REKAP KEGIATAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI...
Transcript of REKAP KEGIATAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI...
REKAP KEGIATAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANNEL DI BENGKULU TAHUN 2011-2012 UNIT KERJA : BPTP BENGKULU
No Topik Kegiatan Inovasi Teknologi Channel Diseminasi Spektrum Diseminasi 1. Model Kawasan
Rumah Pangan Lestari (MKRPL)
1. Model penataan lahan pekarangan 2. Pemilihan komoditas berdasarkan survey
pasar/konsumen 3. Teknologi pembuatan kompos,pestisida nabati
dan media tanam
1. Display dan Demplot 2. Pendampingan kelompok baru oleh petani
RPL di desa bersangkutan 3. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah 4. Sekolah 5. Kerjasama dengan jasaraharja
1. Penunjukan LO di setiap Kabupaten dan Kota
2. Sosialisasi kepada seluruh stakeholder
3. Sosialisasi di TVRI dan Website
4. Penerbitan media informasi
5. Pelatihan petani 6. Narasumber di Kabupaten 7. Pameran MKRPL
2. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (MP3MI)
1. Varietas Unggul Baru (Inpari 6, 10 dan 13) 2. Petak Persemaian 3. Umur bibit dan jumlah benih 4. Pengaturan jarak tanam 5. Alat pembuat pola garis tanam 6. Dosis pupuk 7. Waktu pemberian pupuk
1. Dinas Pertanian kabupaten 2. BP4K dan BP3K 3. Gapoktan dan Poktan
1. Pameran/peragaan 2. Forum pertemuan. 3. Media cetak 4. Media elektronik
3. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT)
1. Penyebaran dan adopsi VUB 2. Komponen teknologi PTT padi
1. Denfarm dan display VUB padi dan jagung 2. Gapoktan, poktan dan petani secara langsung 3. Pemerintah Daerah 4. Perguruan Tinggi 5. Kodim
1. Temu Lapang 2. Sosialisasi 3. Penerbitan leaflet dan buku
panduan 4. Temu Usaha 5. Denfarm dan display
4.. Program Pendampingan Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK)
1. Usaha pembibitan sapi potong 2. Usaha penggemukan sap potong 3. Teknologi pembuatan kompos
1. Pemerintah Daerah dan jajarannya 2. Kelompok Ternak dan Sarjana Membangun Desa 3. Lembaga Mandiri mengakar di masyarakat
(pondok Pesanren dan Subak)
1. Sosialisasi kegiatan pada stakeholder
2. Temu Lapang 3. Penerbitan media cetak
No Topik Kegiatan Inovasi Teknologi Channel Diseminasi Spektrum Diseminasi
5. Visitor Plot 1. Penggunaan VUB padi rawa (inpara 2 dan inpara 5)
2. Pemupukan spesifik lokasi 3. Optimalisasi populasi tanaman dengan jajar
legowo 4:1 dan 2:1
1. Dinas Pertanian Kabupaten Seluma 2. BPSB Bengkulu 3. Badan Penyuluhan Pertanian Kabupaten
Seluma 4. Balai Penyuluhan Pertanian Kembang Mumpo
Kecamatan Semidang Alas Maras 5. PPL, THL TB PP, POPT Kembang Mumpo
dan Desa Karang Anyar Kecamatan Semidang Alas Maras
6. PPL, THL TB PP, POPT Sukaraja dan Desa Bukit Peninjauan dua
7. Kelompok Tani dan Petani Kooperator
1. Penanggung jawab menjadi narasumber di Dinas, BPP dan kunjunagn anjangsana ke petani
2. Sosialisasi di BPP Kembang Mumpo
3. Sosialisasi di BPTP Bengkulu
4. Pembuatan Petunjuk Teknis 5. Ketua Kelompok Tani
Harapan jaya menjadi narasumber
6. Kunjungan visitor 7. Sosialisasi petugas dan
petani di BP3K Kembang Mumpo
8. Temu Lapang
6. Gelar Teknologi 1. Pemeliharaan sapi Brahman cross di Desa Kayu Manis Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong
2. Pemupukan tanaman jagung di Desa Teladan Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong
3. Padi Varietas Unggul Baru (INPARI) di Desa Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma
1. DinasPeternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu
2. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong
3. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Seluma
4. BP4K Kabupaten 5. Poskeswan Mojorejo 6. PPL 7. Kelompok tani/ternak 8. Poultry Shop 9. Organisasi masyarakat lain
1. Sosalisasi kegiatan 2. Gelar Teknologi/Demplot 3. Penerbitan media
informasi ( juklak dan leaflet)
1. LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)
BPTP BENGKULU
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Bengkulu
dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif di 6 Kabupaten dan Kota. Kegiatan
dimulai pada bulan Oktober 2011 di Kota Bengkulu sebanyak 2 unit (37 KK) yang
mewakili Model Perkotaan, dan di Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 1 unit
(11 KK) yang mewakili Model Perdesaan.
Pada akhir April 2012, kegiatan M-KRPL dilaksanakan di 6 Kabupaten
dan Kota sebanyak 13 unit. Agar replikasi model berjalan cepat dilakukan
kerjasama dengan instansi Pemerintah Daerah maupun swasta sebagai chenel
diseminasi.
