RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra Pusdik Tahun...
Transcript of RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN PERTANIANsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra Pusdik Tahun...
Hal. 1
RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN PERTANIAN TAHUN 2015 – 2019
(REVISI KE DUA)
PUSAT PENDIDIKAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2018
Hal. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur disampaikan ke Hadirat Allah SWT,
sehingga Revisi Rencana Strategis (Renstra) Pusat
Pendidikan Pertanian Tahun 2015-2019 dapat diselesaikan.
Revisi Renstra ini mengacu kepada Renstra Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian tahun
2015-2019, revisi Renstra Kementerian Pertanian Tahun
2015-2019, Peraturan Menteri Pertanian No. 43 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja, Undang-undang No. 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penelahaan Renstra Kementerian/Lembaga tahun
2015-2019. Renstra ini dimaksudkan sebagai acuan
kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian, Politeknik
Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian Pembangunan UPT
yang nantinya akan berubah menjadi Politeknik
Pembangunan Pertanian dan pemangku kepentingan untuk
kedepannya.
Hal. ii
Program yang terdapat dalam Renstra Pusat
Pendidikan Pertanian periode 2015-2019 mencakup: (1)
perumusan kebijakan, program dan pengembangan
kerjasama teknis pendidikan pertanian, (2) penataan dan
transformasi kelembagaan pendidikan pertanian, (3)
peningkatan mutu ketenagaan pendidikan pertanian, dan
(4) peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan.
Dalam upaya mewujudkan program tersebut,
diperlukan komitmen dan dukungan semua pihak sehingga
tujuan dan sasaran yang diharapkan dapat tercapai.
Jakarta, 6 September 2018
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian,
Drs. Gunawan Yulianto, M.M., M.Si.
NIP. 19590703 198001 1 001
Hal. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................. v
DAFTAR GRAFIK/GAMBAR ............................................ vi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................... vii
BAB. I PENDAHULUAN ............................................... 1 A. LATAR BELAKANG ................................................ 1 B. KONDISI UMUM ................................................... 4
BAB. II ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG,
DAN TANTANGAN ..........................................
12 A. KEKUATAN ........................................................... 12 B. KELEMAHAN ........................................................ 13
C. PELUANG ............................................................. 13 D. TANTANGAN ........................................................ 14
BAB. III VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN 15 A. VISI PENDIDIKAN PERTANIAN .............................. 15
B. MISI PENDIDIKAN PERTANIAN ............................. 15 C. TUJUAN DAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN ....... 15 D. SASARAN KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN KEGIATAN ............................................
18
BAB. IV ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN...............................................
21
A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ....................... 21 B. KERANGKA REGULASI ......................................... 24 C. KERANGKA KELEMBAGAAN ................................ 27
Hal. iv
BAB. V PROGRAM, INDIKATOR KINERJA PROGRAM, PROGRAM AKSI, KEGIATAN, TARGET KINERJA
DAN KERANGKA PEDANAAN.............................
30
A. PROGRAM DAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM..
B. PROGRAM AKSI ...................................................
C. KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN.
30
33 43
BAB. VI PENUTUPAN.................................................... 73
Hal. v
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 1. Indikator Kinerja Utama/Program dan
Indikator Kinerja Kegiatan lingkup Pusat Pendidikan Pertanian Tahun 2015 – 2019 ...
45
Tabel 2. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikator Output
Program Kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian 2015-2018 ...................................
50
Tabel 3. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikator Output
Program Kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian 2016 ............................................
52
Tabel 4. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikator Output
Program Kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian 2017.............................................
54
Tabel 5. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikator Output Program Kegiatan Pusat Pendidikan
Pertanian 2018 ............................................
56
Tabel 6. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikator Output Program Kegiatan Pusat Pendidikan
Pertanian 2018* ..........................................
62
Hal. vi
Tabel 7. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikator Output
Program Kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian 2019 ............................................
62
Tabel 8. Target per Tahun dan Alokasi Anggaran Kegiatan Pemantapan Pendidikan Pertanian
2015 ...........................................................
66
Tabel 9. Target per Tahun dan Alokasi Anggaran
Kegiatan Pemantapan Pendidikan Pertanian 2016 ...........................................................
67
Tabel 10. Target per Tahun dan Alokasi Anggaran Kegiatan Pemantapan Pendidikan Pertanian
2017 ...........................................................
68
Tabel 11. Target per Tahun dan Alokasi Anggaran Kegiatan Pemantapan Pendidikan Pertanian 2018 ...........................................................
69
Tabel 12. Target per Tahun dan Alokasi Anggaran
Kegiatan Pemantapan Pendidikan Pertanian
2018* - 2019 ...............................................
70
Hal. vii
DAFTAR GRAFIK/GAMBAR
Hal.
Gambar 1. Pelaku Utama Pembangunan Pertanian Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ...
5
Gambar 2. Pelaku Utama Pembangunan Pertanian Berdasarkan Sebaran Umur ......................
6
Gambar 3. Pelaku Utama Pembangunan Pertanian
Berdasarkan Jenis Usaha/Subsektor Pertanian ..................................................
7
Gambar 4. Pelaku Utama Sub Sektor Tanaman
Pangan Berdasarkan Kepemilikan Lahan ...
8
Gambar 5. Pelaku Utama Pembangunan Pertanian
Berdasarkan Curahan Waktu Bekerja .......
9
Gambar 6. Aparatur Pertanian Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................
10
Gambar 7. Aparatur Pertanian Berdasarkan Usia ....... 11
Gambar 8. Aparatur Pertanian Berdasarkan Tingkat
Pendidikan ...............................................
11
Gambar 9. Keragaman Sumber Daya Manusia
Lingkup Pusat Pendidikan Pertanian .........
12
Gambar 10. Tata Organisasi dan Pengelola Pengawalan Mahasiswa ................................................
39
Hal. viii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan
Pertanian ................................................
74
Lampiran 2. Daftar Alamat Polbangtan (STPP) ............ 75
Lampiran 3. Daftar Alamat Polbangtan (SMK-PP) ........ 76
Lampiran 4. Program, Kegiatan Utama, dan Indikator
Kinerja Kegiatan .....................................
77
Lampiran 5. CASCADING Indikator Sasaran Kinerja
Kegiatan 2018 – 2019 ..............................
80
Hal. 1 dari 81
BAB. I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM)
yang besar sebagai asset potensial yang tidak ternilai
harganya. Hal ini merupakan jumlah yang sangat
fantastik karena Indonesia memiliki bagian kurang
lebih 3,4% dari seluruh penduduk dunia. Jumlah
penduduk yang besar dengan pola sebaran yang
semakin merata merupakan modal yang cukup besar
untuk menjadikan Indonesia berperan penting dalam
mewujudkan kedaulatan pangan dan swasembada
berkelanjutan.
Sektor pertanian dimasa mendatang masih
memegang peran strategi sebagai penghela
pembangunan ekonomi nasional, karena memberikan
kontribusi nyata bagi 237 juta penduduk Indonesia
dalam penyediaan bahan baku industri, peningkatan
Produk Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa negara
melalui ekspor, penyedia lapangan pekerjaan, dan
peningkatan pendapatan masyarakat. Untuk
meningkatkan peran sektor pertanian sebagai penghela
pembangunan ekonomi nasional, Kementerian
Pertanian telah menetapkan Visi Arah Pembangunan
Pertanian 2015 - 2019, yaitu “Terwujudnya Kedaulatan
Pangan dan Kesejahteraan Petani”.
Hal. 2 dari 81
Guna mencapai Visi Pembangunan Pertanian
tersebut maka Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian telah menetapkan Visi dan Misi, yaitu
“Terwujudnya Sumberdaya Manusia Pertanian Yang
Profesional, Mandiri dan Berdaya Saing Untuk
Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan
Petani” dan Misi adalah sebagai berikut :
1. Memantapkan Sistem Penyuluhan Pertanian Yang
Terpadu dan Berkelanjutan.
2. Memperkuat Pendidikan Pertanian Yang
Kredibel.
3. Memantapkan Sistem Pelatihan Pertanian,
Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian Yang
Berbasis Kompetensi dan Daya Saing.
4. Memantapkan Sistem Administrasi dan Manajemen
Yang Transparan dan Akuntabel.
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi tersebut,
diperlukan dukungan ketersediaan sumberdaya
manusia pertanian yang profesional, kreatif, inovatif,
dan berwawasan global. Dukungan tersebut dilakukan
melalui Kegiatan Utama: (1) Pemantapan Sistem
Penyuluhan; (2) Pemantapan Sistem Pelatihan, (3)
Penguatan Pendidikan Pertanian, (4) Pengembangan
Standardisasi dan Sertifikasi Profesi SDM Pertanian,
serta (5) Pemantapan Administrasi Manajemen dan
Teknis Lainnya.
Hal. 3 dari 81
Penguatan Pendidikan pertanian, didasarkan pada
kesadaran akan pentingnya generasi muda dalam
peran dan fungsinya mencapai akselerasi
pembangunan pangan nasional. Dalam proses
pembangunan, pemuda merupakan kekuatan moral,
kontrol sosial, dan agen perubahan yang memiliki
fungsi, peran, karakteristik dan kedudukan strategi
dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu,
regenerasi petani mutlak harus dilakukan untuk
menjamin keberlangsungan produksi pangan di
Indonesia.
Tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini dan ke
depan adalah mengubah pola pikir generasi muda
terhadap pertanian dan optimalisasi potensi pertanian
yang belum dimanfaatkan. Salah satu upaya yang
harus dilakukan adalah meningkatkan daya tarik
generasi muda pada sektor pertanian, membangun
pertanian maju, modern, ramah lingkungan dan
berbasis inovasi dan teknologi, serta pertanian dengan
hasil yang bernilai ekonomi tinggi dan laku di pasaran.
Pengembangan teknologi di perdesaan menjadikan
perdesaan maju dan berbasis inovasi teknologi, akan
merangsang minat generasi muda untuk terjun dalam
sektor pertanian. Selain itu, perlu langkah konkrit
lainnya yaitu penjaringan anak petani berprestasi
untuk dididik di Politeknik Pembangunan Pertanian
(Polbangtan) lingkup Kementerian Pertanian. Politeknik
(Polbangtan) juga perlu membenahi diri, dengan
melakukan penambahan program studi, perbaikan
Hal. 4 dari 81
kurikulum dan revitalisasi sarana prasarana
pembelajaran, peningkatan kerjasama yang
mendukung pendidikan serta peningkatan kualitas dan
kuantitas tenaga pendidik.
B. KONDISI UMUM
Sumberdaya manusia pertanian, baik aparatur dan
non aparatur pertanian (pelaku utama dan pelaku
usaha), memiliki peran yang strategi dalam
mewujudkan arah pembangunan pertanian.
Kondisi umum aparatur dan non aparatur pertanian
secara rinci dijelaskan sebagai berikut :
Pelaku Utama
Ditinjau dari segi pendidikan, berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, dari total
39.035.692 orang pelaku utama pembangunan
pertanian (petani), 15.023.269 orang (38,49%) berlatar
belakang pendidikan tamat SD; 10.358.754 orang
(26,54%) tidak/belum tamat SD; 6.330.800 orang
(16,22%) tamat SLTP; 332.106 orang (8,54%) tamat
SLTA; dan 223.809 orang (0,57%) tamat Perguruan
Tinggi (diploma dan sarjana). Selain itu masih tercatat
sebanyak 3.766.954 orang (9,65%) tidak atau belum
pernah sekolah.
Hal. 5 dari 81
Kondisi ini menunjukkan bahwa dari segi
pendidikan, kualitas pelaku utama pembangunan
pertanian masih rendah, sehingga diperlukan upaya
peningkatan kualitas pendidikan. Sebaran pelaku
utama pembangunan pertanian berdasarkan latar
belakang pendidikan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pelaku Utama Pembangunan Pertanian
Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Berdasarkan sebaran umur menunjukkan bahwa
12.879.608 orang (33,00%) berusia 15 sampai dengan
34 tahun; 17.387.501 orang (44,54%) berusia 35
sampai dengan 54 tahun; dan 8.768.583 orang
(22,46%) berusia di atas 54 tahun. Kondisi ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku utama
pembangunan pertanian telah berusia lanjut sehingga
perlu adanya kaderisasi dan menumbuhkan minat
generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian dan
Hal. 6 dari 81
sekaligus mencegah second lost generation. Sebaran
pelaku utama pembangunan pertanian berdasarkan
sebaran umur dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Pelaku Utama Pembangunan Pertanian Berdasarkan Sebaran Umur
Selanjutnya, berdasarkan jenis usaha, pelaku utama
pembangunan pertanian yang berusaha di subsektor
Tanaman Pangan berjumlah 19.421.893 orang
(49,75%), terdiri atas 11.613.675 orang (59,80%) laki-
laki dan 7.808.218 orang (40,20%) perempuan;
subsektor Peternakan berjumlah 4.135.545 orang
(10.50%), terdiri atas 2.358.084 orang (57,02%) laki-
laki dan 1.777.461 orang (42,98%) perempuan;
subsektor Hortikultura berjumlah 3.001.077 orang
(7,69%), terdiri atas 1.780.788 orang (59,34%) laki-laki
dan 1.220.289 orang (40,66%) perempuan; subsektor
Perkebunan berjumlah 12.108.179 orang (31,02%),
terdiri atas 8.003.430 orang (66,10%) laki-laki dan
Hal. 7 dari 81
4.104.749 orang (33,90%) perempuan; subsektor
kombinasi/campuran Tanaman Pangan, Perkebunan
dan Peternakan berjumlah 171.020 orang (0,44 %),
terdiri atas 201.001.889 orang (61,49%) laki-laki dan
15.033.808 orang (38,51%) perempuan. Selain itu
tercatat sebanyak 197.978 orang (0,51%) terdiri atas
144.142 orang (72,81%) laki-laki dan 53.836 orang
(27,19%) perempuan bergerak di subsektor jasa
penunjang pertanian.
