Roh Belajar di Perguruan Tinggi

12
P P engajaran di perguruan tinggi termasuk di FISIP Universitas Airlangga bertujuan menyiapkan peser‐ ta didik untuk menjadi anggo‐ ta masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembang‐ kan, dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora dan/ atau kesenian, menyebar‐ luaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkat‐ kan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebu‐ dayaan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut secara normatif telah terpasang rambu sehingga pro‐ ses belajar mengajar tidak salah sasaran. Dalam proses belajar mengajar yang harus ada adalah penanaman landasan kepribadian, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemam‐ puan berkarya, sikap dan perilaku dalam ber‐ karya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai dan pemahaman kaidah berkehidupan bermasya‐ rakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Menengok tujuan proses belajar mengajar maka pembelajaran di perguruan tinggi berbeda dengan di jenjang SLTA. Di jenjang pergurun tinggi mahasiswa tidak bisa lagi diperla‐ kukan sebagai obyek yang pasif. Mahasiswa dalam proses belajar mengajar harus bersifat aktif. Ma‐ hasiswa bukan seperti ruang ko‐ song yang harus diisi sepenuhnya oleh dosennya. Mahasiswa diposi‐ sikan sebagai mitra dalam perte‐ muan kelas untuk saling mengkofirmasi pengetahuan yang telah diperoleh baik oleh dosen maupun ma‐ hasiswa itu sendiri . Karena itu posisi dosen dalam proses be‐ lajar mengajar bukan sebagai “dewa” yang me‐ miliki segala pengetahuan. Dalam proses belajar mengajar baik mahasiswa maupun dosen seyogya selalu saling berlomba dalam mencari pengetahuan dari berbagai sumber seperti handbook, buku, jurnal ilmiah, maka‐ lah serta literatur lainnya. Proses saling men‐ gkonfirmasi pengetahuan ini dalam tatap muka di kelas bertujuan tidak hanya kepemi‐ likan hardskill semata tetapi di sana secara tidak langsung menanamkan softskill seperti jiwa kepribadian untuk menghargai pihak lain, berlatih berpikir rasional‐argumentatif, bekerja keras, visioner, menata bahasa untuk berko‐ munikasi, kejujuran dan sebagainya. Dilihat dari kata asalnya “learning” berasal dari akar kata Indo‐Europen “Ieis” yang artinya jalan, rel, jalur atau alur. Apa yang disebut jalan,rel, jalur mensyaratkan adanya jumlah norma yang mesti dipatuhi. Jalan, rel, jalur di perguruan tinggi khususnya di FISIP Unair telah tersedia tinggal bagaimana kita mengikutinya sehingga sampai pada tujuan. Salah satu jalan, rel, jalurnya adalah bagai‐ mana mahasiswa seharus beraktivitas sehari‐ hari. Aktivitas sehari‐hari mahasiswa dapat dilihat pada jalan yang disebut sebagai satuan kredit semester (sks). Perhitungan 1 sks adalah 50 menit acara tatap muka terjadwal dengan tenaga pengajar; ditambah dengan;1 jam ke‐ giatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal tetapi direncanakan oleh dosen, misalnya dalam bentuk pemberian pekerjaan rumah atau tugas‐tugas lain di luar kelas; dan ditambah dengan; 1 jam acara ke‐ giatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa secara mandiri untuk mendalami bahan‐bahan kajian atau untuk memperluas cakrawala pengetahuan‐ nya, misalnya lewat upaya membaca buku‐ buku rujukan. Selamat menjadi mahasiswa substantif dan administratif! (Karnaji) Roh Belajar di Perguruan Tinggi edisi: 18/Agustus 2010 Karnaji, M.Si Kabag Akademik & Kemahasiswaan

description

Pengajaran di perguruan tinggi termasuk di FISIP Universitas Airlangga bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembangkan, dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora dan/ atau kesenian, menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Transcript of Roh Belajar di Perguruan Tinggi

Page 1: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

PPengajaran di perguruantinggi termasuk di FISIPUniversitas Airlangga

bertujuan menyiapkan peser ‐ta didik untuk menjadi anggo ‐ta masyarakat yang memilikikemampuan akademik dalammenerapkan, mengembang ‐kan, dan/atau memperkayakhasanah ilmu pengetahuan,teknologi, humaniora dan/atau kesenian, menyebar‐luaskan dan mengupayakanpenggunaannya untuk meningkat‐ kan tarafkehidupan masyarakat dan memperkaya kebu‐dayaan nasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut secaranormatif telah terpasang rambu sehingga pro‐ses belajar mengajar tidak salah sasaran.Dalam proses belajar mengajar yang harus adaadalah penanaman landasan kepribadian,penguasaan ilmu dan keterampilan, kemam‐puan berkarya, sikap dan perilaku dalam ber‐karya menurut tingkat keahlian berdasarkanilmu dan keterampilan yang dikuasai danpema haman kaidah berkehidupan bermasya‐rakat sesuai dengan pilihan keahlian dalamberkarya.

Menengok tujuan proses belajar mengajar

maka pembelajaran di perguruantinggi berbeda dengan di jenjangSLTA. Di jenjang pergurun tinggimahasiswa tidak bisa lagi diperla‐kukan sebagai obyek yang pasif.Mahasiswa dalam proses belajarmengajar harus bersifat aktif. Ma‐hasiswa bukan seperti ruang ko‐song yang harus diisi sepenuhnyaoleh dosennya. Mahasiswa diposi‐sikan sebagai mitra dalam perte‐muan kelas untuk salingmengkofirmasi pengetahuan yang

telah diperoleh baik oleh dosen maupun ma‐hasiswa itu sendiri .

Karena itu posisi dosen dalam proses be‐lajar mengajar bukan sebagai “dewa” yang me‐miliki segala pengetahuan. Dalam prosesbelajar mengajar baik mahasiswa maupundosen seyogya selalu saling berlomba dalammencari pengetahuan dari berbagai sumberseperti handbook, buku, jurnal ilmiah, maka‐lah serta literatur lainnya. Proses saling men‐gkonfirmasi pengetahuan ini dalam tatapmuka di kelas bertujuan tidak hanya kepemi‐likan hardskill semata tetapi di sana secaratidak langsung menanamkan softskill sepertijiwa kepribadian untuk menghargai pihak lain,berlatih berpikir rasional‐argumentatif, bekerja

keras, visioner, menata bahasa untuk berko‐munikasi, kejujuran dan sebagainya.

Dilihat dari kata asalnya “learning” berasaldari akar kata Indo‐Europen “Ieis” yang artinyajalan, rel, jalur atau alur. Apa yang disebutjalan,rel, jalur mensyaratkan adanya jumlahnorma yang mesti dipatuhi. Jalan, rel, jalur diperguruan tinggi khususnya di FISIP Unair telahtersedia tinggal bagaimana kita mengikutinyasehingga sampai pada tujuan.

Salah satu jalan, rel, jalurnya adalah bagai‐mana mahasiswa seharus beraktivitas sehari‐hari. Aktivitas sehari‐hari mahasiswa dapatdilihat pada jalan yang disebut sebagai satuankredit semester (sks). Perhitungan 1 sks adalah50 menit acara tatap muka terjadwal dengantenaga pengajar; ditambah dengan;1 jam ke‐giatan akademik terstruktur, yaitu kegiatanstudi yang tidak terjadwal tetapi direncanakanoleh dosen, misalnya dalam bentuk pemberianpekerjaan rumah atau tugas‐tugas lain di luarkelas; dan ditambah dengan; 1 jam acara ke‐giatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yangharus dilakukan mahasiswa secara mandiriuntuk mendalami bahan‐bahan kajian atauuntuk memperluas cakrawala pengetahuan‐nya, misalnya lewat upaya membaca buku‐buku rujukan. Selamat menjadi mahasiswasubstantif dan administratif! (Karnaji)

Roh Belajar di Perguruan Tinggi

edisi: 18/Agustus 2010

Karnaji, M.SiKabag Akademik & Kemahasiswaan

Page 2: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

Jendela02 edisi: 18/Agustus 2010

editorial

REKAMAN ACARA

l PENANGGUNG JAWAB: I. BASIS SUSILO (Dekan FISIP) l PEMIMPIN UMUM: VINSENSIO DUGIS (Wakil Dekan III) l PIMPINAN REDAKSI: Yayan Sakti Suryandaru

l JURNALIS: Puspita Adiyani C ; Erniza Puspita Ningsih ; Tanu Iswantoro, Guntur Yudinatal FOTOGRAFER: Prima Kirtti Utomo l LAY‐OUT/PRODUKSI: Irfan Wahyudi, S.Sos

l Alamat Redaksi: Gedung FISIP Kampus B Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam SurabayaTelp.(031) 5034 015, 5047 754, 5011 744, 5017 429. Fax.(031) 5012 442 l e‐mail: [email protected]

PENGABDIAN MASYARAKAT19‐20 Juli 2010

Dra. Rachma Sugihartati, M.Si(Narasumber)

Mendongeng Strategi Penenaman Soft SkillDinas Pendidikan Nasional

Propinsi Jawa Timur‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐

19‐20 Juli 2010Sri Endah Nur Hidayati, S.Sos., M.Si

Nur Emma Suriani, S.Sos., M.Si(Narasumber)

Pelatihan Pramugari" Handling Complaint, Custumer Service, Table Manner

dan Pramugari Attitude"PT. Dharma Lautan Utama

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐19‐23 Juli 2010

Sri Wijayanti, S.Sos., M.SiFitri Mutia, AKS., M.Si

Yunus Abdul Karim, S.Sos., M.KomPhilipus Keban, S.IP., M.Si

Novianto Edi Suharno, SST.Par., M.Si(Peserta)