Inovasi yang didiseminasikan
Inovasi yang disebarluaskan/didiseminasikan dalam kegiatan M-KRPL di Bengkulu
antara lain :
1. Model penataan lahan pekarangan berdasarkan administratif yaitu
perdesaan dan perkotaan masing-masing berdasarkan strata luas lahan
yaitu lahan sempit dan luas
2. Pemilihan komoditas berdasarkan survey pasar/konsumen : ditetapkan
a. komoditas sayuran dataran rendah (cabe, terung, kangkung, bayam,
tomat, dan sawi), disamping itu terdapat pilihan komoditas
berdasarkan kesesuaian lahan antara lain bunga kool, daun bawang,
kacang panjang, dan timun.
b. b.Aneka buah: papaya, jeruk kalamansi, mangga Bengkulu, sirsak,
dan pisang.
c. Peternakan / Perikana : budidaya ternak ayam kampung/buras, ikan
lele dan nila
3. Teknologi pembuatan kompos, pestisida nabati, dan media tanam
Chanel Diseminasi yang dilaksanakan
Untuk mempercepat replikasi model dan inovasi introduksi dilakukan melalui
beberapa saluran seperti :
1. Display dan Demplot di setiap Unit kawasan : Display dan demplot yang
dibangun disetiap unit dan model menjadi tempat kunjungan stakeholders
dan petani yang ingin mengembangkan Rumah Pangan Lestari (RPL)
Display di kawasan kantor BPTP dan perumahan : telah dikunjungi oleh
Pemda Kota, Pemda Kabupaten Kaur, Bengkulu Utara yang masing-
masing pemerintah daerah membawa beberapa ketua kelompok tani
yang akan membangun KRPL di Kabupaten/Kota. Disamping itu,
kunjungan di unit BPTP setiap hari selalu dikunjungi oleh petani ataupun
masyarakat swadaya
Demplot di setiap unit di Kabupaten dan Kota : sebagai tempat belajar
dan kunjungan masyarakat yang ingin mengembangkan RPL di
rumahtangganya dan wilayahnya
2. Petani yang telah melakukan kegiatan KRPL tahun 2011. Melalui 5 orang
petani RPL yang ditunjuk sebagai pendamping kelompok baru di Desanya
oleh Pemerintah Daerah (SK Bupati) akan memperluas KRPL di Desa
3. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah :
Badan Pemberdayaan Perempuan, Masyarakat dan Keluarga
Berencana Kota : melalui anggaran APBD II mereplikasi model
Perekotaan untuk seluruh Kelurahan yang berada di Kota Bengkulu
melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa. Dari LPM
yang membangun RPL, diharapkan akan memotivasi rumahtangga di
sekitarnya untuk memanfaatkan lahan pekarangannya menjadi
produktif
Badan Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten : melalui anggaran
APBD I dan II (Pengembangan Lahan Pekarangan Terpadu) telah
ditetapkan 1 Desa (50 – 75 KK) setiap Kabupaten membentuk KRPL
yang mereplikasi model yang telah disusun oleh BPTP.
PKK atau Darmawanita
Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat Kecamatan : melalui penyuluh
yang mendampingi kegiatan KRPL, dapat menyebarluaskan model
dan inovasi kepada sesame penyuluh yang berada di wilayah
kerjanya serta setiap penyuluh akan menyampaikan kepada
kelompok tani binaannya
Universitas Negri Bengkulu dan Universitas Hazairin : melalui
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa akan mempercepat inovasi
model yang dibangun
4. Sekolah
SMK-Pertanian (SPP) negri Kelobak, Bengkulu Selatan dan SMK –
Pertanian Lebong, 31 siswa magang di kegiatan M-KRPL : setelah
pulang diharapkan mengembangkan di sekolahnya dan siswa akan
menyebarkan kepada teman-temannya di Sekolahnya
SMPN 10 Bengkulu : telah mengembangkan pemanfaatan lahan
sekolah produktif, dan mengembangkan menjadi muatan local
sekolah.
SMPN 2 Bengkulu akan mengembangkan menjadi pelajaran
ekstrakulikuler muatan lokal. Melalui Sekolah akan berkembang di
rumah tangga setiap guru dan orang tua murid
SD N Pondok Kubang : sedang dirintis melalui penataan halaman
depan sekolah
5. Kerjasama dengan Jasaraharja : akan dikembangkan M-KRPL dengan
anggaran instansi Jasaraharja. Saat ini sedang diusulkan proposal ke
pusat
Spektrum Diseminasi :
Spektrum diseminasi yang dilaksanakan melalui :
1. Penunjukan LO di setiap Kabupaten dan Kota
2. Sosialisasi kepada seluruh stakeholders di Provinsi dan Kabupaten
3. Sosialisasi di TVRI, WEB,
4. Penerbitan media informasi
5. Pelatihan petani
6. Nara sumber di Kabupaten
7. Pameran M-KRPL telah dilaksanakan 3 kali : dampaknya cukup positif
dengan indicator display BPTP dan demplot di perdesaan banyak
dikunjungi masyarakat
Dokumentasi yang mendukung SDMC
Display penataan lahan pekarangan di Perkotaan
Praktek lapang peserta P2KP se Provinsi Bengkulu di Lokasi KBD M-KRPL Perdesaan di Kabupaten Bengkulu Tengah
Awal memperluas cheneen diseminasi M-KRPL bersama Bpk Walikota Bengkulu, awal Januari 2012
Pelatihan Pembuatan Kompos dari kotoran ternak dan sampah rumah tangga pada akhir Desember 2011
Pencanangan M-KRPL Bengkulu oleh Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu dihadiri oleh 200 peserta (Dinas Provinsi dan Kota, Petani, Siswa pada akhir
Desember 2011, serta Pameran M-KRPL mendukung pertanian perkotaan pada awal Februari 2012
Sosialisasi dan penyerahan benih tanaman sayuran di SMPN 10 Bengkulu dan siswa magang pada akhir Maret 2012
2. MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN MELALUI INOVASI (M - P3MI) PROVINSI BENGKULU
Pendahuluan
Perkembangan pembangunan nasional dan perubahan lingkungan strategis yang terjadi akhir-akhir ini mendorong Kementerian Pertanian untuk terus meningkatkan peran serta yang lebih proaktif dan sistematis, khususnya dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat tani, dan umumnya dalam memecahkan berbagai kendala pembangunan pertanian. Salah satu aktivitas Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian adalah Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI).
