Refrat Bedah kel umbilicus
-
Upload
william-sulistyono -
Category
Documents
-
view
94 -
download
19
description
Transcript of Refrat Bedah kel umbilicus
BAB I
PENDAHULUAN
Tali pusat adalah bagian yang sangat penting bagi kehidupan janin,
oleh karena melalui alat ini janin dengan mudah mendapatkan oksigen
dan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya
serta mengeluarkan karbondioksida dan bahan yang tidak diperlukan
lainnya lagi. Pada umumnya tali pusat tampak mengkilat dan berwarna
putih kebiruan.
Gangguan pada umbilical sering dihadapi oleh dokter ahli bedah
anak. Pada bayi baru lahir, tali pusat biasanya mengering dan memisah
dalam waktu tiga minggu, membentuk bentukan "seperti bintang" pada
abdomen central yang kemudian membentuk umbilikus. Kegagalan
umbilical ring untuk menutup dengan sempurna dapat mengakibatkan
hernia umbilikalis, merupakan kelainan umbilical yang paling umum.
Discharge atau jaringan abnormal dari umbilikus paling sering disebabkan
oleh granuloma umbilical, tapi dapat terjadi akibat tidak lengkapnya
urachus atau duktus omphalomesenteric. Discharge, massa , atau sinus
tract merupakan keadaan patologis dan harus dievaluasi dan diobati
dengan tepat.
Tali pusat yang normal mengandung 2 arteri, 1vena, allantois yang
rudimenter, sisa duktus omphalomesenterium, dan zat yang berupa agar-
agar yang disebut jelly Wharton. Lapisan luar tali pusat berasal dari
amnion. Sesudah lahir, arteri tali pusat berkontraksi lebih kuat dari vena,
sehingga lumen vena agak besar. Sesudah tali pusat dipotong,
strukturnya masih terdapat dibagian bawah pemotongan yang dekat
dengan pusar. Secara fungsional, pembuluh darah tali pusat menutup
segera setelah bayi lahir, penutupan secara anatomis baru pada bayi
berumur 10-20 hari. Kemudian arteri akan menjadi ligament umbilikus
lateral, vena akan menjadi ligamen teres dan duktus venosus akan
menjadi ligamen venosum. Sebelum terjadi penutupan anatomic yang
1
sempurna pembuluh darah tali pusat merupakan tempat masuknya kuman
yang paling baik, sehingga bayi mudah menderita infeksi. Umumnya tali
pusat lepas dalam waktu 2 minggu. Tali pusat yang lepas lebih dari 1
bulan mungkin disebabkan oleh defek kemotaktik neutrofil dan infeksi
bakteri yang berat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umbilicus
2.1.1 Embriologi umbilicus5
Embriogenesis dinding abdomen anterior dan plasenta dimulai
pada akhir minggu ketiga, pada tahap trilaminar germ disc (terdiri
dari endoderm, mesoderm, dan ektoderm). disc ini diapit diantara
rongga kantung ketuban dan kuning telur (dengan endoderm
paling proksimal pada kantung kuning telur.
Amniotic cavity
Head of the embryo Ectoderrm
mesoderm
Endoderm
Gambar 1. Embrio pada akhir minggu ke tiga, menunjukkan
primordial germ sel pada dinding yolk sac, yang mendekati
perlekatan. dari lokasi ini, sel-sel pada dearah in akan bermigrasi
untuk perkembangan gonad pada minggu ke-3. Dikutip dari:
Langman’s General Embriologi.
3
Lapisan ektoderm proksimal ke rongga amnion, selama embrio
tumbuh dan melengkung, lokasi perbatasan ektoderm amnion sebagai
cicin umbilikus primitif pada permukaan ventral embrio. Inilah lipatan
dari disk sekitar kuning telur (yolk sac) yang pada hasil akhirnya
membentuk dinding abdomen anterior dan tali pusat.
Pada hari ke-18 paska konsepsi tangkai penghubung yang
menghubungkan embrio awal dengan trofoblas mulai berkembang. Pada
hari ke- 28 paska konsepsi tangkai yang menghubungkan kantong yolk
salc bergabung, membentuk tali pusat. Pada manusia yolk sac adalah
organ dasar, yang mempunyai fungsi nutrisi pada awal kehamilan. Yolk
sac, ditemukan dalam rongga korion, terhubung dengan tali pusat serta
tangkainya. Pada akhir bulan ketiga, amnion telah melebar menjadi kontak
dengan korion sehingga rongga korion menghilang.
