RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - …
Transcript of RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - …
In Harmonia Progressio untuk Menggapai Martabat Bangsa dan
Reputasi Dunia
RENCANA STRATEGIS
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021 - 2025
HALAMAN | i
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
KATA PENGANTAR
Kondisi global yang terus berubah menuntut ITB agar senantiasa adaptif
terhadap perkembangan zaman. Untuk itu, Senat Akademik ITB dalam
Suplemen Rencana Induk Pengembangan (RENIP) Institut Teknologi Bandung
(ITB) 2020-2025 menetapkan arah pengembangan ITB sebagai “a Globally
Respected and Locally Relevant University” pada tahun 2025. Transformasi
menyeluruh menjadi strategi kunci dalam upaya mewujudkan cita-cita ITB
sebagai perguruan tinggi motor pembangunan nasional yang berkelas dunia
ini. Itulah sebabnya transformasi kelembagaan, sumber daya, dan tridarma
menjadi nafas penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Institut Teknologi
Bandung (ITB) 2021-2025.
Renstra ITB 2021-2025 merupakan penerjemahan atas visi, misi, tujuan, dan
arah pengembangan ITB yang telah digariskan di dalam Statuta ITB, RENIP ITB
2006-2025, dan Suplemen RENIP ITB 2020-2025. Renstra ITB 2021-2025 berisi
tahapan transformasi, strategi pencapaian, dan program strategis untuk
pengembangan ITB dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Dalam rangka mendukung pencapaian visi, misi, tujuan, dan arah
pengembangan ITB 2021-2025, seluruh civitas academica diharapkan dapat
berkontribusi dan berperan aktif dalam pencapaian wujud dan target Renstra
ITB dan pelaksanaan program strategis sesuai dengan bidangnya masing-
masing. Pada akhirnya, Renstra ITB tidak hanya memuat target dan program
yang menantang dan mengikat tetapi juga merupakan dokumen hidup dan
dinamis sehingga dalam keberjalanannya masih terbuka untuk
penyempurnaan dengan memperhatikan mekanisme yang berlaku.
Bandung, Desember 2020
Rektor Institut Teknologi Bandung
HALAMAN | ii
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Metodologi 2
1.2.1 Pendekatan 3
1.2.2 Pengumpulan Data 15
1.2.3 Teknik Analisis 17
1.3 Landasan Kebijakan 20
1.3.1 PP RI Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Statuta ITB 20
1.3.2 RENIP ITB 2006 - 2025 21
1.3.3 Suplemen RENIP 2020 - 2025 26
1.3.4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2020-2024 29
1.3.5 Rencana Strategis Kemendikbud 2020-2024 30
1.3.6 Indikator Kinerja Utama PTN 35
1.3.7 Klasterisasi Perguruan Tinggi 36
1.3.8 World University Ranking 37
1.4 Struktur Pembahasan 38
BAB 2 KONDISI LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL 40
2.1 Lingkungan Eksternal 40
2.1.1 Persaingan Global 40
2.1.2 Revolusi Industri 4.0 43
2.2 Kelembagaan 44
2.2.1 Organisasi dan Manajemen 44
2.2.2 Sistem Akuntansi dan Keuangan 46
2.2.3 Sistem Informasi Perencanaan 51
2.2.4 Ranking Nasional 53
2.2.5 Ranking Internasional 54
HALAMAN | iii
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
2.2 Sumber daya 56
2.2.6 Tenaga Akademik 56
2.2.7 Tenaga Kependidikan 59
2.2.8 Sarana dan Prasarana 62
2.2.9 Data, Informasi, Komunikasi, dan Pengetahuan 66
2.3 Pendidikan 72
2.3.1 Pengajaran 72
2.3.2 Kemahasiswaan 80
2.4 Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi 81
2.4.1 Penelitian 81
2.4.2 Pengabdian kepada Masyarakat 89
2.4.3 Inovasi 94
2.3 Isu Strategis dan Strategi Potensial 96
BAB 3 KONSEP RENCANA 100
3.2 Visi dan Misi ITB 100
3.3 Tujuan ITB 2025 100
3.4 Wujud ITB 2025 102
3.5 Tahapan Transformasi 104
3.6 Strategi Pencapaian 106
2.4.1 Transformasi Kelembagaan Secara Lincah, Tanggap dan Berkelanjutan 107
2.4.2 Pengelolaan modal manusia secara profesional, efisien dan terpadu 108
2.4.3 Revolusi Pendidikan 4.0 Mandiri dan Tanpa Batas 109
2.4.4 Pengembangan Sistem Inovasi terdepan berbudaya ilmiah unggul 111
2.4.5 Transfer dan Komersialisasi Ipteks Berkelanjutan dan Bertaraf Internasional
112
BAB 4 INDIKATOR KINERJA DAN TARGET CAPAIAN 114
4.1 Target Capaian Indikator Kinerja Dampak (Visi dan Misi ITB) 117
4.2 Target Capaian Indikator Kinerja Hasil (Wujud ITB 2025) 118
4.3 Target Capaian Indikator Kinerja Proses (Strategi Pencapaian) 119
4.4 Target Capaian Indikator Kinerja Masukan (Program Strategis) 121
4.4.1 Target Capaian Indikator Kinerja Program Strategis Bidang Keuangan,
Perencanaan, dan Pengembangan 121
4.4.2 Target Capaian Indikator Kinerja Program Bidang Sumber Daya 123
4.4.3 Target Capaian Indikator Kinerja Program Strategis Bidang Pendidikan 124
4.4.4 Target Capaian Indikator Kinerja Program Strategis Bidang Penelitian,
Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi 126
BAB 5 PROGRAM STRATEGIS DAN KERANGKA PENDANAAN 127
5.1 Program Strategis 127
5.1.1 Program Strategis Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan 129
5.1.2 Program Strategis Bidang Sumber Daya 134
5.1.3 Program Strategis Bidang Pendidikan 137
5.1.4 Program Strategis Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi 147
5.2 Rencana Anggaran Belanja dan Pembiayaan Pengembangan 153
HALAMAN | iv
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
BAB 6 PENUTUP 157
6.1 Arahan Implementasi pada Unit Kerja Penunjang 158
6.2 Arahan Implementasi pada Fakultas/ Sekolah 159
6.3 Pemantauan dan Evaluasi 159
DAFTAR PUSTAKA 161
1
HALAMAN | v
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
DAFTAR TABEL
Tabel 1-1 Arah Kebijakan dan Strategi Agenda Peningkatan SDM yang Berkualitas dan
Berdaya Saing. .............................................................................................................................................31
Tabel 1-2 Arah Kebijakan dan Strategi Agenda Revolusi Mental dan Pembangunan
Kebudayaan ...................................................................................................................................................32
Tabel 1-3 Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Pendidikan Tinggi ................34
Tabel 2-1 Perbandingan Struktur Organisasi Institut Teknologi ................................................45
Tabel 2-2 Jabatan Struktural ITB yang Diduduki oleh Dosen ......................................................45
Tabel 2-3 Capaian Program Pendanaan ITB 2015-2019. .................................................................47
Tabel 2-4 Proses Pencairan Dana Belanja ...............................................................................................50
Tabel 2-5 Perkembangan SISPRAN 2015-2019 ....................................................................................52
Tabel 2-6 Hasil Kalsterisasi Perguruan Tinggi ......................................................................................53
Tabel 2-7 Indikator Pembobotan Ranking .............................................................................................55
Tabel 2-8 Capaian Target Kinerja Program Pengembangan Tenaga Akademik. ...............58
Tabel 2-9 Capaian Program Pengembangan Tenaga Kependidikan 2016-2019. ...............60
Tabel 2-10 Capaian Program Pembinaan Tenaga Akademik dan Tenaga Kependidikan.
.............................................................................................................................................................................61
Tabel 2-11 Lingkup Tugas Penanganan Direktorat Pengembangan ITB 2015-2019 .......64
Tabel 2-12 Akreditasi Internasional Program Studi ..........................................................................73
Tabel 2-13 Jurnal ITB Terakreditasi ............................................................................................................88
Tabel 2-14 Peta Strategi Potensial ..............................................................................................................99
Tabel 4-1 Rekapitulasi Target Capaian Indikator Kinerja ITB 2025 ......................................... 115
HALAMAN | vi
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Tabel 4-2 Daftar Penanggung Jawab Utama Indikator Kinerja ................................................. 116
Tabel 4-3 Target dan Capaian Indikator Kinerja Dampak (Visi dan Misi ITB) .................. 117
Tabel 4-4 Target dan Capaian Indikator Kinerja Hasil (Wujud ITB 2025) ............................ 118
Tabel 4-5 Target dan Capaian Indikator Kinerja Proses (Strategi Pencapaian) ................ 119
Tabel 4-6 Target Capaian Indikator Program Strategis Bidang Keuangan, Perencanaan,
dan Pengembangan ............................................................................................................................... 121
Tabel 4-7 Target Capaian Indikator Program Strategis Bidang Sumber Daya .................. 123
Tabel 4-8 Target Capaian Indikator Program Strategis Bidang Pendidikan ....................... 124
Tabel 4-9 Target Capaian Indikator Program Strategis Bidang Penelitian, Pengabdian
kepada Masyarakat, dan Inovasi ..................................................................................................... 126
Tabel 5-1 Rencana Anggaran Belanja Pengembangan .................................................................. 154
Tabel 5-2 Rencana Pembiayaan Pengembangan .............................................................................. 156
HALAMAN | vii
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Metodologi Penyusunan Rencana Strategis ITB 2021-2025 ............ 1
Gambar 1.2 Posisi ITB dalam Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing dan Martabat
Bangsa Indonesia .......................................................................................................................................22
Gambar 1.3 Modal Dasar ITB Menuju Visi ITB 2025. ..........................................................................25
Gambar 1.4 Ilustrasi Pengembangan Sinergi Socio, Nano, Bio, Info, Cogno. .......................27
Gambar 1.5 Indikator Kinerja Utama PTN................................................................................................35
Gambar 1.6 Indikator dan Bobot Klasterisasi Perguruan Tinggi. ................................................37
Gambar 1.7 World University Ranking berdasarkan QS dan THE. ..............................................38
Gambar 2.1 Indeks Daya Saing ASIA-Pasifik ..........................................................................................41
Gambar 2.2 Indeks Daya Saing ASIA-Pasifik per Bidang .................................................................42
Gambar 2.3 Lingkungan Inovasi dan Kesiapan Teknologi 2009-2018 ......................................43
Gambar 2.4 Perkembangan Anggaran ITB 2015-2020 ......................................................................46
Gambar 2.5 Perolehan Dana BPUDL 2015-2020 ...................................................................................48
Gambar 2.6 RKA ITB 2015-2020 ....................................................................................................................48
Gambar 2.7 Prosedur Pencairan Dana Kerjasama ITB........................................................................49
Gambar 2.8 Penjabaran Kriteria Ranking Internasional ITB ...........................................................54
Gambar 2.9 Perkembangan Jumlah Dosen Menurut Tingkat Pendidikan ..............................56
Gambar 2.10 Perkembangan Jumlah Dosen Menurut Jabatan Fungsional ...........................58
Gambar 2.11 Perkembangan Jumlah Tenaga Kependidikan ITB Tahun 2015-2019 ..........60
Gambar 2.12 Masterplan Kampus ITB Jatinangor dan Cirebon ...................................................63
HALAMAN | viii
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.13 Grafik Permohonan Informasi Tahun 2019 ................................................................68
Gambar 2.14 Peringkat Predikat Keterbukaan Informasi Publik ITB 2016-2019 ................69
Gambar 2.15 Jumlah MoU Dalam dan Luar Negeri 2015-2019. ...................................................71
Gambar 2.16 Jumlah MoU Menurut Bidang Kerjasama 2015-2019. ..........................................71
Gambar 2.17 Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Program ..................................................................75
Gambar 2.18 Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Lokasi Studi ...........................................................75
Gambar 2.19 Jumlah Mahasiswa Program inbound mobility ........................................................77
Gambar 2.20 Jumlah Mahasiswa Program outbound mobility .....................................................77
Gambar 2.21 Jumlah Program Studi yang Memiliki Program Double Degree .....................78
Gambar 2.22 Jumlah Peserta Program Double Degree Tiap Fakultas .......................................79
Gambar 2.23 Rata-Rata Lama Studi Mahasiswa ...................................................................................79
Gambar 2.24 Rata-Rata Nilai SBMPTN Prodi Saintek ........................................................................80
Gambar 2.25 Rata-Rata Nilai SBMPTN Prodi Humaniora ................................................................81
Gambar 2.26 Jumlah Dana Penelitian ........................................................................................................84
Gambar 2.27 Total Judul Penelitian ITB Berdasarkan Skema Penelitian .................................85
Gambar 2.28 Total Publikasi Dosen Pada Jurnal Internasional dengan Sitasi Bereputasi
.............................................................................................................................................................................85
Gambar 2.29 Total Publikasi Scopus ...........................................................................................................86
Gambar 2.30 Total Publikasi Web of Science .........................................................................................86
Gambar 2.31 Total Sitasi Kumulatif Scopus ............................................................................................87
Gambar 2.32 Total Sitasi Kumulatif Web of Science ..........................................................................87
Gambar 2.33 Produk Riset Unggulan ITB .................................................................................................89
Gambar 2.34 Jumlah Dana Pengabdian Masyarakat ITB .................................................................91
Gambar 2.35 Total Judul Pengabdian Masyarakat Berdasarkan Skema ..................................92
Gambar 2.36 Sebaran Lokasi Pelaksanaan KKN Tematik ITB 2011-2019 ................................92
Gambar 2.37 Jumlah Peserta KKN Tematik ITB ....................................................................................93
Gambar 2.38 Anggaran Riset Inovasi Berdasarkan Sumber Dana ...............................................95
HALAMAN | ix
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.39 Jumlah Riset Inovasi ...............................................................................................................95
Gambar 2.40 Jumlah Bisnis Start-up ...........................................................................................................96
Gambar 2.41 Kerjasama Akumulatif Dengan Industri .......................................................................96
Gambar 2.42 Isu-isu Strategis ITB 2020-2025. .......................................................................................97
Gambar 3.1 Wujud ITB 2020 ........................................................................................................................ 103
Gambar 3.2 Pergeseran dari kepemimpinan transaktif menuju kepemimpinan
transformasional...................................................................................................................................... 103
Gambar 3.3 Tahapan Transformasi ITB 2025....................................................................................... 104
Gambar 3.4 Peta Strategi Pencapaian ..................................................................................................... 107
Gambar 3.5 Transformasi Kelembagaan ................................................................................................ 108
Gambar 3.6 Pengelolaan Modal Manusia secara Efisien, Profesional, Terpadu................ 109
Gambar 3.7 Revolusi Pendidikan 4.0 Mandiri dan Tanpa Batas ................................................ 111
Gambar 3.8 Sistem Inovasi terdepan berbudaya ilmiah unggul berbasis kolaborasi dan
aliansi strategis ......................................................................................................................................... 112
Gambar 3.9 Transfer dan Komersialisasi IPTEKS Berkelanjutan dan Bertaraf Internasional
.......................................................................................................................................................................... 113
Gambar 5.1 Peta Program Strategis ......................................................................................................... 128
Gambar 5.2 Integrasi Sistem Data, Informasi, dan Pengetahuan ............................................. 132
Gambar 5.3 Penguatan Atmosfer Akademik Multikampus ......................................................... 133
Gambar 5.4 Pengembangan Jalur Peminatan Sarjana ................................................................... 141
HALAMAN | 1
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perguruan tinggi memiliki peran yang strategis dalam mewujudkan Indonesia
sebagai salah satu negara maju yang disegani di dunia. Pengembangan Institut
Teknologi Bandung (ITB) merupakan salah satu upaya dari pengembangan
daya saing bangsa Indonesia. ITB sebagai salah satu perguruan tinggi
merupakan komponen bangsa Indonesia yang penting dalam menghasilkan
sumber daya manusia yang unggul. Seluruh sivitas akademika dan alumni ITB
diharapkan mampu mengembangkan karya-karya teknologi unggul yang
berpijak pada fondasi ilmu pengetahuan terdepan yang kokoh dengan
sentuhan seni yang unik, serta wawasan sosial kemanusiaan yang mampu
memicu loncatan pertumbuhan ekonomi bagi kesejahteraan bangsa. “Selain
itu, segenap sivitas dan alumni ITB harus menunjukkan integritas yang tinggi,
berkualitas, tangguh dalam menghadapi dinamika tantangan global,
mempunyai nasionalisme dan wawasan kebangsaan, berdaya juang tinggi,
serta berjiwa pemimpin untuk mewujudkan cita-cita bangsa” (Suplemen RENIP
ITB 2020-2025). Oleh karena itu, ITB hadir dan berkomitmen untuk
mempersembahkan karya terbaik untuk mendongkrak keunggulan komparatif
dan kompetitif bangsa Indonesia sehingga kelak tercipta pertumbuhan
ekonomi yang adil dan berkelanjutan di seluruh pelosok negeri.
Berlandaskan surat MWA No. 125./I1.MWA/LL/2019, ITB telah melakukan
evaluasi, penyelarasan, dan pengembangan pada isi Rencana Induk
Pengembangan (RENIP) ITB 2006-2025. Kegiatan tersebut telah menghasilkan
HALAMAN | 2
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
dokumen rencana jangka menengah yang selanjutnya disebut dengan
Suplemen RENIP ITB 2020-2025. Suplemen RENIP ITB 2020-2025 berisi arah
dan tahap pengembangan ITB dalam kurun waktu lima tahun. Suplemen
tersebut menjadi acuan bagi Rektor ITB terpilih dalam merencanakan dan
melaksanakan program-program kerja selama periode masa jabatannya.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita yang tertuang dalam Suplemen RENIP ITB
2020-2025, Rektor ITB terpilih menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) ITB
2021-2025. RENSTRA ITB 2021-2025 merupakan rencana jangka menengah
sebagai penjabaran dari rencana jangka panjang (RENIP) ITB serta visi dan misi
ITB (PP No. 65/2013/Statuta ITB). Dokumen RENSTRA berisikan janji dan
rencana kerja rektor dan menjadi acuan dalam penilaian kinerja rektor dalam
masa jabatannya. Dokumen RENSTRA ITB 2021-2025 berfungsi sebagai
rencana implementasi dan realisasi yang berupaya memperinci arah dan
tahapan pengembangan jangka menengah yang telah ditetapkan dalam
Suplemen RENIP ITB 2020-2025. Oleh karena itu, untuk memastikan dan
mengukur hal tersebut, RENSTRA ITB 2021-2025 dilengkapi dengan indikator
ketercapaian dan program strategis tahunan. RENSTRA ITB 2021-2025 juga
diharapkan menjadi dokumen kunci yang “dinamis dan hidup serta (memuat)
indikator, target capaian dan program strategis yang inspiratif, menantang,
dan memberikan semangat sesuai dengan tantangan yang dihadapi pada
zamannya” (RENIP ITB 2020-2025).
1.2 Metodologi
Rencana Strategis (RENSTRA) ITB merupakan dokumen perencanaan untuk
periode lima tahun yang merupakan penjabaran visi dan misi serta program
prioritas Rektor ITB yang berpedoman pada RENIP ITB. Tujuan yang
terkandung dalam RENSTRA ITB menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran RKA Tahunan ITB dan pengambilan keputusan dalam
pengelolaan dan pengembangan ITB dalam jangka waktu lima tahun
mendatang dengan memperhatikan segala perkembangan ITB serta isu
strategisnya. Secara umum, RENSTRA ITB 2021-2025 merupakan hasil
perencanaan teknokratik yang berangkat dari pemahaman terhadap visi dan
misi ITB 2025. Visi ITB 2025 diadopsi dari pernyataan visi Rektor ITB terpilih,
Prof. Reini Wirahadikusumah. Proses perumusan visi dan misi ITB 2025
berlandaskan pada Suplemen RENIP 2020-2025 sebagai pedoman arah
pengembangan ITB pada tahun 2020-2025 untuk merancang rencana strategis
HALAMAN | 3
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
dan implementasi program. Visi ITB 2025 yang telah terbentuk kemudian
dijabarkan ke dalam beberapa sasaran strategis dan dicapai melalui program
strategis yang mempertimbangkan berbagai isu strategis, kondisi lingkungan
eksternal ITB berupa kondisi kebijakan, sosial-ekonomi, dan kondisi terhadap
persaingan nasional dan global, serta mempertimbangkan kondisi lingkungan
internal ITB berupa kondisi perkembangan pengajaran, penelitian, pengabdian
masyarakat, inovasi dan institusi ITB bersamaan dengan adanya proses
berbagai tinjauan pustaka dan transformasi melalui model bisnis dalamnya.
RENSTRA ITB 2021-2025 didahului dengan Wujud ITB 2025 dan arah
pengembangan ITB 2025 lalu dilengkapi dengan strategi pencapaian dan
pentahapan, program strategis tahunan dan indikator dan target
ketercapaiannya. Selanjutnya, program strategis dijalankan melalui sistem
Tridharma ITB yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat dengan input, proses dan output yang khas dari masing-masing
komponen.
1.2.1 Pendekatan
Proses penyusunan RENSTRA ITB 2021-2025 dilakukan melalui pendekatan
perencanaan strategis sektor publik. Pendekatan ini merupakan proses dari
diagnosis, penetapan tujuan dan pembangunan strategi yang merupakan
bagian dari manajemen yang berorientasi pada hasil. Perencanaan strategik
bersifat visioner namun berlandaskan pada pertimbangan untuk
mengantisipasi kondisi di masa depan yang mengarahkan pada keputusan
pengalokasian sumber daya yang signifikan (Gaspersz, 2004). Melalui
pendekatan ini, RENSTRA ITB 2021-2025 menjadi pedoman yang adaptif dan
proaktif terhadap perubahan lingkungan yang dinamis dan kompleks,
sehingga selalu menyesuaikan dengan perkembangan ITB dan juga isu
strategisnya dengan berlandaskan pada nilai-nilai akomodasi, komunikasi dan
partisipasi. RENSTRA ITB 2021-2025 berorientasi pada masa depan dengan
tetap mengantisipasi keadaan di masa mendatang sesuai dengan kondisi yang
diinginkan dan diharapkan. RENSTRA ITB 2021-2025 diharapkan mampu
menjadi dokumen kunci yang strategis untuk mencapai tujuan secara
menyeluruh dengan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh
pekerjaan-pekerjaan di dalam institusi.
HALAMAN | 14
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 1.1 Kerangka Metodologi Penyusunan Rencana Strategis ITB 2021-2025
HALAMAN | 15
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Model perencanaan strategis yang digunakan pada perumusan RENSTRA ITB 2021-
2025 berangkat dari pemahaman visi dan misi ITB yang berlandaskan pada RENIP
2021-2025 (Gambar 1.1). Visi yang telah terbentuk merupakan masukan dalam
perumusan isu-isu strategis, arah pengembangan dan wujud ITB serta strategi
pencapaian dan tahapan yang akan menghasilkan program strategi serta indikator dan
target capaian kerja. Model perencanaan strategis digunakan untuk melakukan analisis
terhadap berbagai kondisi lingkungan internal ITB bersamaan dengan proses analisis
dari berbagai sumber tinjauan pustaka untuk selanjutnya dapat menghasilkan satu
model bisnis yang akan digunakan sebagai proses untuk mencapai wujud ITB pada
tahun 2025. Dengan keberadaan model bisnis, ITB yang saat ini berjalan dengan proses
business as usual diharapkan mampu bertransformasi dengan menerapkan model-
model bisnis baru yang yang dapat menjawab tantangan-tantangan periode 2021-
2025. Model bisnis baru yang terbentuk selanjutnya menghasilkan rangkaian aksi
berupa program strategis tahunan dengan indikator dan target capaian dari program
strategis. RENSTRA ITB 2021-2025 harus dapat diukur dalam sejumlah indikator kinerja
sehingga ketercapaian wujud ITB 2025 dapat dipastikan melalui proses kuantifikasi
yang akurat. Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, perumusan RENSTRA ITB
2021-2025 melalui model perencanaan strategis dinamis menyesuaikan
perkembangan yang terjadi, sehingga proses perumusan isu strategis hingga
penentuan indikator dan target capaian merupakan proses dua arah agar dapat
dipastikan bahwa setiap tahapan saling sinkron satu dengan yang lainnya.
1.2.2 Pengumpulan Data
Terdapat dua metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan
RENSTRA ITB 2021-2025 yaitu pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan
data ditentukan berdasarkan kebutuhan yang dapat menjawab tujuan dari
penyusunan RENSTRA.
Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer pada penyusunan RENSTRA ITB dilakukan untuk
mendapatkan berbagai informasi secara langsung dari sumber. Adapun metode yang
dilakukan dalam pengambilan data primer meliputi wawancara dan Focus Group
Discussion.
HALAMAN | 16
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode eksploratif sebagai proses untuk memperoleh
informasi sesuai dengan perspektif narasumber dengan melontarkan pertanyaan yang
telah dirumuskan sesuai dengan kebutuhan data. Wawancara kali ini dilakukan untuk
menggali opini, permasalahan, harapan serta pemikiran dari narasumber terhadap
kondisi-kondisi yang relevan dan berpengaruh pada proses penyusunan RENSTRA ITB
2021-2025. Adapun narasumber yang terlibat adalah pihak civitas akademika ITB,
diantaranya rektor, wakil rektor, majelis wali amanat, dekanat fakultas, ketua pusat
penelitian, pimpinan pusat unggulan IPTEK.
2. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion dilakukan melalui proses eksplorasi isu dan fenomena dari
adanya diskusi kelompok individu dan berfokus untuk menghasilkan kesepakatan
bersama (Kitzinger dan Barbour, 1999). Pada proses penyusunan RENSTRA ITB 2021-
2025, dilakukan kegiatan FGD sebanyak dua kali, yaitu FGD Tahap Awal dan FGD Tahap
Akhir. FGD Tahap Awal bertujuan untuk melakukan klarifikasi data dan informasi terkait
proses penyusunan RENSTRA ITB. Selain itu, FGD Tahap Awal dilakukan untuk saling
membangun pemahaman bersama dan menghasilkan isu-isu strategis
pengembangan ITB lima tahun mendatang. FGD selanjutnya yaitu FGD Tahap Akhir
dilakukan untuk memetakan dan mengevaluasi usulan strategi, tindakan dan program
dalam RENSTRA ITB 2021-2025 serta menyusun prioritas-prioritas yang akan
direalisasikan dari program yang telah terbentuk dan setelahnya dilakukan
kesepakatan bersama terhadap seluruh program dan strategi yang telah dirumuskan
di dalam RENSTRA ITB 2021-2025.
Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder pada penyusunan RENSTRA ITB 2021-2025 dilakukan
melalui pencarian berbagai data dan informasi dari berbagai literatur sebagai berikut.
1. Data kinerja/capaian tridharma dan kelembagaan ITB dalam kurun waktu lima
tahun terakhir
2. Data kinerja pembanding institut/universitas lain yang relevan
3. Data normatif meliputi peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang
terkait langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan tinggi, riset, dan
inovasi pada tingkat global, nasional, regional, lokal dan internal ITB
HALAMAN | 17
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
4. Model-model perencanaan institut/universitas benchmark yang dianggap relevan
dan terbukti berhasil
5. Catatan dan laporan hasil kunjungan ke institut/universitas benchmark
1.2.3 Teknik Analisis
Teknis analisis digunakan sebagai sebuah proses sistematis untuk mempermudah
pengolahan data yang telah terkumpul sehingga dapat menghasilkan informasi untuk
digunakan dalam penyusunan strategi dan program strategis RENSTRA ITB 2021-2025.
Proses penyusunan RENSTRA ITB 2021-2025 dilakukan dengan berbagai teknik analisis
yaitu, problem tree analysis, need-gap analysis, SWOT analysis, balanced scorecard,
strategy map analysis, dan business model analysis yang dijelaskan sebagai berikut.
Problem Tree Analysis
Problem Tree Analysis atau analisis pohon masalah merupakan metode analisis yang
bertujuan untuk menemukan solusi dengan memetakan anatomi sebab dan akibat
utama dari berbagai isu. Teknik analisis ini digunakan untuk menentukan
permasalahan yang memungkinan memiliki prioritas dan urgensi tinggi untuk segera
diselesaikan untuk selanjutnya dapat direalisasikan melalui sasaran dan program
strategis pada RENSTRA ITB 2021-2025. Melalui teknik ini, permasalahan yang
diidentifikasi jauh lebih strategis karena mampu memberikan kerangka dan formulasi
yang lebih terstruktur melalui diagram dengan mengidentifikasi sebab, permasalahan
utama dan memetakan akibat dari permasalahan, sehingga isu dan permasalahan
yang akan diselesaikan melalui program-program strategis dalam RENSTRA ITB 2021-
2025 menjadi tepat sasaran.
Need-gap Analysis
Need-gap Analysis merupakan proses untuk mengidentifikasi kesenjangan dan
perbedaan antara situasi saat ini dengan kondisi ideal yang diharapkan dan dianggap
sebagai kebutuhan di dalam organisasi. Terdapat empat langkah utama yang
dilakukan pada analisis ini yaitu (1) mengidentifikasi kebutuhan organisasi saat ini, (2)
menentukan masa depan yang ideal atau yang diinginkan dari organisasi, (3)
memaknai dan menyoroti lebih dalam apa yang perlu diisi dan dijembatani dari
kesenjangan, dan (4) memodifikasi serta melaksanakan rencana organisasi untuk
menjembatani kesenjangan. Pada proses penyusunan RENSTRA ITB 2021-2025,
analisis ini digunakan untuk membandingkan bagaimana kondisi ITB saat ini dengan
keinginan bagaimana kondisi ITB yang diharapkan pada masa mendatang, dan
dilanjutkan dengan menjembatani kesenjangan (gap) diantara dua kondisi tersebut
HALAMAN | 18
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
melalui penyusunan tujuan. Sehingga ITB berupaya mengambil tindakan untuk
mengubah situasi saat ini untuk mencapai situasi yang diinginkan dengan menentukan
tujuan yang terarah dan terukur serta merancang implementasi program-program
yang tertuang pada RENSTRA ITB 2021-2025.
Analisis SWOT
Isu dan permasalahan utama telah diketahui melalui proses analisis pohon masalah,
dan selanjutnya analisis gap hadir dan digunakan untuk memahami dan merumuskan
tujuan yang terarah dan terukur sesuai dengan kondisi ideal yang diinginkan, maka
analisis SWOT digunakan sebagai metode analisis untuk menjelaskan lebih lanjut
strategi-strategi yang akan diimplementasikan. Analisis SWOT bertujuan untuk
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal
di lingkungan organisasi.
Pada proses penyusunan RENSTRA 2021-2025, analisis ini digunakan dengan
menekankan empat pilar utama yaitu strength dan weakness yang dilihat dari kondisi
internal ITB, dan opportunity dan threat yang berasal dari analisis kondisi eksternal ITB.
Analisis terhadap kondisi internal ITB digunakan untuk mengidentifikasi sumber daya,
kapabilitas, kompetensi inti, dan keunggulan kompetitif yang seluruhnya ditinjau
melalui bidang pendidikan, bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan
inovasi serta bidang institusi yang dimiliki ITB. Sedangkan pada analisis eksternal,
kondisi yang diidentifikasi diantaranya daya saing di tingkat global, perkembangan
ekosistem inovasi dunia, kondisi revolusi industri 4.0, peringkat universitas pada skala
internasional dan nasional serta indikator pembobotan peringkat universitas yang
memberikan gambaran terhadap bagaimana daya saing yang dimiliki ITB untuk
melihat peluang serta ancaman dengan membandingkan ITB dengan pesaingnya pada
konstelasi eksternal yaitu nasional dan internasional. Kedua kondisi tersebut dianalisis
dan dipahami lebih lanjut untuk mengembangkan tujuan, sasaran dan strategi yang
sesuai dengan masalah yang teridentifikasi untuk selanjutnya dilakukan rencana
implementatif dalam melaksanakan strategi yang telah dihasilkan.
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard (BSc) merupakan metode pengukuran hasil kerja yang digunakan
oleh organisasi atau disebut sebagai strategi manajemen. Balanced Scorecard memiliki
dua fokus utama untuk mengatasi pengukuran kinerja organisasi yang efektif dan
strategi penerapan dari organisasi. Dengan kata lain, metode ini digunakan bagi
organisasi sebagai jembatan untuk “menghubungkan titik-titik” antara berbagai
komponen perencanaan dan manajemen strategis, sehingga diharapkan dapat terjadi
HALAMAN | 19
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
keterkaitan antara program kerja yang diimplementasikan, indikator keberhasilan,
tujuan strategi yang dicapai oleh organisasi, dan visi misi organisasi.
Teknik analisis ini digunakan dalam penyusunan RENSTRA ITB 2021-2025 untuk
mengefektifkan keterkaitan komponen kunci, yaitu memastikan visi dan wujud ITB
2025 dapat direalisasikan melalui serangkaian tindakan mengimplementasikan tujuan
secara strategis melalui inisiasi program-program strategis yang mendukung
terwujudnya tujuan ITB pada tahun 2025. Kerangka kerja balanced scorecard
menerapkan empat strategi utama yaitu keuangan, pengguna, proses internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga diharapkan adanya proses dan langkah
transformatif yang baik sehingga model bisnis ITB 2025 dapat menjadi lebih konkrit
Strategy Map
Strategy map atau peta strategi merupakan elemen utama dari model balanced
scorecard sebagai alat visual yang dirancang untuk mengkomunikasikan rencana
strategis dengan jelas sehingga mencapai tujuan dari organisasi. Adopsi strategy map
dalam model balanced scorecard dipercaya mampu menghasilkan pengembangan
atau peningkatan yang signifikan pada strategi manajemen organisasi. Empat strategi
utama pada balanced scorecard yaitu keuangan, pengguna, proses internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan mampu divisualisasikan dengan kerangka yang lebih
jelas melalui penggunaan peta strategi ini. Oleh sebab itu, peta strategi secara simultan
akan mendukung penggunaan model balanced scorecard. Model ini digunakan dalam
RENSTRA ITB 2021-2025 untuk mengkomunikasikan informasi kepada seluruh entitas
internal ITB dengan jelas melalui penentuan ukuran dan indikator implementasi dari
strategi sehingga diharapkan mampu menghasilkan model bisnis ITB 2025 yang lebih
konkrit dalam rangka mewujudkan ITB yang berdaya saing.
Bussiness Model
Model bisnis atau bussiness model adalah sistem sumber daya dan aktivitas, yang
menciptakan nilai yang berguna bagi pelanggan atau pengguna dan penjualan nilai
ini menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (kemanfaatan bagi organisasi). Adapun
tujuan analisis model bisnis ini adalah untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan tentang komponen dasar model bisnis. Sehingga tujuan ini dapat
digunakan dalam meningkatkan fungsionalitas dan ekonomi model bisnis, serta
menemukan dan mengembangkan keuntungan kompetitif yang dapat dideteksi oleh
perusahaan atau organisasi itu sendiri (Slávik, 2011). Secara umum, model bisnis
memiliki empat komponen input utama: faktor industri, sumber daya, pembiayaan,
dan posisi.
HALAMAN | 20
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Pada proses penyusunan RENSTRA ITB 2021-2025, faktor industri digunakan untuk
menganalisis dampak elemen pasar, yakni kondisi dari pesaing, hambatan yang terjadi
dan serta melihat kondisi pelanggan, dalam konteks ini merupakan subjek yang
menjadi sasaran ITB sebagai instansi pendidikan. Kemudian, sumber daya yang dimiliki
ITB mulai dari sivitas akademik hingga sarana dan prasarana yang tersedia mampu
menciptakan perbedaan yang berharga sebagai salah satu modal utama yang dimiliki
ITB. Biaya ataupun pembiayaan merupakan komponen yang tidak terelakkan untuk
menjalankan berbagai program-program strategis yang terbentuk dalam RENSTRA ITB
2021-2025. Selanjutnya adalah komponen posisi, yakni ITB akan berusaha mencari
tempat yang tepat, yang belum ditempati untuk dapat memberikan nilai baru dan
menarik ke pasar yang ada. Hal penting yang perlu dilakukan yaitu memastikan
terjadinya sinergitas komponen-komponen ini untuk menciptakan aktivitas dalam
model bisnis yang sukses dan keunikannya mampu menjadi sumber keunggulan
kompetitif bagi ITB.
1.3 Landasan Kebijakan
ITB pertama kali dideklarasikan oleh pemerintahan Belanda pada tanggal 3 Juli 1920,
dengan nama Technische Hogeschool te Bandoeng. Pada tanggal 2 Maret 1959,
Institut Teknologi Bandung (ITB) secara resmi didirikan oleh Ir. Soekarno. ITB berubah
status menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN) pada tanggal
26 Desember 2000 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 155 Tahun 2000 tentang
Penetapan Institut Teknologi Bandung sebagai Badan Hukum Milik Negara. Sebagai
dampak pembatalan UU 9/2009 tentang Badan Hukum Pendidikan oleh Mahkamah
Konstitusi, pada tanggal 12 April 2012, Pemerintah menetapkan Peraturan Presiden
Nomor 44 Tahun 2012 tentang Institut Teknologi Bandung sebagai Perguruan Tinggi
yang Diselenggarakan oleh Pemerintah.
Penyusunan RENSTRA ITB 2021-2025 tidak hanya berlandaskan pada Suplemen RENIP
2020-2025 saja, melainkan pada sejumlah kebijakan lainnya sehingga diharapkan
RENSTRA ini akan lebih komprehensif memuat berbagai hal-hal mendasar yang dapat
dijadikan input maupun bahan evaluasi untuk menyusun tujuan dan program dari
RENSTRA ITB 2020-2025. Berikut merupakan kebijakan-kebijakan yang dijadikan
landasan dalam penyusunan RENSTRA ITB 2021-2025.
1.3.1 PP RI Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Statuta ITB
Pada tanggal 10 Agustus 2012, Pemerintah menetapkan UU 12/2012 tentang
Pendidikan Tinggi. Berdasarkan UU 12/2012 tersebut, ITB berubah menjadi Perguruan
Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). Sebagai aturan turunannya, pada tanggal 14
HALAMAN | 21
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Oktober 2013, Presiden RI menetapkan PP 65/2013 tentang Statuta ITB, yang
merupakan peraturan dasar pengelolaan ITB yang digunakan sebagai landasan
penyusunan peraturan dan prosedur operasional di ITB. Sesuai dengan pasal 2 ayat 2
yang tertuang dalam statuta, visi ITB adalah “menjadi Perguruan Tinggi yang unggul,
bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu
meningkatkan bangsa Indonesia dan dunia”. Adapun misi ITB tercantum pada ayat
setelahnya, yaitu “menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora serta menghasilkan sumber daya
insani yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik”.