Konsep Model M-P3MI merupakan unit percontohan penggunaan inovasi yang menyediakan opsi (pilhan) solusi terbaik terhadap persoalan peningkatan produksi pertanian. Fokus kegiatannya berbasis agroekosistem dan atau berbasis pada komoditas unggulan di perdesaan. Wujud model yang akan dibangun adalah visualisasi atau peragaan inovasi yang akan dikembangkan. Tampilan model berbentuk unit percontohan berskala pengembangan berwawasan agribisnis terpadu. Model bersifat dinamis dalam arti pemodelan senantiasa mengikuti dinamika perkembangan kebijakan inovasi, mengakomodasi peluang penggunaan input atau proses yang berpengaruh terhadap output, disertai dengan kemungkinan-kemungkinan. Disamping itu model percontohan yang dibangun juga mengembangkan solusi-solusi optimum dalam menghadapi situasi yang tidak pasti.
A. Inovasi Teknologi yang di Diseminasikan :
1. Varietas Unggul Baru varietas unggul baru padi yang telah di diseminasikan seperti
varietas Inpari 6, 10 dan 13.
2. Petak Persemaian Ukuran petak persemaian yang didiseminasikan berukuran 1/20
dari luas pertanaman. Kondisi demikian akan menghasilkan bibit yang besar dan jagur, sehingga mudah dalam penanaman untuk benih sedikit.
3. Umur Bibit dan Jumlah Benih Umur bibit dan jumlah benih yang telah didiseminasikan yaitu
umur bibit kurang dari 21 hari (paling lambat umur 21 hari sudah tertanam) dengan jumlah benih 25 kg/ha. Umur bibit muda akan menghasilkan pertanaman yang lebih baik, karena pada saat pemindahan tidak banyak akar yang putus dan anakan yang akan terbentuk mencapai jumlah maksimum. Sedangkan jumlah benih sedikit (25 kg) lebih menguntungkan karena jumlah sedikit akan menghemat penggunaan benih.
4. Pengaturan Jarak Tanam
Jarak tanam yang telah didiseminasikan adalah jarak tanam optimum [(20x10)x40 cm] dengan sistem tanam legowo (khususnya Legowo 4:1). Penggunaan jarak tanam demikian dan sistem tanam Legowo 4:1 akan mendapatkan jumlah tanaman optimum sehingga produktivitas per hektar menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tanam tegel. Selain itu penggunaan sistem tanam legowo 4:1 akan memudahkan dalam pemeliharaan tanaman.
5. Alat Pembuat Pola Garis Tanam
Alat pembuat pola garis tanam yang telah didiseminasikan yaitu Caplak Roda. Penggunaan alat pembuat pola garis tanam seperti ini dapat memberikan keuntungan penghematan tanaga kerja mencapai 50%, karena penggunaan alat ini dapat membuat garis vertikal maupun horozontal hanya sekali tarik saja, baik ditarik secara vertikal maupun horizontal.
6. Dosis Pupuk Dosis pupuk yang didiseminasikan adalah dosis pupuk yang
berimbang sesuai kebutuhan tanaman. Untuk penghematan penggunaan pupuk dan mengatasi permasalahan sering tidak tersediannya pupuk KCl di lapangan, pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk NPK Phonska yang sebelumnya dihitung dulu jumlahnya lalu dikonversi ke pupuk majemuk NPK phonska. Dengan metode seperti ini kerugian akibat pemupukan tidak berimbang dapat di atasi.
7. Waktu Pemberian Pupuk Waktu pemberian pupuk yang didiseminasikan adalah pemberian
pupuk tiga kali dalam satu musim tanam yaitu umur 7 – 14 hst, 21 – 25 hst, dan 45 hst. Pemberian tiga kali dalam satu musim tanam akan menghasilkan gabah yang lebih bernas bila dibandingkan dengan pemberian kurang dari tiga kali.
B. Channel Diseminasi : Channel diseminasi yang digunakan dan berada di daerah seperti :
1. Dinas Pertanian Kabupaten Channel diseminasi Dinas Pertanian Kabupaten digunakan untuk
melakukan pembinaan kelompok tani/Gabungan Kelompok tani secara bersama sama dengan BPTP Bengkulu. Dinas pertanian berperan pada motivasi kelompok dan penyediaan sarana dan prasarana serta perbaikan sarana yang rusak, damana prasarana dan sarana tersebut dibutuhkan oleh petani.
2. BP4K dan BP3K Channel diseminasi BP4K dan BP3K Kabupaten digunakan untuk
melakukan pembinaan kelompok tani/Gabungan Kelompok tani secara bersama sama dengan BPTP Bengkulu. BP4K dan BP3K berperan pada motivasi kelompok melalui petugas penyuluh yang berada disetiap kecamatan atau desa.
