RINI Laporan Kasus Saraf Hemiparesis Sinistra Etcausa Trombosis Serebri
-
Upload
reizkhi-fitriyana -
Category
Documents
-
view
360 -
download
0
description
Transcript of RINI Laporan Kasus Saraf Hemiparesis Sinistra Etcausa Trombosis Serebri
STATUS PENDERITA NEUROLOGI
IDENTIFIKASINama : Ny. V
Umur : 75 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kertapati
Agama : Islam
MRS Tanggal : 5 Mei 2012
ANAMNESA
Penderita dirawat di bagian syaraf RSUD Palembang BARI karena
mengalami kelemahan pada tungkai dan lengan kiri secara tiba-tiba.
Sejak 6 jam SMRS, saat penderita istirahat tiba-tiba penderita mengalami
kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri tanpa disertai kehilangan kesadaran.
Saat serangan penderita merasa sakit kepala yang tidak di sertai mual muntah,
kejang, disertai gangguan rasa pada sisi yang lemah, yaitu gangguan rasa baal atau
kesemutan pada sisi yang lemah. Kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri
dirasakan tidak sama berat. Sehari-hari penderita bekerja menggunakan tangan
kanan dan kiri. Penderita masih dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan,
tulisan, dan isyarat. Penderita masih dapat mengerti isi pikiran orang lain yang
diungkapkan secara lisan, tulisan, dan isyarat. Saat bicara mulut penderita mengot
ke kiri dan bicaranya pelo.
Saat serangan penderita tidak mengalami jantung yang berdebar-debar
disertai sesak napas. Penderita sering tidak sering mengeluh sakit kepala bagian
belakang yang timbul pada pagi hari dan berkurang pada malam hari. penderita
tidak pernah mengalami koreng di kemaluan yang tidak gatal, tidak nyeri, dan
sembuh sendiri. Penderita tidak pernah mengalami bercak merah di kulit yang
tidak gatal, tidak nyeri, dan sembuh sendiri. Penderita tidak pernah mengalami
nyeri pada tulang panjang. Penderita tidak pernah mengalami keguguran pada usia
kehamilan lebih dari 16 minggu.
1
Riwayat darah tinggi ada sejak 2 tahun yang lalu. Riwayat kencing manis
disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat trauma disangkal.
Penderita baru pertama kali mengalami kejadian ini.
PEMERIKSAAN
STATUS PRAESENSStatus Internus
Kesadaran: Compos mentis (E:4, M:6, V:5)
Suhu Badan: 36ºC Jantung: HR = 80 x/m, murmur (-), gallop (-)
Nadi: 80 x/m Paru-paru: vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-)
Pernapasan: 22 x/m Hepar: tidak teraba
TD : 140/100 mmHg Lien: tidak teraba
Anggota Gerak: lihat status neurologikus
Genitalia: tidak diperiksa
Status PsikiatrikusSikap : kooperatif Ekspresi Muka : wajar
Perhatian : ada Kontak Psikis : ada
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk : brachiocephali
Ukuran : normal
Simetris : simetris
LEHER
Sikap : lurus Deformitas : tidak ada
Torticolis : tidak ada Tumor : tidak ada
Kaku kuduk : tidak ada Pembuluh darah : tidak ada
Pelebaran
2
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius K anan Kiri
Penciuman tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Anosmia tidak ada tidak ada
Hyposmia tidak ada tidak ada
Parosmia tidak ada tidak ada
N.Opticus Kanan Kiri
Visus 2/60 1/ B dengan proyeksi baik
