RKS Peningkatan Saluran Panti Jompo
-
Upload
jordan-arief-syafrizhal -
Category
Documents
-
view
31 -
download
1
description
Transcript of RKS Peningkatan Saluran Panti Jompo
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
A. SPESIFIKASI UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Bangunan yang dilaksanakan adalah Peningkatan Saluran UPTD Rumoh Seujahtera
Geunaseh Sayang Dinas Sosial Aceh yang berlokasi di Ulee Kareng, Banda Aceh.
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.
2. Peraturan Teknis Bangunan yang digunakan
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
Peraturan SNI Tahun 2008
Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972
Perturan Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10
Peraturan tentang pengecatan SNI 03-2408-2002-6.14
Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Wajib mengikuti
ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.
3. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Papan Nama Proyek
3. Pengawasan
4.1. Prosedur Pengawasan
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh konsultan pengawas.
4.2. Laporan Berkala
1
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
a. Untuk melaksanakan pekerjaan. Kontraktor wajib membuat laporan harian
yang menyebutkan pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari, bahan-bahan
dan alat-alat yang didatangkan, besarnya prestasi pekerjaan yang telah
diselesaikan, jumlah pekerjaan, keadaan cuaca dan lain-lain.
b. Kontraktor wajib menyediakan buku harian di lapangan sesuai dengan
petunjuk konsultan pengawas.
c. Perintah dan penugasan dari konsultan pengawas ditulis di dalam buku
harian/surat dan dibubuhi tanda tangan dan nama jelas petugas konsultan
pengawas.
4. Dokumentasi
5.1. Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek meliputi:
a. Photo-photo kegiatan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet,
penempatan peralatan-peralatan lapangan (beton batcher) penempatan
material, pengerasan jalan dan lain-lain.
b. Photo-photo tanggapan pekerjaan yang penting antara lain pembersihan,
bekesting, pekerjaan beton sebelum dan sesudah pengecoran.
c. Photo-photo yang dianggap perlu untuk pengawas/Direksi.
5.2. Kondisi Proyek pada progress 0%, 25%, 50%, 75%, dan sampai mencapai 100%
(sesuai dengan tagihan progres) dan kondisi pada waktu selesai dan setelah
masa pemeliharaan.
5. Jaminan dan Keselamatan Kerja
6.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas
dan pekerja lapangan.
6.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang berada di bawah
kekuasaan kontraktor.
6.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di
dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan kecuali
2
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
untuk penjaga keamanan.
6.4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja
wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
6. Mobilisasi
Pihak kontraktor harus menyediakan, menyerahkan dan mendapatkan surat persetujuan
dari pemilik perihal program mobilisasi dalam jangka waktu yang ditentukan.
Program mobilisasi yang berlaku seperti yang tercantum dalam daftar dan tambahan
informasi berikut ini harus dimasukkan pula :
Lokasi dari Base Camp kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah
terperinci yang memperlihatkan lokasi dari kantor kontraktor, bengkel, gudang
dan peralatan konstruksi utama bersama dengan kantor Direksi Teknik dan
Laboratorium.
Rencana Pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi saat ini dari seluruh
peralatan yang terdaftar dalam jadwal yang dimasukkan, bersama cara
pengangkutan yang diusulkan untuk dipakai dan jadwal sesamapinya ditempat
kerja.
Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi Teknik atas setiap perubahan
pada jadwal peralatan dan penyediaan staf yang telah dimasukkan dalam
pekerjaan ini.
3
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
B. SPESIFIKASI TEKNIS
7. Pengukuran
8.1. Situasi
Pekerjaan ini merupakan Peningkatan Saluran UPTD Rumoh Seujahtera
Geunaseh Sayang Dinas Sosial Aceh
Lokasi : Ulee kareng
Kota : Banda Aceh
Provinsi : Aceh
8.2. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pekerjaan-pekerjaan, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai
RKS dan gambar-gambar.
b. Pekerjaan pengukuran antara lain :
Penentuan lokasi bangunan, jalan/saluran, landscaping, dan lain-
lain.
Penentuan Duga yaitu penentuan elevasi peil bangunan, jalan,
saluran, elevasinya dapat dilihat pada gambar bestek.
8.3. Syarat-syarat
a. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul ahli dalam bidangnya
dan berpengalaman.
b. Pemeriksaan : hasil pengukuran segera dilaporkan kepada. Direksi/konsultan
penagawas dan dimintakan persetujuan. Direksi/konsultan pengawas juga
akan menentukan patok utama sebagai dasar dari gedung, jalan dan
bangunan-bangunan lainnya.
c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh instansi yang berwenang
dalam pengurusan IMB.
4
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
8.4. Bahan-bahan dan peralatan :
Peralatan dan patok-patok yang kuat diperlukan untuk pengukuran.