3. Gapoktan/Poktan Channel diseminasi untuk pelaksana petak percontohan penerapan
komponen teknologi budidaya padi. Di Kabupaten Seluma dilakukan (petak percontohan/demplot) pada 10 (sepuluh) kelompok tani. Dari 10 kelompok tani pelaksana petak percontohan, 7 kelompok berasal dari desa lokasi kegiatan M-P3MI (Kelurahan Rimbo Kedui), sedangkan 3 kelompok lainnya berasal dari desa tetangga seperti desa Padang Genting, Tanjung Seru, dan Tangga batu (desa dampak).
C. Spektrum Diseminasi Berdasarkan pada wujud kegiatannya, jenis mediasi dan saluran
komunikasi pada SDMC dibedakan atas 4 bentuk sebagai berikut: 1. Pameran/Peragaan (In-house visitor display, public-display/Expo, visitor
plot/petak percontohan, tecnology showcase/gelar teknologi). Pada bentuk ini, kegiatan M-P3MI yang dilakukan adalah ikut pameran pada PENAS XIII di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur dan petak percontohan di 10 kelompok tani di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma.
2. Forum Pertemuan (temu informasi, temu lapang, temu aplikasi teknologi, rapat kerja, rapat teknis, seminar, simposium, pelatihan, lokakarya, sekolah lapang, kegiatan partisipatif lainnya). Pada bentuk ini, kegiatan M-P3MI yang dilakukan adalah melakukan pertemuan seperti Temu Lapang, Sosialisasi, dan pertemuan dengan kelompok tani di 10 kelompok tani di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma.
3. Media Cetak (Buku, Booklet, Komik, brosur, Leaflet, Flyer, Poster, Baliho, koran, Majalah/Jurnal, Tabloid, Warta/news letter, Buletin, Liptan). Pada bentuk ini, kegiatan M-P3MI yang dilakukan adalah memberikan petunjuk teknis penanaman padi, petunjuk sederhana konversi pupuk tunggal ke pupuk majemuk NPK Phonska pada 10 kelompok tani di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma.
4. Media Elektronik/Digital (radio, televisi, internet, mobile phone (WAP), SMS Center, CD/VCD/DVD). Pada bentuk ini, kegiatan M-P3MI yang dilakukan adalah mengisi acara siaran perdesaan di RRI Stasiun Bengkulu.
D. Lampiran 1. Foto kegiatan M-P3MI di lapangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pertanaman Padi Varietas Inpari 6, 10, dan 13
Prof Suandi dan Dr Handewi saat memberikan tanggapan saat diskusi dengan peserta
3. PENDAMPINGAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) DI PROVINSI BENGKULU
SL-PTT merupakan salah satu cara untuk mengenalkan inovasi pertanian spesifik lokasi secara partisipatif kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan SL-PTT diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya. SL PTT yang dilaksanakan di Provinsi Bengkulu adalah padi dan jagung.
Pendampingan SL-PTT padi dan jagung di Provinsi Bengkulu telah dilaksanakan di 9 kabupaten dan 1 kota. Dalam pendampingan SL PTT dilakukan demfarm dan display VUB, temu lapang, pelatihan, dan penyediaan materi penyuluhan. Pendampingan oleh BPTP Bengkulu di koordinasikan dan disinergikan dengan penyelenggaraan Program SL PTT di tingkat Provinsi dan Kabupaten.
Inovasi teknologi yang diseminasikan Inovasi yang disebarluaskan/didesiminasikan dalam kegiatan pendampingan SL-PTT di Bengkulu antara lain : 1. Penyebaran dan Adopsi VUB
Kegiatan pendampingan SL-PTT telah memperkenalkan dan menyebarluaskan 6 varietas INPARI, yaitu INPARI 1, 3, 4, 6, 10 dan 13. Varietas ini disebarkan di 10 kabupaten dan kota di seluruh Provinsi Bengkulu. INPARI yang dikenalkan cukup adaptif dan produktivitasnya dapat mencapai 6,88 ton GKG/ha. Keberadaan varietas ini diyakini akan mampu menggeser dominansi varietas Ciherang dan IR 64 di Provinsi Bengkulu. Dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun setelah dilepas, varietas INPARI 10 dan 13 sudah sangat populer dan diadopsi secara luas oleh petani di Provinsi Bengkulu.
2. Komponen Teknologi PTT Padi Dalam pelaksanaan SL-PTT terdapat dua komponen teknologi, yaitu
komponen dasar dan komponen pilihan. Tabel 1.1 Pendekatan PTT pada demfarm SL PTT padi.
