Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada...

22
Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigi Oleh : Drg. Desak Nyoman Ari Susanti, M.Kes PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017

Transcript of Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada...

Page 1: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan

Lepasnya Protesa Crown pada Gigi

Oleh :

Drg. Desak Nyoman Ari Susanti, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2017

Page 2: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………… .ii

ABSTRAK ……………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………… 3

2.1 Penatalaksanaan Lepasnya Crown

Akibat Preparasi Yang Kurang Retentif …………………………. 4

2.2 Penatalaksanaan Lepasnya Crown Akibat

Karies Sekunder Pada Gigi Abutment…………………………… . 7

2.3 Penatalaksanaan Lepasnya Crown Akibat

Sementasi yang Kurang Adekuat……………………………..…. 9

2.4 Penatalaksanaan Lepasnya Crown Akibat Tekanan

Kunyah Yang Besar………………………………………………. 12

BAB III PENUTUP……………………………………………………..…. 16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 18

Page 3: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

ABSTRAK

Kondisi emergency atau kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi bukan saja

kejadian yang meyebabkan kematian. Kondisi ini bisa saja berupa rasa sakit akut,

restorasi yang terlepas, gigitiruan yang patah dan lain sebagainya. Crown gigi atau

mahkota tiruan merupakan salah satu protesa yang sering digunakan untuk

mengembalikan fungsi kunyah dari gigi maupun fungsi estetik. Crown dapat

dipasang dengan menggunakan semen. Pada kondisi tertentu crown gigi dapat

terlepas, sehingga hal ini butuh penanganan yang segera/ emergency. Terdapat

beberapa faktor yang menyebabkan crown terlepas seperti preparasi yang kurang

retentif, penyemenan yang kurang adekuat, ataupun adanya karies sekunder

dibawah crown/ mahkota. Penanganan yang tepat sebelum pemasangan crown dan

tindakan yang teliti dalam mencari penyebab lepasnya crown dan tindakan

resementing yang adekuat akan membantu pasien untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapi.

Page 4: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

BAB I

PENDAHULUAN

Dental emergency merupakan suatu kondisi yang membutuhkan

penangan segera secara cepat, tepat, dan terarah untuk mengindari keadaan

yang tidak diinginkan terjadi pada pasien. Dalam kedokteran gigi, keadaan

emergency bukan saja kejadian yang menyebabkan kematian, melainkan

juga suatu kondisi yang menimbulkan rasa sakit/nyeri akut atau restorasi

gigi yang fraktur (Evy Eida, 2006). Kondisi kegawatdaruratan dalam

kedokteran gigi dibagi menjadi empat bagian, yaitu acute oral medical

and surgical conditions, restorative dental emergencies, acute

presentations of chronic orofacial pain conditions, and traumatic injuries

to the teeth and oral soft tissues. Hampir semua kasus emergency biasanya

membutuhkan tindakan restorasi (Greenwood dkk, 2012). Restorative

Dental Emergency merupakan suatu tindakan konservatif pada gigi dengan

kondisi nyeri akut, trauma atau restorasi gigi yang sudah tidak baik.

dengan tujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi gigi seperti

semula.

Restorasi gigi adalah hasil prosedur kedokteran gigi yang memiliki

tujuan mengembalikan bentuk, fungsi, dan penampilan gigi (Harty dan

Ogston, 1995). Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan

indirek. Restorasi direk adalah restorasi gigi yang dapat dibuat langsung

pada kavitas gigi dalam satu kunjungan (American Dental Assosiation,

2003). Restorasi indirek adalah restorasi struktur gigi yang dilakukan

diluar mulut pasien dan melalui prosedur laboratorium. Restorasi indirek

Page 5: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

dapat berupa restorasi intrakoronal (inlay), ekstrakoronal (mahkota

jaket/crown), dan kombinasi intra dan ekstrakoronal (onlay).

