Rencana BAB 3 - Fenny
-
Upload
muhammad-luthfi -
Category
Documents
-
view
114 -
download
4
Transcript of Rencana BAB 3 - Fenny
III. METODE PENELITIAN
A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang
digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis terhadap tujuan
penelitian.
Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah bahan tanam yang
digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman yang
dapat berupa biji tanaman atau bagiannya.
Proses produksi merupakan suatu sistem dimana faktor produksi berupa lahan,
pupuk, pestisida, dan tenaga kerja saling berinteraksi untuk menghasilkan
sejumlah output.
Petani adalah orang yang melakukan usahatani tanaman padi untuk memenuhi
sebagian atau keseluruhan hidupnya.
Usahatani padi adalah suatu kegiatan pengalokasian sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien untuk memperoleh pendapatan usahatani padi yang
tinggi pada waktu tertentu.
Produksi padi adalah junlah padi yang dihasilkan dalam satu musim tanam
(satu kali proses produksi) yang diukur dalam satuan kilogram (kg).
Luas lahan adalah tempat yang digunakan petani benih padi untuk melakukan
usahataninya selama satu musim tanam dan diukur dengan satuan hektar (ha).
Jumlah benih adalah banyaknya benih padi yang digunakan untuk ditanam
oleh petani selam satu musim tanam dan diukur dengan satuan kilogram (kg).
Biaya korbanan marjinal benih sama dengan harga benih yang diukur dalam
satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).
Jumlah pupuk adalah banyaknya pupuk yang digunakan petani selama satu
musim tanam dan diukur dalam satuan kilogram (kg). Biaya korbanan
marjinal pupuk sama dengan harga pupuk yang diukur dalam satuan rupiah
per kilogram (Rp/kg).
Jumlah pestisida adalah jumlah pestisida yang digunakan petani selama satu
musim tanam dan diukur dalam satuan gram bahan aktif (gba). Biaya
korbanan marjinal pestisida sama dengan harga pestisida yang diukur dalam
satuan rupiah per gram bahan aktif (Rp/gba).
Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam
proses produksi benih padi dari pengolahan lahan sampai panen selama satu
musim tanam dan diukur dalam setara hari orang kerja (HOK).
Biaya usahatani padi adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
usahatani padi selama satu musim tanam diukur dalam satuan rupiah (Rp).
Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada volume
produksi. Petani harus membayar berapapun jumlah produksi yang
dihasilkan, meliputi bunga modal pinjaman, penyusutan alat, nilai sewa lahan,
dan pajak lahan usaha. Biaya tetap diukur dalam satuan rupiah (Rp).
Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah
produksi dan merupakan biaya yang digunakan untuk membeli faktor
produksi berupa lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Biaya
variabel diukur dalam satuan rupiah (Rp).
Biaya total adalah total dari biaya tetap dan biaya variabel dan diukur dalam
satuan rupiah (Rp).
Biaya tunai adalah biaya yang langsung dikeluarkan pada saat proses
produksi, diukur dalam satuan rupiah (Rp).
Biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam
kegiatan usahataninya tetapi tidak dikeluarkan secara tunai dan diukur dalam
satuan rupiah (Rp).
Penerimaan adalah nilai hasil yang diterima petani yang dihitung dengan
mengalikan jumlah produksi padi dengan harga produksi di tingkat petani
produsen yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).
Pendapatan usahatani padi adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani
padi setelah dikurangi oleh biaya-biaya usahatani diukur dalam satuan rupiah
(Rp).
B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten
Tanggamus. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Pulau panggung
merupakan salah satu kecamatan yang menerima Program Community
Development IMHERE Universitas Lampung dan memiliki jumlah petani
penangkar yang lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan lain di
Kabupaten Tanggamus.
