RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI … · 9 Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan ......
Transcript of RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI … · 9 Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan ......
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L + P SatuanA. GAMBARAN UMUM1 Luas Wilayah 38,140 Km
2Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 2,156 Desa/Kel Tabel 13 Jumlah Penduduk 1,144,091 1,133,773 2,277,864 Jiwa Tabel 24 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4.45 Jiwa Tabel 15 Kepadatan Penduduk /Km
259.72 Jiwa/Km
2Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 70.75 Tabel 27 Rasio Jenis Kelamin 100.9 Tabel 28 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 90.25 92.71 92.71 % Tabel 49 Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan
tertinggi SMP+ 29.78 53.20 41.80 % Tabel 5
B. DERAJAT KESEHATANB.1 Angka Kematian
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
B.1 Angka Kematian10 Jumlah Lahir Hidup 8,244 8,522 42,540 Bayi Tabel 611 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 14.7 6.18 13.18 Tabel 612 Jumlah Bayi Mati 153 106 1,166 Bayi Tabel 713 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 18.6 12.4 27.41 per 1.000 KH Tabel 714 Jumlah Balita Mati 197 139 1,292 Balita Tabel 715 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 23.9 16.31 30.37 per 1.000 KH Tabel 716 Jumlah Kematian Ibu 97 Ibu Tabel 817 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 228.0 per 100.000 KH Tabel 8
B.2 Angka Kesakitan18 AFP Rate (non polio) < 15 th 2.74 per 100.000 pend <15thn Tabel 919 Angka Insidens TB Paru 182 131 156.73 per 100.000 penduduk Tabel 1020 Angka Prevalensi TB Paru 198 143 176.79 per 100.000 penduduk Tabel 1021 Angka kematian akibat TB Paru 3 2 3.47 per 100.000 penduduk Tabel 1022 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) 258 181 64.03 % Tabel 1123 Success Rate TB Paru 46.69 47.50 96.86 % Tabel 1224 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 9 10.1 21.14 % Tabel 1325 Jumlah Kasus Baru HIV 9 6 17 Kasus Tabel 1426 Jumlah Kasus Baru AIDS 31 21 52 Kasus Tabel 1427 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 180 123 575 Kasus Tabel 1428 Jumlah Kematian karena AIDS 17 6 22 Jiwa Tabel 14
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
29 Donor darah diskrining positif HIV 0.04 0.13 0.06 % Tabel 1530 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 32.39 33.30 61.76 % Tabel 1631 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 19 27 46 Kasus Tabel 1732 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 167 108 275 Kasus Tabel 1733 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 16 12 14 per 100.000 penduduk Tabel 1734 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 4.26 10.94 6.90 % Tabel 1835 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 3.72 0.00 2.19 % Tabel 1836 Angka Prevalensi Kusta 1.73 1.17 1.45 per 10.000 Penduduk Tabel 1937 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100 82 93.94 % Tabel 2038 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 84.11 95.38 87.50 % Tabel 2039 Jumlah Kasus Difteri 2 2 4 Kasus Tabel 2140 Case Fatality Rate Difteri 50 % Tabel 2141 Jumlah Kasus Pertusis 158 151 309 Kasus Tabel 2142 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 3 0 3 Kasus Tabel 2143 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 2144 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 4 Kasus Tabel 2145 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 2146 Jumlah Kasus Campak 134 160 294 Kasus Tabel 2247 Case Fatality Rate Campak 1 % Tabel 2246 Jumlah Kasus Campak 134 160 294 Kasus Tabel 2247 Case Fatality Rate Campak 1 % Tabel 2248 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 2249 Jumlah Kasus Hepatitis B 1 3 4 Kasus Tabel 2250 Incidence Rate DBD 14.07 13.14 13.61 per 100.000 penduduk Tabel 2351 Case Fatality Rate DBD 1.86 0.67 1.29 % Tabel 2352 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.00 0.28 11.92 per 1.000 penduduk Tabel 2453 Case Fatality Rate Malaria 1.17 1.57 0.04 % Tabel 2454 Angka Kesakitan Filariasis 2 3 3 per 100.000 penduduk Tabel 25
B.3 Status Gizi55 Bayi baru lahir ditimbang 79 80 90.90 % Tabel 2656 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1.67 1.83 0.28 % Tabel 2657 Balita Gizi Baik 93.17 93.72 81.46 % Tabel 2758 Balita Gizi Kurang 4.04 3.76 16.30 % Tabel 2759 Balita Gizi Buruk 0.30 0.39 0.29 % Tabel 27
C. UPAYA KESEHATANC.1 Pelayanan Kesehatan60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 91.50 % Tabel 2861 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 80.08 % Tabel 2862 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 83.98 % Tabel 28
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
63 Pelayanan Ibu Nifas 84.46 % Tabel 2864 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 77.47 % Tabel 2965 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 73.44 % Tabel 3066 Bumil Risti/Komplikasi ditangani 45.52 % Tabel 3167 Neonatal Risti/Komplikasi ditangani 13.93 13.81 33.29 % Tabel 3168 Bayi Mendapat Vitamin A 19.48 18.03 75.70 % Tabel 3269 Anak Balita Mendapat Vitamin A 12.31 11.96 71.65 % Tabel 3270 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 81.77 % Tabel 3271 Peserta KB Baru 26.43 % Tabel 3572 Peserta KB Aktif 52.97 % Tabel 3573 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 32.01 33.48 91.17 % Tabel 3674 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 0.27 28.61 85.78 % Tabel 3675 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 52.81 57.50 87.14 % Tabel 3776 Desa/Kelurahan UCI 63.50 % Tabel 3877 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 98.68 % Tabel 3978 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak 5.42 % Tabel 3979 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 7.54 7.84 39.94 % Tabel 4180 Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin - - 85.75 % Tabel 4280 Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin - - 85.75 % Tabel 4281 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 96.19 96.00 63.37 % Tabel 4382 Balita ditimbang 27.37 26.49 61.72 % Tabel 4483 Balita berat badan naik 40 40 69.67 % Tabel 4484 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.86 0.92 2.98 % Tabel 4485 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 21.83 26.97 100 % Tabel 4586 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat95.31 97.02 53.72 % Tabel 46
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD danSetingkat
41.17 40.87 48.95 % Tabel 47
88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 16.12 16.29 25.60 % Tabel 4889 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 26.57 % Tabel 4990 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 94.87 % Tabel 5191 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0.50 0.43 0.48 Tabel 5292 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 35 sekolah Tabel 4993 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 41 sekolah Tabel 4994 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 12.27 12.15 12.21 % Tabel 5395 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 46.97 66.17 49.37 % Tabel 5396 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 46.97 66.17 49.37 % Tabel 53
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar 6.64 6.82 62.29 % Tabel 5598 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup
Askeskin/Jamkesmas 96.15 96.05 175.28 % Tabel 5699 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1107.99 69.24 44.96 %
Tabel 56100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&31.12 1.26 0.55 %
Tabel 56101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 11.04 1.20 17.41 %
Tabel 57102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&30.90 0.99 0.18 %
Tabel 57103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 36.21 55.52 81.89 % Tabel 58104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 2.02 2.25 3.01 % Tabel 58105 Gross Death Rate (GDR) di RS 4.22 2.87 3.27 per 100.000 pasien keluar Tabel 59106 Nett Death Rate (NDR) di RS 2.53 1.56 1.65 per 100.000 pasien keluar Tabel 59107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 41.59 % Tabel 60108 Length of Stay (LOS) di RS 3.83 Hari Tabel 60108 Length of Stay (LOS) di RS 3.83 Hari Tabel 60109 Turn of Interval (TOI) di RS 5.38 Hari Tabel 60
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat110 Rumah Tangga ber-PHBS 35.27 % Tabel 61
C.4 Keadaan Lingkungan111 Rumah Sehat 54.24 % Tabel 62112 Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 50.59 % Tabel 63113 Keluarga dengan sumber air minum terlindung 43.75 % Tabel 65114 Keluarga memiliki Jamban Sehat 84.66 % Tabel 66115 Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat 69.63 % Tabel 66116 Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 61.57 % Tabel 66117 TUPM Sehat 65.48 % Tabel 67118 Institusi dibina kesehatan lingkungannya 82.67 % Tabel 68
D. SUMBERDAYA KESEHATAND.1 Sarana Kesehatan119 Jumlah Rumah Sakit Umum 22 Tabel 70120 Jumlah Rumah Sakit Khusus 3 Tabel 70121 Jumlah Puskesmas Perawatan 71 Tabel 70122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 177 Tabel 70
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
123 Jumlah Apotek 175 Tabel 70124 Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan 13.58 % Tabel 71125 Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar 31.25 % Tabel 71126 Jumlah Posyandu 2,902 Posyandu Tabel 72127 Posyandu Aktif 46.76 % Tabel 72128 Rasio posyandu per 100 balita 1.05 per 100 balita Tabel 72129 Jumlah Desa Siaga 1,458 Desa Tabel 73130 Desa Siaga Aktif 61.66 % Tabel 73131 Jumlah Poskesdes 623 Poskesdes Tabel 73
D.2 Tenaga Kesehatan132 Jumlah Dokter Spesialis 46 24 70 Orang Tabel 74133 Rasio Dokter Spesialis 4 2 3.07 per 100.000 penduduk Tabel 74134 Jumlah Dokter Umum 151 178 344 Orang Tabel 74135 Rasio Dokter Umum 12 15 14.31 per 100.000 penduduk Tabel 74136 Jumlah Dokter Gigi 17 58 96 Orang Tabel 74137 Jumlah Bidan 528 1,254 1,861 Orang Tabel 75138 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 79 Tabel 75139 Jumlah Perawat 897 2,471 3,632 Orang Tabel 75139 Jumlah Perawat 897 2,471 3,632 Orang Tabel 75140 Jumlah Tenaga Kefarmasian 71 416 514 Orang Tabel 76141 Jumlah Tenaga Gizi 83 431 602 Orang Tabel 76142 Jumlah Tenaga Kesmas 414 744 1,315 Orang Tabel 77143 Jumlah Tenaga Sanitasi 128 250 452 Orang Tabel 77144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 96 142 236 Orang Tabel 78145 Jumlah Fisioterapis 12 32 46 Orang Tabel 78
D.3 Pembiayaan Kesehatan146 Total Anggaran Kesehatan 595,481,204,849 Rp Tabel 79147 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 62.30 % Tabel 79148 Anggaran Kesehatan Perkapita 261,421 Rp Tabel 79
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATANWILAYAH UPT RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BUTON 2,675.25 211 31 242 262,927 53,741 4.89 98.28
2 MUNA 2,890.41 211 28 239 275,842 61,099 4.51 95.43
3 KONAWE 6,792.45 356 56 412 248,829 55,231 4.51 36.63
4 KOLAKA 6,918.38 169 45 214 324,159 73,010 4.44 46.85
5 KONAWE SELATAN 4,514.20 350 15 365 250,210 62,949 3.97 55.43
TABEL 1
JUMLAHPENDUDUK
JUMLAHNO KAB/KOTA DESA KELURAHAN DESA+KEL.
5 KONAWE SELATAN 4,514.20 350 15 365 250,210 62,949 3.97 55.43
6 BOMBANA 3,056.08 122 17 139 143,172 32,122 4.46 46.85
7 WAKATOBI 425.97 75 25 100 95,617 22,554 4.24 224.47
8 KOLAKA UTARA 3,391.62 127 6 133 124,778 28,553 4.37 36.79
9 BUTON UTARA 1,996.59 51 8 59 56,285 11,922 4.72 28.19
10 KONAWE UTARA 4,877.46 138 8 146 57,022 11,329 5.03 11.69
11 KOTA KENDARI 295.89 - 64 64 298,156 69,773 4.27 1007.7
12 KOTA BAU-BAU 305.70 - 43 43 140,867 29,837 4.72 460.80
JUMLAH (KAB/KOTA) 38,140.00 1810 0 346 2,156 2,277,864 512,120 4.45 59.72
Sumber : BPS Prov. Sultra Tahun 2011
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUKLAKI-LAKI PEREMPUAN
0-4 5-14 15-44 45-59 60 + JUMLAH 0-4 5-14 15-44 45-59 60 + JUMLAH1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 BUTON 32 262,927 18,334 35,377 53,511 13,013 7,880 128,115 16,985 34,290 57,946 14,679 10,912 134,812 88.95 95.03
2 MUNA 35 275,842 17,750 35,582 58,078 14,406 7,567 133,383 16,681 33,997 63,691 16,707 11,383 142,459 80.43 93.63
3 KONAWE 30 248,829 15,441 28,688 61,842 14,826 6,520 127,317 14,373 27,742 59,044 13,745 6,608 121,512 66.49 104.78
4 KOLAKA 21 324,159 19,142 36,216 82,908 19,427 9,034 166,727 17,890 35,202 78,557 17,197 8,586 157,432 63.64 105.90
5 KONAWE SELATAN 22 250,210 16,470 30,906 58,661 15,645 7,482 129,164 15,456 29,329 55,144 14,288 6,829 121,046 74.07 106.71
6 BOMBANA 22 143,172 8,784 15,665 36,794 7,563 3,653 72,459 8,366 15,389 35,506 7,235 4,217 70,713 64.38 102.47
7 WAKATOBI 19 95,617 5,234 11,030 20,492 5,517 3,693 45,966 5,043 10,906 22,883 5,887 4,932 49,651 74.55 92.58
8 KOLAKA UTARA 16 124,778 7,212 13,848 33,675 6,888 2,789 64,412 6,810 13,134 31,538 5,946 2,938 60,366 59.88 106.70
TABEL 2
RASIOBEBANTANG
GUNGAN
RASIOJENIS
KELAMINNO KAB/KOTA JUMLAH
PENDUDUK
8 KOLAKA UTARA 16 124,778 7,212 13,848 33,675 6,888 2,789 64,412 6,810 13,134 31,538 5,946 2,938 60,366 59.88 106.70
9 BUTON UTARA 9 56,285 3,663 7,178 13,091 2,918 1,499 28,349 3,440 6,723 13,214 2,765 1,794 27,936 75.96 101.48
10 KONAWE UTARA 12 57,022 3,353 5,920 14,534 2,925 1,052 27,784 3,602 9,336 12,721 2,553 1,026 29,238 74.20 95.03
11 KOTA KENDARI 14 298,156 18,049 33,165 77,167 16,179 6,190 150,750 17,264 32,067 76,479 14,800 6,796 147,406 61.49 102.27
12 KOTA BAU-BAU 16 140,867 8,612 16,948 32,581 7,399 4,125 69,665 8,203 16,254 33,556 7,899 5,290 71,202 72.98 97.84
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 2,277,864 142,044 270,523 543,334 126,706 61,484 1,144,091 134,113 264,369 540,279 123,701 71,311 1,133,773 70.75 100.91
Sumber : BPS Prov. Sultra Tahun 2011 1
Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar: 2,277,864 1
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMURPROVINSI
TAHUN
JUMLAH PENDUDUKLAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1 0 - 4 142,042 134,377 276,419
2 5 - 9 141,207 132,394 273,601
3 10 - 14 129,316 121,537 250,853
4 15 - 19 109,767 108,195 217,962 1,391,027
5 20 - 24 87,104 92,930 180,034 61.07
6 25 - 29 98,885 102,724 201,609
7 30 - 34 86,841 88,336 175,177
TABEL 3
SULAWESI TENGGARA2011
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
6 25 - 29 98,885 102,724 201,609
7 30 - 34 86,841 88,336 175,177
8 35 - 39 92,145 92,561 184,706
9 40 - 44 68,590 65,707 134,297
10 45 - 49 52,691 51,981 104,672
11 50 - 54 42,609 43,330 85,939
12 55 - 59 31,406 28,390 59,796
13 60 - 64 22,480 24,355 46,835
14 65 - 69 16,320 17,452 33,772 85,964
15 70 - 74 10,794 13,224 24,018 3.77
16 75+ 11,894 16,280 28,174
Sumber : BPS Prov. Sultra Tahun 2011
2,277,864JUMLAH 1,144,091 1,133,773
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATASMENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANTIDAK/BELUM
PERNAHSEKOLA
H
TIDAK/BELUMTAMATSD/MI
SD/MI SMP/ MTsSMA/SMK/MA
AK/DIPLOM
A
UNIVERSITAS JUMLAH
TIDAK/BELUM
PERNAHSEKOLAH
TIDAK/BELUMTAMATSD/MI
SD/MI SMP/MTs
SMA/SMK/MA
AK/DIPLO
MA
UNIVERSITAS JUMLAH
TIDAK/BELUM
PERNAHSEKOLAH
TIDAK/BELUMTAMATSD/MI
SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/MA
AK/DIPLO
MA
UNIVERSITAS JUMLAH
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 BUTON 4,863 48,353 15,145 68,361 - 0 4,863 48,353 15,145 8,705 0 0 77,066
2 MUNA 4,452 46,025 16,554 1,256 68,287 1,463 1,463 0 4,452 46,025 16,554 12,614 0 2,719 82,364
3 KONAWE 3,575 38,558 13,192 2,854 58,179 3,415 3,415 0 3,575 38,558 13,192 8,083 0 6,269 69,677
4 KOLAKA 4,100 49,897 14,202 2,898 71,097 46,735 13,367 12,903 4,668 77,673 0 50,835 63,264 27,105 10,648 0 7,566 159,418
5 KONAWE SELATAN 2,945 38,527 13,648 55,120 - 0 2,945 38,527 13,648 7,386 0 0 62,506
6 BOMBANA 3,231 20,084 5,326 28,641 - 0 3,231 20,084 5,326 3,849 0 0 32,490
7 WAKATOBI 2,217 14,837 5,527 22,581 - 0 2,217 14,837 5,527 4,169 0 0 26,750
8 KOLAKA UTARA 2,771 17,770 4,530 25,071 - 0 2,771 17,770 4,530 3,518 0 0 28,589
NO KAB/KOTA
TABEL 5
8 KOLAKA UTARA 2,771 17,770 4,530 25,071 - 0 2,771 17,770 4,530 3,518 0 0 28,589
9 BUTON UTARA 737 9,589 3,762 14,088 - 0 737 9,589 3,762 2,447 0 0 16,535
10 KONAWE UTARA 464 8,668 2,879 12,011 - 0 464 8,668 2,879 1,722 0 0 13,733
11 KOTA KENDARI 3,785 34,764 12,670 29,448 80,667 32,529 32,529 0 3,785 34,764 12,670 14,892 0 61,977 128,088
12 KOTA BAU-BAU 2,923 18,606 7,289 10,751 39,569 13,331 13,331 0 2,923 18,606 7,289 9,012 0 24,082 61,912
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 36,063 345,678 114,724 0 0 47,207 543,672 0 46,735 13,367 12,903 0 0 55,406 128,411 0 82,798 359,045 127,627 87,045 0 102,613 759,128
Sumber : BPS Sultra ( Sultra Dalam Angka) Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH MELEKHURUF % JUMLAH MELEK
HURUF % JUMLAH MELEKHURUF %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 BUTON 87,888 80,391 91.47 97,209 81,558 83.90 185,097 161,950 87.49
2 MUNA 94,076 89,965 95.63 105,294 89,016 84.54 199,370 178,980 89.77
3 KONAWE 93,344 89,088 95.44 89,938 82,023 91.20 183,282 171,111 93.36
4 KOLAKA 124,602 118,085 94.77 117,999 109,739 93.00 242,601 227,824 93.91
5 KONAWE SELATAN 103,000 98,066 95.21 97,491 88,493 90.77 200,491 186,559 93.05
6 BOMBANA 53,257 49,966 93.82 52,578 47,357 90.07 105,835 97,323 91.96
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KAB/KOTA
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATASLAKI-LAKI + PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUANNO
6 BOMBANA 53,257 49,966 93.82 52,578 47,357 90.07 105,835 97,323 91.96
7 WAKATOBI 34,048 31,511 92.55 37,991 34,192 90.00 72,039 65,703 91.21
8 KOLAKA UTARA 47,900 45,131 94.22 45,222 41,179 91.06 93,122 86,311 92.69
9 BUTON UTARA 20,194 19,493 96.53 20,462 17,888 87.42 40,656 37,381 91.94
10 KONAWE UTARA 20,397 19,903 97.58 18,241 16,926 92.79 38,638 36,829 95.32
11 KOTA KENDARI 114,733 113,574 98.99 113,863 110,162 96.75 228,596 223,737 97.87
12 KOTA BAU-BAU 51,647 49,230 95.32 54,239 49,097 90.52 105,886 98,327 92.86
845,086 804,404 95.19 850,527 767,630 90.25 1,695,613 1,572,035 92.71
Sumber : BPS Prov. Sultra Tahun 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 32 2,872 42 2,914 2,827 28 2,855 5,699 70 5,769
2 MUNA 35 0 0 5,523 107 5,630
3 KONAWE 30 0 0 4,058 40 4,098
4 KOLAKA 21 0 0 5,744 76 5,820
5 KONAWE SELATAN 22 0 0 5,038 85 5,123
6 BOMBANA 22 1,418 51 1,469 1,260 2 1,262 2,678 53 2,731
NO KAB/KOTA LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP +MATI
JUMLAH KELAHIRANJUMLAH
PUSKESMASHIDUP
TABEL 6
PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP +MATI
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MATI HIDUP +MATI
6 BOMBANA 22 1,418 51 1,469 1,260 2 1,262 2,678 53 2,731
7 WAKATOBI 19 0 0 1,887 25 1,912
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 1,968 24 1,992
9 BUTON UTARA 9 0 0 1,556 35 1,591
10 KONAWE UTARA 12 479 1 480 509 1 510 988 2 990
11 KOTA KENDARI 14 2,385 10 2,395 2,458 15 2,473 4,843 25 4,868
12 KOTA BAU-BAU 16 1,090 19 1,109 1,468 7 1,475 2,558 26 2,584
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 8,244 123 8,367 8,522 53 8,575 42,540 568 43,108
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 14.70 6.18 13.18
Sumber : Data Programmer KIA Dinkes Prov. Sultra 2011 dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 umur 0-6 hr
1 BUTON 32 106 34 140 66 26 92 172 60 232 34
2 MUNA 35 0 0 197 11 208 46
3 KONAWE 30 0 0 77 4 81 27
4 KOLAKA 21 0 0 140 4 144 40
5 KONAWE SELATAN 22 0 0 167 9 176 42
BAYI ANAKBALITA BALITA
LAKI - LAKI PEREMPUAN
BALITAANAKBALITA BAYI ANAK
BALITA
TABEL 7
BAYI BALITA
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
5 KONAWE SELATAN 22 0 0 167 9 176 42
6 BOMBANA 22 7 5 12 6 2 8 101 6 107 22
7 WAKATOBI 19 0 0 59 8 67 21
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 55 7 62 15
9 BUTON UTARA 9 0 0 60 0 60 17
10 KONAWE UTARA 12 9 9 9 9 17 2 19 12
11 KOTA KENDARI 14 0 0 65 5 70 20
12 KOTA BAU-BAU 16 31 5 36 25 5 30 56 10 66 15
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 153 44 197 106 33 139 1,166 126 1,292 15
18.56 5.34 23.90 12.44 3.87 16.31 27.41 2.96 30.37
Sumber : Data Programmer KIA Dinkes Prov. Sultra 2011 dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
Anak Balita bayi12-59 bln 29 hr-11 bln
umur 7-28 hr
8 60 60
19 11 25
3 4 7
8 4 16
14 9 2614 9 26
12 6 14
5 8 8 34
7 7 9
2 0 6
2 2 1
3 5 17
2 10 13
2 126 202
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH program1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 BUTON 32 5,699 2 2 4 2 8 1 11 1 3 1 5 3 13 4 20 20
2 MUNA 35 5,523 2 1 3 4 4 8 1 1 2 0 7 6 13 13
3 KONAWE 30 4,058 10 0 0 0 0 7 7
4 KOLAKA 21 5,744 2 2 6 1 7 2 2 4 0 10 3 13 13
5 KONAWE SELATAN 22 5,038 1 2 2 0 0 0 5 5
6 BOMBANA 22 2,678 2 2 4 4 1 1 0 7 0 7 7
7 WAKATOBI 19 1,887 1 1 2 2 2 1 2 1 4 4
8 KOLAKA UTARA 16 1,968 6 0 0 0 0 6 6
TABEL 8
KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBUNO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH LAHIRHIDUP KEMATIAN IBU HAMIL
8 KOLAKA UTARA 16 1,968 6 0 0 0 0 6 6
9 BUTON UTARA 9 1,556 1 1 2 1 2 3 0 0 2 3 5 5
10 KONAWE UTARA 12 988 1 1 3 3 0 1 3 0 4 4
11 KOTA KENDARI 14 4,843 8 0 0 0 8 8
12 KOTA BAU-BAU 16 2,558 2 1 3 2 2 0 4 1 5 5
248
42,540 2 9 5 27 2 28 9 55 1 11 4 18 5 48 18 97 97
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 228.02
Sumber : Data Programmer KIA Dinkes Prov. Sultra 2011 dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
JUMLAH (KAB/KOTA)
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK<15 TAHUN
JUMLAH KASUSAFP (NON POLIO)
AFP RATE(NON POLIO)
1 2 3 4 5 6
1 BUTON 32 104,908 0 0.00
2 MUNA 35 80,051 2 2.50
3 KONAWE 30 83,188 2 2.40
4 KOLAKA 21 111,369 4 3.59
5 KONAWE SELATAN 22 81,788 2 2.45
6 BOMBANA 22 48,010 1 2.08
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TABEL 9
6 BOMBANA 22 48,010 1 2.08
7 WAKATOBI 19 32,853 3 9.13
8 KOLAKA UTARA 16 43,352 1 2.31
9 BUTON UTARA 9 17,508 0 0.00
10 KONAWE UTARA 12 18,511 2 10.80
11 KOTA KENDARI 14 99,536 4 4.02
12 KOTA BAU-BAU 16 44,105 0 0.00
248JUMLAH (KAB/KOTA) 765,179 21 2.74
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS
Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar: 800,873
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BUTON 32 128,115 134,812 262,927 265 196 461 105 80 185 370 276 646 289 205 246 10 9 19
2 MUNA 35 133,383 142,459 275,842 243 201 444 4 2 6 247 203 450 185 142 163 8 1 9
3 KONAWE 30 127,317 121,512 248,829 300 189 489 0 1 1 300 190 490 236 156 197 0
4 KOLAKA 21 166,727 157,432 324,159 275 144 419 0 1 1 275 145 420 165 92 130 6 7 13
5 KONAWE SELATAN 22 129,164 121,046 250,210 207 154 361 1 1 2 208 155 363 161 128 145 17
6 BOMBANA 22 72,459 70,713 143,172 114 72 186 72 50 122 186 122 308 257 173 215 0 1 1
7 WAKATOBI 19 45,966 49,651 95,617 79 60 139 0 136 79 60 275 172 121 288 0 5
PUSKESMAS KASUS BARU
TABEL 10
KASUS LAMA KASUS BARU +KASUS LAMA
JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH KASUS TB PARUPREVALENSI
(PER 100.000 PENDUDUK)JUMLAH KEMATIAN
AKIBAT TB PARUNO JUMLAH PENDUDUKKAB/KOTA
7 WAKATOBI 19 45,966 49,651 95,617 79 60 139 0 136 79 60 275 172 121 288 0 5
8 KOLAKA UTARA 16 64,412 60,366 124,778 109 78 187 0 1 1 109 79 188 169 131 151 3 2 5
9 BUTON UTARA 9 28,349 27,936 56,285 25 25 50 0 1 1 25 26 51 88 93 91 0 4 4
10 KONAWE UTARA 12 27,784 29,238 57,022 72 65 137 0 72 65 137 259 222 240 1 0 1
11 KOTA KENDARI 14 150,750 147,406 298,156 264 186 450 1 1 264 187 451 175 127 151
12 KOTA BAU-BAU 16 69,665 71,202 140,867 134 113 247 1 1 135 113 248 194 159 176 3 2 5
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,144,091 1,133,773 2,277,864 2,087 1,483 3,570 183 138 457 2,270 1,621 4,027 198 143 177 31 26 79
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK 182.42 130.80 156.73 KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK 2.71 2.29 3.47
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 32 264 273 537 2,113 2,241 4,354 265 196 461 100 71.79 85.85
2 MUNA 35 587 4,466 232 194 426 #DIV/0! #DIV/0! 72.57
3 KONAWE 30 542 3,598 296 187 483 #DIV/0! #DIV/0! 89.11
4 KOLAKA 21 642 4,381 275 145 420 #DIV/0! #DIV/0! 65.42
5 KONAWE SELATAN 22 1,288 3,474 208 155 363 #DIV/0! #DIV/0! 28.18
6 BOMBANA 22 121 113 234 829 872 1,701 114 72 186 94.21 63.72 79.49
TABEL 11
TB PARU
ANGKA PENEMUANKASUS (CDR)BTA (+)NO KAB/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH PERKIRAANKASUS BARU KLINIS
5 KONAWE SELATAN 22 1,288 3,474 208 155 363 #DIV/0! #DIV/0! 28.18
6 BOMBANA 22 121 113 234 829 872 1,701 114 72 186 94.21 63.72 79.49
7 WAKATOBI 19 195 1,069 79 61 140 #DIV/0! #DIV/0! 71.79
8 KOLAKA UTARA 16 149 139 288 18 9 27 102 75 177 68.46 53.96 61.46
9 BUTON UTARA 9 57 61 118 0 438 27 15 42 47.37 24.59 35.59
10 KONAWE UTARA 12 72 65 137 750 54 46 100 75.00 70.77 72.99
11 KOTA KENDARI 14 609 3,276 263 185 448 #DIV/0! #DIV/0! 73.56
12 KOTA BAU-BAU 16 131 147 278 0 2,029 134 113 247 102.29 76.87 88.85
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 794 798 5,455 2,960 3,122 29,563 2,049 1,444 3,493 258.06 180.95 64.03
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L + PJUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BUTON 32 199 147 346 183 91.96 120 81.63 303 87.57 10 5.03 15 10.20 25 7.23 96.98 91.84 94.80
2 MUNA 35 164 152 316 0 0.00 0.00 263 83.23 0.00 0.00 42 13.29 0.00 0.00 96.52
3 KONAWE 30 366 #DIV/0! #DIV/0! 299 81.69 #DIV/0! #DIV/0! 145 39.62 #DIV/0! #DIV/0! 121.31
4 KOLAKA 21 230 107 337 0 0.00 0.00 302 89.61 0.00 5 4.67 5 1.48 0.00 4.67 91.10
5 KONAWE SELATAN 22 177 128 305 0.00 0.00 264 86.56 0.00 0.00 22 7.21 0.00 0.00 93.77
6 BOMBANA 22 72 50 122 57 79.17 40 80.00 97 79.51 12 16.67 10 20.00 22 18.03 95.83 100 97.54
7 WAKATOBI 19 136 #DIV/0! #DIV/0! 121 88.97 #DIV/0! #DIV/0! 5 3.68 #DIV/0! #DIV/0! 92.65
8 KOLAKA UTARA 16 94 57 151 83 88.30 48 84.21 131 86.75 14 14.89 10 17.54 18 11.92 103.19 101.75 98.68
9 BUTON UTARA 9 24 25 49 17 70.83 17 68.00 34 69.39 4 16.67 1 4.00 5 10.20 87.50 72.00 79.59
KESEMBUHANL L + P
PENGOBATAN LENGKAPL P
TABEL 12
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
TB PARUBTA (+) DIOBATI ANGKA KESUKSESAN
(SUCCESS RATE/SR)P L + P
9 BUTON UTARA 9 24 25 49 17 70.83 17 68.00 34 69.39 4 16.67 1 4.00 5 10.20 87.50 72.00 79.59
10 KONAWE UTARA 12 54 46 100 17 31.48 16 34.78 33 33.00 15 27.78 15 32.61 30 30.00 59.26 67.39 63.00
11 KOTA KENDARI 14 260 #DIV/0! #DIV/0! 252 96.92 #DIV/0! #DIV/0! 0 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 96.92
12 KOTA BAU-BAU 16 134 88 222 119 88.81 80 90.91 199 89.64 5 3.73 3 3.41 8 3.60 92.54 94.32 93.24
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 1,148 800 2,710 476 41.46 321 40.13 2,298 84.80 60 5.23 59 7.38 327 12.07 46.69 47.50 96.86
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 32 16,526 17,441 27,992 1,653 1,744 2,799 349 21.1 400 22.9 749 26.76
2 MUNA 35 27,552 - - 2,755 #DIV/0! #DIV/0! 526 19.09
3 KONAWE 30 22,284 - - 2,228 #DIV/0! #DIV/0! 1,983 88.99
4 KOLAKA 21 - 31,066 - - 3,107 #DIV/0! #DIV/0! 305 9.82
5 KONAWE SELATAN 22 16,347 15,375 31,722 1,635 1,538 3,172 0.0 0.0 369 11.63
6 BOMBANA 22 8,420 7,959 12,674 842 796 1,267 46 5.5 46 5.8 92 7.26
L + P
TABEL 13
JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAANPENDERITANO KAB/KOTA PUSKESMAS
PNEUMONIA PADA BALITAPENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANIL P
5 KONAWE SELATAN 22 16,347 15,375 31,722 1,635 1,538 3,172 0.0 0.0 369 11.63
6 BOMBANA 22 8,420 7,959 12,674 842 796 1,267 46 5.5 46 5.8 92 7.26
7 WAKATOBI 19 8,582 - - 858 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 18 2.10
8 KOLAKA UTARA 16 11,212 - - 1,121 #DIV/0! #DIV/0! 140 12.49
9 BUTON UTARA 9 5,480 - - 548 #DIV/0! #DIV/0! 156 28.47
10 KONAWE UTARA 12 3,363 3,333 5,417 336 333 542 0.0 0.0 113 20.86
11 KOTA KENDARI 14 29,404 - - 2,940 #DIV/0! #DIV/0! 183 6.22
12 KOTA BAU-BAU 16 12,151 - - 1,215 #DIV/0! #DIV/0! 134 11.03
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 44,656 44,108 225,536 4,466 4,411 22,554 395 8.85 446 10.11 4,768 21.14
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 32 5 3 8 20 2 22 6 2 8
2 MUNA 35 14 5 19
3 KONAWE 30 1 7 1 1
4 KOLAKA 21 0 0 140 76 216 0
5 KONAWE SELATAN 22 1 39 0
6 BOMBANA 22 0 0 0 0 1 1 0 6 6 0 0 0
JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KAB/KOTA PUSKESMASINFEKSI MENULAR SEKSUAL
LAINNYAA I D S
JUMLAH KASUS BARU
NO H I V
TABEL 14
JUMLAH KEMATIAN AKIBATAIDS
6 BOMBANA 22 0 0 0 0 1 1 0 6 6 0 0 0
7 WAKATOBI 19 0 2 2 0 1
8 KOLAKA UTARA 16 1 1 0 0 0
9 BUTON UTARA 9 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 12 0 0 0 0
11 KOTA KENDARI 14 7 4 11 3 2 5 226 1 2 3
12 KOTA BAU-BAU 16 1 2 3 9 8 17 20 39 59 9 1 10
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 9 6 17 31 21 52 180 123 575 17 6 22
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
data progam
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 32 128,115 134,812 262,927 5,419 5,703 11,122 4,552 84.00 4,717 82.72 9,269 83.34
2 MUNA 35 133,383 142,459 275,842 5,642 6,026 11,668 5,050 89.51 5,511 91.45 10,561 90.51
3 KONAWE 30 127,317 121,512 248,829 5,386 5,140 10,525 - 0.00 5,880 55.86 38
4 KOLAKA 21 166,727 157,432 324,159 7,053 6,659 13,712 0 - 0 0.00 6,806 49.64 57
5 KONAWE SELATAN 22 129,164 121,046 250,210 5,464 5,120 10,584 - 0.00 4,388 41.46 37
6 BOMBANA 22 72,459 70,713 143,172 3,065 2,991 6,056 1,201 39.18 975 32.60 2,176 35.93
DIARE DITANGANI
TABEL 16
P L + PLNO KAB/KOTA PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
DIARE
JUMLAH PERKIRAAAN KASUS
6 BOMBANA 22 72,459 70,713 143,172 3,065 2,991 6,056 1,201 39.18 975 32.60 2,176 35.93
7 WAKATOBI 19 45,966 49,651 95,617 1,944 2,100 4,045 874 44.95 923 43.95 1,797 44.43
8 KOLAKA UTARA 16 64,412 60,366 124,778 2,725 2,553 5,278 1,791 65.73 1,758 68.85 3,549 67.24
9 BUTON UTARA 9 28,349 27,936 56,285 1,199 1,182 2,381 - 0.00 2,281 95.81
10 KONAWE UTARA 12 27,784 29,238 57,022 1,175 1,237 2,412 - 0.00 2,145 88.93
11 KOTA KENDARI 14 150,750 147,406 298,156 6,377 6,235 12,437 - 0.00 6,248 50.24
12 KOTA BAU-BAU 16 69,665 71,202 140,867 2,947 3,012 5,959 2,209 74.96 2,087 69.29 4,296 72.10
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 1,144,091 1,133,773 2,277,864 48,395 47,959 96,179 15,677 32.39 15,971 33.30 59,396 61.76 132
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KAB. KOLAKA
- UTD RS Kolaka 540 225 765 540 100 225 100 765 100 1 0.2 1 0.4 2 0.3
- MU Lapangan 99 49 148 99 100 45 91.8 144 97.3 - - - - - -
2 KAB. MUNA
- RSUD RAHA 576 390 966 576 100 390 100 966 100 0.00 0.00 0 0.00
3 KAB. BUTON
- UTD Kab. Buton 1,284 135 1,419 1,284 100 135 100 1,419 100 0 0.00 0 0.00 0 0.00
L + P L P L + P
TABEL 15
JUMLAH PENDONOR
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAHSAMPEL DARAH DIPERIKSA
L PPOSITIF HIV
- UTD Kab. Buton 1,284 135 1,419 1,284 100 135 100 1,419 100 0 0.00 0 0.00 0 0.00
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH 2,499 799 3,298 2,499 100 795 99.50 3,294 99.88 1 0.04 1 0 2 0.06
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 BUTON 32 2 2 3 8 11 3 10 13 2 1 3 35 22 57 37 23 60 40 33 73
2 MUNA 35 0 3 3 0 3 3 1 1 16 12 28 16 13 29 16 16 32
3 KONAWE 30 0 2 1 3 2 1 3 0 11 3 14 11 3 14 13 4 17
4 KOLAKA 21 1 0 1 1 2 3 2 2 4 2 0 2 17 18 35 19 18 37 21 20 41
5 KONAWE SELATAN 22 0 0 0 0 0 1 1 7 2 9 7 3 10 7 3 10
6 BOMBANA 22 2 1 3 1 4 5 3 5 8 0 1 1 18 7 25 18 8 26 21 13 34
7 WAKATOBI 19 1 1 1 1 0 2 2 1 1 6 15 21 6 16 22 6 18 24
8 KOLAKA UTARA 16 0 1 0 1 1 0 1 0 7 5 12 7 5 12 8 2 13
9 BUTON UTARA 9 0 3 1 4 3 1 4 0 1 1 2 1 1 2 4 2 6
JUMLAH 0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH
TABEL 17
NO KAB/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN
KASUS BARU
PB + MBMulti Basiler (MB)/ Kusta Basah
9 BUTON UTARA 9 0 3 1 4 3 1 4 0 1 1 2 1 1 2 4 2 6
10 KONAWE UTARA 12 0 0 0 0 0 0 4 2 6 4 2 6 4 2 6
11 KOTA KENDARI 14 0 2 2 4 2 2 4 1 1 2 14 5 19 15 6 21 17 8 25
12 KOTA BAU-BAU 16 0 3 1 4 3 1 4 4 4 26 6 32 26 10 36 29 11 40
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 3 4 7 16 23 39 19 27 46 5 10 15 162 98 260 167 108 275 186 132 321
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 16.26 11.64 14.09
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 32 40 33 73 2 5.00 3 9.09 5 6.85 0.00 0.00 - 0.00
2 MUNA 35 16 16 32 - 0.00 1 6.25 1 3.13 1 6.25 0 0.00 1 3.13
3 KONAWE 30 13 4 17 - 0.00 - 0.00 - 0.00 0.00 0.00 - 0.00
4 KOLAKA 21 21 20 41 3 14.29 - 0.00 3 7.32 0.00 0.00 - 0.00
5 KONAWE SELATAN 22 7 3 10 - 0.00 1 33.33 1 10.00 0.00 0.00 - 0.00
6 BOMBANA 22 21 13 34 2 9.52 2 15.38 4 11.76 3 14.29 0.00 3 8.82
KASUS BARU
LNO KAB/KOTA PUSKESMAS
TABEL 18
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA KUSTA PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUNL P L+P P L+P
CACAT TINGKAT 2
6 BOMBANA 22 21 13 34 2 9.52 2 15.38 4 11.76 3 14.29 0.00 3 8.82
7 WAKATOBI 19 8 14 22 - 0.00 2 14.29 2 9.09 0.00 0.00 - 0.00
8 KOLAKA UTARA 16 8 2 13 - 0.00 - 0.00 - 0.00 1 12.50 0.00 1 7.69
9 BUTON UTARA 9 4 2 6 - 0.00 - 0.00 - 0.00 0.00 0.00 - 0.00
10 KONAWE UTARA 12 4 2 6 - 0.00 - 0.00 - 0.00 0.00 0.00 - 0.00
11 KOTA KENDARI 14 17 8 25 1 5.88 1 12.50 2 8.00 0.00 0.00 - 0.00
12 KOTA BAU-BAU 16 29 11 40 - 0.00 4 36.36 4 10.00 2 6.90 0.00 2 5.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 188 128 319 8 4.26 14 10.94 22 6.90 7 3.72 - 0.00 7 2.19
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 32 2 9 11 39 25 64 41 34 75
2 MUNA 35 1 2 3 17 13 30 18 15 33
3 KONAWE 30 1 1 2 11 3 14 12 4 16
4 KOLAKA 21 2 2 4 18 15 33 20 17 37
5 KONAWE SELATAN 22 0 10 3 13 10 3 13
6 BOMBANA 22 3 5 8 18 8 26 21 13 34
TABEL 19
NO KAB/KOTA PUSKESMASKASUS TERCATAT
PB MB JUMLAH
6 BOMBANA 22 3 5 8 18 8 26 21 13 34
7 WAKATOBI 19 0 1 1 7 16 23 7 17 24
8 KOLAKA UTARA 16 9 1 10 9 1 10
9 BUTON UTARA 9 0 2 1 3 2 1 3
10 KONAWE UTARA 12 0 4 2 6 4 2 6
11 KOTA KENDARI 14 1 2 3 18 11 29 19 13 32
12 KOTA BAU-BAU 16 3 1 4 32 12 44 35 13 48
JUMLAH (KAB/KOTA) 13 23 36 185 110 295 198 133 331
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 1.73 1.17 1.45
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
2010 2009L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BUTON 32 1 7 8 1 100 5 71 6 75 34 11 45 29 85 10 91 39 87
2 MUNA 35 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 4 3 7 4 100 3 100 7 100
3 KONAWE 30 1 1 2 1 100 1 100 2 100 6 2 8 6 100 2 100 8 100
4 KOLAKA 21 4 1 5 4 100 1 100 5 100 23 14 37 19 83 14 100 33 89.19
5 KONAWE SELATAN 22 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 12 4 16 12 100 4 100 16 100
6 BOMBANA 22 3 2 5 3 100 2 100 5 100 16 4 20 12 75 4 100 16 80
7 WAKATOBI 19 2 3 5 2 100 3 100 5 100 10 5 15 10 100 5 100 15 100
L + PRFT MB
L PL P
TABEL 20
PENDERITA PB PENDERITA MBNO KAB/KOTA PUSKESMAS RFT PBL + P
7 WAKATOBI 19 2 3 5 2 100 3 100 5 100 10 5 15 10 100 5 100 15 100
8 KOLAKA UTARA 16 1 1 #DIV/0! 0 1 100 10 10 20 9 90.00 9 90.00 18 90
9 BUTON UTARA 9 2 2 2 100 0 #DIV/0! 2 100 3 1 4 2 67 1 100 3 75.00
10 KONAWE UTARA 12 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 1 1 100 #DIV/0! 1 100.00
11 KOTA KENDARI 14 2 2 4 2 100 2 100 4 100 13 4 17 10 77 3 75 13 76.47
12 KOTA BAU-BAU 16 1 1 1 100 #DIV/0! 1 100 19 7 26 13 68 7 100 20 76.92
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 16 17 33 16 100 14 82.35 31 93.94 151 65 216 127 84.11 62 95.38 189 87.50
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 32 0 0 0 0
2 MUNA 35 0 0 157 151 308 3 0 3 0 0
3 KONAWE 30 0 0 0 2
4 KOLAKA 21 2 2 4 2 0 0 0
5 KONAWE SELATAN 22 0 0 0 1
6 BOMBANA 22 0 0 0 0
JUMLAH KASUS MENING-GAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUMJUMLAH KASUS MENING-
GAL
TABEL 21
PERTUSISNO KAB/KOTA PUSKESMASDIFTERI
JUMLAH KASUS MENING-GAL
6 BOMBANA 22 0 0 0 0
7 WAKATOBI 19 0 0 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0
9 BUTON UTARA 9 0 0 0 0
10 KONAWE UTARA 12 0 0 0 0
11 KOTA KENDARI 14 0 1 1 0 1
12 KOTA BAU-BAU 16 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 2 2 4 2 158 151 309 3 0 3 0 0 0 4 0
CASE FATALITY RATE (%) 50 0 0
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 BUTON 32 46 35 81 3 0
2 MUNA 35 3 6 9
3 KONAWE 30
4 KOLAKA 21 46 71 117
5 KONAWE SELATAN 22
6 BOMBANA 22
PUSKESMAS
TABEL 22
JUMLAH KASUS PD3I
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAMPAKJUMLAH KASUS MENINGGAL
POLIO (I+II+III=IV) HEPATITIS BNO KAB/KOTA
5 KONAWE SELATAN 22
6 BOMBANA 22
7 WAKATOBI 19
8 KOLAKA UTARA 16
9 BUTON UTARA 9
10 KONAWE UTARA 12
11 KOTA KENDARI 14 39 48 87 1 3 4
12 KOTA BAU-BAU 16
JUMLAH (KAB/KOTA) 134 160 294 3 0 0 0 1 3 4
CASE FATALITY RATE (%) 1.02
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 32 0.0 0.0 0.0
2 MUNA 35 0.0 0.0 0.0
3 KONAWE 30 10 6 16 0 0.00 0.00 0.00
4 KOLAKA 21 70 61 131 2 0 2 2.86 0.00 1.53