Kondisi ini menunjukkan bahwa mayoritas pelaku
utama pembangunan pertanian bekerja di sektor
tanaman pangan dan perkebunan. Sebaran pelaku
utama pembangunan pertanian berdasarkan subsektor
dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Pelaku Utama Pembangunan Pertanian
Berdasarkan Jenis usaha/Subsektor Pertanian
Hal. 8 dari 81
Berdasarkan kepemilikan lahan, pelaku utama
subsektor Tanaman Pangan yang memiliki lahan
kurang dari 0,5 Ha sebanyak 53,68%; antara 0,5
sampai dengan 1 ha sebanyak 21,63%; antara 1
sampai dengan 2 ha sebanyak 14,42%; antara 2
sampai dengan 3 ha sebanyak 5,79%; dan di atas 3 ha
sebanyak 4,48% seperti terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Pelaku Utama Sub Sektor Tanaman Pangan Berdasarkan Kepemilikan Lahan
Di sisi lain, berdasarkan curahan waktu bekerja
menunjukkan bahwa 21.530.659 orang (55,16%)
bekerja di bawah 35 jam per minggu dan 17.505.033
orang (44,84%) bekerja di atas 35 jam per minggu.
Sedangkan ditinjau dari aspek jenis kelamin,
11.171.862 orang laki-laki (51,59%) dan 10.358.797
orang perempuan (48,10%) bekerja di bawah 35 jam
per minggu. Sementara itu 12.830.027 orang laki-laki
(73,30%) dan 4.675.006 orang perempuan (26,70%)
bekerja di atas 35 jam per minggu. Sebaran pelaku
Hal. 9 dari 81
utama pembangunan pertanian berdasarkan curahan
waktu bekerja dan jenis kelamin dapat dilihat pada
Gambar 5.
Gambar 5. Pelaku Utama Pembangunan Pertanian Berdasarkan Curahan Waktu Bekerja
Aparatur Pertanian
Keberhasilan pembangunan pertanian sangat
ditentukan oleh profesionalitas aparatur yang berperan
sebagai regulator, fasilitator, motivator dan
dinamisator. Aparatur pertanian yang dibutuhkan
dalam mendukung pembangunan pertanian meliputi:
1) perumus kebijakan, 2) perencana pembangunan, 3)
tenaga manajemen dan administrasi, 4) peneliti
pertanian, 5) widyaiswara, dosen, guru, dan instruktur,
6) tenaga fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian
(RIHP), 7) tenaga karantina pertanian, dan 8) tenaga
fungsional lainnya.
Hal. 10 dari 81
Berdasarkan hasil pengkajian tentang profil aparatur
pertanian tahun 2008, jumlah aparatur pertanian
sebanyak 96.647 orang, yang terdiri atas 76.009 orang
laki-laki (78,59%) dan 20.638 orang perempuan
(21,41%) distribusi aparatur pertanian berdasarkan
jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Aparatur Pertanian Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan sebaran usia, aparatur pertanian yang
berusia di bawah 40 tahun sebanyak 32%, antara 40
sampai dengan 49 tahun sebanyak 53,45% dan usia di
atas 50 tahun sebanyak 14,55%. Gambar 7 menyajikan
informasi sebaran aparatur pertanian berdasarkan
usia.
Hal. 11 dari 81
Gambar 7. Aparatur Pertanian Berdasarkan Usia
Ditinjau dari tingkat pendidikan, seperti terlihat
pada Gambar 8, aparatur pertanian yang
berpendidikan dibawah SLTA sebanyak 6,38 %,
setingkat SLTA sebanyak 53,97%, Diploma III sebanyak
9,00%, S1 sebanyak 27,11%, S2 sebanyak 3,14% dan
S3 sebanyak 0,40%.
Gambar 8. Aparatur Pertanian Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Hal. 12 dari 81
BAB. II
ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, DAN
TANTANGAN
A. KEKUATAN
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sampai
dengan Agustus 2018 Pusat Pendidikan Pertanian
didukung 967 orang aparat yang bertugas di Pusat 40
orang dan di Daerah (UPT Pusdik) sebanyak 927 orang.
Berdasarkan tingkat pendidikan adalah S3 sebanyak
48 orang, S2 sebanyak 282 orang, S1 sebanyak 224
orang, D-IV sebanyak 120 orang, SM sebanyak 2 orang,
D3 sebanyak 36 orang, D2 sebanyak 2 orang, SLTA
sebanyak 189 orang, SLTP sebanyak 37 orang, dan SD
sebanyak 27 orang. Sebagaimana tergambar pada
Gambar 9 berikut.
Gambar 9. Keragaman Sumber Daya Manusia
Lingkup Pusat Pendidikan Pertanian
S3; 48
S2; 282
S1; 224D4; 120
SM; 2
D3; 36
D2; 2D1; 0
SLTA; 189
SLTP; 37 SD; 27
DISTRIBUSI PEGAWAI BERDASARKAN PENDIDIKAN
Hal. 13 dari 81
B. PERMASALAHAN
1. Menurunnya minat generasi muda untuk terjun di
bidang pertanian.
2. Undangan-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi dan Permenristekdikti Nomor 50
Tahun 2015 tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan
Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan
Tinggi Swasta sehingga perlu dilakukan penyesuaian
kelembagaan institusi pendidikan pertanian milik
Kementerian Pertanian.
3. Undangan-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah bahwa pengelolaan
Pendidikan Menengah menjadi Kewenangan
Pemerintah Provinsi.
4. Keterbatasan Tenaga Penyuluh Pertanian, Pengamat
OPT, Pengawas Benih Tanaman serta Tenaga
Kesehatan Hewan.
5. Kondisi Sarana dan Prasarana Pendidikan belum
memadai.
C. PELUANG
1. Adanya tuntutan ketersediaan aparatur pertanian
yang kompeten untuk mendukung pencapaian arah
pembangunan pertanian.
2. Peluang meningkatkan kualitas SDM pertanian
untuk mendukung pencapaian Visi Pembanguan
Pertanian sangat terbuka karena didukung oleh
Hal. 14 dari 81
keberadaan lembaga dan sistem pendidikan
pertanian yang handal melalui Transformasi STPP
dan SMK-PP menjadi Politeknik Pembangunan
Pertanian.
D. TANTANGAN
1. Adanya keragaman kebijakan pemerintah Provinsi
dan Kabupaten/Kota, yang berpengaruh negatif
terhadap implementasi.
2. Meningkatnya tuntutan daya saing bagi masyarakat
tani di pasar regional dan pasar global.
3. Tuntutan perubahan pola pikir dan perilaku petani,
dari petani subsisten tradisional menjadi petani
modern, mandiri dan berwawasan kewirausahaan
agribisnis.
Hal. 15 dari 81
BAB. III
VISI, MISI, TUJUAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN DAN
SASARAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA SASARAN
KEGIATAN
A. VISI PENDIDIKAN PERTANIAN
Mewujudkan Politeknik Pembangunan Pertanian Unggul
Dalam Menyiapkan SDM Pertanian untuk mewujudkan
Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Menuju
Indonesia Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045.
B. MISI PENDIDIKAN PERTANIAN
a. Menyiapkan Generasi Muda Terdidik, Terlatih dan
Kompeten Yang Unggul dalam Agrosociopreneur.
b. Mengembangkan Kelembagaan Pendidikan
Pertanian Sesuai Standar Pendidikan Vokasi
Pertanian.
c. Memperbanyak Jejaring Kerjasama Dengan Dunia
Usaha dan Dunia Industri serta stakeholder lainnya.
C. TUJUAN DAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN.
Tujuan & Indikator Kinerja Tujuan BPPSDMP.
1. Meningkatkan Kemandirian Kelembagaan Petani
dengan Indikator Kinerja Tujuan yaitu :
a. Presentase Peningkatan Kelembagaan Petani
yang menerapkan system pertanian terpadu
sebesar 5 % setiap tahunnya
Hal. 16 dari 81
b. Presentase Peningkatan kelembagaan petani
yang meningkat kapasitasnya sebesar 2,5 %
setiap tahunnya.
c. Presentase Peningkatan kelembagaan petani
yang menjadi kelembagaan ekonomi petani
(KEP) sebesar 0,2% setiap tahunnya
2. Meningkatkan Kapasitas Aparatur Pertanian dan
Non Aparatur Pertanian dengan Indikator Kinerja
Tujuan yaitu : Prensentase lulusan pendidikan
pertanian yang bekerja dibidang pertanian sebesar
80% setiap tahun.
3. Meningkatkan kompetensi Aparatur Pertanian dan
Non Apartur Pertanian dengan Indikator Kinerja
Tujuan yaitu : Persentase penurunan kompetensi
Gap Indeks atau CGI peserta pelatihan 3% tiap
tahun.
4. Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Sistem
Administrasi dan Menajemen dengan Indikator
Kinerja Tujuan yaitu :
a. Peningkatan nilai AKIP BPPSDMP sebesar 1 point
setiap tahun.
b. Peningkatan nilai kinerja BPPSDMP sebesar o.25
Point setiap tahun.
Hal. 17 dari 81
Sementara untuk Tujuan & Indikator Kinerja Tujuan
Pendidikan Pertanian melalui untuk Pusat Pendidikan
Pertanian adalah :
1. Menghasilkan SDM Pertanian yang berkualitas dan
berdaya saing melalui Pendidikan Tinggi Vokasi
Pertanian dengan Indikator Kinerja Tujuan yaitu :
Peningkatan kualitas dan daya saing SDM Pertanian
3.800 orang melalui Pendidikan Tinggi Vokasi
Pertanian.
2. Meningkatkan Kualifikasi Pendidikan Dosen dan
Tenaga Kependidikan ke jenjang pendidikan
Megister dan Doktor sesuai kebutuhan bidang
Pendidikan Vokasi Pertanian dengan Indikator
Kinerja Tujuan yaitu : Peningkatkan Kualifikasi
Pendidikan 100 orang Dosen dan Tenaga
Kependidikan ke jenjang pendidikan Megister dan
Doktor sesuai kebutuhan bidang Pendidikan Vokasi
Pertanian.
3. Menyiapkan Regenerasi Petani yang berjiwa
Agrosociopreneurship dengan Indikator Kinerja
Tujuan yaitu : Penyiapan 500 orang Regenerasi
Petani yang berjiwa Agrosociopreneurship.
4. Mengembangkan Sarana Prasarana Pendidikan
Vokasi sesuai Standar dengan Indikator Kinerja
Tujuan yaitu : Pengembangan 10 unit Sarana
Prasarana Pendidikan Vokasi sesuai Standar
Pendidikan.
Hal. 18 dari 81
D. SASARAN KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN KEGIATAN.
Sasaran Program & Indikator Kinerja Sasaran
Program (BPPSDMP)
1. Meningkatnya penerapan pengelolaan pertanian
terpadu di pedesaan dengan Indikator Kinerja
Sasaran Program, yaitu : Rasio kelembagaan petani
yang menerapkan sistem pertanian terpadu terhadap
total kelembagaan petani nasional.
2. Meningkatnya kualitas kelembagaan petani nasional
dengan Indikator Kinerja Sasaran Program , yaitu :
a. Rasio kelembagaan petani yang meningkat
kapasitasnya terhadap total kelembagaan petani
nasional.
b. Rasio kelembagaan petani yang menjadi
Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) terhadap
total Kelembagaan Petani Nasional.
3. Meningkatnya Kualitas Pendidikan dengan
Indikator Kinerja Sasaran, Program, yaitu : Rasio
Kelulusan Pendidikan Pertanian yang Bekerja di
Bidang Pertanian terhadap total lulusan
pendidikan pertanian pada tahun berjalan.
4. Meningkatnya kualitas pelatihan dengan Indikator
Kinerja Sasaran Program, yaitu : Penurunan rata-rata
kopetensi GAP Indeks atau CGI peserta pelatihan.
Hal. 19 dari 81
5. Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah di lingkungan BPPSDMP dengan
Indikator Kinerja Sasaran Program, yaitu :
a. Nilai AKIP BPPSDMP bedasarkan penilaian
inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian.
b. Nilai Kenerja atau NK (bedasarkan PMK 214
Tahun 2017).
Sementara untuk Sasaran Kegiatan & Indikator
Kinerja Sasaran Kegiatan Pendidikan Pertanian
melalui untuk Pusat Pendidikan Pertanian adalah :
1. Bertambahnya SDM Pertanian yang Mengikuti
Pendidikan Tinggi Vokasi Pertanian dengan Indikator
Kinerja Sasaran Kegiatan, yaitu : Bertambahnya
3.800 orang SDM Pertanian yang Mengikuti
Pendidikan Tinggi Vokasi Pertanian.
2. Terbentuknya Kelembagaan Pendidikan Tinggi
Vokasi Pertanian sesuai dengan Regulasi yang
berlaku dengan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan,
yaitu : Terbentuknya 10 unit Kelembagaan
Pendidikan Tinggi Vokasi Pertanian sesuai dengan
Regulasi yang berlaku.
3. Meningkatnya jumlah Dosen dan Tenaga
Kependidikan yang berpendidikan Megister dan
Doktor sesuai kebutuhan bidang pendidikan vokasi
pertanian dengan Indikator Kinerja Sasaran
Kegiatan, yaitu : Meningkatnya 100 orang Dosen
Hal. 20 dari 81
dan Tenaga Kependidikan yang berpendidikan
Megister dan Doktor sesuai kebutuhan bidang
pendidikan vokasi pertanian.
