Ringkasan Bahris
-
Upload
viansya-vin -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Ringkasan Bahris
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 1/22
1
Summary
STUDI KOMPETENSI PEDAGOGIS MAHASISWAFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAOleh
Bahrissalim , Tanenji dan Farida Hamid
ABSTRAK PENELITIAN
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memetakankompetensi pedagogis mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari mahasiswa jurusanPendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan BahasaInggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,Manajemen Pendidikan, dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.Beberapa data dan informasi yanng terkait seperjti kebijakan fakultas dankompetensi pedagogis dosen juga menjadi perhatian dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatanqualitative research dan quantitative research dengan populasi adalah seluruh
mahasiswa fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan semester tujuh.Instrumen pengambilan data ini menggunakan tes kompetensi untukmahasiswa dan kuisioner atau checklist.
Beberapa hasil temuan data di lapangan didapati beberapa halmenarik. Namun demikian, secara umum bahwa penelitian inimempertegas hasil ujian komprehensip bahwa kompetensi pedagogismahasiswa fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan masih sangat rendah
dari keseluruhan jurusan yang diteliti. Kompetensi pedagogis yangrendah tersebut akan berpengaruh pada pada mutu lulusan fakultas Ilmutarbiyah dan Keguruan dan kompetensi mereka untuk mengajar dimadrasah-madrasah dan sekolah-sekolah unggulan di sekitar tempattinggal mereka. Kompetensi pedagogis mahasiswa yang rendah tersebutditunjukkan dalam hasil tes kompetensi yang menyatakan bahwamayoritas mendapatkan nilai rendah, yakni 51, 47% responden, yangmendapatkan nilai sedang berjumlah 48, 52%, tidak ada satupun
responden yang mendapatkan nilai tinggi. Jadi, beberapa data dan informasi yang dihasilkan dalam penelitian
ini sudah seharusnya dapat menjadi bahan pertimbangan khususnyafakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan dalam upaya peningkatan danpengembangan kualitas pendidikan dan proses pembelajaran fakultasmelalui peningkatan kompetensi para dosen dan pengembangan
kurikulum.
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 2/22
2
Pendahuluan
Substansi UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secaragaris besar terbagi atas delapan bab dan 84 pasal. Khusus Bab IV
mengatur tentang guru dan Bab V mengatur tentang dosen. Hal-hal yang
diatur antara lain: kualifikasi, kompetensi, serifikasi, hak dan kewajiban,
wajib kerja dan ikatan dinas, pengangkatan, penempatan, pemindahan
dan pemberhentian, pembinaan dan pengembangan, penghargaan,
perlindungan, cuti dan organisasi profesi serta kode etik.
Kompetensi guru yang dituntut adalah kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Selain itu menjadi guru harus
memiliki sertifikat pendidik yang dikeluarkan oleh lembaga perguruan
tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan
yang terakreditasi. Untuk melaksanakan tugas keprofesionalan itu maka
guru memiliki hak dan kewajiban: haknya adalah memperoleh
penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum termasuk gaji, tunjangan
yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional,
tunjangan khusus, serta maslahat tambahan untuk meningkatkan
kesejahteraan guru. Tunjangan khusus diberikan kepada guru yang
bertugas didaerah khusus serta berhak mendapat rumah dinas.
Maslahat tambahan bagi guru yang berprestasi berupa tunjangan
pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, pelayanan kesehatan,
penghargaan lainnya serta kemudahan lainnya untuk memperolehpendidikan bag! putra-putrinya. Selain itu guru berhak memperoleh
perlindungan dalam melaksanakan tugas, kesempatan untuk diangkat
menjadi pejabat struktural.
Kewajibannya adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran yang bermutu, melakukan penilaian dan
mengevaluasi hasil pembelajaran, meningkatkan kompetensi sesuai
dengan perkembangan IPTEK, melaksanakan tugas secara objektif, tidak
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 3/22
3
diskriminatif, menjunjung tinggi peraturan, kode etik guru, dan nilai-nilai
agama serta etika serta memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa.Melihat hak dan kewajiban guru dalam UU ini terkesan lebih
banyak mengatur hak, sehingga UU ini cenderung hanya meningkatkan
harkat guru tanpa diikuti dengan kinerja guru yang lebih baik. Hal ini
terlihat dari tidak adanya pasal yang mengatur bahwa kewajiban guru
akan diatur lebih lanjut dalam pengaturan tersendiri. Dan juga kewajiban
guru yang diatur sangat dangkal. Sehingga diasumsikan dengan
ditetapkannya UU ini tidak membawa dampak signifikan terhadap
peningkatan mutu pendidikan.
