Refrat Meniere
Click here to load reader
-
Upload
wahyu-tiara-dewiyanti -
Category
Documents
-
view
154 -
download
4
Transcript of Refrat Meniere
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang dimuliakan Tuhan, pencipta manusia begitu
sempurna lahir maupun batin. Sikap berdiri manusia adalah yang paling gagah, dan
sikap berdiri tegak inilah yang sangat dibanggakan manusia dibandingkan makhluk
ciptaan tuhan yang lain. Manusia sangat takut bila menderita penyakit yang sangat
menyebabkan dia tidak mampu berdiri, sehingga dia harus tidur terus dan kadang hal
ini dapat berlangsung beberapa hari. Salah satu penyakit yang menyebabkan manusia
tidak mampu berdiri tegak adalah penyakit Meniere6.
Penyakit Meniere pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli dari Perancis
bernama Prospere Meniere dalam sebuah artikel yang diterbitkannya pada tahun
1861. Definisi penyakit Meniere adalah suatu penyakit pada telinga bagian dalam
yang bisa mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan. Penyakit ini ditandai
dengan keluhan berulang berupa vertigo, tinnitus, dan pendengaran yang berkurang,
biasanya pada satu telinga. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan volume dan
tekanan dari endolimph pada telinga dalam2.
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan data sekitar 200 kasus dari 100.000
orang di dunia menderita penyakit Meniere. Kebanyakan penderita adalah yang
berusia 40 tahun keatas dan tidak ada perbedaan yang berarti antara jumlah penderita
pria dan wanita. Prevalensi penyakit Meniere di beberapa negara berbeda-beda, di
Amerika terdapat 218 penderita dari 100.000 penduduk, di Jepang terdapat 36
penderita dari 100.000 penduduk, dan 8 penderita dari 100.000 penduduk terdapat di
Italia3.
Serangan khas penyakit Meniere didahului oleh rasa penuh di satu telinga.
Gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif dan dapat juga disertai tinitus. Sebuah
episode penyakit Meniere umumnya melibatkan vertigo (berputar),
ketidakseimbangan, mual dan muntah. Serangan rata-rata berlangsung selama dua
sampai empat jam. Setelah serangan yang parah, kebanyakan pasien mengeuhkan
kelelahan dan harus tidur selama beberapa jam. Ada beberapa variabilitas dalam
durasi gejala. Beberapa pasien mengalami serangan singkat sedangkan penderita
lainnya dapat mengalami ketidakseimbangan yang konstan. Dari latar belakang di atas
1
inilah yang kemudian menjadi basik bagi penulis untuk membuat karya tulis yang
berhubungan dengan penyakit Meniere ini.
B. TUJUAN
Tujuan penulisan referat ini selain untuk melengkapi syarat dan memenuhi tugas
dalam menempuh Program Studi Pendidikan Dokter Bagian Ilmu Penyakit THT-KL
Universitas Muhammadyah Surakarta di RSUD Dr. Harjono Ponorogo juga untuk
mempelajari lebih dalam mengenai gejala klinis dari penyakit meniere sehingga dapat
menegakkan diagnosa penyakit meniere berdasarkan temuan klinis.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Telinga dibagi menjadi telinga luar, telinga tengah , dan telinga dalam.
Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran
dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semi sirkularis.
Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah atas, skala timpani di
sebelah bawah dan skala media (duktus koklearis) di antaranya. Skala vestibuli dan
skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Ion dan garam
yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut
sebagai membran vestibuli (membran Reissner) sedangkan dasar skala media adalah
membran basalis. Pada membran ini terletak membran corti. Pada skala media
terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria, dan pada
membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar
dan kanalis corti, yang membentuk organ corti. Ujung atau puncak koklea disebut
helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli.
Bagian vestibulum telinga dalam dibentuk oleh sakulus, utrikulus, dan kanalis
semisirkularis. Utrikulus berhubungan dengan sakulus melalui suatu duktus sempit
yang juga merupakan saluran menuju sakus endolimfatikus. Utrikulus dan sakulus
mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel rambut. Menutupi sel rambut ini adalah
suatu lapisan gelatinosa yang ditembus silia, yang disebut kupula, dan pada lapisan ini
terdapat pula otolit yang berat jenisnya lebih berat daripada endolimfe. Kanalis
semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran
yang tidak lengkap. Masing-masing kanalis mempunyai suatu ujung yang melebar
membentuk ampula dan mengandung sel-sel rambut krista7.
FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya
tergantung pada input sensorik dari reseptor vestibuler di labirin, organ visual dan
propioseptif. Gabungan informasi ketiga reseptor sensorik tersebut akan diolah di
SSP, sehingga menggambarkan keadaan posisi tubuh pada saat itu.
Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang merupakan
pelebaran labirin membrane yang terdapat dalam vestibulum labirin tulang. Pada tiap
3
pelebarannya terdapat makula utrikulus yang di dalamnya terdapat sel-sel reseptor
keseimbangan. Labirin kinetik terdiri dari tiga kanalis semisirkularis dimana pada tiap
kanalis terdapat pelebaran yang berhubungan dengan utrikulus, disebut ampula. Di
dalamnya terdapat Krista ampularis yang terdiri dari sel-sel reseptor keseimbangan
dan seluruhnya tertutup oleh suatu substansi gelatin yang disebut kupula.
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan
cairan endolimfa di labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk. Tekukan
silia akan menyebabkan permeabilitas membran sel berubah, sehingga ion kalsium
akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses depolarisasi dan akan
merangsang penglepasan neurotransmitter eksitator yang selanjutnya akan
meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen ke pusat keseimbangan di otak.
Sewaktu berkas silia terdorong ke arah berlawanan, maka terjadi hiperpolarisasi.
Organ vestibuler berfungsi sebagai transduser yang mengubah energi mekanik
akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfa di dalam kanalis semisirkularis
menjadi energi biolistrik, sehingga dapat memberi informasi mengenai perubahan
posisi tubuh akibat percepatan linier atau percepatan sudut. Dengan demikian dapat
memberi informasi mengenai semua gerak tubuh yang berlangsung.
Sistem vestibuler berhubungan dengan sistem tubuh yang lain, sehingga kelainannya
dapat menimbulkan gejala pada system tubuh bersangkutan. Gejala yang timbul dapat
berupa vertigo, rasa mual dan muntah. Pada jantung berupa bradikardi dan pada kulit
reaksinya berkeringat dingin7.
B. DEFINISI
Definisi penyakit Meniere adalah suatu penyakit pada telinga bagian dalam
yang bisa mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan, yang ditandai dengan
keluhan berulang berupa vertigo, tinnitus, dan berkurangnya pendengaran secara
progresif, biasanya pada satu telinga2.
Penyakit Meniere adalah suatu sindrom yang terdiri dari serangan vertigo,
tinitus, berkurangnya pendengaran yang bersifat fluktuatif dan perasaan penuh di
telinga. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan manusia
tidak mampu mempertahankan posisi dalam berdiri tegak4
Vertigo berasal dari bahasa Yunani yang berarti memutar. Pengertian vertigo
adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitar dapat
disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat
4
keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing
saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik
( nistagmus, unstable ), gejala otonom seperti pucat, keringat dingin, mual, muntah
dan pusing.
Tinitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar
bunyi namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal
dari tubuh penderita itu sendiri ( impuls sendiri ). Namun tinitus hanya merupakan
gejala, bukan penyakit, sehingga harus di cari penyebabnya.
Gangguan pendengaran biasanya berfluktuasi dan progresif dengan
pendengaran yang semakin memburuk dalam beberapa hari. Gangguan pendengaran
pada penyakit Meniere yang parah dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran
permanen4,5,6.
C. EPIDEMIOLOGI
Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga dalam.
Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling banyak
ditemukan pada usia 20-50 tahun. Kemungkinan adakomponen genetik yang
berperan dalam penyakit Meniere karena ada riwayat keluarga yang positif sekitar
21% pada pasien dengan penyakit Meniere. Pasien dengan resiko besar terkena
penyakit Meniere adalah orang-orang yang memiliki riwayat alergi, merokok, stres,
kelelahan, alkoholisme, dan pasien yang rutin mengonsumsi aspirin4.
D. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari penyakit Meniere sampai sekarang belum diketahui secara pasti,
banyak ahli mempunyai pendapat yang berbeda. Sampai saat ini dianggap penyebab
dari penyakit ini disebabkan karena adanya gangguan dalam fisiologi sistem
endolimfe yang dikenal dengan hidrops endolimfe, yaitu suatu keadaan dimana
jumlah cairan endolimfe mendadak meningkat sehingga mengakibakan dilatasi dari
skala media, sakulus, dan utrikulus. Tetapi, penyebab hidrops endolimfe sampai saat
ini belum dapat dipastikan. Ada beberapa anggapan mengenai penyebab terjadinya
hidrops, antara lain :
Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri
Berkurangnya tekanan osmotik di dalam kapiler
Meningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler
5
Labirin membran menegangMembran ruptur dan cairan kaya Na dan K bercampur
VERTIGO
Pelebaran apeks kokhlea Meluas ke tengah dan basal kokhleaTuli saraf nada rendah + tinitus
Mual
Muntah
Keseimbangan cairan perilimfe dan endolimfe terganggu
Tekanan endolimfa meninggi
HIDROPS ENDOLIMFA
Tekanan osmotik ruang ekstrakapiler
Tekanan hidrostatik ujung arteri
Tekanan osmotik dalam kapiler
Sumbatan sakus endolimfatikus
Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan
endolimfa
Infeksi telinga tengah
Trauma kepala
Infeksi virus golongan herpesviridae
Herediter
E. PATOGENESIS
Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa
(peningkatan endolimfa yang menyebabkan labirin membranosa berdilatasi) pada
kokhlea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi dan hilang timbul diduga
disebabkan oleh meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri, menurunnya
tekanan osmotik dalam kapiler, meningkatnya tekananosmotik ruang
ekstrakapiler, jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat (akibat jaringan parut
atau karena defek dari sejak lahir)6.
Hidrops endolimfa ini lama kelamaan menyebabkan penekanan yang bila
mencapai dilatasi maksimal akan terjadi ruptur labirin membran dan endolimfa
akan bercampur dengan perilimfa. Pencampuran ini menyebabkan potensial aksi
di telinga dalam sehingga menimbulkan gejala vertigo, tinnitus, dan gangguan
pendengaran serta rasa penuh di telinga. Ketika tekanan sudah sama, maka
membran akan sembuh dengan sendirinya dan cairan perilimfe dan endolimfe
tidak bercampur kembali namun penyembuhan ini tidak sempurna6.
F. GEJALA PENYAKIT MENIERE
6
Meniere ditandai oleh Gejala-Gejala sebagai berikut :
a) Muncul pertama kali pada orang yang relatif berusia muda (biasanya sekitar 30
tahun)
b) Gejalanya berupa seangan vertigo, mual dan muntah mendadak, yang
berlangsung selama 3-24 jam dan kemudian menghilang secara perlahan. Vertigo
sering sangat cepat dan diperparah dengan gerakan kepala. Sering disertai
muntah, berkeringat, jantung berdebar dan kecemasan.
c) Secara periodik, penderita merasakan telinganya penuh atau merasakan adanya
tekanan di dalam telinga.
d) Pendengaran di telinga yang terkena berfluktuasi (kadang jelas, kadang kurang)
tetapi semakin lama semakin memburuk terjadi pada saat serangan atau sekitar
serangan vertigo. Biasanya dialami satu telinga, tidak sama pada kedua telinga.
e) Perasaan tertekan atau rasa penuh di dalam telinga
f) Deviasi gaya berjalan dan kecenderungan untuk jatuh.
g) Terdapat periode remisi di mana pasien merasa cukup normal, walaupun
sesingkat beberapa hari atau lebih dari 10 tahun.
h) Tinnitus bisa menetap atau hilang-timbul dan semakin memburuk sebelum,
setelah maupun selama serangan vertigo.
i) Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan pada 10-
15% penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga.
j) Setelah serangan vertigo mulai, bisa terjadi perbaikan fungsi pendengaran.
k) Pada salah satu bentuk penyakit Meniere, tuli dan tinnitus terjadi beberapa bulan
atau beberapa tahun sebelum seangan vertigo.