Sesuai dengan pasal 55 ayat 2, RENSTRA ITB merupakan penjabaran Renip ITB yang
merupakan rencana jangka menengah yang dibuat oleh setiap rektor pada masa awal
jabatannya dan menguraikan secara menyeluruh rencana untuk mencapai tujuan
jangka menengah ITB. Berdasarkan pasal sebelumnya yakni pasal 54, Renstra dianggap
sebagai salah satu aspek pada sistem perencanaan ITB yang memberikan gambaran
terkait rencana pengembangan ITB ke depan. Pada pasal penjelasannya, Renstra juga
merupakan rencana jangka menengah yang menjadi acuan dalam penyusunan
rencana tahunan (RKA). Dokumen Renstra, sesuai dengan penjelasan pasal 55,
berisikan janji rektor ketika kampanye yang merupakan penjabaran dari Renip dan
juga rencana kerja rektor untuk memenuhi pencapaian yang diminta di dalam Renip.
Oleh karena itu, Renstra juga merupakan salah satu acuan perencanaan yang dapat
digunakan untuk menilai capaian kinerja rektor dalam menjalankan tugasnya.
1.3.2 RENIP ITB 2006 - 2025
Arah pengembangan jangka panjang ITB merupakan dasar bagi ditetapkannya
rancangan strategis atau RENSTRA ITB . Arah pengembangan jangka panjang ITB
dapat dilihat berdasarkan tiga pilar strategis yang ditetapkan menjadi perhatian, yaitu,
● Peran Institusi (institution’s vision and mission), yang berhubungan dengan
membangun berbagai peran ITB dalam berbagai bentuk center of excellence untuk
mewujudkan daya saing dan martabat bangsa,
● Infrastruktur (internal & external network), dan jaringan kerjasama dengan
berbagai center of excellence di luar negeri,
● Pengembangan Institusi (institution building), yang berhubungan dengan
mewujudkan ITB dalam organisasi manajemen, pengembangan sumber daya dan
komunitas di dalam institusi.
HALAMAN | 22
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Ketiga pilar pembangunan ITB tersebut harus ditumbuhkan sesuai dengan makna dari
arah pengembangan jangka panjang ITB yaitu tetap berada di atas pondasi
keunggulan budaya dan tradisi serta nilai-nilai ITB. Arah pengembangan ITB
diwujudkan dalam lingkup kewajiban dasar Perguruan Tinggi di Indonesia yaitu
melaksanakan kegiatan Tridharma.
Sebagai dokumen arah pengembangan jangka panjang yang dinamik dan hidup
mengikuti berbagai perubahan yang terjadi pada skala regional dan global, dan
dengan sasaran-sasaran yang menginspirasi, menantang dan memotivasi, RENIP ITB
menyebutkan perlunya suatu komitmen dari institut untuk secara periodik (setiap 5
tahun) untuk melakukan perbaikan prediksi situasi dan sasaran pengembangan
institut. Perbaikan periodik ini merupakan rencana implementasi untuk perioda
pembangunan ITB yang lebih pendek dalam bentuk RENSTRA ITB 5 tahun serta
indikator - indikator ketercapaian setiap tahun pada masa kerjanya.
Kata-kata kunci yang dipegang dalam menetapkan arah pengembangan jangka
panjang ITB diantaranya, keberadaan solusi yang dinamik untuk maju, kemampuan ITB
untuk memilih solusi yang terbaik di antara yang terbaik, rambu-rambu yang
menantang, menginspirasi dan memotivasi, pengembangan kultur dan tradisi serta
nilai-nilai ITB sebagai pengaruh ITB terhadap kemajuan bangsa, serta terciptanya
transdisciplinary & networks yang baik agar ITB dapat maju dan berkembang.
Gambar 1.2 Posisi ITB dalam Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing dan
Martabat Bangsa Indonesia
HALAMAN | 23
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
ITB dalam rangka membangun bangsa, memiliki peran yang begitu strategis dengan
berfokus pada riset yang maju dan pendidikan bangsa (Gambar 1.2). Dibutuhkan
sistem pendidikan bangsa yang menghasilkan sumber daya yang cerdas, yang berbudi
pekerti luhur dan berakhlak mulia, yang mencintai bangsanya, yang mempunyai
kemampuan riset dan pemanfaatan ilmu pengetahuan guna membangun industri
yang kuat. Oleh sebab itu, tentunya peran dan tanggung jawab ITB bukan hanya
sebagai lembaga yang menghasilkan lulusan, melainkan lebih dari itu, yakni sebagai
lembaga pendidikan tinggi yang intensif melaksanakan riset dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, yang menjunjung sangat tinggi semua aspek serta
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
Meskipun bukan satu - satunya cara menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
bangsa Indonesia, pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
kritis untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan tantangan ke depan untuk
membawa bangsa Indonesia melepaskan diri dari akibat ketertinggalan dari bangsa -
bangsa lain di dunia. Kombinasi ketiga bidang ilmu: teknologi informasi, teknologi bio,
dan teknologi nano telah mewujudkan berbagai teknologi baru yang bermanfaat yang
mampu meningkatkan kualitas serta kinerja kehidupan. Selain tiga teknologi tersebut,
terdapat pula unsur teknologi keempat, yaitu teknologi kognitif, yang pada dasarnya
adalah wujud realisasi kombinasi dari ketiga teknologi di atas.
Berdasarkan RENIP ITB, terdapat poin-poin penting terkait Visi, Misi dan Tujuan ITB
sebagai berikut.
● Visi ITB (SK Senat No. 022/SK/K-01-SENAT/1999): “ITB menjadi lembaga
pendidikan tinggi dan pusat pengembangan sains, teknologi dan seni yang
unggul, handal dan bermartabat di dunia, yang bersama dengan lembaga
terkemuka bangsa menghantarkan masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang
bersatu, berdaulat dan sejahtera.”
● Misi ITB 2000 - 2010 (SK Senat No. 023/SK/K-01-SENAT/1999): “Memandu
perkembangan dan perubahan yang dilakukan masyarakat melalui kegiatan
tridharma perguruan tinggi yang inovatif, bermutu, dan tanggap terhadap
perkembangan global dan tantangan lokal. Kata kunci penting dari misi ITB di atas
adalah menyatakan peran ITB sebagai perguruan tinggi yang mengejar kemajuan
di samping yang selalu sadar akan tanggung jawabnya.”
● Tujuan ITB (PP. No. 155 Tahun 2000 (Ps. 10)): “Tujuan Institut adalah memajukan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta
ilmu sosial dan kemanusiaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan
HALAMAN | 24
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan
menjunjung tinggi nilai - nilai kemanusiaan melalui tridharma.”
Berdasarkan ketiga poin diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam mengemban
tanggung jawab dalam membangun Indonesia, ITB memiliki kemampuan membangun
jaringan kerjasama dengan berbagai kekuatan bangsa. Untuk mewujudkannya, ITB
berperan sebagai perguruan tinggi yang memimpin sekaligus menjadi unsur kekuatan
yang menghantarkan masyarakat mewujudkan cita-citanya dalam meniti kemajuan
menghadapi tantangan global dan terus berkonsistensi dalam pengamalan berbagai
riset serta pengembangan keilmuan yang menjadi aset serta kekuatan ITB untuk
terwujudnya kesejahteraan bangsa.
Mengacu pada Visi ITB serta yang berhubungan dengan cita-cita bangsa, maka dalam
Renip dinyatakan bahwa Visi ITB 2025 adalah terwujudnya the culture and tradition of
excellence ITB: suatu perguruan tinggi dengan kultur dan tradisi riset dan
pengembangan yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, yang
menjunjung sangat tinggi nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, yang bertaraf dunia
(world class research & development university), yang mempunyai kemampuan mandiri
(otonomi) atas dasar nilai-nilai inti ITB: self directing; self-motivating; self-developing;
self-supporting; self-assesing; self-decision,yang bertumpu pada nilai luhur bangsa
Indonesia. Selain itu, ITB 2025 bertujuan untuk bersama-sama dengan kekuatan
bangsa yang lainnya memandu kemajuan bangsa Indonesia, sejajar dengan bangsa-
bangsa maju lain di dunia dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
menjunjung sangat tinggi nilai-nilai sosial dan kemanusiaan yang mengolah kekayaan
alam dan budaya bangsa, menjadi bangsa yang mandiri dalam ekonomi yang kuat,
terjamin dalam kesejahteraan sosial, keadilan hukum, keluhuran budaya, dan
kedaulatan bangsa, yang mampu ikut serta dalam mewujudkan perdamaian dan
kesejahteraan umat manusia di muka bumi.
Dalam keberjalanannya, diperlukan kunci sukses untuk mewujudkan visi tersebut.
Adapun kunci sukses yang akan membawa terwujudnya visi ITB 2025, yaitu (1) mampu
menarik kehadiran “best talents” ke dalam komunitas ITB, (2) mampu mempertahankan
keberadaan “best talents” di dalam lingkungan komunitas ITB, (3) mampu
mengundang kehadiran dan memberdayakan “resources & potencies” (termasuk dana)
untuk membangun ITB serta (4) responsif terhadap kebutuhan stakeholders ITB.
Perwujudan Visi ITB 2025 adalah menghasilkan karya bermutu unggul dalam bidang
akademik (academic excellence) yang tentunya tidak dapat lepas dari komitmen pada
fungsi, serta tanggung jawab ITB dalam keilmuan yang menjadi identitasnya yakni ilmu
HALAMAN | 25
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
pengetahuan, teknologi, dan seni. Komitmen keilmuan yang telah disebutkan
dijelaskan pada gambar 10 yang bermakna pada upaya pemberdayaan potensi
masyarakat, berwawasan kuat pada berbagai aspek serta nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan yang tumbuh dalam nilai-nilai luhur bangsa, responsif terhadap
permasalahan sosial dan kebangsaan serta mampu menjadi pusat unggulan dan
kerjasama sebagai basis kehidupan akademik. Sehingga dalam pendidikan, ITB tetap
konsisten pada kebijakan dasar yang telah ditetapkan untuk menghasilkan sarjana
sebagai insan sosial dan akademis berjiwa Pancasila yang ingin tahu, ingin maju, dan
sadar lingkungan (SK Senat Akademik No. 007/SK/Senat/ITB/1998). Sementara dalam
riset dan pengembangan, bidang keilmuan ITB disintesakan untuk mewujudkan
keunggulan bangsa, yang digali dari kekayaan potensi dan budaya bangsa, untuk
kemandirian daya saing dan martabat bangsa Indonesia.
Gambar 1.3 Modal Dasar ITB Menuju Visi ITB 2025.
Dalam mewujudkan visi ITB 2025, ITB mempunyai sejumlah modal dasar yang
fundamental, meliputi kultur dan tradisi, sumber daya manusia, jaringan kerjasama,
infrastruktur, pengakuan stakeholder, keberadaan ITB sebagai PT BHMN, landasan ART
ITB serta tantangan dan keinginan untuk berubah, sesuai pada Gambar 1.3. Pada
tahun 2025, sesuai dengan RENIP ITB, ITB tetap masih mempunyai tanggung jawab
ikut serta memajukan derajat bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa maju lainnya di
dunia. Untuk itu, sumber daya yang berkualitas, tangguh dalam tantangan global, jiwa
HALAMAN | 26
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
nasionalisme dan wawasan kebangsaan serta daya juang tinggi diperlukan dalam
mewujudkan cita-cita bangsa. Oleh sebab itu, objektif penting dari arah
pengembangan ITB pada tahun 2025 adalah terwujudnya ITB sebagai a respected
university in the region, yang mampu menghasilkan sumber daya maupun karya-karya
unggul guna memandu kemajuan menuju bangsa Indonesia yang mandiri dalam
kemajuan ekonomi, kesejahteraan sosial, keluhuran budaya, dan kedaulatan politik,
yang dihormati oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Sehingga dengan obyektif diatas,
sebagai world class university, ITB mampu memberikan jaminan untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan bersaing dalam kelas dunia, memberikan
karya-karya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diakui secara global dan demikian
pada akhir tahun 2025, ITB akan diakui dunia sebagai pusat pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sejajar dengan pusat lainnya di kawasan Asia.
1.3.3 Suplemen RENIP 2020 - 2025
Surat MWA No. 125./I1/MWA/LL/2019 menjadi landasan dilakukannya evaluasi,
penyelarasan dan pengembangan isi RENIP ITB untuk rentang periode 2021-2025
dengan mempertimbangkan dan mengakomodasi berbagai dinamika khususnya pada
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta perkembangan sosial dan
budaya masyarakat. Penyelarasan terhadap RENIP ITB dilakukan melalui penyusunan
Suplemen RENIP 2020-2025 yang telah menghasilkan beberapa pokok penyelarasan
yaitu:
1. Perubahan visi, misi, dan tujuan ITB yang disesuaikan dengan statuta ITB 2013.
2. Penyempurnaan arah pengembangan ITB 2020 -2025 berdasarkan evaluasi diri
periode sebelumnya dan disertai dengan ciri-ciri pencapaian yang lebih terukur.
3. Mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masanya,
yakni Industri 4.0.
Dalam upaya mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
aspek yang dipertimbangkan adalah the convergent technologies yaitu teknologi
informasi (information technology), teknologi bio (biotechnology), teknologi nano
(nano science & technology), dan teknologi kogno (cogno/neuro technology). Ilustrasi
pengembangan sinergi antara Socio, Nano, Bio, Info, Cogno ini dapat dilihat pada
Gambar 1.4. Selain itu, berdasarkan perubahan tersebut, ITB perlu lebih fleksibel
dalam melihat relasi antara bidang ilmu pengetahuan, sehingga membuka ruang
hibriditas bidang keilmuan dalam semangat transdisiplin. Dalam Suplemen RENIP ITB
2020-2025, dinyatakan bahwa sains, teknologi, dan seni hadir untuk memperkaya
HALAMAN | 27
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
kualitas hidup dan makna kehidupan manusia dan selalu berangkat dari keinginan,
kepentingan, kebutuhan dan tujuan manusia. Oleh sebab itu, pertimbangan terhadap
berbagai dimensi manusia dan masyarakat merupakan keniscayaan yang hadir dalam
setiap pengembangan sains, teknologi, dan seni.
Gambar 1.4 Ilustrasi Pengembangan Sinergi Socio, Nano, Bio, Info, Cogno.
Suplemen RENIP ITB 2020-2025 menyatakan bahwa kemajuan bangsa Indonesia dapat
dicapai apabila seluruh komponen bangsa Indonesia bersatu pada mengisi
pembangunan yang memiliki nilai tambah ekonomi dan sosial yang tinggi sekaligus
memperhatikan kelestarian hidup sesuai dengan semangat dan pencapaian tujuan
berkelanjutan (SDGs). Upaya ini perlu didorong oleh karya orisinil dari sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi dalam pengetahuan, teknologi,
seni, ilmu sosial dan ilmu humaniora serta bisnis yang bersumber pada kearifan lokal
HALAMAN | 28
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
dan moral yang luhur untuk mengolah dan mengelola sumber kekayaan alam dan
budaya Indonesia. Modal dan kekuatan bangsa seperti itulah yang mampu menjadi
kunci keunggulan komparatif dan kompetitif bangsa. Berangkat dari hal tersebut,
sesuai dengan suplemen RENIP ITB 2020-2025, maka arah pengembangan ITB yang
juga sebagai bagian dari pengembangan daya saing Indonesia memiliki tujuan pada
tahun 2025, sebagai berikut.
1. Mewujudkan ITB sebagai a Globally Respected and Locally Relevant University
dengan pemanfaatan dan dampak karya inovasinya yang semakin luas di tingkat
internasional.
2. Meningkatkan kemampuan dan menyinergikan pusat-pusat keunggulan ITB
dengan dinamika perkembangan di bidang sains, teknologi, seni, sosial dan
humaniora, serta bisnis di dunia.
4. Mengambangkan sistem tata kelola pendidikan tinggi PTN-BH yang baik (good
university governance) dalam bentuk sistem multi kampus yang terintegrasi dan
berbasis teknologi mutakhir secara produktif. Tata kelola PTN-BH yang baik
dimulai dengan mengikuti alur proses dan hirarki sistem perencanaan ITB secara
terpadu (RENIP-RENSTRA-RKAT ITB) dan menyeluruh.
Sesuai dengan Suplemen RENIP ITB 2020-2025, ITB 2025 memiliki beberapa tahapan
untuk mencapai tujuannya sebagai a Globally Respected and Locally Relevant antara
lain:
1. Tahapan pertama, terlaksananya suatu inisiatif transformasi atau upaya besar
sehingga ITB mampu terus meningkatkan capaian dan melaksanakan pendidikan
tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui, serta mampu meningkatkan
kesejahteraan bagi bangsa Indonesia di tengah arus perubahan besar yang sedang
terjadi dengan cepat.
2. Tahapan kedua, terwujudnya berbagai pusat unggulan kelas dunia yang dibangun
bersama berbagai kekuatan bangsa maupun mitra internasional melalui
optimalisasi peran Kelompok Keahlian/Keilmuan (KK) dan Pusat Penelitian di ITB
dan dilaksanakan secara terintegrasi dengan sistem pendidikan dan program
pascasarjana sebagai ujung tombak.
3. Tahapan ketiga, terwujudnya multi kampus ITB dengan organisasi yang efektif,
efisien, dan adaptif terhadap perubahan; sistem pendidikan modern yang
memanfaatkan teknologi mutakhir, serta sistem manajemen yang efektif dan
HALAMAN | 29
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
produktif berikut seluruh unit kerja yang mampu mendukung pelaksanaan peran
dan tanggung jawab ITB, sebagai World Class-Research University.
5. Tahapan keempat, terwujudnya ITB Enterprises dalam wujud ekosistem
komersialisasi inovasi dari berbagai Kelompok Keahlian/Keilmuan (KK) dan Pusat
di ITB.
Kemudian, keempat tahap ini memiliki ciri-ciri keberhasilan atau indikator yang terukur
sesuai dengan tahapannya dan telah dijabarkan pada Suplemen RENIP ITB 2020-2025.
Selanjutnya, tidak hanya tinjauan secara dokumen internal yang dimiliki oleh ITB,
melainkan ITB sebagai bagian dari konstelasi yang lebih besar di wilayah Indonesia,
maka pembangunannya dan perwujudannya di tahun 2025 perlu untuk mendukung
pembangunan Indonesia. Berikut merupakan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024, Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan 2020-2024 serta kebijakan lainnya yang menjadi salah satu landasan
perwujudan ITB di tahun 2025.
1.3.4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2020-2024
Dalam rangka melakukan pembangunan nasional, Presiden RI menetapkan visi
Presiden tahun 2020-2024 yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”. Visi tersebut kemudian
dijalanan dalam sembilan misi yang dikenal sebagai Nawacita. Strategi dalam
pencapaian misi Nawacita ini kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam RPJMN, termasuk
diantaranya arahan tentang pembangunan SDM, yaitu membangun SDM pekerja
keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
didukung dengan kerja sama industri dan talenta global. Sesuai dengan RPJMN,
arahan presiden yang berkenaan dengan pembangunan SDM dilaksanakan dalam dua
agenda pembangunan: (1) meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing,
dan (2) revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
Saat ini, produktivitas dan daya saing Indonesia masih tertinggal. SDM Indonesia
berada pada posisi 65 dari 130 negara, tertinggal dibandingkan Malaysia (peringkat
33), Thailand (peringkat 40), dan Vietnam (peringkat 64). Terdapat beberapa hal yang
menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing di Indonesia, yaitu:
• Program studi yang dikembangkan pada jenjang pendidikan tinggi belum
sepenuhnya menjawab potensi dan kebutuhan pasar kerja. Saat ini, mahasiswa aktif
dan lulusan perguruan tinggi sebagian besar didominasi oleh program studi sosial
humaniora. Sementara itu, jumlah mahasiswa dan lulusan bidang ilmu sains dan
HALAMAN | 30
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
keteknikan masih terbatas. Pada jalur pendidikan dan pelatihan vokasi, peningkatan
kualitas layanan belum sepenuhnya didukung dengan sarana dan prasarana
pembelajaran dan praktik yang memadai dan berkualitas, kecukupan pendidik
produktif berkualitas, kecukupan magang dan praktik kerja, serta keterbatasan
kapasitas sertifikasi kompetensi. Selain itu, pembelajaran juga belum mendorong
penguasaan soft-skills yang mendukung kebekerjaan, seperti penguasaan bahasa
asing, serta kemampuan berpikir kritis, analisis, inovasi, kepemimpinan, negosiasi,
dan kerja tim.
• Kapasitas adopsi Iptek dan penciptaan inovasi Indonesia masih rendah. Indonesia
berada di peringkat 85 dari 126 negara dengan skor Global Innovation Index (GII)
29,8 dari skala 0-100 (2018), atau peringkat 14 dari 15 negara-negara Asia Tenggara
dan Oceania. Hal ini disebabkan oleh masih belum memadainya infrastruktur
litbang. Jumlah SDM Iptek masih terbatas dan hanya 14,08 persen diantaranya yang
berkualifikasi S3. Ekosistem inovasi belum sepenuhnya tercipta sehingga proses
hilirisasi dan komersialisasi hasil litbang terhambat. Kolaborasi triple helix belum
didukung oleh kapasitas perguruan tinggi yang memadai sebagai sumber inovasi
teknologi (center of excellence).
• Perguruan tinggi belum terlalu fokus dalam mengembangkan bidang ilmu yang
menjadi keunggulan dan masih kurang terhubung dengan jejaring kerjasama riset,
baik antara perguruan tinggi dan pusat-pusat penelitian di dalam dan luar negeri.
Dari sisi produktivitas penelitian, walaupun jumlah publikasi dosen di jurnal
internasional mengalami peningkatan, namun terjadi penurunan sitasi yang rata-
rata mencapai 45 persen per tahun. Jumlah publikasi internasional yang dapat
disitasi sampai dengan tahun 2017 baru mencapai 72.146 (peringkat 52 dari 239
negara). Selain itu, dari 9.352 paten yang didaftarkan, hanya 2.271 atau 24 persen
yang merupakan hasil penemuan dari peneliti Indonesia. Kondisi ini menunjukkan
bahwa sistem inovasi di Indonesia belum sepenuhnya tercipta. Untuk mendorong
produktivitas ekonomi melalui inovasi teknologi, perlu dibangun ekosistem inovasi
yang didukung dengan komitmen peningkatan belanja litbang nasional.
1.3.5 Rencana Strategis Kemendikbud 2020-2024
Berdasarkan RPJMN 2020-2024, terdapat dua agenda pembangunan yang berkaitan
erat dengan tugas dan fungsi Kemendikbud. Kedua agenda tersebut dilaksanakan
melalui arahan kebijakan dan strategi bidang pendidikan dan kebudayaan Dalam
upaya meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, ditetapkan dua arah
kebijakan, yaitu meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas dan
HALAMAN | 31
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
meningkatkan produktivitas dan daya saing. Kedua arah kebijakan tersebut kemudian
diturunkan menjadi beberapa strategi yang kemudian dijelaskan pada Tabel 1-1.
Selain itu, dalam upaya melakukan revolusi mental dan pembangunan kebudayaan,
ditetapkan tiga arah kebijakan, yaitu revolusi mental dan pembinaan ideology
Pancasila untuk memperkukuh ketahanan budaya bangsa dan membentuk mentalitas
bangsa yang maju, modern dan berkarakter, meningkatkan pemajuan dan pelestarian
kebudayaan untuk memperkuat karakter dan memperteguh jati diri bangsa,
meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan mempengaruhi arah perkembangan
peradaban dunia, dan meningkatan literasi, inovasi, dan kreativitas. Ketiga arah
kebijakan tersebut kemudian diturunkan menjadi beberapa strategi yang kemudian
dijelaskan pada Tabel 1-2.
Tabel 1-1 Arah Kebijakan dan Strategi Agenda Peningkatan SDM yang
Berkualitas dan Berdaya Saing.
Arah Kebijakan Strategi
Meningkatkan pemerataan
layanan pendidikan
berkualitas
1. Peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran;
2. Peningkatan pemerataan akses layanan pendidikan di
semua jenjang dan percepatan pelaksanaan Wajib Belajar
12 Tahun;
3. Peningkatan profesionalisme, kualitas, pengelolaan, dan
penempatan pendidik dan tenaga kependidikan yang
merata;
4. Penguatan penjaminan mutu pendidikan untuk
meningkatkan pemerataan kualitas layanan antar satuan
pendidikan dan antarwilayah;
5. Peningkatan tata kelola pembangunan pendidikan, strategi
pembiayaan, dan peningkatan efektivitas pemanfaatan
anggaran pendidikan;
Meningkatkan produktivitas
dan daya saing
1. Pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kerja sama industri;
dan
2. Penguatan pendidikan tinggi berkualitas.
Sumber: RENSTRA Kemendikbud 2020-2024
HALAMAN | 32
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Tabel 1-2 Arah Kebijakan dan Strategi Agenda Revolusi Mental dan
Pembangunan Kebudayaan
Arah Kebijakan Strategi
Revolusi mental dan pembinaan
ideologi Pancasila untuk
memperkukuh ketahanan budaya
bangsa dan membentuk mentalitas
bangsa yang maju, modern, dan
berkarakter
1. Revolusi mental dalam sistem pendidikan untuk
memperkuat nilai integritas, etos kerja, gotong
royong, dan budi pekerti;
2. Revolusi mental dalam tata kelola pemerintahan
untuk penguatan budaya birokrasi yang bersih,
melayani, dan responsif;
3. Pembinaan ideologi Pancasila, pendidikan
kewargaan, wawasan kebangsaan, dan bela negara
untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme dan
patriotisme.
Meningkatkan pemajuan dan
pelestarian kebudayaan untuk
memperkuat karakter dan
memperteguh jati diri bangsa,
meningkatkan kesejahteraan
rakyat, dan mempengaruhi arah
perkembangan peradaban dunia
1. Revitalisasi dan aktualisasi nilai budaya dan
kearifan lokal untuk menumbuhkan semangat
kekeluargaan, musyawarah, gotong royong, dan
kerja sama antarwarga;
2. Pengembangan dan pemanfaatan kekayaan budaya
untuk memperkuat karakter bangsa dan
kesejahteraan rakyat;
3. Pelindungan hak kebudayaan dan ekspresi budaya
untuk memperkuat kebudayaan yang inklusif;
4. Pengembangan diplomasi budaya untuk
memperkuat pengaruh Indonesia dalam
perkembangan peradaban dunia;
5. Pengembangan tata kelola pembangunan
kebudayaan.
Peningkatan literasi, inovasi, dan
kreativitas
1. Peningkatan budaya literasi;
2. Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan
bahasa Indonesia, bahasa dan aksara daerah, serta
sastra;
3. Penguatan institusi sosial penggerak literasi dan
inovasi
Sumber: RENSTRA Kemendikbud 2020-2024
Arah kebijakan dan strategi tersebut kemudian dijadikan pertimbangan dalam
menentukan arahan kebijakan dan strategi Kemendikbud yang akan dilaksanakan
melalui sinergi antara Kemendikbud dengan kementerian/lembaga lain terkait beserta
dengan pemerintah daerah dan masyarakat.
Arah kebijakan dan strategi pendidikan dan kebudayaan pada kurun waktu 2020-2024
dalam rangka mendukung pencapaian 9 (sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan
(Nawacita Kedua) dan tujuan Kemendikbud melalui Kebijakan Merdeka Belajar yang
HALAMAN | 33
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
bercita-cita menghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi semua rakyat Indonesia,
yang dicirikan oleh angka partisipasi yang tinggi diseluruh jenjang pendidikan, hasil
pembelajaran berkualitas, dan mutu pendidikan yang merata baik secara geografis
maupun status sosial ekonomi. Sebagai jiwa dari kebijakan Kemendikbud selama
2020-2024, Kebijakan Merdeka Belajar terwujud dalam segala arah kebijakan dan
strategi Kemendikbud, salah satunya yaitu peningkatan dan pemerataan mutu layanan
pendidikan.
Keberhasilan peningkatan dan pemerataan mutu layanan pendidikan ini dapat
diindikasikan oleh beberapa kondisi, salah satunya bertambahnya jumlah perguruan
tinggi kelas dunia. Strategi yang dilakukan Kemendikbud dalam rangka menambah
jumlah perguruan tinggi tingkat dunia adalah:
1. Diferensiasi misi perguruan tinggi: research university, teaching university, atau
vocational university;
2. Penggabungan dan pembinaan/penguatan kapasitas serta meningkatkan
otonomi PTN dengan menjadi PTN BH;
3. meningkatkan kerja sama antar perguruan tinggi dalam negeri, dan antara
perguruan tinggi dengan DU/DI dan pemerintah;
4. menetapkan beberapa perguruan tinggi sebagai Centers of Excellence;
5. meningkatkan mutu dan relevansi penelitian sejalan dengan kebutuhan sektor-
sektor pembangunan serta DU/DI untuk penguatan knowledge/innovation-based
economy yang relevan dengan kebutuhan Revolusi Industri 4.0 dan pembangunan
berkelanjutan;
6. meningkatkan mutu dan relevansi pengabdian kepada masyarakat yang sejalan
dengan kebutuhan pembangunan nasional;
7. meningkatkan kerja sama dengan universitas kelas dunia (Top 100 QS/THES);
8. meningkatkan entrepreneurship mahasiswa dan mengembangkan pusat-pusat
inkubasi bisnis/startup berbasis karya iptek;
9. membangun Science Techno Park di 5 (lima) universitas: UGM, UI, ITB, IPB, dan ITS;
10. melibatkan industri/masyarakat sebagai penopang dalam ‘pentahelix’ untuk
mempercepat pembangunan melalui pengajaran kurikulum/penilaian proyek
mahasiswa serta kontribusi pendanaan;
HALAMAN | 34
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
11. mendorong kinerja dosen untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas dan
relevan dengan kebutuhan masyarakat dan DU/DI;
12. meningkatkan publikasi kelas dunia serta paten/HKI, meningkatkan reputasi jurnal
ilmiah dalam negeri agar berkelas dunia, meningkatkan visibilitas karya perguruan
tinggi secara internasional;
13. mendorong dukungan dari DU/DI melalui kesempatan magang, kerja sama
penelitian dan komersial, berbagi sumber daya, dan pendanaan;
14. mengembangkan future skills platform bersama dengan masyarakat dan DU/DI
untuk memberikan masukan dalam pengembangan kurikulum, dan pedagogi di
perguruan tinggi;
15. melaksanakan inisiatif Kampus Merdeka yang mendorong studi interdisipliner dan
pengalaman di industri/masyarakat bagi mahasiswa diploma atau S1; dan
16. memfasilitasi dosen mengambil waktu untuk mendapatkan pengalaman langsung
di DU/DI dan/atau memperoleh sertifikasi di industri.
Tabel 1-3 Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Pendidikan Tinggi
Sasaran Program Indikator Kinerja Program
Meningkatnya akses, kualitas
pembelajaran dan relevansi
pendidikan tinggi
a) Jumlah perguruan tinggi yang masuk dalam Top 500 World
Class University
b) Jumlah perguruan tinggi yang masuk dalam Top 500 World
Class University by Subject
c) Jumlah perguruan tinggi menjadi PTN-BH
d) Persentase program studi terakreditasi/sertifikasi
internasional (PTN)
e) Persentase lulusan perguruan tinggi yang bekerja dalam
jangka waktu 1 tahun setelah kelulusan
f) Persentase lulusan perguruan tinggi dengan gaji minimum
sebesar 1.5x UMR
g) Persentase lulusan perguruan tinggi (D4 dan S1) dengan
pengalaman setidaknya 1 (satu) semester di luar kampus
h) Persentase pendanaan dan pengembangan fasilitas riset
pendidikan tinggi yang dibiayai oleh mitra (PTN)
Meningkatnya kualitas dosen
dan tenaga kependidikan
a) Persentase dosen yang bersertifikat
b) Persentase dosen yang memiliki pengalaman bekerja atau
tersertifikasi di industri atau profesinya
c) Persentase dosen berkualifikasi S3
Sumber: RENSTRA Kemendikbud 2020-2024
HALAMAN | 35
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Disamping itu, secara umum, dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kemendikbud
serta mendukung tercapainya kebijakan pada level nasional, Kemendikbud
menetapkan sasaran strategis yang merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata
yang mencerminkan keberhasilan (outcome) dari program yang dilakukan. Terkait
dengan program pendidikan tinggi, sasaran dan indikator keberhasilannya bisa dilihat
pada Tabel 1-3.
1.3.6 Indikator Kinerja Utama PTN
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
754/P/2020 tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri dan Lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2020 menjadi arahan dalam membangun sinergi dan meningkatkan kualitas
pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam rangka
mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang berorientasi hasil di
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Setiap Perguruan Tinggi Negeri dan
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan harus berpedoman pada indikator kinerja utama dalam menetapkan
rencana kinerja, menyusun rencana kerja dan anggaran, menyusun dokumen kontrak
atau perjanjian kinerja, menyusun laporan kinerja, melakukan evaluasi pencapaian
kinerja. Gambar 1.5 memetakan indikator kinerja utama PTN yang dipertimbangkan
dalam penyusunan RENSTRA ITB 2021-2025.
Gambar 1.5 Indikator Kinerja Utama PTN
Sumber: Kepmendikbud No. 754/P/2020
HALAMAN | 36
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
1.3.7 Klasterisasi Perguruan Tinggi
Klasterisasi Perguruan Tinggi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan dengan tujuan membangun landasan bagi
Kemendikbud dan perguruan tinggi untuk melakukan perbaikan terus-menerus dalam
rangka meningkatkan performa dan kesehatan organisasi. Klasterisasi perguruan
tinggi dilakukan melalui perumusan penciri kualitas perguruan tinggi yang telah
terdokumentasidi Pangkalan Data Pendidikan Tinggi dan telaah klasterisasi
berdasarkan penciri tertentu untuk kepentingan pembinaan perguruan tinggi. Proses
klasterisasi ditentukan melalui bobot indikator yang memiliki prinsip kepentingan yaitu
pengaruh indikator dalam membentuk PT yang berkualitas, validitas pengukuran yaitu
kesahihan pengukuran yang dilakukan, termasuk di dalamnya kualitas data dan
kemudahan melakukan verifikasi. Serta komparabilitas yaitu apakah inidikator tersebut
memang berlaku untuk seluruh jenis, status, kategori Perguruan Tinggi. Indikator dan
bobot dalam klasteriasi perguruan tinggi 2020 yang terbagi berdasarkan kategori
indikator yaitu input, proses, output, dan outcome (Gambar 1.6).
Data yang digunakan untuk menyusun indikator dan bobot klasterisasi merupakan
data yang siap guna, yang berasal dari beberapa sumber data yaitu Data Pangkalan
Data Pendidikan Tinggi (PD DIKTI), Data yang tidak tercakup dalam PD DIKTI tetapi
merupakan hasil penilaian dari unit kerja di Ditjen Pendidikan Tinggi, Data yang belum
tercakup dalam PD DIKTI, tetapi dikumpulkan secara terstruktur oleh unit kerja dan
sangat relevan dengan Klasterisasi PT, Data dari eksternal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, tetapi sudah mapan dan dapat menggambarkan kualitas PT (contoh:
data akreditasi, data kinerja penelitian, inovasi, data Abdimas, data publikasi ter-indeks
Scopus).
HALAMAN | 37
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 1.6 Indikator dan Bobot Klasterisasi Perguruan Tinggi.
Sumber: Klasterisasi Universitas Kemendikbud, 2020
1.3.8 World University Ranking
World University Ranking adalah peringkat yang menunjukan posisi perguruan tinggi
menurut klasterisasi tertentu pada tingkat dunia. Peringkat ini menjadi salah satu
ukuran yang termasuk dalam indikator kinerja utama PTN dan klasterisasi perguruan
tinggi. Terdapat dua world university ranking yang sering digunakan yaitu QS dan
Times Higher Education (THE). QS adalah publikasi tahunan peringkat universitas yang
dilakukan oleh Quacquarelli Symonds (QS). QS World University Rankings sebelumnya
dikenal sebagai THE-QS World University Rankings, bekerja sama dengan majalah
Times Higher Education (THE) untuk menerbitkan tabel liga internasional dari tahun
2004-2009 sebelum keduanya mulai mengumumkan versi mereka sendiri. QS
kemudian memilih untuk tetap menggunakan metodologi yang sudah ada sementara
THE mengadopsi yang baru. Sistem QS sekarang terdiri dari keseluruhan dan juga
terdiri dari subjek peringkat global, bersama lima regional independen. Gambar 1.7
menunjukkan kriteria indikator dan bobot yang digunakan pada QS dan THE.
HALAMAN | 38
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 1.7 World University Ranking berdasarkan QS dan THE.
Sumber: QS dan THE, 2020
1.4 Struktur Pembahasan
Dokumen RENSTRA ITB 2020-2025 ini memiliki struktur pembahasan sebagai berikut.
Bab 1 Pendahuluan
Bab pertama ini diantaranya menguraikan latar belakang disusunnya RENSTRA ITB
2021-2025 dan metodologi penyusunan RENSTRA yang melingkupi pendekatan,
pengumpulan data dan teknik analisis yang digunakan pada RENSTRA ITB 2021-2025.
Selain itu, bab ini juga mensarikan landasan kebijakan terkait diantaranya PP RI Nomor
65 Tahun 2013 tentang Statuta ITB, RENIP ITB 2006-2025, Suplemen RENIP 2020-2025,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2020-2024, serta Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024.
HALAMAN | 39
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Bab 2 Kondisi Lingkungan Eksternal dan Internal
Bab inimenguraikan kondisi lingkungan internal ITB yang ditinjau dari tujuh bidang
yakni: (1) pendidikan; (2) penelitian; (3) pengabdian pada masyarakat, inovasi dan
kewirausahaan; (4) sumber daya manusia; (5) sarana dan prasarana; (6) organisasi dan
manajemen; dan (7) pendanaan. Di samping itu bab ini menjelaskan potensi dan
permasalahan yang yang akan dihadapi ITB dalam pengembangan lima tahun ke
depan, serta kondisi dan tantangan eksternal yang bermuara pada identifikasi isu
strategis dan strategi potensial.
BAB 3 Konsep Rencana
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, ITB memiliki visi dan misi, arah pengembangan
dan wujud ITB 2025 sebagai model yang ingin dicapai ITB. Keempat hal tersebut
dijelaskan pada bab tiga pada dokumen Renstra ini. Kemudian bab ini juga
menguraikan strategi pencapaian dan proses tahapan transformasi hingga konsep
rencana aksi sebagai bentuk implementasi dari prioritas strategis ITB ke dalam
program dan target kinerja selama lima tahun yakni pada periode 2016-2020.
