Riset Keperawatan Bu Sulis
-
Upload
iputu-juniartha-semara-putra -
Category
Documents
-
view
114 -
download
8
description
Transcript of Riset Keperawatan Bu Sulis
RISET KEPERAWATAN
OLEH:
I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA
P07120011014
3.1 REGULER
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2013
A. Kerangka Konseptual dan Hipotesa Penelitian
1. Kerangka Konseptual
a. Pengertian
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin
diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau
menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas.
Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan
mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka
konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam merumuskan
masalah penelitian. Peneliti akan menggunakan kerangka konseptual yang
telah disusun untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang harus
dijawab oleh penelitian dan bagaimana prosedur empiris yang digunakan
sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan tersebut.
Kerangka konseptual diperoleh dari hasil sintesis dari proses berpikir
deduktif (aplikasi teori) dan induktif (fakta yang ada, empiris), kemudian
dengan kemampuan kreatif-inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru
yang disebut kerangka konseptual.
b. Tahap Penyusunan
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian.
Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka
konseptual ini adalah :
1. Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan
atau atribut dari masalah yang akan diteliti)
2. Mengembangkan pernyataan hubungan.
3. Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :
a) Disesuaikan dengan pernyataan masalah.
b) penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain,
yang diduga sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka
sesuaikan dengan variable yang akan diteliti dengan mengembangkan
konsep dalam gambar / kerangka dengan membuat garis mana yang
diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung atau terputus,
serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk
bagian yang tidak ada pengaruh
c) Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan.
c. Contoh Kerangka Konseptual
Contoh 1
2. Hipotesa Penelitian
a. Pengertian
Hipo artinya bawah, tesis artinya pendapat. Jadi hypotesis berarti
pendapat yang kebenaranya masih dangkal dan perlu diuji, patokan duga, atau
dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Hipotesa adalah kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan
kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris. Setelah melalui
pembuktian dari hasil penelitian, maka hypotesis ini dapat benar atau salah,
dapat diterima atau ditolak.
Hypotesis seyogyanya diturunkan dari suatu teori, sehingga rumusan
hiphotesis harus dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yang
mengandung hubungan dua variable atau lebih. Sumber Hipotesa bisa dari
hasil kajian teoritis atau melali proses menghubung-hubungkan sejumlah
bukti empiris dan juga bisa hasil perenungan atau reka-reka rasional.
Ada beberapa alasan mengapa hipotesa itu harus dibuat yaitu 1)
Hipotesa yang dirumuskan peneliti dapat dijadikan bukti kuat, bahwa peneliti
mempunyai penguasaan yang cukup luas dan mendalam mengenai fokus
kajian.2) Hipotesa merupakan panduan peneliti dalam rangka pengumpulan
data dan analisa data, penentuan prosedur kerja dan data yang harus dicari
selama proses penelitian.
b. Cara Memperoleh Hipotesa
Hipotesa dapat bersumber dari teori atau hasil perenungan yang
mendalam. Dari manapun sumber hipotesa , tidak menjadi masalah, namun
yang paling utama bahwa untuk merumuskan Hipotesa harus digunakan cara
tertentu, yaitu cara berpikir bisa secara induktif maupun deduktif.
Berpikir induktif merupakan cara berpikir melalui penarikan
kesimpulan umum dari sejumlah atau serangkaian gejala spesifik dari
peristiwa nyata dan berpikir induktif merupakan cara berpikir melalui
penarikan kesimpulan khusus dari sejumlah atau serangkaian gejala umum
dari peristiwa nyata.
c. Ciri-Ciri Hipotesa
Ciri-ciri suatu hipotesa adalah sebagai berikut :
1) Hipotesa dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement), bukan dalam
bentuk kalimat tanya.
2) Hipotesa harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti.Hal ini berarti
bahwa hipotesa hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan
yang sedang atau akan diteliti.
3) Hipotesa harus dapat diuji, hal ini berarti suatu hipotesa harus
mengandung atau terdiri dari variable-variabel yang dapat diukur dan
dapat dibanding-bandingkan.
4) Hipotesa harus sederhana dan terbatas, artinya hipotesa yang tidak
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas
sifatnya.
d. Prinsip Uji Hipotesa
Prinsip uji hipotesa adalah melakukan perbandingan antara nilai
sampel dengan nilai populasi yang diajukan. Peluang untuk diterima atau
ditolaknya suatu hipotesa tergantung besar kecilnya perbedaan antara nilai
sampel dengan nilai hipotesa. Bila perbedaan cukup besar peluang untuk
menolak hipotesapun besar, dan sebaliknya bila perbedaanya kecil maka
peluang untuk menolak hipotesa pun kecil.
e. Bentuk Hipotesa
Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesa, yaitu :
1) Hipotesa nol (hipotesa statistik) Pada penelitian, hipotesa nol ini
diartikan sebagai tidak adanya hubungan atau perbedaan antara dua
fenomena yang diteliti. Diberi notasi atau symbol dengan (H0). Contoh:
Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit jantung
koroner.