7
KRITERIA DIAGNOSIS
The American Academy of Ophthalmology and Otolaryngology, Head and Neck
Surgery pada tahun 1995 merumuskan kriteria penyakit Meniere :
Certain Meniere’s disease
a). konfirmasi histopatologi adanya hidrops endolymphatic
b). gejala-gejala seperti dalam kriteria " definite Meniere’s disease"
Definite Meniere’s disease
a). dua atau lebih serangan vertigo, masing-masing berlangsung lebih dari 20 menit
b). audiometri menunjukkan gangguan / kehilangan pendengaran dalam setidaknya
pada satu pemeriksaan
c). tinnitus atau terasa penuh pada telinga yang terkena
Probable Meniere’s Disease
a). setidaknya satu episode vertigo
b). audiometri menunjukkan gangguan / kehilangan pendengaran dalam setidaknya
pada satu pemeriksaan
c). tinnitus atau terasa penuh pada telinga yang terkena
Possible Meniere's disease
a). vertigo episodik tetapi tanpa kehilangan pendengaran
b). gangguan pendengaran sensorineural, berfluktuasi atau tetap, dengan
disekuilibrium, tetapi tanpa vertigo dengan episode yang pasti
DIAGNOSIS DIFERENSIAL DAN PROBLEM KLINIS
Serangan pertama penyakit Meniere harus dibedakan dari defisit vestibular
akut unilateral, misalnya sehubungan dengan neuritis vestibular. Durasi serangan
sangat membantu: penyakit Meniere biasanya berlangsung beberapa jam dan paling
banyak satu hari, sedangkan pada neuritis vestibular mereka beberapa hari terakhir.
Gejala yang menyertainya juga membantu untuk diagnosis, misalnya, "gejala telinga"
pada penyakit Meniere dan tanda inflamasi mata dan gangguan pendengaran dalam
sindrom Cogan atau gangguan pendengaran dan tanda-tanda mungkin infark dari
AICA / arteri labirin. Gangguan sistem motor okular sentral atau fungsi vestibular
8
sentral juga terjadi setelah infark lacunar.
Keadaan langka, berulang tiba-tiba jatuh, disebut vestibular drop attack
(krisis otolithic Tumarkin's), yang terjadi pada tahap awal atau akhir penyakit Meniere
tanpa pemicu pasti, tanda-tanda awal atau gangguan kesadaran, sulit untuk
membedakan dari drop attack yang disebabkan oleh iskemia vertebrobasilar (Baloh et
al 1990.). Serangan tersebut ternyata hasil dari fluktuasi tekanan endolymphatic
disebabkan oleh eksaserbasi sepihak dari otoliths dan reaksi postural vestibulospinal
yang tidak memadai.
Diagnosis diferensial penting lainnya adalah migren basilar / vestibular, yang
dapat terwujud tidak hanya dalam bentuk serangan pendek, tetapi juga sebagai
serangan yang berlangsung beberapa jam. Tanda-tanda bahwa serangan itu adalah
migren vestibular adalah: (1) gangguan pusat motorik mata selama interval bebas
serangan, (2) tidak adanya gangguan pendengaran yang progresif walaupun banyak
serangan, (3) asosiasi dengan gejala neurologis lain seperti rasa tebal pada wajah
(migrain basilar), (4) nyeri kepala dan leher, dan (5) memberikan respon terhadap
pengobatan profilaksis dengan beta-blocker. Dalam literatur baru-baru ini ditemukan
ada indikasi peningkatan hubungan antara penyakit Meniere dan migren vestibular.
Vestibular paroxysmia, yang disebabkan oleh kompresi neurovaskular, juga ditandai
dengan serangan berulang vertigo dan / atau kadang-kadang gejala telinga yang lain.
Serangan ini, bertentangan dengan penyakit Meniere, biasanya hanya berlangsung
beberapa detik.
G. TIPE PENYAKIT MENIERE BERDASARKAN TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala penyakit meniere berdasarkan tipenya :
a) Penyakit Meniere vestibular
Penyakit Meniere vestibular ditandai dengan adanya vertigo episodic sehubungan
dengan tekanan dalam telinga tanpa gejala koklear.