BAB 4 Indikator Kinerja dan Target Capaian
Bab ini menjelaskan secara detil indikator kinerja beserta target capaian tahunannya
dalam rangka menerjemahkan untuk visi dan misi, wujud, strategi pencapaian, dan
program strategis yang telah dirumuskan selama lima tahun yakni pada periode 2021-
2025.
BAB 5 Program Strategis dan Kerangka Pendanaan
Bab ini menjabarkan program strategis atau program pengembangan sebagai bentuk
implementasi dari strategi pencapaian selama periode 2021-2025. Program strategis
ini dikelompokkan menjadi empat bidang utama yakni program strategis bidang
keuangan, perencanan dan pengembangan, program strategi bidang sumber daya,
program strategis bidang pendidikan, dan program strategis bidang penelitian,
pengabdian kepada masyarakat dan inovasi. Bab ini juga menguraikan rencana
kerangka anggaran dan sumber pendanaan untuk melaksanakan semua program
pengembangan yang dicanangkan tersebut.
BAB 6 Penutup
Bab terakhir berfungsi sebagai penutup dokumen RENSTRA ITB 2021-2025 ini.
HALAMAN | 40
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
BAB 2
KONDISI LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL
2.1 Lingkungan Eksternal
Bab 2 ini membahas kondisi lingkungan eksternal dalam rangka pengembangan ITB
2021-2025. Beberapa topik bahasan yang dianalisis meliputi daya saing global
Indonesia, perkembangan ekosistem inovasi, revolusi industri 4.0, indikator klasterisasi
perguruan tinggi, peringkat Institut Teknologi Bandung di tingkat nasional dan
Internasional, serta indikator dan kriteria pembobotan peringkat universitas. Dengan
melihat bagaimana pihak-pihak eksternal melakukan evaluasi terhadap kinerja ITB,
diharapkan dapat secara spesifik melihat kelebihan dan kekurangan sebagai
parameter untuk melakukan pembenahan-pembenahan demi kebaikan institusi.
Melalui pendataan hasil penilaian pemeringkatan baik ITB maupun Indonesia dari
pihak eksternal, dapat memberikan gambaran umum sebagai bahan pertimbangan
awal untuk mengetahui posisi strategis kontribusi ITB untuk Indonesia serta
meningkatkan kontribusi Indonesia secara global.
2.1.1 Persaingan Global
Indonesia berada di posisi ke 36 dari 137 negara yang tergabung dalam Forum
Ekonomi Dunia (World Economic Forum). berdasarkan data indeks daya saing Asia-
Pasifik yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (Gambar 2.1). Adapun di
wilayah Asia Pasifik, Indonesia berada di posisi ke-12 dari 18 negara. Indonesia masih
berada di bawah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Australia. Adapun
peringkat daya saing global Indonesia menunjukan nilai yang lebih baik dari beberapa
negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos dan Brunei
Darussalam.
Daya Saing Global Indonesia mengalami fluktuasi sepanjang tahun 2012-2018
(Gambar 2.2). Peringkat tertinggi dicapai pada tahun 2014-2015 yaitu pada posisi 34
dari 144 negara yang tergabung. Peringkat indeks daya saing global dilihat
HALAMAN | 41
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
berdasarkan tiga kategori sub indeks yaitu kebutuhan dasar, peningkatan efisiensi,
faktor inovasi dan kesiapan teknologi.
Selain itu posisi Indonesia berada diperingkat 46 berdasarkan sub indeks kebutuhan
dasar. Subindeks kebutuhan dasar ini meliputi beberapa pilar utama yaitu institusi,
infrastruktur, iklim makroekonomi, serta kesehatan dan pendidikan dasar. Indonesia
meraih peringkat tertinggi pada pilar iklim makroekonomi yaitu pada posisi 26 dari
138 negara yang tergabung. Adapun peringkat terendah Indonesia adalah pada pilar
kesehatan dan pendidikan dasar yaitu pada posisi 94 dari 138 negara yang tergabung.
Gambar 2.1 Indeks Daya Saing ASIA-Pasifik
Sumber : (WEF, 2018, hlm. 25)
Indonesia berada di peringkat 41 berdasarkan subindeks peningkat efisiensi.
Subindeks peningkat efisiensi meliputi beberapa pilar yaitu pendidikan tinggi dan
pelatihan, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar pekerja, pengembangan pasar
finansial, kesiapan teknologi, serta ukuran pasar. Indonesia meraih peringkat tertinggi
pada pilar ukuran pasar yaitu pada posisi 9 dari 138 negara yang tergabung. Adapun
peringkat terendah Indonesia adalah pada pilar efisiensi pasar pekerja yaitu pada
posisi 96 dari 138 negara yang tergabung.
Indonesia berada di peringkat 31 berdasarkan subindeks faktor inovasi dan kesiapan
teknologi. Subindeks faktor inovasi dan kecanggihan meliputi dua pilar yaitu kesiapan
teknologi bisnis dan inovasi. Peringkat pilar inovasi Indonesia berada pada posisi 31
HALAMAN | 42
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
dari 138 negara yang tergabung. Adapun pilar kecanggihan bisnis berada pada posisi
32 dari 138 negara yang tergabung.
Gambar 2.2 Indeks Daya Saing ASIA-Pasifik per Bidang
Sumber: (WEF, 2018, hlm. 148)
Berdasarkan kondisi parameter lingkungan inovasi dan kesiapan teknologi dunia,
Indonesia memiliki peringkat yang cukup baik dan terus mengalami peningkatan
sepanjang tahun 2009-2018 kecuali tahun 2013-2014. Lingkungan Inovasi Indonesia
berada sejajar dengan negara dengan jumlah penduduk tinggi seperti China dan India,
serta satu negara di wilayah Eropa yaitu Itali.
Walaupun kesiapan teknologi Indonesia mengalami nilai yang fluktuatif akan tetapi
mengalami peningkatan positif sepanjang tahun 2009 hingga 2018. Kesiapan
teknologi Indonesia tercatat masih berada di bawah kelompok negara maju seperti
Amerika Serikat, Inggris, Jerman, serta kelompok negara berkembang seperti Rusia,
Brazil, Turki, Italy. Posisi Indonesia hanya berada diatas negara India berdasarkan tabel
parameter kesiapan teknologi (Gambar 2.3).
HALAMAN | 43
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.3 Lingkungan Inovasi dan Kesiapan Teknologi 2009-2018
(Sumber: WEF, 2018, hlm. 16)
2.1.2 Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 merupakan transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek
produksi industri konvensional melalui penggabungan teknologi digital dan internet
menurut Merkel (2014). Sedangkan menurut Schlechtendahl dkk (2015) Revolusi
Industri 4.0 menekankan definisi kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi.
Industri 4.0 menciptakan lingkungan industry yang seluruh entitasnya selalu
terhubung dan mampu berbagi informasi satu dengan yang lain. Pengertian yang
lebih teknis disampaikan oleh Kagermann dkk (2013) bahwa Industri 4.0 merupakan
integrasi dari Cyber Physical System (CPS) dan Internet of Things and Services (IoT dan
IoS) ke dalam proses industri meliputi manufaktur dan logistik serta proses lainnya.
IoT (Internet of Things) memiliki kemampuan dalam menyambungkan dan
memudahkan proses komunikasi antara mesin, perangkat, sensor, dan manusia
melalui jaringan internet. Sebagai contoh kecil, apabila sebelumnya di era Revolusi
Industri 3.0 kita hanya dapat mentransfer uang melalui ATM atau teller bank, saat ini
kita dapat melakukan transfer uang dimana saja dan kapan saja selama kita terhubung
dengan jaringan internet. Cukup dengan aplikasi yang ada di dalam gadget kita dan
koneksi internet, kita dapat mengontrol aktifitas keuangan kita dimanapun dan
kapanpun.
Selain Internet of Things, ada juga istilah Maha Data (Big Data) yang berperan penting
dalam Revolusi Industri 4.0. Maha Data adalah seluruh informasi yang tersimpan di
dalam komputasi awan (cloud computing). Analitis maha data serta komputasi awan,
akan membantu melakukan deteksi dini cacat dan kegagalan produksi, sehingga
HALAMAN | 44
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
memungkinkan pencegahan serta peningkatan produktivitas dan kualitas suatu
produk berdasarkan data yang terekam. Hal ini dapat terjadi karena adanya analisis
data besar dengan sistem 6C, yaitu connection, cyber, content/context, community,
dan customization.
Dalam dunia pendidikan, Revolusi Industri 4.0 ini juga berdampak pada perubahan
manajemen perguruan tinggi dunia diberbagai aspek, antara lain: (a). Proses
demokratisasi akses informasi/pengetahuan: perluasan akses pendidikan tinggi,
peningkatan partisipasi publik; (b). Digitalisasi teknologi: MOOCs, online learning,
blended learning; (c). Peningkatan mobilitas: pertukaran mahasiswa, “global
university”, serta munculnya keahlian baru; (d). Pengintegrasian kampus dengan
industri: peningkatan industry-based learning, kemitraan penelitan dan komersialisasi,
industri menjadi lembaga sertifikasi dan penyedia pengetahuan; (e) Peningkatan
kompetisi pasar dan sumber pendanaan: dalam hal persaingan ketat mendapatkan
mahasiswa dan pendanaan.
2.2 Kelembagaan
2.2.1 Organisasi dan Manajemen
Tingkat efisiensi organisasi ITB sebagai sebuah lembaga non-profit jika dibandingkan
dengan beberapa institut teknologi lain diantaranya dapat ditampilkan pada Tabel
2-1. Pada tahun 2020 ITB memiliki 168 unit pengelola sumber daya yang terdiri dari
rektor dan wakil rektor, satuan, direktorat, lembaga, kantor, unit pelayanan teknis,
fakultas, sekolah, dan kelompok keahlian. Jumlah ini jauh lebih besar jika dibandingkan
dengan institusi serupa seperti MIT (61), ETH (49), NTU (40), dan IPB (80). Selain itu, ITB
memiliki 38 pusat keunggulan multidisiplin yang berada di bawah koordinasi wakil
rektor, suatu jumlah yang besar jika dibandingkan dengan MIT (23), ETH (20), NTU (27),
dan IPB (23). Sebagaimana dijelaskan pada bagian selanjutnya, tingkat efisiensi
organisasi ITB juga dapat dilihat dari rasio tenaga akademik-tenaga kependidikan yang
masih rendah, yakni 1,01 dan rendahnya kualifikasi tenaga kependidikan. Kondisi-
kondisi tersebut menyebabkan tingginya kebutuhan terhadap dosen untuk mengisi
jabatan-jabatan struktural
HALAMAN | 45
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Tabel 2-1 Perbandingan Struktur Organisasi Institut Teknologi
Unit Institut Teknologi
MIT ETH NTU IPB ITB
Pengelola sumber daya 61 49 40 80 168
Pimpinan/ unit khusus 7 8 6 7 9
Unit kerja (penunjang/ multidisiplin) 15 20 15 29 25
College/Faculty (monodisiplin/
rumpun keilmuan) 6 5 6 11 12
School/Departement (dibawah
College/ Faculty) 33 16 13 33
Research group 122
Pusa Keunggulan
Multidisiplin (di bawah rektor/ wakil
rektor) 23 20 27 23 38
Organisasi otonom 1 5
Organisasi program (kerja sama,
subsidi dll) 22 22
Monodisiplin (dibawah
College/Faculty) 29
Ranking dunia (QS) 1 6 11 540 313
Tabel 2-2 Jabatan Struktural ITB yang Diduduki oleh Dosen
No Jabatan Jumlah
1 Kepala/ wakil kepala unit kerja
non-F/S 39
2 Dekan/ wakil dekan 36
3 Ketua pusat (penelitian)/ setara 38
4 Ketua program studi 102
5 Ketua Kelompok Keahlian 122
Total 337
Persentase terhadap jumlah dosen 22,5
HALAMAN | 46
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
2.2.2 Sistem Akuntansi dan Keuangan
Dalam kurun waktu 2015-2019, anggaran pendanaan ITB selalu mengalami
peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 12,30%. Total anggaran ITB tahun
2020 mencapai 2.042 Milyar Rupiah yang bersumber dari bantuan pemerintah (APBN)
dan masyarakat (Non-APBN) (Gambar 2.4). Pada periode tersebut, komposisi
anggaran ITB memiliki kecenderungan peningkatan pada pendanaan yang bersumber
dari Non-APBN dengan rata-rata pendanaan sebesar 61,49% per tahun. Sementara itu,
sumber pendanaan APBN relatif stabil dengan rata-rata sebesar 38,51%.
Dalam Renstra ITB 2016-2010, terdapat tiga jenis program strategis terkait pendanaan
ITB yaitu Program Pengembangan Sumber Pendanaan ITB, Program Penguatan Sistem
Perencanaan, Penganggaran, dan Monev ITB, serta Program Penguatan Sistem
Pengelolaan Dana ITB. Hasil capaian target kinerja bidang pendanaan dapat dilihat
pada Tabel 2-3.
Gambar 2.4 Perkembangan Anggaran ITB 2015-2020
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
539.3 451.6 442.8519.1 549.4
841.3658.5 731.5
900.6 879.2997.9
1150.11197.8 1183.11343.4 1398.3
1547.3
1991.4
0
500
1000
1500
2000
2500
2015 2016 2017 2018 2019 2020
APBN Non APBN Total
HALAMAN | 47
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Tabel 2-3 Capaian Program Pendanaan ITB 2015-2019.
No Program Ukuran Kinerja Target Capaian
1 Program Pengembangan Sumber
Pendanaan ITB
Jumlah kemitraan strategis
untuk pelaksanaan R&D 32 N/A
Jumlah dana kemitraan
strategis R&D nasional 45 N/A
Jumlah dana kemitraan
strategis R&D internasional 10 N/A
Hasil komersialisasi kemitraan
strategis R&D 9 N/A
Jumlah dana kemitraan 301 N/A
Jumlah dana dari masyarakat 812 N/A
Jumlah dana dari
hibah/penerimaan lain 132 N/A
2
Program Penguatan Sistem
Perencanaan, Penganggaran, &
Monev ITB
Jumlah dana BPPTNBH* 930 955
Persentase serapan anggaran
pelaksanaan program** 100% 99.64
3 Program Penguatan Sistem
Pengelolaan Dana ITB
Jumlah dana donasi alumni 10 N/A
Jumlah dana dari fund raising
campaign 1000 N/A
Jumlah dana lestari 6.4 N/A
*Kumulatif 2016-2019 **Rata-rata capaian 2016-2019
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
Berdasarkan data target capaian, diketahui bahwa capaian bidang pendanaan terkait
perolehan dana Bantuan Pendanaan PTNBH dari tahun 2016- 2019 secara kumulatif
telah melampaui target dengan capaian 102,68%. Meskipun demikian, besaran
BPPTNBH berupa BPOPTN dalam beberapa periode tahun anggaran cenderung
mengalami penurunan dari tahun 2016. Tidak dipungkiri, bahwa BPPTNBH sangat
bergantung pada ketersediaan alokasi anggaran di pusat. Sementara itu, biaya
operasional pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi terus mengalami kenaikan. Hal
tersebut mendorong peningkatan porsi pendanaan ITB yang berasal dari dana
masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut, ITB telah mengambil keputusan menaikkan
besaran uang kuliah tunggal mulai angkatan mahasiswa baru tahun 2018.
Serapan anggaran BPPTNBH rata-rata setiap tahun selama periode 2016-2019 sudah
mencapai angka optimal, yaitu 99,64%. Salah satu langkah strategis yang diambil
dalam rangka optimalisasi penyerapan BPPTNBH tersebut adalah dengan memberikan
HALAMAN | 48
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
dana buffer (talangan) BPPTNBH pada awal tahun anggaran meskipun dana BPPTNBH
dari pemerintah belum diterima oleh ITB. Langkah lain yang diambil untuk optimalisasi
penyerapan BPPTNBH yaitu kebijakan bahwa pengalokasian dana BPPTNBH tidak
hanya dikelola oleh pusat, namun oleh unit-unit kerja lainnya, sehingga harapan
bahwa dana BPPTNBH terserap maksimal pada triwulan 3 dapat tercapai.
Gambar 2.5 Perolehan Dana BPUDL 2015-2020
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020).
Gambar 2.6 RKA ITB 2015-2020
1.23 1.57 4.28 16.97
74.07
3.07 1.75 1.46 3.53
54.59
130.85 136.81 148.74 160.38
305.02
2015 2016 2017 2018 2019
Penerimaan Pokok Endownment Fund
Penerimaan Pokok Dana Donasi Bersyarat
Total Investasi
-
100,000,000,000
200,000,000,000
300,000,000,000
400,000,000,000
500,000,000,000
600,000,000,000
700,000,000,000
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Administrasi dan Keuangan Kemitraan dan Internasionalisasi
Pelayanan Mahasiswa Pendukung Akademik
Beasiswa Operasi dan Pemeliharaan
Pendidikan Penelitian
Pengabdian Masyarakat
HALAMAN | 49
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Sebagaimana ditunjukkan Gambar 2.6, alokasi RKA ITB tahun 2015-2020 masih
didominasi kegiatan-kegiatan penunjang seperti administrasi dan keuangan,
kemitraan dan internasionalisasi, pelayanan mahasiswa, pendukung akademik,
beasiswa, dan operasi dan pemeliharaan dengan kecenderungan menurun dari 78%
pada tahun 2015 menjadi 56% pada tahun 2020. Adapun alokasi kegiatan-kegiatan
Tridarma, yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, ada
kecenderungan meningkat tetapi proporsinya masih cukup rendah yakni dari 22%
pada tahun 2015 menjadi 44% pada tahun 2020. Selain itu, perlu digarisbawahi pula
bahwa peningkatan ini pun dipengaruhi oleh perubahan klasifikasi sejumlah
komponen anggaran dari administrasi keuangan menjadi pendidikan.
Gambar 2.7 Prosedur Pencairan Dana Kerjasama ITB
Berdasarkan Gambar 2.7, proses pencairan dana kerjasama di ITB masih melalui
sejumlah tahapan birokrasi yang cukup panjang. Proses ini dimulai dari penyusunan
rencana anggaran dan biaya yang dilakukan oleh PIC, kemudian dilanjutkan dengan
HALAMAN | 50
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
adanya proses review dari unit pengelola yang bersangkutan, yang selanjutnya
dilakukan pengisian data dan pengajuan tagihan hingga pengajuan pagu anggaran
oleh unit pengelola. Tidak sampai disitu, proses akan dilakukan persetujuan terlebih
dahulu melalui proses persetujuan pagu anggaran oleh WRURK. Selanjutnya proses
akan berulang dengan proses pengisian data dan pengajuan kepada unit dan PIC.
Secara umum, proses pengajuan dalam satu skema pencairan dana dilakukan hingga
sebanyak tiga kali dan proses pengisian data sebanyak dua kali. Pada satu skema,
terdapat banyak unit kerja yang terlibat di dalamnya. Hal ini tentunya mengindikasikan
banyaknya birokrasi yang perlu dijalankan dalam satu kali prosedur pengajuan dana
pencairan kerjasama. Prosedur masih belum dijalankan secara teringegrasi melalui
satu sistem. Sehubungan dengan keinginan ITB untuk bisa meningkatkan kegiatan
kerjasama dengan berbagai instansi dan pihak eksternal, tentunya keberadaan proses
pencairan dana kerjasama yang lambat akan berimplikasi pada sedikitnya jumlah
kerjasama yang akan dilakukan karena proses akan menjadi tidak efektif. Tidak
efektifnya proses pencairan akan menganggu kelancaran proses kerjasama dan akan
berimplikasi pada hasil maupun jumlah kerjasama yang terlaksana.
Tabel 2-4 Proses Pencairan Dana Belanja
No Jenis Belanja Jumlah
tahap
Jumlah
Unit
Terlibat
Lama (hari)
Existing Ideal (moderat)
1 Pegawai 11 5 18 10
2 Jasa honor 11 6 20 11
3 Reimburse perjalanan
dinas 8 5 12 10
4 UYHD perjalanan dinas 11 5 17 9
5 Reimburse barang/jasa 8 5 15 9
6 UYHD barang/jasa 12 5 20 13
7 UMK barang/jasa 13 5 57-102 24
Lebih lanjut, Tabel 2-4 mengindikasikan bahwa proses pencairan dana berbagai jenis
belanja yang ada di ITB cukup lama. Jenis belanja pegawai memiliki 11 tahapan dengan
jumlah unit yang terlibat sebanyak 5 unit. Pada satu proses pencairan dana, secara
HALAMAN | 51
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
eksisting waktu yang dibutuhkan adalah sebanyak 18 hari, padahal jika dibandingkan
dengan kondisi idealnya, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kali proses
pencairan dana belanja pegawai hanya memerlukan waktu 10 hari. Hal ini juga terlihat
pada prosedur pencairan dana jenis belanja lainnya. Berdasarkan tabel, diketahui
bahwa jenis belanja UMK barang/jasa memiliki jumlah tahapan paling banyak yakni 13
tahapan dan waktu pencairan yang paling lama yakni berkisar 57-102 hari. Padahal,
jika dibandingkan dengan kondisi ideal, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
satu kali proses pencairan dana belanja UMK barang/jasa memerlukan waktu hanya 24
hari. Sedangkan jumlah unit yang paling banyak terlibat yakni pada belanja honor yaitu
sebanyak 6 unit. Dari seluruh proses yang ada, dapat disimpulkan bahwa secara umum,
waktu pencairan dana di ITB paling minim terlambat 2 hari dari waktu ideal dan paling
maksimal terlembat adalah sebanyak 34 hari dari waktu ideal. Hal ini mengindikasikan
bahwa proses pencairan dana belanja ITB masih lambat dan tentunya akan
berpengaruh pada kinerja organisasi.
2.2.3 Sistem Informasi Perencanaan
Perkembangan teknologi informasi perlu dimanfaatkan dalam pengelolaan ITB untuk
mendukung terwujudnya tujuan strategis ITB. Pemanfaatan teknologi informasi dapat
dilakukan pada bisnis-bisnis utama ITB dan semua proses pendukung seperti
pengelolaan sumber daya insani, perencanaan, sarana dan prasarana, serta keuangan
dan pendanaan. Keberadaan dukungan komputer dan sistem informasi yang memadai
dapat menghasilkan pengelolaan yang lebih efektif dan efisien. Secara umum,
pengelolaan ITB telah ditunjang sistem informasi yang cukup mutakhir. Namun, sistem
informasi tersebut sebagian besar masih terpecah-pecah pada masing-masing unit
dan belum cukup upaya untuk mengintegrasikan semuanya menjadi sebuah sistem
yang terpadu.
Direktorat Administrasi Umum pada tahun 2017 mendapatkan bantuan software dari
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dengan nama Sistem Informasi Kearsipan
Dinamis (SIKD) dan telah dicoba untuk diimplementasikan di ITB dalam pengelolaan
arsip dinamis, akan tetapi dalam kurun waktu yng tidak terlalu lama software tersebut
tidak bisa berjalan dengan baik dikarenakan sistem tersebut tidak compatible dengan
server dan infrastruktur sistem yang dibangun oleh ITB. Sebagai solusi untuk masalah
tersebut pada tahun 2019 dirancang dan mengembangkan sistem informasi
pengelolaan kearsipan dinamis dengan memanfaatkan sistem informasi yang sudah
dibangun pada tahun 2009 yang dirancang ulang dan dikembangkan secara bertahap
yang direncanakan akan diimplementasikan pada tahun 2020.
HALAMAN | 52
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Sejak tahun 2002, kegiatan penyusunan program, kegiatan, dan anggaran ITB yang
dilakukan oleh Direktorat Perencanaan didukung oleh Sistem Informasi Perencanaan
(SISPRAN) yang terus berkembang dan menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
Terbaru, SISPRAN berganti nama menjadi SIDATA dan SIMONEV yang berfungsi untuk
penyimpanan data dan pengembangan modu terkait penyusunan rencana anggaran
dan pelaporan. Pemanfaatan SISPRAN oleh semua unit kerja di ITB mulai dari tahap
penyusunan RKAT, penyusunan rencana implementasi triwulanan, dan penerbitan
formulir realisasi anggaran, serta evaluasi diri yang saling terintegrasi antar unit kerja
di ITB.
Tabel 2-5 Perkembangan SISPRAN 2015-2019
Tahun Pengembangan Sistem Keterangan
2015 Sispran PTNBH Pengembangan modul-modul yang memungkinkan
fleksibilitas alokasi anggaran
2016 Sispran PTNBH terpadu Pengembangan modul perhitungan FTE untuk
penyusunan pagu anggaran
2017 Modul Sub Unit Kerja Pengembangan modul perencanaan program,
kegiatan, dan anggaran untuk sub unit kerja
2018
Modul Rencana
Penerimaan Terpadu
Pengembangan modul rencana penerimaan terpadu,
sebagai respon atas rekomendasi BPK
Modul Pengajuan Surat
Usulan Terpadu
Pengembangan modul terpadu khusus untuk
pengajuan surat usulan perubahan anggaran
Lanjutan Integrasi antar
sistem unit kerja
Penarikan data realisasi dari sistem Direktorat
Keuangan yang dilakukan secara realtime
2019
SIDATA Penyimpanan data pendukung penyusunan rencana
kerja dan anggaran terpadu dalam sistem utama
SIMONEV Pengembangan modul yang diunakan untuk
menyiapkan format untuk pelaporan
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
Implementasi perencanaan yang telah dibuat diwujudkan melalui pengadaan barang
dan jasa yang dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Rektor Institut Teknologi
Bandung Nomor 070/PER/I1.A/KU/2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Institut
HALAMAN | 53
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Teknologi Bandung yang mengacu pada PERPRES 16/Tahun 2018. ITB adalah
Perguruan Tinggi PTN- BH pertama yang memiliki aturan pengadaan yang otonom
sesuai amanat STATUTA ITB dalam Peraturan Presiden Nomor 65/ Tahun 2013, serta
sebagaimana pengecualian yang ditetapkan di dalam Perpres. Prinsip pengadaan
barang dan jasa di ITB sebagaimana tercantum dalam SK Rektor yaitu efisien, efektif,
transparan, terbuka, bersaing, adil, akuntabel, cepat, mudah, dan fleksibel. Seluruh
prinsip tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan pengadaan ITB sebagai
PTNBH menuju World Class University..
2.2.4 Ranking Nasional
Dalam hal melakukan pembinaan perguruan tinggi, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melakukan kegiatan klasterisasi perguruan tinggi. Beberapa indikator
dibangun melalui perumusan kualitas perguruan tinggi yang telah terdokumentasi di
pangkalan data pendidikan tinggi dan telah terklasterisasi berdasarkan penciri
tertentu. Tabel 2-6 menunjukan hasil penilaian empat indikator klasterisasi perguruan
tinggi yaitu Input, Proses, Output dan Outcome di tahun 2020 terhadap lima
perguruan dengan nilai tertinggi di Indonesia.
Tabel 2-6 Hasil Kalsterisasi Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi Ranking indikator
Input Proses Output Outcome
Institut Pertanian Bogor 2 1 1 1
Universitas Indonesia 9 7 2 3
Universitas Gadjah Mada 4 >10 3 4
Institut Teknologi Sepuluh November 5 >10 4 7
Institut Teknologi Bandung 10 >10 7 2
(Sumber: Kemendikbud, 2020)
Pada pemeringkatan indikator input, Institut Teknologi Bandung berada di posisi 10,
sedangkan pada indikator proses menempati posisi diatas 10 besar. Indikator input
meliputi indikator-indikator jumlah dosen dan mahasiswa sedangkan indikator proses
meliputi program, kerjasama, serta akreditasi universitas. Rendahnya capaian indikator
input dan proses mengindikasikan ada persoalan di luar core business (kelembagaan
dan sumber daya penunjang). Adapun untuk rangking indikator output yang meliputi
jumlah penelitian dan kemahasiswaan sedangkan outcome yang merupakan jumlah
HALAMAN | 54
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
hasil tridharma, ITB mendapatkan penilaian cukup baik yaitu berada diposisi 7 dan 2
dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
2.2.5 Ranking Internasional
Dalam melakukan evaluasi posisi ITB terhadap kampus-kampus eksternal, data-data
hasil lembaga pemeringkatan dipelajari dan dianalisis sebagai bahan pertimbangan
awal. Beberapa lembaga yang melakukan kegiatan pemeringkatan universitas secara
global termasuk Institut Teknologi Bandung di tingkat internasional Quacquarelli
Symonds (QS), Times Higher Education (THE) dan Webometrics. Pada tahun 2020 ini
QS World Ranking merilis hasil pemeringkatan dan menunjukan bahwa Institut
Teknologi Bandung berada di peringkat 313 Dunia dan 66 Asia. Menurut The World
University Rankings, ITB berada di kelompok peringkat 1001+ (Gambar 2.8). Adapun
dilihat menurut kelompok program studinya, peringkat kelompok program teknik
berada di posisi 244, ilmu pengetahuan sosial dan manajemen di peringkat 320, dan
ilmu pengetahuan alam peringkat 320. Ditingkat nasional hasil QS World Ranking
menunjukan bahwa Institut Teknologi Bandung berada di peringkat ke 3 di Indonesia
di bawah Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia. Sedangkan menurut
Webometrics posisi ITB berada di peringkat ke 2 di bawah Universitas Indonesia.
Gambar 2.8 Penjabaran Kriteria Ranking Internasional ITB
(Sumber: Webometrics, QS Top Universities, dan The World University Rankings).
Berdasarkan hasil Proporsi pendapatan industri dan rasio staf-mahasiswa yang tinggi
belum diiringi dengan peningkatan dampak penelitian melalui sitasi (citation) dan
internasionalisasi. Adapun peringkat Institut Teknologi Bandung di Dunia berdasarkan
QS Top Universities ditentukan berdasarkan beberapa kriteria antara lain reputasi
akademik, reputasi pekerja, mahasiswa fakultas, sitasi per fakultas, fakultas
HALAMAN | 55
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
internasional, dan mahasiswa internasional. Dari ke-6 kriteria tersebut, terdapat 2
kriteria dengan penilaian yang sangat rendah yaitu sitasi per fakultas dan mahasiswa
internasional.
Dalam melakukan analisis posisi ITB secara lebih spesifik terhadap kampus lain, analisis
perbandingan dilakukan terhadap indikator dan kriteria yang digunakan QS Top
Universities dalam melakukan penilaian terhadap universitas. Pada analisis ini
digunakan data universitas-universitas yang mewakili group 200 besar sebagai acuan
yang kemudian dibandingkan dengan 3 universitas di Indonesia yaitu UGM, UI dan
ITB.
Tabel 2-7 menunjukkan bahwa ranking indikator ITB masih dominan berada dibawah
kampus acuan. Hanya indikator rasio dosen-mahasiswa yang sudah baik. Selain itu
pada indikator dosen asing, mahasiswa paskasarjana, dan publikasi terindeks masih
berada dibawah pencapaian kampus acuan. Melihat perbedaan jarak nilai capaian
indikator tersebut terhadap kampus acuan, masih realistis untuk dicapai dalam
beberapa tahun kedepan. Adapun capaian indikator rasio mahasiswa asing, sitasi dan
sitasi per dosen sangat jauh dari nilai yang dicapai oleh kampus acuan, sehingga cukup
sulit untuk dapat mengejar ketertinggalan dalam beberapa tahun kedepan khususnya
ketika ITB tidak memiliki strategi khusus untuk melakukan terobosan.
Tabel 2-7 Indikator Pembobotan Ranking
Perguruan Tinggi Ranking indikator
Benchmark UGM UI ITB
Rasio mahasiswa asing 15,13% 1,76% 3,12% 1,17%
Rasio dosen-mahasiswa 11,07 8,23 10,72 11,00
Dosen asing 21,49% 19,57% 32,03% 15,94%
Mahasiswa paskasarjana 35,67% 26% 36% 26%
Publikasi terindeks 15.158 5.702 8.638 7.509
Sitasi 223.757 18.864 33.271 21.534
Sitasi per dosen 92,35 3,93 7,88 11,29
Ranking 200 254 305 313
(Sumber: QS Top Universities)
HALAMAN | 56
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
2.2 Sumber daya
2.2.6 Tenaga Akademik
Pada tahun 2019, populasi tenaga akademik (dosen) ITB berjumlah 1.529 orang yang
tersebar di 12 fakultas/sekolah (Gambar 2.9). Dilihat dari tingkat pendidikan,
komposisi dosen ITB tergolong baik, di mana 1.086 orang atau 71% di antaranya
bergelar doktor dari berbagai universitas dalam dan luar negeri. Jumlah tersebut
meningkat sebanyak 183 orang dari tahun 2015 dengan peningkatan mencapai
20,27%. Selebihnya, komposisi dosen ITB terdiri dari 443 orang atau 29% dosen
dengan gelar magister dan nihil dosen yang memiliki tingkat pendidikan sarjana.
Meski tergolong baik, namun komposisi dosen dengan kualifikasi pendidikan S3 pada
tahun 2019 masih jauh dari target yang ditetapkan dalam Renstra ITB 2016-2019 yaitu
sebesar 82%. Selain itu, pada beberapa program studi terjadi kekurangan jumlah
dosen, ditambah lagi dengan secara alamiah akan terdapat dosen yang memasuki usia
purna bakti dari tahun ke tahun. Walaupun secara rasio ITB memiliki dosen dengan
kualifikasi doktor paling banyak dibanding perguruan tinggi lain di Indonesia, ITB perlu
mengembangkan kreativitas dalam rangka meningkatkan persentase dosen dengan
kualifikasi pendidikan S3. Di samping mempertahankan pola rekrutmen yang sudah
berjalan, ITB harus terus mengembangkan sistem talenta yang baik untuk merekrut
dosen dari mahasiswa S1, S2, dan S3 yang potensial untuk menjadi dosen.
Gambar 2.9 Perkembangan Jumlah Dosen Menurut Tingkat Pendidikan
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
18
12
9
4
0
299
357
357
395
443
903
959
995
1057
1086
1220
1328
1361
1456
1529
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
2015
2016
2017
2018
2019
Total S3 S2 S1
HALAMAN | 57
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Pada tahun 2019, struktur dosen ITB menurut jabatan fungsional terdiri dari 196 Guru
Besar (12,82%), 286 Lektor Kepala (18,7%), 511 Lektor (33,42%), dan 536 Asisten Ahli
(35,06%). Struktur dosen ITB menurut jabatan fungsional tersebut masih jauh dibawah
target yang ditetapkan dalam Renstra ITB 2016-2019 yaitu sebanyak 18% Guru Besar
dan 50% Lektor Kepala. Seiring perekrutan dosen baru dengan jabatan Asisten Ahli,
persentase dosen Guru Besar dan Lektor Kepala menurun dari tahun 2015 yaitu 14,7%
Guru Besar dan 25,2% Lektor Kepala. Persentase tersebut jauh lebih rendah dari
standar Nasional yang ditetapkan yaitu sekitar 20% dosen dengan jabatan Guru Besar.
Sistem akreditasi nasional BAN PT menggunakan jumlah dosen dengan jabatan
akademik Lektor Kepala dan Guru Besar sebagai ukuran mutu kualifikasi dosen suatu
program studi. Komposisi dosen dengan jabatan Guru Besar terutama diperlukan
untuk mendukung pelaksanaan program Merdeka Belajar sesuai amanat Pemerintah.
Oleh karena itu, setiap fakultas dan sekolah yang ada di ITB harus memiliki pola
pengembangan karir akademik dosen menjadi guru besar sebagai puncak karir
akademik ITB. Pola pengembangan karir dosen juga perlu direncanakan untuk
mengembangkan karir dosen sebagai Lektor Kepala, jabatan yang memegang penting
baik untuk proses pendidikan maupun penelitian.
Ukuran kinerja pengembangan tenaga akademik ITB secara umum dilihat dari
kompetensi dosen dan rasio dosen terhadap jumlah mahasiswa. Kompetensi dosen
dilihat dari kualifikasi pendidikan S3, jabatan Guru Besar, jabatan Lektor Kepala, serta
jumlah dosen mengikuti Applied Approach dan Workshop LCE (Learner Center
Education). Ukuran dan target kinerja pengembangan tenaga akademik ditunjukkan
pada Tabel 2-8.
Sampai tahun 2019, tingkat capaian target program pengembangan tenaga akademik
memiliki persentase rata-rata sebesar 73,86% yang dilihat dari 7 indikator. Indikator
jumlah dosen yang mengikuti Applied Approach memiliki persentase capaian tertinggi
mencapai 91%. Ketercapaian target yang cukup baik tersebut didorong oleh pelatihan
yang menjadi bagian dari pengembangan tenaga akademik Setiap dosen baru yang
direkrut untuk menguasai kompetensi membelajarkan melalui program Applied
Approach (AA) ini secara sistematis. Selain (AA), Student Centered Learning Workshop
merupakan sarana pengembangan tenaga akademik. Hal ini menunjukkan komitmen
ITB dalam mengembangkan kompetensi tenaga akademik untuk menunjang kegiatan
pendidikan, penelitian, dan pengembangan masyarakat.
HALAMAN | 58
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.10 Perkembangan Jumlah Dosen Menurut Jabatan Fungsional
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
Tabel 2-8 Capaian Target Kinerja Program Pengembangan Tenaga Akademik.
Program Ukuran Kinerja Target Capaian
Program Pengembangan
Tenaga Akademik
Persentase tenaga akademik dengan
kualifikasi S3 84% 71%
Persentase tenaga akademik dengan
jabatan Guru Besar 20% 13%
Persentase tenaga akademik dengan
jabatan Lektor Kepala 60% 19%
Rasio tenaga akademik dengan kualifikasi
S3 terhadap jumlah mahasiswa 1:21 1:24
Rasio tenaga akademik keseluruhan
terhadap jumlah mahasiswa 1:13 1:17
Jumlah dosen mengikuti Applied Approach 440 401
Jumlah dosen mengikuti Workshop LCE
(Learner Centered Education) 300 N/A
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
167
175
183
189
196
296
297
297
298
286
449
460
464
481
511
308
398
417
488
536
0 100 200 300 400 500 600
2015
2016
2017
2018
2019
Asisten Ahli Lektor Lektor Kepala Guru Besar
HALAMAN | 59
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Di sisi lain, terdapat capaian program yang perlu menjadi perhatian di antaranya yaitu
rasio jumlah dosen dengan kualifikasi S3 terhadap jumlah mahasiswa, serta persentase
dosen dengan jabatan Lektor Kepala yang memiliki persentase capaian terendah yaitu
hanya 30%. Pola rekrutmen dosen secara horizontal dan kerjasama nasional dan
internasional dalam bidang pendidikan dan penelitian yang telah berjalan belum dapat
memenuhi kebutuhan yang ada. Adapun sistem rekrutmen Non-PNS yang dijalankan
masih didominasi oleh tenaga akademik dengan kualifikasi S2 sehingga rasio tenaga
akademik dengan kualifikasi S3 terhadap banyaknya mahasiswa belum dapat
memenuhi target yang diharapkan. Selain itu, perlu dipertimbangkan program
kenaikan pangkat tenaga akademik mengingat capaian program strategis terkait
dengan jabatan guru besar dan lektor kepala belum mencapai angka yang ditargetkan.
