Rencana Kerja Dan Syarat

download Rencana Kerja Dan Syarat

of 20

description

rencana kerja dan syarat pada proyek konstruksi

Transcript of Rencana Kerja Dan Syarat

RENCANA KERJA DAN SYARAT

6.1 Pendahuluanpada pelaksanaaannya, pembangunan jembatan ini diperlukan rencana kerja dan syarat agar spesifikasi serta rencana yang diinginkan tercapai, rencana kerja dan syarat ini juga menjadi pedoman bagi para pelaksana proyek dalam masa konstruksi, adapun rencana kerja dan syarat adalah: Mengambil segala ketentuan teknik tentang pekerjaan yang harus dilaksanaan sesuai dengan perjanjian dalam dokumen kontrak Mengandung perintah dan larangan serta ketentuan teknik lainnya yang harus dilakukan, dilaksanakan dan dipenuhi oleh pelaku jasa konstruksi Bila tidak dicermati dan dilaksanakan sesuai dengan perintah maka akan berdampak kesalahan dalam pelaksanaan atau kerugian pada saat menyusun Analisa harga satuan. Menentukan kebutuhan jumlah dan komposisi peralatan Perhitungan volume pekerjaan yang salahJadi, spesifikasi teknik dalam bidang pekerjaan struktur jembatan adalah dengan maksud: Persyaratan teknis yang disusun oleh perencana untuk mencapai mutu bangunan sesuai dengan yang diinginkan oleh Pemilik Bagian dari perjanjian kerja antara Pemilik dan Pelaksana Acuan pelaksana untuk menyusun strategi dalam penyusunan harga penawaran pada proses tender Acuan prosedur kerja untuk mewujudkan rencana perencana, pelaksana dan pengawas untuk mencapai mutu, waktu pelaksanaan dan dana yang telah disepakati bersama dalam perjanjian kontrak. Acuan pokok pelaksana, memberikan batas-batas bagi usahanya yang kreatif untuk melakukan penghematan sumber daya, pengehematan waktu pelaksanaan dan meningkatkan keuntungan bagi pelaksana.Sebagai seorang pelaksana, yaitu penyedia jasa dapat dikatakan wajib memahami spesifikasi sebagi dokumen resmi kesepakatan bersama, mengerti bagian-bagian yang harus dicapai dan diamati, selalu mengusahakan cara-cara dan alternatif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan tanpa melanggar ketentuan yang tertera di dalam spesifikasi.Menyusun usulan kesepakatan baru (change order) yang akan mendukung pekerjaan secara efektif dan efisien.Pelaksana harus dapat melakukan pekerjaan dengan pedoman spesifikasi atau dengan cara lain yang lebih baik dan disepakati bersama.Pelaksana juga harus memiliki visi mewujudkan bangunan sesuai persyaratan minimal yang diminta oleh spesifikasi, namun selalu berusaha untuk bekerja lebih cepat, efektif dan efisien, mampu menghemat sumber daya dan berusaha meningkatkan keuntungan dengan cara-cara yang sehat, dan selalu merancang dengan mutu yang terbaik. Definisi mutu adalah sebagai berikut: Kesesuaian dengan persyaratan / tuntutan Kecocokan dengan pemakaian Bebas dari kerusakan / cacat Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat6.2 Sistematika SpesifikasiSpesifikasi secara umum memiliki suatu sistematika penulisan yang digunakan untuk semua divisi. Sistematika penulisan spesifikasi adalah sebagai berikut: Umum Persyaratan Pelakasanaan Pengendalian mutu Pengukuran dan Pembayaran

6.2.1 UmumPada bagian ini menjelaskan tentang ruang lingkup yang tercakup dan akan ada hubungannya dengan analisa harga satuan yang harus dipahami pengguna jasa dalam melakukan penawaran.Karena tanpa hal ini penawaran akan menjadi salah dan kemungkinan besar penyedia jasa dapat mengalami kerugian yang cukup besar.

6.2.2 PersyaratanPada bagian ini menjelaskan tentang standar referensi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, serta toleransi-toleransi yang diizinkan atau yang menjadi acuan dalam hasil pelaksanaan untuk pengukuran dan penerimaan hasil kerja.Demikian juga dengan bahan yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan serta persyaratan-persyaratan kerja sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut dimulai.

6.2.3 PelaksanaanPada bagian pelaksanaan menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan yang mengacu pada pedoman pelaksanaan atau standar-standar yang ada. Pada bagian ini juga dijelaskan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup penggunaan bahan sampai dengan persyaratan pernggunaan peralatan atau manajemen peralatan yang harus digunakan dan tata cara pelaksanaannya. Jadi bagi seorang penyedia jasa wajib memahami permasalahan pelaksanaan ini agar produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan mutu sesuai dengan spesifikasi atau persyaratan pengguna jasa.

