England. Penghematan yang ketat
akan dipertimbangkan pada setiap sen oleh orang-orang di California.
Disana perkara-perkara diatur pada satu skala yang lebih liberal. Kamu
harus berhadapan dengan mereka dalam semangat yang liberal, tetapi
tidak dengan sikap pemborosan.” Adalah tugas kami untuk
mengaplikasikan instruksi ini.
Kami membawa beberapa pamplet dan traktat bersama dengan
kami untuk memulai pekerjaan kami, dengan membiarkan pengiriman
yang lebih berat mengikuti dari belakang dengan harga yang rendah,
setiap penumpang dewasa hanya diperbolehkan membawa barang
seberat seratus pon dan dengan biaya sepuluh sen per pon untuk
melintasi isthmus dengan kereta ke Panama. Uang logam yang terkecil
yang digunakan di California pada saat itu adalah sepuluh sen. Ketika
mereka melihat traktat-traktat kami dengan harga satu dan dua sen
satu lembar, mereka bertanya: “Apakah anda menjualnya? Tidak ada
sen yang beredar disekitar sini.” Jawab kami adalah, “Kami dapat
memberikannya dengan Cuma-Cuma.”
Pada hari Minggu pagi yang pertama, kami meletakkan buku-
buku kami dan traktat-traktat sebanyak seratus lembar menjadi satu
paket. Pada hari Minggu itu pendeta dari gereja yang terbesar ditempat
itu mengalami serangan asma, dan membubarkan jemaatnya tanpa ada
kebaktian. Banyak dari anggota-anggota datang ketenda. Salah satu dari
130
mereka adalah Saudara Moore, dia berkata, “Jika mereka mengatakan
kepada kita kapan dunia ini akan berakhir, saya akan bangkit dan
mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak tahu apa-apa tentang
hal itu.” Ketika anggota-anggota dari gereja tersebut masuk, mereka
mengambil tempat duduk paling depan. Jemaat mendengar nyanyian-
nyanyian, semuanya baru bagi mereka, dalam mana kami selalu
bawakan keempat ayatnya. Dengan perhatian yang dalam mereka
mendengar kepada lagu-lagu pujian, dan memberikan perhatian yang
sungguh-sungguh kepada firman yang disampaikan.
Tepat sebelum penutupan acara, saya dapati bahwa kami
mempunyai masalah dengan membaca tentang topik yang baru kami
sampaikan. “Disini saya katakan, “apakah satu set dari pamplet yang
berisikan lima ratus halaman, seharga lima puluh sen satu paket.
Saudara Bourdeau akan memberikan traktat-traktat itu ditempat
dimana dia berdiri bagi semua yang mau menerimanya.” Saudara Moore
berdiri, mengambil satu paket dari buku-buku itu dan meletakkan dua
dolar setengah diatas penyangganya. Saya berkata, “Kami akan
menjualnya setelah acara ditutup.” Dia menjawab, “Saya takut kalau
saya tidak akan mendapatkan satupun.” Setelah kebaktian itu, saya
berkata kepada saudara tersebut, “Buku-buku itu hanya seharga lima
sen.” Dia menjawab, “Satu dolar sudah cukup murah.” Ketika Saudara
Bourdeau sedang memberikan traktatnya, seorang pria berkata: “Anda
tidak dapat memberikan traktat-traktat tanpa bayar. Ini ada satu dolar.
Berikan yang seharga satu dolar untuk saya.” Seorang yang lain
memberikan kepadanya lima puluh sen, yang lainnya seperempat dolar.
Didalam waktu yang kurang dari yang seharusnya untuk menulis ini,
meja kami telah kosong dari buku-buku dan traktat-traktat, dan jemaat
meninggalkan tenda dengan ekspresi yang menyenangkan dengan
pendeta-pendeta yang baru yang telah datang diantara mereka.
131
Jadi dibukalah pertemuan tenda kami yang pertama di California.
Setelah penutupan pembagian traktat tersebut, Ketua Borudeau
mendapati bahwa orang-orang itu telah memberikan kepadanya uang
yang lebih dari harga eceran dari traktat-traktat yang telah diberikan.—
Loughborough, “Sketches of the Pass-No. 144,” Pacific Unior
Recorder, Maret 19, 1914, hal. 2, 3.
132
2
Pacific Press, Oakland, California
Kepemimpinan yang agresif dari seorang yang dipilih
Terbitan yang pertama dari Signs of the Times dikirimkan kepada
satu daftar calon pelanggan yang disusun oleh putra Ketua [James]
White, J. E. White, termasuk semua pelanggan dibagian barat kepada
Review and Herald. Majalah-malajah ini ditawarkan seharga 2 dolar
pertahun kepada mereka yang memilih untuk membayar. Yang lainnya
dapat menerimanya secara gratis sejauh teman-teman yang
berkemurahan hati akan mengijinkannya. Jadi status misionaris dari
majalah itu dibentuk pada mulanya, dan pendistribusiannya
dipertimbangkan sebagian besar oleh jumlah yang mana anggota-
anggota gereja mau untuk memberi. Permohonan dibuat untuk alamat-
alamat dengan pengharapan bahwa salinan dari tulisan itu dapat
disediakan kepada semua yang merasa berminat. Dana dikumpulkan
untuk membayar pendistribusian cuma-cuma ini.
Sekarang datanglah satu demonstrasi dari kepemimpinan yang
agresif dari James White. Didalam sebuah catatan didalam terbitan yang
pertama, yang dia tanda tangani sebagai Ketua dari Asosiasi Percetakan
Masehi Advent Hari Ketujuh, dia menyarankan bahwa dengan 2000
dolar dia dapat membeli semua materi yang diperlukan untuk mencetak
Signs dan bahwa, setelah memulai penerbitan, dia akan mengembalikan
semua peralatan kepada asosiasi percetakan jika satu dapat dibentuk di
Pacific Coast. Dia mengingat bahwa dia telah melakukan hal ini ketika
133
Asosiasi Percetakan dibentuk di Battle Creek di tahun 1861 untuk
menerbitkan Review. Pembaca-pembaca dari pantai kepantai didorong
untuk menopang Review dan Herald dan pada saat yang bersamaan
untuk menolong naskah yang baru.
Satu minggu kemudian harapan dari James White naik. Didalam
terbitan yang kedua dia meminta untuk 10,000 pelanggan kepada uang
Signs atau tidak sama sekali, dan dia inginkan 100 penyumbang dengan
masing-masing 100 dolar untuk membeli sebuah steam press dan
perlengkapannya. Delapan penyumbang dengan nilai 100 dolar telah
terdaftar, termasuk James White, Ellen White dan J. N. Loughborough.
Daftar yang semakin bertambah dipublikasikan didalam terbitan
berikutnya. Didalam penerbitan yang kelima 10,000 dolar untuk
membeli sebuah steam press telah bertambah menjadi 20,000 dolar
untuk membangun dan melengkapi sebuah lokasi percetakan. Seratus
ribu dolar telah dibayarkan untuk materi-materi yang dipakai didalam
membuat bentuk-bentuk yang siap untuk menyewa pekerjaan press.
Rapat tahunan ketiga dari California State Conference diadakan
pada bulan Oktober tanggal 2, 1874, di Yountville, selama perkemahan.
Pada hari yang ketiga Ketua G. I. Butler, yang adalah seorang utusan
dari General Conference, membaca pesan dari Ketua James White, yang
berada di Battle Creek yang telah dipilih untuk kedua kalinya sebagai
Ketua General Conference. General Conference, katanya, telah
memutuskan satu sumbangan sebesar 6,000 dolar untuk membeli
sebuah steam press dan peralatan yang lain untuk mencetak Signs of
the Times. Ketua White telah berencana untuk memimpin secara pribadi
penerbitan dibagian Barat, tetapi karena tugas yang baru harus
membutuhkan kehadirannya dibagian Timur, maka diusulkan agar
California Conference yang mengambil alih percetakan tersebut.
134
Pemberian dan tanggungjawab telah diterima. Komite Konferens setuju
untuk membeli Signs dan menjalankan pengawasan sampai sebuah
organisasi yang sah harus dibentuk dan pegawai-pegawainya dipilih.”
Sekarang muncul masalah untuk mengumpulkan dana untuk
sebuah bangunan. Ketua Konferens, yaitu Saudara Loughborough,
mengunjungi orang-orang yang ada diperkemahan, meminta paling
kurang 10,000 dolar. Konferens telah memutuskan untuk menaikkan
1,000 dolar untuk sebuah tenda penginjilan. Kebutuhan itu juga
disampaikan pada pertemuan ini. Hasil didalam janji sebesar 19,414
dolar untuk Signs dan 1,616.20 dolar untuk tenda tersebut. Ada dua
pemberian yaitu 1,000 dolar dan beberapa 500 dolar, tetapi yang
sisanya adalah jumlah yang kecil. Disini adalah sebuah contoh yang
tipikal dari skala yang besar tentang cara berpikir dan memberi dari
orang-orang Barat. Kemudian diputuskan untuk menyumbang 500 dolar
dari dana negara kepada General Conference. Pemberian ini diterima
dengan senang hati, tetapi itu dikembalikan kepada Conference
California bulan Pebruari berikutnya mengingat akan kebutuhan-
kebutuhan dari wilayah bagian Barat.
Pemberian yang bermurah hati itu sebagai tambahan kepada dana
kebaikan hati yang systematis, meningkat menjadi lebih dari 4,000 dolar
setiap kwartal, langganan misionaris kepada Signs, dan kerelaan hati
yang lain. Perlu diingat bahwa keanggotaan di California adalah kurang
dari 500 orang. Rapat General Conference di bulan Agustus, 1875,
mendaftarkan keanggotaan California sebanyak 450 orang, dan
keanggotaan wilayah bagian Barat antara Mexico dan British Columbia
ada 1,000 orang. Tidak heran seorang reporter, ketika mencatat
gambaran 19,414 dolar ini, bertanya kepada Ketua M. E. Cornell jika
jumlah yang telah diberikan kepada percetakan adalah sebesar 1,900
135
dolar.—Richard B. Lewis, Streams of Light, The Story of the Pacific
Press, 1958, hal. 3, 4.
Orang-orang yang rendah hati digerakkan oleh iman
“Diantara cerita-cerita yang diceritakan oleh orangtua saya [Alma
McKibbin] pada masa kanak-kanak saya adalah sebuah cerita tentang
perkemahan yang diadakan di Yountville . . . Masalah yang sangat
penting pada perkemahan ini adalah kebutuhan akan sebuah naskah
dalam mana cetakan kebenaran Alkitab yang sangat berharga bagi
mereka yang mereka rasakan sebagai tugas mereka untuk bagikan
kepada dunia.
“Orang tua saya baru-baru ini telah datang dari Middle West
dimana uang dalam jenis apapun sangat langka, khususnya uang logam
yang terbuat dari emas. Ketika orang-orang diminta untuk memberikan
kontribusi kepada pekerjaan ini, ayah saya, memandang kepada semua
jemaat, dan berkata kepada dirinya sendiri: “Orang-orang ini tidak akan
sanggup untuk memberi dengan cukup untuk membeli tinta untuk edisi
yang pertama,’ Tetapi tangan-tangan yang masuk kedalam saku blue
jeans atau kedalam lipatan baju membawa bukan saja perak, tetapi
emas—uang logam emas dan, masih mengagumkan, emas dalam bentuk
potongan sebesar permen dan sebesar irisan keju. Segera ribuan dolar
menumpuk diatas mimbar—pemberian dari suatu umat yang rendah
hati yang digerakkan oleh iman yang besar.”
Didalam beberapa menit emas dan janji-janji berjumlah 19,414
dolar. Ketika tiba waktunya untuk membayar janji-janji tersebut, januari
1, 1876, jumlah 20,000 dolar telah dibayar kedalam dana tersebut. Pada
136
hari yang sama dipertemuan perkemahan 1,616 dolar juga dibuat dalam
bentuk janji-janji untuk dana pertemuan perkemahan. Menunjuk
kepada kebaikan hati ini, [Ketua G. I.] Butler menulis:
“Kita telah memiliki kekuatan keuangan ditempat ini yang cukup
untuk melakukan segala sesuatu yang kita ingin untuk kerjakan. Ada
suatu stabilitas untuk pekerjaan ini disini; ini bukanlah suatu
perkembangan yang tiba-tiba. Ketika orang-orang yang bertanggung-
jawab maju untuk membuat janji untuk 21,000 dolar dari emas kuning
untuk pemeliharaan dan memajukan pekerjaan maju ditengah-
tengahnya, semua akan setuju bahwa itu berarti bisnis. Tidak heran
bahwa para pendeta dan anggota-anggota dari masyarakat kita, gereja-
gereja yang populer yang terhormat terkagum-kagum pada hasil
tersebut.”—Harold O. McCumber, Pioneering the Message in the
Golden West, 1968., hal. 102, 103.
[Sebuah] pertemuan perkemahan diadakan di Yountville. Itu kira-
kira sekitar enam belas mil�� jaraknya dari St. Helena. Jadi keluarga
saya�� mempersiapkan barang-barang. Saya menjadi tanggungjawab
yang spesial dari nenek saya. Dan oleh karena kulit saya yang tipis�� . . .
nenek membuat sebuah topi yang kecil untuk saya dan memegang
payung untuk menudungi saya sepanjang perjalanan menuju kesana.
Namun, ketika saya tiba disana pipi saya terbakar. Nenek kemudian
pergi beberapa jauh jaraknya kepada seorang petani, mendapatkan
sedikit krim dan mengoleskannya diseluruh wajah saya, dan
kelihatannya seperti sebuah masker yang kecil, karena nenek mau pergi
ke pertemuan tersebut. Dia kemudian mengambil sepotong kain gordin
dan membuat lobang untuk melihat pada potongan kain itu, dan
memasangnya di kepala saya. Dia akan duduk dibagian belakang dari
tenda tersebut sementara ayah dan ibu duduk didepan. Itu adalah
dipertemuan ketika mereka memberikan 14,000 dolar untuk
137
membangun sebuah percetakan di wilayah pantai ini. Baik, saya ada
disana. Jika anda berada disana anda akan melihat kesebuah sudut dan
anda akan melihat seorang bayi perempuan kecil dengan masker
diwajahnya, dan dijaga oleh seorang nenek yang sudah tua dan kotor. . .
Ketika saya melihat foto tersebut, [Anda tahu mereka mempunyai
foto-foto dari orang-orang yang memberikan kontribusinya], Nenek
berkata bahwa ketika beberapa orang dari mereka meletakkan sepotong
kecil logam, . . . dia berbisik ditelinga saya “Emas.” Saya berada di
California [cukup lama] untuk mengenal emas. Anda tahu, mereka tidak
memiliki percetakan�� disini, jadi mereka hanya membuatnya dalam
bentuk potongan-potongan. [Ketika] seseorang meletakkan sepotong
emas, saya tepuk tangan . . . –Alma McKibbin, kutipan dari wawancara
langsung tentang sejarah yang dilakukan oleh James R. Nix, Agustus
2, 1967.
Terus menyekop batu bara itu
Di musim panas tahun 1876 saya bergabung dengan Signs
sebagai seorang sukarelawan. Pada saat itu daftar pengiriman surat
telah bertambah banyak untuk sebuah tas karpet, dan kami (W. C.
White dan penulis) membawa surat-surat mingguan ke-kantor pos
didalam sebuah keranjang pasar yang besar dan satu bundel yang
dengan mudah dapat digotong dibawah ketiak saya . . . .
Pekerjaan berikutnya untuk kami berdua anak-anak lelaki adalah
untuk terus menjaga agar mesin itu terus tegak lurus. Ketika [cetakan]
berjalan untuk mencetak mungkin seratus salinan tambahan, dan anak-
anak lelaki didalam ruangan cetakan mempercepat mesin cetak itu,
138
kami berdua meletakan satu beban yang ekstra pada valf pengaman dan
memberikan tambahan batu bara . . .
Sering saya mengingat kepada para editor dan penulis mula-mula.
Mereka menulis dengan tangan; belum ada pena atau stenografi. Saya
masih dapat melihat beberapa salinan itu. Pernah sekali dimusim panas
tahun 1879 atau 1880, saya masuk kedalam ruangan editor dan
mengetok pintu. Tidak ada jawaban. Saya membuka pintu tersebut, dan
disana terlentang diatas lantai sang editor, tertidur dengan nyenyak.
Rupanya dia menulis sepanjang malam. Saya melangkah perlahan
mengitarinya dan kemejanya (tidak ada meja), mengambil salinan, dan
membawa salinan-salinan itu ke-ruang penyusun, dimana saya
dikatakan bahwa artikel tersebut harus dimuat di Signs minggu depan.
Orang-orang ini adalah pekerja-pekerja keras, dan penuh semangat . .
.—Rmeniscences of W. E. Whalin dikutip didalam McCumber, G olden
West, 1968 ed, hal. 104, 105.
139
Bagian IV
KOMITMEN-KOMITMEN
PRIBADI
1863-1915
140
1
John N. Andrews
Seorang sarjana Alkitab
Dia belajar Alkitab dengan sungguh-sungguh, dan pengetahuan-
nya tentang isinya sangatlah lengkap, sehingga, dia berkata kepada saya
dengan penuh percaya diri, apabila Perjanjian Baru harus dimusnah-
kan, dia dapat memproduksikannya kembali kata demi kata. Dia juga
berkata kepada saya bahwa dia membaca Alkitab didalam tujuh bahasa
dengan satu pengertian yang jelas.—John O. Corliss, “TheMessage and
Its Friends-No. 5 Andrews, its Pioneer Missionary,” Review and
Heralds, September 6, 1923, hal. 6.
Tidak puas dengan membaca Alkitab hanya dalam bahasa Inggris,
dia membacanya dengan pengertian yang jelas dalam bahasa Perancis,
Jerman, Yunani, Latin, dan Ibrani.—Robinson, Flame for the Lord,
hal. 101.
Seorang yang penuh doa
Ketika Ketua J. N. Andrews sedang menulis tentang “Sejarah-nya
tentang Sabat” di Battle Creek, demi penghematan dia menggunakan
sebuah tempat tidur didalam ruangan editor dari kantor Review. Selama
jam-jam kerja ruangan ini sangat sibuk sehingga tidak ada ruangan
141
khusus untuk berdoa. Ketua Andrews berkata bahwa dia harus mencari
sebuah tempat dimana dia dapat berdoa untuk meminta pertolongan
ilahi ketika pikirannya tidak jelas bilamana hendak mengekspresikan
pemikiran-pemikirannya.
Dia memeriksa seluruh gedung, tetapi tidak menemukan tempat
untuk istirahat kecuali di loteng, dimana majalah-majalah disimpan. Dia
mengubahnya menjadi tempatnya untuk menyendiri, dan sangat sering
kita akan melihat dia berjalan melenggang melalui ruangan penyusun
menuju kesebuah tangga yang hampir tegak lurus yang menuju
ketempat dengan cahaya lampu yang redup dan ventilasi udara yang
tidak sehat, dimana dia akan menghabiskan berjam-jam memohon
hikmat untuk menyampaikan kebenaran dengan benar yang semenjak
saat itu telah menerangi dunia sehubungan dengan sejarah tentang
Sabat.
Ini membuat satu kesan yang mendalam kepada pikiran saya yang
masih muda. O supaya teladannya dapat diikuti lebih baik lagi oleh kita
semua!—M. S. Boyd, “The First Italian Tract,” Review and Herald,
September 18, 1924, hal. 61.
Misionari keluar negeri pertama yang resmi
Sebuah pertemuan perkemahan telah ditentukan untuk diadakan
tidak telalu jauh dibagian barat dari Battle Creek, dimusim panas tahun
1874, tepat sebelum keberangkatan dari misionaris kita yang pertama
ke ladang diluar negeri, dan Ketua Andrews hadir pada saat itu. Ketika
perluasan pekabaran disampaikan, dan pembertitahuan telah diberikan
bahwa dia akan segara berangkat ke Eropa, satu perubahan terjadi
142
terhadap pertemuan tersebut, dan Ketua Andrews, belum pernah
sebelumnya tampil sangat tenang, serentak kelihatan berubah dalam
penampilan. Wajahnya bersinar dengan terang yang sangat dalam
sehingga, ketika saya memandang dia dan mendengarkan kata-katanya
yang penuh ilham tentang ketenangannya untuk kemana saja bersama
Tuhan, saya teringat akan cerita tentang Stefanus dan pengalamannya
yang luarbiasa ketika berada dihadapan Sanhedrin Yahudi. Allah sedang
mempersiapkan dia untuk sebuah siksaan yang tidak seorangpun dari
kita ketahui atau curiga sebelumnya.
Saya belum pernah sebelumnya menyaksikan suatu
pemandangan seperti surga, dan juga saya belum pernah melihat
apapun yang sama dengan peristiwa tersebut semenjak saat itu. Saya
pernah berpikir bahwa sebelum Tuhan kembali kebumi untuk umat-
umat-Nya, beberapa orang akan melihat kemuliaan dalam bentuk yang
lebih besar dan lebih terang bahkan lebih daripada yang menaungi
Saudara Andrews pada suasana yang selalu diingat itu. Kiranya waktu
itu segera tiba!—Corliss, “The Message and Its Friends-No. 5, Review
and Herald, September 6, 1923, hal. 7.
Walaupun baru berusia sebelas tahun ketika Ketua J. N. Andrews
pergi ke Eropa, saya mengingat hal itu dengan sangat baik. Pada saat ini
sangatlah sulit bagi orang-orang untuk mengerti bagaimana umat-umat
percaya pada saat itu dipengaruhi oleh peristiwa ini. Peristiwa tersebut
menjadi topik pembicaraan setiap saat dan sepanjang waktu. Musim
panas berikutnya, di pertemuan perkemahan di Wisconsin, Ketua James
White menceritakan cerita yang sudah dikenal tentang ketika pertama
kali membawa salinan yang pertama dari Present Truth didalam
carpetbag, dan kemudian, dengan suatu nada suara yang tinggi dengan
penuh emosi, dia berkata, “Sekarang kita memiliki seorang misionari di
Eropa.” Sungguh sebuah cerita yang sangat mengilhami jiwa.—Mrs. L.B.
143
Priddy, “ A Bit of Church History,” Review and Herald, September
18, 1924, hal. 59.
Naskah [Les Signes] telah menghabiskan biaya lebih dari yang
telah diharapkan oleh Andrews. Jika ada satu hal yang sangat dia benci
lebih daripada yang lainnya, adalah harus meminta uang. Dia lebih suka
pergi tanpa makanan dan pakaian yang diperlukan daripada harus
menulis surat kepada General Conference untuk meminta dana. Ketika
dia pergi ke-Eropa saudara-saudara tidak menetapkan suatu gaji yang
khusus untuk dia. Mereka ingin tahu berapa biaya hidup disana dan
akan membandingkannya dengan mereka yang ada di Amerika Serikat.
Jadi, gantinya menetapkan suatu gaji, mereka setuju untuk
mengirimkan dia uang dari saat kesaat. Sayangnya, selama dua atau
tiga tahun hanya beberapa kali yang dilakukan dan tidak mencukupi.
Untuk mencetak traktat-traktat dan pamplet-pamplet, dan kemudian
mengenai Les Signes, Andrews harus berhutang selama dua atau tiga
bulan sekali jalan. Sedikit demi sedikit dia menarik uangnya dibank
dan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seringkali
dia terlambat membayar sewa rumahnya beberapa bulan.
Dihadapkan kepada biaya perjalanannya ke Italia untuk bertemu
dengan Dr. Ribton, Andrews menulis surat kepada Ketua James White,
“Jika engkau menganggap perlu untuk dilakukan—kirimkanlah kepada
saya 500 atau 1,000 dolar.” Ellen White membaca surat ini dan,
dibawah dari tanda tangannya Ellen White menulis dan menggaris
bawahi, “Kirim segera.”
James White tahu bahwa Ketua Andrews akan membutuhkan
lebih banyak uang, jadi dia membuat panggilan yang lain didalam
Review untuk perluasan pekerjaan di Eropa. Ini menghasilkan 2,000
144
dolar. Dan Komite General Conference memutuskan untuk
mengumpulkan 10,000 dolar, namun itu berarti berbulan-bulan
sebelum uang itu tiba di Eropa.
Pada tanggal 13 Januari 1877, John Andrews diserang oleh
penyakit pneumonia. Dia akan gemetar dengan udara yang dingin,
kemudian dia akan berkeringat karena demam yang membakar. Setelah
ini berlangsung selama seminggu, seorang dokter dipanggil. Dia
memeriksa pendeta itu dengan teliti.
Setelah dia telah selesai, dokter itu menunjuk kepada wajah
pendeta yang kurus dan cekung itu dan berkata, “Orang ini kelaparan
sampai hampir mati!” Semuanya itu benar. Agar supaya dapat
menggunakan uang untuk pekerjaan, Andrews sering pergi tanpa
makanan yang dibutuhkan. Suhu badannya terus meningkat, dan dia
pingsan. Dia sangat sakit terlalu lama. Dan kemudian secara perlahan
dia mulai pulih.—Robinson, Flame for the Lord, hal. 101, 103.
Di tahun 1877 Saudara William Ings dan istrinya bersama dengan
saya tiba di Switzerland untuk membantu Ketua Andrews untuk
membangun pekerjaan percetakan kita di Eropa. Sebuah ruangan
kecil—sebuah tempat tidur—didalam rumah mision yang diserahkan
untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ketika semua sudah siap, mereka
dibawa dengan kereta tangan ke-kota oleh Saudara Charles M. Andrews,
dimana percetakan dilakukan.
Fasilitas kami sangat kurang, sejauh peralatan mekanikal yang
ada. Mereka terdiri dari hanya beberapa tipe model huruf, cukup untuk
membuat Les Signes des Temps dan beberapa traktat dalam bahasa
Perancis dan Jerman.—Boyd, Review and Herald, September 18,
1924, hal. 61.
145
Disucikan melalui darah Kristus
Pada tanggal 22 Juli [1883] dia menulis didalam buku catatan
pribadinya, “Hari ini saya memasuki usia saya yang kelima puluh lima
tahun. Kehidupan saya kelihatannya sepenuhnya dipenuhi dengan
kesalahan-kesalahan. Saya berdoa kiranya saya dapat disucikan
didalam darah Kristus.”
Menyadari bahwa waktunya akan segera tiba dimana Ketua
Andrews tidak dapat lagi memimpin pekerjaan di Eropa, General
Conference menunjuk Ketua B.L. Whitney untuk pergi ke Basel dan siap
untuk mengambil alih pekerjaan. Seseorang mengusulkan agar ibu John
dan sudah tua renta, Sarah Andrews, ikut bersama dengan Ketua
Whitney untuk tinggal bersama-sama dengan putranya. Sebelum
memutuskan, Ketua General Conference Goerge I. Butler, menulis
kepada Ketua Andrews dan meminta ijin darinya. Pada mulanya John
berkata bahwa dia tidak ingin ibunya untuk datang.
“Saya lebih suka kalau dia tidak melihat saya dalam keadaan saya
yang sudah lemah ini,” tulisnya. “Itu hanya akan menambah
penderitaan baginya. Jika saya harus mati, biarlah saya saja yang mati.”
Ketua Butler menulis dan menerangkan kepada Ketua Andrews
bahwa ibunya akan lebih dari pada mampu untuk mengurus putranya.
Ketika Ellen White ditanya mengenai langkah ini, dia menulis kepada
Ketua Butler, “Nyonya Andrews harus berada bersama-sama dengan
putranya.” Akhirnya John menyetujui hal itu.
Ketika Ketua Whitney berlayar ke Eropa, Ibu Andrews, Nyonya
Marthe Andrews, janda dari saudaranya John, William, dan putrinya,
146
Sarah berada bersama-sama dengan dia.—Robinson, Flame for the
Lord, hal. 120.
Di bulan Mei 1881, J. N. Loughborough, pendeta senior Masehi
Advent Hari Ketujuh, yang pada saat itu memimpin mision kita di Great
Britain, datang ke Basel untuk melihat sahabat dan teman lamanya.
Pokok utama dari kunjungannya adalah untuk mengadakan konsultasi
dan doa khusus agar Tuhan dapat berkemurahan untuk memulihkan
kesehatan dari Saudara Andrews. Kunjungan ini (yang mengingatkan
saya pada kunjungan Farel kepada Calvin ditempat dia sakit di Geneva)
telah menjadi sumber kesukaan yang besar kepada seorang penerbit
yang kesepian.
Tahun berikutnya, pekerjaan misionaris di Switzerland, Great
Britain dan di Scandinavia merasa perlunya berkumpul bersama untuk
instruksi dan dorongan secara bersama. Mereka akhirnya bertemu di
Basel pada bulan September, 1882, dibawah kepemimpinan dari
Saudara Andrews, A. A. John yang bertindak sebagai sekretaris. S. N.
Haskel, yang baru saja mengakhiri kunjungan ke beberapa mision yang
ada di Eropa, juga hadir. Dia adalah juga seorang mantan pekerja [sic]
dari Ketua Andrews dan kunjungannya sangat dihargai.
Melihat bahwa perlunya bagian yang lebih besar untuk pekerjaan
dan meningkatnya keluarga pekerja, Elder Haskel menyewa sebuah
gedung yang berukuran dua kali lebih besar dari tempat yang lama, dan
ketika misionari yang sakit didalam kondisinya tidak dapat bergerak, dia
gesit dalam bergerak ketika kedua sahabat itu sedang mengadakan
perjalanan yang menyenangkan bersama.
Sebelum keberangkatannya, Ketua Haskel menghadiri rapat
tahunan di Tramelan. Walaupun sangatlah sukar untuk bangun, Ketua
147
Andrews memimpin. Saya tidak pernah melupakan doa yang
disampaikan oleh Saudara Haskel pada suasana itu didalam ruang
sekolah umum. Itu adalah sebuah permohonan yang luarbiasa, sebuah
doa yang rendah hati dan pada saat yang bersamaan sebagai sebuah
tangisan kepada Allah untuk pertolongan dan kelepasan, berpegang
pada takhta yang kekal. Jemaat yang walaupun tidak terlalu mengerti
bahasa Inggrispun menangis. Surga kelihatan sangat dekat untuk
memberi berkat.
Suatu kunjungan menguntungkan yang lain di musim semi tahun
1883 dari Dr. J. H. Kellogg, setelah kembali dari sebuah perjalanan ke
Viena untuk suatu pendidikan khusus, dan suatu sikap yang baik hati
yang selalu diingat sepanjang masa oleh semua kepala mision. Dia
tersentak oleh intensitas dari ketertarikan Adnrews didalam
pekerjaannya dan luasnya perencanaan dan harapan-harapannya,
sehingga dia menulis kepada Amerika bahwa segala sesuatu yang
memungkinkan harus dilakukan agar supaya dapat menyelamatkan
hidup dari sang misionaris.
Permohonan yang menyedihkan ini mempunyai pengaruh. Pada
bulan Juli tanggal 26 tahun yang sama, seorang wanita Amerika, yang
berusia delapan puluh tiga tahun, secara perlahan menuju ruangan
dimana Andrews terbaring sakit. Penulis berada didalam gedung itu,
tetapi tidak menyaksikan pertemuan dari Saudara Andrews dengan
ibunya yang sudah renta. Dia ditemani oleh saudari ipar dari Andrews,
Martha Butler Andrews, dan putrinya yang kecil dan juga bersama
seorang sahabatnya, B. L. Whitney, istrinya, dan dua orang putri. Tidak
ada yang lebih dirindukan oleh sang prionir yang terpencil dan sudah
lelah ini, selain daripada persahabatan dan kasih sayang yang lembut
dari manusia. Dia kelihatan terbangun, dan mungkin menggunakan
semua kekuatan yang masih tersisa dalam menanamkan kedalam hati
148
dari sahabat-sahabatnya yang baru tiba semua antusiasme dan
harapan-harapannya. Banyak doa dipanjatkan kepada Allah untuk
kesembuhannya. Semua kemampuan dunia digunakan untuk maksud
tersebut. Tetapi reaksinya segera muncul. Kekuatannya secara pelahan-
lahan berkurang, dan penanya yang setiapun menolak untuk
menurutinya.
Minggu berganti minggu penerbitan tertunda, dengan
perngharapan bahwa dia mungkin sanggup untuk menulis artikel-
artikelnya untuk edisi bulan Agustus, terbitan yang kedua dari tahun
yang kedelapan. Ini adalah suatu tugas yang pandai, seperti yang
ditunjukkan oleh daftar dari artikel-artikelnya didalam nomor-nomor
sebelumnya. Daftarnya adalah sbb:
1. The Return of Israel (Kembalinya Orang Israel)
2. Communion With God (Bersekutu dengan Allah)
3. The Book of Zechariah (Buku Zakharia (Pasal 10)).
4. Will the Second Advent be Silent and Invisible? (Akankah
Kedatangan Kedua akan terjadi Secara Rahasia dan tidak
Kelihatan? (Artikel yang pertama).
5. Conditionalism in the Holy Scriptures (Persyaratan didalam
Kitab Suci)
6. The Six Days of Creation (Enam Hari Penciptaan)-(Artikel
pertama)
7. The First Day of the Week in the Early Centuries. (Hari
Pertama dari Minggu dalam permulaan abad)-(Sebuah
seri sejarah).
Artikel-artikel ini berjumlah dua puluh dua sampai dua puluh tiga
kolom yang padat.
149
Walaupun, lelah secara fisik, tetapi dengan pikiran sejelas sebuah
lonceng (untuk menggunakan ekspresinya sendiri), dia mampu untuk
menulis lima penelitian Alkitab, satu penelitian sejarah, dan sebuah
artikel tentang Kekristenan yang praktis. Tetapi dia harus menyerah
kepada kehendak Allah. Dalam suatu sambutan yang pendek dia
menyambut “kedatangan dari Pendeta Whitney,” penggantinya, dan
menambahkan sebuah sambutan yang pendek, yang mengatakan:
“Seri dari Les Signes telah tertunda oleh alasan dari penyakit yang
mematikan dari sang editor, yang sudah lama menderita penyakit paru-
paru selama kurang lebih empat tahun terakhir. Sekarang kelihatan
pasti bahwa dia harus segera meninggalkan semua manajemen dari Les
Signes des Temps kepada tangan-tangan yang lain.”
Dalam menghadapi realitas yang tegang, pria yang sedang sakit ini
sekarang masuk kedalam periode pergumulan mental tentang mana
beberapa ide yang lemah dikumpulkan oleh teman-temannya. Kemudian
tibanya satu periode dari perasaan sakit fisik yang secara mengerikan,
dalam mana dia secara gagah ditopang oleh pernyataan dengan keras
keagungan dan kecukupan yang sempurna dari agama Kristen.
Tetapi kelepasan tiba, dan dengan ketaatan yang sempurna,
damai yang sempurna. Semua kecemasan tentang pekerjaanya, semua
kesuraman terhadap pekerjaannya yang belum selesai, hilang. Dia
berkata kepada teman-temannya bahwa dia merasa seakan-akan dia
terseret kedalam sungai yang dalam, sementara kakinya bertumpuh
pada batu karang di dasarnya. “Badai itu telah berlalu,” katanya, “Saya
sudah dekat tanah. Allah itu baik, Allah selalu baik, sangat baik, sangat
baik.”—Jean Vuilleumier, “Early Days of the Message in Europe-No.
4,” Review and Herald, April 18, 1929, hal. 10.
150
Kedalam pekerjaan editorial ini tercurahlah semua kekuatan dari
Ketua Andrews. Untuk setiap terbitan, dia selalu tuliskan empat atau
lima artikel Alkitab yang sangat keras, yang berhubungan dengan
berbagai tahap dari present truth dan kehidupan Kristen. Seri yang
terakhir yang dia tulis adalah untuk bulan Juli 1883. Didalam terbitan
ini ditemukan tidak kurang dari tujuh artikel penting dari penanya,
disamping delapan catatan pendek.
Sampai pertengahan bulan Maret 1883, Ketua Andrews masih
sanggup untuk berkeliling. Pada hari Minggu malam, tanggal 25
Pebruari, dia menghadiri pertemuan yang besar yang diadakan di
sebuah tempat yang terkenal, dimana Ketua Erzenberger meninjau
kembali sebuah kotbah yang dikotbahkan menentang Sabat dari hukum
yang keempat oleh seorang pendeta terkemuka dari Basel. Suatu
kemenangan yang besar telah diperoleh untuk kebenaran. Ketua
Andrews duduk dimimbar dengan pembicara, untuk memberikan
dukungan moral kepadanya pada waktu-waktu yang kritis itu; tetapi
keletihan, perhatiannya, dan keadaanya yang kurus menunjukkan
bahwa dia adalah seorang serdadu yang terluka dan itu berarti
kepahlawanan bagi dia untuk berada pada medan pertempuran.
Dan sekarang saya akan mengutip dari catatan pribadi saya:
“APRIL 15.—Naskah itu telah dikirim tiga hari yang lalu. Ketua
Andrews berada dalam keadaan sangat lemah ketika dia menulis
artikelnya. Artikel-artikel itu ditulis dalam waktu yang singkat, dan
dengan ketekunan yang penuh belas kasihan. Dia kelihatan kelelahan
dari usaha tersebut, karena kehilang selera didalam konsekwensi.
APRIL 25.—Ketua Andrews dalam keadaan sangat lemah.
Kebiasaan dalam mana dia sanggup untuk melakukan pekerjaan untuk
151
beberapa bulan terakhir sangatlah penuh dengan mujizat. Dia berkata
kepada kami pada suatu hari, ‘Anda melihat saya sekarang didalam
kondisi yang alami. Saya tidak punya lagi kekuatan yang tersisa. Jika
Allah tidak membangunkan saya dari bulan ke bulan sama seperti anda
membangunkan seorang pria, saya tidak dapat melakukan apapun.
Ketika saya telah menulis artikel-artikel saya, saya dibiarkan tidak
berdaya sama seperti yang anda lihat keadaan saya sekarang.’
Kemudian saya berseru kepada Allah, yang telah mengirimkan
malaikat-malaikat-Nya untuk menguatkan saya sampai artikel-artikel
saya ditulis. Tetapi saya tidak tahu apakah Dia akan melakukan hal ini
lagi. Dr, Kellogg (yang saat itu berada disana melakukan perjalanan di
Eropa) mengatakan kepada saya bahwa, dari sudut pandang manusia,
saya tidak dapat mengharapkan apa-apa kecuali kematian. Sejauh
sepengetahuan saya secara pribadi, masa depan tidak pernah kelihatan
lebih gelap.’
“MEI 6.—Selama beberapa minggu terakhir, Ketua Andrews telah
menulis hanya selembar, dan itupun dengan kesulitan yang sangat.
Setiap hari, walupun sangat amat lemah, dia meminta kertas dan
tintanya, dan berusaha untuk menulis. Pada malam hari dia hanya
menulis beberapa kalimat. Tetapi dia tidak mau menyerah. Setiap pagi
dia berdandan dan datang ke ruang makan, dengan Alkitab bahasa
Jermannya selalu dibawanya. Posturnya, bentuk yang kurus duduk
diatas kursi. Tetapi dia sukar untuk makan apapun. ‘Jika saya bisa
makan,’ katanya, ‘saya pikir saya bisa menulis, tetapi itu semua tidak
akan masuk.’ Kemudian dia akan meletakkan kepalanya diatas meja,
dan seringkali airmata mengalir melalui kedua pipinya yang cekung
kurus.
152
“Saya pergi untuk menengoknya tadi malam. Dia sedang
berbaring. Matanya kelihatan basah. Dia mulai berbicara tentang
pekerjaannya, dan menambahkan, ‘Jika Allah tidak memberikan saya
kekuatan untuk menulis untuk seri yang ini, saya harus menganggap-
nya sebagai sebuah tanda bahwa saya harus mati. Alasan mengapa saya
akan menyesal untuk mati sekarang adalah didalam kotak-kotak ini ada
sejumlah manuskrip yang ingin saya selesaikan . . . Jika saya mati,
semua ini akan hilang, oleh karena mereka yang akan datang setelah
saya tidak akan tahu tentang keberadaan manuskrip-manuskrip
tersebut. Tetapi mungkin adalah lebih baik bagi saya untuk berbaring,
dan saya harus berdoa kepada Allah terus menerus untuk menolong
saya untuk menerima kehendak-Nya yang kudus.’
MEI 11.—Hari Selasa yang lalu, pada waktu makan malam, Ketua
Andrews kelihatan telah mencapai batas dari kelemahan fisik. Dia tidak
dapat memakan apapun. Beberapa kali dia mengulurkan tangannya,
menutup matanya, dan mengulangi kata-kata, ‘Allahku, kasihanilah
kami.’ Kemudian dia berkata, ‘Mungkin adalah kehendak Allah saya
harus mati. Kehendak-Nya yang jadi! Allah sungguh sangat baik.’
“Pada sore hari dia berusaha untuk menulis, tetapi sia-sia.
Kemudian dia menggantikan pakaian dan pergi tidur. Pada pukul empat
matahari memancarkan cahaya dengan terang masuk kedalam
ruangannya. Dia bangun dan berpakaian lagi, dan kemudian duduk
dikursi sebentar dengan nafas yang lemah. Ketika putranya (Charles M.