Campus visi
- Anopsia tidak ada tidak ada
- Hemianopsia tidak ada tidak ada
Fundus Oculi
- Papil edema tidak diperiksa tidak diperiksa
- Papil atrofi tidak diperiksa tidak diperiksa
- Perdarahan retina tidak diperiksa tidak diperiksa
Nn. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens
Kanan Kiri
Diplopia tidak ada tidak ada
Celah mata simetris simetris
Ptosis tidak ada tidak ada
Sikap bola mata
- Strabismus tidak ada tidak ada
- Exophtalmus tidak ada tidak ada
- Enophtalmus tidak ada tidak ada
- Deviation conjugae tidak ada tidak ada
Gerakan bola mata ke segala arah ke segala arah
3
Pupil
- Bentuknya bulat, leukokoria bulat, leukokoria
- Besarnya Ø 3 mm Ø 3 mm
- Isokori/anisokor isokor
- Midriasis/miosis tidak ada tidak ada
- Refleks cahaya
- Langsung ada ada
- Konsensuil ada ada
- Akomodasi ada ada
- Argyl Robertson tidak ada tidak ada
N.Trigeminus
Kanan Kiri
Motorik
- Menggigit normal normal
- Trismus tidak ada
- Refleks kornea belum dapat dinilai belum dapat dinilai
Sensorik
- Dahi normal normal
- Pipi normal normal
- Dagu normal normal
N.Facialis Kanan Kiri
Motorik
Mengerutkan dahi : simetris
Menutup mata : lagophtalmus tidak ada lagophtalmus tidak
ada
Menunjukkan gigi : tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Lipatan nasolabialis : tidak ada kelainan datar
Bentuk Muka
- Istirahat : simetris
4
- Berbicara/bersiul : asimetris
Sensorik
2/3 depan lidah belum dapat dinilai
Otonom
- Salivasi belum dapat dinilai
- Lakrimasi belum dapat dinilai
- Chvostek’s sign belum dapat dinilai
N. Cochlearis Kanan Kiri
Suara bisikan : terdengar terdengar
Detik arloji : terdengar terdengar
Tes Weber : Tidak dilakukan penilaian
Tes Rinne : Tidak dilakukan penilaian
N. Glossopharingeus dan N. Vagus Kanan Kiri
Arcus pharingeus : tidak simetris
Uvula : Belum dapat dilakukan penilaian
Gangguan menelan : ada
Suara serak/sengau : tidak ada
Denyut jantung : normal
Refleks
- Muntah : tidak dilakukan penilaian
- Batuk : tidak dilakukan penilaian
- Okulokardiak : tidak dilakukan penilaian
- Sinus karotikus: Normal
Sensorik
- 1/3 belakang lidah: belum dapat dinilai
N. Accessorius Kanan Kiri
Mengangkat bahu : kuat kuat
5
Memutar kepala : tidak ada hambatan
N. Hypoglossus Kanan Kiri
Mengulur lidah : deviasi ke kiri
Fasikulasi : tidak ada
Atrofi papil : tidak ada
Disartria : ada
FUNGSI MOTORIK
LENGAN Kanan Kiri
Gerakan cukup kurang
Kekuatan 4-5 3
Tonus normal normal
Refleks fisiologis
- Biceps normal normal
- Triceps normal Meningkat
- Radius normal Meningkat
- Ulna normal Meningkat
Refleks patologis
- Hoffman Ttromner negatif
Trofik eutrofi
TUNGKAI Kanan Kiri
Gerakan cukup cukup
Kekuatan 4-5 4
Tonus normal normal
Klonus
- Paha tidak ada tidak ada
- Kaki tidak ada tidak ada
Refleks fisiologis
- K P R normal normal
- A P R normal normal
6
Refleks patologis
- Babinsky tidak ada tidak ada
- Chaddock tidak ada tidak ada
- Oppenheim tidak ada tidak ada
- Gordon tidak ada tidak ada
- Schaeffer tidak ada tidak ada
- Rossolimo tidak ada tidak ada
- Mendel Bechterew tidak ada tidak ada
Refleks kulit perut
- Atas tidak ada kelainan
- Tengah tidak ada kelainan