Di sisi lain, Undang-Undang Guru dan Dosen menjadi tantangan
baru bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Sudah
waktunya LPTK yang dinilai mempunyai kualitas lebih rendah
dibandingkan universitas biasa membuktikan kemampuannya. Salah satu
kelemahan guru yang harus dibenahi LPTK adalah bagaimana cara
mendidik (how to educate).
Banyak guru yang kurang memahami karakter anak didik sehingga
ada yang salah dalam memperlakukan anak didik. Dengan sertifikat
pendidik yang dimaksudkan dalam UU Guru dan Dosen menekankan
bagaimana cara mendidik peserta didik, karena yang menjadi kelemahan
guru di Indonesia adalah tidak mampu menghadapi anak didik dengan
baik.Dari segi peningkatan materi atau kompetensi keilmuan dapat
dilakukan melalui berbagai pelatihan dan juga pendidikan lebih lanjut
yang memang wajib diikuti para guru. Dan salah satu faktor penyebab
kualitas guru menurun adalah input yang rendah. Selama ini profesi guru
adalah profesi yang tidak dihargai sehingga mereka yang masuk ke LPTK
adalah mereka yang sudah tidak diterima di sejumlah jurusan favorit.
Dari input sendiri ada persoalan, sehingga mereka yang memilih masuk
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 4/22
4
LPTK adalah mereka yang tidak lulus jurusan non-kependidikan,
sehingga yang masuk adalah second class. Fungsi utama LPTK adalah menghasilkan guru yang mampu
mengikuti perkembangan ilmu dan perkembangan masyarakat yang
dihadapinya. Bagaimana mungkin LPTK bisa menghasilkan guru yang
handal jika kurikulum, fasilitas, dan tenaga pengajarnya tidak
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta merupakan LPTK yang harus selalu meningkatkan kualitasnya
agar dapat mempersiapkan calon-calon guru yang memiliki kompetensi
yang handal sesuai amanat Undang-undang tersebut. Salah satu cara
untuk mengetahui kualitas Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai
LPTK adalah dengan cara mengukur kompetensi mahasiswa atau
alumninya. Apakah mahasiswa atau alumninya sudah memiliki keempat
kompetensi guru tersebut secara baik? Sehingga mereka akan menjadi
tenaga pendidik yang profesional.
Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalah tersebut, maka pertanyaan penelitian
yang bisa dirumuskan adalah:
1.
Bagaimana kompetensi pedagogis mahasiswa Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagaicalon guru?
2. Bagaimana respon mahasiswa FITK terhadap kebijakan FITK dalam
peningkatan kompetensi pedagogis mahasisa ?
3. Bagaimana respon mahasiswa FITK terhadap kompetensi pedagogis
dosen ?
Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 5/22
5
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Memperoleh gambaran data tentang peta kompetensi pedagogismahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Mendapatkan data tentang respon mahasiswa FITK terhadap
kebijakan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif dalam
meningkatkan kompetensi pedagogis mahasiswa.
3. Mendapatkan data tentang respon mahasiswa FITK terhadap
kompetensi pedagogis dosen.
Sedangkan kegunaan hasil dari penelitian ini adalah;
1. Secara Akademik, temuan penelitian merupakan kajian lanjutan
tentang upaya peningkatan kualitas SDM tenaga kependidikan di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Secara terapan, penelitian ini menjadi bahan kajian yang urgen dalam
melihat pola peningkatan kualitas lulusan dan inovasi kurikulum
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei. Pendekatan penelitian
qualitative research dan quantitative research digabungkan untuk
mendukung penelusuran informasi dan data yang digambarkan dalam
desain riset ini. Instrumen yang digunakan didasarkan pada data dan
informasi yang dibutuhkan untuk analisis, yaitu meliputi. Pertama berupa
instrumen tes kompetensi, yakni; tes kompetensi untuk mengumpulkan
data tentang peta kompetensi pedagogis mahasiswa, Kedua berupa
instrumen kuesioner dan checklist terdiri dari penulusaran tentang respon
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 6/22
6
mahasiswa terhadap kabijakan FITK terhadap peningkatan kompetensi
pedagogis mahasiswa dan respon mahasiswa terhadap kompetensipedagogis dosen FITK.
Teknik analisis data dilakukan secara deskripstif analitik melalui
tahapan pengujian instrumen (validitas dan reabilitas instrumen tes dan
kuisoner). Analisis data penelitian dimaksudkan disamping untuk melihat
hubungan antar beberapa data yang ditemukan, juga untuk menemukan
prespektif pengembangan mutu pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terkait kompetensi pedagogis
mahasiswa atau lulusan.