Andrews kemudian masuk kedalam ruangan, dia memintanya untuk
memberikan papan alas tulis untuk diletakan diatas pangkuannya, dan
juga kertas dan tinta. Satu jam kemudian, ketika saya mendengar dia
batuk dan sementara berdoa, saya masuk. ‘Baik,’ katanya, ‘Saya telah
menulis dua halaman. Bagaimana menurut kamu?’ kemudian dia
mengatakan kepada saya hal diatas.
153
“MEI 23.—Ketua Andrews telah selesai menulis semua
editorialnya, tujuh artikel yang panjang, dan sebuah artikel yang pendek
tentang sosialisme. Ketika naskah ini hampir selesai diset tanpa
kontribusinya, dan kami kekurangan tipe, Edward (Borle) harus
membagikan beberapa traktat dalam bahsa Italia dan bekerja keras
untuk mengajar waktu. Jumlah yang dicetak adalah 5,500, seribu
lembar tambahan dibayarkan untuk Dr. Kellogg.
“JUNI 20.—Terbitan untuk bulan Juni sudah hampir selesai.
Dalam keadaan yang sangat lemah, Ketua Andrews telah menulis
beberapa artikel. Dia bahkan telah memulai beberapa seri yang baru
terhadap serangan tentang kekekalan Kristus oleh Mr. Luigi didalam
majalah Eglise libre.
“JUNI 28.—Terbitan bulan Juni telah dicetak dan dikirim.
Seharusnya dikirimkan pertama sekali.
“JULI 13.—Elder Andrews mengatakan kepada saya kemarin
bahwa kecuali sebuah mujizat terjadi atas namanya, dia harus segera
meninggal. Dia telah menyuruh untuk mengosongkan ruangannya
menjelang kedatangan ibunya yang sudah tua renta dari Amerika. Hari
ini dia telah menulis artikelnya tentang ‘Return of the Jews.’ Pendeta
Byse dari Brussels, menulis bahwa dia sangat senang dengan tulisan
Elder Andrews sebagai jawaban terhadap Eglise libre. Pendeta Edward
White, dari London, juga telah menulis, katakan bahwa dia ingin agar
naskah kami dicetak dalam bahasa Inggris. Dia tahu bahwa tidak ada
naskah yang menandinginya.
“JULI 16.—Kami telah mengirimkan salinan ketiga dan terakhir
secara gratis kepada 5,000 daftar, dan sekarang kami sedang
menyiapkan satu daftar yang baru termasuk empat puluh tujuh desa.
154
“JULI 18.—Elder Andrews telah menulis tulisannya tentang
penyucian dan serinya dengan Zakharia. Dia bermaksud sekarang
untuk menulis tentang penyangkalan tentang kedatangan yang tidak
kelihatan dari Juruselamat. Tulisan tersebut seharusnya telah selesai
sebulan yang lalu. Hanya baru setengah yang siap. Sabat, Elder
Andrews mengatakan kepada saya bahwa dia tidak dapat menulis
tentang hari Minggu, dia telah menyerah, dan akan menyelesaikan
tulisan tersebut secara inti sarinya saja. Dia telah menerima berita
bahwa satu rombongan terdiri dari Elder Whitney, Ketua Konfrens New
York, dan keluarganya, dan ibunya sendiri, saudara ipar perempuannya,
Martha Andrews (nee Butler), dan putrinya Sarah, berada di England
dalam perjalanan kesini. Dia sangat cemas untuk melihat mereka tiba.
“JULI 25.—Elder Andrews menulis sedikit sekali, tetapi dia
berbaring sepanjang hari, tidak makan apapun. Pukul 4 sore dia
menyuruh saya untuk membelikan jenis kue kismis, dan berkata,
‘Mungkin, setelah saya makan kue ini, saya dapat menyelesaikan artikel
saya tentang apa yang disebut “Invisible Translation of the Church.’”
Pada malam hari artikel tersebut semuanya telah selesai ditulis. Dan
sekarang dia sangat berkeinginan untuk menuliskan jawaban yang
kedua kepada serangan M. Luigi. Dia merasa bertanggungjawab untuk
menyelesaikan penyangkalan yang dijanjikan, yang telah ditunggu-
tunggu oleh beberapa orang, seperti Pendeta White dan Byse.
“Hari ini jawaban semua sudah siap didalam pikirannya, tetapi
‘keadaan tidak mengijinkan.’ ‘Ketika dia selesai, dia berkata, ‘Saya mau
menuliskan sebuah artikel tentang sejarah dari Hari Minggu didalam
gereja Kristen, satu lagi tentang doktrin Sabat, dan beberapa hal yang
lain. Tetapi melalui banyak penderitaan, bahkan jika saya berhasil!’ . . .
155
‘“Saya telah menulis kepada saudara-saudara di Amerika bahwa
berada dipundak saya sesuatu beban yang berat yang tidak dapat saya
pikul ataupun letakkan.’ Dia tersenyum dalam kesedihan, dan
menambahkan, ‘Bilamana saya memikirkannya, seringkali saya
mencucurkan air mata.’ Dia mulai menangis; tetapi kemudian menjadi
tenang, dia berkata didalam bahasa Perancis: ‘Malgré cela, je ne suis pas
triste ni mélancolique; non, je remets toutes chises entre les mains de
Dieu.’ (Untuk semua ini. Saya tidak sedih atau melankolik. Tidak, saya
menyerahkan segala sesuatu kedalam tangan Allah).
“SABAT, JULI 28.—Rombongan misionaris dari Amerika yang telah
lama ditunggu-tunggu tiba pada hari Kamis malam. Saya mempunyai
kesempatan yang menyenangkan untuk bertemu dengan mereka semua:
Elder B.L. Whitney, Nyonya Whitney, kedua putri mereka, Jean dan
Lenna, nenek Andrews (berusia 83 tahun), Nyonya Martha Andrews, dan
putrinya yang masih kecil, Sarah. Saudara Andrews bangun pada pagi
berikutnya dan menghabiskan seharian dalam percakapan dengan Elder
Whitney.
“AGUSTUS 9.—Saudara Andrews mendapati dirinya sudah tidak
bisa menulis lagi (untuk terbitan bulan Agustus).
“AGUSTUS 12.—Elder Whitney tidak ada, sedang mengunjungi
gereja-gereja. Elder Andrews, tidak sanggup untuk menulis, berbicara
dengan Nyonya Whitney cukup lama.
“AGUSTUS 14.—Hari ini saya katakan kepada Elder Andrews
bahwa seorang pelanggan telah menulis bahwa dia sangat menyukai
artikel tentang Israel, dan dia mendoakan untuk kesembuhan dari editor
kita. Dia berkata: ‘Bagus! Itu bagus!’
156
“AGUSTUS 22.—Saudara kekasih kami ini telah terbaring diatas
tempat tidur selama enam belas hari terakhir ini. Dia sudah tidak
mampu untuk menulis apapun untuk terbitan bulan ini. Sudah sangat
terlambat, sudah harus diset secepatnya setelah diketahui bahwa Elder
Andrews tidak dapat memberikan kontribusinya. Semuanya terdiri dari
intisari dan kutipan-kutipan, namun isu-isu yang hidup, yang adalah
merupakan kehidupan dari naskah itu, tidak ada. Akankah seri-seri
yang penting tersebut tetap tidak terselesaikan?
“(CATATAN.—Usaha menulis yang terakhir dari Saudara Andrews
adalah selembar kertas kosong yang saya miliki tentang mana dia telah
tuliskan judul dari artikelnya yang ketiga tentang ‘Conditionalism in the
Scriptures.’)
“SEPTEMBER 5.—Elder Andrews terus gagal. Dia berbicara
tentang upacara penguburannya. Dia mempunyai kerinduan yang besar
untuk terus bekerja, tetapi jika Allah memutuskan sebaliknya, dia ingin
untuk meninggal pada awal-awalnya, ‘jika saya sudah siap.’
“SEPTEMBER 7.—Satu perubahan yang jelas terlihat pada Elder
Andrews. Keadaan pemikirannya menunjukkan kuasa kasih karunia
dari Allah. Dia merasakan berkat-berkat Allah dalam satu cara yang
istimewa. Dia telah meletakkan semua bebannya kepada Tuhan. Semua
kepedulian dan kecemasan tentang misi, yang diletakkan kepadanya,
telah dia serahkan ketangan Elder Whitney. Dia tenang dan tentram. Dia
tidak merasa terbeban lagi. Hari ini, ketika Nyonya Andrews dan saya
berada didalam kamarnya, dia berkata dengan sangat menyentuh: ‘Saya
telah mencapai satu titik dimana saya bayangkan seperti sebuah kapal
yang sedang mendekati pelabuhan. Tidak lagi berada ditengah-tengah
lautan, yang terbuka terhadap amukan badai. Batu karang dipantai
menahan angin, lautnya telah tenang, gelombang telah lenyap,
157
muncullah ketentraman.’ Suaranya, menggema, membuat kata-katanya
lebih berkesan. Kemudian, kepada saudari iparnya, dia menambahkan:
‘Martha, hidupku telah gagal. Tidak seorangpun diantara mereka yang
telah berusaha untuk menyebarkan kebenaran telah gagal sama seperti
saya. Hampir semua usaha saya untuk memajukan pekerjaan
kebenaran ini sangatlah singkat, dan apa yang telah saya lakukan
belum menghasilkan buah yang saya harapkan. Kiranya Allah
mengampuni saya!’ Kemudian Sister Andrews menjawab: ‘Tetapi engkau
memiliki penghiburan sebab engkau tahu bahwa apa yang telah engkau
tulis telah disampaikan keseluruh dunia, dan banyak orang diterangi
olehnya.’ ‘Oh, dia berkata, ‘apa yang telah saya tulis akan segera
dilupakan.’
“OKTOBER 7.—Beberapa hari terakhir diare yang parah
mengancam untuk menghabisi hidup dari Elder Andrews. Tetapi doa
dipanjatkan untuknya, dan Allah campur tangan dengan sangat ajaib.
Dia berkata kepada kami malam itu bahwa dia merasa bahwa Tuhan
sangat dekat. ‘Allah sedang memegang tangan saya.’ Katanya.
‘Walaupun masuk kedalam sungai, kaki saya tidak kehilangan
tumpuannya. Kaki saya masih tetap berdiri diatas Batu Karang Segala
Jaman.’ Pada hari yang berikutnya dia katakan kepada kami,
‘Kelihatannya bahwa saya tidak dapat berhenti mengucapkan berulang-
ulang, Tuhan itu baik, Tuhan itu baik; oh, sungguh suatu kebaikan,
suatu kebaikan, suatu kebaikan!’
“OKTOBER 25.—Pada hari Rabu, tanggal 10 Oktober, pada malam
hari, kami dapati bahwa keadaan Elder Andrews semakin buruk. Dia
menderita rasa sakit yang sangat parah. Kelesuhannya semakin
menjadi-jadi. Elder Whitney menghabiskan waktu semalaman
bersamanya. Hari berikut pada siang hari saya melihat ibunya dan
putranya menangis diruangan. Ketika mendekati pintu kamarnya, saya
158
mendengar erangan. Ibunya meminta Edward [Borle] dan saya untuk
masuk. Elder Adnrews sedang terbaring diatas tempat tidur sambil
mengerang. Dia mengulurkan tangannya kepada kami, dan berkata
didalam bahasa Perancis: ‘Tetaplah setia kepada Allah, saudara-
saudaraku yang masih muda; itulah hal yang terpenting.’ Erangan itu
semakin bertambah; tangannya diremas-remas dan sambil berguling
diatas tempat tidur. Kami semua bertelut dan berdoa, dia mengikuti
kami dengan mengucapkan beberapa kata didalam doa, menunjukkan
penyerahan yang penuh kepada Allah.
“Elder Whitney telah masuk kedalam ruangan, sedang berdiri
disamping tempat tidur dengan tangannya diatas kepala Elder Andrews.
‘sangat sakit, sangat sakit, teriaknya, dan dia menambahkan, tangannya
direntangkan; ‘O Allah! Kasihanilah aku didalam kesengsaraanku!’ Tiba-
tiba, dia berseru, suaranya naik secara perlahan sampai menjadi sebuah
teriakkan kemenangan yang panjang dan keras: ‘Aku dipuaskan,
dipuaskan, DIPUASKAN dengan agama Kristen!’
Kemudian dia mengutip Alkitab: ‘“Walaupun aku berjalan dalam
lembah kekelaman; aku tidak takut: sebab Engkau beserta dengan aku;
Gada dan tongkatmu menyenangkan aku.”’
“Pekerjaan saya menjauhkan saya dari pemandangan saya.
Sepanjang siang itu, rara sakitnya surut secara perlahan-lahan. Pada
malam hari, menikmati sedikit tidur. Selama malam-malam berikutnya,
kami secara bergantian menjaganya. Setiap kali saya harus membantu
dia, dia berkata, ‘Maafkan saya, saya telah menyusahkan anda.’
“Pada tanggal 18 Oktober, ada banyak saudara-saudara yang
datang dari jauh untuk konferensi Swiss dan misionaris umum untuk
mengadakan rapat. Pada hari Jumaat malam, tanggal 19, pada
159
pembukaan rapat, . . . ruangan pertemuan itu penuh sesak. Hari Sabat
(tanggal 20) adalah merupakan suatu hari yang sangat hikmat. Dipagi
hari Elder D. T. Bourdeau dan B. L. Whitney berbicara, dan diikuti oleh
sebuah pertemuan sosial, dan ditutup dengan sebuah suasana doa
untuk Saudara Andrews.
“Hari Minggu pagi (Oktober 21), Elder Whitney memanggil kedua
pemimpin itu bersama-sama pada pukul setengah delapan. Setelah
berkonsultasi, mereka menuju kekamar dari Elder Adnrews (dia telah
dipindahkan ke sebuah kamar yang lebih besar beberapa hari sebelum
konferensi), dimana sebuah pertemuan doa diadakan. Saudara Albert
Vuilleumier, L. Aufranc, dan James Erzenberger melakukan doa
pengakuan yang khusuk untuk saudara yang sedang sekarat. Saudara
Biglia (dari Naples) berdoa didalam bahasa Perancis, dan Saudara Asian,
dari Rumania berdoa didalam bahasa Rumania. Edward Borle dan Elder
Whitney menutup dengan doa perantaraan. Selama waktu ini jemaat
yang berada dilantai bawah juga berdoa untuk hal yang sama. Pada
pukul dua ada sebuah pertemuan dari konferensi.”
Disini catatan pribadi saya berakhir, sehubungan dengan Elder
Andrews. Dia meninggal pada hari yang sama ketika matahari terbenam,
pada tanggal 21 Oktober 1883. Kira-kira pukul 4 sore, beberapa saudara
kembali berkumpul disekitar tempat tidurnya, terlibat didalam doa yang
sungguh-sungguh bahwa, jika kehendak Allah, saudara kita yang
kekasih ini kiranya dapat di pulihkan kesehatannya dan aktif kembali
didalam pekerjaannya. Ibu dan putranya berada disana. Selama saat
seperti ini, Elder Adnrews tetap tidak bergerak, kelihatan tidak
menyadari akan keadaan sekelilingnya, seringkali membisikkan
beberapa kata ditelinga ibunya.
160
Ketika kami selesai berdoa, matahari telah berada disebelah langit
bagian barat yang tidak berawan, cahaya keemasannya menyinari
ruangan, sementara wanita tua renta itu sedang mengipasi wajah dari
putranya yang sedang sekarat. Sungguh suatu pemandangan yang
sangat hikmat dan tenang. Surga kelihatan sangat dekat. Tiba-tiba
Albert Vuilleumier, yang sedang berdiri disamping tempat tidur sebelah
kaki, melepaskan kaca matanya, dan memandang dengan sungguh-
sungguh kepada wajah yang sudah lesuh, dan berkata, ‘Mengapa, dia
telah meninggal!’ Memang dia telah meninggal. Dia telah pergi dengan
sangat tenang dan damai sehingga tidak seorangpun yang berdiri
disampingnya menyadarinya. Itulah tanggal 21 Oktober, hari yang telah
dia sebutkan, pagi itu, bahwa dia ingin untuk mati. [Elder Andrews
mungkin berpikir bahwa itu bisa jadi pada tanggal 22, karena itu adalah
hari kekecewaan di tahun 1844.—ED.]
Ketika Elder Whitneu menuliskan berita kematiannya: “Dia
menyerahkan hidupnya, tanpa ragu atau bayangan, kedalam tangan
dari Hikmat yang kekal, dan pergi tidur setenang seorang anak didalam
pelukan ibunya, matanya tertuju dengan pasti kepada jaminan yang
sempurna pada pagi kebangkitan yang mulia.”
Dia berusia lima puluh empat tahun.
Sore keemasan menerangi ufuk barat,
Segera, segera, pahlawan-pahlawan yang setia mendatangi
peristirahatan mereka!—Jean Vulilleumier, “The Last Days of Elder J.
N. Andrews,” Review and Herald, September a8, 1924, hal. 56-59.
Ketika kami tiba disini, tanggal 26 Juli yang lalu, kami mendapati
bahwa Saudara Andrews sudah sangat lemah, tubuhnya hanya tinggal
161
tulang, mampu untuk mengambil beberapa langkah tetapi dengan
usaha yang susah payah, dan kemudian bangun sedikit saja sepanjang
hari itu; namun untuk melakukan pekerjaan kapanpun dia dapat
peroleh sedikit kekuatan. Dia sedang menyelesaikan artikelnya untuk
terbitan bulan Juli dari Les Signes, yang sudah lama tertunda. Prospek
kematian kelihatan sangat dekat kepadanya, namun dia tetap bekerja,
dan untuk kehidupan demi pekerjaan. Kami telah membujuk dia untuk
abaikan artikel-artikelnya untuk terbitan bulan Agustus, dengan
harapan bahwa dia mungkin dapat memperoleh sedikit kekuatan, tetapi
dia terus saja tidak dapat lakukan, dan jika, pada waktu-waktu,
kelihatannya ada gencatan senjata yang singkat dengan penyakit yang
menyusahkan itu, tiba-tiba dikacaukan oleh munculnya kembali gejala-
gejala yang parah, yang membuat dia semakin hari semakin lemah.
Untuk beberapa minggu dia biasanya gembira dan tenang, rela
untuk hidup atau mati, bila Allah melihat itu sesuai, dan perasaan yang
gembira dengan penuh percaya ini kelihatan sangat mendalam. Bahkan
ketika sedang berada didalam penderitaan yang parahpun dia memuji
Allah dan tinggal didalam rahmat dan cintanya. Perhatian dan beban
masa lalu telah disingkirkan, dan walaupun ketertarikkannya didalam
pekerjaan tidak redah sampai ketika dia kehilangan kesadarannya akan
dunia ini, dia kelihatan tidak cemas. Tidak ada persungutan dan
ketidaksabaran yang diucapkan, bahkan di tengah-tengah penderitaan
yang parah, dia menunjukkan rasa terima kasih dengan penuh kelemah
lembutan kepada mereka yang mengurus semua keinginannya.
Konferensi Swiss, yang telah ditetapkan untuk diadakan disini,
berkumpul sesuai dengan yang diputuskan, dan saya seharusnya
berada disana, namun memperoleh sedikit waktu untuk
mengunjunginya di kamarnya dan membantu mengurusinya. Dia
memohonkan saya untuk tidak meninggalkan pertemuan-pertemuan itu
162
untuk melakukan baginya, untuk kepentingannya, dia berkata
semuanya ada didalam pertemuan tersebut. Dengan berbaring diatas
tempat tidurnya, jauh dari suara kesibukan pertemuan, dia kelihatan
merasa satu simpati yang tetap dengan pekerjaan yang sedang
berlangsung, dan menyadari lebih dari sebelumnya akan berkat-berkat
dari Roh Allah. Pada hari Jumaat malam dia berkata kepada ibunya
bahwa dia merasa yakin bahwa saudara-saudara telah mendoakan dia,
karena dia merasakan suatu berkat, dan terlepas dari penderitaan; dan
ini sunggu benar. Pada waktu penutupan hari Sabat sebuah pertemuan
doa khusus diadakan untuknya didalam ruangan pertemuan oleh
saudara-saudara dan saudari-saudari yang berkumpul. Didalam
menyampaikan kerinduannya pada malam itu, dia berkata bahwa dia
tidak akan, jika dia dapat, mengambil tanggungjawab tentang
memutuskan apakah dia harus mati atau hidup. Dia akan senang untuk
hidup untuk bekerja jika Allah menghendakinya, tetapi dia mau untuk
mati jika Allah melihat bahwa itulah yang terbaik. Dia merasa bahwa
kasusnya sudah sepenuhnya berada didalam tangan Tuhan.
Pada hari Minggu pagi, sesuai permohonannya, beberapa orang
berkumpul dikamarnya untuk berdoa, setelah itu dia kelihatan sangat
lepas, walaupun dia terus gagal untuk bertahan sepanjang hari itu. Satu
setengah jam sebelum kematiannya dia kelihatan sangat kehilangan
akan kesadarannya, dan pada pukul lima sore,�� dia tertidur pulas
tanpa ada erangan dan keluh kesah, dikelilingi oleh sanak saudara
dekat, dan mereka yang mengasihi dia dengan penuh kasih sayang.
Selama dua minggu terakhir dari kehidupannya dia telah
menyelesaikan semua urusan bisnis yang harus dia lakukan, dan
sebagai tindakannya yang terakhir, kira-kira tiga jam sebelum
kematiannya, dengan tangannya sendiri yang gemetaran, dan dengan
163
penampilan yang memuaskan, dia menyerahkan kepada mision harta
miliknya senilai 500 dolar yang belum dijualkan.
Pikirannya kelihatan jelas selama kesadarannya tetap ada. Itu
adalah satu kesempatan yang sangat dihargai oleh ibunya yang sudah
tua untuk sanggup untuk mengurus satu-satunya putranya yang masih
tersisa, didalam jam-jamnya yang terakhir,—sebuah pelayanan yang
dihargai dengan penuh kasih sayang.—B. L. Whitney, “Death of Eld. J.
N. Andrews,” The Review and Herald, Nopember 20, 1883, hal. 730.
Sesuai dengan kerinduannya yang dituliskan, tidak ada kata-kata
pujian yang muncul didalam Review and Herald yang mengumumkan
kematiannya.—Robinson, Flame forthe Lord, hal, 122.
164
2
Mary Andrews��
Mary Andrews tidak sehat. Dia kehilangan kekuatan sedikit demi
sedikit. Dia tidak dapat lagi bekerja untuk waktu yang lama di
percetakan. Batuknya semakin bertambah dan dia menderita sukar
bernafas. Elder Andrews membawanya ke-dokter setempat. Dokter
kemudian mengucapkan kata yang menakutkan, consumption, atau
tuberkolosis atau TBC yang kita kenal saat ini. John bertanya apakah
ada pengharapan baginya untuk sembuh. Dokter menggelengkan
kepalanya; tidak ada obat yang pasti.
Di bulan September, Andrews menerima sebuah undangan untuk
menghadiri rapat General Conference yang akan diadakan di Battle
Creek. Dia memutuskan untuk pergi dan membawa Mary ke Sanitarium
di Battle Creek. Tentunya sahabat baiknya Dr. Kellogg akan mancari
cara untuk menyelamatkan jiwanya yang sangat berharga untuk
pekerjaan Allah. Charles akan tinggal dengan Saudara Ings dan tetap
menjaga percetakan itu berjalan.
Dia menulis surat kepada General Conference tentang rencananya
itu, dan dengan hati-hati menunjukkan bahwa dia akan bertanggung-
jawab atas semua biaya untuk membawa Mary ke Battle Creek.
Elder Bourdeau telah memutuskan untuk kembali ke Amerika,
dan akan pergi bersama-sama dengannya melalui jalan yang termurah.
Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum Andrews
165
meninggalkan Basel sehingga dia takut dia mungkin akan terlambat
untuk konferensi tersebut. Dengan bekerja siang dan malam dia
mengatur untuk menyiapkan materi yang cukup untuk dua terbitan dari
Les Signes. Kemudian dia dan Mary mengucapkan selamat tinggal
kepada Charles dan berlayar menuju Amerika.
Rapat General Conference dibuka pada tanggal 4 Oktober. Elder
Andrews tiba di Battle Creek pada tanggal yang sama. Pada sore hari dia
berbicara kepada delegasi yang berkumpul dan juga anggota-anggota
gereja Battle Creek. Ketika dia menunjukkan bahwa ada banyak negara
di Eropa sekarang yang memiliki pemelihara-pemelihara Sabat, hadirin
sangat senang. Mereka sangat kagum bahwa dia dan teman-teman
kerjanya telah mencapai begitu banyak hanya didalam empat tahun.
Elder Andrews tidak mau kehilangan waktu untuk mengantarkan
Mary ke Sanitarium, dimana Dr. Kellogg memberikan pemeriksaan yang
sangat teliti. Dokter sangat terkejut melihat betapa jauh penyakit itu
telah berkembang. Dengan ramah dan sedih dia mengatakan kepada
John bahwa, dari sudut pandang manusia, tidak ada harapan baginya
untuk sembuh. Dia hanya punya waktu mungkin satu atau dua bulan
saja.
Mulai dari saat itu dan seterusnya, bapa yang penuh penyerahan
itu mendampingi Mary. Dia menjaganya siang dan malam, melakukan
apa saja yang dapat membuatnya merasa nyaman. Dr. Kellogg
mengamarkan Elder Andrews akan bahaya yang mengancam dia karena
dia bisa tertular penyakit tersebut. Tidak ada yang dapat membuatnya
meninggalkan Mary orang yang dia kasihi, seorang putri yang
dikaruniakan Tuhan.
166
Pada malam hari tanggal 27 Nopember, Mary Andrews meninggal
pada usia 17 tahun. Dia dikebumikan dia Oak Hill Cemetery di Battle
Creek.�9 Beberapa hari setelah pemakaman Elder Andrews menerima
satu pekabaran yang menyenangkan dari Ellen G. White.
“Didalam khayal saya yang terakhir, Saya melihat engkau.
Kepalamu sedang tertuju ke bumi, dan engkau sedang mengikuti dalam
air mata Mary yang engkau kasihi ketempat tinggalnya didunia ini.
Kemudian saya melihat Tuhan memandang kepadamu dengan kasih
dan belas kasihan yang penuh. Saya melihat kedatangan dari Dia yang
akan memberikan kehidupan kepada tubuh kita yang fana, dan istrimu
dan anak-anakmu keluar dari kubur mereka berjubahkan kemuliaan
yang kekal.”
Elder Andrews mendapati bahwa kehilangan itu sangatlah
menguasainya. Dia dikuasai oleh dukacita selama berminggu-minggu.
Banyak pekerjaannya di Eropa telah berpusat pada Mary. Mary telah
melakukan pekerjaan editorial di kantor, sehingga membuatnya mampu
untuk mengunjungi pemelihara-pemelihara Sabat di berbagai tempat di
Eropa.
Sehingga dia tidak dapat mengerti mengapa dia dipanggil untuk
membuat suatu pengorbanan yang begitu besar. Kepada seorang
sahabat lama dia menulis didalam dukanya, “Saya rasanya sedang
berpegang kepada Allah dengan tangan yang mati rasa.”—Robinson,
Flame for the Lord, hal. 110-112.
[Album tanda tangan sentiment yang ditulis oleh J. N. Andrews hari
setelah kematian Mary].
167
Kemarin pagi pada pukul 4:30 putri kekasih saya Mary F. Andrews
tertidur pulas didalam kematian. Anak ini telah sangat membantu saya
di Eropa, dan ketika kami bertemu dengan hal-hal privasi dan keinginan
dia memenuhi semua semangat dan iman dan pengharapan. Apa yang
dia derita menyebabkan dia cepat sekali terjatuh oleh tuberkolosis yang
sangat cepat. Dia telah terlibat didalam pekerjaan pada waktu ketika
pelayanannya telah menjadi nilai yang sangat besar. Siapa lagi yang
berada disana untuk menggantikannya?
Battle Creek, Nopember 28, 1878
J. N. Andrews
—Album autograph dalam mana ini ditemukan didalam Heritage
Room dari Perpustakaan Universitas Loma Linda, Loma Linda,
Kalifornia.
168
3
John O. Corliss
Tidak lama setelah pernikahannya, Saudara Corliss memulai
langkah menutu Michigan bagian utara, untuk terlibat didalam
pekerjaan penginjilan. Tidak ada dana yang tersedia di Konferens pada
saat itu, dan dia sendiri tidak banyak diberkati dengan perkara-perkara
dunia. Istrinya, terlibat dalam masak memasak untuk seorang
penggergaji tangan untuk mendapat uang dua dolar seminggu, dan
hanya dapat menyediakan setengah dari dana yang diperlukan untuk
membuat suaminya bergerak dalam panggilannya. Sebagai tambahan
kepada dana yang disediakan oleh kerja yang baik dari istrinya, dia
melakukan cukup perkerjaan untuk tetap menjaga keseimbangan
pengeluarannya.—J. L. McElhany, “Life Sketch of Elder J. L. Corliss,”
Review and Herald, Oktober 25, 1923, hal. 19.
169
4
Stephen N. Haskell
Ingatan-ingatan pribadi
[Didalam pendahuluan dari biografinya tentang Elder S. N. Kaskell, Ella
M. Robinson membagikan ingatan-ingatannya tentang mereka yang telah
mengenal S.N. Haskell].
Saya pernah sekali bertanya kepada pengkhotbah radio yang
terkenal H. M. S. Richards jika dia mengenal Stephen Haskell.
“Ya, tentu saja,” jawabnya, dan menceritakan kejadian berikut.
“Pada pertemuan diperkemahan di Waterloo, Quebec, di tahun 1921,
saya menyebutkan bahwa saya membutuhkan lebih banyak buku lagu
untuk usaha penginjilan yang sedang saya lakukan. S. N. Haskell,
hampir berusia sembilan tahun, hadir disana. Dia bertemu dengan saya
diluar tenda, mengeluarkan buku sakunya, dan mengosongkan . . .
seluruh isinya kedalam tangan saya. Itu berjumlah kira-kira lebih dari
tujuh dolar, dan membayar beberapa salinan dari buku lagu yang
berjudul Christ in Song.
“Saya mengingat Stepehn Haskell sebagai seorang murid Firman
Allah yang teguh dan mendalam,” sambung Elder Richards. “Dia hampir
tidak berani untuk mengeluarkan Alkitabnya jika sedang menunggu . . .
kereta, karena takut kalau dia sudah terpaku dengan mempelajari
170
kebenaran sehingga dia akan kehilangan kontak dengan waktu.
Keretanya dapat saja datang dan pergi sementara dia akan terbiarkan
duduk di stasiun mempelajari Alkitabnya. . . .”
Didalam pikiran saya [saya mengingat] suatu pemandangan yang
saya pernah saksikan di Avondale School Estate di Australia. Elder kita
ini, dengan memakai sepatu boot, sedang bekerja bersama-sama dengan
sekelompok murid-murid membangun sebuah jembatan kayu. Dia
adalah pemimpin yang favorit dari kelompok kerja tersebut. Apapun
pekerjaannya, apakah mencangkul atau menanam, membangun pagar
atau mengairi tanah, dia selalu menemukan cara yang terbaik dan
termudah untuk menyelesaikannya. Kemudian, juga, dia selalu siap
untuk masuk kedalam pengalaman dan masalah pribadi dari murid-
murid didalam sebuah pengertian dan sikap yang suka menolong.
Banyak orang memiliki kenangan-kenangan sehubungan dengan
Elder Haskell. Ketika Eugene Farnsworth masih seorang anak laki-laki
di Washington, New Hampshire, tujuh puluh mil jauhnya kearah barat
laut dari Lancaster bagian selatan, Haskell, pada saat itu sedang
mengunjungi gereja-gereja didaerah itu. Pada suatu kesempatan,
Farnsworth mengingat, salju sangat tebal dan cuaca sangat dingin pada
saat itu. “Saya mengingat melihat dia menerobos salju yang tebal
dengan mengendarai kudanya, mengunjungi semua anggota. . . ini
adalah ciri-ciri dari kehidupan ini dan bekerja sepanjang tahun dari
pelayanannya.”
Sebuah cerita yang berhubungan menunjukkan iman Elder
Haskell didalam tuntunan Allah secara pribadi. Sementara dalam
perjalanan kunjungan berkhotbah di Georgia, Haskell merasa sangat
tergerak untuk meninggalkan kereta tersebut tanpa disengaja disebuah
stasiun yang kering, menerangkan secara singkat kepada sekretarisnya,
171
seorang pria muda yang bepergian bersama dengan dia, “Ada seseorang
disini yang membutuhkan pertolongan.” Keduanya segera berdiri diatas
platform stasiun dengan bagasi yang menumpuk disamping mereka.
Tidak ada satupun jiwa yang terlihat. Mereka menunggu, dan berdoa
didalam hati.
Tiba-tiba sebuah mobil muncul. Sopirnya menyalami mereka.
“Apakah anda mengharapkan seseorang untuk menjumpaimu?” dia
bertanya. “Tidak,” jawab Haskell, “tetapi mungkin anda dapat katakan
kepada saya jika mungkin ada orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh
di daerah ini?”
“Ya,” jawab pria itu. “Satu keluarga Advent tinggal kira-kira enam
mil dari sini. Mereka menjalankan sebuah sekolah kecil. Saya akan
senang untuk mengantarkan anda kesana.”
Cerita itu berlanjut: “Kesanalah mereka bertolak dengan hati yang
penuh sukacita. Ketika tiba, Elder Haskell merasa bahwa dia sajalah
yang akan pergi menuju pintu rumah tersebut. Setelah berkali-kali
mengetok pintu dia mendengar sebuah suara yang lemas mengundang
dia masuk. Ketika dia masuk, dia mengerti bahwa ada orang sakit
didalam rumah tersebut. Ibu dan kedua putrinya dengan sakit, dan ibu
tersebut dalam keadaan patah semangat. Setelah beberapa percakapan
yang ramah, Elder Haskell mengambil sebuah Alkitab dari meja yang
dekat dan membacakan beberapa janji dari Bapa kita kepada ibu dan
anak-anaknya yang malang itu. Kemudian datanglah doanya yang
hangat dan penuh kasih sayang untuk mereka yang sakit, dan surga
kelihatan sangat dekat.
“Dia ketahui bahwa keluarga itu menjalankan sebuah sekolah
keluarga yang dibiayai sendiri kepada tetangga-tetangga disekeliling.
172
Segera dia melihat anak-anak kecil berdatangan ke sebuah sekolah
rumah didekat situ dan mulai bermain di halamannya, tanpa
meragukan bahwa guru mereka akan dapat mengajarkan mereka pagi
itu. Elder Haskell dengan lemah lembut menasehatkan ibu tersebut
untuk mengijinkan dia untuk menyuruh anak-anak itu pulang, dan
mengatakan kepada mereka untuk berlibur selama dua minggu. Itupun
dilakukan. Ibu itu sembuh dengan segera, juga kedua putrinya, dan
setelah mereka mendapatkan istirahat yang baik, pekerjaan sekolahpun
dimulaikan kembali. Bertahun-tahun kemudian ibu tersebut
mengatakan kepada saya bahwa kunjungan Elder Haskell telah
memberikan kehidupan yang baru kedalam hati mereka dan kedalam
pekerjaan mereka, dan mereka tidak akan putus asa dengan hal itu
lagi.”—Ella M. Robinson, S. N. Haskell, Man of Action, 1967, hal. 8-
10.
Hati yang digemparkan dan menyala
Elder Haskell memberikan amaran terhadap bahaya dari bekerja
didalam sebuah roh yang legalistik tanpa bergantung kepada Allah; dan
dia berjanji bahwa, “dengan hati kita yang dihangatkan dengan cinta
dari Allah, hati-hati yang lain akan digerakkan dan dinyalakan dengan
roh yang sama.” Dia meyakinkan para petani bahwa mereka tidak perlu
keluar dari perusahaan memenangkan jiwa, dan memberikan kepada
mereka beberapa nasehat yang langsung: Jika ladang mereka yang
besar menahan mereka dirumah, kalau demikian biarlah mereka
menjual empat puluh are atau lebih, dan mengurangi kepedulian
mereka. Kemudian dia membuat komentar yang sangat berkesan ini,
“Jika pekerjaan dimana didalamnya kita terlibat berarti apapun, itu
berarti segala sesuatu; dan hanya sekedar untuk mencoba-coba saja, . .
. pandanglah lebih dahulu kepada diri kita sendiri dan kemudian
173
memberikan sedikit dari waktu dan kekayaan kita yang lebih untuk
pekerjaan tersebut, itu adalah penghinaan.”—ibid., hal. 37, 38.
“Allah tidak menawarkan bukan suatu kesempatan yang besar
kepada mereka yang akan menjadi hamba-hamba-Nya, dan bekerja
didalam kebun anggur-Nya, lebih daripada pergi ketempat yang jauh,
disana mereka dapat mendidik orang-orang muda, dan tanamkan
kedalam pikiran mereka prinsip-prinsip yang murni dan baik, dan yang
akan mempersiapkan mereka, bukan saja untuk tugas-tugas praktis
dari kehidupan setelah ini, tetapi untuk sebuah tempat yang penuh
cahaya kemuliaan didalam kerajaan Allah. . .”—ibid., hal. 109.
[Dikutip dari artikel S. N. Haskell di dalam majalah TheTrue Missionary,
sebuah jurnal pendek yang diterbitkan selama tahun 1874:]
“Adalah apabila pengorbanan-pengorbanan yang menuntut
sesuatu dipanggil, sehingga hati duji.”
“Kita harus meminta perkara-perkara yang besar dan
mengharapkannya.”
“Allah sedang bekerja; dan, bekerjalah secepat yang kita dapat
lakukan, pernyertaan-Nya akan mendahului kita.”
“Waktunya untuk bertindak . . . kita mempunyai sesuatu untuk
dilakukan diamping ladang-ladang dan barang dagangan kita.”
“Usaha-usaha yang telah kita lakukan . . . hanyalah suatu
pelatihan di ladang yang kecil, menguji kekuatan dari sistem kita, dan
belajar bagaimana kita dapat bekerja besama-sama. Segera kita akan
174
dipanggil untuk melakukan sesuatu disamping pertemuan dan
pelatihan.”
“Kasih adalah sebuah prinsip yang aktif, dan tidak dapat hidup
tanpa pekerjaan . . . Tanah dimana kasih itu bertumbuh bukanlah hati
secara alami; tetapi kasih adalah sebuah tanaman surgawi, dan akan
bertumbuh hanya didalam sebuah hati yang diperbaharui oleh kasih
karunia dari Allah.”—ibid., hal. 41.
Jalan yang panjang dan berlumpur
Haskell adalah seorang pria yang bersemangat, penuh daya tahan
dan optimisme. Tidak merasa kecewa ataupun merasa sakit, apakah
jalan yang buruk ataupun fasilitas transportasi yang kurang, teriknya
panas cahaya matahari dan dinginnya angin dan salju—Sedikitpun
tidak pernah bersungut!—menurunkan semangatnya atau mengurangi
usaha-usahanya. Usahanya yang secara tetap untuk memenuhi semua
janji, bahkan dibawah kondisi yang buruk, dan mengancam. Dia
menuliskan bahwa didalam pertemuan-pertemuan dimana dia
mengharapkan hanya sedikit yang hadir ataupun tidak sama sekali,
tetapi saudara-saudara berdatangan dari tempat-tempat yang berbeda-
beda, melakukan perjalanan sejauh sepuluh sampai tiga puluh mil.��
Dia menceritakan tentang seorang saudara yang berjalan kaki dua
puluh lima mil�� supaya keluarganya dapat berkendaraan.
Ketika dia sedang melakukan pekerjaan kunjungan di Kota New
York di bulan Januari tahun 1876, ketika itu “tidak ada kereta luncur
ataupun kendaraan berroda,” seorang saudara, tinggal lima puluh mil��
jauhnya, mengadakan perjalanan untuk pertemuan dengan
menggunakan sebuah perahu batu (kereta luncur yang berat yang
175
biasanya dipakai di ladang), datang sejauh dua puluh lima mil, dimana
dia mendapatkan sebuah wagon, dan membawa bersamanya seorang
saudara yang lain. Dan kemudian dia kembali kerumah dan membawa
keluarganya ke Randolph, yang berjarak dua puluh lima mil,�� dimana
suatu pertemuan yang lain diadakan. Dua puluh lima mil adalah sebuah
perjalanan yang cukup jauh tanpa menggunakan mobil dan jalan
pedusunan yang panjang dan terjal dimana kaki kuda dan roda
wagonpun sering terbenam didalam lumpur.—ibid., hal. 42.
Membagikan segala milikmu
Didalam kelas Alkitabnya Elder Haskell mengambil buku Daniel
ayat demi ayat dan mendalaminya dengan tujuan untuk mendapatkan
semua daging yang ada didalam setiap Alkitab, dengan menggunakan
bagian-bagian dari Alkitab untuk menolong mengintepretasikan ayat-
ayat yang sukar.
Pada suatu ketika dia mengatakan didalam kelasnya akan
kepercayaannya bahwa setiap bagian dari Alkitab mengandung nilai
pelajaran spiritual, seorang murid mengacungkan tangannya. “Saya
tidak setuju dengan pernyataan tersebut,” katanya; “Saya yakin bahwa
beberapa bagian dari Alkitab memiliki murni materi yang penting.”
