Rild~yo- - Universitypustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pikiranrakyat... · cakap...

2
. Senin 123 17 18 19 OJan OPeb '-'I.~ o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat 4 5 6 7 8 9 10 11 20 21 22 @ 24 25 26 8 Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags o Sabtu 12 13 27 28 OSep OOkt o Minggu 14 15 16. 29 30 31 ONov ODes Menjadi "Alien" ,. . -- - - di Rild~yo University: - -- - - P ADA hari kedua bulan April 2008, ketika boo- ga sakura sedang bennekaran, ootuk pertama kalinya saya menginjakkan ka- ki di Jepang dalam program pertukaran mahasiswa antara Universitas Padjadjaran dan Rikkyo University, Tokyo. Setiap tahunnya, Rikkyo University, melakukan per- tukaran mahasiswa dengan empat puluh universitas dari sembilan belas negara. Menu- rut Center for International Studies (CIS), Departemen yang bertanggungjawab ter- hadap mahasiswa asing, jum- lah pelajar asing di Rikkyo Uni- versity taboo ini mencapai lebih dari empat ratus orang, yang sebagian besar berasal dari Korea dan Cina. Hidup di Jepang tak sesulit yang saya bayangkan sebelumnya, berkat bantuan dan dukungan Center for International Studies dan bantuan lain, kehidupan saya di Jepang menjadi tak sesulit yang saya bayangkan sebelum- nya. Ketika masih berada di In- donesia, CIS Rikkyo University mengirimkan berbs-berkas yang berisi petunjuk langkah demi langkah yang harus di- lakukan setelah sampai di Jepang, sehingga saya tidak perlu merasa kebingungan setelah sampai di Bandara Narita. Sesampainya di Tokyo, seo- rang relawan mahasiswi yang cakap berbahasa Inggris men- gantarkan ke Rikkyo University International Dormitory. Asra- ma tersebut merupakan asra- ma,barn yang harga sewa per bulannya mencapai lebih dari seratus ribu yen. Para maha- siswa asing yang berstatus spe- cial international student hanya perlu membayar 53.700 yen karena sebagian biaya se- wanya disubsidi oleh Rikkyo University. Asrama yang terdiri dari tu- juh lantai tersebut dilengkapi dengan kitchenette, ofuro, ser- ta kloset yang dilengkapi tombol-tombol. Selain itu, pengamanan asrama sangat ketat berkat adanya kunci seni- lai 30.000 yen yang dilengkapi sensor ootuk keluar-masuk as- rama dan naik-turun lift. Pada minggu pertama bulan April itu, saya disibukkan den- gan pembuatan kartu identitas yang disebut dengan Alien Registration Card yang harus diurus di bagian imigrasi di kantor wali kota. Pembuatan Alien Registration Card meru- -- pakan proses imigrasi yang wa- jib dilakukan oleh orang yang akan tinggal di Jepang selama lebih dari sembilan puluh hari. Kartu ini dibutuhkan ketika membuka rekening taboogan dan membeli telefon genggam. Masa orientasi di universitas barn dimulai pada minggu berikutnya. Para mahasiswa asing dibimbing oleh staf dari CIS dalam menjalankan semua prosedur, mulai dari penje- lasan mengenai peraturan-per- aturan, penjelasan silabus dan mata kuliah, tes kesehatan, sampai membuka rekening tabungan. Pada masa orientasi pula, kami diminta ootuk bertemu dengan arodemic ad- visor, yang merupakan dosen pembimbing kami. Biasanya, satu academic advisor bertanggungjawab membimb- ing satu atau dua orang maha- siswa. "You can contact me if you need anything, even when you face financial difficulties," kata Prof. Toshiya Ozaki, academic advisor saya, kepada saya dan Louis, mahasiswa pertukaran yang berasal dari Prancis. Keti- ka itu, kami bimbingan di restoran tempura yang terletak di dekat universitas. Prof. Oza- ~ mentraktir saya dan Louis makan siang di restoran terse- but. Ketika itu pula saya bertanya kepada Prof. Ozaki mengenai kemungkinan ada tidaknya tempat di universitas yang dap- at saya gunakan ootuk salat. Tak saya sangka, tanggapan beliau begitu cepat. Beliau langsung mengurus tempat se- mentara yang dapat saya gu- nakan ootuk salat, dan keesokan harinya, staf CIS mengurus tempat tetap yang dapat saya gunakan, yakni ru- ang Student Counseling Cen- ter. Selain mendapatkan aca- demic advisor, sayajuga men- dapatkan seorang tutor pribadi yang bertugas ootuk men- dampingi saya seminggu sekali. Biasanya, kami hanya makan siang bersama sambil melakukan perbinc;,mgan ringan dalam bahasa Jepang, ootuk melatih bahasa Jepang saya. Perkuliahan barn berlang- sung di minggu ketiga bulan April. Sebelum menentukan mata kuliah yang akan kami ambil, kami diperbolehkan menghadiri semua kelas yang kami minati. Kelas di Rikkyo University terbagi dalam lima periode. ~~riode~lang- K lip in9 Hum QsUn p Qd 2 0 0 9---------

