Ringkasan

1
Peranan Ilmu Mekanika Reservoir terhadap Upaya Peningkatan Perolehan Minyak pada Reservoir Minyak RINGKASAN Pengurasan suatu reservoir didasari oleh seberapa besar hidrokarbon yang dapat diproduksikan ke permukaan dari keseluruhan Hydrocarbon in Place yang terdapat dalam reservoir. Pada kegiatan produksi primer, diharapkan pengurasan yang diperoleh cukup besar sehingga saturasi minyak yang tertinggal dalam reservoir hanya sedikit. Namun dalam kenyataannya di lapangan, perolehan minyak hanya sekitar 10-25% dari Original Oil in Place (OOIP). Sehingga menyisakan saturasi minyak sisa dalam reservoir, untuk itu dilakukan pengurasan tahap lanjut berupa pengurasan sekunder maupun tersier. Pengurasan sekunder dilakukan dengan cara mendesak minyak sisa dalam reservoir menuju sumur produksi menggunakan fluida berupa air ataupun gas sebagai pendesaknya. Pendesakan demikian merupakan pendesakan tak tercampur (immiscible flooding). Pada tahap secondary recovery, dalam kenyataannya di lapangan diperoleh penambahan recovery factor sekitar 10-20%. Sehingga dalam hal ini perlu dilakukan pengurasan tersier guna merubah sifat fisik batuan dan fluida reservoir untuk menyempurnakan pendesakan dan penyapuan minyak sisa dalam reservoir. Untuk memaksimalkan perolehan minyak baik pada secondary recovery maupun tertiary recovery perlu diperhatikan parameter apa saja yang mempengaruhi perolehannya, dalam hal ini yaitu parameter mekanika reservoir. Faktor perolehan minyak merupakan fungsi dari efisiensi pendesakan (microscopic displacement efficiency) dan efisiensi pendesakan volumetric (macroscopic displacement efficiency). Efisiensi pendesakan mikroskopik dipengaruhi oleh tegangan antarpermukaan, wettabilitas, tekanan kapiler, saturasi fluida, dan permeabilitas. Sedangkan efisiensi pendesakan makroskopik dipengaruhi oleh heterogenitas reservoir dan mobilitas rasio. Edo Pratama 113100058 Pembimbing Ir. Sunindyo, M.T.

description

ringkasan kompre edo prataman UPN

Transcript of Ringkasan

Page 1: Ringkasan

Peranan Ilmu Mekanika Reservoir terhadap Upaya Peningkatan

Perolehan Minyak pada Reservoir Minyak

RINGKASAN

Pengurasan suatu reservoir didasari oleh seberapa besar hidrokarbon yang

dapat diproduksikan ke permukaan dari keseluruhan Hydrocarbon in Place yang

terdapat dalam reservoir.

Pada kegiatan produksi primer, diharapkan pengurasan yang diperoleh

cukup besar sehingga saturasi minyak yang tertinggal dalam reservoir hanya sedikit.

Namun dalam kenyataannya di lapangan, perolehan minyak hanya sekitar 10-25%

dari Original Oil in Place (OOIP). Sehingga menyisakan saturasi minyak sisa dalam

reservoir, untuk itu dilakukan pengurasan tahap lanjut berupa pengurasan sekunder

maupun tersier. Pengurasan sekunder dilakukan dengan cara mendesak minyak sisa

dalam reservoir menuju sumur produksi menggunakan fluida berupa air ataupun

gas sebagai pendesaknya. Pendesakan demikian merupakan pendesakan tak

tercampur (immiscible flooding).

Pada tahap secondary recovery, dalam kenyataannya di lapangan diperoleh

penambahan recovery factor sekitar 10-20%. Sehingga dalam hal ini perlu dilakukan

pengurasan tersier guna merubah sifat fisik batuan dan fluida reservoir untuk

menyempurnakan pendesakan dan penyapuan minyak sisa dalam reservoir.

Untuk memaksimalkan perolehan minyak baik pada secondary recovery

maupun tertiary recovery perlu diperhatikan parameter apa saja yang

mempengaruhi perolehannya, dalam hal ini yaitu parameter mekanika reservoir.

Faktor perolehan minyak merupakan fungsi dari efisiensi pendesakan (microscopic

displacement efficiency) dan efisiensi pendesakan volumetric (macroscopic

displacement efficiency). Efisiensi pendesakan mikroskopik dipengaruhi oleh

tegangan antarpermukaan, wettabilitas, tekanan kapiler, saturasi fluida, dan

permeabilitas. Sedangkan efisiensi pendesakan makroskopik dipengaruhi oleh

heterogenitas reservoir dan mobilitas rasio.

Edo Pratama

113100058

Pembimbing

Ir. Sunindyo, M.T.