“Bolehkan kamu memberikan kita sebuah contoh?” tanya sang
guru. Orang muda itu berdiri dan membacakan kata-kata Paulus
kepada Timotius: “ ‘Jubah yang saya tinggalkan di Toras dengan Karpus,
ketika engkau datang, bawalah bersamamu, dan juga buku-buku, tetapi
terlebih lagi perkamen itu.’ Sekarang apa ada pelajaran spiritual yang
dapat kami peroleh dari kata-kata itu?”
176
Tanpa terburu-buru Elder Haskell menjawab, “Salah satu dari arti
yang mendalam darinya, khususnya untuk pekerja-pekerja yang
membiayai diri sendiri didalam pekerjaan Allah. Rasul Paulus telah
membawakan kekayaan yang tidak dapat rusak dari surga kepada
beribu-ribu jiwa; namun dia sangat miskin didalam harta dunia
sehingga dia lebih suka untuk menunggu cukup lama sementara
Timotius membuat perjalanan yang tidak pasti dari Troas ke Roma
daripada harus menghabiskan uang untuk membeli sebuah jubah yang
baru dan peralatan tulis-menulis.” Dia dapat berkata dengan satu
pengalaman yang dalam yang diketahui tetapi hanya beberapa, “sebagai
orang yang berdukacita namun membuat banyak orang bersukacita;
sebagai orang tidak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu” (2
Korintus 6:10).
Didalam pengorbanan pribadi Haskell dapat berbicara dari
pengalaman. Penghematan sampai hampir kepada kesalahan, dia dan
Hetty sangat berhati-hati enggan uang milik Tuhan lebih daripada milik
mereka. Adalah biasa bagi mereka untuk membagikan upah mereka
dengan orang lain yang ingin untuk melakukan pelayanan untuk Allah,
mendukung mereka dari tunjangan mereka yang kurang hingga usaha-
usaha dari pekerja-pekerja yang baru ini membuktikan diri setia dan
nama mereka didaftarkan pada daftar gajian dari Konferens.
Keluarga Haskell tidak pernah kehilangan kesempatan untuk
menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan. Selama tahun-
tahun pertama mereka di Avondale, mereka telah membuat kamar
dirumah mereka sendiri untuk seorang anak yang keras kepala yang
dikeluarkan dari sekolah.
Elder Haskell mengingat bagaimana dia dan istrinya yang
pertama, Mary, telah bekerja selama dua puluh tahun untuk
177
mempunyai sebuah rumah milik sendiri. Baru saja menyelesaikan
hutang untuk dapatkan sebuah rumah di Lancaster Selatan, sementara
masih bersukacita oleh karena tebusan gadaian yang harus dibayar
tidak ada lagi, mereka menerima berita dari Battle Creek tentang krisis
keuangan disana. Tiga ribu dolar dibutuhkan segera. Mereka
menggadaikan kembali harta kekayaan mereka dan mengirimkan uang
tersebut ke kantor pusat. Elder Haskell berkata setelah itu bahwa
walaupun pada saat itu hal tersebut merupakan sebuah cobaan yang
sangat besar baginya, Allah telah memberkati dia sepuluh kali lipat dari
setiap kata yang diucapkan.—ibid,. Hal. 150, 151.
178
5
Anna Knight
Pemeliharaan Sabat yang mula-mula
Saya memutuskan untuk menghabiskan hari itu dihutan, oleh
karena tidak ada rumah dimana saya dapat pergi untuk memelihara
Sabat. Ketika saya telah menyiapkan makan pagi untuk keluarga, yang
merupakan tugas hari-hari saya, dan telah melakukan tugas rumah
saya, saya mengambil Alkitab saya, Sabbath School Worker, Tiap
Triwulan, Review and Herald, Instructor, dan revolver saya, dan pergi
kehutan dimana saya menghabiskan seharian disana.
Sepanjang hari itu saya menghafalkan pelajaran sekolah sabat
dan membaca majalah-majalah tersebut dari sampul kesampul.
Sementara itu anjing saya yang setia selalu menjaga tidak jauh dari
saya, tidak akan membiarkan babi ataupun kerbau untuk mendekati
saya. Dia tidak menggonggong, tetapi akan secara diam-diam bangun
dan menghalau mereka pergi jika ada yang hendak datang mendekati
saya. Jika hujan, saya akan pergi ke ladang dan menghabiskan waktu
saya disana dibawah gubuk yang beratapkan jerami.
Banyak perkara yang menyakitkan dikatakan dan bahkan
ancaman dilakukan kepada saya, tetapi saya membiarkan semua orang
tahu bahwa saya telah mengambil keputusan. Ketika saya pergi
kehutan, saya membawa revolver saya; dan saya dapat menembak
179
dengan baik. Tuhan tidak mengijinkan bahaya menimpa saya.—Anna
Knight, Mississipi Girl, hal. 33, 34, 1952.
Kebaikan didalam sebuah pakaian Sabat
Nyonya Chambers�� adalah seorang penjahit baju dan juga
seorang yang ahli dalam membuat roti. Dia telah mengorganiser
sekelompok kaum wanita menjadi sebuah klub yang disebut “Women’s
Exchange.” Mereka menjual barang-barang mereka di salah sebuah toko
makanan yang terkenal di Market Street. Wanita-wanita ini secara
bergantian menjaga barang dagangan mereka setiap hari di toko ini.
Mereka membuat roti gandum buatan sendiri, pies, kookies, dan kue
dan juga membuat barang-barang rajutan untuk dijual.
Nyonya Chambers sangat ahli didalam membuat salt-rising bread,
dan itu dibuatlah empat hari seminggu. Dia bangun pada pukul empat
pagi dan bekerja sampai dengan pukul sepuluh malam untuk membuat
roti. Sering dia dapat membuat enam puluh batang roti, dan tidak
pernah kurang dari tiga puluh batang roti. Saya membantunya sebisa
saya dengan pekerjaannya itu. Saya membawa roti itu ke Exchange
setiap hari. Saya juga berlajar bagaimana untuk membuat roti, tetapi dia
tidak akan penah membiarkan saya melakukan semuanya sendiri.
Saya dapati bahwa dia melakukan semua pekerjaan berat ini
sendiri untuk mendapatkan uang untuk membeli pakaian bagi saya
untuk pergi kesekolah. Dia membuang pakaian dan topi bulu saya yang
sudah tua dan membuat yang baru dan nyaman untuk saya untuk
seorang Masehi Advent Hari Ketujuh. Dia membuatkan saya pakaian
yang lain; dan setiap kali dia akan menyelesaikan sebuah gaun, dia
akan meletakkan dengan hati-hati dan berkata, “Anna, saya berharap
180
ini akan bertahan sampai Tuhan datang.” Saya mencoba untuk menjaga
pakaian-pakaian ini dengan baik supaya mereka dapat bertahan, tetapi
mereka tidak bertahan lama. Tetapi pengaruh dari kasih dan
pengorbanannya yang tidak cinta diri sendiri masih hidup didalam
ingatan saya.
Pada suatu hari saya sangat senang dengan apa yang dia lakukan
kepada saya, sebagai seorang gadis dengan warna kulit yang berbeda
dan tidak mengharapkan apapun kecuali sebagai seorang anggota
gerejanya, yang membuat saya tidak henti-hentinya menangis. Saya
tidak mau mengijinkannya untuk melihat saya, jadi saya naik keloteng
diatas dan menangis terisak-isak. Dia tidak melihat saya. Bilamana dia
menemukan saya menangis, dia akan memeluk saya dengan penuh
kasih sayang dan berkata, “Apakah ada kabar buruk dari rumah?”
“Tidak.”
“Apakah kamu merindukan rumah?”
“Tidak.”
“Apakah saya menyakiti perasaanmu?”
“Tidak.”
“kalau begitu apa masalahnya?”
Saya mengatakan kepadanya bahwa saya berpikir tentang semua
kebaikan yang telah dan sedang dia lakukan kepada saya, dan saya
adalah seorang yang miskin dan tidak punya apa-apa untuk
membalaskan semua kebaikan dan kasih sayangnya kepada saya.
181
Kemudian dia memeluk saya dengan erat dan, diantara menangis
dan tertawa, dia berkata, “Engkau adalah anak gadis yang baik, kami
tidak mengharapkan apapun dari kamu atas apa yang kami lakukan
padamu. Kami percaya bahwa kamu akan menjadi seorang pekerja
didalam ladang Allah suatu hari nanti; dan jika kami sudah menutup
usia sebelum Kristus datang, pekerjaan kami akan terus berjalan
melalui kamu. Kami telah menolong banyak gadis untuk memulai
didalam pekerjaan Tuhan, dan kami sangat senang dapat menolongmu.
Pada saat itu saya membersihkan air mata saya. Ketika dia mulai
menangis, saya pikir lebih baik saya berhenti. Saya tidak mau
membuatnya sedih; namun demikian, saya telah pelajari bahwa itu
sebenarnya adalah airmata kegembiraannya, mengharapkan bahwa
kerja kerasnya tidak akan sia-sia.
Itu terjadi pada tahun 1894, dan mulai dari hari itu sampai saat
ini saya tidak pernah lupa akan imannya didalam saya. Saya telah
berusaha untuk terus memajukan pekerjaan mereka, kerena dia dan
suaminya telah tidur didalam Yesus. Saya tidak pernah dapat
melupakan kepercayaan mereka kepada saya. Itu selalu menjadi
inspirasi kepada saya dan sebagai sebuah insentif untuk menolong
orang lain.—ibid., hal. 42-44.
Melakukan Diet untuk India
Terjadi suatu kelaparan di India, dan beberapa misionaris kami,
beberapa dari mereka adalah dokter-dokter dan perawat-perawat dari
Battle Creek, menghadapi kekurangan makanan.
182
Dr. Kellogg memanggil semua dokter, perawat dan penolong
berasama-sama dan mengatakan kepada kami tentang sebuah kabel-
gram yang baru saja diterima, dan memohonkan kepada kami untuk
membuat suatu pengorbanan untuk makanan kami. Dengan kata lain,
lakukanlah diet ala Hindu selama satu minggu, batasilah segala sesuatu
dari semua biaya kecuali hal-hal yang mana tidak akan dibeli oleh
Sanitarium.
Kemudian dia meletakkan masalah itu dihadapan kami, dan
meminta suatu bantuan oleh mereka yang akan melakukan diet yang
ketat ini. Jumlahnya cukup banyak, empat atau lima ratus, yang
mengacungkan tangan mereka. Meja khusus kemudian diatur, pada
pada akhir minggunya kami telah menabung 500 dolar. Kami sangat
menyukainya sehingga kami memutuskan untuk melanjutkannya untuk
satu minggu berikutnya dan kami dapat mengumpulkan 1,000 dolar
sebagai dana untuk bencana kelaparan dengan cara menghemat biaya
pengeluaran kami selama dua minggu.—ibid., hal. 73, 74.
Biaya Sekolah: 1 dolar per-bulan
Dr. Kellogg mengirimkan kepada saya dan sejumlah orang yang
lain yang telah pergi keluar untuk melakukan pekerjaan misionaris.
Kami harus kembali ke Battle Creek dan mengambil pendidikan pra-
sarjana. Pada saat yang bersamaan Sanitarium membutuhkan ekstra
bantuan dari mereka yang sudah terlatih untuk menjaga sejumlah besar
pasien yang dirawat pada musim panas tersebut.
183
Saya mengikuti summer school di perguruan tinggi paruh waktu.
Disana saya mendapatkan pelatihan tambahan untuk menolong saya
dengan sekolah mision saya yang berada di Mississipi.
Ketika pendidikan pra-sarjana telah selesai, masing-masing kami
kembali ke ladang masing-masing yang sama atau dikirim kepenugasan
yang baru. Saya kembali ke Mississipi untuk membangun rumah-
sekolah yang baru yang sudah saya rencanakan untuk dibangun.
Musim panas sebelumnya, seorang sahabat saya dari Battle
Creek, Nona Julia Luccock, yang telah merawat seorang pasien di
Alabama, memutuskan untuk mengunjungi sahabat-sahabatnya di
pertemuan perkemahan di Iowa. Dia mampir untuk melihat saya
sebelum melanjutkan perjalanannya, dan berencana hanya untuk
tinggal beberapa hari, tetapi dia sangat tertarik dengan apa yang sedang
saya usahakan untuk dikerjakan sehingga dia menghabiskan hampir
tiga minggu menolong saya untuk merencanakan pekerjaan tersebut.
Kami membuat gambar dari bangunan yang saya inginkan, dan dia
membawakan gambar tersebut bersamanya ke Iowa untuk ditunjukkan
kepada ayahnya dan meminta saran darinya, karena dia adalah seorang
yang ahli dalam membangun. Dia melakukan ini dan mengembalikan
gambar itu kepada saya tepat waktu dengan banyak saran dan usulan.
Sementara berada dipertemuan perkemahan di Iowa, dia
menyumbangkan lima puluh dolar untuk pekerjaan tersebut dan
mengirimkannya kepada saya melalui surat tercatat. Saya
mengumpulkan semua patron sekolah dan semua tetangga-tetangga
yang baik dan yang tertarik dan yang mau membantu untuk
mengadakan rapat. Saya mengemukakan kepada mereka rencana saya
untuk membangun sebuah rumah-sekolah dan membutuhkan bantuan
184
mereka. Jika mereka tidak mempunyai uang mereka dapat
menyumbangkan tenaga mereka.
Masing-masing orang berjanji untuk melakukan apa saja yang
dapat dia lakukan. Para pria pergi ke hutan, menebang kayu, dan
mengambil kapak dan mempersiapkan balok tiang dan selop. Ini sangat
membantu dalam menghemat biaya. Kami telah memasang
perlengkapan untuk atap sebelum saya pergi ke Battle Creek beberapa
bulan sebelumnya.
Kaum wanita dan anak-anak mengumpulkan kapas diladang�6
saya dan saya menjualnya dan menyumbangkan uang itu untuk dana
bangunan.
Ketika saya menyusun beaya kayu dan mengirimkannya kepada
agen penggergajian kayu di kota, pemiliknya sangat terkejut, sebab ini
merupakan sebuah order tunggal yang terbesar yang pernah dia terima.
Semua kayu kasa untuk kerangka, kasok, dan sambungan saya beli
semuanya dari dia, tetapi untuk kayu-kayu untuk pekerjaan akhir
seperti sisi luar dan kerangka jendela harus dibeli di Ellisville dua puluh
lima mill�� jaraknya dan dibawa oleh kelompok bagal kelokasi bangunan.
Ini adalah pekerjaan yang besar yang membutuhkan banyak uang.
Semua uang hasil penjualan kapas dan lima puluh dolar yang diberikan
oleh Nona Luccock, disamping sumbangan tenaga yang diberikan secara
gratis. Dalam delapan minggu, melalui kerja keras selama berjam-jam
dan usaha yang bersatu, bangunan itupun selesai.
Saya membeli jendela kaca, sebuah stove dan cat untuk papan
tulis. Ketika tiba waktunya untuk sekolah dibuka, kami mempunyai
sebuah sekolah yang indah dan yang terbaik disekitar kota itu. Orang-
orang berdatangan dari jarak tujuh puluh lima mil�� untuk melihatnya.
185
Saya mempunyai dua puluh empat anak murid didalam delapan
kelas dan biaya sekolah untuk sebulan sebesar satu dolar. Hanya
seorang penyokong sekolah yang mampu untuk membayar uang sekolah
dalam bentuk tunai setiap bulan. Yang lainnya membayar uang sekolah
mereka dengan cara setengah dalam bentuk uang tunai dan yang
sisanya dalam bentuk tenaga. Pekerjaannya terdiri dari membersihkan
ladang dan berdekatan dengan pekarangan sekolah yang telah
direncanakan untuk ditanam anggrek dan anggur. Saya mengijinkan
anak-anak sebagian dari waktu setelah sekolah mereka untuk
menggergaji kayu diladang ini. Batang kayu ini digunakan untuk
membuat pagar untuk kebun anggur, dan kayu bakar digunakan di
perapian.
Saya mengatur dua Sekolah Minggu, yang berjarak enam mil�9,
dan menggunakan majalah Our Little Friend didalam masing-masing
mereka. Yang satu diadakan pada hari Minggu pagi dan yang satunya
lagi pada hari Minggu siang. Sekolah Sabat anak-anak di Graysville,
Tennessee, mengirimkan kepada saya naskah-naskah mereka yang akan
saya gunakan di Sekolah Minggu dan kemudian pada yang lainnya. Jadi
naskah yang sama melayani tiga tempat yang berbeda.
Setelah pelajaran sekolah Minggu telah selesai, saya mengajarkan
teknik menulis indah, membaca, dan aritmatika kepada beberapa orang
dewasa yang tidak dapat mengikuti sekolah reguler disiang hari. Saya
juga mengajarkan mereka cara yang terbaik dalam memasak dan
bagaimana untuk mengalengkan buah, dengan menekankan pada
perlunya kesehatan dan pertarakan diantara mereka.
Mereka belajar banyak hal, tetapi sangatlah sukar bagi mereka
untuk melihat dan menerima pekabaran tersebut.—ibid., hal. 80-83.
186
6
Alma McKibbin
[Nasehat Ellen White tentang pendidikan dasar selama pertengahan
tahun 1890-an menunjukkan suatu pengaruh yang positif pada
Pendidikan Advent. Selama dekade dari tahun 1895 sampai dengan
tahun 1905, jumlah sekolah dasar Advent bertambah dari 18 menjadi 417
buah. Ditengah-tengah meledaknya fenomena ini dalam hal sekolah
gereja Advent sehingga pendidik pionir California, Ny. Alma McKibbin,
menulis buku pelajaran Alkitab pertama untuk sekolah dasar kita.]
Dua belas mil ke kantor Pos
Guru-guru menginginkan pelajaran-pelajaran Alkitab. Pada
summer school beberapa orang akan menghabiskan waktu untuk
menyalin pelajaran-pelajaran dari buku-buku catatan saya. Pada
akhirnya Profesor [M. E.] Cady9� mendorong saya untuk mencetak
pelajaran-pelajaran saya. Beberapa guru tidak melakukan usaha
apapun untuk mengajarkan Alkitab, oleh karena mereka tidak memiliki
pelajaran yang telah disiapkan. Jika Alkitab tidak diajarkan, maka
semua usaha kita untuk membangun sekolah gereja akan menjadi sia-
sia.
Dan sekali lagi saya harus melakukan apa yang tidak saya tahu
bagaimana untuk lakukan—menulis buku dan menerbitkannya.
187
Percetakan Perguruan Tinggi9� Healdsburg mencetak buku-buku saya
yang pertama atas beaya saya sendiri. Pekerjaan itu berjalan dengan
sangat pelan. Percetakan diperguruan tinggi itu adalah sebuah
percetakan yang sangat sederhana, tidak terlalu lengkap untuk
melakukan segala sesuatu, tetapi pencetak tersebut, Arthur Haines,
melakukan hal yang luarbiasa dengan sumber yang sangat kurang itu.
Saya bukan saja sebagai penulis tetapi juga sebagai ahli baca dan juga
sebagai manajer bisnis.
Para guru mengirimkan permintaan dan sangat mendesak
sehingga saya tidak harus menunggu seluruh buku itu untuk dicetak,
tetapi mengirimkan masing-masing tanda tangan ketika itu datang ke
percetakan. Ada kira-kira 12 tanda tangan didalam buku saya yang
pertama. Dua belas kali saya melakukan perjalanan dengan susah
payah lebih dari satu mil9� menuju kantor pos untuk mengirimkan
mereka, melakukan hal ini setelah jam mengajar saya telah selesai dan
tugas rumah yang harus dilakukan. Pekerjaan pionir tidaklah mudah.—
Alma E. McKibbin, Step by Step, 1964, hal. 80.
Buku pelajaran tali sepatu
Saya telah mulai didalam sekolah saya yang pertama untuk
membuat garis besar untuk pelajaran-pelajaran ini, dan tepat pada
waktu itu, saya harus membuat pelajaran untuk kelas-kelas yang saya
ajarkan. Dan guru-guru ini ingin tahu apa yang telah saya ajarkan di
sekolah keluarga dan didalam sekolah gereja ini. Semua yang saya miliki
adalah buku catatan saya yang sudah usang dimana saya mencatat
semua pelajaran, dan seseorang telah mengatakan tidak untuk
memberikan pelajaran tentang Daniel, tetapi untuk mengambil ceritanya
188
dari buku Perjanjian Lama. Baik, saya percaya dalam kronologis; saya
tidak percaya mengajar tentang Abraham sebelum anda mengajar
tentang Adam. Jadi saya mulai dengan Adam. Saya mempersiapkan
pelajaran-pelajaran saya sendiri, dan saya menganjurkan guru-guru ini
untuk melakukannya. Tetapi mereka datang kembali pada waktu
summer school. Mereka telah terbiasa dengan segala sesuatu kecuali
Alkitab. Mereka tidak dapat membuat pelajaran. Mereka tidak dapat
melakukannya! Baik, Profesor [M. E.] Cady berkata, “Anda harus
menerbitkan apa yang anda miliki.” Ada percetakan diperguruan tinggi,
dan mereka mencetak apapun yang mereka perlukan di perguruan
tinggi. Dia katakan bahwa mereka akan mencetak pelajaran-
pelajaranmu untukmu. Jadi saya memulai pekerjaan yang melelahkan.
Dan untuk pertama kali anda tahu mereka harus mencetaknya dengan
tanda tangan. Baik, mereka agak terburu-buru sehingga saya membuat
lubang pada tanda tangan, dan apa yang tersedia bagi saya adalah tali
sepatu. Saya mengirimkan tali sepatu dengan satu yang pertama,
memasangnya melalui lubang-lubangnya, dan mengatakan kepada
mereka bahwa tanda tangan yang lain akan menyusul yang dapat
mereka tambahkan kepadanya. Dan itulah buku-buku yang pertama.
Mereka menyebutnya “the shoestring books” (buku yang diikat dengan
tali sepatu).
Tahun berikutnya percetakan membuat bantuan untuk mereka.
Dan kemudian saya memberikan bantuan untuk dipakai, tetapi
sebelumnya mereka tidak punya apa-apa kecuali tali sepatu untuk
menyatukan semua tanda tangan ini bersama-sama. Kemudian ketika
mereka membuat buku-buku ini, mereka membuat lubang yang sesuai,
dan itulah caranya mereka menggunakan tali sepatu. Begitulah caranya
buku-buku itu diikat.—McKibbin, interview langsung oleh James
Nix, September 30, 1967.
189
7
Percy T. Magan
Dibawah sebuah Pohon Maple
[Keadaan-keadaan disekeliling keputusan Magan untuk menolak tawaran
W. K. Kellogg untuk mengambil alih stok penjualan dari perusahaan
cornflakesnya yang baru].
Usaha-usaha pionir jarang mudah dan adalah kasus pada saat
Perguruan Tinggi Emmanuel (sekarang Andrews University) berlokasi di
Berrien Springs, Michigan, di tahun 1901 dari lokasi sebelumnya di
Battle Creek. Itu adalah suatu pergumulan yang sesungguhnya untuk
mendapatkan calon institusi yang telah dibangun. Kondisinya sangat
primitif. Kelas-kelasnya diadakan di dalam dua puluh bekas sel penjara
yang telah direnovasi didalam ruang sidang tua yang telah ditinggalkan.
Kenyataannya, Kepala asrama Percy T. Magan mendapati bahwa
kantornya adalah bekas ruangan kantor dari sherif. Siswa-siswa tinggal
di sebuah hotel terdekat.
Disamping tergoda untuk membangun gedung-gedung yang
permanen untuk sekolah, penyelenggara dari institusi itu juga sedang
berusaha untuk mengadakan reformasi didalam kurikulum. Murid-
murid diharapkan untuk bekerja sebagai bagian dari program tersebut.
Oleh karena ini adalah sebuah sekolah mision, maka Alkitab harus
menjadi pusat dari setiap kelas dan gelar tidak akan diberikan jika
190
seseorang telah tamat. Beberapa orang dari dewan merasa bahwa
pembaharuan sudah berjalan terlalu jauh.
Masalah-masalah muncul sebelum tahun 1904. Kepala asrama
Percy T. Magan dan kepala sekolah Edward A. Suntherland9�
mengundurkan diri. Kurang dari satu minggu sebelumnya, istri dari
Percy Magan9� telah meninggal dunia. Walaupun kedua orang ini telah
dipilih kembali oleh dewan, situasinya adalah bahwa tidak lama setelah
itu mereka berdua mengundurkan diri kembali dan pergi kebagian
selatan dimana mereka memulaikan Madison College di Tennessee.
Ditahun 1930 Dr. Magan menulis surat kepada Elder William A
Spicer9� yang saat itu sebagai Ketua General Conference. Sekarang
hampir didalam depresi dan lebih dari satu kwartal dari abad ini setelah
kita ingat kembali pada tahun 1904, Magan menulis surat kepada teman
lamanya:
“Saya sering mengingat akan saat-saat ketika istri saya yang
pertama meninggal di Berien Springs tahun 1904 . . . W. K. Kellogg96
datang kepada saya. . . dan meminta saya untuk berhenti bekerja dan
bergabung dengannya didalam perusahaan jagung yang pada saat itu
sedang dalam proses perorganisasian. Dia menawarkan kepada saya
suatu blok dan stok, sepuluh ribu dolar untuk separuh harga. Dia mau
supaya mengambil alih stok penjualan dan menawarkan satu komisi
dari semua yang saya jual dengan sebuah tempat yang permanen
didalam perusahaan bilamana pekerjaan ini telah dilakukan. Stok yang
seharga sepuluh ribu dolar itu akan sangat berharga saat ini dengan
nilai satu juta dolar, dan tentunya perdagangan pada saat itu saya
mungkin dapat mengumpulkan tiga atau empat ribu dolar. Dalam satu
cara tawaran itu sangatlah menggoda. Tetapi saya mengingat dengan
baik menghabiskan bagian yang terbesar dari malam dibawah pohon
191
maple di Berrien yang sudah tua, dan dialami proses dari kelahirannya
sendiri, dan memberikan semua masalah itu kepada Guru. Dan ketika
cahaya fajar pagi merekah saya telah memutuskan bahwa selain berada
didalam kesulitan-kesulitan dengan saudara-saudara saya harus tetap
dengan Pekabaran ini dan memberikan apapun waktu dan talenta yang
saya miliki kepada menobatkan orang menjadi Advent daripada
menguntungkan cornflakes. [Surat P.T. Magan kepada W. A. Spicer,
April 21, 1930, hal, 3]—Pauls a. Gordon dan James R. Nix, Laughter
and Tears of the Pioneers, 1989, hal. 26, 27.
192
8
John G. Matteson
Pengkhotbah dan penyetel huruf
Di tahun 1860-an, ketika Elder Matteson sedang berkhotbah
diantara orang-orang Scandinavia di Amerika Serikat, dia merasa
sangatlah perlu akan literatur didalam bahasa mereka sendiri sehingga
dia pergi ke-kantor Review dan kemudian mengatur sendiri huruf-huruf
dan mengetik empat pelajaran pertama didalam traktat-traktat
berbahasa Swedia.—Ella M. Robinson, Man of Action, hal. 45, 46.
193
9
Washington Morse
Berjalan kaki ratusan mil
Ditahun 1857, 1858, dan 1859, saya berjalan kaki ratusan mil di
Minnesota, mengunjungi perkampungan yang bersebar, sambil
membawa Alkitab saya, map, dan traktat-traktat, bertahan untuk
membangunkan ketertarikan kepada kebenaran dari pekabaran
malaikat yang ketiga. Cukup banyak orang yang baik menerima
pekabaran tersebut sebagai hasil dari pekerjaan yang diberikan,
walaupun mereka memiliki banyak kelemahan dan berada didalam
kondisi yang tidak menyenangkan . . . Masehi Advent Hari Ketujuh yang
pertama di Minnesota, sepengetahuan saya, adalah seorang Ibu yang
bernama Green (sekarang tinggal di Hebron, Wis.0 dan ayahnya.
Walaupun jarak yang kira-kira antara tiga puluh sampai delapan puluh
mil memisahkan beberapa keluarga yang memiliki iman yang mulia,
mereka tidak terlalu mempertimbangkannya sebagai sesuatu tugas yang
berat untuk berkumpul dalam suatu pertemuan, meskipun satu
rombongan dengan bagal dan beberapa dari mereka paling kurang
dengan kendaraan ladang yang terdiri dari berbagai cara
pengangkutan.—Washington Morse, “Items of Advent Experinece
During the Past Fifty Years.-No. 6,” Review and Herald, Nopember 6,
1888, hal. 689, 690.
194
10
William A. Spicer
Tidak ada posisi-posisi terhormat
[Spicer melayani sebagai sekretaris dari General Conference dari tahun
1903 sampai dengan tahun 1922. Walaupun kedua cerita berikut terjadi
setelah tahun 1915, mereka menunjukkan ciri-ciri dari pemimpin gereja
ini sehingga mereka dimasukkan didalam koleksi ini. Dengan berharap
untuk pensiun dari Sekretaris General Conference di tahun 1922 oleh
karena ada beberapa posisi yang lebih kecil, Spicer, dengan tidak
memperhatikan usahanya yang terbaik untuk keluar daripadanya,
mendapati dirinya sendiri terpilih sebagai Ketua General Conference
yang baru. Ketika para delegasi menemui jalan buntu apakah harus
memilih kembali Elder A. G. Daniels9� yang telah menjadi Ketua General
Conference sejak tahun 1901, mereka akhirnya kembali kepada Elder
Spicer. Setelah beberapa usulan dari kandidat lain yang memungkinkan
. . . , Spicer akhirnya setuju untuk melayani. Didalam konteks inilah dia
menulis hal yang berikut kepada istrinya, “Georgie,” yang tidak
menemani suaminya ke Rapat General Conference. Paragrap yang
terakhir meringkaskan filsafat dari Elder Spicer tentang pelayanan, dan
menjelaskan mengapa para delegasi ingin dia untuk menjadi ketua
mereka yang baru.]
195
Saya meminta semua orang agar mencoba untuk memikirkan
beberapa yang lain, tetapi setelah doa dipanjatkan kelihatan tidak ada
jalan yang terbuka [dan] saya tidak dapat menolak. Saya minta maaf
kepadamu sayangku Georgie. Engkau tidak menginginkannya untuk
saya. Ini sangat berbeda dari pekerjaan yang saya rindu untuk kerjakan.
Tetapi saya tidak dapat keluar daripadanya tanpa rasa cinta diri sendiri.
Jangan takut. Itu tidak membutuhkan seorang superman tetapi hanya
seorang yang penuh penyerahan yang melakukan bagiannya yang
terbaik, dan bahwa saya akan, Georgie sayang, dengan pertolongan
Allah. Jangan cemas, Georgie sayang, empat tahun dan saya akan
menyiapkan pengganti saya, kamu bisa pastikan itu.99 Jadi istriku yang
tersayang aku hanyalah suamimu yang mencintaimu dan akan lebih
memilih Kerajaan hatimu daripada kehormatan kantor apapun. Tidak
ada posisi-posisi kehormatan tetapi hanyalah pelayanan.—W. A. Spicer,
surat kepada istrinya, Georgie, ditulis dari San Fransisco, California,
Mei 22, 1922.
Penatalayan dari uang Tuhan
[Sebuah cerita yang lain tahun 1915 tentang Elder Spicer, tetapi, sekali
lagi, satu yang menunjukkan kemauannya untuk berkorban untuk
pekabaran yang sangat dia percayai.]
Pada suatu kali, ketika mengunjungi Ellen G. White Estate
sementara bekerja sebagai direktur dari Pusat Penelitian mereka di
Loma Linda University, saya tinggal sebagai seorang tamu di pondok
kecil milik Arthur dan Frieda White yang berdekatan dengan rumah
mereka di Adelphi, Maryland. Sementara mengingat-ingat tentang masa
lalu, Elder White mengatakan kepada saya tentang sesuatu yang terjadi
196
kepadanya dalam perjalanan pulang dari Takoma Park, Maryland,
mengikuti Rapat Musim Gugur yang dia hadiri setelah menjadi
Sekretaris dari Ellen G. White Estate.
Kelihatannya bahwa pada lebih dari satu kesempatan, Dr. J. H.
Kellogg mengundang teman-temannya yang adalah mantan pemimpin-
pemimpin gereja Advent untuk mengadakan rapat musim gugur di
Battle Creek Sanitarium. Apakah cukup waktu berlalu sehingga sang
doktor sesungguhnya merasa nyaman dengan melakukan hal ini, atau
itu hanyalah sebuah kenyataan bahwa dia sangat membutuhkan uang
untuk sanitariumnya, saya tidak tahu. Namun demikian, Rapat Musim
Gugur tahun itu (kira-kira 1938, dari situasi yang dijelaskan oleh Elder
White) diadakan di Sanitarium Battle Creek.
Setelah rapat diadakan, Elder White dan banyak pemimpin-
pemimpin gereja lainnya naik kereta kembali ke Takoma Park. Seperti
yang dikatakan Elder White kepada saya, “Dibesarkan didalam keluarga
White, saya terbiasa untuk melakukan pengorbanan untuk pekerjaan
tersebut, jadi untuk menghemat uang, saya mendapatkan tempat
teratas didalam salah satu dari tempat tidur untuk perjalanan malam
hari untuk kembali ke Washington. Tempat yang paling atas lebih
murah dari tempat yang paling bawah, jadi saya merasa bahwa saya
sedang menyelamatkan pekerjaan Tuhan dengan sedikit menghemat
uang dengan mendapat tempat yang teratas.”
Seringkali didalam perjalanan pada malam hari itu, Elder White
memutuskan untuk meluruskan kedua kakinya sedikit, jadi dia mulai
berjalan-jalan sekeliling di kereta. Mendekati salah satu dari gerbong,
orang yang dia lihat adalah Elder W. A. Spicer, sedang duduk disalah
satu tempat duduk dengan selimut membungkus punggungnya. Elder
White berkata bahwa dia belum pernah merasa sangat dipermalukan
197
selama hidupnya. Disana Elder Spicer yang sudah tua, seorang yang
usianya dua kali lipat dari usia Arthur White, seorang yang tidak akan
berpikir untuk menghabiskan uang Tuhan untuk mendapatkan tempat
yang teratas untuk kereta malam untuk pulang kembali kerumah.
Sebaliknya, Elder Spicer memilih untuk duduk sepanjang malam
didalam kereta lebih daripada menggunakan uang itu untuk
kenyamanan pribadinya. Mengapa? Oleh karena dana yang ditabungkan
akan digunakan untuk menyebar-luaskan pekabaran Advent. Bersama
dengan Elder Spicer, dan banyak lagi pionir-pionir Advent lainnya, tidak
ada yang tidak biasa dengan tipe alasan ini; itulah gaya hidup mereka.
Tentunya, Elder White tidak mengatakan apapun tentang semua ini
kepada Arthur White. Tetapi Elder White mengatakan kepada saya
bahwa pada perjalanan kereta itu, kesaksian yang diam-diam dari Elder
Spicer mengajarkan dia suatu pelajaran yang penuh kuasa sehubungan
dengan komitmen dan pengorbanan yang sesungguhnya ketika itu
berhubungan dengan penyebar-luasan pekabaran Advent.—Arthur L.
White, Cerita tentang W. A. Spicer diceritakan kepada James R. Nix
diakhir tahun 1970-an.
198
11
R. A. Underwood
Privasi didalam lembaran-lembaran katun
Pada saat ini kantor Konferens dan kumpulan traktat berada di
rumah saya di Mesopotamia, Ohio. Kami telah menyerahkan ruangan
yang terbaik didalam rumah untuk tujuan ini, dan gas, sewa, dan
semua pekerjaan kantor gratis diberikan oleh istri saya dan saya sendiri
kepada Konferens Ohio. Bukan saja buku-buku yang disimpan oleh istri
saya, tetapi surat menyurat yang banyak yang dilanjutkan dengan
gereja-gereja dan umat-umat percaya yang tersebar luas. Pada saat itu
Konferens hanya mampu untuk mempekerjakan satu atau dua pendeta
untuk pekerjaan diladang. Saya juga banyak menggunakan waktu saya
untuk Konferens. Tetapi perlu juga bagi kami untuk mendapatkan
bantuan untuk melakukan pekerjaan rumah kami dan menjalankan
ladang. Saya menyebutkan pengalaman ini agar kita dapat menangkap
sedikit dari masa lalu, dan tidak melupakan pergumulan dan
pengorbanan dari mereka pada hari-hari yang mula-mula. . . .
Gaji pertama yang saya terima dari Konferens adalah 4 dolar
seminggu. Istri saya dan saya belajar menghemat sebisa mungkin.
Sebagai contoh, ketika saya masih menjadi ketua dari Konferens Ohio
dan Pennsylvania, yang mencakup periode empat belas tahun, adalah
menjadi kebiasaan saya mengunjungi gereja-gereja untuk mengatur
melakukan satu kunjungan secara bergilir dari delapan sampai dua
199
belas gereja dalam sekali perjalanan, guna menghemat waktu dan biaya
kereta. Saya biasanya akan tidak berada dirumah selama dua, tiga atau
bahkan empat bulan.
Surat menyurat saya dilakukan dengan gaya kuno, dengan pena,
dengan tabung yang biasanya diletakkan diatas lutut saya sementara
saya menulis. Stenogaper dan mesin ketik belum ada pada saat itu. . . .
Pengalaman saya yang pertama naik kereta adalah pada awal
tahun delapan puluhan. General Conference telah merekomendasikan
Elder E. W. Farnsworth dan saya untuk mengunjungi California, dan
menggunakan beberapa bulan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang umum dikota itu. Union Pacific Railroad baru saja memasang
pelayanan yang baru untuk para turis dari Chicago ke San Fransisco,
tempat tidurnya semakin sempit dan bergoyang, tanpa kasur dan
selimut. Sebelum naik ke kereta menuju Chicago, kami mengumpulkan
batang-batang jerami untuk menggantikan kasur untuk tempat tidur
kami. Dengan lembaran-lembaran kain katun tambahan kami menutupi
tempat kami dari pemandangan orang lain didalam gerbong itu. Namun
dengan metode yang kuno ini sekarang kelihatan semakin baik terhadap
duduk selama lima atau enam malam. Beaya untuk tempat tidur adalah
3 dolar setiap kali perjalanan. Saya kira-kira berusia lima puluh tahun
sebelum saya pernah mengalami hal ini, walaupun sebagai seorang
anggota dari Komite General Conference saya sering mengadakan
perjalanan dua hari atau lebih di kereta untuk mencapai pertemuan
pekermahan atau perkumpulan-perkumpulan penting lainnya.—R. A.
Underwood, “Reminiscences and Early Experiences,” Revire and
Herald, September 18, 1924, hal. 55, 56.
200
12
James & Ellen White
Asap Tembakau dan karpet-bag sebagai bantal
Karena kekurangan uang, kami mengambil kendaraan pribadi
yang termurah, kendaraan kelas dua, dan karcis dek paling bawah
diatas kapal uap. Kendaraan pribadi yang termurah adalah yang sangat
nyaman untuk Ny. White, yang lemah itu. Dengan demikian saya dapat
menahan hal-hal yang sukar, pekerjaan dan privasi terhadap hampir
semua tingkatan demi kebenaran dari Allah dan umat-umat-Nya yang
mulia yang tersebar luas. Ketika didalam kendaraan kelas dua kami
biasanya terkurung didalam asap tembakau. Saya bisa menahan hal ini,
tetapi Ny. White akan sering sekali jatuh pingsan. Ketika berada dikapal
di dek paling bawah, kami menderita hal yang sama yaitu asap
tembakau, disamping percakapan yang penuh sumpah serapah dan
vulgar dari buruh kapal dan lalu lalangnya orang banyak. Waktu-waktu
tidur di terangkan sebagai berikut: Kami berbaring diatas lantai yang
keras, di atas kotak-kotak barang kering, atau diatas karung-karung
gandum, dengan karpet-bag sebagai bantal, tanpa selimut kecuali
mantel atau selendang. Jika kami menderita oleh karena dinginnya
musim dingin, kami akan berjalan disepanjang dek untuk tetap menjaga
tubuh menjadi hangat. Jika kami menderita oleh karena panasnya
musim kemarau, kami akan naik ke dek yang paling atas untuk
mendapatkan udara malam yang dingin. Dan ini sangat melelahkan bagi
201
Ny. White, khususnya dengan seorang bayi ditangannya.—Review and
Herald, Agustus 2, 1923, hal. 66.
Stoking yang penuh dengan uang logam untuk
bertahan
James White mendapat masalah ketika dia berjalan dengan
perlahan melintasi jalan itu, menaiki tangga dan masuk rumahnya di
Rochester.��� Dia menemukan Ellen sedang sibuk menjahit didalam
kamar. Dengan lemas dia terduduk diatas sebuah kursi. Ellen dapat
melihat bahwa ada sesuatu yang mengganggunya. “Ada apa, James?
Apa yang salah?”
“Waktu untuk menerbitkan naskah yang lain dari Review, dan kita
tidak punya kertas dan tidak ada uang untuk membayar pengapalannya
yang sudah datang.”
“Berapa banyak yang kamu butuhkan?” tanya Ellen.