Di samping program pengembangan tenaga akademik, terdapat program pembinaan
tenaga akademik yang memiliki ukuran kinerja berupa tingkat kepuasan tenaga
akademik dan indeks prestasi kerja tenaga akademik. Hasil yang diperoleh dari
program tersebut relatif baik dengan capaian 93% pada tahun 2017.
2.2.7 Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan juga merupakan sumber daya insani yang sangat diperlukan
untuk mendukung tenaga akademik dalam menjalankan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Tenaga kependidikan yang bermutu, mendukung
tenaga akademik atau dosen dalam menjalankan percobaan, pengukuran,
pengoperasian peralatan laboratorium, administrasi dan juga kepustakaan. Tenaga
kependidikan yang dimaksud meliputi tenaga administrasi dan teknisi yang membantu
melakukan kegiatan operasional dan pendukung ITB.
Dalam kurun waktu 2015-2019, jumlah tenaga kependidikan di ITB cenderung
mengalami kenaikan namun sempat mengalami penurunan pada tahun 2016. Pada
tahun 2019, jumlah tenaga kependidikan yang tercatat yaitu sebanyak 1.499 orang
dengan tingkat pendidikan yang beragam mulai dari SLTA hingga S3. Menurut tingkat
pendidikannya, komposisi tenaga kependidikan ITB terdiri dari 46,3% lulusan SLTA,
34,6% lulusan D3, 13,7% lulusan S1, 5,4% lulusan S2, dan 0,07% lulusan S3. Dominasi
tingkat pendidikan setara SLTA mengindikasikan bahwa kompetensi tenaga
kependidikan ITB belum optimal sehingga perlu dilakukan restrukturisasi dan/atau
peningkatan kompetensi agar dapat mendukung pelaksanaan Tridharma di ITB.
HALAMAN | 60
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.11 Perkembangan Jumlah Tenaga Kependidikan ITB Tahun 2015-
2019
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
Tabel 2-9 Capaian Program Pengembangan Tenaga Kependidikan 2016-2019.
Program Ukuran Kinerja Target Capaian
Program Pengembangan
Tenaga Kependidikan
Persentase tendik yang
berpendidikan di atas ahli madya 75% 40%
Persentase tendik yang
berpendidikan di bawah SMA 25% 6%
Jumlah tenaga kependidikan
bersertifikat kemampuan bahasa
Inggris
150
orang
101
orang
Jumlah tenaga kependidikan
bersertifikat kemampuan IT
25
orang 48 orang
Persentase laboran dan teknisi
bersertifikat 45% 81 orang
Persentase pustakawan bersertifikat 20
orang 33 orang
Jumlah tendik bersertifikat
pengadaan barang dan jasa
120
orang
190
orang
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
821 817770
729 694
192 199 190 203 205
382336
427480
518
49 52 60 71 811 1 1 1 1
14451405
1448 1484 1499
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
2015 2016 2017 2018 2019
SLTA D3 S1 S2 S3 Total
HALAMAN | 61
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Capaian kinerja program pengembangan tenaga kependidikan tergolong baik dengan
persentase capaian rata-rata diatas 100% yang terdiri dari 7 (tujuan) indikator. Capaian
terbesar diperoleh oleh indikator persentase pustakawan bersertifikat sebesar 165%,
sedangkan capaian terendah diperoleh oleh indikator persentase tendik yang
berpendidikan di atas ahli madya yang baru mencapai 53%. Di samping program
pengembangan tenaga kependidikan, terdapat program pembinaan tenaga
kependidikan yang memiliki ukuran kinerja berupa tingkat kepuasan tenaga
kependidikan dan indeks prestasi kerja tenaga kependidikan. Hasil yang diperoleh dari
program tersebut juga memuaskan dengan persentase capaian 100%.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi tenaga akademik dan tenaga kependidikan,
telah dilaksanakan sejumlah pelatihan di samping kegiatan yang menjadi ukuran
kinerja pada program-program strategis. Pelatihan yang dimaksud antara lain
workshop penulisan paper, bimtek Legal drafting, klasifikasi arsip, JRA dan KAA ITB,
dan bimtek pengelolaan keuangan, perpajakan, dan akuntansi. Melalui pelatihan
tersebut, dapat diketahui potensi serta baseline individu agar dapat dievaluasi
kesesuaiannya dengan bidang kerja yang menjadi salah satu faktor penting dalam
memberikan penilaian prediksi dalam memenuhi kompetensi yang seharusnya.
Tabel 2-10 Capaian Program Pembinaan Tenaga Akademik dan Tenaga
Kependidikan.
Program Ukuran Kinerja Target Capaian
Program Pembinaan Tenaga
Akademik dan Tenaga
Kependidikan
Tingkat kepuasan Tenaga
Akademik 80% 93%
Indeks Prestasi Kerja
Tenaga Akademik 3,75 N/A
Tingkat kepuasan Tenaga
Kependidikan 90% 89%
Indeks Prestasi Kerja
Tenaga Kependidikan 3,25 3,44
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
Terkait program pembinaan, tenaga akademik ITB ditargetkan memiliki indeks prestasi
kerja yang lebih tinggi dari tenaga kependidikan. Dari program tersebut, capaian
tingkat kepuasan terhadap kinerja tenaga akademik lebih tinggi dari tenaga
kependidikan. Meski demikian, berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa capaian
HALAMAN | 62
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
program pengembangan tenaga kependidikan relatif lebih baik dibandingkan dengan
pengembangan tenaga akademik. Rendahnya capaian program pengembangan
tenaga akademik terutama terkait komposisi dosen dengan gelar S3 dan Guru Besar.
Adapun keunggulan capaian program pengembangan tenaga kependidikan
diantaranya didukung oleh kegiatan sertifikasi yang menunjang bidang kerja tenaga
kependidikan ITB. Dengan rasio 1:1, dapat dikatakan bahwa kinerja SDM ITB masih
belum merata, khususnya antara tenaga akademik dan tenaga kependidikan.
2.2.8 Sarana dan Prasarana
Kampus ITB terletak di 3 (tiga) lokasi utama, yaitu Kampus Ganesha, Kampus
Jatinangor, dan Kampus Cirebon, serta 1 (satu) lokasi hybrid yaitu Kampus Jakarta.
Kampus Ganesha sebagai kampus utama yang terletak di Jalan Ganesha, Kota
Bandung, memiliki luas sebesar kurang lebih 37,09 ha yang terdiri dari kawasan
kampus utama, kampus utara, kampus selatan, Kantor Rektorat, serta Kantor MWA dan
Senat Akademik. Kampus Jatinangor yang terletak di Kabupaten Sumedang memiliki
luas 44,96 ha yang didominasi oleh area ruang terbuka hijau sekitar 83,19%. Adapun
Kampus Cirebon yang masih dalam tahap proses pengembangan direncanakan
memiliki luas lahan sebesar 30 ha yang terletak di Kecamatan Arjawinangun, Kota
Cirebon.
Secara umum, fasilitas yang terdapat di area kampus ITB mencakup gedung
perkuliahan, laboratorium atau studio, perpustakaan, ruang seminar/lokakarya/diskusi,
ruang tenaga akademik, ruang kegiatan ekstrakurikuler, ruang pusat komputer,
bangunan utilitas, ruang administrasi, kantin, sarana olahraga, dan toko buku.
Sementara itu, fasilitas-fasilitas yang tersedia di area sekitar kampus ITB diantaranya
asrama mahasiswa (untuk Kampus Jatinangor dan Cirebon terletak di dalam area
kampus), perumahan tenaga akademik, dan kantor pusat administrasi yang tidak
terletak di kampus utama. namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk
ditempuh.
Perencanaan dan pembangunan multi kampus ITB terus berkembang secara bertahap
dari tahun ke tahun. Pengembangan multi kampus ITB saat ini meliputi Kampus
Ganesha, Kampus Jatinangor, dan Kampus Cirebon. Selain itu juga terdapat rencana
pengembangan Kampus Walini yang sedang dalam tahap penyusunan proposal
kepada Pemerintah Pusat. Pengembangan sarana dan prasarana di kampus-kampus
di luar Kampus Ganesha diarahkan untuk dapat memberikan atmosfir akademik yang
memiliki standar yang sama dengan Kampus Ganesha.
HALAMAN | 63
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.12 Masterplan Kampus ITB Jatinangor dan Cirebon
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Dalam implementasinya, pembangunan multi kampus ITB melibatkan kerjasama
antara pihak ITB, Kemenristekdikti, dan pemerintah daerah setempat mulai dari tahap
pengadaan lahan hingga pengadaan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan
akademik maupun non-akademik. Sinergitas antara ITB dengan Pemerintah Daerah
setempat diperlukan untuk dapat memaksimalkan peran dan fungsi Multi-Kampus ITB
di daerah di mana Multi-Kampus tersebut berada. Penyelenggaraan multikampus
HALAMAN | 64
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas publik dengan mutu setara dengan
program-program di ITB Kampus Ganesha.
Dalam kurun waktu 2015-2019, terdapat sejumlah pembangunan dan perencanaan
multi kampus ITB di 4 (empat) kampus ITB yaitu Kampus Ganesha, Kampus Jatinangor,
Kampus Cirebon, dan Kampus Walini. Beberapa pekerjaan yang belum tuntas perlu
ditindaklanjuti di masa mendatang, termasuk pengembangan proposal Kampus ITB
yang memiliki konsep pengembangan sebagai Green-Techno-Art Campus yang
berlokasi di Afdeling Pangheotan, Walini, seluas 560,1 Ha. Ringkasan mengenai
capaian pembangunan multi kampus ITB ditunjukkan pada Tabel 2-11.
Tabel 2-11 Lingkup Tugas Penanganan Direktorat Pengembangan ITB 2015-
2019
Kampus Ganesha Kampus Jatinangor
▪ Gedung Science & Techno Park (STP) ITB
– Ganesha (konstruksi)
▪ Gedung PPTI – FTMD (serah-terima
operasional oleh Kemenperin)
▪ Gedung LabTek XV (DED selesai)
▪ Gedung LabTek XVI (DED selesai)
▪ Gedung LabTek XVII (penyusunan DED)
▪ Gedung LabTek XVIII (pembahasan)
▪ Gedung Asrama Bumi Ganesha
(penyusunan DED)
▪ Kawasan Innovation Park ITB di
Gedebage (Hibah tanah)
▪ Hibah dan balik nama Tanah dan
beberapa Gedung termasuk Masjid Al-
Jabbar
▪ Rencana hibah Gedung dan Infrastruktur
lain yang dibangun oleh Kementerian
PU-PR, berupa Asrama Mahasiswa (5
tower), Rusun Dosen, Infrastruktur WTP,
Laboratorium Lapangan Air, serta
▪ Situ (2 Situ)
Kampus Cirebon Kampus Walini
▪ Kampus Watubelah (status pinjam-
pakai dari Pemkab Cirebon)
▪ Kampus Arjawinangun (pembangunan
tahap I)
▪ Pengembangan proposal Kampus ITB
sebagai Green Techno-Art Campus di
Kawasan Walini
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB2015-2020)
Di samping bangunan fisik kampus, terdapat sejumlah layanan dan prasarana yang
menunjang kegiatan pendidikan di ITB, yang terdiri dari layanan perpustakaan, layanan
pelatihan bahasam layanan Kesehatan, dan sarana olahraga.
HALAMAN | 65
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
● Layanan perpustakaan
Layanan perpustakaan ITB terdiri dari Perpustakaan Pusat dan perpustakaan di setiap
program studi. Perpustakaan Pusat dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perpustakaan sedangkan perpustakaan program studi dikelola oleh masing-masing
program studi. Pelayanan perpustakaan di antaranya meliputi peminjaman buku,
referensi literatur, serta akses sitasi jurnal dan tugas akhir. Untuk mendukung sistem
pelayanan perpustakaan terintegrasi dan borderless, Perpustakaan Pusat ITB
menyediakan akses informasi mengenai informasi umum dan koleksi yang dimiliki
melalui beberapa website sebagai berikut:
- Portal Perpustakaan Pusat ITB (http://www.lib.itb.ac.id)
- Katalog Elektronik Berbasiskan Web (http://webpac.lib.itb.ac.id).
- Perpustakaan Digital (http://digilib.itb.ac.id).
● Layanan pelatihan bahasa
Layanan pelatihan bahasa berperan dalam pelatihan bahasa, baik bahasa asing
maupun Bahasa Indonesia bagi mahasiswa asing untuk menjawab kebutuhan akan
keterampilan bahasa maupun persiapan studi lanjut. Layanan pelatihan bahasa
diselenggarakan oleh UPT Pusat Bahasa yang mencakup sejumlah kegiatan berikut.
1. Kursus bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Perancis, bahasa Italia, bahasa Arab,
Bahasa Jepang, bahasa Mandarin, bahasa Spanyol, bahasa Korea, bahasa
Indonesia untuk penutur asing (BIPA);
2. Konsultasi pendirian dan pengembangan Pusat Bahasa dan Pusat Belajar Mandiri
Siswa (Self Acces Centre);
3. In house Training;
4. Pelatihan bahasa Indonesia untuk penutur asing;
5. Penyelenggaraan tes kemampuan bahasa Inggris (English Language Proficiency
Test) dan TOEFL ITP;
6. Penerjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia ke
bahasa Inggris.
● Layanan Kesehatan
Layanan Kesehatan ITB memiliki fungsi memberikan layanan kesehatan rawat jalan
secara khusus kepada civitas akademika ITB dan secara umum kepada masyarakat
umum yang tinggal di sekitar ITB. Layanan kesehatan ITB dikelola oleh Unit Pelaksana
HALAMAN | 66
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Teknis Layanan Kesehatan ITB. Jika sebelumnya layanan Kesehatan ITB hanya terdapat
di Klinik Bumi Media Ganesha ITB (BMG-ITB), pada akhir tahun 2018 didirikan Klinik
Pratama ITB yang menempati bangunan rumah A di Jalan Ganesha No. 15 A. Klinik
yang didirikan di atas bangunan heritage tersebut diperuntukkan untuk melayani
masyarakat yang berobat menggunakan BPJS.
Layanan kesehatan yang disediakan di Klinik BMG ITB yaitu berupa layanan poliklinik,
layanan apotek, layanan laboratorium, dan layanan akupuntur. Layanan poliklinik yang
disediakan saat ini hanya bersifat rawat jalan dan meliputi poliklinik umum, gigi,
spesialis penyakit dalam, spesialis mata, spesialis radiologi, spesialis anak, spesialis
ortodonti, dan spesialis kandungan. Sementara itu, layanan yang tersedia di Klinik
Pratama ITB meliputi poli umum, farmasi, dan laboratorium klinik sederhana.
● Sarana olahraga
Sarana Olah Raga ITB (Saraga ITB) berfungsi untuk memfasilitasi kebutuhan kesehatan
jasmani civitas akademika ITB serta masyarakat umum, dalam berbagai bentuk
olahraga. Sarana Olah Raga ITB dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Sarana Olah Raga.
Sarana. Pengelolaan Saraga ITB menjadi kewenangan UPT Saraga dan Sabuga yang
juga mengelola Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) yang merupakan gedung serbaguna
terbesar di ITB yang dapat digunakan sebagai indoor stadium, convention hall,
auditorium, dan sejumlah fungsi lainnya.
2.2.9 Data, Informasi, Komunikasi, dan Pengetahuan
Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi menyediakan sarana dan prasarana ICT
(information communication technology) bagi civitas akademika ITB yang merupakan
sarana pendukung utama komputasi pembelajaran, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Walaupun demikian, sarana prasarana komputasi tersebut masih
perlu dilakukan pengembangan dan pembaharuan peralatan untuk bisa
mengantisipasi perkembangan teknologi saat ini yang harus mampu mendukung era
industry 4.0.
A. Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi dan komunikasi di ITB terus ditingkatkan agar dapat
melayani kebutuhan untuk mengakses informasi dan komunikasi secara optimal.
Pengembangan sarana dan prasarana terkait sistem informasi dan komunikasi ITB
memiliki sejumlah sasaran strategis, yaitu menyediakan konektivitas jaringan pada
kampus ITB, meningkatkan coverage akses WiFi, dan peningkatan kapasitas
bandwidth. Hingga tahun 2019, terdapat sejumlah pencapaian di bidang sistem
HALAMAN | 67
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
informasi yang di antaranya meliputi penyediaan dashboard informasi bagi pimpinan
ITB; sarana komputasi berbasis network untuk penelitian dan pembelajaran melalui
kegiatan IDREN (Indonesia Research Education Network) dan TEIN (Trans-EuroAsia
Information Network); sarana komputasi high performance computing; serta layanan
software berlisensi. Adapun ukuran kinerja pencapaian sasaran strategis di bidang
sistem informasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Persentase jaringan dalam gedung-gedung ITB yang direkayasa sesuai standar
Belum tercapainya secara maksimal pemasangan jaringan fiber optic dalam
gedung-gedung ITB salah satunya diakibatkan oleh besarnya alokasi anggaran
yang harus dipersiapkan oleh ITB untuk merubah koneksi jaringan dalam gedung-
gedung ITB (sebanyak + 60 gedung pada kampus ITB Ganesa dan + 10-15 gedung
pada kampus ITB Jatinangor). Secara standarisasi pemasangan dan peralatan yang
dibutuhkan untuk membangun konektivitas berbasis kabel fiber optic ini, DSTI
sudah mempersiapkannya dan dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan
pihak Fakultas/Sekolah dalam penyediaan alokasi anggaran yang dibutuhkan
untuk melakukan pembharuan koneksi jaringan tersebut.
2. Keterhubungan seluruh kampus satelit ITB dengan kampus utama
Dengan tersedianya jaringan fiber optic dan jalur back-up dari penyedia
bandwidth ITB ke kampus ITB Jatinangor sebagai kampus satelit, maka
keterhubungan kampus satelit ITB dengan kampus utama yang saat ini sudah
tercapai. Untuk perkembangan kampus satelit ITB lainnya, DSTI masih menunggu
informasi dari pimpinan ITB untuk dapat ditindaklanjuti, seperti kampus ITB
Cirebon ataupun untuk kampus ITB lainnya.
3. Persentase Cakupan WiFi ITB
Implementasi peningkatan cakupan WiFi ITB, sejak tahun 2016 hingga 2019
mengalami banyak peningkatan yaitu dengan dilakukannya program revitalisasi
perangkat WiFi serta penambahan pemasangan WiFi pada titik baru baik di
kampus ITB Ganesha maupun ITB Jatinangor.
4. Penyediaan kapasitas Bandwidth Internet (Gbps)
Bandwidth yang diperoleh ITB dari tahun ke tahun terus meningkat sehingga pada
tahun 2019 ini ITB sudah mampu memenuhi target penyediaan kapasitas
bandwidth yang dibutuhkan.
HALAMAN | 68
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
B. Keterbukaan Informasi Publik
Jumlah Permohonan Informasi Publik yang ditujukan kepada PPID ITB pada tahun
2019 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 2018, angka tertinggi permohonan informasi yaitu sebanyak 3 orang pemohon,
dengan rata-rata lama waktu pelayanan 5-7 hari. Kemudian pada tahun 2019, angka
tertinggi permohonan informasi yaitu 14 orang pemohon dengan rata-rata lama
waktu pelayanan yang lebih singkat yaitu 2,03 hari. Berbeda dari tahun-tahun
sebelumnya, seiring meningkatnya permohonan informasi pada tahun 2019, PPID ITB
melakukan beberapa penolakan terhadap permohonan informasi. Alas an penolakan
tersebut di antaranya yaitu duplikasi permohonan, persyaratan yang tidak lengkap,
serta keterangan informasi yang kurang lengkap atau tidak spesifik.
Gambar 2.13 Grafik Permohonan Informasi Tahun 2019
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
Dalam kurun waktu 2016-2019, tingkat keterbukaan informasi publik ITB terus
meningkat setiap tahun, dilihat dari peringkat predikat keterbukaan informasi publik
milik Komisi Informasi Pusat. Pada tahun 2016, ITB memiliki predikat Kurang Informatif
dengan skor 48,73, lalu meningkat menjadi Menuju Informatif pada tahun 2018, dan
kemudian memperoleh predikat Informatif pada tahun 2019 di mana rentang
penilaiannya berkisar antara 90-100. Keterbukaan informasi publik ini membawa ITB
meraih predikat Badan Publik Informatif Kategori Perguruan Tinggi Negeri bersama 4
(empat) perguruan tinggi negeri lainnya. Penganugerahan Keterbukaan Informasi
Publik diberikan kepada Badan Publik yang telah menunjukkan komitmen dalam
HALAMAN | 69
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
melaksanakan keterbukaan informasi di badan publiknya berdasarkan hasil
kegiatan monitoring dan evaluasi. Penilaian monitoring dan evaluasi dilakukan kepada
Badan Publik melalui kuesioner dengan indikator pengembangan laman yang terkait
dengan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) serta pengumuman
informasi publik yang memungkinkan informasi publik diakses dengan mudah dan
cepat oleh masyarakat. Predikat Informatif yang diraih ITB menunjukkan bahwa
pengelolaan manajemen ITB bersifat transparan dan akuntabel.
Gambar 2.14 Peringkat Predikat Keterbukaan Informasi Publik ITB 2016-2019
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Keterbukaan informasi publik ITB salah satunya didukung oleh inovasi pelayanan PPID
ITB yang dilakukan melalui pengembangan aplikasi mobile apps, website, dan sosial
media PPID ITB. PPID ITB mempunyai tiga media sosial yang biasanya digunakan
dalam rangka untuk memberitahukan kegiatan-kegiatan yang telah PPID ITB
laksanakan, pengumuman seputar PPID ITB, maupun informasi-informasi kategori
serta merta. Dalam rangka menyajikan data informasi kepada masyarakat tentang
Institut Teknologi Bandung, PPID akan menyajikan informasi-informasi bias dalam
bentuk grafis, statistik, maupun paparan dalam bentuk video dan tulisan. Berikut
merupaka Sosial Media yang dimilik oleh PPID ITB.
Untuk meningkatkan kualitas kinerja PPID ITB ke depan, perlu dilakukan perbaikan
produksi konten pada website serta media sosial milik PPID ITB. Kemudian, diperlukan
48.73
Kurang
Informatif
56.94
Kurang
Informatif
80.39
Menuju
Informatif
90-100
Informatif
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2016 2017 2018 2019
HALAMAN | 70
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
koordinasi yang lebih tertata terkait pengelolaan portal dashboard ITB. Di samping itu,
dalam hal penyajian data maupun pengelolaan informasi PPID perlu melakukan
pengelolaan pada laman infografis ITB yaitu infografis.itb.ac.id. serta portal arsip statis
ITB dengan tetap menjalankan tugas pokok dan fungsinya yaitu melayani informasi
publik kepada masyarakat umum.
C. Hubungan Masyarakat
Dalam rangka menjalin hubungan baik dengan internal kampus maupun eksternal,
humas selalu dilibatkan di hampir semua kegiatan seperti studium generale, kuliah
umum, sidang terbuka, penerimaan tamu dan kunjungan, pagelaran Jazz Aula Barat,
penandatanganan nota kesepahaman dan kegiatan kealumnian. Setidaknya lebih dari
400 kegiatan per tahun yang diikuti tim humas untuk menjalin hubungan baik dan
menjaga citra positif institusi.
Beberapa kegiatan Fakultas/Sekolah/unit kerja lainnya, seperti kegiatan penelitian,
pengabdian masyarakat, seminar, kejuaraan nasional dan internasional, juga tidak
jarang membutuhkan peran humas, terutama dalam hal publikasi kegiatan ataupun
bantuan peliputan berita. Pada periode jabatan tahun 2015-2019, humas telah
melaksanakan beberapa kegiatan seperti menerima kunjungan siswa, mengeluarkan
rilis, menyusun buku, dan mempublikasikan berita ITB. Kegiatan publikasi humas ITB
menggunakan laman www.itb.ac.id sebagai laman resmi ITB yang di dalamnya juga
memuat informasi profil ITB secara umum. Selain itu, humas ITB juga memanfaatkan
sosial media seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan Youtube untuk keperluan
publikasi.
D. Alumni dan Kemitraan
Alumni ITB sebagian besar terhimpun dalam wadah Ikatan Alumni ITB (IA-ITB) di
hampir setiap provinsi di Indonesia. Jaringan (network) alumni terbentuk apabila
hubungan dengan para alumni yang berada di berbagai bidang (pendidikan, industri,
kementerian, sektor, wirausaha) dapat dibina secara intensif dengan pemetaan profesi
dan keterkaitan yang tepat. Jaringan alumni ini akan memudahkan pencarian dan
peningkatan kerja sama antara ITB dan alumni maupun antar alumni. Sistem ini, yang
dapat terbentuk melalui pembuatan database, dapat menjadi modal berharga ITB
untuk menguatkan diri dalam persaingan nasional maupun internasional.
Dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi, ITB kerap kali bekerjasama dengan
berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri. Jejaring ITB yang kuat pada skala
nasional dan internasional mendorong lahirnya kesepakatan-kesepakatan baik dalam
HALAMAN | 71
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
rangka pengembangan institusi, maupun pengembangan kegiatan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Bentuk Kerjasama yang paling umum yaitu
berupa Memorandum of Understanding (MoU) yang mengalami tren meningkat setiap
tahunnya.
Gambar 2.15 Jumlah MoU Dalam dan Luar Negeri 2015-2019.
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
Gambar 2.16 Jumlah MoU Menurut Bidang Kerjasama 2015-2019.
(Sumber: Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITB 2015-2020)
3974 68 78 74
73
82 109113 124112
156177 191 198
0
50
100
150
200
250
0
50
100
150
200
250
2015 2016 2017 2018 2019
Dalam Negeri Luar Negeri Total
4983 78 91 108
33
44 53 4841
6
6 17 20 17
20
1722
30 33
4
67
2 1
112
156177
191 200
0
50
100
150
200
250
2015 2016 2017 2018 2019
Pendidikan Penelitian
Inovasi Pengabdian Masyarakat
Pendanaan Grand Total
HALAMAN | 72
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Dalam kurun waktu 2015-2019, ITB rata-rata menandatangani MoU Kerjasama
sebanyak 167 kerjasama setiap tahunnya. Pada tahun 2020, total kerjasama yang
tercantum dalam MoU yaitu sebanyak 200 kerjasama terdiri dari 74 kerjasama dalam
negeri dan 126 kerjasama luar negeri. Kerjasama tersebut meliputi berbagai bidang
yaitu pendidikan, penelitian, inovasi, pengabdian masyarakat, dan pendanaan.
Proporsi kerjasama bidang pendidikan mendominasi sebanyak 54% diikuti oleh
bidang penelitian sebanyak 20,5%, dan pengabdian masyarakat sebanyak 16,5%.
Salah satu sasaran kerjasama yang paling strategis yaitu industri, baik nasional maupun
multinasional. Kerjasama tersebut di antaranya meliputi kegiatan sharing resources and
knowledges, di mana ITB berperan sebagai institusi pendidikan yang menghasilkan jasa
dan produk unggulan, sedangkan industri berperan sebagai user atau pengguna. Pada
beberapa kesempatan, ITB dan berbagai industri tersebut saling bersinergi untuk
menciptakan iklim pengembangan IPTEK dan kewirausahaan yang kondusif, di dalam
maupun di luar kampus ITB. Sejumlah perusahaan ternama dalam dan luar negeri yang
pernah bekerjasama dengan ITB antara lain yaitu Pertamina, PT. INTI, PINDAD Persero,
PT. INKA, Hyundai, JR East, Toyota, PT. KAI, ASTRA, Biofarma, Sinarmas, Shell, Airbus,
Grab, USAID, Bukalapak, PT. Len, Mitsubishi Motors, Erasmus, dan Newton Fund.
2.3 Pendidikan
2.3.1 Pengajaran
Saat ini kegiatan pendidikan ITB terfokus pada pendidikan bergelar untuk tingkat
Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3). Proses pendidikan program Sarjana,
program Magister, dan program Doktor dilaksanakan secara terpadu yang
dikoordinasikan melalui 12 Fakultas/Sekolah yang secara keseluruhan mencakup 54
Program Studi S1, 2 Program Profesi (Profesi Apoteker dan insinyur), 53 Program Studi
S2, dan 27 Program Studi S3. Fakultas/Sekolah membawahi pula Kelompok Keahlian
(KK) dengan tugas utama mengembangkan dan memperkaya kegiatan riset dan
pengembangan ITB. Saat ini secara keseluruhan KK ITB berjumlah 99.
Jika dilihat dari akreditasi yang diperoleh masing-masing program studi, diketahui
bahwa sebagian besar program studi telah terakreditasi oleh BAN-PT dan beberapa
diantaranya telah memiliki akreditasi internasional. Akreditasi pada dasarnya
menunjukan bahwa program studi telah menyelenggarakan program pendidikan
yang baik. Berdasarkan akreditasi BAN-PT, 86% program studi sarjana memiliki
akreditasi A, 12% memiliki akreditasi B, dan 2% baru memiliki akreditasi awal. Untuk
program magister, 92% program studi sudah memiliki akreditasi A, 6% memiliki
akreditasi B, dan 2% belum memiliki akreditasi. Untuk program doktor, 96% sudah
HALAMAN | 73
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
memiliki akreditasi A, dan 4% belum memiliki akreditasi. Sedangkan untuk program
profesi, 50% sudah memiliki akreditasi A, dan 50% memiliki akreditasi B.
Tabel 2-12 Akreditasi Internasional Program Studi
No F/S Program Nama Program Studi Nama Akreditasi
Internasional
1 FITB Sarjana Teknik Geodesi dan Geomatika ASIIN
2 FITB Sarjana Teknik Geologi ASIIN
3 FMIPA Sarjana Matematika ASIIN
4 FMIPA Sarjana Fisika ASIIN
5 FMIPA Sarjana Astronomi ASIIN
6 FMIPA Sarjana Kimia RSC
7 FTI Sarjana Teknik Kimia ABET
8 FTI Sarjana Teknik Fisika ABET
9 FTI Sarjana Teknik Industri ABET
10 FTI Sarjana Manajemen Rekayasa ABET
11 FTMD Sarjana Teknik Mesin ASIIN
12 FTMD Sarjana Teknik Dirgantara ASIIN
13 FTMD Sarjana Teknik Material ASIIN
14 FTSL Sarjana Teknik Sipil ABET
15 FTSL Sarjana Teknik Lingkungan ABET
16 FTSL Sarjana Teknik Kelautan ABET
17 FTTM Sarjana Teknik Pertambangan ABET
18 FTTM Sarjana Teknik Perminyakan ABET
19 FTTM Sarjana Teknik Geofisika ASIIN
20 FTTM Sarjana Teknik Metalurgi JABEE
21 SAPPK Sarjana Arsitektur KAAB
22 SAPPK Sarjana Perancangan Wilayah dan Kota ASIIN
23 SAPPK Magister Arsitektur KAAB
24 SBM Sarjana Manajemen ABEST21
25 SBM Sarjana Kewirausahaan ABEST21
26 SBM Magister Administrasi Bisnis ABEST21
27 SBM Magister Administrasi Bisnis (Kampus Jakarta) ABEST21
28 SBM Magister Sains Manajemen ABEST21
29 SBM Doktor Sains Manajemen ABEST21
30 SF Sarjana Sains dan Teknologi Farmasi ASIIN
31 SF Sarjana Farmasi Klinik dan Komunitas ASIIN
32 SITH Sarjana Mikrobiologi ASIIN
33 SITH Sarjana Biologi ASIIN
34 SITH Sarjana Rekayasa Hayati IABEE
35 SITH Sarjana Rekayasa Pertanian IABEE
36 STEI Sarjana Teknik Elektro ABET
37 STEI Sarjana Teknik Informatika ABET
38 STEI Sarjana Teknik Telekomunikasi ABET
39 STEI Sarjana Teknik Tenaga Listrik ABET
Sumber: Memo Akhir Jabatan Rektor, 2019
HALAMAN | 74
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Sedangkan jika dilihat dari akreditasi internasional, terdapat 39 program studi
yang telah memiliki akreditasi internasional. Dari 39 program studi tersebut, 34
diantaranya merupakan program studi pada jenjang S1, 4 program studi pada
jenjang S2, dan 1 program studi pada jenjang S3. Rincian program studi dan
akreditasi yang diperoleh dijelaskan pada Tabel 2-12.
Jika dilihat dari jumlah total mahasiswa aktif dari semua strata, jumlah mahasiswa di
ITB meningkat cukup signifikan sejak tahun 2015 hingga tahun 2019 (Gambar 2.17).
Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kenaikan jumlah total mahasiswa aktif
sebesar 11.43 % atau terdapat penambahan sebanyak 2.504 mahasiswa dari semula
di tahun 2015 sebanyak 21.903 mahasiswa menjadi 24.407 mahasiswa di tahun 2019.
Jika ditinjau berdasarkan strata maka kenaikan jumlah mahasiswa juga cenderung
dialami oleh masing-masing strata terutama pada jenjang S1 dengan kenaikan
sebesar 2.168 mahasiswa dari tahun 2015 ke 2019. Pada tahun 2019 mahasiswa S1
memiliki porsi terbesar yakni sebesar 70,77% atau sebanyak 17.274 mahasiswa dari
total keseluruhan mahasiswa ITB yang kemudian disusul dengan S2 sebanyak 5.841
(23,93%) kemudian S3 sebesar 3.92% atau sebanyak 957 mahasiswa.
Kemudian, jika dilihat dari sebarannya. Jumlah mahasiswa aktif (kumulatif) sebagian
besar melaksanakan studi di Kampus Ganesha, diikuti dengan Kampus Jatinangor,
Kampus Jakarta, dan Kampus Cirebon. Jumlah mahasiswa aktif ITB Kampus Cirebon
cenderung mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2015-2019 (Gambar
2.18) jika dibandingkan dengan kampus lainnya. Secara kumulatif, jumlah mahasiswa
ITB masih tersentralisasi di kampus Ganesha, dilihat jumlahnya yang signifikan lebih
tinggi dibandingkan kampus lainnya. Hal tersebut menunjukan bahwa kegiatan
akademik multikampus di ITB masih terbatas.
HALAMAN | 75
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.17 Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Program
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Gambar 2.18 Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Lokasi Studi
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
200 236 331 389 335936 937 931 934 957
5661 55456122 6216
5841
1510615543
1594916497
17274
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
2015 2016 2017 2018 2019
Jum
lah
Mah
asi
swa
Profesi Doktor Magister Sarjana
0 95 170 253 432411 469 774 836 82511701729 1573 1713 1729
20322 1996820796 21234 21421
0
5000
10000
15000
20000
25000
2015 2016 2017 2018 2019
Jum
lah
Mah
asi
swa K
um
ula
tif
Cirebon Jakarta Jatinangor Ganesha
HALAMAN | 76
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Jika dilihat dari jumlah mahasiswa asing pada program inbound mobility, keterlibatan
program masih didominasi oleh mahasiswa program sarjana. Hal tersebut dapat dilihat
dari jumlahnya yang secara kumulatif signifikan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa
program pascasarjana. Untuk itu, peningkatan keterlibatan mahasiswa program paska
sarjana masih perlu ditingkatkan. Jika dilihat dari keterlibatan mahasiswa asing dalam
melakukan inbound mobility, diketahui bahwa pada tahun 2019 secara keseluruhan
mengalami penurunan (Gambar 2.19). Jika dibandingkan tahun 2017, jumlah
mahasiswa asing pada jenjang S1 berkurang sebesar 55%, sedangkan untuk program
exchange berkurang sebesar 58%. Untuk jenjang S2, mengalami penurunan sebesar
14%, sedangkan untuk program exchange mengalami penurunan sebesar 69%. Untuk
jenjang S3, mahasiswa asing mengalami penurunan sebesar 75%, sedangkan untuk
program exchange tidak mengalami perubahan. Banyaknya mahasiswa asing yang
mengikuti program inbound mobility pada dasarnya dapat menguntungkan
mahasiswa ITB karena mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk mengenali
budaya orang asing dan bisa untuk memulai pembangunan jaringan yang juga
diperlukan oleh mahasiswa maupun alumni ITB.
Kemudian, jika dilihat berdasarkan program outbound mobility (program untuk
menempatkan mahasiswa ITB belajar di perguruan tinggi asing baik melalui summer
school program maupun pertukaran mahasiswa dimana mahasiswa belajar beberapa
matakuliah di perguruan tinggi asing sebagai bagian dari program pendidikan yang
ditempuh mahasiswa tersebut di ITB). Jika dilihat dari tahun 2016-2019 (Gambar 2.20),
jumlah mahasiswa yang mengikuti program outbound mobility cenderung mengalami
peningkatan. Proporsi peserta outbound mobility di dominasi oleh mahasiswa program
sarjana. Pada tahun 2019, jumlah mahasiswa program sarjana yang mengikuti
outbound mobility mengalami peningkatan sejumlah 62%, untuk program magister
mengalami peningkatan sejumlah 93%, dan untuk program doctor mengalami
peningkatan sejumlah 68 mahasiswa (618%). Program outbound mobility merupakan
program yang sangat baik untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa ITB, karena
mahasiswa berkesempatan untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan dari perguruan
tinggi internasional tempat mahasiswa peserta outbound mobility ini belajar. Selain itu,
kesempatan untuk tinggal di negara asing akan memberikan pengalaman yang baik
dalam memahami budaya orang lain.
HALAMAN | 77
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.19 Jumlah Mahasiswa Program inbound mobility
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Gambar 2.20 Jumlah Mahasiswa Program outbound mobility
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
5
58
29
16
2 07
76
28
50
2 19
128
2836
401
60
31 31
1 14
53
24
11
1 0
0
20
40
60
80
100
120
140
Jum
lah
mah
asi
swa i
nb
ou
nd
mo
bilit
y
2015 2016 2017 2018 2019*
11 13 4079
111146
241214
245206
319
398
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2016 2017 2018 2019
Jum
lah
mah
asi
swa o
utb
ou
nd
mo
bilit
y
Doktor Magister Srjana
HALAMAN | 78
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Selain program outbound mobility, ITB juga memiliki program pendidikan yang
bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara global melalui
program double degree. Program ini menuntut mahasiswa untuk dapat memiliki
kompetensi yang baik serta memiliki untuk memahami perbedaan budaya dan
bekerjasama dengan orang berlatar belakang budaya yang berbeda. Kompetensi ini
sangat dibutuhkan pada dunia kerja saat ini dan ke depan. Pada tahun 2019, terdapat
33 program studi yang memiliki program double degree ( 2.21). Jumlah tersebut
cenderung meningkat jika dibandingkan tahun 2016 yaitu sejumlah 30 program studi.
