REKOMENDASI MENTERI KEUANGAN€¦ · 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi...
Transcript of REKOMENDASI MENTERI KEUANGAN€¦ · 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi...
REKOMENDASI MENTERI KEUANGAN TENTANG
KESEIMBANGAN PENDANAAN DI DAERAH
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 201
ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
TAHUN 2019
vi
vii
KATA PENGANTAR
Penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan bertujuan untuk
meningkatkan pencapaian kinerja, efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pelayanan publik, dan pembangunan di daerah serta mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat di daerah. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut,
diperlukan keselarasan dan sinergi secara nasional antara program dan kegiatan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang didanai dari APBN dengan program dan kegiatan
desentralisasi yang dibiayai dari APBD. Pengalokasian dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan dimaksudkan untuk menjamin tersedianya sebagian anggaran
Kementerian/Lembaga bagi pelaksanaan program dan kegiatan prioritas yang sudah
ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) yang mengacu pada
Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
Kementerian/Lembaga selaku institusi pemerintah yang menyelenggarakan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan perlu mempertimbangkan beberapa aspek dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan agar
pelaksanaannya dapat berjalan efektif, efisien, ekonomis, dan tepat sasaran. Dua hal utama
yang menjadi perhatian adalah: (i) perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi dan
tugas pembantuan harus sesuai dengan Renja-KL dan RKP; dan (ii) rencana lokasi dan
anggaran untuk program dan kegiatan yang akan didekonsentrasikan atau ditugaskan
disusun dengan memperhatikan kemampuan keuangan negara, keseimbangan pendanaan
di daerah, dan kebutuhan pembangunan daerah.
Menteri Keuangan selaku Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah Republik
Indonesia yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan fiskal nasional, ikut
bertanggung jawab dalam menyediakan informasi terkini tentang peta keseimbangan
pendanaan di daerah untuk keperluan perencanaan lokasi dan anggaran dekonsentrasi dan
tugas pembantuan oleh Kementerian/Lembaga. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan sebagaimana telah diubah menjadi PMK nomor 248/PMK.07/2010, Menteri
Keuangan wajib menyediakan dan menyampaikan peta keseimbangan pendanaan di daerah
kepada pihak-pihak yang terkait setiap tahun anggaran agar dapat digunakan dalam
perencanaan lokasi dan alokasi dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan di daerah. Untuk
itu, disusun Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah.
Dalam rekomendasi Menteri Keuangan tersebut, disusun peta keseimbangan
pendanaan di daerah yang memuat informasi terkini mengenai kondisi daerah. Gambaran
kondisi daerah didasarkan atas dua variabel, yaitu variabel Kemampuan Pendanaan Daerah
(KPD) yang menggambarkan potensi kemampuan keuangan di daerah dalam upaya
membangun dan melayani kepentingan masyarakat serta variabel pembangunan masyarakat
ix
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................ vii
Daftar Isi ........................................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................................... xi
Daftar Gambar ................................................................................................................. xii
Daftar Grafik .................................................................................................................... xiii
Bab I Pendahuluan .......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2. Dasar Hukum ............................................................................................................. 2
1.3. Ruang Lingkup Rekomendasi ..................................................................................... 4
1.4. Maksud dan Tujuan .................................................................................................... 4
1.5. Sistematika ................................................................................................................. 4
Bab II Formulasi Keseimbangan Pendanaan di Daerah Untuk Perencanaan Lokasi
Dan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ................................................ 5
2.1 Variabel-variabel yang Digunakan ............................................................................... 5
2.2 Sumber Data ............................................................................................................... 6
2.3 Formulasi Keseimbangan Pendanaan di Daerah ......................................................... 7
Bab III Rekomendasi Keseimbangan Pendanaan di Daerah Dalam Rangka
Perencanaan Lokasi Dan Anggaran Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan TA
2020 .................................................................................................................................. 9
Bab IV Penutup ................................................................................................................ 31
Lampiran:
Lampiran Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pendanaan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan TA 2019 ...................................................................................................... 32
A. Evaluasi Atas Pelaksanaan Rekomendasi Menteri Keuangan Untuk Perencanaan
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan TA 2019 .............................................. 33
A.1 Evaluasi Atas Pelaksanaan Rekomendasi Menteri Keuangan Untuk
Perencanaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Daerah Provinsi
TA 2019 .............................................................................................................. 35
x
B. Evaluasi Atas Pelaksanaan Rekomendasi Menteri Keuangan Untuk Perencanaan
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Daerah Kabupaten/Kota TA 2019 ....... 38
C. Analisis Distribusi Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan per Wilayah
TA 2019 ...................................................................................................................... 40
D. Analisis Jenis Belanja Atas Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
TA 2019 ...................................................................................................................... 43
xi
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Provinsi yang Termasuk Prioritas I ............................................................. 11
TABEL 3.2 Kabupaten/Kota yang Termasuk Prioritas I ................................................. 12 TABEL 3.3 Provinsi yang Termasuk Prioritas II ............................................................ 17 TABEL 3.4 Kabupaten/Kota yang Termasuk Prioritas II ................................................ 18 TABEL 3.5 Provinsi Non Prioritas ................................................................................. 24 TABEL 3.6 Kabupaten/Kota Non Prioritas .................................................................... 25 LAMPIRAN: TABEL A.1 Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2018 dan
Tahun Anggaran 2019 ................................................................................ 33
TABEL A.2 Rekomendasi Menteri Keuangan untuk Perencanaan Dana Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan TA 2018 dan TA 2019 .......................................... 34
TABEL A.1.1 Alokasi Terbesar Dana Dekonsentrasi TA 2019 ......................................... 37 TABEL A.1.2 Alokasi Terbesar Dana Tugas Pembantuan Provinsi TA 2019 .................... 38 TABEL B.1 Alokasi Terbesar Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA 2019 ....... 39
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1.1 Variabel Keseimbangan Pendanaan di Daerah ......................................... 6 GAMBAR 2.2.1 Jenis, Tahun, dan Sumber Data ................................................................ 6 GAMBAR 2.3.1 Pengelompokan Daerah Berdasarkan Kuadran dan Prioritas Pendanaan . 8 GAMBAR 2.3.2 Langkah-langkah Formulasi Keseimbangan Pendanaan di Daerah ........... 8 GAMBAR 3.1 Rekomendasi Pengalokasian Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Per Kuadran TA 2020 ............................................................................... 9 Lampiran : GAMBAR A.1.1 Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Per Kuadran untuk
daerah Provinsi Tahun Anggaran 2019 .................................................... 35 GAMBAR B.1 Alokasi Dana Tugas Pembantuan Per Kuadran untuk Daerah
Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2019 ..................................................... 39 GAMBAR C.1 Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Berdasarkan Wilayah Tahun Anggaran
2018-2019 .................................................................................................. 41 GAMBAR C.2 Alokasi Anggaran Tugas Pembantuan Berdasarkan Wilayah Tahun Anggaran
2018-2019 .................................................................................................. 41 GAMBAR C.3 Alokasi Dana Dekonsentrasi per Wilayah Per K/L TA 2019 ....................... 42 GAMBAR C.4 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per Wilayah Per K/L TA 2019 ............... 43 GAMBAR D.1 Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Berdasarkan Jenis
Belanja TA 2019 ........................................................................................ 44
xiii
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK C.1 Alokasi Dana Dekonsentrasi per Wilayah Tahun Anggaran 2018-2019........ 41 GRAFIK C.2 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per Wilayah Tahun Anggaran
2018-2019 ................................................................................................... 41 GRAFIK C.3 Alokasi Dana Dekonsentrasi per Wilayah Per K/L TA 2019 .......................... 42 GRAFIK C.4 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per Wilayah per K/L TA 2019 .................. 43 GRAFIK D.1 Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Berdasarkan Jenis
Belanja TA 2019 ........................................................................................ 44
1 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa Perimbangan
Keuangan adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis,
transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi dengan
mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan
penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dana Dekonsentrasi merupakan
dana yang berasal dari anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) dan dilaksanakan oleh
gubernur sebagai wakil pemerintah, sementara itu Dana Tugas Pembantuan merupakan dana
yang berasal dari anggaran K/L yang dilaksanakan oleh daerah dalam rangka pelaksanaan
tugas pembantuan. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dapat dimaknai sebagai
bentuk dukungan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam rangka mengurangi
kesenjangan pembangunan antardaerah agar terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam rangka pengalokasian dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, perlu
diperhatikan pembagian kewenangan antarpemerintah. Pendanaan Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan dilaksanakan untuk membiayai kegiatan yang merupakan kewenangan
Pemerintah Pusat di daerah. Dengan demikian, dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
dengan dana Desentralisasi hendaknya saling melengkapi, namun perlu ditegaskan bahwa
dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan tidak dapat digunakan untuk mendanai Urusan
Pemerintah Daerah.
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawab pelaksanaan Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan secara efektif, efisien, ekonomis, dan tepat sasaran, Menteri
Keuangan dapat menyampaikan rekomendasi kepada K/L sebagai bahan pertimbangan bagi
K/L dalam menyusun perencanaan lokasi dan anggaran kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan untuk setiap tahun anggaran. Bahan pertimbangan tersebut dituangkan dalam
bentuk Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah.
Dalam rekomendasi Menteri Keuangan tersebut, disusun peta keseimbangan pendanaan di
daerah yang memuat informasi terkini mengenai kondisi daerah. Gambaran kondisi daerah
didasarkan atas dua variabel, yaitu variabel Kemampuan Pendanaan Daerah (KPD) yang
menggambarkan potensi kemampuan keuangan di daerah dalam upaya membangun dan
melayani kepentingan masyarakat serta variabel pembangunan masyarakat di daerah yang
direpresentasikan melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Rekomendasi Menteri
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 2
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
Keuangan tersebut seyogianya menjadi dasar pertimbangan bagi K/L agar perencanaan
lokasi dan alokasi dana kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan menjadi lebih efektif,
efisien, dan tidak terkonsentrasi pada suatu daerah tertentu.
1.2. DASAR HUKUM
Ketentuan peraturan perundang-undangan yang mendasari tugas dan fungsi Menteri
Keuangan dalam penyusunan dan penyampaian Rekomendasi Menteri Keuangan dalam
rangka perencanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan adalah sebagai berikut:
1. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
a. Pasal 3 ayat (1)
“Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan”.
Setiap penyelenggara negara wajib mengelola dana Dekonsentrasi dan dana Tugas
Pembantuan sebagai bagian dari keuangan negara sesuai dengan prinsip
pengelolaan keuangan negara tersebut, mencakup kegiatan perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban.
b. Bagian Penjelasan Butir (5) mengenai Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan
Negara
Dalam penjelasan butir (5) UU 17 tahun 2003 disebutkan bahwa Menteri Keuangan
sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan fiskal pada hakekatnya merupakan Chief Financial Officer (CFO)
Pemerintah Republik Indonesia, sementara setiap Menteri/Pimpinan lembaga yang
bertanggung jawab dalam penggunaan anggaran/penggunaan barang pada
hakekatnya merupakan Chief Operational Officer (COO) untuk suatu bidang tertentu
dalam pemerintahan. Pembagian wewenang dan tanggung jawab ini perlu
dilaksanakan secara konsisten agar terwujud mekanisme checks and balances serta
untuk mendorong peningkatan profesionalisme dalam penyelenggaraan tugas
pemerintahan.
Sub bidang pengelolaan fiskal meliputi fungsi-fungsi pengelolaan kebijakan fiskal dan
kerangka ekonomi makro, penganggaran, administrasi perpajakan, administrasi
kepabeanan, perbendaharaan, dan pengawasan keuangan. Terkait dengan fungsi
pengelolaan kebijakan fiskal dan penganggaran, Menteri Keuangan mempunyai
kewenangan untuk memberi bahan pertimbangan/rekomendasi kepada K/L dalam
perencanaan lokasi dan alokasi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan
a. Pasal 21 ayat (2) dan Pasal 50 ayat (2)
“Rencana lokasi dan anggaran untuk program dan kegiatan yang akan
dilimpahkan/ditugaskan disusun dengan memperhatikan kemampuan keuangan
negara, keseimbangan pendanaan di daerah, dan kebutuhan pembangunan daerah”.
3 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
Ketentuan tersebut dimaknai bahwa adanya kewajiban K/L untuk memperhatikan
keseimbangan pendanaan di daerah dalam perencanaan lokasi dan anggaran untuk
program dan kegiatan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan.
b. Penjelasan Pasal 21 Ayat (2) dan Pasal 50 ayat (2)
Kemampuan keuangan negara dimaksudkan bahwa pengalokasian disesuaikan
dengan kemampuan APBN dalam mendanai urusan pemerintah pusat melalui bagian
anggaran K/L.
Keseimbangan pendanaan di daerah dimaksudkan bahwa pengalokasian
mempertimbangkan kemampuan fiskal daerah.
Kebutuhan pembangunan daerah dimaksudkan bahwa pengalokasian disesuaikan
dengan prioritas pembangunan nasional dan prioritas pembangunan daerah.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 mengatur beberapa aspek
pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas pembantuan sebagai berikut:
a. Keseimbangan pendanaan dilakukan secara proporsional agar sebaran lokasi dan
alokasi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan tidak terkonsentrasi pada
daerah tertentu.
b. Pengalokasian dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan mempertimbangkan
kemampuan fiskal daerah yang terdiri dari besarnya transfer ke daerah dan
kemampuan keuangan daerah.
