Revolusi Buku

56
Revolusi Iran Sejarah dan Hari Depannya Bab II Catatan Atas Sejarah Iran  Antara abad ke-11 dan abad ke-19, sekitar 15 dinasti telah memerintah Iran. Hampir kesemuanya adalah penduduk asli Asia Tengah yang nomaden dan, dengan perkecualian dinasti Savafid (1501-1722), tidak satupun yang berumur panjang. Rangkaian dinasti nomadik ini timbul tenggelam nyaris seperti siklus. Para pakar sejarah dan antropologi telah berargumen bahwa, dalam konteks metode peperangan pra-kapitalis, kaum nomaden umumnya memiliki kekuatan militer yang superior jika dibandingkan dengan kaum pemukim dan konsekuensinya, mereka mampu menjadi pihak penakluk. Begitu kaum nomaden menjadi kekuatan yang menie- rintah, bagaimanapun juga, maka mereka akan menjalani proses pemukiman, dan superioritas militer mereka akan mengalami disintegrasi.(1) Menurut sejarah, kaum nomaden telah menggunakan kekuatan militer untuk menopang prasarana mata pencaharian mereka dengan menjarah harta kekayaan yang dikumpulkan oleh peradaban yang telah menetap.(2) Setiap suku yang menginvasi memandang tanah maupun hasilnya sebagai obyek untuk dijarah. Periakuan tanah sebagai obyek penjarahan, bersamaan dengan kebutuhan untuk memberikan upeti bagi para pejabat dinasti yang baru, memiliki arti bahwa setiap penaklukan diikuti dengan penyitaan masal dan pembagian jatah pampasan untuk elit baru yang memerin- tah. Setiap perubahan dinasti senantiasa disusul dengan penjarahan dan penjatahan. Dengan demikian, daur timbul tenggelamnya dinasti-dinasti nomadik menghambat perkembangan kepemilikan tanah milik pribadi. Periode stabilitas yang relatif lebih lama di bawah dinasti Safavid, betapapun juga, memiliki pengaruh yang lebih langgeng terhadap relasi kepemilikan, menjauh dari kesewenang- wenangan siklus penguasa nomadik dan perubahan dinastis. Perkembangan daya produktif mendapatkan dorongan baru pada awal abad ke-19. Sebagaimana halnya dengan kasus tsar di Rusia, dan kemudian Jepang, sumber dari dorongan ini adalah persaingan dan tekanan dari luar. Bangsa kapitalis barat yang lebih maju memberikan awalan bagi sebuah fase ekspansi kolonialis di Timur. Rusia berkonfrontasi dengan kekuatan Swedia yang tengah tumbuh ber- kembang, dan disusul konfrontasi dengan Perancis dan Jerman. Trotsky menulis bahwa: "Bukanlah bangsa Tartar yang memaksa Rusia untuk memperkenalkan senjata api dan menciptakan resimen tetap streltsi, bukanlah tentara Tartar yang kemudian memaksanya untuk membentuk kavaleri berkuda dan tentara infantri, akan tetapi tekanan dari Lithuania, Polandia dan Swedia-lah yang membuatnya demikian." (3)

Transcript of Revolusi Buku

Page 1: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 1/56

Revolusi Iran

Sejarah dan Hari Depannya

Bab II

Catatan Atas Sejarah Iran

  Antara abad ke-11 dan abad ke-19, sekitar 15 dinasti telah memerintah Iran. Hampir

kesemuanya adalah penduduk asli Asia Tengah yang nomaden dan, dengan perkecualian

dinasti Savafid (1501-1722), tidak satupun yang berumur panjang. Rangkaian dinasti nomadik

ini timbul tenggelam nyaris seperti siklus. Para pakar sejarah dan antropologi telah berargumen

bahwa, dalam konteks metode peperangan pra-kapitalis, kaum nomaden umumnya memiliki

kekuatan militer yang superior jika dibandingkan dengan kaum pemukim dan konsekuensinya,

mereka mampu menjadi pihak penakluk. Begitu kaum nomaden menjadi kekuatan yang menie-

rintah, bagaimanapun juga, maka mereka akan menjalani proses pemukiman, dan superioritasmiliter mereka akan mengalami disintegrasi.(1) Menurut sejarah, kaum nomaden telah

menggunakan kekuatan militer untuk menopang prasarana mata pencaharian mereka dengan

menjarah harta kekayaan yang dikumpulkan oleh peradaban yang telah menetap.(2)

Setiap suku yang menginvasi memandang tanah maupun hasilnya sebagai obyek untuk

dijarah. Periakuan tanah sebagai obyek penjarahan, bersamaan dengan kebutuhan untuk

memberikan upeti bagi para pejabat dinasti yang baru, memiliki arti bahwa setiap penaklukan

diikuti dengan penyitaan masal dan pembagian jatah pampasan untuk elit baru yang memerin-

tah. Setiap perubahan dinasti senantiasa disusul dengan penjarahan dan penjatahan. Dengan

demikian, daur timbul tenggelamnya dinasti-dinasti nomadik menghambat perkembangan

kepemilikan tanah milik pribadi.

Periode stabilitas yang relatif lebih lama di bawah dinasti Safavid, betapapun juga,

memiliki pengaruh yang lebih langgeng terhadap relasi kepemilikan, menjauh dari kesewenang-

wenangan siklus penguasa nomadik dan perubahan dinastis. Perkembangan daya produktif 

mendapatkan dorongan baru pada awal abad ke-19. Sebagaimana halnya dengan kasus tsar di

Rusia, dan kemudian Jepang, sumber dari dorongan ini adalah persaingan dan tekanan dari

luar. Bangsa kapitalis barat yang lebih maju memberikan awalan bagi sebuah fase ekspansi

kolonialis di Timur. Rusia berkonfrontasi dengan kekuatan Swedia yang tengah tumbuh ber-

kembang, dan disusul konfrontasi dengan Perancis dan Jerman. Trotsky menulis bahwa:

"Bukanlah bangsa Tartar yang memaksa Rusia untuk memperkenalkan senjata api dan

menciptakan resimen tetap streltsi, bukanlah tentara Tartar yang kemudian memaksanya untuk

membentuk kavaleri berkuda dan tentara infantri, akan tetapi tekanan dari Lithuania, Polandia

dan Swedia-lah yang membuatnya demikian." (3)

Page 2: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 2/56

Bagaimanapun juga, dengan mengesampingkan keterbelakangannya jika dibandingkan

dengan negaranegara di Eropa Barat, tsarisme Rusia jauh lebih maju dibanding Iran. Dalam

konflik militer dengan negeri tetangga bagian utara-nya, dinasti Qajar mengalami dua

kekalahan besar di tangan tentara Rusia yang relatif lebih modern, vang mengakibatkan

kekalahan teritorial berat. Sejak saat itu, kombinasi efek dari mernbanjirnya penetrasi pengaruh

luar negen di Iran dan upaya pemerintahan Iran untuk membangun sebuah angkatanbersenjata vang modern menyebabkan disintegrasi pada dinasti kesukuan yang Iama.(4) Iran

dipaksa untuk memasuki gerbang jalan pembangunan kapitalisme. Namun semenjak

permulaan, kapitalisme Iran memiliki karakter yang lamban, lemah, dan tidak sehat. Abad ke19

disertai dengan pertumbuhan daya produktif yang lambat tapi mantap. Di sepanjang abad,

populasi tumbuh dua kali lipat, urbanisasi meningkat dan agrikultur berkembang pesat.

Kerajinan tangan dan ekspor tumbuh baik. Namun demikian, pada paro kedua abad itu, impor

barang manufaktur dari negara imperialis menggusur produksi kerajinan lokal.

Era modern di Iran bisa dibagi menjadi tiga subperiode. Dalara periode pertama yang

dibuka dengan abad ke-19, Iran bisa digambarkan sebagai negara semi koloni denganpartisipasi vang relatif kecil terhadap pasar dunia. Periode ini mencapai titik kulminasi pada

revolusi konstitusional pada tahun 1906 (di bawah pengaruh revolusi Rusia tahun 1905) dan

berakhir dengan bermulanya produksi minvak bumi secara ekstensif tahun 1908. Periode kedua

(1908-1953) ditandai dengan meningkatnya integrasi Iran di pasar dunia (meski masih berupa

negara semi koloni). Periode mi diikuti dengan pertumbuhan produksi minyak dan

industrialisasi, serta pertumbuhan dan peningkatan konsentrasi kelas pekerja. Perselisihan

menyangkut kemandirian minvak bumi dan bagian Iran atas pendapatan darinya adalah wajah

karakteristik periode ini. Konflik ini mencapai klimaks pada masa pemberontakan sosial (1941-

1953) yang diikuti dengan pengunduran diri Shah Reza (1926-1941). Periode ini berakhir

dengan bangkit dan jatuhnya gerakan nasionalis Mossadeq (1951-1953). Periode ketiga (1953-1979) ditandai dengan tumbuhnya partisipasi Iran dalam pasar dunia sebagai negara yang

berdaulat, dengan kontrol yang kuat atas sumber daya minyak bumi, peningkatan pendapatan

yang tinggi dari minyak dan pertumbuhan ekonomi yang sangat mengesankan.

Meski demikian, demam ekspansi ekonomi Iran tidak menandakan adanya reduksi

kontradiksi interral. Malahan sebaliknya. Kenaikan harga minyak tidak secara signifikan

memberikan keuntungan bagi massa yang terpukul oleh berhembusnya inflasi menggila.

Kesenjangan kesejahteraan yang menonjol, diikuti dengan pamer kekayaan ala "barat," dan

kemiskinan yang mencekik menjadi tidak tertahankan. Munculnya ketegangan sosial tidak dapat 

dijinakkan dengan kebrutalan ekstrim yang dilakukan Savak (Savak adalah polisi rahasia yangloyal pada Shah) dari Shah, dengan kombinasi teknologi Amerika abad 20 dan kebiadaban timur

abad pertengahan. Dengan mencoba untuk mengendalikan situasi dengan represi, Syah

menciptakan sesuatu yang analog dengan panei tekan "presto" dengan katup pengaman

tertutup rapat. Penampilan tenang dan tertata yang palsu merosot ke sebuah titik kritis menuju

ledakan kekerasan terhebat yang tidak dapat dielakkan.

Page 3: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 3/56

Periode setelah tahun 1979 ditandai dengan nasionalisasi industri-industri tertentu,

bank-bank dan institusi finansial serta penyitaan kekayaan milik Shah. Di penjuru lain, tergelar

pertempuran delapan tahun dengan Irak, perpecahan dalam tubuh PRI, kernenangan Khatami,

dan kembalinya ke arah proses privatisasi dan "liberalisme pasar terbuka." Periode keempat 

akan didiskusikan dalara bab terakhir, yang menarik benang merah perspektif tentang Iran

Prinsip Pembangunan Tidak Seimbang dan Terkombinasikan di Iran

Periode pertama yang berjalan kira-kira dari tahun 18001908 ditandai dengan perkembangan

relasi produktif kapitalis yang lemah. Mayoritas populasi yang hidup di daerah pedesaan

bergantung pada pertanian dan mode produksi pra-feodalis serta sebagian lagi bergantung

pada sarana mata pencaharian nomadik. Kurang dari sepuluh persen populasi hidup di

perkotaan, dan bekerja terutama sebagai saudagar dan para bazaaris (istilah para bazaaris

menunjukkan kelas borjuis rendahan tradisional, penjaga toko kecil dan pedagang kaki lima.)

Pada periode ini, produk Iran paling penting adalah sutera dan tekstil, vang keduanva sibuk

menghadapi gempuran produk murah dari Inggris. Belakangan, tingginya permintaan dari Barat akan karpet Persia telah memungkinkan perkembangan dari industri kecil di sektor itu. Suatu

kelas pedagang dan industri kecil karpet muncul dan makin menguat.

Menjelang akhir abad ke-19 dan awal abad ke20, investasi asing terus mengalir ke Iran,

dengan partisipasi dari pemegang saham lokal dalam sektor vang paling modern seperti

konstruksi jalanan, indus tri penangkapan ikan di Laut Kaspia, dan telegraf. Mayoritas barang

manufaktur dihasilkan oleh pengrajin dalam sekelompok besar bengkel kerja-bengkel kerja

kecil, tetapi juga ada perusahaan kecil vang terlibat dalara pemintalan karpet dan industri kulit 

serta juga sejumlah pertambangan serta toko penjual barang cetakan. Menurut suatu penelitian

tentang periode itu, pabrik karpet terbesar adalah di Tabriz dan mempekerjakan 1500karyawan.

Di tahun 1908, minyak bumi ditemukan di Barat Daya Khuzistan, dan pada periode yang

sama pembangunan jalan kereta api menyebabkan tumbuhnya integrasi ekonomi. Hal ini,

sejalan dengan konsentrasi kelas pekerja, menyuarakan kemenangan akhir dari relasi kapitalis

di Iran. Pada periode kedua, imperialisme Inggris secara keji mengeksploitasi industri minyak

Iran dan memetik keuntungan luar biasa dari situ. Antara tahun 1912 hingga tahun 1933 saja,

perusahaan Anglo-Persian Oil Company (APOC) menghasilkan keuntungan 200 juta lira, dan

cuma 16 juta lira saja yang dibayarkan kepada Pemerintah Iran dalam bentuk royalti langsung.

Sedangkan antara tahun 1945 hingga 1950, APOC hanya membayar sebanyak 90 juta lirasebagai royalti terhadap pemerintah Iran, dan memperoleh keuntungan bersih lebih dari 250

 juta hra.(5)

Demikian skala produksi industri Iran hingga menjelang tahun 1920, mempekerjakan

20.000 karvawan, dan tahun 1940 telah mencapai 31.500 karvawan-salah satu konsentrasi

terbesar di Timur Tengah. Pada akhir tahun 1925 Shah memberlakukan sebuah program untuk

Page 4: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 4/56

melindungi industri lokal dan untuk memberikan insentif negara bagi pengusaha swasta. Negara

lebih mendasarkan diri pada pendapatan dari minyak bumi dan pajak, bukannya utang luar

negeri. Berlawanan dengan dinasti sebelumnya, sebagian besar pendapatan dari minyak

digunakan untuk pertahanan serta modernisasi negara Jan tentara. Selama masa 20 tahun

kekuasaannya, Shah telah menghabiskan lebih dari 260 juta lira untuk industri. Setelah tahun

1930 kelompok-kelompok baru industri raksasa didirikan. Ratusan pabrik kecil dibangun, teru-tama yang bergerak dalam bidang tekstil, bahan makanan dan material konstruksi. Jumlah

kelas pekerja meningkat secara radikal, seringkali terkonsentrasi di perusahaan-perusahaan

besar. Dalara hal mi, Iran meniru kekaisaran Rusia pada awal periode pembangunan

industrinya.

Kebanyakan pekerja sebelumnya bekerja di bengkel-bengkel kerja kecil, tetapi setelah

pembangunan pabrik penenunan tekstil di Isfahan, Kerman, Yazd, dan Teheran, jurnlah pekerja

meningkat dengan mantap. Prinsip pembangunan ekonomi dan sosial yang tidak seimbang dan

terkombinasikan menunjukkan kemajuan. Mengacu pada dominasi pasar dunia oleh

imperialisme,proses industrialisasi di Iran tidak bisa dilaksanakan dengan cara klasik. KarenaIran adalah sumber energi yang penting, eksploitasi sumber daya minyaknya oleh imperialis

Inggris mengarah ke bentuk pembangunan yang sangat terbatas dan timpang. Kapitalis Inggris

hanya tertarik untuk mengamankan kepentingan mereka sendiri. Dengan demikian,

pertumbuhan industri menghasilkan pola pembangunan yang sangat tidak berimbang, dimana

pendirian industri maju hanya terbatas pada kota-kota besar-Teheran, Tabriz, Isfahan, Kerman

dan beberapa pusat kota lainnya. Kebutuhan akan industri rninyak bumi mendorong

dibangunnya industri maju di daerah Khuzistan-sebuah daerah yang belum pernah berubah

selama berabad-abad-akan tetapi di kebanyakan wilayah negara itu masih tetap tertinggal.

Kapital industri masih merupakan perkecualian, bukan peraturan. Kapital komersial masih

memainkan peranan yang dominan.

Distorsi ini memiliki arti bahwa hanya pola pembangunan yang terkombinasikan dan

tidak seimbanglah yang rnungkin dilakukan. Bentuk sosial dan ekonomi yang paling maju

dibangun beriringan dengan yang paling primitif. Seiringan dengan cahaya terang dari pabrik-

pabrik petrokimia modern, ada cahaya lampu redup di desa-desa tanpa listrik. Di depan

industriindustri yang menggunakan teknologi paling mutakhir, perajin kecil masih terus

menggunakan metode yang tidak pernah berubah selama berabad-abad, bahkan mungkin

bermilenium-milenium. Rumah-rumah modern komplet dengan dapur ala Amerika berdiri kokoh

di samping perkampungan kumuh dimana makanan dimasak di ata5 arang dan tungku kayu

penuh asap.

Periode ketiga sekali lagi dikarakterisasi dengan pertumbuhan dramatis dalam hal

pendapatan sektor minyak bumi. Menjelang 1965, pendapatan itu berjumlah $522 juta dan di

tahun 1969, $938 juta. Hasil raksasa ini dihabiskan pada aparat negara. $10 diinvestasikan

untuk memperluas infrastruktur dan industri manufaktur. Sembilan puluh perusahaan asing

berinvestasi di Iran tahun 1969, separuh darinya berkantor pusat di AS.(6) Akan tetapi negara

Page 5: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 5/56

masih merupakan sumber utama pertumbuhan industrial, dan mensuplai 40-50 persen dari

keseluruhan investasi. Pertumbuhan ekonomi meningkat secara drastis berkat kenaikan harga

minyak tahun 1973. Pada bulan Desember 1973, harga minyak terpompa hingga ke tingkat 

$11,65 per barel jika dibandingkan dengan harga sebesar $1,79 di tahun 1971. Pendapatan

Iran serta-merta naik dari sebanyak $938 juta tahun 1969 hingga sebanyak $22 milyar pada

tahun 1974.

Rencana pembangunan lima tahun diluncurkan dengan program pembangunan

beranggaran $69 milyar. Upah buruh terampil naik dengan pesat, meningkatkan aliran

urbanisasi dari desa ke kota. Antara tahun 1956 hingga 1971, berjuta kaum pedesaan hijrah ke

kota. Pada pertengahan 1970-an, rata-rata 380.000 orang bermigrasi setiap tahunnya. Hal ini

menimbulkan dampak yang buruk pada sektor agrikultur, dimana produksinya mengalami

penurunan dan harga bahan makanan meningkat. Hanya dalam dua tahun, uang sewa di Te-

heran telah berlipat 300%. Beberapa orang mendapatkan uang dari spekulasi properti dan

komisi sebagai makelar. Akan tetapi inflasi yang akut memukul telak kaum buruh, para petani

dan borjuis rendahan.

Gubuk-gubuk kumuh semakin menjamur di perkotaan dan bermunculan dimana-mana,

me4enyapkan perasaan kemanusiaan paling mendasar. Kemiskinan yang mengerikan

membayangi massa. Dalam situasi ini, Shah yang seharusnya menjadi figur pemerintah vang

bijaksana dan "progresif" justru menghambat program pembangunan. Hasilnya adalah

kemerosotan nilai ekspor secara tajam, intensifikasi yang telah ada menjadi berantakan. Kaum

buruh menjawabnya dengan memperbanyak serikat kerja yangbergerak di pabrik-pabrik, di

mana mereka melaksanakan pekerjaan organisasi dan agitasi yang berbahaya di bawah

pengawasan ketat agen Savak. Posisi negara yang tidak nyaman dalam perusahaan industrial

seringkali memaksa otoritas untuk mengusahakan supaya agen mereka terpilih sebagaipemimpin dari apa yang disebut sebagai serikat pekerja resmi, organisasi yang dirancang oleh

negara, bernama "Sindikat." Anggota Sindikat merupakan unsur utama dalam kontrol negara di

dalam tubuh kaum pekerja. Kaki tangan negara ini memainkan peranan penting dalam

mengeliminir gerakan kaum buruh dan memobilisasi kekuatan untuk demonstrasi dan unjuk

rasa mendukung rezim.

Metode kedua untuk mempolitisir adalah melalui kehadiran langsung dari agen polisi

rahasia, dibawah penyamaran dalam semacam Institusi perusahaan seperti Hefazat dan

Entezamat (Badan Pengamanan). Ini merupakan unit de facto Savak di dalam tubuh

perusahaan-perusahaan. Setiap pabrik memiliki beberapa informan langsung. Entezamat danHefazat diawaki hampir seluruhnya oleh para kolonel dan perwira militer yang secara langsung

terkait dengan Savak. Keberadaan para kolonel dan perwira militer dalam pabrik-pabrik dan

struktur manajemen hirarkis membuat perusahaan-perusahaan berubah menjadi tempat teror

seperti barak. Akan tetapi seluruh kendali ketat terhadap para pekerja tidak menangkal

berjalannya pemogokan. Beberapa orang memperkirakan 20 sampai 30 aksi mogok terjadi

setiap tahunnya setelah 1973.

Page 6: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 6/56

Dengan mengesampingkan catatan yang ada, kegagalan strategi pemerintah untuk

mengamankan rezim dan untuk menon-aktifkan kaum buruh terlihat secara terang-terangan.

Polisi rahasia dipaksa untuk memilih penggunaan kekuatan militer untuk mengantisipasi aksi

buruh kolektif. Terdapat berbagai contoh dimana tentara mengepung pabrik yang sedang

dilanda pemogokan - pabrik pembuatan perkakas Tabriz, perusahaan traktor Sazi di Tabriz,

perusahaan besi baja Pars dan Renault adalah beberapa contoh pada tahun 1970-an.

Pembangunan kapitalis di Iran setelah Perang Dunia 1 dan khususnya setelah Perang

Dunia II secara mendalam telah merubah wajah negeri ini. Modal telah mem-penetrasi Iran dan

meninggalkan jejaknya di tiap sudut masyarakat. Daerah pedesaan telah mengalami beberapa

perubahan sejak land reform pada tahun 1960an. Akan tetapi struktur fundamental dari

masyarakat pedusunan belum berubah. Pembangunan ekonomi yang pesat dibarengi dengan

konsentrasi modal di tangan segelintir orang. Empat puluh lima keluarga mengendalikan 85

persen perusahaan-perusahaan terbesar pada tahun 1974. Pembangunan kapitalis juga telah

menciptakan kelas pekerja raksasa di Iran, dan dengan demikian mentransformasi sepenuhnya

perimbangan kekuatan kelas. Fakta ini benar-benar mencolok pemandangan tahun 1979 di saat proletariat memainkan peranan penentu dalam revolusi.

Catatan

1. Ibn Khaldum, hal. 257 - 395.

2. Ibid., hal. 249 - 294.

3. Leon Trotsky, Results and Prospects (Peculiarities of Russia Historical Development), hal. 39.

4. Abrahamain, hal. 52-3.

5. J. Bhahrier, Econonzics of Development in Iran, hal. 171.

6. Ibid., hal. 186.

Page 7: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 7/56

Sejarah dan Hari Depannya

Bab III

Partai Komunis Iran

Tumbuhnya gerakan dan pemikiran komunisme di Iran, dalam sudut pandang nyata, dimulai di

ladang minyak Baku di Rusia sebelum tahun Revolusi 1917. Beribu-ribu imigran buruh Iran

telah dipekerjakan oleh rezim tsaris di tambang minyak dimana mereka bekerja bahu-membahu

dengan buruh dari Rusia, Azeri, juga Armenia dan bersentuhan dengan propaganda dan agitasi

Bolshevik. Para pekerja ini memainkan peranan yang signifikan dalam perkembangan Partai

Komunis di Iran. Hampir 50 persen dari para buruh di ladang minyak Baku adalah orang Iran

yang kebanyakan dari mereka melakukan kontak dengan kaum Bolshevik yang bekerja di

serikat buruh tambang minyak.(1) Catatan statistik resmi menunjukkan bahwa 190.000 orang

Iran pergi ke Rusia di tahun 1911, dan 16.000 kembali ke rumah pada tahun yang sama.(2)

 Akan tetapi perkiraan yang tidak resmi menunjukkan bahwa tidak kurang dari 300.000 pekerja

Iran bermigrasi ke Rusia setiap tahun. Para buruh ini umuninya berasal dari Azerbaijan dan

Gilan, tetapi juga banyak yang datang dari bagian lain di Iran. Kaurn buruh Iran demikian

terpengaruh dengan kaum Bolshevik sehingga setiap saat mereka kembali ke Iran, mereka

membawa tradisi dan gagasan Marxis Rusia bersamanya. Untuk pertarna kalinya dalam sejarah

Iran mereka mengumandangkan slogan terkenal dari Manifeste Komunis: Kargaran-e-Japan

Mottahad Slotweed ("Kaum Buruh Sedunia, Bersatulahl")

Revolusionaris Iran memiliki kaitan dengan aktivitas dari Partai Demokratik Sosial Rusia sejak

awalnya. Ketika Iskra ("Percikari') mulai dipublikasikan pada bulan Desember 1900,

revolusionaris Iran mengirim terbitannya ke Baku melalui Persia. Revolusionaris inilah yang

kemudian dikenal sebagai Sosial Demokrat.(3) Dalara rangka urusan Iskra, Krupskaya suatu

saat pernah menulis surat kepada Torkhan mengnyakan padanya apakah dia bisa mengirim

terbitan itu ke Rusia melalui Tabriz. Dalara sebuah surat kepada L.Y. Galperin, Lenin juga

menuliskan tentang pengiriman yang lebih jauh ke Persia melalui Wina, yang dia katakan hanya

sebagai eksperimen terbaru, jadi hal itu masih "terlalu dini untuk mengatakan gagal; hal itu

mungkin berhasil." (4) Galperin sendiri bertugas untuk mengirim Iskra ke Baku (oleh Sosial

Demokrat Rusia) pada Musim Semi tahun 1901. Dia mengorganisasi Komite Baku dari Partai

Buruh Sosial Demokrat Rusia (PBSDR). Fungsi dari komisi ini adalah untuk mengatur

kerahasiaan pencetakan dan transportasi literatur ilegal dari luar negeri, serta distribusinya di

dalam negeri Rusia.