- Bawah tidak ada kelainan
7
SENSORIK
Tidak ada kelainan
GAMBAR
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : tidak ada kelainan
Defekasi : tidak ada kelainan
Ereksi : tidak diperiksa
8
Lipatan nasolabialis (-)Sudut mulut kiri tertinggal tertinggal
Gerakan : kurangKekuatan : 3Refleks fisiologi meningkat
Gerakan : kurangKekuatan : 3Refleks fisiologi meningkat
Gerakan : CukupKekuatan : 4
Gerakan : CukupKekuatan : 4
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis : tidak ada
Lordosis : ada
Gibbus : tidak ada
Deformitas : tidak ada
Tumor : tidak ada
Meningocele : tidak ada
Hematoma : tidak ada
Nyeri ketok : tidak ada
GEJALA RANGSANG MENINGEAL
Kanan Kiri
Kaku kuduk tidak ada
Kernig tidak ada tidak ada
Lasseque tidak ada tidak ada
Brudzinsky
- Neck tidak ada
- Cheek tidak ada
- Symphisis tidak ada
- Leg I tidak ada tidak ada
- Leg II tidak ada tidak ada
GAIT DAN KESEIMBANGAN
Gait Keseimbangan dan Koordinasi
Ataxia : belum dapat dinilai Romberg : belum dapat dinilai
Hemiplegic : belum dapat dinilai Dysmetri : Tidak ada kelainan
Scissor : belum dapat dinilai - jari-jari : Tidak ada kelainan
Propulsion : belum dapat dinilai - jari hidung : Tidak ada kelainan
Histeric : belum dapat dinilai - tumit-tumit : Tidak ada kelainan
9
Limping : belum dapat dinilai
Steppage : belum dapat dinilai Trunk Ataxia : tidak dilakukan
Astasia-Abasia: belum dapat dinilai Limb Ataxia : tidak dilakukan
GERAKAN ABNORMAL
Tremor : tidak ada
Chorea : tidak ada
Athetosis : tidak ada
Ballismus : tidak ada
Dystoni : tidak ada
Myocloni : tidak ada
FUNGSI LUHUR
Afasia motorik : tidak ada
Afasia sensorik : tidak ada
Apraksia : belum dapat dinilai
Agrafia : belum dapat dinilai
Alexia : belum dapat dinilai
Afasia nominal : belum dapat dinilai
10
LABORATORIUM
DARAH
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hb 12.6 g/dl 12-14
Leukosit 7000 /ul 5000-10000
Trombosit 275.000 /ul 150.000-400.000
Hitung Jenis
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
%
%
%
%
%
%
0-1
1-3
2-6
50-70
20-40
2-8
URINE : tidak diperiksa
FAECES : tidak diperiksa
LIQUOR CEREBROSPINALIS : tidak diperiksa
PEMERIKSAAN KHUSUS
Rontgen foto cranium : Belum diperiksa
Rontgen foto thoraks : tidak diperiksa
Rontgen foto columna vertebralis : tidak diperiksa
Electro Encephalo Graphy : tidak diperiksa
Arteriography : tidak diperiksa
Electrocardiography : tidak diperiksa
Pneumography : tidak diperiksa
Lain-lain : tidak diperiksa
11
RINGKASAN
ANAMNESA
Penderita dirawat di bagian syaraf RSUD Palembang BARI karena
mengalami kelemahan pada tungkai dan lengan kiri secara tiba-tiba.
Sejak 6 jam SMRS, saat penderita istirahat tiba-tiba penderita mengalami
kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri tanpa disertai kehilangan kesadaran.
Saat serangan penderita merasa sakit kepala yang tidak di sertai mual muntah,
kejang, disertai gangguan rasa pada sisi yang lemah, yaitu gangguan rasa baal atau
kesemutan pada sisi yang lemah. Kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri
dirasakan tidak sama berat.. Saat bicara mulut penderita mengot ke kiri dan
bicaranya pelo.