Hasil rumusan keseimbangan pendanaan di daerah dimaksud dituangkan dalam
Rekomendasi Menteri Keuangan dan disampaikan kepada K/L dengan tembusan kepada
Kepala Bappenas.
4. Surat Edaran Bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan dan Menteri
Dalam Negeri Nomor : 0442/M.PPN/11/2010, Nomor : SE-696/MK/2010 dan Nomor :
120/4693/SJ tentang Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Program dan
Kegiatan Kementerian/Lembaga di Daerah serta Peningkatan Peran Aktif Gubernur
Selaku Wakil Pemerintah Pusat.
Kementerian/Lembaga diminta untuk memperhatikan rekomendasi Menteri Keuangan
dalam mengalokasikan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan tertuang
dalam Surat Edaran ini pada huruf A butir 2.c.1 yang berbunyi sebagai berikut:
“Dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan melalui mekanisme
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, Kementerian/Lembaga wajib mengalokasikan
anggaran dengan target kinerja yang jelas dan terukur dengan mengutamakan
pencapaian prioritas pembangunan pada Kementerian/Lembaga serta
mempertimbangkan kemampuan keuangan negara, keseimbangan pendanaan di
daerah sebagaimana tertuang dalam rekomendasi Menteri Keuangan yang
diterbitkan setiap tahun, dan kebutuhan pembangunan daerah yang menjadi urusan
Pemerintah Pusat.”
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 4
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
1.3. RUANG LINGKUP REKOMENDASI
Rekomendasi Menteri Keuangan ini membahas permasalahan sebagai berikut:
1. Latar belakang dan dasar hukum dari rekomendasi Menteri Keuangan.
2. Evaluasi pelaksanaan Rekomendasi Menteri Keuangan dalam alokasi anggaran
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan TA 2019.
3. Formulasi peta keseimbangan pendanaan di daerah untuk perencanaan lokasi dan
alokasi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan TA 2020 berdasarkan data dan
kondisi terkini.
1.4. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan rekomendasi Menteri Keuangan adalah untuk :
1. Mewujudkan proporsionalitas dalam pengalokasian dana Dekonsentrasi dan dana Tugas
Pembantuan agar sebaran alokasi dana tidak terkonsentrasi di daerah tertentu;
2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan
dana Dekonsentrasi dan dana Tugas Pembantuan;
3. Memberikan masukan kepada K/L dalam merencanakan lokasi dan alokasi dana
Dekonsentrasi dan dana Tugas Pembantuan agar tepat sasaran.
1.5. SISTEMATIKA
Rekomendasi terdiri dari empat bab dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Penjelasan mengenai latar belakang dengan landasan hukum, ruang lingkup
rekomendasi, maksud dan tujuan, serta sistematika;
Bab II Penjelasan tentang formulasi keseimbangan pendanaan di daerah untuk
perencanaan lokasi dan alokasi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
Bab III Rekomendasi Menteri Keuangan dalam rangka perencanaan lokasi dan alokasi dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020.
5 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
BAB II FORMULASI KESEIMBANGAN PENDANAAN DI DAERAH UNTUK
PERENCANAAN LOKASI DAN ANGGARAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN
2.1 VARIABEL-VARIABEL YANG DIGUNAKAN
Keseimbangan pendanaan di daerah ditinjau berdasarkan 2 (dua) jenis variabel, yaitu
variabel Kemampuan Pendanaan Daerah dan variabel Indeks Pembangunan Manusia
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Variabel Kemampuan Pendanaan Daerah (KPD)
KPD merupakan variabel yang dapat menggambarkan potensi kemampuan keuangan di
daerah dalam upaya membangun dan melayani kepentingan masyarakat. Variabel ini
meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan
yang Sah dengan memperhitungkan belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD).
Variabel ini diasumsikan sebagai gambaran ruang fiskal di daerah, yaitu besaran alokasi
dana yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan dan
pelayanan masyarakat di daerah secara leluasa dan fleksibel.
2. Variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM digunakan sebagai variabel untuk mengukur pembangunan masyarakat di daerah
dengan pertimbangan:
a. Merupakan indikator penting yang digunakan dalam mengukur keberhasilan
pembangunan hidup manusia/masyarakat/penduduk.
b. Digunakan sebagai salah satu ukuran kinerja suatu daerah, khususnya dalam evaluasi
proses pembangunan sumber daya manusia.
c. Dapat mengindikasikan tentang bagaimana manusia mempunyai kesempatan untuk
mengakses hasil dari suatu proses pembangunan, sebagai bagian dari haknya seperti
dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan.
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 6
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
Hubungan kedua variabel peta keseimbangan pendanaan di daerah tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2.1.1 di bawah ini:
GAMBAR 2.1.1 Variabel Keseimbangan Pendanaan di Daerah
2.2 SUMBER DATA
Data yang digunakan dalam menyusun formulasi peta keseimbangan pendanaan di
daerah dapat dibedakan dalam 2 jenis: pertama, Data Fiskal terdiri dari data PAD, Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah dalam APBD, dengan memperhitungkan
Belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD); kedua, data Non-Fiskal terdiri dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK), dan Jumlah Penduduk.
Data Fiskal diperoleh dari APBD Provinsi/Kabupaten/Kota yang disampaikan kepada
Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, sedangkan data
non-fiskal diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Dalam Negeri yang
digunakan dalam perhitungan alokasi DAU TA 2019.
Jenis, tahun, dan sumber data yang digunakan dalam penyusunan rekomendasi
Menteri Keuangan tentang keseimbangan pendanaan untuk perencanaan dekonsentrasi dan
tugas pembantuan TA 2020 adalah sebagaimana pada Gambar 2.2.1 berikut :
GAMBAR 2.2.1 Jenis, Tahun, dan Sumber Data
Variabel Kemampuan
Pendanaan Daerah (KPD)
❖ Pendapatan Asli Daerah
❖ Dana Perimbangan
❖ Lain-lain Pendapatan yang
Sah
❖ Belanja PNSD
Variabel Indeks
Pembangunan Manusia (IPM)
Pembangunan Masyarakat di Daerah, mencakup bidang: ❖ Pendidikan
❖ Kesehatan
❖ Kesejahteraan masyarakat
Keseimbangan Pendanaan di
Daerah
APBD
Data Fiskal
PAD
Dana Perimbangan
Lain-lain pendapatan yang Sah
Belanja PNSD
2018
2018
2018
2018
2017
APBD
APBD
BPS
2018
Jumlah Penduduk 2018 Kemendagri
Data
Non Fiskal
IPM
DJPK
IKK BPS
7 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
Data yang digunakan dalam formulasi keseimbangan pendanaan di daerah adalah
data terkini yang tersedia. Data fiskal berasal dari data tahun 2018, sedangkan data non fiskal
menggunakan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2017, data Indeks Kemahalan
Konstruksi (IKK) tahun 2018 dan Jumlah Penduduk tahun 2018 Semester I.
2.3 FORMULASI KESEIMBANGAN PENDANAAN DI DAERAH
Langkah-langkah perhitungan formulasi peta keseimbangan pendanaan adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan Indeks Kemampuan Pendanaan Daerah (IKPD) riil per Kapita:
a. Menghitung Kemampuan Pendanaan Daerah (KPD), yang merupakan selisih
Pendapatan yang diperoleh suatu daerah (PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pendapatan yang Sah) dengan Belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD).
b. Menghitung KPD riil per Kapita, dengan cara membagi KPD suatu daerah dengan
besaran perkalian IKK dengan Jumlah Penduduk. Baik IKK maupun jumlah penduduk
menjadi proxy perbedaan tingkat harga antardaerah per Kapita.
c. Menghitung Indeks KPD (IKPD) riil per Kapita, dengan melakukan penyusunan indeks
nilai besaran IKPD riil per Kapita suatu daerah dengan cara membagi KPD suatu
daerah dengan rata-rata KPD seluruh daerah.
2. Menghubungkan IKPD riil per Kapita dengan IPM:
a. Menempatkan masing-masing daerah berdasarkan nilai IKPD riil per Kapita dan IPM.
b. Menentukan 4 (empat) kuadran dengan menggunakan nilai rata-rata IKPD rill per
Kapita sebagai sumbu horisontal, dan IPM Nasional sebagai sumbu vertikal.
c. Pengelompokan dalam 4 (empat) kuadran tersebut, masing-masing:
• Kuadran I untuk daerah yang memiliki IKPD riil per Kapita di atas rata-rata
nasional dan IPM di atas rata-rata nasional (dikategorikan dalam daerah non
prioritas);
• Kuadran II untuk daerah yang memiliki IKPD riil per Kapita di bawah rata-rata
nasional dan IPM di atas rata-rata nasional, (dikategorikan dalam daerah
prioritas II);
• Kuadran III untuk daerah yang memiliki IKPD riil per Kapita di bawah rata-rata
nasional dan IPM di bawah rata-rata nasional, (dikategorikan dalam daerah
prioritas I);
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 8
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
• Kuadran IV untuk daerah yang memiliki IKPD riil per Kapita di atas rata-rata
nasional dan IPM di bawah rata-rata nasional, (dikategorikan dalam daerah non
prioritas).
Pengelompokan daerah berdasarkan kuadran dan prioritas pendanaan Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan dapat dilihat dalam Gambar 2.3.1 sebagai berikut:
GAMBAR 2.3.1 Pengelompokan Daerah Berdasarkan Kuadran dan Prioritas Pendanaan
Adapun gambaran langkah-langkah formulasi keseimbangan pendanaan di daerah
dapat terlihat pada Gambar 2.3.2 di bawah ini:
GAMBAR 2.3.2 Langkah-langkah Formulasi Keseimbangan Pendanaan di Daerah
KPD
Lain2
Pendapatan yg Sah
PAD
Pendapatan Daerah
Belanja PNSD
KPD riil per Kapita
Faktor Pengurang
Jumlah penduduk
IKK
PAD = Pendapatan Asli Daerah KPD = Kemampuan Pendanaan Daerah IKK = Indeks Kemahalan Konstruksi IPM = Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Kemampuan Pendanaan Daerah
IKPD riil
per kapita
Kuadran I Kuadran II
Kuadran III Kuadran IV
Peta Keseimbangan Pendanaan di
daerah
Kelompok Daerah Non Prioritas
Kelompok Daerah Non Prioritas
Kelompok Daerah Prioritas II
IPM Nasional
Kelompok Daerah Prioritas I
Hasil Formulasi
Rekomendasi Dana
Perim-bangan
9 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
BAB III REKOMENDASI KESEIMBANGAN PENDANAAN DI DAERAH DALAM RANGKA PERENCANAAN LOKASI DAN ANGGARAN
DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN TA 2020
Sesuai dengan pengelompokan daerah yang dijelaskan dalam Bab II daerah yang
direkomendasikan untuk diprioritaskan mendapat alokasi dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan TA 2020 adalah sebagai berikut:
a. Kelompok Daerah Prioritas I
Merupakan kelompok daerah yang mempunyai IKPD riil per Kapita di bawah rata-rata
Nasional dan IPM daerah di bawah rata-rata nasional, sebanyak 12 provinsi dan 155
kabupaten/kota (Rincian daerah pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2).
b. Kelompok Daerah Prioritas II
Merupakan kelompok daerah yang mempunyai IKPD riil per kapita di bawah rata-rata
Nasional dan IPM daerah di atas rata-rata nasional, sebanyak 14 provinsi dan 177
kabupaten/kota (Rincian daerah pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4).
GAMBAR 3.1
Rekomendasi Pengalokasian Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Per Kuadran TA 2020
Dasar pertimbangan rekomendasi daerah prioritas sebagai berikut:
1) Kelompok daerah prioritas 1, daerah yang mempunyai tingkat kemampuan pendanaan
daerah di bawah rata-rata nasional, dan tingkat pembangunan kesejahteraan masyarakat
Indeks Kemampuan Pendanaan Daerah
Rekomendasi: 14 Provinsi
177 Kabupaten/Kota
Rekomendasi: 7 Provinsi
65 Kabupaten/Kota
Rekomendasi: 12 Provinsi
155 Kab/Kota
Kuadran II Daerah Prioritas II
Kuadran III
Daerah Prioritas I Kuadran IV Daerah Non Prioritas
Kuadran I Daerah Non Prioritas
Indeks Pembangunan Manusia
Rekomendasi: 1 Provinsi
111 Kabupaten/Kota
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 10
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
(IPM) dibawah rata-rata nasional (Kuadran III). Kelompok daerah ini perlu mendapat
perhatian melalui intervensi pemerintah pusat melalui kewenangan yang dimiliki sehingga
dapat menstimulasi percepatan pembangunan di daerah tersebut melalui
penyelenggaraan program dan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
2) Kelompok daerah prioritas 2, daerah yang mempunyai tingkat kemampuan pendanaan
daerah di bawah rata-rata nasional, namun memiliki tingkat pembangunan kesejahteraan
masyarakat (IPM) di atas rata-rata nasional (Kuadran II). Kelompok daerah ini merupakan
daerah yang memiliki tingkat kemampuan pendanaan daerah di bawah rata-rata nasional
namun masih dapat secara efektif melakukan pembangunan daerah melalui kegiatan
pelayanan terhadap masyarakat dengan baik. Terhadap kelompok ini, program dan
kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan diarahkan untuk mempertahankan
kinerja tersebut.
