Resume Kompilasi Skenario 5
-
Upload
hilda-nafidawati -
Category
Documents
-
view
155 -
download
17
description
Transcript of Resume Kompilasi Skenario 5
-
RESUME KOMPILASI SKENARIO 5
BLOK 1
HUMANIORA DAN MASALAH KESEHATAN
ELIXIR 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
-
A. SKENARIO
Dokter Rina ditempatkan di Puskesmas Puger sejak satu bulan yang
lalu.Wilayah Puger mempunyai produk pertanian yang beragam meliputi
tanaman padi, jagung, tembakau dan tanaman lainnya.Selain itu, di wilayah
Puger terdapat beberapa industri rumah tangga yang menghasilkan kapur
bangunan dan ada satu pabrik semen.Seringkali, pasien yang datang ke
Puskesmas mengeluh matanya sakit saat bekerja di bukit kapur.Selain itu,
pasien juga sering datang dengan keluhan pusing dan mual setelah melakukan
penyemprotan pestisida di sawah atau kebun tembakau.Selain itu juga
berbagai penyakit akibat lingkungan yang kurang baik, air yang tercemar,
makanan yang tercemar dan pengelolaan limbah.
Dengan banyaknya kasus seperti ini, Dokter Rina berinisiatif untuk
merevitalisasi fungsi upaya kesehatan lingkungan dan upaya kesehatan kerja
dengan memberikan pelayanan meliputi pengobatan, penyuluhan, serta
konsultasi dan edukasi masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat
agromedis.
-
MASALAH AGROMEDIK
Peran Dokter dalam
Agromedis
Tugas Dokter Industri
Medis
Teknis Lingkungan Kerja
Teknis Administratif
Tugas Sosial Fungsi Dokter Perusahaan
Kewajiban Dokter perusahaan
Kualifikasi Dokter Perusahaan
Dokter Hiperkes
Kesehatan Lingkungan
Sanitasi Dasar
Pengolahan Air Limbah
Pengolahan Kotoran Manusia
Pengolahan Sampah
Limbah
Masalah Limbah
Pengolahan Limbah
Limbah Padat
Limbah Cair
Limbah Gas
Tanggung Jawab
perusahaan
Agroindustri
Masalah Agroindustri
Ruang Lingkup
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif Cakupan
Agromedis
AMDAL
Fungsi
Pihak-pihak yang Terlibat
Pemrakarsa
Pemerintah
Masyarakat
Dokumen
KA-ANDAL
ANDAL
RKL
RPL
Ringkasan Eksekutif
Prosedur
Studi AMDAL
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
Ruang Lingkup
Peran Dokter dalam K3
Alat Perlindungan
Diri (APD) Masalah Sosial Budaya
-
B. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Revitalisasi
Menurut KBBI, revitalisasi adalah proses, cara, dan perbuatan
menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya.
Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan suatu kawasan atau bagian
kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi mengalami
kemunduran/degradasi.
2. Pestisida
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berarti
pembunuh.
Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, tikus,
dan hewan-hewan yang membunuh tanaman.
Pestisida dimaksudkan sebagai zat beracun yang digunakan untuk
membunuh, membasmi, menolak, dan mengendalikan tikus, yang
mengganggu tanaman.
Pestisida dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
Insektisida sebagai pembasmi serangga
Herbisida sebagai pembasmi tanaman
Fungisida sebagai pembasmi jamur
3. Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO, kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan
ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut HAKLI (HimpunanAhliKesehatanLingkungan Indonesia)
kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.
-
4. Kesehatan Kerja
Upaya untuk meningkatkan kesehatan untuk pekerja dan masyarakat
pada umumnya secara preventif dan kuratif yang berkaitan dengan
pekerjaan dan lingkungan kerja
5. Agroindustri
Agroindustri adalah suatu kawasan yang mengolah komoditas primer
baik menjadi antara produk olahan (intermediet product) maupun hasil
(finishing product. Penangannya meliputi penanganan pasca panen,
makanan dan minuman, biofarmaka, serta industri agrowisata.
Agroindustri meliputi pertanian, peternakan dan perikanan.
Sedangkan ruang lingkupnya meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan pengembangan.
6. Agromedik
Salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit di
agroindustri dan penyakit yang ditimbulkan yang berkaitan dengan
agroindustri.
Ruang lingkup agromedik meliputi kesehatan lingkungan, kesehatan
masyarakat dan kedokteran penyakit tropis.
Tujuan agromedis:
Meningkatkan masyarakat agroindustri tentang kesehatan
Memaksimalkan upaya preventif
Menemukan penelitian baru
Menggabungkan aspek kesehatan dan agroindustri
Mempelajari perilaku sakit
Menentukan faktor fisik, sosial dan mental.
7. Limbah
Limbah adalah suatu zat yang didapat dari proses tertentu yang beracun
dan mengandung zat berbahaya yang bisa membahayakan lingkungan dan
makhluk hidup lain.
8. Pencemaran Air
-
Pencemaran air : masuknya zat makhluk hidup zat atau energi atau
komponen lain ke dalam air. Zat ini menyebabkan kualitas air berkurang
dan tidak dapat dikonsumsi lagi.
9. Penyuluhan
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang
mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat
agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang
diharapkan (Setiana. L. 2005)
10. Industri
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri adalah
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri.
C. LEARNING OBJECTIVE
1. Menjelaskan Pengertian Agroindustri, agromedik, dan ruang lingkupnya
2. Menentukan kesehatan lingkungan di wilayah agroindustri
3. Menentukan faktor sosial budaya di wilayah agroindustri
4. Menguraikan masalah kesehatan kerja pada masalah agroindustri
5. Menguraikan dasar hukum K3
6. Menjelaskan tentang upaya revitalisasi lingkungan
7. Peran dokter dalam agroindustri
-
LO NO. 1
A. AGROINDUSTRI
1. Pengertian Agroindustri
Agroindustri meerupakan Kegiatan industri yang memenfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan baku, merancang, menyediakan, peralatan dan jasa
untuk kegiatan tersebut. Kegiatan agroindustri meliputi industri pengolahan
hasil pertanian, industri yang memproduksi peralatan dan mesin, industri
input pertanian ( pupuk,pestisida ), dan industri jasa pertanian.
Agroindustri adalah industri yang memberi nilai tambah pada produk
pertanian dalam arti luas termasuk hasil laut, hasilk hutan, peternakan dan
perikanan (Handito Hadi Joewono).Kegiatan-kegiatan Agroindustri:
a. Industri pengolahan hasil pertanian
b. Industri memproduksi peralatan dan mesin pertanian
c. Industri input pertanian (pupuk, pestisida)
d. Industri sektor pertanian
Ciri-ciri masyarakat Agroindustri :
Terampil dalam hal mengolah dan menyimpan hasil pertanian,
perikanan, peternakan, dan pertambangan
Kegiatan masyarakatnya terstruktur dengan baik
Pada pedesaan, teknologi yang digunakan masih sederhana, karena
masih berbentuk home industri
Agroindustri pedesaan, kegiatan berjalan secara kekeluargaan
Di lingkungan kota, keterampilan dalam pengolahan bahan lebih baik
daripada di desa
Melakukan pengobatan sendiri
Menggunakan obat- obatan tradisional
Mencari obat- obatan di apotek tapa meggunakan resep dokter
Ikatan `kekeluargaannya kuat (pedesaan)
-
Cara Penanggulangan masalah kesehatan Agroindustri
Penyesuaian beban dan kapasitas kerja
Pelayanan kesehatan dibidang agroindustri
Perventif, dengan cara penyimpanan pestisida dengan baik dan
pemakaian alat pelindungt diri
Pemberian edukasi terhadap para pekerja tentang K3
Pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja, sehingga bisa disesuaikan
dengan beban kerja nya nanti
Penataan lingkungan kerja dengan mengusahakan risiko kerja yang
sekecil-kecilnya
Substitusi bahan berbahhaya dengan bahan yang lebih aman
Upaya menjaga kelestarian/kesehatan lingkungan di sekitar agroindustri
a. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada
daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
b. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah
yang kritis dan tidak produktif.
c. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai
dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
d. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa
hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras
sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada
akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
e. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah
pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan
terhadap erosi.
f. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar
unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya
dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.
g. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya
kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat
-
pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan
paru-paru kota.
Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-
upaya sebagai berikut.
a. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke
sungai.
b. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan
lokasi wisata.
c. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan
bakar minyak pada wilayah laut.
d. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk
kegiatan industri yang memerlukan air.
e. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan
demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah
limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL).
f. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar
polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.
g. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya
perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau
sejenisnya yang bersifat merugikan.
h. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang
tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan
Taman Laut Kepulauan Seribu
Model Pelayanan Kesehatan Agroindustri
Beberapa program telah biasa terdapat dalam model pelayanan
kesehatan agroindustri. Sebuah pelayanan kesehatan (Puskesmas atau
rumah sakit) yang terdapat di lingkungan agroindustri minimal
mempunyai beberapa program sebagai berikut:
kedokteran keluarga
-
kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja
kesehatan komunitas
kegawatdaruratan
kesehatan kulit
kesehatan jiwa
(North American Agromedicine Consortium)
Agroindustri di Negara Maju dan Berkembang
Negara Maju Negara Berkembang
Pengelolaan sudah modern Pengelolaan masih tradisional
Menggunakan teknologi tinggi Menggunakan teknologi sederhana
Kesadaran pemakaian APD
tinggi
Kesadaran pemakaian APD rendah
Pembuangan limbah diatasi
dengan baik
Pembuangan limbah sembarangan
Peternakan sudah terorganisir
kebersihannya
Peternakan tidak terjaga
kebersihannya
B. AGROMEDIS
Pengertian Agromedis
Agromedis merupakan perpaduan dari dua kata yaitu agro dan
medis. Agro berarti adalah sesuatu yang berhubungan dengan
pertanian. Medis adalah sesuatu yang berhubungan dengan
kedokteran. Sehingga agromedis merupakan bidang kedokteran
yang berhubungan dengan pertanian
Agromedis merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari penyakit di agroindustri dan penyakit yang
ditimbulkan yang berkaitan dengan agroindustri.
-
Agromedik adalah aplikasi interdisiplin yang terintegrasi dari
keterampilan dan pengetahuan pertanian, kimia terapan, dan
kedokteran untuk produksi global kecukupan pangan dan serat
yang aman untuk memenuhi kebutuhan manusia.
(W.F. Almeida-Biological Institute, Sao Paulo, Brazil)
Tujuan agromedis
Meningkatkan masyarakat agroindustri tentang kesehatan
Memaksimalkan upaya preventif
Menemukan penelitian baru
Menggabungkan aspek kesehatan dan agroindustri
Mempelajari perilaku sakit
Menentukan faktor fisik, sosial dan mental.
Manfaat Agromedis
Menciptakan status kesehatan yang baik di lingkungan
agroindustri
Menciptakan pelayanan kesehatan di lingkungan agroindustri
secara komprehensif
Mengontrol tingkat kesehatan masyarakat agroindustri
Menggalakkan program PHBS di masyarakat agroindustri
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agroindustri lewat
sarana dan prasarana kesehatan
Ruang Lingkup
a. Promotif
Meliputi kegiatan-kegiatan sosialisasi (mengenai masalah
kesehatan agroindustri) pada orang-orang yang berkegiatan di
bidang agroindustry
b. Preventif
-
Kegiatan pencegahan terhadap masalah kesehatan pada masyarakat
agroindustry
c. Kuratif
Meliputi proses peyembuhan penyakit (misal: ketika terjadi
kecelakaan kerja)
d. Rehabilitatif
Meliputi proses rehabilitasi masyarakat agroindustri setelah
mengalami suatu penyakit
Bidang Kajian Agromedis
a. Biomedis
b. Klinis
c. Epidemiologis
d. Perilaku
Penerapan Agromedis
Mengatasi masalah kesehatan yang timbul di bidang pertanian
untuk mengetahui penyebab dan penanganannya.
Integrasi dari pertanian yang merupakan metode terapan untuk
menangani masyarakat pertanian secara khusus.
Metode pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan dalam
agrikultur dan agroindustri
Hubungan Agromedis dengan Teori Blum
a. Lingkungan
b. Perilaku
c. Pelayanan Kesehatan
d. Genetik
Cakupan agromedik
1) Personal Protection
-
Merupakan kegiatan individu yang dilakukan oleh para pekerja yang
berhubungan dengan agroindustri untuk melakukan perlindungan
terhadap dirinya sendiri dari kemungkinan kecelakaan fisik, biologis,
maupun kimiawi. Contohnya dengan menggunakan Alat Perlindungan
Diri (APD)
2) Agricultural respiratory illness
Melakukan kajian serta tindakan medis untuk mencegah serta
melakukan upaya kuratif terhadap penyakit pernafasan yang dapat
terjadi kepada para pekerja khususnya para pekerja agroindustri.
3) Zoonotic disease
Adalah penyakit yang bertipe pada saat serangan primernya terjadi
pada binatang, namun pada serangan sekundernya dapat terjadi pada
manusia.Diduga dikarenakan adanya perubahan genetik serta mutasi
akibat zat-zat kimia.
4) Occupation and environmental concern of veterinary pharmaceuticals,
biologicals, and antibiotics
Keadaan dimana suatu organisme khususnya binatang yang merugikan
atau hama tanaman mengalami resisten terhadap suatu zat yang pada
dasarnya dapat membunuh mereka. Hal ini disebabkan karena
penggunaan zat-zat tertentu yang tidak sesuai dengan tata cara yang
benar dan baik.
5) Agriculture toxicology
Salah satu yang termasuk dalam agriculture toxicologi adalah pupuk
serta pestisida yang digunakan untuk menyuburkan serta menjaga
tanaman.Hal ini sangat berbahaya terutama apabila sampai masuk ke
dalam tubuh.
6) Injuries from physical agents and agricultural trauma
Disini dimaksudkan bahwa dalam melakukan setiap profesi pasti ada
risiko buruknya. Seperti halnya pekerja agroindustri dimana dapat
terancam oleh kecelakaan fisik seperti terkena cangkul ataupun sabit
saat melakukan pekerjaannya.
-
7) Agricultural environmental health
Kesehatan lingkungan agroindustripun harus diperhatikan, karena
apabila suatu lingkungan tidak terjaga kesehatannya maka akan
mengakibatkan terjangkitnya individu di lingkungan tersebut dengan
berbagai macam penyakit serta tidak dapat dijamin kesehatan dirinya.
8) Skin dissease of agricultural worker
Salah satu contoh skin dissease atau penyakit kulit yang diakibatkan
oleh kegiatan agoindustri adalah gatal-gatal pada pekerja pada
perkebunan tembakau, serta kulit yang berwarna hitam dikarenakan
getah tembakau yang mengenai kulit, juga iritasi yang dapat terjadi
pada kulit akibat kontaminasi zat pertisida.
9) Occupation low back pain
Penyakit lain yang sering dikeluhkan oleh para pekerja agroindustri
terutama yang menjadi petani perkebunan adalah Occupation low back
pain. Hal ini disebabkan oleh ketidak ergonomisan alat pertanian
seperti contohnya cangkul yang memiliki bentuk dan ukuran yang
tidak sesuai dengan penggunaan yang benar.
10) Farm and rural health clinic tour
Di suatu daerah terpencil maupun tidak pun diperlukan suatu klinik
kesehatan yang dapat menjadi tempat para pekerja untuk berobat
maupun berkonsultasi untuk menjaga kesehatan akan dirinya.
LO NO. 2
A. KESEHATAN LINGKUNGAN
Definisi Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan
ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
-
Tujuan Kesehatan Lingkungan
Sesuai dengan definisi sebagaimana dikemukakan oleh WHO, maka
tujuan dari ilmu kesehatan lingkungan ialah terciptanya keadaan yang
serasi sempurna dari semua factor yang ada di lingkungan fisik manusia,
sehngga perkembangan fisik manusia dapat diuntungkan, kesehatan serta
kelangsungan hidup manusia dapat dipelihara dan ditingkatkan.
Jika tujuan ini diperinci, maka secara garis besarnya dapat pula
dibedakan atas:
a. Melakukan koreksi, yakni memperkecil atau memodifikasi terjadinya
bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan dan kesejahteraan hidup
manusia.
b. Melakukan pencegahan, dalam arti mengefisiensikan pengaturan sumber-
sumber lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
hidup manusia serta untuk menghindarkannya dari bahaya.