5 KONAWE SELATAN 22 22 15 37 0 0.00 0.00 0.00
TABEL 23
NO KAB/KOTA MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMASDEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
5 KONAWE SELATAN 22 22 15 37 0 0.00 0.00 0.00
6 BOMBANA 22 8 7 15 0 1 1 0.00 14.29 6.67
7 WAKATOBI 19 0 0 0.00 0.00 0.00
8 KOLAKA UTARA 16 9 5 14 0 0 0 0.00 0.00 0.00
9 BUTON UTARA 9 1 3 4 0 0.00 0.00 0.00
10 KONAWE UTARA 12 0 0 0.00 0.00 0.00
11 KOTA KENDARI 14 36 43 79 0 0.00 0.00 0.00
12 KOTA BAU-BAU 16 5 9 14 1 1 20.00 0.00 7.14
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 161 149 310 3 1 4 1.86 0.67 1.29
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 14.07 13.14 13.61
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 BUTON 32 0 2 6 8
2 MUNA 35 1 1 1 1
3 KONAWE 30 8 8
4 KOLAKA 21 1 4 5 14 13 27
5 KONAWE SELATAN 22 1 1 4 3 7
6 BOMBANA 22 0 5 13 18
TABEL 25
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KAB/KOTA PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
6 BOMBANA 22 0 5 13 18
7 WAKATOBI 19 0 0
8 KOLAKA UTARA 16 0 0
9 BUTON UTARA 9 2 3 5 2 3 5
10 KONAWE UTARA 12 0 0
11 KOTA KENDARI 14 0 0
12 KOTA BAU-BAU 16 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 5 7 20 28 38 74
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 2.45 3.35 3.25
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
MALARIA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 32 178 6,229 4 3 7 #DIV/0! #DIV/0! 0.11
2 MUNA 35 1,397 434 316 750 0 0.0 0.0 0.0
3 KONAWE 30 1 3,637 1 1 2 #DIV/0! #DIV/0! 0.05
4 KOLAKA 21 0 0 82 1,518 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.00
5 KONAWE SELATAN 22 166 1,359 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.00
6 BOMBANA 22 156 0 156 2,275 1 1 2 0.6 #DIV/0! 0.08
TABEL 24
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITADENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAHTANPA PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAHNO KAB/KOTA PUSKESMAS CFRMENINGGAL
6 BOMBANA 22 156 0 156 2,275 1 1 2 0.6 #DIV/0! 0.08
7 WAKATOBI 19 131 617 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.00
8 KOLAKA UTARA 16 8 2 10 480 0 0.0 0.0 0.0
9 BUTON UTARA 9 154 2,491 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0
10 KONAWE UTARA 12 95 605 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0
11 KOTA KENDARI 14 146 3,831 1 1 #DIV/0! #DIV/0! 0.03
12 KOTA BAU-BAU 16 12 3,352 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 164 2 2,528 434 316 27,144 7 5 12 1.2 2 0.04
ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK 0.0 0.3 11.92
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 progrM
1 BUTON 32 2,872 2,827 5,699 2,535 88.3 2,415 85.4 4,950 86.9 61 2.4 71 2.9 10 0.20 10
2 MUNA 35 0 0 5,655 #DIV/0! #DIV/0! 4,008 70.9 #DIV/0! #DIV/0! 13 0.32 13
3 KONAWE 30 0 0 4,058 #DIV/0! #DIV/0! 4,015 98.9 #DIV/0! #DIV/0! 8 0.20 8
4 KOLAKA 21 2,964 2,780 5,744 2,964 100 2,780 100 5,744 100 70 2.4 66 2.4 14 0.24 14
5 KONAWE SELATAN 22 0 0 5,038 #DIV/0! #DIV/0! 4,886 96.98 #DIV/0! #DIV/0! 14 0.29 14
6 BOMBANA 22 1,418 1,260 2,678 0.0 0.0 2,733 102 #DIV/0! #DIV/0! 10 0.37 10
7 WAKATOBI 19 0 0 1,887 #DIV/0! #DIV/0! 1,887 100 #DIV/0! #DIV/0! 8 0.42 8
JUMLAH LAHIR HIDUP LBAYI BARU LAHIR DITIMBANG
P
TABEL 26
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P LL + P L + PBBLR
7 WAKATOBI 19 0 0 1,887 #DIV/0! #DIV/0! 1,887 100 #DIV/0! #DIV/0! 8 0.42 8
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 1,877 #DIV/0! #DIV/0! 823 43.85 #DIV/0! #DIV/0! 6 0.73 6
9 BUTON UTARA 9 0 0 1,169 #DIV/0! #DIV/0! 1,169 100 #DIV/0! #DIV/0! 5 0.43 5
10 KONAWE UTARA 12 479 509 988 0.0 0.0 967 97.87 #DIV/0! #DIV/0! 5 0.52 5
11 KOTA KENDARI 14 2,385 2,458 4,843 2,385 100 2,458 100 4,843 100 0.0 0.0 10 0.21 10
12 KOTA BAU-BAU 16 1,090 1,468 2,558 992 91.0 1,337 91.08 2,329 91.05 17 1.7 28 2.1 6 0.26 6
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 11,208 11,302 42,194 8,876 79.19 8,990 79.54 38,354 90.90 148 1.67 165 1.83 109 0.28 109
Sumber : Laporan Tahunan Program KIA Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 program
1 BUTON 32 0 0 21,900 #DIV/0! #DIV/0! 0 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 18,709 85.43 #DIV/0! #DIV/0! 2,971 13.57 #DIV/0! #DIV/0! 52 0.24 52
2 MUNA 35 0 16,885 #DIV/0! #DIV/0! 0 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 0 0.00 3 #DIV/0! #DIV/0! 3 0.02 #DIV/0! #DIV/0! 35 0.21 35
3 KONAWE 30 0 0 13,261 #DIV/0! #DIV/0! 0 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 8,907 67.17 #DIV/0! #DIV/0! 285 2.15 #DIV/0! #DIV/0! 13 0.10 33
4 KOLAKA 21 8,978 8,456 17,434 0.00 0.00 0 0.00 8,874 98.84 8,324 98.44 17,198 98.65 71 0.79 1 0.01 72 0.41 33 0.37 33 0.39 46 0.26 46
5 KONAWE SELATAN 22 0 0 17,283 #DIV/0! #DIV/0! 194 1.12 #DIV/0! #DIV/0! 16,999 98.36 #DIV/0! #DIV/0! 910 5.27 #DIV/0! #DIV/0! 90 0.52 99
6 BOMBANA 22 4,371 4,123 8,500 3 0.07 4 0.10 7 0.08 4,142 94.76 3,901 94.62 8,043 94.62 208 4.76 188 4.56 396 4.66 18 0.41 30 0.73 34 0.40 34
7 WAKATOBI 19 0 0 8,375 #DIV/0! #DIV/0! 13 0.16 #DIV/0! #DIV/0! 7,141 85.27 #DIV/0! #DIV/0! 232 2.77 #DIV/0! #DIV/0! 14 0.17 16
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 7,941 #DIV/0! #DIV/0! 0 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 8,482 106.81 #DIV/0! #DIV/0! 137 1.73 #DIV/0! #DIV/0! 26 0.33 34
9 BUTON UTARA 9 0 0 3,301 #DIV/0! #DIV/0! 0 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 3,356 101.67 #DIV/0! #DIV/0! 374 11.33 #DIV/0! #DIV/0! 9 0.27 48
10 KONAWE UTARA 12 2,043 1,963 4,285 2 0.10 1 0.05 3 0.07 1,685 82.48 1,725 87.88 3,410 79.58 68 3.33 81 4.13 149 3.48 7 0.34 6 0.31 13 0.30 13
11 KOTA KENDARI 14 0 0 19,844 #DIV/0! #DIV/0! 131 0.66 #DIV/0! #DIV/0! 18,852 95.00 #DIV/0! #DIV/0! 620 3.12 #DIV/0! #DIV/0! 77 0.39 77
12 KOTA BAU-BAU 16 6,122 6,057 10,501 251 4.10 187 3.09 438 4.17 5,343 87.28 5,356 88.43 10,699 101.89 520 8.49 504 8.32 1,024 9.75 6 0.10 12 0.20 18 0.17 21
PPL+P LGIZI BURUKGIZI LEBIH
L+PGIZI KURANG
L PL L+P
TABEL 27
NO KAB/KOTA PUSKESMAS BALITA DITIMBANG
BALITA
L+PGIZI BAIK
LP
12 KOTA BAU-BAU 16 6,122 6,057 10,501 251 4.10 187 3.09 438 4.17 5,343 87.28 5,356 88.43 10,699 101.89 520 8.49 504 8.32 1,024 9.75 6 0.10 12 0.20 18 0.17 21
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 21,514 20,599 149,510 256 1.19 192 0.93 10.20 20,044 93.17 19,306 93.72 121,796 81.46 870 4.04 774 3.76 7,173 16.30 64 0.30 81 0.39 427 0.29
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
CATATAN : PENENTUAN STATUS GIZI HANYA DITENTUKAN MELALUI SURVEI DAN DILAKUKAN OLEH TENAGA YANG SUDAH TERLATIHUntuk Persentase Gizi Lebih, Gizi Kurang adalah hasil RISKESDAS 2010
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASSULAWESI TENGGARA2011
JUMLAH K1 % K4 % JUMLAH DITOLONGNAKES % JUMLAH MENDAPAT
YANKES % spm
1 2 3 4 5 6 7 8.00 9 10 11.00 12 13 14.00
1 BUTON 32 6,583 5,894 89.53 5,253 79.80 6,286 4,322 68.76 6,286 4,907 78.066,583
2 MUNA 35 5,178 5,176 99.96 4,370 84.40 4,707 3,870 82.22 4,697 3,707 78.925,178
3 KONAWE 30 4,981 4,655 93.46 4,852 97.41 3,906 3,537 90.55 3,900 3,482 89.284,981
4 KOLAKA 21 6,011 5,767 95.94 4,986 82.95 5,281 4,774 90.40 5,231 4,608 88.096,011
5 KONAWE SELATAN 22 6,812 6,276 92.13 4,451 65.34 5,108 4,443 86.98 5,108 4,987 97.636,812
6 BOMBANA 22 4,074 2,763 67.82 2,161 53.04 3,891 2,158 55.46 3,707 2,266 61.132,979
7 WAKATOBI 19 2,151 1,993 92.65 1,805 83.91 1,912 1,832 95.82 1,910 1,759 92.092,151
8 KOLAKA UTARA 16 2,338 2,194 93.84 1,836 78.53 1,978 1,835 92.77 1,978 1,797 90.852,338
9 BUTON UTARA 9 1,667 1,389 83.32 1,313 78.76 1,207 1,097 90.89 1,205 1,164 96.604,812
TABEL 28
IBU NIFAS
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
PROVINSITAHUN
IBU BERSALINPUSKESMASNO KAB/KOTA
IBU HAMIL
9 BUTON UTARA 9 1,667 1,389 83.32 1,313 78.76 1,207 1,097 90.89 1,205 1,164 96.604,812
10 KONAWE UTARA 12 1,700 1,345 79.12 1,183 69.59 955 892 93.40 962 894 92.932,548
11 KOTA KENDARI 14 4,812 4,771 99.15 4,591 95.41 4,843 4,757 98.22 4,837 4,122 85.221,667
12 KOTA BAU-BAU 16 2,548 2,479 97.29 2,323 91.17 2,584 2,309 89.36 2,584 2,122 82.121,700
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 48,855 44,702 91.50 39,124 80.08 42,658 35,826 83.98 42,405 35,815 84.46 47,760
Sumber : Laporan Tahunan Program KIA Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
data dari programmer provinsi1 6,583 6,578 99.9 5,388 81.85 5,359 4,592 85.69 5,351 4,271 79.822 5,178 5,176 100.0 4,370 84.40 4,707 3,870 82.22 4,697 3,707 78.923 49814 6,011 5,767 95.9 4,986 82.95 5,281 4,774 90.40 5,231 4,608 88.0956 2,979 2,679 89.9 2,107 70.73 2,648 2,109 79.65 2,642 2,411 91.267 2,151 1,993 92.7 1,805 83.91 1,912 1,832 95.82 1,910 1,790 93.7289
10 1,700 1,345 79.1 1,183 69.59 955 892 93.40 962 894 92.9311 4,812 4,771 99.1 4,591 95.41 4,843 4,757 98.22 4,837 4,122 85.2212
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 BUTON 32 6,583 2,307 35.04 2,178 33.09 1,254 19.05 725 11.01 503 7.64 4,660 70.8
2 MUNA 35 5,178 1,484 28.66 1,393 26.90 1,218 23.52 792 15.30 791 15.28 4,194 81.00
3 KONAWE 30 4,981 3,620 72.68 3,483 69.93 - - - 3,483 69.93
4 KOLAKA 21 6,011 3,357 55.85 2,933 48.79 1,049 17.45 1,183 19.68 799 13.29 5,964 99.22
5 KONAWE SELATAN 22 6,812 2,091 30.70 1,996 29.30 1,488 21.84 1,252 18.38 1,115 16.37 5,851 85.89
6 BOMBANA 22 4,074 1,448 35.54 1,105 27.12 565 13.87 263 6.46 245 6.01 2,178 53.46
7 WAKATOBI 19 2,151 958 44.54 922 42.86 203 9.44 190 8.83 133 6.18 1,448 67.32
8 KOLAKA UTARA 16 2,338 985 42.13 340 14.54 811 34.69 925 39.56 255 10.91 2,331 99.70
TABEL 29
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO KAB/KOTA PUSKESMAS
8 KOLAKA UTARA 16 2,338 985 42.13 340 14.54 811 34.69 925 39.56 255 10.91 2,331 99.70
9 BUTON UTARA 9 1,667 1,264 75.82 426 25.55 281 16.86 292 17.52 297 17.82 1,296 77.74
10 KONAWE UTARA 12 1,700 1264 74.35 722 42.47 283 16.65 206 12.12 144 8.47 1,355 79.71
11 KOTA KENDARI 14 4,812 3,081 64.03 2,674 55.57 0 - - 520 10.81 3,194 66.38
12 KOTA BAU-BAU 16 2,548 1,084 42.54 945 37.09 477 18.72 197 7.73 277 10.87 1,896 74.41
JUMLAH (KAB/KOTA) 48,855 22,943 46.96 19,117 39.13 7,629 15.62 6,025 12.33 5,079 10.40 37,850 77.47
Sumber : Laporan Tahunan Program KIA Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011data
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 32 6,583 4,914 74.65 4,523 68.71
2 MUNA 35 5,178 5,082 98.15 4,457 86.08
3 KONAWE 30 4,981 4,311 86.55 4,047 81.25
4 KOLAKA 21 6,011 4,315 71.79 4,532 75.40
5 KONAWE SELATAN 22 6,812 4,653 68.31 4,659 68.39
6 BOMBANA 22 4,074 2,809 68.95 1,734 42.56
7 WAKATOBI 19 2,151 1,977 91.91 1,826 84.89
KAB/KOTA JUMLAH IBUHAMILNO PUSKESMAS
TABEL 30
6 BOMBANA 22 4,074 2,809 68.95 1,734 42.56
7 WAKATOBI 19 2,151 1,977 91.91 1,826 84.89
8 KOLAKA UTARA 16 2,338 1,809 77.37 1,624 69.46
9 BUTON UTARA 9 1,667 1,344 80.62 1,141 68.45
10 KONAWE UTARA 12 1,700 1,013 59.59 1,019 59.94
11 KOTA KENDARI 14 4,812 3,776 78.47 4,104 85.29
12 KOTA BAU-BAU 16 2,548 2,273 89.21 2,212 86.81
JUMLAH (KAB/KOTA) 48,855 38,276 78.35 35,878 73.44
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
S % L P L + P L P L + P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 BUTON 32 6,583 1,317 335 25.4 2,872 2,827 5,699 431 424 855 65 15.09 54 12.7 119 13.9
2 MUNA 35 5,178 1,036 516 49.8 - - 5,655 - - 849 #DIV/0! #DIV/0! 187 22.03
3 KONAWE 30 4,981 996 215 21.6 - - 4,058 - - 634 #DIV/0! #DIV/0! 156 24.61
4 KOLAKA 21 6,011 1,202 267 22.2 - - 5,744 - - 862 #DIV/0! #DIV/0! 76 8.82
5 KONAWE SELATAN 22 6,812 1,362 1045 76.7 - - 5,038 - - 756 #DIV/0! #DIV/0! 283 37.45
6 BOMBANA 22 4,074 815 228 28.0 1,418 1,260 2,678 213 189 402 0.0 0.0 144 35.85
7 WAKATOBI 19 2,151 430 342 79.5 - - 1,887 - - 296 #DIV/0! #DIV/0! 296 100
8 KOLAKA UTARA 16 2,338 468 149 31.9 - - 1,968 - - 318 #DIV/0! #DIV/0! 43 13.52
9 BUTON UTARA 9 1,667 333 89 26.7 - - 1,169 - - 89 #DIV/0! #DIV/0! 39 43.82
10 KONAWE UTARA 12 1,700 340 113 33.2 479 509 988 72 76 148 56 77.94 59 77.3 115 77.60
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
L + PL PBUMIL RISTI/KOMPLIKASI
DITANGANI
TABEL 31
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANIMENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKAB/KOTA JUMLAHIBU HAMIL
JUMLAH LAHIR HIDUPBUMIL RISTI/KOMPLIKASI
PERKIRAAN NEONATALRISTI/KOMPLIKASI
10 KONAWE UTARA 12 1,700 340 113 33.2 479 509 988 72 76 148 56 77.94 59 77.3 115 77.60
11 KOTA KENDARI 14 4,812 962 727 75.5 2,385 2,458 4,843 241 242 483 0.00 0.0 483 100
12 KOTA BAU-BAU 16 2,548 510 422 82.8 1,090 1,468 2,558 164 220 384 35 21.41 46 20.9 81 21.11
JUMLAH (KAB/KOTA) 48,855 9,771 4448 45.5 8,244 8,522 42,285 1,120 1,152 6,075 156 13.93 159 13.81 2,022 33.29
Sumber : Laporan Tahunan Program KIA Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
1 3352 5163 2154 2675 10456 2537 3428 1499 89
10 113727422
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
BAYI ANAK BALITA (1-4 TAHUN) IBU NIFAS
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21.00 22 23 24.00
1 BUTON 32 2,869 3,106 5,975 0.0 0.00 2,965 49.6 16,526 17,441 25,920 0 0 22,785 87.91 6,286 3,973 63.20
2 MUNA 35 3,404 #DIV/0! #DIV/0! 2,834 83.25 - - 24,787 #DIV/0! #DIV/0! 16,534 66.70 4,697 4,116 87.63
3 KONAWE 30 2,343 #DIV/0! #DIV/0! 2,158 92.10 - - 22,284 #DIV/0! #DIV/0! 15,554 69.80 4,225 3,411 80.73
4 KOLAKA 21 3,008 #DIV/0! #DIV/0! 2,715 90.26 - - 29,059 #DIV/0! #DIV/0! 22,256 76.59 5,820 5,234 89.93
5 KONAWE SELATAN 22 3,811 #DIV/0! #DIV/0! 2,773 72.76 16,347 15,375 24,385 0 0 19,322 79.24 5,115 4,653 90.97
6 BOMBANA 22 953 905 1,858 571 59.9 545 60.22 1,116 60.06 8,420 7,959 12,852 3,793 45.05 3,647 45.82 7,440 57.89 3,707 2,680 72.30
7 WAKATOBI 19 813 #DIV/0! #DIV/0! 795 97.79 - - 8,579 #DIV/0! #DIV/0! 8,008 93.34 1,910 1,843 96.49
8 KOLAKA UTARA 16 1,062 #DIV/0! #DIV/0! 957 90.11 - - 11,212 #DIV/0! #DIV/0! 6,167 55.00 1,797 1,801 100
9 BUTON UTARA 9 690 #DIV/0! #DIV/0! 570 82.61 - - 4,727 #DIV/0! #DIV/0! 2,689 56.89 1,347 670 49.74
NO KAB/KOTA BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT AVIT A
MENDAPATJUMLAH
L PPUSKESMAS
JUMLAH
TABEL 32
L + PJUMLAH
MENDAPAT VIT A 2X
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P
9 BUTON UTARA 9 690 #DIV/0! #DIV/0! 570 82.61 - - 4,727 #DIV/0! #DIV/0! 2,689 56.89 1,347 670 49.74
10 KONAWE UTARA 12 531 516 1,047 277 52.2 271 52.52 548 52.34 3,417 3,586 4,913 1,710 50.04 1,660 46.29 3,370 68.59 1,189 147 12.36
11 KOTA KENDARI 14 2,184 #DIV/0! #DIV/0! 2,184 100 - - 23,057 #DIV/0! #DIV/0! 14,610 63.36 4,638 4,591 98.99
12 KOTA BAU-BAU 16 1,305 #DIV/0! #DIV/0! 1,202 92.11 - - 12,539 #DIV/0! #DIV/0! 7,654 61.04 2,584 2,298 88.93
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 4,353 4,527 27,500 848 19.5 816 18.03 20,817 75.70 44,710 44,361 204,314 5,503 12.31 5,307 11.96 146,389 71.65 43,315 35,417 81.77
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
PESERTA KB AKTIFMKJP
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KON DOM % OBATVAGINA % LAIN
NYA % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 32 212 0.6 81 0.2 262 0.7 1,334 3.74 1,889 5.3 15,824 44.37 12,463 34.95 5,488 15.39 0.0 0.0 33,775 94.70 35,664 100
2 MUNA 35 0.0 0.0 0.0 0.00 0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.0 0.0 0.00 17,338 100
3 KONAWE 30 897 2.78 112 0.35 1,464 4.53 8,168 25.27 10,641 32.93 9,479 29.33 11,850 36.67 347 1.07 0.0 0 0.0 21,676 67.07 32,317 100
4 KOLAKA 21 1,180 2.77 64 0.15 760 1.79 6,146 14.44 8,150 19.15 16,607 39.02 16,622 39.06 1,176 2.76 0 0.0 0 0.0 34,405 80.85 42,555 100
5 KONAWE SELATAN 22 905 2.42 269 0.72 825 2.20 5,578 14.89 7,577 20.22 14,669 39.15 14,452 38.57 771 2.06 0.0 0.0 29,892 79.78 37,469 100
6 BOMBANA 22 64 0.31 22 0.11 58 0.28 1,742 8.50 1,886 9.21 9,928 48.47 8,299 40.51 371 1.81 0 0.0 0 0.0 18,598 90.79 20,484 100
TABEL 33
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MKJP +NON MKJP
%MKJP +
NONMKJP
NO KAB/KOTA PUSKESMASNON MKJP
6 BOMBANA 22 64 0.31 22 0.11 58 0.28 1,742 8.50 1,886 9.21 9,928 48.47 8,299 40.51 371 1.81 0 0.0 0 0.0 18,598 90.79 20,484 100
7 WAKATOBI 19 141 1.31 0 0.00 23 0.21 1,543 14.31 1,707 15.83 5,411 50.19 2,817 26.13 846 7.85 0.0 0.0 9,074 84.17 10,781 100
8 KOLAKA UTARA 16 76 0.45 1 0.01 52 0.31 1,820 10.88 1,949 11.65 6,866 41.05 6,866 41.05 1,045 6.25 0.0 0.0 14,777 88.35 16,726 100
9 BUTON UTARA 9 0.00 0.00 0.00 142 1.05 142 1.05 5,634 41.74 6,972 51.65 750 5.56 0.0 0.0 13,356 98.95 13,498 100
10 KONAWE UTARA 12 70 0.96 0 0.00 1 0.01 2,287 31.45 2,358 32.43 1,932 26.57 2,568 35.32 413 5.68 0.0 0.0 4,913 67.57 7,271 100
11 KOTA KENDARI 14 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 0.0 0 0.00 29,177 100
12 KOTA BAU-BAU 16 221 1.47 19 0.13 131 0.87 1,362 9.04 1,733 11.51 7,111 47.21 5,775 38.34 442 2.93 0.0 0.0 13,328 88.49 15,061 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,766 1.62 568 0.25 3,576 1.54 30,122 12.99 38,032 16.41 93,461 40.32 88,684 38.25 11,649 5.02 0 0.0 0 0.0 193,794 83.59 231,826 100
Sumber : Laporan Tahunan Program KIA Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
PESERTA KB BARUMKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KONDOM % OBATVAGINA % LAIN
NYA % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 32 47 0.45 3 0.0 51 0.49 335 3.22 436 4.19 3,657 35.12 3,198 30.71 3,122 29.98 0.0 0.0 9,977 95.81 10,413 100
2 MUNA 35 96 1.29 0 0.0 0 0.00 202 2.72 298 4.02 3,718 50.13 3,208 43.25 193 2.60 0 0.0 0.0 7,119 95.98 7,417 100
3 KONAWE 30 242 2.75 13 0.15 5 0.06 2,105 23.96 2,365 26.92 2,845 32.38 3,238 36.86 337 3.84 0 0.0 0.0 6,420 73.08 8,785 100
4 KOLAKA 21 128 1.08 49 0.41 47 0.40 1,192 10.03 1,416 11.92 5,298 44.60 4,638 39.04 528 4.44 0 0.0 0 0.0 10,464 88.08 11,880 100
5 KONAWE SELATAN 22 60 0.81 10 0.14 24 0.33 792 10.76 886 12.03 3,214 43.66 2,907 39.49 355 4.82 0.0 0.0 6,476 87.97 7,362 100
6 BOMBANA 22 3 0.05 0 0.00 0 0.00 465 8.06 468 8.12 2,901 50.31 2,137 37.06 260 4.51 0 0.0 0 0.0 5,298 91.88 5,766 100
7 WAKATOBI 19 16 0.51 0 0.00 3 0.09 155 4.90 174 5.50 1,683 53.23 787 24.89 518 16.38 0.0 0.0 2,988 94.50 3,162 100
TABEL 34
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NON MKJPMKJP +
NON MKJP
% MKJP+ NONMKJP
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
7 WAKATOBI 19 16 0.51 0 0.00 3 0.09 155 4.90 174 5.50 1,683 53.23 787 24.89 518 16.38 0.0 0.0 2,988 94.50 3,162 100
8 KOLAKA UTARA 16 30 0.54 0 0.00 0.00 527 9.54 557 10.09 2,218 40.17 2,250 40.75 497 9.00 0.0 0.0 4,965 89.91 5,522 100
9 BUTON UTARA 9 15 0.63 0 0.00 2 0.08 136 5.73 153 6.44 1,309 55.14 912 38.42 0 0.00 0.0 0.0 2,221 93.56 2,374 100
10 KONAWE UTARA 12 10 0.65 1 0.07 0.00 602 39.40 613 40.12 365 23.89 452 29.58 98 6.41 0.0 0.0 915 59.88 1,528 100
11 KOTA KENDARI 14 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 0.0 0 0.00 29,177 100
12 KOTA BAU-BAU 16 56 1.58 0 0.00 56 1.58 363 10.23 475 13.39 1,404 39.57 1,316 37.09 353 9.95 0.0 0.0 3,073 86.61 3,548 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 703 1.04 76 0.11 188 0.28 6,874 10.15 7,841 11.57 28,612 42.23 25,043 36.96 6,261 9.24 0 0.0 0 0.0 59,916 88.43 67,757 100
Sumber : Laporan Tahunan Program KIA Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
PESERTA KB BARUJUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 32 54,081 10,413 19.25 23,193 42.89
2 MUNA 35 47,165 7,417 15.73 17,338 36.76
3 KONAWE 30 43,763 8,785 20.07 11,543 26.38
4 KOLAKA 21 56,378 12,212 21.66 42,555 75.48
5 KONAWE SELATAN 22 44,901 7,362 16.40 12,714 28.32
6 BOMBANA 22 26,000 5,766 22.18 20,484 78.78
7 WAKATOBI 19 15,812 3,162 20.00 10,856 68.66
TABEL 35
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KAB/KOTA PUSKESMAS
7 WAKATOBI 19 15,812 3,162 20.00 10,856 68.66
8 KOLAKA UTARA 16 25,105 5,522 22.00 15,196 60.53
9 BUTON UTARA 9 10,196 2,374 23.28 2,959 29.02
10 KONAWE UTARA 12 9,244 1,528 16.53 3,596 38.90
11 KOTA KENDARI 14 47,779 38,870 81.35 38,870 81.35
12 KOTA BAU-BAU 16 24,276 3,548 14.62 15,061 62.04
JUMLAH (KAB/KOTA) 404,700 106,959 26.43 214,365 52.97
Sumber : Laporan Tahunan Program KIA Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 32 2,872 2,827 5,975 0.0 0.0 4,903 82.1 0.0 0.0 4,624 77.4
2 MUNA 35 0 0 5,523 #DIV/0! #DIV/0! 5,155 93.34 #DIV/0! #DIV/0! 4,795 86.82
3 KONAWE 30 0 0 4,225 #DIV/0! #DIV/0! 3,743 88.59 #DIV/0! #DIV/0! 3,651 86.41
4 KOLAKA 21 0 0 5,744 #DIV/0! #DIV/0! 5,488 95.54 #DIV/0! #DIV/0! 5,229 91.03
5 KONAWE SELATAN 22 0 0 5,035 #DIV/0! #DIV/0! 4,874 96.80 #DIV/0! #DIV/0! 4,739 94.12
6 BOMBANA 22 1,418 1,260 2,620 1,157 81.56 979 77.70 2,136 81.51 833 0.59 657 52.14 1,490 56.87
7 WAKATOBI 19 0 0 1,887 #DIV/0! #DIV/0! 1,834 97.19 #DIV/0! #DIV/0! 1,777 94.17
KAB/KOTA PUSKESMAS P
TABEL 36
L + PKUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)
P L + PLKUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)
LJUMLAH BAYI LAHIR HIDUPNO
7 WAKATOBI 19 0 0 1,887 #DIV/0! #DIV/0! 1,834 97.19 #DIV/0! #DIV/0! 1,777 94.17
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 2,126 #DIV/0! #DIV/0! 1,906 89.65 #DIV/0! #DIV/0! 1,863 87.63
9 BUTON UTARA 9 0 0 1,173 #DIV/0! #DIV/0! 1,158 98.72 #DIV/0! #DIV/0! 1,145 97.61
10 KONAWE UTARA 12 479 509 1,027 437 91.23 470 92.34 907 88.32 384 0.80 453 89.00 837 81.50
11 KOTA KENDARI 14 2,385 2,458 4,372 0.00 0.00 3,979 91.01 0.00 0.00 3,787 86.62
12 KOTA BAU-BAU 16 1,090 1,468 2,556 1,045 95.87 1,404 95.64 2,449 95.81 987 0.91 1,328 90.46 2,315 90.57
JUMLAH (KAB/KOTA) 8,244 8,522 42,263 2,639 32.01 2,853 33.48 38,532 91.17 2,204 0.27 2,438 28.608 36,252 85.78
Sumber : Laporan Tahunan Program KIA Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011data program
1 5,975 4,905 4,6282 4,697 4,295 3,9963 4,225 3,743 3,6514 5,509 4,989 4,7615 5,035 4,895 4,7656 2,620 2,598 2,5647 1,887 1,838 1,8268 2,126 1,906 1,8639 1,173 1,158 1,145
10 1,027 917 83711 4,372 3,979 3,78712 2,556 2,449 2,315
41,202 37,672 36,138
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 32 2,869 3,106 5,975 0.0 0.0 4,581 76.67
2 MUNA 35 0 0 5,523 #DIV/0! #DIV/0! 4,556 82.49
3 KONAWE 30 0 0 4,225 #DIV/0! #DIV/0! 3,959 93.70
4 KOLAKA 21 0 0 5,744 #DIV/0! #DIV/0! 5,320 92.62
5 KONAWE SELATAN 22 0 0 5,035 #DIV/0! #DIV/0! 4,776 94.86
6 BOMBANA 22 953 905 2,620 898 94.23 823 90.94 1,921 73.32
TABEL 37
P L + PLNO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH BAYI (sasaran)KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
6 BOMBANA 22 953 905 2,620 898 94.23 823 90.94 1,921 73.32
7 WAKATOBI 19 0 0 1,887 #DIV/0! #DIV/0! 1,539 81.56
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 2,126 #DIV/0! #DIV/0! 1,952 91.82
9 BUTON UTARA 9 0 0 1,173 #DIV/0! #DIV/0! 864 73.66
10 KONAWE UTARA 12 531 516 1,027 491 92.47 489 94.77 967 94.16
11 KOTA KENDARI 14 0 0 4,372 #DIV/0! #DIV/0! 4,190 95.84
12 KOTA BAU-BAU 16 0 0 2,556 910 #DIV/0! 1,291 #DIV/0! 2,201 86.11
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 4,353 4,527 42,263 2,299 52.81 2,603 57.50 36,826 87.14
Sumber : Laporan Tahunan Program KIA Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
1 2 3 4 5 6
1 BUTON 32 242 130 53.72
2 MUNA 35 239 89 37.24
3 KONAWE 30 412 215 52.18
4 KOLAKA 21 214 170 79.44
5 KONAWE SELATAN 22 365 236 64.66
TABEL 38
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KEL UCINO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI
5 KONAWE SELATAN 22 365 236 64.66
6 BOMBANA 22 139 93 66.91
7 WAKATOBI 19 100 94 94.00
8 KOLAKA UTARA 16 133 61 45.86
9 BUTON UTARA 9 59 51 86.44
10 KONAWE UTARA 12 146 135 92.47
11 KOTA KENDARI 14 64 60 93.75
12 KOTA BAU-BAU 16 43 35 81.40
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 2,156 1,369 63.50
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
BAYI DIIMUNISASIDPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16.0 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BUTON 32 2,869 3,106 5,975 3,063 106.8 3,310 106.6 6,373 106.7 2,979 103.8 3,132 100.8 6,111 102.3 2,957 103.1 3,083 99.3 6,040 101.1 3.46 6.86 5.23
2 MUNA 35 - - 6,028 #DIV/0! #DIV/0! 5,602 92.93 #DIV/0! #DIV/0! 5,000 82.95 #DIV/0! #DIV/0! 5,096 84.54 #DIV/0! #DIV/0! 9.03
3 KONAWE 30 - - 5,227 #DIV/0! #DIV/0! 5,002 95.70 #DIV/0! #DIV/0! 5,054 96.69 #DIV/0! #DIV/0! 4,445 85.04 #DIV/0! #DIV/0! 11.14
4 KOLAKA 21 - - 7,403 #DIV/0! #DIV/0! 7,130 96.31 #DIV/0! #DIV/0! 6,924 93.53 #DIV/0! #DIV/0! 6,950 93.88 #DIV/0! #DIV/0! 2.52
5 KONAWE SELATAN 22 - - 6,062 #DIV/0! #DIV/0! 5,766 95.12 #DIV/0! #DIV/0! 5,416 89.34 #DIV/0! #DIV/0! 5,153 85.00 #DIV/0! #DIV/0! 10.63
6 BOMBANA 22 953 905 1,858 1,615 169.4 1,537 169.8 3,151 169.6 1,529 160.4 1,455 160.8 2,984 160.6 1,645 172.6 1,552 171.5 3,197 172.0 -1.86 -1.01 -1.44
7 WAKATOBI 19 - - 1,708 #DIV/0! #DIV/0! 2,292 134.2 #DIV/0! #DIV/0! 2,155 126.2 #DIV/0! #DIV/0! 2,139 125.2 #DIV/0! #DIV/0! 6.68
JUMLAH BAYIL P L + P
DO RATE (%)
L P L + P
TABEL 39
L + P L P L + PNO KAB/KOTA
L PPUSKESMAS
7 WAKATOBI 19 - - 1,708 #DIV/0! #DIV/0! 2,292 134.2 #DIV/0! #DIV/0! 2,155 126.2 #DIV/0! #DIV/0! 2,139 125.2 #DIV/0! #DIV/0! 6.68
8 KOLAKA UTARA 16 - - 3,014 #DIV/0! #DIV/0! 2,242 74.39 #DIV/0! #DIV/0! 2,181 72.36 #DIV/0! #DIV/0! 2,202 73.06 #DIV/0! #DIV/0! 1.78
9 BUTON UTARA 9 - - 1,441 #DIV/0! #DIV/0! 1,508 104.6 #DIV/0! #DIV/0! 1,466 101.7 #DIV/0! #DIV/0! 1,430 99.24 #DIV/0! #DIV/0! 5.17
10 KONAWE UTARA 12 531 516 1,047 585 110.2 566 109.7 1,151 109.9 584 110.0 572 110.9 1,156 110.4 584 110.0 564 109.3 1,148 109.6 0.17 0.35 0.26
11 KOTA KENDARI 14 - - 4,914 #DIV/0! #DIV/0! 5,688 115.8 #DIV/0! #DIV/0! 5,457 111.1 #DIV/0! #DIV/0! 5,495 111.8 #DIV/0! #DIV/0! 3.39
12 KOTA BAU-BAU 16 - - 2,306 1,519 #DIV/0! 1,594 #DIV/0! 3,113 135.0 1,502 #DIV/0! 2,013 #DIV/0! 3,515 152.4 1,497 #DIV/0! 1,572 #DIV/0! 3,069 133.1 1.45 1.38 1.41
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 4,353 4,527 46,983 6,782 155.8 7,007 154.8 49,018 104.3 6,594 151.5 7,172 158.4 47,419 100.9 6,683 153.5 6,771 149.6 46,364 98.7 1.46 3.36 5.42
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
rumus bayi dari jumlah bayi vit a di tabel 32 sehingga tdk sama bayi di imunisasi
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
BAYI DIIMUNISASIBCG POLIO3
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18.00
1 BUTON 32 2,869 3,106 5,975 3,228 113 3,476 112 6,704 112 2,991 104.252 3,119 100.419 6,110 102.26
2 MUNA 35 0 0 6,028 #DIV/0! #DIV/0! 5,588 93 #DIV/0! #DIV/0! 5,067 84.06
3 KONAWE 30 0 0 5,227 #DIV/0! #DIV/0! 5,043 96 #DIV/0! #DIV/0! 4,850 92.79
4 KOLAKA 21 0 0 7,403 #DIV/0! #DIV/0! 7,403 100 #DIV/0! #DIV/0! 7,082 95.66
5 KONAWE SELATAN 22 0 0 6,062 #DIV/0! #DIV/0! 6,062 100 #DIV/0! #DIV/0! 5,472 90.27
6 BOMBANA 22 953 905 1,858 1,557 163 1,517 168 3,074 165 1,523 159.759 1,484 163.978 3,007 161.81
P
TABEL 40
L + PL P L + P LNO KAB/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
6 BOMBANA 22 953 905 1,858 1,557 163 1,517 168 3,074 165 1,523 159.759 1,484 163.978 3,007 161.81
7 WAKATOBI 19 0 0 1,708 #DIV/0! #DIV/0! 2,269 133 #DIV/0! #DIV/0! 2,128 124.59
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 3,014 #DIV/0! #DIV/0! 2,310 77 #DIV/0! #DIV/0! 2,244 74.45
9 BUTON UTARA 9 0 0 1,441 #DIV/0! #DIV/0! 1,487 103 #DIV/0! #DIV/0! 1,484 102.98
10 KONAWE UTARA 12 531 516 1,047 607 114 586 114 1,193 114 575 108.286 557 107.946 1,132 108.12
11 KOTA KENDARI 14 0 0 4,914 #DIV/0! #DIV/0! 5,711 116 #DIV/0! #DIV/0! 5,657 115.12
12 KOTA BAU-BAU 16 0 0 2,306 1,644 #DIV/0! 1,645 #DIV/0! 3,289 143 1,571 #DIV/0! 1,618 #DIV/0! 3,189 138.29
JUMLAH (KAB/KOTA) 4,353 4,527 46,983 7,036 162 7,224 160 50,133 107 6,660 152.986 6,778 149.724 47,422 100.93
Sumber : Laporan Tahunan P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
sama dgn rumus di tabel 39 jumlah bayi beda
bombana 1,905 1802 3707
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 32 2,869 3,106 5,975 328 11.43 355 11.43 683 11.43
2 MUNA 35 - - 2,027 #DIV/0! #DIV/0! 1,718 84.76
3 KONAWE 30 - - 3,766 #DIV/0! #DIV/0! 1,132 30.05
4 KOLAKA 21 - - 3,008 #DIV/0! #DIV/0! 1,730 57.51
5 KONAWE SELATAN 22 - - 2,995 #DIV/0! #DIV/0! 1,504 50.22
TABEL 41
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIFNO KAB/KOTA JUMLAH BAYIPUSKESMAS L P L + P
5 KONAWE SELATAN 22 - - 2,995 #DIV/0! #DIV/0! 1,504 50.22
6 BOMBANA 22 953 905 1,858 692 37.24
7 WAKATOBI 19 - - 813 #DIV/0! #DIV/0! 585 71.96
8 KOLAKA UTARA 16 - - 1,062 #DIV/0! #DIV/0! 516 48.59
9 BUTON UTARA 9 - - 690 #DIV/0! #DIV/0! 225 32.61
10 KONAWE UTARA 12 531 516 1,047 0.0 0.0 265 25.31
11 KOTA KENDARI 14 - - 2,184 #DIV/0! #DIV/0! 1,144 52.38
12 KOTA BAU-BAU 16 - - 1,752 #DIV/0! #DIV/0! 661 37.73
JUMLAH (KAB/KOTA) 4,353 4,527 27,177 328 7.5 355 7.8 10,855 39.94
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
sama dengan tabel 39-40 jumlah bayi dari program gizi???
1905 1802 3,166 9942,027 6983,766 7856,979 1,9122,995 1,2051,906 692
993 4881,058 516
682 225575 265
2,699 9981,752 692
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 32 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 MUNA 35 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 KONAWE 30 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 KOLAKA 21 260 260 #DIV/0! #DIV/0! 100
5 KONAWE SELATAN 22 946 946 #DIV/0! #DIV/0! 100
6 BOMBANA 22 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 42
NO
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
%KAB/KOTA PUSKESMASANAK 6-23 BULAN
DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
6 BOMBANA 22 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 WAKATOBI 19 4,506 4,506 #DIV/0! #DIV/0! 100
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 BUTON UTARA 9 1,737 1,737 #DIV/0! #DIV/0! 100
10 KONAWE UTARA 12 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 KOTA KENDARI 14 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12 KOTA BAU-BAU 16 2,453 1,042 #DIV/0! #DIV/0! 42.48
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 0 0 9,902 0 - 8,491 0.00 0.00 85.75
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 32 27,992 #DIV/0! #DIV/0! 22,216 79.37
2 MUNA 35 27,272 #DIV/0! #DIV/0! 19,241 70.55
3 KONAWE 30 22,284 #DIV/0! #DIV/0! 16,957 76.09
4 KOLAKA 21 29,059 #DIV/0! #DIV/0! 9,322 32.08
5 KONAWE SELATAN 22 29,009 #DIV/0! #DIV/0! 19,095 65.82
TABEL 43
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + PMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
LNO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH
5 KONAWE SELATAN 22 29,009 #DIV/0! #DIV/0! 19,095 65.82
6 BOMBANA 22 6,460 6,392 12,674 3,135 48.5 2,949 46.14 10,145 80.05
7 WAKATOBI 19 8,579 #DIV/0! #DIV/0! 3,820 44.53
8 KOLAKA UTARA 16 11,212 #DIV/0! #DIV/0! 6,286 56.06
9 BUTON UTARA 9 4,727 #DIV/0! #DIV/0! 2,434 51.49
10 KONAWE UTARA 12 2,359 2,278 5,417 2,359 100.0 2,278 100 4,637 85.60
11 KOTA KENDARI 14 23,060 #DIV/0! #DIV/0! 13,145 57.00
12 KOTA BAU-BAU 16 12,151 2,989 #DIV/0! 3,096 #DIV/0! 7,954 65.46
JUMLAH (KAB/KOTA) 8,819 8,670 213,436 8,483 96.19 8,323 96.00 135,252 63.37
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 BUTON 32 16,526 17,441 33,967 0.0 0.0 20,057 59.05 #DIV/0! #DIV/0! 16,011 79.83 #DIV/0! #DIV/0! 1,563 7.79
2 MUNA 35 0 0 24,749 #DIV/0! #DIV/0! 16,885 68.22 #DIV/0! #DIV/0! 12,783 75.71 #DIV/0! #DIV/0! 395 2.34
3 KONAWE 30 0 0 26,509 #DIV/0! #DIV/0! 12,110 45.68 #DIV/0! #DIV/0! 8,909 73.57 #DIV/0! #DIV/0! 285 2.35
4 KOLAKA 21 0 0 34,570 #DIV/0! #DIV/0! 21,301 61.62 #DIV/0! #DIV/0! 15,916 74.72 #DIV/0! #DIV/0! 240 1.13
5 KONAWE SELATAN 22 16,347 15,375 31,722 0.0 0.0 18,193 57.35 #DIV/0! #DIV/0! 8,512 46.79 #DIV/0! #DIV/0! 1,064 5.85
6 BOMBANA 22 8,420 7,959 16,379 4,019 47.73 3,781 47.51 7,800 47.62 3,375 84.0 3,127 82.70 6,502 83.36 83 2.07 87 2.30 170 2.18
DITIMBANG BB NAIKL P P
BALITA YANG ADALL+P
TABEL 44
NO KAB/KOTA PUSKESMASL+P
BALITABGM
L+P L P
6 BOMBANA 22 8,420 7,959 16,379 4,019 47.73 3,781 47.51 7,800 47.62 3,375 84.0 3,127 82.70 6,502 83.36 83 2.07 87 2.30 170 2.18
7 WAKATOBI 19 0 0 10,203 #DIV/0! #DIV/0! 7,400 72.53 #DIV/0! #DIV/0! 5,929 80.12 #DIV/0! #DIV/0! 120 1.62
8 KOLAKA UTARA 16 0 0 13,336 #DIV/0! #DIV/0! 9,169 68.75 #DIV/0! #DIV/0! 7,145 77.93 #DIV/0! #DIV/0! 122 1.33
9 BUTON UTARA 9 0 0 5,919 #DIV/0! #DIV/0! 3,301 55.77 #DIV/0! #DIV/0! 2,405 72.86 #DIV/0! #DIV/0! 0 0.00
10 KONAWE UTARA 12 3,486 3,517 7,003 2,113 60.61 1,893 53.82 4,006 57.20 1,531 72.5 1,553 82.04 3,084 76.98 22 1.04 21 1.11 43 1.07
11 KOTA KENDARI 14 0 0 27,426 #DIV/0! #DIV/0! 19,844 72.35 #DIV/0! #DIV/0! 13,289 66.97 #DIV/0! #DIV/0! 311 1.57
12 KOTA BAU-BAU 16 0 0 14,892 6,122 #DIV/0! 6,057 #DIV/0! 12,179 81.78 0.0 0.00 5,580 45.82 0.00 0.00 230 1.89
JUMLAH (KAB/KOTA) 44,779 44,292 246,675 12,254 27.37 11,731 26.49 152,245 61.72 4,906 40.04 4,680 39.89 106,065 69.67 105 0.86 108 0.92 4,543 2.98
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 program
1 BUTON 32 - - 52 #DIV/0! #DIV/0! 52 100 52
2 MUNA 35 35 #DIV/0! #DIV/0! 35 100 35
3 KONAWE 30 - - 13 #DIV/0! #DIV/0! 13 100 33
4 KOLAKA 21 46 #DIV/0! #DIV/0! 46 100 46
5 KONAWE SELATAN 22 - - 90 #DIV/0! #DIV/0! 90 100 99
TABEL 45
P L + PMENDAPAT PERAWATAN
NO KAB/KOTA PUSKESMASL
JUMLAH
5 KONAWE SELATAN 22 - - 90 #DIV/0! #DIV/0! 90 100 99
6 BOMBANA 22 18 30 34 18 100 30 100 34 100 34
7 WAKATOBI 19 - - 14 #DIV/0! #DIV/0! 14 100 16
8 KOLAKA UTARA 16 - - 26 #DIV/0! #DIV/0! 26 100 34
9 BUTON UTARA 9 - - 9 #DIV/0! #DIV/0! 9 100 48
10 KONAWE UTARA 12 7 6 13 7 100 6 100 13 100 13
11 KOTA KENDARI 14 111 130 77 0 0 77 100 77
12 KOTA BAU-BAU 16 6 12 18 6 100 12 100 18 100 21
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 142 178 427 31 21.83 48 27.0 427 100
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 32 11,103 #DIV/0! #DIV/0! 8,680 78.2
2 MUNA 35 4,967 #DIV/0! #DIV/0! 4,779 96.2
3 KONAWE 30 7,030 #DIV/0! #DIV/0! 307 4.4
4 KOLAKA 21 7,481 #DIV/0! #DIV/0! 4,895 65.43
5 KONAWE SELATAN 22 7,371 #DIV/0! #DIV/0! 2,505 33.98
6 BOMBANA 22 2,072 2,091 4,163 2,020 97.49 2,051 98.09 4,071 97.79
TABEL 46
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATANL P L + P
6 BOMBANA 22 2,072 2,091 4,163 2,020 97.49 2,051 98.09 4,071 97.79
7 WAKATOBI 19 2,600 #DIV/0! #DIV/0! 969 37.27
8 KOLAKA UTARA 16 3,223 #DIV/0! #DIV/0! 2,387 74.06
9 BUTON UTARA 9 1,749 #DIV/0! #DIV/0! 1,066 60.95
10 KONAWE UTARA 12 690 667 1,357 634 91.88 628 94.15 1,262 93.00
11 KOTA KENDARI 14 10,625 #DIV/0! #DIV/0! 1,295 12.19
12 KOTA BAU-BAU 16 1,180 1,031 2,211 1,103 93.47 997 96.70 2,100 94.98
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 3,942 3,789 63,880 3,757 95.31 3,676 97.02 34,316 53.72
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 95.31 97.02 53.72
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
MURID SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 32 11,103 #DIV/0! #DIV/0! 10,630 95.74
2 MUNA 35 4,967 #DIV/0! #DIV/0! 4,779 96.2
3 KONAWE 30 7,030 #DIV/0! #DIV/0! 307 4.4
4 KOLAKA 21 7,481 #DIV/0! #DIV/0! 4,895 65.43
5 KONAWE SELATAN 22 7,371 #DIV/0! #DIV/0! 2,505 33.98
6 BOMBANA 22 11,051 11,257 22,308 3,933 35.59 4,025 35.76 7,958 35.67
TABEL 47
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + PJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDARL
6 BOMBANA 22 11,051 11,257 22,308 3,933 35.59 4,025 35.76 7,958 35.67
7 WAKATOBI 19 2,600 #DIV/0! #DIV/0! 969 37.3
8 KOLAKA UTARA 16 3,223 #DIV/0! #DIV/0! 2,387 74.1
9 BUTON UTARA 9 1,749 #DIV/0! #DIV/0! 1,066 60.9
10 KONAWE UTARA 12 1,357 #DIV/0! #DIV/0! 1,262 93.0
11 KOTA KENDARI 14 10,625 #DIV/0! #DIV/0! 1,295 12.2
12 KOTA BAU-BAU 16 1,180 1,031 2,211 1,103 93.47 997 96.70 2,100 94.98
JUMLAH (KAB/KOTA) 12,231 12,288 82,025 5,036 41.17 5,022 40.87 40,153 48.95
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 32 16,493 #DIV/0! #DIV/0! 8,002 48.52
2 MUNA 35 1,219 1,509 2,728 - - 0 -
3 KONAWE 30 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 KOLAKA 21 27,425 #DIV/0! #DIV/0! 6,303 22.98
5 KONAWE SELATAN 22 7,479 6,831 14,310 - - 487 3.40
6 BOMBANA 22 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
TABEL 48
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
6 BOMBANA 22 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 WAKATOBI 19 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
8 KOLAKA UTARA 16 10,302 #DIV/0! #DIV/0! 3,478 33.76
9 BUTON UTARA 9 578 584 1,162 - - 0 -
10 KONAWE UTARA 12 2,539 2,637 5,176 1,904 74.99 1,883 71.41 3,787 73.16
11 KOTA KENDARI 14 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
12 KOTA BAU-BAU 16 23,499 #DIV/0! #DIV/0! 3,828 16.29
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 11,815 11,561 101,095 1,904 16.12 1,883 16.29 25,885 25.60
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
SULAWESI TENGGARA2011
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL IJUMLAH %
1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 16 8 50.00
2 RUMAH SAKIT JIWA 1 1 100
TABEL 49
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
PROVINSITAHUN
3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA #DIV/0!