Lokakarya Applied Approach (AA)LP3 Unair

WAKTU ACARA TEMPAT

7 - 9 Juli 2010 Konferensi Mahasiswa

Indonesia - Thailand

Chhiang Mai Univer-

sity - Thailand

28 Juli 2010 Diskusi Reboan

bersama Dewan Kota

Surabaya membahas

Kebijakan Perlindungan

Anak di Surabaya

ruang Adi Sukadana

21 Juli 2010 Pembekalan Calon

Wisudawan FISIP

ruang Adi Sukadana

14 Juli 2010 Semminar Global Gov-

ernance Kerjasama

LAN-PKAI dan HI Fisip

Unair

20 Juli 2010 Workshop Film Doku-

menter, Kerjasama den-

gan Dewan Kesenian

Jawa Timur

ruang Adi Sukadana

1 Juli 2010 Kunjungan STISIP

Muhammadiyah Su-

lawesi Selatan

Kampus FISIP

22 Juli 2010 Realiasasi Program

PHKI Departemen Ko-

munikasi

Kecamatan Semam-

pir, Surabaya

19 - 24 Juli 2010 Studi Ekskursi Maha-

siswa Komunikasi FISIP

di beberapa Perusa-

haan di Jakarta

DUKA CITA Telah Meninggal Dunia

Drs. I Nyoman Naya Sujana, MA(Pengajar Departemen Antropologi FISIP)

pada 16 Juli 2010di Negara ‐ Bali

Kunjungan dan Diskusi Staf Ahli DPR‐RI, bersama Dosen FISIP mem‐bahas draft undang‐undang organisasi kemasyarakatan di ruang

dekan 1 Juli 2010

Page 3: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

edisi: 18/Agustus 2010 Jendela 03

diskusi & seminar

“Anak Usia Sekolah, Harus

Sekolah “ , kelakar Priyono

perwakilan dari Lembaga Perlin-

dungan Anak Jatim pada diskusi

yang diadakan setiap hari rabu,

satu bulan sekali ini. Ini merupakan

acara rutin yang diadakan oleh

Dewan Kota yang bertujuan

untuk saling memberikan wawa-

san, tukar pengalaman mengenai

suatu isu atau kasus yang sedang

marak di lingkungan sekitar. Pada

kesempatan kali ini, diskusi yang

diadakan di Ruang Adi Sukadana

Lantai 2 Gedung A FISIP Unair ini

mengangkat topik “ Kebijakan Per-

lindungan Anak di Surabaya “ . Ka-

rena isu ini sedang marak di

Surabaya akhir pekan ini, maka tak

ayal pengangkatan isu ini dirasa pa-

ling tepat untuk dibicarakan dalam

diskusi reboan yang dihadiri oleh

dosen, mahasiswa, dan perwakilan

lembaga swadaya masyarakat ini.

Menurut Aryani, salah seorang

pembicara dalam diskusi tersebut,

Anak merupakan tanggung jawab

yang dibebankan kepada orang

tua, masyarakat, dan pemerintah.

Oleh karena itu, ketiga aspek ini

harus bersinergis untuk menun-

jang pembentukan karakter atau

kepribadian anak ke arah yang

baik. “ Pemerintah misalnya, mela-

kukan penangkapan anak jalanan.

Lalu harus memberikan hak anak

tersebut, jadi yang belum sekolah

disekolahkan, yang sakit disem-

buhkan, yang tidak memiliki orang

tua dicarikan orang tua. Ya itulah

salah satu tugas pemerintah dalam

memberikan perlindungan terha-

dap anak “ , ungkapnya . Perwaki-

lan dari dinas sosial Kasi

Rehabilitasi anak dan tunasosial di

Surabaya ini juga menambahkan

bahwa anak sudah seharusnya

mendapatkan perlindungan dari

segi hukum, baik melalui adanya

perangkat hukum yakni undang –

undang maupun aparat hukum

yang bersedia secara penuh men-

gayomi anak – anak tersebut . Ka-

rena disadari atau tidak , anak me-

rupakan manifestasi bangsa dalam

jangka panjang.

Priyono, dari Lembaga Perlin-

dungan Anak Jatim dan Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan

KB Kota Surabaya ini mengung-

kapkan bahwa anak yang seharus-

nya mendapatkan perhatian lebih

dari pemerintah adalah anak yang

mengalami cacat, korban kekera-

san, atau trafficking. Di lain hal,

Priyono sedikit menyoroti bahwa

anak memiliki hak untuk bebas

bersekolah tanpa dikenai biaya se-

lama 12 tahun, yakni sejak sekolah

dasar hingga sekolah menengah

atas sederajat. Sepertinya ini yang

menjadi harapan beliau disamping

kesehatan anak tentunya, agar

anak menjadi individu yang baik

dan terbebas dari segala belenggu

kekerasan, penyakit, dan kesen-

jangan sosial.

(tan)

Priyono, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur

JJuli lalu , tepatnya tanggal 7 –

9 2010 FISIP Unair mengirim-

kan Bustomi sebagai wakilnya

dalam konferensi mahasiswa In-

donesia – Thailand. Bustomi

adalah mahasiswa FISIP Unair

yang juga merupakan Mentari

Kebijakan Publik Badan Ekseku-

tif Mahasiswa Universitas Air-

langga. Ia terpilih untuk

mewakili Unair dalam konfe-

rensi ini atas karyanya dalam

abstraksi yang berjudul Studentmovement : A “New” Paradigm isi-nya mengenai dinamika kehidu-

pan kampus dalam konteks

gerakan mahasiswanya serta

peran gerakan mahasiswa ter-

hadap perubahan dan kemajuan

bangsa, dengan titik tekan fokus

terhadap kombinasi antara sci-entific research terhadap perma-

salahan yang dihadapi dengan

aksi yang cerdas lagi mence-

rahkan.

Dalam Kesempatan kali ini,

Bustomi berangkat ke Chiang

Mai University di Thailand

Utara bersama Profesor So-

etjipto Wakil Rektor Unair, Di-

rektur Akademik Unair Ibu

Nyoman, Dekan FISIP Unair I

Basis Susilo dan Dekan Fakultas

Kedokteran Prof. Amin, Ibu

Mirta dosen Antropologi serta

Arif Fatchurrahman Presiden

BEM Unair 2010. Rombongan

dari Universitas Airlangga ini

membahas tentang kerjasama

perguruan tinggi Indonesia –

Thailand agar nanti kedepannya

perguruan-perguruan tinggi

dapat semakin kontributif

dalam kemajuan di kedua ne-

gara tersebut.

Konferensi ini merupakan

konferensi rutin antar pergu-

ruan tinggi Indonesia – Thai-

land. Tahun 2010 ini Thailand lah

yang mendapati giliran untuk

menggelar acara ini. Akhirnya

dipilih lah Chiang Mai Univer-

city sebagai penyelenggara nya .

“ Ini merupakan acara tahunan,

dan baru kali ini ada forum rek-

torat, dekan dan mahasiswa.

Konferensi sebelumnya hanya

melibatkan rektorat saja, ka-

rena dalam memajukan kualitas

pendidikan tinggi tidak hanya

tergantung oleh rektorat saja ,

tetapi juga dekanat dan maha-

siswa “ , tukas Bustomi sembari

tersenyum. Rupanya ia sangat

gembira dengan terpilihnya ia

sebagai delegasi Unair dalam

acara kali ini.

Acara yang juga diikuti oleh

Institut Teknologi Sepuluh No-

pember Surabaya, Universitas

Tadulako Palu, Universitas Ne-

geri Jogjakarta, Universitas Sri-

wijaya Sumatera Selatan, Uni-

versitas Andalas Padang dan

beberapa universitas dari pro-

vinsi lain ini mengirimkan 25

mahasiswa nya dari Perguruan-

Perguruan Tinggi di Indonesia

tersebut. Perguruan Tinggi yang

terpilih tersebut merupakan

Perguruan Tinggi yang terga-

bung dalam Majelis Rektor Per-

guruan Tinggi Negeri Indonesia,

atau biasa disebut Council ofRector Indonesian State Universityatau dalam bahasa Thailand di-

sebut Council of University Presi-dent of Thailand. (tan)

KonferensiIndonesia ‑ Thailand

Diskusi Reboan Dewan Kota Bahas Perlindungan Anak

Page 4: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

Jendela04 edisi: 18/Agustus 2010

kuliah

““KKeberhasilan seseorang itu

ditentukan dari pengala-

man “ , begitu ungkap Epy Muham-

mad Luqman, M.Si.,Drh.,PAvet

pada acara pembekalan bagi calon

wisudawan FISIP Unair Surabaya

pada 21 Juli 2010 lalu. Beliau men-

gungkapkan bahwa terdapat ba-

nyak sekali faktor yang

menentukan mahasiswa apakah

dapat diterima di dunia kerja sele-

pas nantinya . Antara lain bagai-

mana ia mengemas “ dirinya “

melalui surat lamaran dan daftar ri-

wayat hidup , bagaimana karakter

diri yang ia miliki dan masih banyak

lagi . Itulah yang terungkap dalam

acara pembekalan karir calon wi-

sudawan FISIP Unair Surabaya di

Ruang Adi Sukadana siang itu.

Acara yang dikemas oleh Uni-

versitas dengan menggandeng

Pusat Pembinaan Karir dan Kewi-

rausahaan ini merupakan rangkaian

program yang dijalankan setiap ta-

hunnya untuk memberikan pem-

bekalan dasar, secara teknis bagi

calon wisudawan yang nantinya

akan terjun dan bersaing di dunia

kerja , “ Acara ini merupakan acara

dari pusat (Universitas) menggan-

deng PPKK (Pusat Pembinaan

Karir dan Kewirausahaan) untuk

memberikan pembekalan secara

teknis bagi calon wisudawan agar

nantinya dapat bersaing di dunia

kerja “, tukas Bapak Ponari , Kasub-

bag Kemahasiswaan FISIP Unair

Surabaya . Seperti yang kita ketahui

bersama , tidaklah cukup hanya

dengan mengandalkan ijazah dan cv

(curriculum vitae, atau daftar riwa-

yat hidup) untuk melamar sebu ah

posisi dalam sebuah perusahaan.

Oleh karena itu, acara ini disusun

dan dilaksanakan untuk memberi-

kan wawasan kepada calon wisuda-

wan secara mendetail mengenai

segala hal yang diperlukan dalam

kaitannya melamar sebuah peker-

jaan.