Kajian Teoritis dan Kerangka Konseptual
1. Kajian Teoritis
a. Guru Pendidikan Agama Islam
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan hádala calon
Guru Pendidikan Agama Islam, maka dalam kajian teori ini perlu
dijelaskan pengertian Guru Pendidikan Agama Islam yaitu guru yang
diangkat oleh pemerintah untuk mengajar Pendidikan Agama Islam
pada madrasah di wilayah DKI Jakarta. Mereka adalah pegawai negeri
sipil (PNS) atau guru swasta yang diangkat untuk mengajar
Pendidikan Agama Islam pada madraza atau di sekolah umum.
b.
Kompetensi GuruKompetensi berasal dari bahasa Inggris competent, yang berarti
person having ability, power, authority, skill, knowledge to do what is
needed1 bertolak dari pengertian ini maka kompetensi dapat diberi
makna orang yang memiliki kemampuan, kekuasaan, kewenangan,
keterampilan, pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan suatu
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 7/22
7
tugas tertentu. Kompetensi adalah kewenangan, pengetahuan,
kemampuan, yang harus dimiliki oleh seorang guru agama untukmelaksanakan tugasnya sebagai Guru Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 ada empat kompetensi yang harus
dimiliki guru antara lain :
a. Kompetensi Pedagogis
Kompetensi pedagogis guru adalah kemampuan guru yang
berkaitan dengan pemahaman peserta didik, perancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Dimensinya adalah : (a)
pengetahuan strategi pembelajaran (PAIKEM) (b) pengetahuan
tentang penyusunan RPP (c) pengetahuan evaluasi pembelajaran, (d)
pengetahuan tentang KTSP (e) pengetahuan tentang pengembangan
sylabus.
b.
Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional guru adalah kemampuan guru yang
berkaitan dengan penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; penguasaan
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu; pengembangan materi pembelajaran
yang diampu secara kreatif; pengembangan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi danmengembangkan diri.
c. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru dalam
berkomunikasi sosial atau dalam berhubungan dengan murid-
muridnya, sesama teman guru, dengan kepala sekolah, dengan
pegawai tata usaha, dan dengan anggota masyarakat di
lingkungannya. Adapun Sukmadinata mengartikan kompetensi sosial
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 8/22
8
sebagai kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar. Dari dua definisi tersebut dapat ditarikkesimpulan bahwa kompetensi sosial seorang guru adalah
kemampuan untuk berhubungan dengan sesama guru, pegawai tata
usaha, murid-murid, dan masyarakat di lingkungan tempat
tinggalnya.
d.
Kompetensi Personal
Kompetensi personal guru adalah kemampuan guru yang
berkaitan dengan (a) penampilan sikap positif terhadap keseluruhan
tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan;
(b) pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang
seharusnya dimiliki guru; (c) penampilan upaya untuk menjadikan
dirinya sebagai anutan dan teladan bagi para siswanya. Dari beberapa
definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi individual
seorang guru adalah sikap pribadi yang mantap dan positif yang patut
diteladani dari seorang guru yang berkaitan dengan tugas guru dan
situasi pendidikan.
2. Kerangka Konseptual
Studi Kompetensi Pedagogis Mahasiswa FITK
Kurikulum FITK
Calon Guru yang profesional
Personal
Kompetensi Mahasiswa FITK
Pedagogis SosialProfesional
Kompetensi
Dosen FITK(Pedagogis,
profesional,
personal dan
sosial)
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 9/22
9
Hasil Penilitian1. Profil Responden
Profil responden ini memuat tentang beberapa hal yang terkait
erat dengan unit analisis penelitian ini, yakni mahasiswa-mahasiswa
semester VII Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Responden berdasarkan Jurusan adalah sebagai
berikut : PAI, yakni sebesar 29,4 %, kemudian disusul oleh respon den
yang berasal dari Jurusan IPA, yakni 16, 2 %, Jurusan PBI, 14,70 %,
Jurusan PBA, 11,8 %, Jurusan Manajemen Pendidikan, 11, 8 %, dan
Jurusan Matematika, 11,8 % . Serdangkan yang paling sedikit, yakni 1,4 %
adalah responden yang berasal dari Jurusan IPS.
Responden berdasarkan latar belakang pendidikan yang paling
banyak berasal dari Madrasah Aliyah baik swasta maupun negeri
menempati jumlah yang paling banyak, yakni 51.5 &, kemudianresponden yang berasal dari SMA baik swasta maupun negeri berjumlah,
29.41 %. Sedangkan yang jumlahnya paling sedikit responden yang
berasal dari pesantren, yakni 19.1 %. Kenyataan tersebut disebabkan oleh
persepsi bahwa kelanjutan pendidikan yang relevan dengan madrasah
Aliyah adalah UIN, IAIN atau STAIN, karena kesinambungan ilmu yang
dipelajari di madrasah Aliyah.