Amnion dan korion terbentuk antara usia kehamilan 10-16 minggu.
Dalam hal ini tali pusat akan dilapisi dengan epitel yang terdiri dari saluran
omphalomesenterica, yolk sac, body stalk, dan ekstra embrionik allantois.
Secara fisiologis tali pusat akan mengalami herniasi antara usia 7-12
minggu. Perkembangan sistem pembuluh darah dimulai dengan
pembentukan tumpukan darah di dalam mesodermal yolk sac, tangkai
penghubung dan korion di awal 3 minggu pasca konsepsi, dua hari
kemudian angiogenesis dimulai dalam embrio mesoderm. Arteri “ allantoic”
muncul 3 minggu paska konsepsi sebagai cabang ventral pasangan aorta
dorsalis. Bagian dari allantois akan membentuk kandung kemih, dari
4
urachus yang meluas sebagai saluran kecil, disertai arteri allantoic. Sumbu
aorta dari arteri definitif muncul sebagai cabang lateral yang berasal dari
ujung, dan pada akhirnya menjadi arteri umbilikalis. Sirkulasi embrio efektif
pada 22- 23 hari paska konsepsi, ketika arteri umbilikalis menyatu dengan
arteri iliaca interna dan vena umbilicalis dengan ductus venosus, yang
memasuki vena hepatik. Salah satu vena umbilikalis mengalami atropi
selama bulan kedua kehamilan.
2.1.2 Anatomi struktur umbilicus5,7
Pembuluh darah tali pusat berbeda dalam struktur dan fungsi
dibandingkan dengan pembuluh darah besar di dalam tubuh. Kedua
arteri tali pusat melilit dalam model putaran. Darah mengalir dengan
cara yang berdenyut dari janin ke plasenta melalui arteri. Sebuah
pulsasi kecil dalam transpor pasif di dalam darah masuk ke janin melalui
vena umbilikalis.
Tali pusat terdiri dari lapisan luar dari epitel amnion, dengan massa
internal mesodermal, wharton’s jelly. Dalam wharton’s jelly terdapat dua
saluran endodermal, yaitu : duktus allantois dan duktus vitellini, serta
pembuluh darah umbilikalis.
Struktur tali pusat normal terdiri dari dua arteri umbilikalis, dan
satu vena umbilikalis yang dikelilingi oleh wharton jelly lapisan luar, dan
lapisan tunggal selaput amnion.
Tali pusat dan jaringan penyusunnya terdiri dari: lapisan luar
amnion, wharton’s jelly, dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis,
yang dirancang untuk melindungi aliran darah ke janin selama masa
5
kehamilan sampai aterm. Lapisan luar amnion dapat mengatur tekanan
fluida di dalam tali pusat. Wharton's jelly diisi cairan jelly untuk
mencegah kompresi pembuluh darah. Aliran darah diatur oleh otot polos
di sekitar arteri yang bercampur dengan kolagen berdasarkan matriks
ekstraseluler.
Arteri umbilicalis membawa darah yang terdeoksigenasi dari
plasenta sedangkan vena umbilicalis membawa oksigen darah ke janin.
Kedua arteri memiliki diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan
diameter vena.
Kelainan tali pusat dapat terjadi pada ukuran, derajat koil, dan
posisi dari insersi tali pusat. Kelainan ini memiliki implikasi penting
terhadap luaran janin. Kelainan struktur arteri tali pusat yang tunggal,
simpul (knotting), kista, dan tumor dapat berhubungan dengan gawat janin
atau malformasi.
2.1.3Pathology Umbilical4
6
Waktu pemisahan tali pusat dapat bervariasi, tergantung pada
latar belakang suku, lokasi geografis, dan metode perawatan umbilical
cord. Pemisahan tali pusat biasanya terjadi 1 minggu setelah lahir, jika
sampai 3 minggu umumnya dianggap tertunda. Namun, beberapa
antiseptik dapat memperpanjang waktu pemisahan tali pusat. Misalnya,
triple dye dapat memperpanjang pemisahan tali pusat hingga 8 minggu.