Kebanyakan kaum Bolshevik malahan berpartisipasi dalara gerakan Mashrutiat (Konstitusional)

antara tahun 1905 hingga tahun 1911 dan kehilangan nyawanya bersama dengan

revolusionaris Iran. Gartovk, duta besar Tsar di Iran, mengirim surat kepada pemerintah Rusia

Page 8: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 8/56

pada tanggal 2 Oktober 1908, bahwa komandan artileri Sattar Khan (pemimpin revolusi Tabriz)

adalah seorang awak dari Kapal Perang Potemkin yang terkenal, yang telah melarikan diri ke

Rumania namun belakangan kembali lagi ke Iran, dimana dia bergabung dengan para

revolusionaris. Duta besar lebih jauh menulis bahwa literatur revolusioner itu dikirimkan dari

Tabriz oleh para revolusionaris Rusia.(5)

Pada waktu itu sebagian dari Manifesto Komunis diterjemahkan ke dalam bahasa Persfa pada

waktu revolusionaris Rusia yang dipimpin oleh Sergo Orjonikidze yang datang ke Iran tahun

1909 dalara rangka melaksanakan aktivitas revolusioner. Istrinya menulis tentang hal ini dalara

bukunya Jalan Kaurn Bolshevik. Lenin sendiri mengadakan kontak dengan beberapa orang

kaum Bolshevik Transkaukasia, yang berada di Iran selama berlangsungnya reaksi setelah

kekalahan dalara Revolusi 1905. Kelompok Bolshevik Transkaukasia menduduki peran penting

dalam menyebarluaskan ide-ide Marxisme di Iran selama Gerakan Konstitusional menentang

dinasti Qajar.(6)

Namun, pada mulanya gerakan Sosial Demokrat Iran didominasi oleh, bukannya Marxisme,akan tetapi tren yang sama dengan Narodnisme Rusia. Alan Woods dalara bukunya yang

terbaru Bolshevism, the Road to Revolution, menulis: "Kaum Narodnik dimotivasi oleh

volunterisme revolusioner: yakni gagasan bahwa keberhasilan revolusi bisa dijamin dengan

kemauan baja dan penentuan sikap sekelompok kecil lelaki dan perempuan yang berdedikasi.

Faktor subyektif tentu saja menentukan dalara sejarah umat manusia. Karl Marx menerangkan

bahwa lelaki dan perempuan membuat sejarahnya sendiri, tetapi dengan tambahan bahwa

mereka tidak berhasil melakukannya di luar konteks hubungan sosial dan ekonomi yang

terbentuk secara independen dari keinginan mereka."(7)

Pada dasarnya, terorisme adalah tendensi borjuis kecil (petit-bourgeois), yang betul-betul asingbagi tradisi kelas pekerja. Bahwasanya gerakan tersebut musti memilih menggunakan metode-

metode serupa di masa awal adalah sernata merupakan refleksi dari fase perjuangan yang

masih terbelakang. Hal itu merupakan akibat langsung dari rendahnya tingkat pembangunan

sosio-ekonomi di Iran. Pembangunan daya produktif yang lambat lagi melempem menemukan

refleksinya dalam struktur kelas yang terbelakang dalam masyarakat Iran pada suatu ketika

saat kelas pekerja masih dalam masa balita. Bagi para mahasiswa dan intelektual progresif,

terlihat bahwa masyarakat berada dalam keadaan yang benar-benar stagnan. Dalara ketidaksa-

baran, mereka menyimpulkan bahwa tidak ada jalan keluar dari krisis yang ada dalcm

masyarakat kecuali dengan cara penggunaan senjata dan bom. Meskipun hal ini tidak bisa

dibenarkan walau pada saat itu sekalipun, setidaknya hal itu bisa dimengerti pada suatu titikmanakala mode produksi kapitalis masih berada dalam tahap perkembangan primitif. Kaum

buruh masih dalam fase embrionik. Dengan demikian, para pelajar mencari sebuah basis di

antara kaum petani yang tak terpuaskan. Yang terakhir ini sangat tertindas dalam cengkeraman

para tuan tanah feodal dan seringkali melancarkan serangan putus asa terhadap tuan tanah

dan kebangsawanan feodal. Akan tetapi keterbelakangan yang lazim dari rakyat pedesaan,

sikap masa bodoh serta tuna aksara, dan pembawaan dari kaum tani yang berserak-serak dan

Page 9: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 9/56

tak terorganisir dengan baik, memiliki arti bahwa, dengan hanya mengandalkan diri sendiri,

mereka tidak mampu menawarkan jalan keluar. Hanya dengan mencari sekutu revolusioner

yang kuat di perkotaan, para petani bisa berdiri tegak menuntut atas sebuah transformasi

masyarakat yang revolusioner.

Revolusionaris tahap awal ini adalah &rangorang pemberani dan tulus, yang mendedikasikandiri untuk mencari jalan menuju kemerdekaan manusia. Mereka berpikir bahwa melalui metode

ini mereka akan sampai pada sebuah perubahan dalam masyarakat dan mengakhiri penindasan

serta eksploitasi. Akan tetapi di samping keberanian mereka, mereka kekurangan pemahaman

teoritis yang penting untuk memimpin revolusi itu. Mereka habiskan banyak waktu guna

berdiskusi tentang bagaimana cara membunuh Shah serta kaum aristokrat dan bangsawan

feodal yang dibenci. Pada suatu kesempatan, mereka mengirimkan sebuah bingkisan hadiah

kepada gubemur Kota Marand atas nama teman dekatnya yang hidup di pedesaan. Ketika

Gubernur membuka bingkisan itu, bom meledak dan tewaslah dia terbunuh. Tetapi biasanya

mereka,tidak sedemikian sukses.

Maksud para pemuda ini adalah mengarahkan sasaran hanya kepada para pejabat yang bengis

dan penguasa yang lalim. Mayoritas aktivitas organisasional mereka berkisar di seputar

tindakan terorisme individual menentang tuan tanah feodal dan anggota kaum bangsawan.

Selama beberapa waktu dihantui ketakutan atas pembunuhan, para pejabat pemerintah hidup

dalam keadaan panik terus-menerus. Dari sekian revolusionaris, ada satu figur yang menonjol,

Hyder Khan Amougly, yang mencoba melakukan pembunuhan terhadap sang Raja Moh. Ali

Shah atas instruksi Dewan Revolusioner Pusat. Pada bulan Februari 1908, setelah gagal pada

upaya pertama, dia melakukan usaha yang kedua, ketika dia mencoba menaaamkan bom di

bawah mimbar dimana Sang Raja dan segenap bawahan hendak berdiri di situ. Walapun

demikian, yang kedua ini tak lebih beruntung dari upaya pertama.

Bahkan jikalau mereka berhasil, tindakan semacam itu sekali-kali tidak akan nienimbulkan efek

paling ringan dalam memperlemah rezim tersebut, apalagi untuk menggulingkannya. Kesalahan

dari para teroris adalah membayangkan bahwa negara hanya bersandar pada individu-individu.

Tapi bukan hal itu yang terjadi. Seorang gubernur reaksioner akan digantikan dengan yang lain,

dan negara dipaksa untuk mengambil langkah-langkah represif baru dengan kekuatan baru.

Monarki Iran tidak bisa digulingkan oleh bom teroris melainkan hanya dengan gerakan massa

revolusioner. Metode terorisme individual yang primitif, sebagaimana kita amati, berkaitan

dengan sifat hubungan kelas di Iran yang relatif tidak maju saat itu. Sementara, kaum proletar

masih dalam status kebayiannya. Kaum revolusionaris, pada tingkatan tertentu, berhasil dalamupayanya untuk mendapatkan basis di antara para pemuda, kaum tani, dan di antara suku

yang lemah dan tertindas. Mereka sangat setia kepada citacita kaum miskin dan pergi ke desa-

desa di mana mereka bekerja dengan buruh tani seraya berusaha meyakinkan mereka untuk

berjuang, tapi, seperti halnya usaha-usaha kaum Narodnik Rusia sebelumnya, para

revolusionaris ini tidak mendapatkan respons yang serius dari mereka. Kadangkala mereka

Page 10: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 10/56

begitu frustasi dengan tiadanya kemajuan yang mereka dapat sehingga mereka mencaci maki

para petani, dan tentu saja dengan hasil yang masih jauh lebih buruk dari sebelumnya.

Mereka bukanlah benar-benar teroris sejauh mereka berupaya mencari basis di kalangan rakyat 

banyak. Mereka benar-benar mencari cara untuk mengakhiri sistem dengan cara-cara

revolusioner. Tentu saja mereka tidak seperti teroris jaman sekarang yang memainkankeseluruhan peran negatif dalam perjuang an revolusioner. Pada saat ketika kekuatan proletar

terlihat jelas bagi semua orang, dan ketika tidak seorang pun bisa secara serius

mempermasalahkan peranan utama kelas pekerja dalam revolusi, orang-orang ini mencoba

untuk membawa kembali gerakan kepada keadaanya di jaman pra-sejarah, kembali kepada

meiode terorisme individual yang dikecam oleh Lenin dan semua orang Rusia Marxis. Metode

semacam itu hanya bisa menabur benih kebingungan, memperlemah gerakan revolusi dan

menggerogoti kesadaran diri kaum proletar, dan justru memperkuat reaksi (kaum reaksioner)

dan aparat negara yang mereka nyatakan sebagai musuh yang harus dilawan.

Metode semacam itu tidaklah memajukan cita-cita revolusi sosialis dan kelas pekerja namunsebaliknya, mereka menolong para agen dan tentara bayaran imperialis melestarikan kekuasaan

mereka dengan menyabotase kaum buruh dan memotong jalan sejati menuju perjuangan

revolusioner. Metode perjuangan yang primitif dan keting galan jaman ini hanya merupakan

satu fase transisi dimana pada tingkat yang lebih besar akan dianggap usang begitu kaum

buruh yang masih bayi ini memasuki kancah politik. Salah satu contoh pertama adalah gerakan

buruh tekstil dan buruh pabrik kulit di Teheran, yang menyampaikan ultimatum kepada majelis

bahwa jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, maka mereka akan menghentikan kerja.

Pemerintah mereaksi ancaman ini dengan melancarkan tindakan represi terhadap' para pekerja,

yang membalas dengan meneruskan aksi mogok. lnilah pemogokan pertama yang dilancarkan

oleh para buruh dalam catatan sejarah Iran, dan pemogokan pertama ini berhasil memenang-kan sebuah pengurangan jam kerja dari 14 jam menjadi 10 jam sehari. Ini merupakan

pengalaman pertama mereka tentang betapa kekuatan bisa dicapai dengan aksi bersama dari

kaum buruh. Dampak pemogokan ini sungguh hebat, sehingga dalam setiap siklus revolusioner

debat-debat bermula pada peranan kaum buruh dan potensi mereka. Pemogokan ini merubah

perilaku dari kesemua revolusioner serius. Seiring dengan berkembangnya kekuatan dan daya

rekat kelas pekerja, serta peranan sosial mereka semakin jelas, maka kaum revolusionaris lama

memodifikasi metode perjuangannya yang sudah kuno, dan mulai secara serius mempersiapkan

kaum buruh.

Serangkaian suratkabar muncul dalam periode ini, dan sejumlah artikel tentang Marxisme yangkian bertambah mulai dipublikasikan. Cendekiawan Soviet, Ivanov, mengungkapkan sejumlah

polemik antara revolusionaris Iran dengan Kautsky dan Plekhanov.(S) Menurut dokumen ini,

pada tanggal 16 Oktober 1908, sebuah pertemuan diselenggarakan dimana satu kelompok

Sosial Demokrat mengemukakan opini bahwa Iran telah mencapai tahap kapitalisme. Dalara

pandangan mereka, semestinya kaum revolusionaris tidak memberikan dukungan pada kaurn

borjuis, yang semata-mata cuma akan mengeksploitasi situasi demi keuntungan sendiri, seperti

Page 11: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 11/56

yang telah mereka lakukan dalam revolusi Perancis. Kaum borjuis tak hanya tidak mampu

memainkan peranan progresif, tetapi justru akan mencelakakan pergerakan kaum buruh dan

revolusi.

Dalam kenyataannya, bersilangan banyak tendensi berbeda dalam tubuh Hemmat ("ambisi"),

kelompok bentukan orang Iran yang diasingkan di Baku pada tahun 1904 berkat koordinasidengan Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (PBSDR). Kelompok Hemmat secara aktif terlibat 

dalam gerakan Mashrutiat atau konstitusional di Iran. Kelompok ini menderita banyak

perpecahan, yang salah satu kelompok pecahannya membentuk kelompok Mujahidin. Tuntutan

utama dari kelompok ini termasuk perancangan -sebuah majelis (parlemen), hak untuk

memilih, kebebasan pers dan distribusi tanah. Pada tahun 1916 mereka memasuki jaringan

kolaborasi dengan Partai Bolshevik. Kaum revolusionaris tua Iran yang diasingkan, bersama-

sama dengan Mujahidin (pecahan dari organisasi Hemmat) membentuk sebuah kelompok baru,

Hezb-e-adalat ("Partai Keadilan"), yang menjadi tulang punggung dari Partai Komunis Iran

masa datang. Setahun berselang, terjadi sebuah peristiwa yang merubah keselurufan rangkaian

dalara sejarah dunia.

Revolusi Oktober 1917 di Rusia adalah sebuah inspirasi bagi Iran. Kaum revolusionaris Iran

melaksanakan tugas proletarian internasional, berjuang di jajaran kelas buruh dunia melawan

kekuatan kontrarevolusioner selama masa perang sipil di Uni Sovjet. Antara tahun 1907 hingga

tahun 1915 dua pakta rahasia dikeluarkan antara Tsar dan imperialis Inggris yang berarti

pembagian Iran ke dalam wilayah pengaruh. Revolusi Oktober dengan cepat mempublikasikan

traktat rahasia dan menghapuskan semua kebijakan ekspansionis kolonial tsaris. Iran adalah

merupakan sebuah contoh utama atau penerapan kebijakan kolonial yang kejam dilakukan oleh

tsarisme Rusia dalara kolaborasinya dengan apa yang disebut dengan demokrasi barat, dimana

hak-hak nasional rakyat koloni diberlakukan bagai nilai kembalian yang kecil. Revolusi Oktoberterbukti sebagai benteng pertahanan praktis dari segala bentuk penindasan nasional. Untuk

pertama kalinya dalara sejarah modern, bangsa-bangsa yang tertindas menemukan pelindung

yang kokoh dalara bentuk Negara Buruh di bawah kepemimpinan Lenin dan Trotsky.

Terinspirasi oleh revolusi Oktober, massa Iran bahkan biasa menyanyikan lagu revolusioner

seperti: khosh khabar badai nasim soinal keh bema mirasad zaman vesal (Sebuah kebahagiaan

baru dibawa oleh angin utara kepada kita, menyentuh kita, menjadikannya berbentuk dua hati

yang baik melebiur). (9)

Inspirasi dan energi yang didapat masa rakyat Iran dari revolusi Oktober juga menemukan

suatu ekspresi yang lebih praktis dalam serangkaian kebangkitan. Setelah perang, Iran beradadalam sebuah keadaan instabilitas parah. Bulan April 1920, kaum revolusionaris di Azerbaijan

mendirikan pemerintahan nasional mereka sendiri; tak lama berselang di Gilan dan Khurasan

pemberontakan merebak, menentang rezim yang lemah, rapuh dan tidak stabil di Teheran.

Pemberontak merancang republik independen sendiri. Di kota-kota, rakyat, setelah mengalami

radikalisasi oleh pengalaman penjajahan bangsa asing dan kemenangan Revolusi Oktober 1917

di Rusia, juga dalara kegemparan revolusioner. Kelas buruh industrial memimpin sebuah

Page 12: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 12/56

gelombang perjuangan baru di kota-kota besar. Pada tahun 1921 serikat mengklaim memiliki

anggota sebanyak 20.000 di industri minyak saja. Menjelang November 1921 gerakan pekerja

telah mendapatkan semacam kekuatan yaitu, di bawah pengaruh Partai Komunis Iran yang

baru saja dibentuk, organisasi Dewan Serikat Pusat yang dibentuk terafiliasi dengan Serikat 

Buruh Merah Internasional yang didirikan oleh Komunis Internasional.(1O) Masih di tahun 1921

para buruh pabrik cetak, pekerja pos, para guru, penambang minyak dan kuli pelabuhanmelakukan pemogokan. Meskipun ukuran jumlah kaum buruh yang ikut bisa dibilang sedikit,

namun tingkat perjuangannya sangat tinggi. Sebuah pesan salam revolusioner disampaikan

kepada Trotsky, yang berbunyi:

"Dewan Perang Revolusioner dari Tentara Merah Persia, yang diatur oleh keputusan Dewan

Komisariat Rakyat Persia, mengirimkan salam komunis kepada Tentara Merah dan Angkatan

Laut Merah. Setelah melewati kesengsaraan yang hebat dan mengalami segala macam bentuk

penderitaan, kami berhasil menghancurkan kaum kontra-revolusi internal kami yang bukan lain

adalah agen imperialis. Dengan keinginan untuk menempa masyarakat, Tentara Merah di Persia

diorganisasikan dengan tujuan untuk menghancurkan perbudakan terhadap orang-orangPersia."

Pesan itu ditutup dengan slogan: "Hidup serikat persaudaraan antara Tentara Merah Rusia

dengan Tentara Merah Persia muda!" dan ditandatangani oleh pemimpin Dewan Perang

Revolusioner Mirza Kuchk Khan, Komandan angkatan bersenjata Ehsan Ullah dan, anggota

Dewan Perang Revolusioner, Muzzafar Zadeh. Dalam balasan surat ini, Trotsky menulis bahwa

berita pembentukan Tentara Merah Rusia "telah memenuhi hati kauri dengan kebahagiaan",.

(11)

Partai Adalat didirikan dan mulai menerbitkan dua suratkabar, Hormat ("Respek") di Persia serta Yoldash ("Kamerad") di Azerbaijan. Pada akhir tahun 1919 beberapa revolusioner terkernuka

dari kelompok ini bergabung dengan organisasi revolusioner lainnya yaitu Kereta Timur Merah,

yang sangat dekat dengan kaum Bolshevik dan berjuang melawan kontra-revolusi di Asia

Tengah. Partai Komunis Iran dibentuk pada bulan Juni 1920, akan tetapi pada awalnya terdapat 

beberapa perbedaan pendapat di antara para anggota. Beberapa orang tetap mempertahankan

garis kaum Bolshevik, sedangkan yang lainnya memakai garis yang telah dipertahankan oleh

kaum Bolshevik Lama sebelum adanya tesis April dari Lenin. Sementara sisanya masih

berpegang pada posisi Menshevik. Pertentangan ini mewarnai Kongres Rakyat Timur di Baku,

yang' diperhelatkan selama tujuh hari di tahun 1920, dengan partisipasi 204 delegasi. Delegasi

Iran melakukan serangkaian pertemuan untuk mendiskusikan masalah revolusi akan tetapi tidaksampai pada kesimpulan yang jelas.

Kekalahan Republik Soviet Gilan telah meluapkan frustasi dan kebingungan sehingga orang-

orang mulai saling melemparkan kesalahan atas kekalahan yang menimpa. Dikarenakan

tajamnya perbedaan internal yang terjadi, maka Partai benar-benar mendirikan dua Komite

Sentral yang terpisah. Hal ini jelas tidak dapat dipertahankan. Pada tanggal 25 Januari 1922

Page 13: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 13/56

Partai Komunis Iran mengadakan sebuah pertemuan dimana perwakilan dari Komintern juga

turut ambil bagian, kemungkinan besar berkat desakan dari Lenin. Sebelumnya Komite Sentral

Partai menulis banyak surat kepada Lenin menyangkut situasi di Iran dan posisi Partai. Pada

akhir pertemuan tersebut, keberadaan dua Komite Sentral di dalara tubuh Partai ditolak. Demi

mempertahankan kesatuan, maka sebuah Komite Sentral gabungan diorganisir, terdiri dari 20

anggota. Komite lokal dan Komite Sentral yang lama dibubarkan. Akhimya, diputuskan untukmenyelenggarakan Sidang Pleno Komite Sentral berikutnya pada tanggal 1 Mei 1922.

Bagaimanapun juga, pada pertemuan ini perbedaan dalam hal perspektif dan metode Iran tidak

dengan pas dipecahkan. Sejumlah besar suratkabar muncul pada periode itu dan pandangan

politik yang berlainan diekspresikan di halaman-halaman majalah dan surat kabar ini. Diantara

dari mereka adalah: Kommunist ("Komunis"), Enkelabee-e-Sorkh ("Revolusi Merah"), Haqeqat 

("Kebenaran"), Reykan ("Panah"), Khalq ("Rakyat"), Javagheh ("Pijar"), Peyak ("Duta"),

Nassihat ("Nasehat"), Edalat ("Keadilan"), Iran-e-Sorkh ("Iran Merah"), Eqhtasadeh Iran

("Ekonomika Iran"), Peykar ("Perjuangan"), Nohzat ("Gerakan"), Satareh Sorkh ("Bintang

Merah"), dsb.

Partai Komunis Iran telah mengalami berbagai gejolak dan perubahan di sepanjang dekade

setelah dibentuknya formasi pada bulan Juni 1920. Dekade itu ditandai dengan peristiwa-

peristiwa historis besar di Iran: bangkit dan tenggelamnya Republik Soviet Gilan, kejatuhan

dinasti Qajar dan pembentukan dinasti despotis Pahlavi, militansi masyarakat urban khususnya

kaum buruh, gelombang-gelombang pemogokan, dan sebagainya. Partai Komunis Iran sangat 

aktif; mulai bekerja di antara para wanita dan membeutuk organisasi-organisasi berbeda,

seperti Masyarakat untuk Evolusi, Kebangkitan Wanita serta Wanita Patriot. Organisasi-

organisasi ini tidak hanya mendidik wanita, tetapi juga memberikan pengetahuan teknis bagi

industri kerajinan tangan. Partai juga telah mengorganisir sayap kebudavaan yang memainkan

peranan luar biasá dalam menyebarluaskan gagasan-gagasan kepada masyarakat dalam carayang sederhana. Pertunjukan dan drama memainkan peran yang signifikan dalam

mengembangkan organisasi di antara lapisan masyarakat yang lebih luas. Yang paling populer

dan terkenal adalah Shah Abbas Drabaray Mobaraza, Enkalabe-Murdom-e-Tabraiz dan Nadir

Shah Afshar.

Dalara Sidang Pleno Komintern yang Keenam dan Ketujuh (Februari 1926 hingga November-

Desember 1926), sekretaris jendral Partai Komunis Iran meminta bantuan Komintern dalam

penyelesaian krisis internal Partai Iran. Dalam Sidang Pleno Komite Eksekutif Komintern-sebuah

pertemuan khusus yang diadakan untuk membahas masalah-masalah Partai Komunis Iran serta

perspektifnya-diputuskan bahwa kongres berikutnya (yang kedua) akan diselenggarakan bulanSeptember 1927, dimana mereka akan mengupas masalah itu lebih jauh. Kongres kedua Partai

Komunis Iran diadakan tepat pada waktunya dengan sembunyisembunyi pada bulan September

1927. Dua puluh. delegasi mengambil bagian, dan yang menjadi agenda adalah situasi

internasional, karakterisasi rezim Reza Khan, masalah-masalah nasional, tantangan-tantangan

organisasional, konstitusi Partai Komunis Iran, aktivitas Komsomol (kepemudaan) dan tugas-

tugas bagi garda perempuan.

Page 14: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 14/56

Item yang paling penting dalam agenda adalah karakterisasi Reza Khan yang telah

memproklamirkan diri sebagai raja di bawah dinasti Pahlavi yang baru saja didirikan pada

tanggal 12 Desember 1925. Di samping isu-isu lain, hal ini merupakan titik pusat pertentangan

dalam Partai. Beragam opini dikemukakan, dengan beberapa orang mempertahankan

pendapatnya bahwa kudeta yang dilakukan Reza Khan mempunyai arti pelucutan feodalisme

dan dominasi kaum borjuis, sedang beberapa yang lain tetap berkeras bahwa kudeta ituhanyalah sekedar sebuah revolusi dalam istana, tanpa membawa pengaruh bagi relasi

kepemilikan. Beberapa orang yang lain berpendapat bahwa untuk berjuang melawan

imperialisme, Partai haruslah bersekutu dengan Reza Khan, sedang kubu lainnya

mengkarakterisasikan dia sebagai agen imperialisme.