Ruang Lingkup
Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan:
a. Penyehatan air dan udara
b. Pengamanan limbah padat atau sampah
c. Pengamanan limbah cair
d. Pengamanan limbah gas
e. Pengamanan radiasi
f. Pengamanan kebisingan
g. Pengamanan vektor penyakit
h. Penyehatan dan pengaman lainnya, seperti keadaan pasca bencana.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO:
a. Penyediaan air minum
Dengan penekanan pada tersedianya jumlah yang adekuat dari air
minum yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat.
b. Pengolahan air buangan dan pengendalian pencemaran air
-
Ditekankan mengenai pengendalian dari kualitas air permukaan
dan air tanah, pengolahan serta pembuangan air buangan rumah
tangga yang dapat menularkan penyakit.
c. Pengelolaan sampah padat
Penanganan dan pembuangan sampah padat secara saniter.
d. Pengendalian vector
Pengendalian dari arthropoda, mollusca, rodents serta pejamu-
pejamu lain dari penyakit-penyakit pada manusia.
e. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah.
f. Higiene makanan.
g. Pengendalian pencemaran udara.
h. Pengendalian radiasi.
i. Kesehatan kerja.
j. Pengendalian kebisingan.
k. Perumahan dan pemukiman
l. Perencanaan daerah dan perkotaan
m. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara, laut dan darat.
n. Pencegahan kecelakaan.
o. Rekreasi umum dan pariwisata.
p. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi.
q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin agar
lingkungan pada umumnya bebas dari risiko gangguan kesehatan.
Ruang lingkup menurut UU tahun 1992:
Tempat umum meliputi hotel, pasar dsb.
Angkutan umum meliputi angakatan darat, laut dan udara.
Rumah tangga yang meliputi kos-kosan, asrama dsb.
Kerja meliputi perkantoran dsb.
Khusus meliputi evakuasi saat bencana alam.
Dasar Hukum
a. INPRES Kesehatan No. 5 tahun 1974
-
Salah satu aktivitas yang tercantum di dalamnya adalah soal sarana
air minum serta jamban keluarga (SAMIJAGA).Program
SAMIJAGA ini dilaksanakan dengan tujuan merangsang penduduk
agar menyediakan sumber air minum serta pembuangan tinja yang
sehat.Kesemuanya dimaksudkan agar kesehatan lingkungan
masyarakat dapat terpelihara.
b. Menurut pasal 22 UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan :
1) Kesling diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat
2) Kesling dilaksanakan terhadap temapt umum, lingkungan
pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umm, lingkungan
lainnya
3) Ruang lingkup kesling meliputi :
udara
Pengamanan limbah padat, cair dan gas, radiasi dan kebisingan
Pengendalian vector penyakit
Penyehatan / pengaman lainnya
c. Menurut UU RI o. 36 Tahun 2009 Pasal 163
(1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin
ketersediaan lingkungan yang
sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.
(2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas
umum.
(3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas
dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara
lain:
a. limbah cair
b. limbah padat
c. limbah gas
-
d.sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan pemerintah
e. binatang pembawa penyakit
f. zat kimia yang berbahaya
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi.
Masalah Kesehatan Lingkungan
Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia muncul sebagai akibat
adanya dua kejadian, yaitu:
a. Faktor ketidaktahuan penduduk
b. Terdapatnya faktor lingkungan yang jika ditinjau dari sudut
kesehatan kurang menguntungkan.
B. MASALAH KESEHATAN DI WILAYAH AGROINDUSTRI
1. Masalah Makanan
Masalah makanan pada masyarakat agroindustri adalah tentang
kebersihan makanan dari bahan baku sebagai penyajiannya.
a. Kontaminan makanan :
Pestisida
Pestisida yang digunakan secara berlebih didalam proses
pertanian akan dapat masuk kedalam tubuh hewan ataupun
tumbuhan, yang nantinya merupakan bahan utama dari
pembuatan makanan, misalnya : DDT yang dapat
menimbulkan keracunan dengan gejala GI (gastero-
intestinum.
Logam
-
Misalnya : airnya raksa yang dapat mengakibatkan penyakit
minamata, Mangan yang dapat mengakibatkan penyakit
parkinson.
Mikroba
Beberapa contoh mikroba yang dapat mengkontaminasi
makanan antara lain : Salmonella, Staphylococcus,
Clostridium, dll. Mikroorganisme tersebut kebanyakan
hidup pada bahn makanan (mentah) berupa daging unggas,
telur, susu, santan kelapa, ikan, sayuran) yang
terkontaminasi.
Dari semua bahan makanan tersebut, yang paling banyak
menimbulkan resiko terkontaminasi atau teracuni oleh
bakteri adalah daging unggas (misal daging ayam) dan
telur.
b. Ciri-ciri makanan yang terkontaminasi :
Ada perubahan dari sifat makanannya. Baik perubahan fisik
atau kimia.
Muncul atau tumbuh bakteri di dalamnya
Berlendir
Berbusa bahkan beracun.
c. Kriteria makanan yang boleh dimakan :
Berada dlam derajat kematangan yang dikehendaki
Bebas dari pencemaran
Bebas dari perubahan fisik, kimiawi yang tidak dikehendaki
Bebas dari mikroorganisme dan parasit
d. Pencegahan :
Masak dengan benar
Bersihkan dengan air mengalir
Memilih buah dan sayur yang tidak busuk namun tidak terlalu
sempurna
-
2. Masalah Limbah
Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasi dan jumlahnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan merusakkan lingkungan hidup, dan dapat
membahayakan lingkungan hidup kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk lain. (UU RI No.23 thn 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup pasal 1)
Limbah yang mengandung bahan organik dapat mempengaruhi
kualitas air dan sistem kehidupan akuatik.
Terjadi peningkatan produksi limbah.
Limbah yang dihasilkan semakin beragam dan kompleks
sehingga semakin sulit untuk diolah.
Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal.
Mengolah limbah seringkali tidak memecahkan permasalahan
lingkungan.
Mengolah limbah memerlukan pembiayaan yang lebih
besar daripada mencegahterbentuknya limbah.
Peraturan yang ada masih terfokus pada pengolahan dan
pembuangan limbah dan belum mencakup usaha-usaha pencegahan
timbulnya limbah.
Adanya dampak globalisasi terhadap daya saing produk di
pasar internasional berkaitan dengan masalah lingkungan hidup.
a. Macam-macam limbah:
Cair
Padat
Gas
b. Sumber limbah:
Rumah tangga/domestic
-
Industry
Layanan kesehatan
Pertanian
Transportasi
c. Pengolahan dan pengelolaan
Pengolahan lebih mengutamakan cara untuk menghilangkan
dampak yang terjadi pada limbah,dan apabila tidak dil;akukan
akan berdampak negative pada lingkungan
Pengelolaan merupakan se;luruh rangkaian proses yang dilakukan
untuk mengkaji aspek kemanfaatn barang dari suatu kegiatan
sampai pada akhirnya harus menjdi limbah karena tidak mungkin
di manfaatkan lagi
d. Jenis limbah
Kegiatan domestic/RT : limbah padat,cair,gas
Kegiatan pertanian/perikanan : limbah padat,cair,gas
Kegiatan industry : limbah padat,cair,gas,B3
Kegiatan industry RT : limbah sisa bahan dan hasil proses
pembuatan produk
Kegiatan layanan kesehatan : limbah padat,cair,gas(medis/non
medis),B3
Kegiatan pertanian : limbah padat,cair.gas
Kegiatan transportasi : limbah padat,cair,gas
e. Pengelolaan limbah
Limbah RTLimbah rumah tangga baik black water(limbah
tinja) maupun grey water(limbah air kotor),limbah padat/sampah
Limbah tinja septic tank
Limbah air kotorsaluran pembuangan air limbah(SPAL)
Limbah padat/sampahcomposting,semi control landfill,sanitari
landfill,4R(replace,reduce,re-use,recycle
Limbah industry
-
a) Limbah cair IPAL
b) Limbah padat re-use,recycle
c) Limbah gas filter/penyaring
Limbah RS/Puskesmas/Klinik incenerator, autoclave (landfill),
dikembalikan ke distributor
Limbah pertanian composting, dibakar, pakan ternak
3. Masalah Air
a. Syarat air bersih
Syarat fisik : tidak keruh, tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak
berbau.
Syarat bakteriologis : diukur dengan Most Probability Number of
Coliform (MPN) atau batas maksimal diperkenankannya bakteri
coli pada air minum.
Syarat kimia : tiak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia
ataupun mineral terutama zat imia berbahaya.
Syarat radioaktivitas : perlu diperhatikan sinal alfa dan beta.
b. Peran air dalam masalah kesehatan
Air sebagai penyebar mikroba pathogen
Penyakit dapatditimbulkan apabila mikroba penyebabnya dapat
masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat. Jenis
mikroba tersebut: virus, bakteri, protozoa, metazoan, dll.