KOMPONEN TEKNOLOGI KETERANGAN Komponen Dasar 1. Varietas Unggul Baru ( VUB ) 2. Benih bermutu dan berlabel 3. Pemberian bahan organik 4. Pengaturan populasi tanaman secara
optimum 5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan
kebutuhan tanaman dan status hara tanah
6. Pengendalian OPT dengan PHT
Komponen Pilihan 7. Pengolahan tanah 8. Penggunaan bibit muda 9. Jumlah bibit/lubang 10. Pengairan secara efektif dan efisien 11. Penyiangan 12. Panen
Inpari 6, 10 dan 13 Label ungu 2 ton/ha ( jika tersedia ) Dengan sistem legowo 4:1 dengan jarak tanam 20 x 20 x10 Ponska 250-300 kg/ha dan Urea 150-200 kg/ha:
- 125-150 kg/ha ponska diberikan pada umur 7 HST, dan 125-150 kg/ha diberikan pada umur 21-25 HST
- 50 kg/ha urea diberikan pada umur 21-25 HST, 100-150 kg/ha urea diberikan pada umur 45 HST
Untuk hama, penyakit dan gulma Sempurna Umur kurang dari 21 hari 1-3 bibit Intermitten/berselang – seling Secara manual atau khemis Tepat waktu dan segera dirontok
Chanel diseminasi yang dilaksanakan Untuk mempercepat adopsi VUB dan Komponen PTT dilakukan melalui beberapa saluran seperti : 1. Demfarm dan display VUB Padi dan Jagung
Demfarm SL- PTT oleh BPTP Bengkulu dilakukan pada lahan seluas 5 ha/unit, di 6 kabupaten yang diprioritaskan yaitu Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Lebong, Seluma dan Rejang Lebong. Demfarm dianggap sebagai super imposed oleh BPTP, sekaligus sebagai media pembuktian pendekatan PTT yang sebenarnya. Sarana produksi
(benih, pupuk, dan pestisida) untuk demfarm disediakan oleh BPTP Bengkulu.
Pada display ini hanya dibagikan VUB (Inpari 3, Inpari 6, Inpari 10, dan Inpari 13), sedangkan saprodi lainnya disediakan oleh petani kooperator secara partisipatif.
2. Gapoktan, poktan dan petani secara langsung Gapoktan, poktan dan petani secara langsung merupakan chanel diseminasi untuk pelaksana demfarm dan display VUB dengan penerapan komponen PTT padi.
3. Kerja sama dengan pemerintah daerah, antara lain : Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten, Balai Benih Induk (BBI), Bakorluh Provinsi Bengkulu, Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi, Pengamat Benih Tanaman (PBT), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Penangkar benih, Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Camat, Lurah/Kades, Bapeluh (BP4K), BPP.
4. Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu dan Universitas Hazairin 5. Kodim, dalam pelaksanaan mendukung P2BN di Kabupaten Bengkulu Utara.
Spektrum Diseminasi Kegiatan yang dapat menstimulasi dan memotivasi
stakeholders/masyarakat tani dalam mewujudkan chanel diseminasi diantaranya adalah: 1). Temu Lapang 2). Sosialisasi kegiatan BPTP Bengkulu 3) Penerbitan berbagai leaflet dan buku panduan teknis untuk budidaya padi, 4). Temu Usaha 5). Demfarm dan display (Gambar 1,2,3,4 dan 5) . Dokumentasi yang mendukung SDMC SL-PTT
Gambar 1. Temu lapang pada demfarm VUB padi
Gambar 2. Sosialisasi kegiatan BPTP Gambar 3. Penerbitan berbagai Gambar 4. Temu usaha Bengkulu leaflet dan buku panduan teknis untuk budidaya padi
Gambar 5. Demfarm dan display
4. PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI PROVINSI BENGKULU
Pendampingan program swasembada daging sapi/kerbau di Bengkulu telah dilaksanakan di 4 (empat) kabupaten. Pendampingan dilakukan pada kelompok keagamaan penerima dana bantuan Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat ( LM3), sebanyak 3 pondok pesantren/subak, pendampingan pada Sarjana Membangun Desa (SMD) sebanyak 11 orang SMD, pendampingan pada kelompok ternak penerima bantuan sapi Brahman Cross sebanyak 2 kelompok ternak, dan pendampingan pada kelompok ternak sebanyak 10 kelompok ternak yang tersebar di 4 kabupaten yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Seluma, Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah.
Pada tahun 2012, pendampingan dilaksanakan pada 3 (tiga) kabupaten pada 3 (tiga) kelompok ternak. Kegiatan mengacu pada Laboratorium Lapang (LL) Penggemukan Sapi Potong.
Inovasi teknologi yang didiseminasikan
1. Usaha Pembibitan Sapi Potong Dalam usaha pembibitan sapi potong inovasi teknologi yang didiseminasikan adalah : a. Manajemen perkawinan dan perawatan kebuntingan (tanda-tanda
sapi betina berahi, saat perkawinan yang tepat dan model perkawinan dengan kawin alam atau kawin suntik, perawatan kebuntingan dengan memisahkan sapi betina bunting dikandang yang bersih beralaskan jerami kering).
b. Manajemen kelahiran dan laktasi. Pada kegiatan ini didiseminasikan tentang pertolongan pada saat terjadinya kelahiran seperti pemotongan placenta dan pemberian yodium pada tali pusat pedet. Selanjutnya pedet didekatkan dengan induknya agar segera menyusu ke induknya terutama susu pertama yang mengandung kolostrum. Pedet menyusu ke induknya disarankan sampai umur 2 bulan.
c. Manajemen pembesaran pedet. Pedet dibesarkan dengan menyusu pada induknya sampai dengan umur 2 bulan selanjutnya diberikan pakan yang berprotein tinggi.
d. Pemberian pakan tambahan dengan limbah pertanian. Pada kegiatan ini didiseminasikan kegiatan pelatihan pembuatan pakan tambahan untuk betina bunting dan laktasi, serta sapi pejantan. Formula pakan adalah terdiri dari dedak padi, kulit kopi, tongkol jagung, probiotik starbio, ultra mineral, kapur pertanian, garam dan gula merah. Selain itu juga dikenalkan probiotik untuk mengefisienkan pakan dengan pemberian bioplus, starbio pada sapi induk.
e. Manajemen kesehatan hewan. Pada kegiatan ini didiseminasikan pemberian obat cacing, antibiotik dan vitamin. Selain itu juga didiseminasikan kegiatan kesehatan ternak seperti kebersihan kandang, dan pengenalan macam-macam penyakit pada ternak sapi
potong yang sering menyerang seperti kudisan, kelumpuhan dan brucellosis, dan penyebab kemandulan pada sapi betina.