Transcript of Rild~yo- - Universitypustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pikiranrakyat... · cakap...

Page 1: Rild~yo- - Universitypustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pikiranrakyat... · cakap berbahasa Inggris men- ... ringan dalam bahasa Jepang, ootuk melatih bahasa Jepang saya.

. Senin

12317 18 19

OJan OPeb'-'I.~

o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat

4 5 6 7 8 9 10 11

20 21 22 @ 24 25 268 Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags

o Sabtu12 13

27 28

OSep OOkt

o Minggu

14 15 16.29 30 31

ONov ODes

Menjadi "Alien",. .-- - -

di Rild~yo University:- - - - -

P ADA hari kedua bulanApril 2008, ketika boo-ga sakura sedang

bennekaran, ootuk pertamakalinya saya menginjakkan ka-ki di Jepang dalam programpertukaran mahasiswa antaraUniversitas Padjadjaran danRikkyo University, Tokyo.

Setiap tahunnya, RikkyoUniversity, melakukan per-tukaran mahasiswa denganempat puluh universitas darisembilan belas negara. Menu-rut Center for InternationalStudies (CIS), Departemenyang bertanggungjawab ter-hadap mahasiswa asing, jum-lah pelajar asing di Rikkyo Uni-versity taboo ini mencapailebih dari empat ratus orang,yang sebagian besar berasaldari Korea dan Cina. Hidup diJepang tak sesulit yang sayabayangkan sebelumnya, berkatbantuan dan dukungan Centerfor International Studies danbantuan lain, kehidupan sayadi Jepang menjadi tak sesulityang saya bayangkan sebelum-nya.

Ketika masih berada di In-donesia, CIS Rikkyo Universitymengirimkan berbs-berkasyang berisi petunjuk langkahdemi langkah yang harus di-lakukan setelah sampai di

Jepang, sehingga saya tidakperlu merasa kebingungansetelah sampai di BandaraNarita.

Sesampainya di Tokyo, seo-rang relawan mahasiswi yangcakap berbahasa Inggris men-gantarkan ke Rikkyo UniversityInternational Dormitory. Asra-ma tersebut merupakan asra-ma,barn yang harga sewa perbulannya mencapai lebih dariseratus ribu yen. Para maha-siswa asing yang berstatus spe-cial international studenthanya perlu membayar 53.700yen karena sebagian biaya se-wanya disubsidi oleh RikkyoUniversity.

Asrama yang terdiri dari tu-juh lantai tersebut dilengkapidengan kitchenette, ofuro, ser-ta kloset yang dilengkapitombol-tombol. Selain itu,pengamanan asrama sangatketat berkat adanya kunci seni-lai 30.000 yen yang dilengkapisensor ootuk keluar-masuk as-rama dan naik-turun lift.