Selain kelompok daerah prioritas 1 dan prioritas 2 di atas, terdapat 8 provinsi dan 176
kab/kota yang termasuk dalam kelompok daerah non prioritas (rincian daerah pada tabel 3.5
dan tabel 3.6). Daerah-daerah dalam kelompok non prioritas tetap dapat menerima alokasi
dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan apabila terdapat kewenangan Pemerintah Pusat
yang perlu segera dilaksanakan di daerah tersebut.
11 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
TABEL 3.1
Provinsi yang Termasuk Prioritas I
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
1 Provinsi Sumatera Selatan 68,86 0,53 Kuadran 3 Prioritas 1
2 Provinsi Lampung 68,25 0,57 Kuadran 3 Prioritas 1
3 Provinsi Kalimantan Barat 66,26 0,54 Kuadran 3 Prioritas 1
4 Provinsi Kalimantan Selatan 69,65 0,88 Kuadran 3 Prioritas 1
5 Provinsi Gorontalo 67,01 0,93 Kuadran 3 Prioritas 1
6 Provinsi Sulawesi Tengah 68,11 0,77 Kuadran 3 Prioritas 1
7 Provinsi Sulawesi Barat 64,30 0,78 Kuadran 3 Prioritas 1
8 Provinsi Nusa Tenggara Barat 66,58 0,59 Kuadran 3 Prioritas 1
9 Provinsi Nusa Tenggara Timur 63,73 0,53 Kuadran 3 Prioritas 1
10 Provinsi Maluku 68,19 0,88 Kuadran 3 Prioritas 1
11 Provinsi Maluku Utara 67,20 0,97 Kuadran 3 Prioritas 1
12 Provinsi Papua 59,09 0,94 Kuadran 3 Prioritas 1
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 12
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
TABEL 3.2
Kabupaten/Kota yang Termasuk Prioritas I
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
1 Kab. Aceh Timur 66,32 0,73 Kuadran 3 Prioritas 1
2 Kab. Aceh Utara 67,67 0,77 Kuadran 3 Prioritas 1
3 Kab. Aceh Tamiang 67,99 0,86 Kuadran 3 Prioritas 1
4 Kab. Mandailing Natal 65,13 0,62 Kuadran 3 Prioritas 1
5 Kab. Tapanuli Tengah 67,96 0,70 Kuadran 3 Prioritas 1
6 Kota Tanjung Balai 67,41 0,81 Kuadran 3 Prioritas 1
7 Kab. Nias Selatan 59,85 0,68 Kuadran 3 Prioritas 1
8 Kab. Humbang Hasundutan 67,30 0,89 Kuadran 3 Prioritas 1
9 Kab. Batubara 67,20 0,58 Kuadran 3 Prioritas 1
10 Kab. Padang Lawas 66,82 0,83 Kuadran 3 Prioritas 1
11 Kota Gunungsitoli 67,68 0,92 Kuadran 3 Prioritas 1
12 Kab. Pasaman 64,94 0,61 Kuadran 3 Prioritas 1
13 Kab. Sijunjung 66,60 0,78 Kuadran 3 Prioritas 1
14 Kab. Solok 67,86 0,54 Kuadran 3 Prioritas 1
15 Kab. Pasaman Barat 66,83 0,58 Kuadran 3 Prioritas 1
16 Kab. Solok Selatan 67,81 0,88 Kuadran 3 Prioritas 1
17 Kab. Indragiri Hilir 66,17 0,62 Kuadran 3 Prioritas 1
18 Kab. Rokan Hilir 67,84 0,57 Kuadran 3 Prioritas 1
19 Kab. Muaro Jambi 67,86 0,70 Kuadran 3 Prioritas 1
20 Kab. Tanjung Jabung Barat 66,15 0,79 Kuadran 3 Prioritas 1
21 Kab. Tanjung Jabung Timur 62,61 1,00 Kuadran 3 Prioritas 1
22 Kab. Lahat 66,38 0,89 Kuadran 3 Prioritas 1
23 Kab. Musi Rawas 65,31 0,87 Kuadran 3 Prioritas 1
24 Kab. Muara Enim 67,63 0,80 Kuadran 3 Prioritas 1
25 Kab. Ogan Komering Ilir 66,11 0,67 Kuadran 3 Prioritas 1
26 Kab. Banyuasin 65,85 0,49 Kuadran 3 Prioritas 1
27 Kab. Ogan Ilir 65,63 0,80 Kuadran 3 Prioritas 1
28 Kab. Ogan Komering Ulu Timur 67,84 0,52 Kuadran 3 Prioritas 1
29 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
63,96 0,67 Kuadran 3 Prioritas 1
30 Kab. Empat Lawang 64,21 0,68 Kuadran 3 Prioritas 1
31 Kab. Bangka Barat 67,94 0,90 Kuadran 3 Prioritas 1
32 Kab. Bengkulu Utara 67,80 0,80 Kuadran 3 Prioritas 1
13 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
33 Kab. Seluma 65,00 0,90 Kuadran 3 Prioritas 1
34 Kab. Mukomuko 67,07 0,97 Kuadran 3 Prioritas 1
35 Kab. Kepahiang 66,60 0,95 Kuadran 3 Prioritas 1
36 Kab. Lampung Barat 66,06 0,82 Kuadran 3 Prioritas 1
37 Kab. Lampung Selatan 66,95 0,48 Kuadran 3 Prioritas 1
38 Kab. Lampung Utara 66,58 0,69 Kuadran 3 Prioritas 1
39 Kab. Lampung Timur 68,05 0,46 Kuadran 3 Prioritas 1
40 Kab. Tanggamus 64,94 0,60 Kuadran 3 Prioritas 1
41 Kab. Tulang Bawang 67,07 0,67 Kuadran 3 Prioritas 1
42 Kab. Way Kanan 65,97 0,67 Kuadran 3 Prioritas 1
43 Kab. Pesawaran 64,43 0,59 Kuadran 3 Prioritas 1
44 Kab. Mesuji 61,87 0,79 Kuadran 3 Prioritas 1
45 Kab. Tulang Bawang Barat 64,58 0,77 Kuadran 3 Prioritas 1
46 Kab. Cianjur 63,70 0,32 Kuadran 3 Prioritas 1
47 Kab. Cirebon 67,39 0,27 Kuadran 3 Prioritas 1
48 Kab. Garut 64,52 0,35 Kuadran 3 Prioritas 1
49 Kab. Indramayu 65,58 0,32 Kuadran 3 Prioritas 1
50 Kab. Kuningan 67,78 0,37 Kuadran 3 Prioritas 1
51 Kab. Majalengka 65,92 0,46 Kuadran 3 Prioritas 1
52 Kab. Pangandaran 66,60 0,54 Kuadran 3 Prioritas 1
53 Kab. Subang 67,73 0,24 Kuadran 3 Prioritas 1
54 Kab. Sukabumi 65,49 0,30 Kuadran 3 Prioritas 1
55 Kab. Tasikmalaya 64,14 0,30 Kuadran 3 Prioritas 1
56 Kab. Bandung Barat 66,63 0,29 Kuadran 3 Prioritas 1
57 Kab. Lebak 62,95 0,42 Kuadran 3 Prioritas 1
58 Kab. Pandeglang 63,82 0,40 Kuadran 3 Prioritas 1
59 Kab. Serang 65,60 0,40 Kuadran 3 Prioritas 1
60 Kab. Banjarnegara 65,86 0,39 Kuadran 3 Prioritas 1
61 Kab. Batang 67,35 0,45 Kuadran 3 Prioritas 1
62 Kab. Blora 67,52 0,44 Kuadran 3 Prioritas 1
63 Kab. Brebes 64,86 0,29 Kuadran 3 Prioritas 1
64 Kab. Pemalang 65,04 0,27 Kuadran 3 Prioritas 1
65 Kab. Purbalingga 67,72 0,43 Kuadran 3 Prioritas 1
66 Kab. Tegal 66,44 0,41 Kuadran 3 Prioritas 1
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 14
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
67 Kab. Wonosobo 66,89 0,39 Kuadran 3 Prioritas 1
68 Kab. Bangkalan 62,30 0,35 Kuadran 3 Prioritas 1
69 Kab. Bojonegoro 67,28 0,54 Kuadran 3 Prioritas 1
70 Kab. Bondowoso 64,75 0,48 Kuadran 3 Prioritas 1
71 Kab. Jember 64,96 0,27 Kuadran 3 Prioritas 1
72 Kab. Lumajang 64,23 0,35 Kuadran 3 Prioritas 1
73 Kab. Pacitan 66,51 0,51 Kuadran 3 Prioritas 1
74 Kab. Pamekasan 64,93 0,38 Kuadran 3 Prioritas 1
75 Kab. Pasuruan 66,69 0,41 Kuadran 3 Prioritas 1
76 Kab. Probolinggo 64,28 0,39 Kuadran 3 Prioritas 1
77 Kab. Sampang 59,90 0,37 Kuadran 3 Prioritas 1
78 Kab. Situbondo 65,68 0,42 Kuadran 3 Prioritas 1
79 Kab. Sumenep 64,28 0,36 Kuadran 3 Prioritas 1
80 Kab. Trenggalek 68,10 0,45 Kuadran 3 Prioritas 1
81 Kab. Tuban 66,77 0,37 Kuadran 3 Prioritas 1
82 Kab. Bengkayang 65,99 0,63 Kuadran 3 Prioritas 1
83 Kab. Landak 64,93 0,62 Kuadran 3 Prioritas 1
84 Kab. Ketapang 65,71 0,67 Kuadran 3 Prioritas 1
85 Kab. Mempawah 64,00 0,57 Kuadran 3 Prioritas 1
86 Kab. Sambas 65,92 0,42 Kuadran 3 Prioritas 1
87 Kab. Sanggau 64,61 0,59 Kuadran 3 Prioritas 1
88 Kab. Sintang 65,16 0,93 Kuadran 3 Prioritas 1
89 Kab. Sekadau 63,04 0,83 Kuadran 3 Prioritas 1
90 Kab. Melawi 64,43 0,90 Kuadran 3 Prioritas 1
91 Kab. Kubu Raya 66,31 0,44 Kuadran 3 Prioritas 1
92 Kab. Banjar 67,77 0,53 Kuadran 3 Prioritas 1
93 Kab. Barito Kuala 64,93 0,72 Kuadran 3 Prioritas 1
94 Kab. Hulu Sungai Tengah 67,78 0,95 Kuadran 3 Prioritas 1
95 Kab. Hulu Sungai Utara 64,21 0,71 Kuadran 3 Prioritas 1
96 Kab. Tanah Laut 68,00 0,75 Kuadran 3 Prioritas 1
97 Kab. Bolaang Mongondow 66,08 0,82 Kuadran 3 Prioritas 1
98 Kab. Gorontalo 64,95 0,77 Kuadran 3 Prioritas 1
99 Kab. Toli-Toli 64,05 0,90 Kuadran 3 Prioritas 1
100 Kab. Donggala 64,66 0,81 Kuadran 3 Prioritas 1
15 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
101 Kab. Parigi Moutong 64,09 0,70 Kuadran 3 Prioritas 1
102 Kab. Bone 64,16 0,50 Kuadran 3 Prioritas 1
103 Kab. Bulukumba 67,08 0,71 Kuadran 3 Prioritas 1
104 Kab. Jeneponto 62,67 0,57 Kuadran 3 Prioritas 1
105 Kab. Pangkajene dan Kepulauan
67,25 0,79 Kuadran 3 Prioritas 1
106 Kab. Sinjai 65,80 0,86 Kuadran 3 Prioritas 1
107 Kab. Soppeng 66,67 0,92 Kuadran 3 Prioritas 1
108 Kab. Takalar 65,48 0,89 Kuadran 3 Prioritas 1
109 Kab. Tana Toraja 66,82 0,73 Kuadran 3 Prioritas 1
110 Kab. Toraja Utara 67,90 0,93 Kuadran 3 Prioritas 1
111 Kab. Mamuju 66,32 0,79 Kuadran 3 Prioritas 1
112 Kab. Polewali Mandar 62,35 0,63 Kuadran 3 Prioritas 1
113 Kab. Mamasa 63,92 0,87 Kuadran 3 Prioritas 1
114 Kab. Mamuju Utara 65,67 0,83 Kuadran 3 Prioritas 1
115 Kab. Muna 67,61 0,87 Kuadran 3 Prioritas 1
116 Kab. Konawe Selatan 67,23 0,89 Kuadran 3 Prioritas 1
117 Kab. Karangasem 65,57 0,46 Kuadran 3 Prioritas 1
118 Kab. Bima 65,01 0,63 Kuadran 3 Prioritas 1
119 Kab. Dompu 66,33 0,99 Kuadran 3 Prioritas 1
120 Kab. Lombok Barat 66,37 0,48 Kuadran 3 Prioritas 1
121 Kab. Lombok Tengah 64,36 0,36 Kuadran 3 Prioritas 1
122 Kab. Lombok Timur 64,37 0,39 Kuadran 3 Prioritas 1
123 Kab. Sumbawa 65,84 0,63 Kuadran 3 Prioritas 1
124 Kab. Lombok Utara 63,04 0,95 Kuadran 3 Prioritas 1
125 Kab. Alor 59,61 0,86 Kuadran 3 Prioritas 1
126 Kab. Belu 61,44 0,93 Kuadran 3 Prioritas 1
127 Kab. Ende 66,11 0,78 Kuadran 3 Prioritas 1
128 Kab. Flores Timur 62,89 0,73 Kuadran 3 Prioritas 1
129 Kab. Kupang 62,79 0,78 Kuadran 3 Prioritas 1
130 Kab. Malaka 58,90 0,94 Kuadran 3 Prioritas 1
131 Kab. Manggarai 62,24 0,62 Kuadran 3 Prioritas 1
132 Kab. Ngada 66,47 0,86 Kuadran 3 Prioritas 1
133 Kab. Sikka 63,08 0,69 Kuadran 3 Prioritas 1
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 16