4 PUSKESMAS PERAWATAN 71 41 57.75
5 SARANA YANKES.LAINNYA 119 5 4.20
JUMLAH (KAB/KOTA) 207 55 26.57
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLBPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
YANG TERSERANG
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KOLAKADBD 2 2 1,888 1,840 3,728 2 1 3 0.11 0.05 0.08 1 1 2 50.00 100 66.67Difteri 3 4 39,907 38,444 78,351 2 2 4 0.01 0.01 0.01 0 2 2 - 100 50.00Campak 4 8 21,593 20,500 42,093 46 71 117 0.21 0.35 0.28 0 0 0 - - -
2 KAB. MUNA
Keracunan Makanan 1 1 196 250 446 11 24 35 5.61 9.60 7.85 0 0 0 - - -
3 KOTA KENDARI
TABEL 50
JUMLAHDESA
CFR (%)NO JENIS KEJADIAN LUAR
BIASAATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK
TERANCAMJUMLAHKEC
3 KOTA KENDARI
Campak 1 1 0 4 1 5 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 - - -0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 KAB. KONAWE 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
KLB Diare 1 2 0 32 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! -KLB DBD 3 4 0 30 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1 #DIV/0! #DIV/0! 3.33
0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 KAB. BUTONKeracunan Makanan 3 6 1,736 1,834 3,570 67 62 129 3.86 3.38 3.61 1 3 4 1.49 4.84 3.10Malaria 1 7 3,759 4,487 8,246 164 229 393 4.36 5.10 4.77 5 2 7 3.05 0.87 1.78Campak 1 4 3,808 4,670 8,478 29 21 50 0.76 0.45 0.59 1 2 3 3.45 9.52 6.00
6 KOTA KENDARITN 1 1 150,750 147,406 298,156 1 1 0.00 - 0.00 1 1 100 #DIV/0! 100
Sumber : Laporan KLB Program P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
JUMLAH
RATA2 KEJADIANDESA/KELURAHANKLB PER JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DITANGANI <24JAM %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 32 242 17 0.07 17 100
2 MUNA 35 239 1 0.00 1 100
3 KONAWE 30 412 6 0.01 4 67
4 KOLAKA 21 214 14 0.07 14 100
TABEL 51
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB
NO PUSKESMAS JUMLAHDESA/KELURAHANKAB/KOTA
4 KOLAKA 21 214 14 0.07 14 100
5 KONAWE SELATAN 22 365 0.00 #DIV/0!
6 BOMBANA 22 139 0 0.00 0 #DIV/0!
7 WAKATOBI 19 100 0.00 #DIV/0!
8 KOLAKA UTARA 16 133 0.00 #DIV/0!
9 BUTON UTARA 9 59 0.00 #DIV/0!
10 KONAWE UTARA 12 146 0.00 #DIV/0!
11 KOTA KENDARI 14 64 1 0.02 1 100
12 KOTA BAU-BAU 16 43 0.00 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 2,156 39 0.02 37 94.87
Sumber : Laporan KLB Program P2 Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BUTON 32 317 367 684 1,070 1,692 2,762 0.3 0.2 0.25
2 MUNA 35 1,124 1,951 #DIV/0! #DIV/0! 0.58
3 KONAWE 30 - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 KOLAKA 21 35 733 #DIV/0! #DIV/0! 0.05
5 KONAWE SELATAN 22 357 594 #DIV/0! #DIV/0! 0.60
TABEL 52
PENCABUTAN GIGI TETAP RASIO TUMPATAN/PENCABUTAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKAB/KOTA TUMPATAN GIGI TETAP
5 KONAWE SELATAN 22 357 594 #DIV/0! #DIV/0! 0.60
6 BOMBANA 22 81 108 189 76 109 185 1.1 1.0 1.02
7 WAKATOBI 19 2,380 967 #DIV/0! #DIV/0! 2.46
8 KOLAKA UTARA 16 211 1,114 #DIV/0! #DIV/0! 0.19
9 BUTON UTARA 9 47 286 #DIV/0! #DIV/0! 0.16
10 KONAWE UTARA 12 - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 KOTA KENDARI 14 552 3,988 #DIV/0! #DIV/0! 0.14
12 KOTA BAU-BAU 16 309 466 775 270 374 644 1.1 1.2 1.20
JUMLAH (KAB/ KOTA) 248 707 941 6,354 1,416 2,175 13,224 0.5 0.4 0.48
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 BUTON 32 286 17 5.94 143 50.0 29,933 29,004 58,937 5,667 18.9 5,522 19.0 11,189 19.0 4,287 3,477 7,764 2,089 48.7 1,971 56.7 4,060 52.3
2 MUNA 35 193 14 7.25 54 27.98 - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 683 #DIV/0! ##### - 0.0
3 KONAWE 30 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! ##### - #DIV/0!
4 KOLAKA 21 311 122 39.23 118 37.94 26,376 26,590 52,966 0.0 0.0 - 0.0 - #DIV/0! ##### - #DIV/0!
5 KONAWE SELATAN 22 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! ##### - #DIV/0!
6 BOMBANA 22 152 144 94.74 144 94.74 11,051 11,257 22,308 647 5.85 649 5.77 1,296 5.81 323 303 626 146 45.0 141 46.53 287 45.77
7 WAKATOBI 19 164 77 46.95 0.00 - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! ##### - #DIV/0!
8 KOLAKA UTARA 16 102 44 43.14 0.00 - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 1,899 #DIV/0! ##### 603 31.75
9 BUTON UTARA 9 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! ##### - #DIV/0!
10 KONAWE UTARA 12 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! ##### - #DIV/0!
% %MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN
TABEL 53
MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKAB/KOTA JUMLAH MURID SD/MI
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
JUMLAHSD/MI
JUMLAHSD/MI DGNSIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAHSD/MI
MENDAPATYAN. GIGI
10 KONAWE UTARA 12 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! ##### - #DIV/0!
11 KOTA KENDARI 14 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #####
12 KOTA BAU-BAU 16 76 33 43.42 71 93.42 7,094 6,994 14,088 2,824 39.81 2,802 40.06 5,626 39.93 1,935 1,150 3,085 840 43.4 1,150 100 1,990 64.51
JUMLAH (KAB/ KOTA) 1,284 451 35.12 530 41.28 74,454 73,845 148,299 9,138 12.27 8,973 12.15 18,111 12.21 6,545 4,930 14,057 3,075 47.0 3,262 66.17 6,940 49.37
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARA2011
PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH SELURUH KEGIATANPENYULUHAN KELOMPOK
JUMLAH KEGIATANPENYULUHAN MASSA
1 3 4 5
1 BUTON 32 6,833
2 MUNA 35 3,140 11,734
3 KONAWE 30
4 KOLAKA 21 3,991 7,436
5 KONAWE SELATAN 22
6 BOMBANA 22
TABEL 54
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
NO PUSKESMAS
TAHUN
KAB/KOTA
6 BOMBANA 22
7 WAKATOBI 19 264 88
8 KOLAKA UTARA 16 1,868
9 BUTON UTARA 9 912 1
10 KONAWE UTARA 12
11 KOTA KENDARI 14
12 KOTA BAU-BAU 16 1,179 3
SUB JUMLAH I 248 18,187 19,262
1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 48 200
2 Rumah Sakit
JUMLAH (KAB/KOTA) 18,235 19,462
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 BUTON 32 128,115 134,812 262,927 5,872 0 174,215 14,233 0 0 194,320 0.0 0.0 73.91
2 MUNA 35 133,383 142,459 275,842 12,936 0 141,869 10,591 0 0 165,396 0.0 0.0 59.96
3 KONAWE 30 127,317 121,512 248,829 23,946 0 167,804 13,713 0 0 205,463 0.0 0.0 82.57
4 KOLAKA 21 166,727 157,432 324,159 24,746 21,650 122,493 9,051 0 0 156,290 0.0 0.0 48.21
5 KONAWE SELATAN 22 129,164 121,046 250,210 13,096 0 144,187 11,797 0 0 169,080 0.0 0.0 67.58
6 BOMBANA 22 72,459 70,713 143,172 2,650 2,605 5,255 0 0 0 24,150 25,161 49,311 2,014 1,986 4,100 28,814 29,752 58,666 39.8 42.1 40.98
7 WAKATOBI 19 45,966 49,651 95,617 3,607 0 56,848 4,712 0 0 65,167 0.0 0.0 68.15
8 KOLAKA UTARA 16 64,412 60,366 124,778 4,682 0 44,763 3,731 0 0 53,176 0.0 0.0 42.62
9 BUTON UTARA 9 28,349 27,936 56,285 1,169 0 43,598 3,065 0 0 47,832 0.0 0.0 84.98
10 KONAWE UTARA 12 27,784 29,238 57,022 2,167 0 43,338 3,616 0 0 49,121 0.0 0.0 86.14
11 KOTA KENDARI 14 150,750 147,406 298,156 64,842 0 88,691 8,243 0 0 161,776 0.0 0.0 54.26
JAMSOSTEK ASKESKIN/JAMKESMAS
TABEL 55
LAINNYA (Bahtermas) JUMLAH
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
%JUMLAH PENDUDUK
ASKESNO KAB/KOTA PUSKESMAS
11 KOTA KENDARI 14 150,750 147,406 298,156 64,842 0 88,691 8,243 0 0 161,776 0.0 0.0 54.26
12 KOTA BAU-BAU 16 69,665 71,202 140,867 11,227 11,315 22,542 1,238 1,020 2,258 32,435 32,839 65,274 2,268 2,387 4,731 47,168 47,561 92,547 67.7 66.8 65.70
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,144,091 1,133,773 2,277,864 13,877 13,920 184,860 1,238 1,020 15,158 56,585 58,000 1,142,391 4,282 4,373 91,583 75,982 77,313 1,418,834
PERSENTASE (KAB/KOTA) 1.2 1.2 8.12 0.11 0.09 0.67 4.95 5.12 50.15 0.37 0.39 4.02 6.64 6.82 62.29 6.64 6.82 62.29
Sumber : Laporan Tahun Porgram Jamkesmas Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
1 5,872 174,215 14,2332 12,936 141,869 10,5913 23,946 167,804 13,7134 24,746 122,493 9,0515 15,149 144,187 11,7976 6,439 51,367 4,1007 3,607 56,848 4,7128 4,682 44,763 3,7319 1,169 43,598 3,065
10 2,167 43,338 3,61611 64,842 88,691 8,24312 29,888 65,274 4,731
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 BUTON 32 188,348 #DIV/0! #DIV/0! 174,215 92.50 #DIV/0! #DIV/0! 56,680 30.09 #DIV/0! #DIV/0! 41 0.02
2 MUNA 35 37,293 #DIV/0! #DIV/0! 141,869 380.4 #DIV/0! #DIV/0! - 0.0 #DIV/0! #DIV/0! - 0.0
3 KONAWE 30 32,172 #DIV/0! #DIV/0! 167,804 521.6 #DIV/0! #DIV/0! - 0.0 #DIV/0! #DIV/0! - 0.0
4 KOLAKA 21 127,462 #DIV/0! #DIV/0! 116,798 91.6 #DIV/0! #DIV/0! 73,677 57.80 #DIV/0! #DIV/0! 1,647 1.29
5 KONAWE SELATAN 22 27,411 #DIV/0! #DIV/0! 144,187 526.0 #DIV/0! #DIV/0! - 0.00 #DIV/0! #DIV/0! - 0.00
6 bombana 22 24,150 25,161 49,311 24,150 100 25,161 100 49,311 100.0 9,176 38.00 9,646 38.34 18,822 38.17 215 0.89 242 0.96 457 0.93
7 WAKATOBI 19 75,431 #DIV/0! #DIV/0! 65,208 86.4 27,621 #DIV/0! 32,068 #DIV/0! 59,689 79.13 #DIV/0! #DIV/0! - 0.00
8 KOLAKA UTARA 16 10,538 #DIV/0! #DIV/0! 44,763 424.8 #DIV/0! #DIV/0! 17,797 168.9 #DIV/0! #DIV/0! 249 2.36
JUMLAH YANG ADA PELAYANAN KESEHATAN DASAR(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
P L + PL P L + P L P L + P L
TABEL 56
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA
3)
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS
8 KOLAKA UTARA 16 10,538 #DIV/0! #DIV/0! 44,763 424.8 #DIV/0! #DIV/0! 17,797 168.9 #DIV/0! #DIV/0! 249 2.36
9 BUTON UTARA 9 8,390 #DIV/0! #DIV/0! 43,598 519.6 #DIV/0! #DIV/0! 214 2.55 #DIV/0! #DIV/0! 111 1.32
10 KONAWE UTARA 12 7,454 #DIV/0! #DIV/0! 43,338 581.4 #DIV/0! #DIV/0! 4,676 62.73 #DIV/0! #DIV/0! 95 1.27
11 KOTA KENDARI 14 19,525 #DIV/0! #DIV/0! 88,691 454.2 #DIV/0! #DIV/0! - 0.00 #DIV/0! #DIV/0! - 0.00
12 KOTA BAU-BAU 16 34,703 35,226 69,929 32,435 93.5 32,839 93.22 65,274 93.3 26,757 77.10 101 0.29 62,166 88.90 447 1.29 518 1.47 965 1.38
JUMLAH (KAB/KOTA) 58,853 60,387 653,264 56,585 96.1 58,000 96.05 1,145,056 175.3 63,554 107.99 41,815 69.24 293,721 44.96 662 1.12 760 1.26 3,565 0.55
Sumber : Laporan Tahun Porgram Jamkesmas Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
1 39,055 174,2152 37,293 141,8693 32,172 167,8044 31,825 122,4935 27,411 144,1876 12,982 51,3677 12,644 56,8488 10,538 44,7639 8,390 43,598
10 7,454 43,33811 19,525 88,69112 13,868 65,274
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BUTON 32 - - 188,348 #DIV/0! #DIV/0! 927 0.49 #DIV/0! #DIV/0! 124 0.07
2 MUNA 35 - - 141,651 #DIV/0! #DIV/0! - 0.0 #DIV/0! #DIV/0! - 0.0
3 KONAWE 30 - - 32,172 #DIV/0! #DIV/0! - 0.0 #DIV/0! #DIV/0! - 0.0
4 KOLAKA 21 - - 127,462 #DIV/0! #DIV/0! 433 0.34 #DIV/0! #DIV/0! 294 0.23
5 KONAWE SELATAN 22 - - 144,187 #DIV/0! #DIV/0! 144,187 100 #DIV/0! #DIV/0! - 0.00
6 BOMBANA 22 24,150 25,161 49,311 210 0.87 178 0.71 388 0.79 84 0.35 82 0.33 166 0.34
7 WAKATOBI 19 - - 68,774 202 #DIV/0! 273 #DIV/0! 475 0.69 #DIV/0! #DIV/0! - 0.00
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
L P L + P
JUMLAH YANG ADA
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
TABEL 57
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PELAYANAN KESEHATAN DASAR(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L P L + P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
7 WAKATOBI 19 - - 68,774 202 #DIV/0! 273 #DIV/0! 475 0.69 #DIV/0! #DIV/0! - 0.00
8 KOLAKA UTARA 16 - - 10,538 #DIV/0! #DIV/0! 204 1.94 #DIV/0! #DIV/0! - 0.00
9 BUTON UTARA 9 - - 8,390 #DIV/0! #DIV/0! 520 6.20 #DIV/0! #DIV/0! 0.00
10 KONAWE UTARA 12 - - 7,454 #DIV/0! #DIV/0! 72 0.97 #DIV/0! #DIV/0! - 0.00
11 KOTA KENDARI 14 - - 0 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
12 KOTA BAU-BAU 16 34,703 35,226 69,929 199 0.57 273 0.77 472 0.67 447 1.29 518 1.47 965 1.38
JUMLAH (KAB/KOTA) 58,853 60,387 848,216 611 1.04 724 1.20 147,678 17.41 531 0.90 600 0.99 1,549 0.18
Sumber : Laporan Tahun Porgram Jamkesmas Dinkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
1 39,0552 37,2933 32,1724 31,8255 27,4116 12,9827 12,6448 10,538
8,3907,454
19,52513,868
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11I Puskesmas ….. 0 0 0
BUTON 89,634 1,459 91MUNA 282,091 306 0KONAWE 172,110 440 0KOLAKA 56,484 62,351 77,389 0 433 68 64 132KONAWE SELATAN 130,459 1,665 0BOMBANA 19,214 19,460 38,674 153 179 332 0 0 0WAKATOBI 37,179 39,824 77,003 353 353 706 0KOLAKA UTARA 19,175 102 0BUTON UTARA 62,690 214 0KONAWE UTARA 36,293 36,014 72,307 32 40 72 0KOTA KENDARI 87,777 271,711 359,488 833 1,116 1,949 628 601 1,229KOTA BAU-BAU 58,001 69,840 127,841 966 1,038 2,004 75 47 122
0 0 0
JUMLAH PUSKESMAS 294,948 499,200 1,508,861 2,337 2,726 9,682 771 712 1,574
1 RSUD PASARWAJO 2,998 2,521 02 RSUD RAHA 4,333 5,017 9,350 1,697 2,043 3,740 03 RSUD UNAAHA 8,835 5,294 04 RSUD KOLAKA 53,934 2,303 3,113 5,416 05 RSU ANTAM POMALAA 0 0 06 RSUD ANDOOLO 2,423 2,785 5,208 329 389 718 07 RSUD BOMBANA 991 891 1,882 225 184 409 1 0 1
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
TABEL 58
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
7 RSUD BOMBANA 991 891 1,882 225 184 409 1 0 18 RSUD WAKATOBI 3,274 156 187 343 09 RSUD DJAFAR HARUN
10 RSUD OHEO KONUT 489 514 1,003 74 54 128 011 RSUD BUTUR 0 93 87 180 012 RSUD ABUNAWAS 22,796 2,458 0 0 013 RSUD BAU-BAU 16,788 11,376 28,164 2,460 2,600 5,060 014 RSUD PROVINSI 79,473 83,515 162,988 6,318 7,761 14,079 491 534 1,02515 RSUD JIWA 4,773 5,345 10,118 634 295 929 5,407 3,840 9,24716 RSU PMI 77 65 142 185 180 365 017 RSU DR. ISMOYO 1,982 1,991 3,973 2,867 018 RSU BHAYANGKARA 5,539 1,283 019 RSU SANTA ANNA 2,669 1,812 4,481 4,481 1,239 5,720 020 RSU GRIYA HUSADA 977 1,163 2,140 736 905 1,641 021 RS BHAYANGKARA BAU-BAU 1,500 3,062 4,562 0 022 RSIA PERMATA BUNDA 651 2,044 2,695 368 1,157 1,525 023 RUMAH BESALIN HATI MULYA 9,536 948 024 RUMAH BESALIN KASIH IBU 0 96 96 38 025 RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA 266 3,145 3,411 114 993 1,10726 RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH 1,391 5,642 7,033 85 503 588 027 RSU MURHUM BAU-BAU 512 362 874 557 595 1,152 028 Rumah Bersalin Zafira 12 1,465 1,477 1 480 48129 Rumah Bersalin Hayam Wuruk
30 RSIA Mekongga 0 0 0Jumlah RUMAH SAKIT 119,307 130,290 356,509 20,816 22,765 58,990 5,899 4,374 10,273Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 414,255 629,490 1,865,370 23,153 25,491 68,672 6,670 5,086 11,847JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1,144,091 1,133,773 2,277,864 1,144,091 1,133,773 2,277,864CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 36.21 55.52 81.89 2.02 2.25 3.01
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 RSUD PASARWAJO RS Umum 59 1,062 35 10 #DIV/0! #DIV/0! 3.30 #DIV/0! #DIV/0! 0.94
2 RSUD RAHA RS Umum 92 1,697 2,043 3,740 84 67 151 24 19 43 49.50 32.79 40.37 14.14 9.30 11.50
3 RSUD UNAAHA RS Umum 108 5,294 147 1.4 #DIV/0! #DIV/0! 2.78 #DIV/0! #DIV/0! 0.03
4 RSUD KOLAKA RS Umum 148 2,303 3,116 6,996 108 90 343 27 19 52 4.69 2.89 4.90 1.17 0.61 7.43
5 RSU ANTAM POMALAA RS Umum/BUMN 60 1,580 19 6 #DIV/0! #DIV/0! 1.20 #DIV/0! #DIV/0! 0.38
6 RSUD ANDOOLO RS Umum 50 718 4 5 9 4 4 8 #DIV/0! #DIV/0! 1.25 #DIV/0! #DIV/0! 1.11
7 RSUD BOMBANA RS Umum 28 235 194 429 5 2 7 2 - 2 2.13 1.03 1.63 0.85 - 0.47
8 RSUD WAKATOBI RS Umum 56 4,483 6 1 #DIV/0! #DIV/0! 0.13 #DIV/0! #DIV/0! 0.02
9 RSUD DJAFAR HARUN RS Umum 58 12.20 7.00
10 RSUD OHEO KONUT RS Umum 38 74 54 128 3 1 4 2 1 3 4.05 1.85 3.13 2.70 1.85 2.34
11 RSUD BUTUR RS Umum 10 92 86 178 1 1 - - 1.16 0.56 - - -
12 RSUD ABUNAWAS RS Umum 100 10,426 13,953 6,798 433 366 328 305 238 328 4.15 2.62 4.82 2.93 1.71 4.82
13 RSUD BAU-BAU RS Umum 101 2,751 2,017 4,768 123 143 266 53 52 105 4.47 7.09 5.58 1.93 2.58 2.20
NAMA RUMAH SAKITaJUMLAHTEMPATTIDUR
TABEL 59
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
GDR NDRJENIS RSb PASIEN KELUAR MATIPASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWATNO
13 RSUD BAU-BAU RS Umum 101 2,751 2,017 4,768 123 143 266 53 52 105 4.47 7.09 5.58 1.93 2.58 2.20
14 RSUD PROVINSI RS Umum 267 6,318 7,761 14,993 316 270 587 158 159 320 5.00 3.48 3.92 2.50 2.05 2.13
15 RSUD JIWA RS Psikiatrik 130 520 231 751 3 2 5 3 2 5 0.58 0.87 0.67 0.58 0.87 0.67
16 RSU PMI RS Umum 40 447 308 755 1 3 4 2 2 0.22 0.97 0.53 - 0.65 0.26
17 RSU DR. ISMOYO RS Umum/TNI 52 2,800 41 9 4 13 #DIV/0! #DIV/0! 1.49 #DIV/0! #DIV/0! 0.54
18 RSU BHAYANGKARA RS Umum/POLRI 28 617 666 1,283 15 5 20 5 16 21 2.43 0.75 1.56 0.81 2.40 1.64
19 RSU SANTA ANNA RS Umum Swasta 63 1,226 1,368 2,594 60 54 114 114 39 153 4.89 3.95 4.40 9.30 2.85 24.30
20 RSU GRIYA HUSADA RS Umum Swasta 55 736 905 1,602 20 18 38 14 13 27 2.72 1.99 2.37 1.90 1.44 1.69
21 RS BHAYANGKARA BAU-BAU RS Umum/POLRI 5 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
22 RSIA PERMATA BUNDA RSIA 37 368 1,157 1,525 4 2 6 2 1 3 1.09 0.17 0.39 0.54 0.09 0.20
23 RSU MURHUM BAU-BAU RS Umum Swasta 35 557 595 1,152 11 9 20 2 2 4 1.97 1.51 1.74 0.36 0.34 0.35
24 RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH RS Umum Swasta 20 80 554 634 - 3 3 - - 0.54 0.47 - - -
25 RUMAH BESALIN KASIH IBU Rumah Bersalin 10 10 10 - - #DIV/0! - - #DIV/0! - -
26 RUMAH SAKIT DEWI SARTIKA RS Umum Swasta 50 114 993 1,107 14 9 23 2 2 12.28 0.91 2.08 - 0.20 0.18
27 RUMAH BESALIN HATI MULYA Rumah Bersalin 50 966 10 - 1.04 -
28 Rumah Bersalin Zafira Rumah Bersalin 28 1 480 481 - 5 5 - 1.04 1.04 - - -
29 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Rumah Bersalin 11 - 272 272 #DIV/0! - - #DIV/0! - -
30 RSIA MEKONGGA RSIA 22
1,811 28,562 36,763 67,099 1,204 1,055 2,192 724 573 1,109 4.22 2.87 3.27 2.53 1.56 1.65
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH JUMLAHDIPANTAU % DIPANTAU BER PHBS * %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 3253,741
35,720 66.47 8,158 22.84
2 MUNA 3561,099
16,987 27.80 4,188 24.65
3 KONAWE 3055,231
30,398 55.04 3,222 10.60
4 KOLAKA 2173,010
26,557 36.37 12,774 48.10
5 KONAWE SELATAN 2262,949
19,679 31.26 11,142 56.62
RUMAH TANGGA
TABEL 61
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
5 KONAWE SELATAN 2262,949
19,679 31.26 11,142 56.62
6 BOMBANA 2232,122
18,009 56.06 6,735 37.40
7 WAKATOBI 1922,554
21,554 95.57 8,743 40.56
8 KOLAKA UTARA 1628,553
20,425 71.53 11,467 56.14
9 BUTON UTARA 911,922
5,649 47.38 2,307 40.84
10 KONAWE UTARA 1211,329
11,329 100.00 2,173 19.18
11 KOTA KENDARI 1469,773
15,189 21.77 6,977 45.93
12 KOTA BAU-BAU 1629,837
3,500 11.73 1,479 42.26
JUMLAH (KAB/KOTA) 512,120 224,996 43.93 79,365 35.27
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
PASIENKELUAR(HIDUP +
MATI)
PASIENKELUAR MATI
PASIENKELUAR MATI
≥ 48 JAMDIRAWAT1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 RSUD PASARWAJO RS Umum 59 1,062 35 10 5,009 23.26 4.72 15.562 RSUD RAHA RS Umum 92 3,740 151 43 1,460 4.35 0.39 8.593 RSUD UNAAHA RS Umum 108 5,294 147 1 0.00 0.00 7.454 RSUD KOLAKA RS Umum 148 6,996 217 54 51,155 94.70 7.31 0.415 RSU ANTAM POMALAA RS Umum/BUMN 60 1,580 19 6 0.00 0.00 13.866 RSUD ANDOOLO RS Umum 50 718 9 8 0.00 0.00 25.427 RSUD BOMBANA RS umum 28 429 7 2 0.00 0.00 23.858 RSUD WAKATOBI RS Umum 56 4,483 6 1 0.00 0.00 4.569 RSUD DJAFAR HARUN RS Umum 58 968 5 7 94 0.44 0.10 21.77
10 RSUD OHEO KONUT RS Umum 38 128 4 3 0.00 0.00 108.411 RSUD BUTUR RS Umum 10 178 1 2 0.00 0.00 20.512 RSUD ABUNAWAS RS Umum 100 6,798 328 328 14,524 39.79 4.00 4.0013 RSUD BAU-BAU RS Umum 101 4,768 266 105 16,674 1.04 #VALUE! 4.2314 RSUD PROVINSI RS Umum 267 14,993 587 320 83,256 85.43 5.55 0.95
BOR LOS
TABEL 60
TOI
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
NO NAMA RUMAH SAKITa JENIS RSbJUMLAHTEMPATTIDUR
JUMLAH PASIENJUMLAH HARIPERAWATAN
14 RSUD PROVINSI RS Umum 267 14,993 587 320 83,256 85.43 5.55 0.9515 RSUD JIWA RS Psikiatrik 130 751 5 5 64,684 136.3 86.1 -22.916 RSU PMI RS Umum 40 755 4 2 3,020 20.68 4.00 15.3417 RSU DR. ISMOYO RS Umum/TNI 52 2,800 41 13 - 86.00 5.00 1.0018 RSU BHAYANGKARA RS Umum/POLRI 28 5,076 4,632 57.68 58.31 2.6419 RSU SANTA ANNA RS Umum Swasta 63 2,477 51 63 9,361 40.71 3.78 5.5020 RSU GRIYA HUSADA RS Umum Swasta 55 1,602 38 27 6,682 33.29 4.17 8.3621 RS BHAYANGKARA BAU-BAU RS Umum/POLRI 5 - - - 0.0 #DIV/0! #DIV/0!22 RSIA PERMATA BUNDA RSIA 37 1,525 6 3 5,806 50.00 6.00 4.0023 RSU MURHUM BAU-BAU RS Umum Swasta 35 1,152 20 4 2,167 16.96 1.88 9.2124 RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH RS Umum Swasta 20 634 3 - 1,519 20.81 2.40 9.1225 RUMAH BESALIN KASIH IBU Rumah Bersalin 10 10 - - 84 2.30 8.40 356.6026 RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA RS Umum Swasta 50 1,107 23 2 2,308 12.65 2.08 14.4027 RUMAH BESALIN HATI MULYA Rumah Bersalin 50 966 10 - 1,670 9.15 1.73 17.1628 Rumah Bersalin Zafira Rumah Bersalin 28 481 5 0.00 0.00 21.2529 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Rumah Bersalin 11 272 816 20.32 3.00 11.7630 RSIA Mekongga RSIA 22
1,811 71,743 1988 1,009 274,921 41.59 3.83 5.38
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH YANG ADA JUMLAH YANGDIPERIKSA % DIPERIKSA JUMLAH YANG
SEHAT % RUMAH SEHAT
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 3253,741
51,839 96.46 10,017 19.32
2 MUNA 3561,099
7,828 12.81 5,507 70.35
3 KONAWE 3055,231
18,118 32.80 11,830 65.29
4 KOLAKA 2173,010
61,106 83.70 40,819 66.80
5KONAWESELATAN 22
62,949 19,679 31.26 11,192 56.87
6 BOMBANA 2232,122
10,381 32.32 5,060 48.74
TABEL 62
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KAB/KOTA PUSKESMASRUMAH
6 BOMBANA 2232,122
10,381 32.32 5,060 48.74
7 WAKATOBI 1922,554
20,659 91.60 12,262 59.35
8 KOLAKA UTARA 1628,553
24,944 87.36 12,200 48.91
9 BUTON UTARA 911,922
4,718 39.57 2,098 44.47
10 KONAWE UTARA 1211,329
11,329 100 2,173 19.18
11 KOTA KENDARI 1469,773
26,699 38.27 19,811 74.20
12 KOTA BAU-BAU 1629,837
26,105 87.49 20,749 79.48
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 512,120 283,405 55.34 153,718 54.24
Sumber : Laporan Tahunan Program Kesling Dinkes Provinsin dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8
1 BUTON 32 52,988 10,962 20.69 2,029 18.51
2 MUNA 35 51,224 7,828 15.28 5,507 70.35
3 KONAWE 30 50,793 18,118 35.67 374 2.06
4 KOLAKA 21 72,177 8,245 11.42 7,308 88.64
5 KONAWE SELATAN 22 62,949 - #DIV/0!
6 BOMBANA 22 37,500 18,918 50.45 9,707 51.31
TABEL 63
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIKNO PUSKESMASKAB/KOTA
JUMLAHRUMAH/BANGUNAN
YANG ADA
6 BOMBANA 22 37,500 18,918 50.45 9,707 51.31
7 WAKATOBI 19 24,365 20,659 84.79 12,262 59.35
8 KOLAKA UTARA 16 18,857 17,474 92.67 12,485 71.45
9 BUTON UTARA 9 11,189 5,636 50.37 2,713 48.14
10 KONAWE UTARA 12 13,712 13,712 100 2,173 15.85
11 KOTA KENDARI 14 43,662 17,571 40.24 13,448 76.54
12 KOTA BAU-BAU 16 23,851 13,000 54.51 8,958 68.91
JUMLAH ( KAB/KOTA) 248 463,267 152,123 32.84 76,964 50.59
Sumber : Laporan Tahunan Program Kesling Dinkes Provinsin dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 BUTON 32 54,230 19,162 35.33 - 0.00 10,948 57.13 8 0.04 4,607 24.04 314 1.64 3,285 17.14 - 0.0 19,162 100
2 MUNA 35 63,590 45,177 71.04 447 0.99 5,777 12.79 152 0.34 19,132 42.35 361 0.80 2,728 6.04 1,487 3.29 30,084 66.59
3 KONAWE 30 53,238 14,364 26.98 629 4.38 619 4.31 364 2.53 5,379 37.45 0.00 86 0.60 1,678 11.68 8,755 60.95
4 KOLAKA 21 72,177 61,106 84.66 - 0.00 11,396 18.65 - 0.00 11,948 19.55 - 0.00 5,096 8.34 1,726 2.82 30,166 49.37
5 KONAWE SELATAN 22 62,949 19,679 31.26 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 - 0.0
6 BOMBANA 22 34,273 18,319 53.45 167 0.91 6,326 34.53 536 2.93 4,894 26.72 1,929 10.53 826 4.51 - 0.0 14,678 80.12
7 WAKATOBI 19 27,778 20,659 74.37 - 0.00 5,521 26.72 - 0.00 2,456 11.89 22 0.11 1,521 7.36 - 0.0 9,520 46.08
PUSKESMAS
JENIS SARANA AIR BERSIH
LEDENG SPT PAH/BORARTESIS
LAINNYASGL MATA AIRJUMLAH
KELUARGAYANG ADA
JUMLAHKELUARGADIPERIKSA
SUMBER AIRBERSIHNYA
TABEL 64
% KELUARGADIPERIKSANO KAB/KOTA
PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KEMASAN JUMLAH
7 WAKATOBI 19 27,778 20,659 74.37 - 0.00 5,521 26.72 - 0.00 2,456 11.89 22 0.11 1,521 7.36 - 0.0 9,520 46.08
8 KOLAKA UTARA 16 31,542 24,944 79.08 - 0.00 7,101 28.47 37 0.15 2,861 11.47 0.00 0.00 4,785 19.18 14,784 59.27
9 BUTON UTARA 9 13,480 13,480 100 4 0.03 1,726 12.80 0.00 2,822 20.93 0.00 0.00 0.0 4,552 33.77
10 KONAWE UTARA 12 13,712 13,712 100 - 0.00 7 0.05 0.00 1,496 10.91 0.00 10 0.07 0.0 1,513 11.03
11 KOTA KENDARI 14 52,512 46,512 88.57 2,661 5.72 2,351 5.05 529 1.14 16,629 35.75 532 1.14 0.00 2,655 5.71 25,357 54.52
12 KOTA BAU-BAU 16 34,078 34,078 100 190 0.56 31,200 91.55 120 0.35 1,264 3.71 121 0.36 40 0.12 544 1.60 33,479 98.24
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 513,559 331,192 64.49 4,098 1.24 82,972 25.05 1,746 0.53 73,488 22.19 3,279 0.99 13,592 4.10 12,875 3.89 192,050 57.99
Sumber : Laporan Tahunan Program Kesling Dinkes Provinsin dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 BUTON 32 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
2 MUNA 35 45,177 0.00 447 1.0 0.00 0.0 152 0.34 0.0 0.0 2,728 6.04 958 2.12 0.0 0.0 0.0 599 1.33
3 KONAWE 30 53,238 629 1.18 0.0 619 1.16 0.0 364 0.68 5,379 10.1 3,100 5.82 86 0.16 0.00 0.0 0.0 1,678 3.2 10,091 18.95
4 KOLAKA 21 1 #DIV/0! 51 #DIV/0! 12 #DIV/0! - #DIV/0! 5,196 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5,260 #DIV/0!
5 KONAWE SELATAN 22 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
6 BOMBANA 22 18,319 - 0.00 0.0 0.00 0.0 0.00 0.0 0.00 0.00 0.00 0.0 0.00 0.0 - 0.00
7 WAKATOBI 19 20,659 - 0.00 19 0.1 4,091 19.80 0.0 0.00 8,575 41.5 80 0.39 4,690 22.70 0.00 0.0 0.00 0.0 12,765 61.79
8 KOLAKA UTARA 16 24,944 0.00 0.0 6,911 27.71 - 0.0 52 0.21 0.0 10,166 40.76 0.00 0.00 0.0 4,785 19.18 0.0 17,129 68.67
9 BUTON UTARA 9 12,848 0.00 7 0.1 2,341 18.22 0.0 0.00 3,328 25.9 0.00 0.00 116 0.90 0.0 0.00 0.0 5,676 44.18
SUMURTERLINDUNG
SUMUR TAKTERLINDUNG
MATA AIRTERLINDUNG
KELUARGA DENGANSUMBER AIR MINUM
TERLINDUNGMATA AIR TAKTERLINDUNG AIR SUNGAIAIR HUJANLEDING
METERANLEDINGECERAN POMPA
,
PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KAB/KOTA PUSKESMAS
JUMLAHKELUARGADIPERIKSA
SUMBER AIRMINUMNYA
AIR KEMASAN LAIN-LAINAIR ISI ULANG
SUMBER AIR MINUM KELUARGA
9 BUTON UTARA 9 12,848 0.00 7 0.1 2,341 18.22 0.0 0.00 3,328 25.9 0.00 0.00 116 0.90 0.0 0.00 0.0 5,676 44.18
10 KONAWE UTARA 12 13,712 0.00 4,546 33.2 977 7.13 0.0 232 1.69 0.0 0.00 0.00 0.00 0.0 247 1.80 0.0 5,755 41.97
11 KOTA KENDARI 14 33,800 3,972 11.75 - 0.0 19,462 57.58 0.0 0.00 0.0 0.00 0.00 0.00 0.0 0.00 0.0 23,434 69.33
12 KOTA BAU-BAU 16 34,078 190 0.56 0.0 31,200 91.55 - 0.0 120 0.35 0.0 121 0.36 40 0.12 1,264 3.71 - 0.0 0.00 0.0 31,631 92.82
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 256,775 4,792 1.87 5,070 1.97 65,613 25.55 - 0.0 6,116 2.38 17,282 6.73 13467 5.24 7,544 2.94 2,338 0.91 - 0.0 5032 1.96 1,678 0.7 112,340 43.75
Sumber : Laporan Tahunan Program Kesling Dinkes Provinsin dan Profil Kesehatan Kab/Kota
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8.00 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 BUTON 32 54,230 31,448 58.0 21,164 67.30 17,697 83.62 11,552 21.30 3,006 26.02 1,151 38.3 21,884 40.35 8,331 38.1 3,472 41.68
2 MUNA 35 63,590 58,709 92.32 23,303 39.69 18,082 77.60 14,653 23.04 14,606 99.68 9,939 68.05 17,192 27.04 17,110 99.52 11,673 68.22
3 KONAWE 30 53,238 18,559 34.86 12,519 67.46 8,501 67.90 35,137 66.00 13,511 38.45 9,466 70.06 39,166 73.57 14,359 36.66 9,482 66.03
4 KOLAKA 21 72,177 61,106 84.66 48,651 79.62 34,924 71.78 58,609 81.20 51,542 87.94 37,608 72.97 58,609 81.20 49,839 85.04 31,019 62.24
5 KONAWE SELATAN 22 62,949 50,108 79.60 19,679 39.27 37,537 190.75 40,990 65.12 19,679 48.0 26,034 132.29 52,223 82.96 31,243 59.83 19,679 62.99
6 BOMBANA 22 34,273 18,717 54.61 9,975 53.29 5,372 53.85 18,717 54.61 5,323 28.44 2,563 48.15 18,717 54.61 4,641 24.80 2,184 47.06
TABEL 66
SEHATKELUARGADIPERIKSA
KELUARGADIPERIKSA
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KAB/KOTA SEHATKELUARGAMEMILIKI
KELUARGADIPERIKSA KELUARGA MEMILIKIPUSKESMAS JUMLAH
KELUARGA
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KELUARGA MEMILIKISEHAT
JAMBAN TEMPAT SAMPAH
6 BOMBANA 22 34,273 18,717 54.61 9,975 53.29 5,372 53.85 18,717 54.61 5,323 28.44 2,563 48.15 18,717 54.61 4,641 24.80 2,184 47.06
7 WAKATOBI 19 27,760 20,659 74.42 16,647 80.58 12,071 72.51 20,659 74.42 11,374 55.06 6,321 55.57 20,659 74.42 12,146 58.79 5,610 46.19
8 KOLAKA UTARA 16 31,542 24,944 79.08 24,944 100 14,814 59.39 24,944 79.08 24,872 99.71 15,650 62.92 24,944 79.08 24,872 99.71 12,736 51.21
9 BUTON UTARA 9 13,480 4,468 33.15 4,468 100 4,468 100 3,887 28.84 3,887 100 3,887 100 3,268 24.24 3,268 100 3,268 100
10 KONAWE UTARA 12 13,712 13,712 100.0 7,713 56.25 6,625 85.89 13,712 100 4,654 33.94 4,654 100 13,712 100 4,646 33.88 3,635 78.24
11 KOTA KENDARI 14 52,512 20,634 39.29 20,634 100 18,150 87.96 43,265 82.39 43,265 100.00 18,156 41.96 42,201 80.36 17,439 41.32 11,587 66.44
12 KOTA BAU-BAU 16 34,078 34,078 100.0 28,993 85.08 23,845 82.24 34,078 100 22,819 66.96 16,746 73.39 34,078 100 15,816 46.41 11,081 70.06
JUMLAH (KAB/KOTA) 513,541 357,142 69.54 238,690 66.83 202,086 84.66 320,203 62.35 218,538 68.25 152,175 69.63 346,653 67.50 203,710 58.76 125,426 61.57
Sumber : Laporan Tahunan Program Kesling Dinkes Provinsin dan Profil Kesehatan Kab/Kota
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUM
LAH
YG
ADA
JUM
LAH
DIP
ERIK
SA
JUM
LAH
SEH
AT
% S
EHAT
JUM
LAH
YG
ADA
JUM
LAH
DIP
ERIK
SA
JUM
LAH
SEH
AT
% S
EHAT
JUM
LAH
YG
ADA
JUM
LAH
DIP
ERIK
SA
JUM
LAH
SEH
AT
% S
EHAT
JUM
LAH
YG
ADA
JUM
LAH
DIP
ERIK
SA
JUM
LAH
SEH
AT
% S
EHAT
JUM
LAH
YG
ADA
JUM
LAH
DIP
ERIK
SA
JUM
LAH
SEH
AT
% S
EHAT
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24
1 BUTON 32 15 14 12 85.71 38 37 30 81.08 66 61 27 44.26 79 34 21 61.76 198 146 90 61.64
2 MUNA 35 14 14 14 100 45 45 28 62.22 35 35 35 100 285 285 211 74.04 379 379 288 75.989
3 KONAWE 30 6 6 6 100 41 41 4 9.76 12 12 12 100 509 509 418 82.12 568 568 440 77.465
4 KOLAKA 21 32 25 25 100 259 245 202 82.45 49 39 19 48.72 3,790 3,790 479 12.64 340 309 246 79.612
5 KONAWE SELATAN 22 1 1 1 100 51 51 38 74.51 #DIV/0! 559 559 377 67.44 611 611 416 68.085
6 BOMBANA 22 8 8 5 62.50 78 77 38 49.35 25 18 4 22.22 297 155 62 40.00 408 258 109 42.248
7 WAKATOBI 19 26 26 16 61.54 31 31 25 80.65 9 9 - - 140 153 54 35.29 206 219 95 43.379
KAB/KOTA
TABEL 67
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH TUPM
NO PUSKESMAS
HOTEL PASAR TUPM LAINNYARESTORAN/R-MAKAN
7 WAKATOBI 19 26 26 16 61.54 31 31 25 80.65 9 9 - - 140 153 54 35.29 206 219 95 43.379
8 KOLAKA UTARA 16 17 17 15 88.24 69 69 43 62.32 21 20 6 30.00 580 580 429 73.97 687 686 493 71.866
9 BUTON UTARA 9 3 3 3 100 6 6 5 83.33 16 16 1 6.25 4 4 - - 29 29 9 31.034
10 KONAWE UTARA 12 4 4 4 100 31 31 31 100 18 16 14 87.50 10 10 10 100 63 61 59 96.721
11 KOTA KENDARI 14 51 51 29 56.86 199 142 56 39.44 12 8 1 12.50 737 727 388 53.37 999 928 474 51.078
12 KOTA BAU-BAU 16 29 25 21 84.00 80 73 44 60.27 6 6 1 16.67 160 160 134 83.75 275 264 200 75.758
JUMLAH (KAB/KOTA) 206 194 151 77.84 928 848 544 64.15 269 240 120 50.00 7,150 6,966 2,583 37.08 4,763 4,458 2,919 65.48
Sumber : Laporan Tahunan Program Kesling Dinkes Provinsin dan Profil Kesehatan Kab/Kota
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA %
1 2 3 4 5 6 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BUTON 32 177 164 92.66 20 - 533 301 56.47 345 96 27.83 330 96 29.09 26 18 69.23 1,431 675 47.2
2 MUNA 35 119 112 94.12 27 20 74.07 306 287 93.79 199 163 81.91 234 215 91.88 5 5 100 890 802 90.11
3 KONAWE 30 318 318 100.0 2 2 100.0 416 365 87.74 656 656 100 467 467 100.0 543 366 67.40 2,402 2,174 90.51
4 KOLAKA 21 206 174 84.47 - #DIV/0! 529 469 88.66 497 377 75.86 339 308 90.86 #DIV/0! 1,571 1,328 84.53
5 KONAWE SELATAN 22 22 22 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 22 22 100
6BOMBANA
22 94 91 96.81 1 1 100 283 234 82.69 236 203 86.02 171 136 79.5 - - #DIV/0! 785 665 84.71
7 WAKATOBI 19 87 84 96.55 19 19 100 155 155 100.0 106 106 100 47 38 80.9 23 - 437 402 91.99
SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAHINSTALASI
PENGOLAHAN AIRMINUM
SARANA PELAYANANKESEHATAN
TABEL 68
NO KAB/KOTA
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAHSARANA LAINPERKANTORANPUSKESMAS
7 WAKATOBI 19 87 84 96.55 19 19 100 155 155 100.0 106 106 100 47 38 80.9 23 - 437 402 91.99
8 KOLAKA UTARA 16 119 119 100 6 6 100 216 216 100.0 168 164 97.6 #DIV/0! #DIV/0! 509 505 99.21
9 BUTON UTARA 9 36 36 100 9 - - 104 98 94.23 60 60 100 53 45 84.9 28 7 25.0 290 246 84.83
10 KONAWE UTARA 12 24 24 100 3 3 100 85 84 98.82 115 115 100 80 80 100 10 10 100 317 316 99.68
11 KOTA KENDARI 14 18 17 94.44 - #DIV/0! 91 89 97.80 200 108 54.00 #DIV/0! #DIV/0! 309 214 69.3
12 KOTA BAU-BAU 16 47 47 100 - #DIV/0! 130 130 100 77 77 100 96 96 100 #DIV/0! 350 350 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,267 1,208 95.34 87 51 58.62 2,848 2,428 85.25 2,659 2,125 79.92 1,817 1,481 81.51 635 406 63.94 9,313 7,699 82.67
Sumber : Laporan Tahunan Program Kesling Dinkes Provinsin dan Profil Kesehatan
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKANPROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 12 3 1 5 22
2 RUMAH SAKIT JIWA 1 1
3 RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK 2 2
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA -
5 PUSKESMAS PERAWATAN 71 71
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 177 177
7 PUSKESMAS KELILING 205 205
NO FASILITAS KESEHATAN
TABEL 70
7 PUSKESMAS KELILING 205 205
8 PUSKESMAS PEMBANTU 448 448
9 RUMAH BERSALIN 5 5
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 4 4
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 84 84
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 49 49
14 POSKESDES 623
15 POSYANDU 2,902
16 APOTEK 175 175
17 TOKO OBAT 112 112
18 GFK 13 13
19 PEDAGANG BESAR FARMASI 2 14 16
20 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
21 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL -
Sumber : Data Sarana Kesehatan dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
NO NAMA OBAT SATUAN STOCK OBAT PEMAKAIAN RATA-RATA/ BULAN
TINGKATKECUKUPAN
(BULAN)
PERSENTASETINGKAT
KECUKUPAN1 2 3 4 5 6 71 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Btl 60 ml
84,526 26,957 3.14 17.422 Amoksisilin kapsul 500 mg Ktk @ 120 kap
48,420 29,898 1.62 9.003 Antasida DOEN tablet Btl @ 1000 tab
3,604 230 15.65 86.934 Antalgin tablet 500 mg Btl @ 1000 tab
2,600 1,792 1.45 8.065 Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Ktk @ 100 ampul
1,620 408 3.97 22.076 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml
29,715 2,557 11.62 64.57
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
TABEL 69
6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml29,715 2,557 11.62 64.57
7 Dekstrometorfan Tab 15 mg Btl @ 1000 tab2,367 161 14.71 81.73
8 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Ktk @ 100 ampul887 48 18.55 103.03
9 Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Btl @ 1000 tab6,280 370 16.98 94.34
10 Glukosa Larutan Infus 5 % steril Btl 500 ml10,505 635 16.55 91.92
11 Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab14,200 526 26.99 149.96
12 Kloramfenikol kapsul 250 mg Btl @ 250 Kapsul3,292 279 11.78 65.45
13 Kotrimoksazol tablet 480 mg Btl @ 100 tab22,147 1,543 14.35 79.71
14 Kotrimoksazol tablet 120 mg Btl @ 100 tab8,129 350 23.23 129.03
15 Kotrimoksazol Sirup Btl 60 ml55,286 4,896 11.29 62.73
16 Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Tablet22,398 3,480 6.44 35.76
17 Kloroquin tablet Tablet3,944 190 20.79 115.52
18 Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Btl 500 ml11,882 48,343 0.25 1.37
NO NAMA OBAT SATUAN STOCK OBAT PEMAKAIAN RATA-RATA/ BULAN
TINGKATKECUKUPAN
(BULAN)
PERSENTASETINGKAT
KECUKUPAN1 2 3 4 5 6 719 Parasetamol Tablet 500 mg Btl @ 1000 tab
10,547 626 16.84 93.5620 Ringer Laktat Infus steril Btl 500 ml
44,967 4,524 9.94 55.2221 Vitamin B Kompleks Kapsul Btl @ 1000 Kapsul
6,640 10,800 0.61 3.4222 Retinol 200.000 IU Btl @ 30 Kapsul
8,934 2,094 4.27 23.7023 Tablet Tambah darah Ktk @ 30 Tablet
24,875 3,500 7.11 39.4824 Multivitamin Sirup Botol
19,435 33,909 0.57 3.1825 Garam Oralit Bungkus
40,987 14,832 2.76 15.3526 OAT Kat 1 Pkt
2,975 161 18.47 102.6127 OAT Kat 2 Pkt
1,239 81 15.37 85.4227 OAT Kat 2 Pkt
1,239 81 15.37 85.4228 OAT Kat 3 Pkt
2,087 108 19.26 107.0329 OAT Kat Sisipan Pkt
5,430 363 14.94 83.0030 OAT Kat Anak Pkt
599 67 8.96 49.8031 Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Btl @ 1000 Tablet
645 518 1.25 6.9232 Salep 2-4 Pot
3,115 2,564 1.21 6.7533 Infus set dewasa Kantong
16,851 2,364 7.13 39.6034 Infus set anak Kantong
8,972 18,326 0.49 2.72Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSITAHUN
NO NAMA OBAT SATUAN
1 2 31 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Btl 60 ml
2 Amoksisilin kapsul 500 mg Ktk @ 120 kap
3 Antasida DOEN tablet Btl @ 1000 tab
4 Antalgin tablet 500 mg Btl @ 1000 tab
5 Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Ktk @ 100 ampul
6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
TABEL 69
6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml
7 Dekstrometorfan Tab 15 mg Btl @ 1000 tab
8 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Ktk @ 100 ampul
9 Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Btl @ 1000 tab
10 Glukosa Larutan Infus 5 % steril Btl 500 ml
11 Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab
12 Kloramfenikol kapsul 250 mg Btl @ 250 Kapsul
13 Kotrimoksazol tablet 480 mg Btl @ 100 tab
14 Kotrimoksazol tablet 120 mg Btl @ 100 tab
15 Kotrimoksazol Sirup Btl 60 ml
16 Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Tablet
17 Kloroquin tablet Tablet
18 Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Btl 500 ml
NO NAMA OBAT SATUAN
1 2 31 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Btl 60 ml19 Parasetamol Tablet 500 mg Btl @ 1000 tab