Pada minggu pertama bulanApril itu, saya disibukkan den-gan pembuatan kartu identitasyang disebut dengan AlienRegistration Card yang harusdiurus di bagian imigrasi dikantor wali kota. PembuatanAlien Registration Card meru---

pakan proses imigrasi yang wa-jib dilakukan oleh orang yangakan tinggal di Jepang selamalebih dari sembilan puluh hari.Kartu ini dibutuhkan ketikamembuka rekening taboogandan membeli telefon genggam.

Masa orientasi di universitasbarn dimulai pada mingguberikutnya. Para mahasiswaasing dibimbing oleh staf dariCIS dalam menjalankan semuaprosedur, mulai dari penje-lasan mengenai peraturan-per-aturan, penjelasan silabus danmata kuliah, tes kesehatan,sampai membuka rekeningtabungan. Pada masa orientasipula, kami diminta ootukbertemu dengan arodemic ad-visor, yang merupakan dosenpembimbing kami. Biasanya,satu academic advisorbertanggungjawab membimb-ing satu atau dua orang maha-siswa.

"You can contact me if youneed anything, even when you

face financial difficulties," kataProf. Toshiya Ozaki, academicadvisor saya, kepada saya danLouis, mahasiswa pertukaranyang berasal dari Prancis. Keti-ka itu, kami bimbingan direstoran tempura yang terletakdi dekat universitas. Prof. Oza-

~ mentraktir saya dan Louis

makan siang di restoran terse-but.

Ketika itu pula saya bertanyakepada Prof. Ozaki mengenaikemungkinan ada tidaknyatempat di universitas yang dap-at saya gunakan ootuk salat.Tak saya sangka, tanggapanbeliau begitu cepat. Beliaulangsung mengurus tempat se-mentara yang dapat saya gu-nakan ootuk salat, dankeesokan harinya, staf CISmengurus tempat tetap yangdapat saya gunakan, yakni ru-ang Student Counseling Cen-ter.

Selain mendapatkan aca-demic advisor, sayajuga men-dapatkan seorang tutor pribadiyang bertugas ootuk men-dampingi saya seminggusekali. Biasanya, kami hanyamakan siang bersama sambilmelakukan perbinc;,mganringan dalam bahasa Jepang,ootuk melatih bahasa Jepangsaya.

Perkuliahan barn berlang-sung di minggu ketiga bulanApril. Sebelum menentukanmata kuliah yang akan kamiambil, kami diperbolehkanmenghadiri semua kelas yangkami minati. Kelas di RikkyoUniversity terbagi dalam lima

periode. ~~riode~lang-

K lip i n 9 Hum QsUn p Qd 2 0 0 9---------

Page 2: Rild~yo- - Universitypustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pikiranrakyat... · cakap berbahasa Inggris men- ... ringan dalam bahasa Jepang, ootuk melatih bahasa Jepang saya.

sung selama sembil;'iii"puiUhmenit. Periode pertama dimu-lai pukul 9.00 dan berakhirpukullO.30 pagi. Di antarasatu periode dan periodeberikutnya, terdapat selangwaktu sepuluh menit yang di-gunakan untuk beIjalan daritempat kuliah satu ke tempatkuliah berikutnya sebelum ku-liah di periode berikutnya dim-ulai. Biasanya, di periode ked-ua, yang berlangsung pukul10-40 sampai 12.10,perpus-takaan mulai dipenuhi paramahasiswa yang sedang me-nunggu kuliah berikutnya.

Hanya terdapat dua kegiatanyang dilakukan para mahasiwadi perpustakaan, belajar atautidur. Ketika istirahat berlang-sung, para mahasiswa akanberhamburan ke empat kantindi universitas. Tempat terbaikuntuk menikmati makan siangadalah lapangan rumput di at-ap salah satu bangunan univer-sitas. Sambil menikmati pe-man9angan dari atas gedung,kita dapat duduk-duduk atautidJll1Uldisinari hangatnyasinar matahari. Pukul13.lO,para mahasiswa kembali ke ke-las untuk melanjutkan kelasyang berlangsung di periodeberikutnya.