Mahkota jaket/crown merupakan salah satu restorasi cekat yang

disementasi dengan gigi abutment menggunakan semen, sehingga kecil

kemungkinan restorasi cekat untuk lepas dari gigi abutmentnya, akan

tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan restorasi crown

tersebut lepas. Crown yang terlepas dari gigi abutment harus di sementasi

ulang dan dilakukan evaluasi terhadap penyebab lepasnya crown tersebut.

Gigi yang telah menggunakan restorasi crown, pasti sudah dilakukan

preparasi yaitu pengurangan struktur gigi lainnya yang menyebabkan

dentin terekspose sehingga menyebabkan gigi lebih sensitive terhadap

paparan dan akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Page 6: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

BAB II

PEMBAHASAN

Terlepasnya protesa crown pada gigi disebabkan oleh beberapa factor diantaranya

adalah :

2.1. Preparasi Yang Kurang Retentif

Preparasi gigi adalah suatu tindakan pengerindaan atau pengasahan

jaringan permukaan gigi yang akan menjadi penyangga gigi tiruan cekat

dengan tujuan untuk, menyediakan tempat bagi bahan retainer atau mahkota,

memungkinkan pembentukan retainer sesuai bentuk anatomi gigi asli,

menghilangkan daerah undercut, mendapatkan arah pasang gigi tiruan cekat,

membangun bentuk retensi dan menghilangkan jaringan yang rusak oleh

karies jika ada (Jacobsen, 2008).

Untuk mendapatkan hasil preparasi yang ideal, maka dokter gigi harus

mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip preparasi yang benar. Prinsip dasar

preparasi gigi penyangga dilandasi oleh berbagai pertimbangan utama, antara

lain pertimbangan mekanis, biologis dan estetik. Pertimbangan mekanis

berhubungan dengan integritas dan daya tahan restorasi. Kemudian

pertimbangan biologis berhubungan dengan kesehatan jaringan rongga mulut.

Sedangkan pertimbangan estetik yang berhubungan dengan penampilan

pasien (Rosenstiel, 2001).

Page 7: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

Restorasi yang optimum harus memenuhi syarat biologis, mekanis dan

estetik Banyaknya preparasi yang dibutuhkan bervariasi pada tipe mahkota

dan permukaan gigi yang berbeda. Reduksi juga dipengaruhi oleh posisi dan

susunan gigi dalam rahang, hubungan oklusal, estetik, pertimbangan

periodontal dan morfologi gigi. Preparasi gigi penyangga dilakukan sesuai

dengan tahap-tahap berikut:

a. Pengasahan permukaan oklusal/insisal

Reduksi permukaan oklusal pada gigi posterior atau insisal pada gigi

anterior bertujuan untuk menciptakan ruangan bagi lapisan material

restorasi gigi tiruan cekat yang tebal dan kuat. Lapisan bahan yang tebal

dapat mengatasi keadaan yang membutuhkan koreksi oklusi seperti adanya

keausan permukaan oklusal/insisal akibat pengunyahan (Rosenstiel, 2001).

Gambar 1. Restorasi yang

optimum harus memenuhi

syarat biologis, mekanis, dan

estetik (Rosenstiel, 2001).

Page 8: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

b. Pengasahan permukaan proksimal

Pengasahan jaringan gigi pada daerah proksimal bertujuan untuk

menghilangkan kecembungan yang dapat menghalangi arah pemasangan

(path of insertion). Dinding proksimal direduksi agar mendekati

kesejajaran melalui pembentukan sedikit sudut konvergen ke arah oklusal.

Sudut ini dijaga agar tidak terlalu konvergen (overtapered) agar

mendapatkan retensi yang cukup. Selain itu, preparasi pada dinding

proksimal tidak boleh membentuk undercut karena dapat menghalangi

arah pemasangan gigitiruan cekat. Ketebalan preparasi berbeda sesuai

dengan kebutuhan dan bahan yang digunakan sebagai retainer (Rosenstiel,

2001).

c. Pengasahan permukaan fasial/ lingual

Pengasahan pada dinding fasial dan lingual berguna untuk

menyediakan tempat bagi ketebalan yang cukup dari material restorasi

agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya overcontour. Pengambilan

jaringan dilakukan seperti pada proses reduksi dinding-dinding proksimal

(Rosenstiel, 2001).