4. Meningkatnya jumlah hasil Penelitian Terapan dan
Pengabdian Masyarakat yang dapat mendorong
percepatan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan
Petani dengan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan,
yaitu : Meningkatnya 7 layanan hasil Penelitian
Terapan dan 10 layanan Pengabdian Masyarakat
yang dapat mendorong percepatan Kedaulatan
Pangan dan Kesejahteraan Petani.
5. Dihasilkannya Wirausahawan Muda Pertanian
melalui Kegiatan Penumbuhan Minat Pertanian
dengan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan, yaitu :
Dihasilkannya 500 orang Wirausahawan Muda
Pertanian melalui Kegiatan Penumbuhan Minat
Pertanian.
6. Tersedianya Sarana Prasarana Pendidikan Pertanian
sesuai Standar Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi
Pertanian dengan Indikator Kinerja Sasaran
Kegiatan, yaitu : Tersedianya 10 unit Sarana
Prasarana Pendidikan Pertanian sesuai Standar
Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Pertanian.
Hal. 21 dari 81
BAB. IV
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA
REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
1. Arah Kebijakan dan Strategi Badan PPSDMP
Dalam mendukung arah kebijakan umum
kedaulatan pangan sebagaimana tertuang dalam
RPJM dan arah kebijakan Kementerian Pertanian,
maka arah kebijakan Badan PPSDMP adalah:
a. Optimalisasi peran penyuluhan dalam
pendampingan program swasembada pangan di
Tingkat Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan
Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP);
b. Peningkatan daya saing dan kinerja balai diklat;
c. Tranformasi STPP dan SMK-PP UPT menjadi
Politeknik Pembangunan Pertanian
(Polbantan) serta sertifikasi profesi pertanian;
d. Pemantapan sistem administrasi dan manajemen
yang transparan dan akuntabel.
Strategi Badan PPSDMP dalam mencapai visinya
meliputi dua hal, yaitu:
a. Penguatan kelembagaan petani; dan
b. Penguatan dan peningkatan kapasitas SDM
pertanian.
Hal. 22 dari 81
Sementara untuk Strategi Badan PPSDMP dalam
rangka Penguatan dan Peningkatan Kapasitas SDM
Pertanian melalui untuk Pusat Pendidikan Pertanian
adalah :
a. Transformasi Pendidikan Pertanian.
b. Regenerasi petani melalui Program
Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian
(PWMP).
c. Peningkatan Kualitas Dosen, Guru, dan Calon
Tenaga Pendidik melalui Pendidikan Tinggi dan
Pacsa Sarjana.
d. Pengabdian Masyarakat di Wilayah Perbatasan.
e. Pendampingan Mahasiswa/Alumni/Pemuda
Tani dan Dosen dalam peningkatan produksi
komoditas strategi pertanian.
f. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi Pertanian.
g. Penguatan Program dan Kerjasama Pendidikan
Pertanian.
h. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pertanian.
2. Arah Kebijakan dan Strategi Pendidikan Pertanian
2015 – 2019
Dalam mewujudkan arah dan strategi Badan
PPSDMP yang terkait dengan Pusat Pendidikan
Pertanian diatas, maka arah kebijakan dan strategi
yang akan dilakukan oleh Pusat Pendidikan
Pertanian adalah sebagai berikut:
Hal. 23 dari 81
a. Arah Kebijakan Pendidikan Pertanian 2015 -
2019
1) Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM
pendidikan vokasi pertanian melalui tugas
belajar S2 dan S3 disesuaikan dengan
kebutuhan dan tujuan pembangunan
pertanian.
2) Menghasilkan generasi muda bidang
pertanian melalui Pendidikan Vokasi
Pertanian.
3) Penyelenggaraan Pendidikan Pertanian di
Politeknik diselenggarakan melalui
pendidikan tinggi vokasi pertanian.
4) Lulusan Politeknik memiliki profil keahlian
Pertanian, jiwa kewirausahaan, berkarakter
dan berdaya saing.
5) Pengembangan kerjasama Politeknik dengan
Perguruan Tinggi, Dunia Usaha/Dunia
Industri dan stakeholder lainnya untuk
meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan dan output.
6) Pengembangan Politeknik diarahkan pada
keunggulan teknologi Terapan spesifik lokasi
yang menjadi ciri khas dan kekuatan
Politeknik.
Hal. 24 dari 81
b. Strategi Kebijakan Pendidikan Pertanian 2015
– 2019
1) Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Vokasi
Pertanian berbasis Teaching Factory.
2) Penyelenggaraan Penelitian terapan Bidang
Pertanian.
3) Penyelenggaraan Pengabdian Masyarakat
sesuai dengan Program Kementerian
Pertanian.
4) Penyelenggaraan Kerjasama dengan Dunia
Usaha/Dunia Industri dan stakeholder
terkait.
B. KERANGKA REGULASI
Kerangka regulasi dibutuhkan dalam rangka
pelaksanaan tugas, fungsi serta kewenangan dan
penjabaran peran Pusat Pendidikan Pertanian dalam
mencapai sasaran strategi. Selain itu regulasi tersebut
dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi dalam pembangunan pertanian khususnya di
tingkat daerah. Langkah awal dalam proses
pelaksanaan penyusunan kerangka regulasi adalah
melakukan evaluasi terhadap efektifitas regulasi yang
ada. Apabila hasil evaluasi dinyatakan bahwa regulasi
yang ada, sudah efektif dalam mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran Pusat Pendidikan Pertanian, maka
tidak perlu dibentuk regulasi baru. Apabila hasil
evaluasi ternyata regulasi yang ada belum efektif atau
belum optimal dalam mendukung pencapaian tujuan
Hal. 25 dari 81
dan sasaran Pusat Pendidikan Pertanian, perlu
dibentuk regulasi baru atau perubahan regulasi yang
ada.
Dalam rangka mengoptimalkan sistem Pemantapan
Pendidikan Pertanian, maka perlu dilakukan review
terhadap regulasi yang ada serta menyusun peraturan
operasionalnya. Produk regulasi Pusat Pendidikan
Pertanian adalah sebagai berikut:
1. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 12 Tahun 2016
tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerimaan
Mahasiswa Baru Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian;
2. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 14 Tahun 2016
tentang Pedoman Penumbuhan Wirausahawan Muda
Pertanian;
3. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 18 Tahun 2016
tentang Pedoman Proses Pembelajaran Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian;
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 75 Tahun 2016
tentang Pedoman Penerapan Teaching
Factory/Teaching Farm Pada Lembaga Pendidikan
Vokasi Pertanian di Lingkungan Kementerian
Pertanian;
5. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 150 Tahun 2016
tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pertanian
Nomor 32/Kpts/KP.330/J/10/14 tentang Pedoman
Pemilihan Wakil Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian;
6. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 547 Tahun 2016
tentang Pemberian Tugas Belajar Pegawai Negeri Sipil
Hal. 26 dari 81
Kementerian Pertanian Republik Indonesia Program
Doktor (S3), dan Program Magister (S2) di Dalam
Negeri;
7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 562 Tahun 2016
tentang Pemenang Pengembangan Karya Ilmiah Bagi
Tenaga Pendidik Tahun 2016;
8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 558 Tahun 2016
tentang Penetapan Tenaga Pendidik Berprestasi;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 Tahun 2017
tentang Standar Pendidikan Tinggi Vokasi Lingkup
Kementerian Pertanian;
10. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 16 Tahun 2017
tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerimaan Calon
Mahasiswa Pendidikan Tinggi Vokasi Lingkup
Kementerian Pertanian;
11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 25 Tahun 2017
tentang Pedoman Proses Pembelajaran Pada
Pendidikan Tinggi Vokasi Lingkup Kementerian
Pertanian;
12. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 28 Tahun 2017
tentang Petunjuk Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi Vokasi Lingkup Kementerian Pertanian;
13. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 483 Tahun 2017
tentang Penetapan Tenaga Pendidik Berprestasi Tahun
2017;
14. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 484 Tahun 2017
tentang Pemenang Pengembangan Karya Ilmiah Bagi
Tenaga Pendidik Tahun 2017;
Hal. 27 dari 81
15. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2018
tentang Pedoman Penumbuhan Wirausahawan Muda
Peraturan.
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik
Pembangunan Pertanian.
17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36 Tahun 2018
tentang Statuta Politeknik Pembangunan Pertanian.
18. Surat Keputusan Kepala Badan PPSDMP Nomor 88
Tahun 2018 tentang Profil, Capaian Pembelajaran,
dan Bahan Kajian Kurikulum Pendidikan Tinggi
Vokasi Lingkup Kementerian Pertanian
C. KERANGKA KELEMBAGAAN
Pusat Pendidikan Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis
pendidikan vokasi pertanian, rencana dan program
pendidikan pertanian, serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan. Dalam melaksanakan
tugasnya tersebut Pusat Pendidikan Pertanian
menyelanggarakan fungsi-fungsi:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program
kerja sama, dan pemantauan, serta evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan pendidikan
pertanian;
2. Pelaksanaan pengembangan dibidang pendidikan
pertanian.
Struktur organisasi Pusat Pendidikan Pertanian
terdiri dari 3 Bidang dan 6 Subbidang, yaitu:
Hal. 28 dari 81
1. Bidang Program dan Kerjasama dengan:
a. Sub Bidang program;
b. Sub Bidang kerja sama.
2. Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dengan:
a. Sub Bidang Kurikulum, dan Sistem
Pembelajaran;
b. Sub Bidang Peserta Didik.
3. Bidang Kelembangaan dan Ketenagaan dengan:
a. Sub Bidang Kelembagaan;
b. Sub Bidang Ketenagaan.
Selain itu Pusat Pendidikan Pertanian
mengkoordinasikan 9 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
terbagi dalam 10 Satuan Kerja (Satker), dan 87 SMK-PP
Pemda/Yayasan yang dibina berlokasi di Daerah.
Secara lengkap sebagai berikut :
1. Polbangtan/STPP Medan – Sumatera Utara (1
Satker);
2. Polbangtan/STPP Bogor – Jawa Barat (1 Satker);
3. Polbangtan/STPP Yogyakarta - Magelang (2
Satker);
4. Polbangtan/STPP Malang – Jawa Timur (1 Satker);
5. Polbangtan/STPP Gowa – Sulawesi Selatan (1
Satker);
6. Polbangtan/STPP Manokwari – Papua Barat (1
Satker);
7. Polbangtan/SMK-PP Negeri Sembawa – Sumatera
Selatan (1 Satker);
8. Polbangtan/SMK-PP Negeri Banjarbaru –
Kalimantan Selatan (1 Satker);
Hal. 29 dari 81
9. Polbangtan/SMK-PP Negeri Kupang – Nusa
Tenggara Timur (1 Satker);
10. SMK-PP dan SMK Pertanian milik Pemda &
Yayasan sebanyak 84 sekolah.
Hal. 30 dari 81
BAB. V
PROGRAM, INDIKATOR KINERJA PROGRAM, PROGRAM
AKSI, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KEGIATAN,
TARGET KINERJA, DAN KERANGKA PENDANAAN
A. PROGRAM DAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM
Pusat Pendidikan Pertanian merupakan Unit Eselon II
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Program BPPSDMP Tahun 2015-2019 adalah (1) Program
Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian dan (2)
Program Pendidikan Pertanian.
Mengacu pada program pendidikan pertanian, maka
pelaksanaan kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian adalah
melalui kegiatan “dijabarkan ke dalam kegiatan Penguatan
Pendidikan Pertanian”.