“We Should Think Out of TheBox, kita harus memiliki kepekaan

melihat peluang di sekitar kita “ ,tambah Bapak Epy siang itu dalam

seminarnya. Ini merupakan modal

yang harus dimiliki oleh sorang en-

trepreneur , sebuat saja Ir.Ciputra

dan Bob Sadino sebagai contoh

sukses seorang entrepreneur. Di-

sisi lain apabila kita ingin melamar

sebuah posisi dalam sebuah peru-

sahaan kita harus memperhatikan

beberapa hal , seperti yang diun-

gkapkan Bapak Epy siang itu “ Kita

harus memperhatikan attitude ke-

tika wawancara, dan harus menun-

jukkan sikap kooperatif dalam

menjawab , jangan defensive atau

agresif, apalagi berpenampilan se-

kenanya, menggunakan jeans belel

(sobek sobek) misalnya “ , Karena

hal hal semacam inilah yang sangat

mempengaruhi pencitraan kita se-

bagai pelamar . Karena jika sedari

awal kita memberikan citra yang

kurang baik , maka sudah dapat di-

pastikan peluang kita untuk dapat

diterima bekerja di perusahaan

tersebut tertutup. Rupanya, masih

saja ada fresh graduate dari bebe-

rapa universitas yang luput dalam

hal hal semacam ini. Tentunya , Uni-

versitas Airlangga sebagai salah satu

Universitas Terbaik di Indonesia

tidak menghendaki hal semacam ini

terjadi , oleh karena itu acara yang

dihadiri kurang lebih 50 calon wi-

sudawan itu diadakan secara rutin

setiap tahunnya menjelang wisuda.

Epy Muhammad Luqman, ko-

ordinator bidang pelatihan dan

konsultasi Pusat Pembinaan Karir

dan Kewirausahaan Universitas

Airlangga siang itu berpesan ke-

pada calon wisudawan agar para

wisudawan harus menjemput na-

sibnya sendiri. Artinya, wisudawan

harus mempersiapkan dirinya, khu-

susnya soft skill yang secara stati-

stik mempengaruhi 80 %

keberhasilan seseorang , yang ini

dapat diasah dalam kepanitiaan di

sebuah organisasi , BEM misalnya.

Tujuannya adalah agar wisudawan

tersebut dapat siap baik secara

pendidikan akademis maupun

mental di dunia kerja. Lalu satu hal

yang tidak boleh lepas adalah keje-

lian melihat peluang. Sisanya akan

dibantu melalui acara acara sema-

cam ini yang dijelaskan secara rinci

tips tips yang dapat melicinkan ja-

lannya proses melamar sebuah pe-

kerjaan. Semoga setelah lulus nanti

, mahasiswa dapat diterima bekerja

atau mendapatkan pekerjaan yang

layak sesuai dengan harapannya da-

hulu. Amin! (tan)

Epy Muhammad Luqman, M.Si., Drh., PAvet saat memberikan pembekalan

Pembekalan KarirCalon Wisudawan FISIP Unair

14Juli 2010, FISIP kedatangan38 peserta dari instansi pe‐

merintah. Peserta berasal dari in‐stansi pemerintahan kabupatenGresik, Sidoarjo, Surabaya, pro‐vinsi Jatim, Walhi, Kadin Jatim.Mereka menghadiri seminar ber‐tajuk Global Governance yang di‐selenggarakan atas kerja samaLAN‐PKAI (Lembaga Kajian Admi‐nistrasi Negara – Pusat Kajian Ad‐ministrasi Internasional) denganDepartemen Hubungan Interna‐sional FISIP Unair.

Menurut DR. Marpaung,M.Sc., Kepala PKAI, acara ini me‐miliki beberapa tujuan. Pertama,untuk mengekspose hasil semen‐tara kajian. Kedua, mendapatkanpengayaan substansi dari pembi‐cara pembanding & peserta semi‐nar. Ketiga, menggali ide mengenaikonsep Global Governance, prak‐

tek penerapan, efektivitas danpola interaksi komunikasinya.

Marpaung meminjam konsepGold Mercury International dalammenjelaskan Global Gover‐nance.”Global Governance isabout the interaction that is requi‐red to solve problems that affectmore than one state or regionwhen there is no power enforcingcompliance.” Sedangkan beberapaaktor pada Global Governance se‐bagaimana Marpaung mengutipdari Renaud Francois, yaitu IGOs(International Government Orga‐nizations), Civil Society Represent‐atives, Economic &International‐Finance Actors &States and informal groups.

Selanjutnya Baiq Wardhani,Ph.D., Peneliti Cakra Studi Globaldan Strategis, menambahkan defi‐nisi Global Governance sebagai‐

mana dikutip dari Leon Gordenker& Thomas Weiss, “….efforts tobring more orderly and reliably re‐sponses to social and political is‐sues that go beyond capacities ofstates to address individually.” Me‐nurut Baiq, dasar pemikiran GlobalGovernance adalah teori Aksi Ko‐lektif dari buku Mancur Olson, Jr.,The Logic of Collective Action :Public Goods & the Theory ofGroups “If everyone in a group hasinterests in common, then they willact collectively to achieve them.”

Baiq Wardhani dalam akhirpresentasinya memberi kesimpu‐lan bahwa masalah‐masalah glo‐bal memerlukan aksi kolektifuntuk menghadapinya karena ne‐gara secara mandiri menurun ka‐pasitasnya untuk mengatasiberbagai perkembangan baru.Menurut Baiq tidak ada model

Bahas Konsep Global Governance

Page 5: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

edisi: 18/Agustus 2010 Jendela 05

diskusi & seminar

DDi depan ruang Adi Suka -

dana, Selasa (20/7) pagi itu,

tampak banyak siswa berser-

agam SMA dan SMP mengantri

untuk registasi ulang. Selesai

mendapatkan sebuah notes dan

susunan acara, mereka mema-

suki ruang Adisukadana guna

mengikuti workshop film doku-

menter.

Acara yang merupakan ker-

jasama antara Dewan Kesenian

Jawa Timur (DK Jatim) dan De-

partemen Ilmu Komunikasi

Unair ini bertajuk Workshop FilmDokumenter, Sebuah PengenalanProses Pembuatan Film Doku-menter. Dalam workshop ini, se-

bagian besar peserta adalah

pelajar SMA yang datang dengan

didampingi oleh guru pendamp-

ing mereka. tampak memenuhi

ruangan ada rombongan dari SM

AN 9 Surabaya, SMAN 6

Surabaya, SMA Muhammadiyah

3 Surabaya, SMP Mardi Putra,

dan lain-lain.

Sebelum acara dimulai, para

peserta diberikan tontonan be-

berapa film dokumenter oleh

panitia. Dan selanjutnya, acara di-

buka dengan sambutan dari per-

wakilan Dewan Kesenian Jawa

Timur. Kemudian dilanjutkan

sambutan oleh Sekretaris De-

partemen Ilmu Komunikasi, Ibu

Ratih Puspa, selaku tuan rumah

dari workshop ini. Selesai sambu-

tan, sesi I workshop pun digelar.

Sesi I merupakan sesi pe-

nyampaian materi tentang pen-

genalan film dokumenter yang

disampaikan oleh dosen Ilmu

Komunikasi, IGAK Satrya Wi-

bawa. Selain menjelaskan tentang

apa itu film dokumenter dan

jenis-jenisnya, IGAK juga memu-

tarkan film dokumenter yang

pertama kali ada. Selesai materi,

dibuka sesi tanya jawab.

Begitu pun ketika sesi II. Ada

penyampaian materi, pemutaran

film dokumenter, dan juga sesi

tanya jawab. Materi kedua yang

didapatkan oleh peserta adalah

mengenai proses, ide, tema, filmstatement, dan sinopsis. Materi

yang cukup berbobot ini disam-

paikan dengan durasi waktu

yang lumayan lama oleh Abduh

Aziz, dosen perfilman Institut

Kesenian Jakarta sekaligus ang-

gota Dewan Kesenian Jakarta.

Pada sesi kedua ini, para peserta

diberi tugas kelompok untuk

menemukan ide dari tema yang

mereka pilih sendiri. “Ide biasa-

nya muncul dari fakta di sekitar

kita. Dari fakta tersebut, temu-

kan, ada yang menarik atau

tidak? Setelah kita menemukan

apa yang menarik bagi kita, maka

kita harus melakukan riset ter-

lebih dahulu, agar hasilnya aku-

rat. Baru kemudian kita

rumuskan gagasan-gagasan kita

dan kita ubah jadi bentuk skena-

rio,” jelas Aziz.

Namun, dari sesi II ini, yang

paling menarik adalah saat pe-

mutaran film dokumenter ten-

tang sex education di kalangan

remaja. Film hasil karya siswa

SMA Kanisius Jakarta ini sangat

menarik perhatian bagi peserta

yang memang sebagian besar

masih berusia remaja. Mereka

tampak beberapa kali tertawa

riuh dalam beberapa adegan dan

kemudian terdengar applausepanjang ketika film tersebut se-

lesai diputar.

Selesai sesi kedua, ada istira-

hat dan pembagian makan siang

untuk para peserta. Kemudian,

mereka kembali melanjutkan

workshop dan mendapatkan ma-

teri tentang proses produksi dan

teknik pengambilan gambar. Ma-

teri yang lebih bersifat praktis ini

disampaikan oleh seorang filmmaker dari Jakarta, Rhino Ariefi-

ansyah. Yang berbeda, di sesi tiga

ini para peserta mempraktekkan

cara memegang kamera dan

mengambil gambar. Para peserta

tampak antusias ketika melaku-

kan hal ini.

Setelah sesi III selesai, acara

pun ditutup dan sertifikat untuk

peserta dibagikan. Lantas, apa

kesan peserta atas terselengga-

ranya workshop gratis ini? “Aku

paling suka sesi kedua. Materinya

bagus, cara penyampaiannya

juga. Mungkin karena yang nyam-pein dosen IKJ kali ya,” tutur M.

Sahid, sambil tertawa kecil.

Workshop ini sendiri menu-

rut penggagas acara, yaitu pihak

DK Jatim, bertujuan untuk

memberikan rangsangan pada

peserta tentang dunia audio vi-

sual sebagai alternatif profesi

yang menjanjikan. Dilihat dari an-

tusiasnya peserta yang tekun

mengikuti kegiatan ini hingga

sore hari, sepertinya tujuan itu

bisa tercapai. Semoga. (zaa)

Abduh Aziz pakar film IKJ bertanya kepada siswa SMAN 6 Surabaya.

Dari Workshop Film Dokumenter Kerjasama DK JatimFilm maker, Alternatif Profesi yang Menjanjikan

tunggal, bentuk formal dan struk‐tur baku Global Governance. Ke‐tika berbicara tentang GlobalGovernance muncul keterbatasanberupa pertanyaan‐pertanyaantentang siapakah multiple stake‐holders yang menghadapi trans‐formasi global secarabersama‐sama. Sedangkan Mar‐paung menutup presentasinyadengan memberi beberapa sarankebijakan. Pertama, memberi

perhatian pada isu global dengantetap berpijak pada kepentingannasional. Kedua, mekanismekerja kolaboratif, dengan melibat‐kan unsur aktor non negara. Ke‐tiga, fleksibilitas metode kerjauntuk isu‐isu kebencanaan. Dankeempat, ketegasan dalam kebi‐jakan di bidang lingkungan, untukmelindungi kepentingan nasional.(Pri)

Suasana seminar global governance.