Perawatan tali pusat yang kering ditemukan keberhasilannya di negara-
negara maju, namun dalam negara berkembang, antiseptik untuk
perawatan tali pusat terus direkomendasikan, dan telah ditemukan
penurunan kejadian dan kematian dari omphalitis. Bahan yang telah
digunakan termasuk alkohol 70%, silver sulfadiazine, chlorhexidine,
neomycin-bacitracin powder, dan salicylic sugar powder.
Selain bahan yang digunakan dalam perawatan tali pusat, faktor-
faktor lain yang dapat menunda pemisahan tali pusat adalah infeksi,
immune disorder (seperti defisiensi adhesi leukosit), atau urachal
abnormality. Pada pemeriksaan, kulit sekitar sisa umbilical cord harus
diperiksa secara hati-hati pada urachal remnant atau infeksi, omphalitis
dapat progress dengan cepat dan mengancam kehidupan neonatus.
7
2.1.4Fungsi Tali Pusat
Tali pusat berfungsi untuk mengalirkan darah ke janin untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Jaringan dari tali pusat harus
bekerja untuk mempertahankan aliran darah selama perkembangan janin
dengan gerakan yang normal.
2.1.5 Lesi pada Umbilikus
a.Infeksi
- Lesi inflamasi:
Omphalitis
Umbilikal granuloma
b.Struktur yang persisten dimana normalnya menghilang
- Abnormalitas duktus vitelointestinal (omfalomesenterik),
meliputi:
Ductus vitelointestinal paten
Polip umbilical/ sinus umbilical
Kista vitelin
Fibrous cord (Band)
Meckel’s diverticulum
- Urachal Remnant
Patent Urachus/ Vistula Urachus
Urachal Sinus
Urachal Cysts
c.Gagal penutupan cincin umbilikus
Hernia umbilikalis
d.Defek dinding abdomen
Omfalokel
Gastroskisis
BAB III
8
KELAINAN UMBILIKUS
Lesi pada umbilicus dapat dikategorikan sebagai:
3.1 Infeksi
3.1.1 Omphalitis
a. definisi
Omphalitis adalah infeksi dari stump cord atau jaringan
sekitarnya. Hal ini ditunjukkan paling sering pada bayi baru lahir, usia
rata-rata nya adalah 5-9 hari, atau sebelumnya pada bayi prematur. Risiko
omphalitis meningkat karena dari faktor ibu (prolonged rupture of
membranes, maternal infeksi, amnionitis), faktor pada persalinan (tempat
persalinan tidak steril, tidak tepat pada perawatan tali pusat)dan faktor
neonatal (berat badan lahir rendah, tertundanya pemisahan tali pusat).4
Perawatan umbilical cord yang tepat sangat penting dalam
mengurangi kejadian dari omphalitis serta tetanus neonatal. Intervensi
kesehatan masyarakat telah terbukti efektif dalam mengurangi kejadian
dan kematian dari infeksi ini. Misalnya di Nepal, penggunaan klorheksidin
menurunkan kejadian omphalitis sebesar 75% dan kematian sebesar 24%
dibandingkan dengan perawatan umbilical cord yang kering.4
9
Omphalitis terjadi karena sepsis pada umbilikus. Infeksinya
bersifat akut piogenik atau kronik.
Omfalitis pada bayi lahir terjadi karena perawatan tunggul (stump)
umbilikus yang salah, atau juga karena infeksi. Pada anak- anak,
kekambuhan omfalitis dapat dikarenakan oleh persisten duktus vitelin,
urachus sinus, infeksi kronik. Infeksi umbilikus ini jarang terjadi pada
negara berkembang yang perawatan neonatalnya bagus sehingga tidak
terjadi asepsis. Penyebab terbanyak adalah bakteri gram negatif seperti
stafilokokus dan streptokokus. Infeksi ini banyak terjadi pada negara
berkembang dimana higinitasnya rendah dan tidak memadainya
antibiotik.8
b. Gejala klinis
Pasien dengan omphalitis ditandai dengan adanya eritema, edema,
dan disertai sekret purulen. Pasien biasanya juga memiliki tanda-tanda
sepsis sistemik, termasuk lethargy, irritability, poor feeding, dan demam
atau hipotermia.4
c. Tatalaksana
Bersihkan sepanjang area umbilikus dengan antibiotik sistemik.
