Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum
Transcript of Riset Ttg Perawatan Payudara Saat Post Partum
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah
satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia,
disamping itu juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri.
Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya
serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya.
Untuk mewujudkan paradigma sehat ditetapkan visi, yaitu
gambaran, prediksi/harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia
pada masa yang akan datang, yaitu Indonesia sehat 2010.
Indonesia sehat 2010 anak dari gambaran masyarakat Indonesia
dimasa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku
sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang setinggi-
tingginya. Lingkungan sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas polusi, tersedia
air bersih, sanitasi lingkungan memadai, perumahan dan pemukiman
sehat, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan dan kehidupan
masyarakat saling tolong-menolong.
Perilaku sehat merupakan perilaku proaktif untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam
gerakkan kesehatan masyarakat.
Untuk mewujudkan Visi Indonesia sehat 2010 tersebut
ditetapkan misi pembangunan kesehatan diantaranya menggerakkan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, memelihara
dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
Berdasarkan tujuan dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu
untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang
optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum sesuai dengan UUD
1945. Dipandang dari pernyataan tersebut maka ilmu pengetahuan
merupakan syarat penting yang harus dimiliki oleh individu dalam
dalam usaha untuk mencapai tujuan sistem kesehatan nasional (SKN).
Ilmu pengetahuan itu sendiri merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi dan mendukung terselenggaranya Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) Dengan demikian individu harus selalu berusaha untuk
memahami kebutuhannya melalui berbagai upaya antara lain dengan
selalu belajar dan mengembangkan sumber-sumber yang diperlukan
sesuai dan potensi dan kemampuan yang dimiliki untuk menambah/
memperbanyak pengetahuan dan pengalamannya. Dengan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya diharapkan individu dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu upaya di atas dilakukan bertujuan untuk tercapainya tujuan
utama sistem kesehatan nasional ( SKN) yaitu peningkatan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam menghadapi/
menyelesaikan masalah khususnya dalam bidang kesehatan.
Demikian halnya dalam lingkup perawatan kebidanan, masih
sering ditemukan berbagai permasalahan pada masa nifas, khususnya
dalam hal perawatan payudara. Untuk itu dalam upaya penyelesaian
permasalahan tersebut, maka harus diketahui seberapa jauh
pengetahuan yang ditunjukkan oleh itu tentang perawatan payudara
setelah melahirkan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil masalah
tentang pengetahuan klien (Ibu Post Partum) terhadap prosedur
perawatan payudara sebagai obyek penelitian. Dari pengalaman penulis
selama ini, ternyata banyak Ibu Post Partum yang tidak memiliki
pengetahuan/pengalaman mengenai hal tersebut. Untuk itu sangat
penting sekali diajarkan bagaimana cara/prosedur dari peratawan
payudara dalam hal ini massage payudara dan juga tujuan manfaat dari
massage payudara kepada Ibu-ibu Post Partum yang belum
mengetahuinya.
Berbicara tentang tindakan massage payudara tentu tidak
terlepas dari akibat apabila tidak dilakukan massage payudara, antara
lain "Produksi ASI tidak lancar, payudara bengkak, saluran susu
tersumbat, mastitis dan abses payudara. Untuk mencegah dan
menghindari hal tersebut maka penting bagi klien (Ibu Post Partum)
untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam hal massage
payudara.
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan menilai sejauhmana tingkat pengetahuan
klien (Ibu Post Partum) terhadap prosedur perawatan payudara
dan tujuan / manfaat dari tindakan perawatan payudara.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Penulis dapat mengetahui sejauh mana tingkat
pengetahuan klien (Ibu Post Partum) terhadap prosedur
perawatan payudara.
1.2.2.2 Penulis dapat mengetahui sejauh mana tingkat
pengetahuan klien (Ibu Post Partum) mengerti tentang
tujuan/manfaat dari perawatan payudara.
1.2.2.3 Penulis dapat mengetahui sejauh mana klien (Ibu Post
Partum) dapat melaksanakan tindakan perawatan
payudara secara mandiri sesuai dengan prosedur.
1.3 Masalah Penelitian
1.3.1 Pernyataan Masalah
1.3.1.1 Sejauh mana tingkat pengetahuan klien (Ibu Post
Partum) terhadap prosedur perawatan payudara di ruang
Mawar RSU A. Wahab Syahranie Samarinda
1.3.1.2 Apakah ada hubungan bermakna antara pengetahuan
teori dengan kemampuan melaksanakan prosedur
perawatan payudara.
1.3.2 Hipotesa
Ada hubungan bermakna antara pengetahuan teori tentang
prosedur perawatan payudara dengan pelaksanaan perawatan
payudara pada semua pasien post partum.