Adapun mengenai jumlah responden yang pernah mengikuti
pelatihan, workshop atau seminar berkaitan dengan peningkatan
kompetensi pedagogis dan profesional. Yang tidak pernah mengikuti
pelatihanh, workshop atau seminar yang menunjang peningkatan
kompetensi pedagogis dan profesional mereka, yakni berjumlah 51,5%.
Sedangkan responden yang pernah mengikuti pelatihan, workshop dan
seminar berjumlah 48,5 % dengan perincian yang pernah mengikuti 1 kali
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 10/22
10
berjumlah 22,05 %, yang pernah mengikuti 2 kali berjumlah 11,8 %, yang
pernah mengikuti 3 kali berjumlah 7,35 % dan yang mengikuti lebih dari 3kali berjumlah 7, 35 %.
2. Kompetensi Pedagogis Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam penelitian, kompetensi pedagogis difokuskan pada 4 aspek
kemampuan mahasiswa, yaitu pemahaman mahasiswa terhadap teori
belajar dan pembelajaran, pemahaman mahasiswa dalam menyusun
rencana pembelajaran (RP), pemahaman mahasiswa terhadap metode
pembelajaran dan penerapannya , dan pemahaman mahasiswa dalam
menyusun evaluasi pembelajaran. Dari hasil penelitian di lapangan
diketahui kompetensi pedagogis mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan setelah ditanya tentang beberapa pertanyaan yang berkaitan
dengan teori belajar dan pembelajaran, pemahaman tentang penyusunan
rancangan pembelajaran, penerapan strategi atau metode pembelajaran,
dan pemahaman terhadap penyusunan evaluasi pembelajaran atau
penilaian berbasis kelas secara umum masih rendah, karena jumlah
responden mendapat nilai rendah berjumlah 51, 47 %, dan yang mendapat
nilai sedang berjumlah 48, 52 %, sedangkan yang mendapat nilai tinggi
tidak ada atau 0 %.
Untuk mendapat gambaran secara rinci berkaitan dengan pertanyaanyang berkaitan kompetensi pedagogis mahasiswa yang mencakup teori
belajar dan pembelajaran, rencana pembelajaran (RP), strategi atau
metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran atau penilaian berbasis
kelas dapat diketahui pada diagram berikut ini :
Pemahaman responden berkaitan dengan teori belajar dan
pembelajaran masih tergolong sedang, karena responden yang dapat nilai
rendah berjumlah 50 % dan yang dapat mendapatkan nilai sedang
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 11/22
11
berjumlah 50 % juga, sedangkan yang mendapatkan nilai tinggi 0 %.
Pemahaman responden terhadap penyusunan rencana pembelajaran (RP) juga masih sedang, karena responden yang dapat mendapatkan nilai
rendah berjumlah 45, 6 %, yang mendapatkan nilai sedang berjumlah 54, 4
%, dan yang mendapatkan nilai tinggi 0 %.Pemahaman responden dalam
memahami dan menerapkan strategi atau metode pembelajaran juga
sangat rendah, karena yang mendapatkan nilai rendah berjumlah 73, 5 %,
yang mendapatkan nilai sedang berjumlah 26, 5 %, sedangkan yang
mendapatkan nilai tinggi berjumlah 0 %. Sedangkan pemahaman
responden berkaitan dengan evaluasi pembelajaran atau penilaian
berbasis kelas relatif masih rendah, responden yang mendapatkan nilai
rendah lebih besar, yakni berjumlah 85, 3 %, yang mendapatkan nilai
sedang berjumlah 13, 2 %, sedangkan yang mendapatkan nilai tinggi
hanya berjumlah 1, 5 %.
