ringkasan Bab 5 nilai saham.docx

9
Nama anggota kelompok: Victor Pasaribu 16957 Novi Indriani 17507 Jhayanti Nithyananda 18032 NILAI SAHAM Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham adalah nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar pada waktu tertentu dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Tujuan mengetahui nilai-nilai tersebut adalah untuk mengetahui saham-saham mana yang sedang tumbuh (growth), yang murah (undervalued) dan yang mahal (overvalued). Pertumbuhan perusahaan (growth) menunjukkaninvestment opportunity set (IOS) atau set kesempatan investasi di masa datang. Undervalued dapat diketahui dengan cara melihat nilai pasar yang lebuh kecil dari nilai intrinsiknya, sebaliknya untuk mengetahui overvalued apabila nilai pasar lebih besar dari nilai intrinsiknya. Nilai Buku Dan Nilai-Nilai Lain 1. Nilai nominal

Transcript of ringkasan Bab 5 nilai saham.docx

Page 1: ringkasan Bab 5 nilai saham.docx

Nama anggota kelompok:

Victor Pasaribu 16957

Novi Indriani 17507

Jhayanti Nithyananda 18032

NILAI SAHAM

Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham adalah nilai buku (book value), nilai

pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham

menurut pembukuan perusahaan. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar pada waktu

tertentu dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.

Tujuan mengetahui nilai-nilai tersebut adalah untuk mengetahui saham-saham mana

yang sedang tumbuh (growth), yang murah (undervalued) dan yang mahal (overvalued).

Pertumbuhan perusahaan (growth) menunjukkaninvestment opportunity set (IOS) atau set

kesempatan investasi di masa datang. Undervalued dapat diketahui dengan cara melihat nilai

pasar yang lebuh kecil dari nilai intrinsiknya, sebaliknya untuk

mengetahui overvalued apabila nilai pasar lebih besar dari nilai intrinsiknya.

Nilai Buku Dan Nilai-Nilai Lain

1. Nilai nominal

Nilai nominal (par value), dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan

untuk tiap-tiap lembar saham. Nilai nominal merupakan modal per lembar yang secara

hukum harus ditahan diperusahaan. Untuk saham yang tidak mempunyai nilai nominal,

dewan direksi umumnya menetapkan nilai sendiri perlembarnya. Jika tidak ada nilai yang

ditetapkan, maka yang dianggap sebagai modal secara hukum adalah semua penerimaan

bersih yang diterima oleh emiten ketika mengeluarkan saham.

2. Agio saham

Agio saham, merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan

dengan nilai nominal sahamnya. Di neraca ditampilkan dalam nilai totalnya.

Page 2: ringkasan Bab 5 nilai saham.docx

3. Nilai modal disetor

Nilai modal disetor, merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada

perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau dengan saham biasa. Nilai

modal disetor merupakan penjumlahan total nilai nominal ditambah dengan agio saham.

4. Laba ditahan

Laba ditahan, merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Lasba

tersebut diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal. Dalam neraca

menambah total laba yang disetor.

5. Nilai buku

Nilai buku, nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh

pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Maka nilai buku per lembar saham

dapat dilihat dengan total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

Nilai buku per lembar saham = Total ekuitas

jumlah saham beredar

Perhitungan nilai buku perlembar saham:

1. Hitung nilai ekuitas saham preferen

Nilai ekuitas dihitung dengan mengalikan nilai tebus (call price) atau nilai nominal

(jika nilai tebus tidak digunakan) ditambah dengan dividen yang di arrears dengan

lembar saham preferen yang beredar. Jika nilai tebus tidak digunakan maka nilai

nominal yang digunakan. Agio saham untuk saham preferen dimasukkan sebagai

nilai ekuitas saham biasa.

2. Hitung nilai ekuitas saham biasa

nilai ekuitas dihitung dengan mengurangi nilai total ekuitas dengan saham preferen.

Nilai buku saham biasa

3. ·Nilai buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai ekuitas saham biasa dengan

jumlah lembar saham biasa yang beredar.

Nilai buku saham biasa = nilaiekuitas saham biasa

jumlah saham beredar

Page 3: ringkasan Bab 5 nilai saham.docx

Nilai Pasar

Nilai pasar (market value) merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual leh

perusahan, maka nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu

yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran

saham di pasar bursa.

Nilai Intrinsik

Untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham dapat menggunakan dua analisis:

a.    Analisis fundamental (Fundamental Security Analysis) atau analisis perusahaan,

menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (laba,

didviden dll). Analisis ini lebih banyak digunakan oleh akademisi.

b.   Analisis teknis, menggunakan data pasar saham (harga dan volume transaksi saham),

biasanya analisis ini digunakan oleh para praktisi.

Untuk analisis fundamental ada dua pendekatan yang digunakan:

a. Pendekatan nilai sekarang (Present Value Approach).

Pertama, dengan mendiskotokan nilai-nilai arus kas di masa depan. Kedua, mendiskonto

dividen sesuai dengan kebijakan perusahaan dalam membayar dividen tersebut.

Pendekatan Nilai Sekarang

Disebut juga dengan metode kapitalisasi laba karena melibatkan proses kapitalisasi

nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang.