d. Pembulatan sudut-sudut preparasi dan pembentukan akhiran servikal

Preparasi yang dilakukan akan menciptakan sudut-sudut yang

merupakan pertemuan dua bidang preparasi. Sudut-sudut ini harus

dibulatkan karena sudut yang tajam akan menimbulkan tegangan (stress)

Page 9: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

Gambar 3. Preparasi all ceramic crown (Mizrahi, 2011).

pada restorasi dan sulit dalam pemasangan gigi tiruan cekat. Akhiran

servikal preparasi (finishing line) harus mempunyai bentuk yang jelas

tergantung pada kondisi gigi penyangga dan material gigitiruan cekat yang

digunakan. Akhiran servikal ini berguna untuk menghindari terjadinya

kegagalan restorasi akibat tidak rapatnya kontak antara restorasi gigitiruan

cekat dengan akhiran servikal. Akhiran servikal preparasi dapat berbentuk

knife edge, bevel, chamfer, shoulder atau shoulder bevel (Rosenstiel,

2001).

Gambar 2. Bentuk akhiran servikal preparasi: (a) knife edge, (b) bevel, (c) chamfer,

(d) shoulder, (e) shoulder bevel (Vita, 2013).

Page 10: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

Gambar 5. Preparasi porcelain fused to metal crown (Rosenstiel, 2001).

e. Pembuatan grooves, pinholes dan boxes

Pembuatan grooves, pinholes dan boxes pada preparasi bertujuan

untuk menambah retensi bagi restorasi dengan cara mencegah terlepasnya

restorasi ke arah yang berlawanan dengan arah insersi. Pembuatan

grooves, pinholes dan boxes sebagai retensi tambahan sangat penting

dalam mengatasi hasil preparasi dengan retensi yang kurang memadai

Gambar 4. Preparasi full metal crown

Sumber http://www.magellandental.ca/pfm-full-metal (diakses tanggal 29 Mei 2017)

Page 11: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

seperti preparasi yang overtapered dan hasil preparasi yang kehilangan

morfologi alaminya (Rosenstiel, 2001).

2.2. Karies Sekunder Pada Gigi Abutment

Karies sekunder yang terjadi pada margin crown merupakan salah satu

penyebab terjadinya kegagalan restorasi. Lesi karies dapat menyebabkan

terjadinya reaksi patologis pada jaringan pulpa dan akan menyebabkab

kerusakan jaringan keras yang parah jika lesi karies tidak ditangani,

sehinggapemeriksaan integritas marginal crown secara menyeluruh dapat

meminimalisir terjadinya karies sekunder di sekitar restorasi yang telah

dilakukan (Alomari et al, 2008).

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya karies sekunder,

yaitu:

1. Mikroorganisme

Karies merupakan suatu kerusakan pada struktur gigi yang

diakibatkan oleh multifactorial yang akan menginisiasi ketidakseimbangan

antara demineralisasi dan remineralisasi jaringan keras gigi, salah satunya

diakibatkan oleh keberadaan mikroorganisme yang

bersifatpatogen.Berdasarkan penelitian Kidd et al menyatakan bahwa tidak

ada perbedaan jenisbakteri penyebab karies primer dan karies sekunder,

yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacillus. Kedua jenis bakteri ini

dapat menyebabkan terjadinya penurunan pH rongga mulut yang akan

terjadi proses demineralisasi pada jaringan keras gigi (Thomas et al, 2008).

Page 12: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

2. Kebocoran mikro

Kebocoran mikro dapat menyebabkan hipersensitivitas pada gigi,

diskolorasi pada gigi, perubahan warna dentin, karies sekunder, cedera

pulpa dan akhirnya dapat menyebab lepasnya protesa atau restorasi.

