RELINING GIGI TIRUAN DENGAN PERMANENT SILICON SOFT...
Transcript of RELINING GIGI TIRUAN DENGAN PERMANENT SILICON SOFT...
-
RELINING GIGI TIRUAN DENGAN PERMANENT SILICON
SOFT LINER
Oleh :
drg. I G. A. Sri Pradnyani, M.Biomed
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
2017
-
ii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan sebuah
teknik/cara untuk memperbaiki retensi dari protesis pada resopsi ridge dan
meminimalkan trauma pada atrophic knife edge ridge dengan undercut yang
parah. Di seluruh dunia sebagian besar pasien mencari perawatan untuk
edentulous. Penggunaan implan protesis telah dianggap sebagai perawatan untuk
rehabilitasi pasien edentulous, namun biaya perawatan ini tidak mampu dijangkau
oleh banyak pasien karena faktor ekonomi. Pasien dengan gigi tiruan lepasan
secara konvensional dapat dipertimbangkan untuk rehabilitasi fungsional. Pada
beberapa pasien dengan resorpsi ridges dan knife edge ridges atau ridges dengan
undercut yang parah, penggunaan protesis dalam rongga mulut dapat
menyebabkan berkurangnya retensi perlekatan gigi tiruan dan juga dapat
menyebabkan trauma pada knife edge ridges dan mukosa dengan undercuts
selama insersi prostesis. Dengan menggabungkan lapisan resilient permanent
silicone soft liner pada permukaan jaringan gigi tiruan baru atau lama merupakan
cara baru untuk mengurangi trauma ridges dengan undercut yang parah dan juga
memperbaiki retensi protesis. Studi ini menggambarkan keberhasilan rehabilitasi
fungsional dari tiga pasien edentulous dengan resorpsi dan thin knife edge dan
undercut mandibular ridges dengan lapisan silikon permanen soft liner.
Permanent silicone soft liner bertindak sebagai shock absorber, membantu dalam
menghilangkan tekanan oklusal pada pemakaiannya, mempertahankan kontak
dengan jaringan di bawahnya sehingga meningkatkan retensi dan meminimalkan
trauma dengan mencegah kontak langsung antara basis gigi tiruan dengan jaringan
mulut.
Kata kunci: Ridge knife edge, Molloplast B, soft liner permanen, ridge undercut
parah.
-
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Relining Gigi Tiruan Dengan Permanent Silicon Soft Liner”
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan
mengenai relining complete denture.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Udayana. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Denpasar, 26 Januari 2018
Penulis
-
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Abstrak ............................................................................................................ ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
Pendahuluan .................................................................................................... 1
Laporan Kasus ................................................................................................ 3
Pembahasan Kasus .......................................................................................... 4
A.Prosedur fabrikasi denture baru dengan silikon permanen soft liner ....... 4
B.Relining denture dengan silikon permanen soft liner ................................ 5
C.Diskusi........................................................................................................ 7
Kaitan Teori .................................................................................................... 9
A. Pengertian, tujuan, indikasi dan kontraindikasi dari relining.................... 9
B. Pengertian, sifat bahan dan kelebihan relining soft liner dari bahan lain.. 11
C. Peran relining silikon permanen soft liner pada denture akrilik................ 12
Simpulan .................. ...................................................................................... 14
Daftar Pustaka .................................................................................................. 15
-
v
-
1
PENDAHULUAN
Pasien edentulous mencari perawatan untuk mengganti gigi yang hilang
untuk perbaikan estetika, fungsi, dan ucapan. Gigi tiruan lepasan secara
konvensional yang dibuat dengan resin acrylic heat cure paling sering digunakan
untuk rehabilitasi prostodontik pada pasien edentulous. Namun, beberapa pasien
maladaptif dalam kemampuan mereka untuk mentolerir perawatan prostodontik
yang dapat dilepas secara konvensional dan mungkin memerlukan perawatan
lebih lanjut. Protesis yang didukung implan telah memperbaiki hasil yang
berkaitan dengan penanganan pasien edentulous.