20 Ringer Laktat Infus steril Btl 500 ml
21 Vitamin B Kompleks Kapsul Btl @ 1000 Kapsul
22 Retinol 200.000 IU Btl @ 30 Kapsul
23 Tablet Tambah darah Ktk @ 30 Tablet
24 Multivitamin Sirup Botol
25 Garam Oralit Bungkus
26 OAT Kat 1 Pkt
27 OAT Kat 2 Pkt27 OAT Kat 2 Pkt
28 OAT Kat 3 Pkt
29 OAT Kat Sisipan Pkt
30 OAT Kat Anak Pkt
31 Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Btl @ 1000 Tablet
32 Salep 2-4 Pot
33 Infus set dewasa Kantong
34 Infus set anak Kantong
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7
1 RUMAH SAKIT UMUM 16 10 62.50 5 31.25
2 RUMAH SAKIT JIWA 1 1 100
TABEL 71
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
LABORATORIUM KESEHATAN 4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
3 RUMAH SAKIT KHUSUS #DIV/0!
4 PUSKESMAS 248 25 10.08
JUMLAH (KAB/KOTA) 265 36 13.58
Sumber: ……………… (sebutkan)
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BUTON 32 48 11.97 115 28.68 182 45.39 56 13.97 401 100 238 59.35
2 MUNA 35 34 9.58 149 41.97 149 41.97 23 6.48 355 100 172 48.45
3 KONAWE 30 126 31.90 139 35.19 103 26.08 27 6.84 395 100 130 32.91
4 KOLAKA 21 142 43.16 92 27.96 79 24.01 16 4.86 329 100 95 28.88
5 KONAWE SELATAN 22 124 31.39 175 44.30 88 22.28 8 2.03 395 100 96 24.30
6 BOMBANA 22 61 29.19 109 52.15 33 15.79 6 2.87 209 100 206 98.56
JUMLAH POSYANDU AKTIFNO KAB/KOTA PUSKESMAS
TABEL 72
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
POSYANDUPRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
6 BOMBANA 22 61 29.19 109 52.15 33 15.79 6 2.87 209 100 206 98.56
7 WAKATOBI 19 18 12.00 75 50.00 57 38.00 0 0.00 150 100 57 38.00
8 KOLAKA UTARA 16 14 9.86 86 60.56 35 24.65 7 4.93 142 100 42 29.58
9 BUTON UTARA 9 15 10.56 35 24.65 21 14.79 4 2.82 75 52.82 25 33.33
10 KONAWE UTARA 12 0 0.00 21 14.79 99 69.72 0 0.00 120 84.51 99 82.50
11 KOTA KENDARI 14 4 2.82 63 44.37 92 64.79 38 26.76 197 138.7 130 65.99
12 KOTA BAU-BAU 16 19 13.38 48 33.80 49 34.51 18 12.68 134 94.37 67 50.00
605 20.85 1107 38.15 987 34.01 203 7.00 2902 100 1,357 46.76
1.05
52 12.97 142 35.41 161 40.15 44 10.97 399 99.50 205 51.3834 9.58 149 41.97 149 41.97 23 6.48 355 100.00 172 48.45
125 31.65 139 35.19 51 12.91 77 19.49 392 99.24 128 32.65
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH (KAB/KOTA)
200 60.79 77 23.40 48 14.59 4 1.22 329 100.00 52 15.8195 24.05 199 50.38 82 20.76 8 2.03 384 97.22 90 23.4499 47.37 68 32.54 20 9.57 1 0.48 188 89.95 21 11.1718 12.00 75 50.00 57 38.00 0 0.00 150 100.00 57 38.0037 26.06 97 68.31 14 9.86 5 3.52 153 107.75 19 12.42
0 0.00 29 20.42 91 64.08 0 0.00 120 84.51 91 75.8310 7.04 35 24.65 22 15.49 1 0.70 68 47.89 23 33.82
4 2.82 64 45.07 96 67.61 33 23.24 197 138.73 129 65.4833 23.24 42 29.58 38 26.76 21 14.79 134 94.37 59 44.03
707 1116 829 217 2869 1159 1046 452
N % n % n % n %
1 KAB. BUTON 400 47 11.75 124 31.00 182 45.50 47 11.75
2 KAB. KOLAKA 313 143 45.69 93 29.71 63 20.13 14 4.47
3 KAB. KONAWE 380 155 40.79 118 31.05 86 22.63 21 5.53
4 KAB. KONUT 120 0 0.00 21 17.50 99 82.50 0 0.00
5 KOTA KENDARI 197 4 2.03 64 32.49 96 48.73 33 16.75
6 KAB. KONSEL 358 83 23.18 180 50.28 87 24.30 8 2.23
NO KAB/KOTAJUMLAH
POSYANDU
STRATA POSYANDU KET.
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
6 KAB. KONSEL 358 83 23.18 180 50.28 87 24.30 8 2.23
7 KAB. WAKATOBI 150 18 12.00 75 50.00 55 36.67 2 1.33
8 KAB. BOMBANA 194 158 81.44 0 0.00 36 18.56 0 0.00
9 KAB. MUNA 355 34 9.58 149 41.97 149 41.97 23 6.48
10 KAB. KOLUT 142 14 9.86 86 60.56 35 24.65 7 4.93
11 KOTA BAU-BAU 134 19 14.18 48 35.82 49 36.57 18 13.43
12 KAB. BUTUR 40 0 0.00 0 0.00 40 100 0 0.00
2783 675 24.25 958 34.42 977 35.11 173 6.22
Sumber: Hasil Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat & Promkes 2011TOTAL
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 BUTON 32 242 172 71.07 95 55.23 56 401
2 MUNA 35 239 239 100 99 41.42 77 355
3 KONAWE 30 412 145 35.19 145 100 89 395
4 KOLAKA 21 214 214 100 214 100 101 329
5 KONAWE SELATAN 22 365 189 51.78 13 6.88 49 395
6 BOMBANA 22 139 80 57.55 59 73.75 29 209
POSKESDESPUSKESMAS
TABEL 73
DESA SIAGA DESA SIAGA AKTIFPOSYANDU
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO KAB/KOTAJUMLAH
DESA/KELURAHAN
6 BOMBANA 22 139 80 57.55 59 73.75 29 209
7 WAKATOBI 19 100 93 93.00 93 100 70 150
8 KOLAKA UTARA 16 133 101 75.94 101 100 65 142
9 BUTON UTARA 9 59 59 100 14 23.73 19 75
10 KONAWE UTARA 12 146 59 40.41 8 13.56 13 120
11 KOTA KENDARI 14 64 64 100 15 23.44 12 197
12 KOTA BAU-BAU 16 43 43 100 43 100 43 134
JUMLAH (KAB/KOTA) 248 2,156 1,458 67.63 899 61.66 623 2,902
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14 9 10 11
1 BUTON - 5 5 10 5 5 10 -2 MUNA - 34 - - - 123 KONAWE - 9 9 18 9 9 18 1 5 64 KOLAKA - 11 20 31 11 20 31 2 7 95 KONAWE SELATAN - 33 - - - -6 BOMBANA - - 2 2 - 2 2 - - -7 WAKATOBI - 18 7 25 18 7 25 - 8 88 KOLAKA UTARA - 12 14 26 12 14 26 -9 BUTON UTARA - 5 5 10 5 5 10 -
10 KONAWE UTARA - 11 10 21 11 10 21 - 6 611 KOTA KENDARI - 3 24 27 3 24 27 1 8 912 KOTA BAU-BAU - - 7 7 - 7 7 3 6 9
- - - - - -SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 74 103 177 74 103 177 7 40 59
1 RSUD PASARWAJO - 1 4 5 1 4 5 1 1 22 RSUD RAHA 3 3 5 5 10 8 5 13 1 13 RSUD UNAAHA 2 2 11 2 - 2 54 RSUD KOLAKA 5 2 7 2 5 7 7 7 14 - - 45 RSU ANTAM POMALAA - 4 - - - 16 RSUD ANDOOLO 3 3 1 1 2 4 1 5 -7 RSUD BOMBANA - 4 5 9 4 5 9 1 18 RSUD WAKATOBI - 6 5 11 6 5 11 -9 RSUD DJAFAR HARUN 1 1 2 4 6 2 2
TABEL 74
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
JUMLAH DOKTER GIGI bNO UNIT KERJA
9 RSUD DJAFAR HARUN 1 1 2 4 6 2 210 RSUD OHEO KONUT - 2 2 4 2 2 4 1 111 RSUD BUTUR - 3 1 4 3 1 4 1 1 212 RSUD ABUNAWAS 5 4 9 5 6 11 10 10 20 1 3 413 RSUD BAU-BAU 7 7 7 6 13 14 6 20 1 2 314 RSUD PROVINSI 15 17 32 17 20 37 32 37 69 - 4 315 RSUD JIWA 2 2 1 1 2 3 1 4 3 2 516 RSU PMI - - - - - -17 RSU DR. ISMOYO 2 2 1 1 3 - 3 1 118 RSU BHAYANGKARA - 4 4 4 - 4 1 119 RSU SANTA ANNA 1 1 1 2 3 2 2 4 -20 RSU GRIYA HUSADA - 1 1 1 - 1 -21 RS BHAYANGKARA BAU-BAU - - - - - -22 RSIA PERMATA BUNDA - - - - - -23 RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH -24 RSU MURHUM -25 Rumah Bersalin Zafirah - 1 1 -26 RS Bersalin Hati Mulia 1 1 1 1 - 2 2 -27 RS Bersalin Kasih Ibu - 1 1 - 1 1 -28 RS Bersalin Dewi Sartika - 1 1 - 1 1 -
- - - - - -- - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 46 24 70 63 71 149 106 90 196 10 17 36SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINRASIO TERHADAP 100.000 PDDK 4.02 2.12 3.07 11.97 15.35 14.31 15.73 17.02 16.37 1.49 5.03 4.17INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - 14 4 18 14 4 18 1 1JUMLAH (KAB/KOTA) 46 24 70 151 178 344 194 197 391 17 58 96
Keterangan : a termasuk S3 b termasuk Dokter Gigi Spesialis
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
BIDAN PERAWATbidanPTT L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 BUTON 66 62 82 128 3 3 86 168 254 86 171 2572 MUNA 17 78 95 2 6 8 64 180 244 66 186 2523 KONAWE 88 68 156 1 1 77 150 227 78 150 2284 KOLAKA 50 103 153 1 3 4 80 190 270 81 193 2745 KONAWE SELATAN 75 104 179 8 96 - - 1046 BOMBANA 41 79 120 1 5 6 21 42 63 22 47 697 WAKATOBI 32 71 103 - 6 6 41 140 181 41 146 1878 KOLAKA UTARA 12 153 165 2 6 8 56 142 198 58 148 2069 BUTON UTARA 11 51 62 1 2 3 41 90 131 42 92 134
10 KONAWE UTARA 9 89 98 - 4 4 33 70 103 33 74 10711 KOTA KENDARI 71 75 146 1 8 9 24 196 220 25 204 22912 KOTA BAU-BAU 25 53 78 - 22 122 144 22 122 144
- - - - - -SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 456 948 1,483 9 43 60 545 1,490 2,131 554 1,533 2,191
1 RSUD PASARWAJO 4 14 18 4 4 9 36 45 9 40 492 RSUD RAHA 2 10 12 3 4 7 8 47 55 11 51 623 RSUD UNAAHA 15 15 5 64 - - 694 RSUD KOLAKA 7 19 26 5 5 9 25 95 106 30 100 1155 RSU ANTAM POMALAA 2 3 5 1 41 - - 426 RSUD ANDOOLO - 22 22 1 1 1 9 41 42 10 42 437 RSUD BOMBANA - 14 14 - 5 5 11 21 32 11 26 378 RSUD WAKATOBI 1 11 12 1 1 2 11 26 37 12 27 399 RSUD DJAFAR HARUN 2 10 12 4 11 15 24 61 85 28 72 100
10 RSUD OHEO KONUT 2 12 14 3 3 12 10 22 12 13 25
JUMLAH
TABEL 75
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
BIDAN DIII BIDAN JUMLAH SARJANA KEPERAWATAN a PERAWAT bNO UNIT KERJA
9 RSUD DJAFAR HARUN 2 10 12 4 11 15 24 61 85 28 72 10010 RSUD OHEO KONUT 2 12 14 3 3 12 10 22 12 13 2511 RSUD BUTUR - 16 16 3 4 7 6 28 34 9 32 4112 RSUD ABUNAWAS 1 17 18 4 4 8 12 35 54 16 39 6213 RSUD BAU-BAU 8 15 23 5 10 15 18 85 103 23 95 11814 RSUD PROVINSI 3 73 76 6 7 22 43 218 280 49 225 30215 RSUD JIWA 1 1 5 4 9 29 30 59 34 34 6816 RSU PMI 2 2 - 2 2 - 2 217 RSU DR. ISMOYO 3 3 5 6 11 - 5 6 1118 RSU BHAYANGKARA 1 6 7 2 3 5 6 5 11 8 8 1619 RSU SANTA ANNA 5 5 1 1 7 36 43 7 37 4420 RSU GRIYA HUSADA - - 38 - - 3821 RS BHAYANGKARA BAU-BAU - - 3 1 4 3 1 422 RSIA PERMATA BUNDA - - - - - -23 RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH - - - - - -24 RSU MURHUM 2 2 - 7 6 13 7 6 1325 Rumah Bersalin Zafirah 5 5 - 5 5 - 5 526 RS Bersalin Hati Mulia 1 1 1 127 RS Bersalin Kasih Ibu 2 2 8 828 RS Bersalin Dewi Sartika - 2 2
- - - - - -- - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 38 273 311 44 73 130 240 799 1,186 284 861 1,305Sarana Kesehatan Lainnya - - 1 1 - 1 1RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 79 73 211 154INSTITUSI PENDIDIKAN 19 7 26 15 25 40 4 3 7 19 28 47Bapelkes Kendari 1 1 1 - 1DINAS KESEHATAN PROV. KAB/KOTA 15 26 41 5 5 10 34 43 77 39 48 87JUMLAH (KAB/KOTA) 528 1,254 1,861 73 146 240 824 2,336 3,403 897 2,471 3,632
Keterangan : a termasuk S2 dan S3 b termasuk SLTA, D-I, dan D-III
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZIAPOTEKER DAN
SARJANA FARMASI aD-III FARMASI DAN
ASS APOTEKER D-IV/SARJANA GIZI a DI DAN D-III GIZI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 BUTON - 5 5 2 7 9 2 12 14 - 1 1 7 43 50 7 44 512 MUNA 9 5 - - 14 2 39 - - 413 KONAWE 2 1 3 2 14 16 4 15 19 - - 8 42 50 8 42 504 KOLAKA - 10 10 2 20 22 2 30 32 1 2 3 2 36 38 3 38 415 KONAWE SELATAN - 13 - - 13 1 37 - - 386 BOMBANA 26 26 - 12 12 - 38 38 - 1 1 8 37 45 8 38 467 WAKATOBI 1 12 13 - 5 5 1 17 18 - 4 13 17 4 13 178 KOLAKA UTARA 3 11 14 2 8 10 5 19 24 - 1 6 7 1 6 79 BUTON UTARA 1 1 2 7 9 2 8 10 - 2 11 13 2 11 13
10 KONAWE UTARA 2 6 8 - 11 11 2 17 19 - 7 14 21 7 14 2111 KOTA KENDARI 9 9 2 20 22 2 29 31 2 2 4 46 50 4 48 5212 KOTA BAU-BAU - 11 11 1 3 4 1 14 15 - 1 37 38 1 37 38
- - - - - - - - - -SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 8 92 109 13 107 138 21 199 247 1 6 10 44 285 405 45 291 415
1 RSUD PASARWAJO 2 4 6 4 4 2 8 10 - 1 7 8 1 7 8
2 RSUD RAHA 7 7 4 4 - 11 11 1 1 4 4 - 5 5
3 RSUD UNAAHA 8 5 - - - - 10 - - 10
4 RSUD KOLAKA 3 3 6 3 3 3 6 9 1 1 8 8 - 9 9
5 RSU ANTAM POMALAA 1 3 2 - 5 1 1 8 9 4 4 2 3 1 2 7 5
6 RSUD ANDOOLO 1 3 4 5 5 1 8 9 4 4 2 3 5 2 7 9
7 RSUD BOMBANA 7 7 1 5 6 1 12 13 - - - 1 4 5 1 4 5
8 RSUD WAKATOBI 7 7 5 5 - 12 12 - 1 4 5 1 4 5
9 RSUD DJAFAR HARUN 1 5 6 1 5 6 6 6 - 6 6
10 RSUD OHEO KONUT 6 6 4 4 - 10 10 - 1 4 5 1 4 5
11 RSUD BUTUR 1 3 4 3 3 1 6 7 - 2 2 - 2 2
TABEL 76
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
NO UNIT KERJA JUMLAH JUMLAH
11 RSUD BUTUR 1 3 4 3 3 1 6 7 - 2 2 - 2 2
12 RSUD ABUNAWAS 2 2 4 1 2 3 3 4 7 1 1 1 1 2 1 2 3
13 RSUD BAU-BAU - 2 2 1 8 9 1 10 11 - 5 5 - 5 5
14 RSUD PROVINSI - 6 6 5 19 17 5 25 30 2 4 4 3 19 22 5 23 26
15 RSUD JIWA 1 1 2 2 3 5 3 4 7 1 1 1 12 13 1 13 14
16 RSU PMI 1 1 1 1 2 1 2 3 - 2 2 - 2 2
17 RSU DR. ISMOYO 1 1 - 1 - 1 - - - - -
18 RSU BHAYANGKARA - 1 1 1 - 1 - - - - -
19 RSU SANTA ANNA 1 1 1 1 1 1 2 - 1 1 - 1 1
20 RSU GRIYA HUSADA - 1 - - - - 1 - - 1
21 RS BHAYANGKARA BAU-BAU - - - - - - - - - -
22 RSIA PERMATA BUNDA - - - - - - - - - -
23 RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH 1 1 1 1 - 2 2 - - - - -
24 RSU MURHUM 1 1 2 - 1 1 2 - - - - -
25 Rumah Bersalin Zafirah - - - - - - 1 1 - 1 1
RS Bersalin Hati Mulia 2 2 4 4 - 6 6 - 1 1 1
RS Bersalin Kasih Ibu 1 1 1 1 - 2 2 - - -
RS Bersalin Dewi Sartika 1 1 1 1 2 - 2 - 3 3 3
- - -
- - - - - - - - - -- - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 16 65 87 13 78 86 29 143 172 2 16 16 13 90 110 15 102 126Sarana Kesehatan Lainnya 2 2 4 4 - 6 6 - 1 1 1 - 1RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 4 31 19 5 35 24INSTITUSI PENDIDIKAN - - - - - 5 13 18 2 4 6 -Bapelkes Kendari 1 2 3 1 2 3 2 2 - 2 2DINAS KESEHATAN PROV. KAB/KOTA 15 48 63 5 18 23 20 66 86 6 10 16 16 26 42 22 36 58JUMLAH (KAB/KOTA) 40 209 264 31 207 251 71 416 514 14 45 60 76 407 566 83 431 602
Keterangan : a termasuk S2 dan S3Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
TENAGA KESMAS TENAGASANITASI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BUTON 22 33 55 - 22 33 55 10 22 322 MUNA 73 - - - 73 423 KONAWE 30 33 63 - 30 33 63 11 6 174 KOLAKA 23 35 58 - - - 23 35 58 13 27 405 KONAWE SELATAN 65 - - - 65 276 BOMBANA 11 19 30 - - - 11 19 30 10 17 277 WAKATOBI 8 32 40 - 8 32 40 9 20 298 KOLAKA UTARA 6 12 18 - 6 12 18 6 6 129 BUTON UTARA 6 20 26 - 6 20 26 13 18 31
10 KONAWE UTARA 15 12 27 2 2 17 12 29 8 11 1911 KOTA KENDARI 16 67 83 - 16 67 83 11 24 3512 KOTA BAU-BAU 11 23 34 - 11 23 34 5 19 24
- - - - - -SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 148 286 572 2 - 2 150 286 574 96 170 335
1 RSUD PASARWAJO 5 5 10 - 5 5 10 2 22 RSUD RAHA 4 12 16 - 4 12 16 1 1 23 RSUD UNAAHA 15 - - - 15 54 RSUD KOLAKA 5 3 8 - 5 3 8 1 1 25 RSU ANTAM POMALAA 4 - - - 4 -6 RSUD ANDOOLO 1 13 14 - 1 13 14 1 17 RSUD BOMBANA 7 8 15 - - - 7 8 15 - 3 38 RSUD WAKATOBI 4 10 14 - 4 10 14 1 4 59 RSUD DJAFAR HARUN 3 15 18 - 3 15 18 1 1
TABEL 77
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
NO UNIT KERJA JUMLAHSARJANA KESMAS a D-III KESMAS b
9 RSUD DJAFAR HARUN 3 15 18 - 3 15 18 1 110 RSUD OHEO KONUT 2 2 4 - 2 2 4 1 2 311 RSUD BUTUR 3 1 4 - 3 1 4 1 112 RSUD ABUNAWAS 2 5 7 - 2 5 7 1 113 RSUD BAU-BAU 2 11 13 - 2 11 13 4 414 RSUD PROVINSI 31 49 80 - 31 49 80 3 14 1715 RSUD JIWA 3 3 6 - 3 3 6 3 4 716 RSU PMI - - - - - -17 RSU DR. ISMOYO - - - - - -18 RSU BHAYANGKARA 3 2 5 - 3 2 5 1 119 RSU SANTA ANNA - - - - - -20 RSU GRIYA HUSADA 1 1 - - 1 1 -21 RS BHAYANGKARA BAU-BAU - - - - - -22 RSIA PERMATA BUNDA - - - - - -23 RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH - - - - - -
RSU MURHUM - - - - - -Rumah Bersalin Zafirah - - - - - -RS Bersalin Hati Mulia - -RS Bersalin Kasih Ibu - -RS Bersalin Dewi Sartika 3 3 1 1
- - - - - -SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 78 140 237 - - - 75 140 234 13 38 56Sarana Kesehatan Lainnya 3 5 8 - 3 5 8 1 1RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 19.7 37.6 35.5 9.5 18.3 17.2INSTITUSI PENDIDIKAN 12 21 33 - 12 21 33 -Bapelkes Kendari 4 9 13 4 9 13 1 1DINAS KESEHATAN PROV. KAB/KOTA 170 283 453 - 170 283 453 19 40 59JUMLAH (KAB/KOTA) 415 744 1,316 2 - 2 414 744 1,315 128 250 452
Keterangan: a termasuk S2 dan S3 b termasuk D-I
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESIL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 171 BUTON 4 4 8 - - 4 4 8 -2 MUNA 5 - - - - - -3 KONAWE - - - - - - -4 KOLAKA 2 2 1 1 - - 3 3 -5 KONAWE SELATAN 2 - - - - - -6 BOMBANA 2 2 4 - - 2 2 4 -7 WAKATOBI - - - - - - -8 KOLAKA UTARA 3 5 8 - 2 2 3 7 10 -9 BUTON UTARA 1 1 2 - - 1 1 2 -
10 KONAWE UTARA 6 6 12 - - 6 6 12 -11 KOTA KENDARI 6 6 - - - 6 6 -12 KOTA BAU-BAU 1 4 5 - - 1 4 5 -
- - - - - - -SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 17 30 54 - 1 1 - 2 2 17 33 50 - - -
1 RSUD PASARWAJO 2 3 5 2 1 3 2 2 6 4 10 2 22 RSUD RAHA 3 3 1 1 2 1 1 2 4 6 1 13 RSUD UNAAHA - - 2 - - - 44 RSUD KOLAKA 3 3 6 2 6 8 2 2 7 9 16 3 35 RSU ANTAM POMALAA - - - - - - -6 RSUD ANDOOLO 2 8 10 1 1 1 1 4 8 12 -7 RSUD BOMBANA 2 2 4 1 1 1 - 1 3 3 6 1 3 48 RSUD WAKATOBI - 3 3 1 3 4 1 1 2 6 8 -
TABEL 78
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN
TENAGA TEKNISI MEDIS FISIOTERAPISJUMLAH
NO UNIT KERJA
8 RSUD WAKATOBI - 3 3 1 3 4 1 1 2 6 8 -9 RSUD DJAFAR HARUN 2 5 5 - - 7 7 1 2 3
10 RSUD OHEO KONUT - 2 2 - - - 2 2 1 111 RSUD BUTUR 1 2 3 2 2 - 3 2 5 2 212 RSUD ABUNAWAS 4 3 7 2 2 1 1 7 3 10 1 1 213 RSUD BAU-BAU 2 8 10 5 2 7 3 3 10 10 20 2 7 914 RSUD PROVINSI 5 11 16 3 7 2 3 2 5 11 20 31 9 915 RSUD JIWA 2 2 1 2 3 - 3 2 5 1 2 316 RSU PMI - - - - - - -17 RSU DR. ISMOYO 3 3 6 2 2 - 5 3 8 2 218 RSU BHAYANGKARA 4 4 1 3 4 - 1 7 8 1 119 RSU SANTA ANNA 1 1 - - - 1 1 -20 RSU GRIYA HUSADA - - - - - - -21 RS BHAYANGKARA BAU-BAU - - - - - - -22 RSIA PERMATA BUNDA - - - - - - -23 RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH 2 2 - 4 4 6 - 6 -
RSU MURHUM 1 1 - - 1 - 1 -Rumah Bersalin Zafirah - - - - -RS Bersalin Hati Mulia - - - - -RS Bersalin Kasih Ibu - - - - -RS Bersalin Dewi Sartika 2 2 - 1 1 - -
- - - - -- - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 31 58 87 23 31 46 20 2 24 71 91 162 12 30 46Sarana Kesehatan Lainnya 6 18 24 - - 6 18 24 -RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7.7 10.9 9.3 1.0 2.6 2.0INSTITUSI PENDIDIKAN -Bapelkes KendariDINAS KESEHATAN PROV. KAB/KOTA 1 1 2 2JUMLAH (KAB/KOTA) 54 107 165 23 33 47 20 4 26 96 142 236 12 32 46
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
ALOKASI ANGGARAN KESEHATANRupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 370,991,845,643 62.30
a. Belanja Langsung 131,588,482,572
b. Belanja Tidak Langsung 239,403,363,071
2 APBD PROVINSI 19,088,290,000 3.21
3 APBN : 197,430,339,225 33.15
- Dana Dekonsentrasi 11,604,502,000 1.95
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 55,132,150,000 9.26
- JAMKESMAS 71,240,417,000 11.96
- Lain-lain (sebutkan)
TABEL 79
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
NO SUMBER BIAYA
- Lain-lain (sebutkan)
1. JAMKESSDA + BAHTERAMAS 5,753,270,225 0.97
2. TP (BOK + RUJUKAN) 53,700,000,000 9.02
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 7,970,729,981 1.34
- Global Fun - TB 1,890,759,000 0.32
- Global Fun - Malaria 5,462,849,000 0.92
- Global Fun - HIV-AIDS 260,775,000 0.04
- Global Fun - Kusta 356,346,981 0.06
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0.00
595,481,204,849 100
370,991,845,643
62.30
261,421
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `4
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang mencakup jazirah (daratan)
tenggara pulau Sulawesi dan pulau-pulau besar dan kecil di sekitarnya (Pulau Muna, Buton,
Wawonii, Kabaena dan Kepulauan Besi di laut Banda) dengan luas wilayah daratan sebesar
38.140 km2 atau 3.814.000 ha dan wilayah perairan diperkirakan seluas 110.000 km2 atau
11.000.000 ha. Secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari
utara ke selatan di antara 02045’-06015’ Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur di
antara 120045’-124030’ Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah utara berbatasan
dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan berbatasan
Provinsi NTT di laut Flores, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di laut Banda
dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone.
Secara administratif, pada tahun 2011 terdiri atas dua belas wilayah kabupaten/kota,
yaitu Kabupaten Buton, Muna, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Wakatobi, Bombana, Kolaka
Utara, Buton Utara dan Konawe Utara dengan dua wilayah kota, yaitu Kota Kendari dan Kota
Bau-Bau. Pasca otonomi daerah laju pemekaran daerah berjalan sangat cepat yang berdampak
pada pertambahan jumlah kecamatan, desa dan kelurahan. Pada tahun 2011 jumlah
kecamatan se-Sulawesi Tenggara sebanyak 204 kecamatan yang terdiri dari 2.156
desa/kelurahan (Desa: 1.810; Kelurahan: 346). Data selengkapnya pembagian wilayah
administratif Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel 1 lampiran profil ini.
Kondisi topografi tanah di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya memiliki
permukaan yang bergunung-gunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung dan
bukit-bukit, terhampar dataran-dataran yang merupakan daerah pertanian dan perkebunan
yang subur. Sebagian besar penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara bermukim di sepanjang
wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan sebagian yang lain di
daerah pedalaman dan bekerja sebagai petani. Fakta ini membuat Sulawesi Tenggara memiliki
keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain,
adanya keragaman dalam berbagai aspek tersebut juga akan mempengaruhi perilaku
masyarakat terhadap kesehatan.
Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum Sulawesi Tenggara dan perilaku
penduduk pada tahun 2011 yang meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan
pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan.
BAB IIGAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `5
A. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) BPS tahun 2011 jumlah
penduduk Sulawesi Tenggara sebesar 2.277.864 jiwa, tingkat kepadatan penduduk
sebesar 59.72 jiwa/km². Kepadatan tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 1007.7
jiwa/km², Kota Bau-Bau sebesar 460,80 jiwa/km² dan Kabupaten Wakatobi 224,47
jiwa/km², sedang kepadatan terendah di Konawe Utara sebesar 11,69 jiwa/km2, disusul
Kabupaten Buton Utara 28,19 jiwa/km2, keduanya merupakan wilayah baru pemekaran
tahun 2008.
Penduduk Sulawesi Tenggara sebagian besar bermukim di wilayah daratan
(63,78%), meliputi Kabupaten Kolaka (14.12%), Konawe (10,84%), Konawe Selatan
(11.85%), Konawe Utara (2.31%), Kolaka Utara (5.43%), Bombana (6.24%) dan Kota
Kendari (12.99%). Sebagian kecil lainnya (36,22%) tinggal di wilayah kepulauan, meliputi
Kabupaten Buton (11.45%), Muna (12.02%), Wakatobi (4,17%), Buton Utara (2,45%) dan
Kota Bau-Bau (6.14%), kepadatan penduduk pada daerah kepulauan 93.1/km2 dan
daerah daratan 47,7/km2, data tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk daratan
lebih besar dari kepulauan namun demikian kepadatan penduduk wilayah kepulauan
lebih tinggi dari daratan. Distribusi penduduk yang tinggal di kepulauan dan daratan
ditunjukkan pada gambar 2.1.
GAMBAR 2.1PERSENTASE PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARAYANG TINGGAL DI WILAYAH KEPULAUAN DAN DARATAN
TAHUN 2011
Kepulauan,36.22%
Daratan,63.78%
Sumber : BPS Prov. Sultra (Sultra Dalam Angka 2011)
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 1990-2000
adalah 2,79%, pada kurun waktu 2007-2008 menjadi 2.14% per tahun dan pada tahun
2008-2009 mengalami sedikit penurunan menjadi 2,09% pertahun. Melalui data BPS
jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 adalah 2.277.864 jiwa, jumlah
penduduk menurut golongan umur ditunjukan pada gambar 2.2.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `6
GAMBAR 2.2PIRAMIDA PENDUDUK SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
134,377132,394
121,537108,195
92,930102,724
88,33692,561
65,70751,981
43,33028,390
24,35517,452
13,22416,280
142.042141.207
129.316109.767
87.10498.885
86.84192.145
68.59052.691
42.60931.406
22.480
16.32010.794
11.894
Perempuan Laki-Laki
Sumber : BPS Prov. Sultra (Sultra Dalam Angka 2011)
Komposisi penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara menurut kelompok umur,
menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 35,16 %, yang
berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 61,07 %, dan yang berusia tua (> 64 tahun)
sebesar 3,77%. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
penduduk Indonesia pada 2011 sebesar 70.75%. Angka ini relatif sama dengan tahun
2010. Kabupaten/kota dengan persentase beban tanggungan tertinggi adalah
Kabupaten Buton sebesar 88,95%, diikuti oleh Kabupaten Muna sebesar 80.43%, dan
Buton Utara sebesar 75,96%. Sedangkan kabupaten/kota dengan Angka Beban
Tanggungan terendah yaitu Kota Kabupaten Kolaka Utara sebesar 59,88% disusul Kota
Kendari sebesar 61,49%.
Jika penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara diperhatikan menurut jenis kelamin,
maka terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari perempuan dengan
rasio 100,91 yang berarti setiap 100 perempuan terdapat 101 laki-laki, naik 2% dari
rasio tahun sebelumnya sebesar 99.
Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur,
kabupaten/kota, wilayah dan angka beban tanggungan tahun 2011 dapat dilihat pada
tabel 2 dan tabel 3 lampiran profil.
75 +70-74
65 – 6960 – 6455 – 5950 – 5445 – 4940 – 4435 – 3930 – 3425 – 2920 – 2415 – 1910 – 14
5 – 90 – 4
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `7
B. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam
menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa
selama tahun 2007-2011, pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara
menunjukkan peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Jika pada tahun 2004
pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 7,51 %, maka pada tahun 2008 angka ini
menurun menjadi 7,27 %. Angka ini masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi
nasional (5,50%) pada tahun yang sama.
Kondisi perekonomian tentu tidak terlepas dari tingkat inflasi dan
pengangguran di daerah. Data BPS menyebutkan bahwa tingkat inflasi pada kurun
waktu lima tahun terakhir (2007-2011) cenderung berfluktuasi antara 7,72 % hingga
4,60 %. Tingkat inflasi melonjak menjadi 21,45 % pada tahun 2005. Hingga pada tahun
2010 tingkat inflasi turun secara signifikan menjadi 2,41 %, namun tahun 2011 terjadi
peningkatan menjadi 7,53%. Tingkat pengangguran juga menjadi salah satu variabel
yang menentukan keadaan ekonomi suatu daerah. Dengan merujuk pada data BPS,
tingkat pengangguran menurun dari 11,0 % pada tahun 2010 menjadi 4,61% pada
tahun 2011 menjadi 3,06%. Gambar 2.2 di bawah ini menunjukkan indikator
perekonomian daerah tahun 2007-2011.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `8
GAMBAR 2.3LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN, INFLASI HARGA DAN PENGANGGURAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2005-2011
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tingkat Kemiskinan 21,45 21,45 21,45 21,33 21,2 17,05 14,56
Pertumbuhan Ekonomi 7,31 7,68 7,69 7,27 7,42 7,38 8,17
Inflasi Harga 21,45 10,57 7,53 15,28 4,6 2,41 7,53
Tingkat Pengangguran 11 7,7 7,2 6,5 5,2 4,61 3,06
0
5
10
15
20
25
Sumber: Statistik Kesra Sultra, BPS Sultra 2011
Selain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan pengangguran, tingkat
kemiskinan juga merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait dengan dimensi
ekonomi. Kemiskinan telah lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat
perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah dan berbagai kalangan.
Penduduk miskin (Statistik Kesra) didefinisikan sebagai penduduk yang
pendapatannya kurang dari kebutuhan yang diperlukan untuk hidup secara layak di
wilayah tempat tinggalnya. Dalam prakteknya pengukuran antara lain dilakukan
berdasarkan kecukupan pengeluaran konsumsi makanan dan non makanan. Jumlah
penduduk miskin meningkat dari 450.460 orang tahun 2005 menjadi 465.400 orang
2008. Secara absolut angka ini menunjukkan peningkatan, tapi secara persentase
terjadi penurunan sebesar 0,12 % yaitu dari 21,45 % tahun 2005 menjadi 21,33 %
tahun 2008. Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan
termasuk kesehatan.
Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan
daya beli ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan
kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan
tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan individu terutama bayi dan Balita.
Fenomena gizi buruk dan kurang sering dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang buruk,
jika merujuk pada fakta keterbatasan pemenuhan pangan dapat menyebabkan busung
lapar, Kwashiorkor, dan penyakit yang berhubungan dengan kekurangan vitamin
(Xeropthalmia, Scorbut, dll).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `9
Pembangunan ekonomi yang diupayakan pemerintah diharapkan mampu
mendorong kemajuan SDM, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok
negeri terutama wilayah yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan
menjadi daerah tertinggal karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber
daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan
konflik sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasarana terhadap berbagai
bidang termasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di daerah
tertinggal mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.
C. KEADAAN PENDIDIKAN
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalam
mengukur tingkat pembangunan manusia suatu daerah. Melalui pengetahuan,
pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi keputusan
seseorang untuk berperilaku sehat. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai
kemampuan membaca-menulis, status pendidikan, dan tingkat kepesertaan sekolah.
Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari
Angka Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Persentase penduduk Sulawesi
Tenggara yang dapat membaca huruf latin pada 2011 sebesar 92,71%. Kabupaten/Kota
dengan persentase melek huruf tertinggi adalah Kota Kendari sebesar 97,87 %, diikuti
oleh Kabupaten Konawe Utara sebesar 95,32 % dan Kolaka sebesar 93,91 %.
Sedangkan persentase melek huruf terendah adalah Kabupaten Buton (87,49%), diikuti
oleh Kabupaten Muna (89,77 %). Persentase kemampuan membaca dan menulis pada
penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut kabupaten/kota tahun 2011 ditunjukkan
pada tabel 4.1.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `10
TABEL 2.1PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
No KABUPATEN/KOTAPENDUDUK MELEK HURUF
LAKI-LAKI (%) PEREMPUAN (%) LAKI-LAKI +PEREMPUAN (%)
1 2 3 4 5
1 Buton 91.47 83.90 87.49
2 Muna 95.63 84.54 89.77
3 Konawe 95.44 91.20 93.36
4 Kolaka 94.77 93.00 93.91
5 Konsel 95.21 90.77 93.05
6 Bombana 93.82 90.07 91.96
7 Wakatobi 92.55 90.00 91.21
8 Kolaka Utara 94.22 91.06 92.69
9 Buton Utara 96.53 87.42 91.94
10 Konawe Utara 97.58 92.79 95.32
11 Kota Kendari 98.99 96.75 97.87
12 Kota Bau-bau 95.32 90.52 92.86
Sulawesi Tenggara 95.19 90.25 92.71
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase melek huruf pada laki-laki lebih
besar dibandingkan perempuan, yaitu 95,19% berbanding 90,25%. Perbandingan
persentase melek huruf berdasarkan jenis kelamin menurut kabupaten/kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara ditunjukan pada gambar 2.4.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `11
GAMBAR 2.4PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
75
80
85
90
95
10091
,47 95
,63
95,4
4
94,7
7
95,2
1
93,8
2
92,5
5
94,2
2
96,5
3
97,5
8
98,9
9
95,3
2
95,1
5
83,9
84,5
4
91,2 93
,00
90,7
7
90,0
7
90,0
0
91,0
6
87,4
2
92,7
9 96,7
5
90,5
2
90,1
9
Laki-Laki Perempuan
Sumber: Statistik Kesra Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2011
Status pendidikan dilihat dengan banyaknya jumlah penduduk laki-laki ataupun
perempuan yang menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan yang ada.
Tahun 2011 persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang tidak memiliki
ijazah/STTB di Sulawesi Tenggara, laki-laki (25.63%) lebih rendah dari perempuan
(25.86%), namun pada pendidikan lanjut SLTA/MA persentase laki–laki (23.05%) lebih
tinggi dari perempuan (19.18%). Perbedaan yang tidak terlalu signifikan juga
ditunjukkan pada tingkat akademi/universitas, dimana laki-laki (6,90%) sedikit lebih
tinggi dibandingkan perempuan (6,06%). Hal ini menunjukkan secara umum di Provinsi
Sulawesi Tenggara laki-laki mempunyai kesempatan lebih besar dalam melanjutkan
pendidikan dibandingkan dengan perempuan, terutama tingkat SLTA dan pendidikan
tinggi (universitas).
Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi
di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 2.5.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `12
GAMBAR 2.5PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Statistik Kesra Prov. Sultra Tahun 2011
Disamping penduduk melek huruf dan status pendidikan yang ditamatkan, hal
lain yang menggambarkan keadaan pendidikan di daerah adalah Angka Partisipasi
Sekolah (APS) yaitu angka yang menjelaskan besarnya persentase penduduk yang
duduk di bangku sekolah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra
dikategorikan menjadi 4 kelompok umur, yaitu 10-12 tahun mewakili umur setingkat
SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, 16-18 tahun mewakili umur setingkat
SMU, dan 19-24 tahun untuk akademi dan perguruan tinggi.
APS di Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 sebesar 24,20% dari keseluruhan
penduduk yang berusia 10 tahun ke atas, terdiri dari kelompok umur 10-12 tahun
sebesar 9,84%, kelompok umur 13-15 tahun sebesar 6,68%, kelompok umur 16-18
tahun sebesar 5,06%, dan kelompok umur 19-24 tahun sebesar 2,61%. Sedangkan
penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak sekolah lagi sebesar 68,35%, disamping itu
terdapat 7,46% penduduk usia tersebut yang tidak/belum pernah sekolah.
D. KEADAAN LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian
khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku,
pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status
derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan
disajikan indikator-indikator seperti persentase rumah tangga sehat, persentase rumah
tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga dengan sumber air
minum dari pompa/sumur/mata air menurut jarak ke tempat penampungan akhir
18.80%
21.11%
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `12
GAMBAR 2.5PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Statistik Kesra Prov. Sultra Tahun 2011
Disamping penduduk melek huruf dan status pendidikan yang ditamatkan, hal
lain yang menggambarkan keadaan pendidikan di daerah adalah Angka Partisipasi
Sekolah (APS) yaitu angka yang menjelaskan besarnya persentase penduduk yang
duduk di bangku sekolah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra
dikategorikan menjadi 4 kelompok umur, yaitu 10-12 tahun mewakili umur setingkat
SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, 16-18 tahun mewakili umur setingkat
SMU, dan 19-24 tahun untuk akademi dan perguruan tinggi.