Sebaiknya diterapi dengan antibiotik parenteral yang tepat. Perlu dicari
penyebabnya jika terjadi infeksi yang berkepanjangan. Untuk omfalitis
yang berat, diperlukan tindakan debridemen jaringan nekrotik, dan
hasilnya mungkin memerlukan pembedahan rekonstruktif.9
d. Komplikasi
Komplikasi omphalitis bisa menyebabkan umbilical flebitis, vena
portal trombosis (yang dapat menyebabkan hipertensi portal), abses liver,
peritonitis.4
Omfalitis yang tidak teratasi dapat menjadi fasciitis nekrotik serta
gangrene dan secara progresif dapat terjadi infeksi dinding abdomen yang
bisa mengancam jiwa. Tingkat kematian omphalitis diperkirakan 7-15%
dan secara signifikan lebih tinggi (37-87%) jika terjadi komplikasi fasciitis
nekrotik.8
10
Oleh karena itu bayi dengan omfalitis harus diobservasi ketat dan
segera dirujuk ke bagian pusat pediatrik jika ditemukan progresivitas dari
sepsis.
e. Prevensi
Dapat dicegah dengan mandi, atau pemakaian alkohol, “triple dye”
atau antiseptik lainnya pada pangkal tali pusat dan daerah (kulit)
sekitarnya.3
3.1.2 Granuloma Umbilical
a. definisi 3
Granuloma umbilical disebabkan karena persistensi dari kapiler
dan sel fibroblast. Umumnya tali pusat mengering dan lepas dalam 6-8
hari sesudah lahir. Permukaan bekas putusnya tali pusat akan dilapisi kulit
tipis. Pembentukan jaringan parut dan lukanya akan sembuh dalam 12
sampai 15 hari. Adanya organisme saprofit akan memperlambat
pelepasan tali pusat dan menambah kemungkinan invasi organ patogen.
Infeksi yang ringan dapat menyebabkan daerah granulasi yang lembab
pada dasar tali pusat yang disertai dengan adanya sedikit sekret mukoid
atau mukopurulen. Pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan
membershkan umbilikus dengan berulang- ulang dengan alkohol
beberapa kali setiap hari dan dirawat secara steril dan kering.
b. gejala klinis4
Presentasinya lembab, baku, jaringan kemerahan-merah muda
yang muncul dari dasar umbilikus setelah pemisahan tali pusat.
11
Granuloma umbilical biasanya berukuran 0,1-1 cm dan dapat bertangkai.
Nyeri tekan (kurang persarafan). Drainase mungkin jelas atau mempunyai
penampilan eksudat fibrinous. Jaringan nya rapuh dan mungkin mudah
berdarah.
Mungkin sulit untuk membedakan dari umbilical polyp yang
biasanya cerah merah, sedikit lebih besar, dan merupakan sisa-sisa duct
omphalomesenteric atau jaringan urachal.
c. Pemeriksaan
laparaskopik atau mini laparatomi. Pada umbilikal granuloma,
tidak terdapat hubungan intraperitoneal dengan usus, sedangkan polip
umbilikus terdapat ekstensi intraperitoneal.2
d. Terapi
Kauterisasi dengan kauter elektrik atau kauterisasi secara kimia
menggunakan 1% silver nitrate atau copper sulfat, dilakukan beberapa kali
dengan selang waktu beberapa hari sampai dasarnya kering. Granuloma
mempunyai respon yang baik terhadap kauterisasi dengan stick silver
nitrat basah. Silver nitrat dapat membakar kulit disekitarnya, dimana
seharusnya diproteksi oleh petroleum jelly. Perbaikan itu biasanya terlihat
pada 1-3 kali treatment setelah beberapa minggu.9
Granuloma kecil diterapi topical silver nitrat. Granuloma yang
besar atau yang tidak bisa dengan silver nitrat, dilakukan reseksi
pembedahan.8
3.2 Struktur yang persisten dimana normalnya menghilang
3.2.1 Abnormalitas duktus vitelointestinal (VID)/ omfalomesenterik/
VID remnants
12
Selama perkembangan janin awal, omphalomesenteric atau
ductus vitelline berfungsi sebagai saluran dari yolk sac ke midgut.
Normalnya membentuk spiral pada minggu ke-9 dari kehidupan janin.