Perubahan dimensional pada restorasi atau protesa menyebabkan

perlekatan antara gigi dan protesa tidak baik, sehingga ada celah kecil

yang memungkinkan debris makan, saliva dan bakteri dapat masuk

kedalam celah antara gigi dan restorasi, sehingga dalam waktu yang lama

akan menimbulkan adanya karies pada gigi abutment atau gigi yang

direstorasi (Diercke et al, 2009)

Tahapan penatalaksanaan karies sekunder adalah: (Mijor,2002)

1. Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll atau ruber dam

2. Bersihkan sisa semen pada gigi dan crown

3. Bersihkan jaringan karies menggunakan ekskavator dan round bur

4. Luasnya struktur jaringan yang terlibat karies mempengaruhi jenis

perawatan selanjutnya yang dilakukan. Karies sekunder yang luas dan

membutuhkan pembuangan jaringan yang banyak akan menyebabkan

perubahan dimensi gigi yang besar sehingga kebutuhan penggunaan

semen pada saat proses resementasi akan sangat banyak untuk mengisi

ruang antara gigi dan crown. Maka dari itu pada kasus tersebut

diperlukan pembuatan crown yang baru . Selain itu diperlukan

pertimbangan untuk melakukan pulp capping jika karies terlalu dalam

dan hanya meninggalkan selapis tipis dentin ataupun diperlukannya

Page 13: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

perawatan saluran akar sebelum resementasi crown yang baru.

Apabila luas struktur jaringan yang terlibat karies dan perubahan

dimensi gigi yang terjadi minimal maka resementasi crown yang lama

diindikasikan.

2.3. Sementasi yang Kurang Adekuat

Beberapa faktor yang mempengaruhi lepasnya protesa crown akibat

sementasi yang kurang adekuat :

1. Konsistensi semen

Konsistensi dari semen dapat ditentukan dengan mengukur

kekentalan. Peningkatan suhu dan waktu telah menunjukkan peningkatan

kekentalan atau viskositas dari beberapa jenis semen. Apabila manipulasi

tidak dilakukan dengan cepat dan melebihi instruksi pabrik maka akan

terjadi peningkatan ketebalan semen sehingga menurunkan adaptasi

restorasi pada gigi. Selain itu ratio powder dan liquidyang tidak sesuai

dengan instruksi pabrik dapat menyebabkan meningkatnya konsistensi

semen atau menurunnya konsistensi semen dari batas normal.

Manipulasi semen yang tidak tepat yang menyebabkan semen

terlalu encer dapat menurunkan kekuatan dari semen.Sedangkan

meningkatnya konsistensi semen dapat mengakibatkan aplikasi menjadi

lebih susah dan tidak rata. Terdapat ruang yang kosong antara gigi dan

crown yang tidak terisi semen sehingga menyebabkan retensi crown

buruk.

Page 14: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

2. Ketebalan semen yang kurang

Ketebalan semen sangat menentukan adaptasi restorasi dari gigi.

Retensi juga dapat dipengaruhi oleh ketebalan semen. Ketebalan

maksimum dari semen adalah 25 μm. Maka dari itu semen sebagaiknya

kurang lebih mengisi ½ dari volume mahkota.

3. Kelarutan

Kelarutan dalam air dan cairan dalam mulut juga merupakan suatu

faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam kegagalan sementasi

crown. Pada umumnya, water based cement memiliki kelarutan dalam air

dan cairan dalam mulut lebih tinggi dibandingkan resin atau oil based

cements. Beberapa jenis semen yang tergolong dalam water-based cements

yaitu glass and resin-modified glass ionomer cements, zinc polyacrylate,

Hybrid Ionomer Cement,dan zinc phosphate. Jenis semen yang tergolong

dalam oiled based cements yaitu zinc oxide-eugenoldan noneugenol-zinc

oxide. Jenis semen yang tergolong dalm resin-based cements meliputi

composisites and adhesive resin dan compomers.