Berdasarkan jumlah mahasiswa yang mengikuti program double degree. Fakultas yang
memiliki kepesertaan mahasiswa yang tinggi adalah fakultas SBM. Jika dilihat
berdasarkan tren, sejak tahun 2016-2019 jumlah mahasiswa program ini cenderung
fluktuatif (Gambar 2.22).
Jika dilihat dari waktu studi yang ditempuh, sebagian besar mahasiswa menyelesaikan
studi lebih lama dari waktu yang seharusnya (Gambar 2.23). Berdasarkan ketentuan,
lulusan tepat waktu adalah lulusan yang memiliki masa studi kurang dari atau sama
dengan batasan kategori tepat waktu, dimana untuk program sarjana adalah hingga 8
semester, program magister hingga 4 semester, dan program doktor hingga 6
semester. Persentase lulusan tepat waktu setiap program pada setiap periode wisuda
dihitung terhadap jumlah total lulusan dari program pada periode wisuda tersebut.
Sedangkan nilai persentase tepat waktu dalam setiap tahun dihitung sebagai nilai rata-
rata dari persentase tepat waktu seluruh periode wisuda dalam setiap tahun.
Gambar 2.21 Jumlah Program Studi yang Memiliki Program Double Degree
(Sumber: Memo Akhir Jabatan Rektor, 2019)
30
31
34
33
28
29
30
31
32
33
34
35
2016 2017 2018 2019
Pro
gra
m S
tud
i
Jumlah Program Studi
HALAMAN | 79
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.22 Jumlah Peserta Program Double Degree Tiap Fakultas
(Sumber: Memo Akhir Jabatan Rektor, 2019)
Gambar 2.23 Rata-Rata Lama Studi Mahasiswa
(Sumber: Memo Akhir Jabatan Rektor, 2019)
8.4 8.4 8.6 8.7
4.5 4.5 4.7 4.8
10.1 10.2 10.2
11
0
2
4
6
8
10
12
2016 2017 2018 2019
Mas
a St
ud
i (se
mes
ter)
Sarjana Magister Doktor
HALAMAN | 80
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
2.3.2 Kemahasiswaan
Pada tahun 2019, jumlah mahasiswa ITB tercatat sebanyak 24.407 orang yang terdiri
dari 17.274 mahasiswa program sarjana, 5.841 mahasiswa program magister, 957
mahasiswa program doktor, dan 335 mahasiswa program profesi. Kualitas akademik
madhasiswa ITB salah satunya dapat dilihat pada saat penerimaan mahasiswa baru
yang melalui proses seleksi yang sangat ketat sehingga menghasilkan mahasiswa
pilihan yang berkualitas. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, ITB selalu menempati
peringkat 3 besar PTN dengan rata-rata nilai SBMPTN/UTBK tertinggi, baik untuk
kelompok Saintek maupun Soshum.
Pada tahun 2019, ITB menempati peringkat pertama PTN dengan nilai rata-rata UTBK
tertinggi untuk kelompok Saintek dengan nilai 689,75 yang diikuti oleh UI (679,96) dan
UGM (659,06). Sedangkan untuk kelompok Soshum ITB menempati peringkat kedua
dengan nilai 662,64, sedikit berada di bawah UI (662,64) yang menempati posisi
pertama dan diikuti oleh UGM dengan nilai 659,91 . Tingkat keketatan penerimaan
mahasiswa baru ITB tahun 2019 yaitu sebesar 0,575 yang berarti bahwa dari 100 orang
yang berminat masuk ITB hanya sekitar 5 orang di antaranya yang berhasil masuk dan
diterima di ITB.
Gambar 2.24 Rata-Rata Nilai SBMPTN Prodi Saintek
(Sumber: Memo Akhir Jabatan Rektor, 2019)
659.26
689.75
624.07
638.29
679.96
620.01
632.79
659.06
611.45
560
580
600
620
640
660
680
700
2018 2019 2020
Saintek
Sko
r S
BM
PTN
ITB UI UGM
HALAMAN | 81
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.25 Rata-Rata Nilai SBMPTN Prodi Humaniora
(Sumber: Memo Akhir Jabatan Rektor, 2019)
Dalam keberjalanannya, potensi akademik dan non akademik mahasiswa terus
dikembangkan melalui program-program strategis berupa pelatihan budaya ITB dan
pembangunan karakter mahasiswa. Program strategis ini diukur menggunakan 4
ukuran kinerja yang terdiri dari jumlah mahasiswa peserta pelatihan 4R dan NKRI,
jumlah prestasi mahasiswa tingkat nasional dan internasional, serta indeks budaya ITB
Harmoni. Melalui program strategis tersebut, diharapkan mahasiswa dapat
membangun budaya berprestasi yang diirngi dengan penanaman nilai-nilai ITB
sebagai landasan dalam menjalankan semua kegiatan tridharma dan kegiatan
pendukung tridharma perguruan tinggi.
Menurut data hasil capaian program pelatihan budaya ITB dan pengembangan
karakter mahasiswa, indeks budaya ITB harmoni (standar 7) tahun 2019 memiliki nilai
kumulatif 5,4, lebih besar dari target kinerja yang ditetapkan sebesar 4,6. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya ITB melandasi semua kegiatan tridharma dan
kegiatan pendukung tridharma perguruan tinggi yang dilakukan oleh civitas
akademika ITB.
2.4 Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi
2.4.1 Penelitian
Pengembangan ITB menjadi universitas riset telah dirintis dengan mengembangkan
budaya riset yang kokoh yang mendukung tumbuhnya sikap yang mencirikan budaya
universitas riset. Salah satu instrumen kebijakan yang digunakan untuk mendorong
pengembangan budaya riset adalah melalui penyediaan Dana Riset (Mandiri) ITB yang
648.33
662.64
629.59
643.47
662.83
608.63
648.08
659.91
608.04
600
610
620
630
640
650
660
670
2018 2019 2020
Soshum
Sko
r SB
MP
TN
ITB UI UGM
HALAMAN | 82
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
telah mulai diimplementasikan pada tahun 2004 dan terus berlanjut hingga saat ini
dengan jumlah anggaran pada tahun 2019 mencapai Rp 58.14 milyar. Dengan dana
Riset Mandiri tersebut ITB dapat mengarahkan dan mengendalikan kegiatan riset ITB
untuk kepentingan strategis sesuai dengan prioritas ITB.
Program Riset di ITB secara umum terbagi menjadi Program Riset Mandiri yang didanai
sendiri oleh ITB dan Program Riset Bersponsor yang didanai atas hasil kerjasama antara
sponsor dengan ITB.
Program Riset Mandiri ITB, yaitu program riset yang didanai sendiri oleh ITB yang
terdiri dari:
a. Program Riset Unggulan
Program ini dikelola oleh Pusat Penelitian (PP) yang ada di ITB, dengan misi
mempercepat kemampuan ITB dalam menghasilkan karya-karya riset unggul
(emerging) di tujuh bidang unggulan yaitu: (1) Energi; (2) Pangan dan Teknologi
Kesehatan; (3) Sumber Daya Air dan Lingkungan; (4) Infrastruktur, Transportasi,
dan Kelautan; (5) Industri Manufaktur dan Proses; (6) Teknologi Informasi dan
Komunikasi serta Industri Kreatif dan Servis; serta (7) Seni Rupa dan Desain.
b. Program Riset KK
Program ini dikelola oleh KK melalui Fakultas/Sekolah, dengan maksud untuk
memacu pertumbuhan penelitian berkualitas di masing-masing KK. Penelitian ini
juga diharapkan dapat disinergikan dengan penelitian-penelitian pascasarjana (S2
dan S3) di masing-masing KK sehingga diharapkan dapat mendukung ITB sebagai
universitas berbasis riset. Untuk itu penelitian ini juga harus sejalan dan
mendukung pencapaian peta jalan (roadmap) KK di Fakultas/Sekolah masing-
masing. Selain itu, Penelitian ini juga diharapkan mendorong kerja sama
interdisiplin (antarKK dalam satu Fakultas/Sekolah maupun lintas
Fakultas/Sekolah).
c. Program Riset Internasional KK
Program ini dikelola oleh KK, dengan maksud untuk memacu pertumbuhan riset-
riset berkelas dunia di masing-masing KK. Untuk itu, salah satu persyaratan yang
diperlukan dalam proposal riset ini adalah adanya kerja sama internasional yang
disertai dana di pihak mitra internasional untuk kegiatan-kegiatan riset terkait di
pihak mitra luar negeri (tidak harus ada aliran dana antar Negara).
HALAMAN | 83
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
3. Program Riset Bersponsor, yaitu program riset yang didanai oleh sponsor
yang bekerja sama dengan ITB yang terdiri dari:
a. Hibah Penelitian DIKTI
Sejalan dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (Dikti), Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat (DP2M) mendorong dan memfasilitasi para tenaga akademik dalam
kegiatan penelitian dan pengembangan, pengabdian kepada masyarakat, dan
program kreativitas mahasiswa guna mendukung peningkatan mutu pendidikan
tinggi, daya saing bangsa, dan kesejahteraan rakyat secara progresif dan
berkelanjutan. Hibah Penelitian Dikti meliputi Hibah Bersaing, Penelitian
Fundamental, Hibah Pascasarjana, Hibah Rapid, dan Hibah Kompetensi. Saat ini
ITB telah dipercaya untuk diberi kewenangan desentralisasi untuk pengelolaan
beberapa program hibah-hibah penelitian tersebut.
b. Hibah Riset dari luar negeri, swasta dalam negeri dan lembaga pemerintah
di luar DIKTI
ITB selama ini menempatkan program Riset Bersponsor sebagai program riset
penting sebagai indikator pengakuan pihak luar terhadap ITB. Selama ini ITB telah
dipercaya untuk mendapatkan hibah luar negeri seperti the Asahi Glass
Foundation, Osaka Gas Foundation of International Cultural Exchange, Program
Hibah Riset Ikatan Alumni (HR– IA) ITB, Program KKP3T, Program Indonesian Toray
Science Foundation, dan lain-lain.
c. Program Insentif Riset Sinas
Program Insentif Riset Sinas terdiri dari empat program yakni Program Riset Dasar,
Program Riset Terapan, Program Riset Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem
Produksi, dan Percepatan Difusi serta Pemanfaatan Iptek.
Jika dilihat dari besaran dana penelitian yang diperoleh, dari tahun 2015-2019 jumlah
dana penelitian cenderung meningkat. Pada tahun 2015, total dana baik dari internal
maupun hibah eksternal ITB sebesar Rp 103.4 Milyar, sedangkan pada tahun 2019
jumlah tersebut meningkat 180% dengan total dana Rp 289.87 Milyar (Gambar 2.26).
Besaran dana penelitian pada tahun 2019 sebagian besar berasal dari Hibah Dikti
(39%), kemudian disusul dari kerjasama penelitian sebesar 27% dan dana internal ITB
sebesar 20%.
HALAMAN | 84
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.26 Jumlah Dana Penelitian
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Kemudian, jika dilihat dari jumlah total judul penelitian, jumlah total judul penelitian
cenderung meningkat dari tahun 2015-2019. Pada tahun 2019, total judul penelitian
di ITB mencapai 1264 judul dimana 529 judul didanai oleh DIKTI, dan 623 judul didanai
oleh dana internal ITB. proporsi judul yang didanai oleh dana internal ITB meningkat
secara signifikan sejak tahun 2016-2017. Pada tahun 2016, hanya terdapat 163 judul
penelitian yang didanai oleh internal ITB, sedangkan pada tahun 2017 mencapai 645
judul (Gambar 2.27).
Jika dilihat dari jumlah publikasi dosen pada jurnal internasional dengan sitasi
bereputasi, diketahui bahwa total publikasi cenderung meningkat dari tahun ke tahun
(Gambar 2.28). Berdasarkan publikasi yang dilakukan, diketahui bahwa total publikasi
baik pada Scopus maupun Web of Science cenderung meningkat dari tahun 2015-
2019, namun publikasi masih didominasi oleh prosiding (Gambar 2.29 dan Gambar
2.30). Untuk itu, publikasi dengan jenis jurnal masih perlu ditingkatkan.
Kemudian, jika dilihat berdasarkan sitasi pada publikasi yang dilakukan, diketahui
bahwa total sitasi baik pada Scopus maupun Web of Science terus meningkat dari
tahun 2015-2019, namun jika dilihat berdasarkan jumlah dan proporsi, sitasi yang
dihasilkan masih sangat rendah. Peningkatan total sitasi pada publikasi di Scopus
meningkat sebesar 248% yaitu 4980 pada tahun 2015 dan 12.366 pada tahun 2019
(Gambar 2.31). Sedangkan pada total sitasi kumulati Web of Science, peningkatan
103.4
148.62
197.13
253.15
289.87
0
50
100
150
200
250
300
350
2015 2016 2017 2018 2019
Dal
am M
ilyar
Rp
Jumlah Dana Penelitian (Milyar Rp)
HALAMAN | 85
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
dalam kurun waktu 5 tahun (2015-2019) terjadi sangat signifikan. Pada tahun 2015,
total kumulatif sitasi yaitu sebesar 19.126 sitasi, sedangkan pada tahun 2019 mencapai
43.215 sitasi (Gambar 2.32).
Gambar 2.27 Total Judul Penelitian ITB Berdasarkan Skema Penelitian
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Gambar 2.28 Total Publikasi Dosen Pada Jurnal Internasional dengan Sitasi
Bereputasi
(Sumber: Capaian Renstra 2019)
43 39 46 102 5880 35 45 38 38
11 9 9 13 1622 28
3712 0
233 403 318438 529
167
163
645
663 623
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
2015 2016 2017 2018 2019
To
tal Ju
du
l P
en
eliti
an
Kerjasama Penelitian Hibah Institusi Luar Negeri
Hibah Institusi Dalam Negeri Hibah Kemenristek
Hibah DIKTI Riset Dana Internal
523
604652 674
715
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2016 2017 2018 2019 2020
Jum
lah
Art
ikel
Ju
rnal
Jumlah artikel jurnal terindeks dan tergolong Q1 menurut Scimago Journal Country Rankatau memiliki IF >= 1,00 menurut SCI/SSCI (
HALAMAN | 86
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.29 Total Publikasi Scopus
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Gambar 2.30 Total Publikasi Web of Science
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
446 523 604 652 705
629
876
1221
1507
1118
6
14
22
14
10
0
500
1000
1500
2000
2500
2015 2016 2017 2018 2019
Tota
l Pu
blik
asi
Scopus Journal Scopus Proceeding Scopus book Chapter
272432 401 453 5204
13 133
3
891
741972 894
307
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
2015 2016 2017 2018 2019
Tota
l Pu
blik
asi
WbS Journal WbS Book Chapter WbSProceeding
HALAMAN | 87
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.31 Total Sitasi Kumulatif Scopus
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Gambar 2.32 Total Sitasi Kumulatif Web of Science
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020).
Selain itu, ITB juga memiliki beberapa jurnal yang dikelola secara mandiri dan
terakreditasi. Total jurnal yang terakreditasi yaitu sebanyak 13 jurnal. Diantara 13 jurnal
tersebut, 12 jurnal telah terakreditasi, 9 jurnal sudah terindeks DOAJ (Directory of Open
Access Journals), 6 jurnal telah terindeks ESCI, 1 jurnal terindeks Compendex, dan 6
jurnal terindeks Scopus. Untuk rincian nama jurnal terdapat pada Tabel 2-13.
27520
33666
42050
52842
65208
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
2015 2016 2017 2018 2019
Tota
l Sit
asi K
um
ula
tif
Total Sitasi Kumulatif
19126
23329
28995
35672
43215
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
50000
2015 2016 2017 2018 2019
Tota
l Sit
asi K
um
ula
tif
Total Sitasi Kumulatif
HALAMAN | 88
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Disamping jumlah dan akreditasi jurnal, ITB masih memiliki kendala dalam pengelolaan
jurnal, dimana pengelolaan masih kurang terinstitusionalisasi dan kurangnya insentif
bagi editor.
Dalam melakukan penelitian, ITB juga memiliki beberapa produk riset unggul, jumlah
riset unggul dari tahun 2016-2019 adalah 8 riset. Jika dilihat perkembangannya jumlah
produk riset unggulan dari tahun 2016-2019 cenderung fluktuatif (Gambar 2.33).
Dalam waktu 4 tahun, riset unggulan yang dihasilkan ITB yaitu, Paleolithic cave art in
Borneo, an experiment to search for dark-matter interactions using sodium iodide
detectors, giant anomalous Nernst effect and quantum-critical scaling in a
ferromagnetic semimetal, future astronomy facilities in Indonesia, an early modern
human presence in Sumatra 73000-63000 years ago, an intense thermospheric jet on
Titan, Role of C-N Configurations in the Photoluminescence of Graphene Quantum
Dots Synthesized by a Hydrothermal Route, dan Reverse osmosis apllications.
Tabel 2-13 Jurnal ITB Terakreditasi
Nama Jurnal Akreditasi DOAJ ESCI Compendex Scopus
Journal of Engineering and
Technological Sciences V V V V V
Journal of ICT Research and Applications V V V V
Journal of Mathematical and
Fundamental Sciences V V V V
Journal of Visual Art and Design V V V
Journal of Regional and City Planning V V V
Jurnal Sosioteknologi V
Jurnal Manajemen Teknologi V V
Electronic Journal of Graph Theory and
Applications V V V V
Asian Journal of Technology
Management V V
International Journal on Electrical
Engineering and Informatics V V v
Jurnal Teknik Sipil V
Jurnal Matematika dan Sains V
Bulletin Geology V
Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020
HALAMAN | 89
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.33 Produk Riset Unggulan ITB
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
2.4.2 Pengabdian kepada Masyarakat
Akumulasi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang Pengabdian pada Masyarakat
(PM) merupakan modal penting bagi ITB untuk dapat menjawab tantangan
pembangunan bangsa. Kegiatan PM ITB secara umum terbagi menjadi Program
Pengabdian Kepada Masyarakat ITB dan Program Pengabdian Kepada Masyarakat
DIKTI.
o Program Pengabdian Kepada Masyarakat ITB:
Program Pengabdian Kepada Masyarakat ITB merupakan kegiatan aplikasi produk
iptek dan seni yang diampu oleh civitas akademika ITB baik secara individu
maupun kepakaran unit/kelompok. Program ini ditujukan untuk menciptakan
peluang terwujudnya transfer sains, teknologi dan seni kepada masyarakat.
Prioritas dari program ini diutamakan bagi kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
segera oleh kelompok masyarakat secara organisasi maupun badan usaha kecil
menengah (UKM). Bentuk kegiatan mencakup semua hal termasuk pemberdayaan,
pendampingan dan penerapan produk iptek dan karya seni.
o Program Pengabdian Kepada Masyarakat DIKTI:
Program Pengabdian Kepada Masyarakat DIKTI terdiri dari skema-skema berikut.
2
1
4
1
0
1
2
3
4
5
2016 2017 2018 2019
Jum
lah
Pro
du
k
Jumlah Produk Riset Ungulan
HALAMAN | 90
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
● Ipteks bagi Masyarakat (IbM) merupakan paradigma baru yang diterapkan
oleh Ditlitabmas dalam kegiatan PPM yang bersifat problem solving,
komprehensif, bermakna, tuntas, dan berkelanjutan (sustainable) dengan
sasaran yang tidak tunggal.
● Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK) memiliki misi untuk memandu perguruan
tinggi dalam menyelenggarakan unit layanan kewirausahaan yang profesional,
mandiri dan berkelanjutan, serta berwawasan knowledge based economy. IbK
harus mandiri dan berkelanjutan dalam operasionalisasinya sehingga kegiatan
ini diberi peluang untuk mampu menjadi unit profit dengan memanfaatkan
sumber daya manusia dan fasilitas yang dimiliki.
● Ipteks bagi Produk Ekspor (IbPE) merupakan satu kegiatan pengabdian
kepada masyarakat dalam bentuk penerapan dan pengembangan hasil riset
perguruan tinggi yang berlangsung selama tiga tahun. Persoalan yang
ditangani meliputi seluruh aspek bisnis usaha kecil atau usaha menengah sejak
bahan baku sampai ke pemasaran produk dengan persoalan produksi dan
manajemen perusahaan sebagai bidang garapan wajib.
● Ipteks bagi Inovasi Kreativitas Kampus (IbIKK) berkaitan dengan upaya
pengembangan budaya knowledge based economy. Perguruan tinggi perlu
diberi akses dalam wujud knowledge and techno-park yang memanfaatkan
pengetahuan, pendidikan maupun riset tenaga akademik. Dengan
menyelenggarakan IbIKK, perguruan tinggi berpeluang memperoleh
pendapatan dan membantu menciptakan wirausaha baru. Hasil riset
perguruan tinggi yang merupakan inovasi baru dan mempunyai nilai
ekonomis serta mendapat perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
seperti hak cipta, paten, merupakan aset yang sangat berharga bagi
pertumbuhan dan perkembangan IbIKK.
● Ipteks bagi Wilayah (IbW) memiliki misi untuk meningkatkan kemandirian,
kenyamanan kehidupan, sekaligus kesejahteraan masyarakat melalui
keterlibatan aktif baik oleh publik (inisiatif dan partisipatif), Pemkot/Pemkab
berbasis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan non-
RPJMD, maupun perguruan tinggi (kepakaran).
Berdasarkan skema tersebut, total jumlah dana pengmas yang dimiliki oleh ITB pada
tahun 2019 mencapai Rp 111.29 milyar. Jumlah tersebut meningkat sebesar 249% dari
tahun 2015 yang hanya mencapai Rp 44.62 milyar.
HALAMAN | 91
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.34 Jumlah Dana Pengabdian Masyarakat ITB
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Total judul kegiatan pengabdian masyarakat juga mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Pada tahun 2015 tercatat terdapat 203 judul pengabdian masyarakat,
sedangkan pada tahun 2019 diketahui terdapat 511 judul akumulatif program
pengabdian masyarakat. Pada tahun 2019, sebagian besar judul pengabdian
masyarakat berasal dari dana mandiri ITB dengan proporsi sebesar 54% dari total judul
yang ada (Gambar 2.35). Jika dilihat proporsi kegiatannya, kegiatan pengabdian
masyarakat melalui dana sponsor dan hibah masih sangat rendah. Kegiatan
pengabdian berupa konsultasi pada tahun 2015-2019 relatif banyak, namun pada
kenyataannya layanan tersebut belum terinstitusionalisasi dengan baik.
44.62 45.34
71.42
96.86
111.29
0
20
40
60
80
100
120
2015 2016 2017 2018 2019
Jum
lah
Dan
a (
Milyar
Rp
)
Jumlah Dana Pengmas (Milyar Rp)
HALAMAN | 92
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.35 Total Judul Pengabdian Masyarakat Berdasarkan Skema
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Gambar 2.36 Sebaran Lokasi Pelaksanaan KKN Tematik ITB 2011-2019
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
79 79
221256 276
9
6
9
16
18
6 12
19
11
22
47 62
73
8775
62 41
59
139 120
0
100
200
300
400
500
600
2015 2016 2017 2018 2019
Tota
l Ju
du
l
Pengabdian Dana Mandiri Pengabdian Dana Sponsor Pengabdian Dana Hibah
Pelatihan Konsultasi
HALAMAN | 93
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.37 Jumlah Peserta KKN Tematik ITB
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Selain itu, ITB juga memiliki program pengabdian masyarakat yang melibatkan
mahasiswa, dan tenaga pendidik, yaitu KKN Tematik ITB. ITB menjalankan KKN yang
bersifat sukarela bagi mahasiswa yang kemudian dapat dikonversi menjadi SKS
matakuliah pilihan. Sejak tahun 2011-2019 KKN Tematik sudah dilaksanakan sejumlah
8 kali dengan lokasi KKN tersebar di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Garut, Kabupaten TasiKmalaya, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten
Ciamis (Gambar 2.36).
KKN yang diselenggarakan oleh ITB bersifat tematik untuk menyelesaikan berbagai
masalah di suatu wilayah tertentu. Keikutsertaan mahasiswa pada program KKN
tematik ini memberikan kontribusi pada kegiatan pengabdian masyarakat ITB itu
sendiri, namun juga dapat menjadi media untuk membangun sifat kecendekiawanan.
Sejak tahun 2015, kepesertaan KKN Tematik mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Pada tahun 2015, jumlah mahasiswa yang berpartisipasi sebanyak 124
orang, sedangkan pada tahun 2019 mencapai 219 orang (Gambar 2.37). Jika dilihat
partisipasi mahasiswa dalam kegiatan masyarakat memiliki peningkatan yang baik,
namun jika diproporsikan dengan jumlah mahasiswa aktif, partisipasi mahasiswa masih
sangat rendah. Untuk itu, jumlah tersebut masih perlu ditingkatkan.
Selain itu, terkait dengan pengabdian masyarakat, LPPM ITB juga memiliki 17 wilayah
binaan dalam periode 2015-2019. Pada wilayah binaan, pengabdian masyarakat
124
156
174
200
219
0
50
100
150
200
250
2015 2016 2017 2018 2019
Jum
lah
Pes
erta
Jumlah Peserta
HALAMAN | 94
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
dilakukan dengan mengenalkan masyarakat mengenai teknologi tepat guna, seni, atau
desain tertentu yang dianggap dapat membantu masyarakat di wilayah tersebut.
Wilayah binaan LPPM tersebar di berbagai Kabupaten/Kota diantaranya yaitu Jepara,
Kabupaten Garut, Kabupaten Musi Banyuasin, Pandeglang, Kabupaten Nunukan,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Blora, Kabupaten Agam, Banten, Wonosobo,
Pangandaran, Majalengka, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2.4.3 Inovasi
Sebagai salah satu institusi pendidikan yang mengembangkan entrepreneurial,
kegiatan inovasi menjadi hal yang sangat penting. Sejak tahun 2015-2019, anggaran
riset inovasi yang dimiliki ITB mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pada
tahun 2019 total dana untuk riset inovasi mencapai Rp 239 Milyar. Jumlah tersebut
meningakat secara signifikan dimana pada tahun 2015 total dana hanya sejumlah Rp
4.495 Milyar. Sebagian besar dana yang diperoleh berasal dari eksternal yaitu dengan
proporsi sebesar 97% pada tahun 2019 (Gambar 2.38).
Jika dilihat dari jumlah riset inovasi yang dilakukan, peningkatan juga terlihat sangat
signifikan dari tahun 2013-2019. Pada tahun 2013 hanya terdapat 3 riset inovasi,
sedangkan pada tahun 2019 terdapat 161 riset inovasi (Gambar 2.39). Beberapa
produk yang dihasilkan dari riset inovasi diantaranya yaitu katalis merah putih, BTS
Smartphone 4G, radar cuaca, E-Bus, dan NIVA.
Selain riset inovasi, dalam lingkungan ITB juga terjadi peningkatan jumlah bisnis start-
up sejak tahun 2013-2019. Jumlah bisnis start-up dalam kurun waktu 7 tahun
mengalami peningkatan sejumlah 390% dimana pada tahun 2019 tercatat sejumlah
125 bisnis yang sudah berkembang (Gambar 2.40). Beberapa bisnis start-up tersebut
yaitu Kazee, Bio-N oil, BIOPS Agrotekno, SVARA, halofina, Caterin, Lokapoin, SyarQ,
Techpromlab, Plastikinia, Neurofarm, dan Khaira Energy. Selain itu, ITB juga
memfasilitasi bisnis start-up dengan menyediakan coworking space yang merupakan
hasil kerjasama dengan Lintasarta.
Selain itu, ITB juga memiliki kerjasama dengan industri dalam pengembangan produk
inovatif. Secara kumulatif jumlah kerjasama yang dilakukan dengan industri
mengalami peningkatan yang signifikan (Gambar 2.41). pada tahun 2019 tercatat ada
262 bentuk kerjasama yang dilakukan dengan industri. Industri tersebut diantaranya
Pertamina, PT Inti, INKA, Hyundai, Sinarmas, Biofarma, USAID, Astra, Lintasarta, Len,
dan sebagainya.
HALAMAN | 95
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.38 Anggaran Riset Inovasi Berdasarkan Sumber Dana
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
Gambar 2.39 Jumlah Riset Inovasi
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
324011931
2498 2656 60831240
3141961411
96542
232994
-10000
10000
30000
50000
70000
90000
110000
130000
150000
170000
190000
210000
230000
250000
2015 2016 2017 2018 2019
Dal
am M
ilyar
(R
p)
Internal Eksternal
HALAMAN | 96
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 2.40 Jumlah Bisnis Start-up
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020).
Gambar 2.41 Kerjasama Akumulatif Dengan Industri
(Sumber: Laporan Akhir Rektor ITB Periode 2015-2020)
2.3 Isu Strategis dan Strategi Potensial
Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal, isu-isu strategis
pengembangan ITB 2021-2021 dapat digambarkan dalam diagram pohon masalah
sebagaimana ditampilkan pada Gambar 2.42. Sebagai akar masalah pertama adalah
sistem organisasi yang belum efisien. Hal ini diantaranya ditunjukkan dengan
banyaknya unit pengelola sumber daya dan pusat keunggulan dan masih kompleksnya
sejumlah mekanisme dan prosedur akuntansi dan keuangan. Selain kondisi ekosistem
HALAMAN | 97
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
organisasi yang belum ideal, sebagai akar masalah lainnya adalah sistem pengelolaan
sumber daya yang kurang optimal, efisien dan terpadu. Ini diantaranya ditunjukkan
dengan sistem informasi dan pengelolaan keuangan yang tidak terintegrasi dan
sebagian masih mengandalkan sistem manual. Indikasi lainnya adalah sistem
multikampus yang kurang terbangun, terintegrasi dan terstandardisasi serta atmosfer
akademik multikampus yang belum terbangun secara merata.
Permasalahan umum bidang kelembagaan dan sumber daya ini mengerucut pada
batang (pokok) masalah berupa kurang produktif dan kurang meratanya kualitas SDM.
Hal ini diantaranya ditandai dengan kondisi rendahnya kualifikasi dan sertifikasi –
khususnya tenaga kependidikan, belum idealnya rasio tenaga akademik (dosen) dan
tenaga pendunjang (kependidikan), dan masih banyaknya jabatan struktural (relatif
terhadap jabatan fungsional).
Gambar 2.42 Isu-isu Strategis ITB 2020-2025.
Masih terkendalanya sistem pengelolaan sumber daya, khususnya SDM, memiliki
beberapa implikasi (masalah cabang). Pertama adalah masih rendahnya dampak
penelitian dan internasionalisasi pendidikan yang berdampak pada kondisi lambatnya
HALAMAN | 98
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
peningkatan reputasi global. Adapun sulitnya mempertahankan reputasinya di kancah
nasional terutama diakibatkan oleh terbatasnya kualitas dan kemutakhiran data dan
informasi dan masih rendahnya kinerja pengabdian kepada masyarakat. Yang tidak
kalah pentingnya adalah masih terbatasnya institusionalisasi pendapatan akibat
kurang terkelolanya program pendidikan berkelanjutan dan hilirisasi penelitian.
Sejalan dengan analisis pohon masalah, proses berikutnya yaitu menyusun Matriks
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk mengidentidikasi
mengidentifikasi strategi taktis potensial yang dapat digunakan untuk mengeksploitasi
peluang atau mempertahankan ancaman melalui peningkatan kekuatan dan
pengurangan kelemahan. Strategi potensial yang dihasilkan dapat dibagi menjadi
empat kelompok, yakni (1) strategi SO adalah situasi yang ideal dimana organisasi
dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, (2) strategi ST menggunakan kekuatan
internal organisasi yang dapat menangkal ancaman dari pesaing, serta kondisi dan
lingkungan yang lebih besar, (3) strategi WO berupaya memaksimalkan peluang yang
timbul dari lingkungan eksternal dan menghilangkan kelemahan internal organisasi
yang menghambat pertumbuhannya dan (4) strategi WT adalah skenario terburuk
ketika organisasi harus meminimalkan kelemahan dan ancamannya (Tabel 2-14).
Dalam penyusunan Konsep Renstra ITB 2021-2025, berbagai strategi potensial ini
dikembangkan menjadi Strategi Pencapain dan kemudian diturunkan menjadi
Program strategis.
HALAMAN | 99
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Tabel 2-14 Peta Strategi Potensial
SWOT ANALYSIS
OPPORTUNITIES
1. Revolusi industri 4.0
2. Menguatnya kebijakan pemerintah untuk peningkatan daya saing
SDM dan inovasi
3. Belum terkelolanya kawasan 3T nasional
4. Melimpahnya alumni dan diaspora unggul
5. Kebijakan Kampus Merdeka
THREATS
1. Ketidakpastian pemulihan pandemi
2. Semakin ketatnya persaingan antar perguruan tinggi
nasional dan ASEAN
3. Ketidakpastian geopolitik regional Asia-Pasifik
4. Belum kondusifnya ekosistem inovasi nasional
STRENGTHS
1. Institut teknologi tertua di Indonesia
2. Kuatnya jejaring nasional dan internasional
3. Baiknya kualitas input mahasiswa sarjana
4. Baiknya kualitas program pendidikan sarjana
5. Rasio dosen-mahasiswa mendekati ideal
6. Tumbuhnya sarana-prasarana multikampus
7. Mapannya budaya penelitian (pada skala
kelompok)
8. Akuntabilitas administrasi keuangan
SO Strategy
• Beasiswa untuk sumber daya manusia unggul negara berkembang
(O2, O5, S4)
• Penguatan kerja sama daerah untuk percepatan implementasi
atmosfer dan sistem multi kampus (O2, S6)
• Peningkatan pengabdian masyarakat di kawasan 3T (S2, O5)
• Peningkatan pendidikan berkelanjutan dan transformasi kurikulum
industri 4.0 (O2, O6, S6, S2, S3)
• Pemutakhian dan transformasi sistem pengelolaan pembelajaran
secara daring pada era industri 4.0 (O1,, S2, S3, S4)
• Inisiasi penelitian kolaborasi dengan berbagai mitra (O4, O2, O6,
S6, S4)
ST Strategy
• Penguatan keunikan lokal (comparative advantage)
Tridarma multikampus (S1, S2, T2)
• Peningkatan kualitas penelitian dan inovasi mahasiswa
pascasarjana (S2, S5, S6, T2, T4)
• Peningkatan kewirausahaan mahasiswa sarjana (S2, T1,
T2, T4)
• Peningkatan program fastrack (S2, T3)
• Peningkatan Kerjasama Kampus Asia-Pasifik (S2, S3, S6,
T2, T3)
WEAKNESSES
1. Belum efisiennya struktur organisasi
2. Belum meratanya kinerja SDM dosen, peneliti dan
tendik fungsional
3. Terbatasnya jumlah program, mahasiswa, dan staf
internasional
4. Tidak terintegrasinya sistem data, informasi, dan
pengetahuan
5. Terbatasnya fasilitas penunjang tridarma modern
6. Lemahnya dampak dan komersialisasi penelitian
7. Kurang terinstitusionalisasinya pendapatan hasil
kerja sama industri
8. Terkendalanya proses administrasi dan keuangan
WO Strategy
• Kolaborasi dengan PT terbaik dunia dan swasta untuk
pengembangan sarana dan prasarana modern (W5, O5, O6)
• Kolaborasi dengan PT terbaik dunia untuk melaksanakan program
outbound/inbound mobility (W3,O5)
• Kolaborasi dengan industri maju/ strategis nasional untuk
penguatan komersialisasi hasil penelitian melalui pengembangan
Innovation Park dan pelaksanaan penelitian unggulan(W6,O1,O2,
O6)
• Pengembangan karir dosen/tendik dan melaksanakan staff
mobility (W2,O2,O4)
• Pemutakhiran LMS (W4,O4)
WT Strategy
• Efisiensi organisasi melalui transformasi kelembagaan
(W1, W4, W8, T2)
• Penguatan unit-unit usaha berbasis pengetahuan dan
inovasi (W6, W7, W8, T4)
• Internasionalisasi program studi dan meningkatkan
intensitas kegiatan internasional (W3, T2, T3)
• Peningkatan kesejahteraan SDM berbasis kinerja (W2,
T1)
• Peningkatan jumlah kerjasama nasional dan
internasional (W3, W5, T2)
HALAMAN | 100
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
BAB 3
KONSEP RENCANA
3.2 Visi dan Misi ITB
Sesuai dengan pasal 2 ayat 2 PP 65/2013 tentang Statuta ITB, Visi ITB adalah:
“Menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui
dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan
kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia.”
Adapun Misi ITB tercantum pada ayat setelahnya, yaitu:
“Menciptakan, berbagi, dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
ilmu sosial, dan ilmu humaniora, serta menghasilkan sumber daya insani
yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik.”
3.3 Tujuan ITB 2025
Indonesia saat ini telah tumbuh menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia
dan memiliki reputasi yang membaik secara global. Peran penting Indonesia
dalam upaya mewujudkan pembangunan peradaban, kesejahteraan, dan
perdamaian dunia membuatnya semakin dihormati oleh bangsa-bangsa lain.
Untuk memperbaiki reputasinya di kancah internasional, bangsa Indonesia
harus terus meningkatkan daya saing melalui pengembangan ekonomi dan
teknologi secara bertahap dan berkelanjutan. Pengembangan ITB sebagai
sebuah institusi perguruan tinggi nasional menjadi bagian penting bagi
peningkatan daya saing bangsa Indonesia, khususnya dalam menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul dan teknologi tepat guna
agar dapat mendukung kemajuan ekonomi dan pembangunan. Dalam hal ini,
HALAMAN | 101
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
ITB berperan dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
sosial, humaniora, dan bisnis nasional yang bersumber pada keunggulan
komparatif lokal yang berdaya saing global.
Arah pengembangan ITB Tahun 2021-2025 secara garis besar mengacu pada
RENIP ITB 2006-2025 yang menjadi panduan dalam mewujudkan sasaran,
kultur dan tradisi, serta ciri keberhasilan ITB tahun 2025. Obyektif
pengembangan ITB dalam RENIP ITB 2006-2025 yaitu terwujudnya ITB sebagai
a respected university in the region, yang mengandung arti sebagai ITB sebagai
perguruan tinggi yang tidak hanya memiliki prestasi akademik berkelas dunia
(world class university), tetapi juga memiliki kemampuan dan peran, khususnya
di kawasan Asia, dalam pendidikan, riset dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang kaya dengan nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
Dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional, Suplemen RENIP ITB 2020-
2025 menjadi instrumen khusus bagi ITB untuk meningkatkan peran institusi
dalam menjalankan misi dan mewujudkan visi ITB pada periode 2021-2025.
