Refreshing Dermatoterapi
-
Upload
vera-septia-nalurita -
Category
Documents
-
view
98 -
download
4
description
Transcript of Refreshing Dermatoterapi
Refreshing
Dermato-Terapi
Pembimbing :dr. Bowo Wahyudi, Sp. KK
Disusun oleh :Sidgi
DERMATO-TERAPI
Topikal
Intralesi
Sistemik
Pengobatan Topikal
Kegunaan dan khasiat pengobatan topikal pengaruh fisik dan kimiawi obat-obat yang diaplikasi di atas kulit yang sakit.
Khasiat fisik antara lain ialah mengeringkan, membasahi (hidrasi), melembutkan, lubrikasi, mendinginkan, memanaskan, dan melindungi (proteksi) dari pengaruh buruk dari luar.
Khasiat kimiawi yang spesifik terhadap organisme di kulit atau terhadap kulit itu sendiri.
Prinsip obat topikal secara umum terdiri atas 2 bagian, bahan dasar (vehikulum) dan bahan aktif
BAHAN DASAR
CairanBedak Salap
Bahan Dasar (Vehikulum)
Cairan
◦Terdiri atas :◦Solusio artinya larutan dalam air◦Tingtura artinya larutan dalam alkohol
Solusio dibagi dalam :◦Kompres◦Rendam (bath), misalnnya rendam kaki,
rendam tangan◦Mandi (full bath)
Kompres terbuka
Dasar ◦ Penguapan cairan kompres disusul oleh absorbsi
eksudat atau pus.
Indikasi ◦ Dermatosis madidans◦ Infeksi kulit dengan eritema yang mencolok, misalnya
erisipelas◦ Ulkus kotor yang mengandung pus dan krusta
Efek pada kulit◦ Kulit yang semula eksudatif menjadi kering◦ Permukaan kulit menjadi dingin◦ Vasokonstriksi◦ Eritema berkurang
Dikenal 2 macam cara kompres
Cara
◦Digunakan kain kasa yang bersifat absorben dan non-iritasi serta tidak terlalu tebal (3lapis). Balutan jangan terlalu ketat, tidak perlu steril, dan jangan menggunakan kapas karena lekat dan menghambat penguapan.
Kompres tertutup
Sinonim ◦Kompres impermeabel
Dasar ◦ Vasodilatasi, bukan untuk penguapan
Indikasi◦ Kelainan yang dalam, misalnya limfogranuloma
venerium
Cara ◦ Digunakan pembalut tebal dan ditutup dengan
bahan impermeabel, misalnya selofan atau plastik.
Bahan Dasar (Vehikulum)
Bedak
Efek bedak ialah :◦ Mendinginkan ◦ Antiinflamasi ringan karena ada sedikit efek vasokonstriksi ◦ Anti-pruritus lemah◦ Mengurangi pergeseran pada kulit yang berlipat (intertrigo)◦ Proteksi mekanis
Indikasi Dermatosis yang kering dan superfisial Mempertahankan vesikel/bula agar tidak pecah,
misalnya pada varisela dan herpes zoster
Kontraindikasi Dermatitis yang basah, terutama bila disertai infeksi
sekunder
Bahan Dasar (Vehikulum)
Salap◦ Salap ialah bahan berlemak atau seperti lemak, yang
pada suhu kamar berkonsistensi seperti mentega.
Indikasi Dermatosis yang kering dan kronik Dermatosis yang dalam dan kronik, karena
daya penetrasi salap paling kuat jika dibandingkan dnegan bahan dasar lainnya
Dermatosis yang bersisik dan berkrusta
Kontraindikasi : dermatitis madidans. Jika kelainan kulit terdapat pada bagian bahan yang berambut, penggunaan salap tidak dianjurkan dan salap jangan dipakai di seluruh tubuh.
Bahan Dasar (Vehikulum)
Bedak kocok◦Bedak kocok terdiri atas campuran air dan
bedak, yang biasanya ditambah dengan gliserin sebagai bahan perekat.
Indikasi Dermatosis yang kering, superfisial dan
agak luas, yang diinginkan ialah sedikit penetrasi
Pada keadaan subakut.
Kontraindikasi Dermatitis madidansDaerah badan yang berambut
Bahan Dasar (Vehikulum)
Krim◦ Krim ialah campuran W (water,air). O (oil, minyak) dan
emulgator.Krim ada 2 jenis :◦ Krim W/O : air merupakan fase dalam dan minyak fase
luar◦ Krim O/W : minyak merupakan fase dalam dan air fase
luar
Indikasi Indikasi kosmetik Dermatosis yang subakut dan luas, yang
dikehendaki ialah penetrasi yang lebih besar daripada bedak kocok
Krim boleh digunakan di daerah yang berambut
Kontraindikasi ialah dermatitis madidans
Bahan Dasar (Vehikulum)
Pasta◦ Pasta ialah campuran homogen bedak dan
vaselin. Pasta bersifat protektif dan mengeringkan.
Indikasi penggunaan pasta ialah dermatosis yang agak basah.