6.2.4 Pengendalian mutuDi dalam pasal pengendalian mutu tercakup hal-hal persyaratan penerimaan hasil pekerjaan dan tata cara pengendalian mutunya, dalam pelaksanaan pekerjaan.Pasal pengendalian mutu ini sangat penting, bagi penyedia jasa yang ingin maju dan sukses dalam produk yang dihasilkan serta memuaskan pelanggan. Pengendalian mutu ini mencakup masalah penerimaan bahan, jaminan mutu, perbaikan dan pemeliharaan selama pekerjaan berlangsung.

6.2.5 Pengukuran dan pembayaranPengukuran dan pembayaran merupakan bagian yang terakhir atau tahap terakhir setelah hasil pekerjaan selesai dilaksanakan dan kemudian dilakukan pengukuran hasil kerja, tetapi perlu diingat bahwa pengukuran ini baru dapat dilaksanakan setelah hasil pekerjaan diterima.Permasalahan pengukuran juga merupakan bagian yang penting bagi penyedia jasa, karena tanpa mengetahui cara pengukuran, maka penyedia jasa tidak mudah atau tidak dapat membuat analisa harga satuan atau penawaran yang akan diajukan pada saat lelang.Pembayaran sangat berhubungan erat dengan pengukuran.Dalam pembayaran dijelaskan tentang dasar pembayaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan seksi yang bersangkutan.Jadi hal inipun sangat penting untuk dipahami oleh penyedia jasa dalam pelaksanaan tugasnya. Spesifikasi jembatan terdiri atas beberapa seksi sebagai berikut: Beton Beton prategang Baja tulangan Tiang pancang Landasan jembatan

6.3 Beton6.3.1 UmumCakupan pekerjaan ini adalah pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan beton sebagai berikut: struktur beton bertulang, Beton tanpa tulangan, beton prategang, struktur beton pracetak, beton untuk struktur kompositPekerjaan beton ini meliputi penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan penutup beton, lantai kerja, pemompaan dan lain sebagainya.

6.3.2 Mutu BetonMutu beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perencana, dengan mutu beton 25-50 Mpa.6.3.3 Standara. Perencanaan Struktur Atas Jembatan Bridge Design Code, Volume 1 and Volume 2, Bridge Management System 1992, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan (SNI T-12-2004) Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan (SNI 2833:2008). Pembebanan Untuk Jembatan (RSNI T-02-2005) AASHTO LFRD Bridge Design Specification, 3rd Edition. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung 2002 (SNI 03-2847-2002) Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (RSNI 03-1726-2010) SNI Gempa 2002 Peta Zonasi Gempa Indonesia 2010

b. Perencanaan Struktur Bawah Jembatan FHWA-IF-99-025, Drilled Shafts: Contuctions Procedures and Design Methods, 1999. FHWA-NHI-00-03, Mechanically Stabilized Earth Walls and Reinforced Soil Slopes, Design and Construction Guidelines, 2001. Eurocode British Standard EN 1997-1:2004 Eurocode 7. Geotechnical design. General rules.

c. Perencanaan Bangunan Pelengkap Jalan Departemen Pekerjaan Umum, Penempatan Marka Jalan Pd T-12-2004-B Departemen Pekerjaan Umum, Perencanaan Median Jalan, PD T-17-2004-B

d. Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Maret 1992). Tata cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota edisi No.038/T/BM/1997 September 1997.

e. Perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan Jurnal Harga satuan Bahan Bangunan dan upah pekerja pemerintah provinsi riau, edisi XXXII tahun XIX 2013 Pedoman Standar Minimal INKINDO untuk menentukan billing rate tenaga ahli dan tenaga pendukung tabel 2-11 untuk biaya langsung personil untuk tenaga ahli Pedoman Standar Minimal INKINDO untuk menentukan billing rate tenaga ahli dan tenaga pendukung tabel 3-11 untuk biaya langsung personil untuk tenaga sub professional Pedoman Standar Minimal INKINDO untuk menentukan billing rate tenaga ahli dan tenaga pendukung tabel 4-11 untuk biaya langsung personil untuk tenaga pendukung SNI DT-91-0006-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah SNI DT-91-0007-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Pondasi Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) No. 028/T/Bm/1995Pekerjaan seksi lain yang terkait6.3.4 Persyaratan Bahan Semen : jenis semen portland sesuai SNI Air : bersih, bebas dari bahan organik Agregat : gradasi sesuai ketentuan, sifat agregat harus bersih, kuat, keras Aditif : jumlah tidak lebih dari 5% dari berat semen atau sesuai spesifikasi produk6.3.5 Pengajuan Kesiapan Kerjaa) Kontraktor harus mengirimkan contoh semua bahan yang akan digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian seluruh sifat bahanb) Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu beton 30 hari sebelum dilaksanakan untuk kemudian dilakukan pembuatan trial mix dalam langkah membuat job mix.c) Kontraktor menyerahkan secara tertulis hasil pengujian pengendalian mutu.d) Untuk pengujian kuat tekan beton dengan umur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari setelah tanggal pencampuran, yang kemudian dibandingkan dengan hasil trial mix agar didapat jobmix yang sesuai dengan desain mix.e) Kontraktor mengirim detail gambar dan perhitungan rinci untuk perancah yang digunakan.f) Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan minimal 24 jam sebelum dilakukan pencampuran, pengecoran setiap jenis beton disertai metode pelaksanaannya, kapasitas alat yang digunakan, personil, jadwal pelaksanaan untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.6.3.6 Bahan dan Tempat kerjaPenyimpanan dan perlindungan bahanUntuk penyimpanan semen, kontraktor harus menyediakan tempat yang terlindung, lantai kayu yang lebih tinggi 30 cm dari permukaan tanah dan ditutup dengan plastik dan tidak lebih dari 3 bulan sejak tanggal penyimpanan di lokasi pekerjaan. Agregat harus terlindung dan tidak langsung terkena matahari dan hujan sepanjang waktu pengecoran.Kondisi tempat kerjaUntuk pengecoran bangunan atas jembatan harus terlindung dari sinar matahari langsung. Pengecoran tidak dapat dilaksanakan apabila tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam dan selama turun hujan, udara penuh debu atau tercemar.Dengan menggunakan grafik di bawah ini pelaksana akan dapat mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi di lapangan dan dapat mempersiapkan kondisi material yang memenuhi syarat.

Persyaratan KerjaPencampuran dan penakaran Rancangan campuran Proporsi bahan dan berat sesuai SNI 03-2834-2000 Pedoman awal rencana campuran sesuai tabelCampuran percobaan Penyedia jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan sesuai SNI 03-2834-2000 Disaksikan oleh Direksi pekerjaan Menggunakan jenis instalasi dan peralatan sesuai lapangan

Tabel.6.1. Pedoman Awal Untuk Perkiraan Proporsi Takaran CampuranJenis BetonMutuTinggiMutu BetonUkuran Agregat Maks. (Mm)Rasio Air / Semen Maks.(Terhadap berat)Harga Semen Minimum.(Kg / m3dari campuran)

fc '(MPa)sbk'(kg/cm2)

50K600190,35450

370,40395

45K500250,40430

190,40455

370,425370

38K450250,425405

190,425430

370,45350

35K400250,45385

190,45405

MutuSedang370,475335

30K350250,475365

190,475385

370,50315

25K300250,50345

190,50365

370,55290

20K250250,55315

190,55335

Mutu Rendah370,60265

15K175250,60290

190,60305

370,70225

10K125250,70245

190,70260

6.3.7 Pelaksanaan BetonSecara umum pelaksanaan beton mencakup pekerjaan: Penakaran material Pencampuran Transportasi Pengecoran Pemadatan Pengerjaan akhir (finishing) Perawatan (Curing)

6.3.7.1 Penakaran MaterialSemua bahan beton (air, semen, agregat kasar dan agregat halus) harus ditakar atau diukur dengan cara penimbangan terutama untuk beton dengan mutu>fc '20 Mpa. Perbandingan takaran atau komposisi bahan beton sangat penting dalam menentukan mutu beton yang akan diproduksi.

6.3.7.2 Pelaksanaan pencampuranAgregat yang telah ditakar sebelumnya harus dalam kondisi SSD pada saat penakaran. Peralatan yang digunakan harus dikalibrasi sebelum digunakan.6.3.7.3PencampuranAlat dilengkapi dengan tanki air dan alat ukur yang akurat. Cara pencampuran dengan masukkan sebagian air + agregat kasar + agregat halus sampai mencapai kondisi cukup basah sampai merata + semen - campur dan terakhir masukkan sisa air untuk menyempurnakan campuran. Waktu pencampuran dimulai sejak sisa air dimasukkan.Untuk kapasitas 6 jam Penyedia jasa tidak dapat memulai pekerjaannya sebelum ada persetujuan dari Direksi Pekerjaan secara tertulis Pengecoran tidak dapat dilaksanakan apabila, Direksi pekerjaan atau wakilnya tidak melihat, walau sudah ada persetujuan pengecoran Cetakan harus diolesi minyak atau oilform sebelum pekerjaan pengecoran dimulai Beton yang dicorkan tidak dapat berumur lebih dari 1 jam setelah pencampuran, dan berdasarkan waktu pengerasan semen, apabila terjadi maka campuran beton harus ditambah retarder Pengecoran harus berkesinambungan sampai lokasi sambungan pelaksanaan Pengecoran harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan segregasi kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa sehingga beton masih dalam kondisi plastis Beton lama yang akan disambung dengan beton baru harus dikasarkan, dibersihkan dan dilapisi dengan bonding agent Perawatan beton dimulai segera setelah terjadinya pengikatan akhir (final setting) Bila digunakan ready mix, perhatikan kapasitas, daya pemompaan, kelecakan beton