Responden dalam penelitian ini diambil di dua yaitu di desa Gedung Agung
dan desa Muara Dua. Kedua desa ini dipilih karena petani penangkar di
Kecamatan Pulau Panggung hanya ada di dua desa tersebut dengan rincian
petani penangkar sebanyak 22 orang yang terdiri dari Desa Gedung Agung
sebanyak 15 orang dan di Desa Muara Dua sebanyak 7 orang, jumlah petani
bukan penangkar sebanyak 30 orang yang terdiri dari Desa Gedung Agung
sebanyak 18 orang dan di Desa Muara Dua sebanyak 12 orang, sehingga
jumlah sampel petani responden sebanyak 52 orang dari 162 populasi petani.
Teknik pengambilan sampel petani penangkar dan petani bukan penangkar
dilakukan dengan metode acak sederhana (simple random sampling).
Penentuan jumlah sampel yang diambil mengacu pada Soegiarto (2003)
dengan rumus:
n 52 orang
Dimana:
n = Jumlah sampelN = Jumlah anggota dalam populasi (162)Z = Tingkat kepercayaan (95% = 1,96)S = Varian sampel (5%=0,05)D = Derajat penyimpangan (5%=0,05)
Selanjutnya penentuan jumlah responden pada masing-masing desa dengan
rumus:
Desa Gedung Agung : n1 orang
Desa Muara Dua : n2 orang
Sedangkan penentuan jumlah responden petani penangkar benih padi dan
petani bukan penangkar benih padi pada masing-masing desa ditentukan
dengan rumus:
Desa Gedung Agung : n1 (petani penangkar) orang
n2 (petani bukan penangkar) orang
Desa Muara Dua : n1 (petani penangkar) 7 orang
n2 (petani bukan penangkar) orang
Adapun sebaran Kelompok Tani di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten
Tanggamus dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Sebaran Kelompok Tani pada masing-masing desa di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus, 2010.
No Desa/Pekon Nama Kelompok Tani
Ketua Kelompok
Petani Penangkar
Petani Bukan
Penangkar
Jumlah Anggota
Kelompok Tani
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sindang Marga
Gedung Agung
Penantian
Muara Dua
Tekad
Kemuning
Pulau Panggung
Wayilahan
Batu Bedil
Harapan
Cinta MakmurSinar MajuSumber Rejeki
Jaya BaktiKarya Tani
SegantiSejahtera
Karya BaktiSumber RejekiGunung ReteMawar Jaya
Sido Rukun ISido Rukun II
BarokahSerumpunSidorukun
Sulam Tani MajuBina Usaha TaniMekar SariMekar JayaSumber MakmurSido MakmurMitra Sari Makmur
Bersatu Maju IBersatu Maju IISukamajuKarya JayaMaju LestariKarya BaktiHarapan Maju
Sarman
SuandiImam G.Drs. Helpis
MulyadiOjen Tariana
MuhtaridiH. Fahrudin
MugiharjoSelametAgustinusSuharyono
MubasyirJuni W.
YoyoLiwon S.Tayin
Rudi I.RohmatSolihinArtaminBambangSibliMukhlis
NasrinIrdan AliPitroniAndi MakmaMuksonYahudinMahmudi
-
-18-
--
9-
----
--
---
-------
-------
35
262238
3032
1633
21431725
2522
473524
27272935292525
252724282625
29
35
264038
3032
2533
21431725
2522
473524
27272935292525
25272428262529
Tabel 8. Lanjutan
No Desa/Pekon Nama Kelompok Tani
Ketua Kelompok
Petani Penangkar
Petani Bukan
Penangkar
Jumlah Anggota
Kelompok Tani
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Sumber Mulya
Gunung Meraksa
Sinar Mulyo
Tanjung Begelung
Tanjung Rejo
Gunung Megang
Talang Jawa
Talang Beringin
Mekar JayaSidodadiSido MakmurMaju LancarBunga MekarTunas MudaGuyub Rukun
Bina SejahteraRukun SentosaSehati Sejahtera
SukamajuBina Karya
Harapan Baru IHarapan Baru IIMaju BersamaKarya MakmurHarapan Maju
Sri TunggalSri LestariMekar JayaSido MajuMekar Sari
Suka MajuMitra UsahaCahaya BersamaBina UsahaKurnia Jaya
Mitra Jaya
MakmurBina UsahaBeringin Jaya
Sastro WardoyoSubandiCecep S.SudiroNursalimSumawijayaA. Rohman
E. SaladinJamudinSunjoni
MisnoSlamet
HaidirJohanAnwar SadatM. NasirinSupirman
SarijanSartonoCucun S.KarwantoSukidi
Hadi IlhamSiswadi A.Hamison E.ElhariSurono
Feri Elpison
SukirmanWarsidiBambang
-------
---
--
-----
-----
-----
-
---
26252423393841
383228
3238
4236322836
3827292332
2525252423
24
262626
26252423393841
383228
3238
4236322836
3827292332
2525252423
24
262626
Jumlah 27 1.803 1.830
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus,2010.