1.4 Kerangka Konsep
Adapun konsep yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan model sistem. Sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari
berbagai unsur atau komponen atau bagian dari lingkungan yang
mempunyai makna dan tujuan bersama (clark, 1984). Model sistem
terdiri atas input proses dan output.
Kerangka konsep pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Input Proses Output
1.5 Definisi Operasional
1.5.1.1 Klien (post partum) adalah keadaan seseorang pada masa
sesudah berakhir hingga pulihnya kembali organ reproduksi
eksternal dan internal.
1.5.1.2 Pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman dan
pemahaman seseorang yang telah dipadukan secara harmonis
dan telah di uji kebenarannya.
1.5.1.3 Perawatan payudara adalah suatu prosedur pengurutan
payudara yang bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah
Faktor-faktor yang mempengaruhi : * Faktor intrinsik
- Pendidikan - Sumber informasi - Riwayat
persalinan
* Faktor ekstrinsik - Alat perawatan
payudara - Waktu - Peran bidan/
perawat
Perawatan post partum - Perawatan
payudara
Tingkat pengetahuan : - Pengetahuan baik - Pengetahuan cukup - Pengetahuan kurang
baik - Tidak mengetahu
sama sekali
dan mencegah tersumbatnya saluran-saluran sehingga
memperlancar pengeluaran ASI.
1.5.1.4 Prosedur perawatan payudara adalah langkah-langkah yang
dilakukan secara bertahap dalam melakukan massage payudara.
1.5.2 Definisi Operasional
1.5.2.1 Klien (post partum) adalah semua klien (Ibu Post
Partum) yang dirawat sebagai sasaran penelitian di ruang
mawar RSU. A. Wahab Syahranie Samarinda
1.5.2.2 Pengetahuan adalah perilaku yang ditampilkan oleh
klien (Ibu Post Partum) dan sesudah terintegrasi dengan
pemahaman dan keterampilan serta sikap yang dapat
diukur dengan melakukan tindakan massage payudara
sesuai prosedur.
1.5.2.3 Pengetahuan baik adalah bila jumlah presentase klien
yang mengerti/memiliki pengetahuan dan pengalaman
tentang prosedur perawatan payudara antara 76-100 %
dari seluruh populasi serta mampu melakukan prosedur
perawatan payudara secara mandiri.
1.6 Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian
yang hanya pada sejauhmana tingkat pengetahuan klien (Ibu Post
Partum) prosedur perawatan payudara di ruang RSU. A. Wahab
Syahranie Samarinda.
1.7 Guna / Manfaat Penelitian
1.7.1 Bagi khasanah ilmu pengetahuan
Diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi pengembangan
ilmiah, khususnya ilmu pengetahuan.
1.7.2 Bagi peneliti
Merupakan pengalaman bagi peneliti sebagai dasar untuk
mengembangkan kemampuan diri di masa yang akan datang.
1.7.3 Bagi klien
Meningkatkan kesadaran klien untuk selalu berusaha
mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman
perawatan payudara yang dimilikinya. Dan diharapkan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Anatomi Payudara
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan pada
masa laktasi akan mengeluarkan ASI. Payudara terletak pada fasia
supervisialis diantara sternum dan axilla melebar dari iga kedua sampai
iga ketujuh. Payudara terdiri dari corpus mamae, puting dan aerola
corpus payudara terletak dari jaringan kelenjar, ductus tubulus alveolus
dan jaringan ikat, lemak pembuluh darah, pembuluh limfe dan sara.
Corpus payudara terdiri dari 15 - 25 lobus. Tiap lobus terdiri dari
20 - 40 lobulus dan tiap lobulus teridi dari 10 - 100 alveolus. Masing-
masing kelenjar tubulo alveolus tersebut bermuara ke duktus laktiferus
yang kemudian agak melebar fungsi payudara.
2.1.1 Untuk pengeluaran ASI pada masa laktasi
2.1.2 Simbol kewanitaan (sek apeal)
Pertumbuhan payudara dimulai sejak pubertas yang
dipengaruhi oleh pengeluaran hormon estrogen dan progesteron
yang dihasilkan ovarium, lama kelamaan payudara akan
berkembang penuh penimbunan lemak akan menimbulkan
pembesaran yang tetap.
Besarnya payudara, berbentuk serta ukurannya dipengaruhi
oleh nutrisi, keturunan dan hormon-hormon wanita yang
dihasilkan. Pada saat akan menstruasi estrogen akan merangsang
hyperplasi dan sekresi , saat itu payudara akan dirasakan penuh,
tegang dan berat. Setelah menstruasi terjadi penurunan sel
steroid dan keadaan payudara kembali normal. Demikian pula
pada saat kehamilan akan terbentuk hormon estrogen,
progesteron, kortiko streoid, hormon-hormon hypophyse dan
laktogen placenta. Pada saat nifas setelah placenta lahir maka
kadar estrogen menurun dengan cepat dan terjadi peningkatan
prolaktin yang merangsang pengeluaran air susu.