Sekali lagi Partai gagal mencapai satu keputusan dan perbedaan masih tetap bersemayam

dalam tubuh organisasi. Dalam kenyataannya, apa yang telah terjadi adalah bahwa sesudah

revolusi Oktober di Rusia, krisis yang menimpa dinasti Qajar telah mencapai tingkat akut. Di

pucuk kekuasaan, sebuah perpecahan terjadi antar monarki, kaum bangsawan dan jajaran

aristokrat dalam Birokrasi, yang merupakan tulang punggung dari pemerintahan pusat. Merekadi masa lampau adalah penguasa seni konspirasi dan intrik yang mustahil dipisahkan dari politik

kesukuan. Di lain pihak, angkatan darat terbelah, dan muncul pula gejolakgejolak nasionalitas

yang terinjak-injak. Terbangkitkan amarahnya oleh kehadiran pasukan asing dan terimbas

dengan dampak dari Revolusi Oktober, kaum buruh menjadi militan

Sebuah situasi mirip perang saudara berkecamuk dalam masyarakat. Dalam otobiografinya,

Muhammad Reza Shah Pahlavi telah memberikan beberapa informasi yang menarik tentang

situasi waktu itu. Dia menulis bahwa para serdadu tidak menerima gaji tetap dikarenakan

pemerintah terlalu lemah untuk menarik pajak. Suatu hari di kala departemen luar negeri

hendak menjamu makan malam bagi tamu dari luar negeri, terungkap bahwa tidak terdapat lagi persediaan dana, walhasil mereka terpaksa berbelanja di bazaar dan meminjam uang demi

membiayai perjamuan resmi. Disintegrasi sosial dan ekonomi telah menghancurkan struktur

masyarakat. Di Teheran, warga tidak akan keluar rumah waktu malam hari karena takut 

terpenggal kepalanya. Jalan-jalan raya di Iran yang dahulu pernah tersohor menjadi begitu

menyedihkan sehingga untuk pergi ke Teheran melalui Meshad orang harus melakukan

perjalanan lewat Rusia, dan untuk bepergian dari Teheran ke Khuzistan di bagian barat laut,

maka orang bersangkutan musti melewati Turki dan Irak.(12)

Reza Khan, yang merupakan seorang perwira tentara, melakukan berbagai manuver di unit-unit 

ketentaraan yang berbeda-beda guna membangun basis dukungan, dan akhirnya memimpinsebuah ICudeta pada tanggal 21 Februari 1921. Dengan menyeimbangkan gaya Bonapartis

antara kelas-kelas yang berbeda dan antara kubu-kubu yang bertikai di tingkat atas, dia

merengkuh kekuasaan. Pada kali pertama, dia mengandalkan bazaaris untuk mempertahankan

diri dari barang impor, dan sembari memenangkan dukungan dari kaum nasionalis dan para

buruh. Akan tetapi, begitu mengkonsolidasikan dirinya dalam kekuasaan, dia melancarkan

pukulan terhadap kaum buruh dan Partai Komunis.

Page 15: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 15/56

Setelah tahun 1928, kaum buruh berpartisipasi dalam gelombang baru perjuangan; mereka

dalam keadaan memiliki semangat tempur yang tinggi. Pada tanggal 4 Mei 1929 para buruh

penyulingan minyak berkumpul untuk menyuarakan tuntutan ekonomi mereka, dan

perkumpulan ini berubah menjadi demonstrasi politik anti-pemerintah. Mereka meneriakkan

slogan-slogan anti rezim dan menuntut pengunduran diri pemerintah. Buruh pabrik-pabrik yang

lain bergabung dengan demonstrasi itu dengan antusiasme revolusioner. Tentara bersenjatadatang dan secara brutal menyerang para pekerja dengan pedang mereka dan kaum buruh

membalasnya dengan tongkat dan batu bata. Banyak buruh ditangkapi dan gerakan mulai

menyebar ke kota-kota lain. Di Abdan, sejumlah 20.000 demonstran turun ke jalan berunjuk

rasa menentang serangan brutal angkatan bersenjata terhadap kaum buruh. Sekali lagi

pertempuran kecil terjadi antara tentara dengan kaum buruh. Situasi ini berlangsung hingga

tiga bulan lamanya. Lebih dari liga ratus pekerja ditangkap, dan akhirnya pemerintah dipaksa

untuk mendukung gerakan. Akan tetapi sekali lagi pada tahun 1931 para pekerja mengorganisir

sebuah pemogokan besar-besaran. Mengambil tempat di pabrik tekstil Vatan kota Isfahan, para

buruh pekerja itu mendesak pihak manajemen agar menaikkan upah mereka sebesar 40 persen

dan menerima pengurangan jam bekerja dari 12 jam per hari menjadi 9 jam per hari. Di bagianutara, 800 buruh serikat dagang rahasia melakukan gerakan mogok.

Partai Komunis Iran memperoleh kemajuan signifikan di beberapa wilayah yang berbeda pada

waktu itu. Akan tetapi, sejauh perbedaan politik dan masalah-masalah ideologis ditonjolkan,

masalah mereka tetap tidak akan terpecahkan. Pada saat itu, peristiwaperistiwa yang terjadi di

Rusia mengalami peralihan yang sangat tajam dimana dampaknya sampai kepada berbagai

partai Komunis di seluruh dunia. Dalam rangka untuk mengalahkan Trotsky dan Oposisi Kiri,

Stalin menyandarkan diri ke kubu sayap kanan dari Partai Komunis Rusia. Hal ini membuat 

bangkitnya kulaks (para petani kaya) yang pada tahun 1928 mulai mengancam eksistensi pokok

negara Soviet. Dalam bukunya, Russia: frons Revolution to Counter-Revolution, Ted Grant menjelaskan bagaimana Stalin telah mendapat banyak kesulitan dalam usahanya untuk

mengandalkan elemen kapitalis di Rusia (kaum kulaks dan Nepmen). Hal ini tercermin dalam

lingkup kebijakan politik luar negeri dan kinerja Komunis Internasional. Di Cina, upaya untuk

menjalin hubungan baik dengan kaum borjuis nasional menghasilkan subordinasi Partai

Komunis kepada Chiang Kai-Shek dan Kuomintang, dengan akhir berupa bencana. Di Inggris,

usaha untuk berdamai dengan birokrasi Serikat pekerja menjadikan kekalahan dalara

pemogokan umum dan rusaknya Partai Komunis Inggris. Sekarang Stalin beralih dengan tajam

kepada Komintern dengan arah yang berlawanan. Dia melakukan satu belokan berbalik arah ke

arah "kiri", yang dengan segera diterima oleh semua kubu dalara tubuh Komintern.

Ted Grant menulis: "Dalam pelanggaran anggaran dasarnya, Komunis Internasional tidak

menyelenggarakan konferensi selama empat tahun. Kongres baru diadakan pada tahun 1928

dimana untuk pertama kalinya, teori anti-Leninis'sosialisme dalam satu negara' secara resmi

diperkenalkan pada program Komintern. Juga diproklamirkan akhir dari stabilitas kapitalis dan

dimulainya apa yang diistilahkan dengan 'Periode Ketiga'. Berkebalikan dengan periode

pergolakan revolusioner sesudah 1917 ('periode Pertama') dan periode stabilitas kapitalis relatif 

Page 16: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 16/56

setelah tahun 1923 ('Periode Kedua'), apa yang dinamakan dengan 'Periode Ketiga' ini adalah

untuk menunjukkan kolaps akhir dari dunia kapitalisme. Pada waktu yang sama, sesuai dengan

teori Stalin yang pernah masyhur (tapi sekarang telah terkubur), Sosial Demokrat diharuskan

bertranformasi diri menjadi 'sosial fasisme ." (13)

Perubahan yang terjadi dalam tubuh Komunis Internasional ini langsung memberi dampakterhadap Partai Komunis Iran. Pada Kongres Komunis Internasional VI, yang diselenggarakan

pada bulan JuliAgustus 1928 di Moskow, masalah perbedaan internal dalam partai Komunis di

Iran mengemuka kembali. Hingga waktu itu Partai didominasi. oleh garis sayap kanan, tetapi

sekarang mendadak dikuasai oleh kubu ultra-kiri ekstrim, sejalan dengan zig-zag terakhir yang

dilakukan oleh panutannya di Moskow yang Stalinis. Hal ini tidak hanya terjadi dalam tubuh

Partai Komunis Iran, tetapi juga sudah menggejala di seluruh belahan dunia. Selama beberapa

tahun, sernua partai-partai Komunis mengejar kegilaan ultra-kiri ini, yang, dengan memecah-

belah kaum buruh yang kuat di Jerman, langsung dapat menghantarkan kemenangan bagi

Hitler di tahun 1933.

Dengan demikian, praktis hanya dalara waktu semalam, Partai Komunis Iran melompat dari

posisi kanan dengan mendukung Reza Khan Pahlevi, ke posisi ultra-kiri. Mereka secara

konsisten berjuang menentang kekuatan demokrat dan berkeras bahwa tidak ada perbedaan

antara dernokrasi dan fasisme. Hal ini mengakibatkan terjadinya malapetaka. Tumbuhnya

militansi gerakan kaum buruh di masa-masa itu dirubah oleh Partai Komunis Iran menjadi

petualangan. Banyaknya kesalahan fatal yang mengalir dari kebijakan yang tidak benar

menyediakan basis bagi rezim represif diktator Reza Khan. Dengan mudah, dirangkulnya majelis

agar mensahkan Akta anti-Komunis tertanggal 1 Juni 1931. Dia melarang Partai Komunis dan

memulai sebuah kampanye massal berupa eksekusi yang ditujukan terhadap kaum buruh Partai

dan aktivis serikat dagang. Dia mengeksekusi banyak buruh dan pemuda-pemuda terbaik sertapenyair-penyair revolusioner. Lebih dari dua ribu orang buruh telah dijebloskan ke penjara.

Sehabis mengalami kekalahan dan represi berat demikian, rasa putus asa, frustasi dan

faksionalisme menimpa orang-orang awam dalam tubuh Partai. Banyak buruh yang

meninggalkan Partai, yang sekali lagi menemukan dirinya dalam keadaan terisolas.i. Partai

kemudian bergerak di bawah tanah dan berbasis terutama pada lingkup intelektual dan

mahasiswa. Mereka mulai menerbitkan sebuah majalah baru bemama Doniya ("Dunia"), yang

para pembacanya terbatas pada lingkup ini. Rezim melarang majalah itu, dan para anggota

kalangan ini ditangkap dan diajukan ke pengadilan. Pengadilan ini populer dengan sebutan

"kelompok lima puluh liga". Kesemuanya dijatuhi hukuman selama liga hingga lima belas tahunhukuman penjara, tetapi pemimpin kelompok tersebut Dr. Taghi Arnai dibunuh dalara penjara

pada tahun 1940.

Satu tahun setelah bencana Hitler berkuasa di Jerman, Stalin memerintahkan Komintern untuk

melakukan gerakan salto lagi, membelot ke "kanan" dengan apa yang disebut sebagai

kebijakan Front Populer, yaitu, sebuah kebijakan menggabungkan diri dengan borjuis "liberal"

Page 17: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 17/56

(yang sebelumnya dikecam sebagai "fasis radikal") untuk melawan fasisme. Pada tahun 1939,

Stalin berganti posisi sekali lagi,`setelah menandatangani sebuah pakta dengan Nazi Jerman.

Front Populer mendadak dibubarkan. Ketika Stalin menandatangani traktat non-agresi dengan

Hitler, Trotsky mengumumkan bahwasanya penandatanganan Traktat dengan Hitler

memberikan satu alat ukur ekstra yang bisa untuk mengukur derajat kemerosotan Birokrasi

Soviet dan keterpurukannya bagi kelas pekerja internasional, termasuk Komintern.(14)

Hingga peristiwa Hitler menyerang USSR, pemimpin Kremlin mengira kalau dia telah meng-

akalinya. Merasa yakin telah mengamankan garis belakangnya dengan menandatangani Pakta

HitlerStalin, Stalin menunggu-nunggu Jerman dan lnggris serampangan, sementara dia

menonton dari luar garis lapangan. Seperti yang ditandaskan Trotsky, Stalin secara efektif telah

bertindak sebagai nahkoda Hitler. Dari saat pecahnya Perang Dunia 11 hingga tepat pada bulan

Juni 1941 ketika Hitler menyerang Rusia, Nazi Jerman memperoleh peningkatan besar dalam

ekspor dari USSR. Antara tahun 1938 hingga 1940 ekspor ke Jerman naik dari 85,9 juta rubbel

menjadi 736,5 juta rubbel yang sangat membantu Hitler dalam mengupayakan perang.(15)

Setelah mengabaikan setiap jejak perspektif internasionalis revolusioner, kaum Stalinis dimabukkepayang dengan ilusi, padahal Hitler sedang mempersiapkan sebuah serangan yang bakal

meluluhlantakkan mereka. Hal inilah yang melucuti Uni Soviet di hadapan musuhnya yang

paling mengerikan. Betapapun juga, sernua ini dipersingkat jalannya pada tahun 1941 ketika

Hitler melancarkan serangan atas USSR. Sebagaimana yang telah diramalkan jauh-jauh hari

oleh Trotsky tahun 1931, bahwa jika Hitler memperoleh kekuasaan, maka Jerman akan mende-

klarasikan perang terhadap Uni Soviet. Sekarang pandangan ini terbukti benar.

Situasi politik di Iran menemui perubahan yang serius pada tahun 1941 ketika Hitler menyerang

Uni Soviet pada tanggal 22 Juni. Melihat bahaya aktivitas Jerman di Iran, imperialis Inggris dan

Stalinis Rusia sekonyong-konyong melakukan tindakan dan menyerukan satu memorandumkepada pemerintah Iran yang menuntut:

1. Pemutusan hubungan diplomatik dengan Jerman dan Italia.

2. Upaya pemerintah Iran untuk memfasilitasi transportasi material perang sekutu berupa jalan,

rel kereta atau rute udara.

3. Kepastian Teheran memperbolehkan penempatan tentara sekutu di teritori Iran.

Reza Khan menolak persyaratan ini dan dipaksa untuk mengundurkan diri dengan digantikanoleh putranya, Mohammed Reza Khan, seorang anjing penjaga imperialisme yang jmak dan

patuh. Dia naik tahta pada tanggal 16 September 1941. Tindakan pertamanya adalah

menggusur seluruh orang Jerman dan Italia dan Iran. Langkah kedua adalah melepaskan

seluruh tahanan politik, termasuk kelompok 53 (Doniya). Mayoritas kelompok tersebut 

mendukung rezim baru tersebut, dan memproklamirkannya sebagai karakter yang "anti fasis".

Dengan tindakan serta merta yang menggemparkan itu, Partai Tudeh melakukan langkah

menyeberang berbalik 180 derajat, seperti halnya panutan mereka Stalin, dan berganti

Page 18: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 18/56

kebijakan memberikan dukungan kepada Sekutu dalam menentang Jerman. Dalara situasi

kondisi demikian, perubahan pada politik luar negeri dengan tiba-tiba terefleksikan dalara

sebuah perubahan kebijakan dalara negeri yang sama-sama kasar. Tanpa ada kata-kata

penjelasan, Partai membuang pendirian anti-Inggris dan menggantinya dengan suatu kebijakan

yang memberikan dukungan penuh bagi Sekutu yang "demokratis" dalam rangka melawan

Jerman.

Mengikuti Kebijakan Moskow bagaikan budaknya, PK bahkan memutuskan untuk merubah

namanya. Prioritas mereka adalah untuk membentuk front "anti-fasis" dan menerbitkan sebuah

suratkabar Mardom (Rakyat' ). The Hezb-e-Tudeh Iran (yaitu Tudeh atau "partai'rakyat' Iran")

diwujudkan pada tanggal 2 Oktober 1941. Konferensi pertama Partai Tudeh dilaksanakan pada

tanggal 9 Oktober 1942 dengan kehadiran 120 delegasi. Mereka menekankan pertahanan

Soviet Rusia dan memutuskan untuk memberikan "dukungan yang bersifat kritis kepada rezim

Reza Khan. Perubahan yang tiba-tiba ini menjebloskan Partai ke dalara sebuah krisis internal.

Sebuah kubu dari unsur antilnggris meninggalkan Partai. Beberapa memilih bergabung dengan

barisan fasis Jerman, beberapa dari mereka membentuk "front patriotik" sendiri dan memakaikebijakan "tunggu dan lihat." Mereka memiliki basis dari kaum borjuis rendahan: para

pedagang dan di antara suatu kubu kecil dari kaum borjuis. Tidak satupun dari mereka yang

memiliki sesuatu yang dimiliki oleh sebuah garis kaum Leninis.

Dalam periode ini para pekerja dalam banyak perusahaan, penyulingan minyak bumi dan rel

kereta api melakukan pemogokan dalam protesnya menentang kerja yang terlalu berat dan

waktu kerja yang berlebihan dalam keadaan perang. Pada waktu yang bersamaan, Partai Tudeh

mengeluarkan propaganda, menyerukan kepada para buruh untuk tidak ambil bagian dalara

pemogokan, dan memaklumatkan bagi mereka yang mendukung pemogokan sebagai "fasis".

Mereka berpendapat bahwa, karena para buruh memproduksi barang-barang bagi kekuatansekutu, maka pemogokan apapun akan merugikan sekutu, menyebabkan dan memberikan

kekuatan bagi kekuatan fasis secara internasional. Dalara kenyataannya, mereka bertindak

sebagai pencegah pemogokan yang terburuk.

Selama masa perang, industri swasta berkembang pada tingkatan tertentu dan kapitalis Iran

menghasilkan banyak keuntungan. Akan tetapi setelah kegagalan kekuatan Imperialis untuk

menyalurkan bantuan ang dijanjikan untuk pembangunan memiliki dampak negatif. Berakhirnya

perang menandai sebuah periode baru pergolakan yang besar di Iran. Pada tanggal 22 Januari

1946, Azerbaijan dan Kurdistan mendeklarasikan perundang-undangan domestik dan

merancang sebuah pemerintahan yang otonom. Jumlah pemogokan naik hingga lebih dariseratus, bandingkan dengan tahun 1944 yang hanya enam puluh. Pusat-pusat industri kunci

bergabung dengan gerakan tersebut. Di Tabriz, sebagai contoh, kaum buruh di 16 dari 18

pabrik di kota itu bergabung dalam pemogokan.

Banyak pertikaian militan terjadi pada waktu itu, khususnya di lokasi-lokasi tambang minyak,

pabrik tekstil dan lokasi yang tengah dibangun. Pada tahun 1946 terdapat dua pemogokan

Page 19: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 19/56

umum besar oleh para pekerja tambang minyak Khuzistan. Periode setelah Perang Dunia

Pertama, terlihat kemajuan pesat bagi serikatserikat, dan periode sehabis Perang Dunia Kedua

sekarang dilihat sebagai kebangkitan kembali yang serupa tetapi dalam skala yang jauh lebih

besar. Akan tetapi Staliris Rusia tidak menginginkan adanya perubahan revolusioner di Iran.

Komintern yang mengalami kemerosotan telah dibubarkan oleh Stalin pada awal tahun 1943

untuk menyenangkan hati kekuatan-kekuatan imperialis. Alih-alih mendukung revolusi untukmenggulingkan Sang Raja, birokrasi Stalin malah lebih memilih untuk membangun hubungan

baik dengan Reza Shah. Dengan mengesampingkan kebijakannya yang keliru, partai Tudeh

kembali mendapatkan basis sebagai satu-satunya partai buruh masa di Iran. Dalam pemilu

untuk Majelis (parlemen) ke-14 di musim dingin 1943. Partai Tudeh menggunakan kesempatan

untuk ikut bertanding memperebutkan tiga puluh kursi, yang memenangkan sepuluh di

antaranya. Setelah pemilu, Partai Tudeh menunaikan kongres pertamanya pada bulan Agustus

1944. Betapapun juga, pada waktu kongres, perbedaan-perbedaan mengemuka dalara

pertanyaan tentang partisipasi dalara pemilu, tentang taktik front anti-fasis setelah Perang

Dunia Il dan sekali lagi tentang rezim Iran. Terpecah belah dengan isu-isu ini, Paartai

mengalami krisis yang akut.

Setelah Perang Dunia Kedua gelombang gerakan mogok begitu besar hingga bisa menyapu

semua halangan, memperlihatkan solidaritas kelas yang menakjubkan di antara kaum buruh.

Sebuah serikat federasi baru yang dikendalikan oleh Partai Tudeh mendapatkan keanggotaan

sebanyak 275.000 orang dan pada tahun 1946 di saat terdapat 186 serikat yang terafiliasikan

memiliki anggota sebanyak 335.000 orang. Pemogokan tiga hari diadakan pada tahun 1946

dimana sebanyak 65.000 buruh minyak ikut ambil bagian. Kaum pekerja memenangkan

tuntutan utama mereka, seperti naiknya upah dan kondisi higinitas yang lebih baik. Pada

pemogokan itu, para pekerja tambang minyak di Khuzistan dan para buruh tekstil, bahkan yang

berada di sektor ekonomi paling terpencil sekalipun, ikut terlibat. Pemerintahan begitu lembekdan tekanan terusmenerus merongrong dari bawah, dari kaum buruh, maka Partai Tudeh di

parlemen mengajukan sejumlah tuntutan reformis bagi kepentingan para pekerja. Ini meliputi

hak-hak serikat, penghapusan lembur, jam bekerja selama 48 jam per minggu serta upah

minimum. Semua tuntutan ini dikabulkan.

Imperialis Inggris, seperti biasa, menggunakan taktik lama berupa divide et impera serta

memulai dukungan terhadap suku-suku di dekat Khuzistan, membiayai kaum mullah dan tuan

tanah untuk menentang kaum buruh, serikat dan Partai Komunis Iran. Uni Soviet pada awalnya

mendukung republik otonom baik itu Azerbaijan maupun di Kurdistan, tetapi tentara Rusia

meninggalkan Iran pada tanggal sembilan Mei 1946 dan pemberontakan tersebut dihancurkanoleh tentara pemerintahan pusat. Dalara pertumpahan darah ini, ribuan anggota dan

pendukung partai Tudeh mati terbantai.

Penarikan angkatan bersenjata sekutu memberikan dampak di berbagai sektor industri yang

bergantung pada produksi untuk tujuan perang. Akibat yang berupa pemutusan hubungan

kerja berdampak bagi moral kaum buruh dan mengurangi aktivitas serikat kerja. Pertumbuhan

Page 20: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 20/56

keanggotaan serikat pekerja terhenti dan mulai berkurang. Setelah kekalahan di Azerbaijan dan

Kurdistan, para buruh Partai mengalami demoralisasi dan keanggotaan partai Tudeh berkurang

secara drastis. Rezim mulai melancarkan tindakan ofensif melawan kaum buruh. Dari tahun

1947 hingga 1949, aktivitas kelas buruh terjun bebas ke titik terendah mereka.

Pada tanggal 4 Februari 1947, Shah pergi guna menghadiri peringatan berdirinya universitasTeheran, pada waktu itu seorang fotografer berita menembakkan lima peluru ke arahnya.

Tubuh Shah hanya sedikit tergores, tetapi ketika dari rumah sakit dia mengumumkan kepada

bangsanya lewat radio: Shah menuduh Tudeh berdiri di balik penyerangan ini. Hal ini jelasjelas

keliru, tapi menyediakan cukup dalih bagi rezim untuk mengumumkan negara dalam keadaan

bahaya yang diumumkan pukul 7.30 malam pada hari yang sama. Keesokan harinya pimpinan

partai Tudeh ditangkap, Partai dinyaakan ilegal, dan para pendukungnya dipecat dari diasas

pemerintahan. Pengadilan mahkamah militer diajukan untuk mengadili para pemimpin Partai

Komunis, yang di Iran menjadi terkenal sebagai Pengadilan Empat Belas. Pada tanggal 15

Desember 1950, atas bantuan dari seksi ketentaraan Tudeh, sepuluh pemimpin Partai

melarikan diri dari penjara dan sekali lagi merintis aktivitas bawah tanah. Dengan demikian,kebijakan untuk berkolaborasi dengan apa yang dinamakan kaum borjuis progresif telah

menghantarkan menuju malapetaka.

MasalahMossadeq

Di masa ini, tendensi nasionalis dan fundamentalis mengisi kekosongan untuk sementara.

Menyusul paska perang, hawa anti-Inggris kian kuat berkembang. Mossadeq yang nasionalis

mendirikan sebuah Front Nasionalis dari partai-partai yang mewakili para profesional, bazaaris

dan beberapa elemen religius. Mossadeq ditunjuk sebagai perdana menteri yang baru pada

tanggal 28 April 1951. Setelah menutup pabrik penyulingan minyak bumi milik Inggris di bulan April, dalam sebuah tindakan sabotase yang disengaja, imperialis Inggris mebeberkan kasus ini

ke PBB. Bersamaan dengan itu, Mossadeq memutuskan hubungan diplomatik dengan Inggris.