Table 1.IKU/IKP Badan PPSDMP 2015-2019
Program IKU Badan
PPSDMP
IKU Badan
PPSDMP Program
IKU Badan
PPSDMP
IKU Badan
PPSDMP
(2015-2016) Tahun 2015 Tahun 2016 2017 Tahun 2017 2018-2019
1. Peningkatan
Penyuluhan,
Pendidikan,
dan Pelatihan
Pertanian
1. Jumlah
kelembaga
an petani
yang
meningkat
kapasitasn
ya (unit)
2. Jumlah
BPP yang
meningkat
kapasitasn
ya (unit)
3. Jumlah
SDM
lulusan
pendidikan
tinggi dan
1. Jumlah
kelembagaan
petani yang
meningkat
kapasitasnya
(unit)
2. Jumlah BPP
yang
meningkat
kapasitasnya
(unit)
3. Jumlah SDM
lulusan
pendidikan
tinggi yang
memenuhi
standar
1. Pening-
katan
Penyuluh
an, dan
Pelatihan
Pertanian
1. Persentase
peningkatan
kapasitas
kelmbagaan
petani (%)
2. Jumlah
Balai
Penyuluhan
Pertanian
yang
meningkat
kapasitasnya
(Unit)
3. Meningkatny
a kinerja
penyuluh
pertanian
1. Rasio
kelembaga-an
petani yang
menerapka-n
sistem
pertanian
terpadu
terhadap total
kelembaga-an
petani
nasional
2. Rasio
kelembaga-an
petani yang
meningkat
kapasitasn-ya
terhadap total
Hal. 31 dari 81
Program IKU Badan
PPSDMP
IKU Badan
PPSDMP Program
IKU Badan
PPSDMP
IKU Badan
PPSDMP
(2015-2016) Tahun 2015 Tahun 2016 2017 Tahun 2017 2018-2019
pendidikan
menengah
pertanian
yang
memenuhi
standar
kompetensi
kerja (orang)
kompetensi
kerja (orang)
kelembagaan
petani nasional
4. Jumlah
aparatur
dan non
aparatur
pertanian
yang
meningkat
kompetens
i kerjanya
(orang)
4. Jumlah
aparatur dan
non aparatur
pertanian
yang
meningkat
kompetensi
kerjanya
(orang)
4. Jumlah
aparatur dan
non
aparatur
pertanian
yang
menerapkan
hasil berlatih
(Orang)
5. Jumlah SDM
pertanian
yang
menerapkan
hasil
sertifikasi
sesuai
profesinya(O
rang)
Jumlah
layanan
administrasi
dan
manajemen
Badan
PPSDMP
(Layanan)
3. Rasio
kelembaga-an
petani yang
menjadi KEP
terhadap total
kelembaga-an
petani
nasional
4. Indeks
Kepuasan
Masyarakat
(IKM) atas
layanan
Publik
BPPSDMP
5. Penurunan
rata-rata
Competency
Gap Index
(CGI) peserta
pelatihan (%)
6. Nilai AKIP
BPPSDMP
berdasarkan
penilaian
Inspektorat
Jenderal
Kementerian
Pertanian
Nilai Kinerja
(NK)
(berdasarkan
PMK 249 Tahun
2011)
Hal. 32 dari 81
Program IKU Badan
PPSDMP
IKU Badan
PPSDMP Program
IKU Badan
PPSDMP
IKU Badan
PPSDMP
(2015-2016) Tahun 2015 Tahun 2016 2017 Tahun 2017 2018-2019
2. Program
Pendidikan
Menengah
Pertanian
-
-
-
Jumlah SDM
lulusan
pendidikan
menengah
pertanian yang
memenuhi
standar
kompetensi
kerja (orang)
-
2. Program
Pendidika
n
Pertanian
1. Jumlah SDM
lulusan
pendidikan
tinggi
pertanian
yang
memenuhi
standar
kompetensi
kerja (orang)
2. Jumlah SDM
lulusan
pendidikan
menengah
pertanian
yang
memenuhi
standar
kompetensi
kerja (orang)
3. Regenerasi
petani
melalui
penumbuha
n wirausaha
muda
pertanian
oleh
mahasiswa
STPP, siswa
SMK-PP, dan
alumni
Perguruan
Tinggi Mitra
(kelompok)
Hal. 33 dari 81
B. PROGRAM AKSI
1. Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu
Kementerian Pertanian telah menetapkan
sebelas arah Kebijakan Pembangunan Pertanian
tahun 2015 – 2019 dengan tujuan utama untuk
mencapai kemandirian pangan dan berkelanjutan
sekaligus ramah lingkungan. Untuk mendukung
tercapainya kemandirian pangan tersebut, telah
dilakukan berbagai upaya, antara lain melalui
pemberdayaan sumberdaya manusia pertanian pada
kawasan sentra produksi sub sektor tanaman
pangan, perkebunan, hortikultura dan peternakan
yang meliputi 7 (tujuh) komoditas strategi nasional
yaitu padi, jagung, kedelai, tebu, aneka cabai,
bawang, dan sapi/kerbau. Ketahanan pangan
merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak
atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar
utama hak azasi manusia. Ketahanan pangan juga
merupakan bagian sangat penting dari ketahanan
nasional. Dalam hal ini hak atas pangan seharusnya
mendapat perhatian yang sama besar dengan usaha
menegakkan pilar-pilar hak azasi manusia. Untuk
mewujudkan kondisi ketahanan pangan nasional
yang mantap, subsistem ketahanan pangan
(ketersediaan, distribusi dan konsumsi) dalam
sistem ketahanan pangan diharapkan dapat
berfungsi secara sinergis, melalui kerja sama antar
komponen yang digerakkan oleh pemerintah dan
masyarakat.
Hal. 34 dari 81
Ketahanan pangan tidak hanya mencakup
pengertian ketersediaan pangan yang cukup, tetapi
juga kemampuan untuk mengakses (termasuk
membeli) pangan dan tidak terjadinya
ketergantungan pangan pada pihak manapun.
Dalam hal inilah, petani memiliki kedudukan
strategi dalam ketahanan pangan, dimana petani
adalah produsen pangan sekaligus kelompok
konsumen pangan terbesar.
Petani harus memiliki kemampuan untuk
memproduksi pangan secara mandiri dan juga harus
memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan pangan dan hidup mereka sendiri.
Keadaan ini merupakan salah satu upaya untuk
memenuhi kebutuhan pangan serta meningkatkan
produktifitas dan kualitas ketahanan pangan
masyarakat petani.
Arah kebijakan umum pengembangan sektor
pertanian ditujukan pada upaya, peningkatan
produktivitas, produksi dan nilai tambah hasil
pertanian untuk menunjang kebutuhan pangan
nasional serta memenuhi kebutuhan bahan baku
industri dan ekspor, sekaligus meningkatkan
kesempatan kerja dan pendapatan para pelaku
utama dan pelaku usaha. Secara eksplisit arah
kebijakan umum pengembangan sektor pertanian
antara lain:
Hal. 35 dari 81
a. Peningkatan produktivitas dan produksi hasil
pertanian untuk memenuhi kebutuhan bahan
pangan, bahan baku industri dan mengisi
peluang ekspor, melalui upaya peningkatan
mutu intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi
dan konservasi.
b. Peningkatan nilai tambah produk-produk hasil
pertanian untuk meningkatkan pendapatan
petani dan para pelaku usaha lain yang terlibat
langsung maupun tidak langsung dengan usaha
pertanian.
c. Peningkatan kesempatan dan penyerapan tenaga
kerja di sektor pertanian untuk mengurangi
jumlah pengangguran dari angkatan kerja yang
terus semakin bertambah.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
adanya dukungan kebijakan strategi dan
pengaturan teknis agar seluruh sumberdaya, baik
sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam
berfungsi secara harmonis dan optimal. Padi,
Jagung dan Kedelai serta komoditas strategi
pertanian lainnya antara lain Tebu, Aneka Cabai,
Bawang dan Sapi/kerbau yang merupakan 7 (tujuh)
komoditas hasil pertanian strategi yang seringkali
menjadi isu nasional. Kementerian Pertanian mulai
tahun 2016 menargetkan peningkatan produksi padi
minimal 76,2 juta ton GKP, jagung 21,4 juta ton,
kedelai 1,82 juta ton, aneka cabai 1,1 juta ton,
Hal. 36 dari 81
bawang merah 1,173 juta ton, tebu 3,2 juta ton dan
sapi/kerbau 0,552 juta ton.
Dalam implementasi pencapaian target
peningkatan produksi komoditas tersebut, disadari
adanya beberapa keterbatasan sebagai faktor
pembatas, antara lain keberadaan lahan dimana
banyaknya alih fungsi lahan pertanian produktif
menjadi pemukiman, lahan industri dan sebagainya.
Kondisi lain yang menjadi faktor pembatas adalah
petani dan penyuluh pertanian.
Jumlah penyuluh pertanian pada dasawarsa
terakhir ini mengalami penurunan yang nyata
karena pensiun, alih fungsi ke non penyuluh
pertanian dan rendahnya rekruitmen penyuluh
pertanian. Mengingat kondisi tersebut, maka
diperlukan upaya strategi, antara lain penyiapan
tenaga energik dan mandiri yang dapat membantu
kinerja penyuluh dan pendampingan kepada petani.
Upaya tersebut didukung dengan implementasi
secara nyata di lapangan dengan memberikan
perhatian yang serius dari semua pihak, termasuk
perguruan tinggi sebagai komunitas masyarakat
akademis, dalam hal ini adalah civitas akademika
yang terdiri atas dosen dan Mahasiswa/Alumni.
Oleh karena itu, dalam rangka pencapaian
target peningkatan produksi 7 (tujuh) komoditas
strategi serta membantu tugas penyuluhan dan
Hal. 37 dari 81
pendampingan petani, Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian mencanangkan
program pendampingan Mahasiswa/Alumni sejak
tahun 2015. Pendampingan oleh dosen dan
Mahasiswa/Alumni ini diselenggarakan
berkoordinasi dengan instansi terkait di tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota, dan kelembagaan
petani yang diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas lahan dan produksi strategi.
Potensi pengembangan komoditas strategi
nasional tersebut masih cukup besar, baik melalui
peningkatan produktivitas tanaman, perluasan areal
tanam maupun peningkatan populasi. Maka dari itu
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
usahatani ketujuh komoditas tersebut masih terus
diupayakan, melalui peningkatan produksi di lokasi
sentra produksi pangan menuju swasembada
pangan dan swasembada berkelanjutan.
Gerakan Pemberdayaan Petani melalui
Pendampingan PTN/STPP/POLBANGTAN pada
wilayah sentra produksi pangan dilaksanakan di 17
provinsi yaitu D.I. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan dan Papua Barat. Jenis kegiatan
Hal. 38 dari 81
pendampingan mahasiswa/alumni di sentra
produksi pangan meliputi :
a. Rekrutmen tenaga pendamping dan supervisor
di tingkat perguruan tinggi dan
STPP/Polbangtan;
b. Pembekalan bagi Dosen dan
Mahasiswa/Alumni;
c. Koordinasi dan sinkronisasi program
dilaksanakan di tingkat pusat, wilayah, dan
Perguruan Tinggi;
d. Pendampingan petani yang meliputi
perencanaan dan pelaksanaan usaha tani,
introduksi teknologi dan kelembagaan petani;
e. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh
Panitia Kerja Tingkat Pusat, Kelompok Kerja
Wilayah Koordinasi, Kelompok Kerja
Pendampingan dan Pelaksana berupa
identifikasi dan penyelesaian permasalahan
produksi padi, jagung dan kedelai serta tebu,
aneka cabai, bawang dan daging;
f. Pengujian teknologi pertanian dilaksanakan
oleh dosen dan Mahasiswa/Alumni bersama
penyuluh pertanian. Pengujian teknologi
pertanian dapat dilakukan pada kegiatan pra-
panen dan atau pasca-panen dan bentuknya
dapat berupa demplot, pengujian alat atau
lainnya.
Hal. 39 dari 81
Gambar 10. Tata Organisasi dan Pengelola
Pengawalan Mahasiswa.
2. Regenerasi Petani
Menurut data BPS, angkatan kerja di Indonesia
sebanyak 121.9 juta orang per agustus 2014.
Pengangguran terbuka per Agustus 2014 sebesar
5.94 persen, sementara pada sektor pertanian
dihadapkan pada tantangan menurunnya minat
para pemuda untuk bekerja pada sektor pertanian.
Banyak pemuda di pedesaan yang lebih senang pergi
ke kota bekerja pada sektor informal tanpa
keterampilan yang memadai, sehingga menyebabkan
terjadinya transfer pengangguran dari desa ke kota.
Sementara itu lulusan sarjana pertanian hanya
sedikit yang memilih untuk bekerja menjadi petani,
bahkan ada yang memilih bekerja di luar sektor
pertanian. Berangkat dari keprihatinan rendahnya
Hal. 40 dari 81
tenaga kerja terdidik yang bekerja dan kenyataan
bahwa semakin terbukanya akses pendidikan
khususnya pendidikan menengah kejuruan
pertanian dan pendidikan program sarjana bagi
masyarakat Indonesia maka penting untuk
memberikan bekal kepada generasi muda dalam
aspek teoritis maupun praktis secara proporsional.
Pendekatan secara teoritis atau konseptual
memberikan kesempatan kepada generasi muda
mengembangkan daya analisis dan kritis atas
fenomena, sedangkan pandangan praktis
memberikan kemampuan generasi muda untuk
secara riil melakukan sesuatu yang nyata dan
dirasakan masyarakat disekitarnya.
Program Aksi Regenerasi Petani ini berusaha
mensinergikan kepentingan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia dan aspek pembangunan
pertanian, sehingga para pemuda diharapkan
mampu dan mau terjun ke dunia pertanian. Dengan
kegiatan ini, siswa lulusan SMK-PP dan mahasiswa
sarjana pertanian akan mempraktekkan
pemahamannya berkaitan pertanian sebagai
agripreneur sehingga setelah lulus akan menjadi
petani pengusaha dan sekaligus menjadi pemuda
penggerak sektor pertanian melalui kegiatan 1)
Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian dan 2)
Transformasi Pendidikan.
Hal. 41 dari 81
Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian
Saat ini, salah satu tantangan yang dihadapi
pada sektor pertanian adalah menurunnya minat
para pemuda untuk bekerja pada sektor ini.
Dimungkinkan penyebabnya kesan pemuda
terhadap pekerjaan sektor pertanian adalah
pekerjaan petani yang berada di sawah, bergelut
dengan lumpur, tradisional, berada di pedesaan, dan
terbelakang. Disamping itu didukung pula oleh
kenyataan bahwa sebagian besar lulusan perguruan
tinggi penyelenggara pendidikan cenderung lebih
sebagai pencari kerja (jobseeker) daripada pencipta
lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini
kemungkinan sistem pembelajaran yang diterapkan
saat ini masih terfokus pada bagaimana menyiapkan
para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan
pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan
pekerjaan. Kenyataan lainnya adalah sarjana
pertanian yang bekerja di sektor pertanian sedikit,
mereka cenderung memilih bekerja diluar sektor
pertanian.
Pada jangka panjang kondisi tersebut secara
gradual berdampak menurunnya jumlah tenaga
kerja terdidik yang bekerja di sektor pertanian, dan
pada akhirnya terjadi kelangkaan tenaga terdidik
pada sektor pertanian. Kondisi ini harus dihentikan,
dan perlu dilakukan terobosan guna memperkuat
SDM pertanian.