Kontraindikasi : dermatosis yang eksudatif dan daerah yang berambut. Untuk daerah genital eksterna dan lipatan-lipatan badan pasta tidak dianjurkan karena terlalu melekat.
Bahan Dasar (Vehikulum)
Linimen◦Linimen atau pasta pendingin ialah
campuran cairan, bedak, dan salap.
Indikasi : dermatosis yang subakut.
Kontraindikasi : dermatosis madidans
Gel
Ada vehikulum lain yang tidak termasuk “bagian vehikulum” ialah gel.
◦ Gel ialah sediaan hidrokoloid atau hidrofilik ◦ Zat untuk membuat gel diantaranya ialah
karbomer, metilselulosa, dan tragakan◦ Gel segera mencair, jika berkontak dengan
kulit dan membentuk satu lapisan◦ Absorpsi per kutan lebih baik daripada krim
Bahan Dasar (Vehikulum)
Bahan Aktif
Faktor bahan aktif yang dimasukkan ke dalam vehikulum yang mempunyai khasiat tertentu yang sesuai untuk pengobatan topikal.
Di dalam resep harus ada bahan aktif dan vehikulum
Bahan Aktif
Alumunium asetat
◦ Contohnya ialah larutan Burowi yang mengandung alumunium asetat 5%.
◦ Efeknya ialah astringen dan antiseptik ringan
◦ sebagai kompres diencerkan 1 : 10
Asam asetat◦ Dipakai sebagai larutan 5% untuk kompres,
bersifat antiseptik untuk infeksi Pseudomonas.
Bahan Aktif
Asam benzoat◦Mempunyai sifat antiseptik terutama fungisidal. ◦Digunakan dalam salap, contohnya dalam salap
Whitfield dengan konsentrasi 5%.
R/ Acidi benzoici 5Acidi salicylici 3Petrolati 28Olei cocos 64
Bahan Aktif
Asam borat◦ Konsentrasinya 3%, tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai
bedak, kompres atau dalam salap berhubung efek antiseptiknya sangat sedikit dan dapat bersifat toksik, terutama pada kelainan yang luas dan erosif terlebih-lebih pada bayi.
Asam salisilat◦ Efeknya ialah mengurangi proliferasi epitel dan menormalisasi
kretinisasi yang terganggu◦ Pada konsentrasi sangat tinggi (40%) dipakai untuk kelainan-
kelainan yang dalam, misalnya kalus dan veruka plantaris◦ Asam salisil dalam konsentrasi 1% dipakai sebagai kompres,
bersifat antiseptik
Bahan Aktif
Asam undesilenat◦ Bersifat antimikotik dengan konsentrasi 5% dalam salap
atau krim. Dicampur dnegan garam seng (Zn undecylenic) 20%.
Asam vit.A (tretinoin, asam retinoat)Efek
◦ Memperbaiki keratinisasi menjadi normal, jika terjadi gangguan
◦ Meningkatkan sintesis D.N.A dalam epitelium germinatif◦ Meningkatkan laju mitosis◦ Menebalkan stratum granulosum◦ Menormalkan parakeratosis
Indikasi ◦ Penyakit dengan sumbatan folikular◦ Penyakit dengan hiperkeratosis◦ Pada proses menua kulit akibat sinar matahari
Bahan Aktif
Benzokain◦Bersifat anestesia. Konsentrasinya ½-5%, tidak
larut dalam air, lebih larut dalam minyak (1:35), dan lebih larut lagi dalam alkohol
◦Sering menyebabkan sensitisasi
Benzil benzoat◦Cairan berkhasiat sebagai skabisid dan
pedikulosid. Digunakan sebagai emulsi dengan konsentrasi 20% atau 25%.
Bahan Aktif
Camphora◦Konsentrasinya 1 – 2%. Bersifat antipruritus
berdasarkan penguapan zat tersebut sehingga terjadi pendinginan.
◦Dapat dimasukkan ke dalam bedak atau bedak kocok yang mengandung alkohol agar dapat larut
Kortikosteroid topikal
Bahan Aktif
Kortikosteroid Topikal
Indikasi Dermatosis yang responsif dengan kortikosteroid intralesi ialah
keloid, jaringan parut hipertrofik, alopesia aerata, akne berkista, prurigo nodularis, morfea, dermatitis dengan likenifikasi, liken amiloidosis, dan vitiligo (sebagian responsif).
Pemilihan Jenis KT Dipilih KT yang sesuai, aman efek samping sedikit dan harga murah,
di samping itu beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu jenis penyakit kulit, jenis vehikulum, kondisi penyakit, yaitu stadium penyakit, luas/tidaknya lesi, dalam/dangkalnya lesi, dan lokalisasi lesi.
Kortikosteroid topikal
Aplikasi KlinisCara aplikasi◦Pada umumnya dianjurkan pemakaian salap 2-
3x/hari sampai penyakit tersebut sembuh.
Lama pemakaian steroid topikal◦Lama pemakaian steroid topikal sebaiknya
tidak lebih dari 4-6 minggu untuk steroid potensi lemah dan tidak lebih dari 2 minggu untuk potensi kuat.