Tanda dan gejala:
1) Vertigo hanya bersifat episodic
2) Penurunan respons vestibuler atau tak ada respons total pada telinga yang
sakit
3) Tak ada gejala koklear
4) Tak ada kehilangan pendengaran objektif
9
5) Kelak dapat mengalami gejala dan tanda koklear
b) Penyakit Meniere klasik
Tanda dan gejala:
1) Mengeluh vertigo
2) Kehilangan pendengaran sensorineural berfluktuasi
3) Tinitus
4) Penyakit Meniere koklea
c) Penyakit Meniere koklea
Penyakit Meniere koklea dikenali dengan adanya kehilangan pendengaran
sensorineural progresif sehubungan dengan tnitus dan tekanan dalam telinga
tanpa temuan atau gejala vestibuler.
Tanda dan gejala:
1) Kehilangan pendengaran berfluktuasi
2) Tekanan atau rasa penuh aural
3) Tinnitus
4) Kehilangan pendengaran terlihat pada hasil uji
5) Tak ada vertigo
6) Uji labirin vestibuler normal
7) Kelak akan menderita gejala dan tanda vestibuler
Tingkat derajat keparahan penyakit Meniere ;
1). Derajat I :
Gejala awal berupa vertigo yang disertai mual dan muntah. Gangguan vagal seperti
pucat dan berkeringat dapat terjadi. Sebelum gejala vertigo menyerang, pasien
dapat merasakan sensasi di telinga yang berlangsung selama 20 menit hingga
beberapa jam. Diantara, pasien sama sekali normal.
2). Derajat II :
Gangguan pendengaran semakin menjadi-jadi dan berfluktuasi. Muncul gejala tuli
sensorineural terhadap frekuensi rendah.
3). Derajat III :
Gangguan pendengaran tidak lagi berfluktuasi namun progresif memburuk. Kali ini
mengenai kedua telinga sehingga pasien seolah mengalami tuli total. Vertigo
mulaiberkurang atau menghilang.
10
Diagnosis penyakit ini dapat dipermudah dengan kriteria diagnosis :
Vertigo yang hilang timbul disertai tinitus dan rasa penuh pada telinga
Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural
Menyingkirkan kemungkinan penyebab dari sentral, misalnya tumor N.VIII
Pemeriksaan fisik diperlukan untuk menguatkan diagnosis
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit
Meniere adalah :
Pemeriksaan audiometri, menunjukan tuli sensorineural.
Elektronistagmografi ( ENG ) dan tes keseimbangan, untuk mengetahui
secara objektif kuantitas dari gangguan keseimbangan pada pasien.
Elektrokokleografi (ECOG), mengukur akumulasi cairan di telinga dalam
dengan cara merekam potensial aksi neuron auditoris melalui elektroda
yang ditempatkan dekat dengan kokhlea.
Brainstem Evoked Response Audiometry ( BERA ), biasanya normal pada
pasien dengan penyakit Meniere, walaupun kadang terdapat penurunan
pendengaran ringan pada pasien dengan kelainan pada sistem saraf pusat
Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) dengan kontras yang disebut
gadolinium spesifik memvisualisasikan n.VII. Jika ada bagian serabut
saraf yang tidak terisi kontras menunjukkan adanya neuroma akustik.
Selain itu pemeriksaan MRI juga dapat memvisualisasikan kokhlea dan
kanalis semisirkularis4,6,11.
11
H. TATALAKSANA
Penatalaksanaan pada Penyakit Meniere adalah sebagai berikut :11,12,13
a) Diet dan gaya hidup
b) Farmakologi
Untuk penyakit ini diberikan obat-obatan vasodilator perifer, antihistamin,
antikolinergik, steroid, dan diuretik untuk mengurangi tekanan pada
endolimfe. Obat-obat antiiskemia dapat pula diberikan sebagai obat alternatif
dan neurotonik untuk menguatkan sarafnya selain itu jika terdapat infeksi
virus dapat diberikan antivirus seperti asiklovir.
c) Latihan
Rehabilitasi penting dilakukan sebab dengan melakukan latihan sistem
vestibuler ini sangat menolong..(4,6,1)
d) Penatalaksanaan bedah
Operasi yang direkomendasikan bila serangan veertigo tidak terkontrol antara
lain : Dekompresi sakus endolimfatikus ; Labirinektomi ; Neurektomi
vestibuler ; Labirinektomi dengan zat kimia (11,12)
Skema pentalaksanaan penyakit Meniere14
12
I. PROGNOSIS
Penyakit Meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif, tapi tidak
fatal dan banyak pilihan terapi untuk mengobati gejalanya. Penyakit ini berbeda
untuk tiap pasien. Beberapa pasien mengalami remisi spontan dalam jangka waktu
hari hingga tahun. Pasien lain mengalami perburukan gejala secara cepat. Namun ada
juga pasien yang perkembangan penyakitnya lambat9,13.