Hal. 42 dari 81
Strategi yang dilakukan guna memperluat SDM
pertanian tersebut adalah mengubah kesan kepada
pemuda bahwa sektor pertanian bukan hanya
budidaya tanaman di sawah melainkan sektor
pertanian adalah usaha agribisnis dari subsitem
hulu sampai hilir yang justru memberikan peluang
kerja dan peluang usaha yang sangat luas. Strategi
lainnya adalah menumbuhkembangkan jiwa
kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas
kewirausahaan dibidang pertanian agar para lulusan
perguruan tinggi pertanian lebih menjadi pencipta
lapangan kerja. Melalui kegiatan ini peserta didik
akan bertindak sebagai wirausahawan muda
pertanian (Agripreneur). Setelah menjadi tenaga
terdidik pertanian diharapkan akan menjadi
pengusaha pertanian, sekaligus menjadi penggerak
dan pencipta lapangan kerja di sektor pertanian.
Pada tataran operasional, penumbuhan
wirausahawan muda pertanian terbagi dalam tiga
tahap: penyadaran dan penumbuhan,
pengembangan, dan pemandirian. Masing-masing
tahap dilaksanakan satu tahun.
Transformasi Pendidikan
Kebijakan Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian tentang Transformasi
UPT Kementerian Pertanian menuju lembaga yang
profesional, mandiri dan berdaya saing serta
berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan,
Hal. 43 dari 81
peluang, tantangan dan kelembagaan serta
ketersediaan sumberdaya yang ada maka maka
perlu dilakukan perubahan kelembagaan SMK-PP
dan STPP menjadi Politeknik.
Dalam mencapai perubahan tersebut telah
disusun tahapan kegiatan yang diperlukan oleh
Pusat Pendidikan Pertanian maupun UPT Pertanian
sebagai berikut : 1) Produk Hukum, 2)
Pengembangan Prodi/Minat Studi, 3)
Kurikulum/Silabus/Profil, 4) Perencanaan Tenaga
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pengembangan
Sapras, dan 5) Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru.
C. KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
1. Kegiatan Pendidikan
Guna Menyiapkan generasi muda terdidik,
terlatih dan kompeten yang unggul dalam
agrosociopreneur, maka perlu diterapkan sistem
pembelajaran dengan mengunakan metode Teaching
Factory. Teaching Factory adalah model
pembelajaran yang mengkondisikan tempat praktik
di Polbangtan/STPP/SMK-PP seperti tempat kerja
dunia usaha/dunia industri (DU/DI) sesungguhnya.
Dalam model pembelajaran ini, peserta didik akan
diarahkan mengelola jenis usaha bidang budidaya
(tanaman dan ternak), pengolahan hasil, maupun
pemasaran hasil pertanian. Diharapkan, para
lulusan tidak hanya menjadi pencari kerja (job
Hal. 44 dari 81
seeker) tetapi juga menjadi pencipta lapangan kerja
(job creator).
Sehingga kegiatan Pendidikan Pertanian Tahun 2015
– 2019 berfokus pada :
a. Pemberian Tugas Belajar S2 dan S3 bagi Dosen
dan tenaga kependidikan.
b. Penambahan Program Studi.
c. Peningkatan jumlah penerimaan mahasiswa
baru.
d. Penyempurnaan dan Pengembangan Kurikulum.
e. Peningkatan Kapasitas Dosen dan Tenaga
Kependidikan.
f. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Induk
Penelitian Terapan Pertanian.
g. Pembinaan Karakter Peserta Didik dan Tata
Kehidupan Kampus.
h. Penyediaan Bantuan Modal dan Kegiatan
Pendukung Lainnya untuk program Penumbuhan
Wirausaha Muda Pertanian.
i. Pembangunan dan penyediaan sarana prasarana
Teaching Factory dan sarana pembelajaran
lainnya sesuai Standar Pendidikan Vokasi
Pertanian.
j. Pembangunan, Perbaikan dan Pemeliharaan
Sarana Pendukung Pendidikan.
k. Terobosan Jejaring Kerjasama dengan
Kementerian lain terkait Pengembangan Aset
Pendidikan Pertanian.
l. SDM Pertanian yang diuji Kompetensinya dalam
Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian.
Hal. 45 dari 81
2. Indikator Kinerja Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), Target Kinerja
dan Kerangka Pendanaan Program Pendidikan
Pertanian tersaji pada Tabel 2
Tabel 1. Indikator Kinerja Utama/Program dan Indikator
Kinerja Kegiatan lingkup Pusat Pendidikan Pertanian Tahun 2015 – 2019
TAHUN PROGRAM Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Output Kegiatan
2015 Peningkatan
Penyuluhan,
Pendidikan dan
Pelatihan
Pertanian
1. Jumlah SDM lulusan
Pendidikan Tinggi
Pertanian yang Memenuhi
Standar Kompetensi kerja
(orang)
2. Jumlah SDM lulusan
Pendidikan Menengah
Pertanian Yang Memenuhi
Standar Kompetensi kerja
(orang)
1.1. Jumlah aparatur
pertanian yang
mengikuti pendidikan
S2/S3 (orang)
1.2. Jumlah aparatur
pertanian dan non
aparatur pertanian yang
mengikuti pendidikan
Diploma IV (orang)
1.3. Jumlah kelembagaan
pendidikan tinggi
pertanian (unit)
1.4. Jumlah kelembagaan
standardisasi dan
sertifikasi profesi yang
difasilitasi dan
dikembangkan (unit)
1.5. Jumlah ketenagaan
pendidikan pertanian
yang difasilitasi dan
dikembangkan (orang)
1.6. Jumlah profesi
pertanian yang
distandardisasi (Dok)
1.7. Jumlah SDM pertanian
yang mengikuti
sertifikasi profesi
(orang)
1.8. Jumlah Dukungan
Revitalisasi Pendidikan
Pertanian dan
Pengembangan
Hal. 46 dari 81
TAHUN PROGRAM Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Output Kegiatan
Standardisasi serta
Sertifikasi Profesi SDM
Pertanian (bulan)
2.1. Jumlah generasi muda
pertanian yang
mengikuti pendidikan di
SMK-PP/SMK Pertanian
yang difasilitasi (orang)
2.2. Jumlah kelembagaan
pendidikan menengah
pertanian yang
difasilitasi dan
dikembangkan (unit)
2.3. Ketenagaan pendidikan
menengah pertanian
yang difasilitasi dan
dikembangkan (orang)
2.4. Jumlah Dukungan
Pendidikan Menengah
Pertanian (bulan)
2016 Peningkatan
Penyuluhan,
Pendidikan dan
Pelatihan
Pertanian
Jumlah SDM lulusan
Pendidikan Tinggi Pertanian
Yang Memenuhi Standar
Kompetensi kerja (orang)
1. Jumlah SDM pertanian
yang mengikuti
pendidikan tinggi
2. Jumlah aparatur
pertanian yang
mengikuti pasca sarjana
S2/S3
3. Jumlah
mahasiswa/alumni yang
menjadi petugas
pendampingan program
swasembada pangan
4. Jumlah
siswa/mahasiswa/alum
ni yang Terfasilitasi
Berwirausaha di bidang
Pertanian
5. Jumlah kelembagaan
pendidikan tinggi
pertanian
6. Jumlah ketenagaan
pendidikan pertanian
Hal. 47 dari 81
TAHUN PROGRAM Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Output Kegiatan
yang difasilitasi dan
dikembangkan
7. Jumlah dukungan
revitalisasi pendidikan
tinggi pertanian
Pendidikan
Menengah
Pertanian
Jumlah SDM lulusan
Pendidikan Menengah
Pertanian yang Memenuhi
Standar Kompetensi kerja
(orang)
1. Jumlah generasi muda
pertanian yang
mengikuti pendidikan di
SMK-PP/SMK Pertanian
yang difasilitasi
2. Jumlah kelembagaan
pendidikan menengah
pertanian yang
difasilitasi dan
dikembangkan
3. Ketenagaan pendidikan
menengah pertanian
yang difasilitasi dan
dikembangkan
4. Jumlah dukungan
pendidikan menengah
pertanian
2017 Pendidikan
Pertanian
Jumlah SDM lulusan
Pendidikan Tinggi dan
Menengah Vokasi Pertanian
yang Memenuhi Standar
Kompetensi kerja (orang)
1. Layanan Pendidikan
dan Pelatihan (layanan)
2. Layanan internal
organisasi (dokumen)
3. Jumlah dukungan
revitalisasi pendidikan
tinggi pertanian (bulan)
2018 Pendidikan
Pertanian
Jumlah SDM lulusan
Pendidikan Vokasi Pertanian
yang Memenuhi Standar
Kompetensi kerja (orang)
1. Jumlah Mahasiswa
Yang Mengikuti
Pendidikan Tinggi
Pertanian (Orang)
2. Jumlah Aparatur
Pertanian yang
Mengikuti Pendidikan
Formal Pasca Sarjana
S2 dan S3
3. Meningkatnya Kualitas
Guru dan Dosen
Pendidikan Vokasi
4. Jumlah Mahasiswa dari
Perguruan Tinggi Negeri
Hal. 48 dari 81
TAHUN PROGRAM Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Output Kegiatan
yang Melakukan
Pendampingan dalam
Kegiatan Peningkatan
Produksi Komoditas
Strategi Pertanian
5. Jumlah
Siswa/Mahasiswa/Alu
mni yang Terfasilitasi
Berwirausaha di bidang
Pertanian
6. Jumlah Siswa yang
Mengikuti Pendidikan
Menengah Pertanian di
SMK-PP
7. Pengabdian Masyarakat
di Wilayah Perbatasan
8. Jumlah SDM Pertanian
yang diuji
Kompetensinya dalam
Sertifikasi Profesi
Bidang Pertanian
9. Jumlah Kelembagaan
STPP yang Terpenuhi
Sarana Prasarananya
10. Jumlah Kelembagaan
SMK-PP yang Terpenuhi
Sarana dan
Prasarananya
11. Tersedianya Norma,
Standart, Prosedur dan
Kriteria Pendidikan
Pertanian
12. Terkelolanya PNBP
dalam Mendukung
Sarana Prasaranan
Pendidikan Pertanian
13. Terbanyarnya Gaji,
Tunjangan, Operasional
dan Pemeliharaan
Kantor
2018* Pendidikan
Pertanian
Rasio Lulusan Pendidikan
Pertanian Yang Bekerja di
Bidang Pertanian terhadap
1. Jumlah Lulusan
Pendidikan Pertanian
Yang Bekerja di Bidang
Hal. 49 dari 81
TAHUN PROGRAM Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Output Kegiatan
Total Lulusan Pendidikan
Pertanian Pada Tahun Berjalan
(%)
Pertanian (orang)
2. Rasio Lembaga
Pendidikan Pertanian
Yang Memiliki Akreditasi
Minimal C terhadap
Total Lembaga
Pendidikan Pertanian
(%)
3. Tingkat Kepuasan
Peserta Didik Terhadap
Penyelenggaraan
Pendidikan Pertanian
(Skala Likert)
2019 Pendidikan
Pertanian
Rasio Lulusan Pendidikan
Pertanian Yang Bekerja di
Bidang Pertanian terhadap
Total Lulusan Pendidikan
Pertanian Pada Tahun Berjalan
(%)
1. Jumlah Lulusan
Pendidikan Pertanian
Yang Bekerja di Bidang
Pertanian (orang)
2. Rasio Lembaga
Pendidikan Pertanian
Yang Memiliki Akreditasi
Minimal C terhadap
Total Lembaga
Pendidikan Pertanian
(%)
3. Tingkat Kepuasan
Peserta Didik Terhadap
Penyelenggaraan
Pendidikan Pertanian
(Skala Likert)
Hal. 50 dari 81
Tabel 2. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja
Kegiatan dan Indikator Output Program Kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian 2015
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Keluaran Target IKK Target IKU Target
1 Jumlah Aparatur
Pertanian yang
Mengikuti
Pendidikan Formal
Pasca Sarjana
230
Orang
Jumlah SDM Lulusan
Pendidikan Tinggi dan
Pendidikan Menengah
Pertanian Yang Memenuhi