Selama 9 bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan
menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bayi baru
lahir. Setelah melahirkan ketika hormon yang dihasilkan
placenta tidak ada lagi, untuk menghambatnya kelenjar pitvitari
mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik) sampai hari ketiga
setelah melahirkan terbukti adanya efek prolaktin pada payudara.
Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah
menyebabkan hangat, bengkak dan rasa sakit. Sel-sel yang
menghasilkan ASI mulai berfungsi dan ASI mulai mencapai
puting melalui saluran susu menggantikan kolostrum yang telah
mendahuluinya dan kemudian laktosi dimulai. (Asuhan
kesehatan anak dalam konteks keluarga, Depkes RI 1993).
Tabel di bawah ini menggambarkan komposisi zat gizi yang terkandung dalam ASI.
Kolostrum
(1-3 hari)
ASI Transisional
(peralihan ) 3 - 10
ASI Matur
Setelah 10 hari
(K kal)
Laktosa ( g / 100 ml)
Lemak ( g / 100 ml)
Protein ( g / 100 ml)
Mineral ( g / 100 ml)
Imunoglobin (Mg/100 ml) 19 A
1 g B
1 g M
Lisosim ( Mg / 100 ml)
Laktoferin
57,0
6,5
2,9
1,195
0,3
335,9
5,9
17,1
14,2 - 16,4
420 - 520
63,0
6,7
3,6
0,965
0,3
65,0
7,0
3,8
1,324
0,2
119,6
2,9
2,9
24,3 - 27,5
250 - 270
2.2 Fisiologi Laktasi
Dua faktor yang diatur oleh hormon terlihat yaitu produksi air
susu (prolaktin) dan pengeluaran air susu (oksitosin).Dalam fisiologi
laktasi, prolaktin suatu suatu hormon yang disekresi oleh gradula
pitvitari anterior, penting untuk produksi air susu ibu, tetapi walaupun
kadar hormon ini didalam sirkulasi maternal meningkat selama
kehamilan. Bekerjanya hormon ini dihambat oleh hormon placenta pada
akhir proses persalinan, maka kadar estrogen dan progresteron
beranggsur-anggsur turun sampai tingkat dapat dilepaskannya dan
diaktifkannya prolaktin..
Terjadi suatu kenaikan pemasokan darah yang beredar lewat
payudara dan dapat diekstraksi bahan penting untuk pembentukan air
susu. Globulin, lemak dan molekul-molekul protein dari dasar-dasar sel
sekretoris akan membengkakkan acini dan mendorongnya menuju
ketubuli laktifer.
Kenaikan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi dengan
demikian juga mempunyai fungsi kontrasepsi, tetapi itu perlu
memberikan air susu 2 sampai 3 kali setiap jam agar pengaruhnya
benar-benar efektif. Kadar prolaktin paling tinggi adalah pada malam
hari, dan penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada
malam hari, yang biasa memang demikian, maka metode-metode
konstrasepsi yang lebih realibel harus dipakai apabila ingin
menghindari kehamilan.
Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel
sekretorik ke papila mamae yaitu tekanan dari belakang dan refleks
neurohormonal. Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan
mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktifer dan penghisapan
oleh bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak.
Apabila bayi yang disusui, maka gerakan penghisap yang
berirama akan menghasilkan rangsangan yang terdapat di dalam
glandula pitvitari posterior. Akibat langsung reflek ini adalah
dikeluarkannya oksitosim dari piutitari posterior. Hal ini akan
menyebabkan sel-sel nieopitel (asel-sel keranjang atau sel-sel laba-laba)
disekitar alveoli akan berkonstraksi dan mendorong air susu masuk ke
dalam vasa laktifer. Dan dengan demikian lebih banyak air susu yang
mengalir kedalam ampullae (Anatomi & fisiologi terapan dalam
kebidanan edisi 3, 1997).
Sedangkan dari buku lain dijelaskan bahwa setelah bayi
dilahirkan, hilangnya sekresi estrogen dan progresteron oleh placenta
yang tiba-tiba memungkinkan efek laktogenik prolaktin dari kelenjar
hipofisis ibu untuk mengambil peran dalam memproduksi air susu.
Ketika bayi menghisap pertama kali, bayi sebenarnya tak menerima
susu. Implus sensori harus ditransmisikan melalui saraf somatik dari
puting susu ke mendula spinalis dan kemudian ke hipothalamus dan
menyebabkan sekresi oxitosin pada saat yang bersamaan ketika
hipothalamus menyekresi prolaktin. Oksitosin kemudian dibawa dalam
darah ke kelanjar payudara, dimana oxitosin menyebabkan sel-sel
mioepitel yang menggelilingi dinding luar alveoli berkontraksi dengan
demikian mengalirkan air susu dari alveoli ke dalam duktus, kemudian
hisapan bayi menjadi efektif dalam mengalirkan sap payudara air susu.