Page 6: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

Jendela06 edisi: 18/Agustus 2010

kuliah

TTahun ajaran baru 2010/2011 segera di-

mulai, wajah-wajah baru pun akan se-

gera bermunculan di kampus oranye ini.

Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa baru

yang datang dengan semangat dan antusi-

asme yang masih segar, yang membuat ru-

tinitas akademik di FISIP kembali bergairah

setiap tahunnya. Kali ini, kurang lebih seba-

nyak 1000 mahasiswa baru yang akan hadir

dibangku-bangku kuliah FISIP. Kuota yang

diberikan Universitas Airlangga tidak ba-

nyak berubah, masing-masing prodi S1

maupun D3 mendapatkan jatah maba yang

masuk melalui jalur prestasi, PMDK 1,

PMDK 2 dan SNM PTN.

“Untuk masing-masing prodi sudah be-

rapa yang masuk, saya tidak bisa memasti-

kan berapa jumlahnya. Karena yang tahu

panitia pusat, waktu masukpun tidak selalu

jumlahnya sekian. Tapi, intinya berapa pun

yang masuk kami siap,” ungkap Karnaji

S.Sos, M.Si, Ka. Bag. Akademik dan Kemaha-

sis- waan FISIP. Kesiapan ini adalah kesia-

pan kurikulum yang sudah di re-design dan

diaplikasikan sejak 2009 lalu, serta kesiapan

berjalannya proses Kegiatan Belajar Men-

gajar (KBM). Begitu pula dengan daya tam-

pung ruang kuliah dan fasilitasnya.

Kalau tahun ajaran 2009 lalu, mahasiswa

baru masuk masih kebingungan karena

meskipun konsep kurikulum baru sudah

matang dan disetujui oleh rektorat, namun

penerbitan buku panduannya belum ada di-

tangan mereka. Bagaimana sistematika

KBM baru, aturan-aturan perkuliahan dan

kode-kode baru, hampir semuanya tidak di-

mengerti. “Mungkin waktu KRS-an mereka

Cuma dipandu fotokopian yang kita kelu-

arkan. Baru jalan beberapa bulan, buku pan-

duan akhirnya terbit,” jelasnya. Namun,

sekarang semu penunjang kebutuhan ma-

hasiswa seperti buku panduan sudah siap.

Bahkan berdasarkan evaluasi pada tahun

ajaran 2009/2010, ada beberapa revisi yang

bisa diaplikasikan di 2010.

Sebagai informasi, biasanya mahasiswa

lama dan baru bingung menggunakan buku

panduan yang mana untuk panduan mata

kuliah mana yang wajib diambil, kode dan

aturan-aturannya – memakai yang lama

atau yang baru? Karnaji menerangkan

bahwa maba 2010 dan mahasiswa angkatan

2009 tentu saja menggunakan seluruh yang

tercantum dalam buku panduan baru. Se-

dangkan mahasiswa lama, yaitu angkatan

2008 keatas menggunakan panduan lama

tapi dalam pengisian KRS-nya, kodenya

mengikuti yang baru. “Jadi kodenya yang be-

rubah, aturan yang wajib mana lalu prasya-

ratnya apa, semuanya mengikuti panduan

lama. Jadi jangan bingung,” tegasnya.

Untuk persiapan bagaimana prosesi pe-

nyambutan Maba di FISIP, pihaknya men-

gaku belum ke tahap itu. Tapi beliau

memperkirakan, untuk PPKMB tingkat Uni-

versitas tidak jauh berbeda dengan tahun

lalu dengan pengenalan jati diri bangsa dan

jati diri Unair yang lebih kuat. Untuk masa

orientasi tingkat fakultas, seperti UFO dan

tingkat departemen, itu yang perlu dikaji

dan dibahas lagi bersama kemahasiswaan,

BEM dan prodi. Tahun ajaran kali ini me-

mang lebih mundur dari biasanya, baru 20

September proses KBM mulai normal di-

laksanakan. Hal ini karena jadwal normal

masuk kuliah, bertabrakan dengan bulan

Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri.

Namun jadwal keperluan administrasi dan

pendaftaran ulang tetap dilaksanakan 2-14

Agustus, sementara pengisian KRS pelaksa-

naannya pada minggu berikutnya. (puz)

FISIP Siap Terima Mabadengan Penunjang yang Lebih Mantap

“Tugas mereka pasti dikura -

ngi kok, kan lagi puasa. Iya,

waktunya juga pastinya akan lebih

dimampatkan dan konsepnya

akan dibuat menyenangkan.”

Demikian keterangan yang di-

dapatkan Jendela dari dua orang

panitia inti United FISIP Orienta-

tion (UFO) 2010, Ayu Irene dan

Daniel Susilo.

Tema UFO tahun ini adalah

Super Orientation. Kegiatan UFO

rencananya akan diadakan selama

tiga hari, termasuk satu hari yang

dikhususkan untuk pengenalan

himpunan mahasiswa (HIMA)

dan Badan Semi Otonom (BSO).

Selama tiga hari tersebut, para

peserta UFO akan diajak untuk

mengenal FISIP, organisasi dan ke-

giatan kemahasiswaan, dan tentu-

nya bagaimana untuk menjadi

individu yang kreatif dan disiplin

tinggi. Ya, di UFO tahun ini, panitia

memang lebih menekankan pada

kreatifitas mahasiswa baru. “Krea-

tifitas maba (mahasiswa baru, red)akan lebih digali pada Super Ori-

entation nanti,” jelas Daniel.

Menurut panitia UFO, renca-

nanya akan ada kegiatan membe-

rikan buku untuk disumbangkan

ke ruang rujukan FISIP. “Selain

mereka bisa mengenal apa itu

ruang rujukan, buku yang mereka

sumbangkan nantinya kan akan

bermanfaat buat mereka sendiri,”

terang Daniel Susilo, Sekjen UFO

tahun ini.

Di kegiatan yang diketuai oleh

Farida Kristanti, mahasiswa sosio-

logi angkatan 2007, rencananya

juga akan ada acara buka puasa

bersama. Melalui UFO yang dia-

gendakan pada akhir Agustus

nanti, panitia berusaha merubah

pencitraan UFO agar tidak lagi

menimbulkan kesan takut bagi

siapapun, termasuk dari peserta

dan juga kekhawatiran dari pihak

fakultas. “Ya, kami ini nggak nga-

wur kok. Kami pake manajemen

konflik buat bikin UFO ini,” terang

Ayu. Ayu juga menambahkan,

bahwa pengawasan UFO tahun

ini akan ditambah dan lebih diper-

ketat. “Jangan sampai ada satu pun

panitia yang melakukan sesuatu di

luar koridor yang telah ditetap-

kan,” imbuh Ayu.

Mengenai isi kegiatan UFO

sendiri, sampai sekarang belum

fix. “Baru garis-garis besarnya saja

yang sudah pasti. Untuk detailnya,

masih terus dipikirkan oleh sie

acara,” kata Daniel memberikan

keterangan. Hal ini rupanya sama

dengan tanggal pelaksanaan UFO

yang juga belum fix, karena panitia

masih menunggu keputusan pihak

fakultas, yaitu Wadek I.

(zaa)

Suasana rapat persiapan UFO 2009

UFO 2010 : Super Orientation

Page 7: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

edisi: 18/Agustus 2010 Jendela 07

diskusi & seminar

MMulai semester depan, mahasiswa FISIP

Unair bisa mengisi KRS secara online.

Hanya saja, sistem ini masih akan dibarengi

dengan sistem manual. ”Kita masih akan

ujicoba. Untuk melayani sekitar 500 mahasiswa

dan agar tidak terjadi kekacauan sistem, kita

juga masih akan menggunakan sistem yang

manual,” ungkap Karnaji, Kabag akademik dan

kemahasiswaan.

Langkah inovatif ini, sebagai kelanjutan pro-

gram yang dirintis sejak tahun 2009. KRS online

ini merupakan salah satu layanan dari Sistem

Layanan Informasi Akademik (SiLIA). Untuk

me nge nalkan SiLIA, diawali dengan sosialisasi

mengenai rencana penerapan sistem ini.

Sosialisasi yang bertempat di ruang Adi

Sukadana ini dihadiri oleh para dosen

perwakilan tiap depar temen di FISIP serta Tim

Sistem Informasi (SI) selaku pembicara.

SiLIA, menurut Yunus selaku anggota Tim SI,

merupakan suatu sistem yang berbasis web(online) sekaligus desktop (offline). Untuk SiLIA

berbasis web, ada empat layanan yang di-

berikan, yaitu layanan info akademik, layanan

KRS, perwalian online, serta sistem informasi

eksekutif. ”Dengan adanya sistem ini, jika

mahasiswa daftar ulang untuk mata kuliah

tertentu tapi kapasitas kelas sudah penuh, maka

muncul warning dari server dan mahasiswa akan

ditem pat kan di kelas sementara,” terang Yunus.

Sedangkan layanan yang ditampilkan melalui

sistem berbasis desktop (offline), Yunus

menambahkan, adalah sistem manajemen aka-

demik yang terdiri dari menu jadwal, print

absensi, print KRS, print KHS (Kartu Hasil

Semester), dan sebagainya.

Menanggapi penerapan KRS Online,

kebanyakan mahasiswa menyambut dengan

sukacita. Bagi mahasiswa yang tidak bisa ke

kampus, pengisian KRS bisa dilakukan

dimanapun melalui koneksi internet. Selain itu,

akan diketahui segera berapa jumlah mahasiswa

yang akan mengambil mata kuliah tertentu. Jadi

akan diketahui apakah mata kuliah itu melebihi

atau kurang dari kuota yang dipersyaratkan.

Dosen juga bisa memantau langsung hal ini,

tanpa harus menunggu reka pitulasi dari bagian

akademik.

Namun, penerapan sistem ini memang

memerlukan per si apan yang benar-benar

matang. Sebab, sistem ini akan berimplikasi pada

sarana prasarana serta peningkatan

kemampuan sumber daya manusia yang ada di

FISIP. ”Misalnya, kalau sistem ini jadi diterapkan,

berarti perlu ada komputer di tiap depar -

temen. Selain itu, dosen juga perlu diikutkan

pelatihan supaya siap dan mampu mengope-

rasikan komputer,” ujar Prof. Dr. Musta’in, Drs.,

M.Si selaku Wakil Dekan I FISIP.