Namun, modalitas perawatan ini kemungkinan tidak dapat diterapkan pada
semua pasien yang sepenuhnya edentulous karena alasan finansial, kualitas dan
kuantitas tulang tidak memadai, keengganan pasien untuk menjalani berbagai
protokol bedah. Pada beberapa keadaan, implant osseointegrasi pada perbesaran
rahang ketika dibandingkan hasilnya dengan gigi tiruan penuh konvensional yang
baru dibuat tidak selalu mengarah pada peningkatan yang dirasakan pasien dari
penggunaan gigi tiruan yang lengkap. Oleh karena itu, penggunaan perawatan gigi
tiruan konvensional merupakan perawatan ideal bagi banyak pasien.
Gigi tiruan lepasan penuh yang dibuat dengan heat cure acrylic resin
sangat umum digunakan pada perawatan prostodontik pasien dengan edentulous
total, namun pada beberapa pasien dengan ridge terlampau datar dan tipis, bentuk
knife edge ridge atau ridge dengan undercut parah, retensi dari protesis tersebut
masih bisa diterima dan berlanjut menjadi penyebab trauma pada knife edge ridge
serta mukosa yang menutup undercut selama insersi dan pelepasan prostesa
sekitar daerah tersebut.
Dengan melakukan teknik sandwich resilient permanent silicone soft liner
pada basis gigi tiruan meningkankan retensi atropik ridge datar (flat ridge) dengan
kedalaman vestibular yang tidak memadai melalui intimate contact jaringan di
bawahnya dan juga mengurangi dampak traumatis pada residual ridge dengan
mendistribusikan beban pengunyahan. Lapisan elastis (resilient) bertindak sebagai
-
2
shock absorbsed atau distributor tegangan dengan menyerap sebagian beban
selama berfungsi, jadi hard basal seat pada gigi tiruan menerima lebih sedikit
tekanan. Memiliki karakter yang elastis, ia mampu meregang selama insersi dan
pelepasan gigi tiruan tanpa menimbulkan trauma pada jaringan dan kemudian
kembali berkontak erat pada area undercut sehingga meningkatkan retensi.
Silikon soft liner permanen Molloplast B, (Molloplast B, Regneri GmbH
dan Co KG Karlsruhe, Jerman Barat) merupakan silicon rubber heat-polymerized
yang disuplai dalam bentuk sistem one-paste yang diaktivasi oleh panas (air
mendidih selama 2 jam). Ini terdiri dari polimer (polydimethylsiloxane), cross-
linking agent (akriloksi alkilenilan), dan katalis (panas dan benzoil peroksida).
Adhesif (Y-metakriloksi propil trimetoksisilan) yang merupakan polimer silikon
disuplai sebagai pelarut untuk membantu ikatan ke dasar gigi tiruan. Molloplast B
mempertahankan viskoelastisitas dan kelembutan untuk waktu yang lebih lama
dan tidak mengeras disebabkan karena kurangnya plasticizer.
-
3
LAPORAN KASUS
Kasus 1
Seorang wanita berusia 52 tahun datang melaporkan ke dental centre kami dengan
keluhan utama sulit mengunyah karena gigi palsu yang tidak sesuai dan terus
mengalami trauma jaringan di bawahnya. Dia memiliki 3 set gigi palsu tetapi
tidak puas dengan salah satu dari mereka. Dia memiliki kebiasaan menggunakan
cutton roll di bawah gigi tiruan mandibula. Dia menginginkan gigi tiruan dengan
retensi yang baik dan tidak ada trauma jaringan pendukung gigi tiruan selama
berfungsi. Pemeriksaan klinis menunjukkan rongga mandibula dengan resorbsi
yang buruk dan gigi tiruan lengkap yang memiliki desain yang buruk.
Kasus 2
Seorang wanita berusia 56 tahun melaporkan kepada kami keluhan utama tentang
kesulitan dan trauma jaringan saat insersi dan pelepasan gigi tiruan mandibula.
Pemeriksaan oral menunjukkan adanya undercut di daerah anterior mandibula
[Gambar 1a] dan gigi tiruan lengkapnya dibuat dengan baik
Kasus 3
Seorang pasien wanita berusia 60 tahun melaporkan keluhan utama ke dental
centre kami mengenai trauma jaringan gigi tiruan mandibula. Pemeriksaan klinis
menunjukkan thin knife edge mandibular posterior ridge [Gambar 2a-d] dan gigi
tiruan lengkap yang didesain dengan baik dengan dimensi vertikal dan sentris
yang tepat bersamaan dengan oklusi sentris.