Semua peralatan ini harus dimiliki pemborong dan harus selalu ada apabila
sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.
8.5. Tata Kerja :
Lokasi, ukuran, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya ditentukan dalam
gambar.
Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Direksi/Pengawas.
9. Pekerjaan Tanah
9.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,
gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu:
9.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan Saluran
9.2. Persyaratan Bahan
Pedoman Pelaksanaan
9.2.1. Galian Saluran baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam
gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada
instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya.
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala,
maka kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah
setempat.
5
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Galian-galian saluran dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan
dalam gambar kerja dan gambar detail.
Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang
turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus
dibongkar setelah pondasi selesai.
9.2.2. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan
dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian
tersebut dengan pasir urug.
9.2.3. Pengurugan bekas galian pondasi, diurug lapis demi lapis dengan
ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan
menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik.
Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
10. Pekerjaan Beton
10.1. Lingkup Pekerjaan
Beton Cor yang digunakan untuk Saluran adalah Beton dengan Mutu K 175
Bahan
10.1.1. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972
dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portlandia yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak siperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
6
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
10.1.2. Aggregat
a. Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat SNI 03-246-1991
atau P.B.I 1971. Aggregat kasar harus berupa koral atau batu
pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir
beton tidak boleh lebih dari 4% berat.
b. Dimensi maksimum dari aggregat kasar tidak lebih dari 31,5 mm
dan tidak lebih dari seper empat dimensi beton yang terkecil dari
bagian konstruksi yang bersangkutan.
c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
10.1.3. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang diminum.
10.1.4. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-
batas yang sesuai dengan yang ditujukkan oleh gambar rencana dan
uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
didalam pasal 5.1. SK SNI T-15.1991.03.
10.1.5. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah K – 250 jika dalam pengujian
tidak mencapai K-250 maka harus diadakan mix design, biaya
ditanggung oleh kontraktor.
Pedoman Pelaksanaan
10.1.6. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini,
7
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03.
10.1.7. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.
10.1.8. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang
tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat
dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive
yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.
10.1.9. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban
untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut
ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
8
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
10.1.10. Perbaikan Permukaan Beton
Pada saat pembongkaran bekesting/ mal yang perlu diperhatikan
adalah :
Penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos dengan
campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan
acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan
sepengetahuan Direksi/Pengawas.
Jika ketidak sempurnaan itu tidak diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/pengawas,
maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali
atas beban biaya kontraktor.
Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak
teratur . pecah/retak, ada gelombang udara, kropos,
berlubang,tonjolan, dan lainnya yang tidak sesuai dengan bentuk
yang diharapkan/diinginkan.
Hal- hal lain (“ Miscellaneous Items”)
Isi lubang-lubang atau permukaan yang tertinggal dibeton bekas
jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu untuk dibuat
bantalan beton untuk pondasi alat – alat mekanik dan elektronik
yang ukuran, rencana, dan tempatnya berdasarkan gambar-
gambar rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton
seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
11. Pekerjaan Quality Control Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton
harus memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1991.03.
Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer atau Backing
Plan
9
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan
mengadakan trial-mixer dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/pengawas
lapangan.
Kontraktor membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat dengan
disahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristik Laporan tertulis tersebut.
12. Pekerjaan Lain-lain
12.1. Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya
Keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup
pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas, kecuali
pekerjaan administrasi proyek berupa :
(i) Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala
sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
(ii) Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan jika diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK
untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.
(iii) Dokumen Foto :
KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum
pekerjaan dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap
permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan
tahap pelaskanaan pembangunan serta disusun secara rapih dan diketahui
oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan Pengelola Teknis.
Syarat-syarat foto dokumentasi :
a) Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah,
b) Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
c) Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut
pengambilan tersebut pada butir (a).
10
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILIK melalui
DIREKSI PEKERJAAN rangkap 5 (lima).
Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontraktor, Foto-foto
tersebut harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran
pembayaran.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini,
dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada formulir
yang telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus
selalu berada di tempat pekerjaan.
12.2. KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built drawing.
As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan
untuk pertama kali, dalam bentuk kalkir.
12.2.1. Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran
penawaran Kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua
kebutuhan kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan
baik dan sempurna.
12.2.2. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang
ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir
yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh
Kontraktor atas perintah tertulis Pemimpin Bagian Proyek.
12.2.3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati
oleh Kontraktor dan Pemimpin Bagian Proyek dalam melaksanakan
pekerjaan ini.
11
Banda Aceh, Desember 2013Konsultan Perencana
CV. CENTRAL DESIGN CONSULTANT
Faisal Muhd. Ali, STDirektur