Oleh karena itu, SiLIA belum bisa

diterapkan sepenuhnya di FISIP. Sementara,

SiLIA akan dibarengi dengan sistem manual

yang selama ini sudah berjalan. Penerapan SiLIA

nantinya tetap melalui tahap evaluasi supaya

tujuan sistem ini untuk memper mudah proses

administarasi di FISIP dapat tercapai. (yss)

PPada hari kamis tanggal 1 juli

2010 sekolah tinggi ilmu

sosial dan ilmu politik Muham-

madiyah Sulawesi Selatan

berkunjung ke Fisip. Maksud dari

kunjungan mereka adalah belajar

tentang ilmu sosial dan ke poli-

tikan Universitas Airlang ga. Tem-

pat acara tersebut di ruang Adi

sukadana, tepat pada pukul 08.00

sampai dengan 12.00 WIB sekitar

54 orang mahasiswa dari STISIP

memenuhi ruang Adi Sukadana

pagi itu. Selain itu dalam kunjun-

gan ditambah dengan jumlah

tersebut ada sekitar 10 hingga 15

orang Pimpinan dan dosen dari

STISIP ikut serta memantau ma-

hasiswanya ke FISIP. Waktu itu

kunjungan STISIP disambut baik

(sesuai formalitas)oleh beberapa

tokoh di FISIP Universitas Air-

langga sendiri. Hal itu dapat dili-

hat dari kehadiran pihak Staf

FISIP dan Beberapa Dosen yang

ikut serta dalam pertemuan di

ruang tersebut. Mereka adalah

Dekan FISIP I Basis Susilo, Kar-

naji, Falih Sueadi, dan beberapa

Dosen. Hadir juga KaSubag

Kemahasiswaan FISIP Punari yang

ikut menemani acara tersebut.

Saat dikonfirmasi di kan-

tornya Kasubag Kemahasiswaan

Punari menuturkan bahwa saat

itu yang di tunjuk untuk ikut

berdikusi dan menelaah meteri

yang disampaikan di pertemuan

adalah departemen Administrasi

Negara. Dimana Adimisntrasi

Negara sesuai dengan birokrasi

nasional yang lebih peka dalam

kepolitikan. “ Administrasi Negara

lebih cocok dengan pembahasan

materi politik, sebab waktu itu

STISIP sendiri memilih langsung

untuk berdikusi dengan Ilmu Ad-

minstrasi Negara” papar Punari

pada Jendela. Punari menam-

bahkan selain agenda diskusi

STISIP juga mempunyai agenda

pengamatan terhadap beberapa

fakultas dan Fasilitas yang ada di

kampus Universitas Airlangga

mulai dari gedung kampus A,B

,dan C. Dimana saat pengamatan

Punari mengantarkan perjalanan

mereka serta memandu peserta

dari STISIP ketempat – tempat

yang dikunjungi. Dalam kunjungan

tersebut menurut Punari STISIP

mempunyai kesan tersendiri ter-

hadap Universitas Airlangga

bahwa UNAIR dan Warga

Surabaya adalah warga yang

Cinta damai, menurut pandangan

STISIP Universitas Airlangga

adalah kampus yang lebih terkon-

trol daripada daerah lainnya. Hal

itu terbukti menurut analisisnya

STISIP bahwa pada tahun 1998,

saat gejolak politik bulan Mei ter-

jadi dan birokrasi Nasional

merombak strukturnya, UNAIR

kala itu tidak terpengaruh keka-

cauan. Dimana mahasiswanya

masih terkendali ikut serta dalam

tindakan anarki seperti yang di-

lakukan gerakan sosial mahasiswa

saat itu, dimana pada umumnya

melakukan banyak kekerasan.

“menurut mereka kampus kita

masih dikatakan stabil dalam

mengendalikan diri, daripada

kampus-kampus lain yang masih

labil, terlebih lagi masyarakat

Surabaya lebih memilih cinta

damai ” ujar Punari siang itu.

Setelah berada di Surabaya

sehari penuh, pada ke esokan

harinya STISIP memohon pamit

pada Universitas Airlangga untuk

kembali ke Gorontalo, Sulawesi

selatan. Menurut Punari setelah

study banding kali ini, belum ada

MoU (memorandum of Under-

standing) pada kedua belah pihak

untuk bekerja sama dalam bidang

akademik. Sebab, tujuan utama

STISIP ke FISIP sementara ini

hanya untuk belajar pada FISIP

tentang bagaimana menganalisis

secara akademik tentang per-

masalahan politik dan sosial. “ dari

kunjungan kemarin memang

belum di bentuk perjanjian ker-

jasama, sebab sifat kunjungan

masih membandingkan system

belajar mereka dengan FISIP”

ujar pria ramah tersebut. (gun)

Kunjungan STISIPMuhammadiyah ke Unair

KRS Online Mulai Semester Ini

Page 8: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

Jendela08 edisi: 18/Agustus 2010

kuliah

AAwal bulan Juli lalu, galeriFISIP menjadi tempat ber‐

kumpulnya puluhan maha‐siswa yang sedangmelaksanakan Kuliah KerjaNyata‐Belajar Bersama Masya‐rakat (KKN‐BBM). Mereka ber‐kumpul disana beberapa kaliguna membahas keluhan‐kelu‐han dan masalah‐masalah yangmereka hadapi dalam KKN me‐reka baik di dalam kota mau‐pun di luar kota Surabaya.

Adalah Ayu Irene, koordina‐tor kelompok KKN daerah Be‐nowo, Surabaya, yangberinisiatif mengajak koordina‐tor kelompok lainnya untukberkumpul membicarakan ma‐salah KKN. “Menurut kami si‐stem KKN tahun ini kacau.Teman‐teman banyak yangmengeluh. Daripada keluhan‐keluhan itu tidak sampai ke‐luar, maka saya ajak merekaberkumpul untuk membicara‐kan hal ini dan bersama‐samamencari solusinya.” ungkapAyu, ketika ditemui pada Jumat(16/7).

Dari hasil diskusi tersebut,para koordinator kelompokKKN menyimpulkan bahwa adasembilan poin hambatan pe‐serta dalam melaksanakanKKN. Diantaranya permasala‐han dana yang dirasa kurang,waktu persiapan yang sangatsempit, pembagian jumlah ke‐lompok yang tidak merata,waktu persiapan yang bertepa‐tan dengan jadwal UAS, dan

lain sebagainya. Tidak hanyamenjabarkan permasalahanyang dihadapi, namun para ko‐ordinator kelompok juga men‐coba menawarkan beberapasolusi yang kemudian daftarhambatan dan penawaran so‐lusi tersebut dibawa ke kantorLembaga Penelitian dan Pen‐gabdian kepada Masyarakat(LPPM) Unair.

Menariknya, yang mem‐bawa permasalahn tersebut kekantor LPPM bukanlah sekum‐pulan peserta KKN tahun ini,namun para pengurus BEMFISIP. “Aku mengajak anak‐anakBEM FISIP agar kami lebih bisadihargai ketika menyampaikankeluhan kami ini ke LPPM. La‐gian mahasiswa FISIP kan dike‐nal lebih inisiatif darimahasiswa fakultas lain,” tuturAyu yang juga merupakan wakilketua BEM FISIP. Lebih lanjutAyu mengatakan, mahasiswaKKN dari fakultas lain tidak bisaketika diajak mendatangi kan‐tor LPPM pada hari Kamis(15/7) lalu.

Setelah menghadap ke para

pejabat di LPPM, para maha‐siswa mendapatkan jawabandari beberapa hambatan yangmereka ungkapkan. Diantara‐nya, pihak LPPM mengklaimbahwa pemberian uang sebe‐sar Rp 100.000 per mahasiswaitu sudah lumayan jika diban‐dingkan kampus lain yang tidakmemberi dana sama sekali.Dan, mahasiswa disarankanuntuk membuat program yangmenyesuaikan dengan danadan bukan sebaliknya. Menge‐nai waktu, pihak LPPM menya‐takan sudah merencanakan halitu sejak setahun yang lalu dansudah memerintahkan tiap fa‐kultas untuk mengumumkanpada mahasiswa jauh‐jauhhari.

Namun, tidak hanya itu, ru‐panya masalah‐masalah lainjuga terasa sangat meng‐ganggu mahasiswa. Di antara‐nya pembagian buku pedomanKKN yang baru dibagikan H‐3KKN dan juga masalah danayang cuma Rp 100.000 itu takkunjung turun. Ketika BEMFISIP menyampaikan hal ini

pada Kepala Bidang Kajian danPenerapan KKN, Prof. BambangSektiara, Bambang mengakusudah menyuruh bawahannyauntuk segera mencairkan danapeserta. “Pak Bambang cukupkaget juga sih, beliau malahtidak tahu kalau kami belummenerima uang dan buku pe‐doman KKN. Nah, dari situ ke‐lihatan banget kan, kalopenyelenggara KKN tuh kurangberkoordinasi,” keluh Ayu yangmerupakan mahasiswa Admi‐nistrasi Negara angkatan 2007.

Namun, Prof. Bambangmengaku senang dan sangatberterima kasih atas kehadiranBEM FISIP yang telah mengkri‐tik panitia KKN tahun ini. PihakBEM FISIP juga menyarankanagar tiap tahun diadakan eva‐luasi, agar KKN‐BBM selanjut‐nya dapat berjalan jauh lebihbaik. “Kasihan kan, kalau adik‐adik kita nasibnya sama sepertikita karena pihak LPPM nggakpernah mengevaluasi KKN‐KKNsebelumnya,” kata Ayu menu‐tup pembicaraan.(zaa)

Kritisi KKN ‑ BBM 42 :Kurangnya Koordinasi, Pentingnya Evaluasi

PPada tanggal 12 Juli - 8 Agustus

2010, Universitas Airlangga

menerjunkan mahasiswa-maha-

siswa peserta Kuliah Kerja Nyata

(KKN). Di Fisip sendiri jumlah

mahasiwa yang diterjunkan seki-

tar 205 mahasiswa.. Di setiap

kabupaten dan kota dijatah empat

kecamatan, dan setiap kecamatan

terbagi empat desa sebagai lokasi

KKN. Wilayah yang diperuntukan

sebagai daerah KKN ialah Bo-

jonegoro, Pamekasan, Surabaya,

dan Sidoarjo.