“Enam puluh empat dolar,” jawabnya, “tetapi biaya itu mungkin
berjumlah 10,000 dolar.”
Ellen berdiri dan berjalan menuju kloset. Dia membuka pintu,
merogok kedalam, mengambil sebuah stoking yang tergantung pada
paku, dan membawanya dan meletakannya ditangan suaminya.
“Apa ini?” tanya suaminya, walaupun dia dapat merasakan uang
logam didalam stoking tersebut. Dia memasukkan tangannya dan
202
sekumpulan setengah dolar, quaters, dimes dan nickels��� muncul
tertuang keluar.
“Darimana kamu mendapatkan semua ini?” dia bertanya dengan
penuh kekaguman.
“Saya percaya bahwa seseorang harus selalu mempersiapkan
sesuatu untuk hari hujan,” jawab Ellen. “Saya telah menabungnya
selama berbulan-bulan sedapat mungkin. Saya harap itu cukup.”
James kemudian mulai menghitung uang-uang logam itu. Ini
sudah cukup! Melalui ramalan dari istrinya sebuah krisis telah teratasi,
dan dia mampu untuk mendistribusikan naskah-naskah yang perlu.—
Robinson, James White, hal. 105.
Segala sesuatu yang saya miliki adalah milik Allah.
[Ditahun 1861 James White memberikan kepada Asosiasi Percetakan
Masehi Advent Hari Ketujuh yang baru bergabung semua aset yang dia
kembangkan untuk pekerjaan percetakan sejak itu didirikan.]
Elder James White . . . menyatakan . . . : “Ketika, di tahun 1861,
asosiasi percetakan dibentuk di Battle Creek, Mich., kami telah
memberikan daftar dari pelanggan dan hak untuk menerbitkan semua
pekerjaan (semenjak diputuskan 10,000 dolar) kepada asosiasi.”
Tentang tindakan ini Ny. White, didalam buku Testimonies volume III,
halaman 87, berkata demikian, “Setelah dia telah menghabiskan
hidupnya didalam privasi dan pergumulan yang tidak pernah berakhir
untuk membangun kepentingan percetakan pada dasar yang pasti, dia
203
memberikan kepada umat-umat Allah apa yang menjadi miliknya.”—J.
N. Loughborough, “Second Advent Experience-No. 7,” Review and
Herald, Juli 26, 1923, hal. 5.
[Di tahun 1875, James White mendukung, dari dana pribadinya sendiri,
berdirinya Pacific Press Publishing Company di Oakland, California].
Dibulan Pebruari, tahun 1875, James dan Ellen White, dengan
ditemani oleh J. H. Waggoner, . . . kembali ke kota California. Pada
tanggal dua belas dari bulan itu ada rapat khusus dari Konferens
California yang diadakan di Oakland untuk mempertimbangkan lokasi
sebuah bangunan untuk perusahaan ini;��� dan setelah pertimbangan
tersebut dibawa didalam doa mereka memilih sebuah lokasi dengan
ukuran 80 x 100 kaki��� di Castro Street antara Eleventh dan Twelfth.
Pada tanggal 1 April, tahun 1875, Pacific Seventh-day Adventist
Publishing Association diorganiser; dan O. B. Jones dari Battle Creek,
Michigan, pembangun dari kantor-kantor Review and Herald Battle
Creek memulai konstruksi untuk membangun gedung yang baru. Itu
berbentuk salib Yunani 66 x 26��� timur dan barat, dengan 46 x 26���
utara ke selatan. James White segera dalam perjalanannya menuju New
York untuk membeli peralatan. Dia juga menghabiskan beberapa
propertinya di bagian Timur agar supaya dapat membantu mendanai
usaha bersama ini, oleh karena pada saat itu tidak semua janji telah
dilunasi. Dengan biaya pribadi sebenar 650 dolar dia membawa lima
orang muda yang terlatih dari Timur untuk bekerja bersama dia. Dia
telah menyumbangkan didalam jumlah yang sebesar 1,000 dolar itu
kepada dana percetakan.—Harold O. McCumber, Pioneering the
Message in the Golden West, 1968 ed., hal. 103, 104.
204
Diantara pertemuan perkemahan dari bagian timur dan bagian
barat, keluarga White tinggal dengan teman-teman di Battle Creek.
Ketika berita tiba bahwa bangunan yang baru di Oakland sedang
mendekati penyelesaian, James mengadakan perjalanan ke New York
untuk membeli perlengkapan bagi gedung itu. Karena beberapa janji
yang dibuat di Yountville��6 belum juga dilunasi, dia merasa perlu untuk
menjual kekayaannya di Battle Creek agar dapat mengumpulkan dana
untuk membeli percetakan. Peralatan yang telah dia beli seharga kira-
kira 10,000 dolar.
Pengorbanan-pengorbanan yang dilakukan oleh keluarga White
didalam situasi ini adalah biasa. Banyak kali dimasa yang lalu mereka
telah merasa terpanggil untuk melakukan hal yang sama.—Robinson,
White, hal. 255.
Tempat tinggal yang gratis untuk pekerja-pekerja
Allah.
“Jangan kamu lupa untuk memberikan tumpangan kepada orang”
(Ibrani 13:2). Selama hidup mereka, James dan Ellen White
mempraktekkan kata-kata itu. Tidak ada orang yang ditolak dalam
kelaparan dari pintu rumah mereka. Apapun yang mereka miliki mereka
membagikannya. Keduanya adalah orang-orang yang bermurah hati,
jauh diatas rata-rata.
Ketika Elder White tinggal di Greenville [Michigan] dia mendengar
bahwa ada seorang wanita yang bernama Hannah More baru-baru ini
telah datang ke Battle Creek dari New England untuk mencari
pekerjaan. Sister More telah menghabiskan waktu bertahun-tahun
205
sebagai seorang misionaris di Afrika Tengah bekerja untuk sebuah
denominasi yang lain. Seseorang telah memberikan kepadanya satu
salinan dari buku karangan John N. Andrews yang berjudul The History
of the Sabbath ketika dia sedang cuti. Dia membaca buku itu dan
setelah kembalinya ke Afrika Tengah dia mulai memelihara Sabat hari
ketujuh. Sebagai hasilnya, dia diberhentikan oleh masyarakat misionnya
dan kembali ke Amerika Serikat.
Dia tinggal di Landcaster bagian Selatan, Massachusetts, untuk
sementara, dan kemudian pergi ke Battle Creek, berharap bisa
mendapatkan pekerjaan disana. Dia tidak berhasil dan, tidak
mendapatkan satupun pintu yang terbuka untuknya, kecuali undangan
dari seorang teman yang bukan Advent, Tuan Thompson, yang juga
pernah menjadi seorang misionaris, untuk datang kerumahnya di
Michigan bagian utara dan mengajarkan anak-anaknya.
Ketika James mendengar tentang berita itu, bagaimana dengan
cara yang acuh tak acuh anggota-anggota gereja di Battle Creek telah
memperlakukan Nona More, dia merasa malu atas tindakan mereka. Dia
serta merta menulis untuk mengundang dia untuk kembali dan tinggal
dengannya dan Ellen di Greenville. Nona More menjawab bahwa dia
telah menghabiskan uangnya melakukan perjalanan ketempat dimana
dia tinggal sekarang. Dia akan datang bilamana dia telah mendapatkan
ongkosnya, karena dia sangat rindu untuk bertemu dengan keluarga
White.
James menjawab bahwa dia dan Ellen akan pergi ke New England
untuk mengadakan beberapa pertemuan, tetapi ketika mereka kembali
dalam dua bulan mereka pasti akan mengirimkan uang supaya dia bisa
datang dan tinggal dengan mereka. Sayangnya, perjalanan mereka
memakan waktu hampir empat bulan, dan pada waktu ketika mereka
206
kembali ke Michigan, musim dingin melanda daerah itu dan Nona More
tidak dapat melakukan perjalanan.
Sebelum musim semi berikutnya datang, Hannah More meninggal
dan dikuburkan di Michigan utara. James dan Ellen sangat berduka.
Mereka diyakinkan bahwa hidupnya dapat diselamatkan jika beberapa
orang mungkin dapat memperhatikan dia ketika dia melewati Battle
Creek. [Testimonies, vol. 1, hal. 666-680.]
Pada waktu rapat umun di Battle Creek, banyak sahabat-sahabat
lama dijamu dirumah dari keluarga White. Pada suatu kali sekitar tiga
puluh lima orang duduk makan bersama-sama dimeja makan mereka,
semua atas kebaikan hati dari nyonya dan tuan rumah. Tidak ada
tunjangan jamuan makan di tahun 1860-an.
Satu kebiasaan yang dipraktekkan oleh James White adalah
menyumbangkan pakaiannya untuk membantu orang lain. Pertama kali
kami membaca tentang hal ini di Vermont, ketika keluarga White telah
pergi untuk menghadiri sebuah konferensi. James mengenal seseorang
dengan inisial N. A. H. James mengetahui bahwa orang ini sangat-
sangatlah miskin dan dari dompetnya yang juga kurang dia mengambil
dua puluh dolar, dan diberikan kepada saudara ini. Tetapi dia
melakukan hal yang lebih jauh. Dia membuka mantelnya, satu-satunya
yang dia miliki, dan memberikan kepada N. A. H. Tindakan ini sangat
berkesan ketika kami mengetahui bahwa saudara yang sama ini telah
membangkitkan suatu sikap cemburu didalam diri orang lain terhadap
Elder White. [Life Sketches (1880), hal. 279]
J. O. Corliss adalah satu dari sejumlah pengkhotbah-pengkhotbah
muda yang dibawa oleh James dan Ellen White kerumah mereka untuk
membantu melatih mereka untuk pekerjaan Allah. Orang muda ini
207
tinggal dengan mereka selama dua tahun. Tentang kebaikan hati dari
James White kepada orang miskin, Corliss menulis:
“Elder White adalah seorang yang sangat baik hati terhadap
kasus-kasus sehubungan dengan kebutuhan. Saya telah melihatnya
memberikan tidak kurang dari tiga mantel pada satu musim dingin yang
sama kepada pengkhotbah-pengkhotbah yang membutuhkannya. Lebih
daripada itu, bilamana dia berpikir bahwa para utusan yang bekerja
keras kurang diperhatikan oleh komite audit, tidak ragu-ragu dia akan
segera datang bertemu dengan dewan untuk membela mereka, dan
selalu behasil dengan baik.” [. O. Corliss, di Advent Review and Sabbath
Herald, Agustus 23, 1923.]
Perlu dicatat bahwa James, yang kurang suka dengan lebah
jantan melakukan ini atas nama “utusan-utusan yang bekerja keras.”
Pekerja-pekerja yang muda yang menerima perlakuan dari
kebaikan hati dari Elder White tidak akan melupakan kebaikannya.
Sepuluh tahun setelah kematian dari orang yang baik hati ini, L. R.
Conradi menulis kepada Ellen White:
“Adalah suatu keistimewaan bagi saya untuk berkenalan dengan
anda dan suami tercinta anda segera setelah memeluk kebenaran {1878}
dan saya tidak akan pernah melupakan kebaikannya, ketika dia
memberikan kepadanya sebuah jas pada waktu saya tamat dan
memberikan kepada saya map ketika saya mulai berkhotbah.” [L. R.
Cornadi surat kepada Ellen G. White, Agustus 16, 1891.]
Supaya ada uang ditangan ketika beberapa pekerja menghadapi
hal-hal darurat atau seorang anggota gereja membutuhkan pertolongan
yang segera, Elder White mengusulkan untuk menetapkan suatu dana
208
untuk tujuan ini. Uang dikumpulkan, dan Benevolence Society yang
pertama di bentuk, sebuah organisasi yang bertahan selama bertahun-
tahun. Banyak pribadi yang patut telah berperan didalam memberkati
Elder White untuk bagiannya didalam membentuk perkumpulan ini.
Didalam hari-hari itu ada banyak penggilan untuk dukungan dari
usaha-usaha yang baru. Ada suatu dana buku yang digunakan untuk
menterjemahkan penerbitan Advent kedalam bahasa-bahasa yang lain.
The Health Reform Institute dan Review and Herald Publishing
Association selalu memerlukan lebih banyak modal, dan setelah tahun
1874 ada pekerjaan misi luar negeri di Eropa yang membutuhkan
pertolongan, begitu juga dengan Perguruan Tinggi Battle Creek.
Kekuatan dari Review membawa banyak daftar dari orang-orang
yang memberikan kontribusi kepada hal-hal ini dan pekerjaan-
pekerjaan yang berharga lainnya. Didalam kolom-kolom itu, Elder White
menyerukan untuk “fifty dolar men” dan “hundred dolar men” dan
sebelum dia meninggal, dan memohon untuk sejumlah ‘thousand dolar
men.” Nama dari James dan Ellen White terdapat dihampir semua
daftar. Kenyatan ini diakui oleh Komite General Conference:
“Elder White . . . menjual harta kekayaannya di Michigan dan Iowa
sebagai pengorbanan di tahun 1875, dan disediakan untuk
menunjukkan bahwa dia telah menyumbangkan lebih dari 5,000 dolar
kepada pekerjaan selama dua tahun terakhir. . . . .
“Persungutan ini sangat sedikit dan bahkan tidak ada sama sekali
untuk kepentingan diri mereka sendiri, sementara Elder White pada
waktu yang sama memberikan seratus disini, dan seribu disana. Dia
bersumpah kepada dirinya sendiri untuk memberikan kepada pekerjaan
itu selama tahun 1876 lebih dari pada semua bisikan yang disatukan
209
dari Atlantik sampai dengan Pasifik.” [Administrative Pamphlets: Danger
and Duties of Our Times, Komite General Conference, hal. 42, 46, 47.]
James White, menyukai pekerjaan menyelesaikan masalah orang-
orang yang miskin dan yang membutuhkan. Ditahun 1874 kekeringan
dan hama belalang melanda Kansas, mengurangi banyak petani
sehingga menjadi kikir. Upah dari pekerja-pekerja Advent di kota itu
dipotong sehingga mereka tidak dapat hidup dari apa yang mereka
terima. Ketika mendengar hal ini, Elder White membuat protes bahwa
para pria tidak dapat memberi makan keluarga mereka dengan upah
yang rendah yang mereka terima. Dia segera membentuk suatu dana
untuk menolong pekerja-pekerja di Kansas. Sumbangan kebaikan hati
dari dia dan Ellen sebesar 100 dolar membuka daftar. Pekerja-pekerja di
Kansas sangat berterima kasih. [Review and Herald, Nopember 4,
18975.]
Didalam beberapa kesempatan, James membayar bunga atas
uang yang dia pinjam dari bank untuk dipinjamkan, dengan bebas
bunga, kepada para pekerja supaya mereka dapat membeli rumah
untuk keluarga-keluarga mereka. Diantara penolong-penolong yang lain
ada disana Elder Loughborough, Mead, Waggoner, dan Hull. [Defense of
Eld. James White and Wife, (Battle Creek, Michigan, 1870), hal. 19, 20.]
Ketika pekerjaan Allah makmur, James White bersukacita. Ketika
dia melihat hasil yang sangat baik yang dicapai oleh pengkhotbah-
pengkhotbah Advent dengan tenda-tenda injil, James mendorong
Konferens satu demi satu untuk membuat investasi didalam mereka.
Untuk Michigan-nya yang dia cintai, dia membeli sebuah tenda yang
seharga lebih dari lima ratus dolar. Tenda ini dia ingin untuk pinjamkan
kepada pendeta siapa saja yang dapat menggunakannya untuk
210
pertemuan-pertemuan penginjilan. [James White, didalam Review and
Herald, Juni 8, 1869.]
Di tahun 1979 gereja di Oakland, California mengalami hutang
yang besar, dan ada suatu bahaya bahwa oleh karena bangkrut maka
gereja itu dapat saja diambil dari umat-umat percaya. Edson White,
berada di California saat itu, menulis kepada orangtuanya, bertanya,
Haruskah gereja ini dijual kepada ‘ Cambellites” (orang yang ingin
membeli gedung gereja itu). Ny. White katakan tidak, dan James juga
katakan tidak. Segera James menyatakan bahwa dia akan menjual
rumahnya di Oakland. [Ibid.]���
Rencana Ellen justru berbeda: “Biarlah ada pohon natal disetiap
gereja di California, dan dihiasi dengan buah-buah dalam bentuk uang
tunai, jumlahnya boleh dari satu sen sampai dengan seratus dolar.”
[Ibid.]���
Pada waktu yang bersamaan dia meminta Edson untuk meletakan
100 dolar dari James di pohon natal itu dan sejumlah yang sama
darinya. Dia menulis kepada putranya yang lain, Willie, yang berada di
Battle Creek, menyuruh dia untuk meletakkan jumlah yang sama pada
pohon Natal yang akan di pasang di “Dime Tabernacle.”
Pada waktu meninggalnya White di tahun 1881, George I. Butler,
Ketua General Conference, menunjuk kepada kebaikan hati dari
pemimpin mereka yang telah tiada:
“Ada sebuah tempat yang penuh kasih sayang didalam hatinya
terhadap orang-orang yang tertekan dan mereka yang menurut dia telah
melakukan kesalahan, yang membuat dia sebagai salah satu dari orang-
orang yang sangat baik hati. Berapa banyak yang ada diantara kita yang
211
telah dibantu dan didukung oleh kekayaannya, kata-katanya, dan
tindakan-tindakannya. Berapa banyak kali dia meninggalkan
kesibukannya untuk berdoa dengan orang-orang yang sakit dan yang
sedang dalam pergumulan. Tidak seorangpun dari mereka yang
mengenal dia sadar akan kebaikan hati yang jarang ada itu yang dia
miliki, atau memberikan dia pujian atas tabiatnya; tetapi sahabat-
sahabat yang dekat tahu bahwa apa yang saya katakan adalah benar.
Saya belum pernah mengenal seseorang yang akan dengan kebaikan
hatinya mengampuni seorang yang bersalah ketika dia berpikir itu
adalah benar-benar pertobatannya.” [Goerge I. Butler didalam Review
and Herald, Agustus 16, 1881.]
Selama bertahun-tahun, James White menikmati berkat-berkat
yang dijanjikan kepada mereka yang selalu membuka tangan, yang
membuktikan kesetiaan dari pernyataan, “Siapa banyak memberi berkat
akan diberi kelimpahan, siapa memberi minum dia sendiri akan diberi
minum.” (Amsal 11:25).
Uriah Smith, menulis didalam Review and Herald, berbicara
tentang pemakaman Elder White, “Kenangan menghapus kesuraman,
bertambah melalui berlalunya waktu, dari perbuatan baik yang tidak
dapat dihitung yang diterima dari tangannya.” [Uriah Smith, didalam
Review and Herald, Agustus 16, 1881.]—Robinson, White, hal. 214-
218.
Tidak masalah jika rumah itu terbakar
Inilah caranya bagaimana kami memperoleh kekayaan kami;
ketika Allah melihat kegunaan yang telah kami lakukan dari kekayaan
212
yang Dia berikan kepada kami, Dia mempercayakan kepada kami lebih
banyak lagi. Suami saya adalah seorang yang ahli dalam keuangan.
Saya membuat sebuah pernyataan tadi malam bahwa kami telah
menginvestasikan 30,000 dolar didalam pekerjaan, dan inilah caranya
kami melakukannya—ketika kami melihat sebuah tempat dimana
pekerjaan membutuhkan uang, kami akan memberikannya.
Ketika kami mengunjungi Pacific Coast, banyak orang dibesarkan
untuk menuruti Alah, dan kemudian kami menginginkan uang untuk
membangun sebuah rumah pertemuan; tetapi orang-orang disana
adalah orang-orang yang miskin, karena itu kami mengirim berita ke
Michigan, mengatakan kepada mereka untuk menjual apa yang kami
miliki, dan disanalah kami menginvestasikan kekayaan kami, dan
sebuah rumah pertemuan telah dibangun di San Fransisco dan di
Oakland. Seringkali ketika kembali dari perjalanan yang lama kami akan
bertanya-tanya jangan-jangan rumah kami telah terbakar habis karena
kami tidak berada disana. Dan suami saya akan berkata, “Tidak
masalah jika rumah itu terbakar habis, kita memiliki harta yang
disimpan disurga.”
Saya tidak dapat menggunakan kekayaan saya untuk kepentingan
diri saya sendiri, saya mau supaya itu diinvestasikan untuk kemuliaan
Allah. Ketika mision dimulai di Basel, datanglah pesan, Kita harus
punya uang. Saya telah terima dari seorang sister sebuah baju sutra;
saya menjualnya dan mengirimkan 50 dolar untuk membantu mision
tersebut. Dan bilamana saudari-saudari yang baik mengetahui apa yang
telah saya lakukan, mereka mengikuti contoh saya, dan jumlah itu
bertambah. Gantinya memakaikan kekayaan saya untuk tubuh saya
sendiri, saya akan lebih suka untuk pergi kepada janda dan anak yatim
dan memberikan pakaian kepada mereka. Dan sekarang alasan bahwa
kita telah sanggup untuk mendeposit ini didalam perbendaharaan Allah
213
adalah oleh karena kebaikan hati dari Allah; namun kami masih
memiliki sedikit harta yang tertinggal. Dan semenjak saya telah melihat
mision-mision itu dalam kebutuhannya yang besar, surat-surat saya
telah dikirimkan ke-Healdsburg, California, mengatakan kepada mereka
untuk menjual rumah saya dan semua perabotan dan mengirimkan
uang supaya saya dapat menggunakannya untuk membantu mision-
mision ini.
Inilah caranya yang telah kami kerjakan semenjak kami
mengambil bagian didalam pekerjaan ini. Saya ingin supaya anda
mengerti bahwa oleh karena Allah telah memberikan kita kekayaan . . .
kami telah berusaha untuk menggunakannya untuk kemualian-Nya.
Saya tidak merasa bahwa semua yang saya miliki adalah milik saya
pribadi, dan ketika saya pergi ke-toko untuk membeli sesuatu, saya
bertanya, tidak dapatkah saya melakukannya tanpa barang ini dan
memberikan uang ini kepada pekerjaan tersebut? Saya mengulanginya
berulang-ulang kepada diri saya sendiri, “untuk kepentingan saya Yesus
menjadi miskin. Dia tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya;
dan kemudian haruskah saya menjadi pokok dari kemurahan-Nya
mendapatkan waktu yang lebih baik daripada Dia?”—Manuscript
Release, vol. 19, hal. 137, 138.
Kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dan semampu kami
untuk menabung sedapat mungkin, sehingga pekerjaan Allah dapat
maju. Ketika Saudara Ertzenberger mengunjungi Amerika sebuah
hadiah yaitu sebuah baju sutra yang manis, yang seharga empat puluh
lima dolar. Saudara Andrews baru saja mengirim berita bahwa ada
kebutuhan uang yang besar untuk memajukan pekerjaan. Saya berpikir
bahwa adalah suatu kesempatan bagi saya untuk menggunakan
pemberian yang telah saya terima supaya mereka yang berbaik hati yang
telah memberikannya kepada saya akan menerima upah dan
214
menyimpan harta mereka disurga. Saya pergi kepada seorang pedagang
dan mengatakan kepadanya untuk membantu sebisa mungkin untuk
menjualkannya untuk saya. Dia menjualnya dengan harga lima puluh
dolar, dan saya mengirimkan uang tersebut kepada mision ini. Ketika
yang lain mengetahui apa yang telah saya lakukan, mereka
menyumbang lebih banyak lagi. Apa yang saya lakukan ini,
mendatangkan uang dari pribadi-pribadi yang lain, sehingga Saudara
Andrews menulis kepada kami bahwa jumlah yang dibutuhkan tiba
tepat pada waktunya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada Allah
atas jawaban yang tepat waktu . . .
Kita sedang membentuk mision-mision dan membangun gereja-
gereja diseluruh Amerika. Kami telah memiliki dana sebesar 23,000
dolar di bank surga. Oleh karena saya tidak dapat menjual harta milik
yang saya ingin jual, saya telah meminjam uang dan, membayar bunga
delapan persen, menginvestasikannya kedalam pekerjaan.
Perbendaharaan misi luar negeri kita sekarang telah kosong. Dibanyak
tempat di Amerika mereka memiliki waktu yang sangat dekat. Beberapa
malam yang lalu saya bermimpi bahwa saya sedang bermohon kepada
Allah dan menunjukkan kepada-Nya perbendaharaan kita yang sudah
kosong. Saya terbangun dan memohon agar Dia dapat mengirimkan
uang untuk memajukan pekerjaan-Nya. Sekarang saya katakan bahwa
kita mempunyai iman yang hidup untuk meminta Allah untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Tuhan memiliki uang yang telah
Dia percayakan kepada penatalayan-penatalayan-Nya untuk melakukan
pekerjaan yang diperlukan ini. Apakah pria-pria ini, apakah wanita-
wanita ini dimana Allah dapat menggerakkan mereka dengan Roh-Nya?
Berapa waktu yang lalu kami sangat ingin untuk membangun
sebuah asrama di Healdsburg, California, sehubungan dengan sekolah
kita disana. Tetapi kami tidak punya uang untuk melakukannya. Saya
215
berkata kepada putra saya, yang dapat kita lakukan adalah berdoa. Dan
kami berdoa. Permohonan kami naik kesurga dengan air mata kepada
Tuhan (untuk) mengirimkan uang kepada kami. Kira-kira tiga jam
kemudian, saya mendengar ketokan dipintu. Ketika membuka pintu,
saya menjumpai seorang saudari disana. Dia berkata, saya tidak mau
mengganggu anda yang sedang menulis, tetapi saya mempunyai
sejumlah uang yang ingin saya sumbangkan kepada pekerjaan Tuhan.
Dapatkah anda mengatakan kepada saya dimana uang ini sangat
dibutuhkan? Dimana uang ini harus diberikan? Hati saya dipenuhi
dengan ucapan syukur dan terima kasih kepada Allah. Ya, tentu saja,
kami mempunyai tempat untuk uang itu. Dia memberikan kami (untuk
perguruan tinggi) sejumlah 5,000 dolar, cukup untuk mencukupi
kebutuhan-kebutuhan kita sekarang, dan dia berkata bahwa dia sangat
berterima kasih dapat membantu pekerjaan Allah. Dan airmata mengalir
di pipinya karena dia tahu bahwa dia telah menemukan tempat yang
aman untuk apa yang selama ini dia cemaskan. Ada banyak orang yang
lain yang harus melihat dan merasakan kebutuhan-kebutuhan akan
pekerjaan Allah dan melakukan hal yang sama. Mengapa tidak kita
membawa semuanya ini kepada Allah didalam doa? Kita terlalu banyak
bergantung kepada satu dengan yang lain daripada bergantung kepada
Allah.—Manuscript, 19, 1885 (Ellen G. White manuscript yang ditulis
di Basel, Switzerland, September 21, 1885).
60 pound��9 yang dikirimkan kepada Sister Caro untuk menolong
dia atas beban yang sedang dia pikul, saya maksudkan untuk
menyumbangkannya kepada rumah pertemuan di Melbourne; tetapi
kelihatannya ada lebih dari enam cara untuk menggunakan setiap
shilling.��� didalam pekerjaan yang perlu untuk dikerjakan.
Kelihatannya sangat sulit untuk membangunkan saudara-saudara
untuk mengerti keinginan dari pekerjaan Allah didalam ladang yang
baru ini. Saya telah mengambil keputusan bahwa tidak ada uang dari
216
saya yang akan digunakan untuk mengirim orang ke Battle Creek,
ataupun membantu biaya sekolah mereka di Battle Creek. Mereka yang
telah memiliki kelebihan beberapa bulan sebelumnya dari sekolah ini
akan mendapatkannya.
Saya telah membayar lebih dari seribu dolar, dan hampir semua
dari ini terlibat didalam pekerjaan misionaris. Saya telah membayar tiga
ratus dolar untuk mengirim seorang saudara miskin yang menderita ke
St. Helena untuk sebuah pemeriksaan. Dia terkena rematik ketika
berada di Pitcairn, dan telah bekerja di distrik di daerah yang lembab
dan tidak mendapat pertolongan, dan mendapat penderitaan yang
sangat. Saya membayar biaya untuk Sister Miller untuk pergi ke
Oakland, supaya suaminya dapat masuk kantor di Oakland, dan
menjadi lebih berguna di beberapa cabang dari pekerjaan disini di Echo
Office.
Jadi saya telah berusaha untuk bekerja, menyumbang kepada dua
rumah pertemuan, seratus dolar di yang satu, dan seratus lima puluh
dolar di yang satunya lagi, di empat rumah pertemuan yang lain,
masing-masing lima pound.��� Rumah-rumah pertemuan harus
dibangun dimana gereja-gereja muncul. Sebuah ruangan telah
didapatkan di Ashfield. Semua oposisi dari lima pendeta telah dijalankan
untuk menghentikan pekerjaan, dan hal yang terakhir sebelum
meninggalkan Granville, Saudara McCullagh membaca sebuah catatan
bahwa mereka tidak dapat menyewa ruangan itu lagi kepada orang-
orang Advent. Didalam dua minggu adalah waktu yang terakhir untuk
dikosongkan oleh mereka. Tidak ada ruangan yang lain yang dapat
diperoleh. Kami telah membeli sebuah tenda yang baru, untuk dipasang
di Canterbury, sebuah lokasi baru, untuk mengangkat standar
kebenaran. Saya menyumbangkan lima pound kepada usaha ini. Tetapi
saya harus terus menyumbang selama saya dapat memperoleh uang,
217
sehingga pekerjaan Allah tidak akan terbengkalai.—Letter 46, 1895
(Surat Ellen G. White kepada Dr. J. H. Kellogg ditulis pada tanggal
15 April, 1895).
Saya tidak mengatakan bahwa saya adalah pemilik banyak uang
yang datang kepada saya.—Letter 46a, 1894 (Surat Ellen G. White
kepada Dr. J. H. Kellogg ditulis pada tanggal 25 Oktober 1894).
Seringkali dilaporkan bahwa saya sedang berusaha untuk menjadi
kaya. Beberapa orang telah menulis surat kepada kami, menanyakan,
“Bukankah Ny. White berharga jutaan dolar?” Saya senang bahwa saya
dapat katakan, “Tidak.” Saya tidak punya tempat didunia ini yang
terbebas dari hutang. Mengapa?—Oleh karena saya melihat banyak
pekerjaan misionaris yang harus dikerjakan. Dibawah keadaan-keadaan
seperti ini, dapatkah saya menimbun uang?—sesungguhnya tidak, saya
menerima royalti dari penjualan buku-buku saya; tetapi hampir
semuanya digunakan didalam pekerjaan misionaris.
Kepala dari salah satu dari percetakan kita di negara yang jauh,
pada waktu mendengar dari orang lain baru-baru ini bahwa saya sangat
membutuhkan uang, mengirimkan kepada saya sebuah surat kredit
yang dapat ditukarkan seharga lima ratus dolar; dan didalam surat yang
bersama-sama dengan uang itu, bahwa itu adalah hasil dari ribuan
dolar dari royalti yang telah mereka terima didalam mendistribusikan
buku-buku yang baru untuk mendukung usaha-usaha misionaris yang
baru, mereka memberikan lima ratus dolar sebagai tanda mata yang
kecil dari rasa terima kasih mereka. Mereka mengirimkan ini oleh
karena kerinduan mereka untuk menolong saya ketika saya
membutuhkannya; sampai sekarang saya telah memberikan, untuk
mendukung pekerjaan Tuhan ditanah seberang, semua royalti yang
berasal dari penjualan buku-buku saya di Eropa; dan saya akan
218
membayar lima ratus dolar ini segera setelah saya dapat bebas dari
hutang.—Ellen G. White, Selected Messages, bk 1, 1958, hal. 102.
Royalti untuk Allah dan umat-umat-Nya
Ketika dia mulai menulis, royaltinya, tentunya, sangatlah kecil.
Tetapi itu bertambah secara perlahan-lahan, namun itupun digunakan
secepat mereka datang, dan bahkan lebih cepat lagi. Seringkali dia
harus menggadaikan mereka untuk masa depan untuk memenuhi biaya
menterjemahkan. Seringkali percetakan kita yang masing muda tidak
mampu untuk memenuhi pengeluaran ini. Dia menyadari bahwa buku-
buku ini sangat diperlukan.
Ada tempat-tempat yang lain dimana Ellen G. White merasa
kebutuhan yang sangat mendesak akan uangnya. Ribuan dolar masuk
kedalam bidang pendidikan untuk membantu mendidik orang-orang
muda. Ribuan dolar yang lainnya dibeikan untuk pembangunan gedung-
gedung gereja, dan sekolah-sekolah, dan rumah sakit-rumah sakit.
Seringkali dia harus meminjam uang dan membayarkan bunganya agar
dapat memperoleh kesempatan untuk memperoleh properti yang
diperlukan untuk memajukan pekerjaan Tuhan.
Tidak dapat dibayangkan oleh Nenek untuk menolak semua
permohonan akan uang jika memungkinkan bagi dia untuk
memberikannya. Saya��� mengingat dengan baik sebuah percakapan
melaui pintu yang setengah terbuka dari ruang kerjanya. Elder S. N.
Haskell sedang memohon kepadanya untuk lima ratus dolar untuk
membantu membangun sebuah gedung geeja disebuah tempat yang
miskin. Dia mendengarkan permohonan ini dan mengirimkannya
219
kepada Nn. Sarah Peck, yang bekerja sementara dibagian pembukuan,
“Sara,” katanya, “Saya mau supaya kamu dengan hati-hati melihat
rekening saya dan melihat jika masih ada royalti dari buku-buku saya
yang bekum digadaikan. Jika ada, berikan lima ratus dolar kepada Elder
Haskell” . . . Tentunya akan ada senyum dari wajahnya ketika dia
datang kerumah kami untuk pamitan.
Saya masih ingat suatu ucapan yang saya dengar dari Nenek
dalam percakapan dengan Elder Haskell. Bahkan setelah enam puluh
tahun saya masih dapat mendengarkan nada sedih didalam suaranya
ketika dia berkata, “Oh, Elder Haskell, jika ada yang dapat saya lakukan
untuk menolong orang-orang berdosa yang miskin ini untuk
menemukan jalan mereka didalam Kristus, itulah yang akan saya
lakukan.”
Sepanjang hidupnya, Nenek banyak menolong orang-orang miskin
dan orang-orang yang tidak beruntung. Saya mengingat ketika di
Australia sementara bepergian besamanya ke pabrik pakaian wol. Dia
akan membeli bahan pakaian wol dengan harga obral, membawanya
kerumah, menyimpannya didalam laci dikamarnya. Sementara berbicara
pada hari Sabat dia mungkin melihat seorang sister yang berpakaian
dengan sangat miskin ditengah-tengah hadirin. Dia akan berbicara
kepadanya setelah kebaktian, dan mengundang dia kerumahnya
sepanjang minggu itu. Sementara dalam percakapan, Nenek akan
mengucapkan sesuatu seperti ini, “Saya beruntung mempunyai
sepotong bahan yang bagus yang menurut saya akan cocok untuk
kamu.” Dia kemudian akan mengeluarkan potongan-potongan itu
kepada sister ini. “Jika kamu tidak keberatan saya akan meminta
penjahit wanita saya untuk membuatkannya untukmu.”
220
Kebebasan dari Nenek membutuhkan penghematan pribadi yang
sangat ketat. Pada suatu hari Ny. George B. Starr sedang berkunjung ke
Sunnyside;��� itu adalah hari untuk mencuci. Sister Starr, ketika melihat
sepotong pakaian dalam yang tidak biasa tergantung pada tali jemuran,
dan berkata, “Oh, Sister White, kamu tidak perlu memakai pakaian-
pakaian seperti itu. Sumbangkan saja untuk Dorkas, dan saya akan
memberikan beberapa yang baru untuk anda.” “Tidak,” jawab Nenek,
“saya tidak pernah memberikan barang-barang yang sudah tua kepada
orang-orang miskin. Itu dapat mengecewakan mereka. Orang-orang
miskin sering mempunyai cara yang miskin dan membiarkan hal-hal
demikian. Tetapi saya tahu bagaimana untuk menyatukan mereka
kembali.” Dan dia lakukan hal itu.
Jika Nenek melihat Mabel��� atau saya menangis dengan pakaian
yang kami pakai, dia akan meminta kami untuk berdiri disampingnya,
dan memperhatikan ketika dia memperbaikinya supaya kami dapat
melakukannya sendiri lain kali. Dan ketika dia selesai, anda mungkin
menyangka bahwa hal itu dikerjakan oleh seorang tukang jahit, dengan
sangat hati-hati dia melakukannya.
Tidak ada rag-karpet di surga
Khususnya di hari-hari awalnya sudahkah dia meletakkan
penghematan kepada suatu bagian. Dia mendorong teman-temannya
untuk membawakan pakaian-pakaian mereka yang sudah tua
kepadanya. Dia akan memeriksa mereka dan memilih bagian yang
paling kurang sobekannya. Dia akan memotong mereka kedalam
potongan-potongan memanjang dan menyatukannya menjadi bola-bola
dan kemudian menganyam mereka. Darinya dia membuar karpet dan
221
permadani. Pada suatu hari ketika dia sedang bekerja diantara
permadani-permadani, suaminya, James, masuk kedalam ruangan itu.
Ketika melihat lembaran-lembaran kain berhamburan diatas lantai, dia
mulai bernyanyi,
“There’ll be no rag carpets in heaven;
In that land of love,
In the heaven above,
There’ll be no rag carpets in heaven.”
Nenek harus membuang rag karpetnya, jauh dari
pemandangannya . . . setiap saat sangat berharga baginya.
Menyelamatkan botol, menyelamatkan penyumbatnya
Banyak cerita yang diceritakan tentang penghematannya dalam
tahun-tahun permulaan dari kepapaannya. Pada suatu kali ketika
sedang dalam perjalanan dengan kereta api, seperti biasanya, mereka
telah selesai makan dari keranjang makan siang mereka. James
memungut sebuah botol yang kosong, membuka jendela kereta, dan
hendak membuangnya keluar. “Jangan buang botol itu; itu berguna,”
kata Nenek. “Ellen, bagaimana kita dapat membawa barang-barang
seperti ini bersama-sama dengan kita kemanapun kita pergi?”
Melayanglah botol itu keluar. Istrinya menatap dia dengan nada yang
penuh permusuhan, “Oh, James, kamu mungkin dapat menyelamatkan
222
tutup botolnya!”—Ella M (White) Robinson, wawancara langsung
dengan James R. Nix, Juli 25, 1976, transpcript hal. 16-19.
223
Bagian V
PERTOBATAN DI
BAGIAN SELATAN
224
1
Sebuah Gereja untuk Budak-budak
Sebuah gereja harus segera dibangun.��� Diantara orang-orang
kulit hitam bahkan di jaman perbudakan gereja adalah sebuah lembaga
sosial yang utama. Dengan memiliki sebuah gedung gereja untuk
mereka bertemu dapatlah dimengerti betapa pentingnya hal itu bagi
mereka. Jadi, ketika orang-orang Advent yang masih baru ini diejek oleh
teman-teman, “kamu tidak punya gereja, maka misionaris-misionaris ini
akan segera pergi dengan cepat. Kalau demikian dimana engkau akan
tinggal?” Kata-kata itu terputus.
Edson dan William Palmer tidak mempunyai banyak uang, dan
anggota-anggota gereja mereka yang baru bahkan kurang, tetapi
semenjak mereka mendapat jaminan dari Tuhan bahwa jalan akan
dibuka, mereka membuat rencana untuk sebuah gereja.
Mereka memutuskan tentang sebuah bangunan dengan ukuran
20 x 40 kaki��6 seharga 100 dolar dan mengatur untuk membayar untuk
pemasangan kayu. Dengan banyak kesulitan Palmer dan White
mengatur untuk mendapatkan sewa perbulan sebesar 2 dolar disudut
jalan Walnut dan First East Streets.
Setelah dua hari dalam membangun dengan giat, para misionaris
ini menyadari bahwa mereka belum mendapatkan ijin membangun. Will
Palmer diutus untuk mendapatkan persetujuan yang tepat, mencari
225
orang yang berwewenang untuk mengeluarkan ijin membangun, dan
mendapati bahwa dia juga adalah seorang anggota dewan kota dimana
gereja itu akan dibangun.
“Gedung ini mau digunakan untuk apa?” tanya orang tersebut.
“Kami akan menggunakannya sebagai sebuah gereja dan rumah
sekolah untuk pekerjaan kami diantara orang-orang Negro,” jawab
Palmer.
Wajah orang tersebut menjadi muram. “Baik,” eramnya, “anda
mungkin juga lupa akan hal itu. Saya tidak akan menemukan
pertemuan-pertemuan pada malam hari dengan teriakan-teriakan di
sekeliling tetangga saya. Jika gereja itu adalah untuk orang-orang
dengan kulit berwarna, saya akan mempertaruhkannya selama saya
hidup.” Pembangunan berhenti.
Sebuah kelompok kecil mulai berdoa supaya ada jalan keluar bagi
mereka untuk mendapatkan jalan yang mudah untuk menangkal isu
tersebut, setuju atas sebuah perjanjian: “Kamu harus mendapatkan dua
orang yang memiliki properti didekat gedung gereja itu untuk
menandatangani surat yang mengatakan bahwa tidak ada masalah
untuk membangun gereja didaerah itu,” katanya, “dan akan saya
katakan kepada anda.”