Belum ada terapi yang efektif untuk penyakit ini namun berbagai tindakan
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan dan progresivitas penyakit.
Sebaiknya pasien dengan verigo berat disarankan untuk tidak mengendarai mobil,
naik tangga dan berenang9,13.
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penyakit meniere merupakan suatu penyakit yang diakibatkan adanya
kelainan pada telinga dalam berupa hirops (pembengkakan) endolimfa pada kokhlea
dan vestibulum. Gejala dari penyakit meniere disebut trias meniere yang terdiri dari
vertigo (sakit kepala berputar), tinnitus, dan gangguan pendengaran berupa tuli
sensori neural. Gangguan pendengaran ini bersifat fluktuatif dimana gangguan
pendengaran terjadi saat serangan dan dapat normal diluar serangan.
Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga
dalam. Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling
banyak ditemukan pada usia 20-50 tahun.Pasien dengan resiko besar terkena
penyakit Meniere adalah orang-orang yang memiliki riwayat alergi, merokok, stres,
kelelahan, alkoholisme, dan pasien yang rutin mengonsumsi aspirin.
Diagnosis dipermudah dengan dibakukannya kriteria diagnosis, yaitu trias
Meniere dan menyingkirkan kemungkinan penyebab dari sentral, misalnya tumor
N.VIII. Kondisi penyakit lain dapat menghasilkan gejala yang serupa seperti
penyakit Meniere, dengan demikian kemungkinan penyakit lain harus disingkirkan
dalam rangka untuk menegakkan diagnosis yang akurat. Evaluasi awal didasarkan
pada anamnesis yang sangat hati-hati. Pemeriksaan fisik diperlukan untuk
konfirmasi diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
membantu diagnosis adalah Pemeriksaan audiometri, Elektronistagmografi ( ENG),
Elektrokokleografi (ECOG), Brainstem Evoked Response Audiometry ( BERA ),
Magnetic Resonance Imaging ( MRI ).
Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya
diberikan pengobatan yang bersifat simptomatik, seperti sedatif dan bila perlu
diberikan anti emetik. Pengobatan paling baik adalah sesuai dengan penyebabnya.
Pengobatan secara komprehensif meliputi : diet dan pengaturan gaya hidup yaitu
dengan diet rendah garam, tidak mengkonsumsi rokok, alkohol, kafein, olahraga
rutin. Rehabilitasi dan latihan sistem vestibuler. Pengobatan medika mentosa dengan
memberikan obat anti emetik, tranzquilizer dan diuretik. Penatalaksanaan bedah
dilakukan apabila vertigo berat dan tidak terkontrol.
14
B. SARAN
Taktik perawatan diri tertentu dapat membantu mengurangi dampak penyakit
Meniere. Pertimbangkan tips ini:
1. Duduk atau berbaring segera ketika Anda merasa pusing. Selama episode
vertigo, hindari hal-hal yang dapat membuat tanda-tanda dan gejala lebih
buruk, seperti gerakan tiba-tiba, lampu-lampu terang, menonton televisi atau
membaca.
2. Istirahat selama dan setelah serangan. Jangan terburu-buru untuk kembali ke
kegiatan normal.
3. Waspadalah terhadap kemungkinan kehilangan keseimbangan. Jatuh bisa
menyebabkan cedera serius. Gunakan pencahayaan yang baik jika Anda
bangun di malam hari. Pertimbangkan berjalan dengan tongkat untuk stabilitas
jika Anda mengalami masalah keseimbangan kronis.
4. Hindari mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin-mesin berat jika Anda
sering mengalami episode vertigo. Melakukan hal itu dapat menyebabkan
kecelakaan dan cedera.
15