Riwayat darah tinggi ada sejak 2 tahun yang lalu. Riwayat kencing manis
disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat trauma disangkal.
Penderita baru pertama kali mengalami kejadian ini.
PEMERIKSAAN
Status Generalis
Kesadaran: Compos mentis (E:4, M:6, V:5)
TD : 140/100 mmHg
Status Neurologicus
Nn. Cranialis :
N.Facialis Kanan Kiri
Motorik
Lipatan nasolabialis : tidak ada kelainan datar
Bentuk Muka
- Berbicara/bersiul : asimetris
12
N. Glossopharingeus dan N. Vagus Kanan Kiri
Arcus pharingeus : tidak simetris
Uvula : Belum dapat dilakukan penilaian
Gangguan menelan : ada
N. Hypoglossus Kanan Kiri
Mengulur lidah : deviasi ke kiri
Disartria : ada
FUNGSI MOTORIK
LENGAN Kanan Kiri
Gerakan cukup kurang
Kekuatan 4-5 3
Refleks fisiologis
- Biceps normal normal
- Triceps normal Meningkat
- Radius normal Meningkat
- Ulna normal Meningkat
TUNGKAI Kanan Kiri
Gerakan cukup cukup
Kekuatan 4-5 4
-DIAGNOSA
DIAGNOSA KLINIK : Hemiparesis sinistra Tipe spastik + parase
N. VII dan N. XII
DIAGNOSA TOPIK : Capsula Interna Hemisferium dextra
DIAGNOSA ETIOLOGI : Trombosis Serebri
13
PENGOBATAN
Perawatan
• Bed rest
• Diet nasi biasa
Medikamentosa
• IVFD Ringer Laktat gtt xx/mnt
• Citicolin 2x500 mg iv
• Radin 2x1 1 amp
• Captopril 2x 25 mg
• Aspilet 1x1 tab
• Neurodex 1x1 tab
Fisioterapi
Latihan gerak aktif
PROGNOSA
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
14
DISKUSI
A. Diagnosis banding Topik
1) Lesi di Cortex hemisferium Pada penderita ditemukan gejala:
Cerebri dextra
-Defisit Motorik -Hemiparesis sinistra tipe spastik
-Gejala iritatif -tidak ada kejang pada sisi yang lemah
-Gejala Fokal (kelumpuhan tidak sama berat) -kelemahan lengan dan tungkai sinistra tidak sama berat
-Gejala defisit sensorik pd sisi yang lemah - tidak ada kelainan * Jadi, kemungkinan lesi di cortex Hemisferium cerebri dextra dapat disingkirkan 2) Lesi di subcortex Hemisferium Cerebri Pada penderita ditemukan gejala:dextra, gejalanya:
*Ada gejala defisit motorik - Hemiparesis sinistra tipe spastik
*Ada afasi motorik subkortikal - tidak afasia motorik subkortikal * Jadi, Kemungkinan lesi disub korteks hemisferium cerebri dextra dapat disingkirkan 3) lesi di kapsula Interna hemisferium cerebri Pada penderita ditemukan gejala:dextra, gejalanya:
-ada hemiparese/hemiplegia typical - Hemiparase sinistra tipe spastik
-parase N.VII dekstra sentral - Parase N. VII sinistra sentral
-parase N.XII dextra sentra - Parase N. XII sinistra sentral
-kelemahan di lengan dan tungkai sama berat - Kelemahan lengan dan tungkai tidak sama berat
Jadi, kemungkinan lesi di kapsula interna hemisferium cerebri dextra belum dapat disingkirkan
15
B. Diagnosis Banding Etiologi
1) Hemorrhagia Cerebri Pada penderita ditemukan gejala*Kehilangan kesadaran > 30 menit Tidak ada kehilangan kesadaran > 30 menit*Terjadi saat aktifitas Terjadi saat istirahat*Didahului sakit kepala, mual, muntah Didahului sakit kepala, mual(-), muntah (-)*Riwayat Hipertensi Riwayat HipertensiJadi kemungkinan etiologi Hemorrhagia cerebri sudah dapat disingkirkan 2) Trombosis Cerebri Pada penderita ditemukan gejala*Tidak ada kehilangan kesadaran - Tidak ada kehilangan kesadaran*Terjadi saat istirahat - Terjadi saat istirahatJadi, Kemungkinan etiologi trombosis cerebri belum dapat disingkirkan 3) Emboli Serebri Pada penderita ditemukan gejala*Kehilangan kesadara < 30 menit - Tidak ada kehilangan kesadaran < 30 menit*Ada arterial Fibrilasi *Tidak ada arterial Fibrilasi*Terjadi saat akitifitas *Tidak terjadi saat akitifitasJadi, kemungkinan etiologi embili serebri sudah dapat disingkirkan