C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan pengamatan langsung di
lapang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dengan responden
menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) yang telah disiapkan, sedangkan
data sekunder diperoleh dari literatur atau instansi-instansi yang terkait dengan
penelitian ini.
D. Metode Analisis
1. Analisis Produksi
Secara matematis model yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = boX1b1X2
b2X3b3X4
b4X5b5X6
b6X7b7eb8D
Metode estimasi yang digunakan adalah metode Ordinary Least Square
(OLS), untuk memudahkan analisis maka fungsi Cobb-Douglas
ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma linier sebagai berikut:
Ln Y = lnbo + b1lnX1 + b2lnX2 + b3lnX3 +....+ b7lnX7 + b8D
Keterangan :
bo = Intersepbi = Koefisien regresi penduga variabel ke-iY = Produksi yang dihasilkanX1 = Luas lahan (ha)X2 = Jumlah benih (kg)X3 = Pupuk urea (kg)X4 = Pupuk NPKX5 = Pupuk SP36 (kg)X6 = Pestisida (gba)X7 = Dummy jenis petani (D)
D=1, untuk petani penangkarD=0, untuk petani bukan penangkar
e = 2,7182 (bilangan natural)u = Unsur sisa
Pengujian pengaruh faktor-faktor produksi secara serempak terhadap hasil
produksi padi digunakan uji F dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Seluruh variabel bebas dalam model tidak berpengaruh nyata terhadap
produksi.
H1 : Seluruh variabel bebas dalam model berpengaruh nyata terhadap
produksi.
Perhitungan nilai F (F-hitung) dilakukan dengan persamaan sebagai
berikut:
F – hitung =
Keterangan :
JKR = Jumlah kuadrat regresiJKS = Jumlah kuadrat sisak = Jumlah peubahn = Jumlah pengamatan
Kriteria pengambilan keputusan :
1. Jika F – hitung > F – tabel, maka H0 ditolak yang berarti faktor
produksi yang ada dalam model secara bersama-sama berpengaruh
nyata terhadap jumlah produksi padi.
2. Jika F – hitung ≤ F – tabel, maka H0 diterima yang berarti faktor
produksi yang ada dalam model secara bersama-sama tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi padi.
Untuk melihat pengaruh faktor produksi secara tunggal dalam pengujian
regresi terhadap produksi padi maka digunakan uji – t dengan hipotesis
sebagai berikut:
H0 : bi = 0
H1 : bi ≠ 0
Perhitungan nilai t-hitung dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
t-hitung =
Keterangan :
bi = Koefisien regresi ke-iSbi = Kesalahan baku parameter regresi ke-i
Kriteria pengambilan keputusan :
1. Jika t – hitung > t – tabel, maka H0 ditolak yang berarti faktor produksi
padi secara tunggal berpengaruh terhadap produksi padi.
2. Jika t – hitung ≤ t – tabel, maka H0 diterima yang berarti faktor
produksi padi secara tunggal tidak berpengaruh terhadap produksi
padi.
2. Analisis Pendapatan
Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total.
Penerimaan usahatani padi dalam penelitian ini adalah nilai produksi yang
diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga jual di tingkat petani.
Keuntungan usahatani padi dikaji dengan dua indikator yaitu (1)
pendapatan usahatani dan (2) R/C rasio.