Jadi dalam waktu 30 detik sampai 1 menit setelah bayi mengisap
payudara air susu mulai mengalir. Proses ini disebut ejeksi air susu/
pengeluaran (let - down) air susu (fisiolagi kedokteran, edisi 9, 1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan air susu ibu
adalah :
a) rangsangan otot-otot buah dada
b) keteraturan akan menghisap
c) keadaan ibu dan
d) makanan, juga istirahat ibu
2.3 Penatalaksanaan ASI
Persiapan pembentukan ASI sudah dimulai sejak awal kehamilan.
Status nutrisi ibu dalam kehamilan mempengaruhi proses laktasi.
Walaupun nutrisi itu penting dalam kehamilan, ada faktor lain yang
turut menentukan keberhasilan proses laktasi seperti faktor psikologis
ibu dan keadaan buah dada khususnya puting susu.
a) Manfaat ASI
- ASI mengandung hampir semua zat gizi yang
diperlukan oleh bayi dengan komposisi yang sesuai dengan
kebutuahan bayi.
- ASI mengandung antibodi / zat penolak yang dapat
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi.
- ASI lebih aman dari kontaminasi, karena diberikan
langsung kemungkinan tercermar zat berbahaya lebih kecil.
- Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi.
- Resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak
mengandung beta laktoglobulin.
- ASI membantu pertumbuhan gigi lebih baik.
- ASI dapat dipakai sebagai perantara untuk menjalin
hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi.
- ASI ekonomis, praktis setiap waktu pada suhu yang
ideal dan dalam keadaan segar.
- Kemungkinan bayi tersedak ASI kecil sekali karena
payudara ibu telah diciptakan sedemikian rupa.
- Proses laktasi dapat membantu menjarangkan
kehamilan.
b) Aspek kejiwaan pada laktasi
Aspek kejiwaan dalam pemberian ASI pada anak akan
menghasilkan kepuasan fisik yaitu ASI diperlukan untuk
pertumbuhan anak, kepuasana psikis/rasa aman untuk
mengembangkan kualitas perilaku dan kepribadian serta
kemampuan dirinya, proses belajar karena bayi harus berjuang
dalam menyesuaikan mulutnya dengan payudara ibu, mulai dari
mencapai puting payudara, kemudian menghisapnya. Bayi harus
mengerahkan tenaga dan mengatur lidah dan rahangnya agar dapat
menghisap ASI dengan kuat. Pada sisi lain, ibu yang berhasil
menyusui bayinya akan menimbulkan hal - hal sebagai berikut :
- Puas, bangga dan bahagia, karena dapat memberikan sesuatu dari
dirinya sendiri.
- Naluri keibuan tersalurkan
- Kesempatan terbaik untuk mendidik anak karena ibulah yang
merupakan orang pertama yang berhubungan dengan bayinya.
c) Menyusui dan tumbuh kembang anak
Pentingnya menyusui bayi sudah tidak diragukan lagi. Karena ASI
telah diakui dan terbukti merupakan makanan tunggal ideal untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai usia 4-6 bulan
pertama dan selanjutnya ASI tetap diberikan terus sampai anak
berusia 2 tahun
2.4 Reflek Mengisap
Ketika bayi menghisap puting susu ibu, maka akan terjadi reflek
pada ibu itu sendiri, yaitu :
2.4.1 Reflek Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, rangsangan dari ujung saraf sensoris
puting susu dikirim ke hipothalamus yang akan memacu
keluarnya hormon prolaktin yang kemudian merangsang sel
kelenjar memproduksi ASI. Meyusukan dengan kerap adalah
cara terbaik untuk mendapatkan ASI dalam jumlah banyak.
2.4.2 Let Down Reflek
Keluarnya ASI karena interaksi mioepitel sekeliling ductus
lactiferus dengan pengaruh oksitosin, terjadi reflek ini
dipengaruhi oleh jiwa ibu. Melalui reflek ini terjadi pula
kontraksi pendarahan, oleh karena itu setelah dilahirkan bayi
perlu segera disusukan pada ibunya jika mungkin.
Ketika ASI dialirkan karena hisapan bayi dengan memompa, sel-
sel laktasi terang untuk menghasilkan ASI lebih banyak. Proses
ini dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-
tahun. Bila ASI tetap berada dalam ductus, menyebabkan
tekanan balik meningkat, maka hanya sedikit ASI yang
berbentuk dan pada akhirnya tidak terdapat sama sekali dan hal
ini terjadi secara alamiah.