2) Hipotesa alternatif (hipotesa penelitian). Adalah lawannya hipotesai nol,
yang berbunyi adanya perbedaan atau adanya hubungan antara dua
fenomena yang diteliti (variable bebas dengan variabel terikat), diberi
notasi atau symbol dengan (HI). Contoh : Ada hubungan antara
kebiasaan merokok dengan penyakit jantung coroner.
f. Jenis Rumusan Hipotesa
Menurut tingkat eksplanasi hipotesa yang akan diuji, maka rumusan
hipotesa dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :
1) Hipotesa deskriptif
Yaitu Hipotesa yang menggambarkan spesifik ciri – ciri suatu tentang
nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau
hubungan.
Contoh :
Jika rumusan masalah sebagai berikut :
a) Seberapa besar peran keluarga dalam mencegah penularan TB
paru terhadap anggota keluarga yang lain ?
b) Seberapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X ?.
c) Bagaimanakah intensitas belajar mahasiswa Akper yang tinggal di
Asrama ?
Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipotesa seperti berikut :
a) Peran keluarga dalam mencegah penularan TB paru terhadap
keluarga yang lain sebagian besar baik.
b) Gaya kepemimpinan dilembaga X telah mencapai 70 % dari yang
diharapkan.
c) Intensitas belajar mahasiswa Akper yang tinggal di Asrama di
duga rendah.
2) Hipotesa Komparatif (Perbedaan )
Yaitu Pernyataan yang menunjukan dugaan nilai dengan membuat
perbandingan dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
Contoh :
Jika rumusan masalah sebagai berikut :
a) Adakah perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu dengan
anak yang tidak dibina oleh posyandu?
b) Adakah perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan
mahasiswa lulusan SPK terhadap penampilan Dosen keperawatan
dikelas ?
c) Bagaimanakah perbedaan tingkat prestasi mahasiswa Akper yang
tidur di Asrama Dan di luar asrama ?
Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipotesa seperti berikut :
a) Tidak terdapat perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu
dengan anak yang tidak dibina oleh posyandu?
b) Ada perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan
mahasiswa lulusan SPK terhadap penampilan Dosen keperawatan
dikelas.
c) Tingkat prestasi mahasiswa Akper yang tidur di Asrama lebih baik
dari mahasiswa yang tidur di luar asrama.
3) Hipotesa Asosiatif (hubungan)
Suatu pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara
dua variabel atau lebih.
Contoh :
Jika rumusan masalah sebagai berikut :
a) Bagaimanakah hubungan antara pengetahuan dengan perawatan
payudara semasa nifas ?
b) Bagaimanakah hubungan antara intelegensi dengan prestasi
belajar?
c) Bagaimanakah hubungan antara dukungan keluarga dengan
terjadinya depresi pada usila ?
Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipotesa seperti berikut :
a) Ada hubungan antara pengetahuan dengan perawatan payudara
semasa nifas.
b) Ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar.
c) Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan terjadinya depresi
pada usila.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2005 : 90). Populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108).
Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang
diteliti (Nursalam. 2003).
Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik
kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok
objek yang lengkap dan jelas (Husaini Usman. 2006 : 181)
Populasi adalah seluruh individu yang menjadi wilayah penelitian akan
dikenai generalisasi” (I.B. Netra, 1974 hal 10)
2. Sampel
a. Pengertian
Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo. 2005 :
79). Menurut Issac dan Michael didapatkan dari tabel penentuan jumlah
sampel dengan taraf signifikan 5%, bila populasinya sebanyak 25 maka
sampel sebanyak 23 orang. (Sugiyono. 2005 : 98)
Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. ( Notoatmojo, 2003 )
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Suharsimi
Arikunto. 2002 : 109).