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
134 Kab. Sumba Timur 64,19 0,93 Kuadran 3 Prioritas 1
135 Kab. Timor Tengah Selatan 61,08 0,62 Kuadran 3 Prioritas 1
136 Kab. Timor Tengah Utara 62,03 0,88 Kuadran 3 Prioritas 1
137 Kab. Manggarai Barat 61,65 0,89 Kuadran 3 Prioritas 1
138 Kab. Nagekeo 64,74 0,82 Kuadran 3 Prioritas 1
139 Kab. Sumba Barat Daya 61,46 0,62 Kuadran 3 Prioritas 1
140 Kab. Manggarai Timur 58,51 0,83 Kuadran 3 Prioritas 1
141 Kab. Buru 67,61 0,97 Kuadran 3 Prioritas 1
142 Kab. Seram Bagian Barat 64,34 0,90 Kuadran 3 Prioritas 1
143 Kab. Jayawijaya 55,99 0,44 Kuadran 3 Prioritas 1
144 Kab. Paniai 54,91 0,92 Kuadran 3 Prioritas 1
145 Kab. Puncak Jaya 46,57 0,34 Kuadran 3 Prioritas 1
146 Kab. Yahukimo 47,95 0,52 Kuadran 3 Prioritas 1
147 Kab. Pegunungan Bintang 43,24 0,95 Kuadran 3 Prioritas 1
148 Kab. Tolikara 47,89 0,40 Kuadran 3 Prioritas 1
149 Kab. Yalimo 46,19 0,66 Kuadran 3 Prioritas 1
150 Kab. Lanny Jaya 46,49 0,51 Kuadran 3 Prioritas 1
151 Kab. Nduga 27,87 0,89 Kuadran 3 Prioritas 1
152 Kab. Puncak 41,06 0,39 Kuadran 3 Prioritas 1
153 Kab. Dogiyai 54,04 0,76 Kuadran 3 Prioritas 1
154 Kab. Intan Jaya 45,68 0,48 Kuadran 3 Prioritas 1
155 Kab. Deiyai 49,07 0,85 Kuadran 3 Prioritas 1
17 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
TABEL 3.3 Provinsi yang Termasuk Prioritas II
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
1 Provinsi Sumatera Utara 70,57 0,54 Kuadran 2 Prioritas 2
2 Provinsi Sumatera Barat 71,24 0,67 Kuadran 2 Prioritas 2
3 Provinsi Kepulauan Riau 74,45 0,94 Kuadran 2 Prioritas 2
4 Provinsi Jambi 69,99 0,78 Kuadran 2 Prioritas 2
5 Provinsi Bengkulu 69,95 0,87 Kuadran 2 Prioritas 2
6 Provinsi Jawa Barat 70,69 0,46 Kuadran 2 Prioritas 2
7 Provinsi Banten 71,42 0,66 Kuadran 2 Prioritas 2
8 Provinsi Jawa Tengah 70,52 0,44 Kuadran 2 Prioritas 2
9 Provinsi DI Yogyakarta 78,89 0,83 Kuadran 2 Prioritas 2
10 Provinsi Jawa Timur 70,27 0,44 Kuadran 2 Prioritas 2
11 Provinsi Sulawesi Utara 71,66 0,76 Kuadran 2 Prioritas 2
12 Provinsi Sulawesi Selatan 70,34 0,58 Kuadran 2 Prioritas 2
13 Provinsi Sulawesi Tenggara 69,86 0,72 Kuadran 2 Prioritas 2
14 Provinsi Bali 74,30 0,72 Kuadran 2 Prioritas 2
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 18
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
TABEL 3.4 Kabupaten/Kota yang Termasuk Prioritas II
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
1 Kab. Aceh Besar 72,00 0,83 Kuadran 2 Prioritas 2
2 Kab. Bireun 71,11 0,77 Kuadran 2 Prioritas 2
3 Kab. Pidie 69,52 0,91 Kuadran 2 Prioritas 2
4 Kota Langsa 75,89 0,67 Kuadran 2 Prioritas 2
5 Kota Lhokseumawe 76,34 0,81 Kuadran 2 Prioritas 2
6 Kab. Asahan 69,10 0,41 Kuadran 2 Prioritas 2
7 Kab. Dairi 70,36 0,64 Kuadran 2 Prioritas 2
8 Kab. Deli Serdang 73,94 0,44 Kuadran 2 Prioritas 2
9 Kab. Karo 73,53 0,59 Kuadran 2 Prioritas 2
10 Kab. Labuhanbatu 71,00 0,51 Kuadran 2 Prioritas 2
11 Kab. Langkat 69,82 0,33 Kuadran 2 Prioritas 2
12 Kab. Simalungun 71,83 0,52 Kuadran 2 Prioritas 2
13 Kab. Tapanuli Selatan 68,69 0,81 Kuadran 2 Prioritas 2
14 Kab. Tapanuli Utara 72,38 0,80 Kuadran 2 Prioritas 2
15 Kab. Toba Samosir 73,87 0,90 Kuadran 2 Prioritas 2
16 Kota Binjai 74,65 0,65 Kuadran 2 Prioritas 2
17 Kota Medan 79,98 0,44 Kuadran 2 Prioritas 2
18 Kota Pematangsiantar 77,54 0,66 Kuadran 2 Prioritas 2
19 Kota Tebing Tinggi 73,90 0,84 Kuadran 2 Prioritas 2
20 Kota Padang Sidempuan 73,81 0,65 Kuadran 2 Prioritas 2
21 Kab. Serdang Bedagai 69,16 0,47 Kuadran 2 Prioritas 2
22 Kab. Padang Lawas Utara 68,34 0,84 Kuadran 2 Prioritas 2
23 Kab. Labuhanbatu Utara 70,79 0,42 Kuadran 2 Prioritas 2
24 Kab. Labuhanbatu Selatan 70,48 0,58 Kuadran 2 Prioritas 2
25 Kab. Lima Puluh Kota 68,69 0,64 Kuadran 2 Prioritas 2
26 Kab. Agam 71,10 0,52 Kuadran 2 Prioritas 2
27 Kab. Padang Pariaman 68,90 0,63 Kuadran 2 Prioritas 2
28 Kab. Pesisir Selatan 68,74 0,56 Kuadran 2 Prioritas 2
29 Kab. Tanah Datar 70,37 0,63 Kuadran 2 Prioritas 2
30 Kota Padang 81,58 0,54 Kuadran 2 Prioritas 2
31 Kab. Dharmasraya 70,40 0,88 Kuadran 2 Prioritas 2
32 Kab. Indragiri Hulu 68,97 0,72 Kuadran 2 Prioritas 2
19 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
33 Kab. Kampar 72,19 0,62 Kuadran 2 Prioritas 2
34 Kab. Kuantan Singingi 69,53 0,94 Kuadran 2 Prioritas 2
35 Kab. Pelalawan 70,59 0,87 Kuadran 2 Prioritas 2
36 Kab. Rokan Hulu 68,67 0,46 Kuadran 2 Prioritas 2
37 Kab. Siak 73,18 0,97 Kuadran 2 Prioritas 2
38 Kota Dumai 73,46 0,83 Kuadran 2 Prioritas 2
39 Kota Pekanbaru 79,97 0,65 Kuadran 2 Prioritas 2
40 Kab. Karimun 70,26 0,98 Kuadran 2 Prioritas 2
41 Kota Batam 80,26 0,47 Kuadran 2 Prioritas 2
42 Kota Tanjung Pinang 78,00 0,65 Kuadran 2 Prioritas 2
43 Kab. Batanghari 68,92 0,94 Kuadran 2 Prioritas 2
44 Kab. Bungo 69,04 0,85 Kuadran 2 Prioritas 2
45 Kab. Merangin 68,30 0,86 Kuadran 2 Prioritas 2
46 Kab. Sarolangun 69,03 0,87 Kuadran 2 Prioritas 2
47 Kab. Tebo 68,16 0,74 Kuadran 2 Prioritas 2
48 Kota Jambi 76,74 0,60 Kuadran 2 Prioritas 2
49 Kab. Ogan Komering Ulu 68,28 0,76 Kuadran 2 Prioritas 2
50 Kota Palembang 77,22 0,48 Kuadran 2 Prioritas 2
51 Kota Lubuk Linggau 73,67 0,86 Kuadran 2 Prioritas 2
52 Kota Prabumulih 73,58 0,88 Kuadran 2 Prioritas 2
53 Kab. Bangka 71,09 0,69 Kuadran 2 Prioritas 2
54 Kota Pangkal Pinang 76,86 0,88 Kuadran 2 Prioritas 2
55 Kab. Bangka Tengah 68,99 0,99 Kuadran 2 Prioritas 2
56 Kab. Rejang Lebong 68,61 0,78 Kuadran 2 Prioritas 2
57 Kota Bengkulu 78,82 0,57 Kuadran 2 Prioritas 2
58 Kab. Lampung Tengah 68,95 0,38 Kuadran 2 Prioritas 2
59 Kota Bandar Lampung 75,98 0,51 Kuadran 2 Prioritas 2
60 Kab. Pringsewu 68,61 0,65 Kuadran 2 Prioritas 2
61 Kab. Bandung 71,02 0,28 Kuadran 2 Prioritas 2
62 Kab. Bekasi 72,63 0,41 Kuadran 2 Prioritas 2
63 Kab. Bogor 69,13 0,30 Kuadran 2 Prioritas 2
64 Kab. Ciamis 68,87 0,34 Kuadran 2 Prioritas 2
65 Kab. Karawang 69,17 0,39 Kuadran 2 Prioritas 2
66 Kab. Purwakarta 69,28 0,45 Kuadran 2 Prioritas 2
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 20
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
67 Kab. Sumedang 70,07 0,38 Kuadran 2 Prioritas 2
68 Kota Bandung 80,31 0,56 Kuadran 2 Prioritas 2
69 Kota Bekasi 80,30 0,47 Kuadran 2 Prioritas 2
70 Kota Bogor 75,16 0,45 Kuadran 2 Prioritas 2
71 Kota Cirebon 74,00 0,89 Kuadran 2 Prioritas 2
72 Kota Depok 79,83 0,26 Kuadran 2 Prioritas 2
73 Kota Sukabumi 73,03 0,76 Kuadran 2 Prioritas 2
74 Kota Cimahi 76,95 0,45 Kuadran 2 Prioritas 2
75 Kota Tasikmalaya 71,51 0,43 Kuadran 2 Prioritas 2
76 Kota Banjar 70,79 0,77 Kuadran 2 Prioritas 2
77 Kab. Tangerang 70,97 0,40 Kuadran 2 Prioritas 2
78 Kota Cilegon 72,29 0,92 Kuadran 2 Prioritas 2
79 Kota Tangerang 77,01 0,48 Kuadran 2 Prioritas 2
80 Kota Serang 71,31 0,42 Kuadran 2 Prioritas 2
81 Kota Tangerang Selatan 80,84 0,54 Kuadran 2 Prioritas 2
82 Kab. Banyumas 70,75 0,39 Kuadran 2 Prioritas 2
83 Kab. Boyolali 72,64 0,44 Kuadran 2 Prioritas 2
84 Kab. Cilacap 68,90 0,32 Kuadran 2 Prioritas 2
85 Kab. Demak 70,41 0,34 Kuadran 2 Prioritas 2
86 Kab. Grobogan 68,87 0,32 Kuadran 2 Prioritas 2
87 Kab. Jepara 70,79 0,35 Kuadran 2 Prioritas 2
88 Kab. Karanganyar 75,22 0,44 Kuadran 2 Prioritas 2
89 Kab. Kebumen 68,29 0,42 Kuadran 2 Prioritas 2
90 Kab. Kendal 70,62 0,41 Kuadran 2 Prioritas 2
91 Kab. Klaten 74,25 0,37 Kuadran 2 Prioritas 2
92 Kab. Kudus 73,84 0,40 Kuadran 2 Prioritas 2
93 Kab. Magelang 68,39 0,42 Kuadran 2 Prioritas 2
94 Kab. Pati 70,12 0,37 Kuadran 2 Prioritas 2
95 Kab. Pekalongan 68,40 0,45 Kuadran 2 Prioritas 2
96 Kab. Purworejo 71,31 0,42 Kuadran 2 Prioritas 2
97 Kab. Rembang 68,95 0,55 Kuadran 2 Prioritas 2
98 Kab. Semarang 73,20 0,39 Kuadran 2 Prioritas 2
99 Kab. Sragen 72,40 0,37 Kuadran 2 Prioritas 2
100 Kab. Sukoharjo 75,56 0,41 Kuadran 2 Prioritas 2
21 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
101 Kab. Temanggung 68,34 0,47 Kuadran 2 Prioritas 2
102 Kab. Wonogiri 68,66 0,38 Kuadran 2 Prioritas 2
103 Kota Pekalongan 73,77 0,64 Kuadran 2 Prioritas 2
104 Kota Salatiga 81,68 0,95 Kuadran 2 Prioritas 2
105 Kota Semarang 82,01 0,58 Kuadran 2 Prioritas 2
106 Kota Surakarta 80,85 0,67 Kuadran 2 Prioritas 2
107 Kota Tegal 73,95 0,73 Kuadran 2 Prioritas 2
108 Kab. Bantul 78,67 0,41 Kuadran 2 Prioritas 2
109 Kab. Gunung Kidul 68,73 0,38 Kuadran 2 Prioritas 2
110 Kab. Kulon Progo 73,23 0,64 Kuadran 2 Prioritas 2
111 Kab. Sleman 82,85 0,49 Kuadran 2 Prioritas 2
112 Kota Yogyakarta 85,49 0,77 Kuadran 2 Prioritas 2
113 Kab. Banyuwangi 69,64 0,35 Kuadran 2 Prioritas 2
114 Kab. Blitar 69,33 0,37 Kuadran 2 Prioritas 2
115 Kab. Gresik 74,84 0,44 Kuadran 2 Prioritas 2
116 Kab. Jombang 70,88 0,38 Kuadran 2 Prioritas 2
117 Kab. Kediri 70,47 0,32 Kuadran 2 Prioritas 2
118 Kab. Lamongan 71,11 0,40 Kuadran 2 Prioritas 2
119 Kab. Madiun 70,27 0,45 Kuadran 2 Prioritas 2
120 Kab. Magetan 72,60 0,43 Kuadran 2 Prioritas 2