Di Surabaya sendiri, terbagi

empat kecamatan antara lain ke-

camatan Benowo, Kecamatan

Wiyung, Kecamatan Jagir, dan Ke-

camatan Rungkut. Di Kecamatan

Wiyung (kebetulan reporter Jen-

dela sebagai peserta) terbagi men-

jadi empat kelurahan, Wiyung,

Babatan Pilang, Jajar Tunggal, dan

Kelurahan Balas Klumprik.

Kegiatan di wilayah Jajar tung-

gal sudah dimulai sejak tanggal 16

Juli 2010. Kegiatan yang di-

haruskan untuk dikerjakan dalam

KKN meliputi empat bidang ru-

musan masalah, Kesehatan, Peran-

cangan Bisnis, Pendidikan, dan

Lingkungan Hidup. Menurut DPL

(Dosen Pembimbing Lapangan)

Devi Rianti, KKN di Wiyung san-

gat komplek dengan masalah bu-

daya, sosial, dan politik.

Beberapa aktivitas yang di-

lakukan mahasiswa KKN misalnya

bidang kesehatan diperbantukan

untuk kegiatan Posyandu dan

dokter kecil dimana menangani

penderita gizi buruk. Sedangkan

untuk bidang pendidikan Tim

KKN Jajar Tunggal memberikan

bimbingan belajar pada murid SD

Jajar Tunggal 3. Konten kegiatan

tersebut antara lain memberi

pengajaran tentang beberapa

Ayu Irene, penggagas Diskusi Kritisi KKN

Aktivitas KKN di Kecamatan WiyungSasar Siswa SD hingga PKK

Page 9: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

edisi: 18/Agustus 2010 Jendela 09

kuliah

MMenindaklanjutin hibahPHKI yang didapat beber‐

apa bulan yang lalu, DepartemenKomunikasi mulai melakukan re‐alisasi atas program PHKI temaB1.3 tersebut. Tanggal 22 Julilalu, departemen ini melak‐sanakan Pelatihan PenyuluhDemam Berdarah dan Tuberku‐losis pada masyarakat Keca‐matan Semampir. Sesuai denganbidangnya, departemen komu‐nikasi punya tugas untuk mem‐bagi ilmu bagaimana caraberkomunikasi yang baik dalampenyampaian pesan sehingga tu‐juan tercapai. Selain memantap‐kan materi, pada kesempatan inipara Bumantik (Ibu PemantauJentik) dan Kader Kesehatan TBini diberi ilmu tentangbagaimana menjadi penyuluhyang memikat dan menggunakanmedia komunikasi sederhanadalam menyuluh.

Acara yang diselenggarakandi Puskesmas Pegirian, Keca‐matan Semampir ini diikuti den‐gan sangat antusias oleh mereka.“Ibu‐Ibu, Bapak‐Bapak, saya pen‐gin dengar dulu, apa sih yangmenjadi kesulitan panjenengan

(anda .red) waktu menyuluhwarga?” tanya Drs. Yayan SaktiSuryandaru, M.Si, dosen komu‐nikasi yang menjadi pembicara disesi “Menjadi Pembicara yangmemikat”. Serentak para penyu‐luh sukarela ini menanggapi den‐gan meneriakkan berbagaijawaban. “Nggak direken pak”,“Dicuekin”, “Dianggapremeh,soalnya orangnya lebihberpendidikan,”, “Cepet bosenyang disuluh”, dan berbagaijawaban lainnya terlontar diudara.

Satu per satu, permasalahandiurai dalam sesi yang bisadikatakan “sesi curhat” ini. Per‐masalah tidak direspon denganbaik oleh audiens adalah per‐masalah yang hampir dihadapioleh semua pembicara mana‐pun. Karena itu, menurut Yayan,ada teknik‐teknik yang harus di‐lakukan ketika menyuluh. Misal‐nya saja, menciptakan suasanayang akrab kondusif, tidak kakudalam penyampaian denganbody language yang tepat,berlatih untuk tampil percayadiri, menguasai materi, mema‐sukkan unsur interaktif dan tidak

segan memberikan reward padaaudiens, sekalipun hanya pujian.

Pertanyaan menarik di‐tanyakan oleh Suryanti, salahsatu bumantik Kecamatan Se‐mampir. “Pak, saya itu capekmenyuluh soalnya orang‐orangpada protes. Halah iku‐iku terussing mbok omongno, wes apalaku (Aduh, itu‐itu terus yangdibicarakan, sudah hafal saya.red). Tapi saya kan ngasih tahusoalnya yang saya sampaikan inilho, nggak dilakukan pak.Teorinya ngelontok (sudah di luarkepala), tapi nggak dikerjakan. Itugimana pak?” tanyanya. Per‐tanyaan ini kemudian dijawabdisesi selanjutnya, yaitu pembu‐atan media komunikasi seder‐hana.

Materi penyuluhan memangitu‐itu saja, namun memangharus ada redudancy (pengulan‐gan) untuk mengingatkan.Caranya mengingatkan itumungkin yang salah diter‐jemahkan dengan mengulangsemua materi. Harusnya bisa dis‐ampaikan pokok‐pokok pent‐ingnya saja beserta evaluasi.“Nah, untuk mencegah lupa, danibu‐ibu tidak perlu mengawasisatu satu tiap jam tiap hari , bisadibuat media komunikasi. Mak‐sudnya pengingat sederhana be‐gitu, media bisa dari apa

saja,”ujar I.G.A.K Satrya WibawaS.Sos, MCA, dosen komunikasilainnya yang juga menjadi pem‐bicara.

Ia mencontohkan untukmengingatkan pentingnya men‐guras bak mandi, para bumantikbisa membuat foto atau gambaryang diberi tulisan pengingatyang mengancam “Kalau BaknyaNggak Dikuras, Uang Bapak yangTerkuras Kalau Kena DB”, kemu‐dian di fotokopi dan ditempel dikamar mandi warga. Ia menun‐jukkan contoh‐contoh mediayang kalimat‐kalimatnya pro‐vokatif untuk mengajak ataumelarang orang berbuat sesuatu.“Oh ya, pakai gambar yang dekatsama warga, bu. Kalau adaperasaan dekat, ada keterli‐batan,” pesannya.

Seminar ini diisi oleh empatpembicara sekaligus. Hadir puladr. Ponconugraha dari Dinas Ke‐sehatan Kota Surabaya untukmemantapkan materi mengenaipencegahan Demam Berdarah(DB) dan Tuberkulosis (TB).Kepala Puskesmas Pegirian, dr.Hengky juga berbicara mengenaikondisi lingkungan semampirdan kebiasaan masyarakatnya,supaya materi yang diberikanbisa aplikatif untuk memberantaspenderita DB dan TB di Keca‐matan Semampir. (puz)

mata pelajaran bagi siswa kelas VI

dan kelas V, serta penyuluhan

pembuatan eksperimen ilmiah

dan penanaman pohon sehari.

Selain itu mencanangkan pro-

gram pengabdian masyarakat

lewat penyuluhan pembuatan

kain Flanel pada ibu-ibu PKK

Jajar Tunggal.

(gun)

Salah satu kader Bumantik menyampaikan pengalamannya

Suasana kegiatan belajar mengajar SDN Jajar Tunggal 3

Realisasi Program PHKI Departemen Komunikasi

Berbagi Ilmu dengan Bumantik dan Kader TB

Page 10: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

Jendela10 edisi: 18/Agustus 2010

mahasiswa

“T“Tiga hari pertama sejak

krisis pencitraan muncul,

adalah hari-hari krusial untuk pe-

mulihan. Solving dari problem itu

sendiri. Langkah pertama adalah

komunikasi internal dan konsis-

ten dengan keputusan pernya-

taan,” ungkap salah satu PublicRelation Unilever saat mahasiswa

komunikasi Unair berkunjung ke

Unilever Jakarta. Pihak PR Uni-

lever membagi ilmunya tentang

manajemen krisis pencitraan se-

perti yang baru saja mereka alami

terkait dengan kasus Luna Maya

sebagai ambassador salah satu

brand mereka.

Mahasiswa-mahasiswa ini

menjadi antusias dihadapkan

pada sesuatu yang tak hanya te-

oritis, tapi nyata dan sedang han-

gat-hangatnya. Begitulah suasana

Studi Ekskursi (SE) Mahasiswa

Komunikasi Unair yang berlang-

sung di Jakarta tanggal 19 hingga

24 Juli lalu. Di ibukota ini, maha-

siswa diajak mengenal dunia kerja

bidang komunikasi lebih dekat

lagi. Selain ke Unilever, rombon-

gan ini berkeliling ke studio Trans

TV, Metro TV dan RCTI, agensi

advertising Dwi Sapta, Lembaga

Sensor Film, Jakarta Post dan

Dari situ mereka banyak belajar

soal dunia broadcasting, perfilman,

advertising, marketing communica-tion dan public relation.

Di studio-studio televisi ibu-

kota, mahasiswa diajak berkeliling

mengenal industri broadcasting.

Masing-masing studio punya ke-

cenderungan yang sama, yaitu

master control room yang menjadi

jantung broadcasting dengan ber-

juta gambar untuk diedit dan di-

siarkan. Dan serunya, ternyata

tak hanya dari stasiun mereka

sendiri yang muncul siarannya,

tapi juga puluhan televisi untuk

melihat potensi pesaing stasiun

televisi lain. “Ternyata saling

membandingkan ya. Dan baru

tahu broadcasting itu sangat

rumit, tapi menantang. Pantesan

kata kakak kelas tugasnya banyak

kalau mata kuliah yang menyang-

kut itu,” ujar Muarif Pebriansyah,

mahasiswa komunikasi 2009.

Di dunia broadcasting, peran

public relation juga sangat penting.

Tiap stasiun televisi berusaha

membuat pencitraan yang bagus

kokoh dimata publik agar tetap

ditonton. Disinilah PR bekerja,

menjaga citra perusahaan dari

para jurnalis, pekerja kreatif

hingga pucuk pimpinan. “Agar

kami punya identitas ketika be-

kerja meliput, syuting atau apa-

pun itu, Trans Corp punya

seragam sendiri. Nah, awalnya di-

ledekin sama yang lain, kok kayak

satpam aja. Tapi keberhasilan

menjaga citra dengan seragam ini,

akhirnya toh dicontek juga,” te-

rang PR dari Trans Corporation

pada peserta SE.