Standar Kompetensi Kerja
5.065
(Orang)
Meningkatnya
Kompetensi
Aparatur dan
Non Aparatur
Pertanian
5.065
2 Jumlah Aparatur
Pertanian yang
Mengikuti
Pendidikan Tinggi
Kedinasan Pertanian
2.850
Orang
Jumlah SDM Pertanian
Yang Tersertifikasi Profesi
Bidang Pertanian
2.475
(Orang)
3 Jumlah
Kelembagaan
Pendidikan
Pertanian,
Standardisasi dan
Sertifikasi Profesi
Pertanian yang
Difasilitasi dan
Dikembangkan
17
Unit
Jumlah Generasi Muda
Pertanian yang Mengikuti
Pendidikan Menengah
Pertanian
15.640
Orang
4 Jumlah Ketenagaan
Pendidikan
Pertanian,
Standardisasi dan
Sertifikasi Profesi
Pertanian yang
Difasilitasi dan
Dikembangkan
163
Orang
Jumlah Kelembagaan
SMKPP yang Difasilitasi
dan Dikembangkan
75 Unit
5 Jumlah Profesi
Bidang Pertanian
yang Distandarisasi
5 Dok Jumlah Ketenagaan
SMKPP yang Difasilitasi
dan Dikembangkan
166 Orang
Hal. 51 dari 81
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Keluaran Target IKK Target IKU Target
6 Jumlah SDM
Pertanian yang
mengikuti Sertifikasi
Profesi
2700
Orang
Jumlah Dukungan
Pendidikan Menengah
Pertanian
12
Bulan
7 Jumlah Dukungan
Revitalisasi
Pendidikan
Pertanian serta
Pengembangan
Standarisasi dan
Sertifikasi Profesi
SDM Pertanian
18
Dok
8 Jumlah Dokumen
Penyelenggaraan
Bidang Pendidikan
yang Dihasilkan
1
Dok
9 Jumlah Peralatan
dan Fasilitas
Perkantoran
3
Unit
10 Jumlah Generasi
Muda Pertanian
yang Mengikuti
Pendidikan
Menengah Pertanian
15.640
Orang
11 Jumlah
Kelembagaan SMKPP
yang Difasilitasi dan
Dikembangkan
75
Unit
12 Jumlah Ketenagaan
SMKPP yang
Difasilitasi dan
Dikembangkan
166
Orang
13 Jumlah Dukungan
Pendidikan
Menengah Pertanian
12
Bulan
Hal. 52 dari 81
Tabel 3. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja
Kegiatan dan Indikator Output Program Kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian
2016
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Keluaran Target IKK Target IKU Target
1 Peningkatan
Kapasitas SDM
Pertanian Melalui
Pendidikan Tinggi
Pertanian (Orang)
7.042 Jumlah Profesi Bidang
Pertanian Yang
Distandardisasi
(Dokumen)
3 Jumlah SDM
Lulusan
Pendidikan
Tinggi Pertanian
Yang Memenuhi
Standar
Kompetensi
Kerja (Orang)
600
2 Layanan Internal
Organisasi
(Dokumen)
30 Jumlah SDM
Pertanian Yang
Mengikuti Sertifikasi
Profesi Bidang
Pertanian (Orang)
750
3 Jumlah Dukungan
Revitalisasi
Pendidikan
Pertanian (Bulan)
12 Jumlah Kelembagaan
Pendidikan Tinggi
Pertanian dan
Sertifikasi Profesi
Pertanian Yang
Difasilitasi dan
Dikembangkan (Unit)
6
4 Peningkatan
Kapasitas SDM
Pertanian melalui
Pendidikan
Menengah Pertanian
(Orang)
19.328 Jumlah Ketenagaan
Pendidikan Tinggi
Pertanian serta
Standardisasi dan
Sertifikasi Profesi Yang
Ditingkatkan dan
Dikembangkan
Kualitasnya (Orang)
499
5 Layanan Internal
Organisasi
(Dokumen)
4 Jumlah SDM
Pertanian Yang
Mengikuti Pendidikan
Tinggi dan Aparatur
Pertanian Yang
280
Hal. 53 dari 81
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Keluaran Target IKK Target IKU Target
Mengikuti Pendidikan
Pasca Sarjana dan
Mahasiswa Yang
Menjadi Petugas
Pendampingan
Program Swasembada
Pangan
6 Jumlah Dukungan
Pementapan
Pendidikan
Menengah Pertanian
(Bulan)
12 Jumlah dukungan
Revitalisasi Pendidikan
Pertanian dan
Pengembangan
Standardisasi serta
Sertifikasi Profesi SDM
Pertanian (Bulan)
12
7 Jumlah Generasi
Muda Pertanian Yang
Mengikuti Pendidikan
Menengah Pertanian
(Orang)
19.328
8 Jumlah Kelembagaan
SMK-PP Yang
Difasilitasi dan
Dikembangkan
84
9 Jumlah Ketengaan
SMK-PP Yang di
Fasilitasi dan
Dikembangkan
Kualitasnya (Orang)
402
10 Jumlah Dukungan
Pemantapan
Pendidikan Menengah
Pertanian (Dokumen)
6
11 Jumlah Dukungan
Pemantapan
Pendidikan Menengah
Pertanian (Bulan)
12
Hal. 54 dari 81
Tabel 4. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja
Kegiatan dan Indikator Output Program Kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian 2017
NO SUB.OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target IKK Target IKU Target
1. Jumlah Aparatur
dan Non Aparatur
Pertanian Yang
Mengikuti
Pendidikan Tinggi
Pertanian (D-IV)
3.731 Layanan Internal
Overhead (layanan)
918 Jumlah SDM
Lulusan
Pendidikan Tinggi
dan Pendidikan
Menengah
Pertanian Yang
Memenuhi
Standar
Kompetensi Kerja
3.881
2 Jumlah Tenaga
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Tinggi
Bidang Pertanian
Yang Mengikuti
Seminar, Lokakarya,
Workshop dan Studi
Banding (Orang)
184 Layanan Pendidikan
dan Pelatihan
(Layanan)
34.246
3 Jumlah Aparatur
Yang Mengikuti
Pendidikan Formal
Pasca Sarjana
(Orang)
300
4 Jumlah STPP Yang
Terfasilitasi Sarana
dan Prasarananya
(Unit)
7
Hal. 55 dari 81
NO SUB.OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target IKK Target IKU Target
5 Jumlah Mahasiswa
Dari Perguruan
Tinggi Negeri Yang
Melakukan
Pendampingan
dalam Kegiatan
Peningkatan
Produksi Komoditas
Strategis Pertanian
(Orang)
7.600
6 Regenerasi Petani
Melalui
Penumbuhan
Wirausahawan
Muda Pertanian
Oleh Mahasiswa
STPP, Siswa SMK-PP
dan Alumni
Perguruan Tinggi
Mitra (Kelompok)
747
7 Layanan Pendidikan
dan Pelatihan
(Layanan)
12
8 Jumlah Siswa Yang
Mengikuti
Pendidikan
Menengah Pertanian
di SMK-PP (Siswa)
22.037
9 Pengabdian
Masyarakat di
Wilayah Perbatasan
(Provinsi)
1
10 Jumlah
Kelembagaan SMK-
PP Yang terpenuhi
Sarana dan
Prasarananya
3
Hal. 56 dari 81
Tabel 5. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja
Kegiatan dan Indikator Output Program Kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian
2018
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target Indikator Target Indikator Target
1. Jumlah Mahasiswa
yang Mengikuti
Pendidikan Tinggi
Pertanian
3.800
Orang
Jumlah Mahasiswa
yang Mengikuti
Pendidikan Tinggi
Pertanian
3.800
Orang
Jumlah Lulusan
Pendidikan Tinggi
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
700 Orang
2. Jumlah Dosen, Guru
dan Calon Tenaga
Pendidik yang
Mengikuti
Pendidikan Formal
Pasca Sarjana S2
dan S3 Melalui Tugas
Belajar
300
Orang
Jumlah Dosen,
Guru dan Calon
Tenaga Pendidik
yang Mengikuti
Pendidikan Formal
Pasca Sarjana S2
dan S3 Melalui
Tugas Belajar
300
Orang
Jumlah Lulusan
Pasca Sarjana
Yang Memenuhi
Standar
Kompetensi Kerja
80
Orang
3. Jumlah Guru dan
Dosen Pendidikan
Vokasi yang
Ditingkatkan
Kualitasnya
309
Orang
Jumlah Guru dan
Dosen Pendidikan
Vokasi yang
Ditingkatkan
Kualitasnya
309
Orang
Jumlah SDM
Lulusan
Pendidikan
Menengah
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
& Jumlah Lulusan
Pendidikan Tinggi
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
4.500
Orang
&
700 Orang
4. Terjalinnya
Kemitraan Dengan
Mahasiswa dari
Perguruan Tinggi
Negeri Dalam
Kegiatan
Peningkatan
Produksi Strategis
Pertanian
1.500
Orang
Jumlah Mahasiswa
dari PTN yang
Melakukan
Pendampingan dlm
Kegiatan
Peningkatan
Produksi
Komoditas
Strategis Pertanian
1.500
Orang
Jumlah Mahasiswa
dari PTN yang
Melakukan
Pendampingan dlm
Kegiatan
Peningkatan
Produksi
Komoditas
Strategis Pertanian
1.500
Orang
Hal. 57 dari 81
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target Indikator Target Indikator Target
5. Jumlah
Wirausahawan Muda
Pertanian Yang
Ditumbuhkan
997
Klmpok
Jumlah
Siswa/Mahasiswa/
Alumni yang
Terfasilitasi
Berwirausaha di
Bidang Pertanian
997
Klmpok
Jumlah Alumni
SMK-PP/ STPP/
Perguruan Mitra
Yang Berwirausaha
500 Orang
6. Jumlah Siswa yang
Mengikuti
Pendidikan
Menengah Pertanian
di SMKPP
22.427
Orang
Jumlah Siswa yang
Mengikuti
Pendidikan
Menengah
Pertanian di
SMKPP
22.427
Orang
Jumlah SDM
Lulusan
Pendidikan
Menengah
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
4.500
Orang
7. Keterlibatan Siswa
dan Mahasiswa
dalam
Pemdampingan
Petani di Wilayah
Perbatasan
10
Provinsi
Pengabdian
Masyarakat di
Wilayah
Perbatasan
10
Provinsi
Jumlah Lulusan
Pendidikan Tinggi
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
700 Orang
8. Jumlah SDM
Pertanian yang
disertifikasi
1.750
Orang
Jumlah SDM
Pertanian yang
diuji
Kompetensinya
dalam Sertifikasi
Profesi Bidang
Pertanian
1.750
Orang
Jumlah SDM
Lulusan
Pendidikan
Menengah
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
& Jumlah Lulusan
Pendidikan Tinggi
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
4.500
Orang
&
700 Orang
9. Jumlah Kelembagaan
STPP yang Terpenuhi
Sarana dan
Prasarananya
7 STPP Jumlah
Kelembagaan STPP
yang Terpenuhi
Sarana dan
Prasarananya
7 STPP Jumlah Lulusan
Pendidikan Tinggi
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
700 Orang
Hal. 58 dari 81
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target Indikator Target Indikator Target
10. Jumlah Kelembagaan
SMKPP yang
Terpenuhi Sarana
dan Prasarananya
3
SMKPP
Jumlah
Kelembagaan
SMKPP yang
Terpenuhi Sarana
dan Prasarananya
3 SMKPP Jumlah SDM
Lulusan Pend.
Menengah
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
4.500
Orang
11. Tersedianya Norma,
Standart, Prosedur
dan Kriteria
Pendidikan Pertanian
12
Bulan
Tersedianya
Norma, Standart,
Prosedur dan
Kriteria Pendidikan
Pertanian
12 Bulan Jumlah SDM
Lulusan Pend.
Menengah
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
& Jumlah Lulusan
Pend. Tinggi
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
4.500
Orang
&
700 Orang
12. Terkelolanya PNBP
dalam Mendukung
Sarana Prasaranan
Pendidikan Pertanian
12
Bulan
Terkelolanya PNBP
dalam Mendukung
Sarana Prasaranan
Pendidikan
Pertanian
12 Bulan Jumlah SDM
Lulusan Pend.
Menengah
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
& Jumlah Lulusan
Pendidikan Tinggi
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
4.500
Orang
&
700 Orang
13. Terbayarnya Gaji,
Tunjangan,
Operasional dan
Pemeliharaan
Perkantoran
12
Bulan
Terbayarnya Gaji,
Tunjangan,
Operasional dan
Pemeliharaan
Perkantoran
12 Bulan Jumlah SDM
Lulusan Pend.