Air sebagai sarang vector penyakit
Air dapat berperan sebagai sarang insektisida yang menyebarkan
penyakit pada msyarakat, pada umumnya adalah nyamuk dari
berbagai spesies.
Penyakit yang disebabkan kurangnya persediaan air bersih.
Kurangnya air bersih, khususnya untuk menjaga kebersihan,
dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit dan mata.
Penyakit yang hospes sementaranya ada di air.
-
Contoh penyakit cacing Schistosomiasis (disebabkan oleh cacing
daun) dan Dracontiasis (disebabkan oleh Dracunculas
medinensis).
c. Definisi pencemaran air
Suatu peristiwa masuknya zat ke dalam air yang mengakibatkan
kualitas (mutu) air menurun sehingga dapat mengganggu atau
membahayakan kesehatan masyarakat. (Permenkes No.
173/Menkkes/VII/77)
Masuknya taua dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan
atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang membahayakan
dan dapat mengakibatkan air tidak berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. (Perda RI No. 20 Tahun 1990)
d. Indicator pencemaran air
pH
Konsentrasi ion hydrogen
Oksigen terlarut
Oksigen biokimia
Oksigen kimiawi
e. Sebab-sebab pencemaran air
Erosi dan curah hujan yang tinggi.
Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau permukiman
penduduk.
Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industry, dsb.
f. Sumber pencemaran air
Domestic/rumah tangga: berasal dari air kotor kamar mandi,
kakus, dapur, dll.
Industri
- Fisik : pasir atau lumpur yang tercampur dengan limbah.
-
- Kimia : bahan pencemar berbahaya (mercury, cadmium, timah
hitam, dll).
- Mikrobiologi : bakteri, penyakit, virus, parasit, dll.
- Radioaktif : bahan-bahan yang dihasilkan PLTN.
Pertanian dan perkebunan
- Zat kimia : penggunaan pupuk, pestisida, dll.
- Mikrobiologi : virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran
ternak, dan cacing tambang di perkebunan.
- Zat radioaktif : zat kimia radioaktif yang dipakai dalam proses
pematangan buah, dll.
g. Parameter pencemaran air
Agen penyebab penyakit
Limbah penghabis oksida
Bahan kimia larut air
Pupuk organic
Bahan kimia anorganik
Bahan seddimen atau suspense
Radioaktif
Pances
h. Dampak pencemaran air
Kekurangan sumber air
Sumber penyakit
Merusak ekosistem sungai
i. Teknik Pengolahan Air Bersih
Intake (menyaring benda-benda dari sungai)
Koagulasi ( + tawas dan diaduk cepat selama 30-9- detik)
Flokulasi (pengadukan secara lambat)
Sedimentasi (pengendapan)
Filtrasi (Penyaringan)
Clean water
-
Reservoir (diangkat)
Disalurkan ke rumah-rumah
Pengolahan (purifikasi) air secara buatan melalui proses :
Proses koagulasi (penggumpalan)
Zat yang sering dipakai:
Alumunium sulfat dosis 10 gram/100L
Tawas dosis 20 gram/100L
Dengan penambahan zat penggumpal, butir-butir lumpur akan
menggumpal dalam waktu kurang dari 5 menit.
Proses filtrasi (penyaringan)
Alatnya terdiri dari bejana yang berisi :
- Kerikil dengan butiran-butiran sebesar 0,5 cm tebal 5 cm
- Pasir dengan butiran sebesar 0,5 1mm tebal 15 cm.
Proses disinfeksi (penyuci-hamaan)
Yang sering digunakan adalah kaporit dengan dosis 1 gram/100L
air. Untuk orang yang tidak suka dengan bau klor maka air harus
disaring lagi dengan saringan arang dan batok kelapa karena
arang akan menyerap klornya.
-
4. Masalah Sampah
a. Definisi sampah
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
b. Jenis sampah
1) Berdasarkan sumbernya
Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi
Sampah nuklir
Sampah industri
Sampah pertambangan
2) Berdasarkan sifatnya
Sampah organik (dapat diurai/ degradable)
Sampah anorganik (tidak terurai/undegradable)
-
3) Berdasarkan bentuknya
Sampah padat
Sampah cair
Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi
c. Prinsip Pengendalian Sampah
1) Reduce
meminimalisir penggunaan barang atau material karena semakin
banyak barang atau material yang digunakan maka semakin
banyak pula sampah yang dihasilkan
2) Reuse
menggunakan kembali barang barang yang masih bisa dipakai
agar sampah dapat terkendali, hindari menggunakan barang
barang sekali pakai.
3) Recycle
mendaur ulang barang barang yang sudah tidak terpakai menjadi
barang baru yang bisa dimanfaatkan
4) Replace
mengganti barang barang yang ada dengan barang barang yang
ramah lingkungan dan tahan lama serta tidak sekali pakai
d. Dampak Pengolahan Sampah yang Kurang Baik
1) Terhadap kesehatan :
Berkembangnya vektor penyakit seperti diare, kolera, DBD
dan penyakit kulit
Ada potongan besi, kaca, kaleng dapat menyebabkan
kecelakaan kerja
2) Terhadap Lingkungan :
Lingkungan kurang indah dipandang mata
Timbulnya bau busuk
Debu berterbangan
-
Asap pembakaran sampah mengganggu pernafasan
3) Terhadap Keadaan Sosial Masyarakat :
Mencerminkan keadaan sosial masyarakat
Menurunkan keinginan orang untuk berkunjung ke daerah
tersebut
4) Terhadap perekonomian daerah
Banyak tenaga kerja produktif menjadi sakit dapat
mengurangi jumlah hasil produksi daerah
Banyak penduduk tidak sehat, membutuhkan banyak dana
Penurunan pemasukan daerah atau devisa negara
Menurunkan sumber kualitas lingkungan dan sumber alam
tersebut
Menghambat transportasi barang dan jasa- karena
pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan
kemacetan
5. Masalah Pestisida
a. Pengertian Pestisida
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik
yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit yang
merusak tanaman dan hasil pertanian, memberantas hama air,
memberantas binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia dan binatang.
b. Jenis Pestisida
1) Menurut sasaran
Rodentisida untuk tikus
Insektisida untuk serangga
Herbisida untuk gulma
Fungisida untuk jamur
Bakterisida untuk bakteri
-
Nematisida untuk cacing
Defoliant untuk daun tumbuhan
Akarisidauntuk tungau, caplak
Moluskisida untuk moluska
Pisisida untuk mengendalikan ikan pengganggu/yang tidak
dikehendaki
Repelen untuk mengusir serangga
Atraktan untuk menarik serangga
2) Menurut Bahan Aktif
Bahan organik
Bahan elemen
Bahan Kimia
3) Menurut Cara Kerja dan distribusinya ke dalam tanaman
Insektisida sistemik
Insektisida ini diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui
stomata, akar,dan lentisel batang. Selanjutnya insektisida yang
sudah masuk ke dalam tanaman beredar ke seluruh bagian
tanaman.
Insektisida Non-sistemik
Insektisida ini tidak diserap oleh tanaman, tetapi hanya
menempel pada bagian luar tanaman. Serangga akan mati
apabila memakan bagian tanaman yang permukaannya terkena
insektisida.
Insektisida sistemik local
Insektisida ini hanya mampu diserap oleh jaringan daun, tetapi
tidak bisa ditranskolasikan ke bagian tanaman lainnya.
c. Kandungan zat kimia pestisida
Organoclorin
Tersusun atas ikatan karbon, klorin, hidrogen.Bersifat stabil
sehingga dapat terakumulasi pada rantai makanan.Contohnya
-
yang paling terkenal adalah DDT yang saat ini dilarang
penggunaannya.Organoklorin dapat diserap melalui kulit, saluran
pencernaan, dan saluran pernapasan.Keracunan organoklorin
dapat mengganggu saraf, depresi, bahkan kematian. Sampai saat
ini belum ada antidot spesifik untuk organoclorin
Organophospat
Tersusun atas ikatan karbon dan fosfat. Terdiri dari:
1. Parathion (toksisitas tinggi)
2. Matathion ,fenchlosphor, difenphos (toksisitas lebih rendah)
3. Menthion, chlorphyripos (efektif tapi mahal)
4. Keracunan organophospat dapat mengakibatkan hiperhidrosis
(keringat berlebih), hipersalivasi (airliur berlebih), pupil
mengecil, mual, muntah, diare, nyeri kepala, kejang, sesak,
bahkan kematian.