Kortikosteroid topikal
Efek samping
Gejala efek samping : atrofi, strie atrofise, telangiektasis, purpura, dermatosis akneformis, hipertrikosis setempat, hipopigmentasi, dermatitis perioral, menghambat penyembuhan ulkus, infeksi mudah terjadi dan meluas, gambaran klinis penyakit infeksi menjadi kabur.
Kortikosteroid topikal
Pencegahan efek samping
◦ Efek samping sistemik jarang sekali terjadi, agar aman dosis yang dianjurkan ialah jangan melebihi 30 gram sehari
◦ Pada bayi kulit masih tipis, hendaknya dipakai KT yang lemah
◦ Pada daerah lipatan (inguinal,ketiak) dan wajah digunakan untuk infeksi bakterial, infeksi mikotik, infeksi virus, dan skabies
◦ Di sekitar mata hendaknya berhati-hati untuk menghindari timbulnya glaukoma dan katarak.
◦ Terapi intralesi dibatasi 1 mg pada satu tempat, sedangkan dosis maksimum per kali 10 mg.
Bahan Aktif
Mentol ◦Bersifat antipruritik seperti camphora.
Pemakaiannya seperti pada camphora, konsentrasinya ¼-2%.
Podofilin◦Damar podofilin digunakan dengan
konsentrasi 25% sebagai tingtur untuk kondiloma akuminatum. Setelah 4-6 jam hendaknya dicuci.
Bahan Aktif
Selenium disulfid◦Digunakan sebagai sampo 1% untuk dermatitis
seboroik pada kepala dan tinea versikolor.
Sulfur◦Bersifat antiseboroik, anti akne, antiskabies,
antibakteri positif. Gram dan anti jamur. ◦Yang digunakan ialah sulfur presipitatum
(belerang endap) berupa bubuk kuning kehijauan.
Bahan Aktif
Ter
◦ Preparat golongan ini didapat sebagai hasil destilasi kering dari batubara, kayu dan fosil.
◦ Efeknya antipruritus, antiradang, antiekzem, antiakantosis keratoplastik, dapat digunakan untuk psoriasis dan dermatitis kronik dalam salap
◦ Cara pengolesan digilir, tubuh dibagi 3, hari I : kepala dan ekstremitas atas, hari ke II : batang tubuh dan hari III ekstremitas bawah.
◦ Efek sampingnya pada pemakaian tar perlu diperhatikan adanya reaksi fototoksik, pada ter yang berasal dari batubara dapat juga terjadi folikulitis dan ter akne
Bahan Aktif Tiosulfas natrikus
◦ Kristal mudah larut dalam air. Bersifat antimikotik untuk tinea versikolor dengan larutan 25%.
Urea◦ Dengan konsentrasi 10% dalam krim mempunyai efek
sebagai emolien, dapat dipakai untuk iktiosis atau xerosis kutis.
Zat antiseptik◦ Zat ini bersifat antiseptik dan atau bakteriostatik.
Zat antiseptik
Golongan alkohol◦Etanot 70% mempunyai potensi antiseptik yang
optimal. Efek sampingnya menyebabkan kulit menjadi kering.
Golongan fenolGolongan halogen
◦Yodium. Bersifat bakteriostatik, misalnya pada tingtur yodium dan lugol.
Zat antiseptik
Zat pengoksidasi◦ Zat pengoksidasi dipakai sebagai desinfektan pada dermato-
terapi topikal. Permanganas kalikus Benzoil-peroksid
Senyawa logam berat◦ Merkuri◦ Perak
Larutan perak nitrat Sulfadiazin perak
Zat warna◦ Zat warna masih sering dipakai dalam pengobatan topikal.
Efeknya ialah astringen dan antiseptik◦ Zat warna akridin, umpamanya akridin laktat (rivanol)
dipakai untuk kompres dengan konsentrasi 1%, juga bersifat deodoran
◦ efek entimikroba terhadap Candida albicans, di daerah intertrigo atau anogenital.
DAFTAR PUSTAKA Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Editor. 2009. Ilmu penyakit
kulit dan kelamin. Edisi kelima. Jakarta : FKUI. 342-352 Adhi Djuanda : efek samping kortikosteroid topikal dan
pencegahannya; dalam : Surtito Basuki, Sri Linuwih, maria Dwikarya, I Made Wisnu, E.C, Natahusada, halaman 27-35. Kumpulan Naskah ilmiah berbagai aspek kortikosteroid topikal (bagian/Unit Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI/RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta 1987)
Adhi Djuanda : pengobatan topikal dalam bidang dermatologi (Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta 1994)
Griffiths, W.A.D and Wilkinson : Topical therapy; in Rook.A.; Wilkinson, D.S. and Ebling F.J.G
Paller, A.S : Disorders of the immune system, in Schachner, L.A. Hansen R.C.’s Pediatrics Dermatology; 2nd ed. p. 186 (Churchill Livingstone Inc., New York 1995)