2. Usaha Penggemukan Sapi Potong a. Seleksi sapi bakalan. Pada kegiatan ini didiseminasikan tentang
kriteria yang dipergunakan dalam seleksi sapi bakalan untuk usaha penggemukan sapi adalah: umur sapi jantan > 1,5 tahun, sapi dalam kondisi kurus (skor kondisi tubuh ≤ 2) dan sehat, serta ukuran tubuh dengan kerangka yang besar.
b. Manajemen Pakan. Manajemen pakan ternak berupa hijauan diberikan 10% (bahan segar) dari bobot badan dan konsentrat 3,5 – 4% (bahan kering) dari bobot badan sapi. Formula pakan penggemukan di Kabupaten Rejang Lebong adalah terdiri dari kulit kopi fermentasi dan non fermentasi, dedak padi, ultra mineral, kapur pertanian, garam dan gula merah. Formula pakan konsentrat penggemukan di Kabupaten Seluma adalah dedak padi, ampas tahu, dan ultra mineral. Formula pakan konsentrat di Kabupaten Bengkulu Utara adalah dedak padi, batang sagu rumbia, dan ultra mineral.
c. Manajemen pemeliharaan Semakin banyak peternak memelihara sapi yang digemukan maka semakin tinggi keuntungan yang diperoleh pada saat panen. Lama penggemukan 3 – 4 bulan.
3. Teknologi pembuatan kompos. Pada kegiatan ini didiseminasikan demplot kompos. Formula dalam pembuatan kompos yaitu kotoran ternak, dedak padi, gula merah dan activator/decomposer (stardec, dll).
Channel Diseminasi 1. Pemerintah Daerah dan jajarannya:
- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu - Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Seluma - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong - Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bengkulu
Tengah - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara - Poskeswan Mojorejo - Petugas Peternakan Kecamatan (PPK) - Inseminator - Petugas Penyuluh Lapangan Desa
2. Kelompok Ternak dan Sarjana Membangun Desa 3. Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat (Pondok Pesantren dan Subak)
Spektrum Diseminasi : 1. Sosialisasi kegiatan Pendampingan PSDSK kepada stakeholder di tingkat
Provinsi, Kabupaten dan Kelompok Ternak. 2. Temu Lapang Teknologi Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Rejang
Lebong dan Bengkulu Tengah.
3. Penerbitan media cetak berupa: - Buku berjudul : Pemanfaatan Kotoran Ternak Sebagai Kompos
dan Biogas, Teknologi Pengawetan Hijauan Makanan Ternak dan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak
- Leaflet berjudul : Formulasi Pakan Murah dari Kulit Kopi, Fermentasi Jerami, Teknologi Pemanfaatan Limbah Ternak Untuk Pembuatan Pupuk Organik, Penanganan Penyakit Sapi Potong dengan Obat Tradisional, Pakan Sapi Perah Berbahan Baku Lokal, Amoniasi Kulit Kopi untuk Pakan Tenak, Perkawinan yang Tepat Pada Sapi Potong, Penangan Penyakit Reproduksi pada Sapi Potong, Penanganan Penyakit Kudis (Scabies) pada Sapi Potong
- Petunjuk Pelaksanaan
Dokumentasi Kegiatan:
ak
Gambar pembuatan kompos dan perbanyakan aktivator pendampingan di kelompok ternak Brahman Cross
Gambar Temu Lapang Teknologi Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Rejang Lebong
Gambar Pembuatan Pakan Konsentrat Penggemukan sapi jantan dari bahan kulit kopi, dedak padi dan mineral
Gambar sapi jantan penggemukan yang siap untuk dijual
4. L5. 5. Visitor Plot
Diseminasi hasil-hasil litkaji kepada petani-peternak, pihak swasta
dan pengguna lain perlu dilakukan melalui media yang tepat dan secara
berkelanjutan. Kegiatan diseminasi bukan sekedar penyebarluasan informasi
dan teknologi pertanian, tetapi petani diharapkan mampu mengadopsi dan
menerapkan hasil penelitian dan pengkajian (litkaji) tersebut dalam usaha
pertanian. Untuk itu, BPTP memerlukan suatu sistem diseminasi (informasi
dan komunikasi) yang efektif dan efisien agar khalayak penggunanya dapat
memperoleh informasi teknologi yang dibutuhkannya dengan mudah dan
relatif cepat melalui SDMC.
Dalam upaya Peningkatan Produksi Padi, Selain intensifikasi pada
sawah irigasi ,lahan rawa merupakan salah satu alternatif yang memiliki
prosfek dan potensi besar untuk peningkatan produksi padi (Trip
Alihamsyah. 2004).Potensi lahan rawa di Provinsi Bengkulu tersebar di
beberapa kabupaten yaitu Kabupaten Muko-muko 45.415 ha, Kabupaten
Bengkulu Utara 9.558 ha, Kabupaten Seluma 8.583 ha dan Kabupaten Kaur
7.051 ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2009).