Sifat Organophosphat :
- Efektif terhadap serangga yang resisten terhadap chorinatet
hydrocarbon.
- Tidak menimbulkan kontaminasi terhadap lingkungan untuk
jangka waktu yang lama
- Kurang mempunyai efek yang lama terhadap non target
organisme
- Lebih toksik terhadap hewan-hewan bertulang belakang, jika
dibandingkan dengan organoklorine.
- Mempunyai cara kerja menghambat fungsi enzym
cholinesterase.
Karbamate
Bahan yang biasa digunakan pada obat nyampuk semprot.Dapat
meninggalkan residu. Zat ini termasuk paling aman diantara
organochlorin dan organophosphat.
d. Cara menggunakan pestisida yang baik dan benar :
1) Tepat jenis dan mutu
-
Menggunakan pestisida yang terdaftar/diijinkan
Efektif terhadap jasad sasaran, daya racun rendah, mudah
terurai, selektif
Wadahnya asli dan masih baik, dengan memperhatikan label
yang lengkap
Masih berlaku/tidak kadaluarsa
Pestisida kontak/racun kontak (lambung) tidak sesuai untuk
hama yang berada dalam jaringan tanaman. Untuk hama yang
berada dalam jaringan tanaman (penggerek batang padi dapat
dikendalikan secara efektif menggunakan jenis insektisida
sistemik).
2) Tepat waktu, ditentukan dengan memperhatikan:
Ambang pengendalian yang berlaku. Menunda waktu aplikasi
pestisida, sehingga apabila populasi hama sangat tinggi akan
kurang efektif, mahal, dan memicu kekebalan hama terhadap
pestisida. Musuh alami banyak yang mati, sehingga setelah
residu pestisida habis, larva yang baru menetas menjadi
berkembang cepat tanpa musuh alami.
Stadia pertumbuhan tanaman yang diaplikasi
Keadaan cuaca yang memungkinkan. Tidak melakukan
aplikasi pestisida pada saat banyak embun masih menempel di
tanaman (terlalu pagi, matahari belum terbit).
Waktu yang tepat untuk mengaplikasikan pestisida adalah
ketika hama berada pada stadium rentan. Larva ulat grayak
diaplikasi pestisida ketika masih berada dalam stadium /instar
1-2.
3) Tepat dosis:
Jasad pengganggu tanaman dapat dikendalikan secara baik
dengan pestisida pada dosis (konsentrasi dan jumlah volume
cairan semprot) yang dianjurkan sesuai alat aplikasi yang akan
digunakan. Konsentrasi pestisida dinyatakan dalam volume
-
formulasi pestisida di dalam satu liter air.Tepat dosis, konsentrasi
yang tepat sangat berhubungan dengan dosis aplikasinya.Dosis
aplikasi dinyatakan dengan banyaknya bahan aktif pestisida yang
digunakan pada areal seluas satuan tertentu atau banyaknya cairan
semprot per satuan luas tertentu. Dosis yang kurang akan
menyebabkan hama yang diaplikasi tidak mati, bahkan akan
menjadi kebal karena kemampuannya beradaptasi terhadap
pestisida yang kurang efektif tersebut.
4) Tepat cara, hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:
Menggunakan aplikasi yang tepat sesuai bentuk dan jenis
formulasi
Memperhatikan keberadaan/tempat jasad sasaran yang dituju
Cuaca terutama arah angin, agar keselamatan operator terjamin
maka penyemprotan harus dilakukan tidak berlawanan dengan
arah angin.
5) Tepat sasaran, hal yang perlu diperhatikan:
Keefektifan pestisida terhadap jenis hama yang akan diaplikasi
Gunakan pestisida yang sesuai dengan hama sasaran. Tidak
semua pestisida efektif untuk semua
e. Cara penggunaan pestisida menurut UU No 12 tahun 1992 tentang
budidaya tanaman :
Penyemprotan (biasanya untuk hama serangga dan ulat)
Dusting/menabur (untuk rayap)
Penuangan/penyiraman (biasanya untuk semut dan cacing)
Injeksi batang (untuk peningkatan mutu tanaman)
Dipping/pencelupan (untuk biji-bijian)
Fumigasi/penguapan
Impegrasi/metode dengan tekanan
f. Dampak positif pestisida
Meningkatkan hasil pertanian
-
Dapat diaplikasikan dalam daerah luas dan dalam waktu yang
sedikit.
Mengendalikan populasi hama dan gulma
Mudah diaplikasikan
g. Dampak negatif pestisida
Keracunan
Ekosistem terganggu
Resistensi hama muncul hama spesies baru yang kebal
terhadap pestisida
Menimbulkan penyakit menular
h. Penyakit yang disebabkan pestisida sebagai berikut:
Gangguan pernapasan/paru-paru
Intasi: bronkitis, pneumonia, udema pulmonar
Debu: fibrosis
Gangguan hati
Hepatitis, nekrosis (kerusakan sel), sirosis hati, dan kanker
hati
Gangguan ginjal
Nefrotoksin yang meliputi gagal ginjal akut atau kronis dan
kanker
Gangguan jantung pembuluh darah
Trikloro etilen menyebabkan jantung akut gangguan ritme
jantung
Karbonsulfit menyebabkan serangan jantung
Gangguan saraf
Neurotoksin: kelumpuhan, terhambatnya fungsi otak,
penyakit kulit
Gangguan Darah dan sumsum tulang
Kerusakan sel darah merah (anemia hemolitik), dan kanker
darah oleh zat arsin dan benzena
-
Gangguan kulit
Iritasi dermatitis dan alergi, jerawat, vertiligo (hilangnya pigmen),
kanker kulit
Gangguan sistem reproduksi
Pestisida mempengaruhi ovarium dan testis yang mengakibatkan
gangguan menstruasi dan fungsi seksual
Gangguan sistem lain
Bahan kimia dari pestisida dapat menyerang sistem kekebalan,
tulang, otot dan kelenjar (tiroid)
i. Upaya yang dilakukan:
Supervisi medik
Penyuluhan kesehatan
Menggunakan APD ketika bekerja
6. Penyebaran Vektor dan penanggulangannya
a. Macam- macam vektor penyakit :
Nyamuk
Aedes aegepty : vektor DBD
Anopheles : vektor malaria
Culex : vektor chikungunya
Mansoni
Lalat
Musca domestica (lalat rumah), Stomaxys calcitrans (lalat
kandang), Phemisial (lalat daging), Fanmia (lalat kecil), Glosinna
morsitans (Tse-tse)
Tempat perkembangbiakan lalat :
- Tempat yg basah
- Benda-benda organik
- Tinja
- Sampah basah
- Kotoran binatang yang menumpuk
-
- Benda-benda yg busuk
- Luka terbuka
Kecoa
Blatta orientalis, Blatella germanica, Periplaneta americana,
Supella supellectilium
Tikus
Norway rat (Rattus norvegicus), roof rat (Rattus rattus), dan
house mouse (Mus musculus)
Penyakit-penyakit akibat tikus :
- Leptospirosis : air kencing tikus, bakteria dari genus Leptospira.
- Murine Thypus: Infeksi virus R. typhi yang ditularkan kepada
manusia melalui kutu yang berasal dari tikus
- Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS): mlli air seni
Salmonella enterica serovar
- Typhimurium : gejala diare, kram perut, muntah-muntah
- Rat-bite fever (RBF): bakteri Streptobacillus moniliformis
melalui cakaran/gigitan
Pinjal
- Hidup/ menempel pd tubuh tikus, tikus mati pinjal tinggalkan
bangkai tikus & cari host lain manusia juga bisa
- Menyebabkan alergi, dermatitis
- Vektor utama penyakit pes
- Pemberantasan: DDT 5% (dilarang); diazinon 1%; larutan dlm
minyak tanah
Penyakit PES adalah penyakit yang disebabkan bakteri Yersinia
pestis
Bakteri ini pertama menjangkiti binatang liar, seperti tikus dan
binatang pengerat lainnya Bakteri pes ditularkan oleh pinjal, dan
manusia mungkin terinfeksi oleh pinjal yang telah makan dari
binatang yang terinfeksi
Kutu
-
7. Usaha Penanggulangan
Berbagai usaha untuk menanggulangi masalah kesehatan
lingkungan telah dijalankan oleh pemerintah.Dalam ruang lingkup
yang lebih besar, usaha penanggulangan ini termasuk bagian dari
usaha pemerintah dalam mengelola lingkungan.Sejak tahun 1992 telah
dibentuk suatu Panitia Nasional Lingkungan Hidup yang diketuai oleh
Menteri Penerbitan Aparatur Negara dengan LIPI sebagai
sekretarisnya.Panitia ini telah berhasil menggariskan beberapa
kebijaksaan guna mengatur masalah kualitas lingkungan hidup di
tanah air seperti:
a. Pengaturan tentang sumber-sumber daya alam, termasuk di
dalamnya antara lain mengenai kehutanan, pertambangan, dan
pengairan.
b. Masalah treansmigrasi dan pengembangan kota/daerah.
c. Pengaturan tentang kesehatan, termasuk di dalamnya segi-segi
kesehatan dan radiasi.
d. Pengaturan tentang masalah yang erat hubungannya dengan
lingkkungan hidup, yakni pertanian, peternakan, perikanan, dan
industri.
Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui
upaya-upaya sebagai berikut.
1) Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke
sungai.
2) Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang
dijadikan lokasi wisata.
3) Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan
bakar minyak pada wilayah laut.
4) Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama
untuk kegiatan industri yang memerlukan air.
5) Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan
demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah
-
limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).
6) Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar
polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas
buang.
7) Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya
perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau
sejenisnya yang bersifat merugikan.
8) Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya
yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut
Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu
LO NO. 3
A. Masalah sosial budaya dalam bidang kesehatan di wilayah agroindustri
Faktor budaya
Budaya berarti tindakan manusia yang dilakukan secara turun-temurun
dari generasi sebelumnya, budaya sangatlah mempengaruhi tingkh laku
seseorang dalam memandang pengertian sehat dan sakit. Contohnya pada
perbedaan konsep sehat sakit karena budaya yang berbeda-beda. Seperti
masyarakat yang tingga di Riau dengan kunjungan data pasien ke
puskesmas yang rendah sedangkan angka kematian tinggi, karena mereka
percaya bahwa sakit itu berasal dari magis. Masyarakat agroindustri
biasanya masih sangat sederhana dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Misalnya masih ada masyarakat yang mandi, BAB, BAK, mencuci di
sungai yang sama. Kemudian masih banyak juga rumah-rumah warga yang
menjadi satu dengan kandang ternaknya.
Tingkat pendidikan
-
Kebanyakan tingkat pendidikan masyarakat agroindustry berada di level
yang relative rendah. Masih ditemukannya sumber daya manusia yang
kurang memadai dalam menjalankan pekerjaannya dengan system
ekonomi yang kurang tertata. Kurangnya pendidikan mengenai pentingnya
pemakaian APD. Masih banyak para pekerja yang saat bekerja tidak
menggunakan Apd disebabkan kurangnya pengetahuan mereka aka
pentingnya APD.Contohnya banyak petani yang tidak melindungi diri
mereka saat penyemprotan pestisida.Padahal hal ini dapat menyebabkan
kulit mereka iritasi karena terkena senyawa pestisida tersebut.
Tingkat perekonomian
Meningkatkan upaya pemihakan bagi masyarakat miskin dengan
menciptakan iklim ekonomi, pengembangan sektor ekonomi riil. Peralatan
yang tidak ergonomis yakni peralatan yang tidak sesuai dengan kerja
alamiah tubuh.misalnya mesin traktor yang getarannya melebihi ambang
batas yang dapat diterima tubuh.
Faktor sosial
Masyarakat tani, terutama masyarakat tani tertinggal sebagai sasaran
pemberdayaan masyarakat, perlu terus dibina dan didampingi sebagai
manusia tani yang makin maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan. Selain
itu tingkat gotong-royong dan sopan, mendukung.
-
LO NO. 4
Pengertian Keselamatan & Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja
selamat di tempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan
termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan serta produksinya.
Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan
pekerja dan mencegah pencemaran di sekitar tempat kerjanya
(masyarakat dan lingkungan).
Di Undang-undang No. 14, Tahun 1969 tentang :
KetentuKetentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja, disebutkan bahwa
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, dan pemeliharaan moral kerja serta perlakuan
yang sesuai dengan martabat manusia, moral dan agama. Menurut UU
No.1 Tahun 70 tahun, mengatur tentang keselamatan kerja di segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam
air, maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
Kemudian menurut ILO (International Labour Organisation)
fungsi kesehatan adalah : melindungi pekerja terhadap kesehatan yang
mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja. Membantu
pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaan baik fisik maupun mental
serta menyadari kewajiban terhadap pekerjaannya. Memperbaiki
memelihara keadaan fisik mental maupun sosial pekerja sebaik
mungkin.
-
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman
bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan
terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta gangguan
lingkungan. OHSAS 18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau
akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja (termasuk
pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja.
Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah suatu program yang menjamin keselamatan dan
kesehatan pegawai di tempat kerja.
K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja.Menurut
Milyandra (2009) Istilah keselamatan dan kesehatan kerja, dapat
dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama
mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach)
dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu
program yang mempunyai tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan
kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied
science).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya
bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan,
maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat
dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu
pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan
risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.(Rijanto, 2010 )
Tujuan K3
Secara umum tujuan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) adalah sebagai
berikut :
-
1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
2) Menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada di tempat
dan sekitar pekerjaan itu,
3) Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaannya
secara aman,efisien dan Efektif.
4) Khusus dari segi kesehatan, mencegah dan membasmi penyakit akibat
pekerjaan.
Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup tindakan K3 dilakukan di setiap pekerjaan,
kapanpun dan di manapun.Tindakan keselamata kerja dilakukan di
tempat kerja, di lingkungan keluarga /rumah tangga, lingkungan
masyarakat. Adapun syarat-syarat pelaksanaan K3 diperuntukan untuk:
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2) Membuat jalan penyelamatan (emergency exit),
3) Memberi pertolongan pertama(first aids/PPPK),
4) Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja,
5) mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja,
6) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik dan psychis
7) Memelihara ketertiban dan kebersihan kerja,
8) Mengusahakan keserasian antar pekerja, perkakas, lingkungan dan proses
kerja
Ada dua hal dalam penanganan resiko keselamatan kerja, yaitu resiko fisik
tempat kerja, dan resiko kesehatan kerja. Resiko keselamatan kerja meliputi
aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kerusakan fisik
tempat kerja, alat dan manusia. Resiko kesehatan kerja meliputi aspek-aspek
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kondisi tidak sehat pada pekerja
yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian baik fisik maupun psikis
dalam jangka waktu tertentu.
-
Unsur-unsur penunjang keselamatan dan kesehatan kerja:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
Menurut Undang- Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
danUndang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran bahwa
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial dan mental yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :
1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh
sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak
tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak
mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni
pikiran,emosional, dan spiritual.
a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih
dan sebagainya.
c. Spiritual sehat tercermin dari caraseseorang dalam
mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya
terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha
Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik
keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah
keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-
aturan agama yang dianutnya.
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan
dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan
-
ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa)
produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu
yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya
secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau
mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini
tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku
adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang
berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa
atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan
kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960,
BAB I pasal 2, Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang
bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan
dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Kondisi kesehatan pekerja haruslah menjadi perhatain karena pekerja
adalah penggerak atau aset perusahaan konstruksi. Jadi kondisi fisik harus
maksimal dan sehat agar tidak mengganggu proses kerja seperti
pernyataan ILO/WHO (1995) bahwa kesehatan kerja adalah suatu upaya
untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik,
mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan,
pencegahan penyimpangan kesehatan diantara pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari
risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang diadaptasikan
dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan sebagai
adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada jabatannya.
-
Kecelakaan Kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang
dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda.
Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada saat
seseorang melakukan pekerjaan.Kecelakaan kerja merupakan peristiwa
yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak
berhati-hati atau suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya.
(Sheddy Nagara, 2008:177-180)
Salah satu teori tentang penyebab kecelakaan kerja diuraikan oleh
Thompkin (1982) yang disebut dengan teori Domino (domino sequence
theory
Menurut Marihot Tua Efendi (2005 : 316) ada beberapa penyebab
kecelakaan kerja yaitu :
1. Faktor manusia
Manusia memiliki keterbatasan diantaranya lelah, lalai, atau
melakukan kesalahan-kesalahan.Yang disebabkan oleh persoalan
pribadi atau keterampilan yang kurang dalam melakukan
pekerjaan.