121 Kab. Malang 68,47 0,30 Kuadran 2 Prioritas 2
122 Kab. Mojokerto 72,36 0,44 Kuadran 2 Prioritas 2
123 Kab. Nganjuk 70,69 0,35 Kuadran 2 Prioritas 2
124 Kab. Ngawi 69,27 0,37 Kuadran 2 Prioritas 2
125 Kab. Ponorogo 69,26 0,41 Kuadran 2 Prioritas 2
126 Kab. Sidoarjo 78,70 0,41 Kuadran 2 Prioritas 2
127 Kab. Tulungagung 71,24 0,42 Kuadran 2 Prioritas 2
128 Kota Kediri 77,13 0,75 Kuadran 2 Prioritas 2
129 Kota Madiun 80,13 0,85 Kuadran 2 Prioritas 2
130 Kota Malang 80,65 0,47 Kuadran 2 Prioritas 2
131 Kota Pasuruan 74,39 0,88 Kuadran 2 Prioritas 2
132 Kota Probolinggo 72,09 0,81 Kuadran 2 Prioritas 2
133 Kota Surabaya 81,07 0,61 Kuadran 2 Prioritas 2
134 Kota Pontianak 77,93 0,51 Kuadran 2 Prioritas 2
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 22
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
135 Kota Singkawang 70,25 0,67 Kuadran 2 Prioritas 2
136 Kab. Kotawaringin Timur 70,17 0,90 Kuadran 2 Prioritas 2
137 Kota Palangkaraya 79,69 0,89 Kuadran 2 Prioritas 2
138 Kota Banjarbaru 78,32 0,80 Kuadran 2 Prioritas 2
139 Kota Banjarmasin 76,46 0,44 Kuadran 2 Prioritas 2
140 Kab. Tanah Bumbu 69,12 0,94 Kuadran 2 Prioritas 2
141 Kab. Kutai Kartanegara 72,75 0,99 Kuadran 2 Prioritas 2
142 Kota Balikpapan 79,01 0,73 Kuadran 2 Prioritas 2
143 Kota Samarinda 79,46 0,61 Kuadran 2 Prioritas 2
144 Kota Tarakan 75,27 1,00 Kuadran 2 Prioritas 2
145 Kab. Minahasa 74,59 0,67 Kuadran 2 Prioritas 2
146 Kab. Kepulauan Sangihe 69,14 0,91 Kuadran 2 Prioritas 2
147 Kota Bitung 72,94 0,80 Kuadran 2 Prioritas 2
148 Kota Manado 78,05 0,65 Kuadran 2 Prioritas 2
149 Kab. Minahasa Selatan 70,05 0,85 Kuadran 2 Prioritas 2
150 Kab. Minahasa Utara 72,20 0,75 Kuadran 2 Prioritas 2
151 Kota Palu 80,24 0,79 Kuadran 2 Prioritas 2
152 Kab. Enrekang 71,44 0,79 Kuadran 2 Prioritas 2
153 Kab. Gowa 68,33 0,49 Kuadran 2 Prioritas 2
154 Kab. Luwu 69,02 0,64 Kuadran 2 Prioritas 2
155 Kab. Luwu Utara 68,35 0,70 Kuadran 2 Prioritas 2
156 Kab. Maros 68,42 0,73 Kuadran 2 Prioritas 2
157 Kab. Pinrang 69,90 0,52 Kuadran 2 Prioritas 2
158 Kab. Sidenreng Rappang 69,84 0,95 Kuadran 2 Prioritas 2
159 Kab. Wajo 68,18 0,65 Kuadran 2 Prioritas 2
160 Kota Makassar 81,13 0,53 Kuadran 2 Prioritas 2
161 Kota Palopo 76,71 0,97 Kuadran 2 Prioritas 2
162 Kab. Kolaka 71,46 0,97 Kuadran 2 Prioritas 2
163 Kota Bau-bau 74,14 0,90 Kuadran 2 Prioritas 2
164 Kab. Bangli 68,24 0,68 Kuadran 2 Prioritas 2
165 Kab. Buleleng 71,11 0,40 Kuadran 2 Prioritas 2
166 Kab. Gianyar 76,09 0,67 Kuadran 2 Prioritas 2
167 Kab. Jembrana 70,72 0,59 Kuadran 2 Prioritas 2
168 Kab. Klungkung 70,13 0,89 Kuadran 2 Prioritas 2
23 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
169 Kab. Tabanan 74,86 0,67 Kuadran 2 Prioritas 2
170 Kota Denpasar 83,01 0,56 Kuadran 2 Prioritas 2
171 Kota Mataram 77,84 0,68 Kuadran 2 Prioritas 2
172 Kota Kupang 78,25 0,54 Kuadran 2 Prioritas 2
173 Kab. Maluku Tengah 70,09 0,62 Kuadran 2 Prioritas 2
174 Kota Ambon 79,82 0,59 Kuadran 2 Prioritas 2
175 Kota Ternate 78,48 0,70 Kuadran 2 Prioritas 2
176 Kota Jayapura 79,23 0,52 Kuadran 2 Prioritas 2
177 Kota Sorong 76,73 0,65 Kuadran 2 Prioritas 2
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 24
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
TABEL 3.5 Provinsi Non Prioritas
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
1 Provinsi Aceh 70,60 1,81 Kuadran 1 Non Prioritas
2 Provinsi Riau 71,79 1,01 Kuadran 1 Non Prioritas
3 Provinsi Bangka Belitung 69,99 1,15 Kuadran 1 Non Prioritas
4 Provinsi DKI Jakarta 80,06 3,83 Kuadran 1 Non Prioritas
5 Provinsi Kalimantan Tengah 69,79 1,04 Kuadran 1 Non Prioritas
6 Provinsi Kalimantan Timur 75,12 1,37 Kuadran 1 Non Prioritas
7 Provinsi Kalimantan Utara 69,84 2,13 Kuadran 1 Non Prioritas
8 Provinsi Papua Barat 62,99 3,34 Kuadran 4 Non Prioritas
25 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
TABEL 3.6 Kabupaten/Kota Non Prioritas
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
1 Kab. Aceh Barat 70,20 1,32 Kuadran 1 Non Prioritas
2 Kab. Aceh Selatan 65,03 1,23 Kuadran 4 Non Prioritas
3 Kab. Aceh Singkil 67,37 1,27 Kuadran 4 Non Prioritas
4 Kab. Aceh Tengah 72,19 1,22 Kuadran 1 Non Prioritas
5 Kab. Aceh Tenggara 68,09 1,07 Kuadran 4 Non Prioritas
6 Kab. Simeulue 64,41 1,69 Kuadran 4 Non Prioritas
7 Kota Banda Aceh 83,95 1,02 Kuadran 1 Non Prioritas
8 Kota Sabang 74,10 2,69 Kuadran 1 Non Prioritas
9 Kab. Nagan Raya 67,78 1,49 Kuadran 4 Non Prioritas
10 Kab. Aceh Jaya 68,07 1,99 Kuadran 4 Non Prioritas
11 Kab. Aceh Barat Daya 65,09 1,33 Kuadran 4 Non Prioritas
12 Kab. Gayo Lues 65,01 1,97 Kuadran 4 Non Prioritas
13 Kab. Bener Meriah 71,89 1,22 Kuadran 1 Non Prioritas
14 Kota Subulussalam 62,88 1,51 Kuadran 4 Non Prioritas
15 Kab. Pidie Jaya 71,73 1,10 Kuadran 1 Non Prioritas
16 Kab. Nias 60,21 1,13 Kuadran 4 Non Prioritas
17 Kota Sibolga 72,28 1,31 Kuadran 1 Non Prioritas
18 Kab. Pakpak Bharat 66,25 1,99 Kuadran 4 Non Prioritas
19 Kab. Samosir 69,43 1,03 Kuadran 1 Non Prioritas
20 Kab. Nias Utara 60,57 1,08 Kuadran 4 Non Prioritas
21 Kab. Nias Barat 59,56 1,74 Kuadran 4 Non Prioritas
22 Kab. Kepulauan Mentawai 59,25 2,00 Kuadran 4 Non Prioritas
23 Kota Bukittinggi 79,80 1,20 Kuadran 1 Non Prioritas
24 Kota Padang Panjang 77,01 2,35 Kuadran 1 Non Prioritas
25 Kota Payakumbuh 77,91 1,08 Kuadran 1 Non Prioritas
26 Kota Sawahlunto 71,13 2,03 Kuadran 1 Non Prioritas
27 Kota Solok 77,44 1,68 Kuadran 1 Non Prioritas
28 Kota Pariaman 75,71 1,28 Kuadran 1 Non Prioritas
29 Kab. Bengkalis 72,27 1,59 Kuadran 1 Non Prioritas
30 Kab. Kepulauan Meranti 64,70 1,17 Kuadran 4 Non Prioritas
31 Kab. Bintan 72,91 1,23 Kuadran 1 Non Prioritas
32 Kab. Natuna 71,52 1,61 Kuadran 1 Non Prioritas
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 26
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
33 Kab. Lingga 63,45 1,25 Kuadran 4 Non Prioritas
34 Kab. Kepulauan Anambas 67,06 2,58 Kuadran 4 Non Prioritas
35 Kab. Kerinci 70,03 1,04 Kuadran 1 Non Prioritas
36 Kota Sungai Penuh 73,75 1,46 Kuadran 1 Non Prioritas
37 Kab. Musi Banyuasin 66,96 1,07 Kuadran 4 Non Prioritas
38 Kab. Musi Rawas Utara 63,18 1,16 Kuadran 4 Non Prioritas
39 Kab. Penukal Abab Lematang Ilir 62,58 1,92 Kuadran 4 Non Prioritas
40 Kota Pagar Alam 66,81 1,15 Kuadran 4 Non Prioritas
41 Kab. Belitung 70,93 1,29 Kuadran 1 Non Prioritas
42 Kab. Bangka Selatan 65,02 1,10 Kuadran 4 Non Prioritas
43 Kab. Belitung Timur 69,57 1,49 Kuadran 1 Non Prioritas
44 Kab. Bengkulu Selatan 69,04 1,04 Kuadran 1 Non Prioritas
45 Kab. Kaur 65,28 1,25 Kuadran 4 Non Prioritas
46 Kab. Lebong 65,87 1,38 Kuadran 4 Non Prioritas
47 Kab. Bengkulu Tengah 65,80 1,30 Kuadran 4 Non Prioritas
48 Kab. Pesisir Barat 62,20 1,10 Kuadran 4 Non Prioritas
49 Kota Metro 75,87 1,21 Kuadran 1 Non Prioritas
50 Kota Magelang 77,84 1,45 Kuadran 1 Non Prioritas
51 Kota Blitar 77,10 1,18 Kuadran 1 Non Prioritas
52 Kota Mojokerto 76,77 1,24 Kuadran 1 Non Prioritas
53 Kota Batu 74,26 1,00 Kuadran 1 Non Prioritas
54 Kab. Kapuas Hulu 64,18 1,24 Kuadran 4 Non Prioritas
55 Kab. Kayong Utara 61,52 1,12 Kuadran 4 Non Prioritas
56 Kab. Barito Selatan 69,25 1,54 Kuadran 1 Non Prioritas
57 Kab. Barito Utara 69,07 1,48 Kuadran 1 Non Prioritas
58 Kab. Kapuas 68,04 1,04 Kuadran 4 Non Prioritas
59 Kab. Kotawaringin Barat 72,11 1,12 Kuadran 1 Non Prioritas
60 Kab. Barito Timur 70,57 1,76 Kuadran 1 Non Prioritas
61 Kab. Murung Raya 67,16 2,21 Kuadran 4 Non Prioritas
62 Kab. Pulang Pisau 67,00 1,70 Kuadran 4 Non Prioritas
63 Kab. Gunung Mas 69,95 1,78 Kuadran 1 Non Prioritas
64 Kab. Lamandau 69,17 1,97 Kuadran 1 Non Prioritas
65 Kab. Sukamara 66,98 2,20 Kuadran 4 Non Prioritas
66 Kab. Katingan 67,56 1,84 Kuadran 4 Non Prioritas
27 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
67 Kab. Seruyan 66,14 1,76 Kuadran 4 Non Prioritas
68 Kab. Hulu Sungai Selatan 67,80 1,03 Kuadran 4 Non Prioritas
69 Kab. Kotabaru 67,79 1,22 Kuadran 4 Non Prioritas
70 Kab. Tabalong 70,76 1,19 Kuadran 1 Non Prioritas
71 Kab. Tapin 68,70 1,28 Kuadran 1 Non Prioritas
72 Kab. Balangan 67,25 2,09 Kuadran 4 Non Prioritas
73 Kab. Berau 73,56 1,87 Kuadran 1 Non Prioritas
74 Kab. Kutai Barat 70,18 2,49 Kuadran 1 Non Prioritas
75 Kab. Kutai Timur 71,91 1,41 Kuadran 1 Non Prioritas
76 Kab. Mahakam Ulu 66,09 6,33 Kuadran 4 Non Prioritas
77 Kab. Paser 71,16 1,50 Kuadran 1 Non Prioritas
78 Kota Bontang 79,47 1,36 Kuadran 1 Non Prioritas
79 Kab. Penajam Paser Utara 70,59 1,37 Kuadran 1 Non Prioritas
80 Kab. Bulungan 70,74 1,57 Kuadran 1 Non Prioritas
81 Kab. Malinau 71,23 3,49 Kuadran 1 Non Prioritas
82 Kab. Nunukan 65,10 1,23 Kuadran 4 Non Prioritas
83 Kab. Tana Tidung 66,26 5,08 Kuadran 4 Non Prioritas
84 Kab. Kepulauan Talaud 67,74 1,30 Kuadran 4 Non Prioritas
85 Kota Tomohon 75,34 1,19 Kuadran 1 Non Prioritas
86 Kota Kotamobagu 72,00 1,10 Kuadran 1 Non Prioritas