Setelah diketahui kompetensi pedagogis responden secara
keseluruhan dan hasil komponen-komponen yang mendukung
kompetensi pedagogis selanjutnya diuraikan kompetensi pedagogis setiap
jurusan sebagai berikut . Responden yang berasal dari jurusan Pendidikan
Agama Islam yang mendapat nilai rendah berjumlah 45 %, yang
mendapatkan nilai sedang berjumlah 55 %, sedangkan yang mendapatkan
nilai tinggi berjumlah 0 %. Responden yang berasal dari jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris, responden yang mendapatkan nilai rendahberjumlah 30 %, yang mendapatkan nilai sedang berjumlah 70 %,
sedangkan yang mendapatkan nilai tinggi tidak ada atau 0 %. Responden
yang berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab mendapatkan nilai
yang sama antara nilai rendah dan sedang, sedanagkan yang mendapat
nilai tinggi tidak ada, yakni nilai rendah 50 %, nilai sedang 50 %, dan nilai
tinggi 0 %. Responden yang berasal dari dari jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam mendapatkan nilai sedang, yakni berjumlah 53, 6 %,
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 12/22
12
yang mendapatkan nilai rendah berjumlah 36, 4 %, dan sebagaimana
jurusan yang tidak ada ytang mendapatkan nilai tinggi atau 0 %.Responden yang berasal dari jurusan dari Pendidikan Matematika juga
tidak ada yang mendapatkan nilai tinggi, sedangkan mendapatkan nilai
sedang baerjumlah 75 %, dan yang mendapatkan nilai rendah berjumlah
25 %. Responden yang berasal dari jurusan Manajemen Pendidikan paling
rendah nilainya dibandingkan dengan jurusan lainnya, karena yang
mendapatkan nilai rendah berjumlah 87, 5 %, yang mendapatkan nilai
sedang berjumlah 12, 5 %, dan seperti jurusan lain tidak ada yang
mendapatkan nilai tinggi. Sedangkan responden yang berasal dari jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagaimana terlihat pada diagram
di atas mayoritas mendapatkan nilai sedang yakni berjumlah 56, 7 %,
yang mendapatkan nilai rendah berjumlah 33, 4 %, sedangkan yang
mendapatkan nilai tinggi 0 %.
3. Respon Mahasiswa terhadap Kebijakan FITK dalam Meningkatkan
Kompetensi Pedagogis Mahasasiswa
Untuk mendapatkan alumni yang berkompeten sebagaimana
tuntutan Undang-undang No. 14 tentang guru dan dosen, yakni memiliki
kompetensi pedagogis, kompetensi profesional, kompetensi personal, dan
kompetensi sosial, tidak hanya dipengaruhi pribadi mahasiswa secarainternal, akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal mahasiswa,
termasuk lingkungan belajar, sarana dan prasarana fakultas, serta
kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan berkaitann dengan
kurikulum yang digunakan, sumber daya manusia dalam hal ini para
dosen yang mengajar, atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
fakultas dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa.
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 13/22
13
Dalam penelitian ini digali apa saja yanng menjadi kebijakan fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatrullah Jakarta dalammemberikan motivasi mahasiswa, khususnya dalam meningkatlam
kompetensi pedagogis, dengan cara menggali respon mahasiswa terhadap
kebijakan tersebut.
Adapun respon mahasiswa sebagai responden terhadap kebijakan
Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan dapat diketahui dari beberapa
diagram berikut :
Respon mahasiswa FITK dari berbagai jurusan terhadap kebijakan
FITK dalam meningkatkan kompetensi pedagogis mahasasiswa,
mayoritas menjawab masih cukup, dan sebagian kecil menjawab sudah
baik. Adapun jumlah responden yang menjawab sudah baik berjumlah 24,
3 %, yang menjawab cukup berjumlah 44, 9 %, sedangkan yang menjawab
masih kurang berjumlah 30, 9 %.
Untuk mengetahui respon yang paling baik dan yang paling rendah
dari berbagai jurusan terhadap kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam meningkatkan
kompetensi pedagogis mahasiswa dapat diketahui antara lain :
Responden yang berasal dari jurusan Pendidikan Agama Islam
mayoritas menganggap kebijakan FITK dalam meningkatkan kompetensi
pedagogis mahasiswa masih cukup baik yakni berjumlah 48 %, sebagin
kecil dari mereka mengnggap sudah baik dengan jumlah 28, 5 %, danyang mengganggap masih kurang berjumlah 23, 5 %. Responden yang
berasal dari jurusan Pendidikan Matematika mayoritas responden, yakni
55 % menyatakan bahwa kebijakan FITK dalam meningkatkan
kompetensi pedagogis masih kurang, sedangkan yang menyatakan sudah
baik hanya 13, 8 %, dan yang menyatakan sudah cukup berjumlah 31, 3 %.
Dengan demikian menurut mereka kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang kompetensi pedagogis mahasiswa harus selalu ditingkatkan
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 14/22
14
sehingga dapat menghasilkan alumni yang qualified. Responden yang
berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab yang menyatakan kebijakanfakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam meningkatkan kompetensi
pedagogis mahasiswa masih cukup baik, yakni berjumlah 43, 8 %, yang
menyatakan masih kurang berjumlah 28, 8 %, sedangkan yang
menyatakan sudah baik berjumlah 27, 5 %. Mayoritas responden yang
berasal dari jurusan pendidikan Ilmu Sosial, yakni 46, 6 % menyatakan
bahwa kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan masih kurang
dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa, 33, 4 % responden
menyatakan sudah cukup, sedangkan hanya 20 % dari responden
menyatakan sudah baik. Sebagin kecil responden dari jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris, yakni 20 % menyatakan bahwa kebijakan fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan sudah baik, akan tetapi mayoritas mereka, yakni
49 % menyatakan sudah cukup, sedangkan responden yang menyatakan
masih kurang berjumlah 29 %. Mayoritas responden, yakni berjumlah 47,
3 % menyatakan bahwa kebijakan FITK dalam meningkatkan kompetensi
pedagogis mahasiswa sudah cukup baik, yang menyatakan masih kurang
berjumlah 29, 1 %, sedangkan yang menyatakan sudah baik berjumlah 23,
6 %.