Dalam kasus 1, pembuatan gigi tiruan lengkap yang baru dikombinasikan
dengan kombinasi heat acrylic resin dan permanent silicone soft liner sedangkan
dalam kasus 2 dan 3, gigi palsu sebelumnya dalam kondisi dimensi vertikal dan
sentris yang tepat jadi hanya relining gigi palsu mandibula yang dilakukan dengan
permanent soft liner.
-
4
PEMBAHASAN
A. Prosedur fabrikasi denture baru dengan silikon permanen soft liner
Setelah mencoba, flasking dan dewaxing percobaan gigi tiruan selesai
dilakukan [Gambar 3a]; model malam dengan tebal 1,5 mm diadaptasikan pada
gips [Gambar 3b] untuk dibuat ruang untuk soft liner permanen [Gambar 3c].
Ketebalan spacer harus 1-2 mm dan bisa dibuat dari pemodelan malam, lembar
resin termoplastik (1,5 mm), cold curing acrylic resin dipotong dengan ketebalan
yang dibutuhkan (1-2 mm). Bahan separasi kemudian diaplikasikan pada cetakan,
kecuali gigi dan pada master cast.
Heat acrylic resin (Lucitone 199 denture base material, Dentsply,
Germany) dicampur sesuai instruksi pabrik sampai keadaan dough stage
dimasukkan ke dalam kuvet [Gambar 3d]. Sebelum ditekan, polietilen (PE) foil
ditempatkan antara akrilik dan spacer agar pada akhir percobaan mudah
dipisahkan dengan press hidrolik 100 kp selama 10-15 menit untuk
-
5
memungkinkan resin akrilik mendapatkan kekakuan yang adekuat untuk
menghindari deformasi oleh soft liner permanen (Molloplast B, Detax GmbH dan
Co, Jerman) selama proses pressing. Lalu kuvet dikeluarkan dari clamp dan
dibuka dengan hati-hati. PE foil, resin akrilik berlebih, dan spacer dibersihkan
[Gambar 3e].
Molloplast B tidak memerlukan pencampuran. Ini tersedia dalam bentuk
konsistensi dough/ dalam jar. Jumlah bahan yang dibutuhkan kemudian dibagi
dengan spatula bersih dari jar dan dikemas ke botol prepressed acrylic [Gambar
3f]
PE foil yang baru ditempatkan di antara soft liner permanen dan dinding
dari kuvet. Kuvet ditutup dan dipress dalam interval 100 kp. Kuvet dibuka, dan
PE foil dan soft liner yang berlebih dibersihkan [Gambar 3g]. Kuvet sekali lagi
ditutup dan ditekan sekitar 10-15 menit dalam 100 kp. Kuvet kemudian
ditempatkan pada clamp, dan seluruh kerangka ditempatkan di air dingin dan
dipanaskan perlahan sampai 100° C. Polimerisasi dilakukan pada air mendidih
sampai 100° C selama kurang lebih 2 jam. Kuvet terasa dingin perlahan-lahan.
Setelah itu kuvet dibuka, protesis diambil, dilakukan finishing dan dipoles
[Gambar 3h dan i]. Pemolesan akrilik dilakukan dengan prosedur yang normal.
Soft liner yang berlebih dipotong dengan gunting, dan pemolesan dilakukan di
daerah yang kasar dengan polishing disc . Setelah penyesuaian oklusal, protesis
di insersikan ke dalam mulut pasien. Di follow up selama satu tahun, dan pasien
cukup puas dengan gigi tiruan.
B. Relining denture dengan silikon permanen soft liner
Permukaan intaglio dari gigi tiruan lengkap di potong sekitar 1,5-2 mm
dengan bur karbida. Tray adhesive (caulk tray adhesive, Dentsply, Germany)
diaplikasikan pada permukaan intaglio termasuk batas gigi tiruan dan dibiarkan
mengering selama 10 menit. Final impression [Gambar 2b] dibuat dengan light
body polyvinyl siloxane (Aquasil LV, Dentsply,Germani). Sementara menunggu
cetakan setting, pasien diinstruksikan untuk menutup mulut pada oklusi sentris
dengan kontak ringan untuk meminimalkan perubahan dalam dimensi vertikal.