Kesimpulan : Diagnosis etiologi pada trombosis serebri
16
DISKUSI
A.Diagnosis Topik :
Lesi di Capsula interna hemisferium dextra
B. Diagnosis banding Etiologi:
Trombosis Serebri
PEMBAHASAN
Definisi Stroke
Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah manifestasi klinik dari
gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan
cepat dan lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa ditemukannya
penyakit selain daripada gangguan vaskular.
Klasifikasi stroke
A. Berdasarkan kelainan patologik pada otak :
1. Stroke Hemoragik :
Perdarahan intraserebral
Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subaraknoid)
2. Stroke non hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
Yang dibagi atas subtipe :
Trombosis serebri
Emboli serebri
Hipoperfusi sistemik
B. Berdasarkan penilaian terhadap waktu kejadiannya
1. Transient Iskemik Attack (TIA) atau serangan stroke sementara, gejala
defisit neurologis hanya berlangsung kurang dari 24 jam.
2. Reversible Ischemic Neurolagical Deficits (RIND), kelainannya atau gejala
neurologis menghilang lebih dari 24 jam sampai 3 minggu.
3. Stroke progresif atau Stroke in Evolution (SIE) yaitu stroke yang gejala
klinisnya secara bertahap berkembang dari yang ringan sampai semakin
berat.
17
4. Stoke komplit atau completed stroke, yaitu stroke dengan defisit neurologis
yang menetap dan sudah tidak berkembang lagi.
C. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1. Sistem karotis
Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
Sensorik : hemihipestesia kontralateral, parestesia
Gangguan visual : hemianopsia homonym kontralateral, amourosis fugax
Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
2. Sistem vertebrobasiler
Motorik : hemiparese alternan, disartria
Sensorik : hemihipestesia alternan, parestesia
Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis utama yang dikaitkan dengan insufisiensi aliran darah otak
dapat dihubungkan dengan tanda serta gejala di bawah ini :
1. Arteri vertebralis (6)
a. Hemiplegi alternan
b. Hemiplegi ataksik
2. Arteri karotis interna (sirkulasi anterior ; gejala-gejalanya biasanya
unilateral). Lokasi lesi yang paling sering adalah pada bifurkasio arteria
karotis komunis menjadi arteria karotis interna dan eksterna. Gejala-gejala
yaitu :
a. Buta mutlak sisi ipsilateral
b. Hemiparese kontralateral
3. Arteri Basilaris
a. Tetraplegi
b. Gangguan kesadaran
c. Gangguan pupil
d. Kebutaan
18
e. Vertigo
f. Arteria serebri anterior (gejala primernya adalah perasaan kacau)
Kelemahan kontralateral lebih besar pada tungkai. Lengan bagian
proksimal mungkin ikut terserang. Gerakan voluntar pada tungkai
terganggu.
g. Gangguan sensorik kontralateral.
h. Demensia, refleks mencengkeram dan refleks patologis
4. Arteria serebri posterior (dalam lobus mesencepalon atau talamus) (14)
a. Koma.
b. Hemiparesis kontralateral.
c. Afasia visual atau buta kata (aleksia).
d. Kelumpuhan saraf otak ketiga – hemianopsia, koreoatetosis.