4. Respon Mahasiswa terhadap Kompetensi Pedagogis Dosen
Sebagaimana kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam
meningkatkan kompetensi mahasiswa, faktor sumber daya manusia paradosen juga sangat menentukan keberhasilan fakultas dalam
mempengaruhi kompetensi mahasiswa, karena merekalah yang secara
langsung implementer kurikulum di kelas dan yang berhadapan langsung
dengan mahasiswa, jika kompetensi pedagogis mereka rendah sangat
mempengaruhi kompetensi pedagogis mahasiswa.
Untuk itu dalam penelitian ini dikaji sejauh mana kompetensi para
dosen FITM melalui respon mahasiswa sebagai berikut :
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 15/22
15
Berdasarkan pada hasil jawaban responden dari semua jurusan,
diketahui bahwa mayoritas responden yakni berjumlah 66, 5 %menyatakan bahwa kompetensi pedagogis dosen sudah cukup baik, yang
menyatakan kompetensdi pedagogis dosen sudah cukup baik berjumlah
28, 2 %, sedangkan yang menyatakan bahwa kompetensi pedagogis dosen
fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan masih kurang baik berjumlah 8, 8
%. Dengan demikian maka kompetensi tersebut perlu dipertahankan
bahkan meningkat sehingga mencapai di atas 75 %.
Adapun respon mahasiswa terhadap kompetensi dosen FITK berdasarkan
jurusan antara lain sebagai berikut : Respon Mahasiswa PAI Terhadap
Kompetensi Dosen FITK adalah 67 % menyatakan kompetensi pedagogis
dosen fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sudah cukup baik, yang
menyatakan sudah baik berjumlah 26 %, sedangkan yang menyatakan
masih kurang berjumlah 7 %. Mayoritas responden yang berasal dari
jurusan Pendidikan Matematika yakni berjumlah 71, 25 % menyatakan
kompetensi pedagogis dosen fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sudah
cukup baik, yang menyatakan sudah baik berjumlah 10 %, sedangkan
yang menyatakan masih kurang berjumlah 18, 75 %. Mayoritas responden
yang berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab yakni berjumlah 66, 25
% menyatakan kompetensi pedagogis dosen fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan sudah cukup baik, yang menyatakan sudah baik berjumlah 27,
5 %, sedangkan yang menyatakan masih kurang berjumlah 6, 25 %.Mayoritas responden yang berasal dari jurusan Pendidikan Ilu
Pengetahuan Sosial yakni berjumlah 73, 3 % menyatakan kompetensi
pedagogis dosen fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan sudah cukup baik,
yang menyatakan sudah baik berjumlah 23,3 %, sedangkan yang
menyatakan masih kurang berjumlah 3,3 %. Mayoritas responden yang
berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yakni berjumlah 70 %
menyatakan kompetensi pedagogis dosen fakultas Ilmu tarbiyah dan
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 16/22
16
Keguruan sudah cukup baik, yang menyatakan sudah baik berjumlah 25
%, sedangkan yang menyatakan masih kurang berjumlah 5 %. Mayoritasresponden yang berasal dari jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
yakni berjumlah 61, 8 % menyatakan kompetensi pedagogis dosen
fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sudah cukup baik, 28, 2 %
menyatakan sudah baik, sedangkan yang menyatakan masih kurang
berjumlah 10 %.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Kompetensi adalah perangkat dasar bagi seorang guru dalam
melakukan proses pembelajaran yang pada akhirnya menghantarkan
peserta didik mencapai pendidikan yang berkualitas dan memiliki
pengetahuan yang kompeten. Tuntutan guru memiliki kompetensi
sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang No 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen, yakni kompetensi pedagogis, kompetensi
profesional, kompetensi personal dan kompetensi sosial sehingga dapat
menjadi guru yang profesional, dengan menjadi guru profesional maka
proses pembelajaran di kelas dapat dilaksanakan dengan aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
Penelusuran tingkat kompetensi guru ini sangat penting dilakukan
atas pemeberlakuan KTSP dalama sistem pendidikan nasional. Seiring
tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai yang diamanatkan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, maka analisisterkait keterhubungan kompetensi guru menjadi penting untuk dikaji
secara akademis dan teoritis. Bagitu juga mahasiswa fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan yang merupakan calon guru diharapkan dapat
memenuhi keempat kompetensi tersebut, sehingga ketika menjadi guru
dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.