-
6
Definitif cast [Gambar 1c] diisi dengan dental stone tipe IV (Ultrarock, Kalabhai
Karson Pvt. Ltd.)
Setelah flasking dan dewaxing, bahan cetak dibersihkan dari permukaan
gigi tiruan. Permukaan jaringan dibersihkan dengan benar setelah trimming dan
diaplikasikan bahan adesif (adesif primo) [Gambar 1b] 1-2 kali dengan brush ke
seluruh permukaan jaringan untuk mencapai bonding yang optimal antara basis
gigi tiruan dan silikon permanen soft liner (Molloplast B, Detax GmbH dan Co,
Jerman). Adesif harus dibiarkan mengering selama 60-90 menit sebelum
diaplikasikan Molloplast B. Setelah pengeringan adesif yang tepat, Molloplast B
diambil dengan spatula bersih dari jar dan dioleskan ke permukaan jaringan
protesis [Gambar 1d]. Sebelum menutup kuvet, lembaran PE menutupi soft liner
untuk percobaan penutupan. Kuvet yang tertutup ditempatkan di bawah tekanan
press hidrolik selama 6-10 menit, setelah kuvet dibuka [Gambar 1e], lembaran PE
dan soft liner yang berlebih dibersihkan. Kuvet itu kembali ditutup dan
ditempatkan di bawah tekanan press hidrolik selama 15 menit pada 100 psi.
Kuvet kemudian ditempatkan di clamp dan dikencangkan lalu ditempatkan di heat
curing pot untuk polimerisasi panas. Kuvet ditempatkan dalam air dingin dan
dipanaskan perlahan sampai 100°C. Polimerisasi dalam air mendidih pada suhu
100 ° C telah dilakukan kira-kira selama 2 jam. Kemudian kuvet dibuka dan
biarkan dingin pada suhu kamar dan protesa yang dilining difinishing dan dipoles
[Gambar 1f dan 2c]. Pemolesan mekanis protesa Molloplast B adalah tidak
mungkin dilakukan.Untuk mencapai pemolesan mengkilat yang baik, pernis
-
7
Lustrol gloss diaplikasikan di seluruh permukaan dan di batas sepanjang antara
soft liner dan basis gigi tiruan akrilik kemudian dipakaikan kepasien [Gambar 1g].
Diaplikasikan dengan kuas yang tipis dan biarkan selama 10-15 menit.
C. Diskusi
Resorpsi residual ridge tidak dapat dielakkan, prosesnya terus menerus
yang mungkin akan diperparah oleh banyak faktor lokal dan sistematis yang
mengakibatkan resorpsi berlebihan sehingga mengurangi retensi dari protesis dan
trauma pada dasar jaringan lunak karena masalah kesalahan oklusal, kelainan
dasar tulang, berkurangnya keratinisasi epitel seiring meningkatnya usia, dan
perubahan atrofi pada wanita pasca menopause. Penyatuan soft liner di bawah
basis gigi tiruan yang kaku dapat memperbaiki retensi, efisiensi pengunyahan, dan
kenyamanan rongga mulut bagi pasien yang mengalami kurangnya ketebalan atau
berkurangnya ketahanan mucoperiosteum oral. Intimate contact dari liner dengan
jaringan dapat meningkatkan retensi tertentu pada pasien dengan resorpsi ridge
dan pada pasien xerostomia (aliran saliva berkurang). Saliva yang adekuat
diperlukan untuk proses lubrikasi dan untuk membantu retensi dan ketiadaannya
dapat menyebabkan gigi tiruan longgar karena kekuatan adhesi, kohesi, dan
tekanan negatif atmosfir kurang. Bersifat elastis, yang akan meregang saat insersi
dan pembuangan penonjolan protesis yang berlebih tanpa menimbulkan trauma
pada jaringan dan berhubungan erat dengan area undercut sehingga memperbaiki
retensi.