87 Kab. Bolaang Mongondow Utara 65,60 1,83 Kuadran 4 Non Prioritas
88 Kab. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
66,03 1,60 Kuadran 4 Non Prioritas
89 Kab. Minahasa Tenggara 68,91 1,24 Kuadran 1 Non Prioritas
90 Kab. Bolaang Mongondow Selatan 64,05 1,88 Kuadran 4 Non Prioritas
91 Kab. Bolaang Mongondow Timur 64,73 1,24 Kuadran 4 Non Prioritas
92 Kab. Boalemo 64,22 1,19 Kuadran 4 Non Prioritas
93 Kota Gorontalo 76,09 1,12 Kuadran 1 Non Prioritas
94 Kab. Pohuwato 63,88 1,33 Kuadran 4 Non Prioritas
95 Kab. Bone Bolango 68,11 1,40 Kuadran 1 Non Prioritas
96 Kab. Gorontalo Utara 63,52 1,22 Kuadran 4 Non Prioritas
97 Kab. Banggai 69,00 1,12 Kuadran 1 Non Prioritas
98 Kab. Banggai Kepulauan 64,07 1,28 Kuadran 4 Non Prioritas
99 Kab. Banggai Laut 64,08 1,94 Kuadran 4 Non Prioritas
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 28
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
100 Kab. Buol 66,69 1,50 Kuadran 4 Non Prioritas
101 Kab. Morowali 70,41 2,73 Kuadran 1 Non Prioritas
102 Kab. Morowali Utara 67,35 1,83 Kuadran 4 Non Prioritas
103 Kab. Poso 69,78 1,08 Kuadran 1 Non Prioritas
104 Kab. Tojo Una Una 62,61 1,29 Kuadran 4 Non Prioritas
105 Kab. Sigi 66,72 1,03 Kuadran 4 Non Prioritas
106 Kab. Bantaeng 67,27 1,13 Kuadran 4 Non Prioritas
107 Kab. Barru 69,56 1,09 Kuadran 1 Non Prioritas
108 Kab. Kepulauan Selayar 65,39 1,41 Kuadran 4 Non Prioritas
109 Kota Parepare 76,68 1,18 Kuadran 1 Non Prioritas
110 Kab. Luwu Timur 71,46 1,08 Kuadran 1 Non Prioritas
111 Kab. Majene 65,40 1,13 Kuadran 4 Non Prioritas
112 Kab. Mamuju Tengah 63,64 1,07 Kuadran 4 Non Prioritas
113 Kab. Buton 64,47 1,35 Kuadran 4 Non Prioritas
114 Kab. Buton Tengah 62,82 1,10 Kuadran 4 Non Prioritas
115 Kab. Buton Selatan 63,20 1,13 Kuadran 4 Non Prioritas
116 Kab. Konawe 70,24 1,16 Kuadran 1 Non Prioritas
117 Kab. Konawe Kepulauan 63,44 3,11 Kuadran 4 Non Prioritas
118 Kab. Kolaka Timur 64,55 1,25 Kuadran 4 Non Prioritas
119 Kab. Muna Barat 63,43 1,47 Kuadran 4 Non Prioritas
120 Kota Kendari 81,83 1,14 Kuadran 1 Non Prioritas
121 Kab. Bombana 64,49 1,28 Kuadran 4 Non Prioritas
122 Kab. Wakatobi 67,99 1,38 Kuadran 4 Non Prioritas
123 Kab. Kolaka Utara 67,77 1,19 Kuadran 4 Non Prioritas
124 Kab. Konawe Utara 67,71 2,41 Kuadran 4 Non Prioritas
125 Kab. Buton Utara 66,40 1,88 Kuadran 4 Non Prioritas
126 Kab. Badung 80,54 2,74 Kuadran 1 Non Prioritas
127 Kota Bima 74,36 1,02 Kuadran 1 Non Prioritas
128 Kab. Sumbawa Barat 70,08 1,97 Kuadran 1 Non Prioritas
129 Kab. Lembata 63,09 1,13 Kuadran 4 Non Prioritas
130 Kab. Sumba Barat 62,30 1,13 Kuadran 4 Non Prioritas
131 Kab. Rote Ndao 60,51 1,24 Kuadran 4 Non Prioritas
132 Kab. Sumba Tengah 59,39 1,30 Kuadran 4 Non Prioritas
133 Kab. Sabu Raijua 55,22 1,26 Kuadran 4 Non Prioritas
29 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
134 Kab. Maluku Tenggara Barat 61,64 1,21 Kuadran 4 Non Prioritas
135 Kab. Maluku Tenggara 64,94 1,20 Kuadran 4 Non Prioritas
136 Kab. Seram Bagian Timur 62,06 1,26 Kuadran 4 Non Prioritas
137 Kab. Kepulauan Aru 62,13 1,67 Kuadran 4 Non Prioritas
138 Kota Tual 66,25 1,15 Kuadran 4 Non Prioritas
139 Kab. Buru Selatan 62,75 1,67 Kuadran 4 Non Prioritas
140 Kab. Maluku Barat Daya 60,16 2,04 Kuadran 4 Non Prioritas
141 Kab. Halmahera Tengah 63,89 2,22 Kuadran 4 Non Prioritas
142 Kab. Halmahera Barat 64,19 1,37 Kuadran 4 Non Prioritas
143 Kab. Halmahera Timur 65,77 2,10 Kuadran 4 Non Prioritas
144 Kota Tidore Kepulauan 69,25 1,41 Kuadran 1 Non Prioritas
145 Kab. Kepulauan Sula 62,04 1,19 Kuadran 4 Non Prioritas
146 Kab. Halmahera Selatan 62,64 1,10 Kuadran 4 Non Prioritas
147 Kab. Halmahera Utara 66,52 1,16 Kuadran 4 Non Prioritas
148 Kab. Pulau Morotai 60,71 1,73 Kuadran 4 Non Prioritas
149 Kab. Pulau Taliabu 59,03 2,04 Kuadran 4 Non Prioritas
150 Kab. Biak Numfor 71,56 1,32 Kuadran 1 Non Prioritas
151 Kab. Jayapura 70,97 1,32 Kuadran 1 Non Prioritas
152 Kab. Merauke 68,64 1,43 Kuadran 1 Non Prioritas
153 Kab. Mimika 72,42 1,52 Kuadran 1 Non Prioritas
154 Kab. Nabire 67,11 1,01 Kuadran 4 Non Prioritas
155 Kab. Kepulauan Yapen 66,07 1,49 Kuadran 4 Non Prioritas
156 Kab. Sarmi 62,31 4,12 Kuadran 4 Non Prioritas
157 Kab. Keerom 64,99 2,63 Kuadran 4 Non Prioritas
158 Kab. Boven Digoel 60,14 3,14 Kuadran 4 Non Prioritas
159 Kab. Mappi 57,10 1,76 Kuadran 4 Non Prioritas
160 Kab. Asmat 48,49 1,73 Kuadran 4 Non Prioritas
161 Kab. Waropen 64,08 3,39 Kuadran 4 Non Prioritas
162 Kab. Supiori 61,23 4,74 Kuadran 4 Non Prioritas
163 Kab. Mamberamo Raya 50,25 3,90 Kuadran 4 Non Prioritas
164 Kab. Mamberamo Tengah 45,50 1,21 Kuadran 4 Non Prioritas
165 Kab. Sorong 63,42 1,85 Kuadran 4 Non Prioritas
166 Kab. Manokwari 70,67 1,12 Kuadran 1 Non Prioritas
167 Kab. Manokwari Selatan 58,08 3,41 Kuadran 4 Non Prioritas
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 30
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
No Nama daerah IPM IKPD Kuadran Prioritas
168 Kab. Pegunungan Arfak 54,39 2,70 Kuadran 4 Non Prioritas
169 Kab. Fak-Fak 66,09 2,34 Kuadran 4 Non Prioritas
170 Kab. Sorong Selatan 60,19 2,53 Kuadran 4 Non Prioritas
171 Kab. Raja Ampat 62,35 2,98 Kuadran 4 Non Prioritas
172 Kab. Teluk Bintuni 62,39 3,43 Kuadran 4 Non Prioritas
173 Kab. Teluk Wondama 58,10 3,71 Kuadran 4 Non Prioritas
174 Kab. Kaimana 62,74 3,03 Kuadran 4 Non Prioritas
175 Kab. Tambrauw 51,01 5,82 Kuadran 4 Non Prioritas
176 Kab. Maybrat 57,23 3,77 Kuadran 4 Non Prioritas
31 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
BAB IV PENUTUP
Rekomendasi ini disusun dalam rangka memberikan panduan umum bagi
Kementerian/Lembaga untuk menyusun perencanaan alokasi dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan, termasuk perencanaan mengenai daerah-daerah yang akan dialokasikan dana
tersebut. Diharapkan agar kementerian/lembaga memperhatikan rekomendasi ini dalam
menentukan lokasi dan alokasi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
Selain itu, dalam mengalokasikan anggaran dana Dekonsentrasi dan Tugas
pembantuan Kementerian/Lembaga agar dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kementerian/Lembaga memperhatikan urusan pemerintahan dalam merumuskan
program/kegiatan yang akan didanai melalui mekanisme Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan secara tertib, dan taat pada peraturan perundang-undangan.
Program/Kegiatan yang sudah menjadi urusan daerah agar dilimpahkan ke daerah
dengan mekanisme pendanaan melalui Transfer ke Daerah.
2. Daerah-daerah yang tidak efektif dalam melaksanakan anggaran kegiatan Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan agar diberikan alokasi yang sesuai dengan kinerjanya.
3. Kementerian/Lembaga melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan
program/kegiatan baik dengan Kementerian/Lembaga di tingkat pusat maupun dengan
Pemerintah Daerah sebelum penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga dalam
rangka sinergi kebijakan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, melalui kegiatan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) nasional maupun daerah.
4. Dalam rangka percepatan perencanaan program dan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan di daerah, Kementerian/Lembaga menginformasikan kepada Gubernur
mengenai lingkup urusan pemerintahan yang akan dilimpahkan pada Tahun Anggaran
2020 paling lambat pertengahan bulan Juni 2019, setelah ditetapkannya pagu sementara.
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 32
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
LAMPIRAN EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENDANAAN
DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN TA 2019
33 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENDANAAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN TA 2019
A. EVALUASI ATAS PELAKSANAAN REKOMENDASI MENTERI KEUANGAN UNTUK
PERENCANAAN DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN TA 2019
Dalam APBN Tahun Anggaran 2019, total pagu anggaran dana Dekonsentrasi dan dana
Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2019 adalah sebesar Rp13.778,96 miliar sebagaimana
dapat dilihat pada pada Tabel A.1 yang terdiri atas:
a) Pagu anggaran dana Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp6.042,06 miliar atau
mengalami penurunan sebesar 15,62% dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2018
sebesar Rp6.985,53 miliar.
b) Pagu anggaran dana Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp7.736,90
miliar atau mengalami penurunan sebesar 74,52% dibandingkan dengan Tahun Anggaran
2018 sebesar Rp13.502,18 miliar, dengan distribusi alokasi dana Tugas Pembantuan
Tahun Anggaran 2019 sebagai berikut :
▪ Untuk Pemerintah Provinsi dialokasikan sebesar Rp6.719,89 miliar atau mengalami
penurunan sebesar 46,23% dibandingkan dengan alokasi Tahun Anggaran 2018.