RENSTRA ITB 2021-2025 harus selaras dengan upaya mewujudkan sasaran,
kultur dan tradisi, dan ciri keberhasilan ITB sebagaimana tercantum dalam
Suplemen RENIP ITB 2020-2025 yang memiliki Tujuan sebagai berikut:
1. Mewujudkan ITB sebagai Globally Respected and Locally Relevant
University dengan pemanfaatan dan dampak karya inovasinya yang
semakin luas di tingkat internasional.
Tujuan ini bermakna bahwa ITB harus menjadi perguruan tinggi terdepan
dan unggul (excellent) dalam pengajaran, penelitian, dan inovasi bagi
masyarakat di antara perguruan tinggi di dunia.
2. Meningkatkan kemampuan dan menyinergikan pusat-pusat keunggulan
ITB dengan dinamika perkembangan di bidang sains, teknologi, seni, sosial
dan humaniora, serta bisnis di dunia.
Tujuan ini bermakna bahwa sinergisasi pusat-pusat keunggulan perlu
didorong agar senantiasa memperbaharui pengetahuan di berbagai
bidang dan berinovasi dalam menciptakan karya yang dibutuhkan dalam
memecahkan berbagai masalah yang kompleks di dunia.
HALAMAN | 102
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
3. Mengembangkan sistem tata kelola pendidikan tinggi PTN-BH yang baik
dalam bentuk sistem multikampus yang terintegrasi dan berbasis
teknologi mutakhir secara produktif.
Tujuan ini bermakna ITB harus mengikuti prinsip tata kelola PTN-BH yang
baik (good university governance) yang mengikuti alur proses dan hierarki
sistem perencanaan ITB secara terpadu dan meneluruh, transparan, melalui
pengawasan yang konstruktif, dan disertai pelaporan yang akuntabel.
Secara lebih ringkas, terdapat dua kata kunci yang digunakan Suplemen RENIP
ITB 2020-2025 untuk mengukur tujuan-tujuan di atas, yakni:
1. Globally Respected and Locally Relevant University dan masuk dalam Top
200 QS World University Rankings
2. Indonesia yang dihormati bangsa-bangsa lain.
3.4 Wujud ITB 2025
Tujuan yang telah ditetapkan Suplemen RENIP ITB 2020-2025 diterjemahkan
ke dalam sasaran-sasaran strategis berupa 5 (Lima) Ciri Utama Wujud ITB
2025:
1. Sistem Tridharma yang memfasilitasi seluruh komponen sivitas akademika
untuk memberikan kinerja terbaiknya.
2. Institusi yang memiliki reputasi kebangsaan, memberikan solusi terhadap
masalah bangsa, dan dapat senantiasa menjaga dan meningkatkan
martabat bangsa.
3. Institusi dengan reputasi akademik yang terpandang dan setara dengan
mitra-mitra internasional.
4. Lulusan ITB berkualitas internasional, berkarakter nasionalis dan cinta
NKRI, berperan di berbagai tingkat pekerjaan, memiliki sikap inisiatif dan
inovatif, kepeloporan, kolaboratif, dan berintegritas.
5. Keberlanjutan regenerasi kepemimpinan ITB yang senantiasa mampu
bertransformasi.
HALAMAN | 103
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 3.1 Wujud ITB 2020
Gambar 3.2 Pergeseran dari kepemimpinan transaktif menuju
kepemimpinan transformasional
HALAMAN | 104
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 3.1, kelima ciri tersebut secara
bersama-sama membentuk bangunan Wujud ITB 2025 yang terdiri dari:
1. Transformasi sistem kelembagaan dan sumber daya sebagai fondasi
(Wujud 1)
2. Arah pengembangan tridarma sebagai wujud utama ( Wujud 2, Wujud 3,
dan Wujud 4)
3. Transformasi kepemimpinan sebagai pengikat (Wujud 5). Transisi dari
kepemimpinan transaktif menuju kepemimpinan transformasional ini
dicirikan dengan perubahan mendasar pada pola hubungan, pola tindakan,
sistem evaluasi, dan cara memandang masa depan (Gambar 3.2).
3.5 Tahapan Transformasi
Transformasi menyeluruh diperlukan untuk menjalankan Arah Pengembangan
yang digariskan Suplemen RENIP ITB 2020-2025. Tahapan transformasi ITB
2025 memberikan gambaran rinci bagaimana Wujud ITB 2025 dapat dicapai
dalam 4 (empat) tahapan periodik (Gambar 3.3).
Gambar 3.3 Tahapan Transformasi ITB 2025
HALAMAN | 105
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Tahap Pertama Transformasi ITB 2025 adalah Inisiatif Transformasi (periode
2021-2022). Tahap ini berisi pembaharuan dan perbaikan pada ekosistem
internal ITB yang berfokus pada efisiensi pengelolaan sumber daya dengan
penekanan pada modal manusia yang ditunjang dengan pengembangan
model-model bisnis baru. Inisiatif transformasi ini diharapkan mampu
menciptakan fondasi ekosistem yang tangguh dan handal sehingga seluruh
modal manusia mampu memberikan kinerja terbaiknya.
Setelah ekosistem terbentuk dengan optimal melalui efisiensi pengelolaan
sumber daya yang berfokus pada modal manusia, maka perlu dibangun
budaya yang kuat dan sinergis agar seluruh modal manusia mampu
mengoptimal potensinya untuk menciptakan pusat-pusat unggulan dunia.
Terkait hal ini, fokusnya adalah pada pembangunan budaya baru dengan
memperkuat sinergi antar Fakultas/Sekolah/Kelompok Keahlian/Pusat
Penelitian dan melaksanakan inovasi rekrutmen staf berkualifikasi unggul. Oleh
sebab itu, Tahap Kedua ini berfokus pada Pengembangan Pusat-pusat
Unggulan Berkelas Dunia yang akan dijalankan pada tahun 2022-2023.
Untuk meningkatkan kapasitas penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi,
ITB mengembangkan konsep multikampus dengan Kampus Ganesha sebagai
kampus senior (flagship) dan Kampus Jatinangor, Kampus Cirebon, Kampus
Bekasi, dan Kampus Walini sebagai kampus junior. Implementasi sistem
multikampus membutuhkan sistem tata kelola pendidikan tinggi PTN-BH yang
baik sesuai dengan arah pengembangan ITB 2025 yang terintegrasi dan
berbasis teknologi mutakhir. Oleh sebab itu, Tahap Ketiga transformasi pada
periode 2023-2024 adalah Integrasi Sistem Multikampus. Tahapan ketiga ini
berfokus pada standardisasi pelayanan sebagai satu sistem yang terpadu
melalui penguatan lokal atau keunggulan komparatif sehingga akan terwujud
multikampus ITB dengan organisasi yang efektif, efisien, adaptif, dan
memanfaatkan teknologi mutakhir.
Tahap Keempat atau tahap akhir transformasi ITB 2025 pada periode 2024-
2025 adalah Mewujudkan ITB Enterprises melalui pemantapan kemitraan
strategis lokal-global dan juga komersialisasi penelitian untuk penguatan
industri nasional. ITB. ITB Enterprises akan diwujudkan secara bertahap melalui
ekosistem komersialisasi inovasi dari berbagai Kelompok Keahlian/ Keilmuan
(KK) dan Pusat Keunggulan yang ada di ITB. ITB Enterprise berakar pada
HALAMAN | 106
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
bidang-bidang kekuatan keilmuan yang ada di ITB, baik yang dibangun oleh
ITB sendiri, alumni, maupun atas kerja sama internasional dengan pemangku
kepentingan ITB.
3.6 Strategi Pencapaian
Strategi Pencapaian merupakan sejumlah upaya tertata untuk menggapai
Wujud ITB 2025 sesuai dengan yang diharapkan (Gambar 3.4). Secara umum,
Strategi Pencapaian ITB 2025 dikelompokkan ke dalam ranah ekosistem (tata
kelola sumber daya), sistem (manajemen sumber daya), bisnis utama
(akademik/ Tridarma), dan eksternal (pembiayaan). Strategi diawali dengan
pembenahan ekosistem (tata kelola sumber daya) melalui Transformasi
Kelembagaan secara Lincah, Tanggap, dan Berkelanjutan (Strategi Pencapaian
1). Transformasi kelembagaan dilanjutkan dengan Transformasi Modal
Manusia secara Profesional dan Efisien (Strategi Pencapaian 2). Strategi ini
pada hakekatnya merupakan upaya peningkatan produktivitas dosen, peneliti,
dan pegawai yang merupakan sumber daya utama penopang transformasi ITB
sebagai sebagai institusi pendidikan tinggi. Selanjutnya, transformasi bisnis
utama tridarma dilakukan dengan mengintegrasikan Strategi Pencapaian 3
Revolusi Pendidikan 4.0 yang Terbuka dan tanpa Batas dan Strategi
Pencapaian 4 Sistem Inovasi Terdepan Berbudaya Ilmiah Unggul. Sebagai
upaya terdepan adalah peningkatan kapasitas pembiayaan melalui Strategi
Pencapaian 5 Transfer dan Komersialisasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan
Seni yang Berkelanjutan dan Bertaraf Internasional.
HALAMAN | 107
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 3.4 Peta Strategi Pencapaian
2.4.1 Transformasi Kelembagaan Secara Lincah, Tanggap dan
Berkelanjutan
Strategi pencapaian pertama yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
ITB 2025 berfokus pada pengelolaan ekosistem ITB, yakni tata kelola sumber
daya. Diharapkan ekosistem ITB akan bertransformasi sebagai kelembagaan
yang lincah, tanggap, dan berkelanjutan. Strategi pencapaian melalui
transformasi kelembagaan difokuskan pada transformasi kelembagaan secara
umum, transformasi multikampus, dan transformasi sistem sumber daya.
Strategi pencapaian transformasi kelembagaan secara umum dilaksanakan
dengan memahami bahwa pengembangan kelembagaan ITB merupakan
kelembagaan berbasis sistem; setiap unsur dalam satu kesatuan ITB saling
terkait dan memiliki peran yang saling melengkapi satu sama lain (Gambar
3.5). Perlu adanya satu sinkronisasi bersama terkait dengan penataan
organisasi dan penataan sistem infrastruktur. Secara umum, penataan
organisasi dilakukan dengan melaksanakan revitalisasi Fakultas/Sekolah dan
HALAMAN | 108
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
pusat keunggulan dan reorganisasi Unit/Direktorat/Lembaga dan dengan
tujuan menciptakan efisiensi organisasi dan meningkatkan kinerja. Selanjutnya
adalah penataan sistem infrastruktur melalui modernisasi dan integrasi data,
informasi dan pengetahuan, sarana dan prasarana, dan layanan administrasi
dan keuangan. Sementara itu, pengembangan multikampus menitikberatkan
pada percepatan pembangunan infrastruktur, penataan organisasi, dan
penguatan atmosfer akademik.
Gambar 3.5 Transformasi Kelembagaan
2.4.2 Pengelolaan modal manusia secara profesional, efisien
dan terpadu
Strategi pencapaian kedua berfokus pada pengelolaan modal manusia dengan
menekankan prinsip profesionalisme, keterpaduan, dan efisiensi (Gambar 3.6).
Dengan adanya strategi pencapaian ini, diharapkan dosen, peneliti, dan tenaga
kependidikan dapat berprestasi sebagai para pemimpin transformasional
dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Pertama,
profesionalisme diwujudkan dalam perbaikan sistem rekrutmen yang semakin
membidik sumber daya unggul yang berkualifikasi tinggi dan memiliki
pengalaman yang memadai sebagai para calon pemimpin transformasional.
Lalu, profesionalisme juga ditingkatkan dalam pengembangan karir yang
menekankan pada spesialisasi keahlian dan penguatan jabatan fungsional. Hal
ini perlu ditunjang pula dengan pengembangan wawasan melalui peningkatan
mobilitas staf.
HALAMAN | 109
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 3.6 Pengelolaan Modal Manusia secara Efisien, Profesional,
Terpadu
Adapun integrasi menjadi kata kunci dalam sistem evaluasi kinerja, diantaranya
dengan terlebih dulu merestrukturisasi beban kerja menjadi lebih terbuka
melalui pengembangan jalur pilihan tertentu sehingga dapat memberikan
sejumlah keleluasan bagi dosen, peneliti, dan pegawai untuk berkinerja sesuai
dengan minat dan kompetensinya dalam rangka secara bersama-sama
menjalankan Tridarma untuk mewujudkan Visi dan Misi ITB. Disamping itu,
peningkatan kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan juga perlu
diimbangi dengan memperhatikan distribusi kesejahteraan melalui
pengembangan insentif tunggal berbasis kinerja. Pada akhirnya, sebagai upaya
efisiensi, semua upaya tersebut perlu diiringi dengan rasionalisasi melalui
pengurangan jumlah dosen/tenaga kependidikan yang sudah tidak
kompatibel dengan pencapaian Visi dan Misi ITB.
2.4.3 Revolusi Pendidikan 4.0 Mandiri dan Tanpa Batas
Strategi pencapaian ketiga adalah revolusi pendidikan yang mandiri dan tanpa
batas sesuai arah perkembangan revolusi industri 4.0 (Gambar 3.7). Dinamika
HALAMAN | 110
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
kebutuhan dunia kerja secara global mendorong ITB untuk lebih inovatif dan
revolusioner dalam melaksanakan tugas pendidikan. Untuk itu, terdapat tiga
program strategis pembuka dalam strategi ini, yaitu pemutakhiran Learning
Management System (LMS), transformasi kurikulum, serta pengembangan jalur
pilihan. Sesuai arahan Pemerintah dalam program “Merdeka Belajar”,
pelaksanaan pendidikan di perguruan tinggi memiliki orientasi pada
pembelajaran yang inovatif dan berkelanjutan agar mahasiswa dapat memiliki
keterampilan yang berdaya saing. Di masa mendatang, kemampuan
memecahkan masalah, sosial, proses, dan sistem cenderung lebih banyak
dibutuhkan di dunia kerja daripada capaian akademik semata.
Terdapat lima prinsip utama pembelajaran dalam revolusi pendidikan 4.0 ITB,
yaitu orientasi industri 4.0, metode kerja tim (teamwork methods), metode studi
kasus (case study methods), pembelajaran jarak jauh (long-distance learning),
dan pembelajaran mandiri (self learning). Oleh karena itu, transformasi
kurikulum dan pemutakhiran LMS dimaksudkan untuk membuka jalur-jalur
peminatan khusus pada program sarjana agar mahasiswa dapat memperkaya
kemampuan dan pengalaman di luar bidang utama pendidikannya.
Pengembangan jalur peminatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta
menunjang karir lulusan sarjana ITB di bidang wirausaha, profesional, dan
penelitian. Jalur peminatan khusus tersebut dapat berupa magang di lembaga
dan/atau industri, magang penelitian, serta kegiatan outbound mobility
dengan mengikuti kegiatan internasional di luar negeri.
Selanjutnya, masih rendahnya dampak penelitian ITB bagi penguatan reputasi
nasional dan internasional perlu menjadi perhatian. Ini dilakukan dengan
mengintegrasikan sistem pendidikan dan penelitian melalui pengembangan
pascasarjana multidisplin/ profesi dan berbasi penelitian. Selain itu, beasiswa
mahasiswa pascasarjana menjadi upaya pening untuk mendatangkan lebih
banyak calon-calon peneliti unggul dari negara-negara berkembang.
HALAMAN | 111
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 3.7 Revolusi Pendidikan 4.0 Mandiri dan Tanpa Batas
2.4.4 Pengembangan Sistem Inovasi terdepan berbudaya
ilmiah unggul
Inovasi akan berdampak signifikan pada penyelesaian masalah bangsa jika
dilandasi hasil penelitian yang unggul. Dampak penelitian yang berkualitas
memiliki aliran yang tidak putus mulai dari monodisiplin, frontier research,
multidisiplin, hingga transdisiplin (dari hulu hingga hilir) (Gambar 3.8).
Penelitian dan inovasi yang berdampak luas ini dapat dibangun melalui
kerjasama strategis (aliansi). Untuk penelitian yang bersifat terdepan (frontier)
khususnya yang bermuara pada peningkatan sitasi, kolaborasi strategis
dilakukan dengan perguruan tinggi dan institusi terbaik dunia dan nasional
yang memiliki keunggulan berupa fasilitas yang modern dan ilmuwan
terpandang. Peningkatan kualitas penelitian yang terintegrasi dengan
pengajaran seperti penelitian doktoral dan paskadoktoral terutama dilakukan
di Fakultas dan Sekolah melalui kerja sama dengan pemerintah negara
berkembang dan lembaga internasional untuk mendatangkan lulusan sarjana
unggul sebagai para calon peneliti unggul. Sementara itu, inovasi yang yang
bersifat multidisiplin dan berorientasi peningkatan kinerja pembangunan
ekonomi dan industri terutama dilakukan di Pusat Keunggulan melalui
penguatan kerjasama dengan industri strategis nasional yang memiliki
HALAMAN | 112
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
keunggulan pendanaan dan fasilitas memadai untuk upaya produksi dan
komersialisasi.
Gambar 3.8 Sistem Inovasi terdepan berbudaya ilmiah unggul berbasis
kolaborasi dan aliansi strategis
Adapun pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara strategis dengan
memfokuskan pada penguatan eksistensi ITB di Kawasan Tertinggal, Terdepan
dan Terluar dan mengintegrasikan dengan sistem pendidikan melalui
pelibatan mahasiswa dala KKN Tematik. Keduanya dapat dilakukan melalui
kemitraan dengan perguruan tinggi terbaik (nasional dan internasional),
pemerintah, LSM (NGO), dan industrI. Kerjasama strategis tersebut dinilai
dapat menghasilkan ilmuwan terpandang, tersedianya berbagai fasilitas
penunjang penelitian dan pengembangan, serta bantuan dana.
2.4.5 Transfer dan Komersialisasi Ipteks Berkelanjutan dan
Bertaraf Internasional
Sebagai institusi pendidikan dan riset, peningkatan pendapatan perlu dipacu
melalui peningkatan nilai tambah berupa transfer dan komersialisasi ilmu,
HALAMAN | 113
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) (Gambar 3.9). Transfer IPTEKS
dilakukan khususnya melalui pengembangan pendidikan berkelanjutan (non-
gelar) dan internasionalisi program. Sementara itu, komersialisasi IPTEKS
difokuskan pada pengembangan innovation park dan peningkatan kualitas
dan kinerja layanan konsultasi. Semua upaya ini ditopang oleh penguatan kerja
sama dengan mitra perguruan tinggi berkelas dunia, industri, pemerintah, dan
lembaga non-pemerintah.
Gambar 3.9 Transfer dan Komersialisasi IPTEKS Berkelanjutan dan
Bertaraf Internasional
HALAMAN | 114
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
BAB 4
INDIKATOR KINERJA DAN TARGET CAPAIAN
Indikator kinerja ditentukan sebagai kuantifikasi pencapaian tujuan (arah
pengembangan) dan sasaran strategis (wujud). Ukuran-ukuran kinerja tersebut
menjadi dasar penyusunan program-program strategis yang mengarah pada
pencapaian kinerja yang dimaksudkan. Indikator kinerja dibagi ke dalam
Indikator Kinerja Masukan (ukuran keberhasilan Program strategis), Indikator
Kinerja Proses (ukuran keberhasilan Strategi Pencapaian), Indikator Kinerja
Hasil (ukuran keberhasilan Wujud ITB 2025), dan Indikator Kinerja Dampak
(ukuran keberhasilan Visi dan Misi ITB) sebagaimana ditampilkan pada Tabel
4-1. Adapun penanggung jawab indikator kinerja dapat dikelompokkan ke
dalam unit kerja akademik dan penunjang sebagaimana disusun pada Tabel
4-2. Selanjutnya bab ini membahas perincian target capaian tahunan per
bidang kerja.
HALAMAN | 115
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Tabel 4-1 Rekapitulasi Target Capaian Indikator Kinerja ITB 2025
Masukan/ Program Strategis Proses/ Strategi Hasil/ Wujud Dampak/ visi misi
● % implementasi struktur baru kelembagaan UKP/F-S/PP:
100
● UKPUnit/dir/l/kantor: 20
● Pusat keunggulan global/nasional/fakultas: 2/5/6
● % layanan data, informasi, dan pengetahuan terintegrasi:
100
● % layanan data, informasi, dan pengetahuan yang dapat
diakses digital/ daring/ jarak jauh: 100
● % implementasi SOP baru akuntasi dan keuangan: 100
● Hari pencarian dana kerja sama: 10
● % review masterplan fisik dan akademik multikampusi: 100
● % terbangunnya sarana-prasarana penunjang kegiatan
akademik multikampus: 100
● Prodi/mhs multikampus: 20/6000
● PP/KK multikampus: 20
● % insentif dosen berbasis kinerja: 100
● % insentif dosen dikelola terpadu: 100
● % server dan storage terpusat: 100
● % laboratarium bersertifikat: 50
● % implementasi resource sharing: 100
● % dosen berbeban sesuai kontrak kerja: 100
● Dosen jalur khusus penelitian: 100
● % dosen tetap bersertifikat profesi: 20
● % dosen jabatan guru besar: 20
● % tendik bersertifikat profesi: 52
● % tendik lulusan S2/S3: 20
● % tendik lulusan S1: 60
● % dosen kualifikasi doktor: 80
● % dosen paruh waktu/ praktisi/ industri (adjunct faculty):
20
● Visiting lecturer/ fellow: 250
● Kumulatif dosen & tendik tetap pensiun dini:
150
● % dosen mengunjungi kampus luar negeri
min.1 minggu: 30
● Mahasiswa asing penerima beasiswa: 90
● % mahasiswa di luar prodi utama: 20
● % mahasiswa di luar kampus: 20
● % mata kuliah berbasis studi kasus, proyek,
problem solving, atau multidisiplin: 20
● % mata kuliah menggunakan LMS: 100
● % prodi pasca sarjana berbasis penelitian: 20
● Prodi magister multidisiplin: 5
● Program RPL & profesi: 68
● Mata kuliah credit earning: 500
● Kelas berbahasa Inggris: 500
● Peserta outbound mobility: 1500
● Peserta inbound mobility: 700
● Program joint/ double degree: 40
● Dosen/peneliti mitra: 2000
● Mahasiswa doktoral: 2000
● Peneliti paska-doktoral: 125
● % dosen muda meneliti: 100
● Penelitian kerja sama: 1000
● Mahasiswa peserta KKN: 500
● Dosen terlibat pengabdian masyarakat: 300
● Dosen chief editor jurnal terindeks: 12
● Dosen reviewer jurnal terindeks: 200
● % pembangunan fisik innovation park: 100
● Badan usaha innovation park: 1
● % dosen non-pejabat
struktural: 85
● % RKA Tridarma: 60
● Dosen per 100
mahasiswa: 12
● Rasio dosen-tenaga
kependidikan: 1,20
● % dosen asing: 25
● % program studi
terakreditasi unggul: 80
● % program studi
terakreditasi
internasional: 50
● % mahasiswa paska
sarjana: 40
● Judul PPMI per dosen:
2,5
● Kerja sama: 4.000
● Mahasiswa program
profesi dan RPL: 1000
● Mahasiswa asing per
100 mahasiswa dalam
negeri: 5
● Pendapatan institusi:
5T
● Dana lestari: 500M
● Paten, HAKI dan
karya yang dihasilkan:
500
● Start-up: 300
● Publikasi terindeks
lima tahun (per
dosen): 16.000 (10)
● % mahasiswa lulus
tepat waktu: 75
● Mahasiswa
berprestasi: 400
● Dosen dan tenaga
kependidikan
berprestasi: 200
● % keberhasilan
mahasiswa dalam
setahun setelah lulus
(bekerja/ wirausaha/
melanjutkan studi):
95 (73/7/15)
● Paten, HAKI, dan
karya yang
dimanfaatkan
masyarakat (royalti
dan lisensi): 150
● Sitasi lima tahun
(per dosen): 100.000
(60)
Keterangan: IKU ; Klasterisasi PT ; QS/THE
HALAMAN | 116
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Tabel 4-2 Daftar Penanggung Jawab Utama Indikator Kinerja
Kode Penanggung Jawab
D.1.1 Unit penunjang akademik bidang perencanaan
D.1.2 Unit penunjang akademik bidang pengembangan fisik
D.1.3 Unit penunjang akademik bidang keuangan
D.2.1 Unit penunjang akademik bidang kepegawaian dan pengembangan SDM
D.2.2 Unit penunjang akademik bidang sistem data, informasi, dan pengetahuan
(kepustakaan)
D.2.3 Unit penunjang akademik bidang sarana dan prasarana dan pelayanan teknis
D.3.1 Unit penunjang akademik bidang pendidikan dan pengembangannya
D.3.2 Unit penunjang akademik bidang kemahasiswaan
D.3.3 Unit penunjang akademik bidang paska sarjana
D.3.4 Unit penunjang akademik bidang non gelar
D.4.1 Unit penunjang akademik bidang penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat
D.4.2 Unit penunjang akademik bidang komersialisasi dan transfer teknologi
D.5.1 Unit penunjang akademik bidang kemitraan dan internasionalisasi
D.0.1 Unit penunjang akademik bidang penjaminan mutu
D.0.2 Unit penunjang akademik bidang multikampus
D.0.3 Unit penunjang akademik bidang usaha dan dana lestari
F Unit pelaksana akademik (Fakultas dan Sekolah)
HALAMAN | 117
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
4.1 Target Capaian Indikator Kinerja Dampak (Visi dan Misi ITB)
Tabel 4-3 Target dan Capaian Indikator Kinerja Dampak (Visi dan Misi ITB)
Visi Misi Indikator capaian 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
Menjadi
Perguruan
Tinggi yang
unggul,
bermartabat,
mandiri, dan
diakui dunia
serta memandu
perubahan
yang mampu
meningkatkan
kesejahteraan
bangsa
Indonesia dan
dunia
Menciptakan,
berbagi dan
menerapkan ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni,
ilmu sosial, dan
ilmu humaniora
serta
menghasilkan
sumber daya
insani yang
unggul untuk
menjadikan
Indonesia dan
dunia lebih baik
Persentase keberhasilan lulusan N/A 89,0 91,0 93,0 94,0 95,0 D.3.2
Persentase lulusan bekerja dalam waktu
enam bulan setelah kelulusan N/A 70,0 71,0 72,0 73,0 73,0 D.3.2
Persentase lulusan yang berhasil menjadi
wirausaha dalam waktu enam bulan setelah
kelulusan
N/A 6,0 6,3 6,5 6,8 7,0 D.3.2
Persentase lulusan yang melanjutkan studi
dalam waktu satu tahun setelah kelulusan N/A 13,0 13,7 14,5 14,2 15,0 D.3.2
Jumlah paten, HAKI, dan karya yang
dimanfaatkan masyarakat (royalti dan lisensi) 38 56 72 90 120 150 D.4.2
Jumlah sitasi (Scopus atau setara) per 5 tahun 22.887 25.000 30.000 50.000 75.000 100.000 D.4.1
Jumlah sitasi (Scopus atau setara) per
dosen per 5 tahun 11 15 20 30 45 60 D.4.1
HALAMAN | 118
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
4.2 Target Capaian Indikator Kinerja Hasil (Wujud ITB 2025)
Tabel 4-4 Target dan Capaian Indikator Kinerja Hasil (Wujud ITB 2025)
No Wujud ITB 2025 Indikator capaian 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
1
Sistem Tridharma yang
memfasilitasi seluruh
komponen sivitas akademika
untuk memberikan kinerja
terbaiknya
Pendapatan institusi (milyar rupiah) 1.991 2.000 2.500 3.000 4.000 5.000 D.1.1
Dana lestari/ investasi (milyar rupiah) N/A 200 250 300 400 500 D.0.3
2
Institusi yang memiliki
reputasi kebangsaan,
memberikan solusi terhadap
masalah bangsa, dan dapat
senantiasa menjaga dan
meningkatkan martabat
bangsa
Jumlah paten, HAKI dan karya yang dihasilkan 235 275 325 375 450 500 D.4.2
Jumlah start-up 155 185 215 245 275 300 D.4.2
3
Institusi dengan reputasi
akademik yang terpandang
dan setara dengan mitra-
mitra internasional
Jumlah publikasi terindeks (Scopus atau setara)
per 5 tahun 9063 11.000 12.500 14.000 15.000 16.000 D.4.1
Jumlah publikasi terindeks (Scopus atau
setara) per dosen per 5 tahun 5 6 7 8 9 10 D.4.1
Jumlah artikel jurnal terindeks (Scopus atau
setara) per tahun (diutamakan: Q1, review article,
dan special issue article)
894 1200 1500 1800 2000 2200 D.4.1
Jumlah book chapter terindeks (Scopus atau
setara) per tahun 33 35 50 60 70 80 D.4.1
Jumlah buku terindeks (Scopus atau setara) per
tahun (diutamakan: monograph dan edited book) 6 7 9 12 16 20 D.4.1
HALAMAN | 119
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
No Wujud ITB 2025 Indikator capaian 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
4
Lulusan ITB berkualitas
internasional, berkarakter
nasionalis dan cinta NKRI,
berperan di berbagai
tingkatan pekerjaan, memiliki
sikap inisiatif dan inovatif,
kepeloporan, kolaboratif dan
berintegritas
Persentase mahasiswa sarjana lulus tepat waktu
(maksimal 8 semester) N/A 71 72 73 74 75 D.3.2
Jumlah mahasiswa berprestasi nasional dan
internasional (termasuk: penerima penghargaan,
pemenang lomba/ sayembara, pembicara
pertemuan ilmiah dll)
62 80 120 180 270 400 D.3.2
5
Keberlanjutan regenerasi
kepemimpinan ITB yang
senantiasa mampu
bertransformasi
Jumlah dosen dan tenaga kependidikan
berprestasi nasional dan internasional (termasuk:
penerima penghargaan, pemenang lomba/
sayembara, keynote/ invited speaker pertemuan
ilmiah, guest lecturer dll)
N/A 40 60 100 150 200 D.2.1
4.3 Target Capaian Indikator Kinerja Proses (Strategi Pencapaian)
Tabel 4-5 Target dan Capaian Indikator Kinerja Proses (Strategi Pencapaian)
No Strategi Pencapaian Indikator capaian 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
1
Transformasi
kelembagaan secara
lincah, tanggap, dan
berkelanjutan
Persentase dosen non-pejabat struktural 78 80 82 83 84 85 D.1.1
Persentase RKA Tridarma 44 50 55 57 59 60 D.1.1
2 Jumlah dosen per 100 mahasiswa 11,00 11,0 11,50 11,50 12,00 12,00 D.2.1
Rasio dosen-tenaga kependidikan 1,02 1,05 1,10 1,15 1,20 1,20 D.2.1
HALAMAN | 120
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
No Strategi Pencapaian Indikator capaian 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
Transformasi modal
manusia secara
profesional dan efisien
Persentase dosen berkewarganegaraan
asing 15,9 17 20 22 24 25 F
3 Revolusi Pendidikan 4.0
terbuka dan tanpa batas
Persentase program studi terakreditasi
nasional (unggul) 23 30 51 66 76 78 D.0.1
Persentase program studi terakreditasi
internasional 33 35 40 45 50 50 D.0.1
4 Sistem inovasi terdepan
berbudaya ilmiah unggul
Persentase mahasiswa paska sarjana 27 27 30 35 38 40 D.3.3
Jumlah judul PPMI per dosen 1,5 1,5 1,7 2,0 2,3 2,5 D.4.1
5
Transfer ipteks
berkelanjutan dan
bertaraf internasional
Jumlah kerja sama N/A 1000 1500 2000 3000 4000 D.5.1
Jumlah mahasiswa program profesi dan
RPL 300 400 600 800 900 1000 D.3.4
Jumlah mahasiswa asing per 100
mahasiswa dalam negeri N/A 1 2 3 4 5 F
HALAMAN | 121
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
4.4 Target Capaian Indikator Kinerja Masukan (Program Strategis)
4.4.1 Target Capaian Indikator Kinerja Program Strategis Bidang Keuangan, Perencanaan, dan
Pengembangan
Tabel 4-6 Target Capaian Indikator Program Strategis Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan
No Program strategis Indikator kinerja program 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
1.1 Reorganisasi unit penunjang
akademik
Persentase implementasi struktur baru
kelembagaan unit penunjang akademik 20 50 100 100 100 100 D.1.1
Jumlah, direktorat, lembaga, kantor,
biro, dan unit pelayanan 25 25 20 20 20 20 D.1.1
1.2 Revitalisasi Fakultas/ Sekolah
Persentase implementasi struktur baru
kelembagaan unit penunjang akademik 20 50 100 100 100 100 D.1.1
Jumlah pusat keunggulan fakultas 0 2 5 6 6 6 D.1.1
1.3 Revitalisasi pusat keunggulan
ITB
Persentase implementasi struktur baru
kelembagaan pusat keunggulan 20 50 100 100 100 100 D.1.1/D.4.1
Jumlah pusat keunggulan global 0 1 2 2 2 2 D.4.1
Jumlah pusat keunggulan nasional 4 4 5 5 5 5 D.4.1
1.4 Integrasi sistem data, informasi
dan pengetahuan
Persentase layanan sistem data,
informasi, dan pengetahuan yang
terintegrasi/terpusat
65 80 100 100 100 100 D.1.1
Persentase layanan sistem data,
informasi, dan pengetahuan yang
dapat diakses secara digital/ otomatis/
daring/ jarak jauh
65 80 100 100 100 100 D.1.1
HALAMAN | 122
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
No Program strategis Indikator kinerja program 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
1.5 Peningkatan layanan akuntansi
dan keuangan
Persentase implementasi SOP baru 20 60 80 90 100 100 D.1.3
Jumlah hari pencairan dana (kerja
sama) 20 15 10 10 10 10 D.1.3
1.6 Percepatan pembangunan
multikampus
Persentase pengerjaan review/revisi
masterplan fisik dan akademik
multikampus
0 100 100 100 100 100 D.1.2
Persentase terbangunnya gedung,
fasilitas, dan sarana-prasarana
penunjang
20 40 60 75 95 100 D.1.2
1.7 Penguatan Atmosfer Akademik
Multikampus
Jumlah prodi multikampus terakreditasi 0 0 0 5 10 20 D.0.2/F
Jumlah mahasiswa multikampus 2.934 3.000 3.500 4.000 5.000 6.000 D.0.2/F
Jumlah pusat/ kelompok penelitian
Multikampus 10 10 12 15 18 20
D.0.2/F
HALAMAN | 123
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
4.4.2 Target Capaian Indikator Kinerja Program Bidang Sumber Daya
Tabel 4-7 Target Capaian Indikator Program Strategis Bidang Sumber Daya
No Program strategis Indikator capaian 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
2.1
Integrasi dan
modernisasi sarana
dan prasarana
Persentase server dan storage yang
dikelola secara terpusat N/A 50 70 100 100 100 D.2.2
Persentase laboratarium bersertifikat min.