2. Faktor peralatan kerja
-
Peralatan kerja bisa rusak atau tidak memadai, untuk itu
perusahaan senantiasa harus memperhatikan kelayakan setiap
peralatan yang dipakai dan melatih pegawai untuk memahami
peralatan kerja tersebut.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan kerja bisa menjadi tempat kerja yang tidak aman,
sumpek dan terlalu penuh, penerangan dan ventilasinya yang tidak
memadai.
Penyakit Akibat Kerja
Heat Stroke
Pneumokoniosis (asbestosis, silikosis, tabakosis, bisinosis)
Green Tobacco Sickness
Keracunan Pestisida Akut dan Kronis
Dermatitis kontak
Kecacingan
Low Back Pain
Carpal Tunnel Syndrome
-
Peralatan dan Perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah seperangkat alat
yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau
sebagian tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan
kerja (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
IndonesiaNomorPer.08/MEN/VII/2010).
Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia
terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai
badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada
umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian
kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan
oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul
masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap
tahunnya.
Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap
kaki.Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang
tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-
benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah.Bagian
muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa
benda dari atas.
Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu
kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin.Mengingat
partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak
terlihat oleh mata.Oleh karenanya mata perlu diberikan
perlindungan.Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah
mengelas.
Sarung Tangan
-
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis
pekerjaan.Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi
tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan
kegiatannya.Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah
mengangkat besi tulangan, kayu.Pekerjaan yang sifatnya berulang
seperti mendorong gerobak cor secara terus-menerus dapat
mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada
gerobak.
Helm
Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala,
dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk
menggunakannya dengan benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan
untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya
saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari
atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk
menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri
sendiri.
Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada
ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib
mengenakan tali pengaman atau safety belt.Fungsi utama tali pengaman
ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat
bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.
Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras
dan bising.Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari
mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.
Masker
-
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi
mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri.Berbagai material konstruksi
berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu
kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong,
mengamplas, mengerut kayu.
Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum
digunakan.Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian
tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama.
P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun
berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan
pertama di proyek.Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan
obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor: Per/Men/2006 Tentang Alat Pelindung Diri, ada beberapa
tempat yang wajib menggunakan alat pelindung diri. Tempat kerja yang wajib
APD :
Peralatan atau instalasi yang berbahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran atau peledakan
tempat yang dikelola asbes, debu dan serat berbahaya, api, asap,
gas, kotoran, hembusan angin yang keras,dan panas matahari
dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, diperdagangkan, diangkut
atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah
terbakar, korosif, beracun, menimbulkan infeksi , bersuhu tinggi
atau bersuhu sangat rendah
dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk
bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan
-
dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan,
pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanan
dilakukan usaha kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik
dan pelayanan kesehatan kerja
Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan mineral dan
logam, minyak bumi dan gas alam; dilakukan pengangkutan
barang, binatang atau manusia, baik di darat, laut dan udara
dikerjakan bongkar muat barang muatan di pelabuhan laut, bandar
udara, terminal, setasiun kereta api atau gudang
dilakukan penyelaman dan pekerjaan lain di dalam air; dilakukan
pekerjaan di ketinggian di atas permukaan tanah
dilakukan pekerjaan dengan tekanan udara atau suhu di bawah atau
di atas normal (ekstrem)
dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,
kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok,
hanyut atau terpelanting;dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur
atau lubang dan ruang tertutup
dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagibagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak dan air
Lokasi wajib menggunakan alat pelindung diri harus diumumkan
tertulis dalam papan pengumuman di tempat kerja tersebut sehingga dapat
dibaca oleh pekerja atau orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut.
Pegawai pengawas atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat
menetapkan tempat-tempat kerja lain yang wajib menggunakan alat
pelindung diri. Kewajiban Penyediaan Alat Pelindung Diri pengurus wajib
menyediakan secara cumacuma, bagi tenaga kerja setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja. dengan ketentuan
1. Pada pekerja/ buruh yang baru ditempatkan
2. Pelindung diri yang ada telah kadaluarsa
-
3. Alat pelindung diri telah rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik
karena dipakai bekerja
Ada penetapan dan diwajibkan oleh Pegawai Pengawas
Ketenagakerjaan atau Ahli Keselamatan dan kesehatan kerja di
perusahaan.Pemilihan alat pelindung diri wajib melibatkan wakil
pekerja/buruh.Pengurus wajib menyediakan alat pelindung diri dalam
jumlah yang cukup dan sesuai dengan jenis potensi bahaya dan jumlah
pekerja/buruh.
Selain itu, bermacam-macam usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keselamatan kerja diperusahaan-perusahaan atau tempat-
tempat kerja, yaitu dengan membuat dan mengadakan:
1. Peraturan-peraturan, yaitu peraturan perundangan yang berhubungan
dengan syarat-syarat kerja umum, perencanaan, konstruksi, perawatan,
pengawasan, pengujian dan pemakaian peralatan industri,
kewajiban pengusaha dan pekerja, latihan, pengawasan kesehatan
kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan pengujian
kecelakaan.
2. Standarisasi :menyusun standar-standar yang bersifat resmi, setengah
resmi atau tidak resmi yang berhubungan dengan konstruksi yang
aman dari peralatan industri, keselamatan dan kesehatan kerja, atau
alat-alat pelindung diri.
3. Pengawasan : pengawasan terhadap pelaksanaan dan peraturan
perundangan yang berlaku
4. Technical research :meliputi hal-hal seperti penyelidikan kandungan
dan karakteristik dari bahan-bahan berbahaya, mempelajari
pengamanan mesin, pengujian respirator, penyelidikan tentang cara
pencegahan gas dan debu yang mudah meledak, menyelidiki bahan
dan desain yang cocok untuk bahan baku yang digunakan.
5. Medical Research :meliputi hal-hal yang khusus mengenai
penyelidikan pengaruh psikologis dan fisiologis dari faktor-faktor
-
lingkungan dan teknologi serta keadaan fisik yang menjurus kepada
kecelakaan.
6. Psychological Research: misalnya penyelidikan mengenai pola-
pola psikologis yang menjurus kepada kecelakaan.
7. Statistic Research :untuk menentukan berbagai macam dari
kecelakaan yang terjadi, jumlah, jenis orang-orangnya, operasinya dan
sebabsebabnya.
8. Pendidikan :meliputi pengajaran dan pendidikan keselamatan kerja
sebagai mata pelajaran disekolah-sekolah teknik dan pusat-pusat
latihan.
9. Training :misalnya memberikan instruksi atau petunjuk-petunjuk
praktek kepada para pekerja dan pekerja-pekerja yang baru masuk,
mengenai hal keselamatan dan kesehatan kerja.
10. Penerangan :misalnya menanamkan pengertian dan kesadaran
keselamatan dan kesehatan kerja kepada para pekerja dengan cara
pembinaan dan penertiban dan lain-lain.
11. Asuransi :misalnya memberikan insentif keuangan untuk
meningkatkan usaha pencegahan kecelakaan, umpamanya dalam
bentuk pemberian reduksi terhadap premi yang dibayar oleh pihak
pengusaha, apabila ternyata tingkat kecelakaan dalam pabriknya
menurun.
B. PHBS dalam lingkungan Agroindustri
1. Perlunya Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat
Kerja
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat merupakan hal yang
diinginkan dan menjadi hak asasi setiap pekerja, karena itu menjadi
kewajiban semua pihak untuk ikut memelihara, menjaga dan memper-
tahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif dengan
melaksanakan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Tempat Kerja.
-
Beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi kesehatan akan dapat
dikontrol bila setiap pekerja selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dan
bekerja di lingkungan yang sehat.
PHBS di Tempat Kerja adalah upaya untuk member-dayakan para pekerja
agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.
2. Tujuan Perilaku HidupBersih dan Sehat di Tempat Kerja
Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
Meningkatkan produktivitas kerja.
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan
masyarakat.
3. Indikator PHBS di Tempat Kerja
Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian,
tempat kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat
pekerja di tempat kerja :
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar dan buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6. Menggunakan air bersih.
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai jenis pekerjaan.
-
4. Manfaat PHBS di Tempat Kerja
Bagi Pekerja:
Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan
penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga.
Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf
hidup bukan untuk biaya pengobatan.
Bagi Masyarakat:
Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar
tempat kerja.
Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh
tempat kerja setempat.
Bagi Tempat Kerja :
Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang berdampak positif
terhadap pencapaian target dan tujuan.
Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.
Bagi Pemeinerintah Provinsi dan Kahupaten/Kota :
Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk
peningkatan kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah kesehatan.
Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan
PHBS di Rumah Tangga.
Instansi Terkait:
Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat Kerja.