Namun, sebagian atau semua saluran mungkin gagal untuk
membentuk spiral dan dapat muncul sebagai berikut:8
3.2.1.1 Patent VID (vitello intestinal duct)
A. Definisi3
Duktus omfalomesenterik yang tidak menghilang dengan
sempurna, tetapi masih menetap sehingga masih
13
menghubungkan ileum dan umbilikus. Duktus
omfalomesenterik paten adalah keadaan terdapatnya lubang
kecil yang mengeluarkan cairan dari tunggul umbilikus, pada
neonatus yang berumur 1hari -14 hari. Selain cairan dapat
pula keluar gas, meconium atau tinja karena hubungan antara
umbilikus dan ileum masih ada.
B. Epidemiologi2
Jarang terjadi. Dilaporkan kejadian sekitar 1 dari 15000
kelahiran. Banyak mengenai anak laki- laki daripada
perempuan, dengan rasio 7:1.
C. Gejala klinis2
Terdapat sekret di umbilikus yang berasal dari isi usus halus.
Prolaps dari ileum proksimal dan distal dapat terjadi melalui
ductus omphalomesenterik paten, biasanya dikarakteristikkan
dengan “bi-horned appearance”.
1 Ditengah umbilikus terdapat massa berwarna merah
terang dan terbuka.
2Inflamasi periumbilikal, indurasi dan atau ulserasi terjadi
karena sekresi dari intestinal.
3Terkadang karena peningkatan tekanan intraabdominal,
seluruh ductus omfalomesenterik prolapse keluar
dimana memberi gambaran seperti ileostomy (loop
ileostomy). Jika terjadi eversi ileum, maka ileum
proksimal dan distal memberi gambaran di umbilikus
seperti tanduk (horn) dengan terbukanya usus dikedua
ujungnya.
D. Diagnosa 3
14
Saluran antara ileum dan umbilikus ini dapat dibuktikan secara
radiologis yaitu dengan memasukkan cairan yang radioopak
melalui lubang di umbilikus.
E. Terapi 3
Ductus vitellin paten membutuhkan penanganan bedah
secepatnya. Pembedahan dapat dilakukan melalui umbilikus.
Setelah eksisi duktus, kontinuitas ileum disusun kembali dan
umbilikus ditutup.
F. Komplikasi3
Yang sering terjadi adalah omfalitis atau periomfalitis
oleh karena cairan yang keluar biasanya tidak steril.
3.2.1.2 Umbilical polyp
Gambar umbilical polyp
a. Definisi:4
Umbilical polip adalah berbentuk bulat, massa kemerahan di
dasar umbilikus yang terdiri dari sisa-sisa embryologic dari ductus
omphalomesenteric atau pada urachus (jarang). Bentuknya lebih
merah cerah dan sedikit lebih besar daripada granuloma
umbilical. Tidak seperti granuloma, umbilical polip tidak merespon
silver nitrate, maka dari itu harus dilakukan surgically eksisi dan
evaluasi histologi untuk memastikan diagnosa. Satu penulis
15
melaporkan kesempatan 30-60% untuk menemukan adanya
anomali duktus omphalomesenteric jika umbilical polip
diidentifikasi.
b. Gejala klinis2
Biasanya asimptomatis
c. Terapi2
Mengangkat (eksisi secara bedah) seluruh sisa
omfalomesenterik atau urachus. Jika terdapat sambungan
antara intraperitoneal dengan usus, lakukan eksisi dengan
reseksi (wedge resection) usus dan “end to end anastomosis”.
Umbilikus membaik setelah eksisi polip. Jika tidak terdapat
sambungan, polip di eksisi dan perbaikan umbilikus selesai.
3.2.1.3 Meckel’s diverticulum
16
a. definisi
Divertikulum yang melekat di ileum telah gagal
membentuk spiral. Ini merupakan sisa vitelline yang paling umum,
paling sering muncul sebagai perdarahan GI lower yang
disebabkan oleh ektopik mukosa lambung, tapi jarang dapat
muncul sebagai diverticulitis.
Merupakan diverticulum yang sering ditemukan di usus
halus dan berasal dari bagian intra abdomen duktus vitelinus.
