Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
-
Upload
amalia-agustina -
Category
Education
-
view
184 -
download
5
Transcript of Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
TUGASMERESUME HAKIKAT MANUSIA DAN LANDASAN SERTA ASAS PENDIDIKAN
Nama : AMALIA AGUSTINANIM : 06081181419003Prodi : Pendidikan MatematikaMata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sriwijaya
HAKIKAT MANUSIA
Hakikat manusia adalah Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipiil (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya.
Wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan) meliputi :
a. Kemampuan menyadari diri b. Kemampuan bereksistensic. Pemilikan kata hatid. Morale. Kemampuan bertanggung jawabf. Rasa kebebasan (kemerdekaan)g. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hakh. Kemampuan menghayati kebahagiaan
Dimensi-dimensi hakikat manusia dalam bahasa latinnya adalah dimensio merupakan ukuran.Ada 4 (empat) macam dimensi manusia yaitu:
1. Dimensi Keindividualan Lysen mengartikan individu sebagai “orang-seorang”, sesuatu yang
merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Sebagai mahkluk individu, manusia bersifat unik dan khas karena tidak ada manusia yang sama persis. Walaupun ada yang mirip, belum tentu sifatnya sama.
2. Dimensi Kesosialan Manusia disamping sebagai mahluk individual, dia juga mahluk sosial.
Socrates mengatakan manusia adalah “Zoon Politicon” (Mahluk atau hewan yang bermasyarakat). Dimensi kesosialan pada manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul manusia tidak dapat hidup seorang sendiri (terisolir). Manusia hanya akan menjadi manusia jika berada di
antara manusia. Individualitas manusia terbentuk melalui proses interaksi (pendidikan).
3. Dimensi KesusilaanKesusilaan dapat diartikan mencakup etika(persoalan kebaikan) dan
etiket(persoalan kepantasan dan kesopanan). Sebagai mahkluk susila, manusia akan memunculkan suatu nilai untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam hubungannya dengan manusia yang lainnya.
4. Dimensi ReligiusSebagai mahkluk religius, manusia mengakui adanya kekuatan lain di
luar diri manusia yang sifatnya supranatural, yang secara umum disebut Tuhan.
Pengembangan dimensi hakikat manusia ada 2 macam yakni :
1. Pengembangan yang Utuh Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan
oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidkan yang disediakan untuk memberikan pelayanan.Pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap pembinaan dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras.Perkembangan yang dimaksud mencakup yang bersifat horizontal (yang menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertical (yang mnciptakan ketinggian martabat manusia). Dengan demikian secara totalitas membentuk manusia utuh. 2. Pengembangan yang Tidak Utuh
didalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani,misalnya dimensi kesosilaan didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun domian afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap.pengembangan yang semacam ini merupakan pengembangan yang patologis.
LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN
I. Landasan Pendidikan
A. Landasan Filosofis Landasan ini bersumber dari pandangan-pandangan dalm filsafat pendidikan. 1. Idealisme
Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan.
2. RealismeRealisme merupakan penekanan pada pengakuan adanya kenyataan
hakiki yang objektif.3. Perenialisme
Perenialisme merupakan aliran yang mengutamakan bahan ajar konstan (parental) yakini kebenaran keindahan cnta kepada kebaikan universal.
Landasan ini dikemukakan oleh William T Haris 4. Esensialisme
` Esensialisme merupakan mashab pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis.
5. Pragmatisme Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang
benar adalah segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis.6. Rekontruksionisme
Rekontruksionisme merupakan suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif dalam pendidikan.
B. Landasan Sosiologis Landasan ini berkenaan dengan perkembangan kebutuhan dan
karakteristik masyarakat.Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi:1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain. 2. Hubungan kemanusiaan di sekolah.3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.4. Sekolah dalam komuniitas.
C. Landasan KulturalLandasan ini bersember pada kebudayaan kebudayaan dan pendidikan
mempunyai hubungan timbale balik sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kbudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan baik secara formal maupun informal.
D. Landasan Psikologis Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan
perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh krena itu hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
E. Landasan Ilmiah dan TeknologiKebuuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga
pendidik untuk mengadopsi teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraaan pendidikan.
II. Asas Pendidikan Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berpikir baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia terdapat beberapa asas pendidikan yang member arah dalam merancang dan melaksanaan pendidikan itu.
Asas pendidikan di Indonesia adalah :A. Ing Ngarso Sung Tuladha (jika di depan emmberi teladan)B. Ing Madya Mangun Karsa (jika di tengan mebangkitkan hasrat untuk belajar)C. Tut Wuri Handayani (jika dibelakang membei dorongan)