Menengah
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
4.500
Orang
&
700 Orang
Kompetensi Kerja
& Jumlah Lulusan
Pendidikan Tinggi
Pertanian Yang
Memenuhi Standar
Kompetensi Kerja
Hal. 59 dari 81
Tabel 6. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja
Kegiatan dan Indikator Output Program Kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian
2018*
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target IKSK Target Indikator Target
1. Jumlah Mahasiswa
yang Mengikuti
Pendidikan Tinggi
Pertanian
3.800
Orang
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
794 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
2. Jumlah Dosen,
Guru dan Calon
Tenaga Pendidik
yang Mengikuti
Pendidikan Formal
Pasca Sarjana S2
dan S3 Melalui
Tugas Belajar
300
Siswa
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
794 Jumlah Aparatur
Pertanian
Lulusan Pasca
Sarjana Yang
Memenuhi
Standar
Kompetensi Kerja
80 Orang
3. Jumlah Guru dan
Dosen Pendidikan
Vokasi yang
Ditingkatkan
Kualitasnya
309
Orang
Tingkat Kepuasan
Peserta Didik
Terhadap
Penyelenggaraan
Pendidikan
Pertanian (Skala
Likert)
3 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
4. Jumlah Mahasiswa
dari Perguruan
Tinggi Negeri yang
Melakukan
Pendampingan
dalam Kegiatan
1.500
Orang
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
794 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
90
Hal. 60 dari 81
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target IKSK Target Indikator Target
Peningkatan
Produksi Komoditas
Strategis Pertanian
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
5. Jumlah
Siswa/Mahasiswa/
Alumni yang
Terfasilitasi
Berwirausaha di
Bidang Pertanian
997
Klmpok
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
794 Jumlah Alumni
SMK-PP/
POLBANGTAN/
Perguruan Mitra
Yang
Berwirausaha
500
Orang
6. Jumlah Siswa yang
Mengikuti
Pendidikan
Menengah Pertanian
dan SMKPP
22.427
Siswa
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
794 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
7. Jumlah SDM
Pertanian yang diuji
Kompetensinya
dalam Sertifikasi
Profesi Bidang
Pertanian
1.750
Orang
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
794 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
8. Pengabdian
Masyarakat di
Wilayah Perbatasan
10
Provinsi
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
794 Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Memenuhi
Standar
Kompetensi Kerja
700
Orang
Hal. 61 dari 81
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target IKSK Target Indikator Target
9. Jumlah
Kelembagaan
POLBANGTAN yang
Terpenuhi Sarana
dan Prasarananya
7
Satker
Rasio Lembaga
Pendidikan
Pertanian Yang
Memiliki
Akreditasi
Minimal C
Terhadap Total
Lembaga
Pendidikan
Pertanian (%)
100 Rasio
Kelembagaan
Petani Yang
Menerapkan
Sistem Pertanian
Terpadu
Terhadap Total
Kelembagaan
Petani Nasional
15%
10. Jumlah
Kelembagaan SMK-
PP yang Terpenuhi
Sarana dan
Prasarananya
3
Satker
Rasio Lembaga
Pendidikan
Pertanian Yang
Memiliki
Akreditasi
Minimal C
Terhadap Total
Lembaga
Pendidikan
Pertanian (%)
100 Rasio
Kelembagaan
Petani Yang
Menerapkan
Sistem Pertanian
Terpadu
Terhadap Total
Kelembagaan
Petani Nasional
15%
11. Tersedianya Norma,
Standart, Prosedur
dan Kriteria
Pendidikan
Pertanian
12
Bulan
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
794 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
12. Terkelolanya PNBP
dalam Mendukung
Sarana Prasaranan
Pendidikan
Pertanian
12
Bulan
Rasio Lembaga
Pend. Pertanian
Yang Memiliki
Akreditasi
Minimal C
Terhadap Total
Lembaga
Pendidikan
Pertanian (%)
100 Rasio
Kelembagaan
Petani Yang
Menerapkan
Sistem Pertanian
Terpadu
Terhadap Total
Kelembagaan
Petani Nasional
15%
Hal. 62 dari 81
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target IKSK Target Indikator Target
13. Terbayarnya Gaji,
Tunjangan,
Operasional dan
Pemeliharaan
Perkantoran
12
Bulan
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
794 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
Tabel 7. Indikator Output Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikator Output Program
Kegiatan Pusat Pendidikan Pertanian 2019
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target IKSK Target Indikator Target
1. Jumlah Mahasiswa
yang Mengikuti
Pendidikan Tinggi
Pertanian
5.000
Orang
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
1.015 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
2. Jumlah Aparatur
Pertanian yang
Difasilitasi
Pendidikan Formal
S2 dan S3 Melalui
Tugas Belajar
300
Orang
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
1.015 Jumlah Aparatur
Pertanian Lulusan
Pasca Sarjana
Yang Memenuhi
Standar
Kompetensi Kerja
25 Orang
Hal. 63 dari 81
3. Jumlah Guru dan
Dosen Pendidikan
Vokasi yang
Ditingkatkan
Kualitasnya
327
Orang
Tingkat Kepuasan
Peserta Didik
Terhadap
Penyelenggaraan
Pendidikan
Pertanian (Skala
Likert)
3.08 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
4. Jumlah Mahasiswa
dari Perguruan
Tinggi Negeri yang
Melakukan
Pendampingan
dalam Kegiatan
Peningkatan
Produksi Komoditas
Strategis Pertanian
1.500
Orang
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
1.015 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
5. Jumlah
Siswa/Mahasiswa/
Alumni yang
Terfasilitasi
Berwirausaha di
Bidang Pertanian
997
Klmpok
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
1.015 Jumlah Alumni
SMK-PP/
POLBANGTAN/
Perguruan Mitra
Yang
Berwirausaha
500
Orang
6. Jumlah Siswa yang
Mengikuti
Pendidikan
Menengah Pertanian
dan SMKPP
22.427
Siswa
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
1.015 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
Hal. 64 dari 81
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target IKSK Target Indikator Target
7. Pengabdian
Masyarakat di
Wilayah Perbatasan
3
Provinsi
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
1.015 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
8. Jumlah SDM
Pertanian yang diuji
Kompetensinya
dalam Sertifikasi
Profesi Bidang
Pertanian
2.125
Orang
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
1.015 Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Memenuhi
Standar
Kompetensi Kerja
700
Orang
9. Jumlah
Kelembagaan Yang
Difasilitasi dan
Dikembangkan
11
Satker
Rasio Lembaga
Pendidikan
Pertanian Yang
Memiliki
Akreditasi
Minimal C
Terhadap Total
Lembaga
Pendidikan
Pertanian (%)
100 Rasio
Kelembagaan
Petani Yang
Menerapkan
Sistem Pertanian
Terpadu Terhadap
Total
Kelembagaan
Petani Nasional
15%
10. Jumlah
Kelembagaan
Polbangtan yang
Terpenuhi Sarana
dan Prasarananya
12
Satker
Rasio Lembaga
Pendidikan
Pertanian Yang
Memiliki
Akreditasi
Minimal C
Terhadap Total
Lembaga
Pendidikan
Pertanian (%)
100 Rasio
Kelembagaan
Petani Yang
Menerapkan
Sistem Pertanian
Terpadu Terhadap
Total
Kelembagaan
Petani Nasional
15%
Hal. 65 dari 81
NO OUTPUT KEGIATAN PROGRAM
Indikator Target IKSK Target Indikator Target
11. Tersedianya Norma,
Standart, Prosedur
dan Kriteria
Pendidikan
Pertanian
6
Layanan
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
1.015 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
12. Terkelolanya PNBP
dalam Mendukung
Sarana Prasaranan
Pendidikan
Pertanian
1
Layanan
Rasio Lembaga
Pendidikan
Pertanian Yang
Memiliki
Akreditasi
Minimal C
Terhadap Total
Lembaga
Pendidikan
Pertanian (%)
100 Rasio
Kelembagaan
Petani Yang
Menerapkan
Sistem Pertanian
Terpadu Terhadap
Total
Kelembagaan
Petani Nasional
15%
13. Terbayarnya Gaji,
Tunjangan,
Operasional dan
Pemeliharaan
Perkantoran
1
Layanan
Jumlah Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja di Bidang
Pertanian (Orang)
1.015 Rasio Lulusan
Pendidikan
Pertanian Yang
Bekerja Dibidang
Pertanian
Terhadap Total
Lulusan
Pendidikan
Pertanian Pada
Tahun Berjalan
90
Hal. 66 dari 81
3. TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN
Tabel 8. Target per Tahun dan Alokasi Anggaran Kegiatan
Pemantapan Pendidikan Pertanian 2015
NO KEGIATAN SASARAN TARGET
2015
ALOKASI
ANGGARAN
2015
1. Revitalisasi Pendidikan
Pertanian serta
Pengembangan
Standarisasi dan
Sertifikasi Profesi
Pertanian
Jumlah aparatur pertanian yang
mengikuti pendidikan S2/S3
(Orang)
250 9.000
Jumlah aparatur pertanian dan
non aparatur pertanian yang
mengikuti pendidikan Diploma IV
(Orang)
2.850 45.600
Jumlah kelembagaan pendidikan
tinggi pertanian (Unit)
6 19.927
Jumlah kelembagaan standardisasi
dan sertifikasi profesi yang
difasilitasi dan dikembangkan
(Unit)
9 2.700
Jumlah ketenagaan pendidikan
pertanian yang difasilitasi dan
dikembangkan (Orang)
215 10.750
Jumlah profesi pertanian yang
distandardisasi (Dokumen)
3 1.500
Jumlah SDM pertanian yang
mengikuti sertifikasi profesi (Orang)
1.000 3.500
Jumlah Dukungan Revitalisasi
Pendidikan Pertanian dan
Pengembangan Standardisasi serta
Sertifikasi Profesi SDM Pertanian
(Bulan)
12 64.489
Hal. 67 dari 81
NO KEGIATAN SASARAN TARGET
2015
ALOKASI
ANGGARAN
2015
2. Pendidikan Menengah
Pertanian
Jumlah generasi muda pertanian
yang mengikuti pendidikan di SMK-
PP/SMK Pertanian yang difasilitasi
(Orang)
19.800 24.833
Jumlah kelembagaan pendidikan
menengah pertanian yang
difasilitasi dan dikembangkan
(Unit)
84 8.229
Ketenagaan pendidikan menengah
pertanian yang difasilitasi dan
dikembangkan (Orang)
472 5.699
Jumlah dukungan pendidikan
menengah pertanian (Bulan)
12 17.004
Tabel 9. Target per Tahun dan Alokasi Anggaran Kegiatan
Pemantapan Pendidikan Pertanian 2016
NO KEGIATAN SASARAN TARGET
2016
ALOKASI
ANGGARAN
2016
1. Revitalisasi
Pendidikan
Pertanian
Jumlah SDM pertanian yang mengikuti
pendidikan tinggi (Orang)
3.350 127.189
Jumlah aparatur pertanian yang mengikuti
pasca sarjana S2/S3 (Orang)
280 10.500
Jumlah mahasiswa/alumni yang menjadi
petugas pendampingan program swasembada
pangan (Orang)
4.350 65.000
Jumlah siswa/mahasiswa/alumni yang
Terfasilitasi Berwirausaha di bidang Pertanian
(Orang)
1.000 40.000
Jumlah kelembagaan pendidikan tinggi
pertanian (Unit)
6 13.224
Hal. 68 dari 81
NO KEGIATAN SASARAN TARGET
2016
ALOKASI
ANGGARAN
2016
Jumlah ketenagaan pendidikan pertanian
yang difasilitasi dan dikembangkan (Orang)
499 15.243
Jumlah dukungan revitalisasi pendidikan
tinggi pertanian (Bulan)
12 95.999
2. Pendidikan
Menengah
Pertanian
Jumlah generasi muda pertanian yang
mengikuti pendidikan di SMK-PP/SMK
Pertanian yang difasilitasi (Orang)
18.410 38.828
Jumlah kelembagaan pendidikan menengah
pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan
(Unit)
84 7.393
Ketenagaan pendidikan menengah pertanian
yang difasilitasi dan dikembangkan (Orang)
402 3.265
Jumlah dukungan pendidikan menengah
pertanian (Bulan)
12 20.146
Tabel 10. Target per Tahun dan Alokasi Anggaran Kegiatan
Pemantapan Pendidikan Pertanian 2017
KEGIATAN SASARAN TARGET
2017
ALOKASI
2017
Pendidikan
Pertanian
Layanan Pendidikan dan Pelatihan
(layanan) 3.960 29,991
Layanan internal organisasi
(dokumen) 28,845 227,170
Jumlah dukungan revitalisasi
pendidikan tinggi pertanian
(bulan)
12 94,614
Hal. 69 dari 81
Tabel 11. Target per Tahun dan Alokasi Anggaran Kegiatan
Pemantapan Pendidikan Pertanian 2018
KEGIATAN SASARAN TARGET
2018
ALOKASI
2018
Pendidikan
Pertanian
Jumlah Mahasiswa Yang Mengikuti Pendidikan Tinggi
Pertanian (Orang) 3.800 92.320
Jumlah Aparatur Pertanian yang Mengikuti Pendidikan
Formal Pasca Sarjana S2 dan S3 (Orang) 300 13.500
Meningkatnya Kualitas Guru dan Dosen Pendidikan Vokasi
(Orang) 309 6.401
Jumlah Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri yang
Melakukan Pendampingan dalam Kegiatan Peningkatan
Produksi Komoditas Strategis Pertanian (Orang)
1.500 22.500
Jumlah Siswa/Mahasiswa/Alumni yang Terfasilitasi
Berwirausaha di bidang Pertanian (Kelompok) 1.247 27.916
Jumlah Siswa yang Mengikuti Pendidikan Menengah
Pertanian di SMK-PP (Orang) 22.427 29.934
Pengabdian Masyarakat di Wilayah Perbatasan (Unit) 10 8.300
Jumlah SDM Pertanian yang diuji Kompetensinya dalam
Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian (Orang) 500 5.310
Jumlah Kelembagaan Politeknik/STPP yang Terpenuhi
Sarana Prasarananya (STPP) 7 29.908
Jumlah Kelembagaan Politeknik/SMK-PP yang Terpenuhi
Sarana dan Prasarananya (SMK-PP) 3 7.675
Tersedianya Norma, Standart, Prosedur dan Kriteria
Pendidikan Pertanian (Layanan) 11 14,095
Terkelolanya PNBP dalam Mendukung Sarana Prasaranan
Pendidikan Pertanian (Bulan) 12 646
Terbanyarnya Gaji, Tunjangan, Operasional dan
Pemeliharaan Kantor (Bulan) 12 97.942
Hal. 70 dari 81
Tabel 12. Target per Tahun dan Alokasi Anggaran Kegiatan
Pemantapan Pendidikan Pertanian 2018* - 2019
KEGIATAN SASARAN/ INDIKATOR
TARGET ALOKASI
2018* 2019 2018* 2019
Pendidikan
Pertanian
SK1. Meningkatnya Kelembagaan Petani
Yang Menerapkan Sistem Pertanian
Terpadu
IKSK1. Jumlah Lulusan Pendidikan
Pendidikan Pertanian Yang Bekerja di
Bidang Pertanian (Orang)
794 1.015
- Mahasiswa Yang Mengikuti Pendidikan
Tinggi Pertanian (Orang) 3.800 5.000 85.040 150.569
- Fasilitasi Pendidikan Formal S2 dan S3
bagi Dosen, Guru dan Calon Tenaga
Pendidik Melalui Tugas Belajar (Orang)
300 300 13.500 20.959
- Mahasiswa dari Perguruan Tinggi
Negeri Yang Melakukan Pendampingan
dalam Kegiatan Peningkatan Produksi
Komoditas Strategis Pertanian (Orang)
1.500 1.500 44.059 36.225
- Penumbuhan Wirausahawan Muda
Pertanian dalam Rangka Regenerasi
Petani (Kelompok)
997 997 20.087 36.225
- Siswa Yang Mengikuti Pendidikan
Menengah Pertanian di SMK-PP (Siswa) 22.427 22.427 30.110 46.071
- Uji Sertifikasi Profesi Bidang Pertanian
(Orang) 1.750 - 4.206 -
Hal. 71 dari 81
KEGIATAN SASARAN/ INDIKATOR
TARGET ALOKASI
2018* 2019 2018* 2019
- Penajaman Kompetensi SDM Pertanian - 2.125 - 6.192
- Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Pendidikan Vokasi Melalui Pengabdian
Masyarakat di Wilayah Perbatasan
(Provinsi)
10 3 6.308 8.591
- Layanan Dukungan Manajemen
Pendidikan (Bulan) 12 12 16.698 23.740
- Layanan Perkantoran (Bulan)
12 12 98.937 98.319
- Pendampingan Polbangtan dalam
rangka Bedah Kemiskinan Rakyat
Sejahtera
- 937.50
0 - 77.000
IKSK2. Rasio Lembaga Pendidikan
Pertanian Yang Memiliki Akreditasi
Minimal C Terhadap Total Lembaga
Pendidikan Pertanian (%)
100 100
- Jumlah Kelembagaan STPP Yang
Terpenuhi Sarana Prasarananya (STPP) 7 - 73.932 -
- Jumlah Kelembagaan SMK-PP Yang
Terpenuhi Sarana Prasarananya (SMK-
PP)
3 - 6.679 -
- Layanan Internal/ Overhead (Bulan) 12 - 616 -
- Layanan Sarana dan Prasarana
Internal (Layanan) - 1 - 732
- Kelembagaan Politeknik Pembangunan
Pertanian Yang Difasilitasi dan
Dikembangkan
- 11 - 1.139
- Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pertanian
-
- 12 - 173.925
Hal. 72 dari 81
KEGIATAN SASARAN/ INDIKATOR
TARGET ALOKASI
2018* 2019 2018* 2019
SK2. Meningkatnya Kualitas Layanan
Penyelenggaraan Pendidikan Pertanian
IKSK3. Tingkat Kepuasan Peserta Didik
Ter 3.00 3.00
- Peningkatan Kualitas Guru dan Dosen
Pendidikan Vokasi 309 - 6.457 -
- Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik
Pendidikan Vokasi Pertanian - 327 - 8.413
Hal. 73 dari 81
BAB. VI
PENUTUPAN
Tersusunnya Renstra Pusat Pendidikan Pertanian
Tahun 2015-2019 hasil revisi ini diharapkan dapat
digunakan sebagai pedoman dan arah dalam penetapan
kegiatan operasional di unit kerja lingkup Pusat Pendidikan
Pertanian. Dengan kedinamisan dan tuntutan masyarakat
sangat memungkinkan belum terakomodasinya beberapa
kebijakan dan kegiatan, untuk itu adanya perubahan
dalam pelaksanaan program pendidikan pertanian akan
sangat membantu dalam mencapai hasil yang lebih
optimal.