Proses ini mencapai titik tertinggi tatkala Mossadeq mengimplementasikan kebijakan

nasionalisasi, saat majelis mensahkan sebuah resolusi berupa nasionalisasi Anglo Iranian Oil

Company.

Dengan naifnya, Mossadeq berpikir bahwa Amerika akan menolong Iran dalam krisis ini. Dia

bahkan pergi ke Amerika Serikat demi mengusahakan bantuan ekonomi, tetapi kembali dengan

tangan kosong. Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, perimbangan kekuasaan antara

negara-negara kapitalis berubah ke posisi imperialis Amerika. Trotsky telah menjelaskanterjadinya hal ini bahkan sebelum perang, pada saat dia meramalkan bahwa Amerika Serikat 

akan memperoleh kejayaan dari perang yang akan datang, tetapi sebagai akibatnya Amerika

akan memiliki dinamit siap ledak yang terpasang dalam pondasinya. Selama masa krisis ini,

Presiden Truman mengirimkan penasihat politik luar negeri Harriman ke Teheran pada tanggal

16 Juli 1951 untuk mendayagunakan situasi bagi kepentingan Amerika. Ketika Harriman

memasuki Teheran, partai Tudeh mengorganisir sebuah demonstrasi besar-besaran menentang

Page 21: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 21/56

imperialisme Amerika. Pertikaian antara para demonstran melawan polisi membuat 20 orang

terbunuh dan terluka di depan gedung majelis.

Tak seperti kaum borjuis nasional, para buruh memperlihatkan bahwa mereka telah bersiaga

untuk bertempur. Pemogokan-pemogokan besar meletus di ladang-ladang minyak bumi. Dalam

responnya terhadap pemotongan upah, mobilisasi serikat dagang tumbuh dengan mantap.Pada bulan April, sekitar 45.000 buruh mengadakan aksi mogok. Pemerintah menyatakan mar-

tial law atau undang-undang negara dalam keadaan bahaya, namun pemogokan telah

menyebarluas seperti arus yang deras. Perusahaan penambangan minyak berjanji untuk

mengembalikan tingkat upah, dan pemogokan-pemogokan ditunda selama beberapa saat,

ternyata perusahaan hanya mencoba untuk menggunakan taktik mengulur-ulur waktu. Sekali

lagi pemogokan-pemogokan meledak dengan dukungan dari ribuan kaum buruh non-minyak di

pusat-pusat industri yang lain. Tekanan yang berasal dari bawah menjalar ke atas memaksa

Mossadeq untuk menasionalisasi perusahaan minyak Anglo-Iranian. Tentu saja, para anggota

Partai Tudeh memegang peran kunci dalam gerakan kaum buruh dari tahun 1951 hingga 1953.

Jumlah pemogokan besar kembali terus bertambah, sejalan dengan jumlah keanggotaan serikat dagang.

Tuntutan serikat dagang termasuk upah yang lebih tinggi serta hak-hak bagi serikat dagaug.

  Akan tetapi gerakan yang muncul tersebut menentang negara itu sendiri. Serangkaian

konfrontasi dengan polisi terjadi pada setiap siklus baru gerakan kaum buruh. Solidaritas kelas

menjalar di antara kaum pekerja dari berbagai lapisan, berbagai daerah serta profesi.

Pergerakan secara pesat meningkat dalara kekuatan dan dalam mendapatkan sebuah karakter

politik. Tekanan deras dibangun dari bawah terhadap pemerintah, yang terus didesak untuk

menawarkan konsesi yang lebih banyak dari sebelumnya di tahun 1946. Akibatnya,

kepercayaan diri kaum pekerja tumbuh sangat cepat. Persoalan kekuasaan terajukan secaraterang-terangan.

 Yang paling diuntungkan dalam hal ini sebenarnya adalah Partai Tudeh. Kali ini mereka bisa

keluar dengan terbuka serta posisi yang kuat dalam kelas pekerja. Momentum dari gerakan jadi

tak bisa ditahan, dan tak pelak lagi, menjurus secara radikal kepada institusi monarkis. Para

politisi borjuis dan borjuis kecil digentarkan dengan tekanan dari golongan pekerja. Di bawah

tekanan yang ekstrim, Front Nasional retak dan mereka mencabut dukungan mereka bagi Front 

itu. Pada 2 Mei 1953, Mossadeq menulis satu surat untuk Presiden Eisenhower dimana dia

mengungkapkan harapan bahwa bangsa Iran, dengan pertolongan dan bantuan dari

pemerintah Amerika, akan bisa mengatasi halangan yang menghambat penjualan minyak Iran,dan bahwa jika pemerintah Amerika tidak mampu memberikan pengaruh terhadap

penghilangan hambatan-hambatan serupa, berarti pemerintah Amerika berkenan memberikan

bantuan ekonomi yang efektif untuk memungkinkan Iran menggunakan sumber daya lain.

Sebagai kesimpulannya, dia meminta simpati dan perhatian responsif dari Yang Mulia

menyangkut situasi berbahaya yang ada di Iran dan percaya penuh bahwa dia akan

menanggapi semua poin yang terkandung dalam pesan ini: "Mohon diterima, Mr. Presiden,

Page 22: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 22/56

  jaminan dari pertimbangan saya yang tertinggi," demikian pesan tersebut berakhir dengan

kepedihan.(16) Kalimat-kalimat ini dengan akurat mengungkap kepengecutan sifat dari

golongan yang berjuluk kaum borjuis nasional Iran. Akan tetapi, meskipun mereka memiliki

rivalitas dengan Inggris, imperialis AS tidak dapat mentolerir nasionalisasi minyak bumi di Iran

karena bahaya adanya preseden yang akan diberikan. Dalam jawabannya kepada Mossadeq,

pemerintah Amerika menulis bahwa tidak akan ada bantuan dari AS yang diberikan hinggakonflik minyak Anglo-Iranian diselesaikan. Sebagai tambahan, Washington mengungkapkan

adanya perhatian yang serius terhadap tingkat kebebasan yang diberikan oleh pemerintah Iran

terhadap Partai Tudeh. (17)

Menteri Sekretaris Negara John Foster Dulles men gungkapkan perhatiannya da lam sebuah

pernyataan pers tentang tumbuhnya aktivitas Partai Komunis yang ilegal (Partai Tudeh) dan

menuduh pemerintah Iran hanya menjadi penonton atas aktivitas semacam itu. Situasi ini

mengundang "perhatian serius" di Washington dan membuat Amerika Serikat menjadi lebih

sukar untuk memberikan bantuan kepada Iran.(18) Bahkan sebelum dikeluarkannya pernyataan

ini, Dulles telah menyodorkan ancaman (pada 13 Juli 1953) bahwa dia tidak akan memberikantoleransi kepada Mossadeq lagi. Dan CIA memerintahkan Kernit Roosevelt, cucu dari mantan

Presiden Roosevelt, untuk merancang sebuah kudeta terhadap Mossadeq. Jendral Zahedi dan

kolonel Nasir diinstruksikan oleh Shah untuk bekerjasama dengan CIA. Namun, sebuah usaha

kudeta yang dilakukan pada tanggal 16 Agustus gagal dan jendral Nasir ditangkap. Perilaku

brutal dari kaum imperialis memprovokasi adanya krisis di Iran dengan polarisasi yang tajam

antara kubu kanan dan kiri. Pertikaian sengit mulai timbul di tingkat atas di Teheran. Mossadeq

meminta Shah untuk menyerah dan prajurit istana dibubarkan. Menyangkut situasi ini, Shah

menulis dalam otobiografinya bahwa Mossadeq telah mengurangi jumlah tank yang menjaga

istana Sadabad miliknya. Hanya empat tank yang kemudian ditinggalkan, tidak cukup untuk

menghadapi serangan mendadak dari Partai Tudeh.

Iran waktu itu berada dalam cengkeraman situasi pra-revolusioner. Massa terbangkitkan. Foto-

foto Shah diturunkan dari dinding pertokoan, bioskop, dan kantor pemerintah di Teheran.

Kemungkinan kudeta akan muncul, jika Mossadeq telah siap untuk menarik massa, tetapi

politisi borjuis ini seribu kali lebih takut kepada massa daripada terjadinya reaksi. Sebenarnya,

Mossadeq gagal untuk bertindak dan memperbolehkan komplotan tersebut mengadakan arak-

arakan dan merampas kekuasaan. Noorudin Kianouri menulis: "Kauri mendapat informasi

bahwa kubu militer terang-terangan mendukung usaha untuk kudeta. Kauri mengontak

Mossadeq untuk kedua kalinya. Dia menjawab: 'Oh, Pak, semua orang telah mengkhianati saya,

sekarang Anda bebas untuk melaksanakan tanggung jawab sekehendaknya.' Saya memintakepada beliau sekali lagi untuk menyiarkan pesan tersebut, tapi sayangnya, bukan

mendapatkan jawaban, malah saya mendengar suara seseorang memutus hubungan

telepon."(19)

Meskipun begitu, dalam keputus-asaan Mossadeq masih bergantung harapan pada imperialis

  Amerika sebagai dewa penyelamat. Dari pihaknya, Birokrasi Moskow tidak tertarik dengan

Page 23: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 23/56

perkembangan revolusioner di Iran. Sebagai akibatnya, keseluruhan gerakan dibatalkan. Shah

segera dikembalikan kekuasaannya. Setelah itu sebuah proses penahanan dan pembunuhan

dimulai. Partai Tudeh kembali terpecah. Beberapa anggotanya berpendapat bahwa Front 

Nasional adalah merupakan sebuah aliansi progresif yang mewakili pertarungan antara kaum

borjuis nasional melawan imperialis Inggris. Kubu yang lainnya bersikeras bahwa Mossadeq

mewakili sebuah kubu kaum borjuis yang terkait dengan kepentingan barat. Iraj Eskandri,seorang pemimpin partai tingkat atas, menulis: "Kami membikin kesalahan yang tidak sedikit,

hanya dikarenakan kami tidak memiliki konsep yang cukup jelas tentang peranan dan karakter

kaum borjuis nasional." Lebih jauh dia berkata bahwa selama perjuangan menasionalisasikan

industri minyak Iran, para pemimpin Tudeh tidak mendukung Mossadeq, yang tiada disangsikan

lagi mewakili kepentingan borjuis nasionalls. Pemikiran dari Partai kurang lebihnya seperti ini:

Mossadeq berjuang demi nasionalisasi minyak Iran. Pada saat yang bersamaan, imperialis

  Amerika mendukung langkah tersebut. Ini berarti mereka telah membimbingnya. Dengan

demikian, Partai menarik kesimpulan yang tidak benar bahwa Komunis seharusnya tidak

mendukung langkah nasionalisasi. Partai dengan demikian memutuskan sendiri hubungan

mereka dengan massa, yang mengikuti garis kaum borjuis pada isu ini, dan bukannyamemotong Partai.(20)

E. A. Bayne mengatakan bahwa sekitar empat tahun setelah kudeta, pemimpin Partai tingkat 

atas tidak bisa memberlakukan kebijakan apapun, karena masih ada masalah-masalah yang

belum terpecahkan, termasuk masalah perihal borjuis nasionalis dalam tubuh Partai. Untuk

pertama kalinya, masalah ini diperbincangkan dalara Sidang Pleno Keempat Komite Sentral,

yang dilaksanakan dalam kondisi sembunyisembunyi (kemungkinan di Republik Demokratik

Jerman) pada tanggal 17 Juli 1957. Sidang Pleno Ketiga telah dilakukan dulu kala, pada tahun

1948.(21) Kianouri menulis: "Selama saya tinggal di Iran, kami mencoba untuk merintis

hubungan dengan Front Nasional dan kelompok-kelompok lain, termasuk beberapa sukubangsa di Selatan yang mengaku sebagai pendukung Mossadeq, tetapi tak seorangpun

memberikan perhatian terhadap perjuangan menentang rezim Shah. Kamt bahkan mengirim

beberapa kamerad kauri seperti Roozbeh dan Kol. Chalipa sebagai ahli militer untuk melatih

para suku yang siap sedia untuk melakukan perjuangan bersenjata melawan Shah. Kami meng-

inginkan diadakannya suatu demonstrasi besar-besaran di Teheran, tetapi akhirnya gerakan

Front Nasional pimpinan Mossadeq (yang kemudian digantikan oleh Dr. Moazami) menolak

kerja sarna dengan kauri, dan dengan demikian kami gagal untuk mengorganisirnya dengan

kekuatan kami sendiri. Sungguh suatu buruh diri politik bagi kami. Setelah kudeta kami fuga

mencoba membangun sebuah basis bersenjata di Utara Iran, tetapi usaha ini dikhianati oleh

mereka yang ada di penjara. Mereka bocorkan rencana ini kepada polisi. Setelah kegagalan inikami sekali lagi mencoba untuk melancarkan sebuah perjuangan bersenjata pada tahun 1961,

tetapi gagal dikarenakan Front Nasional tidak mau bekerjasama dengan para pendukung

Mossadeq."(22)

Noorudin Kianouri adalah Sekretaris Partai selama masa revolusi 1979. Sidang Pleno Ke-5 di

bulan Februari 1958 juga menganalisa kudeta pada tahun 1953: Partai menyatakan bahwa

Page 24: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 24/56

kesuksesan reaksi kudeta pada bulan Agustus 1953 adalah berkat tiadanya kerjasama yang erat 

antara kekuatan yang beroposisi terhadap Partai Tudeh serta kaum borjuis nasionalis. Sifat 

dasar kaum borjuis nasionalis yang tidak memiliki kepercayaan dalam memandang partai kaum

buruh, telah diperburuk dengan kegagalan Partai dalam memahami sifat borjuis nasionalis dan

potensi antiimperialis-nya. Hal ini mengakibatkan Partai memberlakukan taktik yang salah

dalara hubungannya dengan pemerintahan Mossadeq."(23)

Satu-satunya kesimpulan yang bisa diambil dari situ adalah bahwa Partai Tudeh menanti

terbitnya revolusi demokratis nasional sebelum bergerak menuju revolusi sosialis di Iran.

Mendasarkan diri pada perspektif yang salah itu, mereka selalu mensubordinasikan gerakan

buruh di bawah kaum borjuis nasionalis. Lagi-lagi, mereka mengejar satu demi satu kubu

borjuis untuk membentuk sebuah "aliansi bagi revolusi demokratik", yang selalu menghasilkan

konsekuensi berupa bencana. Para pemimpin Partai Tudeh mengambil segala kesimpulan yang

salah dari gerakan revolusioner 1953, yang tidak hanya memperlihatkan potensi kelas pekerja

tetapi juga mengungkap kepengecutan dan sifat keterbatasan dari kaum borjuis dan peran

kontra-revolusioner.

Jauh-jauh hari Trotsky telah menjelaskan bahwasanya kaum borjuis kolonial yang lemah tidak

memiliki kemampuan untuk memimpin masyarakat keluar dari jalan buntu. Lambatnya

perkembangan dari borjuis nasionalis memiliki arti bahwa kelompok tersebut terikat tangan dan

kakinya dengan kepentingan imperialis. Tindakan Mossadeq pada tahun 1953 jelasjelas

menunjukkan fakta ini. Potensi kaum buruh untuk menggulingkan rezim Iran jelas sekali

terungkap oleh gerakan massa dan aksi solidaritas yang menakjubkan. Akan tetapi karena

kelangkaan faktor subyektif-Partai revolusioner dan kepemimpinan-pergerakan ditakdirkan

untuk mengalami kekalahan. Partai Tudeh, dengan kebijakan "dua tahap" yang keliru, menyia-

nyiakan kesempatan dan harus membayar dengan harga mahal atas kesalahan ini.

Selama masa berkuasanya Shah, partai Tudeh "berpura-pura mati". Pada tahun 1963, partai

tersebut tidak mengambil peran apapun dalam gerakan menentang Program Revolusi Putih

yang dicanangkan oleh Shah. Itulah kenapa gerakan tersebut bisa dipimpin oleh Khomeini,

dalara tingkat tertentu. Akan tetapi partai berkompromi kembali dengan pihak istana. Selama

masa pemerintahan Shah, Partai Tudeh tidak memiliki kebijakan yang independen sama sekali.

Hal ini hanya bisa dijelaskan dengan kebijakan luar negeri dari Birokrasi Rusia. Moskow tidak

menghendaki konflik apapun dengan imperialis Amerika di Iran dikarenakan begitu pentingnya

Iran sebagai negara penghasil minyak. Dalara kenyataannya, Birokrasi Stalinis di Uni Soviet 

lama sejak sejak saat itu tidak lagi menyandarkan pada pemikiran tentang kebijakanrevolusioner, yang telah mengancam kepentingan vital imperialis, khususnya dari adidaya

utama imperialis Amerika. Kebijakan yang disebut sebagai hidup bersama dengan damai

semata merupakan ungkapan pembagian dunia menjadi dua blok antagonistik, dimana kedua

belah pihak dengan diam-diam saling menerima adanya wilayah pengaruh satu sama lain.

Page 25: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 25/56

Moskow tidak mempunyai keinginan untuk memperburuk hubungan antara Rusia dengan

 Amerika yang akan mengalir tappa terelakkan akibat dari revolusi sosialis di Iran. Sebaliknya,

Birokrasi Rusia tertarik untuk menyangga kedudukan Shah, yang dengannya mereka menikmati

hubungan yang baik. Mereka mengikat perjanjian dagang dengan Iran, yang dirancang untuk

ekspor sejumlah besar gas alam dari Iran ke Uni Soviet dan umumnya berusaha keras untuk

mempertahankan hubungan persahabatan dengan Shah. Hal itu merupakan Balah satu alasanutama kenapa partai Tudeh sangat pasif dalara hubungannya dengan Shah. Hanya ketika Shah

diguncangkan oleh gerakan massa, barulah Partai Tudeh melakukan sebuah tndakan baru yang

berkebalikan 180 derajat dan menyerukan sebuah perjuangan bersenjata pada puncak

pergerakan di tahun 1979. Akan tetapi kebijakan partai berubah dari buruk, menjadi lebih buruk

manakala pemimpin Tudeh mendeklarasikan dukungan mereka terhadap Ayatullah Khomeini

pada tanggal 1 Januari 1979. (24)

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Setelah revolusi Februari 1979, para pemimpin Partai Tudeh

berpendapat seperti ini: Sebagaimana karakter revolusi Iran yang anti-imperialis, maka kami

harus menerima fakta bahwa rezim yang beroleh kekuasaan setelah Revolusi Februari 1979bersifat progresif. Rezim itu telah secara konstan ikut serta dalam perang menentang imperial-

isme AS, yang secara aktif berkonspirasi menentang rakyat Iran untuk menarik mereka kembali

ke masa CIASavak yang seperti neraka. Untuk itu, tugas utama dari rakyat Iran dalara situasi

demikian bukanlah untuk "membangun sosialisme seketika", akan tetapi untuk

"mengkonsolidasikan capaian anti-imperialis', dengan begitu bayang-bayang NATO tidak akan

membawa kegelapan bagi Iran sekali lagi. "Dalam aspek ini," begitu mereka jelaskan, "cukup

  jelas terlihat bahwa kekuatankekuatan anti-imperialis bekerja aktif di bawah kepemimpinan

Khomeini. ltulah alasan kenapa kekuatan-kekuatan kiri yang terpenting yaitu Tudeh Iran dan

organisasi rakyat Iran Fedaeen (Mayoritas) berada di belakang Khomeini." (Penekanan dari

kami) (25)

Sikap Partai Tudeh terhadap revolusi Iran sangat jelas tergambar di sini: sebuah rasa percaya

diri yang benar-benar kurang di kalangan kelas buruh dan sosialis, serta subordinasi

sepenuhnya gerakan buruh di bawah kaum borjuis dan apa yang disebut sebagai kekuatan-

kekuatan anti-imperialis-termasuk Khomeini! Hal ini benar-benar berkebalikan dengan pendirian

Lenin, yang selalu mempertahankan kebijakan independensi kelas sepenuhnya serta mengkritik

pedas dan membeberkan peran kontra-revolusioner dari kaum liberal borjuis di Rusia, bahkan

dalam periode revolusi demokratik borjuis sekalipun. Posisi Partai Tudeh tidak seperti yang

dianut Lenin tetapi lebih mirip dengan kaum Menshevik Rusia yang juga menyokong subordinasi

gerakan kaum pekerja di bawah liberal borjuis, dengan dalih kebutuhan untuk menyatukansemua "kekuatan progresif".

Sidang Pleno Ke-6 Partai Tudeh yang diselenggarakan pada bulan Februari-Maret 1980 di Iran

menetapkan segel dukungan Partai bagi Khomeini, dan mengemukakan poin-poin berikut ini:

Page 26: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 26/56

"Tugas  paling   utama  dan  Partai  dalara  bidang  politik   adalah   untuk  bek erjasama   d engan  

k ekuatan-k ekuatan   r evolusion er   s e jati,  maka  Partai   d engan    j elas   m endukung   m er eka  yang  

berada  di  belakang Ayatullah  K hom eini . Partai   juga  m emutuskan  untuk   ikut  m engam bil  bagian  

dalara peinilihan  umum  untuk  inaj elis  dan  r efer endum yang  akan  datang .

"Sidang  pl eno   juga   m emutuskan   untuk   m enunda  K on   gr es  Partai  Ke-Tiga  yang   t elah   lama  ditunggu  hingga waktu yang  tidak  lama  lagi ." (K ongr es Partai Ke- 2 diadakan pada  tahun 1948.)

S ebelumnya, k etika  Iran  m end eklarasikan  s ebuah Repu blik  Iran pada 1 April 1979 m elalui  r efer- 

endum   s eluruh  n eg eri, Partai  Tud eh  m endukungnya, m engatakan  dalara   s ebuah  pernyataan :

k ebijakan   dari  Partai   Tud eh   adalah   untuk   m en egakkan  persatuan   m en entang   imp erialism e.

Dengan  d emikian, r efer endum  m empunyai  arti  bagi  kita  p engu buran  r ezim  Shah ... kar ena  kita  

m enginginkan  p ersatuan  d engan  rakyat, maka  kami  d engan  s ep enuh  hati  m endukung  r efer en- 

dum . (Pen ekanan  dari  kami ) (26)

S et elah  d eklarasi  Repu blik  Islam, Mahkamah  Islam,  yang   t elah  beraksi, m enghukum   ratusan  ag en   Savak,  dan   d engan   m enggunakan   alasan   palsu   yang   sama,  m er eka   mulai   m elakukan  

eks ekusi  bagi  buruh   militan . Para  buruh   dihadapkan   d engan   r eaksi   t er buka   dalam  bentuk  

r epr esi   dan  eks ekusi . Akan   t etapi   Tud eh,  d engan   ai b yang   a badi,  m emasung   m er eka   yang  

m engkritik   " Mahkamah  Islam   yang   kontrar evolusion er   milik  K hom eini   dan  bahkan   m enuduh  

m er eka  m enjadi  ag en bagi  Savak  dan CIA.

Dari  sisi  m er eka, organisasi Feday een  dan Mujahiddin  m emiliki  garis  ultra-kiri . Mer eka  m emain- 

kan  p eranan  yang  sangat  n egatif, s ep erti  yang  dilakukan  ol eh  organisasi  yang  m endukung  apa  

yang  dis ebut  s ebagai  s ekt e-s ekt e Trotskys  yang  dalara beberapa  hal  t erkait  d engan  k elompok- 

k elompok   mahasiswa   r evolusion er   di  Iran . Sayangnya, mahasiswa   r evolusion er   di  Iran   tidak  berori entasi   t erhadap   k elas   p ek erja   dan   tidak  m emformulasikan   s ebuah   program   untuk   aksi  

k elas   p ek erja . Kebalikannya,  m er eka   di beri   nasihat   ol eh   s ekt e itu   untuk   m eru bah   m etod e

m enjadi   t erorism e individual . S ebagaimana  biasanya,  s ekt e-s ekt e m emandang   kaum  buruh  

impot en,  tidak   t erp elajar, dan  benar benar   tidak  berk ekuatan  untuk  m eru bah  hu bungan  antar  

k ekuatan  yang  eksis  di  Iran . K ons epsi-kons epsi  m er eka  dip erkuat  d engan  adanya  fakta  bahwa  

k elas  p ek erja  m emang  s ep enuhnya  tidak  t erorganisir .

S eluruh  p ersp ektif   kaum  ultra-kiri   t elah  k eliru   s e jak  awal  hingga  akhir . Mer eka  mulai  d engan  

p enilaian   p esimis   t erhadap   situasi   s ebelum   tahun  1979. S ebagai   aki batnya,  m er eka  

m enghapuskan  k eberadaan  k elas  p ek erja  dan  m enolak  s egala  k emungkinan  adanya  r evolusi  di  Iran . Argum en   dari   s ekt e t ers ebut   dan   m er eka   yang   nantinya  berganti   d engan   k ebijakan  

t erorism e individual, adalah  bahwa  Shah  m engadakan   industrialisasi  dan   s emua  kartu  ada  di  

tangannya . Shah  t elah  m enaikkan  standar  hidup  k elas  p ek erja, begitu  p endapat  m er eka, bahwa  

Shah   t elah  m em berikan   kons esi   yang  besar  bagi   k elas   p ek erja   dan   juga   kaum   tani . Hal   ini, 

simpul  m er eka,  akan  m enjadikan   adanya   sta bilitas  bagi   r ezim   t ers ebut . Mer eka  m enyatakan  

bahwa   Shah   dapat   m emp ertahankan   k ekuasaannya   s elama  berpuluh   tahun   s ebagai  

Page 27: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 27/56

konsekuensi dari "revolusi putih" dan kemajuan industri. Tanpa sengaja, gagasan ini juga

ditelan mentahmentah oleh kaum imperialis. Sebagai contoh, CIA mengeluarkan sebuah

laporan pada akhir September 1978, yang mengatakan bahwa Shah memiliki sebuah rezim

yang stabil dan akan terus memegang kekuasaan untuk setidaknya sepuluh hingga lima belas

tahun ke depan.