Yang tak kalah seru, ketika

berkunjung ke Lembaga Sensor

Film (LSF). Rombongan Unair ini

disambut hangat oleh Rae Sita

Supit, anggota komisi A LSF dan

Anwar Fuady, anggota komisi B

LSF. Anggapan bahwa LSF adalah

tukang sensor film yang meng-

hambat kreativitas dan tidak pen-

ting keberadaannya luntur

seketika. Seluruh peserta SE di-

perlihatkan adegan-adegan yang

dipotong oleh LSF. “Dan itu

bener-bener nggak patut. Bikin

muntah,” seru salah satu peserta

SE, mahasiswa komunikasi se-

mester 5.

LSF memang punya standart

untuk penyensoran adegan film,

misalnya adegan berbau seks

yang menimbulkan hasrat, berbau

SARA yang provokatif, atau

horor yang berdarah-darah ter-

lalu sadis, dan masih banyak lagi.

Jika dinilai menghambat kreativi-

tas, tentu tidak, karena kalaupun

inti dari cerita yang harus disen-

sor, mereka memberikan kesem-

patan untuk revisi.

Mengenal lebih dekat dan

lebih aktual tentang bidang kerja

lulusan komunikasi nantinya, ma-

hasiswa diharapkan lebih antusias

untuk mempersiapkan diri terjun

ke masyarakat nantinya. “Buat

kami, ini seperti pemicu sema -

ngat ya, mau kemana sih setelah

lulus nanti. Jangan sampai waktu

lulus nggak ada gambaran mau

terjun dunia kerja yang mana,”

ungkap Amanda, ketua panitia SE

2010. Apalagi dalam salah satu

agendanya, ada gathering untuk

alumni komunikasi yang berada

di Jakarta saat ini. Para alumni ini

membuka tangan lebar-lebar

untuk membantu. (puspita)

Lihat Adegan yang Disensor LSF

Hingga Belajar Manajemen Pencitraan Kasus Luna Maya

MMinggu (25/7) Ruang Cakra di gedung C FISIPkemalingan! Dua unit LCD Monitor dan satu

LCD Projector hampir saja raib digondol maling.Ketiga unit perangkat elekronik ini, sudah berada diluar Ruang Cakra. Diletakkan di gardu listrik dekatgedung C FISIP, ketiga barang itu sudah dimasukkantas dan tinggal angkut. Di lokasi itu, juga ditemukanjaket hitam, tas yang berisi beragam kunci ganda, dualinggis, dan handuk kecil (untuk membersihkan sidikjari pelaku).

Untungnya aksi maling ini ketahuan Joko, satpamyang biasa menjaga gedung FISIP. Di saat ia bertugasberkeliling mengawasi seputar gedung FISIP, Jokomengaku mendengar suara seperti benda jatuh. Suaraini berasal dari dalam gedung C. Setelah mengintip darikaca jendela gedung C, muncul kecurigaannya. Jokosegera mengontak Agung Wahyudi, staf prasaranaFISIP. Setelah mereka masuk ke gedung C, ketahuankalau maling sudah mengobok-obok tempat itu. Cobaditelusuri akses yang digunakan pencuri, ditemukanbarang-barang di gardu listrik dekat gedung C.Akhirnya, selang beberapa menit Dekanat dan Polisihadir di lokasi untuk memeriksa TKP.

Menurut penuturan Agung Wahyudi, maling masukdari ruang Student Centre (SC) Jurusan IIP. ”Malingleluasa masuk ke Ruang Cakra setelah me ru sak pintu

dengan linggis. Anehnya, LCD Projector yang letaknyatinggi juga diambilnya,” papar Agung.

Kejadian ini menambah daftar tindak kriminal dikampus FISIP. Beberapa kali orang yang menyarusebagai tamu atau mahasiswa, menjarah barang be-rharga milik dosen atau mahasiswa. Entah itu laptop,dompet atau tas. Biasanya maling masuk ke ruangdosen yang tengah kosong dan tidak dikunci.

Menanggapi kejadian ini, Dekan FISIP akan men-ingkatkan sistem pengamanan. Jika dirasa perlu, jumlahsatpam akan ditambah. Selain itu, seluruh civitas aka-demika FISIP diharapkannya, lebih menjaga keamananruangannya. ”Jika semua sedang ikut rapat di ruanglain, sebaiknya ruang dosen dikunci atau harus adayang menjaga,” pesan Dekan FISIP. Memang kampusini sangat terbuka bagi semua kalangan. Konse kuen -sinya orang yang berniat jahat, bisa dengan mudah ma -suk ke areal FISIP. Hanya saja, perlu kewaspadaanekstra untuk mencurigai ’orang asing’ yang berniat(atau mengaku) bertamu. (tan)

Gedung Cakra

Waspadalah!FISIP Rawan Kemalingan

Page 11: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

edisi: 18/Agustus 2010 Jendela 11

profil

MMira Dia Lazuba, atau biasa

dipanggil Mira, mengaku

tidak mengerti ketika dia dipang-

gil oleh Pak Punari, untuk segera

menuju ke kantor IKOMA.

“Waktu itu, masih bulan Juni,

tiba-tiba aku disuruh ke IKOMA

untuk mengisi sebuah formulir.”

cerita Mira mengawali kisahnya.

Formulir itu ternyata adalah for-

mulir seleksi peserta seminar in-

ternasional di Pekan Ilmiah

Mahasiswa Nasional (PIMNAS)

XXIII yang diadakan di Denpa-

sar, Bali.

Beberapa hari kemudia, Mira

mendapatkan kabar dari salah

satu temannya, bahwa dia disu-

ruh segera menuju Kantor Pro-

gram Studi jurusannya, HI.

Sesampainya disana, Mira diberi

tahu salah satu dosennya bahwa

dia lolos untuk berangkat ke Bali

menjadi peserta seminar PIM-

NAS. “Wahhh… aku seneng

banget pas dikasih tau. Excited!

Ga nyangka bisa kepilih jadi satu

diantara empat orang yang me-

wakili Unair,” cerita Mira berse-

mangat.

Empat wakil Unair tersebut

selain Mira adalah Mohammad

Namudin dari Fakultas Kedokte-

ran, Andin Aditya dari Fakultas

Hukum, dan Dwi Mulya dari Fa-

kultas Kedokteran Gigi. “Mereka

semua hebat-hebat lho! Aku

sempet minder dekat mereka,

tapi juga seneng karena berarti

aku telah melalui seleksi yang

ketat, karena ternyata yang kepi-

lih emang mahasiswa yang me-

mang keren-keren, alhamdulillah,

hehehe…” kata Mira sambil ter-

senyum senang. Mira sendiri se-

benarnya juga punya pengalaman

yang cukup hebat. Dia pernah

jadi pembicara seminar yang dia-

dakan di FISIP yang merupakan

kerjasama dengan University of

Science Malaysia. Indeks prestasi

gadis peraih beasiswa ini pun

juga tergolong tinggi.

Mira berangkat menuju Bali

bersama rombongan dari Unair

pada tanggal 19 Juli, mengguna-

kan bus. Total rombongan adalah

120-an orang (terdiri dari 14 tim

peserta PIMNAS, para dosen

pembimbing, tim medis, dan lain-

lain) dan mereka berada di Bali

sampai tanggal 24 Juli kemarin.

Tanggal 20 Juli, rombongan tiba

di Kabupaten Jembrana, Bali.

Sedangkan seminar interna-

sional yang dihadiri Mira baru

diadakan pada tanggal 22 Juli.

Tema seminar internasional itu

adalah Developing Creativity ToBuild Self-Reliance. “Tema ini sama

dengan tema besar PIMNAS ke-

23,” terang Mira. Dalam seminar

yang digelar dari pagi hingga sore

ini, terdiri dari satu sesi presen-

tasi dan dua sesi diskusi

panel. “Tapi aku paling

suka yang pertama, ka-

rena menurutku paling

nyambung sama tema-

nya, hehe…” kata Mira

sambil tertawa kecil.

Dalam seminar in-

ternasional yang dihadiri

sekitar 200 mahasiswa

dari seluruh Indonesia

ini, perwakilan Unair ter-

masuk yang paling aktif

bertanya kepada para

pembicara. “Aku sama

Andin tanya terus. Sam-

pai hampir semua pem-

bicara hafal sama Unair,

karena setiap sesi tanya

jawab dibuka, kami pasti

unjuk jari,” kata Mira

bangga. Mira sendiri mengaku

lebih banyak mengajukan perta-

nyaan diskusi pada pembicara

pertama, Prof. satrio Sumantri

Brojonegoro. Kepada pembicara

yang berasal dari Direktorat

Pendidikan inggi (Dikti) ini, Mira

mengkritik presentasi beliau soal

pembahasan beliau yang lebih

menekankan pada kemadirian

untuk orang-orang dengan basicpendididikan tinggi. “Bagaimana

nasibnya mereka-mereka yang

low education?” tanya Mira yang

tentunya dengan menggunakan

bahasa inggris. Berikutnya, Mira

juga mengajukan pertanyaan

tentang SMK dimana lulusan

SMK kebanyakan adalah untuk

menjadi pegawai dan itu berarti

mereka dicetak untuk tidak

menjadi mandiri. “Ternyata be-

liau sependapat denganku, tidak

setuju dengan SMK, karena

memperkecil inovasi dan kreati-

fitas lulusannya nantinya.” ujar

Mira.

Selanjutnya, diskusi panel di-

gelar dengan pembicara dari luar

negeri. Yang pertama ada Prof.

Ian Falk, Ph. D dari Charles Dar-

win University dan yang kedua

ada doktor dari Florida Univer-

sity, Amerika Serikat, Kevin

Thompson, Ph. D. Setelah itu ada

makan siang, dan dilanjut dengan

diskusi panel sesi kedua. Dalam

sesi dua ini, kedua panelis meru-

pakan dosen dari tuan rumah

PIMNAS, yakni Univesitas Maha-

saraswati. “Mereka lebih banyak

mempromosikan Bali sih, kalau

yang pembicara asing lebih ba-

nyak bercerita tentang riset.”

tutur Mira.

Lantas, apa kesan dari semi-

nar internasional tersebut? “Ku-

rang hot. Pesertanya pasif. Jadi

kelihatannya aja ramai, peserta-

nya banyak, tapi nggak ada yang

tanya. Nggak tahu kenapa, he-

hehe…” Sedangkan tentang

PIMNAS-nya, apa Mira mau ikut

jadi peserta lomba PIMNAS

tahun depan? “Mau banget! FISIP

harus ikut deh tahun depan! Gakharus penelitian yang susah-

susah banget kok. Aku lihat di-

sana banyak yang simpel tapi

memang kreatif-kreatif. Lagian,

anak FISIP kan jago presentasi,

jadi pasti punya kemungkinan

menang!” opini Mira berapi-api.