Biasanya organ ini disebut ‘alat dan penyakit serba dua:6
- Terdapat pada 2% penduduk
- Ditemukan 2 kaki (sekitar 60cm) dari vavlvula Bauhini
- Panjangnya dua inchi (4-5 cm)
- Perbandingan kejadian pada laki-laki : perempuan = 2:1
- Didalamnya mungkin terdapat dua jenis jaringan heterotopic,
yaitu mukosa lambung dan jaringan pancreas
- Dua penyakit dapat timbul didalamnya ialah divertikulitis dan
tukak peptic
- Dua penyulit dapat terjadi, yaitu perforasi pada diverticulitis akut
atau tukak peptic dan perdarahan tukak peptik
b. Epidemiologi2
Anak laki- laki banyak yang terkena daripada perempuan
(7:1), antara usia baru lahir sampai 15 tahun. Lebih dari 50%
anak- anak yang disertai gejala klinis memerlukan tindakan
pembedahan, dimana usianya kurang dari 2 tahun dan lebih dari
75% sebelum usia 5 tahun.
17
c.Gejala klinis2
Biasanya asimptomatis. Biasanya ditemukan secara
tidak sengaja, misalnya ketika tindakan laparatomy untuk kasus
lainnya.
d. Terapi9
Terapi tidak diperlukan jika dasarnya luas, pendek, tidak ada
massa maupun penebalan mukosa. Reseksi dipertimbangkan
jika diverticulum menyentuh umbilikus, mempunyai dua
mukosa berbeda, dasarnya sempit.
e. Komplikasi2
1. Bleeding
Adanya mukosa gastrik ektopik berperan terhadap
terjadinya perdarahan karena erosi pembuluh darah dan
ulserasi peptik.
Gejala klinis:
o Berak bercampur darah
o Perdarahan massif berkali- kali
o Anemia dan pallor (karena hilangnya darah yang
berulang)
Diagnosa ditegakkan dengan:
o Diare darah tanpa gejala abdomen, kapan saja pada
waktu usia 2 tahun pertama, biasanya karena
perdarahan dari diverticulum meckel
o Laparaskopi
Penatalaksanaan
o Eksisi pembedahan dari diverticulum meckel, dengan
anastomose ileal. Divertikulum meckel dihilangkan
bersama tepi usus, dengan cara berbentuk V, lebar disisi
18
diverticulum, sehingga mukosa ektopik juga dapat
tereksisi.
2. Obstruksi usus3
Obstruksi diverticulum meckel bisa disebabkan oleh:
a. Intusepsi: diverticulum menginvaginasi dirinya sendiri
kemudian ke ileum dan akhirnya menyebabkan intusepsi
dengan “end to end anastomose”.
b. Volvulus: sisa pita (fibrous cord) yang membentang dari
ujung diverticulum ke umbilikus dapat menyebabkan
kinking( terpeluntirnya) atau volvulus dari usus halus.
Treatment : eksisi fibrous cord dan memotong volvulus.
c. Obstruksi adesiva (lekat): diverticulum meckel yang
mengalami inflamasi dapat menyebabkan peritonitonitis
lokal ringan kemudian menjadi perlengketan uss
sehingga menjadi obstruksi.
Treatment : laparatomi, memisahkan perlekatan dan
mengeksisi diverticulum.
3. Perforasi
Terjadi pada bayi dan anak- anak usia dini. Gejalanya
menunjukkan cepat ke arah peritonitis general.
Terapi : pengobatan yang tepat adalah laparatomy dan eksisi
dari diverticulum yang mengalami perforasi.
4. Divertikulitis
Sekitar 10% komplikasi ini menunjukkan adanya diverticulitis.
Biasanya yang terkena adalah anak- anak dengan usia
dibawah 5 tahun. Gejalanya hampir sama dengan apendisitis
akut, oleh karena itu sulit dibedakan antara keduanya.
Inflamasi akut dari divertikulum meckel ini ditemukan saat
tindakan laparatomi.
19
Terapi : reseksi ( wedge resection) dari diverticulum meckel.
Jika perforasi terjadi disertai peritonitis segera lakukan
laparatomy dan reseksi divertikulum.
Terapi 9
Reseksi perlu dipertimbangkan jika diverticulum menyentuh
umbilikus, terdapat dua lapisan mukosa berbeda, dan jika
dasarnya sempit. Terapi meckel tidak diperlukan jika:
dasarnya lebar, pendek, tidak terdapat massa ataupun
penebalan mukosa.
3.2.1.4 Kista Vitellin
Nampak sebagai nodul dalam umbilikus. Rentan menjadi
infeksi. Terbentuknya karena menetapnya bagian tengah dari
duktus vitellin.