Taktik terorisme individu, terbukti selalu membawa bencana. Menurut fakta yang ada sejauh

ini, setelah enam tahun perjuangan bersenjata melawan para pendukung pemerintah, 600

pejuang gerilya terbunuh dan 2000 orang tertangkap, dibandingkan hanya sejumlah 200 orang

mati dari pihak pemerintah.(27) Sebagai akibat dari kegiatan para gerilyawan yang kekanak-

kanakan pada periode itu, maks Savak bisa melakukan comeback dan negara memperkuat 

dirinya dengan segala bentuk kebijakan dan undang-undang represif. Perilaku kaum teroris

yang menghinakan terhadap kelas pekerja dengan jelas disampaikan oleh Amir Parviz Pouyan,

yang, dalam bukletnya Zaroorat-e-Mobarzeh Mosalneh ("Pentingnya perjuangan bersenjata"),

menulis: "Sepanjang pengalaman kauri, kami bisa katakan bahwa rakyat kelas pekerja semata

merupakan orang yang bodoh. Mereka bukan merupakan kelas yang sadar secara politik danseringkali memuaskan diri dengan mempelajari literatur reaksioner. (28) Kesimpulan yang

ditarik oleh orang-orang ini merupakan pandangan yang pesimistis dan seluruhnya

revolusioner. Mereka tidak siap untuk membuat kritik-diri yang jujur akan. kesalahan mereka

sendiri, mereka menyalahkan segalanya kepada kelas pekerja-satu-satunya kelas revolusioner

sejati dalam masyarakat, dan satu-satunya kelas, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Marx

 jauh di waktu lampau, yang bisa melaksanakan transformasi masyarakat sosialis.

Catatan

1. Tulsiram, The History of Communist Movement in Iran, hal. 2.

2. Abdus Samad Kambakash, The brief survey of workers and Communist Movement of Iran

1972, hal. 14.

3. Ibid., p. 13.

4. V. 1. Lenin, Collected Works, volume 34, hal. 72. Progress Publishers, Moscow, 1969.

5. Ehsan Tabart, Impact of 1905 Revolution on Constitutional Movement of Iran, hal. 53.

6. B.G. Gafurov and G.F. Kim, Lenin and the National Liberation in the East, hal. 307-8.Progress Publishers, Moscow, 1978.

7. Alan Woods, Bolshevism, the Road to Revolution, hal. 38.

8. Abdus Samad Kambakash, A Brief Survey of Workers and Communist Movement of Iran, hal.

3.

Page 28: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 28/56

9. Memoirs of Reza Rusta Literary Association, Farhang No 3, 1965, hal. 82.

10. E. Abra Hamian, Iran Between Two Revolutions, hal. 15

11. Tulsi Ram, The History of Communist Movement in Iran, hal. 42.

12. Mohammad Reza Shah Pahlavi, Mission for my Country, hal. 36 - 38, Hutchinson, London,

1961.

13. Ted Grant, Russia, from Revolution to Counter-revolution, hal. 153.

14. Trotsky, In Defence of Marxism, hal. 4 - 5, New York, 1970.

15. Ted Grant, Russia, from Revolution to Counter-revolution, hal. 231.

16. The Department of State Bulletin USA, July 20 1953. hal. 76.

17. S. Yinam, The Middle East in 1953, Annual Political Survey Middle East Affairs, p. 11, New

York January, 1954.

18. The Department of State Bulletin USA, August 10 1953, hal. 178.

19. F.M. Jawan Shir, Experience of 28 mordad (19 August) Entesharat Hezbe-Tudeh Iran 1980,

hal. 312 - 313.

20. Iraj Eskandari, What Do We Mean by the National Bourgeoisie, World Marxist Review,London, September 1959, hal. 72.

21. E. A. Bee Bayne, Persian Kingship in Transition, hal. 92, New York, 1968.

22. Nurredin Kianuri, Some Points Related to the History of Tudeh Party publication Teheran1980, hal. 40 - 41.

23. Abdus Samad Kambakash, Iran at Cross Road, hal. 40.

24. Mardom Tudeh Organ Teheran, hal. 4, 22 Juni 1979.

25. History of Communist Movement in Iran, hal. 157 - 158.

26. Murdom, Once Again We and Referendum, Maret 28,1974, hal. 24.

27. Donya, About Six Years of Armed Struggle in Iran, November - Desember, 1976, hal. 22.

28. 0 Jawan Cheri Kha Khalaq Chee Megoyadan ("What the Guerrilla says"), September 1972,

hal. 2.

Page 29: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 29/56

Revolusi Iran

Sejarah dan Hari Depannya

Bab IV

Revolusi Februari 1979

Selama masa perjuangan melawan Shah, gerakan masa dengan mantap menunjukkan

peningkatan dan kelas pekerja menjadi semakin teradikalisasi. Titik puncak dari proses ini

adalah peristiwa revolusi 1979. Revolusi adalah sebuah perbenturan kekuatan secara terbuka

dari kekuatan-kekuatan sosial yang saling bertentangan dalam perebutan kekuasaan. Dalara

revolusi 1979, kekuatan kolosal kaum proletar dengan segera terungkap. Tiga juta orang turun

ke jalan dalam mobilisasi massa terbesar sepanjang sejarah Iran. Dihadapkan dengan sebuah

gerakan masa dengan skala sebesar itu, Shah beserta kaki tangannya yang terlihat seperti

rezim yang maha kuat, kolaps seperti satu pak kartu yang berceceran. Hanya dalam waktusemalam, keseluruhan situasi mengalami perubahan yang tajam. Negara yang dijuluki sebagai

negara digdaya (strong state) jatuh berkeping-keping pada pengujian serius yang pertama kali.

Dalam sebuah situasi demikan, peranan partai yang memimpin para buruh memikul unsur

utama yang krusial. Di saat perjuangan kelas mencapai sebuah persimpangan kritis, berjuang

untuk merebut kekusaan negara, maka persoalan tentang kepemimpinan pada puncaknya akan

menentukan segala sesuatu.

Revolusi Iran sebenarnya dimulai pada awal tahun 1977, ketika unjuk rasa hak-hak sipil yang

dilakukan oleh para penulis dan pengacara mulai menuntut kebebasan yang lebih. Seperti

biasa, intelejensia adalah sebuah barometer yang sensitif, merefleksikan ketidakpuasan yang

diam-diam mengakumulasi dalam relung masyarakat yang paling dalam. Mencium adanya

bahaya, maka imperialis Amerika melakukan tekanan terhadap Shah agar segera melakukan

langkah reformast dan liberalisasi. Situasi serupa cukup dikenal dengan baik oleh para

mahasiswa jurusan sejarah. Tekanan dari bawah pada tingkat tertentu menghasilkan

perpecahan dalam tubuh elit pemerintah. Takut mereka akan menggulingkannya, maka elit 

pemerintah memperkenalkan reformasi dari atas untuk mencegah revolusi dari bawah.

Bagaimanapun, seperti yang pernah dijelaskan oleh Alexis de Tocqueville, gerakan yang paling

berbahaya bagi sebuah pemerintahan yang buruk, umumnya berupa gerakan yang

mengartikulasikan reformasi. Shah yang mengumumkan adanya reformasi, termasuk

persidangan majelis (parlemen). Betapapun juga, reformasi ini, jauh dari menyelesaikan

masalah, justru membuka jalan untuk menggulingkan pemerintahan Shah. Mereka menyiapkan

cara untuk mengintervensi secara langsung terhadap panggung sejarah kelas pekerja, bersama

dengan massa yang tertindas dan kelas menengah.

Peranan yang menonjol dari kelas pekerja telah memastikan keseluruhan perkembangan yang

telah terjadi sebelumnya. Ekonomi Iran yang sangat sukses mendorong penguatan kolosal dari

proletar. Mening katnya pendapatan minyak bumi niendorong suatu kemajuan yang

Page 30: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 30/56

nienakjubkan dalara industri Iran, yang terakselerasi setelah lompatan harga minyak tahun

1973. Produksi Kotor Nasional (Gross National Product/GNP) naik hingga 33,9 persen pada

tahun 1973 - 1974, dan pada tahun 1974 - 1975 adalah 41,6 persen jauh lebih tinggi. Industri

 juga meningkat dengan pesat, dan berikut ukuran serta kekuatan dari kelas pekerjanya. Maka,

dengan kemajuan kekuatan-kekuatan produktif, rezini telah mempersiapkan penggali lubang

kuburnya sendiri dalam wujud kaum proletar Iran yang kuat. Bukan hanya karena kelas pekerjatelah berkembang sedemikian besar, tetapi juga karena mereka begitu segar dan muda. Akan

tetapi, sejalan dengan luapan pertumbuhan dahsyat dalam industri, segala kontradiksi sosial

nienjadi terus-menerus menajam. Inflasi meroket dan jadi alasan bagi timbulnya peristiwa

kerusuhan kolosal tahun 1977. Dalam kondisi kesulitan hidup masyarakat yang memuncak,

pemerintah di tahun 1976 mengumumkan adanya program penghematan (pengencangan ikat 

pinggang). Ketika Shah memutuskan untuk menghentikan program pembangunan, proyek-

proyek ekspansi industri dipotong hingga 40 persen. Kebijakan itu sendiri memiliki arti bahwa

lebih dari 40 persen tenaga tidak terampil dan 20 persen tenaga te rampil tergusur oleh

pemutusan hubungan kerja. Seiring dengan membubungnya tingkat pengangguran, gajipun

merosot drastis dan pemerintah menarik kembali keuntungan yang sebelumnya telah diberikankepada buruh. Reaksi dari kelas pekerja disalurkan dalam gerakan aksi mogok yang terus

menguat terjadi di Abad an dan Behshahr. Para buruh tekstil menuntut kenaikan upah dan

insentif.

Pada tanggal 8 September 1978 (Jumat Kelabu) para serdadu melakukan pembantaian atas

ribuan demonstran di Teheran. Sebagai jawabannya, para buruh melakukan pemogokan.

Pemogokan itu adalah percikan yang menyulut dinamit yang telah terpasang di seluruh pelosok

negeri. Pada tanggal 9 Spetember 1978, para pekerja kilang minyak di Teheran mengeluarkan

seruan pemogokan untuk mengung kapkan solidaritas terhadap pembantaian yang dilakukan

sehari sebelumnya dan menentang diber lakukannya undang-undang negara dalam keadaanbahaya. Tepat pada keesokan harinya, pemogokan telah menjalar luas seperti api yang tidak

bisa dijinakkan ke Shiraz, Tabriz, Abdan dan Isfahan. Para buruh penyulingan minyak

melakukan mogok dimana-mana. Tuntutan ekonomi dari kaum buruh dengan cepat dirubah

menjadi tuntutan politik: "Turunkan Shah!" "Bubarkan Savak!", "Marg Ber, imperialis Amerika!"

Kemudian pekeija minyak Ahwaz mengadakan mogok, diikuti oleh buruh non-minyak di

Khuzistan yang bergabung dengan pemogokan pada akhir September. Di atas segalanya,

gerakan para buruh minyak-lah-yang kemudian disebut sebagai kelompok istimewa dari kelas

pekerja di Iran - yang paling menentukan dalam peng gulingan rezim. Ketika ritme gerakan

mogok diperhebat dan diperpanjang, karakternya juga mulai berubah. Semua bidang-bidang

kerja barupun ditarik ke dalam perjuangan: para pekerja dari sektor publik-guru, dokter,karyawan rumah sakit, pegawai kantor, pegawai di kantor pos, perusahaan telepon dan stasiun

televisi, serta para pegawai dari perusahaan tansportasi, jalan kereta api, bandar udara

domestik dan bank semua bergabung dengan gelombang raksasa yang tengah bergolak. Para

pekerja kerah putih dengan pengalaman berjuang yang minim atau malahan tidak punya sama

sekali, juga bergabung dengan pemogokan umum. Pemogokan di Bank Sentral Iran terutama

berdampak sangat efektif. Hal ini diikuti dengan pembakaran ratusan bank oleh masa yang

Page 31: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 31/56

telah kalap oleh amarah. Ketika pegawai bank melakukan mogok, mereka mengungkapkan

bahwa dalam tiga bulan terakhir, $1.000 juta telah dilarikan ke luar negeri oleh 178 anggota elit 

pemerintahan, termasuk keluarga Shah. Shah yang sedang sibuk mengadakan persiapan untuk

sebuah pengasingan yang nyaman, telah mengirimkan keluarganya ke luar negeri, dan

mentransfer $1 milyar ke Amerika (ini adalah tambahan dari $1 milyar atau lebih yang disimpan

di Bonn, Swiss dan di bagian dunia lainnya). Harta Iran telah dijarah oleh otokrasi dan anjingpenjaga Savak yang dibenci. Gelombang pasang pemogokan telah melumpuhkan mesin

kenegaraan; para pegawai negeri juga melakukan aksi mogok. Akan tetapi pemogokan buruh

minyak yang hebat selama 33 harilah yang hampir melumpuhkan segalanya. Fakta ini dengan

sendirinya memperlihatkan kekuatan kolosal dari kaum proletar Iran: satu pemogokan tunggal

barisan buruh minyak menyebabkan pemerintah menelan kerugian tidak kurang dari $74 juta

perhari berupa pendapatan yang hilang. Buruh minyak bumi telah memotong urat nadi utama

penyalur pendapatan negara.

Trotsky menulis dalam Sejarah Revolusi Rusia:

"Fitur sebuah revolusi yang paling tidak bisa diragukan adalah interferensi langsung oleh rakyat 

dalam peristiwa-peristiwa bersejarah. Pada saat-saat biasa, negara, apakah itu berbentuk

monarkhi ataupun demokrasi, mengangkat dirinya sendiri di atas bangsa, dan sejarah dibuat 

oleh para spesialis dalam urusan semacam itu - raja, para menteri, birokrat, anggota parlemen,

wartawan. Namun pada gerakan krusial itu, ketika tatanan yang lama tidak lagi bisa diterima

oleh masyarakat, maka mereka akan menghancurkan hambatan yang membatasi mereka dari

arena politik, mengesampingkan wakil tradisional mereka, dan menciptakan, dengan

interferensi mereka sendiri, landasan kerja awal bagi sebuah rezim baru. Apakah hal ini baik

atau buruk, kita serahkan penilaiannya kepada para moralis. Kita sendiri akan mengambil

kenyataan sebagaimana yang mereka berikan dengan tingkat perkembangan yang obyektif.Sejarah sebuah revolusi bagi kita adalah menjadi prioritas dari yang lainnya, sebuah sejarah

masuknya masa yang tidak bisa dihindarkan ke dalam tataran pemerintahan yang

diperuntukkan bagi nasib mereka sendiri."(1) Hal ini tepat seperti yang terjadi di Iran tahun

1979. Basis material dari Revolusi Februari terletak pada kemajuan kekuatan-kekuatan produktif 

dan perubahan yang telah dilakukan dalam kapitalisme Iran di seluruh periode sebelumnya.

Shah kehilangan dukungan dari segenap kelompok massa, kaum petani, intelektual, kelas

menengah dari berbagai lapisan dan kelompok yang paling berhawa jahat, tentara. Negara

sendiri terguncang kerasnya pukulan godam yang dilancarkan massa. Hari demi hari

demonstrasi terus menerus dan mobilisasi massa yang telah jauh melanggar batas kehidupan

normal. Massa menyerang kedutaan Inggris dan Amerika sembari membakar ribuan bendera Amerika. Boneka patung Presiden AS Jimmy Carter dan Shah digantung ribuan kali menghiasi

setiap pojok jalan setiap kota Iran. Shah menjadi simbol dari bercokolnya tatanan yang dibenci

dan represi Savak yang berdarah.

Negara dalam analisis paling mutakhir, sebagaimana yang diterangkan oleh Marx dan Lenin,

terlengkapi dengan lembaga angkatan bersenjata berupa barisan tentara dengan segenap

Page 32: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 32/56

peralatan dan senjata mereka.(2) Dalam setiap masyarakat kelas, komposisi tentara dibentuk

dari berbagai lapisan masyarakat yang beragam, dan merefleksikannya secara, kurang lebih,

  jujur. Di masa-masa biasa, angkatan bersenjata bercokol tak tertandingi, tak tertembus dan

kompak. Bagaimanapun juga, selama masa revolusi, ketika angkatan bersenjata mengalami

stres dan ketegangan yang hebat, maka dengan segera keretakan dan patah struktur mereka

akan tampak membayang, dan akhirnya cenderung membelah sesuai dengan garis kelas padamomentum-momentum revolusi yang krusial. Kerekatan di tubuh tentara bukanlah sesuatu

yang absolut, tetapi.tergantung pada intensitas tekanan dari gerakan massa.

Seperti yang telah kita saksikan dalam setiap revolusi di sepanjang sejarah, angkatan

bersenjata bisa beralih mendukung ke pihak rakyat. Tendensi di dalam tubuh angkatan

bersenjata untuk mengalami perpecahan sesuai dengan garis kelas, adalah proporsional dengan

polarisasi dalara masyarakat kelas, manakala rakyat berjuang merebut kekuasaan negara.

Sebuah artikel dalam majalah Amerika, New sw eek, berkomentar tentang barisan massa penuh

amarah yang telah berkumpul di Jaleh Square bereaksi menentang diberlakukannya undang-

undang negara dalam keadaan bahaya dengan meneriakkan slogan-slogan' yang menentangrezim: "Ketika mereka telah mendekat, tentara memerintahkan para demonstran untuk

membubarkan diri, tetapi bukannya mundur, para pengunjuk rasa malah mengabaikan perintah

dan terus maju melew ati garis peringatan, perlahan-lahan tersedak karena asap gas air mata,

tetapi tidak mau kembali. Akhirnya para serdadu mengangkat moncong senjata mereka,

menembakkan tembakan peringatan ke udara, meski demikian kerumunan bahkan semakin

mendekati pagar betis prajurit tersebut. Dan para tentara menu runkan pandangan mereka

dan, ketika kerumunan tersebut terus bergerak maju, maka menghamburlah para demonstrator

dengan berondongan demi beron dongan peluru. Perpecahan dalam tubuh tentara sesuai

dengan garis kelas tidak muncul dengan proses yang sederhana, tetapi sebaliknya, melalui

serangkaian proses, yang mengarah kepada diferensiasi di dalara. Tentara tingkat terbaw ahmencoba untuk mengira-ngira perilaku massa, sembari menjalankan komitmen mereka,

melaksanakan keputusan bulat mereka untuk menjalani hingga akhir untuk mengganti perintah

tetua mereka, dengan ketersinggungan mereka. Tepat di persimpangan ini, begitu para

serdadu menyadari bahw a massa bersungguh-sungguh, mereka menolak untuk mematuhi

perintah dari perw ira dan bergabung dengan rakyat, dan mengangkat senjata bersama-sama.

Dan inilah apa yang sesungguhnya terjadi di Iran. Ketika ribuan orang pelayat berarakan

menuju gerbang pemakaman Beheste Zahra di Teheran, meneriakkan slogan-slogan

menentang Shah, dan menyerang sebuah kendaraan lapis baja, seorang mayor keluar dan

berteriak: "Kami tidak mempunyai keinginan untuk membunuh kalian! Kalian adalah saudara

kami!" dan memberikan senjatanya kepada kerumunan tersebut: "Ini, ambil senjata saya danbunuhlah saya kalau anda mau!" Orangorang yang sedang berbelasungkaw a bersorak sorai dan

meneriakkan slogan-slogan seruan persatuan melaw an rezim.(3) Terdapat insiden lain

semacam itu. Beberapa serdadu w ajib militer menembak perw ira mereka atau melakukan

bunuh diri karena diperintahkan untuk menembaki para demonstran. Di pihak lain, banyak

desersi dan pemberontak dieksekusi oleh Savak.

Page 33: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 33/56

Seorang Perwira Angkatan Bersenjata AS yang diwawancarai oleh Newsweek, mengutarakan

pendapatnya tentang tentara Iran: "Saya tidak akan sepenuhnya mempercayai kehandalan

mereka, kita tidak tahu dimana titik lemah mereka." Seorang pejabat Iran juga disitir

mengatakan: "Semakin lama Shah menurunkan tentara ke jalanan, maka semakin besar pula

bahaya kontaminasi."(4) Peraturan umum ini berlaku di semua negara dimana situasi macam ini

terjadi. Pertanyaannya selalu sama: dimanakah titik lemahnya? Bisa dikatakan, di titik manakahkuantitas tertransformasikan menjadi kualitas? Di titik manakah ketakutan prajurit terhadap

perwiranya yang bertongkat dan berpistol itu dikalah kan oleh perasaan yang membisikkan

betapa perkasanya kekuatan massa? Pertanyaan semacam itu, tentu saja, tidak bisa dijawab

seketika, tetapi hanya bisa dipecahkan dengan dialektika kekuatan-kekuatan perjuangan hidup.

Di Iran tank-tank dipangkalkan di sekeliling istana untuk pertama kalinya sejak 25 tahun lalu.

Shah sendiri mengutarakan kepada Newsweek: "Saya pikir kami dalam sebuah situasi yang

mengerikan Selasa kemarin, dan hampir saja semuanya berantakan. Orangorang tidak

memperdulikan hukum. Mereka tidak mengacuhkan sedikitpun terhadap peringatan peme-

rintah. Faktanya, mereka bisa saja menguasai apapun yang mereka inginkan. Jadi dalampandangan ini, ketika tentara dikonfrontasikan dengan massa yang diamuk amarah, maka

sebuah polarisasi masyarakat yang menentukan bisa menangkap refleksinya pada suatu

perpecahan di tubuh tentara. Pada momenturn itu, serdadu Iran menolak untuk melakukan

tembakan terhadap para buruh dan tani bangsa mereka sendiri, dan berbalik mengarahkan

senjata kepada kelompok pemerintah. Hal ini terjadi di tahun 1979 pada berbagai kejadian

ketika para prajurit dan perwira rendahan menolak untuk menembaki para demonstran. Tetapi

mengacu pada ketiadaan satu kebijakan kelas revolusioner yang jelas - kesempatan tersebut 

hilang. Tentara terbelah di Iran tetapi tidak memiliki arah indera kelas yang jelas.

Setelah terjadinya perpecahan yang terjadi dalam tubuh tentara, Shah kehilangan semuakendali terhadapnya. Dalam kepanikan, setelah ragu pada awalnya, beliau melakukan langkah

terakhir untuk tetap memegang kendali kekuasaan, menunjuk Shahpur Bakhtiar dari Front 

Nasional sebagai perdana menteri. Akan tetapi manuver tersebut gagal dan krisis tersebut 

menjadi lebih parah. Pada tanggal 16 Januari 1979, negara ini dalara sebuah keadaan

pergolakan revo lusioner. Tidak ada harapan yang tersisa bagi Shah, yang pada akhirnya harus

terbang meloloskan diri dengan pesawat terbang ke Mesir. Maka dari itu, ilusi tentang militer

yang tak terkalahkan hancur menjadi abu dalam waktu semalam. Revolusi Iran telah

menghempaskan tentara terbesar kelima di dunia, tentara yang ditopang oleh imperialis

 Amerika karena kepentingan vitalnya terlibat dalam peran kunci ini di Timur Tengah. Tetapi

dalam kenyataannya, tekanan dari rakyat begitu intensif sehingga tentara perkasa ini luluhlantak berkepingkeping seperti sebuah gelas anggur yang jatuh dari meja

dalara suatu pesta mabuk.

Imperialis Amerika bahkan begitu mabuk dengan ilusi bahwasanya kedigdayaan tentara Iran, 

yang loyal kepada Shah dan kepentingan USA di Timur Tengah, dianggap demikian kuat tak

Page 34: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 34/56

tergoyahkan, dan ketika melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di Teheran, mereka

menyaksikannya dengan tatapan kosong seakan tidak percaya. Tiba-tiba dikejutkan oleh

bergantinya peristiwa demi peristiwa yang tidak disangkasangka dan dibuat tak berdaya oleh

kekhawatiran akan terjadinya revolusi yang telah menyapu bersih institusi yang seharusnya tak

terkalahkan, bak seseorang menggerus kutu, membuat Washington membutuhkan waktu untuk

memutuskan apa yang harus dilakukan. Tentara Iran yang dilatih oleh Pentagon sekarangdengan niudah dihancurkan oleh sebuah revolusi yang membakari bendera Amerika dan

meneriakkan: Kematian bagi imperialis Amerika." Hal ini adalah perubahan mencengangkan

yang memberikan dampak terhadap situasi dunia secara keseluruhan. Suara-suara nyanyian ini

dengan cepat bergema ke seluruh penjuru Timur Tengah, memekakkan gendang telinga kaum

elit Saudi, bagaikan denging ketel air yang telah mendidih, menghentikan detak jantung kelas

elit Amerika dan membikin tulang belakang staf jendral AS menjadi bergemeretak.