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan padi rawa lebak
di provinsi Bengkulu adalah belum tersedianya benih unggul khususnya padi
rawa, produksi dan produktivitasnya rendah. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut dilakukan diseminasi melalui kegiatan visitor plot
padi rawa dengan inovasi yang di didesiminasikan antara lain :
1. Penggunaan VUB padi Rawa (inpara 2 dan Inpara 5) 2. Pemupukan Spesipik lokasi 3. Optimalisai populasi tanaman dengan jajar Legowo 4:1 dan 2 : 1)
Rata-rata hasil Gabah untuk benih kegiatan tahun 2011 yang dipanen bulan Januari dan Februari 2012 untuk Inpara 2 dan Inpara 5 pada 2 lokasi sebagai berikut :
Lokasi Desa Karang Anyar (Poktan Harapan Jaya) Kec. Semidang Alas Maras Petani
Kooperator Varietas Hasil Rata-
rata/ha Keterangan
5 Ipara 2 - 7,2 Tahan blast leher dan daun
1 - Inpara 5 4,3 Teserang blast leher 10-15%
Lokasi Desa Bukit Peninjauan 2 (Poktan Sidomulyo) Kec. Sukaraja Kab. Seluma
4 Ipara 2 - 6,2 Tahan blast leher dan daun
2 - Inpara 5 2,4 Teserang blast leher 50-70%
A. Chanel Diseminasi • Dinas Pertanian Kabupaten Seluma • BPSB Bengkulu • Badan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Seluma • Balai Penyuluhan Pertanian Kembang Mumpo Kecamatan Semidang Alas
Maras • Petugas/Penyuluh Pertanian PNS, THL BPP, POPT Kembang Mumpo dan
Desa Karang Anyar Kecamatan Semidang Alas Maras • Petugas/Penyuluh Pertanian PNS, THL BPP, POPT Sukaraja dan Desa
Bukit Peninjauan dua • Kelompok Tani dan Petani Kooperator
B. Spektrum Diseminasi
• Melalui Penangung Jawab Kegitan setiap kali menjadi Nara Sumber di Dinas, BPP dan Kunjungan/anjang sana ke Petni Maju dan kelompok Tani di daerah selama tahun 2011
• Melalui Sosialisai di BPP Kembang Mumpo yang diikuti oleh petani dan petugas BPP Kembang Mumpo, Kecamatan dan Desa Karang Anyar yang dilanjutkan dengan kunjungan ke lokasi Demo-plot Perbenihan Padi Rawa (Inpara 2 dan 5) seluas 2,5 Ha yang di lakasana di kelompok Tani Harapan Jaya (5 orang petani Kooperator)
• Melalui Sosialisasi di BPTP Bengkulu yang di hadiri oleh petani Kooperator Desa Karang Anyar, 6 orang petani dari kelompok Sido Mulyo desa Bukit Peninjauan I, 20 orang petani kelurahan Semarang kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu. Petugas BPP Kembang Mumpo, Petugas BPP Sukaraja, dan Petugas BPP Kecamatan Sungai Serut
• Melalui Pembuatan Petunjuk Teknis untuk petani kooperator dan PPL desa Karang Anyar dan Bukit Peninjauan dua
• Melalui Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya (Zaenal Asyikin) sebagai nara sumber di kelompok dalam pelaksanaan SLPTT yang diminta oleh Petugas BPP Kembang Mumpo tentang penyemaian benih, dan jajar legowo 4:1 dan 2:1
• Melaluli kunjungan Visitor langsung ke lokasi Demo-plot yang letaknya dipinggir jalan utama menuju kota Manna Bengkulu Selatan
• Melalui Kegiatan sosialisasi Petugas dan Petani di BP3K Kembang Mumpo Kecamatan Semidang Alas Maras Kab. Seluma
• Melalui kegiatan Temu Lapang saat Panen panen tahun 2011/2012 penyebarannya yang diambil langsung oleh petani lahan rawa lebak pematang dan lebak tengahan Kecamatan Semidang Alas Mars dan
Semidang Alas sebanyak untuk Inpara 2 sebanyak 1904 kg benih setara dengan 76,16 Ha
• Petani diluar kooperator lebih menyukai Inpara 2, nasinya pulen, tahan dengan blast (blast tangkai dan daun) dari pada Inpara 5 yang rentan dengan blast
• Melalui BPTP untuk Stok UPBS 1,6 ton dengan kelas ES
C. Dokumentasi
Inpara 2 dan 5 pada MT 2011/2012 dengan hasil rata-rata inpara 2 = 7,2 dan 6,2 GKG/ha (di Karang Anyar dan BP 2) dan Inpara 5 (4,3 dan 2,4 GKG/Ha (di Karang Anyar dan BP2) yang terserang Blast Leher dan daun 15 – 75% . Khusus Inpara 2 sudah tersebar 76,16 Ha setara dg 1904 benih.