Selama dua hari Palmer dan White berjalan dari rumah kerumah.
Palmer akan datang kepintu rumah dan menerangkan tentang misi
mereka sementara White akan tinggal dijalan dan berdoa. Mereka
mendapatkan tanda tangan-tanda tangan itu dan kembali bekerja.
226
Didalam sebuah surat kepada Sekretaris General Conference,
Leroy Nicola, Edson mengatakan bagaimana gereja itu dibiayai.
“Saudara Palmer dan saya masing-masing telah memberikan 10
dolar. Sister Osborne, misionaris dari gereja baptis yang kami jumpai
disini ketika kami datang (dan telah menerima kebenaran dengan
segala-galanya), memberikan 5 dolar. Ini cukup untuk seperempat biaya
bahan, tetapi sisanya akan sangat sukar jika tidak ada orang yang mau
menolong orang-orang yang miskin ini. Mereka mau membantu tetapi
setiap dolar yang akan mereka berikan itu berarti akan membuat
mereka berjalan tanpa memakai sepatu atau pakaian atau makanan
yang memadai. Itulah pengorbanan, dan namun semua mereka dengan
berani datang dan melakukan semampu mereka.
“Kami telah mengadakan suatu rapat tadi malam dirumah saya
setelah Sabat untuk mempertimbangkan pekerjaan tersebut, dan
kecemasan dan kerinduan untuk melakukan sesuatu kepada orang-
orang yang miskin ini lebih sukar daripada apa yang saya bayangkan.
Saya kenal mereka satu demi satu, dan pengorbanan sehingga setiap
sen yang diberikan untuk gereja mereka ini sangat berarti bagi mereka.
Beberapa dari antara mereka jarang melihat uang 50 sen tunai dalam
seminggu, dan beberapa orang tidak datang untuk rapat oleh karena
sama sekali tidak memiliki sepatu untuk dipakai. Yang lainnya yang
saya bantu untuk mendapatkan makanan untuk dimakan ketika saya
tahu bahwa lemari mereka telah kosong—namun mereka semua
menginginkan sebuah kepentingan didalam gereja mereka.
“Jika ini tidak dibuat dalam sebuah perjanjian dengan Tuhan
melalui pengorbanan saya tidak tahu darimana semuanya itu akan kami
peroleh. Kaum wanita yang datang kepada saya untuk meminjamkan
sedikit uang untuk menyanggupkan mereka membayar sewa sepotong
227
tanah yang kecil dimana kabin mereka dibangun, berjanji bahwa mereka
akan membantu didalam usaha ini, tetapi didalam cara ini—‘saya mau
suatu bagian didalam pekerjaan ini, dan akan melakukan apa saja yang
dapat saya lakukan, tetapi tidak dapat mengatakannya sekarang apa
itu.’ Tentu saja tidak. Mereka harus meremas disini, memotong disana,
dan mencukupi ditempat yang lain, dan sebentar lagi mereka akan
mampu untuk memberi, sebagian 25 sen, sebagian lagi 50 sen, dan
mungkin dalam kasus yang jarang ada 1 dolar.
“Dan sekarang saya ingin katakan bahwa saya tidak pernah
melihat satu dewan yang lebih tegar dari Masehi Advent Hari Ketujuh
lebih daripada rombongan kecil dari orang-orang kulit berwarna di
Vicksburg.”
Cuacanya sangat panas sementara mereka membangun sehingga
kecuali paku tetap terlindungi, sangat sukar bagi mereka mengatasinya.
Edson menulis bahwa “Ini adalah waktu yang menakutkan untuk
tinggal dibagian Selatan,” dan meminta L. T. Nicola jika dia tidak
mendapatkan pekerjaan di Battle Creek dalam beberapa bulan.
Uang menjadi semakin langka. Pada suatu kali selama
pembangunan Edson menulis ke Battle Creek bahwa dia hanya
mempunyai delapan puluh sen untuk makanan minggu berikutnya.
Tetapi dia katakan, “Kita akan melihat gereja ini selesai jika kita harus
hidup dengan cornmeal dan mush dan air.”
Ketika gereja mendekati penyelesaian, Edson merasa bangga
untuk mengumumkan kepada rombongannya yang kecil bahwa Ketua
General Conference, Elder O. A. Olsen, akan datang pada tanggal 10
Agustus, 1895, untuk mentabiskan gereja tersebut. Dan pada hari itu
228
Elder Olsen mentabiskan gereja itu dengan sebuah khotbah tentang
jangkauan keluar keseluruh dunia dari pekabaran malaikat ketiga.
Setelah khotbah pentahbisan, bendahara gereja Will Palmer
menjelaskan semua pembiayaan gedung dan gereja, termasuk kayu, cat,
tempat duduk, dan sedikit pekerjaan yang telah disewakan. Tagihannya:
160 dolar. Kemudian dengan tenang Palmer mengumumkan bahwa
keseluruhan tagihan telah dibayar dan bahwa gereja masih memiliki 20
dolar sebagai kredit. Setelah tarikan nafas sejenak, jemaat yang kecil itu
menjawab dengan teriakan haleluya yang keras. Itu adalah suatu
kejutan yang penuh kebahagiaan, karena anggota telah mengharapkan-
nya cukup lama, dengan sangat dan dengan susah payah.
Pada mulanya mereka telah berencana untuk memberikan hanya
100 dolar untuk gereja. Tidak lagi membutuhkan kayu untuk menutupi
retakan diantara plang yang melintang dengan tembok, tidak mencat
diluar, tidak ada loteng . . . dan hanya tiga puluh lima tempat duduk
untuk kemah kanvas ditambah dengan beberapa tempat duduk yang
lain untuk digunakan.
Tetapi mereka tahu bahwa karena Tuhan telah membuka jalan
untuk gereja itu dimulai, Dia tidak akan pernah membiarkan pekerjaan
itu terbengkalai. General Conference telah mengirimkan 25 dolar, gereja
di Battle Creek mengirimkan 46 dolar. Dr, John Harvey Kellogg 10 dolar,
pekerja-pekerja di Pacific Press 10 dolar, seorang awam di Ohio bernama
Smouse 15 dolar, dan George Lay 5 dolar. Semua kontribusi ini,
ditambah dengan apa yang telah dikumpulkan di Mississipi dari pekerja-
pekerja dan anggota-anggota, telah melebihi apa yang dibayar untuk
gereja tersebut.—Ronald D. Graybill, Mission to Black America, 1971,
hal. 56, 58-60.
229
2
Disiksa dan ditembak
Karena Iman Mereka
Baik, itu telah terjadi. Suatu rombongan orang banyak dari
perkebunan yang terbaik disepanjang Sungai Yazoo telah berkumpul di
chapel di Calmar, dan memanggil Saudara Dan Stephenson��� dari
ruangannya, membawanya didalam kereta ke Redwood, menaikkan
keatas gerbong, dan membayar ongkosnya sampai ke stasiun
berikutnya. Mereka semua baik kepadanya, tetapi mereka katakan
kepadanya bahwa sayalah��� orang yang mereka kejar. Dia adalah
seorang dari Selatan, tetapi saya bertanggungjawab untuk seseorang.
Dari chapel mereka menuju rumah dari Saudara [William H]
Casey,��9 tetapi dia telah mengetahui masalah itu dan melarikan diri dari
mereka. Berikutnya mereka menuju rumah dari Saudara [N. W.]
Olvin,��� yaitu seorang yang tidak sabar dan tidak bijaksana dalam kata-
katanya, dan telah mengatakan sesuatu yang membuat mereka marah.
Mereka menarik dia keluar dan menghabisinya. Istrinya dalam usaha
untuk melarikan diri, ditembak dikaki. Kepada saya dikatakan bahwa
saya tidak diperbolehkan untuk bekerja sepanjang Sungai Yazoo antara
Kota Yazoo dan Vicksburg. Kesulitan muncul dari bantuan yang kami
telah berikan kepada orang-orang kulit berwarna. Kami temukan bahwa
ini membuat orang-orang kulit putih menjadi marah. Rombongan orang
230
banyak itu terdiri dari petani-petani, dan bukan dari kelas yang tidak
bertanggungjawab, dan mereka sangat tekun.—Bagian dari surat dari
James Edson White kepada Ibunya, Ellen G. White, ditulis dari Kota
Yazoo, Mississipi, Mei 14, 1899.
Dua minggu yang telah lalu pada malam yang sama kira-kira
sekitar 25 orang kulit putih datang kegereja kami di Calmer [sic.] kira-
kira tepat tengah malam. Mereka menyeret Saudara [sic.]
[Dan]Stephenson yang adalah pekerja kami, dan kemudian
menghancurkan gereja membakar buku-buku, map, peta, dll-nya.
Mereka memburu Saudara [William H.] Casey, seorang pemimpin kulit
berwarna kami di tempat itu, tetapi dia telah melarikan diri tepat pada
waktunya sehingga mereka tidak menemukan dia. Mereka kemudian
menuju rumah dari Saudara [N. W.] Olvin, memanggilnya keluar dan
membungkusnya dengan kulit sapi. Saya pikir mereka akan mungkin
membunuhnya jika tidak ada seorang kulit putih yang baik hati
menyuruh mereka untuk berhenti setelah mereka telah memukulinya.
Mereka tidak menaruh perhatian kepada orang kulit putih itu tadinya,
tetapi dia menarik pistolnya, dan berkata orang berikut yang akan
memukulnya akan mendengar darinya, dan mereka berhenti. Pada saat
itu mereka menembak istri dari Saudara Olvin, kena tepat dikakinya,
tetapi tidak menyakiti dia. Mereka membawa Saudara Stephenson ke
stasiun kereta yang terdekat, menaikkannya keatas gerbong, dan
menyuruh dia pergi dari tempat mereka. Mereka memasang tulisan
digereja untuk melarang saya untuk kembali, dan melarang kapal uap
Morning Star untuk berlabuh antara Kota Yazoo dan Vicksburg.
Keseluruhan kesulitan itu muncul dari usaha-usaha kami untuk
menolong orang-orang yang berkulit berwarna. Kami telah memberikan
mereka pakaian bila diperlukan, dan makanan kepada mereka yang
lapar, dan telah mengajar mereka beberapa ide yang lebih baik tentang
231
bertani, memperkenalkan beberapa bibit yang berbeda seperti kacang-
kacangan, dll., sehingga menaikkan harga, dll., dan orang-orang kulit
putih ini tidak setuju.—Bagian dari surat dari James Edson White
kepada ibunya, Ellen G. White, ditulis dari Battle Creek, Michigan,
Mei 25, 1899.
Kami telah mengalami masa-masa yang menggemparkan didalam
pekerjaan kami di bagian Selatan, dan saya melampirkan satu salinan
yang telah saya tulis untuk dicetak supaya saya dapat mengirimkan
sebagian kepada beberapa teman yang tertarik didalam pekerjaan ini.
Saya tidak mau ini dicetak dimajalah manapun, karena apabila kami
mendiamkan masalah ini maka akan lebih baik untuk pekerjaan di
bagian Selatan. O, Ibu, kami memuji Allah karena Dia didalam kasih
karunia-Nya yang tidak terbatas memberikan kepada kami hikmat
untuk bertindak didalam masalah ini bahwa perkemahan musuh
disiagakan sama seperti sediakala sama seperti musuh-musuh dari
umat Allah dimasa-masa yang lalu. Saya merasa bahwa adalah suatu
bukti yang besar bahwa Allah beserta dengan kami didalam pekerjaan
ini, sehingga kami diberikan hikmat untuk menghadapi kesulitan-
kesulitan dengan tepat yang dibawakan oleh musuh. Saya katakan
kepadamu bahwa itu adalah satu dari begitu banyak pencobaan dari
kehidupan saya untuk memberikan setiap pemikiran tentang retribusi
kepada orang-orang jahat ini, tetapi Tuhan memberikan kepada saya
kemenangan sebelum saya bertemu dengan seorang saudara yang telah
disiksa,��� dan ketika saya berjumpa dengannya saya pikir saya
mempunyai kebutuhan yang terbesar akan hikmat yang pernah saya
miliki. Hati saya menderita ketika saya bertemu dengan dia dan melihat
bukti dari pergumulan yang berat yang telah dia lalui. O, saya memuji
Allah dengan sepenuh hati saya bahwa Dia memberikan saya kata-kata
untuk jiwa yang tersiksa dan menderita yang membawanya lebih dekat
kepada Allah dan kepada kami sebagai temannya. Dan sungguh suatu
232
sukacita ketika kata-kata yang menyenangkan datang kepada saya
secepat yang dapat saya gunakan mereka, dan betapa lebih bersukacita
lagi ketika saya melihat bahwa Tuhan sedang bekerja dengan dia. Dan
ketika akhirnya dia menyerahkan pendapat-pendapatnya tentang balas
dendam kepada Tuhan, dan mau supaya Dia yang melakukan pekerjaan
itu didalam membalas kesalahan-kesalahannya, betapa bahagianya dia.
Kemudian dia menjadi seperti seorang anak kecil. Saya kemudian
bertanya kepadanya, “Apa yang akan anda lakukan dengan pistol
Wichester itu?” “Dijual saja” itulah jawabannya. Tetapi saya tahu bahwa
dia tidak bisa mendapatkan apa yang dia telah bayar, dan juga bahwa
dia tidak mampu utuk kehilangan apapun daripadanya, dan saya
dipastikan bahwa pencobaan harus disingkirkan. Jadi saya katakan
kepadanya untuk membawanya kembali ketempat dimana itu dibeli dan
dapatkan apa yang layak, dan saya akan menambahkan berapapun
yang kurang dari transaksi itu. Dia meminta Saudara Grimes untuk
pergi mengambil dan menjualnya untuk dia, dan dia akan tinggal
bersama dengan kami sampai semua itu diselesaikan. Dia mampir
kerumah Saudara Grimes. Jadi Saudara Grimes menjualnya kembali
kepada diler dari mana itu dibeli. Kekurangannya adalah 3 dolar, dan
saya berikan uang itu kepadanya. Saya sendiri akan selalu sangat
merasa bahagia karena saya telah melakukannya.—Bagian dari surat
dari James Edson White kepada ibunya, Ellen G. White, ditulis dari
Battle Creek, Michigan, Juni 9, 1899.
233
3
Pergumulan diatas Sungai Yazoo
[Di dalam pamplet yang berjudul The Southern Work, dengan sub tema
(Mob Violence),” James Edson White menjelaskan keadaan sulit dari
pekerja-pekerja yang berada di atas perahu mision “Morning Star,”
Pamplet itu dicetak di Battle Creek, Michigan, tertanggal 9 Juni, 1899.]
Banyak dari teman-teman kami yang bertanya tentang laporan
yang datang sehubungan dengan kekerasan orang banyak di berbagai
tempat disepanjang Sungai Yazoo, dimana Southern Missionary Society
beroperasi. Untuk memberikan pernyataan yang memadai tentang
situasi membutuhkan penulisan yang penuh pertimbangan. Sejak saat
itu, untuk menghemat waktu dan memberikan satu ide yang lebih
memuaskan tentang apa yang telah dilakukan, maka pernyataan yang
telah dicetak telah disiapkan.
Terhadap penutupan pada bulan Desember kemarin Elder [G. A.]
Irwin dan [I. H.] Evans berada bersama-sama dengan kami, melihat
pekerjaan kami dari berbagai titik yang berbeda. Semetara berada
bersama-sama dengan kami, mereka menjadikan “Morning Star” sebagai
rumah mereka dan dengan kapal ini mereka mengadakan perjalanan
dari satu tempat ketempat yang lain, menginspeksi pekerjaan dari satu
titik ke titik yang lain, dan perjalanan itu berakhir di Vicksburg. Hari
setelah saudara-saudara ini meninggalkan kami dan menuju ke Texas,
234
berita sampai kepada kami bahwa sebuah pemberontakan terhadap
orang-orang Negro terjadi selama hari-hari libur, dan lebih jauh, ada
sekelompok pria yang bertopeng telah menyusup kesungai untuk
menghancurkan “Morning Star,” tetapi kapal itu berhasil di
menyelamatkan oleh karena perlindungan Allah.
Karena tidak menemukan kapal tersebut, rombongan orang
banyak itu mencari Saudara [ F. R.] Rogers,��� guru sekolah kami yang
tinggal di Lintonia (bagian dari kota Yazoo), tetapi tidak menemukan dia.
Tetapi pada hari berikutnya pemimpin ring ini berteriak di chapel,
tempat dimana sekolah dijalankan, dan memanggil Saudara Rogers
untuk keluar, menyuruh dia untuk menghentikan sekolah dan
meninggalkan kota.
Tepat pada waktu ini semua sekolah kami di kota ditutup oleh
petugas kesehatan oleh karena terjadinya demam scarlet, yang membuat
pertimbangan bahwa sekolah harus ditutup.
Saya segera mengirim pesan kepada Saudara Rogers untuk datang
ke Vicksburg bersama dengan keluarganya, dan dia melakukannya. Jika
pemberontakan akan terjadi, setiap usaha akan dilakukan untuk
mempersalahkan kami, jadi saya lebih senang jika semua rombongan
kami harus meninggalkan kota tersebut selama musim liburan.���
Tetapi unsur yang lebih baik dari kota telah menangani masalah
itu, mengadakan sebuah pertemuan masyarakat secara umum, bahwa
masalah itu telah mencela kota dengan sangat sehingga elemen yang
kacau tidak merasa aman untuk terlibat didalam tindakan-tindakan
yang tidak menurut hukum. Tetapi kenyataannya bahwa tentara dikirim
ketempat itu dari Vicksburg dan hal yang lain menunjukkan bahwa
235
suatu kekacauan dihindarkan, dan pernyataan-pernyataan yang berani
telah dibuat terhadap akibat itu.
Kami telah diamarkan bahwa kapal “Morning Star” harus menjauh
dari kota Yazoo, karena kapal itu tidak diperbolehkan untuk berlabuh;
tetapi pada malam hari ditanggal 1 Januari tahun 1899, kapal itu
datang ke kota, dan berlabuh ditempat yang biasa.
Semua orang kemudian berkumpul di ruang chapel dari kapal itu
dan menyerahkan kapal itu dan semua orang yang ada didalamnya
kedalam tangan perlindungan dari Tuhan kita, meminta agar seorang
malaikat penjaga dan penjaga malam dapat ditempatkan di atas dek
kapal tersebut. Berikutnya ditanyakan jika kami harus memberhentikan
seorang penjaga malam, tetapi saya merasa tidak tepat untuk
melakukan hal ini, setelah meletakkannya kedalam tangan dari Seorang
yang lebih baik untuk melindungi kita, dan kemudian kami semua
beristirahat seperti biasanya.
Ketika demam scarlet itu berhenti, sekolah-sekolah kamipun
mulai berjalan lagi dan sangat maju, dengan keanggotaan sekitar 200
orang. Mulai dari saat ini seterusnya kami tidak lagi menemui masalah
didalam pekerjaan kami, yang semakin bertambah kuat dan bertumbuh
dengan pesat, sampai Mei,��� ketika kami menerima sebuah telegram
dari Saudara [Dan] Stephenson, yang memimpin pekerjaan di Calmar,
mengatakan, “Jangan pergi ke Calmar sampai anda mendapat berita
dari saya.” Pada hari berikutnya sebuah surat datang dan mengatakan
bahwa telah terjadi sebuah kekerasan di Calmar, detailnya seperti
berikut:—
Selasa malam, Mei tanggal 11, pukul 11 malam, sebuah
rombongan yang berjumlah kira-kira dua puluh orang kulit putih dan
236
beberapa orang Negro datang ke Chapel dan memanggil Saudara
Stephenson, menyuruh dia meninggal kota dengan kereta. Mereka
kemudian merusak chapel, dan membakar semua buku-buku,
dokumen-dokumen, peta dan map dll., dan semua yang ada
didalamnya. Sebuah peringatan kemudian ditulis dan dipakukan yang
melarang kami untuk kembali, ataupun “Morning Star” untuk berlabuh
diantara Kota Yazoo Vicksburg.
Kemudian mereka pergi kerumah dari Saudara [N. W.] Olvin,
seorang yang berkulit berwarna yang dianggap pintar. Dia telah
mengajarkan pelajaran membaca Alkitab dibanyak tempat, dan juga
adalah seorang yang sudah dikenal. Mereka memanggil dia keluar, tetapi
dia meminta kesempatan untuk membaca satu pasal dan berdoa.
Setelah itu dia pergi bersama-sama dengan rombongan itu.
Putrinya yang masih kecil memegang tangannya dan berjalan
bersamanya menuju pintu, dan ketika dia meninggalkannya, dia
berkata, “Baik, papa, saya pikir anda harus memberikan hidupmu
untuk kebenaran!” Sebelum meninggalkan ruangan terdengar sebuah
tembakan oleh salah seorang dari rombongan itu, mengena Sister Olvin
tepat dibawah lutut, dan proses kesembuhannya sangat lambat.
Saudara Olvin sudah dibawa keluar, ditelanjangi dan disiksa
dengan cambuk dari kulit sapi, tiga orang yang mengambil bagian.
Tetapi ada seseorang yang hatinya terbukti telah dilembutkan, sebab
setelah beberapa pukulan telah dilakukan, dia menyuruh mereka untuk
berhenti, itu sudah cukup. Tetapi mereka tidak mau berhenti, dan
kemudian dia menarik pistolnya yang memerintahkan mereka untuk
berhenti, atau dia akan menembak siapapun yang akan memukul
berikutnya. Ini sangat berpengaruh, dan Saudara Olvin dibebaskan dan
pulang kerumahnya.
237
Disini dia tinggal sampai malam setelah Sabat, tetapi takut akan
terjadi kekerasan yang lebih jauh, dia berjalan ke Vicksburg malam itu.
Didalam menjawab telegram itu saya bertemu dengannya hari selasa
berikutnya untuk merencanakan masa depan.
Saudara Olvin adalah seorang yang memiliki perasaan yang kuat,
seorang yang suka menuruti kata hati, tidak takut apapun yang terjadi,
dan secara alami suka membalas dendam. Siksaan yang telah dia lewati
telah mempengaruhi elemen-elemen ini didalam wataknya dengan
sangat mendalam, dan dia hampir-hampir saja menjadi gila. Dia telah
mendapatkan sebuah pistol Whinchester melalui teman-teman,
bermaksud untuk kembali dan membuat perhitungan. Orang ini
terkenal sebagai seorang pemburu yang ahli dan jago tembak; tetapi
ketika dia menerima kebenaran dia menjual pistolnya, karena dia
merasa bahwa dia tidak mungkin lagi terlibat didalam pengejaran seperti
itu. Tetapi sekarang dia tidak hanya harus membalas luka-lukanya
sendiri, tetapi pekerjaan yang dia harus lakukan adalah juga untuk
kebaikan dari semua itu.
Didalam berbicara dengannya dia akan bersikeras kepada
pernyataan bahwa dia dapat melupakan apapun yang telah dilakukan
kepadanya, tetapi dia tidak dapat melupakan penembakan kepada
istrinya. Saya meyakinkan dia bahwa ini akan selalu menjadi masalah.
Kita dapat bertahan terhadap setiap pencobaan dan setiap godaan,
tetapi hanya satu yang datang kepada kita. Kita jatuh didalam
pencobaan, dan memaafkan diri kita sendiri dengan mengatakan hal
yang sama: “Kita dapat menghadapi semuanya kecuali yang satu ini.”
Tentunya setan mengetahui titik-titik kelemahan kita, dan disanalah dia
mengarahkan semua usaha-usahanya yang terkuat.
238
Baik, kami menyampaikan prinsip-prinsip Alkitab kepadanya lebih
dari satu jam. Saya mengutip kepadanya bahwa “kemarahan manusia
akan membanggakan dia, dan yang selanjutnya adalah kesusahan.”
Pemikiran ini ditekankan kepadanya bahwa Allah tidak pernah
mengijinkan kemarahan manusia terjadi terhadap umat-umatnya
kecuali itu adalah untuk kemajuan dari pekerjaan Allah, atau demi
keuntungan bagi orang itu secara pribadi. Dan Allah akan memperingat-
kan manusia bilamana kemarahannya tidak melakukan hal ini. Ini
sangat menggerakkan dia.
Kemudian muncul hal yang berikut, “Pembalasan adalah milikku.
Aku akan membalasnya kembali, kata Tuhan.” Saya mengatakan
kepadanya bahwa jika kita tidak akan campur tangan, Allah yang akan
membalas; dan jika dia akan menyerahkan hal ini kedalam tangan
Tuhan, dia akan secara sempurna merasa puas dengan tindakan yang
Tuhan akan perbuat.
Kemudian perhatiannya diingatkan kepada kenyataan bahwa
apapun itu akan membangkitkan semua orang kulit putih didalam
bagian dari kota itu, dan akan menutup seluruh pekerjaan kita di
seluruh kota itu, dan kita akan bertanggungjawab atas semua masalah
yang muncul.
Tuhan bekerja dihatinya, dan akhirnya dia menyerah, dan berkata
bahwa dia akan menyerahkan semua itu kepada Tuhan. Sangat senang
dapat melihat perubahan yang terjadi pada raut wajahnya. Sebelumnya
dia suka merengut, dengan pandangan yang tidak senang. Kasihan, dia
telah meliwati suatu pengalaman yang menakutkan. . . tetapi sekarang
wajahnya menunjukkan sebuah pandangan yang bebas. Saya bertanya
kepadanya kalau dia tidak senang semenjak dia memutuskan untuk
239
menyerahkan masalah itu kepada Tuhan. Dia menjawab bahwa dia
merasa tidak bahagia selama lima hari.
Saudara Olvin kembali bersama saya ke kapal di Kota Yazoo
untuk tinggal disana sampai jalan akan dibukakan untuknya.
Seminggu kemudian dia berlayar sepanjang sungai dengan sebuah
kapal uap, mampir kerumah Saudara Jones, empat mil��� dari Calmar.
Dari sinilah dia membuat permohonan, dan mendapati bahwa anggota-
anggota kulit putih dari rombongan itu memutuskan bahwa mereka
telah melakukan suatu kesalahan; dan pemimpin dari rombongan itu
meyakinkan Saudara Olvin bahwa dia dapat kembali dengan aman
kerumahnya, dan dia bersama dengan yang lain akan menjaga agar dia
dilindungi. Kenyataannya, pemimpin dari rombongan itu tertarik untuk
mengatur supaya pertemuan-pertemuan dapat diadakan kembali di
chapel kita yang kecil.
Saya pikir mereka takut bahwa beberapa usaha sedang dilakukan
untuk menghukum mereka atas apa yang mereka telah lakukan. Saya
pikir mereka merasa disusahkan oleh karena kami bersikap tenang
dalam masalah ini. Mereka tahu bahwa mereka telah meletakkan diri
mereka sendiri dimana tangan yang kuat dari hukum akan menghukum
mereka.—James Edson White, The Southern Work (Mob Violence),
Juni 9. 1899, hal. 1-6.
240
4
Dikepung untuk dibunuh
Saudara [N. W.] Olvin menghadapi masalah yang baru. Seorang
yang bernama Mr. H. B. Aden menerangkan didalam surat kabar di
Vicksburg tentang rincian dari pembunuhan yang menyesatkan dan
yang menyimpang. Surat kabar itu menerbitkan cerita tersebut sebagai
sebuah fakta. Edson menanyakan reporter tersebut, yang mengaku
bahwa dia hanya mendengar cerita itu dari beberapa orang Negro yang
segera dikenal oleh Edson sebagai musuh-musuh bebuyutan dari
Saudara Olvin.
Penganiayaan yang pertama dirasakan oleh Saudara Olvin adalah
ketika dia menjadi seorang Advent yang mengikuti dia kerumahnya yang
baru, dan judul depan dari surat kabar ini adalah: “PEMBUNUHAN
YANG KEJAM, Dari seorang anak laki-laki kecil Negro oleh seorang Pria
Negro.”
Ceritanya sebagai berikut: “Dari Mr. H. B. Aden, yang tiba dikota
ini tadi malam dengan kereta pukul 7 malam, berikutnya adalah
pembunuhan yang sangat brutal dan menakutkan yang pernah
dilakukan dibagian kota ini, diketahui:
“Beberapa bulan yang lalu seorang Pria Negro bernama N. W.
Oliver [sic] datang ke bagian Valley Park, yang berlokasi di perkebunan
241
Dixie dimana dia mengajar disekolah. Tidak lama setelah kedatangan-
nya, dia membawanya bersama seorang wanita berkulit berwarna
seorang anak, seorang anak laki-laki kira-kira berusia lima tahun. Oliver
tidak menyukai anak ini, dan dalam banyak kesempatan memperlaku-
kan dia dengan penghinaan.
“Beberapa hari yang lalu, Oliver menyiksa anak tersebut dengan
tidak berbelas kasihan, melukainya dimana-mana. Ibunya tidak berani
untuk mengucapkan sepatah katapun, karena takut akan kemarahan
dari Oliver yang brutal itu.
“Setelah Oliver telah memukul anak tersebut sampai hampir mati,
dia menempelkan lemak yang sangat banyak keseluruh tubuh dan
lengan dan menahannya sangat dekat dengan perapian sehingga
dagingnya terbakar dan melepuh. Korban dari perlakuan yang tidak
manusiawi ini meninggal didalam tangan Oliver.
“Kemudian dia ditangkap dan bersalah tanpa ada jaminan. Jika
keadaan yang sebenarnya dari cerita ini telah diketahui sebelum dia
dikirim kepenjara, mungkin dia tidak pernah akan hidup untuk diadili.
“Seorang pria dari bagian kota itu hari ini menyatakan bahwa
hidup Oliver tidak aman bahkan sampai saat ini.”
Edson memberikan komentar bahwa “tulisan nama dari Olvin
hampir sama benarnya dan akurat dengan sisa daripada pernyataan
itu.”
Satu-satunya harapan Edson dalam hal menyelamatkan Saudara
Olvin untuk menempatkan catatan langsung didalam Gospel Herald dan
untuk mengumpulkan uang untuk membelanya di pengadilan. Olvin
242
tidak pernah mengajar disekolah. Dia hanya mengelola sebidang tanah
sama seperti tetangga-tetangganya yang lain. Dia tidak pergi bersama-
sama dengan seorang wanita berkulit warna yang mempunyai seorang
anak,” tetapi seorang anak yatim, yang tidak mempunyai rumah, yang
diambil oleh keluarganya dan diperlakukan sebagai salah satu dari
anak-anak mereka sendiri.
Anak laki-laki itu tadinya dikatakan menderita cacar, dan segera
diserang oleh suatu penyakit. Dan walaupun Olvin hidup didalam
kemiskinan, dia merawat anak laki-laki itu sampai kembali sembuh.
Anak itu membutuhkan perbaikan, karena dia tertangkap mencuri dari
tetangga, tetapi tuduhan terhadap kejahatan itu sesungguhnya salah.
Dia telah dirawat dan selama dia diserang oleh penyakit cacar,
akhirnya dia menderita disentri. Pada suatu hari dia sedang berbaring di
teras rumah kira-kira tingginya lima kaki dari atas tanah. Saudara Olvin
sedang berada didalam rumah dan sedang beristirahat, karena dia juga
sedang mengalami demam. Anak lelaki itu berusaha untuk bangun,
tetapi tiba-tiba diserang oleh karena pusing, terjatuh dari teras rumah,
kepalanya terbentur pada pinggir tempat cuci tangan, dan menderita
retak di batok kepala. Dia meninggal malam itu juga.
Juri pemeriksa memasukkan beberapa dari musuh-musuh yang
sama dari Olvin yang telah menemukan cerita pembunuhan itu.
Itu berbulan-bulan sebelum Edson dapat mengirimkan 1,500
dolar sebagai jaminan dan membebaskan Olvin dari penjara. Pria yang
sakit dan ketakutan ini tinggal di kapal Morning Star sampai dengan hari
pengadilannya.
243
Edson memasukkan berita itu didalam Gospel Herald untuk
mengumpulkan uang untuk “Dana Pembelaan Olvin.” Tetapi musuh-
musuh Olvin telah menagih dari gereja mereka dana untuk
mendapatkan pengakuannya. Setiap anggota yang tidak mau membayar
akan dikeluarkan dari gereja. Kesulitan untuk mendapatkan saksi yang
tepat dari suatu masyarakat seperti itu tidaklah sukar untuk
dibayangkan.
Kasus Olvin akhirnya disidangkan. Nama yang palsu yang
diberikan kepadanya didalam suarat kabar sangat membuatnya
terpukul dan catatan pengadilan selalu menunjuk kepadanya sebagai N.
W. Oliver. Hakimnya disebut, cukup ironis, Patrick Henry. Henry adalah
mantan Anggota Kongres Amerika Serikat dari Mississipi dan seorang
anggota dari lembaga hukum yang telah menulis undang-undang untuk
melarang orang-orang Negro dari memberikan suara.
Namun demikian, didalam keadaan Olvin yang sangat ekstrim itu,
Hakim Henry kelihatannya menjadi satu-satunya kesempatan untuk
hidup. Pertama kali dia mengaku tidak bersalah terhadap tuduhan atas
pembunuhan. Lima puluh nama ditarik dari mana untuk memilih
seorang juri.
Catatan menunjukkan bahwa Saudara Olvin menjatuhkan
permohonannya dari “tidak bersalah” kepada bersalah. Mungkin dia
menyadari bahwa dengan tidak ada seorangpun yang bersaksi untuk
membelanya, dan dengan seorang juri yang menentang dia, dia pasti
akan dituduh bersalah oleh karena pembunuhan. Tiang gantungan telah
dipasang tepat didalam penjara dimana dia ditahan. Bukti-bukti yang
kurang kelihatan dapat mengatakan bahwa dia bersalah terhadap
tuduhan membunuh manusia secara tidak sengaja dan diputuskan 10
tahun didalam penjara negara.
244
Laporan dari penjara mengikuti dia selama lima tahun pertama
dari hukumannya, tetapi tidak ada laporan yang dimasukkan kepada
gubernur selama tahun-tahun terakhir dari hukumannya. Apa yang
akhirnya terjadi dengan dia tidak diketahui. Tetapi seorang pria kulit
hitam yang baik membayar sebuah harga yang tinggi untuk
keputusannya untuk menerima Sabat Alkitab dan untuk harapannya
didalam Tuhannya yang akan kembali.—Ronald D. Graybill, Mission to
Black America, 1971, hal. 138-141.
245
Bagian VI
LEMBAGA-LEMBAGA
PENDIDIKAN
246
1
Avendale College
Pekerjaan kita dimulai di Australia ditahun 1885, ketika Pendeta
[Stephen N.] Haskell, [John O.] Corliss, dan [M. C.]Israel, juga Saudara
Henry Scott dan William Arnold, datang ke ladang ini. Ny. Daniells dan
saya��6 tiba di New Zealand di bulan Nopember 1885. Ny. White,
putranya W. C. White, dan sejumlah pekerja yang lain datang kemudian
pada bagian dari tahun 1891.
Pada saat itu kita memiliki hampir seribu pemelihara Sabat di
Australia dan New Zealand. Diantara mereka ada sejumlah orang muda
yang baik. Mereka mempunyai kerinduan yang besar untuk mengambil
bagian didalam memproklamirkan pekabaran kita. Tetapi mereka tidak
memiliki pendidikan dan pelatihan yang mereka rasa mereka perlukan,
dan kami tidak memiliki fasilitas pendidikan disini untuk menolong
mereka. Jadi beban mereka sangat berat untuk mendapatkan persiapan
yang dibutuhkan untuk pelayanan tersebut, sehingga mereka mulai
menyebrangi lautan Pasifik untuk belajar disekolah kita di Amerika.
Pada saat Ny. White datang, sejumlah dua puluh atau tiga puluh orang
telah meninggalkan kami untuk bersekolah di Amerika. Itu merupakan
suatu tanggungan yang besar bagi orang-orang kita secara keuangan.
Digambarkan pada saat itu bahwa pada saat orang-orang muda ini telah
kembali ke Australia, pengeluaran mereka akan menumpuk menjadi
enam sampai delapan ribu pon sterling. Tetapi kami merasa bahwa kami
harus melanjutkan program yang mahal itu, karena kami melihat tidak
247
ada kemungkinan untuk mendirikan sekolah di negara ini didalam
waktu yang dekat.
Saya dipilih menjadi Ketua Konferens Australia pada hari pertama
dari bulan Januari tahun 1892, dan sebelum setengah dari tahun tiu
telah berlalu sebuah pesan datang dari Sister White menyatakan bahwa
Tuhan mau supaya kita membangun sebuah sekolah untuk pendidikan
orang-orang muda Australia. Pesan ini sangat disambut dengan baik,
namun pada waktu itu berita itu memberikan kepada kami kesukaran
yang serius, karena itu menuntut hal-hal yang besar dari jumlah pemilih
yang kecil dan berkekurangan didalam barang-barang dunia. Setelah
satu penelitian dan nasehat yang cukup kami memutuskan untuk
memulaikan sebuah Australasian Bible School di kota Melbourne. Kami
menyewakan dua buah rumah di St. George’s Terrace, di St. Kilda Road.
Kami kemudian memberitahukan orang-orang kami tentang rencana
kami untuk sekolah tersebut, dan menyarankan bahwa mereka yang
rindu untuk membantu untuk memajukan pekerjaan itu harus segera
mulai bersiap untuk masuk.
Tahun pertama dari sekolah ini diadakan pada tahun 1892.
Seperti yang saya ingat bahwa, ada antara dua puluh lima sampai
dengan tiga puluh siswa yang hadir. Usia mereka bervariasi mulai dari
lima belas tahun sampai dengan lima puluh lima tahun. Ny. White hadir
dalam acara pembukaan dan memberikan kepada kami suatu pesan
yang penuh ilham.Setelah berbicara kepada kami dalam cara yang
langsung sehubungan dengan situasi itu, dia kelihatan kehilangan
pandangan akan sekelilingnya dan mengarahkan perhatian kami kepada
ladang misi yang besar kebagian utara, timur dan barat yaitu—China,
India, Amerika Selatan, dan Afrika. Beberapa dari ladang-ladang yang
besar ini yang belum kita masuki, sementara berada didalam beberapa
dari mereka kita baru saja melakukan suatu permulaan. Jadi dia
248
mengatakan dengan sangat jelas kepada kami dan penuh dengan
dorongan bahwa satu pekerjaan yang besar nanti akan dilakukan
didalam ladang-ladang yang besar ini. Yang membuat kami menjadi
kagum adalah ketika dia memastikan kepada kami bahwa apa yang
telah berkembang di Amerika Utara akan terjadi lagi di semua ladang-
ladang itu. Dia membuat kami lebih terheran-heran lagi dari yang
sebelumnya dengan mengatakan bahwa orang-orang muda yang
menerima pendidikan dan pelatihan mereka di Australasian School akan
dikirim sebagai misionaris-misionaris ke ladang-ladang yang disebutkan
tadi. Secara pribadi, saya sangat kagum pada bidang yang besar dari
kegiatan dan perkembangan yang dinyatakan kepada kami . . . . Pikiran
saya yang bodoh terlalu sempit dan pandangan saya terlalu pendek
untuk mengikuti satu kemajuan yang sangat pesat. Tetapi saya sudah
hidup untuk melihat semua ramalan yang menakjubkan itu digenapi
secara detail. . . .
Sekolah itu terbukti sangat menolong dan memuaskan kepada
semua murid selama tahun yang pertama, sehingga mereka mengirim-
kan laporan-laporan yang mendorong kepada orangtua-orangtua dan
para sahabat, sehingga menyebabkan banyak orang yang lain
memutuskan untuk bergabung tahun ajaran berikut sehingga kami
merasa perlu untuk menyewakan sebuah rumah yang lain lagi di St.
George’s Terrace. Jadi kami melakukan banyak kemajuan didalam
pekerjaan kami. Tetapi setiap saat kami dinasehati melalui Roh Nubuat
bahwa ini bukanlah jenis sekolah yang akan dibangun secara permanen
di Australia. Sekolah yang permanen akan berlokasi di sebuah tempat
dipedesaan yang jauh dari kota-kota. . . .
Kami mengingatkan Ny. White tentang apa artinya kepada sebuah
panitia pemilih yang kecil, yang beberapa dari mereka memiliki rumah
mereka, untuk membeli tanah yang mahal, membangun gedung-gedung
249
yang perlu, dan membangun dan melengkapi manual untuk bagian
perdagangan. Kami mengatakan kepadanya bahwa tugas itu
kelihatannya mustahil. Tetapi dia tidak mengucapkan sepatah katapun
ketika mendengar penyampaian-penyampaian kami, dan tetap
menunjuk kepada “cetak biru” dari sekolah yang telah ditunjukkan
kepadanya.
Ini menuntun kepada penunjukkan sebuah komite untuk
membuat penelitian yang bijaksana untuk sebuah lokasi yang cocok
didaerah pedesaan yang jauh dari kota-kota besar. Ada banyak
pencarian dan juga banyak kekecewaan. Tanah yang baik didapati
ditempat-tempat yang baik, tetapi harganya benar-benar tidak cocok
untuk kita. Kami tidak punya pemilik tanah untuk membuat tawaran-
tawaran yang baik. Tidak satupun masyarakat didaerah pedesaan itu
yang tertarik dengan proposal kami untuk membangun sebuah sekolah
diatas tanah tersebut. Dimana-mana kami menghadapi sikap yang
dingin dan harga yang tinggi.