5. Arteria serebri media
a. Monoparesis atau hemiparesis kontralateral (biasanya mengenai
tangan).
b. Kadang-kadang hemianopsia kontralateral (kebutaan).
c. Afasia global (kalau hemisfer dominan yang terkena) ; gangguan
semua fungsi yang ada hubungannya dengan percakapan dan
komunikasi.
d. Disfagia.
Patofisiologi
19
Gambar. Penyumbatan pembuluh darah
Penyumbatan pembuluh darah merupakan 80% kasus dari kasus
stroke. Penyumbatan sistem arteri umumnya disebabkan oleh terbentuknya
trombus pada ateromatous plaque pada bifurkasi dari arteri karotis. Erat
hubungannya dengan aterosklerosis (terbentuknya ateroma) dan
arteriolosclerosis.
Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi
klinik dengan cara :
c. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan
insufisiensi aliran darah.
d. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya trombus atau
perdarahan aterom
e. Merupakan terbentuknya trombus yang kemudian terlepas sebagai
emboli
f. Menyebabkan dinding pembuluh menjadi lemah dan terjadi
aneurisma yang kemudian dapat robek
Suatu penyumbatan total dari aliran darah pada sebagian otak akan
menyebabkan hilangnya fungsi neuron yang bersangkutan pada saat itu juga.
Bila anoksia ini berlanjut sampai 5 menit maka sel tersebut dengan sel
penyangganya yaitu sel glia akan mengalami kerusakan ireversibel sampai
20
nekrosis beberapa jam kemudian yang diikuti perubahan permeabilitas
vaskular disekitarnya dan masuknya cairan serta sel-sel radang.
Gambar. Iskemik penumbra
Disekitar daerah iskemi timbul edem glia, akibat berlebihannya H+
dari asidosis laktat. K+ dari neuron yang rusak diserap oleh sel glia disertai
rentensi air yang timbul dalam empat hari pertama sesudah stroke. Edem ini
menyebabkan daerah sekitar nekrosis mengalami gangguan perfusi dan timbul
iskemi ringan tetapi jaringan otak masih hidup. Daerah ini adalah iskemik
penumbra.
Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi
kerusakan (baik karena infark maupun perdarahan). Neuron-neuron di daerah
tersebut tentu akan mati, dan neuron yang rusak ini akan mengeluarkan
glutamat, yang selanjutnya akan membanjiri sel-sel disekitarnya. Glutamat ini
akan menempel pada membran sel neuron di sekitar daerah primer yang
terserang. Glutamat akan merusak membran sel neuron dan membuka kanal
kalsium (calcium channels). Kemudian terjadilah influks kalsium yang
mengakibatkan kematian sel. Sebelumnya, sel yang mati ini akan
mengeluarkan glutamt, yang selanjutnya akan membanjiri lagi neuron-neuron
disekitarnya.
Neuron-neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas,
yaitu charged oxygen molecules (seperti nitric acida atau NO), yang akan
21
merombak molekul lemak didalam membran sel, sehingga membran sel akan
bocor dan terjadilah influks kalsium.
Stroke iskemik menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak
yang menyebabkan kematian sel.
Faktor Risiko Stroke
Secara umum faktor resiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu
umur, jenis kelamin, ras/bangsa dan genetik, sedangkan faktor resiko yang dapat
dimodifikasi, yaitu hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, merokok, dan
hiperlpidemia.