Kegiatan pada saat tem Lapang
Panen padi Inpara 2 dan 5 di Desa Karang Anyar
Penerapan tanam jajar legowo 2: 1 dan 4 : 1 pada KWT desa Karang Anyar
Kunjungan Lapangan Peserta Sosisalisasi Petugas UPBS BPTP Memeriksa persiapanan
Penerapan Inovasi oftimalisasi populasi tanaman dengan jajar legowo 2:1 dan 4:1 padi rawa Inpara 2 dan 5 pada lahan rawa lebak dangkal didesa Karang Anyar Kab . seluma
6. GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN
InovasiTeknologi Yang didiseminasikan
1. GelarTeknologiPertanianTahun 2011 a. Gelar Teknologi Pemeliharaan Sapi Brahman cross dilakukan didesa
Kayu Manis, kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten rejangLebong , tepatnya dikelompoktani “ Maju Bersama “ yang diketahui oleh Bapak Asma’I, dilakukan terhadap 60 petani peternak , dan diharapkan dapat menyebar kepada kelompok yang lain diluardesa yang bersangkutan. Inovasi yang didiseminasikan : 1). Teknologi pembuatan pakan tambahan yang terdiri dari dedak kopi 65%, kulit kopi 30 %, garam 2%, Gulamerah 1,5 %, kapur 1%, mineral 0,5%.2). Teknologi pemberian pakan pada ternak sapi brahman cross sebanyak 6 ekor , rata- rata kenaikan berat badannya 0,53 kg/ ekor/ hari.3). Pemeliharaan Keswan ,dengan pemberian obat cacing dan pemberian vitamin B kompleks secara injeksi.
b. Gelar Teknologi Pemupukan tanaman jagung. dilakukan di desa Teladan Kecamatan Curup Selatan ,Kabupaten RejangLebong . Kelompoktani yang melaksanakan Pemupukan tanaman jagung yaitu Gapoktan Teladan Lestari yang diketuai oleh bapak Syarman, yang beranggotakan 10 kelompoktani jagung, yang rata-rata 1 kelompoktani beranggotakan 20 orang petani. Inovasi yang Didiseminasikan 1). Penjelasan pembuatan RDK/ RDKK, oleh Dinas Pertanian Kabupaten rejang Lebong.2).Budidaya tanaman jagung, dari pemilihan bibit sampai kepada pengendalian penyakit .Jarak Tanam jagung komposit , jarak tanam yang dianjurkan 75x20 cm, yang akan berpengaruh terhadap jumlah populasi tanaman jagung, pengendalian gulma harus dilakukan juga. 3). Cara Pemupukan, pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang pada saat musim kemarau, karena mampu menyimpan air, NPK, kemudian dengan peragaan cara melihat unsure hara didalam tanah PUTK dan PUTS.
c. Gelar Teknologi Padi Varietas Unggul Baru( INPARI ), dilakukan di desa Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma. Inovasi Teknologi yang didiseminasikan 1). Effisiensi penggunaaan benih yang digunakan.2) Sistem Tanam Legowo dan Caplak roda.3) Pemupukan ,dilakukan dalam tahapan 3x pemupukan,yaitu dibawah 2 minggu setelah tanam, 21-25 HST, 35-40 HST.4) Penggunaan air.5). Panen.
Channel Diseminasi .
1. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu, terutama dalam hal program Dinas dalam bantuan ternak dan populasi data ternak terakhir dan pengembangannya, memberikan masukan kepada BPTP terutama dalam
penyelenggaraan GelarTeknologi Pemeliharaan Sapi Brahman cross di Kabupaten Rejang Lebong.
2. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, sebagai pengembangan chane ldalam hal memberikan masukan tentang program bantuan ternaks api Brahman cross di desa2, diwilayah Kabupaten Rejang Lebong.
3. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Seluma, berperan
dalam hal data petani padi di kabupaten Seluma, ikut mensuport perluasan areal tanaman padi dalam hal varietas unggul baru, tentang pembinaan petani pelaksana Gelar Teknologi Padi Varietas Unggul Baru (INPARI), memberikan dukungan terhadap pengembangan teknologiv arietas unggul baru terutama di kelurahan RimboKedui.
4. BP4K kabupaten sebagai penyedia SDM penyuluh dalam hal pendampingan
dan penyambung lidah teknologi yang diterapkan
5. Poskeswan Mojorejo berperan dalam hal membantu pendampingan kesehatan hewan terutama pemberian vitamin B komplek secara injeksi.
6. Penyuluh/Petugas lapangan desase bagai pendamping langsung dilapangan
memberikan bimbingan dan arahan serta petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan
7. Kelompok Tani / Ternak sebagai pelaksana di lapangan yang melakukan dan
menerapkan paket teknologi yang disampaikan
8. Poultry Shop sebagai mitra kerja dalam hal penyedia obat-obatan, vitamin dan alat-alat keswan lainnya
9. Organisasi masyarakat lainnya seperti LSM sebagai pengawas pelaksanaan
kegiatan di lapangan
SpektrumDiseminasi :
1. Sosialisasi kegiatan 2. Gelar Teknologi/ Demplot ( Pemberian pakan ternak sapi brahman
cross selama 2 bulan di desa Kayu Manis terhadap 6 ekorSapi brahman cross, dengan campuran bahan pakan tambahan terdiri dari dedak padi 65%, kulit kopi 30%, garam 2%, gula merah1,5%, kapur1%, mineral 0,5%, dan demplotpadi VUB seluas 1,3 ha)
3. Penerbitan media inforasi (juklak,Leaflet, pemeliharaan ternaksapi, Leaflet pemupukan tanaman jagung, Leaflet pemupukan padi)
DokumentasiKegiatan :
Pemberian pakan HMT dan Pakan Tambahan Penjelasan Penanggulangan Keswan
Hasil Panen Jagung Komposit Kelompok Tani dan Penyuluh BPTP Bengkulu Dilahan gelar teknologi
Penggunaan Caplak Roda Pada Penanaman Padi (INPARI)
Penanaman dengan sistem Legowo 4:1
Pengarahandari Team AsistensiPusat (Prof. Suwandi)