APS di Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 sebesar 24,20% dari keseluruhan
penduduk yang berusia 10 tahun ke atas, terdiri dari kelompok umur 10-12 tahun
sebesar 9,84%, kelompok umur 13-15 tahun sebesar 6,68%, kelompok umur 16-18
tahun sebesar 5,06%, dan kelompok umur 19-24 tahun sebesar 2,61%. Sedangkan
penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak sekolah lagi sebesar 68,35%, disamping itu
terdapat 7,46% penduduk usia tersebut yang tidak/belum pernah sekolah.
D. KEADAAN LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian
khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku,
pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status
derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan
disajikan indikator-indikator seperti persentase rumah tangga sehat, persentase rumah
tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga dengan sumber air
minum dari pompa/sumur/mata air menurut jarak ke tempat penampungan akhir
25.75%
27.86%18.80%
21.11%
6.48%
TIDAK/BLM TAMAT SD
SD/sederajat
SLTP/sederajat
SLTA/sederajat
Akademi/DIPL ke atas
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `12
GAMBAR 2.5PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Statistik Kesra Prov. Sultra Tahun 2011
Disamping penduduk melek huruf dan status pendidikan yang ditamatkan, hal
lain yang menggambarkan keadaan pendidikan di daerah adalah Angka Partisipasi
Sekolah (APS) yaitu angka yang menjelaskan besarnya persentase penduduk yang
duduk di bangku sekolah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra
dikategorikan menjadi 4 kelompok umur, yaitu 10-12 tahun mewakili umur setingkat
SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, 16-18 tahun mewakili umur setingkat
SMU, dan 19-24 tahun untuk akademi dan perguruan tinggi.
APS di Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 sebesar 24,20% dari keseluruhan
penduduk yang berusia 10 tahun ke atas, terdiri dari kelompok umur 10-12 tahun
sebesar 9,84%, kelompok umur 13-15 tahun sebesar 6,68%, kelompok umur 16-18
tahun sebesar 5,06%, dan kelompok umur 19-24 tahun sebesar 2,61%. Sedangkan
penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak sekolah lagi sebesar 68,35%, disamping itu
terdapat 7,46% penduduk usia tersebut yang tidak/belum pernah sekolah.
D. KEADAAN LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian
khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku,
pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status
derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan
disajikan indikator-indikator seperti persentase rumah tangga sehat, persentase rumah
tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga dengan sumber air
minum dari pompa/sumur/mata air menurut jarak ke tempat penampungan akhir
TIDAK/BLM TAMAT SD
SD/sederajat
SLTP/sederajat
SLTA/sederajat
Akademi/DIPL ke atas
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `13
kotoran/tinja, dan persentase rumah tangga menurut kepemilikan fasilitas buang air
besar (BAB).
1. Rumah Sehat
Rumah pada dasaranya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi
kehidupan setiap orang. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk
melepas lelah setelah bekerja seharian, tetapi juga mempunyai fungsi yang
penting sebagai tempat untuk membangun keluarga yang sehat dan sejahtera.
Kriteria rumah sehat berdasarkan Riskesdas Tahun 2010 adalah apabila
memenuhi tujuh kriteria yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenis lantai
bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup, pencahayaan alami cukup dan
tidak padat huni (>=8m2/orang).
GAMBAR 2.6PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
0
20
40
60
80
100 96,4
612
,81 32
,8
83,7
31,2
6
32,3
2
91,6
87,3
6
39,5
7
100
38,2
7
87,4
9
19,3
2
70,3
5
65,2
9
66,8
56,8
7
48,7
4
59,3
5
48,9
1
44,4
7
19,1
8
74,2 79
,48
% Diperiksa % Sehat
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
Berdasarkan laporan yang dihimpun oleh Subdin Promosi dan Lingkungan
Sehat dari 55.34 % rumah yang diperiksa, persentase rumah tangga sehat pada
2011 hanya mencapai 54.24 %. Kabupaten/kota dengan persentase rumah
tangga sehat tertinggi adalah Kota Bau-Bau sebesar 79.48 % diikuti oleh Kota
Kendari sebesar 74.20 % dan Kabupaten Muna 70.35 %. Sedangkan kabupaten
dengan persentase rumah tangga sehat terendah adalah Kabupaten Konawe
utara sebesar 19.18 % diikuti oleh Kabupaten Buton sebesar 19.32 %.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `14
Persentase rumah tangga sehat berdasarkan kabupaten/kota di Sulawesi
Tenggara disajikan pada Lampiran tabel 62.
2. Akses Terhadap Air Bersih
Akses air bersih Kepala Keluarga (KK) yang digunakan untuk minum dibagi
menjadi 2 (dua) kelompok besar, yaitu sumber air minum terlindung (air
kemasan, ledeng, pompa, mata air terlindung, sumur terlindung, dan air hujan)
dan sumber air tidak terlindung. (sumur tak terlindung, mata air tak terlindung,
air sungai, dan lainnya). Akses air bersih KK di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 2.7.
GAMBAR 2.7AKSES AIR BERSIH KEPALA KELUARGA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Ledeng; 25.05 SPT; 0.53%
SGL; 22.19%PAH
4.10%Kemasan,1.24%
Lainnya,3.89%
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
Gambar 2.7 menunjukkan persentase rumah tangga yang memiliki sumber air
minum terlindung, yaitu, ledeng 25.05%, sumur gali terlindung (SGL) 22.19%,
sumur pompa tangan (SPT) 0.53 %, penadahan air hujan (PAH) 4.10%, kemasan
1,24 % dan sumber lainnya 3,89%. Berdasarkan laporan Program Kesehatan
Lingkungan terdapat 28,82% rumah tangga di Provinsi Sulawesi Tenggara
menggunakan sumber air minum tidak terlindung dengan memanfaatkan
sumur tak terlindung, mata air tak terlindung atau air sungai/kali.
3. Jarak Sumber Air Minum dengan Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja
Sumber air minum sering menjadi sumber pencemar pada penyakit water
borne disease. Oleh karena itu sumber air minum harus memenuhi syarat
lokalisasi dan konstruksi.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `15
Syarat lokalisasi menginginkan agar sumber air minum terhindar dari
pengotoran, sehingga perlu diperhatikan jarak sumber air minum dengan
cubluk (kakus) lubang galian sampah, lubang galian untuk air limbah dan
sumber-sumber pengotor lainnya.
Jarak tersebut tergantung pada keadaan tanah dan kemiringannya. Pada
umumnya jarak sumber air minum dengan beberapa sumber pencemaran
termasuk tempat penampungan akhir kotoran/tinja lebih dari 10 meter dan
diusahakan agar letaknya tidak berada di bawah sumber-sumber tersebut.
4. Ketersediaan Jamban
Keberadaan fasilitas buang air besar telah menjadi kebutuhan penting
pada kehidupan masyarakat modern. Kepemilikan dan penggunaan fasilitas
tempat buang air besar merupakan isu penting dalam menentukan kualitas
hidup penduduk. Tahun 2011 di Provinsi Sulawesi Tenggara, rumah tangga
yang memiliki jamban sebesar 82,37 % ini terjadi peningkatan dari tahun 2010
yang hanya mencapai 68,58%. Dari seluruh yang memiliki, 71.93 % diantaranya
sudah memenuhi persyaratan kesehatan atau merupakan jamban sehat. KK
yang memiliki jamban menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada gamber 2.8.
GAMBAR 2.8PERSENTASE KK YANG MEMILIKI JAMBAN & JAMBAN SEHAT
MENURUT KABUPATEN/KOTADI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
67,3
0
39,6
9
67,4
6 79,6
2
64,6
3
53,2
9
80,5
8
100
100
56,2
5
100
85,0
8
66,8
383,6
2
77,6
0
67,9
71,7
8
74,9
1
53,8
5 72,5
1
59,3
9
100
85,8
9
87,9
6
82,2
4
84,6
6
% MEMILIKI JAMBAN % JAMBAN SEHAT
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `16
E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap
derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu: Cakupan jaminan
pemeliharaan kesehatan pra bayar, persentase rumah tangga ber-PHBS, dan Posyandu
aktif.
1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar
Data tahun 2011 menunjukkan bahwa persentase penduduk di Sulawesi
Tenggara yang dijamin oleh JAMKESMAS adalah sebesar 50.24%, untuk ASKES
sebesar 8.54 %, BAHTERAMAS sebesar 4.12%, JAMSOSTEK 0,67%, serta yang
tidak memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan sebesar 35.53%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara
telah memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar. Distribusi jaminan
pemeliharaan kesehatan penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara ditunjukkan
pada gambar 2.9.
GAMBAR 2.9PENDUDUK BERDASARKAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
JAMKESMAS,50.24%
ASKES; 8,54%JAMSOSTEK,
0.67%
BAHTERAMAS,4.12%
Tidak MemilikiJamkes; 35,53%
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
Berdasarkan gambar 2.9 dari seluruh penduduk yang memiliki jaminan
pemeliharaan kesehatan, kepesertaan yang paling besar adalah JAMKESMAS
(50.24 %) dan yang paling kecil adalah JAMSOSTEK (0.67%). Dengan
meningkatnya jaminan pemeliharaan kesehatan penduduk miskin, secara tidak
langsung berpengaruh terhadap peningkatan cakupan rawat jalan di Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. `17
2. Perilaku PHBS Masyarakat
Gambaran keadaan perilaku masyarakat juga dicerminkan dengan persentase
rumah tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yaitu rumah tangga
yang ber-PHBS memiliki 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan
kesehatan, tersedianya air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai
dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan dari tanah, tidak merokok dalam
rumah, melakukan aktivitas fisik secara rutin, serta makan sayur dan buah setiap
hari. Berdasarkan laporan hasil pemantauan dinas kesehatan kabupaten/kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 yang dilaksanakan pada sejumlah desa
yang tersebar pada 12 kabupaten/kota dengan jumlah RT yang dipantau
sebanyak 244.388 menunjukkan hanya 90.006 atau 36.83 % yanb ber PHBS,
jumlah ini menurun dari tahun 2010 yang mencapai 104.553 RT atau 37,60%.
Distribusi rumah tangga yang ber-PHBS menurut kabupaten/kota ditunjukkan
pada gambar 2.10.
GAMBAR 2.10PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PHBS MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
22,84 24,65
10,60
48,10
56,62
37,4040,56
56,14
40,84
19,18
45,9342,26
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011
Gambar 2.10 menunjukkan persentase RT ber PHBS tertinggi adalah Kabupaten
Kolaka Utara 73,62%, diikuti Kabupaten Kolaka 70,33% dan Muna 61,45%,
sedangkan persentase RT ber- PHBS terendah ada di Kabupaten Konawe Utara
11,51% dan Kabupaten Bombana 29,10%. Data tersebut menunjukkan cakupan
Rumah Tangga yang ber-PHBS di Provinsi Sulawesi Tenggara relatif masih rendah,
hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat secara umum, serta
kejadian penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..18
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang
dapat digunakan. Indikator-Indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi
morbiditas, mortalitas dan status gizi. Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat
Provinsi Sulawesi Tenggara, berikut ini disajikan status derajat kesehatan masyarakat,
diantaranya situasi mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat.
A. MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat terlihat dari kejadian
kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga
dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan
program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dihitung dengan
melakukan berbagai survei dan penelitian. Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan
proses akumulasi akhir dari berbagai penyebab kematian baik secara langsung maupun tidak
langsung. Secara umum kejadian kematian berhubungan erat dengan permasalahan
kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat proses interaksi berbagai faktor
resiko yang berpengaruh terhadap kejadian kematian.
Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang
telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari
tahun ke tahun. Angka kematian yang biasanya dijadikan indikator, yaitu Angka Kematian
Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Kasar
(AKK), dan Umur Harapan Hidup (UHH). Gambaran angka kematian di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2011 sebagai berikut.
1. Angka Kematian Bayi (AKB), Infant Mortality Rate (IMR)
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1
tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk,
Surkesnas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), data kematian yang
bersumber dari pelayanan kesehatan hanya berupa data jumlah absolut, hal ini dikarena
kejadian kematian bayi sebagian besar terjadi di luar fasilitas pelayanan kesehatan dan
tidak dilaporkan.
BAB IIISituasi derajat kesehatan
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..19
AKB dipenguruhi oleh berbagai faktor, yaitu pelayanan kesehatan, tingkat sosial
ekonomi, gizi, kesehatan lingkungan dan lainnya. Tersedianya berbagai fasilitas atau
aksesibilitas pelayanan kesehatan serta kesediaan masyarakat untuk merubah
kehidupan tradisional (tidak sehat) ke norma kehidupan modern (sehat) dalam bidang
kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap AKB. Jumlah
kematian bayi tahun 2009 - 2011 menurut kabupaten/kota di Provinasi Sulawesi
Tenggara ditunjukkan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1Jumlah Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2009-2011
No Kab./Kota2009 2010 2011
JmlKelahiran
JmlKelahiran
LahirMati
JmlKelahiran
LahirMati
JmlBayiMati
JmlKelahiran
LahirMati
JmlBayiMati
123456789101112
ButonMunaKonaweKolakaKonselBombanaWakatobiKolaka UtaraButon UtaraKonawe UtaraKota KendariKota Bau-bau
5.5765.2324.2376.4584.8132.1141.6932.3971.127
9285.7192.922
46854259703524
818171726
10282423963473435
714
944
5.9244.951
4406.8674.9232.5741.8772.2841.214
9585.6273.023
3079
5675953252232141328
163562943687540
323261942
5.6995.5234.0585.7445.0382.6781.8871.9681.556
9884.8432.558
70107
40768553252435
22526
172197
77140167101
595560176556
Jumlah 43.216 447 518 42.624 427 587 42.540 568 1.166
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Tabel 3.1. menunjukkan jumlah kematian bayi di kabupaten/kota tahun 2009 –
2011 terjadi peningkatan. Pada tahun 2009 jumlah kematian bayi tertinggi di Kabupaten
Buton 102 orang, disusul Kabupaten Muna 82 orang, sedangkan yang terendah
Kabupaten Buton Utara 7 orang. Pada tahun 2010 jumlah kematian bayi tertinggi terjadi
di Kabupaten Muna 79 orang, Kabupaten Kolaka 67 orang dan Konawe Selatan 59 orang,
sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Konawe 5 orang. Namun di Tahun
2011 jumlah kematian bayi mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu mencapai
jumlah 1.166 kematian bayi yang bila dibandingkan dengan tahun 2010 hanya sebesar
587 kematian.
Kematian Bayi yang tertinggi pada tahun 2011 terdapat di Kabupaten Muna
sebanyak 197 orang, disusul kabupaten Buton 172 orang, Kabupaten Konawe Selatan
167 orang, sedangkan yang terendah di Kabupaten Konawe Utara 17 orang.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..20
Jumlah kematian ini belum menggabarkan data secara terpilah hal ini disebabkan
format pelaporan pada program kesehatan ibu dan Anak di Kabupaten/Kota belum
terpilah antara laki-laki dan perempuan. Tingginya jumlah kematian bayi pada tahun
2011 Provinsi Sulawesi Tenggara disebabkan rendahnya keterampilan tenaga kesehatan
dalam memberikan penanganan kasus-kasus resiko tinggi, serta tenaga kesehatan yang
bertugas di desa (bidan) masih merangkap 2-3 desa, penempatan tenaga bidan yang
belum merata. Jumlah Kematian bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2007 – 2011
ditunjukkan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1Jumlah Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2007 - 2011
518
422518
587
1.166
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
2007 2008 2009 2010 2011
Kematian Bayi Expon. (Kematian Bayi)
Sumber Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Gambar 3.1 menunjukkan jumlah kematian bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2007 – 2011 berfluktuasi, namun demikian berdasarkan Exponential Trendline
menunjukkan adanya kecederungan peningkatan jumlah kematian tahun 2007 – 2011.
Kencenderungan tersebut tidak serta merta menunjukkan AKB di Provinsi Sulawesi
Tenggara mengalami peningkatan, hal ini bisa dikarenakan jumlah kematian bayi yang
dilaporkan hanya bersumber dari fasilitas pelayanan kesehatan dan kematian yang dapat
dipantau oleh tenaga kesehatan.
Disamping itu, jumlah kematian yang dilaporkan sangat dipengaruhi oleh
kelengkapan laporan dan pencatatan kematian program Dinas Kesehatan
kabupaten/kota. Berdasarkan indikator pelayanan kesehatan terutama pelayanan yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan bayi di Provinsi Sulawesi Tenggara, pada
umumnya menunjukkan peningkatan, yaitu meluasnya jangkauan pelayanan kesehatan
pada masyarakat khususnya upaya KIA/KB, promosi kesehatan, pencegahan dan
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..21
pemberantasan penyakit menular, upaya perbaikan gizi keluarga, lingkungan sehat, dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang didukung dengan penempatan bidan di desa.
Kejadian kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai
hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal), pada umumnya disebabkan oleh Tetanus
Neonatorum, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan penyebab lain seperti
pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kurangnya oksigen dalam
rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan saat lahir atau
beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir). Distribusi kematian neonatal menurut
kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 ditunjukkan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2Jumlah Kematian Neonatal Menurut Penyebab Kematian
di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2011
No Kab./Kota
Jumlah Kematian Neonatal
Sebab Kematian
BBLR Asfiksia Tetanus
Infeksi
Sepsis
KelainanKongenital
Ikterus
Lain-lain Total
123456789
101112
ButonMunaKonaweKolakaKonselBombanaWakatobiKolaka UtaraButon UtaraKonawe UtaraKota KendariKota Bau-bau
1013
8141410
8655
106
105
10276532742
102010000010
------------
111001010000
122200000050
010000000000
1943
7303417131212
239
426530485634262219142317
Provinsi 109 63 5 - 5 12 1 201 396
Sumber : Laporan Seksi Bimdal Yankesdas Tahun 2011
Tabel 3.2 menunjukkan kematian neonatal terbesar disebabkan oleh sebab lain
396 orang, BBLR 109 orang, asfiksia 63 orang, tetanus 5 orang, sepsis 5 orang, dengan
demikian total kematian neonatal tahun 2011 adalah 396 orang, hal ini menunjukkan
masa neonatal merupakan resiko kematian bayi yang paling tinggi, yaitu 396 kematian
dari 1.166.
2. Angka Kematian Balita (AKABA), Child Mortality Rate (CMR)
Angka Kematian Balita (0 - 4 tahun) adalah jumlah kematian anak yang
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000
kelahiran hidup.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..22
AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi,
penyakit menular dan kecelakaan. Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan
sosial, dalam arti luas dan tingkat kemiskinan penduduk.
Data kematian Balita belum diketahui secara tepat karena diperlukan survei
khusus untuk dapat mengetahui angka yang pasti. Data yang ada hanya diperoleh dari
pencatatan kematian balita di puskesmas dan di rumah sakit. Disisi lain, tidak semua
kelahiran dan kematian Balita tercatat pada unit kesehatan. Namun demikian sebagai
gambaran jumlah kejadian kematian Balita ditunjukkan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3Jumlah Kematian Balita Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2009 – 2011
No. Kab./Kota
2009 2010 2011
JumlahBalita
BalitaMati
JumlahBalita
BalitaMati
JumlahBalita
BalitaMati
123456789
101112
ButonMunaKonaweKolakaKonawe SelatanBambanaWakatobiKolaka UtaraButon UtaraKonawe UtaraKota KendariKota Bau-bau
31.27026.71430.66038.91523.76116.29212.69717.385
6.1459.269
30.82113.735
4998-
108
140
122-8
11
31.09526.64832.78732.28031.77615.40810.09215.660
6.3386.151
27.14717.448
441829207810103
2322
11
27.99227.55222.28431.06631.72212.674
8.58211.212
5.4805.417
29.40412.151
23220881
144176107676260197066
Jumlah 257.664 212 252.830 250 225.536 1.292
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa Jumlah Kematian Balita sebesar 1.292 terdiri dari
kematian bayi sebesar 1.166 dan kematian Anak Balita sebesar 126 orang. Jumlah
kematian balita tertinggi di Kabupaten Buton sebanyak 232 kematian, disusul Kabupaten
Muna sebanyak 208 kematian. Sedangkan yang terendah di Kabupaten Konawe Utara
sebanyak 19 kematian. Tingginya jumlah kematian balita di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2011 rata-rata disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan sanitasi yang
buruk seperti kematian balita akibat penyakit Diare, ISPA, DBD, malaria, serta kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..23
Angka Kematian Balita di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan angka proyeksi
BPS 2001-2020 menunjukkan adanya penurunan, hal ini dimungkinkan semakin
meningkatnya akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Proyeksi Kematian Balita
ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.2Proyeksi Angka Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2001-2020
Sumber : Badan Pusat StatistiK Tahun 2008
Gambar 3.2 menunjukkan Angka Kematian Balita 2001 sebesar 10,38 perseribu,
tahun 2005 menjadi 6,72 perseribu, dan tahun 2011 diperkirakan menjadi 5 perseribu.
Berdasarkan laporan program, secara umum penyebab kematian balita di Provinsi
Sulawesi Tenggara adalah Diare, infeksi parasit dan tetanus.
3. Angka Kematian Ibu (AKI), Maternal Mortality Rate (MMR)
Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu
melahirkan dan masa nifas. Untuk menurunkan angka kematian ibu, diperlukan upaya
mengurangi peran dukun dalam menolong persalinan dan berupaya meningkatkan
peran bidan. Hal ini bertujuan menempatkan peran bidan didesa sebagai ujung tombak
dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Distribusi Jumlah Kematian Ibu di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 ditunjukkan pada tabel 3.4.
2001
Kematian 10.38
02468
1012
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..23
Angka Kematian Balita di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan angka proyeksi
BPS 2001-2020 menunjukkan adanya penurunan, hal ini dimungkinkan semakin
meningkatnya akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Proyeksi Kematian Balita
ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.2Proyeksi Angka Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2001-2020
Sumber : Badan Pusat StatistiK Tahun 2008
Gambar 3.2 menunjukkan Angka Kematian Balita 2001 sebesar 10,38 perseribu,
tahun 2005 menjadi 6,72 perseribu, dan tahun 2011 diperkirakan menjadi 5 perseribu.
Berdasarkan laporan program, secara umum penyebab kematian balita di Provinsi
Sulawesi Tenggara adalah Diare, infeksi parasit dan tetanus.
3. Angka Kematian Ibu (AKI), Maternal Mortality Rate (MMR)
Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu
melahirkan dan masa nifas. Untuk menurunkan angka kematian ibu, diperlukan upaya
mengurangi peran dukun dalam menolong persalinan dan berupaya meningkatkan
peran bidan. Hal ini bertujuan menempatkan peran bidan didesa sebagai ujung tombak
dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Distribusi Jumlah Kematian Ibu di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 ditunjukkan pada tabel 3.4.
2001 2002 2003 2004 2005 2010
10.38 9.44 8.54 7.605 6.72
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..23
Angka Kematian Balita di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan angka proyeksi
BPS 2001-2020 menunjukkan adanya penurunan, hal ini dimungkinkan semakin
meningkatnya akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Proyeksi Kematian Balita
ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.2Proyeksi Angka Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2001-2020
Sumber : Badan Pusat StatistiK Tahun 2008
Gambar 3.2 menunjukkan Angka Kematian Balita 2001 sebesar 10,38 perseribu,
tahun 2005 menjadi 6,72 perseribu, dan tahun 2011 diperkirakan menjadi 5 perseribu.
Berdasarkan laporan program, secara umum penyebab kematian balita di Provinsi
Sulawesi Tenggara adalah Diare, infeksi parasit dan tetanus.
3. Angka Kematian Ibu (AKI), Maternal Mortality Rate (MMR)
Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu
melahirkan dan masa nifas. Untuk menurunkan angka kematian ibu, diperlukan upaya
mengurangi peran dukun dalam menolong persalinan dan berupaya meningkatkan
peran bidan. Hal ini bertujuan menempatkan peran bidan didesa sebagai ujung tombak
dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Distribusi Jumlah Kematian Ibu di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 ditunjukkan pada tabel 3.4.
2010 2020
5 4
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..24
Tabel 3.4Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2011
No. Kab./Kota
Jumlah Kematian Ibu Maternal
Kematian
Ibu Hamil
Kematian
Ibu Bersalin
Kematian
Ibu NifasJumlah
123456789
101112
ButonMunaKonaweKolakaKonselBambanaWakatobiKolaka UtaraButon UtaraKonawe UtaraKota KendariKota Bau-bau
43
102122-21--
118-724-63383
52-4212----2
2013
713
57465485
Jumlah 27 55 18 97
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Berdasarkan tabel 3.4 ditunjukkan bahwa tahun 2011 jumlah kematian ibu tertinggi
di Kabupaten Buton sebanyak 20 kasus dan yang terendah adalah Kabupaten Wakatobi
yang hanya 4 kasus, kemudian disusul Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Buton
Utara, Kota Bau-Bau masing-masing 5 kematian ibu hamil.
Berdasarkan data program Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara diperoleh informasi, penyebab kematian ibu yang utama adalah
keracunan kehamilan dan infeksi, kondisi ini akan lebih diperparah lagi dengan keadaan
status gizi yang buruk, faktor persalinan yang terlalu muda, paritas tinggi, dan anemi pada
ibu hamil, serta pengetahuan ibu tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan belum
maksimal walaupun Jampersal sudah diberlakukan, sebagian ibu hamil terlambat
mendapat pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan disamping itu masih dijumpai ibu
melahirkan yang ditolong oleh dukun hal ini disebabkan kepercayaan masyarakat terhadap
dukun masih tinggi.
4. Angka Kematian Kasar, Crude Death Rate (CDR)
Angka kematian kasar dapat digunakan untuk membandingkan kondisi kesehatan suatu
daerah atau negara dengan daerah atau negara lain. Angka ini dipengaruhi oleh
karakteristik penduduk, terutama struktur penduduk atau komposisi umur penduduk.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..25
Di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 tidak dilaporkan angka kematian kasar, namun
demikian peningkatan Umur Harapan Hidup berdasarkan estimasi biasanya diikuti dengan
penurunan angka kematian kasar.
5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)
Umur harapan hidup waktu lahir sangat berpengaruh pada penurunan kematian
bayi. Oleh karena itu umur harapan hidup sangat peka terhadap perubahan derajat
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan
tercermin kenaikan angka harapan hidup pada waktu lahir dan penurunan AKB.
Meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran
tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.
Proyeksi umur harapan hidup waktu lahir di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun2001 – 2020 ditunjukkan pada gambar 3.3.
Gambar 3.3Proyeksi Umur Harapan Hidup di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2001 – 2020
65,20
66,94 67,80
69,00
69,1470,96
71,80
73,00
60,00
62,00
64,00
66,00
68,00
70,00
72,00
74,00
2001 2005 2010 2020Laki-Laki Perempuan
Sumber : Sultra Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 3.3 menunjukkan angka proyeksi umur harapan hidup penduduk Provinsi
Sulawesi Tenggara. Tahun 2005 umur harapan hidup perempuan 70,9 tahun dan laki-laki
66,9 tahun (rata-rata 69,01 tahun), tahun 2011 umur harapan hidup perempuan 71.80
tahun dan laki-laki 67.80 tahun (rata – rata 69.80 tahun). Angka tersebut masih rendah
dari proyeksi umur harapan hidup nasional tahun 2011 yaitu 70,6 tahun.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..26
B. MORBIDITAS
Data kesakitan terdiri dari dua sumber, yaitu bersumber dari masyarakat (community
based data) dan bersumber dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data)
melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Data kesakitan merupakan salah satu indikator
yang digunakan untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat. Berikut ini akan diuraikan
situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk situasi
penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial
KLB/wabah, situasi penyakit tidak menular.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang menjadi perhatian serius di Provinsi Sulawesi Tenggara,
yaitu penyakit Malaria, TB paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Kusta,
penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB
(wabah), Rabies, Filariasis, Frambusia dan Antraks.
a. Malaria
Kasus Malaria di Sulawesi Tenggara tahun (2006-2008) cenderung
berfluktuatif, tahun 2006 jumlah kasus 31.788 (AMI 15.88), tahun 2007 jumlah
kasus 36.623 (AMI 18.29), tahun 2008 jumlah kasus 34. 999 (AMI 16,87), namun di
tahun 2009-2011 jumlah kasus cenderung menurun dari tahun 2009 jumlah kasus
27.159 (AMI 12,82), tahun 2010 jumlah kasus 27.313 (AMI 12,23) dan pada Tahun
2011 jumlah kasus yakni sebesar 27.144 (AMI 11.92)
Angka kesakitan Malaria dikatakan tinggi apabila angka Annual Malaria
Insidens (AMI) > 10 per 1.000 penduduk dan rendah apabila < 10 per 1.000
penduduk. Jika diperhatikan AMI selama 5 tahun terakhir, terlihat bahwa angka
kesakitan Malaria di Sulawesi Tenggara berada pada kategori sedang dengan AMI
15.88 – 18.29. Dengan demikian Sulawesi Tenggara masuk dalam kategori daerah
endemik. AMI Malaria tahun 2006 – 2011 ditunjukkan pada gambar 3.4.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..27
Gambar 3.4AMI Malaria di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2006 – 2011
15,8818,29
16,87
12,82 12,23 11,92
02468
101214161820
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
A M I
AMI Linear (AMI)
Sumber Profil Dinkes Prov. Sultra Tahun 2006 – 2011
Gambar 3.4. menunjukkan exponetial trendline AMI malaria tahun 2005 –
2011 cenderung mengalami penurunan oleh karena itu program penanggulangan
Malaria menjadi perhatian serius untuk mengeliminasi kejadian malaria dalam
rangka mencapai target AMI 5 per 1.000 penduduk tahun 2011.
Berdasarkan laporan program Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,
Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria terjadi pada tahun 2011 terjadi 1 kali yaitu di
Kabupaten Buton sebanyak 393 penderita dengan jumlah laki-laki 164 orang dan
perempuan sebanyak 229 orang. Dari 393 kasus malaria tersebut dilaporkan
jumlah kematian sebanyak 7 orang dengan Case fatality Rate mencapai 1.78 % dan
Attack Rate 4.77%.
b. TB Paru
Penemuan kasus TB Paru/Case Detection Rate (CDR) dilakukan di unit
pelayanan kesehatan (Puskesmas, Pustu, dan RS). Berdasarkan profil kesehatan
kabupaten/kota CDR TB Paru di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2006 (77%), tahun
2007 menurun menjadi 53.6%, tahun 2008 53.56%, tahun 2009 (49.23%) dan di
tahun 2010 meningkat menjadi 67.10%. Namun di tahun 2011 CDR TB mengalami
penurunan yaitu sebesar 64.03%. Dengan demikian CDR TB Paru hampir mencapai
target yang ditetapkan, yaitu 70%. Gambaran CDR TB Paru di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2006 – 2011 ditunjukkan pada gambar 3.5.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..28
Gambar 3.5CDR (Case Detection Rate) TB Paru
di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2006 – 2011
77.00
53.60 53.56 49.23
67.10
64.03
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
2006 2007 2008 2009 2010 2011CDR Linear (CDR)
Sumber Profil Dinkes Prov. Sultra Tahun 2006 – 2011
Gambar 3.5 menunjukkan exponential trendline CDR TB Paru di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2006 – 2011 cenderung stabil. Dengan demikian yang
menjadi pertanyaan adalah apakah angka kejadian TB Paru cenderung tetap (target
tetap 70%) atau efektifitas program dalam menjaring kasus sangat rendah.
Gambaran ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pelaksana program.
Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota, kasus TB Paru klinis di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2011 berjumlah 29.563 orang dan 3.493 orang dinyatakan
positif (+), hal ini menunjukkan sensitifitas alat ukur yang digunakan untuk
mendeteksi kasus sangat rendah, yaitu 13,72% (seharusnya > 90%), demikian juga
dengan angka kesembuhan TB Paru 84.80%, hampir mencapai target yang telah
ditetapkan (>85%). Distribusi kasus menurut kabupaten/kota menunjukkan, kasus
tertinggi terjadi di Kabupaten Buton (646 kasus), Kabupaten Konawe (490 kasus),
sedangkan yang terendah terjadi di Kabupaten Buton Utara dengan 51 kasus. Untuk
angka insidens per 100.000 penduduk mencapai 3.47 % dimana Jumlah Kematian
akibat TB Paru yang dilaporkan dari Kabupaten/kota yaitu sebesar 79 kematian
dengan kematian tertinggi di Kabupaten Buton sebanyak 19 kematian TB, Kabupaten
Konawe Selatan 17 kematian dan Kabupaten Kolaka 13 kematian, yang terendah di
Kabupaten Bombana dan Kabupaten Konawe Utara masing-masing 1 kematian dan
Kabupaten Konawe dan Kota Kendari tidak terdapat kematian TB Paru.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..29
c. HIV/AIDS
Kegiatan penemuan kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara dilaksanakan
melalui kegiatan zero survei terhadap kelompok beresiko, baik yang beresiko tinggi
maupun rendah. Berdasarkan laporan program, jumlah penderita HIV/AIDS hingga
2010 berjumlah 35 kasus dan tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS
sebanyak 69 kasus yang terdiri dari 17 kasus HIV dan 52 kasus AIDS. Perkembangan
jumlah kasus dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Jumlah kasus
HIV/AIDs tahun 2006 – 2011 ditunjukkan pada gambar 3.5.
Gambar 3.6Jumlah Kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2006 – 2011
28
14
5 2 3
17
1 7
1511
12
52
-10
0
10
20
30
40
50
60
2006 2007 2008 2009 2010 2011
HIV AIDS Expon. (HIV) Linear (AIDS)
Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil Kes Kab/KotaTahun 2011
Gambar 3.6 menunjukkan, kasus HIV/AIDS tahun 2006 berjumlah 29 kasus, tahun
2007 berjumlah 21 kasus, tahun 2008 berjumlah 20 kasus, tahun 2009 berjumlah 13
kasus dan tahun 2010 berjumlah 15 kasus dan tahun 2011 sebanyak 69 kasus.
Berdasarkan exponensial trendline jumlah kasus AIDS cenderung meningkat lebih
tinggi dibandingkan dengan kasus HIV, dengan demikian dalam waktu jangka
panjang penurunan penemuan kasus HIV akan disertai dengan peningkatan jumlah
kasus AIDS hal ini terjadi apabila surveilans tidak mampu melakukan pelacakan
kasus dengan baik. Oleh karena itu perlu peningkatan kewaspadaan dini dan
penatalaksanaan kasus, serta melibatkan masyarakat dalam penemuan kasus secara
dini untuk mencegah penularan lebih luas atau terjadinya ledakan kasus secara tiba-
tiba.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..30
Jika dilihat dari data berdasarkan jenis kelamin, maka penderita yang kasus
HIV/AIDS lebih banyak ditemukan pada laki-laki yakni sebesar 40 kasus HIV/AIDS dan
perempuan sebanyak 27 kasus. Distribusi penderita HIV/AIDS berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7Jumlah Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2011
Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil KesKab/KotaTahun 2011
Kecenderungan jumlah kasus HIV/AIDS lebih banyak terjadi pada laki-laki
kemungkinan disebabkan oleh mobilitas laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan
perempuan, di mana di beberapa daerah di Sulawesi Tenggara kaum laki-laki
memiliki kebiasaan mencari penghidupan (merantau) di daerah lain di luar Provinsi
Sulawesi Tenggara (Papua, Maluku, Malaysia, dll), sehingga memiliki kemungkinan
yang lebih besar untuk terpapar HIV/AIDS, apalagi bila ditambah dengan perilaku
yang beresiko tinggi .
Untuk kasus kematian akibat AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
sebanyak 22 kasus yang terdiri dari laki-laki 17 kematian dan perempuan 6 kematian.
Dari data tersebut kematian AIDS tertinggi di Kota Bau-Bau 10 kematian, kemudian
Kabupaten Buton 8 Kematian dan Kota Kendari 3 kematian serta Kabupaten Konawe
dan Wakatobi masing-masing 1 kasus kematian, selengkapnya dapat dilihat pada
gambar 3.8.
0
10
20
30
40
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..30
Jika dilihat dari data berdasarkan jenis kelamin, maka penderita yang kasus
HIV/AIDS lebih banyak ditemukan pada laki-laki yakni sebesar 40 kasus HIV/AIDS dan
perempuan sebanyak 27 kasus. Distribusi penderita HIV/AIDS berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7Jumlah Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2011
Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil KesKab/KotaTahun 2011
Kecenderungan jumlah kasus HIV/AIDS lebih banyak terjadi pada laki-laki
kemungkinan disebabkan oleh mobilitas laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan
perempuan, di mana di beberapa daerah di Sulawesi Tenggara kaum laki-laki
memiliki kebiasaan mencari penghidupan (merantau) di daerah lain di luar Provinsi
Sulawesi Tenggara (Papua, Maluku, Malaysia, dll), sehingga memiliki kemungkinan
yang lebih besar untuk terpapar HIV/AIDS, apalagi bila ditambah dengan perilaku
yang beresiko tinggi .
Untuk kasus kematian akibat AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
sebanyak 22 kasus yang terdiri dari laki-laki 17 kematian dan perempuan 6 kematian.
Dari data tersebut kematian AIDS tertinggi di Kota Bau-Bau 10 kematian, kemudian
Kabupaten Buton 8 Kematian dan Kota Kendari 3 kematian serta Kabupaten Konawe
dan Wakatobi masing-masing 1 kasus kematian, selengkapnya dapat dilihat pada
gambar 3.8.
HIV AIDS
9
31
6
21
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..30
Jika dilihat dari data berdasarkan jenis kelamin, maka penderita yang kasus
HIV/AIDS lebih banyak ditemukan pada laki-laki yakni sebesar 40 kasus HIV/AIDS dan
perempuan sebanyak 27 kasus. Distribusi penderita HIV/AIDS berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7Jumlah Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2011
Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil KesKab/KotaTahun 2011
Kecenderungan jumlah kasus HIV/AIDS lebih banyak terjadi pada laki-laki
kemungkinan disebabkan oleh mobilitas laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan
perempuan, di mana di beberapa daerah di Sulawesi Tenggara kaum laki-laki
memiliki kebiasaan mencari penghidupan (merantau) di daerah lain di luar Provinsi
Sulawesi Tenggara (Papua, Maluku, Malaysia, dll), sehingga memiliki kemungkinan
yang lebih besar untuk terpapar HIV/AIDS, apalagi bila ditambah dengan perilaku
yang beresiko tinggi .
Untuk kasus kematian akibat AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
sebanyak 22 kasus yang terdiri dari laki-laki 17 kematian dan perempuan 6 kematian.
Dari data tersebut kematian AIDS tertinggi di Kota Bau-Bau 10 kematian, kemudian
Kabupaten Buton 8 Kematian dan Kota Kendari 3 kematian serta Kabupaten Konawe
dan Wakatobi masing-masing 1 kasus kematian, selengkapnya dapat dilihat pada
gambar 3.8.
21
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..31
Gambar 3.8Jumlah Kematian Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin
di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2011
Sumber : - Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011- Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov.Sultra Tahun 2011
Tingginya kematian AIDS di Kota Bau-Bau dan Kabupaten Buton disebabkan
sebagian penduduk dari daerah tersebut adalah perantau dari papua, penduduk
tersebut sudah terinfeksi dengan AIDS dan kembali tinggal dan berobat di Kota Bau-
Bau dan Kabupaten Buton. Berikut ini adalah grafik kematian AIDS berdasarkan jenis
kelamin di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
d. Infeksi Menular Seksual Lainnya (IMS)
Infeksi menular seksual adalah (IMS) atau penyakit menular seksual adalah penyakit
yang salah satu penularannya melalui hubungan seksual yang termasuk Sifilis,
Gonorhoe (Kencing Nanah), Klamidia dan Herpes. Pada tahun 2011 di Provinsi
Sulawesi Tenggara kasus IMS terjadi peningkatan yaitu sebanyak 575 kasus IMS bila
dibandingkan dengan Tahun 2010 sebesar 397 kasus IMS. Untuk lebih jelasnya kasus
IMS tahun 2008-2011 per kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 3.9.
0
2
4
6
8
10
6
0
2
0
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..31
Gambar 3.8Jumlah Kematian Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin
di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2011
Sumber : - Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011- Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov.Sultra Tahun 2011
Tingginya kematian AIDS di Kota Bau-Bau dan Kabupaten Buton disebabkan
sebagian penduduk dari daerah tersebut adalah perantau dari papua, penduduk
tersebut sudah terinfeksi dengan AIDS dan kembali tinggal dan berobat di Kota Bau-
Bau dan Kabupaten Buton. Berikut ini adalah grafik kematian AIDS berdasarkan jenis
kelamin di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
d. Infeksi Menular Seksual Lainnya (IMS)
Infeksi menular seksual adalah (IMS) atau penyakit menular seksual adalah penyakit
yang salah satu penularannya melalui hubungan seksual yang termasuk Sifilis,
Gonorhoe (Kencing Nanah), Klamidia dan Herpes. Pada tahun 2011 di Provinsi
Sulawesi Tenggara kasus IMS terjadi peningkatan yaitu sebanyak 575 kasus IMS bila
dibandingkan dengan Tahun 2010 sebesar 397 kasus IMS. Untuk lebih jelasnya kasus
IMS tahun 2008-2011 per kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 3.9.
0 0 0 0 01
0 0 001
0 0 0 0 0 0 0
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..31
Gambar 3.8Jumlah Kematian Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin
di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2011
Sumber : - Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011- Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov.Sultra Tahun 2011
Tingginya kematian AIDS di Kota Bau-Bau dan Kabupaten Buton disebabkan
sebagian penduduk dari daerah tersebut adalah perantau dari papua, penduduk
tersebut sudah terinfeksi dengan AIDS dan kembali tinggal dan berobat di Kota Bau-
Bau dan Kabupaten Buton. Berikut ini adalah grafik kematian AIDS berdasarkan jenis
kelamin di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
d. Infeksi Menular Seksual Lainnya (IMS)
Infeksi menular seksual adalah (IMS) atau penyakit menular seksual adalah penyakit
yang salah satu penularannya melalui hubungan seksual yang termasuk Sifilis,
Gonorhoe (Kencing Nanah), Klamidia dan Herpes. Pada tahun 2011 di Provinsi
Sulawesi Tenggara kasus IMS terjadi peningkatan yaitu sebanyak 575 kasus IMS bila
dibandingkan dengan Tahun 2010 sebesar 397 kasus IMS. Untuk lebih jelasnya kasus
IMS tahun 2008-2011 per kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 3.9.
01
9
0
21
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..32
Gambar 3.9Jumlah Kasus IMS di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 - 2011
Sumber : Laporan Tahunan Program P2ML Dinkes Prov. Sultra & Profil Kes Kab/KotaTahun 2011
Dari gambar 3.9 diatas jelas bahwa di Provinsi Sulawesi Tenggara jumlah
kasus IMS setiap tahunnya terjadi peningkatan yang signifikan khususnya di tahun
2011 sebanyak 575 kasus terdiri dari laki-laki sebanyak 180 kasus dan perempuan
123 kasus. Kasus IMS tertinggi di Kota Kendari 226 kasus disusul Kabupaten Kolaka
216 kasus, Kota Bau-Bau 59 kasus, Kabupaten Konawe Selatan 39 kasus, Kabupaten
Buton 22 kasus sedangkan kasus IMS terendah di Kabupaten Konawe 7 Kasus dan
Kabupaten Bombana 6 kasus.
Tingginya kasus IMS Tahun 2011 diduga disebabkan maraknya tempat
hiburan malam yang belakangan semakin menjamur baik di Kota Kendari maupun di
kabupaten/kota sekitar dan meningkatnya jumlah penduduk asing yang datang dari
luar seiring dengan dibukanya daerah-daerah pertambangan baru. Rata-rata
penderita adalah pekerja maupun pengunjung tempat hiburan malam
dengan usia rata-rata masih produktif, penderita terbanyak pada jenis
kelamin laki-laki, hal ini kemungkinan disebabkan karena laki-laki
mobilitasnya lebih tinggi/ bekerja diluar sehingga mudah terpapar apalagi
jika mempunyai perilaku yang berisiko tinggi untuk terjadinya penularan
HIV/AIDS, IMS dan lain sebagianya.
393 386 397
575
0
100
200
300
400
500
600
700
2008 2009 2010 2011
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..33
e. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang paling sering
berada dalam daftar 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di puskesmas maupun di
rumah sakit. Sasaran program pemberantasan ISPA adalah penderita Pneumonia.
Pneumonia adalah ineksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi ini
dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneuomonia juga dapat
terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang
rentan terserang Pneumonia adalah anak kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari
65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan
imunologi). Berikut ini adalah distribusi jumlah kasus Pneumonia pada Balita
menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada tabel 3.5.
Tabel 3.5Jumlah Penderita Pneumonia pada Balita Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2011
No. Kab./KotaPneumonia
Jml Balita Jml PerkiraanPenderita
Balitaditemukan/Ditangani
% BalitaDitangani
123456789
101112
ButonMunaKonaweKolakaKonselBombanaWakatobiKolaka UtaraButon UtaraKonawe UtaraKota KendariKota Bau-bau
27.99227.55222.28431.06631.72212.674
8.58211.212
5.4805.417
29.40412.151
2.7992.7552.2283.1073.1721.267
8581.121
548542
2.9401.215
749526
1.983305369
9218
140156113183134
26.7619.0988.99
9.8211.63
7.262.10
12.4928.4720.86
6.2211.03
SULAWESI TENGGARA 225.536 22.554 4.768 21.14
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Tabel 3.5 menunjukkan tahun 2011 di Provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat
4.768 penderita Pneumonia balita, dari jumlah tersebut sebesar 21.14 % penderita
ditangani. Kasus tertinggi terdapat di Kabupaten Konawe sebanyak 1.983 penderita
dan terendah di Kabupaten Wakatobi sebanyak 18 penderita.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..34
f. KustaAngka Prevalensi Kusta di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2011
dilaporkan sebesar 1,45 per 10.000 penduduk (lebih tinggi dari target nasional < 1
per 10.000 penduduk). Total kejadian kasus tahun 2011 berjumlah 331 penderita
yang terdiri dari laki-laki 198 penderita, perempuan 133 penderita. Dari 331
penderita kusta tahun 2011 terdiri dari 36 penderita kusta type PB (Pausi Basiler)
dan 295 penderita type MB (Multi Basiler). Distribusi penderita Kusta menurut
kabupaten/kota ditunjukkan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6Jumlah Penderita Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2011
No. Kab./Kota
KASUS TERCATAT
PB (Pausi Basiler) MB (Multi Basiler)
Laki Perempuan Total Laki Perempuan Total
123456789
101112
ButonMunaKonaweKolakaKonselBombanaWakatobiKolaka UtaraButon UtaraKonawe UtaraKota KendariKota Bau-bau
2112-3----13
9212-51---21
11324-81---34
391711181018
7924
1832
2513
315
38
16112
1112
6430143313262310
36
2944
SULAWESI TENGGARA 13 23 36 185 110 295
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Tabel 3.6 menunjukkan penemuan kasus kusta tertinggi (type Pausi Basiler)
terdapat di Kabupaten Buton dengan 11 kasus, diikuti Kabupaten Bombana 8
kasus, dan terendah di Kabupaten Konawe dengan 2 kasus dan Kabupaten
Wakatobi 1 kasus. Kemudian untuk type Multi Basiler tertinggi masih di Kabupaten
Buton dengan 64 kasus, kota Bau-Bau 44 kasus, kemudian disusul Kabupaten
Kolaka 33 kasus dan Kabupaten Muna 30 Kasus, yang terendah di Kabupaten Buton
Utara 3 kasus.
Dari 36 kasus type PB 33 kasus (93.94%) diantaranya dinyatakan telah
selesai melakukan pengobatan tepat waktu (RFT=Release from Treatment) dan dari
295 penderita type MB, 189 penderita (87.50%) diantaranya juga dinyatakan (RFT).
Berdasarkan data tersebut tahun 2011 RFT Kusta Provinsi Sulawesi Tenggara belum
mencapai target yang telah ditetapkan (> 90%) khususnya pada type MB.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..35
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, prevalensi
penderita Kusta tahun 2007 – 2011 cenderung berfluktuasi. Tahun 2007 (1,5), tahun
2008 (1,33), tahun 2009 (1.33), tahun 2010 (1,50) dan tahun 2011 (1.45). Gambaran
Prevalensi penyakit Kusta ditunjukkan pada gambar 3.10.