Dari hasil peneilitian di atas ada beberapa yang menjadi catatan
untuk dikaji dan dianalisis. Pertama, diketahui bahwa ketrlibatan
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 17/22
17
mahasiswa dalam berbagai macam pelatihan, workshop, atau seminar
yang menunjang kompetensi mereka sangat rendah, yakni 51, 5 % tidakpernah mengikuti pelatihan, workshop atau seminar, sedangkan yang
yang pernah mengikuti satu kali berjumlah 48, 5 %. Kedua, kompetensi
pedagogis mahasiswa sebagaimana hasil penelitian menunjukkan masih
rendah, karena mahasiswa yang mendapatkan nilai rendah lebih banyak
daripada yang mendapatkan nilai sedang, yakni 51, 47 % responden
mendapatkan nilai rendah dan yang mendapatkan nilai sedang berjumlah
48, 52 %, dan tidak ada yang mendapatkan nilai tinggi. Ketiga, kebijakan
fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam meningkatkan kompetensi
pedagogis menurut respon mahasiswa cukup baik, yakni 44, 9 %. Keempat,
kompetensi pedagogis dosen menurut respon mahasiswa juga cukup baik
, yakni 66, 5 % menyatakan cukup.
Dari hasil penelitian di atas, jika dianalisis hubungan antara
keikutsertaan mahasiswa dalam pelatihan, workshop atau seminar sangat
berpengaruh terhadap kompetensi pedagogis mahasiswa. Akan tetapi
kalau dilihat dari respon mahasiswa terhadap kebijakan fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan dalam meningkatkan kompetensi pedagogis
mahasiswa dan respon mahasiswa terhadap kompetensi pedagogis dosen
terhadap kompetensi pedagogis mahasiswa masih sangat rendah, karena
tidak ada mahasiswa yang mendapatkan nilai tinggi dalam kemampuan
yang berkaitan dengan kompetensi pedagogis.Kenyataan ini dapat dipahami karena respon mahasiswa tentang
kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam meningkatkan
kompetensi pedagogis mahasiswa dan kompetensi pedagogis dosen yang
menyatakan baik tidak signifikan, yakni hanya 24, 3% untuk kebijakan
fakultas, dan 28, 2%.
Dengan hasil penelitian ini menjadi pertimbangan bagi pihak
fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai lembaga LPTK yang
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 18/22
18
menghasilkan calon-calon guru untuk selalu meningkatkan kualitas
pendidikan di fakultas yang berkaitan dengan kurikulum, sarana danprasarana, SDM para dosen dan staf administrasi, dan kompetensi para
dosen sebagaimana amanat UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan
dosen, sehingga dapat menghasilkan alumni-alumni yang profesional di
bidang keguruan dan kependidikan.
Kesimpulan dan saran
a.
Kesimpulan
1.
Secara umum kompetensi pedagogis mahasiswa fakultas Ilmu
tarbiyah dan Keguruan masih rendah. Hal tersebut diketahui dari
kemampuan mereka berkaitan dengan teori belajar dan
pembelajaran, menyusun perencanaan pembelajaran, strategi atau
metode pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang masih
rendah, bahkan tidak ada yang mendapatkan nilai yang tinggi.
2.
Secara lebih rinci tentang rendahnya kompetensi mahasiswa
fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ditunjukkan oleh mayoritas
mahasiswa yang mendapatkan nilai rendah, yakni dalam aspek
teori belajar dan pembelajaran yang mendapatkan nilai rendah
berjumlah 50 %, aspek penyusunan rancangan pembelajaran yang
mendapatkan nilai rendah berjumlah 45, 6%, aspek metode yangn
mendapatkan nilai rendah berjumlah 73, 5%, dan pada aspekevaluasi pembelajaran mahasiswa yang mendapatkan nilai rendah
berjumlah 85, 3%.
3. Kebijakan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam
meningkatkan kompetensi pedagogis mahasiswa menurut respon
mahasiswa cukup baik. Hal ini dinyatakan oleh mereka
sebagaimana hasil penelitian berjumlah 44, 9% dan yang
menyatakan baik hanya berjumlah 24, 3%.