ISO 17025 (atau setara) N/A 10 20 30 40 50 D.2.3
Persentase implementasi sistem resource
sharing N/A 20 50 100 100 100 D.2.4/F
2.2 Rekrutmen sumber
daya unggul
Persentase tendik berkualifikasi lulusan S1 39 40 45 55 58 60 D.1.1/F
Persentase tendik berkualifikasi lulusan
S2/S3 7 8 10 15 18 20 D.1.1/F
Persentase dosen berkualifikasi doktor 72 74 76 78 79 80 D.1.1/F
Persentase dosen paruh waktu/ praktisi/
industri (adjunct faculty) N/A 10 15 16 18 20 F
Jumlah visiting professor/ lecturer/ fellow
(berkewarganegaraan asing dengan
residensi minimal 3 bulan)
N/A 80 100 150 200 250 F
2.3
Pengembangan karir
dosen dan tenaga
kependidikan
Persentase dosen tetap yang memiliki
sertifikat profesi N/A 10 15 20 20 20 F
Persentase dosen dengan jabatan guru
besar 13 14 15 17 18 20 D.2.1/F
Persentase tendik bersertifikat profesi 33 36 40 45 50 60 D.2.1
2.4
Staff mobility
(Academic recharging/
sabbatical leave)
Persentase dosen yang mengunjungi
perguruan tinggi mitra luar negeri
(dengan persetujuan pimpinan perguruan
tinggi/ fakultas di ITB dan mitra)
N/A 10 15 20 25 30 F
2.5 Restrukturisasi beban
kerja dosen
Persentase dosen dengan total beban
sesuai kontrak kerja N/A 50 75 100 100 100 D.2.1/F
HALAMAN | 124
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
No Program strategis Indikator capaian 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
Jumlah dosen jalur (kinerja khusus)
penelitian N/A 30 50 75 100 100 F
2.6 Sistem insentif tunggal
berbasis kinerja
Persentase komponen insentif dosen
yang berbasis kinerja N/A 50 70 100 100 100 D.1.3
Persentase komponen insentif dosen
yang dikelola secara terpadu N/A 50 70 100 100 100 D.1.3
2.7
Rasionalisasi dosen
dan tenaga
kependidikan
Jumlah kumulatif dosen tetap yang
pensiun dini N/A 0 10 25 50 50 D.2.1/F
Jumlah kumulatif tendik tetap yang
pensiun dini N/A 0 20 50 100 100 D.2.1/F
4.4.3 Target Capaian Indikator Kinerja Program Strategis Bidang Pendidikan
Tabel 4-8 Target Capaian Indikator Program Strategis Bidang Pendidikan
No Program strategis Indikator Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
3.1 Pemutakhiran sistem pengelolaan
pembelajaran (LMS) Persentase mata kuliah yang dikelola secara daring 40 60 80 100 100 100 D.3.1
3.2 Transformasi Kurikulum Era
Industri 4.0
Persentase mata kuliah dengan metode pembelajaran/ evaluasi berbasis
studi kasus, proyek kelompok, problem solving, atau multidisiplin N/A 10 12 15 18 20 F
3.3 Pengembangan Jalur Peminatan
Khusus Sarjana
Persentase mahasiswa belajar di luar program studi utama (minimal 1
semester atau 20 sks) N/A 10 12 15 18 20 F
Persentase mahasiswa belajar di luar kampus ITB (minimal 1 semester atau
20 sks) N/A 10 12 15 18 20 F
3.4 Beasiswa Mahasiswa Pascasarjana
Unggul
Jumlah mahasiswa penerima beasiswa (BPP/ biaya hidup)
berkewarganegraan asing 27 16 34 50 70 90 D.3.3
HALAMAN | 125
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
No Program strategis Indikator Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
3.5 Pascasarjana Berbasis Penelitian Persentase prodi S2/S3 yang memiliki jalur pilihan berbasis penelitian N/A 5 10 15 18 20 F
3.6 Magister Multidisiplin
Jumlah program studi magister multidisiplin/ terapan/ profesional
(penyelenggaraannya melibatkan lebih dari satu fakultas/ sekolah atau
bekerja sama dengan mitra industri)
2 2 3 4 5 5 D.3.3/
F
3.7 Program Profesi Jumlah program profesi reguler 1 9 17 25 34 34 D.3.4/F
Jumlah program rekognisi pengalaman lampau (RPL) 17 17 25 30 34 34 D.3.4/F
3.8 Perolehan Akademik (Credit
Earning/Transfer) Jumlah mata kuliah credit earning 14 15 300 300 400 500 D.3.4/F
3.9 Kelas Internasional Jumlah kelas berbahasa Inggris 145 150 200 300 400 500 F
Jumlah peserta kelas berbahasa Inggris 380 400 600 1000 1500 2000 F
3.10 Joint/Double Degree
Jumlah program studi yang memiliki jalur joint degree/double degree
(diselenggarakan bersama perguruan tinggi mitra luar negeri) 34 34 36 38 39 40 F
Jumlah mahasiswa asing program joint/double degree 51 50 70 90 120 150 F
3.11 Inbound Mobility
Jumlah mahasiswa asing peserta inbound mobility (termasuk peserta
sandwich, exchange, joint course/lecture/school/studio, tur budaya,
volunteer, symposium, dan sebagainya, berkewarganegaraan asing dengan
residensi minimal 3 bulan)
43 40 200 350 500 700 F
3.12 Outbound Mobility
Jumlah mahasiswa peserta outbound mobility (termasuk peserta sandwich,
exchange, tur budaya, volunteer, symposium, dan sebagainya, di perguruan
tinggi mitra internasional dengan residensi minimal 3 bulan)
115 120 500 800 1200 1500 F
HALAMAN | 126
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
4.4.4 Target Capaian Indikator Kinerja Program Strategis Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat,
dan Inovasi
Tabel 4-9 Target Capaian Indikator Program Strategis Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan
Inovasi
No Program strategis Indikator Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PJ
4.1 Penelitian Doktoral Jumlah mahasiswa program doktor 962 900 1000 1200 1500 2000 F
4.2 Penelitian paska-doktoral Jumlah peneliti paska-doktoral 12 50 60 75 100 125 F
4.3 Penelitian dosen muda Persentase dosen muda yang terlibat
dalam penelitian N/A 50 75 100 100 100 D.4.1/F
4.4 Penelitian Kolaborasi Jumlah dosen/peneliti mitra 1246 1200 1400 1600 1800 2000 D.4.1/F
4.5 Penelitian unggulan
Jumlah judul penelitian kerja sama
dengan mitra pemerintah, industri, dan
lembaga nasional/ internasional
623 600 700 800 900 1000 D.4.1
4.6
Peningkatan pengelolaan
jurnal dan serial terindeks
Jumlah dosen yang menjadi chief/
managing editor (pimpinan redaksi) di
jurnal/ serial internasional terindeks
6 7 8 10 11 12 D.4.1/F
Jumlah dosen yang berperan sebagai
reviewer (referee) jurnal/ serial
internasional terindeks
N/A 50 100 150 180 200 D.4.1/F
4.7
Pengembangan
Innovation Park
Persentase pembangunan fisik innovation
park 50 65 75 85 100 100 D.4.2
Jumlah badan usaha innovation park 0 0 0 0 1 1 D.4.2
4.8 Pengabdian masyarakat
prioritas
Jumlah Dosen yang terlibat kegiatan
pengabdian masyarakat (lokasi prioritas:
Kawasan 3T)
214 220 240 260 280 300 D.4.1
4.9 KKN tematik Jumlah Peserta KKN Tematik ITB 251 275 300 400 450 500 D.4.1
HALAMAN | 127
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
BAB 5
PROGRAM STRATEGIS DAN KERANGKA PENDANAAN
5.1 Program Strategis
Program Strategis merupakan kumpulan kegiatan pengembangan institusi
(non-rutin) sebagai upaya untuk menginisiasi (set-up/ establishment) sistem
atau tatanan baru dan pengembangan modal dan investasi dalam kerangka
mengoperasionalkan dan mengimplementasikan Strategi Pencapaian.
Program-program strategis disusun sebagai bentuk operasionalisasi
pencapaian sasaran-sasaran strategis yang menjadi arah perwujudan tujuan
strategis ITB. Program-program strategis menjadi acuan dalam menyusun
rencana kerja dan anggaran pengembangan institusi setiap tahun selama
kurun perencanaan strategis 2021-2025 ini.
Terdapat 4 (empat) bidang program strategis yang berkaitan secara langsung
dengan masing-masing strategi pencapaian yang meliputi: bidang organisasi,
keuangan, perencanaan dan pengembangan; bidang sumber daya; bidang
pendidikan; dan bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan
inovasi (PPMI) (Gambar 5.1). Pembahasan lebih lanjut mengenai latar
belakang, maksud, tujuan, dan lingkup program dijelaskan sebagai berikut.
HALAMAN | 128
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 5.1 Peta Program Strategis
HALAMAN | 129
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
5.1.1 Program Strategis Bidang Keuangan, Perencanaan, dan
Pengembangan
Demi terciptanya kelembagaan dan mewujudkan transformasi yang ideal,
organisasi dan perencanaan serta pengembangan yang ideal menjadi tahap
penting untuk dilaksanakan. Program strategis di bidang organisasi,
perencanaan dan pengembangan diharapkan dapat meningkatkan
kenyamanan, efektifitas dan efisiensi dalam kampus sebagai tempat berkarya
bagi komunitas ITB. Tidak hanya itu, perbaikan dalam bidang organisasi,
perencanaan dan pengembangan diharapkan mampu meningkatkan kualitas
kapasitas, kemampuan pendanaan yang signifikan secara berkelanjutan untuk
kegiatan tridharma, sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan seluruh
pemangku. Program di bidang ini meliputi (1) program strategis reorganisasi
unit penunjang akademik, (2) program strategis revitalisasi pusat keunggulan,
(3) program strategis revitalisasi fakultas/sekolah, (4) program strategis
integrasi dan pemutakhiran sistem data, informasi, dan pengetahuan, (5)
peningkatan layanan akademik, (6) percepatan pembangunan multikampus,
dan (7) penguatan atmosfer akademik multikampus.
Reorganisasi Unit Penunjang Akademik
Keberadaan tumpang tindih kinerja menyebabkan kondisi yang tidak efektif
dan efisien dari organisasi. Maka, reorganisasi unit penunjang akademik
diperlukan untuk meningkatkan kelincahan dan efisiensi pelaksanaan program
penunjang tridharma (tata kelola dan sistem sumber daya). Unit penunjang
akademik termasuk Direktorat, Lembaga, Kantor, Biro, Unit Pelayanan Teknis,
dan Satuan di bawah koordinasi Rektor atau Wakil Rektor. Adapun reorganisasi
meliputi penyederhanaan struktur dan penataan tugas pokok dan fungsi unit/
direktorat/ lembaga di bawah koordinasi wakil rektor sehingga mampu bekerja
lebih lincah dan efisien. Keberhasilan dari program ini nantinya dapat ditinjau
dari pengurangan jumlah direktorat, lembaga, kantor, biro dan unit pelayanan.
Revitalisasi Fakultas/Sekolah
Program revitalisasi fakultas/sekolah bertujuan untuk meningkatkan kinerja
program tridarma baik pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat
yang bersifat reguler serta berbasis keserumpunan keilmuan. Revitalisasi
meliputi reorganisasi struktur yakni berupa penguatan peran fakultas/sekolah
HALAMAN | 130
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
sebagai pelaksana sistem dan program akademik yang bersifat reguler dan
berbasis keserumpunan keilmuan serta proses peninjauan struktur, peran, dan
fungsi kelompok keahlian sebagai unit penelitian terkecil pembentuk
keserumpunan ilmu untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas dari F/S.
Revitalisasi juga dapat dilaksanakan melalui peninjauan pembagian
kewenangan antara UKP dan F/S meliputi sentralisasi dan desentralisasi
pengelolaan ekosistem, sistem, dan subsistem akademik serta sumber daya
secara efektif, adil dan berimbang serta melakukan harmonisasi F/S dan Pusat
Keunggulan dengan mempertimbangkan karakteristik keilmuan (mono-,
multi-, inter-, transdisiplin) dan tahapan hilirisasi penelitian (upstream-
downstream research).
Adapun kegiatan reorganisasi struktur dapat meliputi penggabungan F/S,
pembentukan tingkatan organisasi baru di atasnya yang bersifat permanen
maupun ad hoc (institutional rescaling/ multilevel governance/ re-clustering/
college) dengan mempertimbangkan kompleksitas skala dan cakupan urusan
(economic of scale and scope), dan/atau cara-cara lain yang relevan.
Pelaksanaan program ini harus sinergis dengan program revitalisasi pusat
keunggulan karena keduanya merupakan bagian dari penunjang kegiatan
tridharma ITB yang berbasis keilmuan.
Revitalisasi Pusat Keunggulan
Tujuan dari adanya program ini adalah untuk meningkatkan kinerja program
penelitian, pengabdian masyarakat, dan inovasi yang bersifat prioritas,
unggulan, dan/atau lintas keilmuan (multi/inter/transdisiplin). Revitalisasi
meliputi reorganisasi struktur dan penguatan peran Pusat/Pusat Penelitian/
PUI sebagai pelaksana sistem dan/atau program penelitian yang bersifat
prioritas, unggulan, dan lintas keilmuan (multi/inter/transdisiplin). Adapun
reorganisasi struktur dapat meliputi penggabungan PP/P/PUI dan/atau
pembentukan tingkatan organisasi baru di atasnya yang bersifat permanen
maupun ad hoc (institutional rescaling/ multilevel governance/re-
clustering/holdings) dengan mempertimbangkan kompleksitas skala dan
cakupan urusan (economic of scale and scope), delegasi kewenangan
pengelolaan sebagian P/PP kepada Fakultas/Sekolah, dan/atau cara-cara lain
yang relevan. Pelaksanaan program ini tentunya harus sinergis dengan
program revitalisasi fakultas/sekolah. Adapun indikator keberhasilan dari
HALAMAN | 131
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
program ini yaitu meningkatnya jumlah pusat keunggulan global dan juga
meningkatnya jumlah pusat keunggulan nasional
Integrasi dan Pemutakhiran Sistem Data, Informasi, dan Pengetahuan
Saat ini, ITB sudah memiliki sistem informasi yang cukup mutakhir tetapi belum
merata dan terpecah-pecah. Hampir setiap unit kerja mengembangkan sistem
dan standar sendiri-sendiri dan kurang terkoordinasi satu dengan lainnya
sehingga aliran informasi dan proses pemutakhirannya menjadi lambat. Sistem
informasi yang terintegrasi diperlukan untuk meningkatkan efisiensi,
kecepatan, dan kehandalan pengelolaan organisasi Oleh sebab itu, program
ini bertujuan mengintegrasikan, mengotomatisasi, dan mendigitalkan
subsistem-subsistem informasi termasuk: perencanaan, keuangan, pengadaan,
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, kenaikan jabatan, kinerja
dosen, kinerja unit, kinerja institusi, perpustakaan, sarana-prasarana,
kealumnian, dan lain-lain demi tercapainya standarisasi, akurasi, dan
kemutakhiran data dan informasi. Adapun indikator keberhasilan dari program
strategis ini yaitu peningkatan persentase layanan sistem data, informasi, dan
pengetahuan yang terintegrasi/terpusat serta peningkatan persentase layanan
sistem data, informasi, dan pengetahuan yang dapat diakses secara
digital/otomatis/daring/jarak jauh.
Untuk merealisasikan program strategis integrasi dan pemutakhiran sistem
data, informasi, maka ITB perlu melaksanakannya dengan mengedepankan
pembangunan dan transformasi sistem manajemen pengetahuan yang
terbuka dan terintegrasi untuk peningkatan kolaborasi dan kontribusi institusi
ITB untuk Indonesia. Sistem data dan informasi dilakukan secara terintegrasi
pada setiap unit pelaksana sistem dengan tidak membangun sistem sendiri,
dan bukan oleh pengembang ataupun pengelola sistem, melainkan
menjalankan sistem yang sudah ada.
Nantinya, parameter capaian institusi yang telah terintegrasi dengan target
institusi, standar nasional, dan standar internasional dapat dievaluasi dan
digunakan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan secara berkala
berdasarkan hasil monitoring dan visualisasi yang terpadu dalam sistem
informasi tersebut. Adapun institusi yang dapat terlibat dalam sistem informasi
berikut diantaranya WRURK, WRSD, WRRI, Dosen, Fakultas, Kelompok
HALAMAN | 132
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Keahlian, Pusat-Pusat Penelitian, Unit Layanan Hilirisasi (LPIK dan LPPM), Unit
Layanan Komersialisasi (LAPI dan TTO). Skema ditunjukkan pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2 Integrasi Sistem Data, Informasi, dan Pengetahuan
Peningkatan Layanan Akuntasi dan Keuangan
Program peningkatan layanan akuntansi dan keuangan merupakan upaya
penyederhanaan dan standardisasi sistem dan prosedur pelayanan penunjang
akademik berkelas dunia untuk mengefisiensikan sistem kerja yang ada melalui
penyederhanaan dan otomatisasi prosedur. Pelaksanaan yang konsisten sesuai
dengan standar prosedur diperlukan untuk peningkatan layanan akademik
dalam rangka menciptakan manajemen organisasi yang efisien, handal, dan
berkelanjutan. Transformasi meliputi peninjauan, pengembangan, dan
implementasi berbagai SOP layanan akuntansi dan keuangan penunjang
kegiatan akademik/tridharma. Adapun indikator keberhasilan program ini
yakni persentase implementasi SOP baru dan pengurangan jumlah hari
pencairan dana kerjasama.
Percepatan Pembangunan Multikampus
Guna menciptakan dan merealisasikan multi kampus ITB, maka diperlukan
program untuk mempercepat terwujudnya sistem sarana dan prasarana
multikampus. Program berupa review terhadap masterplan akademik dan fisik
HALAMAN | 133
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
multikampus, pembangunan utilitas dan sarana dan prasarana dasar, dan
pembangunan fasilitas penunjang kegiatan akademik khas multikampus.
Adapun indikator keberhasilan dari program ini yakni persentase masterplan
dari multi kampus ITB dan persentase peningkatan terbangunnya gedung,
fasilitas, dan sarana-prasarana penunjang sehingga dapat dilihat sejauh mana
percepatan pembangunan multi kampus ITB sesuai dengan master plan yang
telah dibuat.
Penguatan Atmosfer Akademik Multikampus
Program penguatan atmosfer akademik multikampus sebagaimana
diilustrasikan oleh Gambar 5.3 bertujuan untuk meningkatkan kinerja program
tridarma multikampus sehingga turut memperkuat reputasi kebangsaan dan
global ITB. Penguatan atmosfer dilakukan dengan berfokus pada penguatan
Fakultas/Sekolah (KK dan prodi) dan Pusat Keunggulan (P/PP/PUI) sehingga
multikampus hadir dengan added value yang dimilikinya, yaitu sesuai dengan
kebutuhan, keunikan dan kekhasan lokal berdasarkan potensi yang dapat
dikembangkan di kawasan multikampus masing-masing. Program berupa
pembentukan baru dan/atau pemindahan program studi, kelompok keahlian,
dan/atau pusat keunggulan yang mandiri dan sesuai dengan kebutuhan dan
kekhasan multikampus. Adapun indikator keberhasilan dari program ini yakni
meningkatnya jumlah prodi multi kampus yang terakreditasi, jumlah
mahasiswa multikampus dan jumlah pusat/kelompok penelitian multikampus.
Gambar 5.3 Penguatan Atmosfer Akademik Multikampus
HALAMAN | 134
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Multikampus harus memiliki mutu yang setara dengan kampus utama atau
kampus flagship yakni Kampus Ganesha. Oleh sebab itu, transformasi
kelembagaan ini menekankan bahwa multikampus merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari ITB, sehingga pelaksanaan sistem tidak dibuat dan
dikembangkan secara mandiri melainkan tetap mengikuti dan melaksanakan
sistem yang dibuat oleh kampus utama atau kampus flagship. Sehingga dalam
pelaksanaannya, multikampus merupakan pelaksana sistem kegiatan
akademik melalui Dekan/Ketua KK/Kaprodi/Kepala Pusat serta pelaksana
kegiatan penunjang yang berada dibawah Direktur.
Selain itu, strategi ini juga perlu dilakukan melalui percepatan pembangunan
fisik yang diikuti dengan penguatan atmosfer akademik melalui berbagai
program tridharma yaitu pengajaran sebagai kebutuhan lokal, pengabdian
masyarakat sebagai bentuk strategi kemitraan strategis lokal dan penelitian
dengan membentuk strategi keunikan lokalitas dari multikampus. Oleh sebab
itu, peran Fakultas dan Direktorat perlu diperkuat untuk menghasilkan
transformasi kelembagaan yang lincah, tanggap dan berkelanjutan sehingga
nantinya multi kampus memiliki mutu yang setara dengan kampus utama.
5.1.2 Program Strategis Bidang Sumber Daya
Kepemimpinan Transformasional sebagai bentuk wujud ITB 2025 memiliki
ukuran keberhasilan yang spesifik berupa prestasi dosen. Dalam mendorong
peningkatan prestasi dosen, diperlukan strategi pencapaian transformasi
modal manusia dan non-manusia yang meliputi berbagai komponen meliputi
karir dosen; transformasi budaya kerja dosen; tenaga kependidikan; sistem
data, informasi, dan pengetahuan; serta sarana dan prasarana. Adapun setiap
komponen strategi diimplementasikan melalui beberapa program sebagai
berikut.
Integrasi dan Modernisasi Sarana dan Prasarana
Dalam meningkatkan kualitas pelayanan sarana dan prasarana penunjang
kegiatan tridharma (mengajar, meneliti, atau mengabdi) di Institut Teknologi
Bandung yang adaptif terhadap era industri 4.0 dan berstandar internasional
proses digitalisasi yang mengarah pada modernisasi dan integrasi sarana dan
prasarana penunjang pendidikan menjadi keniscayaan. Adapun indikator
ketercapaian program strategis integrasi dan modernisasi sarana dan
HALAMAN | 135
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
prasarana yaitu persentase server dan storage yang dikelola secara terpusat,
peningkatan persentase laboratorium bersertifikat min. ISO 17025, dan
peningkatan persentase implementasi resource sharing.
Rekrutmen Sumber Daya Unggul
Program ini dilatarbelakangi oleh perkembangan persaingan global yang
meningkatkan kebutuhan akan keterbukaan dalam rekrutmen sumber daya
unggul dari berbagai latar belakang sebagai agen transformasi budaya.
Jaringan kerjasama dan alumni yang dimiliki Institut Teknologi Bandung
merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan dalam menunjang
perkembangan dan kebutuhan sumber daya tersebut. Potensi tersebut dapat
diwujudkan pada program transfer horizontal dari instansi lain dan perekrutan
dari komunitas diaspora (lebih terbuka). Tujuan program ini adalah untuk
meningkatkan kualitas, fleksibilitas, dan keterbukaan rekrutmen dosen dan
tenaga kependidikan, merekrut sumber daya unggul melalui komunitas
diaspora, transfer horizontal instansi lain, kerja sama industri, jaringan alumni
dan lain-lain. Adapun indikator ketercapaian dari program strategis rekrutmen
sumber daya unggul yaitu persentase Tendik berkualifikasi lulusan S1,
persentase Tendik berkualifikasi lulusan S2/S3, persentase dosen berkualifikasi
Doktor, persentase dosen paruh waktu/ praktisi/ industri (adjunct faculty), dan
jumlah visiting professor/ lecturer/ fellow.
Pengembangan Karir Dosen dan Tenaga Kependidikan
Dosen merupakan sumber daya paling penting untuk menjalankan operasi
tridharma ITB. Kualitas pembelajaran, kualitas hasil penelitian, serta
keberhasilan program-program pemberdayaan masyarakat sangat ditentukan
pada kompetensi dan kecukupan jumlah dosen. Terhambatnya regenerasi
akibat masih terbatasnya dosen dengan kualifikasi Guru Besar, Doktor,
maupun profesi menyebabkan pengembangan karir penting untuk
diperhatikan. Selain itu, keahlian, spesifikasi, serta peningkatan kualitas tenaga
kependidikan perlu dilakukan untuk menciptakan sistem pelayanan akademik
yang baik. Untuk itu diperlukan dorongan maupun insentif bagi para dosen
dan tenaga kependidikan untuk mengambil pendidikan lanjut formal maupun
nonformal. Adapun indikator ketercapaian dari program strategis
pengembangan karir dosen dan tenaga kependidikan yaitu persentase dosen
HALAMAN | 136
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
tetap yang memiliki sertifikat profesi, persentase dosen dengan jabatan Guru
Besar, dan persentase Tendik bersertifikat profesi.
Staff mobility (Academic Recharging/Sabbatical Leave)
Program ini dilatarbelakangi oleh perkembangan dan persaingan ilmu
pengetahuan di setiap universitas dengan potensi dan kelebihannya masing-
masing universitas. Dalam mengembangkan wawasan dan relasi dari
universitas dan dosen, diperlukan kegiatan kunjungan dosen ke kampus luar
negeri secara berkala. Sehingga dapat mendapatkan pandangan dan
pengetahuan perkembangan yang lebih luas. Adapun indikator ketercapaian
dari program strategis academic recharging/ sabbatical leave yaitu persentase
dosen yang mengunjungi kampus luar negeri minimal 1 kali dalam 1 tahun
dengan durasi minimal 1 minggu.
Restrukturisasi Beban Kerja Dosen
Program ini dilatarbelakangi oleh tidak seimbangnya kinerja tridarma institusi;
terhambatnya kolaborasi antar keilmuan; rendahnya transparansi dan keadilan
pembebanan kerja dosen. Program ini bermaksud menata ulang struktur dan
mekanisme pembebanan kerja dosen sehingga lebih adil dan transparan serta
memudahkan dan menguatkan evaluasi. Program ini pun melingkupi
diversifikasi beban sehingga diharapkan dapat mengakomodasi spesialisasi
keunggulan individual dosen melalui pengembangan jalur-jalur peminatan
khusus termasuk: pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Adapun
indikator ketercapaian dari program strategis restrukturisasi beban kerja dosen
yaitu persentase dosen dengan total beban sesuai kontrak kerja, dan jumlah
dosen jalur kinerja khusus penelitian.
Sistem Insentif Tunggal Kerbasis Kinerja
Program ini dilatarbelakangi oleh sistem insentif kegiatan tridharma yang
cenderung tidak terintegrasi, kurang terstruktur, kurang pasti, dan kurang
transparan sehingga belum dapat memacu kinerja dosen secara maksimal.
Untuk itu diperlukan pembentukan layanan sistem insentif terpadu (Penelitian,
Proyek, Pendapatan). Tujuan program ini adalah untuk mengintegrasikan
insentif pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan pengembangan
institusi ke dalam suatu sistem yang padu, transparan, dan berkeadilan.
Adapun indikator ketercapaian dari program strategis sistem insentif kinerja
HALAMAN | 137
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
tunggal (terpadu) yaitu persentase insentif dosen yang berbasis kinerja, dan
persentase insentif dosen yang dikelola secara terpadu..
Rasionalisasi Dosen dan Tenaga Kependidikan
Program ini dilatarbelakangi oleh: belum meratanya kapasitas sumber daya
dosen yang kompatibel dengan visi-misi institusi ITB; tidak efisiennya tenaga
kependidikan; terserapnya jam kerja dosen yang digunakan untuk pengerjaan
tugas-tugas pengembangan institusi. Tujuan dari adanya program ini adalah
untuk melakukan penataan kualifikasi, kompetensi, rasio dan, jika perlu,
efisiensi/ perampingan sumber daya dosen dan tenaga kependidikan sehingga
lebih kompatibel dengan visi misi institusi. Adapun indikator ketercapaian dari
program strategis rasionalisasi dosen dan tenaga kependidikan yaitu jumlah
kumulatif dosen tetap yang pensiun dini, dan jumlah kumulatif Tendik tetap
yang pensiun dini.
5.1.3 Program Strategis Bidang Pendidikan
Dalam melaksanakan kegiatan bidang pendidikan diperlukan kerjasama antar
unit kerja mulai dari program studi hingga institusi. Proses pendidikan dan
pembelajaran di ITB diarahkan untuk menghasilkan keunggulan dalam
pembelajaran baik pada program sarjana, magister, doktor, maupun program
non gelar seperti program profesi dan program lainnya. Untuk mewujudkan
bidang pendidikan yang unggul, maka dibuat sejumlah program strategis yang
secara umum meliputi transformasi kurikulum pendidikan, peningkatan
kualitas program pascasarjana dan non gelar, serta peningkatan reputasi
internasional ITB menuju World Class University. Pada setiap program strategis,
ditetapkan sejumlah indikator sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan
program untuk mewujudkan Rencana Strategis ITB Tahun 2025. Program
strategis bidang pendidikan dalam Renstra ITB Tahun 2020-2025 terdiri atas:
1. Pemutakhiran Sistem Pengelolaan Pembelajaran (LMS)
2. Transformasi Kurikulum Era Industri 4.0
3. Pengembangan Jalur Peminatan Khusus
4. Beasiswa Mahasiswa Pascasarjana Unggul
5. Pascasarjana Berbasis Penelitian
6. Magister Multidisiplin
HALAMAN | 138
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
7. Program Profesi
8. Perolehan Akademik (Credit Earning/Transfer)
9. Kelas Internasional
10. Joint/Double Degree
11. Outbound Mobility
12. Inbound Mobility
Pemutakhiran Sistem Pengelolaan Pembelajaran (LMS)
Perkembangan era digitalisasi seperti saat ini perlu direspon oleh ITB sebagai
peluang untuk menciptakan iklim pembelajaran yang efektif dan efisien.
Seperti yang sudah banyak dilakukan oleh perguruan tinggi ternama dunia,
Metode pembelajaran di ITB harus mulai mengarah pada pengembangan
program learning management system (LMS). Program ini bertujuan untuk
membangun konektivitas proses pembelajaran bagi civitas akademik sehingga
bersifat semakin terbuka dan borderless. Program LMS terdiri dari produksi
konten dan sistem penunjang. Konten yang dimaksud yaitu berupa materi
perkuliahan dari berbagai bidang studi yang terdiri dari muatan synchronous
dan asynchronous.
Dengan sistem yang bersifat borderless melalui jaringan internet, pemanfaatan
konten LMS ITB diproyeksikan agar dapat menjangkau sebanyak-banyaknya
mahasiswa dari dalam dan luar negeri. Selain itu, metode pembelajaran
berbasis online melalui LMS menjadi salah satu cara meningkatkan mutu
pembelajaran karena materi yang dapat diakses secara fleksibel sesuai
kebutuhan mahasiswa.
Adapun sistem penunjang yang dimaksud yaitu berupa penyediaan dan
pengelolaan server yang handal, sistem data dan informasi terpadu, dan
dashboard dengan menggunakan teknologi pintar terkini dan telah teruji.
Pengembangan LMS ITB diharapkan dapat turut meningkatkan pendapatan
institusi yang diperoleh dari biaya langganan kelas, sertifikasi, maupun
kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi mitra di seluruh dunia. Adapun
indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program ini yaitu
persentase mata kuliah yang dikelola secara daring.
HALAMAN | 139
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Transformasi Kurikulum Era Industri 4.0
Di era industri 4.0, pola dan sistem dunia kerja mengalami perubahan yang
dinamis dari waktu ke waktu. Sistem ekonomi dan sosial yang berkembang
saat ini mengarah pada pergeseran metode dari konvensional menuju
digitalisasi. Perubahan tersebut menuntut kreativitas dan inovasi pembelajaran
bagi mahasiswa dan tenaga pengajar di perguruan tinggi agar dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang berdaya saing secara
global. Pembaruan dan inovasi harus terus dilaksanakan secara berkelanjutan
agar dapat menciptakan pembelajaran yang efektif seiring perkembangan
zaman, salah satunya melalui penyesuaian kurikulum studi, khususnya pada
program Sarjana.
Penyesuaian kurikulum perlu dilakukan agar sistem dan metode pembelajaran
bersifat adaptif dengan perkembangan dunia kerja. Program strategis
transformasi kurikulum era Industri 4.0 ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas evaluasi capaian pembelajaran sehingga adaptif terhadap
kompleksitas dan dinamika persoalan profesional di dunia kerja era Industri
4.0. Program ini berisi kegiatan penyempurnaan kurikulum melalui penguatan
metode-metode evaluasi perkuliahan berbasis studi kasus, proyek kelompok,
problem solving, dan multidisiplin. Penyempurnaan kurikulum tersebut
diharapkan dapat meningkatkan softskill dan wawasan mahasiswa agar lebih
siap menghadapi tantangan persaingan di kehidupan pasca perkuliahan.
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja program ini yaitu
persentase prodi yang memiliki kurikulum berbasis studi kasus, proyek
kelompok, problem solving, atau multidisiplin.
Pengembangan Jalur Peminatan Khusus
Program Merdeka Belajar yang digulirkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menuntut mahasiswa untuk dapat mengaktualisasikan diri melalui
perkuliahan dan kegiatan ekstrakurikuler yang diminati seperti magang dan
kerja praktik. Mahasiswa program sarjana pada umumnya memiliki
kecenderungan untuk mengeksplorasi lebih banyak hal seiring perubahan
sistem pendidikan dari sekolah menuju perguruan tinggi. Rasa ingin tahu dan
minat yang tinggi mahasiswa terhadap berbagai bidang ilmu perlu difasilitasi
dalam program-program khusus seiring dengan pelaksanaan perkuliahan.
Oleh karena itu, program strategis berupa pengembangan jalur peminatan
HALAMAN | 140
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
khusus dibuat untuk mendukung program Pemerintah dalam rangka
meningkatkan wawasan dan pengalaman mahasiswa di berbagai bidang
keilmuan.
Penyelenggaraan program peminatan khusus bermaksud untuk meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa sarjana dengan memberikan sejumlah keleluasan
untuk memilih jalur-jalur peminatan khusus (special tracks) pilihan yang terdiri
dari pertukaran pelajar/kerjasama, jalur penelitian, jalur pengabdian
masyarakat, jalur industri, serta jalur wirausaha, baik yang diselenggarakan
oleh prodi ITB maupun prodi atau lembaga lain di luar ITB (Gambar 5.4).
Melalui program ini, diharapkan dapat meningkatkan interaksi mahasiswa
dengan program studi lain, mitra perguruan tinggi, lembaga, masyarakat, dan
industri. Adapun indikator kinerja keberhasilan program ini terdiri dari
persentase mahasiswa belajar di luar program studi utama dan persentase
mahasiswa belajar di luar kampus ITB.
Pengembangan jalur peminatan khusus pada program Sarjana membutuhkan
sinergitas antara fakultas/sekolah dari berbagai bidang keilmuan dengan unit-
unit penelitian, pengabdian masyarakat, bisnis, dan kewirausahaan agar dapat
mencetak lulusan yang kompeten dan kompetitif secara global. Program ini
diharapkan dapat menjadi program yang berkelanjutan melalui penguatan
program pascasarjana dan program non-gelar, termasuk program profesi dan
continuing education program (CEP) melalui integrasi antar program dan
kegiatan, baik pada jalur pendidikan, penelitian, maupun pengabdian
masyarakat.
HALAMAN | 141
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Gambar 5.4 Pengembangan Jalur Peminatan Sarjana
HALAMAN | 142
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Beasiswa Mahasiswa Pascasarjana Unggul
Program pascasarjana berperan penting dalam meningkatkan reputasi di
perguruan tinggi. Peningkatan kualitas pendidikan program pascasarjana perlu
didorong dengan upaya menjaring input mahasiswa yang berkualitas,
khususnya dari luar negeri. Program beasiswa mahasiswa pascasarjana unggul
menjadi salah satu program strategis ITB dalam rangka meningkatkan output
penelitian sekaligus reputasi ITB secara internasional. Program beasiswa
tersebut diharapkan dapat menarik minat mahasiswa-mahasiswa asing
potensial dari negara-negara berkembang untuk menempuh pendidikan
magister dan doktor di ITB.
Pelaksanaan program beasiswa dapat dilakukan dengan menjalin kemitraan
dengan negara-negara berkembang yang berpotensi untuk mengirimkan
mahasiswanya untuk menempuh pendidikan di ITB. Bentuk pelaksanaan
program beasiswa dapat berupa pemberian voucher biaya pendidikan (tuition
fee), biaya hidup (living cost), dan/atau biaya penelitian (research grant).
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja program tersebut
yaitu jumlah mahasiswa asal negara berkembang yang menerima beasiswa
dalam program kemitraan dengan negara berkembang.
Pascasarjana Berbasis Penelitian
Program pascasarjana merupakan salah satu ujung tombak penelitian di
perguruan tinggi. Kontribusi penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan
tenaga akademik program Magister dan Doktor cenderung lebih konkrit dan
komprehensif dibandingkan dengan program Sarjana. Untuk menunjang
kinerja penelitian, perlu dilakukan restrukturisasi program pendidikan
pascasarjana melalui pelaksanaan program pascasarjana berbasis penelitian.
Program strategis ini bertujuan untuk mengintegrasikan sistem pendidikan
dengan sistem penelitian. Dalam pelaksanaannya, program ini diharapkan
dapat membentuk sistem pembelajaran yang efektif dan efisien, dengan
menekankan pada komposisi penelitian yang dominan terhadap pembelajaran
di kelas. Komposisi perkuliahan didominasi oleh mata kuliah mandiri (52%-
75%) yang ditujukan sebagai mata kuliah yang didominasi kerja mandiri di
bawah bimbingan dan arahan dosen yang ditunjuk dengan tidak mengubah
Program Learning Outcome (PLO) dari kurikulum program studi yang ada.
Program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan hasil dan
HALAMAN | 143
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
dampak penelitian ITB yang selama ini terkesan minim dan belum signifikan.
Adapun indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja program ini yaitu
persentase prodi S2/S3 yang memiliki jalur pilihan berbasis penelitian.
Magister Multidisiplin
Perkembangan dunia kerja dan dunia usaha berimplikasi pada peningkatan
kebutuhan tenaga kerja dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai salah satu
perguruan tinggi unggulan, ITB dituntut untuk dapat berkontribusi dalam
pembangunan industri dan ekonomi bangsa dengan mencetak lulusan yang
profesional di bidangnya. Untuk memenuhi tuntutan tersebut maka ITB perlu
menyesuaikan pembelajaran dengan melengkapi disiplin ilmu yang sudah ada
melalui pengembangan program studi baru berbasis multidisiplin. Dalam hal
ini, program strategis yang dilakukan yaitu dengan membuka program studi
magister yang berorientasi pengembangan karir berupa program studi
magister multidisiplin.
Program studi magister multidisiplin dimaksudkan untuk menyelenggarakan
pendidikan magister yang fokus pada bidang studi interdisiplin dan
berorientasi terapan agar dapat meningkatkan daya saing lulusan secara
nasional dan global. Pada program studi magister multidisiplin, mahasiswa
akan diarahkan untuk menjawab tantangan dan persoalan yang memerlukan
pendekatan multidisiplin dengan menyesuaikan konteks keprofesian agar
lebih tepat sasaran. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja
program ini yaitu jumlah program studi magister multidisiplin dan jumlah
mahasiswa magister multidisiplin.
Program Profesi
Di samping program reguler pada strata Sarjana, Magister, serta Doktor, ITB
menyelenggarakan program profesi yang terdiri dari pendidikan apoteker dan
pendidikan profesi insinyur (PPI). Dalam hal ini, pengembangan program
profesi insinyur diprioritaskan menjadi program strategis mengingat ITB
sebagai institusi yang banyak menghasilkan lulusan sarjana teknik sehingga
perlu turut menjamin penyediaan tenaga insinyur yang bermutu. Hal ini tidak
terlepas dari ketentuan dalam Undang-Undang Keinsinyuran yaitu lulusan
sarjana teknik memerlukan tahapan pendidikan profesi untuk dapat
mempraktikkan keinsyunyarannya di tempat kerja.
HALAMAN | 144
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Program pendidikan profesi insinyur ITB memiliki visi menjadi penyelenggara
profesi keinsinyuran yang berstandar internasional, menjadi acuan baku etika
dan profesionalisme keinsinyuran, memegang peran kunci dalam pemajuan
profesi keinsinyuran, serta menghasilkan sumber daya manusia keinsinyuran
yang inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia.
Penyelenggaraan program profesi tersebut dilakukan melalui dua jalur utama,
yaitu rekognisi pengalaman lampau (RPL) dan jalur reguler. Program strategis
terkait keprofesian meliputi pembukaan program studi profesi baru untuk
memfasilitasi pendidikan profesi bagi lebih banyak bidang keilmuan. Adapun
indikator kinerja dari program profesi yaitu jumlah program profesi reguler dan
jumlah program profesi rekognisi masa lampau.
Perolehan Akademik (Credit Earning/Transfer)
Reputasi ITB sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terbaik dalam negeri
sepatutnya disertai dengan keterbukaan akses pendidikan yang lebih luas bagi
masyarakat Indonesia, khususnya mahasiswa yang tersebar di berbagai
lembaga pendidikan tinggi. Salah satu program strategis yang bersifat
kepeloporan di ITB yaitu dengan menyelenggarakan program non-gelar
berupa perolehan akademik atau credit earning/transfer. Program ini ditujukan
bagi peserta yang berminat untuk mengambil beberapa mata kuliah di ITB,
tanpa harus diterima sebagai mahasiswa program reguler di ITB terlebih
dahulu. Program strategis ini membuka peluang bagi mahasiswa lain di luar
ITB untuk memperoleh kesempatan belajar di ITB dengan mengikuti satu atau
beberapa mata kuliah selama satu semester.
Matakuliah yang ditawarkan yaitu matakuliah yang terdapat di dalam
kurikulum setiap program studi sehingga para peserta dapat memperoleh
pengalaman pendidikan yang sama dengan mahasiswa reguler ITB. Di akhir
perkuliahan, peserta program perolehan akademik akan mendapatkan
transkrip akademik yang berisi perolehan SKS yang dapat ditransfer sebagai
bagian dari pemenuhan syarat kelulusan (perolehan gelar) dari program studi
di perguruan tinggi asalnya. Di samping itu, program ini juga dapat menambah
wawasan dan pengalaman bergaul bagi mahasiswa ITB sehingga dapat
meningkatkan soft skills yang dibutuhkan untuk menghadapi dunia kerja di
masa depan. Adapun keberhasilan program ini dapat dilihat dari indikator
HALAMAN | 145
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
kinerja yang terdiri dari jumlah mata kuliah credit earning yang ditawarkan
setiap tahunnya.
