REKAYASA JALANocw.upj.ac.id/files/Slide-CIV-313-pertemuan-12... · 2020. 1. 23. · REKAYASA JALAN...
Transcript of REKAYASA JALANocw.upj.ac.id/files/Slide-CIV-313-pertemuan-12... · 2020. 1. 23. · REKAYASA JALAN...
REKAYASA JALAN (TSP – 214)
METODE ANALISIS KOMPONEN (MAK)
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYAJl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro JayaTangerang Selatan 15224
PENDAHULUAN
Metode analisis komponen SKBI 2.3.26 1987 UDC : 625.73 merupakan metode yang bersumber dari metode ASSHTO 1972 dan dimodifikasi sesuai dengan kondisi jalan di Inodenesia serta merupakan penyempurnaan dari buku Pedoman Penentuan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya No.01/PD/B/1983
METODE MAK
COCOK UNTUK LALU LINTAS RENDAH
MUDAH DAN SEDERHANA
STRUKTUR PERKERASAN
Struktur perkerasan lentur dalam metode ini adalah terdiri
dari :
TANAH DASAR
a. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah
tertentu akibat beban lalu lintas.
b. Sifat SWELLING tanah akibat perubahan kadar air.
c. Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara
pasti.
d. Lendutan dan lendutan balik selama dan sesudah pembebanan lalu
lintas dari macam tanah tertentu.
e. Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu lintas dan penurunan
yang diakibatkannya, yaitu pada tanah berbutir kasar (granular soil)
yang tidak dipadatkan secara baik pada saat pelaksanaan.
LAPIS PONDASI BAWAH
Fungsi lapis pondasi bawah antara lain :• Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk
mendukung dan menyebarkan beban roda.• Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif
murah agar lapisan – lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi).
• Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi.
• Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar.
BAHAN : • CBR= 20%, PI = 10%) yang relatif lebih baik dari tanah dasar• campuran tanah setempat dengan kapur atau semen portland
LAPIS PONDASI
Fungsi lapis pondasi antara lain :• Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda, • Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.
LAPIS PERMUKAAN
Fungsi lapis permukaan antara lain :• Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda• Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan kerusakan
akibat cuaca.• Sebagai lapisan aus (wearing course).
Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi.
bahan setempat (CBR= 50%, PI = 4%) dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi, antara lain : batu pecah, kerikil pecah dan stabilisasi tanah dengan semen.
PROSEDUR PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN
Daya Dukung tanah (DDT)
Faktor Regional (FR)
Lintas Ekivalen rencana (LER)
Indeks Permukaan Awal à IpoAkhir à IPt
Kondisi Perkerasan
JALAN BARU
Konstruksi Bertahap
ITP tahap 1
ITP tahap 1 dan 2
ITP
Tebal lapis perkerasan
Jenis Material
Peningkatan (overlay)
ITP eksisting
ITP rencana
Koefisien kekuatan relatif Tebal lapis Perkerasan
YA TIDAK
PARAMETER LALU LINTAS
LEBAR JALUR (L), m JUMLAH LAJUR
L < 5,5 m 1 lajur
5,5 m < L < 8,25 m 2 lajur
8,25 m < L < 11,25 m 3 lajur
11,25 m < L < 15,00 m 4 lajur
15,00 m < L < 18,75 m 5 lajur
18,75 m < L < 22,00 m 6 lajur
Sumber : SNI -1732-1989
Koefisien distribusi untuk kendaraan berat dan ringan
1 ARAH 2 ARAH 1 ARAH 2 ARAH
1 lajur 1.00 1.00 1.00 1.00
2 lajur 0.60 0.50 0.70 0.50
3 lajur 0.40 0.40 0.50 0.475
4 lajur 0.30 0.450
5 lajur 0.25 0.425
6 lajur 0.20 0.400
JUMLAH LAJURKENDARAAN RINGAN * KENDARAAN BERAT *
*) berat total < 5 ton , misalnya mobil penumpang, pick up, mobil hantaran**) berat total > 5 ton , misalkan : bus, truck, traktor, semi trailer, trailer
Angka Ekivalen (AE) Beban sumbu kendaraan
Beban lalu lintas yang diperlukan :jumlah total perulangan beban sumbu standar ekivalen yang
diperkirakan akan lewat pada lajur rencana jalan untuk masa layanan.