Diperlukan komitmen, tekad dan upaya yang
sungguh-sungguh dari semua pihak terkait untuk
mengimplementasikan langkah-langkah operasional
berdasarkan pada kebijakan yang proposional dan
profesional sesuai dengan kewenangan tugas dan fungsi
serta peran masing-masing.
Hal. 74 dari 81
Lampiran 1. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan
Pertanian
KEPALA PUSAT
PENDIDIKAN PERTANIAN
KEPALA BIDANG PROGRAM
DAN KERJASAMA
KEPALA BIDANG
PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN
KEPALA BIDANG
KELEMBAGAAN DAN
KETENAGAAN
SUB BIDANG
PROGRAM DAN
EVALUASI
SUB BIDANG
KERJASAMA
SUB BIDANG
KURIKULUM,
DAN SISTEM
PEMBELAJARAN
SUB BIDANG
PESERTA DIDIK
SUB BIDANG
KELEMBAGAAN
SUB BIDANG
KETENAGAAN
Hal. 75 dari 81
Lampiran 2 . Daftar Alamat Politeknik Pembangunan
Pertanian /STPP
NO NAMA ALAMAT TELEPON & FAX
1. POLBANGTAN/STPP
MEDAN
Jl. Binjai KM 10
Tromol Pos 18
Medan Sumut
Telp. (061)
8451544 Fax. (061)
8446669
2. POLBANGTAN/STPP BOGOR Jl. Cibalagung No. 1
PO BOX 188 Bogor
Jabar
Telp. (0251)
8312386; 8312736
Fax. (0251)
83511063
3.
POLBANGTAN/STPP
YOGYAKARTA-MAGELANG
Jl. Kusuma Negara
N0. 2 Yogyakarta
Jl. Magelang Kopeng
KM 7 PO BOX 152
Tegalrejo, Magelang
Telp. (0274)
373479
Fax. (0274) 375528
Telp. (0293)
364188
Fax. (0293) 313032
4. POLBANGTAN/STPP
MALANG
Jl. Dokter Cipto No.
144A Bedali Lawang
Jatim
Telp. (0341)
427772; 427773
Fax. (0341) 427774
5. POLBANGTAN/STPP GOWA Jl. Malino Km 7
Kotak Pos 1424 Kel.
Boronglowe Kec.
Bontomarannu Kab.
Gowa Sulsel
Telp. (0411)
8210117
Fax. (0411)
8210117
Hal. 76 dari 81
NO NAMA ALAMAT TELEPON & FAX
6. POLBANGTAN/STPP
MANOKWARI
Jl. SPAMA Kotak Pos
143 Reremi
Manokwari Papua
Telp. (0986)
211993 Fax. (0986)
213223; 211130
Lampiran 3. Daftar Alamat Politeknik Pembangunan
Pertanian/ SMK-PP UPT Pendidikan
NO NAMA ALAMAT TELOPON & FAX
1. POLBANGTAN/
SMK-PP NEGERI SEMBAWA
Jl. Palembang KM 29
Banyuasin
Palembang, Sumsel
Telp. (0711)
7439058
2. POLBANGTAN/
SMK-PP NEGERI
BANJARBARU
Jl. Putri Jungjungbuih
No. 15 Banjarbaru
Kalimantan Selatan
Telp. (0511)
4772317
3. POLBANGTAN/ SMK-PP
NEGERI KUPANG
Jl. Timor Raya KM 39
Lili Fatule’u
Kabupaten Kupang
NTT
Telp. (0380)
833939, 8050939,
833176
Hal. 77 dari 81
Lampiran 4. Program, Kegiatan Utama, dan Indikator
Kinerja Kegiatan
Tahun 2016
No Program Kegiatan Utama IKK
1. Program
Peningkatan
Penyuluhan,
Pendidikan,
dan
Pelatihan
Pertanian
1. Pemantapan
Sistem
Penyuluhan
Pertanian
(1) Peningkatan kapasitas
kelembagaan petani (unit)
(2) Peningkatan kinerja penyuluh
pertanian (orang)
(3) Peningkatan kapasitas
kelembagaan penyuluhan
pertanian (unit)
(4) Layanan Internal Organisasi
(dokumen)
2. Revitalisasi
Pendidikan
Pertanian
(1) Peningkatan kapasitas SDM
pertanian melalui pendidikan
tinggi pertanian (orang)
(2) Layanan Internal Organisasi
(dokumen)
(3) Jumlah dukungan revitalisasi
pendidikan pertanian (bulan)
3. Pemantapan
Sistem Pelatihan
Pertanian
(1) Peningkatan kapasitas
aparatur dan non aparatur
pertanian (orang)
(2) Sertifikasi Profesi bidang
pertanian (orang)
(3) Layanan internal organisasi
(dokumen)
(4) Jumlah dukungan
pemantapan sistem pelatihan
pertanian (Bulan)
4. Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Badan
Penyuluhan dan
Pengembangan
SDM Pertanian
(1) Pelayanan administrasi dan
manajemen dibidang
penyuluhan dan
pengembangan SDM pertanian
(dokumen)
(2) Dukungan manajemen dan
teknis lainnya (bulan)
2. Program
Pendidikan
Menengah
Pertanian
Pendidikan
Menengah
Pertanian
(1) Peningkatan kapasitas SDM
pertanian melalui pendidikan
menengah pertanian (orang)
(2) Layanan internal organisasi
(dokumen)
(3) Jumlah Dukungan
pemantapan pendidikan
menengah pertanian (Bulan)
Hal. 78 dari 81
Tahun 2017
No Program Kegiatan
Utama IKK
2 Program
Pendidikan
Pertanian
Pendidikan
Pertanian
(1) Jumlah aparatur dan non aparatur
pertanian yang mengikuti Pendidikan
Tinggi Pertanian (orang)
2018-2019:
Jumlah mahasiswa yang mengikuti
pendidikan tinggi pertanian (Orang)
(2) Jumlah mahasiswa yang mengikuti
pendidikan tinggi pertanian (orang)
(3) Jumlah Aparatur yang mengikuti
Pendidikan Formal Pasca Sarjana (orang)
2018-2019:
Jumlah dosen, guru, dan calon tenaga
pendidik yang mengikuti pendidikan formal
pascasarjana S2 dan S3 melalui Tugas
Belajar (TB)
(4) Jumlah mahasiswa dari perguruan tinggi
negeri yang melakukan kemitraan (Orang)
(5) Jumlah siswa/mahasiswa/alumni yang
terfasilitasi berwirausaha di bidang
pertanian (Kelompok)
(6) Layanan pendidikan dan pelatihan
(Layanan)
2018-2019:
Terbitnya Norma, Standar, Prodesur dan
Kriteria Pendidikan Pertanian (Layanan)
(7) Jumlah siswa yang mengikuti pendidikan
menengah pertanian di SMK-PP (Siswa)
(8) Jumlah tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan bidang pertanian yang
mengikuti seminar, workshop, dan studi
banding (Orang)
2018-2019:
Jumlah guru dan dosen pendidikan vokasi
yang ditingkatkan kualitasnya (Orang)
(9) Jumlah kelembagaan SMK-PP yang
terpenuhi sarana dan prasarananya (SMK-
PP)
(10) Pengabdian masyarakat di wilayah
perbatasan (Provinsi)
Hal. 79 dari 81
Tahun 2018-2019
No.
Program/Sasaran Program/ Indikator Kinerja
Program/Kegiatan/Sasaran Kegiatan/ Indikator
Kinerja Sasaran Kegiatan
Target
2018 2019
2. Program Pendidikan Pertanian
SP1. Meningkatnya kualitas pendidikan dan pelatihan pembangunan Pertanian
IKSP1. Rasio lulusan pendidikan pertanian yang bekerja di bidang pertanian terhadap total lulusan pendidikan pertanian pada tahun berjalan (%)
90 90
1. Kegiatan Pendidikan Pertanian
SK1. Meningkatnya kelembagaan petani yang
menerapkan sistem pertanian terpadu
IKSK1. Jumlah lulusan pendidikan pertanian yang
bekerja di bidang pertanian (Orang)
794
1073
IKSK2. Rasio lembaga pendidikan pertanian yang memiliki akreditasi minimal B terhadap total lembaga pendidikan pertanian (%)
80
80
SK2.Meningkatnya kualitas layanan penyelenggaraan pendidikan pertanian
IKSK3. Tingkat kepuasan peserta didik terhadap
penyelenggaraan pendidikan pertanian (Skala Likert)
3
3.08
Hal. 80 dari 81
Lampiran 5. CASCADING Indikator Sasaran Kinerja
Kegiatan 2018 - 2019
A. Pusat Pendidikan Pertanian
No Sasaran Kegiatan Indikator
1. Meningkatnya Kelembagaan Petani Yang
Menerapkan Sistem Pertanian Terpadu
Jumlah Lulusan Pendidikan Pertanian
Yang Bekerja di Bidang Pertanian
(Orang)
2. Meningkatnya Kualitas Layanan
Penyelenggaraan Pendidikan Pertanian
Rasio Lembaga Pendidikan Pertanian
Yang Memiliki Akreditasi Minimal C
terhadap Total Lembaga Pendidikan
Pertanian (%)
Tingkat Kepuasan Peserta Didik
Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan Pertanian (Skala Likert)
B. POLBANGTAN
No Sasaran Kegiatan Indikator
1. Meningkatnya Kualitas Layanan POLBANGTAN Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
atas Layanan Publik POLBANGTAN
(Skala Likert)
Tingkat Kepuasan Layanan Internal
(Skala Likert)
2. Meningkatnya Serapan Lulusan POLBANGTAN di
Bidang Pertanian
Jumlah lulusan POLBANGTAN Yang
Bekerja di Bidang Pertanian (Orang)
3. Meningkatnya Pemanfaatan Penelitian Terapan
Oleh Dosen POLBANGTAN Terhadap Masyarakat
Tani
Rasio Hasil Penelitian Terapan Dosen
Yang Dimanfaatkan Terhadap Total
Hasil Penelitian Terapan (%)
4. Meningkatnya Pengabdian POLBANGTAN
Terhadap Masyarakat Tani
Rasio Penumbuhan Kelembagaan
Petani menjadi Kelembagaan Ekonomi
Petani (%)
5. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja di
Lingkungan POLBANGTAN
Peningkatan Penilaian Implementasi
SAKIP (5 Aspek SAKIP sesuai
Permenpan RB 12 Tahun 2015) (%)
Jumlah Temuan Itjen atas Kinerja
Pengelolaan Keuangan dan BMN
POLBANGTAN Yang Terjadi Berulang
(Jumlah)
Hal. 81 dari 81
C. POLBANGTAN
No Sasaran Kegiatan Indikator
1 Meningkatnya Serapan Lulusan SMK-PP di
Bidang Pertanian
Jumlah Lulusam SMK-PP Yang
Bekerja di Bidang Pertanian
2 Meningkatnya Kualitas Layanan SMK-PP Tingkat Kepuasan Masyarakat
Terhadap Layanan Publik SMK-PP
Tingkat Kepuasan Terhadap Layanan
Internal SMK-PP
3 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja di
Lingkungan SMK-PP
Jumlah Temuan Itjen Atas
Implementasi SAKIP (5 Aspek SAKIP
sesuai Permenpan RB 12 Tahun 2015)
(Jumlah)
Jumlah Temuan Itjen atas Kinerja
Pengelolaan Keuangan dan BMN
POLBANGTAN Yang Terjadi Berulang
(Jumlah)