Pada saat Khomeini kembali dari pengasingannya di Paris pada 1 Februari 1979, perjuangan

melawan Shah secara efektif telah selesai. Negara yang lama 72 telah benar-benar

terdisintegrasi dan kekuasaannya tumpah ke jalanan, menunggu seseorang, untukmemungutnya. Meskipun ulama tua tersebut tidak memainkan peranan yang nyata dalam

menggulingkan Shah, ada orang-orang yang berkeinginan untuk memberinya sebuah peran

pemuka. Sebagai konsekuensinya, dia dipertemukan dengan para perwira yang menjanjikannya

dukungan dari unit-unit utama angkatan bersenjata. Elit militer berkeinginan untuk

mendapatkan kembali kendali dan "ketertiban". Di seluruh pelosok negeri, terjadi desersi setiap

hari, dan ketika Shah Pur Bakhtiar menggunakan polisi militer serta Prajurit Istana untuk

melawan sekelompok pemberontak yang merupakan para kadet angkatan udara, meletusiah

pertempuran. Pemberontakan menyebar ke seluruh penjuru unit militer. Satu kubu dari Front 

Nasional yang dipimpin oleh Mehdi Bazargan, Sayap Militan Khomeini dan beberapa kelompok

ultra-kiri (Fedayeen dan Mujahiddin), bergabung dengan para pemberontak. Dalam waktu yangtidak terlalu lama mereka meluluhlantakkan mesin perang Shah, merampas pabrik

persenjataan, pangkalan militer, stasiun televisi, penjara serta parlemen. Korps perwira tinggi

dilumpuhkan. Shah Pur Bakhtiar larf bersembunyi dan Bazargan, yang dideklarasikan sebagai

perdana menteri oleh Khomeini, mengambil alih.

Dalam proses pemogokan massa revolusioner, kelas pekerja mengorganisir shura (soviet/dewan

perserikatan buruh-Penerj.) dan organ kekuasaan independen embrionik lainnya. Hal ini serupa

dengan dewan perwakilan buruh yang pertama kali muncul dalam pemogokan massa dalara

Revolusi Rusia 1905, yang pada akhirnya dihancurkan oleh negara tersebut setelah kekalahan

pada revolusi 1905. Akan tetapi pada tahun 1917 dewan perserikatan buruh bangkit sekali lagidan memainkan peran kunci dalara Revolusi Oktober. Lebih-lebih, sistem soviet bukan

merupakan, sejauh klaim dari reformis, suatu fenomena yang eksklusif milik Rusia. Revolusi

November 1918 di Jerman secara spontan menghapuskan lembaga yang sama. Mereka adalah

perwujudan dari organisasi buruh sendiri. Di setiap pelabuhan, kota, dan barak di Jerman,

didirikan dewan buruh, dewan serdadu, dan dewan pelaut Jerman yang menyandang kekuatan

politik yang efektif. Soviet didirikan kemudian di Bavaria dan selama masa revolusi Hungaria

Page 35: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 35/56

1919. Di Inggris juga didirikan dewan aksi pada tahun 1920, yang digambarkan Lenin sebagai

" sov iet yang hanya sekadar nama" , dan didirikan lagi selama masa pemo go kan umum tahun

1926 (K o mite aksi dan dewan dagang). Meskipun kaum Stalinis dan ref o rmis menco ba untuk

mencegah, sov iet-sov iet selalu bermunculan kembali pada setiap kejadian yang menentukan di

sejumlah negara, khususnya pada masa revo lusi Hungaria 1956 dengan terciptanya dewan

buruh Budapest.(5)

Di Iran, shura muncul pada tahun 1979 tapi sayangnya tidak dikembangkan hingga mencapai

taraf sov iet-sov iet zaman Revo lusi Okt o ber 1917. Meskipun demikian, po tensi kekuatan buruh

mengemuka. Assef Bayat menulis bahwa krisis revo lusio ner diperlengkapi dengan basis material

bagi o rganisasi semacam itu, dan bentuk o rganisasio nal serta fungsio nal dari kekuatan buruh

telah eksis berupa embrio . (Lenin mengajukan po in yang serupa tentang sov iet di Rusia di

tahun 1905, ketika beliau mengkarakterisasikannya sebagai bentuk embrio nik dari

pemerintahan kaum buruh.) Pada awal mula, betapapun juga, kesernua sov iet adalah perluasan

dari ko mite pemo go kan. Mereka sudah merupakan elemen dari dua sisi kekuatan dalara situasi

tersebut. Manajemen tidak bisa meraih fungsi " no rmal"  mereka tanpa adanya izin dari kaumpekerja, administrasi demikian juga, tidak akan bisa. Maka dari itu, perwakilan dari Pabrik

Pengo lahan Baja Isfahan harus berunding dengan buruh kereta api untuk memintanya

mengangkut batubara yang mereka butuhkan dari Kirman supaya tanur pabrik tetap bisa

menyala. Perjanjian serupa dicapai antara buruh minyak`dengan pekerja kereta api untuk

mengangkut bahan bakar yang diperlukan bagi ko nsumsi dalara negeri ketika pro duksi lain

masih terhenti. Hal ini sudah merupakan elemen dari sebuah bentuk dasar administrasi so sial

kelas pekerja. (6)

Pada bulan Desember dan Februari, rakyat mengambil alih kendali atas sejumlah ko ta besar

dan ko ta kecil, khususnya di Azeri Utara dan pro pinsipro pinsi Laut Kaspia, termasuk Zanjan,Orumich, Salmas, Ardabil Maraghel dan Ajabsheer. Ide dasar dari shura datang dari

pengalaman spo ntan dan langsung dari kaum pekerja sendiri. Kelas pekerja belajar melalui

pengalaman dan aksi langsung untuk mengembangkan perjuangan melebihi batas tuntutan

eko no mi elementer, dan mulai mempertanyakan prinsip-prinsip fundamental tentaug do minasi

dan legalitas kapitalis. Tiga hari setelah pembero ntakan, pada tanggal 14 Februari 1979,

Kho meini memerintahkan semua buruh untuk kembali bekerja. Akan tetapi resistensi buruh

minyak memaksa Kho meini untuk mengeluarkan ancaman: " Segala bentuk ketidakpatuhan, dan

tindakan sabo tase, terhadap pemerintahan sementara, akan dianggap sebagai o po sisi dari

revo lusi Islam yang sejati." (7) Dengan mengesampingkan ancaman ini, gerakan masih tidak

mereda. Pada awal bulan itu juga sehabis pemerintahan sementara menjabat kekuasaan bulanFebruari, setidaknya tercatat 50.000 buruh melakukan pemo go kan. Kekisruhan di sekt o r

industri ini dipicu o leh adanya transf o rmasi radikal dalam kesadaran para buruh yang telah

terjadi dalam rangkaian revo lusi dan terutama setelah pembero ntakan. Para buruh menuntut 

pembayaran upah yang tertunda dan meno lak pemecatan serta penutupan kesempatan untu

bekerja kembali.

Page 36: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 36/56

Di sejumlah daerah utara, rakyat membentuk shura dalara rangka menjalankan urusan mereka

seharihari. Untuk jenis administrasi yang serupa, sllura juga dibentuk setelah pemberontakan

dalara tubuh angkatan udara - sliuras- e- home f  arain (dewan dinas angkatan udara). S hura

organisasi dan perusahaan milik buruh ini, yang telah bermunculan dimana- mana setelah

revolusi, masih terus berdiri kokoh selama beberapa waktu, berjuang gigih demi bertahan hidup

dalam kondisi yang sulit. Akan tetapi dengan ketiadaan partai revolusioner kelas pekerja yangmurni, maka mereka bertempur untuk kalah. S egera setelah negara baru mengkonsolidasikan

diri, suattu kampanye nasional tentang intimidasi, pelecehan dan terorisme mulai meruyak

menentang shura kaum buruh. S esudah pemerintah menginvasi Kurdistan dan mengadakan

restorasi gradual dalam kebijakan pemerintah berupa manajernen dari atas, unsur- unsur

kekuatan kaurn buruh dalam pabrik- pabrik ditindas secara brutal. S etelah langkah mundur ini,

terdapat gejala penurunan gerakan buruh secara umum. Dalam kesemuanya ini, Partai Tudeh

secara solid berdiri di belakang pemerintah dan menyokong Khomeini.

Perlu diadakan sebuah analisa terhadap kandungan kelas dalam revolusi yang sebenamya dan

tendensi- tendensi yang terlibat di dalamnya. Khomeini dan kaum f  undamentalis mustahil akanpernah mendapatkan kekuasaan jika tidak berkat adanya gerakan kaum buruh. S ecara khusus

bisa dikatakan bahwa beberapa batalion penuh kelas pekerja di sektorsektor ekonomi kuncilah

yang memainkan peran penting dalam meruntuhkan kekuatan penyokong negara ini.

Betapapun f  uga, kaum proletar industrial tidak sendirian, tetapi dikelilingi oleh kelas sosial dan

lapisan masyarakat yang lain. Komposisi kelas yang kompleks dalam masyarakat Iran, dengan

berbagai lapisan unsurunsur kaum miskin kota, semi proletar, dan borjuis kecil, memiliki arti

bahwa kaum proletar yang telah maju dijaga sekelilingnya dari segala sudut, oleh lapisan

masyarakat yang terbelakang dan memiliki kesadaran kelas yang lebih rendah. Fakta ini

membuat perhitungan revolusioner menjadi sangat kompleks dan meninggalkan pintu yang

terbuka bagi adanya penetrasi dari kaum mullah dan ulama demagog seperti Khomeini.

Dari bulan Juni 1977 hingga Februari 1979, intervensi dari kaum proletar memainkan peranan

utama dalam meruntuhkan rezim Pahlavi. Bagaimanapun juga, pada tahap awal (hingga

pertengahan tahun 1978), bisa dikatakan bahwa gerakan didominasi oleh lapisan kelas pekerja

yang paling bawah: tenaga tidak terampil, bersama borjuis rendahan (bazaaris) dan kaum

miskin kota (proletar tak terpelajar). Karena kebanyakan dari mereka baru datang dari

pedesaan dan kurang memiliki kesadaran kelas yang mantap, maka mereka mudah dipengaruhi

oleh kaum mullah. Hal ini telah menjelaskan sebagian kenapa pemimpin gerakan jatuh ketangan para mullah dan pada kasus tertentu di tangan Front Nasional; hal itu meref  leksikan

karakter kelas gerakan massa yang heterogen dan nir- bentuk, mereka yang baru saja siuman

menuju kesadaran. Trotsky menulis bahwa lapisan masyarakat proletar yang paling tidak

terampil atau yang paling terbelakang kesadaran politiknya, dan sebagai pihak yang paling

tereksploitir, seringkali merupakan kelompok pertama yang memasuki medan perjuangan dan

dalam hal terjadi kekalahan, merekalah yang paling terakhir meninggalkan medan. (8)

Page 37: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 37/56

Masuknya kaum proletar sebatalion penuh memainkan peran yang menentukan dalam revolusi

anti-Shah. Ketika setelah pertengahan 1978 kaum buruh

terampil menyerukan aksi mogok, pemogokanpun menyebar luas seperti sebuah gelombang

pasang kolosal, menyebabkan kolapsnya mesin kenegaraan. Hal inilah yang memberikan

revolusi ini keluasan dan kedalaman yang dibutuhkan. Tanpa adanya partisipasi dari lapisanteratas kelas pekerja, Shah tidak akan mungkin terguling pada waktu itu. Tanpa kepemimpinan

dari kaum proletar, massa yang tidak disiplin tidak akan dapat mengesinambungkan perjuangan

melawan negara itu. Kaum mullah akan menghianati mereka, sebagaimana yang telah mereka

lakukan pada kesempatan sebelumnya. Mari kita mengingat apa yang telah terjadi pada tahun

1963, dimana kaum funda-mentalis telah memenangkan dukungan politik dari lapisan

masyarakat yang paling terbelakang ini, tetapi mereka gagal untuk menggulingkan rezim

tersebut. Segera setelah kekalahan mereka, mereka melakukan kompromi dengan kelas elit 

pemerintah. Hal ini menyingkapkan mitos dari Khomeini yang "revolusioner".

Bagaimanapun fuga, supaya tercapai pemahaman dengan apa yang terjadi pada tahun 1979-80, tidak cukup hanya dengan mengacu pada keseimbangan kekuatan kelas. Di Rusia pada

tahun 1917 kaum proletar jelas lebih lemah daripada kelas pekerja Iran di tahun 1979. Tetapi di

bawah kepemimpinan Partai Bolshevik (yang, jangan lupa, hanya memiliki anggota 8.000 orang

dari jumlah penduduk sebesar 150 juta pada Februari 1917), kaum buruh dan kaum tani bisa

meraih kemenangan dengan program revolusi sosialis. Alasan kenapa hal ini tidak terlaksana di

Iran bukanlah karena situasi obyektif tetapi karena kekeliruan kebijakan dan tindak

kepengecutan dari para pemimpin Partai Tudeh. Mengacu pada ketiadaan partai yang

memimpin kelas pekerja, maka gerakan dibajak oleh para mullah. Mereka yang disebut sebagai

kaum kiri, kalau tidak berada di belakang kaum mullah, mereka menyokong Front Nasional.

Tidak satupun dari mereka menganut kebijakan kelas yang independen, menjelaskan kepadapara buruh tentang keharusan untuk mengambil alih kekuasaan dengan tangan mereka sendiri,

sebagaimana yang dilakukan oleh Lenin dan Trotsky di tahun 1917.

Ini adalah tragedi dari revolusi Iran tahun 1979. Dalam kenyataannya, hanya partisipasi aktif 

dari kaum proletar-lah yang membawa kemenangan di tahun 1979. Shah yang semestinya

digdaya dikalahkan dan dipaksa untuk kabur ke luar negeri. Kekuasaan sesungguhnya ada di

tangan kelas pekerja Iran, tetapi, dalam ketiadaan sebuah partai dan pemimpin revolusioner

sejati, mereka tidak mengetahui hal itu, dan tak seorangpun yang menjelaskan kepada mereka.

Maka dari itu, kekuasaan lepas dari genggaman mereka dan dengan cepat dirampas oleh

Khomeini dan kaum mullah. Mereka tidak memimpin revolusi tersebut, tetapi semata mengeks-plotasinya untuk keuntungan mereka sendiri. Mereka melakukan semuanya dalam kekuasaan

mereka, untuk membinasakan dan menghancurkan gerakan kelas pekerja yang independen,

mengandalkan lapisan masyarakat yang paling terbelakang dan telantar untuk mendudukkan

mereka dalam tampuk kekuasaan. Dan begitu lava revolusi telah mendingin, mereka tanpa

ampun menghabisi gerakan massa.

Page 38: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 38/56

Revolusi Oktober bisa mencapai kemenangan hanya karena kaum proletar Rusia dipimpin oleh

sebuah partai dan pemimpin yang memberikan program yang benar dan slogan yang sesuai

dengan zamannya, yang membuat kaum buruh terbimbing untuk mencapai kekuasaan ("semua

kekuasaan milik S oviet"). Dengan cara ini mereka membawa revolusi kepada akhir yang sukses.

S ampai saat ini, pekerja di Iran merupakan bagian populasi yang jauh lebih besar daripada

kelas pekerja Rusia sebelum Revolusi Oktober 1917. Akan tetapi pada revolusi Februari 1979 diIran, partai revolusioner tidak ada. S liura (soviet) bermunculan selama gerakan pemogokan,

tetapi hal itu membutuhkan kepemimpinan yang bervisi luas untuk mengajukan pertanyaan

tentang kekuatan kaum buruh dengan jelas seperti hari itu. Tanpa perspektif pengambilalihan

kekuasaan, sliura, tidak bisa tidak, akan memudar dan binasa.

Di waktu yang lampau Karl Marx menerangkan bahwa, tanpa organisasi, kelas pekerja hanyalah

bahan mentah untuk eksploitasi. Ted Grant mernaparkan: "Memang benar, kaum proletar

memiliki kekuatan luar biasa. Tidak ada roda yang akan berputar, tidak akan ada hola lampu

yang akan menyala, tanpa seijinnya. Tetapi tanpa organisasi, kekuatan ini tinggal berupa

potensi semata. Dengan cara yang sama, turbin uap adalah kekuatan yang kolosal, tetapi tanpakotak piston, hanya akan berhamburan di udara tanpa ada gunanya. Agar hal itu bisa tercapai,

kekuatan kelas pekerja harus berubah dari semata hanya potensi menjadi sebuah realitas,

mereka harus diorganisir dan dikonsentrasikan pada satu titik. Hal ini bisa dilakukan melalui

sebuah partai politik dengan kepemimpinan yang berani dan berpandangan ke depan serta

sebuah program yang benar."(9)

Catatan

1. Leon Trotsky from Trotsky's ereface to The History of the Russian Revolution, diterjemahkan

oleh Max Eastman.

2. Lenin, The State and Revolution, The Essential Left, hal. 154, Unwin Books.

3. Newsweek, October 1978.

4. Newsweek, 25 September 1978.

5. Ted Grant, Russia from revolution to counter-revolution, hal. 59. 6. Assef Bayat, Workers and  Revolution in Iran, hal. 96.

7. Ettelat (daily evening paper), 15 March 1979.

8. Trotsky, Rhythm of Struggle, hal. 25.

9. Ted Grant, Russia from revolution to counter, hal. 55-56

Page 39: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 39/56

Revolusi Iran

Sejarah dan Hari Depannya

BAB V

Basis Fundanlentalistne Islam

Karl Marx menulis bahwa "Manusia yang menciptakan agama, bukanlah agama yang

menciptakan manusia. Agama adalah kesadaran diri dan kepercayaan diri seorang manusia,

yang belum lagi menemukan jati dirinya, ataupun telah kehilangan dirinya lagi. Akan tetapi

manusia bukanlah makhluk abstrak yang berkemah di luar dunia. Manusia itulah dunia manusia,

negara dan masyarakat. Negara dan masyarakat ini menciptakan agama: sebuah kesadaran -

dunia yang terbalik, karena kita hidup di sebuah dunia yang terbalik, sebuah dunia dimana

hubungan umat manusia natural berdiri di atas kepala mereka." (1)

  Analisa Marxis mengenai agama dan akar sosial manusia membantu kita dalam memahami

masyarakat di masa lampau dan, melalui pemahaman masyarakat terdahulu, memahami

masyarakat jaman sekarang yang telah berevolusi darinya. Begitu kita telah menggapai metode

ilmiah ini (materialisme historis), dengan mudah kita bisa memahami fenomena

fundamentalisme, yang sangat menyebar luas dalam masyarakat kontemporer -bukan hanya

fundamentalisme Islam, tetapi juga macam Yahudi, Hindu dan Kristen. Penyebaran

fundamentalisme dan jenis pemikiran irasional lain adalah sebuah refleksi dari kebuntuan

kapitalisme. Alan Woods mengatakan: "Antara lapisan penutup yang tipis, terdapat tendensi

dan ide-ide irasional primitif, tersembunyi dalam peradaban yang telah mengakar di masa

lampau dan setengah terlupakan, tetapi belum sepenuhnya tertanggulangi. Pun hal itu tidak

akan pernah benarbenar tercerabut dari kesadaran manusia kecuali para lelaki dan perempuan

telah membangun kendali yang mantap atas kondisi eksistensi mereka." (2)

Gagasan-gagasan agamis masih memainkan peranan kuat dalara masyarakat umat manusia

tetapi, dalam analisa terakhir, hal ini didasarkan atas realitas material. Dengan

mengesampingkan segala formasi dan karakter khusus, pemikiran-penikiran religius yang

muncul pada periode tertentu perkembangan sosial manusia muncul terutarna dari perubahan

yang berlangsung dalam hubungan produktif dan daripadanya merupakan refleksi dari

perubahan-perubahan ini.

Setiap institusi relijius pun, dan juga organisasi-organisasi yang mendasarkan diri padanya,

pada pokoknya mewakili kepentingan kelas tertentu dalam tubuh masyarakat. Derajat 

survivalitas agama yang tinggi hanya bisa diwujudkan sepanjang bisa memelihara landasan

sosialnya sendiri berupa dukungan terhadap satu kelas atau pengelompokan sosial atau yang

lainnya.

Page 40: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 40/56

Sebagai contoh, gereja Katolik Roma, y ang muncul pada akhir jaman kuno, bisa bertahan

dengan mengadaptasikan diri, y ang pertama dengan masy arakat feodal dan kemudian dengan

masy arakat kapitalis y ang menggantikan feodalisme. Dalara proses ini kebany akan ajaranny a

telah berubah. Di abad ke-16 dan ke-17, ketika krisis feodalisme merusak tatanan sosial

masy arakat lama, satu gerakan y ang menggoncangkan meny apu daratan Eropa. Kepentingan

sosial dan kelas dibungkus dengan baju agamis. Dalara konteks ini, Luther, Calvin dan parapemuka agania lain menginterpretasikan kembali Injil, y ang secara tidak sadar merefleksikan

perubahan hubungan kelas. Meskipun mereka sendiri tidak menginsy afi relasi antara dogma

agama dengan kepentingan kelas sosial y ang ada di baliknva, mereka memainkan peranan

y ang fundamental dalam menentukan arah revolusi borjuis di Eropa (Reformasi dan Revolusi

Inggris). Dengan demikian, dari sudut pandang Marxis, perlu dibedakan dengan hati-hati antara

bentuk luar ideologis dari agama dengan kepentingan kelas y ang disalurkan melaluiny a dalam~

sebuah bentuk y ang berbelit dan mistik. Dengan kata lain, perlu dibedakan antara bentuk dan

isi.

Islam secara mendasar tidaklah berbeda dengan agama lainny a. Agama tersebut lahir di kota-kota Arab pada abad ke-7 dan merefleksikan trend ekonomi tertentu serta mengakibatkan

perubahan dalam hal hubungan kepemilikan, kepentingan kelas dan tendensi sosial. Perang-

perang y ang berkepanjangan antara Persia dan Bizantium telah, selain memperlemah kinerja

ekonomi mereka, membuat rute perdagangan di Teluk dan Laut Merah menjadi tidak aman.

 Akibatny a adalah, rute perdagangan melalui Mekkah dan Yatsrib (Madinah) menjadi sangat 

penting. Arus perekonomian y ang mengalir ke Mekkah membawa perubahan y ang cukup

mendasar dalara kehidupan sosial, politik dan kulturalny a. (3) Kebangkitan kepemilikan pribadi

memperkuat kelas pedagang Arab y ang baru terbentuk. Ketika pedagang y ang kay a sibuk

dengan memperbany ak kekay aan personal mereka, mereka semakin tidak memperdulikan

kewajiban tribal tradisional mereka: memperhatikan anggota suku y ang lebih miskin. Urusanmemperkay a diri lebih penting daripada solidaritas klan. Sebagai akibatny a, masy arakat klan

y ang lama dengan cepat terdisintegrasikan oleh tekanan relasi keuangan dan perdagangan,

membuat raky at semakin lemah. Akibatny a sikap permusuhan semakin meningkat terhadap

para pedagang y ang terkemuka, y ang diharapkan masih menaruh rasa hormat terhadap nilai-

nilai lama.

Di antara mereka-mereka y ang teralienasi, adalah para anggota suku Mekkah y ang paling kuat,

suku Quraisy , y ang tidak berbagi kesejahteraan dengan kelas pedagang y ang baru. Muhammad

dilahirkan dalara suku ini. Perhatianny a y ang paling utama adalah untuk meny embuhkan

ketidakadilan dalara masy arakat Mekkah. Pertanian tidak bisa dilakukan di Mekkah dan tidakada kemajuan dalam relasi kelas y ang berdasar atas tanah, sebagaimana y ang kemudian terjadi

di Eropa feodal.(4) Kerajaan Persia dan By zantium mengadu domba suku-suku y ang ada untuk

keuntungan pribadi mereka sendiri dan memanfaatkan para pendekar suku Badui sebagai

tentara bay aran.

Page 41: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 41/56

  Agama suku Badui, sebagaimana y ang dimiliki oleh leluhur nomaden kuno mereka Israel,

memiliki ajaran y ang mempercay ai dewa-dewa lokal, roh-roh y ang mendiami tempat-tempat 

keramat dan memuja berhala dalam berbagai jenis oby ek. Muhammad mendorong masy arakat 

Mekkah untuk meny embah satu Tuhan, y ang nabiny a, Muhammad sendiri, telah dikirim untuk

meny ampaikan risalah sy ariah, dan akan menimbang perilaku manusia pada Hari Pembalasan.