Bahan lining soft liner gigi tiruan menyebabkan distribusi stres yang lebih
beraturan pada mucosa interface. Bahan tersebut akan mengurangi efek traumatis
yang mungkin terjadi pada gigi tiruan pada pasien dengan atrofik mukosa tipis,
resorpsi ridge, undercut anatomis yang dalam, kecenderungan bruxism atau di
mana oral mukosa menunjukkan kurangnya ketahanan terhadap beban yang
diterapkan oleh gigi tiruan. Saat ini, tersedia dua jenis bahan lining soft liner gigi
tiruan yang tersedia; elastomer silicon dan soft acrylic compounds. Dalam situasi
klinis, bahan silikon lebih disukai karena lebih stabil, sementara material akrilik
mengalami penyusutan yang lebih banyak karena efek bantalan dari waktu ke
-
8
waktu. Bahan silikon juga tersedia dalam bentuk autopolymerizing dan heat
curing.
Selama bertahun-tahun, banyak modifkasi yang telah dilakukan dalam
merancang gigi tiruan yang lengkap, namun adaptasi basis gigi tiruan dengan
jaringan lunak pada residual ridge dapat mengalami trauma pada kasus yang dapat
dikompromikan. Parker [10] mengurangi efek dampak traumatis di atas
edentulous ridge dengan memasang lapisan liner yang elastis di dalam basis gigi
tiruan. Lapisan soft liner ini bertindak sebagai "shock absorber" dan "stress
distributor.” Molloplast B memiliki sifat shock absorber yang sangat baik yang
secara langsung berhubungan dengan ketebalan lapisan liner. Plotnick telah
menemukan pengurangan 20% yang berlaku untuk thick silicone soft liner layer
dengan ketebalan 0,25 mm yang selanjutnya dikurangi menjadi 60% untuk
ketebalan lapisan silikon 4 mm.
-
9
KAITAN TEORI
A. Pengertian, tujuan, indikasi dan kontraindikasi dari relining
Relining merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk
menanggulangi permasalahan dengan cara melapisi kembali gigi tiruan yang
sudah tidak sesuai lagi atau longgar dengan bahan dasar baru, menghasilkan
lapisan baru yang beradaptasi secara akurat ke area permukaan gigi tiruan.1 Proses
menambahkan bahan baru ini dilakukan pada permukaan gigi tiruan yang
menghadap jaringan pendukung untuk mengisi ruangan yang ada antara basis gigi
tiruan dengan permukaan jaringan yang telah berubah. Prosedur relining
merupakan suatu proses yang dilakukan dengan maksud memperbaiki gigi tiruan
agar dapat berfungsi dengan baik tanpa membuat protesis baru.2 Sehingga gigi
tiruan dapat berfungsi kembali, kesehatan pada jaringan lunak dapat diperbaiki,
pasien merasa enak dan nyaman dengan gigi tiruan yang dipakai.3
Menurut Terkla, L (1963), Kema D (1969), Steward (1993:421),
Henderson,D (1973:421), Rudd, K (1981:403–411), Austin K (1957:195),
Stamanoght,D (1978) dan Gunadi (1994) tujuan relining gdalah:
1. Menentukan ulang relasi yang tepat pada protesa terhadap basis jaringan.
2. Memperbaiki relasi oklusal dan maxilomandibula yang hilang.
3. Memperbaiki retensi dan stabilisasi.
4. Untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada kontur/ bentuk jaringan
pendukung setelah gigi tiruan digunakan.
5. Untuk memperbaiki basis yang patah yang tidak dapat diperbaiki lagi.
6. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang mengalami porus akibat curing
yang salah.
7. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang sudah mengalami perubahan
warna atau rusak.
8. Untuk memperbaiki protesa yang sudah tidak pas lagi atau longgar.
9. Untuk memperbaiki perubahan tulang alveolar yang sangat besar setelah
pencabutan gigi asli.
-
10
10. Untuk memperbaiki hubungan oklusi maupun artikulasi yang tidak
seimbang.
