Review Jurnal

6
REVIEW JURNAL “DIETARY INTAKE AND NUTRITIONAL STATUS OF YOUNG VEGANS AND OMNIVORES IN SWEDEN” Oleh : Ririn Apriani (I14120056) Koordinator Mata Kuliah : Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS

description

“DIETARY INTAKE AND NUTRITIONAL STATUS OF YOUNG VEGANS AND OMNIVORES IN SWEDEN”oleh Christel L Larsson and Gunnar K Johansson, Am J Clin Nutr 2002;76:100–6

Transcript of Review Jurnal

Page 1: Review Jurnal

REVIEW JURNAL

“DIETARY INTAKE AND NUTRITIONAL STATUS OF

YOUNG VEGANS AND OMNIVORES IN SWEDEN”

Oleh :Ririn Apriani (I14120056)

Koordinator Mata Kuliah :

Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: Review Jurnal

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Vegetarian merupakan gaya hidup yang sedang populer masa kini. Banyak orang memiliki alasan lingkungan hidup dan kesehatan untuk menjadi vegetarian. Hal ini terkadang menjadi masalah kesehatan dan berkurangnya asupan gizi bagi seseorang. Kondisi sebaliknya dapat terjadi jika perencanaan menu vegetarian dilakukan dengan sangat terencana hingga menurunkan resiko penyakit ktonis.

Tujuan

Mengukur intake makanan dan status gizi kelompok vegetarian di Swedia yang berumur 16-20 tahun dengan beberapa metode.

METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan kepada 30 orang vegetarian (15 laki-laki dan 15 perempuan) dan 30 orang omnivora (15 laki-laki dan 15 perempuan). Seluruh reponden telah cocok berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tinggi badan. Perhitungan konsumsi makanan dilakukan sebanyak 2 kali dalam selang waktu 1-2 minggu selama 1-2 jam dalam rentang Agustus 1997-Juni 1998 dengan metode recall. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pola makannya.

Ukuran porsi dilihat dari URT, 3D food model, dan foto porsi. Makanan yang dikonsumsi dan suplemen di entry ke program Stor MATs 4_03e. Perhitungan vitamin dan mineral dibandingkan dengan rata-rata kebutuhan tiap kelompok (vegetarian atau omnivora). Berat badan diukur dengan tambahan 0,1 kg dan tinggi ditambah 0,5 cm.

Pengeluaran energi diperkuat dengan metode Double Labeled Water selama 14 hari. Perhitungan nitrogen, sodium, dan potasium dihitung dari urin 24-jam. Perhitungan sodium dan potassium urin dengan Flame Atomic Absorption Spectrophotometry.

Hemoglobin, serum Fe, ferritin, total ikatan Fe, tingkat kejenuhan transferrin, dan konsentrasi sel imun dihitung lewat sampel darah. Sampel darah yang dipakai adalah sampel darah puasa yang diambil selama tiga kali rentang 1 minggu setelah recall. Pengukuran hemoglobin dilakukan dengan menggunakan cyanmethemoglobin dan absorbansi smpel di EDTA-containing tubes. Zat besi diukur dengan colorimetric assay. Ferritin diukur dengan immunoturbidimetric assay. Ikatan antar Fe diukur dengan alkalin buffer-reductant solution. Vitamin B12 dan folat diukur dengan folate radioassay. Analisis statistik dilakukan dengan program SPSS.

Page 3: Review Jurnal

HASIL DAN PEMBAHASAN

Responden dari penelitian ini telah dicocokkan baik itu dari segi umur, jenis kelamin, dan tinggi badan dengan rata-rata umur 17,5 tahun. Laki-laki vegetarian beratnya lebih ringan daripada laki-laki omnivore, begitupula dengan indeks masa tubuhnya. Perempuan vegetarian dan perempuan omnivora tidak memiliki perbedaan yang cukup signifkan jika dilihat dari indeks masa tubuhnya.

Tabel 1 Asupan energi, nitrogen, sodium, dan potassium dari 30 vegetarian dan29 omnivora dengan metode double labeled water dan urin 24 jam

Tabel 1 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan energi, nitrogen, dan potasium antara vegetarian dan omnivora. Perbedaan yang signifikan terlihat pada asupan sodium antara vegetarian dan omnivora. Hal ini disebabkan kandungan sodium makanan vegetarian pada database makanan lebih rendah daripada kenyataannya.

Tabel 2 Asupan zat gizi makro (termasuk suplemen) dari 30 vegetarian dan 30omnivora

Salah satu tujuan seseorang menjadi vegetarian adalah untuk menurunkan resiko penyakit kronis. Hal ini dibuktikan dengan konsumsi asam lemak tak jenuh vegetarian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan omnivora. Keadaan sebaliknya terlihat pada konsumsi lemak jenuh dari vegetarian yang lebih rendah dari omnivora. Bahan pangan nabati dapat menjadi salah satu alasan mengapa vegetarian mengonsumsi sedikit lemak jenuh dan banyak lemak tak jenuh. Konsumsi sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian yang tinggi menyebabkan vegetarian juga memiliki asupan serat pangan yang lebih banyak dibandingkan dengan omnivora.

Page 4: Review Jurnal

Tabel 3 Asupan vitamin dan mineral (termasuk suplemen) dari 30 vegetarian dan30 omnivora

sumber

Vegetarian sangat rentan kekurangan asupan vitamin dan mineral khususnya Riboflavin, B12, Vitamin D, zat besi, dan selenium. Defisiensi vitamin dan mineral tersebut dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen atau makanan yang telah di fortifikasi. Tabel 3 menunjukkan beberapa asupan vitamin dan mineral dari vegetarian yang lebih rendah daripada omnivora. Sebagai contoh, perbedaan asupan vitamin B12 vegetarian sangat signifikan jika dibandingkan dengan omnivora karena vitamin B12 hanya terdapat pada sumber pangan hewani. Asupan vitamin D vegetarian juga lebih rendah, namun sebenarnya dapat diatasi dengan bantuan sinar UV. Sumber zat besi yang dikonsumsi vegetarian sebenarnya tidak dapat dicerna tubuh, namun tabel 3 menunjukkan bahwa asupan zat besi vegetarian lebih bear daripada omnivora. Hal ini disebabkan asupan suplemen dan adanya kombinasi bahan makanan sumber vitamin C yang berperan sebagai enhancer dari zat besi.

KESIMPULAN

Asupan zat gizi berdasarkan kebutuhan pada orang dewasa yang vegetarian sangatlah bervariasi karena bantuan suplemen walaupun asupan kalsium dan selenium masih tetap dibawah anjuran. Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur asupan zat gizi makro maupun mikro pada vegetarian. Mengukur pengeluaran energi dapat menggunakan metode doubly labeled water, pengeluaran Na, K, dan N dengan metode urin 24 jam, dan mengukur asupan vitamin mineral dengan analisis darah responden menggunakan metode yang lebih spesifik untuk beberapa vitamin dan mineral.