Rhinitis Alergi
-
Upload
giena-novita-sari -
Category
Documents
-
view
126 -
download
2
description
Transcript of Rhinitis Alergi
Rhinitis Alergi
Rhinitis Alergi
Ridho Ahmad Jabbar
1010211052
Rhinitis Alergi
Definisi menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its impact onAsthma) tahun 2001 Kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.
Rhinitis Alergi
Rinitis alergi penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan allergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan allergen spesifik tersebut.
Etiologi
Berdasarkancara masuknya, allergen dibagi atas :
Alergen inhalan, yang masuk bersama dengan dengan udara pernafasan, misalnya tungau debu rumah, serpihan epitel kulit binatang, rerumputan serta jamur.
Alerge ingestan yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu sapi, telur, coklat, ikan laut, udang, kepiting dan kacang-kacangan.
Alergen injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin dan sengatan lebah.
Alergen kontaktan, yang masuk melalui kontak kulit atau misalnya bahan kosmetika, perhiasan dan lain-lain.
Epidemiologi
Meskipun insiden rhinitis alergi yang tepat tidak diketahui, tampaknya menyerang sekitar sekitar 10 % dari populasi umum.
Dapat timbul pada semuagolongan umur, terutama anak dan dewasa, namun berkurang berkurang dengan bertambahnya umur.
Faktor herediter berperan, sedangkan jenis kelamin, golongan etnis dan ras tidak berpengaruh.
Gambaran Histologik
Secara mikroskopik tampak adanya dilatasi pembuluh darah dengan pembesaran sel goblet dan sel pembentuk mucus.
Terdapat pembesaran ruang interseluler dan penebalan membrane basal, serta ditemukan infiltrasi sel-sel eosinofil pada jaringan mukosa dan sub mukosa.
Serangan dapat terjadi persisten sepanjang tahun, sehingga terjadi perubahan irreversible, yaitu terjadi proliferasi jaringan ikat dan hiperplasia mukosa sehingga tampak mukosa hidung menebal.
Klasifikasi
Berdasarkan sifat berlangsungnya :
Rinitis alergi musiman (seasonal), terjadi pada Negara dengan 4 musim. Alergen penyebabnya spesifik, yaitu tepung sari dan spora jamur.
Rinitis alergi sepanjang tahun (perennial), timbul intermitten atau terus menerus, tanpa variasi musim, timbul sepanjang tahun. Penyebab yang paling sering adalah alergen inhalan. Lebih ringan dibandingkan golongan musiman. Karena lebih persisten maka komplikasinya lebih sering ditemukan
Klasifikasi
Klasifikasi WHO
Intermitten : bila gejala kurang dari 4 hari/ minggu.
Persisten : bila gejala lebih dari 4 hari /minggu dan lebih dari 4 minggu
Klasifikasi
Berdasarkan berat ringannya penyakit :
Ringan, bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu.
Sedang-berat, bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut diatas.
Gejala Klinik
Serangan bersin berulang lebih dari 5 kali dalam satu kali serangan.
Rinore yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, kadang disertai lakrimasi.
Gejala spesifik lain pada anak-anak bila penyakit berlangsung lama(lebih dari 2 tahun) adalah bayangan gelap di daerah bawah mata akibat stasis vena sekunder karena obstruksi hidung. Anak seringmenggosok-gosok hidung dengan punggung tangan (allergic salute).Lama- lama akan timbul garis melintang di dorsum nasi seperti bawah bawah (allergic crease).
Sering disertai penyakit alergi lainnya seperti asma, urtikaria, atau eksim.
Diagnosis
Anamnesis
Gejala rhinitis alergi yang khas terdapatnya serangan bersin berulang, rinore yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal yang kadang disertai dengan banyaknya air mata kelur (lakrimasi).
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Pada rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah, berwarna pucat disertai adanya sekret encer yang banyak. Bila gejala persisten, mukosa inferior tampak hipertrofi. Gejala spesifik lain pada anak adalah allergic shiner, allergic salute, dan allergic crease, serta facies adenoid. Dinding posterior faring tampak granuler dan edema serta dinding lateral faring menebal. Lidah tampak seperti gambaran peta (geographic tongue).
Penatalaksanaan
Terapi yang paling ideal adalah dengan menghindari kontak denganallergen penyebabnya.
Medikamentosa : Antihistamin, Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa, Kortikosteroid, Antikolinergik topikal.
Tindakan operatif konkotomi parsial (pemotongan sebagian konka inferior
Imunoterapi pembentukan IgG dan penururan IgE