20
3.2.1.5 Fibrous cord/ Band
Duktus vitellin mungkin bisa menghilang, tapi juga bisa
tersisa sebagai fibrous cord (terbentuknya pita) antara umbilikus
dan ileum. Pita ini menyebabkan obstruksi usus halus.
3.2.2 Urachus Remnant
Urachal remnant
21
Urachal cyst (intraoperative)
A. Definisi1
Urachus merupakan saluran yang menghubungkan antara
allantoic stalk dan vesica urinaria bagian atas, pada proses normal
akan terjadi apoptosis dari sel epitelium urachus (obliterasi urachus)
pada minggu ke 5-7 kehamilan sehingga urachus tersebut akan
mengalami involusi membentuk ligamentum umbilicalis mediana.
Anomali urachus akan muncul ketika proses obliterasi ini tidak
sempurna, yang kemudian akan meninggalkan lumen persisten. Bisa
terjadi pada keseluruhan saluran membentuk patent urachus, atau
pada sebagian saluran membentuk sinus urachus, kista atau
diverticulum.
B. Klasifikasi1
Kelainan/kegagalan proses yang secara normal terjadi pada
urachus ini pada masa kehamilan mengakibatkan terjadinya kelainan
secara kongenital pada urachus/ congenital urachal remnant
abnormalities
22
Terdiri dari: 1
3.2.2.1 patent urachus atau urachal fistula (fistula urachus)
Lumen urakus tetap terbuka sehingga masih terjadi
hubungan antara buli- buli dan umbilikus.
Tanda klinis: keluarnya urine dari umbilikus. Diagnosa
ditegakkan dengan memastikan bahwa cairan yang keluar
adalah urin dengan pemeriksaan kadar kreatinin, pencitraan
VCUG, fistulografi atau dengan instilasi zat warna (metilen blue
melalui buli- buli).2
3.2.2.2 urachal sinus (sinus urachus)
Hal ini terjadi karena menetapnya urakus karena yang
mengalami obliterasi hanya bagian ujung distal sampai kandung
kemih saja. Terbukanya urakus pada sisi umbilikus berupa
kantong yang terbuka pada umbilikus. Tidak jarang sinus
urachus memberikan gejala keluarnya cairan melalui umbilikus,
yang jika mengalami infeksi berupa cairan purulen. Diagnosis
ditegakkan dengan sinografi bersamaan dengan sistografi.2
3.2.2.3 urachal cysts (kista urachus)
23
Ujung proksimal dan distal mengalami obliterasi, yang
menetap adalah bagian tengah. Obliterasi bagian tengah uracus
yang tidak lengkap akan berkembang menjadi kista uracus.
Kista mungkin sudah ada pada waktu lahir atau tumbuh
perlahan dan baru diketahui pada masa anak atau baru tampak
sesudah terkena infeksi. Kista uracus mudah sekali terkena
infeksi apabila tidak segera diangkat. Kista akan tampak serupa
massa dengan berbgai ukuran antara umbilikus dan simfisis
pubis dan terletak dalam rongga ekstraperitoneal diantara fossa
M. Tranversalis dan peritoneum. Bila terkena infeksi, kulit dan
jaringan subkutan sekitarnya menebal, merah, edema, dan
sering disertai dengan keluarnya nanah dari umbilikus. Jika
obliterasi terjadi pada ujung proksimal (dekat dengan umbilikus)
dan ujung distal (dekat dengan buli- buli), sedangkan
ditengahnya berupa rongga (kista). Kista ini dapat menjadi
besar sehingga secara klinis terlihat benjolan di infra umbilikus,
jika terinfeksi bisa menyebabkan sepsis, dan bisa terbentuk
batu dalam kista.2
Kelainan urachus secara kongenital ini ditemukan kurang dari 1 : 1000
pada bayi lahir hidup. 1
24
C. Tanda Klinis 1
Tanda yang sering muncul pada bayi yang mengalami kelainan
urachus meliputi
– granulasi pada daerah periumbulical
– adanya ekskresi urine pada urachus
– terdapat nyeri
– keluarnya cairan purulen dari urachus
– bengkak dan kemerahan pada daerah disekitar urachus
Pada kelainan urachus dapat terjadi infeksi yang menyebar baik
secara hematogen atau limfatik, pada kista urachus dapat terjadi
infeksi serta terbentuk abses yang dapat mengalami ruptur pada
cavitas peritonealis.