Risalah kepada para pengikutny a adalah: tiadakan segala bentuk pemujaan berhala sertapasrahkan dirimu dengan sepenuhny a terhadap y ang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa, tapi

Maha Pengasih, Allah. Dia memperingatkan kaum berpuny a bahwasany a y ang hany a perduli

pada pengumpulan kekay aan dan kikir dalam menggunakan uangny a, akan mengarahkan

diriny a pada bencana. Pesan ini jelas revolusioner dari segala sudut. Serangan terhadap orang-

orang kay a y ang berlebihan mendapat sambutan gegap gempita dari kaum miskin, tetapi tidak

diterima dengan baik oleh para pedagang. Di sisi lain, dengan menuntut penerimaan y ang

penuh akan satu Tuhan, Muhammad juga menciptakan sebuah loy alitas y ang melewati batas

kesetiaan tradisional terhadap klan tersebut. Hal ini meny ulut kemarahan para pernimpin klan

y ang kuat, y ang juga kecewa dengan kecaman terhadap kekay aan mereka y ang tidak

terinfakkan. Pada tahun 619 permusuhan terhadap Muhammad dan sekelompok kecilpengikutny a mencapai keadaan dimana mereka dilecehkan dan diserang berulang kali.

Pada bulan Juni 622, pada sebuah pertemuan antara 75 orang penduduk Madinah dengan umat 

Muslim di Mekkah, kaum muslimin memutuskan untuk berimigrasi ke Madinah. Kaum Muslim

dari Mekkah berangkat menuju Medinah, 300 mil ke utara, dengan Muhammad dan sahabatny a

  Abu Bakar y ang terakhir berangkat. Muhammad hijrah untuk membangun sebuah kelompok

y ang berbasis para pengikutny a, Ummahh. Ummahh mengorganisir serangkaian serangan

terhadap kafilah-kafilah Mekkah, mengklaim sebuah kemenangan besar, vang setelahny a

Muhammad membagi-bagi hasil pampasan perang diantara anggota Ummahh. Dalam waktu

delapan tahun setelah kepindahanny a dari Mekkah, masy arakat Mekkah memasrahkan dirikepada Muhammad. Mekkah telah menjadi sentra ekonomi regional dan sekarang menjadi

pusat kerajaan Islam y ang berkembang dengn pesat. Arab bagian barat sekarang dipersatukan

di bawah otoritas sentral y ang kuat diperintah oleh Muhammad. Hal ini mewakili sebuah

revolusi sosial mendalam, y ang mempersatukan suku-suku Arab y ang tercerai-berai di bawah

satu pemerintahan dan agama. Islam menjadi sebuah kekuatan digday a y ang merubah dunia.

Islam bertindak sebagai kekuatan perekat, y ang pada awalny a bekerja sebagai pelindung

sergapan suku-suku lain y ang menjarah perniagaan y ang semakin meningkat, serta merubah

kaum Badui y ang tak berday a menjadi kuat.

Imperium Muslim, meny ebar dengan cepat dalam kurun beberapa tahun. Kekuasaan merekatelah mencakup Afrika Utara, Siria, Irak dan Iran. Dalam konteks pemerintahan By zantium dan

Persia y ang opresif, kekuatan Islam dianggap sebagai pembebas. Pada mulany a imperium

Islam memberlakukan beban pajak y ang relatif ringan atas teritori taklukan. Mereka tidak

menduduki atau mengambil alih tanah kaum tani dan tidak memaksa mereka untuk merubah

agamany a. Semangat keagamaan memberikan kontribusi kepada kemenangan. Akan tetapi di

luar semua ini, terdapat pembusukan di dalara imperium ini meny ebabkan mereka semua

Page 42: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 42/56

berguguran seperti buah yang terlalu matang.(5) Terdapat alasan mengapa Arab harus diberi

kehormatan sebagai pembawa pesan, bukannya populasi yang lebih tua, kaum Semit Siria dan

Mesopotamia serta orang Mesir. Hal itu dikarenakan mereka telah lama menjadi daerah jajahan

bagi Roma, kemudian oleh Byzantium di Barat dan bagi Imperium Sassanid Persia. Mereka

berada dalam keadaan berontak permanen dan pemberontakan ini memiliki landasan berupa

basis sosial dan sedikit basis agama.

Meluasnya agama Islam mencakup wilayah yang terbentang dari Pantai Atlantik di Afrika Barat 

Laut hingga Teluk Benggala, melibatkan penyatuan dalam masyarakat Islam bagi semua orang

yang menganut Islam. Banyak dari mereka yang tetap mempertahankan elemen-elemen

signifikan dari budaya dan praktik agama lama mereka, yang memiliki dampak yang besar bagi

Islam. Hal ini cukup natural karena, kendati bertentangan dengan kepercayaan para teologis

dan fanatis, gagasan-gagasan agama tidak memiliki kehidupan dari independensi masyarakat 

mereka sendiri. Setelah kematian Muhammad, dalara waktu dua dekade, Islam dengan

sendirinya terlapis oleh karakter masyarakat yang telah ditaklukkan.

Hanya dua tahun setelah kematian Muhammad, perselisihan pecah antara para pengikut Abif 

Bakar, yang menjadi Khalifah pertama, dan Ali, suami dari putri Sang Nabi. Ali mengklaim

bahwa beberapa kebijakan pemerintahan Abu Bakar opresif. Perselisihan tumbuh hingga titik

dimana tentara partisan saling bertempur. Namun merupakan suatu yang berada di luar

perselisihan ini mengspa pemisahan sekte Sunni dan Sy'iah dalam Islam bisa muncul. Aliran Syí 

ah mulai menjadi sebuah kelompok politik pengikut Ali, keponakan dan menantu Muhammad.

Di bawah dinasti Abbasiyah, kelompok utama dari penganut Syi'ah terkristalisir menjadi tarekat 

"lima", "enam" dan "dua belas". Kelompok "lima" memegang ketakziman khusus terhadap imam

kelima (Ali):, Kelompok "tujuh" dan "duabelas" berbeda pada garis suksesi setelah imam yangke-6. Imam ini semakin lama menjadi dianggap terlindung secara religi dari segala kesalahan

dan dosa, dan sebagai mediator antara Allah dan hambanya. Kaum Sunni di lain pihak,

menekankan bahwa Qur'anlah, dan bukan orang yang mendapat 

petunjuk dari langit, yang membimbing segala segi kehidupan. Sekte Syí ah yang paling radikal-

pada abad ke 9 dan ke 10 adalah kelompok "tujuh" atau Ismailiyah yang melancarkan ancaman

serius terhadap Imperium Abbasiyah. lsmailiyah adalah gerakan dari kaum tertindas pada awal

periodenya, para pengikut utamanya adalah para petani dan kemudian para pengrajin di

perkotaan.

Terdapat sebuah kemiripan yang mengejutkan antara gerakan awal Islam dan gerakan awal

Kristen yang juga berbasiskan kaum miskin dan tertindas. Bukan tanpa alasan, musuh awal

Kristen, Bangsa Romawi, memberikan stigma terhadap kepercayaan mereka sebagai sebuah

agama "para wanita dan para budak". Di Persia, para pejuang militan Safavid memperoleh

kekuasaan pada tahun 1501 mengikuti kepopuleran Syi'ah "dua belas". Di bawah kaum Syi'ah,

tradisi Persia lama berupa monarki keluarga dirubah dari ideologi mesianik menjadi sebuah

Page 43: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 43/56

sarana untuk mensolidkan pemerintahan Safavid dan menjadi sebuah senjata untuk melawan

rivalnya kerajaan Sunni Ottoman. Ini adalah sebuah pola yang mereproduksi diri lagi dan lagi:

kaum miskin, berarakan di bawah panji-panji agama, melakukan revolusi menentang elit kaya,

tetapi kemudian dinasti vang dilahirkan, setelah mendapatkan kekuasaan dalara genggaman,

menjadi kaya dan opresif, dan menindas rakyat jelata.

Satu gagasan sebangun yang diambil dari sekte Syi'ah Ismailiyah oleh para penganut Syi'ah dan

Sunni adalah pemikiran tentang Imam Mahdi. Imam Mahdi seseorang yang telah dibimbing dari

atas - akan terlihat tepat sebelum hari kiamat, ketika dunia telah menjadi serpihan dan puing-

puing, penuh dengan ketidakadilan serta penindasan, untuk menyelamatkan umat manusia.

Gagasan ini serupa dengan ajaran Messiah dalara Kristen yang telah menunggu kedatangan

Kristus selama dua ribu tahun terakhir. Hal itu juga berakar dari kerinduan mereka yang

menderita dan tertindas akan sebuah dunia yang lebih baik dan seorang Juru Selamat dari atas

yang akan mengenyahkan dunia yang tidak adil, menghukum yang jahat dan memberikan

pertolongan pada saat yang tepat bagi mereka yang lemah dan terinjak.

Di kemudian hari, menentang latar belakang ekspansi kolonial imperialis, gerakan kehangkitan

Islam muncul sebagai sebuah titik pusat resii- -nsi terhadap opresan asing. Perjuangan melawai

L., 1 Eropa adalah sebuah sumber kekuaaan '11ental yang diperbaharui balti Islam. Gerakan

revival: islam memasuki gelanggang politik pada suatu s_t t ketika hubungan sosial ekonomi

dalara masyarakat kol- -lial dan semi kolonial telah enyah melalui sebuah proses transformasi

dibawah pemerintahan imperialis. Apa yang digarn barkan Lenin dan Trotsky sebagai kemajuan

yang terkombinasikan dan tidak adil bertindak sebagai agen yang kuat bagi perubahan sosial

dan ekonomi.

Korupsi yang dilakukan oleh para rezim dan perilaku menjilat dan pengecut dari para ulama(pejabat keagamaan) dalara hubungannya dengan majikan bangsa asing, menghasilkan

serangkaian gerakan yang menuntut dikembalikannya warna versi Islam yang orisinil dan

"murni" sebagai sebuah sarana perjuangan melawan tatanan tersebut. Setelah Perang Dunia 1,

imperialis Eropa membagi kerajaan Ottoman menjadi wilayah pengaruh dan dengan brutal

mengeksploitasi daerah itu. Terhadap kolonisasi in!, tienbul berbagai macam respon dari elit 

lokai-beberapa di antaranya mengorganisir resistensi bersenjata, beberapa melancarkan

tekanan politik, beberapa mencoba untuk menentang pengaruh imperialis barat dengan

menjiplak barat, memodernisasikan ekonomi dan mereformasi negara. Akan tetapi seluruh

strategi ini berakhir dengan kegagalan. Manufaktur tradisional digantikan oleh metode kapitalis

yang diimpor dari Barat, yang mentransformasikan relasi sosial internal di Timur. Kolonialisasi juga membawa perubahan mendalam baik dalam struktur politik maupun sosial.

 Aliran revivalis Islam yang pertama digagaskan oleh Jamaluddin Al-Afghany, yang berpendapat 

bahwa: "Pemetaan wilayah kekuasaan yang telah terjadi di Negara-Negara Islam semata-mata

berasal dari kegagalan para penguasa, yang menyirnpang dari prinsipprinsip solid yang

dibangun di atas keyakinan Islam dan ineninggalkan jalan yang diikuti oleh para pewaris

Page 44: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 44/56

mereka sebelumnya. Ketika mereka yang memerintah Islam kembali kepada peraturan-

peraturan dari hukum mereka serta perilaku mereka mengambil teladan berdasar dari apa yang

telah dipraktekkan oleh generasi Muslim awal, maka tidak akan lama lagi Tuhan akan

memberikan kekuatan yang tangguh dan melimpahkan kekuatan yang sebanding dengan yang

dimiliki oleh para khalifah ortodoks, yang merupakan para pemimpin agama." Argumennya

mengalir kuat menentang gagasan negara nasional Muslim, dan menyerukan dibentuknyanegara pan-Islaini, penyatuan seluruh negara yang menggunakan tradisi Islam. Pendekatan

  Afghani merupakan sebuah terobosan terhadap pendirian tradisional dan menyerukan akan

adanya sebuah restorasi nilai-nilai Islam yang telah dimurnikan. Jamaluddin Afghany

meletakkan basis Islam radikal atau Islam fundamentalis. Dari latar belakang ini muncullah

Ikhwannul Muslimin yang didirikan oleh Hassan al-Banna di tahun 1929. Padahal, ini merupakan

suatu pendekatan yang benar-benar utopis terhadap masalah yang dihadapi oleh negara-

negara jajahan. Setelah Perang Dunia II, revolusi kolonial menggerakkan rakyat jajahan berjuta

  jumlahnya dalam perjuangan menentang imperialisme. Akan tetapi, setelah apa yang

dinamakan dengan pemerdekaan, terungkap bahwa pendirian para borjuis kolonial benar-benar

impoten dalam melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh sejarah. Pengalaman dalam revolusi Aljazair menunjukkan bahwa, dengan berbasiskan kapitalisme, tidak akan ada jalan keluar bagi

masyarakat. Meskipun menunjukkan perjuangan heroik melawan penindas Perancis, Aljazair di

masa kini lebih bergantung pada imperialisme daripada sebelumnya. Dan hal yang sama bisa

diungkapkan tentang keadaan seluruh negara Muslim setelah merdeka dari imperialism. Dengan

berdasarkan kapitalisme, tidak ada suatu halpun yang bisa diselesaikan. Kemiskinan yang

meraja lela, alienasi masyarakat, khususnya lapisan pemuda dan kelas menengah, telah

mendorong mereka menuju lorong buntu fundamentalisme religius. Fenomena yang sebangun

bisa diamati di Mesir, Palestina, Turki, Afganistan, Tajikistan dan Iran.

Gerakan Islam Radikal tidak memperoleh dukungan sepadan dari semua lapisan masyarakat.Fundamentalisme Islam dipupuk oleh berbagai pengelompokan sosial, yang masing-masing

menggunakan arus mi untuk kepentingan kelas mereka sendiri. Eksploitasi habis-habisan yang

kejam terhadap negaranegara koloni, dan krisis dari ekonomi dunia selama 30 tahun terakhir,

telah memperburuk semua kontradiksi ini. Industri modern telah berkembang hingga satu titik

dimana batas ekonomi yang sempit dari negara-bangsa, menjadi terlalu sempit baginya untuk

beroperasi secara efisien. Akan tetapi ekonomi dunia telah menjadi terlalu kompetitif bagi

mereka untuk bertahan tanpa adanya proteksi dari negara. Dan terbukanya negara kolonial

bagi imperialisme telah memperdalam krisis tersebut. Mayoritas negara-negara ini telah

menghabiskan lebih dari 30 persen pendapatan ekspor mereka guna membayar hutang dan

berikut bunganya. Dampak dari privatisasi industri dan badan milik negara telah menciptakankekecewaan yang semakin mendalam di antara para buruh dan pemuda kelas menengah

karena pencabutan hak-hak atas pekerjaan dan prospek karir mereka.

Setelah terpuruknya Rusia- Stalinis dan kontrarevolusi di Afghanistan, ekonomi pasar gelap,

khususnya sektor narkotika, merupakan sumber utama bagi pendanaan fundamentalis Islam.

Para penghasil dan pedagang obat-obatan terlarang dengan demikian mendukung organisasi ini

Page 45: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 45/56

Page 46: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 46/56

dan sosial yang menyebarluas, alienasi dan, lebih dari itu semua, ketiadaan alternatif Marxis

yang jelas telah mendorong mereka menuju lorong buntu fundamentalisme agarnis. Mengalami

penderiataan dari keadaan sekarang yang tanpa harapan, dan tak berpengharapan di masa

depan, mereka berpijak pada masa lampau untuk mendapatkan penghiburan, dan masa lalu

bagi mereka menjadi penuh gemerlap. Kemiskinan masal, kesengsaraan, penindasan sernua

terkombinasikan membuat fenomena fundamentalisme sernakin menjadi-jadi. Dan perpecahanterus-menerus di antara organisasi ini menciptakan sebuah lingkungan vang diinginkan bagi

konflik penuh kekerasan, yang paling menyesakkan, mendekati sebuah situasi yang mirip

dengan perang saudara.

Dengan demikian, dimanapun seseorang melihatnya, sulit ditemukan sebuah rezim borjuis

Muslim tunggal yang stabil. Sebuah krisis yang mengerikan membayangi di negeri ini. Sebuah

titik balik adalah pada bulan Februari 1979, tatkala rezim Shah jatuh. Bagaimanapun juga, sejak

awal telah terdapat salah kaprah yang menyebarluas mengenai sifat dan kandungan revolusi

Iran. Fundamentalis Islam memproklamirkan hal itu sebagai kemenangan ideologi dan

intelektual Islam atas imperialisme. Mereka secara sistematis mendistorsi fakta sebenarnyadalam revolusi Iran. Dalam hal ini, mereka melakukan yang terbaik untuk menyembunyikan dan

mengingkari peranan kelas pekerja dalam revolusi. Kebohongan ini terulang oleh kaum

imperialis yang memiliki alasan tersendiri atas keterangan yang tidak benar tentang keadaan

revolusi Iran, khususnya untuk membingungkan dan mengecewakan kaum buruh di Barat.

Beberapa intelektual borjuis sampai séjauh ini memproklamirkan Syi'ah sebagai sebuah

fenomena "revolusioner". Mereka semua menghadirkan satu gambaraas yang benar-benar

salah tentang revolusi.

Sebagian merupakan akibat dari propaganda tahunan oleh pihak borjuis, fakta tentang revolusi

Iran sekarang merupakan sebuah buku yang tersegel rapat bagi kebanyakan orang. Merupakansuatu hal yang sangat penting untuk menelanjangi peran sesungguhnya yang dimainkan oleh

kaum fundamentalis di Iran: bagaimana mereka telah membajak revolusi tersebut,

menghancurkan kelas pekerja, mengembalikan relasi kapitalis dan negara borjuis. Para mullah

Iran telah menikmati hubungan baiknya dengan Dinasti Qajar, mereka menguasai posisi

 jabatan-jabatan kunci di bawah Shah, khususnya dalara lembaga yudisier. Mereka juga menarik

banyak uang dari para pedagang, serta pendapatan yang mereka dapat dari tanah-tanah wakaf 

(hibah).

Satu kubu mullah telah berpartisipasi dalam gerakan menentang Shah di tahun 1892 ketika

Shah memberikan konsesi lebih besar kepada imperialis Inggris dalara penjualan dan eksportembakau. Konsesi tersebut memberikan dampak bagi kelas pedagang, dan tekanan dari para

pedagang membikin para mullah riuh memprotes kebijakan Shah. Tapi sebelumnya, para

mullah itu telah berintegrasi hangat dengan dinasti Qajar. Pada tahun 1927, beberapa mullah

melancarkan protes terhadap kebijakan reformasi Shah,, yang termasuk di dalamnya reformasi

terhadap institusi Iegal dan edukasional. Pada tahun 1936 Shah mensahkan undang-undang

Page 47: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 47/56

yang memperbolehkan wanita membuka cadarnya, dan menjadikan sistem hukum dan

pendidikan berada di bawah kontrol negara.

Setelah kudeta tahun 1953 oleh CIA terhadap Mossadeq, yang mengembalikan kekuasaan

kepada Shah, mereka beraliansi kembali dengan rezim tersebut. Pada periode itu, mereka

secara terbuka berkubu dengan kediktatoran Reza Khan. Kekuatan-kekuatan oposisi yangtersisa bertahan dalam keadaan tercerai-berai. Setelah tahun 1953 Partai Tudeh melakukan

kritik pribadi dengan merengkuh kebijakan sektarian kiri tanpa sepenuhnya mendukung

pemerintahan Mossadeq. Akan tetapi sebagai hasilnya, mereka hanya semakin dalara

tenggelam dalam rawa berlumpur. Pada tahun 1963 selama masa Revolusi Putih Shah, partai

ini mengambil sikap diara dan tetap pasif sebagai penonton munculnya peristiwa demi

peristiwa. Front Nasional, setelah kudeta tahun 1953, mengalami bertumpuk macam

perpecahan. Walau demikian, seperti yang telah kita saksikan, kaum mullah hanya muncul

sebagai kekuatan oposan pada tahun 1963, ketika mereka bangkit menentang land reforin.

Land reform dipandang sebagai sebuah ancaman terhadap properti hibah yang digunakan

sebagai sumber pendapatan penting bagi kaum mullah. Mereka bergabung dengan kubupemilik tanah feodal guna mengorganisasir sebuah kampanye menentang reformasi-yang

bukan berasal dari aksi revolusioner, melainkan berasal dari satu pendirian yang murni

reaksioner. Hanya pada titik ini Khomeini muncul sebagai seorang pemimpin anti-Shah.

Mayoritas mullah sebenarnya memberikan dukungan terhadap rezim Shah. Kekritisan pertama

Khomeini mengemuka tatkala dia menuduh bahwa Shah mengabaikan pedoman ajaran Islam

demi mengadopsi imperialisme. Akan tetapi kekritisannya masih dalam batas-batas sang

penguasa. Dia sekedar memprotes tindakan Shah yang melampaui batas.

Bagaimanapun juga, kepentingan yang berbenturan antara Shah dengan para penghuni masjid

meningkat dan menghasilkan konflik-konflik baru. Ketika Shah mengumumkan sebuahreferendum pada "Revolusi Putih"-nya, Khomeini dan para pemimpin keagamaan

menentangnya, dan rezim itu menyerang para pemrotes. Khomeini ditahan. Setelah itu

Khomeini diasingkan selama 15 tahun. Dalam pengasingannya beliau menulis buku Velayat-e-

Faqih (Peraturan Para Ahli Hukum) dimana beliau memaparkan tentang bagaimana cara

mencapai sebuah bentuk murni Islam, dan bagaimana hal itu diterapkan dalara lingkup

kenegaraan. Dihabiskannya banyak waktu di Najaf untuk menyampaikan kuliah tentang Islam,

dan menyerukan semua pemimpin agama untuk bergerak bahu membahu menentang Shah.

Pada bulan September 1978 serangkaian pemogokan masal mengoyak negeri itu. Bermula oleh

satu unjuk rasa menentang pembunuhan, aksi itu dengan cepat berubah menjadi aksi boikot atas dasar tuntutan ekonomi dan politik. Sesungguhnya mayoritas demonstrasi, khususnya

pada enam bulan pertama tahun 1978, terkait dengan penegakan hukum keagamaan. Pada

bulan Desember 1977, Khomeini kembali menyerukan penggulingan Shah dan menegakkan

kembali konstitusi tahun 1905. Melalui masjid-masjid, para mullah mengumpulkan kekuatan

anti-Shah dan menarik para pedagang, proletar-kelas bawah, dan bahkan Partai Tudeh serta

beberapa kubu Front Nasional untuk bergabung.

Page 48: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 48/56

Meskipun demikian, seperti yang telah kita amati, peristiwa kunci yang menyebabkan Shah

  jatuh, bukanlah yang dilakukan oleh para borjuis kecil ataupun kelas miskin kota, tetapi

pemogokan yang dilakukan oleh para pekerja yang telah maju, khususnya para buruh minvak.

Negara itu mengalami kolaps, pemberontakan merajalela dalam tubuh angkatan bersenjata. Hal

ini merupakan hasil dari gerakan masal dari kelas pekerja. Sayangnya, mengacu terhadap

ketiadaan faktor subyektif, yaitu partai revolusioner, sebagian besar gerakan yang munculmenjadi teridentifikasikan dengan Khomeini. Pada saat kembalinya Khomeini ke Teheran bulan

 januari 1979, dia menjelma menjadi "pemimpin oposisi" simbolik. Setelah penggulingan Shah,

sebagaimana yang telah kita paparkan, shura (soviet) bangkit di pabrik-pabrik; universitas-

universitas berada di bawah kendali mahasiswa-mahasiswa berhaluan kiri; di perkotaan,

administrasi bergaya shura dibentuk.

Semula Khomeini bergerak dengan penuh kebijaksanaan. Dia menunjuk Bazargan (perwakilan

dari Front Nasional) sebagai perdana menteri. Akan tetapi terdapat sentra otoritas yang lain-

yang dikenal sebagai dewan revolusioner, yang diunggulkan oleh Khomeini. Melalui aliansi

dengan Bazargan, mereka membuka satu kampanye menentang shura dan gerakan nasionalsuku Kurdi. Mereka membentuk Hizbullah, sebuah organisasi teroris yang dimanfaatkan untuk

melawan kekuatan kiri dan aktivis wanita.

Khomeini mempergunakan taktik Bonapartis ini untuk mengkonsentrasikan kekuatan di tingkat 

atas dan mengisolasi Bazargan. Dia mengirim pendukungnya untuk menduduki Kedutaan Besar

  Amerika dan kemudian memanfaatkan sentimen populer anti-Amerika guna menggerakkan

kekuatan massa di belakang Partai Islam Republik (PIR). Dalam kesemuanya ini, Partai Tudeh

berdiri mendukung Khomeini. Ketika dia telah mengatasi aliran revolusioner pada tingkat 

tertentu, dia membentuk sebuah aliansi dengan Bani Sadir untuk menyerang universitas yang

tidak berada dalam kontrol fundamentalis. Mereka mengirimkan pendukung genggeng militanHizbullah untuk menginvasi universitas, dengan brutal membunuhi mahasiswa dan membakari

literatur yang tersisa serta kemudian menutup seluruh akademi dan universitas selama tiga

tahun. Dia juga mendayagunakan segala macam peristiwa-peristiwa eksternal untuk

mengkonsolidasikan kekuatan lebih besar di tangannya. Invasi Irak, taktik penjelajah organisasi

ultra-kiri, seperti pemboman markas besar PIR-kesemua faktor ini membantu Khomeini untuk

merapatkan genggaman atas kekuasaan dan keseimbangan antara faksi yang berbeda dalam

tubuh PIR. Citacita pertama Khomeini adalah membasmi gerakan independen kelas pekerja Iran

yang telah melaksanakan revolusi. Setelah mengkonsolidasi kekuatan di tingkat atas, secara

brutal diremukkannya shura, memakai gerakan Islami Hizbullah dengan dalih bahwa mereka

"disangga oleh CIA".