11. Untuk alasan estetik.
12. Untuk membuat protesa yang lebih efektif.
13. Agar kontak gigi tiruan dengan permukaan jaringan menjadi lebih cekat.
14. Agar mencapai penyesuaian terhadap terjadinya resorbsi yang terjadi di
dalam mulut tanpa mengganggu hubungan oklusi yang ada.2
Indikasi :
1. Ketika gigi tiruan kehilangan atau kurang adaptasinya terhadap mukosa
pendukungnya sedangkan semua faktor oklusi, estetik, relasi sentrik,
DVO dan material basis gigi tiruan baik.
2. Hilangnya retensi gigi tiruan
3. Ketidakstabilan gigi tiruan
4. Food under denture (akumulasi makanan di bawah basis gigi tiruan)
5. GT longgar sedikit
6. Sayap gigi tiruan ‘underextended’
7. Dimensi Vertikal masih baik
8. Relasi sentrik = oklusi sentrik
9. Tepi posterior gigi tiruan rahang atas baik
10. Tepi-tepi perluasan basis cukup
11. Tepi-tepi sesuai dengan gaya otot kunyah
12. Pengucapan/susunan gigi baik
13. Kondisi jaringan tulang dan mukosa sehat
Kontraindikasi :
1. Resorbsi banyak
2. Jaringan mukosa luka
3. Kelainan pada sendi rahang
4. Estetis gigi tiruan sangat jelek
5. Hubungan relasi rahang atas & rahang bawah tidak baik.4
-
11
B. Pengertian, sifat bahan dan kelebihan relining soft liner dari bahan lain
Soft denture reliner adalah bahan yang membentuk lapisan empuk antara
hard denture base dan mukosa oral. Soft denture reliner dapat dibagi menjadi
semi permanen atau permanen. Selanjutnya dibagi lagi menjadi karet silikon atau
akrilik plastik dan polimerisasinya dapat berupa auto-heat atau visible light.
Sifat fisik yang diinginkan dari bahan soft liner adalah efek bantalan pada
mukosa, stabilitas dimensi, ketahanan permanen, penyerapan dan kelarutan cairan
minimal, dan penghambatan pertumbuhan jamur. Sedangkan sifat mekanik yang
diinginkan adalah kemudahan dalam pemrosesan, kemudahan finishing dan
pemolesan serta adhesi, namun tidak berpengaruh pada resin denture.5
Penggunaan soft liner dapat memperbaiki efisiensi pengunyahan dan kenyamanan
oral bagi pasien yang mengalami penurunan ketebalan mucoperiosteum oral.6
Bahan pelapis gigi tiruan penting dalam perawatan prostetik gigi. Mereka
diterapkan pada permukaan intaglio gigi tiruan untuk mencapai distribusi
kekuatan yang lebih setara, mengurangi tekanan pada area tertentu, dan
memperbaiki retensi gigi tiruan dengan melibatkan undercuts. Pelapis gigi tiruan
telah terbukti meningkatkan tingkat kenyamanan pasien selama pengunyahan.
Mereka memberi kenyamanan bagi pasien yang tidak dapat mentolerir tekanan
oklusal atau yang menunjukkan resorpsi ridge, nyeri kronis, dan knife-edge
ridges. Sifat menguntungkan dari denture liners adalah ketahanan jangka panjang
dan adhesi yang baik terhadap bahan dasar gigi tiruan. Beberapa masalah
dikaitkan dengan penggunaan liner gigi tiruan yang kuat, termasuk kegagalan
ikatan antara dasar liner dan denture, kolonisasi oleh Candida albicans, porositas.
Bahan heat-cured silicone lining mampu bertahan 3-6 tahun. Kekuatan ikatan
yang cukup baik antara bahan lapisan lembut dan basis gigi tiruan akrilik
diperlukan untuk menghindari pemisahan antar permukaan pada batas gigi tiruan.