P0 = nilai sekarang dari perusahaan

t = periode waktu ke t dari t=1 sampai dengan ∞

k = suku bunga diskonto atau tingkat pengembalian yang diinginkan

Arus kas merupakan kas yang diterima oleh perusahaan emiten. Alternatif dari arus

kas yaitu laba perusahaan juga dapat digunakan untuk menghitung nilai perusahaan

yang diperoleh oleh perusahaan dapat ditahan sebagai sumber dan internal atau

dividen. Dividen yang merupakan satu-satunya arus pendapatan investor dapat

digunakan sebagai pengganti model diskonto arus kas untuk menghitung nilai

Po=∑t=1

∞ Arus Kast

(1+k )t

Page 4: ringkasan Bab 5 nilai saham.docx

intrinsik saham. Model diskonto dividen merupakan model untuk menghitung nilai

intrinsik dengan mendiskontokan dividen masa depan ke nilai sekarang.

Dt = dividen yang dibayarkan untuk periode ke t.

Apabila pembayaran dividen tidak teratur dapat digunakan rumus :

Po = D1

(1+k )+ D 2(1+k ) ²

+…+ D ∞

(1+k )∞

Beberapa kasus sering ditemui dalam besarnya nilai dividen yang dibayarkan. Beberapa

perusahaan membayar dividen dengan besarnya yang teratur dan beberapa perusahaan yang

lain membayar dividen dengan nilai yang konstan yang sama dari waktu ke waktu (disebut

juga dengan dividen tidak bertumbuh atau pertumbuhan nol) dan beberapa perusahaan

lainnya bahkan membayar dividen yang selalu naik dengan tingkat pertumbuhan yang

konstan

1.    Pembayaran dividen tidak teratur

Beberapa perusahaan membayar dividen dengan tidak teratur, yaitu dividen tiap periode tidak

mempunyai pola yang jelas bahkan pada periode tertentu tidak membayar dividen sama

sekali. Untuk kasus ini rumus sebelumnya dapat digunakan untuk menghitung nilai intrinsik

saham biasa.

2.    Dividen konstan tidak bertumbuh

Jika perusahaan membayar dividen konstan yang nilainya sama dari waktu ke waktu, yaitu

sebesar D, maka nilai intrinsik harga saham sebagai berikut :

D                  D                D

Po = ------------ + ------------- + -------------

Po=∑t=1

∞ Dt

(1+k )t

Page 5: ringkasan Bab 5 nilai saham.docx

                     (1+K)         (1+K)2          (1+K)~

Dan dapat disederhanakan sebagai berikut:

                                           D

                               Po = ----------

                                           K

Dividen konstan biasanya dilakukan untuk menilai saham preferen karena dividen saham

preferen biasanya adalah konstan yang umumnya dinyatakan dalam persentase dari nilai

nominalnya.

3.    Pertumbuhan dividen yang konstan

Bentuk lain dari model diskonto dividen adalah untuk kasus deviden yang bertumbuh secara

konstan yaitu dengan pertumbuhan sebesar g. Jika dividen periode awal adalah D0, maka

dividen periode kesatu adalah D0(1+g) dan periode kedua adalah sebesar D0 (1+g) (1+g) atau

D0 (1+g)^2 dan seterusnya. Untuk kasus pembayaran dividen yang bertumbuh secara

konstan, rumus nilai intrinsik saham sebagai berikut :

                Do (1+g)         Do(1+g)2               Do (1+g)~

Po = --------------- + -------------- + …+ -----------------

                            (1 + K)           (1+K)2                (1+K)~  

Keterangan :

Do           : dividen per lembar saham pada periode ke 0

g              : tingkat pertumbuhan dividen

Rumus disederhanakan menjadi:

          Do(1+g)                       g = (1- Payout Ratio) * ROE   

Po = ---------------

(k-g)

                              

Asumsi dasar dari model ini adalah Ke harus lebih besar dari g. Jika Ke lebih kecil dari g,

maka nilai intrinsik saham manjadi negatif yang merupakan nilai tidak realistis untuk suatu

saham. Demikian juga jika Ke sama besar dengan g, maka (k-g) akan sama dengan nol dan

Page 6: ringkasan Bab 5 nilai saham.docx

akibatnya nilai intrinsik saham akan sangat besar sekali bernilai tak terhingga yang juga

merupakan nilai tidak realistis untuk suatu saham.

b. Pendekatan PER (Price Earning Ratio).

Pendekatan price earning ratio dicari melalui rasio antara harga pasar saham dengan laba per

lembar saham, pendekatan ini sering digunakan oleh para analis sekuritas untuk menilai

harga saham karena pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang

diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan

pada suatu periode tertentu. PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning.

Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan

dari earnings.

Nilai saham perusahaan dihitung dengan mengalikan antara laba per lembar saham yang

diharapkan oleh perusahaan dengan rasio harga rata-rata industri / laba.

P =   PER industri x Firm expected earning per share (EPS)

Awalnya rumus ini berasal dari rumus PER yaitu :

                             P

                        PER : ------------               

                         EPS             

Keterangan :

                             P          : Harga saham saat ini

                             EPS       : Laba per lembar saham (earning per share) saat ini.