Reflek tidak hanya terjadi pada ibu saja, tetapi terjadi juga pada
bayi, yaitu :
2.4.2.1 Roting Reflek
Bayi baru lahir disentuh pipinya akan menoleh kearah
sentuhan. Bila bibirnya dirangsang/disentuh, dia akan
membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk
menyusu.
2.4.2.2 Reflek Menghisap
Dimulai bila sesuatu menyentuh langit-langit (palatum
durum) bayi, biasanya papila mamae untuk merangsang
langit-langit tersebut, maka areola mamae harus
sebanyak mungkin ditangkap untuk mulut bayi. Areola
harus jatuh diantara gusi (setinggi sinus lactiferus yang
terletak dibawah areola). Akan ditekan dan ASI tertekan
keluar, lidah juga berperan untuk mengurut areola dan
puting susu sehingga ASI keluar dan ditelan oleh bayi.
2.4.2.3 Reflek Menelan
Timbul bila ada cairan dirongga mulut.
2.5 Pengertian Massage Payudara
Bagi ibu yang menyusui bayinya, perawatan puting susu
merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diketahui.
Payudara harus dibersihkan dan diteliti setiap hari selama mandi dan
sekali lagi ketika hendak menyusui. Hal ini dilakukan agar kolostrum
yang kering/sisa susu terangkat dan membantu mencegah akumulasi
dan masuknya bakteri ke puting susu maupun ke mulut bayi. Selain itu,
perlu diingat bahwa bukan hal itu saja yang perlu dilakukan, tetapi
perawatan payudara lainnya yaitu massage payudara juga harus
dilakukan (dasar-dasar keperawatan maternitas edisi 6, persis Marry,
1995)
Adapun yang dimaksud dengan massage payudara adalah suatu
prosedur perwatan payudara mencakup pengurutan payudara dengan
tujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mencegah saluran-
saluran sehingga memperlancar pengeluaran ASI
2.6 Tujuan Massage Payudara
Tujuan dari dilakukannya tindakan massage peyudara selama menyusui
adalah :
2.6.1 Untuk memelihara kebersihan payudara
2.6.2 Memperbanyak dan memperlancar produksi ASI
2.6.3 Mencegah komplikasi
(Asuhan kesehatan anak dalam konteks keluarga, Depkes RI. 1993)
2.6.4 Mempertahankan kesehatan ibu dan anak
2.6.5 Untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat dengan jalan
mencegah terjadinya kelainan-kelainan/komplikasi pada wanita
post partum/nifas.
2.6.6 Mencegah komplikasi pada manajemen laktasi
- Melakukan perawatan payudara secara benar dan teratur
- Menyusui bayi sesegera mungkin setelah bayi lahir
2.6.7 Membawa ibu ke dalam pengertian dan pengetahuan yang lebih
luas pada prosedur perawatan payudara.
( Perawatan Kebidanan, ZR. Cristina, 1997 )
2.7 Teknik/Prosedur dalam melakukan perawatan Payudara (Massage
Payudara) adalah :
2.7.1 Persiapan Alat
- Kapas
- Minyak kelapa
- Handuk bersih
- Waslap
- Air hangat dalam baskom
- Air dingin dalam baskom
2.7.2 Posisi Ibu
Posisi ibu yaitu duduk di kursi, handuk ditempatkan di bahu/
diatas paha.
2.7.3 Persiapan Puting Susu
Kompres puting susu sampai areola mamae dengan kapas
yang telah dibasahi minyak selama 2 - 3 menit, tujuannya untuk
memperlunak kotoran / kerak yang menempel pada puting susu
sehingga mudah untuk dibersihkan.
2.7.4 Pengurutan
2.7.4.1 Pengurutan Pertama
Pada pengurutan pertama menggunakan telapak tangan :
-Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak sampai
rata
-Kedua tangan ditempatkan diantara kedua payudara,
pengurutan dimulai ke arah atas, kesamping, telapak
tangan kiri ke daerah sisi kiri, telapak tangan kanan
kearah sisi kanan. Pengurutan dilanjutkan ke bawah/
kesamping, selanjutnya tangan dilepas dari payudara.
2.7.4.2 Pengurutan Kedua
Pada pengurutan kedua menggunakan jari-jari tangan :
-Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak sampai
rata
-Telapak tangan kiri menopang payudara kiri kemudian
jari-jari tangan kanan saling dirapatkan.
-Sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara kiri
dari pangkal payudara ke arah puting susu, demikian
pula pada payudara kanan.
-Lakukan gerakan 20 - 30 kali tiap satu payudara selama
5 menit.
2.7.4.3 Pengurutan Ketiga
Pada pengurutan ketiga menggunakan sendi jari-jari
tangan
-Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak sampai
rata
-Telapak tangan kiri menopang payudara kiri
-Jari-jari tangan kanan dikepalkan, kemudian tulang-
tulang kepalan tangan kanan mengurut dari pangkal
ke arah puting susu. Demikian juga dengan payudara
sebelah kanan.