Fundamentalisme merepresentasikan sebuah jalan buntu yang mengerikan bagi rakyat. Dengan

mengambil langkah negatif, fenomena ini merepresentasikan sebuah konfirmasi yang

menggempur teori revolusi permanen. Dalara basis kapitalis, tiada langkah maju bagi Iran.

Kegagalan proletariat untuk mengambil alih kekuasaan ketika memungkinkan berakibat, bukan

kemajuan, tetapi sebuah kemunduran yang mengerikan. Selarna dua puluh tahun Iran berada

Page 49: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 49/56

dalara cengkeraman reaksioner religius. Betapapun juga, dalara pandangan historis yang lebih

luas, kebangkitan fundamentalisme lebih terlihat sebagai sebuah penyimpangan yang

sementara. Merupakan sebuah paradoks, kemunculan tatanan sebuah "republik Islam" akan

terbukti sebagai keruntuhan kaum fundamentalis. Fakta bahwa kaum fundamentalis telah

mendapatkan kekuasaan, dan telah memiliki waktu dua dekade untuk mengungkapkan jati

dirinya, memberikan rakyat kesempatan berlimpah untuk memahami sifat reaksioner dan korupdari fundamentalisme.

Pada saat ini, kediktatoran kaum mullah mulai mendekati ambang batas. Para ulama berpegang

erat pada kekuasaan dan sejauh ini telah berhasil, utamanya melalui kelembaman (inersia)

sementara dari massa. Hal' ini tidak akan berlangsung selamanya. Tentara dan polisi Shah yang

perkasa tidak dapat menyelamatkan diri begitu para buruh mulai bergerak. Setelah 20 tahun

pemerintahan vang dilakukan kaum mullah, rakyat dijejali dengan kemunafikan dan korupsi.

Para pemuda sekarang dalam keadaan revolusi terbuka. Perpecahan dalara tubuh pihak mullah

dan kekalahan mereka barubaru ini dalara pemilu mengindikasikan dimulainya sebuah proses

yang baru. Pada tingkat tertentu, ada kemungkinan terjadinya sebuah ledakan revolusioner darikaum proletar Iran yang akan mengejutkan dunia, seperti yang mereka lakukan pada tahun

1979. Akan tetapi kali ini pesan tersebut mesti jelas: Alternatif terhadap imperialisme dan

kapitalisme bukanlah fundamentalisme, tetapi revolusi sosialis.

Catatan

1.Karl Marx, Contribution to the Critique of Hegel's Philosophy of Law, Marx and Engels, OnReligion, Progress Publishers, Moskow.

2.Alan Woods and Ted Grant, Reason in Revolt, hal. 35.

3.Bryan S. Turner, Weber and Islam, a critical study, hal. 29.

4.Asghar Ali, The Origin and Development of Islam, hal. 45.

5.R. Ashtor, A Social and Econonical History of Near East in the Middle Ages, hal. 11.

6.Maurice Lambard, The Golden Age of Islam, hal. 3, 113. 7. Shaul Bakhash, The Reign of the

 Ayatollah, hal. 23.

Page 50: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 50/56

Revolusi iran

Bab vi

Ekonomi dan kontra revolusi

Setelah revolusi terjadi, para mullah menjanjikan rakyat sebuah akhir eksploitasi. Mereka

menegaskan bahwa keadilan hanya mungkin terwujud apabila Iran kembali ke warisan Islam

yang murni, sebagaimana model Ummah di Arab abad ke-7. Partai Islam Republik (PIR)

mempoklamirkan tujuannya berupa Islamisasi masyarakat, berupa penelusuran kembali nilai-

nilai budaya Islam, menurunkan ketergantungan Iran atas pendapatan minyak bumi,

menaikkan standar hidup populasi umum dan mengurangi ketidakadilan yang menjiwai

karakteristik pembeda dari rezim pendahulunya. Dalam dua puluh tahun sejak para mullah yang

fundamentalis membentuk pmerintahan, Iran sekedar memetik keberhasilan yang terbatas

dalam mencapai tujuan ekonominya dan hal ini telah mengobarkan ketidakpuasan di seluruh

penjuru Iran.

Pada tahun-tahun setelah pendiri Republik Islam di tahun 1979, ekonomi Iran dilanda

penurunan relatif tajam dalam output riil, penurunan dalam GDP penurunan drastis dalam

standar hidup rata-rata rakyat Iran; GDP perkapita menurun hingga 47 persen antara tahun

1979 dan 1987 pada tingkat rerata 5,2 persen pertahunnya. (1) Krisis ekonomi pada tahun

1984 disusul dengan penurunan dalam penghasilan minyak bumi dan kapasitas pemanfaatan,

intensifikasi perang melawan Irak serta melonjaknya tingkat pengangguran dan inflasi. GDP

perkapita juga terus merosot hingga 50 persen dalam statistik 1979. Krisis ekonomi disuburkan

oleh korupsi dan ketidakefisienan para mullah yang ditugaskan menangani perusahaan bisnis

besar yang baru inasionalisasikan.

Pendeknya, kondisi ekonomi di Iran memburuk dengan cepat setelah revolusi akibat beragam

faktor eksternal dan internal. Yang paling menonjol di antara faktor internal adalah kontra-

revolusi, represi terhadap kaum buruh terutama mereka yang terampil dan maju, ratusan di

antara mereka telah dibunuh oleh Pasdaran (pasukan berani mati Iran) dan yang lainnya

melarikan diri ke luar negeri. Savak piaraan Shah dan anggota keluarganya setidaknya tercatat 

merampas satu milyar dollar kekayaan Negara yang mereka simpan di luar negeri.

Pengangguran, inflasi dan pelarian modal meningkat dan sejumlah besar proyek yang

dilaksanakan oleh pihak asing ditunda. Faktor-faktor eksternal termasuk perang versus Irak

yang berkepanjangan dan menghabiskan banyak uang, kekisruhan dalam pasar minyak dunia,

membuat berkurangnya pendapatan dari minyak bumi, pembekuan aset valuta asing Iran (11milyar dollar AS) disebabkan oleh krisis sandera di Kedubes AS dan embargo yang diberlakukan

oleh imperialis Amerika. Dengan mengesampingkan propaganda kaum mullah tentang

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, Iran menjadi semakin terpolarisasi dalam dua kelas

masyarakat yang kaya dan yang miskin. Pada tahun 1987 Harian Khyaban melaporkan bahwa

kemiskinan absolut telah semakin meningkat di kalangan rakyat Iran dan daya beli riil dari

orang-orang berpenghasilan telah turun sebanyak 60 persen sejak revolusi. Orang-orang yang

bergaji dan berupah rendah, dipaksa untuk membayar komoditas yang berharga terlalu tinggi

Page 51: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 51/56

dengan menjual rumah, peralatan dan mebel yang mereka punya, mengurangi tingkat 

konsumsi atau mengubah kebiasaan makan mereka dengan membeli lebih banyak makanan

berbungkus yang dijual di pasar-pasar ransom jatah dengan harga resmi; dan jalan terakhirnya

dengan meminjam uang atau mengorek-ngorek tabungan mereka.(2)

Selama masa 1990-an, ekonomi Iran masih ditandai dengan pertumbuhan yang lamban daninflasi yang tinggi, yakni berkisar 31,3 persen antara tahun 1994 hingga 1997 dan mencapai

puncaknya hamper 50 persen di tahun 1995.(3) Akhir decade, ketergantungan Iran pada

pendapatan minyak masih tetap tidak berkurang, standar hidup populasi menurun baik dalam

masa terma absolut (yang diukur dengan GDP perkapita) maupun terma relative. Pemerintah

telah menjanjikan bagi rakyat fasilitas gratis berupa perumahan, air, listrik, transportasi umum

dan pendidikan, ditambah bagian langsung dari pendapatan minyak bumi. Janji-janji seperti itu

terbukti tidak mungkin ditepati. Akan tetapi rezim itu relative menghabiskan sejumlah besar

pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, listrik dan air di daerah pedesaan. Selama 16 tahun

pertama setelah kontra-revolusi, pertumbuhan hamper menuju nol, dengan GDP turun menjadi

7 persen. Pengangguran diperkirakan sebesar 30 persen pada tahun 1993. Sebagai akibatnya,lebih dari 60 persen orang Iran hidupnya dibawah garis kemiskinan. (4)

Beberapa perkiraan tidak resmi menunjukkan inflasi rata-rata tahunan berkisar antara 30

hingga 60 persen lebih tinggi dari data statistik yang diberikan Bank Sentral Iran. Pers luar

negeri telah secara teratur melaporkan rata-rata inflasi tahunan sebesar 60-100 persen diiringi

dengan 25-40 persen tingkat pengangguran.(5) Setelah periode kontra-revolusi, inflasi tahunan

bergerak pada kisaran 27 persen, namun di tahun 1996 hampir mendekati dua kalinya dari

setahun sebelumnya yang hingga tujuh persen dalam sebulan dan terus meningkat. Inflasi ini

memaksa para buruh Iran dan pemuda kelas menengah untuk bekerja pada dua atau tiga

pekerjaan ekstra ketimbang pekerjaan resmi mereka dan seringkali mereka mendapatkan uang

lebih banyak dari kerja ekstra ketimbang pekerjan resmi meeka. Sebagai contoh, seorang guru

memperoleh 120.000 real atau sekitar $25 dalam satu bulan, dimana harga apartemen dengan

dua tempat tidur setidaknya 200.000 real atau sekitar $44 perbulan. Dalam sebuah Negara

yang dijalankan dengan keterbatasan dan kebutuhan yang tinggi terhadap dollar, banyak orang

yang terlibat dalam pekerjaan mencari uang secara semi ilegal dan ilegal untuk mencukupi

kebutuhan mereka. Banyak tipikal keluarga pekerja yang mengindikasikan bahwa mereka tidak

mampu membiayai nasi untuk beberapa hari atau gula atau pemanis untuk teh.(6)

Di tingkat atas, perpecahan di kalangan para mullah pertama kali muncul dengan jelas ketika

Rafsanjani mencoba untuk meliberalisasikan ekonomi, yaitu dengan memulai proses privatisasi

dan mengurangi intervensi pemerintah. Hal ini makin mengintensifkan konflik dalam tubuh  jajaran ulama, karena pemerintah menguasai industri perminyakan, perbankan, asuransi,

pembangkit listrik dan hampir semua industri manufaktur skala besar dan mengontrol akses

terhadap valuta asing. Yayasan amal besar bernama Bonyads yang memiliki koleksi kuat 

dengan pemerintah, mengendalikan properti dan bisnis yang diambil dari mantan Shah dan

keluarganya. Bonyads memberikan pengaruh cukup besar dalam ekonomi, akan tetapi tidak

terbuka akuntabilitasnya atas pendapatannya serta tidak membayar pajak. Bahan makanan dan

Page 52: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 52/56

biaya penggunaan energi disubsidi secara besar-besaran oleh pemerintah. Ekspor minyak

terhitung lebih dari 80 persen dari pendapata valuta asing. Kinerja ekonomi dipengaruhi, dalam

artian negative oleh mismanajemen dan korupsi berat kaum mullah dan diperburuk dengan

adanya penurunan harga minyak disepanjang tahun itu.

Segera setelah terpilihnya Khatami, dia mengumumkan sebuah program ekonomi baru yangbertujuan sebuah program ekonomi baru yang bertujuan memprivatisasi badan usaha milik

Negara, menungkatkan penerimaan pajak dan pengurangan menyeluruh kinerja pemerintahan

yang tidak efisien. Meskipun demikian, Iran masih menghadapi masalah-masalah ekonomi yang

parah. Pada tahun 1998 anjloknya harga minyak membawa penurunan pendapatan minyak

sebesar $5 milyar. Menurut Bank Sentral Iran ekonomi Iran tumbuh 1,7 2 persen di tahun

1998, dibandingkan dengan 2,5 persen di tahun 1987 dan 5,2 persen di tahun 1986.

Bagaimanapun juga, menurut majalah The Economist, ekonomi Iran ditandai dengan rata-rata

pertumbuhan ekonomi Iran adalah dua persen tahun lalu (1999).(7)

Pada sisi tertentu, pemerintah umumnya telah meningkatkan standar hidup di daerah

pedesaan dalam bidang pendidikan, kelistrikan, kesehatan, air dan telepon antara tahun 1988

dan 1992. Akan tetapi ketidakadilan dan korupsi besar-besaran belum terbasmi. Pada tahun

1987, sepuluh persen terbawah dari populasi menerima tidak lebih dari 1,3 persen pendapatan

nasional. Dimana sepuluh persen teratas menikmati 33 persen dari pendapatan nasional. (8)

Menurut Harian Kahyan, di tahun 1986 kira-kira 5.000 Bazaaris menghasilkan keuntungan 50

milyar real setelah kena pajak. Mereka adalah para pedagang dan saudagar pemegang kendali

 jalur distribusi Negara dan kontraktor konstriksi yang punya kontak dengan rezim tersebut. (9)

Dalam jumlah yang signifikan industri-industri besar dan semua bank, perusahaan asuransi,

  Yayasan Jahad-e-Sazandegi (Perintis Konstruksi) yang sudah dinasionalisasi, serta Yayasan

Bonyads yang didirikan bagi kaum tertindas - membantu memperluas laynan kesejahteraandi daerah pedesaan dan di antara kaum miskin kota. Subsidi disediakan untuk komoditas dasar

dan pajak bagi yang berpunya ditingkatkan, undang-undang perburuhan diberlakukan dan juga

undang-undang yang disediakan untuk kepentingan para pengangguran, jaminan sosial serta

aturan upah minimum diberlakukan. Jaminan sosial dan kesejahteraan sebagai persentase dari

anggaran belanja Negara total meningkat dari 6,1 persen tahun 1972 menjadi 18,4 pada tahun

1990.(10) Rezim ini pun telah berusaha untuk mengendalikan inflasi, tetapi dikarenakan adanya

inflasi tinggi membuat kebanyakan subsidi dihapuskan. Dalam rangka mencari jalan keluar dari

kekacauan, Iran mengembangkan sebuah Rencana Pembangunan Lima Tahun (1989-94yang

berkonsentrasi pada perbaikan infrastruktur, peningkatan sumber daya komunikasi serta

pendidikan. Dari tahun 1989 hingga 1993, hutang luar negeri mencapai nilai $30 milyar, dimanayang masih berupa tunggakan sebesar $8 milyar. Pada akhir 1992, Iran menjadi tidak mampu

untuk membayar utang dan para kreditor harus menjadwal ulang total $7 milyar dari utang

Iran. Hal ini memberikan keleluasaan untuk bernafas bagi Iran mlalui tahun1995.

Rencana pembangunan lima tahun tahap kedua melanjutkan tugas repelita pertama, bertujuan

untuk meningkatkan produksi non-migas dan ekspor, akan tetapi masih tetap dikendalikan oleh

Page 53: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 53/56

minyak Iran. Sejak awal 1990-an atas nasihat dari IMF, prioritas ditempatkan pada privatisasi,

deregulasi, pasar bebas, pemotongan subsidi serta pengencangan ikat pingang. Tahun

kemarin pemerintah menghadapi penurunan pendapatan sebesar $6 milyar atau sepertiga dari

anggaran Negara dan dipaksa untuk menunda kebanyakan proyek pembangunan yang ada.

Kekeringan yang terburuk dalam kurun waktu 30 tahun di Iran juga telah menimbulkan korban,

meskipun diselingi hujan yang turun. Kerusakan yang menimpa pertanian, yangmempekerjakan sekitar seperempat dari total tenaga kerja, diperkirakan menimbulkan kerugian

sebesar 1 milyar.(11) Menurut survey terakhir, area perkbunan kapas turun hingga 26.705

hektar atau 10 persen di tahun 1997 dari sebelumnya sebesar 233.014 hektar. (12)

Teheran dihadang krisis air serius ketika cadangan air di bendungan-bendungan Negara

tersebut sebesar 5,3 juta kubik meter menunjukkan penurunan sebesar 15 persen bila

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sepuluh juta kubik meter air

dikonsumsi pertahunnya di Iran yang umumnya dari mata air dan sumur. Krisis kelangkaan air

di Teheran bahkan jauh lebih besar. Dam yang menyediakan air ledeng bagi Teheran mencapai

titik terendahnya dalam kurun 33 tahun. Teheran, yang memiliki kapasitas untukmengakomoasi dua atau tiga juta orang, sekarang memiliki lebih dari tujuh juta penghuni tetap

dan ditambah tiga juta pekerja komuter harian (pulang-pergi).(13)

Harapan bahwa Khatami telah melaksanakan tugas prioritas reformasi ekonomi akan segera

menguap, karena ekonomi sektor non-migas berada di ambang kehancuran. Satu-satunya cara

untuk membalikkan keadaan ini adalah investasi kembali secara besar-besaran. Iran

membutuhkan uang dan terdapat dua sumber mata uang yang besar. Yang pertama adalah

ekonomi pasar elap yang dikendalikan dan dijalankan oleh kaum konservatif dan mullah garis

keras, yang mati-matian menentang investasi ekonomi yang diluar kontrol Negara. Sumber

keuangan kedua adalah migas, dimana lebih dari 80 persen ekonomi Iran bergantung

kepadanya. Ekspor memberikan 80 persen cadangan luar negeri. Maka, berguncangnya harga

minyak niscaya akan memberikan vonis mati terhadap harapan kaum reformis. Kapanpun harga

minyak jatuh, ekonomi Iran siap tergusur kepada titik kolaps. Iran adalah produsen minyak

terbesar kedua dalam kartel OPEC. Dan sangat mungkin bahwa dalam jangka waktu yang

smgkat OPEC akan memutuskan untuk menaikkan produksi minyak,sebuah tindakan yang akan

menyebabkan keterpurukan harga perbarel minyak mentah yang hebat. Hal ini akan

mengakibatkan dampak yang buruk bagi ekonomi Iran. Terdapat perpecahan dalam tubuh

OPEC tentang isu ini Iran mencoba untuk meyakinkan anggota OPEC lainnya agar tetap

menjaga peningkatan produksi tetap dalam jumlah minimum, berargumen bahwa peningkatan

produksi pada musim semi tidak bisa dibenarkan, karena permintaan dari negara konsu¬men

cenderung menurun.

  Apa yang membuat hidup lebih sulit bagi Iran adalah tipisnya jarak pagu produksi dengan

kapasitas produksi minyak. Menurut data statistik International Energy Agency Januari 2000,

Iran menghasilkan 3,4 luta barel minyak mentah perhari, atau tidak jauh dari itu, sedangkan

kapasitas maksimal adalah 3,7 juta.(14) Jadi tidak mungkin bisa mengambil keuntungan dan

peningkatan produksi minyak jika hal ini diputuskan oleh OPEC, clan akan mendenta dari

Page 54: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 54/56

kejatuhan harga nunyak yang terjadi. Iran baru saja mentas clan defisit anggaran yang

disebabkan oleh penurunan harga minyak yang merugikan negara sekitar 5 milyar dolar

setahun. Rencana pembangunan lima tahun yang baru saja dimulai mengasumsikan

pendapatan sebesar $112 milyar, dimana yang $58 milyar dimaksudkan berasal dari

pendapatan ekspor minyak bumi.

Sumber keuangan ketiga adalah IMF, yang akan membebani dengan persyaratan seperti

privatisasi, memotong subsidi lebih banyak, devaluasi dan peng¬hematan. Jika Khatami

memulai reformasi ekonomi dan garis ini, hal itu bisa berarti kemungkinan terjadinya perang

saudara. Proses ini telah diperlihatkan secara garis besarnya, ketika terjadi percobaan

pembunuhan terhadap seorang reformis terkemuka, tidak lama setelah pemilu. Hal itu tidak

akan mudah bagi Khatami dan parlemen reformis untuk memberlakukan reformasi ekonomi.

Jadi presiden dan parlemen reformis baru menghadapi, bukan hanya resistensi dan kaum

mullah berhaluan keras, tetapi juga perbedaan yang menge¬muka di antara para pendukung.

Bahkan Khatami harus sangat berhati-hati dalam isu ini. Majalah The Economist menulis

bahwasanya para reformis hanya melakukan lip service dalam liberalisasi ekonomi, tetapi tidakmemiliki keberanian maupun otoritas untuk mem¬bebaskan diri mereka sendiri dari komitmen

untuk membayar jutaan dolar dalam subsidi langsung maupun subsidi tidak langsung.

Konyolnya, harga bahan pokok seperti bahan bakar, roti dan obat-obatan sangat rendah dan

sudut pandang kaum borjuis. The Economist lebih lanjut menulis: "Ada percakapan tanpa jeda

tentang peningkatan ekspor non-migas. Banyak pabrik yang beroperasi pada sebagian kecil

kapasitas mereka karena mereka tidak sanggup mengimpor suku cadang maupun bahan

mentah."(15)

Jika Khatami memperkenalkan reformasi eko¬nomi dan serangan pertamanya akan dilancarkan

terhadap para buruh, sudah terdapat tanda-tanda dari apa yang bisa diharapkannya.

Ketidakpuasan kaum buruh ditumpahkan dalam demonstrasi di bulan Februari menentang

sebuah undang-undang baru yang mengecualikan perusahaan kecil dari undang-undang

perburuhan, sehingga membekali para majikan dengan wewenang lebih untuk memecat para

pekerja dan memotong gaji. Dan salah satu demonstrasi terbesar pada tanggal satu Mei

memperlihatkan perubahan kon¬disi kejiwaan di kelas pekerja Iran. Di sisi lain, jika Khatami

gagal dalam memperkenalkan reformasi ekonomi, analis kapitalis memperingatkan bahwa dia

tidak akan bisa menciptakan pemulihan ekonomi. Sebagian besar rakyat akan menjadi

pengangguran dan kecewa dengan kebijakan represif dan rezim ulama. Tuntutan akan

pekerjaan, reformasi dan westernisasi akan berkembang hingga menjadi kekritisan dan

pemberontakan terhadap pemerintah. Hal ini akan menjadi versi "perang budaya" yang jauh

lebih intens ketika elit berupaya keras mempertahankan kekuasaan dan sekaligus

membenarkan rezim sebagai intensitas potensial bagi terjadinya kontlik, entah itu berupa unjuk

rasa di jalanan dan represi hingga seperti yang hampir berupa perang saudara.(16)

Ekonomi Iran sekarang dalam suatu keadaan knsis. Sumbangan ekonomi pasar gelap dari total

kinerja ekonomi meningkat dengan mantap sesudah terjadinya kontra-revolusi. Mayoritas Mafia

menyokong kaum ga¬ris keras. Beberapa kubunya mendukung bekas walikota Ghulam Hussain

Page 55: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 55/56

Krbasni, salah satu kolega dekat Khatami. Mata uang yang berlaku, yaitu real, hampir

mengalami kolaps. Nilai tukar resminya dengan dolar adalah masih 3.000, tapi dalam nilai tukar

pasar gelap¬ - yang lebih umum digunakan - telah turun pada minggu setbelumnya hingga

6.000 sampai 8.600. Tingkat inflasi mencapai 30 - 40 persen, tingkat pengangguran lebih dari

30 persen. Ketika ekonomi terjerumus lebih dalam ke dalam resesi, maka tidak akan ada lagi

harapan yang tersisa bagi rakyat. Kaum reformis akan segera kehi¬langan dukungan mereka.Janji-janji mereka akan segera terbukti mustahil dipenuhi, khususnya di tengah-tengah

kemerosostan ekonomi yang sedang meruyak.

Catatan:

1. Hooshang Amirahmed, Revolution and Economic Transition, the Iranian Experience, State

University of New York Press, 1990, hal.194

2. The Kayhan Daily, 27 Oktober 1987.

3. Hassan Hakimian, Institutional Change and Macro Economic Performance in Iran, TwoDecades After the Revolution (1979 1999), The Economic Research Forum Working Paper

Series, University of London (1999).

4. Hoosang Amirahmad, Revolution and Economic Transition, the Iranian Experience, State

University of New York Press, 1990, hal.198.

5. Wall Street Jounal, 30 April 1987 and 12 Mei Mei 1990.

6. The Economic Bulletin 6. No. 41 (27 Oktober 1987), hal.5. Economic Bulletin 6. No. 39

(Oktober 1987), hal. 5.

7. The Irani Time, 28 Juni 1994, hal. 4.

8. The Ettalaat-e-Siasi-eqteesadi. No. 8 (29 April 1988), hal. 3.

9. The Kayhan Daily, 13 Agustus 1988.

10. The World Bank, World Development Report 1992 Oxford University.

11. The Economist, 14 Agustus 1999, hal. 37.

12. The Kayhan Daily, 17 Januari 2000.

13. The Kayhan Daily, 6 Januari 2000.

14. The Kayhan Daily, 15 Februari 2000.

15. The Economist, 14 Agustus 1999.

16. Stratfors Irans Strategic focus, 7 Maret 2000.

Page 56: Revolusi Buku

8/9/2019 Revolusi Buku

http://slidepdf.com/reader/full/revolusi-buku 56/56