Kelas Internasional
Dalam rangka meningkatkan reputasi internasional ITB, diperlukan sejumlah
penyesuaian dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran, salah satunya
dalam hal penggunaan Bahasa Inggris. Penggunaan Bahasa Inggris pada
setiap kegiatan akademik dan non akademik seperti kegiatan pertukaran
pelajar dan riset kolaborasi internasional, diharapkan dapat menciptakan
lingkungan berbahasa asing yang kondusif antar civitas akademik ITB sekaligus
meningkatkan daya tarik ITB secara internasional. Oleh karena itu, maka dibuat
program strategis kelas internasional yang merupakan program perkuliahan
berbahasa inggris dengan tetap mengikuti kurikulum yang berlaku pada
program reguler.
Penyelenggaraan kelas internasional dimaksudkan untuk meningkatkan
proporsi mahasiswa asing dan diaspora sekaligus meningkatkan kualitas input
dan pembelajaran khususnya bagi program Sarjana. Selain itu, program kelas
internasional diharapkan dapat menarik lebih banyak dosen dan peneliti asing
dari berbagai perguruan tinggi internasional untuk memberikan pembelajaran
di kelas serta mendukung kegiatan penelitian. Keberadaan dosen dan peneliti
asing diharapkan dapat memberi pengalaman perkuliahan yang baik bagi
mahasiswa untuk merasakan atmosfer internasional sehingga dapat lebih siap
untuk mengikuti berbagai kegiatan internasional dan bersaing secara global.
Program kelas internasional memiliki dua indikator kinerja yaitu jumlah kelas
berbahasa Inggris dan jumlah peserta kelas berbahasa Inggris.
Joint/Double Degree
Dalam rangka meningkatkan reputasi internasional ITB, salah satu upaya yang
dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan citra ITB sebagai institusi
perguruan tinggi yang terbuka bagi seluruh civitas akademik dari dalam dan
luar negeri. Kerjasama antara ITB dengan berbagai mitra di luar negeri telah
membuka kesempatan untuk menarik lebih banyak mahasiswa untuk
menempuh pendidikan di ITB, salah satunya melalui program strategis
Joint/Double Degree. Program strategis ini bertujuan untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas mahasiswa asing yang menempuh pendidikan di ITB.
Program ini memungkinkan mahasiswa untuk mendapat gelar atau sertifikasi
HALAMAN | 146
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
di ITB sekaligus mitra pendidikan tinggi di luar negeri, baik berupa ijazah
bersama (joint degree) maupun ijazah ganda (double degree).
Pelaksanaan program Joint/Double Degree perlu didukung oleh program studi
yang terakreditasi dan/atau bersertifikasi internasional serta dapat
mengoptimalkan pembelajaran dalam bahasa Inggris. Program ini diharapkan
dapat meningkatkan kompetensi civitas akademik ITB untuk dapat bersaing
secara global sekaligus memelihara akreditasi internasional. Adapun indikator
kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program Joint/Double
Degree yaitu jumlah program studi penyelenggara Joint/Double Degree serta
jumlah mahasiswa asing peserta Joint/Double Degree.
Inbound Mobility
Salah satu komponen utama yang berpengaruh terhadap reputasi
internasional ITB yaitu rasio mahasiswa asing. Mahasiswa asing tersebut tidak
hanya meliputi mahasiswa program reguler di berbagai strata pendidikan,
tetapi juga mahasiswa non-reguler yang berasal dari perguruan tinggi mitra di
luar negeri. Untuk meningkatkan daya tarik terhadap mahasiswa asing, ITB
melalui menyelenggarakan program strategis terkait inbound mobility yang
meliputi kelas bersama (joint course/lecture), kuliah lapangan (joint field trip),
dan kuliah praktik (joint studio) yang berlangsung pada semester reguler
maupun program-program lain seperti summer camp dan summer course yang
diselenggarakan pada semester pendek.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa ITB dan civitas akademika dari luar negeri
akan menempuh pendidikan dan bekerjasama dalam kurun waktu tertentu.
Seluruh pelaksanaan kegiatan selama program menggunakan bahasa
pengantar Bahasa Inggris, baik di dalam maupun di luar kelas. Pelaksanaan
program dapat dilakukan oleh seluruh fakultas/sekolah dengan tema kegiatan
yang mengacu pada bidang studi masing-masing. Di luar dari sisi akademik,
program inbound mobility diharapkan dapat meningkatkan atmosfir
internasional dalam proses pembelajaran di ITB dengan menarik sebanyak-
banyaknya mahasiswa asing. Selain itu, melalui berbagai kegiatan yang
diselenggarakan, mahasiswa asing diharapkan dapat mengenal budaya
akademik ITB dan budaya Indonesia secara umum. Keberhasilan pelaksanaan
program ini dapat dilihat dari indikator kinerja berupa jumlah mahasiswa asing
HALAMAN | 147
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
yang mengikuti program-program internasional ITB pada setiap strata
pendidikan (sarjana, magister, doktor).
Outbound Mobility
Dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berkembang, lulusan
perguruan tinggi diharapkan tidak hanya memerlukan kemampuan teori dan
pengetahuan, tetapi juga pengalaman praktikal yang mendukung kompetensi
di bidangnya. Di era globalisasi seperti saat ini, lebih banyak kesempatan
bekerja terbuka di berbagai bidang yang bersifat multidisiplin dan
multikultural. Wawasan dan pengalaman bergaul dengan berbagai etnis dan
budaya di dunia menjadi salah satu bekal penting yang diperlukan bagi
mahasiswa agar memiliki keterampilan berinteraksi secara global. Mengingat
pentingnya hal tersebut, maka dikembangkan program outbound mobility
sebagai program strategis bagi civitas akademika ITB.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa ITB dalam
berbagai kegiatan internasional. Kegiatan outbound mobility tersebut dapat
berupa kunjungan (sandwich program) atau pertukaran (exchange program)
dengan tujuan melakukan tugas perkuliahan, penelitian, tur budaya, volunteer,
symposium, dan sebagainya, di perguruan tinggi mitra internasional.
Keberhasilan pelaksanaan program outbound mobility dapat dilihat dari
indikator kinerja berupa jumlah mahasiswa ITB peserta kegiatan internasional
pada setiap strata pendidikan (Sarjana, Magister, Doktor).
5.1.4 Program Strategis Bidang Penelitian, Pengabdian
Masyarakat, dan Inovasi
Sistem Tridharma yang memfasilitasi seluruh komponen sivitas akademika
untuk memberikan kinerja terbaiknya, institusi yang memiliki reputasi
kebangsaan, memberikan solusi terhadap masalah bangsa, dan dapat
senantiasa menjaga dan meningkatkan martabat bangsa, dan institusi dengan
reputasi akademik yang terpandang dan setara dengan mitra-mitra
internasional merupakan 3 dari 5 wujud yang dicita-citakan ITB pada tahun
2025. Wujud tersebut dapat tercapai dilihat dari beberapa indikator strategis,
yaitu pendapatan institusi, HAKI terpakai, dan jumlah sitasi. Ketiga indikator
strategis tersebut dapat dicapai dengan beberapa strategi pencapaian, yaitu
transfer iptek berkelanjutan, sistem inovasi terdepan, dan budaya ilmiah yang
unggul. Strategi pencapaian tersebut kemudian diturunkan ke dalam beberapa
HALAMAN | 148
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
program strategis terkait penelitian, pengabdian masyarakat, dan inovasi
sebagai berikut. Program Strategis Bidang Penelitian, Pengabdian kepada
Masyarakat, dan Inovasi ini terdiri dari: Penelitian Doktoral, Penelitian Paska-
doktoral, Penelitian Kolaborasi, Penelitian Unggulan, Penelitian Dosen Muda,
Peningkatan Pengelolaan Jurnal dan Serial Terindeks, Pengembangan
Innovation Park, KKN Tematik, dan Pengabdian Masyarakat Pelopor 3T.
Penelitian Doktoral
Program strategis ini dilatarbelakangi oleh relatif rendahnya publikasi
bereputasi yang dihasilkan mahasiswa program studi doktor. Penelitian
doktoral ini bermaksud meningkatkan kualitas publikasi internasional serta
dampak penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa program studi doktor.
Berdasarkan lingkup tersebut, keberhasilan program ini dapat dilihat dari
indikator jumlah mahasiswa program doktor.
Penelitian Paska-doktoral
Saat ini, hasil publikasi perguruan tinggi di Indonesia pada jurnal internasional
bereputasi masih cenderung rendah dibandingkan dengan perguruan tinggi
di negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Thailand Singapura.
Berbagai usaha untuk meningkatkan jumlah publikasi tersebut telah banyak
dilakukan oleh Pemerintah diantaranya dengan peningkatan alokasi anggaran
untuk penelitian dan penerbitan peraturan-peraturan sebagai pengungkit
seperti persyaratan publikasi pada jurnal internasional bagi dosen yang
mengusulkan kenaikan jabatan akademik ke profesor. Dosen atau peneliti
berpendidikan Doktor merupakan sumber daya manusia yang diharapkan
mempunyai peranan penting dalam meningkatkan jumlah publikasi Indonesia.
Namun, sampai saat ini dosen atau peneliti yang baru saja menyelesaikan
program pendidikan doktor belum mendapat perhatian secara khusus terkait
dengan kegiatan penelitian. Banyak dosen atau peneliti dalam kelompok ini
tidak dapat mengajukan skema-skema penelitian yang ada karena tidak
terpenuhinya persyaratan administrasi dan kompetensi.
Tujuan program penelitian paska-doktoral ini adalah memberikan wadah bagi
dosen atau peneliti doktor muda untuk melaksanakan penelitian dan publikasi,
memfasilitasi terbentuknya kerja sama riset dan publikasi antara dosen atau
peneliti doktor muda (Peneliti Pengusul) dengan dosen/peneliti lain yang
mempunyai rekam jejak sangat baik (Peneliti Pengarah), dan terbentuknya
HALAMAN | 149
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
suasana akademik dalam melakukan penelitian dan publikasi. Program
penelitian paska-doktoral ini pada dasarnya meliputi penyediaan skema
pendanaan yang memfasilitasi penelitian dosen atau peneliti muda serta
peningkatan besaran dana penelitian yang disediakan. Berdasarkan lingkup
tersebut, keberhasilan program ini dapat dilihat dari indikator berupa jumlah
peneliti paska-doktoral.
Penelitian Dosen Muda
Program ini dilatarbelakangi oleh perlunya penyiapan dosen muda sebagai
generasi penerus transformasi budaya penelitian ITB di masa depan. Dosen
muda didefinisikan sebagai dosen dengan lama bekerja maksimal dua tahun
atau belum mendapatkan jabatan fungsional pertama. Penelitian ini bertujuan
untuk memupuk dan membangun minat penelitian dosen muda. Penelitian
mengacu pada peta jalan yang telah ditetapkan oleh fakultas, sekolah, atau
kelompok keahlian. Indikator capaian program ini dapat dilihat pada
persentase dosen muda yang terlibat dalam penelitian.
Penelitian Kolaborasi
Dalam era yang semakin terbuka, disruptif, dan tanpa batas, selain dituntut
untuk untuk senantiasa menghasilkan karya secara mandiri, peneliti juga
dituntut untuk dapat melakukan kerjasama riset dengan peneliti lainnya di
dalam negeri. Hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan produk riset yang
lebih komprehensif, dan dapat mendorong terbentuknya kolaborasi yang lebih
luas dengan peneliti lain di luar negeri. Selain itu, program ini dinilai dapat
meningkatkan keunikan, keunggulan, dan dampak penelitian, serta
mempererat dan membina jejaring perguruan tinggi nasional. Hal ini dianggap
penting, melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin cepat dan bersifat multi/inter/ lintas disiplin. Melalui program
penelitian kolaborasi nasional, peneliti dapat memperluas jejaring kerjasama
riset, memperkuat wawasan keilmuan yang bersifat multi/ inter/ lintas disiplin
di antara para dosen/ peneliti, meningkatkan jumlah publikasi jurnal dengan
indeks yang baik, dan meningkatkan peringkat perguruan tinggi baik pada QS
maupun THE. Program penelitian kolaborasi internasional pada dasarnya
meliputi, penyediaan berbagai skema pendanaan yang memfasilitasi penelitian
kolaboratif, dan peningkatan besaran dana penelitian yang disediakan.
HALAMAN | 150
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Berdasarkan lingkup tersebut, keberhasilan program ini dapat dilihat dari
indikator jumlah dosen/peneliti mitra.
Penelitian Unggulan
Penelitian Unggulan Terpadu adalah penelitian yang mengacu pada bidang
unggulan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Penelitian (Renstra
Penelitian) ITB. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan inovasi teknologi
pada bidang-bidang unggulan (frontier) dan rekayasa sosial guna
meningkatkan pembangunan berkelanjutan pada tingkat lokal maupun
nasional.
Program penelitian unggulan terpadu dilatarbelakangi oleh belum optimalnya
perkembangan pusat-pusat keunggulan di ITB sebagai pusat inovasi.
Kurangnya program penelitian di perguruan tinggi yang terkait dengan sektor
riil dan berorientasi pada kebutuhan pasar (market driven) mengakibatkan
pada kurang berkembangnya sektor produksi strategis karena lemahnya
penguasaan teknologi dan rekayasa bidang terkait. Dalam bidang sosial, seni,
dan budaya, diperlukan penelitian yang mengacu pada peningkatan
pembangunan karakter bangsa. Penelitian ini juga diarahkan untuk
mengantisipasi kebutuhan iptek-sosbud untuk jangka menengah dan panjang
melalui penelitian unggulan. Penelitian unggulan terpadu dilakukan secara
multi/inter/transdisiplin dan melibatkan kolaborasi lintas keilmuan yang ada di
ITB.
Secara umum, tujuan dari program penelitian unggulan terpadu adalah
mendorong percepatan capaian rencana strategis penelitian ITB menjadi pusat
keunggulan, menyinergikan penelitian di ITB dengan program pembangunan
lokal/nasional/internasional, menjawab tantangan kebutuhan iptek-sosbud
oleh pengguna sektor riil, dan membangun jejaring kerja sama antar peneliti
dalam bidang keilmuan dan minat yang sama. Program penelitian unggulan
terpadu ini pada dasarnya meliputi, penyediaan berbagai skema pendanaan
yang memfasilitasi penelitian kolaboratif, dan peningkatan besaran dana
penelitian yang disediakan.
HALAMAN | 151
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Peningkatan Pengelolaan Jurnal dan Serial Terindeks
Program ini dilatarbelakangi oleh perlu ditingkatkannya reputasi global
institusi; publikasi artikel jurnal internasional bereputasi saja tidak cukup
menjamin meningkatnya dampak penelitian (sitasi). Program ini bermaksud
meningkatkan reputasi global institut (termasuk sitasi) dengan cara
meningkatkan reputasi dosen/peneliti. Tujuan program adalah mendorong
keaktifan dosen/ peneliti sebagai editor tetap di jurnal/serial internasional
terindeks. Program ini terdiri atas pemberian insentif (honor atau pengurangan
beban kerja), penyediaan tenaga kependidikan atau asisten editor, penyediaan
fasilitas penunjang penyuntingan/ produksi/ penerbitan. Indikator capaian
program dapat dilihat berdasarkan indikator jumlah dosen yang menjadi chief
editor jurnal/ serial internasional terindeks, dan jumlah dosen yang berperan
sebagai reviewer jurnal/ serial internasional terindeks.
Pengembangan Innovation Park
Program pengembangan Innovation Park bertujuan untuk menciptakan suatu
kawasan komersial yang mampu mewadahi berbagai aktivitas terkait
penelitian dan bisnis yang ada di ITB melalui kolaborasi dengan berbagai pihak
meliputi akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat. Kolaborasi tersebut
dilakukan untuk mendukung proses inovasi yang berbasis pengetahuan.
Pengembangan Innovation Park ini juga diharapkan dapat meningkatan
pendapatan ITB melalui berbagai hal seperti kerjasama antar berbagai
pemangku kepentingan, penyediaan jasa inkubasi, penyediaan laboratorium
berstandar internasional, dan sebagainya.
Untuk memperoleh manfaat-manfaat tersebut, program pengembangan
Innovation Park menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Lingkup dari
program pengembangan Innovation Park di antaranya yaitu, pembangunan
infrastruktur (fasilitas yang memadai dan layanan yang cerdas), penyediaan
fasilitas laboratorium, membangun ekosistem inovasi yang kolaboratif, dan
penyediaan SDM yang unggul dalam bidang teknologi. Berdasarkan lingkup
tersebut, keberhasilan program ini dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu
persentase pembangunan fisik Innovation Park dan jumlah badan usaha
Innovation Park.
HALAMAN | 152
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Pengabdian Masyarakat Prioritas
Pengabdian masyarakat merupakan wujud konkret dari penerapan ilmu yang
dimiliki dengan tujuan untuk memberdayakan dan memandirikan masyarakat
serta membangun (mengonstruksi) dan menguatkan pendidikan dan
penelitian. Program pengabdian masyarakat bertujuan untuk mengevolusi
konsep pengabdian masyarakat yang bersifat top down serta mengembangkan
kegiatan-kegiatan yang bersifat bottom up. Dengan kata lain, program ini
berusaha untuk merespon kebutuhan atau persoalan yang ada di masyarakat.
Program ini juga dilakukan dengan memanfaatkan karya teknologi/seni yang
dimiliki ITB untuk menyelesaikan persoalan yang ada.
Pengabdian masyarakat memiliki prioritas untuk memberdayakan dan
memandirikan masyarakat di kawasan 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar)
dengan mempertimbangkan banyak aspek pembangunan yang ada kawasan
tersebut yang belum terjangkau oleh berbagai pihak, baik itu pemerintah,
swasta, LSM, dsb. Dengan fokus pada kawasan tersebut, program ini
diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat.
lingkup dari program ini di antaranya yaitu, penyediaan alokasi untuk kegiatan
pengabdian masyarakat di kawasan, menyediakan berbagai program yang
dapat mewadahi kegiatan pengabdian masyarakat, dan memfasilitasi
mahasiswa atau unit kegiatan mahasiswa yang memiliki program pengabdian
masyarakat. Berdasarkan lingkup tersebut, keberhasilan program ini dapat
dilihat dari indikator jumlah dosen yang terlibat dalam kegiatan masyarakat.
KKN Tematik
Program KKN Tematik ITB merupakan salah satu program pengabdian
masyarakat yang dilakukan di kawasan sekitar ITB (Jawa Barat) dan melibatkan
mahasiswa secara langsung. Program ini bertujuan untuk mewujudkan salah
satu tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Program ini
dijadikan mata kuliah pilihan bagi mahasiswa ITB dengan bobot 2 SKS.
Program ini dilaksanakan secara tematik untuk menjawab persoalan spesifik
yang ada di masyarakat. Program KKN tematik memiliki berbagai tujuan, salah
satunya yaitu meningkatkan empati mahasiswa terhadap realita persoalan
yang ada di masyarakat dan mengimplementasikan ilmu yang dimiliki untuk
menyelesaikan persoalan tersebut. KKN Tematik dianalogikan sebagai
laboratorium untuk belajar dan menerapkan berbagai keilmuan yang ada di
HALAMAN | 153
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
ITB. Lingkup dari program ini meliputi partisipasi mahasiswa dalam kegiatan
KKN Tematik, penentuan lokasi yang tepat, dan pemanfaatan jejaring yang ada
untuk melaksanakan program. Berdasarkan lingkup tersebut, keberhasilan
program ini dapat dilihat dari indikator jumlah mahasiswa peserta KKN
Tematik.
5.2 Rencana Anggaran Belanja dan Pembiayaan
Pengembangan
Penyusunan Rencana Anggaran Belanja ITB Tahun 2021-2025 terbagi ke dalam
dua kelompok pembiayaan utama, yaitu Pembiayaan Operasional dan
Pembiayaan Pengembangan. Pembiayaan operasional meliputi berbagai
program yang terkait dengan pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi,
administrasi, kemitraan, dan kegiatan operasional lainnya yang dilaksanakan
oleh berbagai unit kerja. Adapun Renstra ITB 2021-2025 hanya menjabarkan
pembiayaan pengembangan yang meliputi: bidang keuangan, perencanaan,
dan pengembangan; bidang sumber daya; bidang pendidikan; dan bidang
penelitian, pengbdian kepada masyarakat, dan inovasi. Secara umum, rencana
anggaran belanja dan pembiayaan untuk program strategis atau
pengembangan institusi ITB tahun 2021-2025 dapat dilihat masing-masing
pada Tabel 5-1 dan Tabel 5-2.
HALAMAN | 154
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Tabel 5-1 Rencana Anggaran Belanja Pengembangan
No Program Strategis 2021 2022 2023 2024 2025 TOTAL
1 Bidang Keuangan, Perencanaan,
dan Pengembangan 361,809,220,360 205,314,286,834 330,193,690,000 125,539,999,000 35,908,274,449 1,058,765,470,643
1.1 Reorganisasi Dir/L/Ktr/UPT 3,000,000,000 3,000,000,000 6,000,000,000
1.2 Revitalisasi F/S/KK 3,500,000,000 3,500,000,000 7,000,000,000
1.3 Revitalisasi pusat keunggulan 2,500,000,000 2,500,000,000 5,000,000,000
1.4 Integrasi sistem data, info &
pengetahuan 26,920,000,000 17,620,000,000 7,070,000,000 6,370,000,000 5,470,000,000 63,450,000,000
1.5 Peningkatan layanan akuntansi
dan keuangan 2,000,000,000 2,000,000,000 4,000,000,000
1.6 Percepatan pembangunan
multikampus 319,889,220,360 172,694,286,834 321,123,690,000 119,169,999,000 30,438,274,449 963,315,470,643
1.7 Penguatan akademik multikampus 4,000,000,000 4,000,000,000 2,000,000,000 10,000,000,000
2 Bidang Sumber Daya 20,000,000,000 30,000,000,000 18,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 78,000,000,000
2.1 Integrasi dan modernisasi sarana
dan prasarana 15,000,000,000 15,000,000,000 8,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 48,000,000,000
2.2 Rekrutment SDM unggul 500,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 5,500,000,000
2.3 Pengembangan karier
dosen/tendik 500,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 5,500,000,000
2.4 Staff mobility 2,500,000,000 3,000,000,000 5,500,000,000
2.5 Restrukturisasi beban kerja dosen 2,000,000,000 2,000,000,000 4,000,000,000
2.6 Sistem insentif tunggal 2,000,000,000 2,000,000,000 4,000,000,000
2.7 Rasionalisasi dosen & tendik 2,500,000,000 3,000,000,000 5,500,000,000
3 Bidang Pendidikan 36,000,000,000 26,000,000,000 25,500,000,000 20,500,000,000 500,000,000 108,500,000,000
3.1 Pemutakhiran LMS 1,000,000,000 1,000,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 3,500,000,000
3.2 Transformasi kurikulum 5,000,000,000 5,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 15,000,000,000
3.3 Jalur peminatan khusus sarjana 5,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 10,000,000,000
3.4 Beasiswa mahasiswa pascasarjana
unggul 5,000,000,000 3,000,000,000 2,500,000,000 1,500,000,000 12,000,000,000
3.5 Pascasarjana berbasis penelitian 5,000,000,000 3,000,000,000 2,500,000,000 1,500,000,000
3.6 Magister multidisiplin 5,000,000,000 1,000,000,000 6,000,000,000
HALAMAN | 155
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
No Program Strategis 2021 2022 2023 2024 2025 TOTAL
3.7 Program Profesi 3,500,000,000 1,000,000,000 4,500,000,000
3.8 Credit Earning/Transfer 3,500,000,000 1,000,000,000 4,500,000,000
3.9 Kelas Internasional 1,000,000,000 4,500,000,000 3,500,000,000 9,000,000,000
3.1 Joint/Double Degree 500,000,000 3,000,000,000 5,000,000,000 8,500,000,000
3.11 Inbound Mobility 1,000,000,000 3,500,000,000 3,500,000,000 3,000,000,000 11000,000,000
3.12 Outbound Mobility 2,000,000,000 3,000,000,000 4,000,000,000 3,500,000,000 12,500,000,000
4 Bidang Penelitian, Pengabdian
kepada Masyarakat, dan Inovasi 12,152,559,333 48,810,507,346 190,363,292,737 366,274,334,950 25,000,000,000 642,600,694,366
4.1 Penelitian doktoral 2,000,000,000 2,000,000,000
4.2 Penelitian postdoc 1,000,000,000 1,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 6,000,000,000
4.3 Penelitian dosen muda 1,000,000,000 1,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 6,000,000,000
4.4 Penelitian kolaborasi 500,000,000 3,000,000,000 3,000,000,000 5,000,000,000 11,500,000,000
4.5 Penelitian unggulan 500,000,000 4,000,000,000 4,000,000,000 5,000,000,000 13,500,000,000
4.6 Peningkatan pengelolaan jurnal 500,000,000 3,000,000,000 4,000,000,000 5,000,000,000 12,500,000,000
4.7 Pengembangan innovation park 7,152,559,333 43,810,507,346 175,363,292,737 351,274,334,950 10,000,000,000 587,600,694,366
4.8 Pengabdian masyarakat prioritas 500,000,000 500,000,000 1,000,000,000 2,000,000,000
4.9 KKN Tematik 500,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 TOTAL 429,961,779,693 310,124,794,180 564,056,982,737 517,314,333,950 66,408,274,449 1,887,866,165,009 RATA-RATA/ TAHUN 377,573,233,002
HALAMAN | 156
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Tabel 5-2 Rencana Pembiayaan Pengembangan
No. Sumber Pembiayaan 2021 2022 2023 2024 2025 TOTAL
1 ITB
1.1 RKA Berjalan ITB 30,000,000,000 30,000,000,000 30,000,000,000 30,000,000,000 30,000,000,000 150,000,000,000
1.2 KAS ITB - SiLPA 40,000,000,000 40,000,000,000 40,000,000,000 120,000,000,000
2 DIKTI
2.1 Skema Kompetisi dan Matching
Fund 30,000,000,000 30,000,000,000 30,000,000,000
3 BAPPENAS dan BRIN 7,152,559,333 43,810,507,346 175,363,292,737 351,274,334,950 577,600,694,366
4 PEMPROV JABAR
4.1 NPHD Cirebon 72,068,900,000 28,335,144,834 90,940,850,000 119,169,999,000 30,438,274,449 340,953,168,283
4.2 Revitalisasi Kawasan Ganesha 30,000,000,000
5 PUPR 67,305,636,340 137,979,142,000 205,284,778,340
6 Sumber lain -
6.1 Donatur 153,434,684,020 197,752,840,000 16,870,000,000 5,970,000,000
TOTAL 429,961,779,693 310,124,794,180 564,056,982,737 517,314,333,950 66,408,274,449 1,887,866,165,009
HALAMAN | 157
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
BAB 6
PENUTUP
Rencana Strategis ITB 2021-2025 disusun untuk memberikan arah
pengembangan ITB dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Renstra ITB 2021-
2025 digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan (RKAT) ITB. Dengan adanya Renstra ITB 2021-2025 diharapkan RKAT
ITB dapat disusun secara koheren untuk mewujudkan cita-cita ITB menuju a
globally respected and locally relevant university.
Penyusunan Rencana Strategis ITB 2021-2025 mengacu pada sejumlah produk
kebijakan dan produk perencanaan jangka panjang ITB, khususnya Statuta ITB,
keputusan-keputusan Senat Akademik, Rencana Induk Pengembangan
(RENIP) ITB 2006-2025, dan Suplemen Rencana Induk Pengembangan (RENIP)
ITB 2020-2025, serta didasarkan pada hasil analisis terhadap kondisi umum ITB
juga potensi serta permasalahan yang dimiliki oleh ITB. Penyusunan Renstra
ITB 2021-2025 berada pada penghujung tahap perencanaan jangka ITB dalam
RENIP ITB 2021-2025 sehingga memiliki peran strategis dalam mendukung
upaya perwujudan cita-cita ITB sejak 20 tahun yang lalu.
Rencana Strategis ITB 2021-2025 memuat program-program strategis atau
program-program pengembangan institusi di berbagai bidang yang perlu
dilaksanakan ITB dengan memperhatikan kondisi internal ITB yang memiliki
kekuatan dan kelemahan, serta kondisi eksternal ITB yang ditandai berbagai
isu penting yang dapat menjadi peluang maupun ancaman untuk ITB dalam
mecapai visi sebagai perguruan tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan
diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan
kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia.
HALAMAN | 158
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Dalam lima tahun ke depan, pengembangan ITB tentunya akan berhadapan
dengan hambatan dan rintangan dalam berbagai kondisi secara global. Meski
demikian, ITB pada dasarnya memiliki modal awal yang potensial, yaitu modal
intelektual dari tenaga akademik dan pengalaman yang handal dari tenaga
kependidikan, ditambah pula dengan modal kultural, modal simbolik serta
modal sosial sebagai salah satu institusi ternama dalam negeri. Peran serta
aktif dan komitmen komunitas ITB dapat menjadi kekuatan besar untuk
mendorong tercapainya cita-cita ITB.
Program strategis dalam Rencana Strategis ITB 2021-2025 perlu dijadikan
acuan bagi Fakultas, Sekolah, Direktorat, Lembaga, Kantor, Biro, dan UPT di
lingkungan ITB. Dukungan unit-unit kerja dalam upaya implementasi Rencana
Strategis ITB 2021-2025 sekaligus mendukung perwujudan cita-cita ITB
sebagaimana tercantum dalam RENIP ITB 2006-2025. Diharapkan setiap upaya
pengembangan unit kerja melalui rencana-rencana strategis dan program
kerja yang akan disusun dapat memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya
ITB sebagai a globally respected and locally relevant university.
Implementasi Rencana Strategis ITB 2021-2025 melalui susunan program-
program strategis dalam RKAT ITB harus dapat dilaksanakan secara
komprehensif dan bersifat adaptif terhadap berbagai kondisi yang terjadi, baik
pada lingkungan internal dan lingkungan eksternal ITB. Pelaksanaan Rencana
Strategis ITB 2021-2025 perlu didukung oleh sistem pemantauan, evaluasi dan
penyempurnaan dilakukan secara konsisten guna menjaga keefektifan
program dan efisiensi pemanfaatan sumber daya ITB dalam mewujudkan ITB
sebagai a globally respected and locally relevant university.
6.1 Arahan Implementasi pada Unit Kerja Penunjang
• Renstra ITB 2021-2025 adalah pedoman bagi pengembangan Direktorat,
Lembaga, Kantor, Biro, Satuan, dan Unit Pelayanan Teknis di ITB
• Direktorat, Lembaga, Kantor, Biro, Satuan, dan Unit Pelayanan Teknis
menerjemahkan, mengembangkan, dan membagi Program Strategis dan
Indikator Kinerja ITB 2021-2025 ke dalam Program Pengembangan dan
Indikator Kinerja Teknis sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya
HALAMAN | 159
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
• Program Pengembangan Unit merupakan penjabaran terperinci dari
Program Strategis ITB 2021-2025
• Indikator Kinerja Teknis Unit merupakan penjabaran terperinci dari
Indikator Kinerja ITB 2021-2025
• Kegiatan-kegiatan pengembangan yang diusulkan melalui RKA Tahunan
Unit berkontribusi terhadap pelaksanaan Program Strategis dan
pencapaian target Indikator Kinerja ITB 2021-2025
6.2 Arahan Implementasi pada Fakultas/ Sekolah
• Renstra ITB 2021-2025 adalah pertimbangan utama dalam penyusunan
Renstra Fakultas dan Sekolah di ITB periode 2021-2025
• Renstra Fakultas dan Sekolah berkontribusi terhadap pencapaian Visi, Misi,
Tujuan, Wujud, dan Indikator Kinerja ITB 2021-2025 dan pelaksanaan
Program Strategis ITB 2021-2025
• Renstra Fakultas dan Sekolah memuat setidaknya Visi, Misi, Program
Pengembangan, dan Indikator Kinerja Teknis beserta target capaiannya
• Program Pengembangan Fakultas dan Sekolah merupakan adaptasi dan
penjabaran terperinci dari Program Strategis ITB 2021-2025
• Indikator Kinerja Teknis Fakultas dan Sekolah merupakan adopsi, adaptasi
dan/atau penjabaran terperinci dari Indikator Kinerja ITB 2021-2025
• Renstra Fakultas dan Sekolah dapat memasukkan Program Pengembangan
dan Indikator Teknis tambahan di luar cakupan Renstra ITB 2021-2025 yang
mencirikan keunikan dan keunggulan Fakultas dan Sekolah dengan
mempertimbangkan kontribusinya terhadap pencapaian Visi, Misi, Tujuan,
dan Wujud ITB 2021-2025
• Kegiatan-kegiatan pengembangan yang diprioritaskan dalam RKA
Tahunan Fakultas dan Sekolah berkontribusi terhadap pelaksanaan
Program Strategis dan pencapaian target Indikator Kinerja ITB 2021-2025
6.3 Pemantauan dan Evaluasi
• Pelaksanaan Renstra ITB 2021-2025 dipantau secara berkala
• Capaian kinerja Renstra ITB 2021-2025 ditinjau setidaknya setiap tahun
HALAMAN | 160
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
• Dengan mempertimbangkan hasil peninjauan tahunan, revisi dapat
dilakukan menjelang tahun ketiga pelaksanaan Renstra ITB 2021-2025
• Pemantauan, peninjauan dan revisi Renstra ITB 2021-2025 berada di bawah
koordinasi Rektor/ Wakil Rektor yang dalam pelaksanaannya dapat
didelegasikan kepada Direktorat Perencanaan.
HALAMAN | 161
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
DAFTAR PUSTAKA
Afiyanti, Yati. 2008. Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus)
sebagai Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif. Jurnal Keperawatan
Indonesia 12(1).
Bill Synnot and Associates. Organisational Change Management Volume 1:
Framework 12 Four Rs: Reframe, Restructure, Revitalise, and Renewal. Brisbane,
Quensland, Australia.
Bonnici, Tanya Sammut dan Devid Galea. 2015. SWOT Analysis. University of
Malta. Wiley Encyclopedia of Management.
Clear Point Strategy. 2017. Balanced Scorecard, Strategy Maps: Nonprofit and
Charity Examples.
Gaspersz, Vincent. 2004. Perencanaan Strategik untuk Peningkatan Kinerja
Sektor Publik: Suatu Petunjuk Praktek. Jakarta. Gramedia.
Hovland, Ingie. 2005. Successful Communication: A Toolkit for Researchers and
Civil Society Organisations. Research and Policy in Development Programme.
Overseas Development Institute.
Institut Teknologi Bandung. 2020. Memorandum Akhir Jabatan Rektor Institut
Teknologi Bandung 2016-2020. Bandung. Institut Teknologi Bandung
Institut Teknologi Bandung. 2017. Rencana Strategis Institut Teknologi Bandung
2016-2020. Bandung. Institut Teknologi Bandung.
Institut Teknologi Bandung, 2020. Laporan Capaian Renstra 2016-2020.
Bandung. Institut Teknologi Bandung.
ITB Career Center. 2019. Report Tracer Study ITB 2019. Bandung. Penerbit ITB.
HALAMAN | 162
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
ITB Career Center. 2018. Report Tracer Study ITB 2018. Bandung. Penerbit ITB.
ITB Career Center. 2017. Report Tracer Study ITB 2017. Bandung. Penerbit ITB.
ITB Career Center. 2016. Report Tracer Study ITB 2016. Bandung. Penerbit ITB.
ITB Career Center. 2015. Report Tracer Study ITB 2015. Bandung. Penerbit ITB.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2020. Klasterisasi Perguruan Tingg 2020.
Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Escobar, S., Santander, M., Useche, P., Contreras, C., Rodríguez, J. 2020. Aligning
Strategic Objectives with Research and Development Activities in a Soft
Commodity Sector: A Technological Plan for Colombian Cocoa
Producers. Agriculture 10, 141.
Gunawan, Hendra. 2020. 50 Perguruan Tinggi Indonesia Paling Produktif dlm
Riset Menurut Scopus. Bandung. Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung.
Goodboy, Alan K. 2011. Behavioural Indicators of Transformational Leadership
in the College Classroom. London. Qualitative Research Reports in
Communication.
Gouillart, Francis J., and James H. Kelly. 1995. Transforming the Organization:
Reframing, Restructuring, Revitalizing, and Renewing. New York City, NY
McGraw-Hill.
Kauppi, Aaron. et al. 2011. Transformational Leadership. Diakse dari Langston
Edu pada 1 Oktober 2020.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
754/P/2020 Tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri dan
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Lingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Tahun 2020.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Rencana
Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024. Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2020. Analisis
Data QS WUR 2021 UGM, UI dan ITB. Jakarta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Peta Jalan
Pendidikan Indonesia 2020-2035. 2020. Jakarta
HALAMAN | 163
RENCANA STRATEGIS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021 - 2025
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Jakarta.
Kaplan, S. Robert dan David P. Norton. 1996. Translating Strategy Into Action:
The Balanced Scorecard. Boston, MA. Harvard Business School Press.
Kim and Yingru Ji. 2018. Gap Analysis. The Chinese University of Hongkong.
Leithwood, K., Steinbach, R. 1991. Indicators of transformational leadership in
the everyday problem solving of school administrators. Journal of Personnel
Evaluation in Education 4, 221–244.
Lucianetti, L. 2010. The impact of the strategy maps on balanced scorecard
performance. International Journal of Business Performance Management,
12(1), 21-36.
Mangundjaya, Wustari L. 2018. Membangun Organisasi yang Agile. Jakarta.
Redaksi: Intipesan For Next Better Life.
Niven, Paul R. 1999. Balanced Scorecard Step by Step: Maximizing Performance
and Maintaining Results. John Wiley & Sons, Inc.
Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 3 tahun 2019
tentang Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi.
Stefan, S. & Richard, B.. 2014. Analysis of Business Models. Journal of
Competitiveness, 6(4) 19-40
Soetjitro, Pandu. 2013. Transformasi Organisasi Menggunakan Pendekatan 4R.
Semarang. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AKA.
WS Insight. 2020. Membangun Organisasi Berkecapatan Tinggi: “The Agile
Cult”. WS Insight (Insight Well Code).
UN Habitat. 2011. Problem Tree Analysis Procedure and Example. Aquatic
Research EAWAG.
Wang, Gang, et al. 2011. Transformational Leadership and Performance Across
Criteria and Levels: A Meta-Analytic Review of 25 Years of Research. Group &
Organization Management. SAGE.
World Economic Forum. 2018. Global Competitiveness Report 2018 East Asia
and The Pacific. World Economic Forum.