-Lakukan gerakan 20 - 30 kali tiap satu payudara selama
5 menit.
2.7.4.4 Perangsang Payudara
-Rangsang payudara dengan menggunakan air hangat
dan dingin.
-Siram/kompres menggunakan waslap dengan air hangat
terlebih dahulu kemudian air dingin.
-Siram/kompres bergantian selama 5 menit.
2.7.4.5 Perawatan pada puting susu tenggelam
2.7.4.5.1 Persiapan Alat
- Kapas
- Minyak yang dihangatkan
- Pompa puting
- Handuk
2.7.4.5.2 Teknik / Prosedur
- Kompres puting susu sampai areola mamae
dengan kapas yang telah dibasahi minyak
selama 2 - 3 menit, tujuan untuk
memperlunak kotoran/kerak yang menempel
pada puting susu sehingga mudah untuk
dibersihkan.
- Basahi kedua telapak tangan dengan
minyak.
- Kedua puting susu dipegang lalu ditarik
bersama dan diputar kedalam dan kemudian
keluar sebanyak 20 kali.
- Apabila dengan prosedur di atas tidak
berhasil, puting susu ditarik dengan
menggunakan pompa puting.
2.7.5 Hal - hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara
- Pelaksanaan perawatan payudara pada post partum dimulai
sedini mungkin yaitu 1 - 2 hari sesudah bayi lahir, dilakukan 2
x sehari / sebelum mandi.
- Perawatan dilakukan secara teratur
- Kebersihan sehari-hari dijaga.
- Ibu merasa nyaman dan santai / menyangga payudara (Askep
anak dalam konstek keluarga, Depkes RI. 1993)
2.8 Komplikasi
2.8.1 Puting Lecet
Dapat disebabkan oleh teknik menyusui yang salah/perawatan
yang tidak betul pada payudara. Infeksi monilla juga dapat
mengakibatkan lecet.
2.8.1.1 Pengobatan
- Teknik menyusui yang benar
- Puting harus kering
- Pemberian lanolin dan vitamin E
- Menyusui pada payudara tidak lecet
- Bila lecetnya hebat maka menyusui dapat ditunda 24
- 48 jam. ASI dikeluarkan dengan ekspresi dengan
tangan / dipompa.
2.8.1.2 Pencegahan
- Jangan membersihkan puting dengan sabun dan zat
pembersih lainnya hanya dengan air.
- Teknik menyusui harus benar
- Puting susu dan areola harus kering setelah
menyusui
- Jangan memakai lapisan plastik pada BH.
2.8.2 Payudara Bengkak
Disebabkan karena pengeluaran ASI tidak lancar karena
bayi tidak cukup sering menyusui/terlalu cepat disapih. Dapat
pula disebabkan adanya gangguan let down reflek.
2.8.2.1 Pengobatan
- Menyusui lebih sering
- Kompres hangat
- ASI dikeluarkan dengan pompa pemijatan dapat
dilakukan tetapi sering dirasakan sakit.
- Analgetika
2.8.3 Saluran Tersumbat
Terjadi scasis pada saluran ASI (duktus laksliferus) secara
lokal, sehingga timbul benjolan lokal.
2.8.3.1. Pengobatan
- Terus menyusui, sebaliknya menyusui dengan
payudara yang sakit dahulu.
- Pemijatan (massage) bagian yang sakit
- Kompres hangat
2.8.3.2. Pencegahan
- Menyusui yang sering
- Memakai BH memadai (menopang/menyangga
payudara)
- Hindari tekanan lokal pada payudara.
2.8.4 Infeksi payudara / Mastitis
Suatu proses infeksi pada payudara yang dapat
menimbulkan reaksi sitemik ibu, misalnya demam payudara.
Payudara tampak bengkak, kemerahan dan dirasakan nyeri.
Biasanya terjadi beberapa minggu setelah gangguan.
2.8.4.1. Pengobatan
- Jangan berhenti menyusui, teruskan dengan mulai
menyusui atau dipompa, jangan dimassage/pijat
- Istirahat cukup
- Kompres hangat/dingin
- Minum banyak
- Antibiotika dan analgetika
2.8.5 Abses Payudara
Dapat terjadi sekunder pada mastitis, saluran tersumbat/
luka pada payudara yang terinfeksi.
2.8.5.1. Pengobatan
- Stop menyusui pada payudara yang ada absesnya,
ASI harus tetap dipompa
- Insisi abses
- Istirahat
- Antibiotika dan analgetika
(Ilmu kebidanan edisi ketiga, Hanifa Wiknsosastro,
1997)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melaksanakan studi melalui desain
deskreptif kualitatif dengan presentase yang bertujuan melukiskan
secara sistematis fakta/karakteristik populasi tertentu bidang/bidang
tertentu secara factual dan cermat (Isaac & Michael : 18). Penelitian
dengan metode ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien, dalam
hal ini Ibu Post Partum terhadap prosedur perawatan payudara.