Page 15: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

4. Kekuatan semen

JENIS SEMEN COMPRESSIVE

STRENGTH (MPA)

Adhesive resin 55-224

Compomers 100

Glass Ionomer 93-226

Hybrid Ionomer 85-126

Resin Composite 180-265

Zinc-Oxide eugenol

1. EBA-Alumina

2. Polymer

Modified

64

37

Zinc Phosphate 96-133

Zinc Polyacrylate 57-99

Noneugenol zinc-oxide 2,7-4,8

Penangan lepasnya crown akibat sementasi yang kurang adekuat dapat dicapai

dengan melakukan resementasi crown yang lepas. Adapun tahapan resementasi

lepasnya crow, yaitu :

1. Bersihkan protesa crown dan gigi abutment dari sisa-sisa semen yang lama

2. Lakukan irigasi dengan menggunakan NaOCl 2,5% dan desinfeksi dengan

chlorhexidine digluconate 2% selama 1 menit kemudian keringkan dengan

3-way syringe

Page 16: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

3. Lakukan pengepasan crown dan pemeriksaan apakah terdapat karies pada

gigi, cek ketepatan tepi antara gigi dan crown, oklusi, dan kontak

proksimal

4. Resementasi.

Pemilihan jenis semen sangat mempengaruhi prognosis resementasi

crown. Jenis semen yang memiliki kekuatan maksimal dan daya larut yang

minimal berbanding lurus dengan retensi crown yang di resementasi.

5. Cek kembali oklusi, ketepatan tepi, kontak proksimal.

6. Lakukan follow secara berkala untuk mengidentifikasi secara dini

kegagalan perawatan yang dilakukan. Evaluasi kembali terkait keluhan

dari pasien, inflamasi gingiva, apakah ada karies pada margin antara

crown dan gigi, ketepatan tepi, cek oklusi, dan kontak proksimal

2.4. Tekanan kunyah yang besar

Beban oklusal yang besar dan tidak rata merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi lepasnya protesa crown dari gigi abutment.

Adanya beban oklusal pada lokasi-lokasi tertentu dapat menjadi initial

point terbentuknya daya ungkit yang terlokalisir pada lokasi tersebut. Daya

ungkit yang besar dan terjadi secara terus menerus dapat melemahkan

retensi crown yang telah disementasi sehingga dapat mengakibatkan

lepasnya crown dari gigi abutment-nya. Oleh karena itu, occlusal

adjustment diperlukan sebagai tahapan awal sebelum dilakukan

resementing untuk menghilangkan faktor penyebab dari lepasnya crown.

Page 17: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

Tahapan occlusal adjustment serta resementing pada lepasnya crown

akibat tekanan kunyah yang besar adalah sebagai berikut :

1. Mendeteksi kontak premature pada gigi

Untuk pengungkapan kontak premature pada gigi, dapat

menggunakan alat pendeteksi berupa kertas artikulasi (articulating

paper). Kertas artikulasi ditempatkan pada posisinya , kemudian pasien

diinstruksikan untuk mengkatupkan gigi dengan arah keatas dan

kebawah secara bersamaan, pelan-pelan dan sekuat-kuatnya kemudian

kearah lateral . Daerah yang mengalami prematuritas kontak ditandai

dengan ketebalan warna kertas artikulasi yang melekat pada permukaan

gigi.

2. Pengasahan gigi.

Bila kontak gigi dengan gigi antagonisnya berada tidak pada posisi

yang tepat, koreksi dilakukan untuk menciptakan kontak tonjol yang

lebih ideal. Pada gigi anterior dapat dilakukan pengasahan pada bidang

Page 18: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

palatal dan insisal gigi-gigi anterior , sedangkan pada gigi posterior

pada sisi kerja di gunakan hukum BULL (Bukal Upper Lingual Lower)

sedangkan pada sisi keseimbangan digunakan hukum Anti BULL .

3. Pemolesan permukaan gigi

Permukaan gigi yang telah perbaiki akan menjadi kasar . Untuk itu

permukaan gigi yang diasah harus dilicinkan dan dipoles sehingga

terasa lebih nyaman bagi pasien menggunakan bur finishing dan

polishing.