Cara menghitung jumlah sample
b. Beberapa cara pengambilan sample penelitian adalah sebagai berikut:
a) Sampel random atau sample acak
Teknik sampling diberi nama random karena peneliti beranggapan bahwa
semua anggota populasi adalah sama sehingga setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih. Teknik random (probability
sampling): simple random sampling, stratified random sampling, dan
cluster sampling.Cara sederhana untuk pengambilan sample adalah
sebagai berikut:
a. setiap anggota populasi (subjek penelitian) didaftar dan diberi nomor
urut. Misal terdapat 100 anggota populasi, berarti ada nomer urut 1
sampai dengan nomer urut 100.
b. Tentukan jumlah sample yang diinginkan oleh peneliti berdasarkan
pertimbangan tertentu atau menurut rumus yang dianjurkan dalam
statistic. Misal jumlah sample 40.
c. Berdasarkan nomer urut anggota populasi, peneliti membuat undian
nomer urut. Nomer urut yang keluar dari undian adalah yang terpilih
sebagai sample. Misal nomer urut 7, 3, 9,4,23 dan seterusnya hingga
semuanya berjumlah 40. Jumlah 40 yang terpilih secara acak ini
adalah merupakan sample penelitian yang akan dianalisis dan
disimpulkan.
Bagian dari sample random adalah
a. Simple random sampling (acak sederhana)
Pemilihan sampel secara acak sederhana secara prinsip
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap individu di
populasi untuk terpilih menjadi sampel. Cara Pemilihan Sampel
Scr Acak Sederhana. Metode ini scr prinsip memberikan
kesempatan yg sama bagi @ ind u/ terpilih mjd sample &
terpilihnya seor ind tdk tergantung dr ind lain.
1) Step 1: semua ind yg mjd pop diberikan identitas dg no
mulai no 1 s/d jml pop.
2) Step 2: tentukan jml sample yg dibutuhkan dg rumus
sesuai rancang & t7an pen, mis. Rancang survey mk
penentuan besar sample menggunakan rumus besar sample
u survey/ b/ ranc kohort mk rumus penentuan jml sample
agar menggunakan rumus besar sample u/ pen kohort.
3) Step3: Pilih sample sebanyak n unit sample yg dibutuhkan
menggunakan metode undian (fishingbowl) atau tabel
bilangan random atau dg computer/calculator.
Cth :
Bila dari 12 org mhs (pop/N) diambil 2 or sbg sampel/n,
maka peluang masing2 mahsuntuk dijadikan sampel
adalah n/N à 2/12 = 1/6
b. Stratified random sampling (acak berlapis)
Cara pemilihan sampel secara acak berlapis dipakai bila:
1) Pop heterogen
2) Dimungkinkan membuat kerangka sample dr setiap strata..
c. Cluster sampling (acak kluster)
Penggunaan teknik sampling acak sedarhana atau stratifikasi
didasarkan kepada pertimbangan mungkin atau tidaknya
peneliti mengidentifikasi semua individu yang termasuk
populasi penelitian.
Cara Pemilihan Sampel Secara Cluster Random
1) Cluster sampling dpt dilakukan dlm beberapa tk, mis 1 tk
atau 2 tk. \
2) Cluster 1 tk, cluster dipilih scr acak sederhana sebanyak
yg dibutuhkan dan semua ind yg ada pd cluster terpilih
mjd sample pen. Sebaliknya, pd cluster 2 tk, pd tk I a/
memilih cluster sebanyak yg dibutuhkan dg teknik acak
sederhana; pd tk ke-2, dr cluster yg terpilih selanjutnya
dipilih sample ind dg jml yg sama pd @ cluster dg teknik
acak sederhana pula.
b) Teknik Sampling Non-Random
Non-random dibagi menjadi: quota sampling, accidental sampling,
purposive sampling, dan snowball sampling
a. Quota Sampling : Kuncinya adalah kemudahan akses kepada
populasi.
b. Snowball Sampling
Teknik snowball mrpkan cara pemilihan sample yg menggunakan
jar/ikatan (networks). U/ memulai, pilih 1 atau bbrp or dr lembaga/
org/sindikasi dan sejenisnya. Inform mengenai sample berikutnya
didpt dr mereka.
c) Campuran : sistematik random sampling
Systematic random sampling (acak sistematis). Pemilihan sampel scr
sistematik dipakai b/ pop.nya tersebar dlm blok2 spt perum di perkotaan
atau dlm bentuk kel2 spt siswa yg terdistribusi dlm kel siswa kls 1 sd kls
6 SD dmn sampel dihrpkan berasal dr semua blok atau kel atau sampel
terdistribusi di semua blok atau kel.
DAFTAR PUSTAKA
Husaini Usman. (2006). Pengantar Statistika. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Netra, Ida Bagus. 1974, Statistik Infrensial, Surabaya : Usaha Nasional
Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.
.2013. Teknik Penelususran Kepustakaan.
http://samoke2012.wordpress.com/2012/09/24/teknik-penelusuran-tinjauan-
pustaka/. Diakses 5 Agustus 2013 jam 15.00 WITA