6.3.7.6 Pemadatan Harus menggunakan alat penggetar mekanis Vibrator tidak dapat digunakan untuk memindahkan campuran beton daari satu titik ke titik yang lain Pemadatan pada daerah antar tulangan harus hati-hati sehingga tulangan tidak bergeser Jarak antar alat pengetar 45 cm dan waktu dithering maksimum 15 detik atau sampai permukaan beton mengkilap Vibrator harus vertikal hingga bisa penetrasi sampai 10 cm dari dasar beton Pemadatan harus selesai sebelum terjadi pengikatan awal (initial setting) 6.3.7.7 Koneksi Pelaksanaan Lokasi sambungan pelaksanaan harus ditampilkan dalam gambar rencana, dan tidak ditempatkan pada pertemuan elemen struktur Tidak bisa ada sambungan konstruksi pada tembok sayap Sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan diletakkan pada gaya geser minimum Pada sambungan vertikal, baja tulangan harus menerus melewati sambungan agar struktur tetap monolit

6.3.8 Pengerjaan Akhir6.3.8.1 Pembongkaran Acuan Pembongkaran acuan minimal dilaksanakan 30 jam setelah pengecoran Acuan yang ditopang dengan perancah (pelat, balok, struktur lain) baru bisa dibongkar ketika kekuatan beton sudah mencapai 85% terhadap kekuatan rencana Untuk beton ekspos dengan hiasan (tiang sandaran, parapet) maka beton dapat dibongkar setelah 9 jam dan tidak lebih dari 30 jam

6.3.8.2 Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa) Permukaan akhir harus dirapihkan setelah pembongkaran acuan.Semua kawat atau logam yang digunakan untuk memegang acuan harus dipotong paling tidak 2,5 cm di bawah permukaan Tidak ada tonjolan akibat sambungan acuan Penambalan hanya dapat dilaksanakan pada bagian struktur minor Akibat adanya keropos pada beton, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan pedoman perbaikan beton dengan bahan polymer semen yang tidak menyusut

6.3.8.3 Permukaan (Pengerjaan Akhir Khusus)Untuk bagian atas pelat, trotoir yang horizontal harus digaruk untuk memberikan bentuk dan ketinggian sesuai perencanaan segera setelah terjadinya final set. Permukaan horizontal harus dikasarkan sebelum selimut beton mengeras6.3.9 PerawatanTujuan perawatan Memperbaiki kualitas beton dan membuat beton lebih awet terhadap agresi kimia Membuat beton lebih tahan terhadap aus karena lau lintas dan lebih kedap air Reaksi kimia pada beton terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton tergantung pada pengadaan airnya, sehingga perlu adanya jaminan bahwa air masih tertahan atau jenuh untuk memungkinkan kelanjutan reaksi kimia Penguapan menyebabkan beton kehilangan air sehingga terhenti proses hidrasi dengan konsekuensi berkurangnya peningkatan kekuatan Penguapan menyebabkan penyusutan kering yang terlalu dini dan cepat, sehingga berakibat timbulnya tegangan tarik yang dapat menyebabkan retak.

6.3.10 Pengendalian Mutu- Penerimaan Bahan: Sebelum digunakan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dengan bukti-bukti tertulis.-Perencanaan campuran: Perencanaan campuran sesuai dengan pelaksanaan campuran, pengujian campuran, dan perbaikan jika pekerjaan beton tidak memenuhi ketentuan.

6.3.11 Pengujian di lapangan Pengujian untuk Kelecakan (workability) Dengan menggunakan nilai slump untuk setiap pencampuran betonPengujian kuat tekan Setiap 10 m3 beton yang dipasok pada setiap hari harus ada 1 set (3 buah) pengujian kuat tekan untuk setiap jenis mutu beton pada 28 hari Rata-rata nilai hasil uji kuat tekan dari benda uji> (fc '+ KSR) di mana S = nilai deviasi dan tidak ada satupun benda uji memiliki nilai