4
16.8
=
LkAEL
Dimana : L = beban sumbu kendaraan (ton)k = 1 ; untuk sumbu tunggal
= 0,086 : untuk sumbu tandem= 0,021 : untuk sumbu triple
Angka Ekivalen (AE) atau Equivalent Axle Load (AEL) suatu beban sumbu standar merupakan jumlah lintasan kendaraan as tunggal sebesar 8,16 ton /18.000 lbs/18 kips yang memiliki derajat kerusakan yang sama bila jenis as tersebut lewat satu kali.
Lalu Lintas harian rata-rata
DAYA DUKUNG TANAH DASAR DAN CBR
• Daya dukung tanah dasar dinyatakan dengan parameter Daya dukung tanah (DDT) yang merupakan suatu korelasi dari nilai CBR
• Nilai CBR yang dipergunakan untuk menentukan DDT adalah CBR yang merupakan nilai wakil untuk satu segmen jalan.
𝑫𝑫𝑻 = 𝟒, 𝟑 𝐥𝐨𝐠𝑪𝑩𝑹 + 𝟏, 𝟕
FAKTOR REGIONAL
Faktor Regional merupakan faktor koreksi sehubungan dengan adanya perbedaan kondisi dengan kondisi percobaan AASHTO Road Test dan disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
• dipengaruhi bentuk alinemen, persentase kendaraan berat, curah hujan, elevasi muka air tanah, fasilitas dan kondisi drainase.
≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 %
Iklim I < 900
mm/thn0.5 1,0 - 1,5 1,0 1,5 - 2,0 1,5 2,0 - 2,5
Iklim I ≥ 900
mm/thn1,5 2,0 - 2,5 2,0 2,0 - 3,0 2,5 3,0 - 3,5
Catatan : pada bagian jalan tertentu, seperti persimpnagan, pemberhentian atau tikungan
tajam (jari-jari 30 m), FR ditambah dengan 0,5
Pada daerah rawa , FR ditambah dengan 1
KELANDAIAN 3
( > 10 %)
% KENDARAAN BERAT
KELANDAIAN 1
( 6%)
% KENDARAAN BERAT
CURAH
HUJAN
KELANDAIAN 2
( 6 - 10 %)
% KENDARAAN BERAT
INDEKS PERMUKAAN (IP)
Kinerja struktur perkerasan dinyatakan dengan indeks permukaan (IP)
yang memilki pengertian sama dengan serviability index.
IP di awal umur rencana à (IP0) ditentukan jenis perkerasan
IP di akhir umur rencana à (Ipt) ditentukan dari fungsi jalan dan LER
Tabel Indeks Permukaan pada akhir umur rencana IPt
Tabel kinerja struktur perkerasan jalan pada akhir umur rencana
RUMUS DASAR METODE SNI – 1732 – 1989 – F
( ) ( )0,3372,01
log
154,2
10944.0
2.0154,2
log36,93650log
19,5
−+
+
+
+
+−
+= DDT
FR
ITP
GITPLERx t
dimana :LER = lintas ekivalen rencana (lss/hari/lajur rencana)3650 = jumlah hari dalam 10 tahun (karena nomogram disediakan untuk umur rencana 10 tahun)
ITP = indeks tebal perkerasan untuk keadaan lingkungan dan daya dukung sesuai lokasi jalandan indeks permukaan doi akhir umur rencana
DDT = daya dukung tanah dasarFR = faktor regionalGt =
−
−
5,12,4log to IPIP
Secara grafis , rumus di atas digambarkan dalam bentuk nomogram
Dengan menggunakan nomogram tersebut , maka diperoleh indeks tebal perkerasan (ITP) jalan.
ITP: angka yang menunjukkan nilai struktural perkerasan jalan yang terdiri dari
beberapa lapisan dengan mutu yang berbeda.
332211 DaDaDaITP ++=
TEBAL MINIMUM LAPIS PERMUKAAN
KONSTRUKSI BERTAHAP
• Konstruksi bertahap adalah pelaksanaan struktur perkerasan dimana lapis permukaan tidak dilaksanakan sekaligus setebal yang dibutuhkan untuk melayani lalu lintas selama umur rencana, tetapi melalui 2 tahap.
• Pelaksanaan lapis tanah dasar , lapis pondasi bawah dan lapis pondasi dilakukan sekaligus setebal yang dibutuhkan selama umur rencana.