Faktor resiko stroke dibagi atas faktor mayor dan faktor minor :
A. Faktor mayor
Hipertensi
Penyakit jantung
Diabetes Melitus
Pernah stroke
B. Faktor minor
Hiperlipidemia
Hematokrit tinggi
Merokok
Obesitas
Hiperurisemia
Kurang olahraga
Fibrinogen tinggi
Beda klinis stroke infark dan perdarahan
Gejala atau pemeriksaan Infark otak Perdarahan intra serebral
Gejala yang mendahului TIA (+) TIA (-)
Beraktivitas/istirahat Istirahat, tidur atau segera Sering pada waktu aktifitas
22
setelah bangun tidur
Nyeri kepala dan muntah Jarang Sangat sering dan hebat
Penurunan kesadaran
waktu onset
Jarang Sering
Hipertensi Sedang, normotensi Berat, kadang-kadang
sedang
Rangsangan meningen Tidak ada Ada
Defisit neurologis fokal Sering kelumpuhan dan
gangguan fungsi mental
Defisit neurologik cepat
terjadi
CT-Scan kepala Terdapat area hipodensitas Massa intrakranial dengan
area hiperdensitas
Angiografi Dapat dijumpai gambaran
penyumbatan, penyempitan
dan vaskulitis
Dapat dijumpai aneurisma,
AVM, massa intrahemisfer
atau vasospasme
Dasar diagnosis
a. Dasar diagnosis klinis
Anamnesis: penurunan kesadaran mendadak, lengan dan tungkai kanan
tidak dapat digerakkan, riwayat hipertensi.
Pemeriksaan fisik: TD 140/90 mmHg, hemiparese dekstra, parese N VII
sinistra sentral, hemihipestesi dekstra. GDS terakhir: 102 mg/dl
b. Dasar diagnosis topik
Sistem vertebrobasiler, karena gejala yang timbul merupakan gejala
gangguan sistem vertebrobasiler berupa gangguan motorik pada wajah
satu sisi dengan tubuh (anggota gerak), yaitu hemiparese dekstra, parese N
VII sinistra sentral.
c. Dasar diagnosis etiologik
23
Stroke hemoragik karena terjadi secara mendadak dan adanya penurunan
kesadaran, Hal ini sesuai dengan Algoritma Stroke Gajah Mada. Selain itu,
stroke pada pasien ini terjadi pada waktu beraktivitas (saat mandi).
Alogaritma Gajah Mada1
Penderita Stroke Akut è
Ketiganya atau 2 dari ketiganya ada
Penurunan kesadaran (+), sakit kepala (-), refleks patologis (-)
Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (+), reflek patolgi (-)
Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (-), refleks patologi (+) à Stroke Infark
\
24
1. Penurunan kesadaran2. Sakit kepala3. Refleks patologi
Stroke Hemoragi
Dasar usulan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin: untuk mengetahui faktor resiko stroke berupa
hematokrit meningkat, fibrinogen tinggi
Pemeriksaan darah lengkap: untuk mengetahui faktor resiko stroke berupa
DM, hiperkolesterolemia dan berguna juga untuk penatalaksanaannya.
Head CT scan: diagnosis pasti kelainan patologi stroke (hemoragik atau
infark), lokasi dan luas lesi.
EKG: mengetahui kelainan jantung berupa LVH (left ventricel hypertrofi)
DAFTAR PUSTAKA
25
1. Mansjoer, Arief et al. 2000. Strok dalam Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI, Jakarta. Hal 17-20
2. Sidharta P, Mardjono M. 2004. Mekanisme gangguan vaskular susunan saraf dalam Neurologi klinis dasar. Dian Rakyat. Surabaya. Hal 269-293
3. Corwin EJ 2000. Stroke dalam buku saku patofisiologi editor Endah P. EGC, Jakarta. Hal 181-182
4. Widjaja, L 1993. Stroke patofisiologi dan penatalaksanaan. Lab/bagian Ilmu Penyakit Saraf FK. UNAIR/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.Hal 1-48
5. Rumantir CU. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf
RSUD Arifin Achmad/ FK UNRI. Pekanbaru 2007. Available from:
http://eprints.undip.ac.id/29354/3/Bab_2.pdf
26