▪ Untuk Pemerintah Kabupaten/Kota dialokasikan sebesar Rp1.017,01 miliar atau
mengalami penurunan sebesar 261,41% dibandingkan dengan alokasi Tahun Anggaran
2018.
TABEL A.1 Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Tahun Anggaran 2018 dan Tahun Anggaran 2019 (dalam Miliar Rupiah)
TA Dekonsentrasi Tugas Pembantuan Jumlah
Keseluruhan Provinsi Kab/Kota Jumlah
2018 6.985,53 9.826,65 3.675,53 13.502,18 20.487,72
2019 6.042,06 6.719,89 1.017,01 7.736,90 13.778,96
Sumber: Tahun 2018 : DJPB, Pagu RKA/KL DIPA per Desember 2018 Tahun 2019 : DJA, Pagu RKA/KL DIPA per Februari 2019
Berdasarkan data dalam Tabel A.2 terlihat bahwa untuk rekomendasi pada tahun
2019 terjadi peningkatan jumlah daerah pada kelompok Prioritas, baik pada daerah Prioritas
I maupun Prioritas II. Jumlah daerah untuk kelompok Prioritas I (Kuadran III) dari semula 162
daerah menjadi 166 daerah. Sementara itu, jumlah daerah pada kelompok Prioritas II
(Kuadran II) dari semula 187 menjadi 189 daerah.
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 34
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
TABEL A.2 Rekomendasi Menteri Keuangan untuk Perencanaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan TA 2018 dan TA 2019
KUADRAN 2018 2019
Provinsi Kab/Kota Jumlah Provinsi Kab/Kota Jumlah
I (Non Prioritas)
8 74 82 6 70 76
II (Prioritas 2)
15 172 187 14 175 189
III (Prioritas 1)
9 153 162 10 156 166
IV (Non Prioritas)
2 109 111 4 107 111
Jumlah 34 508 542 34 508 542
Selanjutnya dilakukan analisa untuk mengetahui apakah kebijakan pengalokasian
dana Dekonsentrasi dan dana Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2019 sudah
memperhatikan keseimbangan pendanaan di daerah sebagaimana tertuang dalam
Rekomendasi Menteri Keuangan yang diterbitkan pada tahun 2018. Meskipun kebijakan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan merupakan kewenangan pemerintah pusat dalam hal
ini Kementerian/Lembaga, namun dalam pengalokasian dan penentuan daerah yang akan
menerima alokasi dana perlu mempertimbangkan aspek kemampuan pendanaan di daerah,
khususnya pada daerah dengan kemampuan fiskal yang rendah. Hal ini terutama terkait
dengan pengalokasian dana pada kelompok daerah prioritas yang berada di Kuadran II dan
Kuadran III, baik untuk Pemerintah Daerah Provinsi maupun Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
35 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
A.1 EVALUASI ATAS PELAKSANAAN REKOMENDASI MENTERI KEUANGAN
UNTUK PERENCANAAN DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN
DAERAH PROVINSI TA 2019
Gambaran penerapan Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan
Pendanaan untuk daerah Provinsi dapat dilihat pada Gambar A.1.1.
GAMBAR A.1.1 Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Per Kuadran untuk daerah Provinsi Tahun Anggaran 2019
Sumber : RKA-KL(DIPA Februari 2019) DJA (diolah)
Rekomendasi Menteri Keuangan untuk perencanaan alokasi Tahun Anggaran 2019: jumlah Pemerintah Daerah
Provinsi yang berada pada kuadran I sebanyak 6 provinsi, kuadran II sebanyak 14 provinsi, kuadran III sebanyak
10 provinsi dan kuadran IV sebanyak 4 provinsi
Dari Gambar A.1.1 tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Kuadran I
Kuadran I menggambarkan daerah provinsi yang dikategorikan daerah non prioritas.
Alokasi dana Dekonsentrasi sebesar Rp748,52 miliar dan Tugas Pembantuan sebesar
Rp604,51 miliar.
Jenis Dana
Alokasi (Rp miliar)
Rata-rata
%
Dekon 748,52 124,75 12,39
TP 604,51 100,75 9,00
Jenis Dana
Alokasi (Rp miliar)
Rata-rata
%
Dekon 2.879,64 205,69 47,66
TP 3.537,02 252,64 52,64
Jenis Dana
Alokasi (Rp miliar)
Rata-rata
%
Dekon 1.876,31 187,63 31,05
TP 2.152,29 215,23 32,03
Jenis Dana
Alokasi (Rp miliar)
Rata-rata
%
Dekon 537,58 134,40 8,90
TP 426,07 106,52 6,34
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Kemampuan Pendanaan Daerah
Rekomendasi: 14 Provinsi
Rekomendasi: 10 Provinsi
Rekomendasi: 4 Provinsi
Rekomendasi: 6 Provinsi
Kuadran II
Daerah Prioritas II
Kuadran III
Daerah Prioritas I
Kuadran IV
Daerah Non Prioritas
Kuadran I Daerah Non Prioritas
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 36
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
b) Kuadran IV
Daerah provinsi pada kuadran IV direkomendasikan sebagai daerah non prioritas dengan
alokasi dana Dekonsentrasi sebesar Rp537,58 miliar dan Tugas Pembantuan sebesar
Rp426,07 miliar.
c) Kuadran III
Kuadran III merupakan daerah provinsi yang menjadi prioritas I untuk mendapatkan alokasi
dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Pada kuadran ini dialokasikan dana
Dekonsentrasi sebesar Rp1.876,31 miliar dan Tugas Pembantuan sebesar Rp2.152,29
miliar.
d) Kuadran II
Kuadran II memiliki jumlah daerah terbanyak untuk direkomendasikan mendapat alokasi
dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, dengan rincian Rp2.879,64 miliar untuk
alokasi dana Dekonsentrasi dan Rp3.537,02 miliar untuk dana Tugas Pembantuan.
Kebijakan pengalokasian dana Dekonsentrasi untuk daerah provinsi pada tahun
anggaran 2019 secara umum sudah memperhatikan keseimbangan pendanaan di daerah
sebagaimana tertuang dalam Rekomendasi Menteri Keuangan yang diterbitkan pada tahun
2018. Hal ini dapat terlihat dari besarnya alokasi untuk daerah-daerah yang berada pada
kuadran III dan kuadran II yang merupakan kuadran untuk prioritas 1 dan prioritas 2. Rata-
rata besaran alokasi untuk daerah-daerah pada kuadran III sebesar Rp187,63 miliar
sedangkan untuk daerah yang berada pada kuadran II sebesar Rp205,69 miliar. Jika dilihat
secara besaran alokasinya, sebesar 31,05% berada pada kuadran III dan sebesar 47,66%
berada pada kuadran II, atau dengan kata lain, dana Dekonsentrasi untuk provinsi sebesar
78,71% sudah tepat dialokasikan pada daerah prioritas.
Sementara itu, daerah-daerah yang berada pada kuadran I dan IV masih dialokasikan
oleh K/L, namun porsinya relatif sedikit jika dibandingkan dengan daerah-daerah prioritas.
Porsi alokasi untuk daerah-daerah yang berada pada kuadran I sebesar 12,39% dan pada
kuadran IV sebesar 8,90%. Rata-rata alokasi per daerah untuk kuadran I sebesar Rp124,75
miliar, sedangkan rata-rata alokasi per daerah untuk kuadran IV sebesar Rp134,40 miliar.
Dari sepuluh daerah prioritas yang mendapatkan alokasi dana Dekonsentrasi terbesar,
terdapat 4 daerah (Papua, NTT, Sumatera Selatan dan Lampung) yang berada pada kuadran
III, yaitu daerah yang merupakan prioritas I yang perlu mendapat bantuan pendanaan karena
mempunyai kemampuan pendanaan dibawah rata-rata nasional dan mempunyai IPM yang
berada dibawah rata-rata nasional.
Sebaran 10 daerah provinsi dengan alokasi dana Dekonsentrasi terbesar dapat dilihat
dalam Tabel A.1.1 sebagai berikut:
37 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
TABEL A.1.1 Alokasi Terbesar Dana Dekonsentrasi TA 2019
No Nama daerah IPM IKPD Dekonsentrasi
(Rp Miliar) Kuadran Prioritas
1 Provinsi Jawa Timur 69,74 0,46 418,38 II 2
2 Provinsi Jawa Tengah 69,98 0,45 407,94 II 2
3 Provinsi Papua 58,05 0,99 388,13 III 1
4 Provinsi Jawa Barat 70,05 0,48 362,67 II 2
5 Provinsi Sumatera Utara 70,00 0,50 287,98 II 2
6 Provinsi Aceh 70,00 1,88 261,63 I Non
Prioritas
7 Provinsi Nusa Tenggara Timur 63,13 0,54 245,84 III 1
8 Provinsi Sulawesi Selatan 69,76 0,58 244,10 II 2
9 Provinsi Sumatera Selatan 68,24 0,65 204,88 III 1
10 Provinsi Lampung 67,65 0,47 197,96 III 1
Rata-rata Nasional 69,16 1,00
Sumber : RKA-KL(DIPA Februari 2019) DJA (diolah)
Untuk pengalokasian dana Tugas Pembantuan pada provinsi, sebagaimana dapat
dilihat pada Gambar A.1.1, secara umum kebijakan pengalokasiannya sudah sesuai dengan
Rekomendasi Menteri Keuangan, baik porsi alokasi maupun rata-rata besaran untuk daerah-
daerah yang berada pada kuadran III dan kuadran II (prioritas) lebih besar jika dibandingkan
dengan daerah-daerah yang berada pada kuadran I dan IV (non prioritas). Secara rata-rata
per kuadran, daerah-daerah yang berada pada kuadran III dialokasikan sebesar Rp215,23
miliar, sedangkan kuadran II sebesar Rp252,64 miliar. Jika dilihat dari besaran alokasinya,
sebesar 84,66% alokasi berada pada daerah-daerah prioritas. Sama halnya dengan dana
Dekonsentrasi, besaran alokasi dana Tugas Pembantuan untuk tahun 2019 lebih banyak
tersebar ke daerah pada kuadran II (prioritas II).
Adapun alokasi dana Tugas Pembantuan untuk daerah-daerah non prioritas memiliki
porsi alokasi yang relatif kecil. Porsi alokasi untuk daerah-daerah non prioritas adalah sebesar
9% untuk kuadran I dan 6,34% untuk kuadran IV. Rata-rata alokasi per daerah untuk kuadran
I sebesar Rp100,75 miliar, sedangkan rata-rata alokasi per daerah untuk kuadran IV sebesar
Rp106,52 miliar.
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 38
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
TABEL A.1.2 Alokasi Terbesar Dana Tugas Pembantuan Provinsi TA 2019
No Nama daerah IPM IKPD Tugas
Pembantuan (Rp miliar)
Kuadran Prioritas
1 Provinsi Jawa Timur 69,74 0,46 567,11 II 2
2 Provinsi Jawa Tengah 69,98 0,45 560,22 II 2
3 Provinsi Sulawesi Selatan 69,76 0,58 499,74 II 2
4 Provinsi Jawa Barat 70,05 0,48 385,49 II 2
5 Provinsi Lampung 67,65 0,47 355,62 III 1
6 Provinsi Sulawesi Tenggara
69,31 0,78 288,16 II 2
7 Provinsi Sulawesi Tengah 67,47 0,82 280,94 III 1
8 Provinsi Sumatera Selatan 68,24 0,65 279,00 III 1
9 Provinsi Sumatera Utara 70 0,50 258,91 II 2
10 Provinsi Aceh 70 1,88 252,74 I Non
Prioritas Rata-rata Nasional 69,16 1,00
Sumber : RKA-KL(DIPA Februari 2019) DJA (diolah)
B. EVALUASI ATAS PELAKSANAAN REKOMENDASI MENTERI KEUANGAN UNTUK
PERENCANAAN TUGAS PEMBANTUAN DAERAH KABUPATEN/KOTA TA 2019
Kebijakan pengalokasian dana Tugas Pembantuan untuk kabupaten/kota pada tahun
anggaran 2019 dapat dilihat pada Gambar B.1
Kebijakan pengalokasian dana Tugas Pembantuan pada umumnya telah
memperhatikan keseimbangan pendanaan di daerah sebagaimana tertuang dalam
Rekomendasi Menteri Keuangan yang diterbitkan pada tahun 2018.
Dari Gambar B.1, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Kuadran I
Kuadran I menggambarkan 70 daerah kabupaten/kota yang dikategorikan daerah non
prioritas berdasarkan Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan
di Daerah untuk perencanaan Tahun Anggaran 2019. Alokasi dana Tugas Pembantuan
sebesar Rp93,94 miliar.
