Review Design Studio 6

3
Livable & Integrated Passenger Ship Terminal Port Of Kendal Writen by : Rofian Miftakhul Akhya 5112412067 Terminal kapal penumpang di Indonesia saat ini masih dalam taraf perbaikan fasilitas pelayanan dalam menangani penumpang yang akan berangkat maupun datang ke sebuah daerah. Tidak jarang para penumpang tidak terurus ketika menunggu kapal datang, mereka tidak diberikan fasilitas yang nyaman, aman, dan bersih yang berakibat penumpang hanya duduk beralaskan tikar didepan terminal, bahkan sampai ada pedagang asongan berjualan koran, bukan untuk dibaca tetapi untuk alas duduk. Hal ini sangat menurunkan citra pelabuhan sabagai salah satu alternatif transportrasi penyebrangan dari satu pulau ke pulau yang lain. Selain itu hubungan koneksi dengan kendaraan umum masih kurang diperhatikan. Seringkali penumpang turun dari jarak yang cukup jauh dengan membawa barang bawaan yang demikian banyaknya menuju terminal ataupun sebaliknya. Dengan demikian sang arsitek mengangkat sebuah konsep Livable & Integrated dengan maksud untuk menjadikan sebuah Terminal kapal penumpang yang layak, nyaman, aman, bersih, dan terintegrasi dengan berbagai fasilitas pendukung. Dalam perjalanan waktu ke waktu tentunya sebuah desain terminal harus mampu mengimbangi gaya arsitektur futuristik, begitu pula kebutuhan manusia dimasa depan yang terus berkembang serta ingin serba cepat dan praktis. Maka Rofian selaku sang arsitek perencana menerapkan prinsip utama dalam desainnya. Prinsip arsitektur futuristik yang dikemas dalam sebuah bentuk yang dipenuhi dengan sudut-sudut tajam akan tetapi tetap mengalir seakan bangunan tersebut hidup ditepian laut yang luas. Bentuk yang dipenuhi sudut tajam tersebut merupakan idealisme sang arsitek yang mencoba keluar dari pakem yang biasanya sebuah bangunan dilaut dipenuhi bentuk kurva yang konon metafora bentuk dari ombak air laut. Hal ini menjadi titik tolak pada proses penciptaan bentuk bersudut ( Edge ) sebagai idealisme baru bangunan di dekat laut tanpa ada bentuk kurva serta ikon baru di wilayah Kabupaten Kendal. Pada proses pengolahan bentuk terminal sang arsitek memperhatikan pada prinsip- prinsip desain yaitu, keseimbangan ( balance ), Irama ( Rhytm ), Penekanan ( Focus ), dan Kesatuan (Unity). Dari 4 prinsip desain tersebut terciptalah satu kesatuan bentuk yang harmonis secara visual yang dapat dinikmati dari berbagai sudut mata orang memandang. Selain itu dari hasil bentuk yang tercipta sang arsitek telah menyesuaikan dengan kebutuhan ruang yang telah dizonasi berdasarkan hirarki ruang terminal kapal penumpang Kabupaten Kendal. Sehingga bentuk tersebut tidak menjadi suatu hal yang konyol tanpa memperhatikan kebutuhan ruang dalam hal sirkulasi ruang, besaran ruang, serta pencahayaan ruang. Selain dalam hal bentuk massa bangunan, pemilihan material dan warna juga sangat diperhatikan mengingat bangunan berada dilaut yang terancam oleh udara yang membawa sifat asam. Finishing material menggunakan alumunium composite panel, kaca, batu alam dan cat. Material tersebut dipilih karena secara visual bercitra futuristik dan melebur dengan lingkungan serta perawatannya yang mudah. Didukung dengan konsep green architecture dengan menerapkan solar panel, turbin angin sebagai suplay energi yang terbarukan serta filterasi air laut menjadi air tawar sebagai suplay kebutuhan air untuk flushing toilet, cooling tower, serta hydrant. Berikutnya sang arsitek menerapkan green roof dan hutan buatan untuk menurunkan suhu lingkungan secara mikro sehingga bangunan tetap ramah lingkungan. Sebuah bangunan publik tentunya sangat sensitif terhadap proses sirkulasi ruang untuk manusia maupun kendaraan yang mengakses setiap koridor. Sirkulasi kendaraan umum dan pribadi dipisahkan agar tidak terjadi kerancuan dan kesemrawutan area terminal. Area parkir