Didalam pencarian kami, kami meliwati satu blok yang seluas
1,500 hektar��� di Cooranbong, New South Wales, ditawarkan dengan
harga yang sangat rendah—kira-kira empat belas shillings��� per hektar.
Harga itu tentunya sangat memikat kepada manusia didalam situasi
keuangan kami. Ditempat-tempat lain yang telah kami kunjungi, tanah
dihargai pada 15 pon sterling dan bahkan lebih untuk setiap hektar.
Tetapi ketika kami melihat harga yang rendah dipasang, dan meneliti
tanahnya, kami bertemu dengan kekecewaan yang telah dipertimbang-
kan. Kebanyakan dari blok itu miskin, berpasir, tanah yang kurus.
Namun, beberapa bagian dari tanah itu kelihatan baik. Beberapa orang
dari komite kami senang untuk membeli tanah itu, tetapi anggota-
anggota yang lain tidak percaya bahwa tanah itu cukup baik untuk
kebutuhan-kebutuhan kita. Tetapi bagi kami semua harganya sangat
250
mempengaruhi keputusan. Kami masih terbagi-bagi dalam pandangan
kami.
Didalam keadaan yang tidak pasti dan sukar ini kami
mengundang Ny. White untuk mengunjungi tempat itu. Kami membawa
peralatan tidur dan makan bersama kami untuk berkemah, dan pada
waktu kami tiba kami mengambil tempat kira-kira dekat dua atau tiga
gubuk nelayan yang dekat dengan tanah itu. Setelah menghabiskan
hampir sehari penuh memeriksa tempat itu, memeriksa tanahnya,
menelusuri sungainya, dan meneliti lokasi yang tepat untuk gedung-
gedung, kami kembali ke gubuk untuk istirahat malam. Kami membuat
api, berbagi makanan, dan kemudian berkumpul disalah satu dari
gubuk itu untuk berunding.
Ada banyak diskusi dan memutuskan pandangan-pandangan
yang berbeda-beda sehubungan dengan tempat yang tepat. Kepada
semua yang telah dikatakan, Ny. White mendengarkan dengan sangat
tenang dan penuh perhatian. Kemudian kami memintanya untuk
memberikan kesan-kesannya. Jawabnya adalah, “Saya pikir, saudara-
saudara, lebih baik kita bertelut dan meminta kepada Tuhan untuk
memberikan kepada kita terang dan pengertian. Saya melihat bahwa
tidak perlu lagi ada diskusi. Jika inilah tempatnya dimana kita harus
membangun sekolah kita, marilah kita bertanya kepada Tuhan untuk
memberikan kepada kita bukti-bukti, itu akan memberikan jaminan
kepada kita bahwa inilah lokasi yang tepat.”
Saran ini kena kepada kita semua, dan kami semua bertelut dan
berdoa dengan sungguh-sungguh untuk tuntunan surgawi dan untuk
kepastian. Ny. White memimpin doa dengan sungguh-sungguh. Didalam
permohonannya dia terbeban untuk berdoa untuk kesembuhan seorang
dari anggota kita yang hadir kelihatan sedang sakit karena tuberkolosis.
251
Ketika kami bangkit dari berdoa saudara ini��� berkata bahwa
sementara Ny. White sedang berdoa, ada sesuatu yang meliwati
tubuhnya seperti aliran listrik, dan dia merasa dirinya disembuhkan. Itu
terjadi di tahun 1894—tiga puluh empat tahun yang lalu. Orang itu
masih hidup sekarang ini dan baik-baik saja. Dia tidak pernah
mendapat bekas tuberkolosis semenjak malam doa itu didalam gubuk
dari nelayan.
Ny. White berkata, “Saudara-saudara, Allah berada bersama
dengan kita disini. Mengapa Dia begitu sangat dekat dan memberikan
kepada kita tanda berkat ini? Saya menerimanya sebagai satu bukti
bahwa kita sedang berada ditempat yang tepat.” Kami semua merasakan
hal yang sama, dan kami setuju untuk membeli properti itu. Kami
melanjutkan, membuat kontrak untuk tanah itu, dan membayar
deposit, dan mengatur untuk pemindahan kepemilikan.
Tetapi kemudian beberaa orang dari kami menjadi lemah dan
merasa tidak nyaman dengan kualitas tanahnya. Didalam kesukaran
kami diusulkanlah kepada kami bahwa kami harus meminta ahli
pertanahan dari Pemerintah di Sydney untuk memeriksa tanah itu dan
memberikan kepada kami sebuah analisa yang ahli. Para ahli itupun
datang dan memeriksa tanah itu dengan sangat hati-hati. Ketika dia
telah selesai kami membawanya untuk makan malam tanpa
menanyakan tentang pendapatnya. Ketika makan malam telah selesai,
kami semua berkumpul di teras untuk mendengarkan apa yang akan
dia katakan. Pernyataannya yang singkat adalah ini: Saudara-saudara,
saya sangat menyesal untuk mengatakan kepada anda semua bahwa
tanah ini tidak bernilai. Tanah itu tidak akan memberikan kehidupan
kepada bandicoot (tikus ladang yang besar). Hal yang sangat bijaksana
bagi anda semua untuk dilakukan adalah untuk meninggalkan semua
pemikiran untuk menjadikannya sebagai ladang sekolahmu. Untuk
252
menebus deposit anda akan kehilangan jumlah yang kecil dibandingkan
dengan apa yang akan anda miliki jika anda membangun dilokasi tanah
ini.
Dia kembali ke-Sydney, menuliskan sebuah analisa yang lengkap,
dan memberikan satu salinan didalam file Pemerintah dan satu salinan
lagi kepada kami.
Adalah tidak perlu untuk mengatakan bahwa laporan ini dari
seorang yang harus mengetahui nilai tanah di Australia, membangun-
kan dan menambah kesulitan kami. Setelah menerima laporan ini maka
komite meminta Saudara W. C. White dan saya untuk menunjukkannya
kepada Ny. White. Ini adakah sebuah tugas yang penuh penghinaan dan
memalukan. Ketika kami telah selesai berbicara, dia dengan tenang
bertanya: Apakah tidak ada Allah di Israel untuk diminta petunjuk-Nya,
sehingga engkau pergi kepada allah di Ekron untuk meminta nasehat?
Kemudian dia mengingatkan kami tentang malam doa dan penyembuh-
an yang terjadi didalam gubuk nelayan itu. Dia mengatakan kepada
kami bahwa mulai dari malam itu ia tidak merasa cemas tentang lokasi
tersebut, sehingga pikirannya menjadi tenang. Tetapi dia berkata,
“Kamu boleh saja terus mencari tempat yang lebih baik, dan ketika
kalian menemukan tempat yang memuaskan kalian, saya akan senang
pergi bersama kamu untuk melihatnya. Tetapi rohku tenang sekarang.”
Apa yang harus kami katakan tentang ini?
Setelah melaporkan wawancara kami kepada saudara-saudara
kami, kami semua memutuskan untuk tidak mencari lebih jauh lagi,
tetapi untuk melanjutkan dengan tempat tersebut yang telah kita pilih
dan berharap yang terbaik.—Excerpt from part two of Elder A. G.
Daniells address, Senin malam Juni 25, 1928, di Institut
253
Kependetaan New South Wales, diterbitkan didalam Australian
Record, Agustus 20. 1928, hal. 1, 2.
Masalah kami yang berikut adalah untuk membayar tanah yang
telah kami dapatkan di Cooranbong, untuk sekolah kita. Kami tidak
punya uang. Sebagai ketua Konferens, dirasakan oleh saya untuk
memimpin didalam pengumpulan dana. Semangat saya sudah surut.
Saya kelihatan tidak mampu untuk menarik perhatian saudara-saudara
dan membujuk mereka untuk menyumbang untuk usaha ini. Tetapi
setelah beberapa bulan telah berlalu dan tidak ada sesuatupun yang
dilakukan, saya dapati bahwa Ny. White telah meminjamkan 1,000 pon
sterling��� dan telah membayar tanah itu. Sehingga itu memberikan
sebuah kesan yang sangat kuat dihati saya. Saya merasa bersalah, dan
saya bertelut dan mengakui dosa saya karena telah membiarkan
ketidakpercayaan dan sifat suka bermain untuk menambah beban dan
kesulitan kepada hamba Tuhan. Mulai dari saat itu iman, semangat dan
dorongan saya didalam sekolah itu tidak pernah kendor. Saya mampu
untuk menggunakan semua tenaga saya untuk usaha tersebut.
Masalah tentang membangun gedung-gedung dan menyediakan
perabotan dan peralatan yang diperlukan untuk sekolah itu yang sedang
kita bangun, sangatlah besar bagi anggota-anggota yang berjumlah kecil
yang kita miliki di Australia. Kami harus mulai didalam satu cara yang
kecil dan tidak mahal.
Unit kita yang kecil terdiri dari sebuah asrama yang kecil dan
ruang makan dan dapur. Kami sangat kekurangan dana sehingga
didalam menyelesaikan asrama kami harus mencari sukarelawan untuk
bekerja secara gratis. Diantara mereka yang menjawab panggilan itu
adalah Pendeta [Stephen] Haskell dan istrinya [Hetty]. Pada pekerjaan
254
malam hari seorang akan memegang lilin yang sedang menyala
sementara seorang yang lain akan memasang pakunya. Hanya mereka
yang berada diatas tanah dan meliwati pergumulan itu dapat menyadari
bahwa sungguh luar biasa saat itu.
Ketika kedua bangunan itu telah selesai dan dilengkapi, term yang
pertama dari apa yang dikenal dengan nama Australasian Missionary
College pun dimulai. Hari pertama dari sekolah kita yang baru (April 28,
1897) menuntun kami untuk menyadari bahwa kami tidak boleh
“memandang remeh hal-hal yang kecil,” karena kita membuka term kita
dengan empat guru dan sepuluh murid. Oleh karena penundaan yang
cukup lama itu, kesulitan dan kekecewaan didalam mendapatkan lokasi
dan menyediakan gedung-gedung dan perlengkapan, orang-orang kita
hampir saja kehilangan harapan. Tetapi ketika telah diketahui bahwa
sekolah tersebut telah benar-benar dibuka, sebuah daya tarik telah
dibangunkan, dan sebelum penutupan term itu ada sekitar lima puluh
atau enam puluh murid yang mendaftar.
Jadi sudah sejauh itu usaha kami untuk melewati tanpa
memanggil General Conference untuk bantuan, tetapi kami menemukan
bahwa kelas itu sangat jauh dan terlalu lama sehingga kami akhirnya
memohon kepada saudara-saudara di Amerika untuk menolong. Mereka
segera menjawab dengan memberikan satu jumlah yang sama dengan
jumlah yang akan kami kumpulkan dalam batas akal sehat kami. Ini
memberikan kepada kami semangat yang besar, dan dengan kebaikan
hati dari orang-orang kita di Australia mengadakan pekerjaan
mengumpulkan bagian mereka.
Sementara itu kami terus berjalan dengan operasional gedung-
gedung kami, membayar bagian kami dan berjalan didalam hutang
untuk milik mereka, dengan mengharapkan bahwa ketika mereka
255
mendengar apa yang telah kami kumpulkan, mereka akan segera
mengirim bagian mereka. Kami menyediakan tukang-tukang kayu dan
tukang-tukang plester kami, dan usahawan-usahawan yang darinya
kami membeli bahan-bahan, memastikan bahwa kami akan menerima
uang dari Amerika untuk memenuhi semua obligasi kami. Kami
sepenuh berharap dapat menerima uang ini melalui pengiriman tertentu
dari Amerika. Tetapi kami ditimpa oleh kekecewaan yang menakutkan.
Gantinya menerima sebuah draft, kami diberitahukan bahwa karena
sedang mengalami tekanan keuangan, mereka belum mampu untuk
mengirimkan bagian mereka, dan menyarankan kami untuk menunda
operasional gedung sampai situasi keuangan telah membaik di Amerika.
Tetapi kami telah berjalan dengan gedung-gedung kami, dan kami tidak
mempunyai uang untuk memenuhi obligasi-obligasi kami.
Kekecewaan ini sangat parah. Kami tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Anggota-anggota Dewan Sekolah menjadi tertekan. Secara
alamiah kami mempersalahkan diri kami sendiri untuk melanjutkan
pembangunan tanpa uang. Setelah suatu waktu diskusi yang lama,
kami berhenti didalam keputusasaan sampai besok paginya. Saya
masuk ke kamar saya, tetapi tidak bisa tidur. Saya berguling dan
berputar sampai berkeringat. Pikiran saya sangat kacau. Saya bangun
dan pergi ke hutan kecil dimana saya biasa sendiri. Saya harus
mendapatkan bantuan dari beberapa sumber. Kelihatannya bagi saya
bahwa urat-urat saraf saya akan putus. Saya harus mendapat bantuan
untuk mencari jalan keluar dari situasi ini.
Kemudian didalam kegelapan saya berdoa dan berseru kepada
Allah untuk mengirimkan bantuan kepada kami. Saya berdoa terus dan
terus sampai fajar menyinsing. Dengan sepenuh hati saya, saya
berseruh kepada Tuhan untuk mengirimkan kepada saya sebuah
jawaban; untuk memberikan kepada saya terang. Dan kemudian datang
256
kepada saya sebuah jawaban yang sangat positif: “Aku telah
melepaskanmu. Aku akan memenuhi situasi ini. Bersukacitalah.”
Kehadiran Allah sungguh sangat hebat sehingga saya tidak dapat
bertahan diatas kedua lutut saya, saya hanya dapat berbaring diatas
tanah dan mengucapkan syukur dan memuji Allah untuk kelepasan itu.
Sesuatu harus dilakukan oleh Yang Maha Kuasa, dan saya
menyadarinya sebagaimana saya sadar bahwa saya hidup.
Saya kembali ke kamar saya, mandi, dan turun ke ruang komite.
Saudara-saudara berada disana kelihatan sangat berat dan muram.
Saya masuk sambil senyum dan berkata, Saudara-saudara,
bersukacitalah. Kita telah dilepaskan. Semua obligasi kita dipenuhi.
Mereka tidak dapat mengerti apa yang saya maksudkan, dan saya
tidak dapat mengatakan semuanya. Tetapi saya katakan kepada mereka
bahwa jika mereka mau mengijinkan saya untuk pergi ke Sydney dan
Melbourne dan Adelaide, saya yakin bahwa didalam dua minggu saya
akan dapat mengirimkan kepada mereka setiap pon yang dibutuhkan
untuk memenuhi semua obligasi kita. Mereka setuju, dan saya sudah
berada di kereta pada pukul delapan pagi itu.
Dan serentak Allah mulai melakukan perkara-perkara yang ajaib
untuk kelepasan kami. Sementara berada diatas kereta pada hari itu,
sebuah berita datang dari seorang Saudara di New Zealand, yang
ditujukan kepada saya, menanyakan jika saya dapat menggunakan lima
ratus pon.���. . . Saya tidak pernah meminta uang darinya. Mengapa dia
melakukan hal ini? Saya tahu mengapa. Tuhan menggerakkan dia
untuk melakukannya. Dia segera mengirimkan yang itu.
Ketika saya tiba di Melbourne, saya di lemparkan kedalam suatu
kesulitan yang baru. Saya bertemu dengan salah seorang dari saudari-
257
saudari kita disana yaitu orang yang telah meminjamkan 300 pon
sterling kepada kami sebelumnya untuk digunakan didalam oprasional
gedung-gedung. Uang ini telah jatuh tempo didalam tiga hari. Saya tidak
mau gagal untuk memenuhi pembayaran ini. Saya berusaha agar dia
mau memperbaharui pinjaman tersebut untuk satu tahun berikutnya.
Tetapi dia menolak dengan sebuah pernyataan yang tegas bahwa dia
mengharapkan pembayaran itu didalam dua hari kedepan.
Saya dijamu oleh Saudara W. D. Salisbury. Saya pergi tidur
malam itu dengan hati yang kacau. Esok paginya ketika saya sedang
berdoa, dan mengingatkan Tuhan akan janji-janji yang telah Dia buat
bahwa Dia telah melepaskan kami, muncul sebuah kesan yang sangat
jelas untuk mendapatkan sebuah jawaban dari Alkitab. Kemudian saya
melakukan apa yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, dan saya
tidak tahu kapan saya pernah melakukannya. Saya membuka Alkitab.
Kata-kata yang pertama saya baca adalah ini:
“Allahmu yang kamu sembah dengan tekun, Dialah kiranya yang
melepaskan engkau.” Daniel 6:17. Saya kemudian memberikan tanda
disamping halaman Alkitab saya, “Kamar Salisbury’s 7:20., 5.4.99.”���
Sore itu pada pukul lima, saya tulis, “Digenapi 5 p.m, 5/4/99.” Saya
jarang menceritakan cara yang luar biasa [sic.] dimana itu digenapi,
tetapi saya akan melakukannya saat ini.
Saya pergi ke Echo Office [percetakan kita] yang menunggu untuk
melihat apa yang akan terjadi. Setelah siang, saya memanggil Saudara
[N. D.] Faulkhead dan Salisbury bersama-sama dan mengatakan kepada
mereka dan mengatakan kepada mereka bahwa tiga ratus pon sterling
harus dibayarkan kepada saudari ini hari berikutnya. Saudara
Faulkhead mengatakan kepada kami tentang seorang pria yang baru-
baru ini menawarkan pinjaman kepada Echo Office sejumlah besar
258
uang. Kami segera pergi menemui orang ini. Tetapi dia telah
menggunakan uang tersebut untuk hal yang lain.
Saran Saudara Falukhead berikutnya adalah bahwa mungkin kita
dapat memperolehnya dari bank Echo Office kita. Tetapi saat itu sudah
pukul 4 sore dan bank sudah tutup. Dia mengusulkan agar kita pergi
saja kerumah dari banker itu dan bertemu dengannya secara pribadi.
Saya mengaku bahwa itu kelihatan sangat tidak pasti bagi saya. Tetapi
kami memutuskan untuk berusaha. Bank itu terletak disudut jalan, dan
kami harus meliwati pintu dari bank itu bila hendak menuju
kerumahnya. Ketika kami sedang terburu-buru meliwati pintu bank itu,
kami melihat bahwa pintu itu masih terbuka selebar badan seorang
pria. Saudara Falukhead segera masuk dan saya mengikutinya sedapat
dan secepat mungkin. Kami mendapati banker itu dan asistennya
dengan semua isi brankasnya terletak diatas meja. Mereka sedang sibuk
oleh karena kunjungan dari seorang inspektor bank dari London.���
Banker itu mamandangi kami dalam kekagumannya dan berkata.
“Faulkhead, bagaimana anda bisa masuk kesini?”
“Kami berjalan masuk.” Itu adalah jawabnya.
“Ya, saya tahu, tetapi bagaimana anda membuka pintu itu?” kata
banker itu, karena saya sudah menutup dan menguncinya, dan saya
sendiri telah merantai pintu itu dengan rantai. Bagaimana anda
membukanya?”
“Kami tidak menjamahnya, pintu itu masih terbuka,” itulah yang
kami dapat katakan.
Saudara-saudara, kami menyadari saat itu bahwa seorang
malaikat telah membuka pintu itu. Banker itu sangat terkejut dan kaget
259
sehingga dia kelihatan pucat. Ketika dia tidak dapat menenangkan
dirinya dia bertanya apa yang kami inginkan. Saudara Faulkhead
berkata, “Kami ingin bertemu dengan anda diruangan pribadimu.”
Segera ketika kami telah duduk, kami mengatakan kepadanya bahwa
kami menginginkan tiga ratus pon sterling untuk melunasi obligasi kami
besok pagi. “Jaminan apa yang dapat anda berikan?” “Hanya kata-kata
kami malam ini, tetapi kami akan memberikan sesuatu yang lebih
kemudian.”
Saat itu disana banker itu menghitung tiga ratus [emas] murni
yang bercahaya dan meletakkanya didalam tangan kami. Besok paginya
saya pergi kepada saudari kami ini dengan uang ini dan melunasi
hutang kami.
Pengalaman-pengalaman ini, saya dapat pastikan kepada anda,
memberikan kesan yang sangat mendalam didalam pikiran saya—bahwa
kepastian dibawah pohon di Cooranbong, kepastian didalam kamar
Salisbury pagi itu, pintu bank yang terbuka, dan uang didalam tangan
saya sore itu, dan itulah sebabnya saya menulis “Digenapi” dipinggiran
lembaran Alkitab saya.
Pada hari Sabat, dua hari kemudian, saya pergi ke Gereja Prahan untuk
berkotbah. Saya sangat tertegun, dan terjamah oleh pengalaman-
pengalaman saya yang sudah saya lewati, sehingga saya tidak dapat
mengontrol perasaan saya. Para hadirin sangat tergerak. Saudari yang
kepadanya saya sudah membayar 300 pon sterling itu juga hadir disana.
Saya melihat bahwa dia sangat tergerak. Ketika pertemuan itu telah
bubar, dia mendatangi saya dan berkata, “Saudara Daniells, maukah
anda bertemu dengan saya di bank hari Senin pada pukul sembilan
pagi?” Ketika saya bertemu denganya dia berkata, “Saya semenitpun
tidak merasa damai ketika saya menerima uang itu dari anda. Saya
260
akan memberikannya kembali kepadamu, dan saya akan memberikan
tambahan 75 pon sterling sebagai denda karena telah mengambilnya.”
Saya menerimanya, dan dia tidak pernah, saya mengerti, menariknya
dari sekolah.
Kemudian saya pergi ke Adelaide, dan sementara mencari
bantuan, saya tergerak untuk pergi ke-keluarga tertentu untuk uang.
Suami dari saudari ini bukanlah seorang anggota gereja, sebagai
akibatnya saya merasa segan tentang meminta uang darinya. Saya
berusaha untuk mengatakan kepada mereka apa yang saya cari, tetapi
saya kelihatan tidak dapat melakukannya. Akhirnya, saudari itu
berkata, “Saudara Daniells, saya pikir suami saya harus membuat
pekerjaan kita sebagai banknya, bukankah begitu?” Itulah pertolongan
yang saya butuhkan, dan saya meletakkan didepan mereka apa
maksudnya saya datang untuk bertemu dengan mereka. Hasilnya
adalah bahwa pria ini memberikan kepada saya 400 pon sterling���
sebagai sebuah pinjaman.
Berikutnya saya pergi untuk bertemu dengan seorang saudara
sementara dia sedang bekerja di tempat pertukangan kayunya. Saya
berspekulasi untuk meminta seratus pon sterling.��� Dia berkata,
“Datang lagi sekitar pukul dua siang dan saya akan menyediakannya
untuk anda.” Ketika saya menelepon dia berkata, “Saya telah
memikirkan tentang hal ini dan merasa bahwa mungkin akan
menambah seratus dolar lagi.” Bisa saja, “Baik,” katanya, coba saya
pikirkan sampai besok pagi dan katanya, “saya telah memutuskan
untuk memberikan dua ratus pon sterling kepadamu,��9 tetapi saya
merasa tidak puas. Saya pikir saya akan memberikan tiga ratus pon
sterling.”���
261
Jadi uang itu masuk dari semua tempat, dan didalam dua minggu
dari malam Tuhan telah memberikan saya jaminan bahwa Dia telah
melepaskan kita, saya mengirimkan kepada sekolah cukup uang untuk
membayar tagihan-tagihan kami.—Excerpt from part three of Elder A.
G. Daniells’ addres, Senin malam, Juni 25, 1928, di Institut
Kependetaan New South Wales, diterbitkan didalam Australasian
Record, Agustus 27, hal. 1, 2.
262
2
Oakwood College
Saya . . . . dengar bahwa Ny. White telah mengatakan bahwa harus ada
sebuah sekolah yang berlokasi di kota dekat Nashville, Tennessee, atau
dibagian utara Alabama, karena perasaan-perasaan ras tidak terlalu
buruk disana sama seperti ditempat-tempat dibagian selatan. Sebuah
komite telah pergi ke Nashville dan beberapa tempat lain tetapi tidak
menemukan lokasi yang dimintakan dari mereka. Mereka sedang dalam
perjalanan ke Alabama bagian utara untuk melihat apa yang dapat
mereka temukan. Pagi-pagi berikutnya sebelum mereka berangkat
mereka berkumpul di ruang tamu untuk berdoa. Adalah merupakan
suatu kebiasaan dari Saudara dan Saudari Chambers untuk berdoa tiga
kali sehari, pagi, siang dan malam. Saya sangat tergerak dengan doa
yang sungguh-sungguh dan orang-orang ini ketika mereka meminta
Tuhan untuk menolong mereka menemukan tempat yang dia pikirkan
untuk sebuah sekolah untuk orang-orang kulit berwarna. Mereka sangat
sungguh-sungguh sampai mereka menangis didalam doa itu. Setelah
berdoa mereka menuju stasiun kereta api, naik kereta menuju
Huntsville, dan dituntun kepada sebuah ladang yang mau dijual.
Mereka katakan bahwa setelah mereka memasuki tanah itu mereka
memiliki perasaan bahwa inilah tempat yang Tuhan inginkan untuk
sekolah itu.
Setelah suatu penyelidikan yang hati-hati, mereka membayar
uang muka untuk memegang ladang itu sampai mereka dapat
melaporkan dana mereka ke Battle Creek, Michigan.
263
Saya berada di Battle Creek menghadiri Industrial Preparatory
School ketika tawaran yang khusus direncanakan untuk pekerjaan
orang-orang kulit berwarna untuk mengumpulkan dana untuk
menolong mereka untuk membeli sebuah ladang dimana General
Conference ingin untuk membangunkan sebuah sekolah. Setiap orang
diminta untuk memberikan satu dolar setiap hari, demikian dengan
menabung uang untuk suatu persembahan pada Sabat berikutnya
untuk menolong pekerjaan orang-orang kulit berwarna.
Tepat pada waktunya uang itu terkumpul dan pembelianpun
dilakukan.—Knight, Mississipi Girl, hal. 208, 209.
264
3
Atlantic Union College
“Mengingat, Sebuah sekolah telah dibuka di Lancaster bagian
Selatan diantara orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh; dan—
“Mengingat, Telah memerlukan pengorbanan pada bagian
daripada pendiri-pendirinya untuk memulai perusahaan tersebut, dan
akan memerlukan lebih banyak lagi untuk menjalankanya secara
berhasil; karena itu—. . .
“Memutuskan, Bahwa kami, wanita-wanita muda dari sekolah
Lancaster Selatan, merasa cemas untuk melakukan bagian kami
didalam mempertahankan yang sama, akan bertanggungjawab untuk
pekerjaan laundry, dan untuk perbaikan yang perlu dari pakaian-
pakaian dari pria-pria muda yang menyumbangkan waktu mereka
didalam mengolah tanah untuk keuntungan sekolah; dan bahwa kami
akan senang untuk menolong dalam cara apapun apabila ada
kesempatan.”—Ella Robinson, Man of Action, hal. 52.
265
Bagian VII
LEMBAGA-LEMBAGA
KESEHATAN
266
1
Sanitarium Battle Creek
Nama dari “The Western Health Reform Institute” telah dipilih
untuk lembaga kesehatan yang baru yang telah datang dalam
penglihatan yang diberikan kepada Ny. White di Rochester, New York,���
dan dinyatakan olehnya dihadapan Pertemuan General Conference.���
Dari langkah-langkah awal diambil untuk mendirikan usaha yang baru
ini, Elder J. N. Loughborough kemudian menulis:
“Pertanyaan muncul, ‘Bagaimana kita dapat, didalam kondisi
keuangan kita yang terbatas, memperoleh dan mengontrol sebuah
lembaga kesehatan?” Saudara James White pada saat itu berada
didalam kondisi kesehatan yang kritis dan tidak dapat menjalankan
manajemen perusahaan itu sendiri; jadi masalah itu kelihatannya jatuh
kepada Komite Konferens Michigan, yang dimana pada saat itu saya���
adalah ketuanya. Komite tersebut, dengan beberapa anggota terkemuka
di Batle Creek, berunding dan berdoa untuk masalah ini dan berkata,
“Kita akan berjanji untuk perusahaan itu, mengusahakan segala
sesuatu yang dikatakan didalam kesaksian, walaupun itu kelihatan
kepada kita seperti satu beban yang berat untuk dipikul.’”—“Sketches
of the Past,” No. 133, in Pacific Union Recorder, januari 2, 1913.
Dengan menyusun sebuah langganan majalah, Elder
Loughborough pertama sekali pergi kepada J. P. Kellogg,���
mengingatkan dia tentang kesaksian yang telah diberikan oleh Ny. White
267
dan keputusan untuk membangun sebuah lembaga kesehatan. Ketika
mengambil majalah itu, Saudara Kellogg menuliskan namanya dengan
huruf yang tebal, dan menantang gambaran 500 dolar. Dia meyakinkan
Elder Loughborough bahwa dia akan mengusahakan sebanyak ini
didalam perusahaan tersebut apakah itu akan berhasil atau tidak.
“Mengerti,” katanya, “lima ratus dolar adalah sebutir bibit untuk
memulai sebuah lembaga, tenggelam atau berenang.”—Medical
Missionary, mei 1899, Ekstra.
Dengan permulaan yang penuh semangat ini, sebuah rapat
diadakan dari anggota-anggota gereja di Batle Creek, dan kesempatan
diberikan kepada orang lain untuk mendaftar pada perusahaan. 500
dolar yang lain dijanjikan oleh Ny. E. G. White, dan 250 dolar oleh J. M.
Aldrich. Dua janji yang lain adalah 100 dolar, dan dua 50 dolar dan
sebelas 25 dolar masing-masing menjadi jumlah keseluruhan 1,825
dolar yang dikumpulkan di pusat-pusat denominasional itu.
Elder J. N. Andrews membawa masalah itu dihadapan rapat gereja
bulanan di Olcott, New York, dan anggota-anggota disana menjanjikan
800 dolar. Jadi, dengan suatu awal sebesar 2,625 dolar yang
dikumpulkan didalam dua gereja, maka kampanyepun dimulai. Surat
edaranpun disiapkan untuk dikirim kepada setiap gereja dan kepada
calon investor, mengumumkan pembelian dari saham tanggungan
deviden sebesar 25 dolar. Masing-masing gereja di minta untuk
mengadakan rapat dimana masalah itu akan disampaikan, dengan
permohonan untuk uang tunai dan janji. Daftar langganan telah dibuka
didalam Review and Herald untuk Juni 19, 1866 . . .dan kemajuan dari
dana itu dilaporkan setiap minggu.—Dores E. Robinson, The Story of
Our Health Message, 1965, hal. 149-151.
268
Pada waktu yang telah ditentukan lembaga itupun dibuka untuk
penerimaan pasien. Dr. [H. S.] Lay��� dan Dr. Phoebe Lamson��6
mengangkat staf medis. Jadi dengan ‘dua dokter, dua pembantu kamar
mandi, seorang perawat (tidak terlatih), tiga atau empat pembantu,
seorang pasien, sejumlah gangguan, dan banyak iman didalam masa
depan dari lembaga itu dan prinsip-prinsip atas mana itu dibangun”
(Medical Missionary, Januari, 1894) telah dimulai sebuah lembaga yang
ditetapkan untuk menjadi terkenal diseluruh dunia, dan pengaruh
kumulatif yang tidak dapat di gambarkan.—ibid., hal. 153.
269
2
Universitas Loma Linda
Pembelian Paradise Valley dan Glendale Sanitarium
Pada waktu pergantian abad, Masehi Advent Hari Ketujuh telah
membangun dua puluh enam sanitarium dan ruang-ruang tindakan di
Amerika Serikat dan diluar negeri. Dibawah permohonan oleh Ny. White,
ditahun 1904 dan 1905 mereka membangun tiga sanitarium tambahan
di California Selatan: di Glendale, Paradise Valley dan Loma Linda.
Dari rumahnya dekat St. Helena, California, Ellen White telah
meramalkan di tahun 1902 bahwa “properti yang kosong akan segera
tersedia di Selatan California; properti yang dapat dibeli “jauh dibawah
harga yang sesungguhnya” dan digunakan sebagai sanitarium-
sanitarium.��� Dia meyakinkan pemimpin-pemimpin gereja bahwa “harga
murah yang tidak biasa akan dijumpai. “Selama berbulan-bulan,” dia
menulis, “Tuhan telah memberikan instruksi kepada saya bahwa Dia
sedang mempersiapkan jalan untuk orang-orang kita untuk memiliki,
pada harga yang rendah, tentang properti yang diatasnya ada gedung-
gedung yang dapat digunakan didalam pekerjaan kita.”���
Fasilitas Paradise Valley ( sekarang Paradise Valley Hospital)
melambangkan sebuah investasi senilai 25,000 dolar. Itu ditawarkan
kepada gereja Masehi Advent Hari Ketujuh seharga 12,000 dolar. Di
tahun 1904 itu dibeli dengan harga 4,000 dolar—“jauh dibawah harga
270
yang sesungguhnya,” sama seperti yang telah diramalkan oleh Ellen
White. The Glendale Hotel (sekarang Glendale Adventist Medical Center)
melambangkan sebuah investasi senilai 50,000 dolar. Itu ditawarkan
kepada Masehi Advent Hari ketujuh seharga 26,000 dolar. Di tahun
1904 itu dibeli dengan harga hanya 12,000 dolar—“jauh dibawah harga
yang sebenarnya.”
Pembelian Sanitarium Loma Linda
Walaupun secara keuangan semuanya kelihatan tidak mungkin,
bahkan sangat membabi-buta, Ellen White telah diinstruksikan didalam
khayal bahwa gereja harus memperoleh bukan hanya kedua properti ini
tetapi juga satu yang ketiga, dan ketiganya harus menjadi sanitarium
yang akan menjadi pusat penyembuhan medis dan spiritual.
Tahun yang sama Ellen White menginstruksikan kepada John
Burden, manajer dari St. Helena Sanitarium (sekarang St. Helena
Hospital and Health Center) dekat San Fransisco, untuk mencari antara
Riverside, San Bernardino, dan Redlands untuk properti yang ketiga ini
yang telah dia lihat didalam khayal. Di bulan Maret 1904, Burden
menemukan tujuh puluh enam hektar��9 properti empat mil dari
Redlands yang cocok dengan keterangannya, menanyakan harganya. Dia
mendapati bahwa fasilitas dari properti itu telah dibangun ditahun
1880-an oleh para spekulator, atau “boomers,” sama seperti mereka
yang membangun kota-kota di bagian barat menyebutkannya. Para
spekulator telah menamainya Mount City. Tetapi mereka akhirnya
bangkrut, dan kemudian menjualnya kepada sekelompok orang yang
terdiri dari delapan puluh dokter dan empat puluh usahawan dari Los
Angeles yang mau mengembangkan Mount City kedalam resort
kesehatan. Pemilik yang baru menamai properti itu “Loma Linda” (Hill
271
Beautiful”), dan menginvestasikan lebih dari 155,000 dolar untuk
membangun gedung-gedung baru, mendekorasikan kembali, memasang
perabotan, dan perbaikan-perbaikan yang lain. Tetapi usaha tersebut
gagal dan pemegang saham putus asa.
Selama berbulan-bulan Loma Linda menjadi tempat yang tandus
kecuali untuk penjaga dan tempat makan ternak. Orang-orang
disekeliling tempat tersebut menyebutkan tempat itu “Lonesome Linda.”
Dikatakan kepada Burden bahwa properti yang seharga 155,000 dolar
itu dapat dibeli dengan harga 110,000 dolar. Tetapi 110,000 dolar tidak
perlu ditanyakan. Dia merasakan hal itu.
Ny. White mendorong dia untuk kembali. Kali ini harganya telah
diturunkan menjadi 85,000 dolar. Sama, 85,000 dolar tetap saja 85,000
dolar. Seribu empat ratus anggota gereja yang berada di bagian Selatan
California telah mendukung satu program pembangunan sebuah gedung
yang besar untuk gereja-gereja yang baru dan lembaga-lembaga
kesehatan. Dan pusat-pusat gereja—Masehi Advent Hari Ketujuh
General Conference di Washington, D.C.—baru saja membuat sebuah
“kebijaksaan tanpa-hutang” dan tidak dapat menolong secara keuangan
terhadap lembaga-lembaga yang baru. Sekali lagi Burden kembali dan
mengatakan kepada Ny. White tentang harga yang baru.
Sebuah pusat pendidikan yang penting
Ellen White mengatakan bahwa pada suatu hari kelak ribuan
orang akan pindah kedalam areal itu dan Loma Linda akan menjadi
bukan saja pusat penyembuhan kesehatan dan spiritual tetapi juga
“sebuah pusat pendidikan yang penting” untuk mempersiapkan
272
misionaris-misionaris medis. Bagaimana ide-ide ini dapat di sadari?
Ditahun 1905 buku Ellen White yang berjumlah 541 halaman, yang
berjudul Ministry of Healing, diterbitkan. Buku itu menyatakan Kristus
sebagai Gospel Medical Missionary yang sejati dan menggariskan
bagaimana untuk mengikuti jejak-Nya: Sebuah sekolah harus dibangun
untuk menyediakan pengalaman praktis didalam pekerjaan Gospel
medical missionary. Ny. White menyuruh Burden untuk kembali ke
Loma Linda untuk ketiga kalinya. Kali ini Burden menanyakan
pemiliknya apakah dia serius untuk menjual Loma Linda dan berapa
harga yang terendah yang dapat mereka terima. Mereka mengatakan
bahwa mereka akan menjualnya dengan harga 40,000 dolar. Walaupun
jumlah itu masih kelihatan sangat jauh, Burden memeriksa properti itu
dengan sangat teliti. Dia mendapati bahwa lokasi itu mencakup tiga
puluh satu hektar��� ladang gandum; dua puluh dua hektar��� terdiri
dari alfalfa (rumput untuk makanan hewan), kebun sayuran, sebuah
kebun aprikot dan sebuah gudang; dan dua puluh tiga hektar lembah
yang berpetak yang ditutupi oleh kebun buah-buahan, kebun-kebun,
tanah lapang yang indah, sejumlah pohon-pohon yang tinggi dan sejuk
dan pohon-pohon merica penuh dengan burung kenari, banyak sekali
bunga-bunga dan hiasan semak-semak, jalan raya, dan kira-kira lebih
dari satu mil jalan setapak yang berlekuk-lekuk. Dipuncak dari lembah
itu ada beberapa rumah kecil, sebuah ruangan rekreasi yang besar,
sebuah hotel bertingkat empat dengan enam puluh empat kamar.
Bangunan-bangunan, dalam keadaan yang baik, diterangi oleh listrik
dan pemanas dengan uap. Air dipompa melalui daerah itu dari sebuah
sumur bor yang dalam. Termasuk didalam properti itu juga peralatan
dan persediaan yang senilai 12,000 sampai 15,000 dolar yang belum
pernah digunakan. Burden memutuskan untuk membeli tanah dan
gedung-gedung itu.
273
Syarat-syarat pembelian
Syarat pembelian adalah 5,000 dolar sebagai uang muka dan,
didalam beberapa bulan kedepan, pembayaran selama tiga bulan
seharga 5,000 dolar setiap bulan—setengah harga pertama dari harga
pembelian. Sisa 20,000 dolar harus dibayar pada akhir dari tiga tahun
berikutnya. Pada hari jumat sore, tanggal 26 Mei 1905, pengacara
datang untuk menandatangi kontrak penjualan. Oleh karena sudah
mendekati matahari terbenam pada hari Jumat itu dan “Hari Sabat”
hampir mulai, Burden dan beberapa anggota gereja memutuskan untuk
menunda penandatanganan surat-surat sampai hari Senin.
Pada hari Minggu, tanggal 28 Mei, Burden menerima sebuah
telegram dari G. W. Reaser, Ketua Konfrens California Selatan, yang
pada saat itu berada di Washington, D. C. Didalam telegram itu
dikatakan, “Perkembangan disini memerintahkan dan menyarankan
untuk tidak melakukan deposit pada sanitarium.” Tidaklah sulit untuk
mengerti arahnya karena kelihatannya sudah pasti bahwa tidak ada
dana yang tersedia untuk melakukan apakah deposit ataupun
pembayaran. Tetapi atas desakan Ny. White, dan dengan jaminannya
bahwa Tuhan akan menyediakan, pada hari Senin Burden membayar
1,000 dolar yang dipinjamkan dari uang pribadinya untuk
mengamankan sebuah opsi untuk membeli Loma Linda.��� 1,000 dolar
ini akan ditebus jika uang muka atau pembayaran tiap bulan tidak
dapat dilakukan.
Dua minggu kemudian, pada hari Senin pagi, tanggal 12 Juni,
1905, Ny. White datang ke Loma Linda untuk pertama kali. Ketika dia
sedang melakukan tur inspeksi dia berkata berulang kali bahwa dia
mengenali tempat ini sama seperti tempat yang dia telah lihat didalam
274
khayalnya hampir dua tahun sebelumnya (di musim gugur 1903 dan
juga di bulan Oktober tanggal 10, 1901). Dia duduk di kamar tamu dan
berbicara tentang pekerjaan pendidikan yang harus dijalankan
seterusnya di Loma Linda.