Ya, semoga FISIP tahun depan

bisa mengirim peserta lomba,

bukan hanya peserta seminar

saja.

(zaa)

Mira Dia Lazuba

Dari kiri-kanan ; Moh. Namudin, Andin Aditya, Prof Ian Falk, Dwi Mulya, Mira Dia

Mira Dia LazubaTahun Depan FISIP Harus Jadi Peserta PIMNAS

Page 12: Roh Belajar di Perguruan Tinggi

Jendela12

profil

BBeberapa dalam kita memaknai Pancasila? Se-

berapa besar jiwa Pancasila itu tertanam di

hati mahasiswa untuk menjadi jati dirinya? Di

awal-awal semester, mahasiswa baru semester

satu atau dua, langsung ditodong pertanyaan-

pertanyaan semacam ini. Pertanyaan yang di-

ungkap secara eksplisit oleh dalam mata kuliah

Kewarganegaraan atau Filsafat Ilmu yang dia-

suhnya. Wajahnya yang sudah berumur, masih

saja berbinar-binar ketika mengenalkan Pancasila

sebagai jati diri bangsa. Matanya penuh se-

mangat, untuk mendorong generasi penerus

bangsa kembali ke pangkuan falsafah hidup

bangsa yang mulai ditinggalkan.

Ya, itulah sosok Drs. I Nyoman Naya Sujana,

MA, dosen senior FISIP dari Departemen Anth-

ropologi. Mahasiswa baru tahun ajaran kali ini,

tak bisa lagi merasakan semangat Pancasila yang

ditransmisikan sendiri oleh beliau. Sebab tanggal

16 Juli 2010 lalu, beliau telah berpulang ke pang-

kuan sang Pencipta. Seolah sudah punya firasat,

beliau meninggal di tanah kelahirannya di Bali.

Dosen yang terkenal ramah ini menutup usia di

umur 65 tahun. Banyak kenangan yang diting-

galkan, tak kurang juga buah pengabdiannya yang

ditorehkan demi kemajuan pendidikan di Uni-

versitas Airlangga.

Pak Naya, panggilan akrabnya, menjadi peju-

ang Pancasila semasa hidupnya di jalur akademis.

Ia menjadi orang yang resah karena dari generasi

ke generasi sepertinya nilai-nilai luhur budaya

bangsa makin tak diacuhkan. “Orang jadi kehi-

langan jati diri karena arus globalisasi,” ujar ang-

gota gerakan pembangunan jati diri bangsa ini,

ketika diwawancarai Jawa Pos perihal penerbi-

tan buku Jati Diri Bangsa. Ia menuturkan, bahwa

globalisasi membuat kebanggaan akan bangsa

sendiri luntur, dari sinilah kemudian sebuah

bangsa tidak dapat berkembang. Tidak ada etos

kerja atas dasar cinta tanah air, kemandirian

bangsa sulit dicapai, dan dampak-dampak lain di-

segala sektor.

“Beliau memang sangat concern akan kon-

disi generasi bangsa, yang dinilainya mempriha-

tinkan. Beliau bisa dikatakan pendekar untuk

memperjuangkan Pancasila tetap bernafas di

kepribadian generasi muda. Ia menjadi pelopor

gerakan-gerakan Jati diri Bangsa, juga jati diri ke-

Unair-an,” ungkap Drs. Tri Joko Sri Haryono,

M.Si, selaku kepala departemen Anthropologi.

Di departemen Naya, menjadi panutan sebagai

dosen yang dituakan dalam pemahaman soal ke-

bangsaan ini.

Keuletan Naya untuk memperjuangkan ke-

sadaran pentingnya pembentukan karakter bisa

dilihat dari bagaimana ia tekun membaca buku

– buku soal kajian filsafat, Pancasila, Kebangsaan,

dan sejenisnya. Bagaimana beliau menyarikannya

dalam tiap tindakan mengajarnya, mengkarya-

kannya kembali dalam sebuah buku yang lebih

membumi. Bahkan Naya, juga mempersiapkan

karakter atau Jati Diri Unair untuk disosialisasi-

kan ke rektorat.

Berkat perjuangannya itu, sejak tahun ajaran

2009-2010, buku panduan jati diri Unair dan

Bangsa sudah berada di tangan para maba untuk

diamalkan. Pembekalan mahasiswa baru ini juga

mengandung banyak materi mengenai pemben-

tukan karakter generasi muda. Berkat usahanya

juga, mata kuliah Filsafat Ilmu menjadi mata ku-

liah wajib seluruh univeritas.

“Saya berjuang di Airlangga agar semua ma-

hasiswa mendapat mata kuliah filsafat ilmu pen-

getahuan atau the philosophy of science. Jadi,

mahasiswa wajib mengerti ilmu pengetahuan se-

belum mereka mempelajari ilmu lebih dalam.

Biar mereka mengerti ilmu apa yang mereka pe-

lajari, jangan-jangan yang mereka pelajari keba-

tinan, ” ungkapnya di kesempatan wawancara

dengan Jawa Pos, 5 oktober 2008 lalu. Kesadaran

akan pentingnya menyelamatkan ilmu pengeta-

huan dari kematian (the death of science) yang

diserukan oleh Harvard University, dan diperju-

angkan Naya Sujana di Indonesia, selain disadari

di Universitas Airlangga juga akhirnya disadari

oleh universitas swasta lainnya.

“Departemen anthro khususnya, sekali lagi

merasa sangat kehilangan beliau, mengingat kip-

rahnya yang begitu besar, mengingat pribadinya

yang begitu baik,” ungkap Tri Joko. Secara per-

sonal, kadep Anthropologi ini mengenal Naya

sebagai seseorang yang mampu menjadi panutan

dan seseorang yang dituakan. Bisa menjadi pe-

mimpin, menjalin hubungan baik antar sesama

dosen dan seringkali member masukan yang

berharga untuk memecahkan masalah.

Ia dikenal ramah terhadap siapa saja, namun

juga tegas. Beliau berada di garda depan orang

orang-orang yang menjunjung tinggi kedisiplinan.

Beliau yang pernah menjabat sebagai Pembantu

Dekan 1, tak segan mengkritik dosen yang se-

ringkali tidak melaksanakan kewajibannya den-

gan baik. Begitu pula terhadap mahasiswanya.

Selain itu, beliau di kenal sebagai dosen yang pe-

murah dan sangat pengertian.

Sesuai dengan prinsipnya bahwa ilmu bukan-

lah sekedar yang tertuang di akademik, tapi juga

karakter dan moralitasnya, beliau tidak pernah

mempersulit nilai mahasiswanya. “kalau masalahj

nilai, Pak naya sebisa mungkin mengangkat nilai

mahasiswa, karena beliau memikirkan perju-

angan mahasiswa baik masih dikampus atau se-

telah lulus, mangkanya kalau ujian pasti diberi

nilai baik,” celetuk salah satu rekannya sesame

dosen di Anthropology.

Sebenarnya, tanggal 1 september mendatang

Naya resmi pensiun sebagai dosen. Rekan-rekan

di anthropologi sudah bersiap untuk pelepasan

sekaligus merayakan ulang tahun departemen

anthropology. Namun, seolah sudah firasat,

malah Naya terlebih dulu yang “menjamu” de-

patemen tempatnya mengabdi ini. Ia membuat

kejutan dengan membawakan tumpeng ke de-

partemen dengan mengundang semua maha-

siswa anthropologi untuk berpartisipasi.

Dosen-dosen lain tentu saja terkejut. “Kami

kaget ya, kata beliau buat perpisahan sekalian

anthro kan juga mau ulang tahun, biar ada ke-

bersamaan juga dengan mahasiswa,” kenang Tri

Joko.

Ada rencana juga kala itu untuk membuat

buku bersama dosen-dosen Anthropologi. Be-

liau dengan senang hati bersedia menjadi salah

satu penulisnya. Namun beliau mohon pamit

dulu kala itu. “Beliau bilang mau istirahat dulu di

Bali. Nggak tahu bahasanya semedi atau apa gitu,

pokoknya ingin merenung. Nggak tahunya, seka-

lian dipanggil. Semoga Pak Naya beristirahat

dengan tenang dan diterima di sisi-Nya. Kami se-

genap keluarga besar Anthropologi turut ber-

duka cita dan mendoakannya senantiasa,”

pungkasnya. (puz)

In Memoriam Drs. I Nyoman Naya Sujana, MA

Konsisten Tularkan Nilai-Nilai Pancasila

edisi: 18/Agustus 2010

Drs I Nyoman Naya Sujana SF MSi MALahir : Denpasar, 9 Agustus 1945Agama: HinduIstri : Ni Nyoman Jantri (63 tahun)Anak : 1. Dra Putu Evayanti (36 tahun)

2. Made Ayu Tresnawati Psi (28 tahun)Cucu : 1. Dewi Gita Sawitri (7 tahun)

2. Made Aryo Ardiana (3 tahun)

3. M. Ramadhan (2 tahun)

Pendidikan :Sekolah Rakyat di Bali, lulus 1958

SMP 1 Jembrana, lulus 1961

SMA Singaraja, lulus 1964

S-1 UGM Fakultas Sastra jurusan Filsafat, lulus 1973

D-1 Bahasa Inggris di Urbana University Illinois, lulus 1979

S-2 Ohio University, 1979-1982

Akta 5 kependidikan di Unair, lulus 1986

Riwayat PekerjaanKaryawan Departemen Sosial tahun 1968-1972

Guide di Denpasar tahun 1973-1975

Dosen Filsafat Unair di Fakultas hukum tahun 1975-

1976

Dosen Filsafat di Fakultas Sosial dan Politik Unair tahun

1976 - sekarang

Staff Ahli di DPRD Tingkat I tahun 1993-1998

Staff Ahli Pemda tahun 2003 - 2006

Prestasi- Mendapat penghargaan Satya Lencana Dwijasistha

dari Menhankam tahun 1985- Mendapat penghargaan Satya Lencana Kesetiaan RI

dari Dewan Harian Nasional (DHN) 45 tahun 2005

Naya Sujana ketika membawakan seminar multikultur-alisme di ruang adi sukadana 2009