description

Tugas Kuliah

Transcript of Review Design Studio 6

Livable & IntegratedPassenger Ship Terminal Port Of Kendal

Writen by : Rofian Miftakhul Akhya

5112412067Terminal kapal penumpang di Indonesia saat ini masih dalam taraf perbaikan fasilitas pelayanan dalam menangani penumpang yang akan berangkat maupun datang ke sebuah daerah. Tidak jarang para penumpang tidak terurus ketika menunggu kapal datang, mereka tidak diberikan fasilitas yang nyaman, aman, dan bersih yang berakibat penumpang hanya duduk beralaskan tikar didepan terminal, bahkan sampai ada pedagang asongan berjualan koran, bukan untuk dibaca tetapi untuk alas duduk. Hal ini sangat menurunkan citra pelabuhan sabagai salah satu alternatif transportrasi penyebrangan dari satu pulau ke pulau yang lain. Selain itu hubungan koneksi dengan kendaraan umum masih kurang diperhatikan. Seringkali penumpang turun dari jarak yang cukup jauh dengan membawa barang bawaan yang demikian banyaknya menuju terminal ataupun sebaliknya. Dengan demikian sang arsitek mengangkat sebuah konsep Livable & Integrated dengan maksud untuk menjadikan sebuah Terminal kapal penumpang yang layak, nyaman, aman, bersih, dan terintegrasi dengan berbagai fasilitas pendukung.Dalam perjalanan waktu ke waktu tentunya sebuah desain terminal harus mampu mengimbangi gaya arsitektur futuristik, begitu pula kebutuhan manusia dimasa depan yang terus berkembang serta ingin serba cepat dan praktis. Maka Rofian selaku sang arsitek perencana menerapkan prinsip utama dalam desainnya. Prinsip arsitektur futuristik yang dikemas dalam sebuah bentuk yang dipenuhi dengan sudut-sudut tajam akan tetapi tetap mengalir seakan bangunan tersebut hidup ditepian laut yang luas. Bentuk yang dipenuhi sudut tajam tersebut merupakan idealisme sang arsitek yang mencoba keluar dari pakem yang biasanya sebuah bangunan dilaut dipenuhi bentuk kurva yang konon metafora bentuk dari ombak air laut. Hal ini menjadi titik tolak pada proses penciptaan bentuk bersudut ( Edge ) sebagai idealisme baru bangunan di dekat laut tanpa ada bentuk kurva serta ikon baru di wilayah Kabupaten Kendal. Pada proses pengolahan bentuk terminal sang arsitek memperhatikan pada prinsip-prinsip desain yaitu, keseimbangan ( balance ), Irama ( Rhytm ), Penekanan ( Focus ), dan Kesatuan (Unity). Dari 4 prinsip desain tersebut terciptalah satu kesatuan bentuk yang harmonis secara visual yang dapat dinikmati dari berbagai sudut mata orang memandang. Selain itu dari hasil bentuk yang tercipta sang arsitek telah menyesuaikan dengan kebutuhan ruang yang telah dizonasi berdasarkan hirarki ruang terminal kapal penumpang Kabupaten Kendal. Sehingga bentuk tersebut tidak menjadi suatu hal yang konyol tanpa memperhatikan kebutuhan ruang dalam hal sirkulasi ruang, besaran ruang, serta pencahayaan ruang.Selain dalam hal bentuk massa bangunan, pemilihan material dan warna juga sangat diperhatikan mengingat bangunan berada dilaut yang terancam oleh udara yang membawa sifat asam. Finishing material menggunakan alumunium composite panel, kaca, batu alam dan cat. Material tersebut dipilih karena secara visual bercitra futuristik dan melebur dengan lingkungan serta perawatannya yang mudah.Didukung dengan konsep green architecture dengan menerapkan solar panel, turbin angin sebagai suplay energi yang terbarukan serta filterasi air laut menjadi air tawar sebagai suplay kebutuhan air untuk flushing toilet, cooling tower, serta hydrant. Berikutnya sang arsitek menerapkan green roof dan hutan buatan untuk menurunkan suhu lingkungan secara mikro sehingga bangunan tetap ramah lingkungan.Sebuah bangunan publik tentunya sangat sensitif terhadap proses sirkulasi ruang untuk manusia maupun kendaraan yang mengakses setiap koridor. Sirkulasi kendaraan umum dan pribadi dipisahkan agar tidak terjadi kerancuan dan kesemrawutan area terminal. Area parkir keberangkatan dan kedatangan dizonasi terpisah beserta aksesnya untuk mengurangi volume kendaraan ditiap jalur kendaraan. Pada area kerb keberangkatan dan kedatangan diberikan fasilitas lounge untuk tempat menunggu supir dan para penjemput serta beberapa fasilitas komersial yang dapat dinikmati sembari menuggu. Didalam bangunan terminal juga difasilitasi dengan security check, check in, baggage handling system, ruang rekreasi, retail tenant, hotel serta garbarata sebagai akses penghubung dari terminal menuju kapal penumpang.

Desain yang tercipta merupakan hasil dari proses pengorganisasian & pengintegrasian seluruh komponen desain sedemikian rupa sehingga akan meningkatkan citra Kabupaten Kendal, sense of place , kesetaraan fungsional, serta kebanggaan warga Kabupaten Kendal.