Penelitian deskriptif ini ditujukan untuk :
a. Mengumpulkan informasi aktual yang secara rinci melukiskan gejala
yang ada.
b. Mengidentifikasi masalah/memeriksa kondisi yang berlaku
c. Membuat perbandingan / evaluasi
3.2 Populasi dan sampel
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua klien
(Ibu Post Partum) yang dirawat di ruang Mawar RSU. A. Wahab
Syahranie Samarinda dengan kriteria sebagai berikut :
a. Tingkat pendidikan
b. Pengalaman / Riwayat persalinan
c. Bersedia menjadi responden
Pengambilan sampel direncanakan dalam waktu kurang lebih dua
minggu.
3.3 Metode sampling
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden dan studi ini
sendiri, akan diperoleh gambaran tentang tingkat pengetahuan klien
(Ibu Post Partum) terhadap prosedur perawatan payudara. Penulis
menentukan teknis yang digunakan teknik random sampling. Teknik
random sampling yaitu setiap anggaran populasi diberi kesempatan
untuk menjadi sampel (Heri Purwanto : 8)
Selain itu studi ini juga mencoba melihat pengetahuan dan
kemampuan responden secara individual dalam melakukan perawatan
payudara melalui observasi langsung.
3.4 Instrumen dan Pengumpulan data
Riset merupakan aktivitas ilmiah yang sistematis, berarah dan
bertujuan, maka data/informasi yang dikumpulkan harus relevan
dengan persoalan yang dihadapi artinya data itu bertalian, berkaitan,
mengena dan tepat (dikutip dari Dra. Kartini Kartono).
Peneliti mengumpulkan data berdasarkan sumbernya memperoleh
informasi dari data primer yaitu klien (Ibu Post Partum) di ruang
Mawar untuk mengumpulkan data primer peneliti mempergunakan
metode survey. Pada metode survey peneliti memperoleh informasi
melalui pihak yang memberikan keterangan/jawaban (responden).
Datanya berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan berupa
kuesioner melalui teknik komunikasi. Pengumpulan data ini dilakukan
hanya kepada klien baru (Ibu Post Partum) setiap hari sampai peneliti
mendapatkan data sebanyak 30 responden.
3.5 Pengolahan Data dan Analisa
Data yang telah dikumpulkan, diolah lebih dahulu dan kemudian
disajikan dalam bentuk tabel. Tabel guna kepentingan analisa.
Pengolahan mungkin dikerjakan dengan tangan dan dapat pula dengan
mesin /elektronik komputer.
Pengolahan meliputi :
3.5.1. Editing
Data yang masuk (raw data) perlu diperiksa apakah
terdapat kekeliruan-kekeliruan dalam pengisiannya barangkali
ada yang lengkap, palsu, tidak sesuai dengan sebagainya.
Dengan demikian diharapkan akan diperoleh data yang valid dan
reliable dan dapat dipertanggungjawabkan.
Yang perlu dicek adalah :
a. Dipenuhi tidaknya instruksi sampling
b. Dapat dibaca / tidaknya Raw data
c. Kelengkapan pengisian
d. Keserasian (consistensy)
e. Apakah isi jawabannya dapat dipahami.
3.5.2. Coding
Waktu pemberian tanda/simbol/kode bagi setiap data yang
termasuk dalam kategori yang sama. Tanda dapat berupa angka/
huruf.
3.6 Tabulating
Jawaban-jawaban yang serupa dikelompokkan dengan cara diteliti
dan teratur kemudian dihitung, dijumlah berapa banyak peristiwa/
gejala/items yang termasuk dalam kategori kegiatan tersebut
dilaksanakan sampai terwujud tabel-tabel yang berguna, terutama
penting pada data kwantitatif.
Rencana tabulasi memerinci bagaimna tabulasi harus dibuat untuk
diperlukan dumy tables (contoh/model tabel, yaitu tabel-tabel yang
lengkap dengan judul kolom-kolom berserta keterangan di dalamnya.
Kadang-kadang tabel yang terperinci tidak dapat langsung dibuat, maka
dikerjakan lebih dahulu tabel-tabel umum (general tabels).
Langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan analisa data.
Tujuan analisa dalam peneliti adalah menyempitkan dan membatasi
penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta
tersusun dan lebih berarti. Proses analisa merupakan usaha untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan-rumusan dan
pelajaran-pelajaran/hal-hal yang kita peroleh dalam proyek penelitian
(dikutip dari Saroso Wirodiharyo).