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 19/22
19
4. Kompetensi pedagogis dosen juga masih tergolong sedang, karena
hasil respon mahasiswa yang menyatakan cukup baik berjumlah66, 5%, dan yang menyatakan baik hanya berjumlah 28, 2%.
b. Saran
1. Untuk mendapatkan dan menjamin mutu pendidikan yang
berkualitas di fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, maka sangat
dibutuhkan tes kompetensi secara berkala terhadap mahasiswa. Tes
kompetensi ini selain untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa
juga bertujuan untuk mengetahui dan memetakan tingkat
kompetensi mahasiswa dan menjadikan bahan evaluasi bagi dosen
dalam meningkat kompetensi dosen dalam proses pembelajaran.
2. Untuk meningkatkan kompetensi pedagogis mahasiswa fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, diperlukan peningkatan kompetensi
dosen dan kebijakan fakultas yang tepat, antara lain, pelatihan atau
workshop kompetensi pedagogis dosen, berbagai kegiatan seminar
pendidikan, pengembangan kurikulum fakultas berbasis tuntutan
UU No. 14 Tahun 2005 melalui pengkajian dan analisis kurikulum
yang ada, dan perbaikan sarana dan prasarana yang menunjang
kompetensi pedagigis dosen dan mahasiswa.
3. Untuk menjamin kualitas SDM tenaga pengajar fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, diperlukan uji kompetensi terhadap para
dosen berkaitan dengan kompetensi pedagogis secara berkala,sehingga diketahui aspek apa yang menjadi kelemahan kompetensi
pedagogis para dosen. Uji kompetensi sangat penting guna
menghasilkan calon-calon guru yang profesional, dann jika para
alumni sudah memiliki keempat kompetensi sebagaimana amanat
UUD secara tidak langsung akan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, khususnya di madrasah.
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 20/22
20
Daftar Kepustakaan
A. Piet Sahertian dan Ida Aleida Sahertian. Supervisi Pendidikan dalamRangka Program Inservice Education. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990.
Abd. Ghafur, Drs., M. Si., Disain Instruksional, Solo: Tiga Serangkai, t.t.Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005, Cet. I.
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005,
Cet. I.
Barnadib, Sutari Imam, Pengantar Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Yayasan
Penerbit FIP-IKIP Yogyakarta, 1978.
Buchori, Mochtar, Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia,Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1994.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama, PanduanPelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan bagi Guru RA/Madrasah,
2007.
Djamrah, Saiful Bakri,Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya:
Usaha Nasional, 1994.
Goble, Norman M., Perubahan Peranan Guru, Jakarta: PT Gunung Agung,
1983, Cet. I.
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002, Cet. I.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2001
Indrakusuma, Amir Dalen, Pengantar Ilmu Pendidikan: Sebuah TinjauanTeoritis Filosofis, Surabaya: Usaha Nasional, 1973.
J.J. Hasibuan, Drs., Dip. Ed., dkk., Proses Belajar Mengajar , Bandung: CV.Remadja Karya, 1988, Cet. I.
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 21/22
21
Jalal, Fasri, Sertifikasi Guru untuk Mewujudkan Pendidikan yang Bermutu,
makalah seminar pendidikan di PPS Unair Surabaya, 28 April 2007
selanjutnya lihat http://sertifikasiguru.org.Kartono, Kartini -------, Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan
Nasional, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997.
Kartono, Kartini, Pengantar Ilmu Pendidikan Teoritis, Bandung: CV. Mandar
Maju, 1992.
Mudyahardjo, Redja -------, Filsafat Ilmu Pendidikan; Suatu pengantar ,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Mudyahardjo, Redja, Pengantar Pendidikan; Sebuah Studi Awal TentangDasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan Indonesia,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar , Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000,
Cet. II.
Oemar Hamalik, Prof. Dr., Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2002, Cet. I.
Purwanto, M. Ngalim, Drs., Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. XII.
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan; Teoritis dan Praktis, Bandung: CV.Rosda Karya, 1985.
Ritchie Stevenson, 2005 dalam makalah Dirjen PMTK Fasli Jalal yangberjudul Teachers’ Quality Improvement in Indonesia : newparadigm and milestones.
Suara Karya, 13 Desember 2005.
Sudirman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Guru danCalon Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada: 1994.
Sudirman N. Dkk, Ilmu Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1992, Cet. VI.
Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2000.
7/21/2019 Ringkasan Bahris
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-bahris 22/22
22
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta: Pt. Aksara baru, 1982
Syah, Muhibbin, M. Ed. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, Cet.VI
Tafsir, Ahmad, Dr., Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2000, Cet. III.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan,Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1981.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999, Cet. X.
Wens Tanlian, Dasar-dasar lmu Pendidikan, Jakarta: PT. Gramedia, 1989.
Yusuf, A. Muri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982.