Page 19: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

BAB III

PENUTUP

untuk Dental emergency merupakan suatu kondisi yang membutuhkan

penangan segera secara cepat, tepat, dan terarah mengindari keadaan yang tidak

diinginkan terjadi pada pasien. Salah satu jenis dental emergency adalah

restorative dental emergencies yang merupakan suatu tindakan konservatif pada

gigi dengan kondisi nyeri akut, trauma atau restorasi gigi yang sudah tidak baik.

dengan tujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi gigi seperti semula.

Penanganan terhadap kasus lepasnya protesa crown pada gigi merupakan

salah satu restorative dental emergenciesy yang sering dilakukan . Beberapa

faktor yang dapat menyebabkan lepasnya protesa crown pada gigi seperti

preparasi yang kurang retentif, karies sekunder pada gigi abutment, sementasi

yang kurang adekuat, dan juga akibat tekanan kunyah yang terlalu besar.

Penanganan pada kasus lepasnya protesa crown dilakukan sesuai dengan

faktor penyebab lepasnya protesa crown. Pada kasus lepasnya protesa crown yang

disebabkan karena preparasi yang kurang retentif, penanganannya dengan

melakukan preparasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip preparasi dan memenuhi

syarat biologis, mekanis dan estetik. Protesa crown yang lepas karena karies

sekunder pada gigi abutment harus ditangani dengan menghilangkan karies,

melakukan pulp capping pada karies yang dalam, perawatan endodontic jika

melibatkan saluran akar, resementing ulang pada crown yang lama, serta

pembuatan crown baru apabila crown lama sudah tidak sesuai. Penanganan

protesa crown yang lepas karena sementasi yang kurang adekuat dilakukan

Page 20: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

dengan resementing crown dengan menggunakan jenis semen yang memiliki

kekuatan maksimal dan daya larut yang minimal. Pada kasus lepasnya protesa

crown yang disebabkan karena tekanan kunyah yang terlalu besar dilakukan

dengan occlusal adjustment sebagai tahapan awal sebelum dilakukan resementing

untuk menghilangkan faktor penyebab dari lepasnya crown.

Page 21: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

DAFTAR PUSTAKA

Alomari. Q, Al-Saiegh. F, Qudeimat. M, Omar. R. 2008. Recurrent Caries at

Crown Margins: Making a Decision on Treatment. Med Princ Pract. 18:187-

192

Bacterial composition and red fluorescence of plaque in relation to primary and

secondary caries next to composite: an in situ study. Oral Microbiologyand

Immunology, Vol. 23(1), pp. 7-13.

Diercke, K., Lussi, A., Kersten, T., & Seemann, R. 2009. Isolated development of

inner (wall) caries like lesions in a bacterial-based in vitro model. Clinical

OralInvestigations, Vol. 13(4), pp. 439-444.

Jacobsen P. 2008. Restorative dentistry an integrated approach. 2nd

Ed.

UK:Blackwell Munksgaard. 175-6;199-239; 237-39

Mizrahi B. 2011. All ceramic silica/glass-based crowns – clinical protocol.

British Dental Journal 211, 257 -262

Mijor. IA, Gordan. VV. 2002. Failure, Repair, Refurbishing, and Longevity of

Restoration. Open Dent. 27: 528-34

Powers J, Sakaguchi R., 2006, Craig’s Restorative Dental Material, 12th edition,

Mosby Inc.

Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. 2001. Contemporary fixed prosthodontics.

3rd

Ed. St. Louis: Mosby : 2-19;165-97;354-416;592-605;746-815

Thomas, R. Z., van der Mei, H. C., van der Veen, M. H., de Soet, J. J., &

Huysmans, M. C. D. N. J. M. 2008VITA Zahn fabric H. Vita system 3D-

Page 22: Restorative Dental Emergency Penatalaksanaan Lepasnya Protesa Crown pada Gigierepo.unud.ac.id/id/eprint/13900/1/19c013699460676d29f8... · 2020. 7. 21. · Restorasi gigi adalah hasil

master. http://vident.com/wp-content/uploads/2011/07/en_3050315.pdf (15

Mei 2013)

.