39 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
GAMBAR B.1 Alokasi Dana Tugas Pembantuan
Per Kuadran untuk Daerah Kabupaten/Kota TA 2019
Sumber : RKA-KL(DIPA Februari 2019) DJA (diolah) Rekomendasi Menteri Keuangan untuk perencanaan alokasi Tahun Anggaran 2019: jumlah Pemerintah Daerah Kab/Kota yang
berada pada kuadran I sebanyak 70 daerah, kuadran II sebanyak 175 daerah, kuadran III sebanyak 156 daerah dan kuadran IV
sebanyak 107 daerah
b) Kuadran IV
Terdapat 107 kabupaten/kota yang direkomendasikan sebagai daerah nonprioritas dengan
alokasi dana Tugas Pembantuan sebesar Rp175,09 miliar.
c) Kuadran III
Terdapat 156 kabupaten/kota yang menjadi prioritas I untuk mendapatkan alokasi dana
Tugas Pembantuan. Pada kuadran ini dialokasikan dana Tugas Pembantuan sebesar
Rp382,86 miliar.
d) Kuadran II
Kuadran II memiliki jumlah daerah terbanyak yaitu 175 daerah kabupaten/kota untuk
direkomendasikan mendapat alokasi dana Tugas Pembantuan sebesar Rp365,13 miliar.
Proporsi alokasi untuk kabupaten/kota yang termasuk ke dalam daerah prioritas
adalah sebesar 73,55%, dimana kuadran III (prioritas 1) sebesar 37,65% sedangkan kuadran
II (prioritas 2) sebesar 35,90%, dengan rata-rata alokasi untuk kuadran III sebesar Rp2,45
miliar, sedangkan rata-rata alokasi untuk daerah-daerah yang berada pada kuadran II sebesar
Rp2,09 miliar.
Jenis Dana
Alokasi (Rp miliar)
Rata-rata
%
TP 365,13 2,09 35,90
Jenis Dana
Alokasi (Rp miliar)
Rata-rata
%
TP 93,94 1,34 9,24
Jenis Dana
Alokasi (Rp miliar)
Rata-rata
%
TP 382,86 2,45 37,65
Jenis Dana
Alokasi (Rp miliar)
Rata-rata
%
TP 175,09 1,64 17,22
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Kemampuan Pendanaan Daerah
Rekomendasi: 175 Kab/Kota
Rekomendasi: 70 Kab/Kota
Rekomendasi: 156 Kab/Kota
Rekomendasi: 107 Kab/Kota
Kuadran II Daerah Prioritas II
Kuadran III
Daerah Prioritas I Kuadran IV Daerah Non Prioritas
Kuadran I Daerah Non Prioritas
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 40
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
Untuk daerah-daerah non prioritas (kuadran I dan kuadran IV), Kementerian/Lembaga
mengalokasikan dana Tugas Pembantuan dengan porsi sebesar Rp269,02 miliar atau
26,45% (9,24% pada kuadran I dan 17,22% pada kuadran IV) yang jumlahnya lebih kecil bila
dibandingkan dengan porsi daerah prioritas secara keseluruhan.
TABEL B.1 Alokasi Terbesar Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA 2019
No Nama daerah IPM IKPD Tugas Pembantuan
(Rp Miliar) Kuadran Prioritas
1 Kota Palangkaraya 79,21 0,83 41,95 Kuadran 2 Prioritas 2
2 Kota Bandung 80,13 0,58 33,27 Kuadran 2 Prioritas 2
3 Kota Pekanbaru 79,69 0,68 32,30 Kuadran 2 Prioritas 2
4 Kota Pontianak 77,63 0,49 28,73 Kuadran 2 Prioritas 2
5 Kota Palembang 76,59 0,40 28,42 Kuadran 2 Prioritas 2
6 Kab. Bulungan 69,88 1,53 27,42 Kuadran 1 Non Prioritas
7 Kab. Mamuju Tengah 62,89 0,97 21,75 Kuadran 3 Prioritas 1
8 Kab. Donggala 64,42 0,93 21,64 Kuadran 3 Prioritas 1
9 Kab. Muna 66,96 0,84 20,18 Kuadran 3 Prioritas 1
10 Kab. Bima 64,15 0,64 19,93 Kuadran 3 Prioritas 1
Rata-rata Nasional 67,54 1,00
Sumber : RKA-KL(DIPA Februari 2019) DJA (diolah)
C. ANALISIS DISTRIBUSI ALOKASI DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS
PEMBANTUAN PER WILAYAH TA 2019
Besaran pagu anggaran dan distribusi keseluruhan alokasi dana dekonsentrasi dan
dana tugas pembantuan dalam TA 2019 dapat dilihat pada Grafik C.1 dan Grafik C.2 .
Distribusi alokasi dana tersebut merupakan data konsolidasi pada wilayah Jawa-Bali, wilayah
Sumatera, wilayah Kalimantan, wilayah Sulawesi dan wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua.
41 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
GRAFIK C.1 Alokasi Dana Dekonsentrasi per Wilayah Tahun Anggaran 2018-2019 (Rp miliar)
Sumber : RKA-KL(DIPA Desember 2019) DJA (diolah)
Rincian alokasi dana Dekonsentrasi dapat dilihat pada Grafik C.1 Wilayah Sumatera
untuk tahun 2019 secara proporsional mendapat alokasi yang terbesar dengan proporsi
sebesar 27,58% atau Rp1.666,15 miliar, sedangkan untuk wilayah Jawa-Bali sebesar 26,67%
atau Rp1.611,17 miliar. Secara umum, alokasi dana Dekonsentrasi per wilayah maupun
secara total nasional untuk tahun 2019 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018.
Distribusi alokasi dana Tugas Pembantuan TA 2019 dapat dilihat pada Grafik C.2
Pada tahun 2019 sebagian besar tersebar di wilayah Jawa-Bali sebesar 26,60% atau
Rp2.058,27 miliar dan wilayah Sumatera sebesar 24,70% atau Rp1.910,87 miliar, sedangkan
alokasi terendah ada di wilayah Kalimantan sebesar Rp882,72 miliar dengan porsi 11,41%.
Sejalan dengan alokasi dana Dekonsentrasi, alokasi dana Tugas Pembantuan untuk tahun
2019 mengalami penurunan dibandingkan alokasi tahun 2018.
GRAFIK C.2 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per Wilayah Tahun Anggaran 2018-2019 (Rp miliar)
Sumber : RKA-KL(DIPA Desember 2019) DJA (diolah)
0
500
1,000
1,500
2,000
2018 2019
1,915.851,666.15
1,935.751,611.17
742.62644.55
1,035.05900.51
1,356.261,219.69
Sumatera Jawa-Bali Kalimantan Sulawesi NT, Maluku, Papua
0.00
500.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
3,000.00
3,500.00
2018 2019
3,113.25
1,910.87
3,355.27
2,058.27
1,796.03
882.72
3,187.21
1,800.502,050.43
1,084.53
Sumatera Jawa-Bali Kalimantan Sulawesi NT, Maluku, Papua
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 42
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
Komposisi besaran alokasi dana Dekonsentrasi per wilayah pada 3 (tiga) K/L terbesar,
dapat terlihat pada Grafik C.3. Grafik tersebut menunjukkan wilayah Sumatera dan wilayah
Jawa-Bali menerima alokasi dana Dekonsentrasi terbesar.
Pada tahun 2019 terdapat 20 (dua puluh) K/L yang mengalokasikan dana
Dekonsentrasi dengan pagu keseluruhan Rp6.042,06 miliar. Kementerian Desa, PDT, dan
Transmigrasi adalah kementerian yang paling besar mengalokasikan dana Dekonsentrasi
pada TA 2019.
GRAFIK C.3 Alokasi Dana Dekonsentrasi per Wilayah Per K/L TA 2019 (Rp miliar)
Sumber : RKA-KL(DIPA Februari 2019) DJA (diolah)
Berikut daftar 3 (tiga) besar K/L dengan alokasi dana Dekonsentrasi tertinggi dan
persentasenya terhadap pagu dana Dekonsentrasi:
1) Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi : Rp1.827,51 miliar atau 30,25%
2) Kementerian Pertanian : Rp1.368,75 miliar atau 22,65%
3) Kementerian Kesehatan : Rp1.041,02 miliar atau 17,23%
Ketiga K/L terbesar yang mengalokasikan Dekonsentrasi tersebut tercermin dalam distribusi
per wilayah walaupun bervariasi dalam urutannya.
Untuk dana Tugas Pembantuan, pada tahun 2019 dialokasikan oleh 7 (tujuh) K/L
dengan pagu keseluruhan Rp7.736,90 miliar. Kementerian Pertanian merupakan kementerian
yang mengalokasikan dana terbesar dengan proporsi alokasi sebesar 78,82% dari seluruh
alokasi tugas pembantuan TA 2019 atau sebesar Rp7.736,90 miliar. Berikut 3 (tiga) besar K/L
yang mengalokasikan dana Tugas Pembantuan dan persentasenya terhadap pagu dana
Tugas Pembantuan:
1) Kementerian Pertanian : Rp5.468,35 miliar atau 70,68%
2) Kementerian PU dan Perumahan Rakyat : Rp1.372,50 miliar atau 17,74%
3) Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi : Rp517,36 miliar atau 6,69%
451.57 428.78
238.47176.67
131.71 120.11
439.51
217.01250.13243.57
202.86 169.76
516.19
388.39
262.55
Kemendes PDTT Kementan Kemenkes
Jawa-Bali Kalimantan NT, Maluku, Papua Sulawesi Sumatera
43 Rekomendasi Menteri Keuangan Tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2020
Distribusi dana Tugas Pembantuan untuk setiap wilayah dapat dilihat dalam Grafik C.4
sebagai berikut:
GRAFIK C.4
Alokasi Dana Tugas Pembantuan per Wilayah per K/L TA 2019 (Rp miliar)
Sumber : RKA-KL(DIPA Februari 2019) DJA (diolah)
D. ANALISIS JENIS BELANJA ATAS PELAKSANAAN DEKONSENTRASI DAN
TUGAS PEMBANTUAN TA 2019
Analisis terhadap proporsi masing-masing jenis belanja dalam total alokasi dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dapat memberikan indikasi apakah karakteristik
kegiatan telah diterapkan sesuai prinsip-prinsip pendanaan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan. Karakteristik kegiatan dengan pendanaan Dekonsentrasi adalah berupa
kegiatan non-fisik yang menghasilkan keluaran (indikator output) yang tidak menambah aset
tetap, misalnya: kegiatan pelatihan dan penyuluhan, fasilitasi dan bimbingan teknis, dan
pembinaan dan pengawasan. Di sisi lain, karakteristik kegiatan dengan pendanaan Tugas
Pembantuan adalah berupa kegiatan fisik yang dapat menghasilkan keluaran (indikator
output) berupa aset tetap dan dimungkinkan untuk pengadaan barang habis pakai, misalnya:
pengadaan tanah, pembangunan irigasi, dan pengadaan pupuk/bibit. Namun demikian,
proporsi jenis belanja tersebut tidak dapat digunakan secara mutlak untuk menentukan tepat
atau tidaknya pelaksanaan kegiatan dan pengalokasian dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan selama ini.
Pada tahun anggaran 2019, proporsi masing-masing jenis belanja dalam alokasi
dana Dekonsentrasi adalah belanja barang yaitu sebesar 98,56% dan belanja bantuan sosial
1,44%, sedangkan dalam alokasi dana Tugas Pembantuan masing-masing adalah belanja
barang sebesar 89,70% belanja modal sebesar 9,03% dan belanja bantuan sosial sebesar
1,28%. Rincian besaran alokasi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di TA 2019
dapat dilihat dalam Grafik D.1 di bawah ini:
1,524.60
475.05
0.00
539.99
162.93
82.66
768.35
144.07 88.85
1,231.94
284.43 248.21
1,403.46
306.0297.64
Kementan Kementerian PU dan PerumahanRakyat
Kemendes PDTT
Jawa-Bali Kalimantan NT, Maluku, Papua Sulawesi Sumatera
Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan Daerah 44
Untuk Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembangunan Tahun Anggaran 2020
GRAFIK D.1 Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Berdasarkan Jenis Belanja TA 2019 (Rp miliar)
Sumber : RKA-KL(DIPA Februari 2019) DJA (diolah)
Besarnya dana alokasi pada jenis belanja barang dalam alokasi dana Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan, mengindikasikan kegiatan utama bersifat non-fisik. Untuk dana
dekonsentrasi, hal ini memang sesuai dengan karakteristik jenis pendanaannya.
Kecenderungan ini juga merupakan pengaruh dari pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 156/PMK.07/2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 248/PMK.07/2010 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan. Peraturan Menteri Keuangan tersebut mengatur tentang penggunaan belanja
barang untuk belanja barang penunjang kegiatan dekonsentrasi.
Besarnya komposisi belanja barang pada alokasi dana Tugas Pembantuan dapat
berindikasi 2 kemungkinan, yaitu pertama bahwa dana Tugas Pembantuan lebih banyak
dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat belanja fisik lainnya sehingga tidak menambah aset
tetap atau digunakan sebagai bantuan operasional kegiatan; kedua, kegiatan
pendukung/penunjang seperti dalam pengadaan barang/jasa maupun kegiatan penunjang
lainnya lebih banyak dialokasikan untuk kegiatan pendukung atas kegiatan non-fisik.
0
2,000
4,000
6,000
8,000
Belanja Bantuan Sosial Belanja Barang Belanja Modal
87.00
5,955.06
98.81
6,939.69
698.40
Dekonsentrasi Tugas Pembantuan