Rumus umum keuntungan adalah sebagai berikut :
π = YPy – Σ XiPxi – BTT
Dimana:
π = Keuntungan (Rp)Y = Produksi (Kg)Py = Harga produksi (Rp/Kg)X = Faktor produksi
Pxi = Harga faktor produksi (Rp/satuan)BTT = Biaya tetap total (Rp)
Nilai R/C rasio diperoleh dengan menggunakan rumus :
R/C = NPT / BT
Keterangan:
R/C = Nisbah penerimaan dan biayaNPT = Penerimaan Total (Rp)BT = Biaya Total (Rp)
Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika R/C > 1, maka usahatani padi mengalami keuntungan karena
penerimaan lebih besar dari biaya.
2. Jika R/C < 1, maka usahatani padi mengalami kerugian karena
penerimaan lebih kecil dari biaya.
3. Jika R/C = 1, maka usahatani padi mengalami impas karena
penerimaan sama dengan biaya.
Untuk mengetahui usahatani mana yang lebih menguntungkan dari dari
dua usahatani yang berbeda sistem atau teknologinya, digunakan analisis
B/C (benefit cost ratio), secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut
Keterangan :
PA = Penerimaan usahatani padi penangkar benih (Rp)PB = Penerimaan usahatani padi bukan penangkar benih (Rp)BA = Biaya usahatani padi penangkar benih (Rp)BB = Biaya usahatani padi bukan penangkar benih (Rp)
Kriteria pengambilan keputusan :
a. Jika B/C > 1, maka usahatani padi pada penangkar benih lebih
menguntungkan daripada usahatani padi pada bukan penangkar benih.
b. Jika B/C < 1, maka usahatani padi pada penangkar benih tidak
menguntungkan daripada usahatani padi pada bukan penangkar benih.
3. Uji Beda Pendapatan
Sampel dalam penelitian ini diambil dari dua varian yang berbeda, untuk
itu sebelum dilakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan analisis varian.
Pengujian homogenitas varians melalui perhitungan nilai F-Bahren Fisher
dilakukan untuk membuktikan apakah varian tersebut sama atau berbeda
dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 = x2 = y2, berarti kedua varian sama.
H0 = x2 y2, berarti kedua varian berbeda.
dbx (nx-1 ; ny–1)
dbx (ny-1 ; nx–1)
Keterangan :
Fx = Nilai F hitung dari sampel pendapatan usahatani petani penangkarFy = Nilai F hitung dari sampel pendapatan usahatani petani bukan penangkarSx2 = Simpangan baku rata-rata pendapatan usahatani petani penangkarSy2 = Simpangan baku rata-rata pendapatan usahatani petani bukan penangkardbx = Derajat bebas untuk variabel Xdby = Derajat bebas untuk variabel Y
Diantara Fx dan Fy dipilih nilai yang lebih besar dari satu kemudian diberi
nama Fh (F-hitung). Selanjutnya nilai Fh dibandingkan dengan nilai F 0,05
pada dbx dan dby sesuai dengan Fx atau Fy yang terpilih.
Jika Fh > F 0,05, maka terima H0
Fh < F 0,05, maka tolak H0
Setelah diketahui varian sama atau berbeda selanjutnya dilakukan
pengujian perbedaan pendapatan secara rata-rata dengan hipotesis sebagai
berikut:
H0 =
H1 =
1. Varian Sama
dengan
db = nx + ny - 2
kriteria pengambilan keputusan:
a. Jika t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak.
b. Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima
2. Varian Berbeda
db = nx + ny – 2
t
Tx = t pada db = nx - 1
Ty = t pada db = ny - 1
Keterangan:
x = Rata-rata pendapatan usahatani benih padi petani penangkar
y = Rata-rata pendapatan usahatani benih padi petani bukan penangkarSx2 = Nilai varian petani penangkarSy2 = Nilai varian petani penangkarNx = Jumlah responden petani penangkarNy = Jumlah responden petani penangkar = 0,05 (ketentuan)
Kriteria pengambilan keputusan:
a. Jika t-hitung < t’ , maka terima H0.
b. Jika t-hitung > t’ , maka tolak H0.