Terdorong oleh contoh yang dilakukan oleh Burden, orang-orang
Advent setempat menyumbangkan 4,000 dolar lagi untuk menyelesaikan
pembayaran uang muka pada tanggal 15 Juni, walaupun tidak satupun
dari mereka yang mempunyai pendapat bagaimana mereka akan
membayar cicilan bulan Juli—sebesar 5,000 dolar lagi—yang akan jatuh
tempo didalam satu bulan. Pada tanggal 20 Juni, delegasi dari hampir
seluruh dua puluh gereja di Konferens California Selatan mengadakan
rapat untuk mempertimbangkan pembelian properti Loma Linda. Ketua
Konferens mengatakan kepada para utusan tentang pentingnya
keputusan yang akan mereka buat hari itu. Menurut hasil keputusan
rapat, “Dia kemudian mengatakan bahwa Ny. White telah mengatakan
bahwa sanitarium ini harus menjadi pusat sekolah pelatihan di
sepanjang wilayah pantai ini. Pada pokok ini Ny. White membuat
interupsi dan berkata, “Ini akan jadi.’”�� Akhirnya, Komite Konferens
California Selatan memutuskan untuk mendukung proyek tersebut.—
Richard A. Scaefer, Legacy, Daring to Care, 1995, hal. 157-160.
[Elder John Burden kemudian menjelaskan tentang roh pengorbanan yang
memberi ciri kepada beberapa pendukung dari Loma Linda, demikian juga
dengan waktu yang penuh mujizat tentang pembayaran.]
Komite California Konferens��6 pada rapatnya yang pertama, di
gereja Los Angeles,��� telah mengambil langkah bahwa mereka tidak
akan memikul tanggungjawab tersebut kecuali utusan-utusan yang
mewakili semua gereja harus mengesahkannya. Tetapi sebelum rapat itu
berakhir semua utusan dipanggil untuk memutuskan masalah tersebut,
275
4,000 dolar yang lain harus dikumpulkan dan dibayarkan kepada agen
untuk menyelesaikan pembayaran yang pertama,��� atau kita akan gagal
melakukan bagian kita dari kontrak dan mungkin kehilangan 1,000
dolar yang telah dibayarkan, dan kesepakatannya akan ditolak.
Bagi Konferens untuk memberikan dana untuk satu bagian
daripada pembayaran akan menandakan bahwa mereka telah menerima
tanggungjawab untuk semua pembayaran. Ketidakpastian bahwa
Konferens kemudian akan menerima tanggungjawab tersebut telah
melemahkan kepercayaan dari beberapa orang yang memiliki uang yang
sebaliknya akan menolong. Namun, kami memutuskan untuk
melakukan yang terbaik untuk mendapatkan uang yang dibutuhkan
untuk memenuhi apa yang telah jatuh tempo.
Pertama kami bertanya kepada Sister Bell Baker, sudah
meninggal, bagaimana perasaannya sehubungan dengan membeli Loma
Linda.
“Saya tidak melihat mengapa setiap orang harus terburu-buru,”
jawabnya. “Kelihatannya sudah pasti bahwa kita akan memilikinya.”
Kami katakan, “Apakah anda mau untuk mengambil resiko untuk
memberikan seribu dolar untuk hal itu?”
“Ya,” jawabnya.
“Anda mungkin akan kehilangan uang itu,” kami mengingatkan
dia.
“Baik, katanya, “Saya akan melakukannya,” dan dia memberikan
kepada kami seribu dolar sebagai pinjaman.
276
Berikutnya kami melakukan usulan yang sama kepada seorang
Saudara, dan dia memberikan respons dengan 2,000 dolar. Kami
berunding dengan Elder R. S. Owen, yang telah membuat usulan
tentang dimana kami dapat menemukan ribuan dolar sebelumnya untuk
pembayaran yang pertama. Dia tidak mampu untuk membuat
rekomendasi apapun mengenai siapa yang mungkin dapat menolong
kami, tetapi dia berkata: “Saya tidak punya uang, tetapi ini ada properti
saya, anda boleh manggadainya untuk seribu dolar untuk mendapatkan
uang itu.”
Kami mendapati bahwa tidaklah perlu untuk menggadaikan
properti itu, seperti kata-katanya cukup baik untuk jumlah tersebut,
jadi kami memasukkan 1,000 dolar dari 2,400 dolar yang kami terima.
Pada hari dimana itu jatuh tempo kami sudah mampu untuk memenuhi
pembayaran yang kedua [dari yang pertama 5,000 dolar] pada properti
itu, yang memastikan untuk tetap memegangnya sampai utusan-utusan
dari gereja-gereja harus memutuskan tanggungjawab apa, jika ada,
Konferens yang harus memikulnya.
Keputusan untuk membeli
Ketika tiba tepat pada waktunya Elder G. A. Irwin, Wakil Ketua
General Conference, meliwati California Selatan dalam perjalanannya
untuk menghadiri sebuah rapat umum dari Pacific Press Publishing
Company, di Mountain View. Kami merasa bahwa kehadirannya adalah
tepat waktu, dan, setelah mengatakan kepadanya sehubungan dengan
pembelian Loma Linda, kami dengan sungguh-sungguh meminta supaya
dia dapat menghadiri rapat yang akan datang di Los Angeles. Kemudian
277
diatur supaya dia akan kembali tepat waktu untuk bisa sampai di Los
Angeles pada tanggal 19 Juni, sehari sebelum rapat yang telah
ditetapkan, untuk membuat keputusan terakhir sehubungan dengan
sikap dari Konferens California Selatan terhadap perusahaan Loma
Linda.
Kami menjemput dia di kereta pada waktu dia tiba di Los Angeles,
dan menemani dia menuju Loma Linda, supaya dia dapat melihat
sendiri tempat itu. Kami bermalam disana dan kembali besok paginya.
Dari stasiun Los Angeles kami cepat-cepat menuju ke gereja dan
mendapati rapat itu sedang berlangsung. Gereja itu penuh sesak dengan
para utusan, tetapi ada tempat duduk untuk kami di mimbar.
Ny. White baru saja berbicara. Dia menetapkan karakter yang
tinggi dan ditinggikan dari pekerjaan yang harus dilakukan didalam
pekerjaan Medical Missionary di ladang California Selatan. Sekali lagi dia
menyampaikan penjelasan yang telah ada didalam khayalnya, tentang
properti yang harus diamankan dan digunakan untuk pekerjaan
sanitarium, dan menyatakan dirinya dengan jelas bahwa setuju dengan
pembelian Loma Linda.
Ketua Konferens California Selatan��9 telah merasa bahwa sebelum
bertindak pada pertanyaan dari mendapatkan Loma Linda, maka para
utusan harus mempunyai pengertian yang jelas tentang tanggungjawab
keuangan yang telah dibebankan kepada Konferens, sehingga mereka
dapat menyadari dengan lebih baik apa yang akan dilibatkan didalam
tanggungjawab tambahan ini. Untuk alasan inilah dia telah
menyediakan dokumen-dokumen siap untuk didistribusikan, dengan
memberikan gambaran didalam pertanyaan. Pada penutupan dari
pembicaraan Ny. White, dia mengambil alih, dan mulai berbicara dengan
kesulitan-kesulitan yang sangat nyata, ketika Elder Irwin berdiri, dan
278
pembicara itu langsung memberikan kepadanya kesempatan untuk
berbicara.
“Saya akui bahwa ini adalah sebuah pekerjaan yang besar yang
sedang anda hadapi,” dia mulai. Tanpa meminimalkan kesulitan-
kesulitan, dia mendorong para pendengar untuk percaya bahwa ketika
Allah membuat sebuah panggilan melalui hamba-Nya Dia akan
membuka laut kesukaran dihadapan mereka ketika mereka maju
dengan iman. Dia mengulangi pengalaman dari denominasi ketika
mereka mengikuti nasehat yang telah datang melalui Roh Nubuat
didalam membuka ladang-ladang baru dan membangun lembaga-
lembaga. Menunjuk kepada pengalaman yang pandang didalam
pelayanan, selama beberapa tahun dimana dia menjadi Ketua General
Konferens, dia mampu untuk berbicara dari pengamatan dan kontak
pribadi dengan masalah-masalah dari denominasi dan tentang apa yang
telah disampaikan oleh Ny. White kepada mereka. Dia dapat
menyaksikan tentang tanda berkat dari Allah yang telah dicurahkan
pada perusahaan-perusahaan dan pada pekerja-pekerja ketika mereka
merespons kepada panggilan pekabaran untuk bergerak maju . . . .
Sementara menilai kesulitan-kesulitan yang besar menghadang
saudara-saudara dari Konferens California Selatan ketika mereka
menghadapi proposisi tentang pembelian dan pengembangan Loma
Linda, namun melihat bahwa Ny. White telah berbicara dengan sangat
jelas sehubungan dengan hal itu, dengan pengetahuannya di masa
lampau dia hanya dapat menasehatkan mereka untuk menghadapi
masalah itu dengan penuh semangat dan untuk bergerak maju didalam
iman.
Ketika Elder Irwin menyelesaikan permohonannya seorang wanita
bangkit berdiri ditengah-tengah orang banyak, seorang putri dari
279
Jenderal Otis, dari Los Angeles Times [sic.]. Dia baru saja menerima
iman Masehi Advent Hari Ketujuh.
“Saya tidak dapat mengerti,” katanya, “Mengapa setiap orang
harus terburu-buru. Kelihatan bagi saya sejelas siang hari bahwa kita
harus memiliki Loma Linda. Saya mempunyai sepuluh ribu dolar yang
diinvestasikan didalam perusahaan-perusahaan dunia, dan jika Tuhan
akan menolong saya untuk mengeluarkannya saya akan dengan senang
hati memasukkannya kedalam Loma Linda. Saya sudah berdoa bahwa
Dia akan menjadikan saya seorang pendahulu didalam beberapa
perusahaan.”
Sementara, sebagaimana yang berkembang selanjutnya, dia tidak
dapat mengeluarkan uangnya, seperti yang dia rindukan, namun
demikian penyerahannya telah digunakan oleh Tuhan untuk menolong
merubah gelombang sentimen publik untuk setuju untuk mendapatkan
Loma Linda. Yang lain mengikutinya didalam jemaat, berjanji untuk
mendukung untuk bergerak maju. Ketika resolusi tersebut, yang
semata-mata disampaikan kepada pertemuan yang kecil di gereja Los
Angeles, dibaca, itu di bawa oleh sebuah keputusan yang besar dari
utusan-utusan dari dua puluh dua gereja yang diwakili didalam rapat
umum tersebut.
Mendapatkan pembayaran yang kedua
Waktu semakin dekat ketika pembayaran yang kedua�6� sejumlah
5,000 dolar harus dibayar untuk pembayaran Loma Linda. Kami telah
mendekati setiap orang yang kami kenal di California Selatan yang
mungkin dapat menolong, dan telah menulis banyak surat, dan telah
280
menerima sebagian balasan. Komite Konferens mulai kawatir bahwa
kredit dari Konferens akan membahayakan melalui usaha yang baru ini,
dan mendesak agar kita mencoba untuk terbebas dari tanggungjawab
keuangan dengan kehilangan 5 dolar [5,000 dolar] yang telah kita bayar.
Didalam keputus-asaan kami, kami menyebutkan bahwa kami percaya
kami dapat memperoleh uang di gereja-gereja di Sacaramento dan San
Joaquin, sebagaimana yang biasanya kami telah lakukan pengumpulan
dana disana untuk St. Helena Sanitarium, jadi komite menyarankan
agar kami meminta Konferens California untuk mengijinkan kami untuk
mengumpulkan uang diantara anggota-anggota gereja di Sacramento
dan San Joaquin valleys.
Selaras dengan saran ini, kami mengunjungi Komite Konferens
California�6� dan mengatakan kepada mereka tentang kesulitan-
kesulitan dan kebutuhan-kebutuhan kami. Mereka mengingatkan kami
bahwa Pacific Union Conference telah menasehati saudara-saudara di
Southern California untuk tidak berinvesatsi didalam sanitarium lagi,
dan mengingatkan kami bahwa kami telah bertindak bertentangan
dengan nasehat ini. Oleh karena ini, dan oleh karena kebutuhan-
kebutuhan keuangan mereka sendiri, mereka menolak untuk
memberikan kesempatan kepada kami untuk mengumpulkan didalam
wilayah Konferens California. Kami pulang sambil bertanya-tanya
darimana uang yang dibutuhkan akan datang.
Hari-haripun berlalu dan pembayaran semakin dekat dengan
tanggal jatuh tempo, dan tidak ada uang sama sekali, kecemasan yang
sangat dalam dirasakan oleh mereka yang memikul tanggungjawab
keuangan dari Konferens. Pada akhirnya hari itupun tiba, dan pagi
mendapati anggota-anggota dari Komite Konferens sedang mengadakan
rapat di Los Angeles didalam kesulitan yang besar. Kelihatannya bagi
beberapa orang bahwa kami tidak sanggup untuk melunasi pembayaran
281
dan bahwa satu-satunya jalan keluar dari kesulitan itu adalah
mengakui ketidaksanggupan kami kepada agen dari properti tersebut,
dan jika kami tidak dapat memperoleh perpanjangan waktu maka kami
harus membatalkan kontrak dan kehilangan lima ribu dolar yang telah
dibayarkan.
Tetapi adalah sesuatu yang alami bahwa beberapa anggota komite
yang sejak dari semula merasa bahwa tidaklah bijaksana untuk
menerima tanggungjawab yang besar ini, kelihatannya mereka merasa
bahwa keadaan-keadaan telah membuktikan adanya kebijaksanaan dari
kesalahan memberi. Di hadapan penghinaan itu, seperti yang terlihat,
tentang kehilangan properti, adalah mudah dan alami untuk menuduh
dan mencela mereka yang rupanya mendesak masalah tersebut yang
bertentangan dengan keputusan dan alasan yang baik.
Namun, beberapa orang mengingat kata-kata yang jelas yang telah
diberikan melalui Testimonies, dan menolak untuk memberikan tempat
kepada kekuatiran, atau untuk bersungut bahwa ada sebuah kegagalan.
Namun kami tidak tahu bagaimana kelepasan itu akan datang. Kami
disarankan bahwa mungkin surat-surat pada pagi hari mungkin
membawa kelepasan. Segera setelah ini langkah tukang pos terdengar
sedang menaiki tangga menuju lantai atas. Dia membuka pintu dan
menyerahkan suratsurat kepada seseorang yang duduk dekat pintu.
Diantara surat-surat itu ada sebuah surat yang berstempelkan “Atlantic
City, N.J.” kami membuka surat itu dan mengeluarkan sebuah draft
seharga 5,000 dolar, jumlah yang cukup untuk pembayaran tersebut.
Sebelumnya kami telah menerima sebuah surat dari Ny. White,
tertanggal 10 Juli 1905, yang mana didalamnya dia berkata: “Saya mau
supaya kamu mengirimkan kepada saya berita tentang uang yang
masuk untuk melakukan pembayaran untuk properti Loma Linda. Saya
282
sedang menuliskan sebuah surat yang lain, meminta mereka untuk
membantu kali ini, dan saya pikir bahwa kita akan mendapatkan uang
untuk melakukan setiap pembayaran.”—Letter 197, 1905.
Mungkin salah satu dari mereka yang telah disurati oleh Ny.
White, untuk meminta uang, adalah saudari ini yang tinggal di Atlantic
City, N. J. Tuhan telah tanamkan kedalam hatinya untuk memberikan
respons dan untuk mengirimkan surat tepat pada waktunya ketika iman
kami telah diuji hampir melampaui batas, sehingga iman itu dapat
diperbaharui dan dikuatkan.
Tidak perlu dikatakan lagi, perasaan dari mereka yang bersikap
kritis segera berubah. Mata dipenuhi dengan airmata, dan orang yang
berada didalam keadaan yang sangat kritis adalah yang permata
memecahkan keheningan itu. Dengan suara yang gemetar, dia berkata:
“Kelihatannya bahwa Tuhan berada didalam masalah ini.” “Sungguh Dia
ada,” semua menjawab, “dan Dia akan membawanya menuju kepada
kemenangan.” Pengaruh yang memenuhi ruangan hari itu mendiamkan
roh mengeritik. Saat itu keadaannya menjadi sangat tenang sama
seperti pada Hari Penghakiman.
Segera kami sudah berada di bank dan telah membayar 5,000
dolar. Ketika kwitansinya diambil dari petugas sebuah suara
kelihatannya berbicara, “Lihat anda hampir saja tidak dapat melakukan
pembayaran itu. Bagaimana anda akan dapat melunasi satu bulan
berikutnya? Didalam hati kami menjawab, “Itu pasti akan datang,
walaupun kami tidak tahu sumbernya,” dan iman kami tidak akan
kendor ketika kesulitan-kesulitan bertambah ketika kami maju terus.
Kami mengucap syukur kepada Allah dan membawa semangat yang
baru didalam mempercayai bahwa Tuhan sedang berjalan didepan
kami.—John. A. Burden, The Divine Leadership Through the Spirit
283
of Prophecy, unpublished manuscript, date unknown, White Estate
Document File, No. 8a, hal. 85-88.
Tidak mencari dana dari berbagai orang menyanggupkan mereka
untuk membayar properti kurang dari enam bulan, jadi mendapatkan
tambahan potongan harga sebesar 1,100 dolar. Harga pembayaran
terakhir adalah 38,900 dolar—“jauh dibawah harga sesungguhnya.”
Ketiga properti itu, sebenarnya bernilai 225,000 dolar, dibeli dengan
harga 56,000 dolar—kurang dari seperempat dari harga sesungguhnya.
Di tahun 1994, ketiga rumah sakit ini menerima 56,644 orang pasien
yang mendaftar.
Di bulan Nopember tahun 1905, Sanitarium Loma Linda dan
Sekolah Keperawatan dibuka. Selama beberapa minggu pertama,
pegawai-pegawai Sanitarium yang berjumlah tiga puluh lima orang,
termasuk para dokter dan perawat-perawat, mendapati bahwa
penghasilan dari pasien (16 sampai 25 dolar per minggu per pasien—
termasuk perawatan medis, makanan, tindakan dua kali sehari dan
kamar) tidak cukup untuk membayar gaji. Dengan iman yang kuat
untuk mengimbangi kemiskinan mereka yang dalam, mereka
ditawarkan untuk bekerja untuk biaya kamar dan penginapan sampai
perlindungan ditingkatkan. Pada musim dingin itu hanya ada empat
puluh pasien. Tetapi pada tanggal 30 Juni 1906, rekening Sanitarium
mengalami keuntungan 1,000 dolar lebih.—Schaefer, Legacy, hal. 160,
161.
284
Bagian VIII
MASALAH-MASALAH
DENGAN
PEMELIHARAAN SABAT
1
285
Tennessee Chain Gangs
[Di tahun 1892, Asosiasi Kebebasan Beragama Nasional, pelopor dari
yang sekarang namanya Departemen Kebebasan Beragama di General
Conference, mengeluarkan sebuah pamplet sebanyak 12 halaman dengan
judul, In the Chain-Gang for Conscience’ Sake. Pamplet ini menceritakan
cerita dari tiga orang Advent yang dipaksa untuk bekerja di dalam sebuah
chain gang di Tennessee untuk bekerja pada hari Minggu.]
Tanggal 18 Juli, didalam tahun dari Tuhan kita 1892,
menyaksikan sebuah pemandangan yang membangunkan ingatan dari
penganiayaan keagamaan di Jaman Kegelapan. Di Paris, Tenn., empat
orang Kristen telah dipenjarakan semenjak Juni 3, 1892 atas tuduhan
kejahatan(?) tentang mengikuti kegemaran mereka yang “biasa pada hari
Minggu, bekerja di ladang, membajak, mencangkul,” dll. Masa kerja dari
seorang telah habis, tiga orang yang lain karena telah berada didalam
penjara selama empat puluh empat hari, adalah, hari Senin tanggal 18
Juli, berbaris sepanjang jalan ditemani oleh beberapa penjahat berkulit
warna lainnya . . . Ketiganya adalah pria-pria yang sudah berkeluarga,
yang satu berusia lima puluh lima tahun dan yang lainnya enam puluh
dua tahun.
Mengenai karakter dari pria-pria ini yang telah dipenjarakan dan
diseret melalui pendudukan wilayah dari daerah mereka didalam chain
gang, membiarkan hakim penuntut didalam kasus ini, Mr. A. W.
Lewis,�6� menjawab. Didalam argumentasinya didepan pengadilan,
tanggal 27 Mei, menunjuk kepada tuntutan mereka, dia membuat
286
pernyataan berikut, seperti yang muncul dari laporan stenografi dari
persidangan tersebut:—
“Sangatlah disesalkan, oleh karena kenyataannya bahwa
sebaliknya [terlepas dari pemeliharaan mereka akan hari ketujuh
sebagai hari Sabat, dan bekerja di ladang mereka pada hari Minggu]�6�
mereka adalah warganegara-warganegara yang baik.”
Warganegara-warganegara yang baik ini telah menderita
pengurungan dan kerja paksa, meskipun perundang-undangan dari
Tennessee menyatakan bahwa “semua manusia memiliki hak yang alami
dan indivisibel untuk menyembah Allah Yang Maha Kuasa menurut kata
hati dan keyakinan mereka; . . . yang tidak ada otorisasi manusia yang
dapat, didalam kasus apapun, mengendalikan atau mengganggu dengan
hak-hak kata hati; dan tidak ada sifat lebih suka yang pernah diberikan
oleh hukum kepada pembentukan agama apapun atau bentuk
penyembahan.”—Art. 1, Bagian 3.
Bertentangan dengan deklarasi yang keras dan eksplisit tentang
hak alami manusia untuk menyembah Allah-nya tanpa gangguan,
Negara bagian Tennessee telah membuat undang-undang berikut, yang
telah diturunkan kepadanya dari teokrasi dari England melalui periode
Gereja-Negara dari Carolina Utara:—“Sec. 2289. Jika pedagang, artifiser,
saudagar, petani, atau orang yang lain,akan dianggap bersalah karena
melakukan praktek kegemaran hidup yang umum, atau menyebabkan
atau mengijinkan hal yang sama untuk dilakukan oleh anak-anaknya
atau hamba-hambanya, tindakan yang benar-benar perlu atau derma
yang diterima, pada Hari Minggu, dia harus, pada menurut pendiriannya
dan dari itu dihadapan Keadilan apapun untuk ketenangan kota,
menebus dan membayar tiga dolar, satu setengah kepada orang yang
287
harus menuntut untuk hal sama, dan setengah yang lainnya untuk
dipakai oleh negara.”
Tennessee mempunyai undang-undang yang lain yang disediakan
sebagai suatu denda tidak lebih dari 100 dolar untuk mempertahankan
satu gangguan, dan pengadilan Tennessee telah memutuskan bahwa
“pergantian dari tindakan-tindakan seperti itu [bekerja pada Hari
Minggu]�6� menjadi gangguan dan dapat di dakwa.”
Dengan hal ini sebagai suatu dasar, Grand Juri dari Henry County
mendapati dakwaan terhadap lima anggota gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh yang tinggal disebuah ladang yang kecil di dekat Springville.
Tenn. Kasus tersebut disidangkan di Paris, Tenn., Mei 27, 1892,
dihadapan Hakim W. H. Swiggart. Para pembela tidak memilih untuk
menggunakan penasehat, tetapi membela diri mereka sendiri.
Enam orang saksi di perkenalkan kepada penuntut, masing-
masing menyaksikan bahwa dia tidak diganggu oleh para pekerja dari
para pembela pada Hari Minggu, dan tidak memberikan nama siapapun
dari orang-orang yang diganggu. Kesaksian yang diberikan
membuktikan bahwa W. S Lowry pernah terlihat pada suatu kali
memotong kayu-api, dan pada waktu yang lain, memuatkan kayu ke
sebuah wagon pada Hari Minggu; bahwa J. Moon pernah terlihat pada
suatu kesempatan memotong rebung dari ladangnya pada Hari Minggu;
bahwa J. H. Dortch pernah terlihat, pada suatu Hari Minggu mengolah
strawberries; dan bahwa James Stemm telah mengikuti hanya kebiasaan
dan pekerjaannya yang biasanya pada Hari Minggu, tidak ada pekerjaan
yang pasti pada Hari Minggu yang pasti ternyata terbukti menentang
dia. Disamping itu, didalam beberapa contoh ladang-ladang mereka
tidak bersama-sama dengan jalan umum, maka dari itu seorang pria
288
tidak dapat dilihat bekerja bersama dengan mereka, sebagai bukti,
kecuali seseorang pada saat itu “sedang meliwati tempat tersebut.”
Masing-masing yang tertuduh, ketika dibawah ke pengadilan,
membuat sebuah pernyataan yang pendek tentang posisinya, dan
menyerahkan kasusnya kepada juri. Sebagai sebuah ilustrasi dari
pembelaan terhadap yang tertuduh, pernyataan dari W. S. Lowry, yang
kasusnya pertama sekali didengar, dengan ini menambahkan:—
“Saya katakan kepada para juri, bahwa, sebagaimana yang telah
dinyatakan, saya adalah seorang Masehi Advent Hari Ketujuh. Saya
memelihara hari yang ketujuh dari minggu sebagai Sabat. Saya
membaca Alkitab saya, dan pendirian saya tentang Alkitab adalah
bahwa hari yang ketujuh dari minggu adalah hari Sabat, yang jatuh
pada Hari Sabtu. Saya memelihara hari itu sesuai dengan apa yang saya
ketahui sedapat mungkin. Dan saya menuntut hak yang telah diberikan
Allah untuk bekerja selama enam hari. Saya mempunyai seorang istri
dan empat orang anak, dan semuanya itu membuat saya harus bekerja
untuk mendapatkan kehidupan selama enam hari. Saya melakukan
pekerjaan saya dengan tenang, tidak membuat keributan-keributan
yang tidak perlu, tetapi melakukan pekerjaan saya setenang mungkin.
Telah terbukti oleh kesaksian dari Mr. Fitch dan Mr. Cox, yaitu mereka
yang tinggal berdekatan dengan saya, bahwa mereka tidak terganggu
sama sekali. Saya berada disini dihadapan pengadilan untuk menjawab
untuk hak ini bahwa saya adalah seorang Kristen. Saya adalah seorang
warga negara yang tunduk kepada hukum, percaya bahwa kita harus
menurut hukum negara; tetapi bilamana hukum itu bertentangan
dengan pendirian keagamaan saya dan dengan Alkitab, saya memilih
untuk menuruti hukum dari Allah saya lebih daripada hukum-hukum
negara. Saya tidak ingin untuk melemparkan celaan saya kepada
289
Negara, juga kepada petugas-petugas dan pihak yang berwewenang yang
memutuskan hukum itu. Saya menyerahkan kasus ini kepada anda.”
Sebagai bukti bahwa orang-orang yang tertuduh ini ada didalam
tuduhan karena suatu masalah agama, bahwa mereka berusaha untuk
memaksakan penurutan kepada dogma gereja, yang dilindungi dan
diumumkan dengan resmi oleh undang-undang dan keputusan-petusan
pengadilan dari Negara bagian Tennessee, disaring dari tuntutan Hakim
Negara J. W. Lewis,�6� dihadapan para juri, dengan ini menyatakan:—
Karena undang-undang menjamin kepadanya hak untuk
memelihara Hari Sabtu, dan melindungi dia didalam berbakti sementara
terlibat didalam perbaktian tersebut; dan apabila didalam gerejanya
orang lain harus mengganggunya, dia harus memiliki perlindungan, dan
perlindungan yang sama yang telah diberikan kepadanya didalam
perbaktian tersebut seperti yang anda miliki digereja anda, namun dia
harus tunduk kepada hukum Negara bagian Tenessee; dia harus tunduk
kepada undang-undang dari negara ini; dia harus tunduk kepada hukum
yang telah dibuat dan diakui dan harus dijalankan oleh pengadilan dari
negara ini. Dan apabila dia merasa bahwa adalah tugasnya untuk
memelihara Hari Sabtu, Hakimnya akan memutuskan bahwa hukum
tersebut membuat dia berhenti dari pekerjaan sekulernya pada Hari
Minggu. Itu bukanlah suatu pertanyaan tentang fakta dari semuanya
itu; itu hanyalah sebuah pertanyaan hukum; oleh karena dia tidak
membantah bahwa dia mengikuti pekerjaannya setiap hari, tetapi
mengakuinya; dia tidak membantah bahwa dia mengikuti pekerjaannya
pada hari Minggu bahwa dia ikuti selama minggu, tetapi mengakuinya,
dan memberikan sebuah alasan bahwa adalah sebuah pendirian dari
kepercayaan gerejanya.”
“Masyarakat Tenessee, menurut undang-undang, menugaskan
dan menunjuk hari-hari tertentu sebagai Sabat, dan mereka
290
mengatakan bahwa mereka menguduskannya, dan mereka harus
dilindungi oleh hukum, dan mereka berkata bahwa tidak ada orang yang
boleh bekerja pada hari itu, kecuali itu adalah suatu pekerjaan yang
benar-benar sangat diperlukan dan tidak dapat dilakukan . . . Saya
tidak dapat membayangkan bagaimana seorang pria yang mengaku
suka damai, seorang warga negara penurut hukum dapat dengan
terbuka tidak menghormati hari itu dihadapan hukum, terbuka
dihadapan perlindungan yang diletakan disekeliling Sabat yang kudus,
seperti yang kami percayai dan memegangnya, dan dilindungi oleh
undang-undng dari Negara ini; dan ini adalah sebuah pertanyaan bahwa
saya menganggap anda tidak akan mendapatkan kesulitan terhadap
keputusan yang akan dibuat.” . . .
Jaksa Pemerintah benar didalam pernyataannya kepada juri
bahwa itu adalah sebuah pertanyaan yang membayangkan bahwa
mereka “tidak akan mendapatkan kesulitan untuk membuat
keputusan,” sama seperti tidak satupun dari empat kasus dimana para
juri tetap berpegang mengadakan perundingan lebih dari dua belas
menit sebelum memutuskan “bersalah.” (satu kasus dibubarkan karena
tidak memiliki bukti).
Didalam menolak membayar denda mereka, keempat orang ini
dikurung didalam penjara, Juni 3, dimana mereka tinggal disana dari
empat puluh lima sampai dengan lima puluh lima hari untuk masing-
masing orang. Sheriff, Mr. Blackmore, seorang pria yang baik hati,
diperintahkan untuk membawa mereka kedalam penjara, dan
menyatakan kepada hakim bahwa mereka sadar akan masalah tersebut,
dan hakim menjawab, “Biarlah mereka mendidik kesadaran mereka
melalui undang-undang dari Tenessee.” Pernyataan ini benar-benar
tidak harmonis dengan Perundang-undangan yang mana atasnya hakim
disumpah, yang berkata, “Tidak ada kewenangan manusia dapat
291
didalam kasus apapun menguasai atau mengganggu hak-hak bersuara,”
dan oleh karena itu “tidak ada preferensi yang diberikan oleh hukum
kepada pembentukan keagamaan apapun atau model kebaktian
apapun.”
Alasan mereka dipenjarakan didalam preferensi untuk membayar
denda dan biaya-biaya, dinyatakan didalam ringkasan sebuah surat
yang diterima oleh Sekretaris Asosiasi Kebebasan Beragama di Chicago,
dari J. H, Dortch, salah seorang dari tergugat:—
“Kami tidak membayar denda dan biaya-biaya kami, yang
berjumlah dua puluh lima dolar untuk satu orang, oleh karena kami
menganggapnya tidak adil; dan disamping itu, dan jika kami telah
membayar mereka dan kembali kepada pekerjaan kami, kami mungkin
akan ditangkap kembali, dan dengan terpaksa menghabiskan sedikit
harta milik yang kami miliki hanya untuk membayar denda.”
Para narapidana diijinkan dua puluh lima sen sehari untuk satu
hari dipenjarakan, untuk denda dan biaya-biaya. Merasa tidak puas
dengan hukuman ini, pihak penuntut, setelah penelitian yang seksama
didalam undang-undang dan keputusan yang lama, akhirnya tiba pada
kesimpulan bahwa rumah penjara adalah rumah kerja, dan karena itu,
pada pagi hari tanggal 18 Juli, tiga orang dari mereka berjalan
sepanjang jalan dari kota Paris ditemani oleh tiga orang kriminal
berkulit berwarna, dan dipaksa untuk bekerja memperbaiki jalan-jalan.
Chain-gang terdiri dari tiga orang yang jujur, seadanya dan
petani-petani Kristen yang rajin, “warga negara-warga negara yang baik,”
yang kejahatannya adalah (?) melakukan pekerjaan diladang pada hari
pertama dari minggu; dan tiga orang negro [sic.], yang kejahatannya
adalah mabuk, melakukan kejahatan di jalan raya, berkelahi, dan
292
menembak marshall kota. Sangat anehnya teman-teman yang
bertentangan untuk sebuah chain-gang! Tiga orang dihukum oleh
karena penurutan mereka kepada Hukum Allah yang berbunyi,
“Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau akan
melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari yang ketujuh adalah Sabat
Tuhan Allahmu;” dan tiga untuk pelanggaran akan hukum Allah
didalam melakukan kejahatan terhadap sesama manusia. Dan apa yang
kelihatan menjadi sangat aneh dari penganiayaan yang memalukan ini,
adalah fakta bahwa mereka yang tertarik didalamnya adalah pengikut-
pengikut Yesus Kristus,—pengikut-Nya yang tidak pernah memaksakan
ajaran-ajaran-Nya kepada siapapun, tetapi Dia yang memarahi murid-
murid-Nya untuk melakukan hal yang sama. Namun bagi Dia yang telah
mempelajari masa lalu, ini adalah sejarah yang terulang kembali; dan
masih ada sedikit perbedaan antara roh yang ada pada pria-pria Kristen
ini dengan kriminal yang umum didalam chain-gang, dan dengan roh
yang bersama-sama dengan Kristus dengan pembunuh-pembunuh, dan
menyalibkan Dia bersama dengan dua orang penjahat lainnya.
Bukti yang lain bahwa ini adalah penganiyaan keagamaan,
dijalankan bertentangan dengan pemeliharaan Sabat hari ketujuh,
adalah bukti bahwa pelanggaran atas hukum hari Minggu pada bagian
orang lain dilewatkan tanpa ada pemberitahuan. Sementara keempat
orang ini berada dibawah kurungan, Post-Intelligencer, surat kabar resmi
dari Henry county, berisikan pengumuman tentang sebuah
penyimpangan dari Paris ke Hollow Rock:—
“Pada hari Minggu berikutnya akan ada suatu piknik di Hollow
Rock. P.T. dan A. Ry., akan memberikan sebuah ongkos perjalanan
seharga lima puluh sen untuk perjalanan dari Paris pulang dan pergi.
Kereta akan berangkat pukul 9:45 pagi dan kembali, meninggalkan
Hollow Rock pada pukul 5:00 sore.”
293
Kereta yang membawa orang-orang pemelihara hari Minggu yang
mau berpiknik ini akan meliwati kurang dari seratus kaki�66sel yang
berisikan empat orang Masehi Advent Hari Ketujuh didalam penjara
untuk bekerja pada hari Minggu. Sebuah surat yang tertanggal “Penjara
Paris. Tenn., Juli 15,” ditulis oleh J. Moon, salah satu dari pria-pria yang
dipenjarakan itu, kepada saudara laki-lakinya, Allen Moon, Washington,
D. C., menyatakan kenyataan yang sama, a.l., bahwa pihak-pihak ini
adalah korban dari diskriminasi yang aneh didalam masalah
memaksakan hukum hari Minggu, sebagaimana yang diringkaskan dari
surat berikut ini yang menunjukkan:—
“Ketika saya menulis kepadamu, ini adalah hari Minggu, sebuah
kereta yang berisikan pekerja-pekerja pria yang meliwati jalan-jalan
tidak kurang dari tiga puluh kaki�6� dari penjara, akan pergi untuk
bekerja; dan mereka telah melakukannya pada setiap hari Minggu
semenjak kami ada disini, dan itu sama sekali tidak mengganggu
siapapun. Tetapi jika seorang Advent yang miskin mengambil jerami di
ladangnya dan bekerja pada hari Minggu, itu akan sangat mengganggu
orang-orang yang berjarak bermil-mil disekeliling daerah itu.”
Jelas bahwa keadilan sangat jauh, karena kebenaran telah
terbuang dijalan-jalan, dan kesamaan tidak dapat masuk.”
Kasus-kasus seperti ini bukanlah yang pertama terjadi dibawah
undang-undang Tennessee. Di tahun 1886, W. H. Parker, seorang
Masehi Advent yang lain, menghabiskan tujuh puluh empat hari
didalam perjara yang sama oleh karena bekerja pada hari Minggu. Pada
saat yang bersamaan James Stemm, salah satu dari keempat pria yang
baru-baru ini dipenjarakan, dan William Dortch, ayah dari J. H. Dortch
yang baru-baru ini dipenjara, menghabiskan tiga bulan didalam penjara
294
yang sama oleh karena bekerja pada hari Minggu; dan ditahun 1890, R.
M. King, dari Obion county, yang mana kasusnya dibawa sampai kepada
Pengadilan Tinggi Amerika Serikat, tetapi tiba-tiba dihentikan oleh
karena kematian dari terdakwa, didenda tujuh puluh lima dolar dan
biaya-biaya lain oleh hakim yang sama (Hakim W. H. Swiggart) oleh
karena melakukan pekerjaannya yang biasanya pada hari Minggu.
Penganiayaan-penganiayaan ini, gantinya menghancurkan diri mereka
sendiri oleh racun mereka sendiri, makin meningkat lebih sering dan
lebih bervariasi; dan hal itu sekarang terserah pada masyarakat
Tennessee untuk memutuskan apakah mereka akan menyesuaikan
hukum mereka kepada penganiayaan yang tidak mungkin tersebut, atau
mengijinkan kebiadaban terhadap hak-hak yang tidak dapat dicabut
dari orang-orang yang takut akan Allah dan warga negara yang penuh
semangat ini untuk terus hidup.
Sejumlah komentar surat kabar ditambahkan, menyentuh kepada
kasus-kasus yang menunjuk kepada yang terdahulu, bahwa masih
hidup suatu sentimen didalam negara ini didalam hal kebebasan
beragama dan menentang penganiyaan-penganiayaan yang serupa.
2
295
Komentar-komentar Surat Kabar
Kelihatannya tidak masuk akal bahwa didalam abad yang penuh
dengan penerangan ini, didalam negara Amerika Serikat yang bebas ini,
para pria mengalami penderitaan dan keluarga-keluarga terlibat didalam
kesukaran oleh karena mereka mempraktekkan sebuah hak suara yang
dijamin kepada mereka oleh Konsitusi dari negara mereka. Semakin
cepat sebuah kasus yang teruji muncul kepada pengadilan yang
tertinggi didalam negara untuk keputusan hakim, lebih baik untuk
kehormatan Tennessee dan setiap negara bagian yang dikendalikan oleh
hukum yang buruk, disampaikan didalam pelanggaran dari kebebasan
individu.—Chicago Daily Globe.
Tidak ada kepura-puraan, kecuali didalam tuduhan, bahwa siapa
saja telah sama sekali terganggu oleh jabatan sekuler ini. Kedamaian
tidak didalam cara apapun terancam. Tidak ada yang terbukti bahwa
tetangga-tetangga Kristen menyinggung bahwa hukum harus
bagaimanapun di langgar. Dan persemakmuran yang besar dari
Tennessee memiliki kemurahannya untuk setengah lusin orang Kristen
yang sabar, rajin dan warga negara yang berarti, dan beragama dibalik
praktek yang biasanya dari orang-orang Kristen yang bersahaja, dan
berpegang kepada mereka oleh karena sebuah ketidaktoleransian,
apapun saja itu adalah hukum secara teknikal, adalah bertentangan
kepada semangat dari institusi-institusi orang-orang republik.
Kelihatannya tidak ada penawar untuk hal itu, dan orang-orang
ini harus menjalankan hukuman mereka. Tetapi semakin cepat
296
Tennessee menempatkan dirinya, melalui badan pembuat undang-
undangnya, pada sebuah kebebasan yang tidak sehat, orang-orang yang
berpikiran baik dimana-mana didalam Republik, akan lebih baik hal itu
untuk kemakmuran moral dan kesejahteraan dari negara.—Chicago
Times.
Biarlah kita semakin berhati-hati apabila kita berhadapan dengan
pembuatan undang-undang keagamaan, kalau-kalau orang-orang yang
kasar mengambil tempat yang menguasai semua urusan. Jika undang-
undang yang melaluinya orang-orang ini secara sah dipenjarakan
menjadi sebuah hukum yang benar, kemudian mungkin setiap negara,
bangsa, atau negara menetapkan suatu pernyataan dan menjalankan-
nya; kemudian Perancis memperlakukan orang-orang Hugenots dengan
baik; Rusia memperlakukan orang-orang Yahudi dengan baik, dan New
England yang mula-mula dan Virginia memperlakukan orang orang
Baptis dan Quakers. Protestan Amerika hendaknya berhati-hati
bagaimana dia meletakkan dasar-dasar untuk orang lain untuk
dibangun diatasnya. Roma mempunyai sebuah hak yang sama untuk
membangun didalam caranya sama seperti yang kami miliki didalam
cara kami.—Church Bulletin (Baptist), South Chicago.