Ke:asyang saya ap,Eil adalah

DOK.PRI~

MAHASISWA dan berbagai negara, yang tennasuk dalam pertukaran mahasiswa Rikkyo Uni-versity, Tokyo, berpakaian tradisional Jepang. Setiap tahunnya, Rikkyo University melakukan per-tukaran mahasiswa dengan empat puluh universitas dan sembilan belas negara. *

kelas bahasa Jepang dan kelasintemasional yang menggu-nakan bahasa Inggris sebagaibahasa pengantar.Berdasarkan hasil pretest ba-hasa Jepang pada masa orien-tasi, saya ditempatkan di kelasyang sesuai dengan kemam-puan saya. Pada umumnya,satu kelas bahasa terdiri darisepuluh sampai lima belas ma-hasiswa. Kelasyang berlang-sung lima hari dalam seminggutersebut menekankan keteku-nan para mahasiswa untuk be-lajar sendiri karena banyaknyapekeIjaan rumah, kuis, dan tu-gas-tugas online.

Sepanjang tahun, kelas sayaberlangsung pada periodepertama. Dengan demikian,saya harns pergi naik keretapada jam sibuk (rush hour).Pada waktu ini, orang-orangberdesak-desakan untuk ma-suk ke kereta yang sudahpenuh dengan penumpang.Terkadang, jika kereta terlam-bat, saya terpaksa berlari agarbisa tiba tepat waktu sebelumkelas dimulai. Para maha-siswa yang berlarian menujukelas masing-masing adalahhal yang biasa terlihat sekitartiga menit sebelum loncengberbunyi pada pukuI9.00.Para pengajar, yang selaludatang tepat waktu, akanlangsung memanggil nama

para mahasiswa satu per satutepat setelah lonceng berbun-yi.

Selain kelas bahasaJepang,sayajuga mengambil beberapakelas intemasional yang meng-gunakan bahasa Inggris seba-gai bahasa pengantar. Dosenyang mengajar di kelas-kelasyang saya ikuti adalah dosenJepang yang dapat berbahasaInggris dengan fasih, dosendari Amerika, Kanada, danInggris. Umumnya setiap kelasterdiri dai dua puluh sampai 25orang mahasiswa, orangJepang dan mahasiswa dariberbagai negara.

Kemampuan untukberbicara dalam bahasa Inggrisditekankan di kelas intema-sional karena seringnya kamimelakukan diskusi kelompok.Hampir dalam setiap perte-muan, kami diminta duduk dikelompok-kelompok kecil,yang terdiri dari dua orangsampai empat orang.

Melalui diskusi denganorang yang memiliki latar be-lakang budaya berbeda, sayabelajar untuk memahami su-atu peristiwa dari perspektifbudaya yang berbeda. Halyang biasa teIjadi dalamdiskusi kelompok adalah ke-cenderungan orang Amerikadan Eropa untuk mendomi-nasi diskusi kelompok.

Joseph Shaules, dosen dariDepartemen InterculturalCommunication, mencobauntuk menetralisasi hal terse-but dengan berkata "For youwho talk a lot,feel how valu-able it isfor you to listen. Andfor you who listen a lot,feelhow valuable it isfor you tospeak up".

Selain berdiskusi, kami jugadiminta untuk bekeIja dalamkelompok untuk mengeIjakansuatu projek yang akandipresentasikan. Saya pemahsekelompok dengan maha-siswa yang berasal dari Jermandan mahasiswa yang berasaldari Rusia. lni bukan hal yangmudah, karena masing-masingdari kami memiliki cara keIjayang berbeda. Pada akhirnya,meskipun sempat teIjadi kete-gangan karena pendapat yangsering kali bertentangan, pre-sentasi kami dapat dikatakansukses.

Mendapatkan kesempatanuntuk merasakan kehidupansebagai perserta pertukaranpelajar di Jepang adalah suatupengalaman yang berharga ba-gi saya. Angatou Rikkyo!

Tokyo, 3 Februari 2009

SarahAisha, mahasiswaFakultas Psikologi UniversitasPadjadjaran Bandung.