Dukungan buku panduan dan media promosi.
5. Langkah-LangkahPembinaan PHBS di Tempat Kerja
Analisis Situasi
Pimpinan di Tempat Kerja melakukan pengkajian ulang tentang ada
tidaknya komitmen dan kebijakan tentang pembinaan PHBS di
-
Tempat Kerja serta bagaimana sikap dan perilaku pekerja terhadap
kebijakan tersebut. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar
membuat kebijakan.
Pembentukan Kelompok Kerja
Penyusunan Kebijakan PHBS di Tempat Kerja
Pihak Pimpinan Tempat Kerja mengajak bicara/ berdialog pekerja
dan serikat pekerja tentang :
Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS di Tempat Kerja.
Rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di Tempat Kerja.
Penerapan PHBS di Tempat Kerja berserta antisi-pasi kendala
dan solusinya.
Menetapkan penanggung jawab PHBS di Tempat Kerja dan
mekanisme pengawasannya.
Cara sosialisasi yang efektif bagi masyarakat pekerja.
Kemudian pimpinan membentuk Kelompok Kerja Penyusunan
Kebijakan PHBS di Tempat Kerja.
Pembuatan Kebijakan PHBS di tempat kerja
Kelompok Kerja membuat kebijakan yang jelas, tujuan dan cara
melaksanakannya.
Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan
pengawas PHBS di Tempat Kerja.
Instrumen Pengawasan.
Materi sosialisasi penerapan PHBS di Tempat Kerja.
Pembuatan dan penempatan pesan-pesan PHBS di tempat-tempat
yang strategis di tempat kerja.
Mekanisme dan saluran pesan PHBS di Tempat Kerja.
Pelatihan bagi pengelola PHBS di Tempat Kerja.
Sosialisasi Penerapan PHBS di tempat kerja
Sosialisasi penerapan PHBS di Tempat Kerja dan lingkungan
-
internal.
Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di Tempat Kerja.
Penerapan PHBS di tempat kerja
Penyampaian pesan PHBS di Tempat Kerja kepada pekerja
seperti melalui penyuluhan kelompok, media poster, stiker, papan
pengumuman, dan selebaran.
Penyediaan sarana dan prasarana PHBS di Tempat Kerja seperti
air bersih, jamban sehat, tempat sampah, tempat cuci tangan, sarana
olahraga, kantin sehat.
Pelaksanaan pengawasan PHBS di Tempat Kerja.
Pengawasan dan Penerapan Sanksi
Pengawas PHBS di Tempat Kerja mencatat pelanggaran dan
menerapkan sanksi sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh
tempat kerja atau daerah setempat.
Pemantauan dan Evaluasi
Lakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik tentang
kebijakan yang telah dilaksanakan.
Lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan dan putuskan
apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan.
6. Dukungan Untuk Pembinaan PHBS di Tempat Kerja
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota :
Mengeluarkan kebijakan tentang Pembinaan PHBS di Tempat Kerja
berupa peraturan/surat edaran/ instruksi/himbauan maupun dukungan dana.
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat
Kerja di wilayah kerjanya.
Pimpinan Tempat Kerja :
Mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan pembinaan PHBS di
Tempat Kerja.
Menyediakan sarana untuk penerapan PHBS di Tempat kerja seperti :
sarana olahraga, kantin sehat, penyediaan air bersih, jamban sehat, tempat
-
cuci tangan, tempat sampah , Alat Pelindung Diri (APD) media promosi dan
Iain-lain.
LO NO. 5
Dasar Hukum K3
Undang-undang yang mengatur tentang K3:
Undang-Undang yang mengatur K3 adalah sebagai berikut :
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan
tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke
tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada
pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para
pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat
dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang
Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan
masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal.
Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan
dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti
sampi dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah
juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden
-
terkait penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
diantaranya adalah :
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang
Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul
Akibat Hubungan Kerja
Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut :
Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja
Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
yang diwajibkan
Meminta pada Pengurus agas dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.
Yang perlu diketahui pertama adalah Pengurus/Pengawas merupakan orang
yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau
bagiannya yang berdiri sendiri. Berdasarkan pasal 8, 9, 11 dan 14 Undang -
Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pengurus bertanggung jawab untuk :
Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari
tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai
dengan sifat - sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
-
Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara
berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh
Direktur
Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
o Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam
tempat kerjanya
o Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam
semua tempat kerjanya
o Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
o Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama dalam kecelakaan.
Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan
semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja
LO NO. 6
Upaya Revitalisasi Lingkungan
- Cara-cara:
Mengetahui penyebab masalah utama
Menentukan cara untuk mengatasi
Perencanaan yang terarah, efektif dan efisien
Pengendalian faktor resiko
Penerapan standar yang sesuai, misalnya standar minimal kerja
Memberi penyuluhan, pencegahan, dan pengobatan
Meningkatkan kesehatan petani
-
Melakukan evaluasi
Pemberdayaan petani
- 6 komponen agromedis:
Kesehatan keluarga
Kesehatan Kerja
Kesehatan Komunitas
Kegawatdaruratan
Kesehatan Kulit
Kesehatan Lingkungan
- Aspek-aspek revitalisasi:
Aspek fisik (melihat lingkungan)
Aspek ekonomi (melihat pekerjaan)
Aspek sosial (melihat kebiasaan)
LO NO. 7
Peran Dokter dalam Lingkungan Agroindustri
1. Peran Dokter dalam agromedis, kesehatan kerja dan kesehatan
lingkungan
Peran dokter dalam dunia kesehatan kerja berarti dokter bekerja atau
ditugasi untuk memberikan pelayanan kesehatan disuatu perusaan atau
dapat disebut ebagai dokter perusahaan. Dokter perusahaan adalah dokter
yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan serta memimpin dan menjalankan
pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja di perusahaan yang bersangkutan
(Sumamur, 2009). Pada banyak perusahaan, berbagai peraturan pemerintah
yang mengatur tentang pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja tidak
dipatuhi, sehingga dengan keberadaan dokter perusahaan diharapkan
pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan yang ada dapat dijalankan
(Kuncoro, 2008).
Peran dokter perusahaan idealnya adalah sebagai dokter yang
memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai standar profesi kedokteran
-
kerja, tidak hanya sekedar sebagai dokter yang melakukan praktik di dalam
klinik saja (Arnold & Guidotti, 2013). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 3 tahun 1982 pasal 5 dan 6.
Sementara itu, peran lain dokter perusahaan adalah sebagai tenaga kerja
yang bertanggung jawab atas pekerjaannya terhadap perusahaan (Sing,
1978) dan sebagai penengah antara kepentingan perusahaan dengan tenaga
kerja dalam perusahaan (Sumamur, 2009).
Tugas dokter perusahaan (menurut Komunitas/keluarga PSPD
Unja)
1. Pemeriksaan kesehatan TK
2. Binwas penyesuaian pekerjaan terhadap TK
3. Binwas Lingkungan kerja, keselamatan kerja, perlengkapan saniter
4. Pencegahan penyakit umum dan PAK
5. Menyelenggarakan latihan P3
6. Pendidikan kesehatan untuk TK
7. Memberikan saran tentang perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
APD, gizi kerja
8. Membantu usaha rehab TK
9. Binawas terhadap TK yang mempunyai kelainan tertentu dalam
kesehatannya
10. Pengembangan kebijakan dan program kerja
11. Memberikan laporan berkala PKK pada perusahaan
A. Aspek Jabatan
- Konsultasi bidang kesehatan
- Penghubung TK-Manajemen bidang kes
- Pelaksana aturan kesehatan yang telah disepakati
B. Aspek Profesi
- Pelaksanaan upaya kesehatan kerja
- Penggerak aktifitas K3
Tugas utama dokter dalam suatu Industri (Harington dan Gill)
1. Mengenali lingkungan kerja
-
2. Menjalankan ketrampilan klinis dalam deteksi dini penyakit
3. Menguasai peraturan dan undang-undang yang terkait
4. Melakukan pemeriksaan sebelum kerja, pemeriksaan berkala, dan
pemeriksaan khusus
5. Bertanggungjawab sera administratif atas perawat dan penolong pertama
6. Memberikan pengobatan
7. Memberikan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan
8. Melakukan rehabilitasi
9. Mengajar dan mengadakan riset
10. Menjadi penasihat pekerja secara perorangan, manajer, serikat buruh, dan
petugas keslamatan
11. Memelihara dan membaaca rekam medis dan catatan lingkungan
12. Melakukan surveilan pada kelompok dengan risiko khusus, s