Gambar 3.10Prevalensi Penderita Kusta per 10.000 penduduk
di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2007 – 2011
0
0,5
1
1,5
2007 2008 2009 2010 2011
1,51,33 1,33
1,5 1,45
1 1 1 1 1
KUSTA TARGET
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Gambar 3.10 menunjukkan prevalensi Kusta di Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun
2007–2011 belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu < 1/10.000
penduduk.
Kurun waktu 2007–2011, angka prevalensi penyakit kusta secara nasional juga
belum menunjukkan penurunan, tahun 2007 sebesar menjadi 1.05 per 10.000
penduduk, tahun 2008-2009 menurun menjadi 1.33 per 10.000 penduduk, tahun
2010 terjadi peningkatan menjadi 1.5 per 10.000 penduduk dan tahun 2011
mengalami penurunan dengan angka prevalensi 1.45 pe 10.000 penduduk. Dengan
demikian prevalensi kusta di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2007 – 2011 masih
diatas prevalensi kusta secara nasional.
2. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Penyakit yang dapat dicegah Dengan Imunisasi merupakan penyakit yang
diharapkan dapat dieliminasi, direduksi, dan dieradikasi dengan pelaksanaan program
imunisasi.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..36
PD3I yang dibahas dalam bab ini mencakup penyakit Difteri, Pertusis (Batuk Rejan),
Tetanus Neonatorum, campak, Polio dan Hepatitis B. Gambaran kejadian penyakit PD3I
di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut :
a. Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah.
Rendahnya kejadian kasus Difteri sangat dipengaruhi adanya peningkatan cakupan
imunisasi di Provinsi Sulawesi Tenggara dan cakupan imunasasi nasional.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2011 kasus Difteri hanya ditemukan di Kabupaten Kolaka sebanyak 4 kasus
yang terdiri dari laki-laki 2 kasus dan perempuan 2 kasus. Jumlah ini meningat dari
tahun 2010 yaitu 1 kasus dan juga terjadi di Kabupaten Kolaka. Dari 4 kasus Difteri
tersebut 2 diantaranya meninggal. Dengan demikian Case Fatality Rate (CFR) kasus
Difteri tahun 2011 mencapai 50 %. Kegiatan penanggulangan penyakit Difteri terus
dilakukan melalui kegiatan surveilans terpadu penyakit, sebagai bentuk
kewaspadaan dini.
b. Pertusis (Batuk Rejan)
Kasus Pertusis di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2005 hingga 2009
tidak ada kasus yang dilaporkan, dan pada tahun 2010 kembali dilaporkan adanya
penemuan sebanyak 2 kasus yang di temukan di Kabupaten Bombana dan pada
tahun 2011 kembali ditemukan kasus pertusis di Kota kendari 1 kasus dan terbanyak
di Kabupaten Muna sebanyak 308 kasus
c. Tetanus Neonatorum (TN)
Penanganan Tetanus Neonatorum (TN) yang terpenting adalah usaha
pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil. Usaha pencegahan TN di Provinsi Sulawesi
Tenggara terus ditingkatkan melalui program upaya kesehatan ibu dan anak.
Kasus TN tahun 2007-2011 cenderung berfluktuatif, gambaran kasus TN di
Provinsi Sulawesi Tenggara ditunjukkan pada gambar 3.11.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..37
Gambar 3.11Jumlah Kasus TN di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2007 - 2011
Sumber : Laporan Evaluasi Program 2007 – 2011
Gambar 3.11 menunjukkan kasus Tetanus Neonatorum (TN) di Sulawesi
Tenggara Tahun 2006 sebanyak 4 kasus, Tahun 2007 berjumlah 5 kasus, Pada tahun
2008 meningkat menjadi 7 kasus, tahun 2009 turun menjadi 5 kasus, tahun 2010
kembali meningkat menjadi 6 kasus dan Pada Tahun 2011 terdapat 4 kasus yaitu di
kabupaten Konawe 2 kasus, Kabupaten Konawe Selatan dan Kota Kendari masin-
masing 1 kasus. Gambaran kasus menurut faktor resiko status imunisasi yaitu rata-
rata terjadi pada kelompok yang tidak diimunisasi, dan gambaran kasus persalinan
secara tradisional.
c. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian
Luar Biasa (KLB), oleh karena itu penanggulangan campak masih pada tahap reduksi,
yaitu menurunkan angka kematian akibat campak. Kasus campak di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2006 – 2011 ditunjukkan pada gambar 3.12.
5
7
56
4
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2007 2008 2009 2010 2011
TN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..38
Gambar 3.12Jumlah Kasus Campak di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2006 - 2011
111
282
103 10189
294
0
50
100
150
200
250
300
350
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2011
Gambar 3.12 menunjukkan kasus campak di Sulawesi Tenggara tahun 2011
terjadi peningkatan kasus yaitu sebesar 294 dengan Case Fatality rate sebesar 1.02
per 10.000 penduduk. Dari 294 kasus campak yang ada dilaporkan dari 4 (empat)
Kabupaten/Kota mulai dari kasus tertinggi yang terjadi di kabupaten Kolaka
sebanyak 117 kasus, disusul Kota Kendari 87 kasus, Kabupaten Buton 81 kasus dan
terendah di Kabupaten Muna sebanyak 9 kasus. Informasi mengenai penyakit
Campak per jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 22 lampiran profil kesehatan
tahun 2011.
d. Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Secara umum dari tahun 2005 – 2011 AFP Rate Provinsi Sulawesi Tenggara
mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 2/100.000 anak < 15 tahun. Non Polio
AFP Rate pada Tahun 2010 sebesar 2,62 per 100.000 ana < 15 Tahun. Jumlah kasus
dan AFP Rate (Non Polio) Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2006 – 2011 ditunjukkan
pada gambar 3.13.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..39
Gambar 3.13AFP Rate di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2006 – 2011
0
5
10
15
20
25
2006 2007 2008 2009 2010 2011
3,26 2,32 2,53 2,4 1,372,74
22
1719 19
8
21
AFP Rate
Jumlah Kasus
Sumber : Laporan Surveilans AFP Prov. Sultra tahun 2011
Gambar 3.13 menunjukan penemuan kasus AFP di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2006 berjumlah 22 kasus dari target 14 kasus (AFP rate 3,26 per
100.000 penduduk < 15 tahun) dan tahun 2007 berjumlah 17 kasus dari target 14
kasus (AFP rate 2,32 per 100.000 penduduk < 15 tahun), tahun 2008 berjumlah 19
kasus dari target 14 kasus (AFP Rate 2,53 per 100.000 penduduk < 15 tahun), tahun
2009 berjumlah 19 kasus dari target 15 kasus (AFP rate 2,4 per 100.000 penduduk <
15 tahun) dan tahun 2011 ditemukan 8 kasus dari target 15 kasus (AFP rate 1,37 per
100.000 penduduk < 15 tahun). Penemuan kasus yang dilaporkan oleh masyarakat
dan puskesmas (Community Based Surveilance) sebanyak 16 kasus dan survey aktif
rumah sakit (Hospital Based Surveilance) sebanyak 6 kasus.
e. Hepatitis B
Kasus Hepatitis B di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun tahun 2005 – 2011
menunjukkan adanya kecenderungan penurunan. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara kasus Hepatitis B tahun 2005 berjumlah 138
kasus, tahun 2006 berjumlah 168 kasus (148 kasus terjadi di kota Kendari, 15 kasus
di Kabupaten Bombana dan 5 kasus di Kabupaten Kolaka Utara), tahun 2008
berjumlah 53 kasus yang terjadi di 2 kabupaten (2 kasus di Kabupaten Kolaka dan 51
kasus di Kabupaten Bombana), tahun 2009 tidak ada kasus yang dilaporkan, tahun
2010 dilaporkan 13 kasus, seluruhnya ditemukan di kabupaten Bombana dan Tahun
2011 hanya ditemukan 4 kasus hepatitis B di Kota Kendari yang terdiri dari laki-laki 1
kasus dan perempuan 3 kasus.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..40
3. Penyakit Potensial Wabah/KLB
Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau
wabah. Frekuensi KLB yang sering terjadi adalah Demam Berdarah Dengue (DBD), Diare,
Keracunan Makanan, Campak, dan Tentanus Neonatorum. Gambaran penyakit potensial
KLB di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut:
a. Diare
Penyakit Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun
secara umum angka kesakitan dan kematian Diare yang dilaporkan oleh sarana
pelayanan kesehatan mengalami penurunan, namun demikian Diare sering
menimbulkan KLB dan berujung pada kematian.
Pada tahun 2011 Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare dilaporkan dari 1 Kabupaten
yakni Kabupaten Konawe dengan jumlah penderita 32 orang, tidak ada kematian
akibat diare di Tahun 2011. Kasus Diare menurut kabupaten/kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2011 ditunjukkan pada tabel 3.7
Tabel 3.7Jumlah Perkiraan Kasus dan Penderita Diare Ditangani
Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaDi Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2011
No. Kab./KotaJumlah Perkiraan Kasus Diare Ditangani
Laki-Laki Perempuan ∑ Jumlah TotalLaki-Laki &
Perempuan Ygditangani
%
123456789
101112
ButonMunaKonaweKolakaKonselBombanaWakatobiKolaka UtaraButon UtaraKonawe UtaraKota KendariKota Bau-bau
5.4195.6425.3867.0535.4643.0651.9442.7251.1991.1756.3772.947
5.7036.0265.1406.6595.1202.9912.1002.5531.1821.2376.2353.012
11.12211.66810.52513.71210.5846.0564.0455.2782.3812.412
12.4375.959
9.26910.5615.8806.8064.3882.1761.7973.5492.2812.1456.2484.296
83.3490.5155.8649.6441.4635.9344.4367.2495.8188.9350.2472.10
Jumlah 48.395 47.959 96.179 59.396 61.76
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Tabel 3.7. menunjukkan jumlah perkiraan kasus diare di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2011 berjumlah 96.179 kasus dari total penduduk 2.277.864 jiwa.
Total Diare yang ditangani Tahun 2011 sebesar 61.76 %.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..41
b. Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh
wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kejadian DBD terjadi hampir di semua
kabupaten/kota setiap tahun. Distribusi DBD menurut kabupaten/kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara ditunjukkan pada tabel 3.8.
Tabel 3.8Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2011
No Kab./KotaJumlah Kasus Demam Berdarah
DengueJumlah Kasus DBD Meninggal
Laki-Laki Perempuan ∑ Laki-Laki Perempuan ∑
123456789
101112
ButonMunaKonaweKolakaKonselBombanaWakatobiKolaka UtaraButon UtaraKonawe UtaraKota KendariKota Bau-bau
--
1070228-91-
365
--6
61157--3-
439
--
161313715-94-
7914
---2-------1
-----1------
---2-1------
Jumlah 161 149 310 3 1 3
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Tabel 3.8 menunjukkan jumlah kasus DBD di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2011 berjumlah 310 kasus. Insiden Rate DBD pada tahun 2011 adalah 13.61 per
100.000 penduduk dan CFR sebesar 1.29 %. Dengan demikian IR DBD Tahun 2011
mengalami Penurunan dibandingkan dengan tahun 2010 dengan IR sebesar 32.43
per 100.000 penduduk (Target Nasional < 5 per 100.000 penduduk).
Pada Tahun 2011 IR tertinggi terdapat di Kabupaten Kolaka yaitu 40.40 per
100.000 penduduk diikuti Kota Kendari sebesar 26,50 per 100.000 penduduk.
Sedangkan IR terendah di Kabupaten Buton Utara sebesar 7,11 per 100.000
penduduk. Untuk 4 Kabupaten (Buton, Muna, Wakatobi, Konawe Utara) tidak
terdapat kasus DBD. IR DBD menurut kabupaten/kota selengkapnya ditunjukkan
gambar 3.14
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..42
Gambar 3.14Incidence Rate Demam Berdarah Dengue per 100.000 Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2011
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Pada tahun 2011, Kabupaten dengan CFR tertinggi adalah Kota Kendari
sebesar 7.14 % diikuti oleh Kota Kendari sebesar 6.7 % dan Kabupaten Kolaka
sebesar 1.5 % Untuk Kabupaten Buton, Muna, Konawe, Konsel, Kolut, Butur, Konut
dan Kota Kendari tidak dilaporkan adanya kasus meninggal, seperti ditunjukkan
gambar 3.15.
Gambar 3.15Case Fatality Rate DBD Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2011
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
ButonMuna
KonaweKolakaKonsel
BombanaWakatobi
KolutButurKonut
Kt. KendariBau-Bau
ButonMuna
KonaweKolakaKonsel
BombanaWakatobi
KolutButurKonut
Kt KendariBau-Bau
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..42
Gambar 3.14Incidence Rate Demam Berdarah Dengue per 100.000 Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2011
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Pada tahun 2011, Kabupaten dengan CFR tertinggi adalah Kota Kendari
sebesar 7.14 % diikuti oleh Kota Kendari sebesar 6.7 % dan Kabupaten Kolaka
sebesar 1.5 % Untuk Kabupaten Buton, Muna, Konawe, Konsel, Kolut, Butur, Konut
dan Kota Kendari tidak dilaporkan adanya kasus meninggal, seperti ditunjukkan
gambar 3.15.
Gambar 3.15Case Fatality Rate DBD Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2011
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
0 10 20 30
ButonMuna
KonaweKolakaKonsel
BombanaWakatobi
KolutButurKonut
Kt. KendariBau-Bau
00
6.43
14.7810.47
011.21
7.10
26.499.93
0 2 4 6
ButonMuna
KonaweKolakaKonsel
BombanaWakatobi
KolutButurKonut
Kt KendariBau-Bau
000
1.50
6.700000
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..42
Gambar 3.14Incidence Rate Demam Berdarah Dengue per 100.000 Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2011
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Pada tahun 2011, Kabupaten dengan CFR tertinggi adalah Kota Kendari
sebesar 7.14 % diikuti oleh Kota Kendari sebesar 6.7 % dan Kabupaten Kolaka
sebesar 1.5 % Untuk Kabupaten Buton, Muna, Konawe, Konsel, Kolut, Butur, Konut
dan Kota Kendari tidak dilaporkan adanya kasus meninggal, seperti ditunjukkan
gambar 3.15.
Gambar 3.15Case Fatality Rate DBD Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2011
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
40 50
40.41
8
6.7
7.14
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..43
c. Rabies
Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus rabies yang ditularkan
melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala
yang didalam tubuhnya mengandung virus rabies.
Laporan Subdinas P2 Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011, jumlah
kasus gigitan hewan Tertular rabies (GHTR) sebanyak 1.131 orang. Jumlah kasus
GHTR mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR) sebanyak 955 orang, dan tidak ada yang
mendapat VAR + SAR. Jumlah kasus penyakit rabies yang menyebabkan kematian
(LySSA) sebanyak 5 orang (CFR 0,44%). Kejadian kasus gigitan tertinggi terjadi di
Kabupaten Kolaka sebanyak 302 kasus, diikuti Kota Kendari 216 kasus dan
Kabupaten Kolaka Utara 170 kasus. Kejadian terendah terjadi di Kabupaten Buton
Utara sebanyak 2 kasus dan 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Konawe Utara dan
Kabupaten Wakatobi tidak ditemukan kasus.
Gambar 3.16Jumlah Kasus GHTR, VAR dan LYSSA Di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008-2011
Sumber : Laporan Tahunan Program P2 Dinkes Prov. Sultra Tahun 2011
Pada gambar 3.16 diatas nampak adanya peningkatan kasus GHTR dan VAR
dari tahun 2010 ke tahun 2011. Kasus GHTR Tahun 2012 dilaporkan 572 kasus, VAR
405 kasus dan LYSSA 3 kasus, bila dibandingkan dengan tahun 2011 kasus GHTR
sebanyak 1.131 kasus, VAR 955 dan LYSSA 5 kasus.
1071
887
572
1131
910786
405
955
3 3 35
0
200
400
600
800
1000
1200
2008 2009 2010 2011
GHTR VAR LYSSA
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..44
Masih tingginya kasus gigitan hewan penular rabies di Provinsi Sulawesi
Tenggara disebabkan jumlah populasi hewan yang cukup banyak dan adanya
budaya memelihara hewan untuk membantu dalam kegiatan berkebun, serta
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit rabies.
d. Filariasis
Berdasarkan survey morbiditas Filaria, Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan
daerah endemis Filaria (MF rate > 1%). Meskipun demikian penemuan kasus filariasi
di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2005 – 2011 cenderung menurun. Pada tahun
2005, jumlah kasus yang ditemukan 497 kasus, tahun 2006 (209 kasus), tahun 2007
(208 kasus), tahun 2008 (93 kasus), tahun 2009 (89 kasus), tahun 2010 (77 kasus)
dan Tahun 2011 (74) kasus. Walaupun menunjukkan kencenderungan penurunan
jumlah kasus, Filariasis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Sulawesi
Tenggara. Berdasarkan mapping kejadian kasus tahun 2011 dilaporkan, kasus kronis
Filariasis tersebar di 7 kabupaten/kota, tertinggi di Kabupaten Kolaka 27 kasus, dan
terendah di Kabupaten Muna 1 kasus, ada 5 kabupaten yang tidak melaporkan
penemuan kasus Filariasis. Dengan demikian Angka Kesakitan Filariasis Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2011 sebesar 3,25 per 100.000 penduduk. Semua kasus
ditangani dengan baik (100% ditangani). Distribusi penemuan Kasus Lama dan kasus
Baru Filariasis menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada tabel 3.9.
Tabel 3.9Jumlah Kasus Penyakit Filariasis Ditangani
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
No Kab./KotaPenderita Penyakit Filariasis
Kasus Lama Kasus Baru ∑ seluruh Kasus123456789
101112
ButonMunaKonaweKolakaKonselBombanaWakatobiKolaka UtaraButon UtaraKonawe UtaraKota KendariKota Bau-bau
8--
226
18------
-1851---5---
818
277
18--5---
Jumlah 54 20 74
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..45
Berdasarkan data Departemen Kesehatan, saat ini di Indonesia telah
ditemukan 3 spesies cacing Filaria, yaitu Wucherecia ban crofti, Brugia malayi, dan
Brugia timori. Program eliminasi penyakit Filariasis dilaksanakan atas dasar
kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimi nation of
Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020” yang merupakan
realisasi dari resolusi WHO pada tahun 1997.
Program eliminasi ini dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan,termasuk di
Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu:
1. Pengobatan masal kepada semua penduduk di kabupaten endemis penyakitFilariasis dengan menggunakan DEC 6mg/kg/BB dikombinasikan denganAlbendazol 400 mg sekali setahun selama 5 tahun guna memutuskan rantaipenularan.
2. Tatalaksana kasus klinis penyakit Filariasis guna mencegah dan mengurangikecacatan.
e. Frambusia
Penyakit Frambusia, yang disebabkan oleh Treponema pertenue, adalah
penyakit menular bukan seksual pada manusia yang pada umumnya menyerang
anak–anak berusia di bawah 15 tahun. Penyakit ini terutama menyerang kulit dan
tulang serta banyak didapati pada masyarakat miskin, pedesaan dan marjinal
akibat kepadatan penduduk, kurangnya persediaan air bersih, dan keadaan sanitasi
lingkungan yang buruk.
Kejadian frambusia pada tahun 2011 di Provinsi Sulawesi Tenggara terjadi di
Kabupaten Buton dengan jumlah kasus 146 (Prevalensi rate 0,66 per 100.000
penduduk).
Penyakit Frambusia sampai saat ini belum dapat dieliminasi dari wilayah
Sulawesi Tenggara, meskipun secara nasional angka prevalensinya kecil, yaitu dari 1
per 100.000 penduduk.
f. Antraks
Sampai dengan tahun 2011, kasus antraks di Sulawesi Tenggara tidak
ditemukan atau dilaporkan, akan tetapi perlu tetap diwaspadai agar wabah antraks
tidak masuk dan menyebar di wilayah Sulawesi Tenggara, meskipun Sulawesi
Tenggara tidak termasuk daerah sentra peternakan.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..46
g. PES
Pes atau bubonic paque adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
pasteurella pestis melalui hewan pengerat liar. Tahun 2011 tidak ditemukan adanya
penyakit pes di Provinsi Sulawesi Tenggara, namun demikian surveilans aktif
terhadap human dan rodent masih tetap dilakukan, untuk menghindari terjadinya
KLB.
h. Taeniasis/Cysticercosis
Tidak ditemukan adanya penyakit Taeniasis di Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2011, secara Nasional penyakit Taeniasis menunjukkan tren menurun, dari
tahun 2002 – 2006. Pada tahun 2007 kasus penyakit Taeniasis/Cystisercosis hanya
tercatat di dua provinsi yaitu Bali sebanyak 2 kasus dan Papua sebanyak 76 kasus
i. Leptospirosis
Leptosirosis adalah penyakit yang ditularkan melalui urin hewan pengerat
yang telah terinfeksi bakteri penyebab leptospirosis. Dimana manusia dapat
terinfeksi jika terpapar dengan air, tanah basah yang telah terkontaminasi urin
tersebut. Penyakit ini ditandai dengan beberapa gejala seperti flu sampai dengan
gangguan serius yang dapat menyebabkan kematian.
Selama tahun 2011 tidak ditemukan adanya penyakit leptopirosis di Provinsi
Sulawesi Tenggara, namun demikian harus tetap diwaspadai, mengingat Sulawesi
Tenggara merupakan salah satu wilayah rawan banjir.
j. Avian Influenza (AI)
Avian Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A,
termasuk dalam family Orthomyxoviridae. Virus Influenza tipe A dapat berubah
bentuk (drift, shift) sehingga dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Strain
yang sangat virulen penyebab flu burung di Indonesia adalah Subtipe A H5N1. Virus
flu burung dapat menular dari unggas ke unggas, unggas ke manusia, dan manusia
ke manusia. Di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 tidak ditemukan adanya kasus
AI positif, tetapi tetap dilakukan kegiatan surveilans IA untuk kewaspadaan dini
terhadap kemungkinan adanya Virus AI pada manusia.
4. Penyakit Tidak Menular
Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi
dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup
masyarakat, serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan,
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..47
berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya polusi lingkungan. Perubahan tersebut
tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi
dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti Penyakit
Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, dan sebagainya.
a. Penyakit Jantung dan Sistem Sirkulasi
Stroke yang menyebabkan perdarahan atau infark merupakan penyebab kematian
nomor 1 di RS di Sulawesi Tenggara tahun 2011. Selain itu penyakit jantung lainnya
penyebab kematian terbanyak di RS di Sulawesi Tenggara adalah gagal jantung,
infark jantung dan penyakit jantung koroner. Sementara itu hipertensi esensial
(primer) juga sudah merupakan penyakit terbanyak nomor 9 pada pasien rawat jalan
di rumah sakit di Sulawesi Tenggara 2011 yang sangat erat kaitannya dengan
penyebab kematian tersebut.
Berdasarkan laporan STP Puskesmas tahun 2011 terdapat 2 jenis penyakit tidak
menular yang menempati 10 penyakit terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu
Hipertensi 40.001 kasus yang terdiri dari laki-laki 18.928 kasus (47.31%), perempuan
21.007 kasus (52,51%) dan Diabetes Millitus 4.579 kasus yang terdiri dari laki-laki
2.091 kasus (45,66%), perempuan 2.448 kasus (53.46%), hal ini menunjukkan
dimulainya transisi epidemiologi di Provinsi Sulawesi Tenggara dan terlihat bahwa
jumlah kasus PTM lebih banyak diderita oleh perempuan. Dengan demikian arah
kebijakan pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada penguatan program
penyakit tidak menular dengan tidak mengabaikan program pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular.
b. Status Gizi Masyarakat
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam
MDGs adalah Status Gizi Balita. Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat
badan (BB) dan Tinggi Badan (TB). Variabel BB dan TB disajikan dalam bentuk 3
indikator antropomenteri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umum (TB/U) dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).
Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini
tidak memberikan indikasi tentant masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut
karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..48
Dengan kata lain berat badan yang rendah dapat disebabkan karena anaknya
pendek (kronis) atau karena diare atau penyakit infeksi lainnya (akut)
Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai
akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya : kemiskinan, perilaku hidup
sehat dan pola asuh/pemberian makanan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan
yang mengakibatkan anak menjadi pendek.
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan
secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat
memperparah penyakit infeksi dalam jangka panjang secara langsung juga dapat
menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit tidak menular (degeneratif). Status gizi
janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusu sangat
dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui.
Berikut ini akan disajikan gambaran mengenai indikator-indikator status gizi
masyarakat antara lain Status Gizi Anak Balita, Jumlah Balita Ditimbang dan Cakupan
Balita Gizi buruk yang mendapat perawatan, sebagaimana diuraikan berikut ini:
1). Status Gizi Balita
Gambaran status gizi balita di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 dari jumlah
balita yang ada sebanyak 246.675 balita, jumlah balita yang ditimbang sebanyak
152.245 (61.72%), berat badan (BB) naik sebanyak 106.065 (69.67%) dan balita di
bawah garis merah (BGM) sebanyak 4.543 (2.96%). Untuk lebih jelasnya
gambaran tentang status gizi balita ditimbang dapat dilihat pada gambar 3.17.
Gambar 3.17Jumlah Status Gizi Balita Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
Sumber : - Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011- Laporan Tahunan Program Gizi tahun 2011
Jumlah Balita (S)
Ditimbang(D/S)
BB Naik (N/D)
BGM
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..48
Dengan kata lain berat badan yang rendah dapat disebabkan karena anaknya
pendek (kronis) atau karena diare atau penyakit infeksi lainnya (akut)
Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai
akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya : kemiskinan, perilaku hidup
sehat dan pola asuh/pemberian makanan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan
yang mengakibatkan anak menjadi pendek.
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan
secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat
memperparah penyakit infeksi dalam jangka panjang secara langsung juga dapat
menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit tidak menular (degeneratif). Status gizi
janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusu sangat
dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui.
Berikut ini akan disajikan gambaran mengenai indikator-indikator status gizi
masyarakat antara lain Status Gizi Anak Balita, Jumlah Balita Ditimbang dan Cakupan
Balita Gizi buruk yang mendapat perawatan, sebagaimana diuraikan berikut ini:
1). Status Gizi Balita
Gambaran status gizi balita di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 dari jumlah
balita yang ada sebanyak 246.675 balita, jumlah balita yang ditimbang sebanyak
152.245 (61.72%), berat badan (BB) naik sebanyak 106.065 (69.67%) dan balita di
bawah garis merah (BGM) sebanyak 4.543 (2.96%). Untuk lebih jelasnya
gambaran tentang status gizi balita ditimbang dapat dilihat pada gambar 3.17.
Gambar 3.17Jumlah Status Gizi Balita Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
Sumber : - Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011- Laporan Tahunan Program Gizi tahun 2011
0 50000 100000 150000 200000
Jumlah Balita (S)
Ditimbang(D/S)
BB Naik (N/D)
BGM
152.245(61,72%)
106.065(69,67%)
4.543(2,96%)
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..48
Dengan kata lain berat badan yang rendah dapat disebabkan karena anaknya
pendek (kronis) atau karena diare atau penyakit infeksi lainnya (akut)
Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai
akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya : kemiskinan, perilaku hidup
sehat dan pola asuh/pemberian makanan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan
yang mengakibatkan anak menjadi pendek.
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan
secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat
memperparah penyakit infeksi dalam jangka panjang secara langsung juga dapat
menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit tidak menular (degeneratif). Status gizi
janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusu sangat
dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui.
Berikut ini akan disajikan gambaran mengenai indikator-indikator status gizi
masyarakat antara lain Status Gizi Anak Balita, Jumlah Balita Ditimbang dan Cakupan
Balita Gizi buruk yang mendapat perawatan, sebagaimana diuraikan berikut ini:
1). Status Gizi Balita
Gambaran status gizi balita di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 dari jumlah
balita yang ada sebanyak 246.675 balita, jumlah balita yang ditimbang sebanyak
152.245 (61.72%), berat badan (BB) naik sebanyak 106.065 (69.67%) dan balita di
bawah garis merah (BGM) sebanyak 4.543 (2.96%). Untuk lebih jelasnya
gambaran tentang status gizi balita ditimbang dapat dilihat pada gambar 3.17.
Gambar 3.17Jumlah Status Gizi Balita Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
Sumber : - Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011- Laporan Tahunan Program Gizi tahun 2011
200000 250000
246.675
152.245(61,72%)
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011…………………………………..49
Berdasarkan gambar 3.17, terlihat bahwa masih ada sekitar 94.430 (38,28 %)
3.14 balita yang tidak ditimbang, hal ini disebabkan masih kurangnya
pemahaman masyarakat akan pentingnya penimbangan yang dilakukan setiap
bulan di posyandu, sehingga hanya hadir di posyandu bila mengalami masalah
kesehatan.
Keadaan gizi juga dapat jelaskan dengan masih banyaknya kasus gizi
buruk. Jumlah Balita Gizi Buruk di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 dapat
dilihat pada gambar 3.18 dibawah ini :
Gambar 3.18Jumlah Balita Gizi Buruk Menurut Kabuaten/Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
Sumber : - Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011- Laporan Tahunan Program Gizi tahun 2011
Dari gambar 3.18 diatas terlihat bahwa jumlah gizi buruk tertinggi terdapat di
Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 90 kasus gizi buruk, disusul Kota Kendari
sebanyak 77 kasus gizi buruk. Sedangkan kasus gizi buruk terendah terdapat di
Kabupaten Buton Utara sebanyak 9 kasus gizi buruk. Tingginya kasus gizi buruk di
Provinsi Sulawesi Tenggara secara langsung disebabkan oleh 2 (dua) hal yaitu
intake konsumsi yang masih rendah, dan penyakit infeksi yang masih tinggi
sedangkan secara tidak langsung disebabkan kerena kemiskinan, pendidikan,
kondisi hygiene sanitasi dan pola asuh, termasuk di dalamnya pola pemberian
makanan, di sisi lain akses pelayanan kesehatan yang belum optimal juga turut
berperan.
5235
1346
9034
1426
913
7718
0 20 40 60 80 100
ButonMuna
KonaweKolakaKonsel
BombanaWakatobi
KolutButurKonut
Kt. KendariBau-Bau
Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 50
Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan, yaitu
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu, keluarga,
dan masyarakat. Upaya kesehatan yang telah dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2011 sebagai berikut:
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pemberian pelayanan kesehatan
dasar secara tepat dan cepat, diharapkan mampu mengatasi sebagian besar masalah
kesehatan masyarakat yang ada. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi
dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang
sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga
kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.
a. Pelayanan Antenatal (K1 DAN K4)
Masa kehamilan merupakan masa yang rawan terhadap masalah kesehatan,
baik kesehatan ibu maupun kesehatan janin yang dikandungnya. Oleh karena
itu pada masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur, hal ini
dilakukan guna menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang
dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Pelayanan
antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter
umum, bidan, dan perawat). Pelayanan yang diberikan pada umumnya berupa
pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri,
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi. Pelayanan antenatal
yang sangat penting adalah pelayanan K1 (kunjungan pertama pada triwulan
pertama) dan pelayanan K4 (kunjungan kedua pada triwulan ketiga).
BAB IVUPAYA KESEHATAN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 51
K1 dan K4 merupakan indikator kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.
Cakupan K1 dan K4 tahun 2007 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.1.
GAMBAR 4.1PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL
DI SULTRA TAHUN 2007 – 2011
77.15 75.93
48.1849.17
99.5
73.01 75.06
43.86
80.36 80.06
0
20
40
60
80
100
120
2007 2008 2009 2010 2011
K1 K4
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota 2007-2011
Gambar 4.1 menunjukkan cakupan K1 dan K4 Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2005 – 2011. Cakupan K1 tahun 2007 (73.01%), tahun 2008
(75.06%), tahun 2009 (77,87%), tahun 2010 49,17% dan tahun 2011 (99.5%).
Cakupan K1 di Sulawesi Tenggara tahun 2011 telah mencapai target yang telah
ditetapkan, yaitu K1 (95%), sedangkan untuk cakupan K4 (80,06%) belum
memenuhi target (95%). Distribusi cakupan K1 dan K4 menurut kabupaten/kota
tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.2.
GAMBAR 4.2CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Buton Muna
K-1 89.5 99.9
K-4 79.8 84.4
0
20
40
60
80
100
120
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 51
K1 dan K4 merupakan indikator kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.
Cakupan K1 dan K4 tahun 2007 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.1.
GAMBAR 4.1PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL
DI SULTRA TAHUN 2007 – 2011
77.15 75.93
48.1849.17
99.5
73.01 75.06
43.86
80.36 80.06
0
20
40
60
80
100
120
2007 2008 2009 2010 2011
K1 K4
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota 2007-2011
Gambar 4.1 menunjukkan cakupan K1 dan K4 Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2005 – 2011. Cakupan K1 tahun 2007 (73.01%), tahun 2008
(75.06%), tahun 2009 (77,87%), tahun 2010 49,17% dan tahun 2011 (99.5%).
Cakupan K1 di Sulawesi Tenggara tahun 2011 telah mencapai target yang telah
ditetapkan, yaitu K1 (95%), sedangkan untuk cakupan K4 (80,06%) belum
memenuhi target (95%). Distribusi cakupan K1 dan K4 menurut kabupaten/kota
tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.2.
GAMBAR 4.2CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Muna Knwe Kolaka Konsel Bomb Waktb Kolut Butur
99.9 93.4 95.9 92.1 67.8 92.6 93.8 83.3
84.4 97.4 82.9 65.3 53.0 83.9 78.5 78.7
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 51
K1 dan K4 merupakan indikator kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.
Cakupan K1 dan K4 tahun 2007 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.1.
GAMBAR 4.1PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL
DI SULTRA TAHUN 2007 – 2011
77.15 75.93
48.1849.17
99.5
73.01 75.06
43.86
80.36 80.06
0
20
40
60
80
100
120
2007 2008 2009 2010 2011
K1 K4
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota 2007-2011
Gambar 4.1 menunjukkan cakupan K1 dan K4 Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2005 – 2011. Cakupan K1 tahun 2007 (73.01%), tahun 2008
(75.06%), tahun 2009 (77,87%), tahun 2010 49,17% dan tahun 2011 (99.5%).
Cakupan K1 di Sulawesi Tenggara tahun 2011 telah mencapai target yang telah
ditetapkan, yaitu K1 (95%), sedangkan untuk cakupan K4 (80,06%) belum
memenuhi target (95%). Distribusi cakupan K1 dan K4 menurut kabupaten/kota
tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.2.
GAMBAR 4.2CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Butur Konut Kt.Kdi Kt.Bau2
83.3 79.1 99.1 97.2
78.7 69.5 95.4 91.1
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 52
Gambar 4.2 menunjukkan cakupan pelayanan K1 dan K4
kabupaten/kota tahun 2011. Cakupan K1 tertinggi di Kabupaten Muna (99.96%)
dan Kota Kendari (99.15%), dan cakupan pelayanan K1 terendah adalah
Kabupaten Bombana (67,82%) dan Kabupaten Konawe Utara (79,12%). Sedangkan
persentase cakupan pelayanan K4 tertinggi adalah Kabupaten Konawe (97,41%)
dan Kota Kendari (95.41%), dan pelayanan K4 terendah adalah Kabupaten
Bombana (53,04%).
GAMBAR 4.3PEMETAAN CAKUPAN PELAYANAN K-4
KABUPATEN/ KOTA DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011
> 95% Konawe, Kota Kendari
80% - 95% Muna, Wakatobi. Kolaka, Kota Bau-Bau
< 80% Buton, Bombana, Kolut, Konsel, butur,konut,
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Pencapaian cakupan pelayanan K-4 di Sulawesi Tenggara yang sudah
memenuhi target pada tahun 2011 yaitu Kota Kendari dan Kab.Konawe
(Hijau). Kab.Muna, Kab.Bombana dan Kab.Kolaka (Kuning). Sedangkan
pencapaian K-4 terendah yaitu Kab. Buton, Kab.Konsel, Kab.Bombana, Kab.
Buton Utara dan Konawe Utara (Merah).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 52
Gambar 4.2 menunjukkan cakupan pelayanan K1 dan K4
kabupaten/kota tahun 2011. Cakupan K1 tertinggi di Kabupaten Muna (99.96%)
dan Kota Kendari (99.15%), dan cakupan pelayanan K1 terendah adalah
Kabupaten Bombana (67,82%) dan Kabupaten Konawe Utara (79,12%). Sedangkan
persentase cakupan pelayanan K4 tertinggi adalah Kabupaten Konawe (97,41%)
dan Kota Kendari (95.41%), dan pelayanan K4 terendah adalah Kabupaten
Bombana (53,04%).
GAMBAR 4.3PEMETAAN CAKUPAN PELAYANAN K-4
KABUPATEN/ KOTA DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011
> 95% Konawe, Kota Kendari
80% - 95% Muna, Wakatobi. Kolaka, Kota Bau-Bau
< 80% Buton, Bombana, Kolut, Konsel, butur,konut,
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Pencapaian cakupan pelayanan K-4 di Sulawesi Tenggara yang sudah
memenuhi target pada tahun 2011 yaitu Kota Kendari dan Kab.Konawe
(Hijau). Kab.Muna, Kab.Bombana dan Kab.Kolaka (Kuning). Sedangkan
pencapaian K-4 terendah yaitu Kab. Buton, Kab.Konsel, Kab.Bombana, Kab.
Buton Utara dan Konawe Utara (Merah).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 52
Gambar 4.2 menunjukkan cakupan pelayanan K1 dan K4
kabupaten/kota tahun 2011. Cakupan K1 tertinggi di Kabupaten Muna (99.96%)
dan Kota Kendari (99.15%), dan cakupan pelayanan K1 terendah adalah
Kabupaten Bombana (67,82%) dan Kabupaten Konawe Utara (79,12%). Sedangkan
persentase cakupan pelayanan K4 tertinggi adalah Kabupaten Konawe (97,41%)
dan Kota Kendari (95.41%), dan pelayanan K4 terendah adalah Kabupaten
Bombana (53,04%).
GAMBAR 4.3PEMETAAN CAKUPAN PELAYANAN K-4
KABUPATEN/ KOTA DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011
> 95% Konawe, Kota Kendari
80% - 95% Muna, Wakatobi. Kolaka, Kota Bau-Bau
< 80% Buton, Bombana, Kolut, Konsel, butur,konut,
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Pencapaian cakupan pelayanan K-4 di Sulawesi Tenggara yang sudah
memenuhi target pada tahun 2011 yaitu Kota Kendari dan Kab.Konawe
(Hijau). Kab.Muna, Kab.Bombana dan Kab.Kolaka (Kuning). Sedangkan
pencapaian K-4 terendah yaitu Kab. Buton, Kab.Konsel, Kab.Bombana, Kab.
Buton Utara dan Konawe Utara (Merah).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 53
b. Pertolongan Persalinan Oleh Nakes dengan Kompetensi Kebidanan.
Kematian ibu dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa
persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara cenderung
meningkat, Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2007
– 2011 ditunjukkan pada gambar 4.4.
GAMBAR 4.4CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN (%)
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007 – 2011
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2007-2011
Gambar 4.4 menunjukkan, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan tahun 2005 (71.85%), tahun 2006 (75.99%), tahun 2007 (77,14%),
tahun 2008 (77.24%), tahun 2009 (68.29%), tahun 2010 (82,16%) dan tahun
2011 (83.98%). Bila dibandingkan dengan target nasional (95%), maka cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara
belum mencapai target yang ditetapkan, namun demikian berdasarkan
Exponential Trendline cakupan pertolongan persalinan cenderung meningkat
dari tahun 2007 – 2011.
77.14 77.24
68.29
82.1683.98
4045505560657075808590
2007 2008 2009 2010 2011
Persalinan Nakes Expon. (Persalinan Nakes)
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 54
Hal ini menunjukan ada peningkatan pelayanan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan profil kesehatan kab/kota tahun 2011, ada
dua kab/kota yang telah mencapai target yang ditetapkan yaitu Kota Kendari
dan Kabupaten Wakatobi.
Distribusi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
menurut kab/kota tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.5.
GAMBAR 4.5PEMETAAN CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
KABUPATEN/ KOTA DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011
> 95% Kota Kendari, Wakatobi
80% - 95% Muna, Konawe, Kolaka, Konsel, Kolut,Konut, Butur, Kota Bau-Bau
< 80% Buton, Bombana
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Pencapaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Sulawesi Tenggara yang sudah memenuhi target tahun 2011 yaitu Kota
Kendari dan Kab.Wakatobi (Hijau). Kab.Muna, Kab.Konawe, Kab.Kolaka,
Kab.Konsel, Kab. Kolaka Utara, Konawe Utara, Kota Kendari, dan Kota Bau-
Bau (Kuning). Sedangkan pencapaian cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan terendah yaitu Kab.Buton, dan Kab. Bombana (Merah).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 54
Hal ini menunjukan ada peningkatan pelayanan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan profil kesehatan kab/kota tahun 2011, ada
dua kab/kota yang telah mencapai target yang ditetapkan yaitu Kota Kendari
dan Kabupaten Wakatobi.
Distribusi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
menurut kab/kota tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.5.
GAMBAR 4.5PEMETAAN CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
KABUPATEN/ KOTA DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011
> 95% Kota Kendari, Wakatobi
80% - 95% Muna, Konawe, Kolaka, Konsel, Kolut,Konut, Butur, Kota Bau-Bau
< 80% Buton, Bombana
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Pencapaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Sulawesi Tenggara yang sudah memenuhi target tahun 2011 yaitu Kota
Kendari dan Kab.Wakatobi (Hijau). Kab.Muna, Kab.Konawe, Kab.Kolaka,
Kab.Konsel, Kab. Kolaka Utara, Konawe Utara, Kota Kendari, dan Kota Bau-
Bau (Kuning). Sedangkan pencapaian cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan terendah yaitu Kab.Buton, dan Kab. Bombana (Merah).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 54
Hal ini menunjukan ada peningkatan pelayanan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan profil kesehatan kab/kota tahun 2011, ada
dua kab/kota yang telah mencapai target yang ditetapkan yaitu Kota Kendari
dan Kabupaten Wakatobi.
Distribusi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
menurut kab/kota tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.5.
GAMBAR 4.5PEMETAAN CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
KABUPATEN/ KOTA DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011
> 95% Kota Kendari, Wakatobi
80% - 95% Muna, Konawe, Kolaka, Konsel, Kolut,Konut, Butur, Kota Bau-Bau
< 80% Buton, Bombana
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Pencapaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Sulawesi Tenggara yang sudah memenuhi target tahun 2011 yaitu Kota
Kendari dan Kab.Wakatobi (Hijau). Kab.Muna, Kab.Konawe, Kab.Kolaka,
Kab.Konsel, Kab. Kolaka Utara, Konawe Utara, Kota Kendari, dan Kota Bau-
Bau (Kuning). Sedangkan pencapaian cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan terendah yaitu Kab.Buton, dan Kab. Bombana (Merah).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 55
c. Rujukan Kasus Resiko Tinggi (Resti) dan Penanganan Komplikasi
Resiko tinggi (Resti) adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang
secara langsung menyebabkan kematian ibu hamil maupun bayi. Tanda-tanda
resiko tinggi pada ibu hamil meliputi Hb < 8 g %, Tekanan darah tinggi (sistole >
140 mmHg, diastole > 90 mmHg), oedema nyata, eklampsia, perdarahan
pervagina, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu,
letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan
prematur. Tahun 2007 – 2011 persentase cakupan Ibu Hamil dengan resiko
tinggi yang ditangani/dirujuk cenderung meningkat seperti ditunjukkan pada
gambar 4.6.
GAMBAR 4.6CAKUPAN IBU HAMIL DENGAN RESTI YANG TELAH DITANGANI/DIRUJUK
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2005 – 2011
Sumber: Laporan Program Pelayanan Kesehatan Dasar tahun 2011
Gambar 4.6 menunjukkan cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi yang
dirujuk tahun 2007 (31,26 %), 2008 (43,73%), tahun 2009 (45,70%), tahun 2010
(37.66%) dan tahun 2011 (45.5%). Dengan demikian cakupan neonatus resiko
tinggi yang ditangani/dirujuk belum mencapai target yang telah ditetapkan
yaitu 100%.
31.26
43.73 45.7
37.66
45.5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
2007 2008 2009 2010 2011
% Cak Bumil Risti yg dirujuk Linear (% Cak Bumil Risti yg dirujuk)
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 56
Rendahnya cakupan ibu hamil yang dirujuk disebabkan kondisi geografis
yang sulit dijangkau yang sering mengakibatkan keterlambatan pertolongan
sehingga apabila terjadi kasus komplikasi berat banyak yang tidak dapat segera
dirujuk.
Neonatus resiko tinggi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis,
trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan
pernapasan, dan kelainan neonatal. Neonatus resiko tinggi yang tertangani
adalah neonatus resiko tinggi yang mendapat pelayanan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih. Cakupan neonatus dengan resiko tinggi yang
ditangani/dirujuk tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.7.
GAMBAR 4.7.PEMETAAN CAKUPAN NEONATUS DENGAN RISTI DITANGANI/DIRUJUK
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
> 95% -
80% - 95% Kota Kendari.
< 80% Buton, Muna, Konawe, Bombana,Konawe, Kolaka, KOnsel,Wakatobi, Kolut, Butur, KOnut danKt Bau-Bau
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2011
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 56
Rendahnya cakupan ibu hamil yang dirujuk disebabkan kondisi geografis
yang sulit dijangkau yang sering mengakibatkan keterlambatan pertolongan
sehingga apabila terjadi kasus komplikasi berat banyak yang tidak dapat segera
dirujuk.
Neonatus resiko tinggi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis,
trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan
pernapasan, dan kelainan neonatal. Neonatus resiko tinggi yang tertangani
adalah neonatus resiko tinggi yang mendapat pelayanan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih. Cakupan neonatus dengan resiko tinggi yang
ditangani/dirujuk tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.7.
GAMBAR 4.7.PEMETAAN CAKUPAN NEONATUS DENGAN RISTI DITANGANI/DIRUJUK
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
> 95% -
80% - 95% Kota Kendari.
< 80% Buton, Muna, Konawe, Bombana,Konawe, Kolaka, KOnsel,Wakatobi, Kolut, Butur, KOnut danKt Bau-Bau
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2011
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 56
Rendahnya cakupan ibu hamil yang dirujuk disebabkan kondisi geografis
yang sulit dijangkau yang sering mengakibatkan keterlambatan pertolongan
sehingga apabila terjadi kasus komplikasi berat banyak yang tidak dapat segera
dirujuk.
Neonatus resiko tinggi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis,
trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan
pernapasan, dan kelainan neonatal. Neonatus resiko tinggi yang tertangani
adalah neonatus resiko tinggi yang mendapat pelayanan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih. Cakupan neonatus dengan resiko tinggi yang
ditangani/dirujuk tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.7.
GAMBAR 4.7.PEMETAAN CAKUPAN NEONATUS DENGAN RISTI DITANGANI/DIRUJUK
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
> 95% -
80% - 95% Kota Kendari.
< 80% Buton, Muna, Konawe, Bombana,Konawe, Kolaka, KOnsel,Wakatobi, Kolut, Butur, KOnut danKt Bau-Bau
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2011
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 57
Pada Gambar 4.7 terlihat bahwa Pencapaian cakupan neonatus dengan risti
ditangani/dirujuk di Sulawesi Tenggara yang belum ada yang memenuhi
target, (Hijau). Kota Kendari (Kuning). Sedangkan cakupan neonatus dengan
risti ditangani/dirujuk terendah yaitu Kab.Buton, Kab.Muna, Kab.Konawe,
Kab.Konawe Selatan, Kab.Kolaka, Kab.Wakatobi, Kab.Kolaka Utara, Kab.
Konawe Utara, Kab. Butun Utara dan Kota Bau-Bau (Merah).
d. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2)
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang
dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada
neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan
satu kali lagi pada umur 8-28 hari (KN2).
Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan
bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal
dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI eksklusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit, dan pemberian
imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu Balita muda (MTBM);
dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Gambaran pencapaian KN2 di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2007 – 2011
ditunjukkan pada gambar 4.8.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 58
GAMBAR 4.8CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN2)
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007- 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2005-2011
Gambar 4.8 menunjukkan cakupan kunjungan neonatus (KN2) tahun
2007 - 2011 cenderung meningkat, dari tahun 2007 yang hanya mencapai
31.26%, pada tahun 2008 naik menjadi 77.89%, tahun 2009 naik lagi menjadi
86.75%, tahun 2010 mengalami peningkatan lagi menjadi 88,52% namun di
tahun 2011 mengalami penurunan menjadi (85.78%). Dengan demikian
cakupan KN2 di Provinsi Sulawesi Tenggara telah mendekati target yang telah
ditetapkan, yaitu 90%. Berdasarkan data profil kesehatan kabupaten/kota
tahun 2011, sebagian besar kab/kota belum mencapai target yang telah
ditetapkan, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9.
31.26
0
20
40
60
80
100
120
2007
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 58
GAMBAR 4.8CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN2)
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007- 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2005-2011
Gambar 4.8 menunjukkan cakupan kunjungan neonatus (KN2) tahun
2007 - 2011 cenderung meningkat, dari tahun 2007 yang hanya mencapai
31.26%, pada tahun 2008 naik menjadi 77.89%, tahun 2009 naik lagi menjadi
86.75%, tahun 2010 mengalami peningkatan lagi menjadi 88,52% namun di
tahun 2011 mengalami penurunan menjadi (85.78%). Dengan demikian
cakupan KN2 di Provinsi Sulawesi Tenggara telah mendekati target yang telah
ditetapkan, yaitu 90%. Berdasarkan data profil kesehatan kabupaten/kota
tahun 2011, sebagian besar kab/kota belum mencapai target yang telah
ditetapkan, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9.
31.26
77.89
86.75
88.52
2007 2008 2009 2010
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 58
GAMBAR 4.8CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN2)
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007- 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2005-2011
Gambar 4.8 menunjukkan cakupan kunjungan neonatus (KN2) tahun
2007 - 2011 cenderung meningkat, dari tahun 2007 yang hanya mencapai
31.26%, pada tahun 2008 naik menjadi 77.89%, tahun 2009 naik lagi menjadi
86.75%, tahun 2010 mengalami peningkatan lagi menjadi 88,52% namun di
tahun 2011 mengalami penurunan menjadi (85.78%). Dengan demikian
cakupan KN2 di Provinsi Sulawesi Tenggara telah mendekati target yang telah
ditetapkan, yaitu 90%. Berdasarkan data profil kesehatan kabupaten/kota
tahun 2011, sebagian besar kab/kota belum mencapai target yang telah
ditetapkan, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9.
85.78
2011
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 59
GAMBAR 4.9PEMETAAN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN 2)
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
> 90% Buton Utara
80% - 90% Konawe, Konsel, Konut, Wakatobi,Buton Utara, Konut, Kt. Kendari, Kt.Bau-Bau, Kolaka
< 80% Buton dan Muna
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Gambar 4.9 menunjukkan cakupan kunjungan neonatus (KN-2) menurut
kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara yang sudah memenuhi target tahun 2011
yaitu Kab.Buton Utara (Hijau). Kab. Konawe, Kab.Konsel, Kab. Konut, Kab.
Wakatobi, Kab. Buton Utara, Kab. Konut, Kota Kendari, Kota Bau-Bau, dan
Kab.Kolaka (Kuning). Sedangkan cakupan kunjungan neonatus (KN-2) terendah
yaitu Kab.Buton dan Kab.Muna (Merah).
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting terjadinya kehamilan, usia
subur seorang wanita biasanya antara 15 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk
mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, disarankan untuk
mengikuti program Keluarga Berencana (KB).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 59
GAMBAR 4.9PEMETAAN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN 2)
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
> 90% Buton Utara
80% - 90% Konawe, Konsel, Konut, Wakatobi,Buton Utara, Konut, Kt. Kendari, Kt.Bau-Bau, Kolaka
< 80% Buton dan Muna
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Gambar 4.9 menunjukkan cakupan kunjungan neonatus (KN-2) menurut
kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara yang sudah memenuhi target tahun 2011
yaitu Kab.Buton Utara (Hijau). Kab. Konawe, Kab.Konsel, Kab. Konut, Kab.
Wakatobi, Kab. Buton Utara, Kab. Konut, Kota Kendari, Kota Bau-Bau, dan
Kab.Kolaka (Kuning). Sedangkan cakupan kunjungan neonatus (KN-2) terendah
yaitu Kab.Buton dan Kab.Muna (Merah).
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting terjadinya kehamilan, usia
subur seorang wanita biasanya antara 15 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk
mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, disarankan untuk
mengikuti program Keluarga Berencana (KB).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 59
GAMBAR 4.9PEMETAAN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN 2)
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
> 90% Buton Utara
80% - 90% Konawe, Konsel, Konut, Wakatobi,Buton Utara, Konut, Kt. Kendari, Kt.Bau-Bau, Kolaka
< 80% Buton dan Muna
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Gambar 4.9 menunjukkan cakupan kunjungan neonatus (KN-2) menurut
kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara yang sudah memenuhi target tahun 2011
yaitu Kab.Buton Utara (Hijau). Kab. Konawe, Kab.Konsel, Kab. Konut, Kab.
Wakatobi, Kab. Buton Utara, Kab. Konut, Kota Kendari, Kota Bau-Bau, dan
Kab.Kolaka (Kuning). Sedangkan cakupan kunjungan neonatus (KN-2) terendah
yaitu Kab.Buton dan Kab.Muna (Merah).
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting terjadinya kehamilan, usia
subur seorang wanita biasanya antara 15 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk
mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, disarankan untuk
mengikuti program Keluarga Berencana (KB).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 60
Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat melalui
cakupan peserta KB, yaitu peserta KB Baru dan KB Aktif, yang ditunjukkan oleh
kelompok sasaran program yang menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah
tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan.
Berdasarkan profil kabupaten/kota 2011, jumlah peserta KB Baru sebanyak
106.959 pasangan (26,43%) dan jumlah peserta KB Aktif sebanyak 241.365 pasangan
(52,97%) dari 404.700 PUS yang tercatat. Cakupan peserta KB Aktif dan KB baru
menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara tahun 2011 ditunjukkan pada gambar
4.10.
GAMBAR 4.10JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Gambar 4.10 menunjukkan cakupan pelayanan peserta KB aktif di Provinsi
Sulawesi Tenggara, baru beberapa kabupaten/kota telah mencapai target (70%),
yaitu Kabupaten Kabupaten Kolaka (75.48%), Kabupaten Bombana (78.78%), dan
Kota Kendari (81.35%).
10,4
13
7,41
7
23,1
93
-5,000
10,00015,00020,00025,00030,00035,00040,00045,000
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 60
Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat melalui
cakupan peserta KB, yaitu peserta KB Baru dan KB Aktif, yang ditunjukkan oleh
kelompok sasaran program yang menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah
tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan.
Berdasarkan profil kabupaten/kota 2011, jumlah peserta KB Baru sebanyak
106.959 pasangan (26,43%) dan jumlah peserta KB Aktif sebanyak 241.365 pasangan
(52,97%) dari 404.700 PUS yang tercatat. Cakupan peserta KB Aktif dan KB baru
menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara tahun 2011 ditunjukkan pada gambar
4.10.
GAMBAR 4.10JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Gambar 4.10 menunjukkan cakupan pelayanan peserta KB aktif di Provinsi
Sulawesi Tenggara, baru beberapa kabupaten/kota telah mencapai target (70%),
yaitu Kabupaten Kabupaten Kolaka (75.48%), Kabupaten Bombana (78.78%), dan
Kota Kendari (81.35%).
7,41
7
8,78
5
12,2
12
7,36
2
5,76
6
3,16
2
5,52
2
2,37
4
17,3
38
11,5
43
42,5
55
12,7
14
20,4
84
10,8
56 15,1
96
2,95
9
KB Baru KB Aktif
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 60
Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat melalui
cakupan peserta KB, yaitu peserta KB Baru dan KB Aktif, yang ditunjukkan oleh
kelompok sasaran program yang menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah
tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan.
Berdasarkan profil kabupaten/kota 2011, jumlah peserta KB Baru sebanyak
106.959 pasangan (26,43%) dan jumlah peserta KB Aktif sebanyak 241.365 pasangan
(52,97%) dari 404.700 PUS yang tercatat. Cakupan peserta KB Aktif dan KB baru
menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara tahun 2011 ditunjukkan pada gambar
4.10.
GAMBAR 4.10JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Gambar 4.10 menunjukkan cakupan pelayanan peserta KB aktif di Provinsi
Sulawesi Tenggara, baru beberapa kabupaten/kota telah mencapai target (70%),
yaitu Kabupaten Kabupaten Kolaka (75.48%), Kabupaten Bombana (78.78%), dan
Kota Kendari (81.35%).
1,52
8
38,8
70
3,54
8
2,95
9
3,59
6
38,8
70
15,0
61
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 61
Proporsi peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi yang sedang digunakan
oleh peserta laki-laki adalah MOP dan Kondom. Sedangkan metode kontrasepsi yang
digunakan perempuan adalah suntik, PIL, IUD, implan, dan MOW. Dengan demikian
sebagian besar peserta KB aktif adalah perempuan yaitu sebesar 94,73% dan 5,27%
lainnya adalah laki-laki. Untuk jelasnya dapat ditunjukkan pada gambar 4.11 berikut.
GAMBAR 4.11PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT ALAT/METODE KONTRASEPSI
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011
Tingkat pencapaian pelayanan peserta KB aktif dan peserta KB baru juga dapat
dibedakan menurut metode dan jenis kontrasepsi yang digunakan. Secara umum, terdapat
2 metode kontrasepsi, yaitu MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang) dan Non MKJP
(bukan metode kontrasepsi jangka panjang/jangka pendek). Jenis kontrasepsi MKJP,
yaitu IUD, MOP/MOW (Medis operatif pria/wanita) dan implant, sedangkan Non MKJP
merupakan metode penggunaan kontrasepsi secara jangka pendek, yaitu Suntik, Pil,
kondom, obat vagina dan lainnya yang tidak dimaksudkan untuk jangka waktu tertentu.
Gambaran peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi yang digunakan ditunjukkan pada
gambar 4.12.
Kondom, 5.02
IUD, 1.62
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 61
Proporsi peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi yang sedang digunakan
oleh peserta laki-laki adalah MOP dan Kondom. Sedangkan metode kontrasepsi yang
digunakan perempuan adalah suntik, PIL, IUD, implan, dan MOW. Dengan demikian
sebagian besar peserta KB aktif adalah perempuan yaitu sebesar 94,73% dan 5,27%
lainnya adalah laki-laki. Untuk jelasnya dapat ditunjukkan pada gambar 4.11 berikut.
GAMBAR 4.11PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT ALAT/METODE KONTRASEPSI
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011
Tingkat pencapaian pelayanan peserta KB aktif dan peserta KB baru juga dapat
dibedakan menurut metode dan jenis kontrasepsi yang digunakan. Secara umum, terdapat
2 metode kontrasepsi, yaitu MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang) dan Non MKJP
(bukan metode kontrasepsi jangka panjang/jangka pendek). Jenis kontrasepsi MKJP,
yaitu IUD, MOP/MOW (Medis operatif pria/wanita) dan implant, sedangkan Non MKJP
merupakan metode penggunaan kontrasepsi secara jangka pendek, yaitu Suntik, Pil,
kondom, obat vagina dan lainnya yang tidak dimaksudkan untuk jangka waktu tertentu.
Gambaran peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi yang digunakan ditunjukkan pada
gambar 4.12.
Suntik, 40.32
Pil, 38.25
Kondom, 5.02
IUD, 1.62
Implan, 13
MOW, 1.54 MOP, 0.25
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 61
Proporsi peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi yang sedang digunakan
oleh peserta laki-laki adalah MOP dan Kondom. Sedangkan metode kontrasepsi yang
digunakan perempuan adalah suntik, PIL, IUD, implan, dan MOW. Dengan demikian
sebagian besar peserta KB aktif adalah perempuan yaitu sebesar 94,73% dan 5,27%
lainnya adalah laki-laki. Untuk jelasnya dapat ditunjukkan pada gambar 4.11 berikut.
GAMBAR 4.11PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT ALAT/METODE KONTRASEPSI
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011
Tingkat pencapaian pelayanan peserta KB aktif dan peserta KB baru juga dapat
dibedakan menurut metode dan jenis kontrasepsi yang digunakan. Secara umum, terdapat
2 metode kontrasepsi, yaitu MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang) dan Non MKJP
(bukan metode kontrasepsi jangka panjang/jangka pendek). Jenis kontrasepsi MKJP,
yaitu IUD, MOP/MOW (Medis operatif pria/wanita) dan implant, sedangkan Non MKJP
merupakan metode penggunaan kontrasepsi secara jangka pendek, yaitu Suntik, Pil,
kondom, obat vagina dan lainnya yang tidak dimaksudkan untuk jangka waktu tertentu.
Gambaran peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi yang digunakan ditunjukkan pada
gambar 4.12.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 62
GAMBAR 4.12PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007 – 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011
Gambar 4.12 menunjukkan, dari keseluruhan jenis alat kontrasepsi yang paling banyak
digunakan oleh peserta KB Aktif tahun 2007 – 2011 adalah jenis suntik dan pil (Metode
Non MKJP). Tahun 2007 (suntik 43.79%, pil 38.41%), tahun 2008 (suntik 45.44%, pil
39.71%), tahun 2009 (suntik 40,78%, pil 40,12%), tahun 2010 (pil 38.65%, suntik 37.84%)
dan tahun 2011 (suntik 42.23%, pil 39,96%).
3. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0 – 1
tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu Hamil
(TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1: DPT dan kelas 2-3: TT). Imunisasi
tambahan diberikan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI,
potensial KLB, dan lainnya sesuai kebijakan teknis program.
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan
cakupan imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan
dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap
penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
0
10
20
30
40
50
IUD MOP/MOW
2007 2.4 2.17
2008 2.13 1.39
2009 2.24 2.02
2010 1.71 1.75
2011 1.04 0.11
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 62
GAMBAR 4.12PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007 – 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011
Gambar 4.12 menunjukkan, dari keseluruhan jenis alat kontrasepsi yang paling banyak
digunakan oleh peserta KB Aktif tahun 2007 – 2011 adalah jenis suntik dan pil (Metode
Non MKJP). Tahun 2007 (suntik 43.79%, pil 38.41%), tahun 2008 (suntik 45.44%, pil
39.71%), tahun 2009 (suntik 40,78%, pil 40,12%), tahun 2010 (pil 38.65%, suntik 37.84%)
dan tahun 2011 (suntik 42.23%, pil 39,96%).
3. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0 – 1
tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu Hamil
(TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1: DPT dan kelas 2-3: TT). Imunisasi
tambahan diberikan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI,
potensial KLB, dan lainnya sesuai kebijakan teknis program.
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan
cakupan imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan
dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap
penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
MOP/MOW IMPLANT SUNTIK PIL KONDOM OBAT VAGINA
2.17 9.66 43.79 38.41 3.21 0.43
1.39 8.69 45.44 39.71 2.58 0.05
2.02 11.2 40.78 40.12 3.64 0
1.75 15.73 37.84 38.65 4.32 0
0.11 10.15 42.23 39.96 9.24 0
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 62
GAMBAR 4.12PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007 – 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011
Gambar 4.12 menunjukkan, dari keseluruhan jenis alat kontrasepsi yang paling banyak
digunakan oleh peserta KB Aktif tahun 2007 – 2011 adalah jenis suntik dan pil (Metode
Non MKJP). Tahun 2007 (suntik 43.79%, pil 38.41%), tahun 2008 (suntik 45.44%, pil
39.71%), tahun 2009 (suntik 40,78%, pil 40,12%), tahun 2010 (pil 38.65%, suntik 37.84%)
dan tahun 2011 (suntik 42.23%, pil 39,96%).
3. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0 – 1
tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu Hamil
(TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1: DPT dan kelas 2-3: TT). Imunisasi
tambahan diberikan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI,
potensial KLB, dan lainnya sesuai kebijakan teknis program.
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan
cakupan imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan
dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap
penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
OBAT VAGINA LAINNYA
0.43 0
0.05 0.01
0 0
0 0
0 0
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 63
Dalam hal ini desa/kelurahan dikatakan telah mencapai target UCI apabila > 80%
bayi telah mendapat imunisasi lengkap. Gambaran desa/kelurahan UCI di Sulawesi
Tenggara tahun 2005 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.13.
GAMBAR 4.13PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
DI SULAWESI TENGGARATAHUN 2005-2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011
Gambar 4.13 menunjukkan cakupan desa/kelurahan UCI di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2007 (72.98%), tahun 2008 (56.02%), 2009 (53,10%), tahun 2010
(51,92%) dan tahun 2011 (63.5%). Berdasarkan exponential trendline cakupan desa UCI
di Provinsi Sulawesi Tenggara cenderung menurun, dan belum mencapai target yang
telah ditetapkan (>80%). Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara sebagian telah mencapai target UCI yang telah ditetapkan, seperti
ditunjukkan pada gambar 4.14.
72.98
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
2007
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 63
Dalam hal ini desa/kelurahan dikatakan telah mencapai target UCI apabila > 80%
bayi telah mendapat imunisasi lengkap. Gambaran desa/kelurahan UCI di Sulawesi
Tenggara tahun 2005 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.13.
GAMBAR 4.13PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
DI SULAWESI TENGGARATAHUN 2005-2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011
Gambar 4.13 menunjukkan cakupan desa/kelurahan UCI di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2007 (72.98%), tahun 2008 (56.02%), 2009 (53,10%), tahun 2010
(51,92%) dan tahun 2011 (63.5%). Berdasarkan exponential trendline cakupan desa UCI
di Provinsi Sulawesi Tenggara cenderung menurun, dan belum mencapai target yang
telah ditetapkan (>80%). Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara sebagian telah mencapai target UCI yang telah ditetapkan, seperti
ditunjukkan pada gambar 4.14.
72.98
56.02 53.1 51.92
2007 2008 2009 2010
Desa/Kel UCI Linear (Desa/Kel UCI)
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 63
Dalam hal ini desa/kelurahan dikatakan telah mencapai target UCI apabila > 80%
bayi telah mendapat imunisasi lengkap. Gambaran desa/kelurahan UCI di Sulawesi
Tenggara tahun 2005 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.13.
GAMBAR 4.13PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
DI SULAWESI TENGGARATAHUN 2005-2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011
Gambar 4.13 menunjukkan cakupan desa/kelurahan UCI di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2007 (72.98%), tahun 2008 (56.02%), 2009 (53,10%), tahun 2010
(51,92%) dan tahun 2011 (63.5%). Berdasarkan exponential trendline cakupan desa UCI
di Provinsi Sulawesi Tenggara cenderung menurun, dan belum mencapai target yang
telah ditetapkan (>80%). Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara sebagian telah mencapai target UCI yang telah ditetapkan, seperti
ditunjukkan pada gambar 4.14.
63.5
2011
Linear (Desa/Kel UCI)
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 64
GAMBAR 4.14PENCAPAIAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Gambar 4.14 menunjukkan cakupan UCI tertinggi adalah Kabupaten Wakatobi
(94%%). Dengan demikaian dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara baru
5 Kabupaten yang telah UCI (Kab. Wakatobi, Kab. Buton Utara, Kab.Konawe Selatan,
Kota Kendari dan Kota Bau-Bau).
Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi DPT1
karena imunisasi ini diberikan pertama kali dari semua jenis imunisasi. Tingkat
perlindungan bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi Campak karena merupakan
imunisasi terakhir dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi dan target
efektivitas program ditentukan oleh besarnya angka drop out (DO) antara
pemberian DPT1 dengan Campak. Cakupan imunisasi DPT 1, Campak, dan angka DO di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2007 - 2011 ditunjukkan pada gambar 4.15.
53.7
2
37.2
4 52.1
8
79.4
4
64.6
6
66.9
1
94
45.8
6
86.4
4
92.4
7
93.7
5
81.4
0102030405060708090
100
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 65
GAMBAR 4.15CAKUPAN PEMBERIAN DPT-1, CAMPAK, DAN ANGKA DO
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007-2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2005-2011
Gambar 4.15 menunjukkan cakupan imunisasi DPT1, Campak, dan Angka DO. Dalam
kurun waktu tahun 2007 – 2011. DO yang tertinggi adalah tahun 2009 (50,11%), pada
tahun 2010 meskipun mengalami penurunan menjadi 42,06%, angka tersebut masih
relatif cukup tinggi, hal ini menunjukkan pada tahun tersebut bayi dan Balita
mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap kemungkinan terserang penyakit
Campak dalam kurun waktu 3 – 5 tahun kedepan.
Oleh karena itu Dinas Kesehatan perlu meningkatkan kewaspadaan dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB Campak tahun 2010 – 2013, terutama bagi
kabupaten/kota yang tidak mencapai target imunisasi campak (90%) tahun 2011,
yang ditunjukkan pada gambar 4.16.
98
87.2
4
97.3
80.9
6 104.
3
82.2
1
85.5
2
87.8
6
71.7
5
96.7
15.7
9
1.72
50.1
1
42.0
6
5.42
0
20
40
60
80
100
120
2007 2008 2009 2010 2011
DPT-1 Campak DO
`
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 66
GAMBAR 4.16CAKUPAN IMUNISASI DPT-1 DAN CAMPAK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2011
Gambar 4.16 menunjukkan kabupaten rawan terhadap kemungkinan terjadinya KLB
Campak (cakupan imunisasi <90%), yaitu Kabupaten Muna, Konawe, Konsel, dan
Kolaka Utara.
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG
Salah satu program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2004-2010 adalah upaya kesehatan perorangan yang bertujuan meningkatkan akses,
keterjangkauan, dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman melalui sarana pelayanan
kesehatan perorangan (Puskesmas, fasilitas kesehatan, RSU, dll). Beberapa kegiatan
pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatan pelayanan kesehatan rujukan,
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III di rumah sakit, dan lainnya.
Berikut adalah uraian singkat tentang pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang.
1. Pelayanan Kesehatan Rujukan
Upaya kesehatan rujukan dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta untuk memelihara, memulihkan, dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan.
101.
1
84.5
4
85.0
4
93.8
8
85
172
125.
2
73.0
6 99.2
4
109.
6
111.
8 133.
1
106.
7
92.9
3
95.7
96.3
1
95.1
2
169.
6
134.
2
74.3
9
104.
6
109.
9
115.
8 135
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Campak DPT-1
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 67
Indikator pelayanan kesehatan rujukan, yaitu cakupan rawat jalan, cakupan rawat
inap, sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat
diakses oleh masyarakat, dan cakupan rumah sakit yang melaksanakan PONEK.
a. Kunjungan Rawat Jalan.
Cakupan kunjungan rawat jalan Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2011 belum dapat dilaporkan karena jumlah pasien yang dirujuk dan pasien
dirujuk dengan total pasien belum ada laporan dari 12 Rumah Sakit
Kabupaten/Kota (target 15%).
b. Kunjungan Rawat Inap.
Cakupan kunjungan rawat inap di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan
laporan program upaya kesehatan rujukan tahun 2011 mencapai 3.01% angka ini
mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang hanya mencapai 2,43% (target
1,5%). Jumlah Tempat Tidur unit pelayanan kesehatan rujukan di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2011 berjumlah 1.811 TT dengan rasio 1 : 1.193,
sedangkan kebutuhan Tempat Tidur berdasarkan rasio 1 : 1.500 penduduk, maka
dapat dikatakan jumlah TT unit pelayanan kesehatan rujukan di Provinsi Sulawesi
Tenggara sudah hampir memenuhi standar yang ditetapkan. Tingginya cakupan
rawat jalan tahun 2011 dikarenakan berbagai faktor, diantaranya karena adanya
pelayanan bantuan biaya pengobatan gratis bagi masyarakat miskin sehingga
banyak masyarakat miskin mau berobat difasilitas pelayanan kesehatan.
Walaupun di rumah sakit masih kurang tenaga pelayanan (dokter ahli, umum,
perawat, dan tenaga pelayanan lainnnya) di unit pelayanan kesehatan rujukan
terutama di kabupaten pemekaran.
c. Kunjungan Gangguan Jiwa.
Pelayanan Kesehatan gangguan jiwa yang datang berkunjung disarana pelayanan
kesehatan puskesmas dan rumah sakit pada tahun 2011 sebanyak 11.847 kasus
(terdiri dari laki-laki 6.670 kasus, perempuan 5.086 kasus). Jumlah kasus ini
dilaporkan pada fasilitas pelayanan kesehatan di puskesmas yaitu kabupaten
kolaka, kota kendari, dan Kota Bau-Bau. Sedangkan di fasilitas pelayanan Rumah
Sakit yaitu RSUD Bombana, RSUD Propinsi dan RSJ Kendari.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 68
d. Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat yang Dapat Diakses oleh Masyarakat
Pelayanan Gawat darurat level 1 adalah pelayanan gawat darurat di
RS yang memiliki Dokter Umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS
dan/atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.
Pelayanan unit darurat adalah pelayanan kesehatan di unit/instalasi gawat
darurat selam 24 jam sehari kepada pasien darurat yang datang secara
tiba-tiba/ mendadak karena kecelakaan atau penyakit lain. Pelayanan
Gawat darurat di Sulawesi Tenggara juga dilaksanakan di Puskesmas
dengan fasilitas UGD dan Rumah Sakit.Pelayanan pasien diunit darurat
rumah sakit meliputi dirawat, dirujuk, dipulangkan dan mati.
Pelayanan kesehatan gawat darurat yang dapat diakses oleh masyarakat
di fasilitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, Puskesmas dan sarana
pelayanan kesehatan lainnya tahun 2011 dari 207 sarana yang ada hanya 55
sarana (26.57%) yang melakukan pelayanan kesehatan gawat darurat angka ini
mengalami penurunan dari tahun 2010 dari 267 sarana hanya 116 sarana
(43,45%), dimana pencapaiannnya masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu
90%.
Namun demikian hal ini terus ditingkatkan melalui upaya pelayanan
kesehatan rujukan dengan mempersiapkan unit pelayanan kesehatan rujukan
dan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan gawat darurat 24 jam
yang dapat diakses oleh masyarakat di Propinsi Sulawesi Tenggara.
e. Rumah Sakit yang memberikan Pelayanan PONEK
Rumah sakit yang melaksanakan pelayanan PONEK di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2011 dari 33 Rumah Sakit sebanyak 6 Rumah Sakit (18,18%)
yaitu RSUD Provinsi, RSUD Abunawas, RSUD Bau-Bau, BLUD Benyamin Buluh
Kolaka, RSUD Raha dan RSUD Unaaha. Kesiapan pelayanan kesehatan rujukan
dalam memberikan pelayanan PONEK ditentukan oleh standar peralatan dan
standar tenaga sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan (laporan
Yankes rujukan).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 69
2. Pelayanan Kesehatan Penunjang
Pelayanan Pemeriksaan laboratorium dan radiodiagnostik merupakan
pelayanan kesehatan penunjang dalam menegakkan suatu diagnosa penyakit. Hal
tersebut sangat ditunjang dengan Laboratorium Kesehatan di fasilitas pelayanan
Kesehatan terutama di Rumah Sakit dan Puskesmas. Jumlah laboratorium kesehatan
tahun 2011 sebanyak 68 terdiri dari 23 Labkes di Rumah Sakit Umum, 1 Labkes di
RSJ, 4 Labkes di Rumah Sakit Khusus/Swasta, dan dari 240 puskesmas hanya 49 yang
mempunyai Labkes.
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
Dalam menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak awal agenda 100
hari pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu telah berupaya untuk mengatasi masalah
hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin yang diselenggarakan oleh Depkes melalui
penugasan Kepala PT. Askes (Persero) berdasarkan SKN Nomor
1241/Menkes/SK/XI/2004 tentang penugasan PT. ASKES (Persero) dalam pengelolaan
program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini telah berjalan
memasuki tahun terakhir ke empat dan telah banyak hasil yang dicapai terbukti
dengan terjadinya kenaikan yang luar biasa dari pemanfaatan program ini dari tahun
ke tahun oleh masyarakat miskin.
Adapun sasaran dalam program Jamkesmas adalah keseluruhan masyarakat
miskin yang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Dimana untuk Provinsi Sulawesi Tenggara jumlah masyarakat miskin sesuai Data BPS
tahun 2011 sebesar 253.157 orang atau 11,34% dari total penduduk Sulawesi
Tenggara. Distribusi penduduk miskin berdasar Data BPS pada tabel 4.1.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 70
Tabel 4.1DISTRIBUSI PENDUDUK, PENDUDUK MISKIN KEPESERTAAN JAMKESMAS, ASKES,
JAMSOSTEK, TASPEN, DAN JAMKESDA MENURUT KABUPATEN/KOTADI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011
No Kab/Kota
JmlMaskinsesuai
data BPS
Jml pesertaJamksmas
Jmlpeserta
Askes PNS
JlhPesertaTaspen
JlhPesert
aJamsostek
Jlh PesertaJamkesda
TotalpenddK
Yangpunya
Jaminan
%
1 Kendari19.525 88.691
64.842 8.243161.776
55,89
2 Konawe32.172 167.804
23.946 13.713205.463
85,10
3 Konawe Utara7.454 43.338
2.167 3.61649.121
95,48
4 Kolaka31.825 122.493
24.746 9.051156.290
49,65
5 Kolaka Utara10.538 44.763
4.682 3.73153.176
43,77
6 Bombana12.982 51.367
6.439 4.10061.906
44,45
7 Konsel27.411 144.187
15.149 11.797171.133
64,77
8 Muna37.293 141.869
12.936 10.591165.396
61,68
9 Buton Utara8.390 43.598
1.169 3.06547.832
87,26
10 Buton39.055 174.215
5.872 14.233194.320
76,06
11 Bau-Bau13.868 65.274
29.888 4.73199.893
72,85
12 Wakatobi12.644 56.848
3.607 4.71265.167
70,13
Jumlah 253.157 1.144.447 195.443 19.713 15.158 91.583 1.466.344 65,74
Sumber: Laporan Program Jamkesmas tahun 2011
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa persentase penduduk sasaran JAMKESMAS
paling besar Kuota Pusat yaitu 1.144.447 jiwa (50.24%) dari jumlah penduduk Sulawesi
Tenggara. Distribusi peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan menurut kabupaten/kota
berdasarkan Jenis Jaminan Pelayanan tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.17.
GAMBAR 4.17DISTRIBUSI PESERTA JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI SULAWESI TENGGARA 2011
Sumber: Laporan Program Jamkesmas Tahun 2011
020,00040,00060,00080,000
100,000120,000140,000160,000180,000
88,6
9164
,842
8243
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 70
Tabel 4.1DISTRIBUSI PENDUDUK, PENDUDUK MISKIN KEPESERTAAN JAMKESMAS, ASKES,
JAMSOSTEK, TASPEN, DAN JAMKESDA MENURUT KABUPATEN/KOTADI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011
No Kab/Kota
JmlMaskinsesuai
data BPS
Jml pesertaJamksmas
Jmlpeserta
Askes PNS
JlhPesertaTaspen
JlhPesert
aJamsostek
Jlh PesertaJamkesda
TotalpenddK
Yangpunya
Jaminan
%
1 Kendari19.525 88.691
64.842 8.243161.776
55,89
2 Konawe32.172 167.804
23.946 13.713205.463
85,10
3 Konawe Utara7.454 43.338
2.167 3.61649.121
95,48
4 Kolaka31.825 122.493
24.746 9.051156.290
49,65
5 Kolaka Utara10.538 44.763
4.682 3.73153.176
43,77
6 Bombana12.982 51.367
6.439 4.10061.906
44,45
7 Konsel27.411 144.187
15.149 11.797171.133
64,77
8 Muna37.293 141.869
12.936 10.591165.396
61,68
9 Buton Utara8.390 43.598
1.169 3.06547.832
87,26
10 Buton39.055 174.215
5.872 14.233194.320
76,06
11 Bau-Bau13.868 65.274
29.888 4.73199.893
72,85
12 Wakatobi12.644 56.848
3.607 4.71265.167
70,13
Jumlah 253.157 1.144.447 195.443 19.713 15.158 91.583 1.466.344 65,74
Sumber: Laporan Program Jamkesmas tahun 2011
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa persentase penduduk sasaran JAMKESMAS
paling besar Kuota Pusat yaitu 1.144.447 jiwa (50.24%) dari jumlah penduduk Sulawesi
Tenggara. Distribusi peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan menurut kabupaten/kota
berdasarkan Jenis Jaminan Pelayanan tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.17.
GAMBAR 4.17DISTRIBUSI PESERTA JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI SULAWESI TENGGARA 2011
Sumber: Laporan Program Jamkesmas Tahun 2011
65,2
74
174,
215
43,5
98
141,
869
122,
493
167,
804
43,3
38
144,
187
51,3
67
29,8
88
5,87
2
1,16
9
12,9
36
24,7
46
23,9
46
2,16
7
15,1
49
6,43
9
8243
4731 14
233
3065 10
591
9051
1371
3
3616 11
797
Jamkesmas Askes PNS Jamkesda
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 70
Tabel 4.1DISTRIBUSI PENDUDUK, PENDUDUK MISKIN KEPESERTAAN JAMKESMAS, ASKES,
JAMSOSTEK, TASPEN, DAN JAMKESDA MENURUT KABUPATEN/KOTADI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011
No Kab/Kota
JmlMaskinsesuai
data BPS
Jml pesertaJamksmas
Jmlpeserta
Askes PNS
JlhPesertaTaspen
JlhPesert
aJamsostek
Jlh PesertaJamkesda
TotalpenddK
Yangpunya
Jaminan
%
1 Kendari19.525 88.691
64.842 8.243161.776
55,89
2 Konawe32.172 167.804
23.946 13.713205.463
85,10
3 Konawe Utara7.454 43.338
2.167 3.61649.121
95,48
4 Kolaka31.825 122.493
24.746 9.051156.290
49,65
5 Kolaka Utara10.538 44.763
4.682 3.73153.176
43,77
6 Bombana12.982 51.367
6.439 4.10061.906
44,45
7 Konsel27.411 144.187
15.149 11.797171.133
64,77
8 Muna37.293 141.869
12.936 10.591165.396
61,68
9 Buton Utara8.390 43.598
1.169 3.06547.832
87,26
10 Buton39.055 174.215
5.872 14.233194.320
76,06
11 Bau-Bau13.868 65.274
29.888 4.73199.893
72,85
12 Wakatobi12.644 56.848
3.607 4.71265.167
70,13
Jumlah 253.157 1.144.447 195.443 19.713 15.158 91.583 1.466.344 65,74
Sumber: Laporan Program Jamkesmas tahun 2011
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa persentase penduduk sasaran JAMKESMAS
paling besar Kuota Pusat yaitu 1.144.447 jiwa (50.24%) dari jumlah penduduk Sulawesi
Tenggara. Distribusi peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan menurut kabupaten/kota
berdasarkan Jenis Jaminan Pelayanan tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 4.17.
GAMBAR 4.17DISTRIBUSI PESERTA JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI SULAWESI TENGGARA 2011
Sumber: Laporan Program Jamkesmas Tahun 2011
51,3
67
56,8
48
44,7
63
6,43
9
3,60
7
4,68
2
4100
4712
3731
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 71
Sejak tahun 2008 hingga 2011 sasaran Jamkesmas dari Pusat tidak mengalami
perubahan yaitu 1.144.447 jiwa sedangkan jumlah rawat jalan di puskesmas dan
rumah sakit berfluktuasi, jumlah kunjungan rawat jalan terbanyak pada tahun 2009
yaitu 897.487 kunjungan, sedangkan jumlah kunjungan rawat inap terbanyak itu pada
tahun 2009 sebanyak 23.432. Untuk lebih jelasnya hasil pencapaian program JPKM
tahun 2008 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.18.
GAMBAR 4.18REALISASI PROGRAM JPKM
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2008 - 2011
Sumber: Laporan Program Jamkesmas Tahun 2011
B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk
menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan
yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada
kelompok masyarakat adalah kekurangan vitamin A dan anemia gizi besi.
1. Pemberian Kapsul Vitamin A
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan
banyak mengalami kekurangan vitamin A. Pencegahan kekurangan vitamin A
dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan Balita
yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan
pada ibu nifas diberikan 1 kali .
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
Jamkesmas
Rawat Jalan
Rawat Inap
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 71
Sejak tahun 2008 hingga 2011 sasaran Jamkesmas dari Pusat tidak mengalami
perubahan yaitu 1.144.447 jiwa sedangkan jumlah rawat jalan di puskesmas dan
rumah sakit berfluktuasi, jumlah kunjungan rawat jalan terbanyak pada tahun 2009
yaitu 897.487 kunjungan, sedangkan jumlah kunjungan rawat inap terbanyak itu pada
tahun 2009 sebanyak 23.432. Untuk lebih jelasnya hasil pencapaian program JPKM
tahun 2008 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.18.
GAMBAR 4.18REALISASI PROGRAM JPKM
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2008 - 2011
Sumber: Laporan Program Jamkesmas Tahun 2011
B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk
menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan
yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada
kelompok masyarakat adalah kekurangan vitamin A dan anemia gizi besi.
1. Pemberian Kapsul Vitamin A
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan
banyak mengalami kekurangan vitamin A. Pencegahan kekurangan vitamin A
dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan Balita
yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan
pada ibu nifas diberikan 1 kali .
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
2008 2009 2010Jamkesmas 1,144,447 1,144,447 1,144,447 1,144,447
Rawat Jalan 367,648 897,487 791,450
Rawat Inap 1,745 16,636 23,432
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 71
Sejak tahun 2008 hingga 2011 sasaran Jamkesmas dari Pusat tidak mengalami
perubahan yaitu 1.144.447 jiwa sedangkan jumlah rawat jalan di puskesmas dan
rumah sakit berfluktuasi, jumlah kunjungan rawat jalan terbanyak pada tahun 2009
yaitu 897.487 kunjungan, sedangkan jumlah kunjungan rawat inap terbanyak itu pada
tahun 2009 sebanyak 23.432. Untuk lebih jelasnya hasil pencapaian program JPKM
tahun 2008 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.18.
GAMBAR 4.18REALISASI PROGRAM JPKM
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2008 - 2011
Sumber: Laporan Program Jamkesmas Tahun 2011
B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk
menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan
yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada
kelompok masyarakat adalah kekurangan vitamin A dan anemia gizi besi.
1. Pemberian Kapsul Vitamin A
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan
banyak mengalami kekurangan vitamin A. Pencegahan kekurangan vitamin A
dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan Balita
yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan
pada ibu nifas diberikan 1 kali .
20111,144,447
702,617
17,414
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 72
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang
berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan
mata. Anak yang menderita kurang vitamin A, lebih mudah terserang Campak,
Diare atau penyakit infeksi lain, dan pada tingkat lanjut dapat mengakibatkan
kematian. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama dapat mengkibatkan
terjadinya gangguan pada mata dan bila tidak segera mendapat vitamin A akan
mengakibatkan kebutaan. Cakupan pemberian vitamin A di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2005 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.19.
GAMBAR 4.19CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A
DI SULAWESI TENGGARATAHUN 2005 - 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2005-2011
Gambar 4.19 menunjukkan cakupan pemberian vitamin A cenderung
berfluktuasi, pada tahun 2007 mencapai 88.2%, tahun 2008 turun menjadi
66,86%, tahun 2009 sedikit meningkat menjadi 70,91% pada tahun 2010
kembali mengalami penurunan menjadi 67,88% dan pada tahun 2011
mengalami peningkatan menjadi 71,65%.
Berdasarkan laporan kabupaten/kota tahun 2011 bahwa Jumlah anak
Balita yang mendapat vitamin A pada bulan Februari dan Agustus sebanyak
204.314 Balita dari Jumlah Balita sebanyak 146.389 (71.65%), cakupan
pemberian kapsul vitamin A paling tinggi di Kabupaten Wakatobi sebanyak
8.008 Balita dan terendah di Kabupaten Kolaka Utara hanya mencapai 6.167
dari total jumlah Balita 11.212 (55%).
0
20
40
60
80
100
2006
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 72
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang
berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan
mata. Anak yang menderita kurang vitamin A, lebih mudah terserang Campak,
Diare atau penyakit infeksi lain, dan pada tingkat lanjut dapat mengakibatkan
kematian. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama dapat mengkibatkan
terjadinya gangguan pada mata dan bila tidak segera mendapat vitamin A akan
mengakibatkan kebutaan. Cakupan pemberian vitamin A di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2005 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.19.
GAMBAR 4.19CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A
DI SULAWESI TENGGARATAHUN 2005 - 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2005-2011
Gambar 4.19 menunjukkan cakupan pemberian vitamin A cenderung
berfluktuasi, pada tahun 2007 mencapai 88.2%, tahun 2008 turun menjadi
66,86%, tahun 2009 sedikit meningkat menjadi 70,91% pada tahun 2010
kembali mengalami penurunan menjadi 67,88% dan pada tahun 2011
mengalami peningkatan menjadi 71,65%.
Berdasarkan laporan kabupaten/kota tahun 2011 bahwa Jumlah anak
Balita yang mendapat vitamin A pada bulan Februari dan Agustus sebanyak
204.314 Balita dari Jumlah Balita sebanyak 146.389 (71.65%), cakupan
pemberian kapsul vitamin A paling tinggi di Kabupaten Wakatobi sebanyak
8.008 Balita dan terendah di Kabupaten Kolaka Utara hanya mencapai 6.167
dari total jumlah Balita 11.212 (55%).
88.2
66.86 70.91 67.88
2007 2008 2009 2010
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 72
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang
berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan
mata. Anak yang menderita kurang vitamin A, lebih mudah terserang Campak,
Diare atau penyakit infeksi lain, dan pada tingkat lanjut dapat mengakibatkan
kematian. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama dapat mengkibatkan
terjadinya gangguan pada mata dan bila tidak segera mendapat vitamin A akan
mengakibatkan kebutaan. Cakupan pemberian vitamin A di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2005 – 2011 ditunjukkan pada gambar 4.19.
GAMBAR 4.19CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A
DI SULAWESI TENGGARATAHUN 2005 - 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2005-2011
Gambar 4.19 menunjukkan cakupan pemberian vitamin A cenderung
berfluktuasi, pada tahun 2007 mencapai 88.2%, tahun 2008 turun menjadi
66,86%, tahun 2009 sedikit meningkat menjadi 70,91% pada tahun 2010
kembali mengalami penurunan menjadi 67,88% dan pada tahun 2011
mengalami peningkatan menjadi 71,65%.
Berdasarkan laporan kabupaten/kota tahun 2011 bahwa Jumlah anak
Balita yang mendapat vitamin A pada bulan Februari dan Agustus sebanyak
204.314 Balita dari Jumlah Balita sebanyak 146.389 (71.65%), cakupan
pemberian kapsul vitamin A paling tinggi di Kabupaten Wakatobi sebanyak
8.008 Balita dan terendah di Kabupaten Kolaka Utara hanya mencapai 6.167
dari total jumlah Balita 11.212 (55%).
67.8871.65
2011 2012
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 73
Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pemberian kapsul vitamin A walaupun sudah dilakukan penyuluhan
serta rendahnya kesadaran ibu dalam pemberian vitamin A pada bayinya.
2. PEMBERIAN TABLET BESI
Anemia gizi besi (Fe) merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia
termasuk di Sulawesi Tenggara. Kelompok masyarakat yang rawan menderita
Anemia gizi besi adalah wanita usia subur, ibu hamil, ibu nifas, remaja putri,
calon pengantin, buruh wanita dan anak sekolah. Anemia gizi besi adalah suatu
keadaan dimana kadar haemoglobin dalam darah kurang dari normal. Dampak
yang ditimbulkan akibat anemia gizi adalah perdarahan pada waktu
melahirkan, BBLR, dan penurunan produktivitas bagi pekerja. Anemia gizi
terjadi karena asupan zat besi melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan
atau meningkatnya kebutuhan zat besi bagi tubuh (ibu hamil, masa tumbuh
kembang, penyakit kronis,infeksi, dan lainnya). Berdasarkan data profil
kesehatan tahun 2007- 2011, cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil
ditunjukkan pada gambar 4.20.
GAMBAR 4.20CAKUPAN PEMBERIAN TABLET- Fe PADA IBU HAMIL
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007-2011
Sumber: Program Gizi Masyarakat tahun 2011
Gambar 4.20 menunjukkan cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil
tertinggi terjadi tahun 2008 (73.58%) dan terendah adalah tahun 2007 (47%).
20
30
40
50
60
70
80
2006
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 73
Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pemberian kapsul vitamin A walaupun sudah dilakukan penyuluhan
serta rendahnya kesadaran ibu dalam pemberian vitamin A pada bayinya.
2. PEMBERIAN TABLET BESI
Anemia gizi besi (Fe) merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia
termasuk di Sulawesi Tenggara. Kelompok masyarakat yang rawan menderita
Anemia gizi besi adalah wanita usia subur, ibu hamil, ibu nifas, remaja putri,
calon pengantin, buruh wanita dan anak sekolah. Anemia gizi besi adalah suatu
keadaan dimana kadar haemoglobin dalam darah kurang dari normal. Dampak
yang ditimbulkan akibat anemia gizi adalah perdarahan pada waktu
melahirkan, BBLR, dan penurunan produktivitas bagi pekerja. Anemia gizi
terjadi karena asupan zat besi melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan
atau meningkatnya kebutuhan zat besi bagi tubuh (ibu hamil, masa tumbuh
kembang, penyakit kronis,infeksi, dan lainnya). Berdasarkan data profil
kesehatan tahun 2007- 2011, cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil
ditunjukkan pada gambar 4.20.
GAMBAR 4.20CAKUPAN PEMBERIAN TABLET- Fe PADA IBU HAMIL
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007-2011
Sumber: Program Gizi Masyarakat tahun 2011
Gambar 4.20 menunjukkan cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil
tertinggi terjadi tahun 2008 (73.58%) dan terendah adalah tahun 2007 (47%).
47
73.58
62.21 65.8
2007 2008 2009 2010
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 73
Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pemberian kapsul vitamin A walaupun sudah dilakukan penyuluhan
serta rendahnya kesadaran ibu dalam pemberian vitamin A pada bayinya.
2. PEMBERIAN TABLET BESI
Anemia gizi besi (Fe) merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia
termasuk di Sulawesi Tenggara. Kelompok masyarakat yang rawan menderita
Anemia gizi besi adalah wanita usia subur, ibu hamil, ibu nifas, remaja putri,
calon pengantin, buruh wanita dan anak sekolah. Anemia gizi besi adalah suatu
keadaan dimana kadar haemoglobin dalam darah kurang dari normal. Dampak
yang ditimbulkan akibat anemia gizi adalah perdarahan pada waktu
melahirkan, BBLR, dan penurunan produktivitas bagi pekerja. Anemia gizi
terjadi karena asupan zat besi melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan
atau meningkatnya kebutuhan zat besi bagi tubuh (ibu hamil, masa tumbuh
kembang, penyakit kronis,infeksi, dan lainnya). Berdasarkan data profil
kesehatan tahun 2007- 2011, cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil
ditunjukkan pada gambar 4.20.
GAMBAR 4.20CAKUPAN PEMBERIAN TABLET- Fe PADA IBU HAMIL
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007-2011
Sumber: Program Gizi Masyarakat tahun 2011
Gambar 4.20 menunjukkan cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil
tertinggi terjadi tahun 2008 (73.58%) dan terendah adalah tahun 2007 (47%).
65.873.44
2011 2012
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 74
Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus
Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya
yang dialami ibu hamil. Persentase cakupan pemberian tablet besi pada ibu
hamil (Fe-1 dan Fe-3) menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2011 ditunjukkan
pada gambar 4.21.
GAMBAR 4.21CAKUPAN PEMBERIAN TABLET Fe 1 DAN Fe 3 PADA IBU HAMIL
MENURUT KABUPATEN/KOTADI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
Sumber: Program Gizi Masyarakat tahun 2011
Gambar 4.21 menunjukkan bahwa persentase cakupan pemberian tablet Fe 1
dan Fe 3. Pada tahun 2011 kabupaten/kota dengan cakupan Fe-3 tertinggi
adalah Kota Kendari (86.81%), sedangkan kabupaten/kota dengan cakupan Fe-
3 terendah yaitu Kabupaten Bombana (42.56%).