Kelihatannya bahwa Mr. King, yang adalah seorang petani,
didakwa oleh karena bekerja secara diam-diam di tempatnya, “tidak
muncul didalam tempat perbaktian umum mana saja.” Dia tidak
mengganggu siapapun dengan pekerjaannya, tetapi itu diadakan
sehingga “pengertian moral” dari masyarakat secara terus menerus
dikagetkan oleh melihat pekerjaan dilakukan pada hari Sabat, dan
pernyataan ini dibuat untuk menentang dia didalam pengadilannya.
Tetapi ini belum semuanya. Orang itu pertama sekali diseret
didepan sebuah Peradilan dari Kedamaian; kasusnya dibacakan, dan
297
Peradilan menjatuhkan suatu denda sebesar tiga dolar dan biaya-biaya
lain, yang menumpuk menjadi semua dua belas dolar. Untuk
pelanggaran yang sama yang mana atasnya dia didakwa oleh Grand
Juri, dan didenda sebesar tujuh puluh lima dolar.
Sekte yang aneh dimana Mr. King menjadi anggotanya,
memelihara hari Sabtu sebagai hari Sabat; mulai dari sejak itu fakta
dari pekerjaannya pada hari pertama dari minggu, dan oleh karena itu
menyakiti moral dari orang-orang yang ada disekitarnya; dan
kelihatannya ada suatu ikatan di Tennessee yang dijanjikan kepada
penuntutan atas suatu pelanggaran hukum hari Minggu dari Negara,
dan orang yang tidak beruntung ini telah berada dibawah larangan dari
perasaan tidak senangnya.
Dia dengan terang-terangan menghadapi sikap yang keras . . . .
Apapun kebaikan dari kasus ini, Mr. King dapat mengandalkan simpati
publik, karena pernyataan darinya didalam surat kabar Tennessee, dia
seakan menjadi seorang yang tertuduh dan yang sedih, dan sejarah dari
kasus itu menghantam ketidak-adilan dan ketidak-toleransi agama yang
diceritakan didalam kehancuran orang-orang yang teguh berpegang
pada tata susila. Orang ini kelihatannya telah diseret dari pengadilan
yang satu kepada pengadilan yang lain dan dari juri yang satu kepada
juri yang lain, menanggung biaya yang besar, didenda dua kali untuk
tuduhan yang sama—jika sebuah tindakan sama seperti tindakannya,
dilakukan menurut undang-undang dari sektenya, dapat dengan
sepenuhnya disebutkan sebuah pelanggaran.—Atlanta Constitution
Penjaga hari Sabtu memiliki hak moral yang tidak diragukan lagi
terhadap pendiriannya. Lebih daripada ini, haknya yang sah untuk
memelihara hari Sabat sebagai suatu hari yang kudus dan hari Minggu
sebagai suatu hari sekuler tidak dapat dipertanyakan didalam negara
298
Amerika yang bebas ini, oleh pihak yang berwewenang manapun. Itu
tidak dapat diragukan untuk suatu saatpun jika bukan adanya
penempatan kejadian pada waktu yang salah yang telah bercampur
dengan hukum ilmu sihir, atau yang paling terakhir, bersama dengan
George ke-III.—Boston Daily Globe.
Itu bukanlah sesuatu untuk diperbincangkan bahwa Mr. King
mengganggu tetangga manapun didalam pekerjaannya pada suatu hari
Minggu yang tenang, tetapi semata-mata bahwa bekerja pada hari
Minggu ini dan pemeliharaannya akan hari Sabtu sebagai Sabat-nya
gantinya, adalah sebuah kesalahan kepada pengertian moral dari
masyarakat, suatu pelanggaran dari hukum negara.
Jika demikian adanya, adalah waktu yang tepat bagi masyarakat
dimana Mr. King tinggal, untuk menjalankan pengertian moralnya, dan
bagi Negaranya untuk mengatur kembali hukum-hukumnya didalam
kesesuaian dengan prinsip dari kebebasan individu yang terletak pada
dasar dari institusi-institusi Amerika.
Prinsip yang dimaksud adalah sederhana, dan aplikasinyapun
sangat sederhana. Negara tidak mempunyai urusan dengan agama,
tetapi untuk melindungi waganegara didalam kebebasan beragamanya.
Negara juga tidak lagi memiliki hak untuk menentukan pemeliharaan
rohani akan hari Sabat dan hari-hari kudus lainnya, lebih daripada
untuk menginstruksikan sakramen dan untuk menghormati iman.—
New York World.
Sepanjang pekerjaan dari orang-orang Advent tidak mengganggu
hak-hak dari orang-orang Mosaic dan Puritan pada hari yang sama,
dakwaan terhadap mereka adalah tidak lain sebagai sebuah
penganiayaan.—Chicago Tribune.
299
Orang-orang bertanya-tanya apakah kita telah kembali kepada
masa-masa dari Cotton Mather atau masa inkuisisi Spanyol, yang setia,
warga negara yang turut kepada hukum harus didenda dan diseret
kehadapan pengadilan bilamana satu-satunya pembelaan mereka terdiri
dari secara diam-diam menjalankan pendirian hati mereka.—Louisville
Courier Journal.
Mr. King adalah seorang petani yang jujur dan pekerja keras. Dia
dituduh walaupun tidak melanggar hak-hak moral, dalam kenyataannya
dia adalah seorang yang jujur; tetapi dia adalah seorang Masehi Advent
Hari Ketujuh; yaitu, bahwa dia tidak menjalankan pandangan
keagamaan yang sama dengan mayoritas orang-orang dari negaranya.
Dia berdiri dalam hubungan yang sama dengan orang-orang lainnya
seperti yang dijalankan oleh murid-murid Kristus yang mula-mula
terhadap masyarakat Roma dimana Nero menjalankan hukuman
terhadap orang-orang Kristen dengan cara membakar ranting-ranting
kecil dari deklarasi konservatif atau pemikiran mayoritas. Dia berada di
pihak minoritas, sama seperti kaum Hugenots berada didalam kaum
minoritas ketika gereja disiksa, ditumpas, dan dibakar untuk kemuliaan
Allah dan kemanusiaan yang baik. Dia berada didalam kaum minoritas
sama seperti Roger William pada masa itu, ketika di tahun 1635,
pemikiran konservatif dan populer dari Salem memusnahkan dia. Mr.
King bukanlah seorang yang kafir atau bahkan seorang peragu.
Sebaliknya dia adalah seorang yang taat, seorang anggota sekte Kristen
yang bersemangat yang dikenal dengan iman mereka . . . Sia-sia ide
yang telah lama dimiliki yang harus dijalankan oleh negaranya, dikenal
sebagai negara yang bebas; supaya perlindungan kebebasan beragama
dan ayunan kemajuan ada untuk selamanya, gelombang kepemerintah-
an yang meningkat dan suatu pelanggaran batas yang tetap atas
300
organisasi-organisasi keagamaan dan pemikiran asing yang lalim.—The
Arena
Ada suatu opini pada keputusan ini diantara semua orang yang
berpikiran bebas. Itu adalah sebuah cara berpikir yang menyesatkan
dan menjijikkan! Tidak tepat dengan jaman dimana kita hidup, yang
mana dibawahnya seorang warga negara Amerika di tuduh untuk
menghabiskan sisa harinya didalam kurungan, kecuali berani untuk
menyangkal kata hatinya sendiri, dan tidak menghormati
kedewasaannya.—New York Commercial Advertiser.
Diseluruh Amerika, tidak ada satu kelas dari orang-orang yang
menurut kepada hukum atau takut akan Allah lebih daripada orang-
orang Masehi Advent Hari Ketujuh ini, dan itu akan kelihatan aneh jika
mereka tidak diijinkan untuk mencari kepercayaan keagamaan mereka
kembali kepada Sumbernya, dan mempraktekkan kesempatan untuk
memelihara Sabat yang asli, selama mereka tidak mengganggu hak-hak
orang lain.—Spokane Fall Review
Karena tidak mampu untuk meninggalkan ladangnya tidak
dikerjakan selama dua hari didalam seminggu, Mr. King membajaknya
pada hari Minggu setelah terlebih dahulu memelihara hari Sabat
sebelumnya. Dia kemudian ditangkap dibawah tuduhan undang-undang
hari Minggu, dan agar dapat membuat hal itu efektif terhadapnya,
dituduhkan kepadanya bahwa pekerjaanya diladangnya sendiri pada
hari Minggu menciptakan gangguan umum. Diatas dasar yang
seutuhnya tidak dapat dipertahankan ini, dia telah diusik dari
pengadilan ke pengadilan. Dia adalah seorang yang miskin, tetapi
didukung oleh sesama teman dari kebebasan beragama. Mr. King telah
disalahkan dengan sangat, tetapi satu-satunya penawarnya pada
hukum adalah dibawah hukum dan perundang-undangan dari
301
Tennessee. Kelihatannya bahwa untuk sekarang ini penawarnya telah
menyangkalnya, dan ini telah menjadi kasus, dia tidak punya cara yang
lebih baik selain menyerah kepada tekanan dan masuk penjara—ke-
kamp narapidana, jika itu sesuai dengan kata hati dari penuntutnya
untuk mengirim dia kesana.—St. Louis Repbulic.
Semua hukum dan tuduhan keagamaan ini telah menodai sejarah
Gereja disepanjang masa, berasal bukan dari suatu kerinduan yang
sungguh-sungguh dari orang Kristen untuk mengangkat manusia, tetapi
dari disposisi yang jahat dari profesor agama untuk menghukum orang
yang berani mempertanyakan keunggulan superior dari profesinya.
Pemelihara keagamaan hari Minggu dari Tennessee dapat berusaha
untuk bersikap lunak terhadap pemburu bajing yang pistolnya dapat
terdengar meletus ditengah hutan setiap jam dihari yang kudus itu. Dia
dapat dengan mudah mengabaikan pelanggaran mereka atas hukum
hari Minggunya, pelanggarnya adalah orang kulit putih yang hina yang
pengaruhnya tidak dianggap. Tetapi ketika seorang mengadakan suatu
profesi keagamaan yang sama dengan dirinya, dimana hidupnya sama
murninya dan dapat diteladani, yang dapat memperoleh otoritas untuk
posisinya dari buku-buku yang kudus yang sama seperti yang dia
peroleh, dan dapat membela posisinya dengan argumentasi dan kutipan-
kutipan yang tidak dapat ditolak,—ketika orang seperti itu melanggar
kekudusan dari pemeliharaan hari Minggunya, sebuah tantangan
dilemparkan yang tidak dapat diabaikan tanpa ada pengorbanan yang
serius dari kesuciannya yang dikenal. Itu bukanlah jiwa Mr. King yang
fana yang ingin dia selamatkan dari konsekwensi dari bekerja pada hari
Minggu; tetapi itu adalah pengaruh Mr. King yang menantang
keunggulan teologinya, dan menetapkan superioritas dan otoritas
keagamaannya, dan membangkitkan suatu perlawanan yang jahat yang
dapat membakar kayu bakar disekitar pemelihara hari ketujuh, jika
hukum negara mengijinkannya.—Sigourney (Iowa) Review.
302
Hukum yang tidak mengijinkan seorangpun yang beristirahat
pada hari Sabtu untuk bekerja pada hari Minggu, didalam suatu cara
yang tidak mengganggu orang lain, adalah hukum yang buruk dan
moral yang buruk dan agama yang buruk.—New York Independent.
Jika didalam setiap Negara bagian orang Advent, orang Ibrani,
atau orang-orang yang lain yang, percaya didalam memelihara hari
Sabtu gantinya hari Minggu, kelihatannya menonjol, dan mereka
memasukkan orang-orang Kristen kedalam kurungan, dan setelah
mencap mereka sebagai kriminal, harus mengirimkan mereka ke-kamp
kerja paksa untuk bekerja pada hari Sabtu, maka kemarahan akan
berkobar sepanjang sejarah Kekristenan terhadap ketidak adilan yang
besar, yang salah menantang kebebasan hak dari warga negara. Satu-
satunya perbedaan adalah bahwa Mr. King yang malang berada didalam
kelompok minoritas; dia adalah tipe dari mereka yang selalu menderita
ketika pemerintah sangat kuat untuk menganiaya semua yang tidak
mau menerima bilamana dianggap kebenaran dan benar oleh
mayoritas.—The Arena—In the Cahin-Gang for Conscience’ Sake,
Asosiasi Kebebasan Beragama Nasional [1892], hal. 1-11.
Catatan Akhir
303
1 Alexander Proudfit, D. D., “The Duty of Parents to Their Children,
Sebuah Ceramah Didasarkan Pada Amsal 22:6.
2 Selama tahun-tahun bahwa Miller adalah seorang deist, dia
senang menjamu sesama teman deist dengan meniru saudara-saudara
Baptisnya.
3 “Anak laki-laki” yang disebutkan disini adalah Erving G. Guilford,
seorang keponakan dari William Miller, putra dari saudari Miller, Silvya
(Miller) Guilford, dan suaminya, Silar Guilford.
4 Kira-kira 25 kilo meter.
5 Artikel yang dicetak darimana salinan ini ditulis ditahun 1845.
Melalui pemeriksaan atas surat menyuratnya [Miller], kelihatannya
bahwa dia telah mulai berkotbah di bulan Agustus 1831. Jadi tanggal ini
adalah salah cetak atau sebuah kesalahan di dalam ingatan Mr. Miller.
Karena tidak ada sebutan yang dibuat tentang ini didalam surat kepada
Elder Hendrix, dari mana ringkasan yang sebelumnya diambil [tidak
dikutip disini], dia tidak dapat pergi ke Dresden sebelum Sabat yang
kedua [a.l, hari Minggu] dibulan Agustus 1831 [Agustus 14, 1832 ]
6 Menurut catatan yang disimpan oleh William Miller didalam “Buku
Pelajarannya,” dia menggunakan Titus 2:13 untuk membuka lebih
banyak seri pertemuan lebih daripada ayat Alkitab lainnya.
7 Pada tanggal 6 Pebruari 1844, Bates menjual rumahnya di
Fairhaven, Massachusetts, kepada Noah Spooner seharga 4,550 dolar.
8 Heman S. Gurney ( 1817 – 1896)
304
9 Charles Fitch adalah salah satu dari kedua pria yang Ellen
Harmon-White lihat didalam khayalnya akan berada di Surga. Lihat
Early Writings, hal. 17.
10 Charles Fitch meninggal di Buffalo, New York, pada hari Senin,
tangga; 14 Oktober 1844 (hanya delapan hari sebelum hari ketika dia
mengharapkan Tuhan akan datang pada tanggal 22 Oktober).
11 Ini menunjuk kepada halaman-halaman sebelumnya didalam
Memoirs of William Miller oleh Sylvester Bliss, darimana kutipan ini
dambil.
12 Hime pada saat itu tinggal di Elk Point, Dakota Selatan.
13 1844.
14 Keluarga Stowell tinggal di Paris, Maine.
15 Oswald Stowell.
16 Prudence (Nye) Bates meninggal pata tanggal 27 Agustus 1870,
dirumahnya di Montenrey, Michigan. Dia berusia 77 tahun.
17 Owen R. L. Croiser ( 1820 – 1913).
18 Dr. Franklin B. Hahn (1809 – 1866).
19 Esther (Marier Persons) Edson (1816 – 1893). Esther adalah istri
yang kedua dari Hiram Edson, yang menikah denganya pada tahun
1839.
305
20 Itu mungkin adalah The Day Star “Extra” dari Pebruari 7, 1846.
21 Heman S. Gurney (1817 – 1896).
22 Robert Hermon, Sr. (1817 – 1866).
23 James White ( 1821 – 1881).
24 Rupanya Heman Gurney apakah telah lupa, atau tidak sadar akan
kenyataan, bahwa Ellen G. Harmon dua kali mencetak adalah suratnya
yang dia telah tulis kepada Enoch Jacobs dari Cincinnati, Ohio.
Suratnya telah terbit di dalam terbitan tanggal 24 Januari dan tanggal
27 Pebruari 1846 dari surat kabar milik Jacob, The Day Star.
25 Sebenarnya, Gurney tidak akan menjadi seorang Advent di tahun
1845, ketika nama itu tidak terpilih sampai 1860. Tetapi dia menjadi
seorang pemelihara Sabat tahun itu, dan akan menjadi seorang Advent
kemudian.
26 1.6 kilo meter
27 Ellen Harmon (kemudian White) berusia 17 tahun ketika Gurney
pertama kali mendengar dia berbicara.
28 Sarah Harmon ( 1822 – 1868). Dia kemudian menikahi Stephen
Belden. Salah seorang dari anak-anak mereka adalah penulis lagu-lagu
Advent, F. E. Belden.
29 Perjalanan disini menunjuk kepada sebuah perjalanan yang dia
lakukan di awal tahun 1844 bersama dengan Joseph Bates dari
Fairhaven, Massachusetts, dimana mereka berdua tinggal, menuju ke
Maryland. Lihat hal. 14.
306
30 Traktat Joseph Bates yang pertama tentang Sabat.
31 Berlokasi diseberang Sungai Acushnet dari Fairhaven di New
Bedford, Massachusetts.
32 Mr. Benjamin Lindsey.
33 Joseph Bates (1792 -1872).
34 Sarah Harmon 1822 – 1868). Dia kemudian menihaki Stephen
Belden.
35 Propinsi Ontario sejak 1867.
36 Percetakan tangan Washington yang asli hancur ketika gedung
Review and Herald Publishing Company di Battle Creek, Michigan,
terbakar rata dengan tanah pada malam hari tanggal 30 Desember
1902.
37 Ketiganya berada di Kota New York bagian barat.
38 Uang logan perak senilai tiga sen dicetak di Amerika Serikat dari
1851 sampai dengan 1873.
39 Mary Loughborough ( 1832 – 1867)
40 New York.
41 New York.
307
42 11.2 kilo meter.
43 .8 kilo meter.
44 64 kilo meter.
45 Esther Edson (1816 – 1893).
46 Kereta.
47 Merritt E. Cornell (1827 – 1893).
48 Pada waktu Present Truth dimulai di tahun 1849, Jemes dan Ellen
White tinggal di loteng di rumah dari Albert Belden di Rocky Hill,
Connecticutt.
49 Tanggal 14 Januari 1857.
50 Hari Minggu. Lebih daripada menunjuk kepada hari-hari dari
minggu oleh nama-nama kafir mereka, pionir-pionir Advent pemelihara
Sabat yang mula-mula menyebutkan mereka “Hari yang Pertama,” “Hari
yang Kedua,” dll., keculai untuk hari yang ketujuh, yang selalu
disebutkan “Sabat.”
51 9.6 sampai 16 kilo meter.
52 -34.4 derajat selsius.
53 Joseph Bates berusia enam putuh lima tahun pada saat
menjalankan baptisannya di Monterey, Michigan.
308
54 Daripada tinggal di Colorado, kemudian ditahun itu, 1859, Merritt
G. Kellogg dan keluarganya pergi ke California, jadi sejauh yang
diketahui, menjadi pemelihara Sabat yang pertama di kota itu.
55 Nebraska.
56 Nebraska.
57 1.6 kilo meter
58 7.6 senti meter.
59 12.7 senti meter.
60 1.52 meter
61 1.83 meter.
62 .4 kilo meter.
63 Kira-kira 12.8 sampai 16.1 kilo meter.
64 Pukul 22:30
65 80 kilo meter.
66 Aspinwall, Panama, di sepanjang timur pantai Panama.
67 Kota Panama, pada sepanjang barat pantai Panama.
309
68 John Loughborough dan keluarga Bourdeaus meninggalkan Battle
Creek pada tanggal 8 Juni 1868. Mereka tinggal selama dua minggu di
Rochester, New York, membeli sebuah tenda dan perlengkapan-
perlengkapan untuk perjalanan mereka. Selama berada di Rochester,
John disatukan kedalam pernikahan dengan Margaret A. Newman,
istrinya yang pertama yang meninggal pada tahun 1867. Elder Bourdeau
melaksanakan upacara itu.
69 1.6 kilo meter.
70 9,600 kilo meter.
71 96 kilo meter.
72 Keluarganya di tahun 1874 terdiri dari orangtuanya, Alonzo L.
Dan Stella Bakes, dan neneknya dari pihak ibu.
73 Ny. McKibbin mengalami infeksi kulit yang ringan.
74 Dia menunjuk kepada sebuah pertemuan perkemahan di
Younville. Tidak ada foto-foto asli dari pertemuan perkemahan di
Younville.
75 Percetakan untuk mencairkan emas menjadi uang logam.
76 Pada saat wawancara di tahun 1967 ini, Ny. McKibbin adalah
seorang anggota Masehi Advent Hari Ketujuh dari Mountain View,
California.
77 Pukul 17:00.
310
78 Marry Adnres adalah putri dari John N. Andrews dan Angeline
Stevens Andrews.
79 Tidak demikian. Marry Andrew dikebumikan di Mt. Hope Cemetery
di Rochester, New York, disamping ibunya dan saudari perempuannya,
Carrie, yang lebih dahulu meninggal dunia.
80 112,6 kilo meter.
81 16.1 sampai 56.3 kilo meter.
82 40.2 kilo meter.
83 80.5 kilo meter.
84 40.2 kilo meter.
85 L. Dyo Chambers dan istrinya tinggak di Cattanooga, Tennessee.
Dia menjadi sekretaris dari Tradct Society yang ada disana.
86 1.63 hektar.
87 32.2 kilo meter.
88 120.8 kilo meter.
89 9.7 kilo meter.
90 Marion e. Cady (1866 -1948); Presiden dari Headsburg College,
Headsburg, California (1899-1903).
311
91 Headsburg College, pendahulu dari Pacific Union college,
dioperasikan dari 1882 dampai dengan 1908. Dimulai sebagai sebuah
akademi, dan kemudian dinaikkan menjadi sebuah Perguruan Tinggi.
Sekolahnya berlokasi di Headsburg, California.
92 1.6 kilo meter.
93 tahun 1865 sampai dengan 1955.
94 Ida May (Bauer) Magan (1869-1904).
95 1865-1952.
96 1860-1951.
97 48.3 sampai 128.7 kilo meter.
98 1858 – 1935.
99 Elder Spicer dipilih kembali sebagai ketua General Conference di
tahun 1926; dia akhirnya pensiun pada tahun 1930.
100 James dan Ellen White tinggal di Rochester, New York, dari tahun
1852 sampai 1855.
101 Barangkali lima sen itu adalahuang logam yang setengah dari
tembaga, karena tidak ada nekel yang ditemukan sampai dengan tahun
1866.
312
102 Pembangunan sebuah gedung perkantoran untuk Pacific Press
Publishing Co., yang sedang dalam proses untuk dibangun di Oakland,
California.
103 24.4 x 33 meter.
104 20.1 x 7.9 meter.
105 14 x 7.9 meter.
106 Di pertemuan perkemahan yang diadakan di bulan Oktober 1874,
di Younville dibagian Utara California, sumbangan dan janji yang
berjumlah 19,414 dolar diberikan kepada pembangunan dari Pacific
Press Publishing Co., yang baru yang segera akan diorganiser di
Oakland, California.
107 Sebenarnya catatan akhir ini dalam buku dari Robinson adalah
sebuah kesalahan, karena tahunnya salah.
108 Sebenarnya catatan akhir ini dalam buku dari Robinson adalah
sebuah kesalahan, karena tahunnya salah.
109 Pada saat itu kira-kira 300 dolar.
110 Pada saat itu kira-kira 25 sen.
111 Pada saat itu kira-kira 25 dolar.
112 Curu Ellen White yang tertua adalah Ella M. White) Robinson,
1882-1977.
313
113 Rumah Ellen White di Australia dari 1896 sampai dengan 1900.
Berlokasi di dekat Aveondale College di Cooranbong, New South Wales.
114 Cucu Ellen White yang kedua tertua adalah Mabel White
(Workman), 1886-1981.
115 Di Vicksburg, Mississipi.
116 6.1 x 12.2 meter.
117 Dan Stephenson adalah seorang penduduk asli dari Mississipi. Dia
adalah seorang guru di sebuah sekolah Advent yang baru yang kecil
ketika itu dibuka di Calmar, Mississipi, pada awal tahun 1899.
118 James Edson White, 1849-1928, putra kedua dari James dan
Ellen White.
119 William H. Casey adalah seorang superintenden dari 800 hektar
dari Bruce Plantation. Dia menerima Sabat di tahun 1898.
120 N. Q. Olvin adalah seorang petani bagi hasil pada 800 hektar dari
Bruce Plantation. Dia menerima Sabat pada tahun 1898.
121 N. W. Olvin.
122 F. R. Rogers dan istrinya, Minnie, dan putra mereka yang masih
kecil, Chester, tiba di Yazoo City, Mississipi, dari Walla Walla,
Washington, di bulan Nopember tahun 1898. Rogers menghabiskan
empat belas tahun melayani kepada orang-orang kulit hitam sampai,
sakit oleh karena Malaria musim panas, dan dia pergi ke Michigan
untuk meninggal.
314
123 1898.
124 1899.
125 6.4 kilo meter.
126 Elder Arthur G. Daniells, 1858-1935.
127 607 hektar.
128 Pada saat itu kira-kira 3.50 dolar.
129 Pada saat itu kira-kira 75 dolar.
130 Elder Stephen McCullagh.
131 Pada saat itu kira-kira 5,000 dolar.
132 Pada saat itu kira-kira 2,500 dolar.
133 Pada saat itu kira-kira 1,500 dolar.
134 Oloeh karena cara British didalam menulis tanggal. Tangganya
adalah April 5, 1899.
135 Ketika saya menjadi seorang mahasiwa di La Sierra College di
tahun 1960-an, saya mendengar Elder Arthur L. White didalam sebuah
kelas menceritakan cerita ini—Dia telah mendengar Elder A. G. Daniells
mengatakannya. Elder White berkata bahwa pemilik bank itu
mempunyai uang logam emas yang bertumpuk diatas meja dan sambil
menghitung mereka untuk auditor bank hari berikutnya—James nix.
315
136 Pada saat itu kira-kira 375 dolar.
137 Pada saat itu kira-kira 2,000 dolar.
138 Pada saat itu kira-kira 500 dolar.
139 Pada saat itu kira-kira 1000 dolar.
140 Pada saat itu kira-kira 1,500 dolar.
141 Didalam sebuah khayal yang diberikan kepada Ellen White pada
hari Natal dibulan Desember tanggal 25 tahun 1865, di Rochester, New
York, kepadanya ditunjukkan bahwa Masehi Advent Hari Ketujuh harus
membangun institusi kesehatannya sendiri.
142 Rapat General Conference dalam mana Ellen White
menyampaikan khayalnya untuk membangun sebuah institusi
kesehatan dibuka pada tanggal 16 Mei 1866, di Battle Creek, Michigan.
143 Elder John N. Loughborough, 1832 – 1924.
144 Ayah dari Dr. J. H. Kellogg dan W. K. Kellog, yang dipuji oleh
karena menjadi penemu dari corn flakes.
145 Hr. Horatio s. Lay, 1828-1900.
146 Br. Phoebe Lamson, fl. 1860-an.
147 Ellen G. White, Life Sketches, 1915, hal. 403.
148 Ellen G. White, Letter 153, 1902.
316
149 30.76 hektar.
150 6.4 kilo meter.
151 12.5 hektar.
152 8.9 hektar.
153 1.6 kilo meter.
154 Medical Evangelistic Library, No. 4. hal. 25.
155 Keputusan rapat dari Konferens California Selatan, tanggal 20
Juni 1905.
156 Pada saat itu Konferens California Selatan mencakup kebanyakan
wilayah yang sekarang dicakupi oleh Konferens California bagian
Selatan dan bagian Tenggara.
157 Pertemuan ini diadakan di Gereja Carr Street di Los Angeles.
158 Harga pembelian senilai 40,000 dolar sesungguhnya dimasukkan
kepada term berikut: Pemilih menginginkan 20,000 dolar sebelum
tanggal 1 Januari 1906. Pembayaran 1000 dolar telah dilakukan untuk
menjamin properti itu sampai dengan tanggal 13 Juni 1905; 4,000 dolar
yang lainnya jatuh tempo pada tanggal 15 Juni; 5,000 dolar yang
lainnya jatuh tempo pada akhir bulan Juli; 5,000 dolar yang lain jatuh
tempo pada akhir bulan Agustus; dengan sisa 5,000 dolar yang jatuh
tempo pada tanggal 1 Januari 1906. Sisa 20,000 dolar harus diamankan
dengan menggadaikan properti tersebut selama tiga tahun.
317
159 Elder G. W. Reaser, Ketua 1905-1908.
160 Ini adalah pembayaran yang jatuh tempo pada akhir bulan Juli
1905.
161 Pada saat itu Konferens California terdiri dari kebanyakan wilayah
yang sekarang dicakupi oleh Konferens California bagian Utara dan
Tengah.
162 Kemudian dia dikenal sebagai J. W. Lewis; yang mana yang benar
tidak diketahui kepada penyusun.
163 Komentar yang menggunakan tanda kurung ada didalam pamplet
yang asli.
164 Komentar yang menggunakan tanda kurung ada didalam pamplet
yang asli.
165 Sebelumnya dia dikenal sebagai A. W. Lewis; yang mana yang
benar tidak diketahui oleh penyusun.
166 30.5 meter.
167 9.1 meter.
318
Referensi-referensi
Joseph Bates, Autobiography of Joseph Bates (Steam Press of the
Seventh-day Adventist Publishing Association, 1868).
Joseph Bates, Second Advent Way Marks and High Heaps (Press of
Benjamin Lindsey, 1847).
Jospeh Bates, “Surat dari Saudara Bates,” The Advent Review and
Sabbath Herald (Pebruari 19, 1857).
Joseph Bates, “The Review and Herald,” (Januari 13, 1852).
Henry B. Bear, Henry B. Bears’s Advent Experience (tanggal tidak
diketahui).
Sylvester Bliss, Memoir of William Miller (Diterbitkan oleh Joshua V.
Himes 1853).
Luther Boutelle, Sketch of the Life and Religious Experience of Elder
Luther Bautelle (Advent Christian Publication Society, 1891).
Ms. Boyd, “The First Italian Tract,” The Advent Review and Sabbath
Herald (September 18, 1924).
“Brother Charles Fitch,” Seruan Ditengah Malam (Oktober 31, 1844).
George I. Butler, Review and Herald (Agustus 16, 1881).
319
John. O. Corliss, “The Message and Its Friends-No. 5, John N. Andrews,
Its Pioneer Missionary,” The Advent Review and Sabbath Herald
(September 6, 1923).
Ny. M. C. Stowell Crawford, “Sebuah Surat dari seorang Pekerja
Veteran,” The Watchman (April 25, 1905).
Ny. V. O. Cross, “Recollections of the Message,” The Advent and Sabbath
Herald (april 1, 1920) vol. 97, No. 13 dan 22.
Heiram Edson dan F, B, Hahn, The Day-Star, “Ekstra” (Pebruari 7, 1846).
Buletin Harian General Conference (Oktober 29, 1889, volume 3, Nomor
9).
Pauls A. Gordon dan James R. Nix, Tawa dan Airmata dari para Pionir
(Kantor Pendidikan Divisi Amerika Utara, 1989).
Pauls A. Gordon, Herald and Midnight Cry (Pacific Press Publishing
Association, 1990)
Ronald D. Graybill, Misi kepada Orang-orang Berkulit Hitam (Pacific Press
Publishing association, 1971).
H. S. Gurney, “Pernyataan Gurney Re ‘To the Remnant,” (Mei 15, 1891)
H. S. Gurney, “Recollection of Early Advent Experience,” The Review and
Herald (Januari 3, 1888).
320
Merritt G. Kellogg, M. D., Catatan Sehubungan dengan Keluarga Kellogg
(1927)
Anna Knight, Gadis Mississipi (Southern Publishing Association, 1952)
Richard B. Lewis, Berkas-berkas Cahaya, Cerita tentang Pacific Press
(Pacific Press, 1958).
John N. Loughborough, “Sketches of the Past-No. 74,” Pacific Union
Recorder (Juli 29, 1909).
John N. Loughborough, “Sketches of the Past-No. 143,” Pacific Union
Recorder (Pebruari 12, 1909).
John N. Loughborough, “Sketches of the Past-No. 75,” Pacific Union
Recorder (Agustus 12, 1909).
John N. Loughborough, “Second Advent Experinence-No. 7,” The Advent
Review and Sabbath Herald (Juli 26, 1923).
John N. Loughborough, “Second Advent Experinence-No. 4,” The Advent
Review and Sabbath Herald (Juni 28, 1923) 9-10.
John N. Loughborough, “Sketches of the Past-No. 139,” Pacific Union
Recorder (Juni 19, 1913).
John N. Loughborough, “Sketches of the Past-No. 144,” Pacific Union
Recorder (Maret 19, 1914).
321
John N. Loughborough, “Sketches of the Past-No. 140,” Pacific Union
Recorder (Juli 3, 1913).
John N. Loughborough, “Sketches of the Past-No. 142,” Pacific Union
Recorder (Nopember 27, 1913).
John N. Loughborough, “Sketches of the Past-No. 141,” Pacific Union
Recorder (Oktober 30, 1913).
John N. Loughborough, “Reminiscence of the Life of Uriah Smith,”
Advent Review and Sabbath Herald (Arpil 7, 1903).
John N. Loughborough, “Rise and Progress of the Masehi Advent Hari
Ketujuh (General Conference Association, 1892).
Harold O. McCumber, Pioneering the Message in the Golden West (Pacific
Press Publishing Association, 1846).
J. L. McElhany, “Life Sketch of elder J. O. Corliss,” The Advent and
Sabbath Herald (Oktober 25, 1923).
Alma E. McKibbin, Step By Step (Review & Herald Publishing
Association, 1964).
William Miller, Permintaan Maaf dan Pembelaan (Pamplet yang
diterbitkan oleh J. V. Himes, 1845).
Washington Morse, “Items of Advent Experience Selama Lima Puluh
Tahun Berlalu-No. 6.” Advnet Review and Sabbath Herald (Nopember 6,
1888).
322
James R. Nix, “Kehidupan dan Pekerjaan dari Hiram Edson,” (naskah
yang tidak diterbitkan, 1971).
M. Ellsworth Olsen, Asal Mula dan Kemajuan dari Masehi Advent Hari
Ketujuh (Review & Herald Publishing Association. 1932, edisi ke-tiga).
Portland Tribune (Oktober 12, 1844).
Dores E. Robinson, Cerita Tentang Pekabaran Kesehatan Kita, (Southern
Publishing Association, 1965, edisi ketiga yang telah direvisi).
Ella M. Robinson, S. N. Haskell, Man of Action (Review & Herald ublishing
Association, 1967).
Virgil Robinson, James White (Review & Herald Publishing association,
1976).
Virgil Robinson, Flame for the Lord (Review & Herald Publishing
association, 1975).
Richard A. Schaefer, Legacy Daring to Care (Legacy Publishing
Association, 1995).
Rchard W. Schwarz, John Harvey Kellogg, M.D. (Southern Publishing
Association, 1970).
Uriah Smith, “Sejarah dari Masa Depan dari Masehi Advent Hari
Ketujuh,” (Kotbah, Sabat, Oktober 26, 1886).
323
Arthur W. Spalding, Asal Mula dan Sejarah dari Masehi Advent Hari
Ketujuh (Review & Herald Publishing Association, 1962, col.1).
Arthur W. Spalding, Jejak Kaki Para Pionir (Review & Herald Publishing
Association, 1947).
Arthur W. Spalding, Cerita-cerita tentang Para Pionir dari Pekabaran
Kedatangan Kedua (Southern Publishing Association, 1942, edisi yang
telah direvisi).
Jean Vuileumier, “Hari-hari Terakhir dari Elder J. N. Andrews,” Review
and Herald (September 18, 1924).
Jean Vuileumier, “Hari-hari Pertama Pekabarn di Eropa-No. 4,” Review
and Herald (April 18, 1929).
Ellen G. White, Testimonies for the Church, No. 32 (Pacific Press
Publishing association dan Review & Herald Publishing Association,
1885).
Ellen G. White, Selected Messages (Review & Herald Publishing
Association, 1958, bk. 1).
Ellen G. White, Review and Herald (Juni 8, 1868).
James White, Life Incidents (Stream Press Publishing association, 1915).
B. L. Whitney, “Kematian dari Elder J. N. Andrews,” The Review and
Herald (Nopember 20, 1883).
324
Indeks Cerita
Disergap oleh suatu pergumulan didalam 9
Saya adalah seorang Monomaniak 11
Janji yang hikmat 16
Pelatih-pelatih panggung dan dolar 19
Memberitahukan dunia 21
Tidak ada Visi atau khayal dari dirinya sendiri 22
Pengkhotbah yang baik hati 24
Kepada-Nya semua kemuliaan 25
Pengejek-pengejek harus mengejek 26
Dua kali dikecewakan, tetapi tidak patah semangat 27
Berseru didalam kematian 28
Jatuh keatas debu 29
Berkotbah disebuah kedai minuman 31
Percaya sampai mati 35
Iman dirayakan didalam berita kematian 36
Seperti pada jaman Nuh 38
Pergi dimana pintu-pintu dibukakan 40
Kiranya hari-hari terakhir saya boleh penuh damai dan berguna 43
Tidak ada kuda, sadel, kekang, juga uang 46
Seorang yang berusia 22 tahun dan seekor kuda yang hancur 47
Diatas sayap angin 49
Hati yang hancur dihadapan Allah 50
Satu pikiran yang tenang dan harapan yang menyenangkan 52
Adventisme menang dan memerintah 53
Memeriksa hati, pengakuan dosa 54
Lebih penting daripada makanan dan minuman 55
Uang tidak berguna bagi saya 56
Kentang bertahan dari geramnya musim dingin 56
325
Tidak ada kentang yang membusuk disini 58
Untuk kehormatan Raja segala raja 59
Tidak ada hari yang lain tetapi hanya satu yang telah diberikan oleh
Allah 62
Puji Allah untuk terang yang jelas 64
Miskin didalam uang dan kaya didalam iman 67
Visi didalam cetakan 70
Dermawan tak bernama 73
Satu mata uang, seorang istri dan satu tong tepung 75
Dompet dan hati seorang penjaga rumah tangga 80
Perjalanan tanpa tiket 81
Menyeberang salju 82
Yesus dihargai tidak lebih baik 84
Sebuah jubah dan sebuah kopor sebesar tiga kaki 85
Memotong rumput untuk Tuhan 86
John Andrews: Menyekolahkan diri sendiri untuk pekerjaan Allah 88
Annie dan Uriah Smith: Dunia tanpa daya tarik 89
Hiram Edson: Sebuah ladang untuk sebuah persetakan 90
Bekerja tanpa dibayar 93
Lobak Cina untuk kentang 94
Kacang, kacang dan banyak kacang lagi 96
Mengikat dengan sebuah jarum penusuk tukan 97
Bisnis yang tidak diberkati Allah 98
Pemberian dari empat orang 105
Buck dan Bright menarik diri 108
Baptisan didalam kolam es 109
Sebuah nama diatas celaan 109
Seekor ular dan sebuah istirahat pada hari Sabat 112
Mereka pergi berdua-dua 117
Sebuah penawaran perjalanan antar negara 119
Sebuah mimpi tentang dua orang 122
326
Kepemimpinan yang agresif dari seorang yang dipilih 132
Orang-orang yang rendah hati digerakkan oleh iman 135
Terus menyekop batu bara itu 137
Seorang sarjana Alkitab 140
Seorang yang penuh doa 140
Misionari keluar negeri pertama yang resmi 141
Disucikan melalui darah Kristus 145
Ingatan-ingatan pribadi 169
Hati yang digemparkan dan menyala 172
Jalan yang panjang dan berlumpur 174
Membagikan segala milikmu 175
Pemeliharaan Sabat yang mula-mula 178
Kebaikan didalam sebuah pakaian Sabat 179
Melakukan Diet untuk India 181
Biaya Sekolah: 1 dolar per-bulan 182
Dua belas mil ke kantor Pos 186
Buku pelajaran tali sepatu 187
Dibawah sebuah pohon Maple 189
Pengkhotbah dan penyetel huruf 192
Berjalan kaki ratusan mil 193
Tidak ada posisi-posisi terhormat 194
Penatalayan dari uang Tuhan 195
Privasi didalam lembaran-lembaran katun 198
Asap Tembakau dan karpet-bag sebagai bantal 200
Stoking yang penuh dengan uang logam untuk bertahan 201
Segala sesuatu yang saya miliki adalah milik Allah 202
Tempat tinggal yang gratis untuk pekerja-pekerja Allah 204
Tidak masalah jika rumah itu terbakar 211
Royalti untuk Allah dan umat-umat-Nya 218
Tidak ada rag-karpet di surga 220
Menyelamatkan botol, menyelamatkan penyumbatnya 221
327
Pembelian Paradise Valley dan Glendale Sanitarium 269
Pembelian Sanitarium Loma Linda 270
Sebuah pusat pendidikan yang penting 271
Syarat-syarat pembelian 273
Keputusan untuk membeli 276
Mendapatkan pembayaran yang kedua 279