Kegagalan perlekatan antara bahan pelapis dan dasar gigi tiruan dapat
menciptakan lingkungan untuk pertumbuhan bakteri dan mempercepat pemecahan
bahan soft liner.7
Silicone-based soft denture liners memiliki komposisi serupa dengan
bahan cetak silikon yaitu dimethylsiloxane polymer. Polymethyl methacrylate
(PMMA) denture base resins dan bahan silicone-based lining memiliki struktur
-
12
molekul yang berbeda dan tidak dapat terikat secara kimia. Dimana ikatan yang
kuat diperlukan gigi tiruan berfungsi dengan baik. Beberapa penelitian telah
dilakukan untuk meningkatkan kekuatan ikatan antara liners dan akrilik dengan
memperbaiki kekasaran pada permukaan akrilik dengan menggunakan laser,
alumina abrading, etsa kimia atau primer dan bur akrilik.7
C. Peran relining silikon permanen soft liner pada denture akrilik
Silicone based soft liner menjadi pilihan material pada prosedur relining
karena memiliki beberapa keunggulan seperti kompliansi dan resistansi rupture
yang baik, rendahnya absorpsi dan solubilitas dalam saliva, elastisitas dan
kekuatan mekanis yang tinggi, serta dapat mempertahankan kelunakannya dimana
acrylic based soft liner cenderung kehilangan resiliensinya akibat keluarnya
plasticizer dari dalam material liner.
Silicone based soft liner ini merupakan polimerdimethyl siloxane yang
dapat dipolimerisasi baik melalui aktivasi panas maupun kimiawi
(autopolimerisasi). Silicone based soft liner autopolimerisasi ini lebih banyak
digunakan karena praktis dan prosedur relining gigi tiruan dapat langsung
dilakukan pada pasien tanpa harus melepas gigi tiruannya dalam jangka waktu
yang lama.
Kemampuan material reline untuk mencapai kekuatan mekanis basis gigi
tiruan yang tinggi sangat bergantung pada ikatan yang baik antar kedua material
ini (Takahashi dkk., 1997). Selain itu juga, kekuatan mekanis material reline-basis
gigi tiruan juga bergantung pada kekuatan mekanis polimer basis gigi tiruan dan
polimer reline itu sendiri.8
Berbagai laporan dalam literatur menunjukkan reaksi alergi terhadap
monomer metakrilat dari akrilik, dan kelebihan monomer mungkin penyebabnya.
Sensitisasi mungkin disebabkan oleh kontak berulang dengan bahan akrilik
protesis terhadap mukosa selama penggunaannya. Terlepas dari alergi, pengaruh
termal/panas bahan kimia yang dihasilkan dari penggunaan resin akrilik dapat
menyebabkan stomatitis traumatis. Sedangkan penggunaan akrilik denture yang
dilapisi oleh silikon soft liner, dalam pemeriksaan laboratorium mengenai
-
13
sitotoksitas dari silikon menunjukkan bahwa silikon tidak beracun bahkan ketika
diuji setelah pemaparan yang terlalu lama.9
-
14
KESIMPULAN
Pembuatan gigi tiruan baru dan relining gigi tiruan baru maupun lama
dengan permanent silicone soft liner adalah cara baru untuk meminimalkan
trauma jaringan gigi tiruan yang dan membran mukosa tipis yang menonjol dan
untuk memperbaiki retensi protesis dengan mempertahankan intimate contact
dengan jaringan.
-
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Agrawal, H. A Comparison between Two Ways of Relining with Soft
Denture Lining Materials (An in-vitro Study) . 2014 ; 61-66.
2. Setiawan, Ricky. Penatalaksanaan Relining Pada Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan (GTSL). Jurnal Ilmiah Widya. 2013; 1(1).
3. Azhindra, d. Perbedaan Retensi Antara Heat Cured, Self cured dan Soft
Liner Sebagai Bahan Relining Basis Gigi Tiruan Lengkap Rahang Atas
Resin Akrilik. 2013.
4. Aoi Y, A. C. Relining Rebasing. 2007.
5. - 6. Ozdemi AK, et al. Effect of different surface treatments on tensile bond
strength of silicone-based soft denture liner. Lasers Med Sci. 2011 ;
26:783-4.
7. Guney U, et al. Investigation of bonding properties of denture bases to silicone-based soft denture liner immersed in isobutyl methacrylate and 2-
hydroxyethyl methacrylate. J Adv Prosthodont. 2014 Apr;6(2):121-125.
8. El-Hadary, A., dan Drummond, J.L,. Comparative Study of Water Sorption, Solubility, and Tensile Bond Strength of Two Soft Lining Materials, J
Prosthet Dent., 2002 ; 83: 356-361
9. Niom A. Direct relining of dentures with soft materials. 2005