74.6
5
68.7
1
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 74
Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus
Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya
yang dialami ibu hamil. Persentase cakupan pemberian tablet besi pada ibu
hamil (Fe-1 dan Fe-3) menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2011 ditunjukkan
pada gambar 4.21.
GAMBAR 4.21CAKUPAN PEMBERIAN TABLET Fe 1 DAN Fe 3 PADA IBU HAMIL
MENURUT KABUPATEN/KOTADI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
Sumber: Program Gizi Masyarakat tahun 2011
Gambar 4.21 menunjukkan bahwa persentase cakupan pemberian tablet Fe 1
dan Fe 3. Pada tahun 2011 kabupaten/kota dengan cakupan Fe-3 tertinggi
adalah Kota Kendari (86.81%), sedangkan kabupaten/kota dengan cakupan Fe-
3 terendah yaitu Kabupaten Bombana (42.56%).
98.1
5
86.5
5
71.7
9
68.3
1
68.9
5
91.9
1
77.3
7
80.6
2
86.0
8
81.2
5
75.4
0
68.3
9
42.5
6
84.8
9
69.4
6
Fe1 Fe3
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 74
Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus
Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya
yang dialami ibu hamil. Persentase cakupan pemberian tablet besi pada ibu
hamil (Fe-1 dan Fe-3) menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2011 ditunjukkan
pada gambar 4.21.
GAMBAR 4.21CAKUPAN PEMBERIAN TABLET Fe 1 DAN Fe 3 PADA IBU HAMIL
MENURUT KABUPATEN/KOTADI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
Sumber: Program Gizi Masyarakat tahun 2011
Gambar 4.21 menunjukkan bahwa persentase cakupan pemberian tablet Fe 1
dan Fe 3. Pada tahun 2011 kabupaten/kota dengan cakupan Fe-3 tertinggi
adalah Kota Kendari (86.81%), sedangkan kabupaten/kota dengan cakupan Fe-
3 terendah yaitu Kabupaten Bombana (42.56%).
80.6
2
59.5
9 78.4
7 89.2
1
68.4
5
59.9
4
85.2
9
86.8
1
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 75
Sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu sarana kesehatan,
tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Gambaran sumber daya kesehatan di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2011 dijelaskan pada bab ini.
A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang dimaksud adalah unit pelayanan kesehatan dan perbekalan kesehatan,
berupa puskesmas, rumah sakit, distribusi farmasi, alat kesehatan, upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.
1. Puskesmas dan Jaringannya
Puskesmas dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun terus dilakukan peningkatan, hal ini
bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat, terutama
masyarakat yang berada di daerah terpencil dan perbatasan. Jumlah puskesmas tahun 2007 -
2011 ditunjukkan pada table 5.1.
GAMBAR 5.1JUMLAH PUSKESMAS MENURUT STATUS
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007-2011
Sumber : Profil Kesehatan kabupaten/kota tahun 2011
Gambar 5.1 menunjukkan jumlah puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara setiap tahunnya
meningkat yaitu dari 172 unit pada tahun 2007, menjadi 207 unit pada tahun 2008, tahun 2009
(223 unit), tahun 2010 (240 unit) dan tahun 2011 sebanyak 248 unit.
TT
NON TT
TOTAL
0
50
100
150
200
250
300
BAB VSUMBER DAYA KESEHATAN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 75
Sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu sarana kesehatan,
tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Gambaran sumber daya kesehatan di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2011 dijelaskan pada bab ini.
A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang dimaksud adalah unit pelayanan kesehatan dan perbekalan kesehatan,
berupa puskesmas, rumah sakit, distribusi farmasi, alat kesehatan, upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.
1. Puskesmas dan Jaringannya
Puskesmas dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun terus dilakukan peningkatan, hal ini
bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat, terutama
masyarakat yang berada di daerah terpencil dan perbatasan. Jumlah puskesmas tahun 2007 -
2011 ditunjukkan pada table 5.1.
GAMBAR 5.1JUMLAH PUSKESMAS MENURUT STATUS
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007-2011
Sumber : Profil Kesehatan kabupaten/kota tahun 2011
Gambar 5.1 menunjukkan jumlah puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara setiap tahunnya
meningkat yaitu dari 172 unit pada tahun 2007, menjadi 207 unit pada tahun 2008, tahun 2009
(223 unit), tahun 2010 (240 unit) dan tahun 2011 sebanyak 248 unit.
2007 2008 2009 2010
57 66 66 68
115 141 157 172
172 207 223 240
BAB VSUMBER DAYA KESEHATAN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 75
Sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu sarana kesehatan,
tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Gambaran sumber daya kesehatan di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2011 dijelaskan pada bab ini.
A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang dimaksud adalah unit pelayanan kesehatan dan perbekalan kesehatan,
berupa puskesmas, rumah sakit, distribusi farmasi, alat kesehatan, upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.
1. Puskesmas dan Jaringannya
Puskesmas dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun terus dilakukan peningkatan, hal ini
bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat, terutama
masyarakat yang berada di daerah terpencil dan perbatasan. Jumlah puskesmas tahun 2007 -
2011 ditunjukkan pada table 5.1.
GAMBAR 5.1JUMLAH PUSKESMAS MENURUT STATUS
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007-2011
Sumber : Profil Kesehatan kabupaten/kota tahun 2011
Gambar 5.1 menunjukkan jumlah puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara setiap tahunnya
meningkat yaitu dari 172 unit pada tahun 2007, menjadi 207 unit pada tahun 2008, tahun 2009
(223 unit), tahun 2010 (240 unit) dan tahun 2011 sebanyak 248 unit.
2010 2011
71
172 177
240 248
BAB VSUMBER DAYA KESEHATAN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 76
Disamping peningkatan jumlah Puskesmas, juga dilakukan pengembangan puskesmas
dari puskesmas rawat jalan (Puskesmas non TT) menjadi puskesmas rawat inap (puskesmas TT).
Tahun 2007-2011, rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk juga menunjukkan
peningkatan dari tahun 2007 (8.47 per 100.000 penduduk), tahun 2008 (9.98 per 100.000
penduduk), tahun 2009 (10,53 per 100.000 penduduk), tahun 2010 (10,75 per 100.000
penduduk), dan tahun 2011 (10,89 per 100.000 penduduk). Pertambahan rasio jumlah
puskesmas terhadap 100.000 penduduk tahun 2007 – 2011 ditunjukkan pada gambar 5.2.
GAMBAR 5.2RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007 - 2011
8.47
9.9810.53 10.75 10.89
0
2
4
6
8
10
12
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : Data Sarana Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011
Berdasarkan konsep wilayah, sasaran penduduk yang dilayani oleh satu unit
Puskesmas adalah 30.000 penduduk. Berdasarkan rasio pada gambar 5.2 maka, setiap 30.000
penduduk di Sulawesi Tenggara tahun 2007 - 2011 dilayani oleh 2 – 3 unit puskesmas.
Menurut perhitungan rasio tersebut, jumlah puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara relatif
tidak kekurangan, akan tetapi sebagian daerah Sulawesi Tenggara merupakan wilayah pesisir
dan kepulauan, oleh karena itu untuk menjangkau wilayah terpencil dan perbatasan, maka
puskesmas ditunjang oleh puskesmas pembantu (Pustu) dan puskesmas keliling (Puskel).
Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota, puskesmas pembantu (Pustu) di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 berjumlah 448 unit hal ini mengalami penurunan
dari tahun 2010 karena adanya perubahan status pustu menjadi puskesmas dan sebagian
bangunan pustu dialih fungsikan menjadi poskesdes.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 77
Dengan demikian rasio puskesmas terhadap puskesmas pembantu adalah 1 : 2.85
artinya setiap 1 puskesmas rata-rata terdapat 2-3 Puskesmas pembantu, hal ini
menunjukkan tingginya komitmen pemerintah dalam upaya memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal kepada masyarakat, termasuk masyarakat yang tinggal di daerah
terpencil, pesisir dan perbatasan.
2. Rumah Sakit
Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana pelayanan
kesehatan adalah ketersediaan rumah sakit. Untuk mengetahui kemampuan rumah sakit
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yaitu dengan penghitung rasio
ketersediaan tempat tidur dengan jumlah penduduk. Selama kurun waktu tahun 2005 –
2011 jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Peningkatan jumlah rumah sakit tahun 2005 – 2011 ditunjukkan pada table 5.1.
TABEL 5.1PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT KEPEMILIKAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2005 - 2011
No Status KepemilikanRUMAH SAKIT
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1 Pemerintah 2 2 2 3 3 3 3
2 PemerintahKab/Kota
7 10 10 10 11 11 12
3 TNI Polri 2 3 3 3 3 3 3
4 BUMN 1 1 1 1 1 1 1
5 Khusus - - - - - - -
6 Swasta 2 4 5 5 4 5 5
7 Swata (RS/klinikbersalin)
- - 2 6 6 7 5
8 RSIA - - - 1 1 2 2
9 Klinik umumSwasta
- - - - - 1 2
Jumlah 14 20 23 29 29 32 33
Sumber: Profil Kesehatan kab/kota tahun 2011
Tabel 5.1 menunjukkan jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2005 terdapat 14 RS, tahun 2006 (20 RS), tahun 2007 (23 RS), tahun 2008 (29 RS), tahun
2009 (29 RS), tahun 2010 (32 RS termasuk klinik) dan tahun 2011 menjadi 33 RS termasuk
klinik, daftar nama RS dapat dilihat pada tabel 63 lampiran profil kesehatan 2011.
Peningkatan jumlah rumah sakit tentu akan diikuti dengan peningkatan jumlah tempat tidur
rumah sakit. Peningkatan jumlah tempat tidur RS menurut status kepemilikan tahun 2005 -
2011 ditunjukkan pada tabel 5.2.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 78
TABEL 5.2JUMLAH TEMPAT TIDUR MENURUT STATUS KEPEMILIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2005 – 2011
No Status Kepemilikan TT2005
TT2006
TT2007
TT2008
TT2009
TT2010
TT2011
1 Pemerintah Provinsi 322 322 342 365 411 414 437
2 Pemerintah Kab/Kota 267 413 440 433 564 694 848
3 TNI Polri 57 62 66 77 71 74 85
4 BUMN 58 58 58 60 60 60 60
5 Khusus - - - - - - -
6 Swasta umum 126 159 177 171 223
7 Swata (RS bersalin) 69 131 129 99
8 RSIA Swasta - - - - 59 59 59
Jumlah 704 855 1.032 1.163 1.414 1.601 1.811
Sumber : Profil Rumah Sakit Kab/Kota 2011
Tabel 5.2 menunjukkan jumlah tempat tidur rumah sakit dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan yaitu tahun 2005 (704 TT), tahun 2006 (855 TT), tahun 2007 (1.032
TT), dan tahun 2008 (1.163 TT) dan di Tahun 2009 (1.414 TT), Tahun 2010 (1.601 TT) dan
tahun 2011 (1.811 TT). Rasio tempat tidur rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2007 - 2011 terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2011 rasio TT RS terhadap penduduk
dapat dikatakan sudah memenuhi standar kebutuhan yang ditetapkan, yaitu 1 : 1.193 dari
standar 1 : 1.500. Rasio tempat TT rumah sakit terhadap penduduk, ditunjukkan pada
gambar 5.3.
Gambar 5.3Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit/1.500 penduduk
di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2006 – 2011
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Ttahun 2011
8551032
11631414
16011811
0,640,76 0,86
0,67 0,72 0,79
0
500
1000
1500
2000
2006 2007 2008 2009 2010 2011
TT RASIO
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 79
Gambar 5.3. menunjukkan, rasio tempat tidur rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara
sudah mencapai standar yang telah ditetapkan, yaitu 1 : 1500 penduduk, namun demikian
dalam pemanfaatannya masih belum efektif karena berbagai faktor, diantaranya karena
belum meratanya distribusi jumlah TT RS di daerah.
3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam upaya meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dilakukan pemanfaatan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), yaitu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes
(Pondok Bersalin Desa), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Desa Siaga dan sebagainya.
a. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan
ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan Diare.
Posyandu dikelompokkan dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya,
Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Jumlah Posyandu berdasarkan strata tahun
2007 – 2011 ditunjukkan pada Gambar 5.4.
GAMBAR 5.4JUMLAH POSYANDU
DI SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN STRATATAHUN 2007-2011
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2011
584 577
822
681
605
867
1,111
1,034
1,116
1,107
804859
794883 987
158 154 172 206
207100
300
500
700
900
1,100
1,300
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pratama Madya Purnama Mandiri
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 80
Gambar 5.4 menunjukkan jumlah Posyandu Purnama dan Mandiri cenderung
meningkat, di lain pihak Pratama dan Madya cenderung menurun, hal ini terjadi karena
adanya peningkatan strata posyandu ke tingkat selanjutnya. Secara absolut jumlah
Posyandu di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan, yaitu tahun 2007
berjumlah 2.413 unit , dan tahun 2008 berjumlah 2.701 unit, tahun 2009 berjumlah 2.822
tahun 2010 berjumlah 2.886 dan tahun 2011 sebanyak 2.902. Rasio Posyandu terhadap
desa/kelurahan tahun 2008 mencapai 1.33, tahun 2009 mencapai 2.822, tahun 2010
berjumlah 2.886 Posyandu dan tahun 2011 mencapai 2.902 dengan ratio posyandu
terhadap desa/kelurahan mencapai 1,35, atau terdapat 1-4 posyandu setiap
desa/kelurahan. Peningkatan jumlah Posyandu mengindikasikan tingginya peran serta
masyarakat dalam upaya kesehatan. Berikut ini adalah rasio posyandu terhadap jumlah
desa/kelurahan menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011.
GAMBAR 5.5RASIO POSYANDUTERHADAP JUMLAH DESA/KELURAHAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2011
b. POLINDES
Polindes merupakan salah satu bentuk UKBM yang bertujuan mendekatkan
pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pelayanan Keluarga Berencana kepada
masyarakat. Sama halnya dengan posyandu, polindes dikelompokkan dalam 4 strata,
yaitu Polindes Pratama, Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri.
0
BUTON
MUNA
KONAWE
KOLAKA
KONSEL
BOMBANA
WAKATOBI
KOLUT
BUTUR
KONUT
KENDARI
BAU-BAU
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 80
Gambar 5.4 menunjukkan jumlah Posyandu Purnama dan Mandiri cenderung
meningkat, di lain pihak Pratama dan Madya cenderung menurun, hal ini terjadi karena
adanya peningkatan strata posyandu ke tingkat selanjutnya. Secara absolut jumlah
Posyandu di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan, yaitu tahun 2007
berjumlah 2.413 unit , dan tahun 2008 berjumlah 2.701 unit, tahun 2009 berjumlah 2.822
tahun 2010 berjumlah 2.886 dan tahun 2011 sebanyak 2.902. Rasio Posyandu terhadap
desa/kelurahan tahun 2008 mencapai 1.33, tahun 2009 mencapai 2.822, tahun 2010
berjumlah 2.886 Posyandu dan tahun 2011 mencapai 2.902 dengan ratio posyandu
terhadap desa/kelurahan mencapai 1,35, atau terdapat 1-4 posyandu setiap
desa/kelurahan. Peningkatan jumlah Posyandu mengindikasikan tingginya peran serta
masyarakat dalam upaya kesehatan. Berikut ini adalah rasio posyandu terhadap jumlah
desa/kelurahan menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011.
GAMBAR 5.5RASIO POSYANDUTERHADAP JUMLAH DESA/KELURAHAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2011
b. POLINDES
Polindes merupakan salah satu bentuk UKBM yang bertujuan mendekatkan
pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pelayanan Keluarga Berencana kepada
masyarakat. Sama halnya dengan posyandu, polindes dikelompokkan dalam 4 strata,
yaitu Polindes Pratama, Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri.
1.661.49
0.961.54
1.081.51.5
1.071.27
0.82
0.5 1 1.5 2 2.5
RASIO POSYANDU TERHADAP JUMLAH DESA
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 80
Gambar 5.4 menunjukkan jumlah Posyandu Purnama dan Mandiri cenderung
meningkat, di lain pihak Pratama dan Madya cenderung menurun, hal ini terjadi karena
adanya peningkatan strata posyandu ke tingkat selanjutnya. Secara absolut jumlah
Posyandu di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan, yaitu tahun 2007
berjumlah 2.413 unit , dan tahun 2008 berjumlah 2.701 unit, tahun 2009 berjumlah 2.822
tahun 2010 berjumlah 2.886 dan tahun 2011 sebanyak 2.902. Rasio Posyandu terhadap
desa/kelurahan tahun 2008 mencapai 1.33, tahun 2009 mencapai 2.822, tahun 2010
berjumlah 2.886 Posyandu dan tahun 2011 mencapai 2.902 dengan ratio posyandu
terhadap desa/kelurahan mencapai 1,35, atau terdapat 1-4 posyandu setiap
desa/kelurahan. Peningkatan jumlah Posyandu mengindikasikan tingginya peran serta
masyarakat dalam upaya kesehatan. Berikut ini adalah rasio posyandu terhadap jumlah
desa/kelurahan menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011.
GAMBAR 5.5RASIO POSYANDUTERHADAP JUMLAH DESA/KELURAHAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2011
b. POLINDES
Polindes merupakan salah satu bentuk UKBM yang bertujuan mendekatkan
pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pelayanan Keluarga Berencana kepada
masyarakat. Sama halnya dengan posyandu, polindes dikelompokkan dalam 4 strata,
yaitu Polindes Pratama, Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri.
3.083.12
2.5 3 3.5
RASIO POSYANDU TERHADAP JUMLAH DESA
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 81
Berdasarkan profil dinas kesehatan kabupaten/kota tahun 2011 polindes di
Provinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 188 dari 2.156 desa/kel. Jumlah desa dan
polindes menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada gambar 5.5.
GAMBAR 5.6DISTRIBUSI DESA DAN POLINDES MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan Data Nakes Kab/Kota tahun 2011
c. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Desa Siaga
Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga
poskesdes minimal 1 (satu) orang bidan dan 2 (dua) orang kader. Tahun 2011
poskesdes di Provinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 623 unit dan Desa Siaga berjumlah
2.156 desa. Jumlah desa dan poskesdes menurut kabupaten/kota ditunjukan pada
gambar 5.6.
242 239
26 35
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 81
Berdasarkan profil dinas kesehatan kabupaten/kota tahun 2011 polindes di
Provinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 188 dari 2.156 desa/kel. Jumlah desa dan
polindes menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada gambar 5.5.
GAMBAR 5.6DISTRIBUSI DESA DAN POLINDES MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan Data Nakes Kab/Kota tahun 2011
c. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Desa Siaga
Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga
poskesdes minimal 1 (satu) orang bidan dan 2 (dua) orang kader. Tahun 2011
poskesdes di Provinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 623 unit dan Desa Siaga berjumlah
2.156 desa. Jumlah desa dan poskesdes menurut kabupaten/kota ditunjukan pada
gambar 5.6.
239
412
214
365
139100
133
5935 26 14 30 22 11 0 7
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 81
Berdasarkan profil dinas kesehatan kabupaten/kota tahun 2011 polindes di
Provinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 188 dari 2.156 desa/kel. Jumlah desa dan
polindes menurut kabupaten/kota ditunjukkan pada gambar 5.5.
GAMBAR 5.6DISTRIBUSI DESA DAN POLINDES MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan Data Nakes Kab/Kota tahun 2011
c. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Desa Siaga
Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga
poskesdes minimal 1 (satu) orang bidan dan 2 (dua) orang kader. Tahun 2011
poskesdes di Provinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 623 unit dan Desa Siaga berjumlah
2.156 desa. Jumlah desa dan poskesdes menurut kabupaten/kota ditunjukan pada
gambar 5.6.
146
6443
7 1 0 16
Jumlah Desa/Kel
Polindes
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 82
GAMBAR 5.7DISTRIBUSI DESA DAN POSKESDES MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan Data Nakes Kab/Kota tahun 2011
Adanya Poskesdes merupakan salah satu indikator suatu desa disebut Desa
Siaga. Rasio Poskesdes terhadap desa pada tahun 2011 Provinsi Sulawesi
Tenggara sebesar 0,29. Jumlah Desa Siaga di Provinsi Sulawesi Teng gara
Tahun 2011 sebanyak 1.458 desa siaga. Gambar berikut ini menyajikan rasio
poskesdes tehadap desa di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
GAMBAR 5.8RASIO POSKESDES TERHADAP JUMLAH DESA MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan data Nakes Kabupaten/Kota tahun 2011
242 239
5677
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
0
BUTONMUNA
KONAWEKOLAKAKONSEL
BOMBANAWAKATOBI
KOLUTBUTURKONUT
KT. KENDARIBAU-BAU
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 82
GAMBAR 5.7DISTRIBUSI DESA DAN POSKESDES MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan Data Nakes Kab/Kota tahun 2011
Adanya Poskesdes merupakan salah satu indikator suatu desa disebut Desa
Siaga. Rasio Poskesdes terhadap desa pada tahun 2011 Provinsi Sulawesi
Tenggara sebesar 0,29. Jumlah Desa Siaga di Provinsi Sulawesi Teng gara
Tahun 2011 sebanyak 1.458 desa siaga. Gambar berikut ini menyajikan rasio
poskesdes tehadap desa di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
GAMBAR 5.8RASIO POSKESDES TERHADAP JUMLAH DESA MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan data Nakes Kabupaten/Kota tahun 2011
239
412
214
365
139100
133
5977 89 101
4929
70 65
19
0.230.32
0.220.47
0.130.21
0.70.49
0.320.09
0.19
0 0.2 0.4 0.6 0.8
Rasio Poskesdes Terhadap Jumlah Desa
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 82
GAMBAR 5.7DISTRIBUSI DESA DAN POSKESDES MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan Data Nakes Kab/Kota tahun 2011
Adanya Poskesdes merupakan salah satu indikator suatu desa disebut Desa
Siaga. Rasio Poskesdes terhadap desa pada tahun 2011 Provinsi Sulawesi
Tenggara sebesar 0,29. Jumlah Desa Siaga di Provinsi Sulawesi Teng gara
Tahun 2011 sebanyak 1.458 desa siaga. Gambar berikut ini menyajikan rasio
poskesdes tehadap desa di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011
GAMBAR 5.8RASIO POSKESDES TERHADAP JUMLAH DESA MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan data Nakes Kabupaten/Kota tahun 2011
146
6443
19 13 1243
Jumlah Desa/Kel
Poskesdes
1
1 1.2
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 83
B. SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
Sumberdaya manusia kesehatan (SDM kesehatan) merupakan sumberdaya strategis
pembangunan kesehatan, selain biaya dan sarana pelayanan. Secara umum tenaga kesehatan
dapat dibedakan dalam dua katergori, yaitu tenaga kesehatan dan non-tenaga kesehatan.
Menurut PP nomor 32 tahun 1996, tenaga kesehatan adalah seseorang yang memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan dibidang kesehatan
serta mengabdikan dirinya dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, umum, dan gigi), tenaga
keperawatan (perawat, bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apoteker dan analis
farmasi), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,
mikrobiologi kesehatan, penyuluhan kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian),
tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapi, okupasiterapis dan
terapi wicara) serta tenaga keteknisian medis (radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi
elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan
perekam medis). Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota, tenaga kesehatan di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2011 berjumlah 9.169 orang. Distribusi tenaga kesehatan menurut
kabupaten/kota tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 5.9.
GAMBAR 5.9DISTRIBUSI SDM KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan data Nakes Kabupaten/Kota tahun 2011
1949
671 693
0
500
1000
1500
2000
2500
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 83
B. SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
Sumberdaya manusia kesehatan (SDM kesehatan) merupakan sumberdaya strategis
pembangunan kesehatan, selain biaya dan sarana pelayanan. Secara umum tenaga kesehatan
dapat dibedakan dalam dua katergori, yaitu tenaga kesehatan dan non-tenaga kesehatan.
Menurut PP nomor 32 tahun 1996, tenaga kesehatan adalah seseorang yang memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan dibidang kesehatan
serta mengabdikan dirinya dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, umum, dan gigi), tenaga
keperawatan (perawat, bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apoteker dan analis
farmasi), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,
mikrobiologi kesehatan, penyuluhan kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian),
tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapi, okupasiterapis dan
terapi wicara) serta tenaga keteknisian medis (radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi
elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan
perekam medis). Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota, tenaga kesehatan di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2011 berjumlah 9.169 orang. Distribusi tenaga kesehatan menurut
kabupaten/kota tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 5.9.
GAMBAR 5.9DISTRIBUSI SDM KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan data Nakes Kabupaten/Kota tahun 2011
693 697864
571429 533 631
401
NAKES
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 83
B. SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
Sumberdaya manusia kesehatan (SDM kesehatan) merupakan sumberdaya strategis
pembangunan kesehatan, selain biaya dan sarana pelayanan. Secara umum tenaga kesehatan
dapat dibedakan dalam dua katergori, yaitu tenaga kesehatan dan non-tenaga kesehatan.
Menurut PP nomor 32 tahun 1996, tenaga kesehatan adalah seseorang yang memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan dibidang kesehatan
serta mengabdikan dirinya dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, umum, dan gigi), tenaga
keperawatan (perawat, bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apoteker dan analis
farmasi), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,
mikrobiologi kesehatan, penyuluhan kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian),
tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapi, okupasiterapis dan
terapi wicara) serta tenaga keteknisian medis (radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi
elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan
perekam medis). Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota, tenaga kesehatan di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2011 berjumlah 9.169 orang. Distribusi tenaga kesehatan menurut
kabupaten/kota tahun 2011 ditunjukkan pada gambar 5.9.
GAMBAR 5.9DISTRIBUSI SDM KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan data Nakes Kabupaten/Kota tahun 2011
372
752606
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 84
Gambar 5.7 menunjukkan tenaga kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun
2011. Jumlah tenaga kesehatan yang terbanyak untuk tahun 2011, yaitu Kabupaten Kolaka
sebanyak 864 orang, Kota Kendari 752 orang dan Kabupaten Buton 671 orang, sedangkan
jumlah tenaga kesehatan yang terendah, yaitu Kabupaten Buton Utara 372 orang. Hal ini
selain disebabkan kedua kabupaten tersebut merupakan kabupaten pemekaran baru dan
tenaga yang ada saat ini merupakan tenaga kesehatan kabupaten induk yang dialihkan ke
kabupaten pemekaran baru, juga karena jumlah penduduk kedua kabupaten tersebut jauh
lebih sedikit dibandingkan kabupaten lainnya, sehingga jika dihitung berdasarkan rasio
jumlah nakes dan jumlah penduduk, angka tersebut relatif masih cukup memadai.
Tenaga kesehatan berdasarkan tempat bekerja dibagi menjadi 5 (lima) tempat, yaitu
puskesmas, rumah sakit, dinas kesehatan, dan institusi pendidikan tenaga kesehatan dan
sarana kesehatan lainnya. Distribusi tenaga kesehatan berdasarkan tempat kerja ditunjukkan
pada gambar 5.10.
GAMBAR 5.10DISTRIBUSI SDM KESEHATAN MENURUT TEMPAT BEKERJA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan data Nakes Kabupaten/Kota tahun 2011
Gambar 5.10 menunjukkan tenaga kesehatan yang bekerja dipuskesmas(termasuk
PUSTU, Polindes, Poskesdes) adalah 5.532 orang, rumah sakit 2.583 orang, Dinkes 873 orang,
institusi pendidikan dan lainnya 130 orang dan Sarana kesehatan lainnya sebanyak 51 orang.
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Pukesmas
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 84
Gambar 5.7 menunjukkan tenaga kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun
2011. Jumlah tenaga kesehatan yang terbanyak untuk tahun 2011, yaitu Kabupaten Kolaka
sebanyak 864 orang, Kota Kendari 752 orang dan Kabupaten Buton 671 orang, sedangkan
jumlah tenaga kesehatan yang terendah, yaitu Kabupaten Buton Utara 372 orang. Hal ini
selain disebabkan kedua kabupaten tersebut merupakan kabupaten pemekaran baru dan
tenaga yang ada saat ini merupakan tenaga kesehatan kabupaten induk yang dialihkan ke
kabupaten pemekaran baru, juga karena jumlah penduduk kedua kabupaten tersebut jauh
lebih sedikit dibandingkan kabupaten lainnya, sehingga jika dihitung berdasarkan rasio
jumlah nakes dan jumlah penduduk, angka tersebut relatif masih cukup memadai.
Tenaga kesehatan berdasarkan tempat bekerja dibagi menjadi 5 (lima) tempat, yaitu
puskesmas, rumah sakit, dinas kesehatan, dan institusi pendidikan tenaga kesehatan dan
sarana kesehatan lainnya. Distribusi tenaga kesehatan berdasarkan tempat kerja ditunjukkan
pada gambar 5.10.
GAMBAR 5.10DISTRIBUSI SDM KESEHATAN MENURUT TEMPAT BEKERJA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan data Nakes Kabupaten/Kota tahun 2011
Gambar 5.10 menunjukkan tenaga kesehatan yang bekerja dipuskesmas(termasuk
PUSTU, Polindes, Poskesdes) adalah 5.532 orang, rumah sakit 2.583 orang, Dinkes 873 orang,
institusi pendidikan dan lainnya 130 orang dan Sarana kesehatan lainnya sebanyak 51 orang.
Pukesmas RS Dinkes Inst pddkn SarkesLainnya
5,532
2,583
873 130 51
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 84
Gambar 5.7 menunjukkan tenaga kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun
2011. Jumlah tenaga kesehatan yang terbanyak untuk tahun 2011, yaitu Kabupaten Kolaka
sebanyak 864 orang, Kota Kendari 752 orang dan Kabupaten Buton 671 orang, sedangkan
jumlah tenaga kesehatan yang terendah, yaitu Kabupaten Buton Utara 372 orang. Hal ini
selain disebabkan kedua kabupaten tersebut merupakan kabupaten pemekaran baru dan
tenaga yang ada saat ini merupakan tenaga kesehatan kabupaten induk yang dialihkan ke
kabupaten pemekaran baru, juga karena jumlah penduduk kedua kabupaten tersebut jauh
lebih sedikit dibandingkan kabupaten lainnya, sehingga jika dihitung berdasarkan rasio
jumlah nakes dan jumlah penduduk, angka tersebut relatif masih cukup memadai.
Tenaga kesehatan berdasarkan tempat bekerja dibagi menjadi 5 (lima) tempat, yaitu
puskesmas, rumah sakit, dinas kesehatan, dan institusi pendidikan tenaga kesehatan dan
sarana kesehatan lainnya. Distribusi tenaga kesehatan berdasarkan tempat kerja ditunjukkan
pada gambar 5.10.
GAMBAR 5.10DISTRIBUSI SDM KESEHATAN MENURUT TEMPAT BEKERJA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan dan data Nakes Kabupaten/Kota tahun 2011
Gambar 5.10 menunjukkan tenaga kesehatan yang bekerja dipuskesmas(termasuk
PUSTU, Polindes, Poskesdes) adalah 5.532 orang, rumah sakit 2.583 orang, Dinkes 873 orang,
institusi pendidikan dan lainnya 130 orang dan Sarana kesehatan lainnya sebanyak 51 orang.
SarkesLainnya
51
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 85
Mengacu pada PP nomor 32 tahun 2006 tentang tenaga kesehatan dan Renstra
Departemen Kesehatan tahun 2005-2011 dan indikator tenaga kesehatan Indonesia Sehat
2011 (Kepmenkes No. 1202/Menkes/SK/VIII/2003), maka ditetapkan jenis tenaga kesehatan,
yaitu dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, perawat gigi, apoteker,
asisten apoteker, sarjana kesmas, sanitarian, nutrisionis, keterapian fisik dan keteknisian medik
sebagai indikator sumberdaya kesehatan berdasarkan rasionya per 100.000 penduduk.
Gambaran tenaga kesehatan tahun 2011 ditunjukkan pada tabel 5.3.
TABEL 5.3JUMLAH TENAGA KESEHATAN DAN RASIO PER 100.000 PENDUDUK
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
TENAGA KESEHATAN JUMLAHRatio Nakes / 100.000
penduduk Target IS 2010
Dokter Spesialis 70 3,07 6
Dokter Umum 392 17.21 30
Dokter Gigi 91 3.99 11
Perawat 3.551 155.89 158
Bidan 1.822 79.99 75
Apoteker 264 11.59 15
Ass. Apoteker 207 11.02 32
Ahli Kesmas 1.315 56.50 65
Sanitarian 451 19.80 27
Nutrisionis/Ahli Gizi 623 26.30 18
Keterapian Fisik 45 1.98 4
Keteknisian Medis 274 10.36 6
Total : 9.169 397.61
Sumber: Data tenaga kesehatan kabupaten/kota tahun 2011
Berdasarkan tabel diatas, maka ratio dokter Spesialis tahun 2011 di Provinsi Sulawesi
Tenggara mencapai 3,07 dokter Spesialis per 100.000 penduduk, artinya setiap 100.000
penduduk hanya dilayani oleh 3 dokter spesialis, apabila dilihat dari target Indonesia Sehat 2010
maka di Provinsi Sulawesi Tenggara masih dibawah target.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 86
Khusus untuk tenaga bidan jika dilihat dari target IS 2010 sudah melampaui target, tapi
distribusi/penempatan tenaga belum merata. Untuk tenaga dokter Umum, dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya jika dilihat dari target IS 2010 semuanya belum mencapai target.
Rendahnya pencapaian indikator sasaran pada program SDK disebabkan berbagai faktor, yaitu :
1. Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk daerah yang kurang diminati untuk penempatan
pegawai tidak tetap maupun PNS untuk dokter spesialis dan dokter umum/gigi, hal ini erat
hubungannya dengan kurangnya fasilitas dan insentif yang bisa disediakan oleh
pemerintah daerah;
2. Penerimaan pegawai selama ini tidak dilaksanakan berdasarkan hasil analisis perencanaan
pegawai yang termuat dalam laporan masterplan kebutuhan tenaga yang dikeluarkan oleh
Dinas Kesehatan;
3. Kurangnya dukungan anggaran untuk pemberdayaan tenaga dan untuk pelaksanaan
kegiatan program.
C. SDM KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
SDM kesehatan yang bekerja di Puskesmas dan jaringannya tahun 2011, terdiri dari tenaga
kesehatan dan non kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes No.
1202/Menkes/SK/VIII/2003, jenis tenaga kesehatan, yaitu dokter spesialis, dokter umum,
dokter gigi, perawat, bidan, perawat gigi, apoteker, asisten apoteker, sarjana kesmas,
sanitarian, nutrisionis, keterapian fisik dan keteknisian medik. Distribusi tenaga kesehatan
menurut jenis yang bekerja di puskesmas dan jaringannya ditunjukkan pada gambar 5.11.
GAMBAR 5.11DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI PUSKESMAS
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2011
-400800
1,2001,6002,0002,4002,8003,2003,6004,000
236
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 86
Khusus untuk tenaga bidan jika dilihat dari target IS 2010 sudah melampaui target, tapi
distribusi/penempatan tenaga belum merata. Untuk tenaga dokter Umum, dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya jika dilihat dari target IS 2010 semuanya belum mencapai target.
Rendahnya pencapaian indikator sasaran pada program SDK disebabkan berbagai faktor, yaitu :
1. Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk daerah yang kurang diminati untuk penempatan
pegawai tidak tetap maupun PNS untuk dokter spesialis dan dokter umum/gigi, hal ini erat
hubungannya dengan kurangnya fasilitas dan insentif yang bisa disediakan oleh
pemerintah daerah;
2. Penerimaan pegawai selama ini tidak dilaksanakan berdasarkan hasil analisis perencanaan
pegawai yang termuat dalam laporan masterplan kebutuhan tenaga yang dikeluarkan oleh
Dinas Kesehatan;
3. Kurangnya dukungan anggaran untuk pemberdayaan tenaga dan untuk pelaksanaan
kegiatan program.
C. SDM KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
SDM kesehatan yang bekerja di Puskesmas dan jaringannya tahun 2011, terdiri dari tenaga
kesehatan dan non kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes No.
1202/Menkes/SK/VIII/2003, jenis tenaga kesehatan, yaitu dokter spesialis, dokter umum,
dokter gigi, perawat, bidan, perawat gigi, apoteker, asisten apoteker, sarjana kesmas,
sanitarian, nutrisionis, keterapian fisik dan keteknisian medik. Distribusi tenaga kesehatan
menurut jenis yang bekerja di puskesmas dan jaringannya ditunjukkan pada gambar 5.11.
GAMBAR 5.11DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI PUSKESMAS
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2011
236
3,674
574 335 418 247
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 86
Khusus untuk tenaga bidan jika dilihat dari target IS 2010 sudah melampaui target, tapi
distribusi/penempatan tenaga belum merata. Untuk tenaga dokter Umum, dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya jika dilihat dari target IS 2010 semuanya belum mencapai target.
Rendahnya pencapaian indikator sasaran pada program SDK disebabkan berbagai faktor, yaitu :
1. Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk daerah yang kurang diminati untuk penempatan
pegawai tidak tetap maupun PNS untuk dokter spesialis dan dokter umum/gigi, hal ini erat
hubungannya dengan kurangnya fasilitas dan insentif yang bisa disediakan oleh
pemerintah daerah;
2. Penerimaan pegawai selama ini tidak dilaksanakan berdasarkan hasil analisis perencanaan
pegawai yang termuat dalam laporan masterplan kebutuhan tenaga yang dikeluarkan oleh
Dinas Kesehatan;
3. Kurangnya dukungan anggaran untuk pemberdayaan tenaga dan untuk pelaksanaan
kegiatan program.
C. SDM KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
SDM kesehatan yang bekerja di Puskesmas dan jaringannya tahun 2011, terdiri dari tenaga
kesehatan dan non kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes No.
1202/Menkes/SK/VIII/2003, jenis tenaga kesehatan, yaitu dokter spesialis, dokter umum,
dokter gigi, perawat, bidan, perawat gigi, apoteker, asisten apoteker, sarjana kesmas,
sanitarian, nutrisionis, keterapian fisik dan keteknisian medik. Distribusi tenaga kesehatan
menurut jenis yang bekerja di puskesmas dan jaringannya ditunjukkan pada gambar 5.11.
GAMBAR 5.11DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI PUSKESMAS
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2011
247 50
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 87
Gambar 5.9 menunjukkan tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas
berjumlah 5.532 orang. Jenis tenaga yang terbesar bekerja di puskesmas adalah
Perawat (Perawat, dan Bidan) yaitu sebanyak 3.674 dan yang terkecil adalah
tenaga keteknisan medis berjumlah 50 orang.
D. SDM KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
SDM kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit (Pemda, TNI/POLRI, BUMN, Swasta)
tahun 2011 berjumlah 2.583 orang. Jenis tenaga yang terbesar bekerja di rumah sakit adalah
perawat (termasuk perawat gigi) berjumlah 1.305 orang, Bidan sebanyak 311 orang.
Distribusi tenaga kesehatan menurut jenis yang bekerja di rumah sakit ditunjukkan
pada gambar 5.12.
GAMBAR 5.12DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT
(PEMDA, TNI/POLRI, BUMN, SWASTA)DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2011
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
70149
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 87
Gambar 5.9 menunjukkan tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas
berjumlah 5.532 orang. Jenis tenaga yang terbesar bekerja di puskesmas adalah
Perawat (Perawat, dan Bidan) yaitu sebanyak 3.674 dan yang terkecil adalah
tenaga keteknisan medis berjumlah 50 orang.
D. SDM KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
SDM kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit (Pemda, TNI/POLRI, BUMN, Swasta)
tahun 2011 berjumlah 2.583 orang. Jenis tenaga yang terbesar bekerja di rumah sakit adalah
perawat (termasuk perawat gigi) berjumlah 1.305 orang, Bidan sebanyak 311 orang.
Distribusi tenaga kesehatan menurut jenis yang bekerja di rumah sakit ditunjukkan
pada gambar 5.12.
GAMBAR 5.12DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT
(PEMDA, TNI/POLRI, BUMN, SWASTA)DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2011
36
1,305
311219
56 126178
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 87
Gambar 5.9 menunjukkan tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas
berjumlah 5.532 orang. Jenis tenaga yang terbesar bekerja di puskesmas adalah
Perawat (Perawat, dan Bidan) yaitu sebanyak 3.674 dan yang terkecil adalah
tenaga keteknisan medis berjumlah 50 orang.
D. SDM KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
SDM kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit (Pemda, TNI/POLRI, BUMN, Swasta)
tahun 2011 berjumlah 2.583 orang. Jenis tenaga yang terbesar bekerja di rumah sakit adalah
perawat (termasuk perawat gigi) berjumlah 1.305 orang, Bidan sebanyak 311 orang.
Distribusi tenaga kesehatan menurut jenis yang bekerja di rumah sakit ditunjukkan
pada gambar 5.12.
GAMBAR 5.12DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT
(PEMDA, TNI/POLRI, BUMN, SWASTA)DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2011
178 162
46
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 88
E. SDM KESEHATAN DI DINAS KESEHATAN DAN JAJARANNYA
SDM kesehatan yang bekerja di Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
beserta jajarannya tahun 2011 berjumlah 940 orang (Institusi Diklat, Sarana Kesehatan
lainnya dan Dinas Kesehatan). Distribusi tenaga kesehatan menurut jenis yang bekerja di
Dinas Kesehatan & Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) ditunjukkan pada tabel 5.4.
TABEL 5.4JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI DINAS KESEHATAN &
UPT (PROVINSI DAN KAB/KOTA)DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
InstitusiTenaga yang bekerja di dinkes & UPT
Dr.Umum
Dr.Gigi
Perawat
Bidan Farmasi Kesmas
Sanitarian
Gizi Teknismedis
Dinkes 18 1 87 41 86 453 59 58 2
Diklat 47 26 3 33 24
SarkesLainnya 2 9 21 2 3 24
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2011
Pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa jumlah terbesar tenaga kesehatan di Dinas
Kesehatan dan UPT adalah tenaga kesehatan masyarakat berjumlah 507 orang , dan tenaga
keperawatan berjumlah 134 orang. Saat ini tidak ada tenaga dokter spesialis yang bekerja di
Dinas Kesehatan dan jajarannya.
Berdasarkan distribusi SDM Kesehatan baik yang bekerja di Puskesmas, Rumah Sakit,
dan Dinas Kesehatan/UPT menurut kabupaten/kota di provinsi sulawesi tenggara belum
merata, sehingga masih terdapat kesenjangan antara kabupaten induk dengan kabupaten
pemekaran, oleh karena itu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai regulator dapat lebih
berperan dalam mewujudkan pemerataan SDM kesehatan untuk lebih meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
F. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Uraian tentang pembiayaan kesehatan meliputi pembiayaan kesehatan oleh pemerintah
dan pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga
untuk kesehatan dan perkembangan jaminan pemeliharaan kesehatan di daerah.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 89
Anggaran kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 bersumber dari APBD
kabupaten/kota, APBD Provinsi, dan APBN (DAK, TP, Jamkesmas, Dekon, BOK, Gizi
Masyarakat, dan PHLN). Jumlah anggaran kesehatan menurut sumber pembiayaan di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 ditunjukkan pada tabel 5.8.
TABEL 5.5ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN MENURUT SUMBER ANGGARAN
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011
No Sumber Anggaran Jumlah1 APBD Kab/Kota 370.991.845.643
2 APBD Provinsi 19.088.290.000
3 APBN :
- Dana Dekonsenterasi 11.604.502.000
- DAK 55.132.150.000
- Jamkesmas 71.240.417.000
- Jamkesda + Bahteramas 5.753.270.225
- TP (BOK + Rujukan) 53.700.000.000
4 Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN)
- GF- TB 1.890.759.000
- GF- Malaria 5.462.849.000
- GF – HIV/AIDS 260.775.000
- GF Kusta 356.346.981
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2011
Tabel 5.5 menunjukkan anggaran yang terbesar dalam pembangunan kesehatan di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2011 bersumber dari APBD kabupaten/kota sebesar Rp
370.991.845.643 (belanja Langsung dan tidak Langsung). Dana yang bersumber APBD
Provinsi sebesar Rp 19.088.290.000. Alokasi anggaran APBD menurut kabupaten/kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2007 - 2011 ditunjukkan pada tabel 5.6.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 90
TABEL 5.6ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER APBD MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2007-2011
KABUPATEN/KOTA 2007 2008 2009 20102011
KAB. BUTON 27.813.370.000 32.109.969.956 21.879.335.637 28.174.846.000 31.114.263.300
KAB. MUNA 32.370.763.600 43.436.915.100 18.211.448.386 16.616.626.404 46.182.887.529
KAB. KONAWE 26.681.037.000 32.928.466.907 17.703.105.816 16.992.929.736 53.547.896.857
KAB. KOLAKA 34.607.291.601 39.739.527.016 31.044.462.243 36.071.938.352 39.355.140.980
KAB. KONSEL 12.017.489.300 34.226.879.002 21.112.275.672 24.818.032.654 23.957.758.328
KAB. BOMBANA 23.795.165.886 25.718.000.000 23.825.761.200 26.867.115.300 26.671.165.289
KAB. WAKATOBI 40.102.964.128 61.083.122.786 34.821.740.445 21.840.178.588 14.619.766.062
KAB. KOLUT 16.298.066.735 29.603.879.340 6.155.000.000 19.809.937.860 18.699.468.938
KOTA KENDARI 21.698.710.674 25.598.887.979 38.496.732.172 37.553.586.341 15.675.409.634
KOTA BAU-BAU 11.896.905.700 21.398.390.920 5.328.675.738 22.900.838.664 18.238.073.352
KAB. BUTUR 13.163.480.000 14.528.755.787 39.936.198.684
KAB. KONUT 20.700.000.000 7.626.566.981 42.993.816.690
Jumlah 247.281.764.624 347.844.039.006 252.442.017.309 273.801.352.667 370.991.845.643
Sumber: Subag Penyusunan Program Dinkes Prov. Sultra 2011
Berdasarkan jumlah anggaran kesehatan tahun 2011 total APBD kab/kota
sebesar Rp. 595.481.204.849,- sehingga persentase APBD kesehatan terhadap
total APBD kabupaten/kota sebesar 62.30 % dan anggaran kesehatan
perkapita sebesar Rp. 261.421.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 91
Sesungguhnya, secara umum dapat disimpulkan bahwa hingga 2011 ini berbagai
peningkatan derajat kesehatan masyarakat telah dicapai sebagai hasil dari pembangunan
kesehatan, sejalan dengan perbaikan kondisi umum, perbaikan keadaan sosial dan ekonomi
masyarakat Sulawesi Tenggara. Gambaran yang demikian merupakan fakta yang harus
dikomunikasikan baik kepada para pimpinan dan pengelola program kesehatan maupun kepada
lintas sektor dan masyarakat di daerah yang didiskripsikan melalui data dan informasi.
Oleh karena data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan
organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data/informasi yang berkualitas
sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan,
data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Salah satu
luaran utama dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan secara
terpilah (gender), yang mulai dikembangkan tahun 2011, namun pada penerbitan buku Profil
Kesehatan ini data-data yang termuat didalamnya belum semuanya terpilah. Dalam
perkembangannya, profil kesehatan ini menjadi paket sajian data dan informasi yang sangat
penting, karena sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas sektor maupun masyarakat.
Namun disadari, sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat
memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, apalagi dalam era
desentralisasi, pengumpulan data dan informasi dari kabupaten/kota menjadi relatif lebih sulit.
Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan Sulawesi
Tenggara ini belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara ini tetap dapat memberikan gambaran secara garis besar dan
menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan masyarakat
yang telah dicapai.
Betapapun, Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara ini belum mendapat apresiasi yang
memadai karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan,
namun paket sajian ini merupakan satu-satunya publikasi data dan informasi di jajaran kesehatan
yang relatif paling lengkap sehingga kehadirannya selalu ditunggu.
BAB VIP E N U T U P
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011………………………………….. 92
Akhirnya, dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan secara terpilah Provinsi
Sulawesi Tenggara, berbagai masukan dari para pembaca sangat diharapkan khususnya dalam hal
pengumpulan data dan informasi secara cepat untuk mengatasi ketidaktersediaan data dan
informasi kesehatan di daerah.