Analisa dapat dilakukan secara non statistik dan secara statistik :
1. Analisa non statistik dengan membaca tabel-tabel grafik, atau angka-
angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran.
2. Analisa statistik berarti menganalisa data menurut dasar-dasar
statistik, croxton, dan cowdon yang dikutip oleh Anton Dajan
memberikan definisi statistik sebagai metode guna menyimpulkan,
mengolah, menyajikan, menganalisa dan menginteprestasikan data
yang berwujud angka-angka, interpretasi adalah penarikan
kesimpulan dari hasil analisa yang dilakukan atas dasar data
kwantitatif.
Interpretasi data tersebut ditentukan menurut kriteria :
76 - 100 % = Pengetahuan baik
56 - 75 % = Pengetahuan cukup
40 - 55 % = Pengetahuan kurang baik
< 40 % = Tidak mengetahui sama sekali
PETUNJUK DALAM PENGISIAN
KUESIONER
1. Baca dan pahami maksud pertanyaan dengan baik
2. Jawablah pertanyaan yang diajukan sesuai dengan sikap anda dengan
memberikan tanda ( √ ) pada kolom
Nama Responden :.............................................
Usia :............................................
1. Pendidikan terakhir anda
a. ( ) Tidak sekolah
b. ( ) SD
c. ( ) SMP
d. ( ) SMA
e. ( ) Perguruan Tinggi
2. Untuk sat ini anda melahirkan dan dirawat disini untuk yang berapa kali
a. ( ) 1 - 2 kali
b. ( ) 3 - 4 kali
c. ( ) 5 - 6 kali
d. ( ) 7 - 8 kali
e. ( ) > 8 kali
3. Apakah anda mengerti yang dimaksud dengan perawatan payudara.
a. ( ) Tidak tahu
b. ( ) Tidak memahami
c. ( ) Memahami sebagian
d. ( ) Mengerti sedikit
e. ( ) Mengerti
4. Jika anda mengerti coba sebutkan ada berapa tahapan teknik/prosedur
perawatan payudara
a. ( ) 1 tahap
b. ( ) 2 tahap
c. ( ) 3 tahap
d. ( ) 4 tahap
e. ( ) 5 tahap
5. Kapan sebaiknya / waktu yang paling tepat dilakukan perawatan
payudara
a. ( ) Sebelum tidur
b. ( ) Setelah tidur
c. ( ) Sewaktu / pada saat mandi
d. ( ) Sesudah mandi
e. ( ) Sebelum mandi
6. Jika anda tahu / mengerti tentang perawatan payudara apakah anda bisa
melakukannya
a. ( ) tidak bisa
b. ( ) Sedikit bisa
c. ( ) hanya bisa 3 tahap
d. ( ) hanya bisa 4 tahap
e. ( ) Bisa
7. Apakah anda tahu alat-alat yang digunakan dalam melakukan
perawatan payudara.
a. ( ) Tidak tahu
b. ( ) Sudah lupa
c. ( ) Pernah lihat
d. ( ) Tahu sebagian
e. ( ) Tahu
8. Apakah selama anda di rawat disini, pernah diajarkan kepada anda
prosedur perawatan payudara.
a. ( ) Tidak pernah
b. ( ) Belum pernah
c. ( ) Kadang-kadang
d. ( ) Pernah
e. ( ) Sering / rutin
9. Darimana anda belajar prosedur perawatan payudara
a. ( ) TV
b. ( ) Radio
c. ( ) Buku-buku
d. ( ) Pengalaman yang lalu
e. ( ) Bidan / perawat
10. Apa yang akan anda lakukan bila air susu anda tidak keluar / tidak
lancar dan perawatan anda terasa sakit.
a. ( ) Hanya mengeluh saja
b. ( ) Tidak menyusui dan tidak melakukan Massage payudara
c. ( ) Kadang-kadang menyusui dan tidak melakukan massage
payudara
d. ( ) Terus menyusui, tetapi tidak melakukan massage payudara
e. ( ) Terus menyusui dan melakukan massage payudara.
PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN
Study Tentang Tingkat Pengetahuan Klien (Ibu Post Partum)Terhadap Prosedur Perawatan Payudara
Di Ruang Mawar RSUD. A. W. SyahranieSamarinda
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Akhir
Politeknik KesehatanSamarinda
Oleh
ROSDIANANIM 00.086
POLITEKNIK KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN
SAMARINDA
2002 / 2003
Menyetujui,
Pembimbing
Jasmawati, S. PdNIP. 140245035
Mengetahui,
Direktur Koordinator Politeknik Kesehatan Samarinda MA. 324
H. Darmansyah AF, S. Kp., MPHM H. Darmansyah AF. S. Kp., MPHM NIP. 140113080 NIP. 140113080