Granuloma umbilicalis umumnya muncul berupa jaringan merah
muda yang rapuh, seringnya berhubungan dengan respons inflamasi
lokal disekitar kulit dan mungkin berhubungan dengan kelainan pada
urachus ataupun pada ductus vitellin (opmhalomesentericus).
Terapi awal berupa pemberian silver nitrat.
25
D. Pemeriksaan Penunjang1
Pemeriksaan untuk mendiagnosis kelainan pada urachus dapat
digunakan:
– Fistulografi dengan kontras yang biasanya digunakan untuk
membedakan antara fistula urachus atau sinus urachus.
– Pada pemeriksaan ini kontras dimasukan melalui mulut fistula
kemudian amati perjalanan kontras tersebut, jika kontras
memasuki vesica urinaria diagnosis mengarah ke kelainan
urachus.
– Indigo carmine merupakan bahan pewarna yang bisa
diinjeksikan ke dalam saluran fistula kemudian observasi
perubahan warna pada urine untuk menentukan diagnosisnya.
– Selain itu dapat juga dilakukan cystoscopy, USG, MRI dan CT.
– Keunggulan dari cystoskopi adalah dapat mengetahui posisi
pembukaan fistula dari vesica urinaria
– Sedangkan USG memiliki kelebihan jika kelainan berupa kista
maka bentuk anatomi dapat diketahui secara pasti walaupun
pemeriksaan ini jarang dilakukan.
26
E. Penatalaksanaan1
Terapi yang biasa dilakukan pada kelainan urachus adalah pembedahan
yang umumnya disarankan untuk mencegah komplikasi infeksi dan
kerusakan kulit.
– Untuk sinus dan kista urachus dilakukan eksisi melalui
infraumbilical, sedangkan untuk fistula sebaiknya dilakukan eksisi
lengkap dari umbilicus, urachus, dan vesica urinaria bagian ventral.
– Selain itu jahitan sederhana pada kelainan urachus memiliki tingkat
rekurensi yang tinggi.
27
3.3 Gagal Penutupan Cincin Umbilikus
3.3.1 Hernia umbilical
Giant ulcerated umbilical hernia.
a. Definisi4
Hernia umbilikalis adalah penonjolan penuh umbilikus dengan
kelainan fasia, berisi cairan peritoneal , preperitoneal lemak , usus , atau
omentum. Pada anak-anak, hernia umbilikalis sering menutup secara
spontan. Defect yang kecil ( < 1 cm ) jauh lebih mungkin untuk dapat
menutup daripada defect yang besar ( > 2 cm). Meier et al melaporkan
bahwa hernia umbilikalis terus menutup sampai usia 14 tahun di anak-
anak di Afrika. Kulit yang melapisi hernia umbilikalis dapat terus meregang
dan menghasilkan proboscoid sebuah hernia umbilikalis. Di Afrika,
sebagian besar orang tua sering mengeluh munculnya hernia umbilical,
berbeda dengan orang tua dari negara maju. Setelah defect umbilical
telah spontan tertutup, kulit umbilicus seperti nipple akan terus merata,
bahkan sampai masa remaja.
b. Etiologi4
Hernia umbilikalis disebabkan ketika umbilical ring gagal
menutup. Hernia umbilikalis lebih sering pada bayi prematur, berat badan
28
lahir rendah, dan bayi hitam. Hernia umbilical juga lebih sering terjadi
pada anak-anak dengan ventriculoperitoneal shunt, ascites, obesitas, dan
sindrom tertentu, termasuk Beckwith-Wiedemann, trisomi 21, dan sindrom
Marfan.
c. Gejala klinis6
Hernia umbilikal merupakan penonjolan yang mengandung isi
rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus akibat peninggian
tekanan intraabdomen, biasanya ketika bayi menangis atau mengejan.
Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi
inkarserasi.
d. Demografi4
Hernia umbilikalis lebih umum di Afrika. Dalam sebuah penelitian
dari Nigeria, hernia umbilikalis ditemukan pada 91% di bawah 6 tahun,
64% dari 6 sampai 9 tahun, dan 46% dari 10 sampai 15 tahun. Meier
menemukan hernia umbilical dengan fascial defect > 1 cm, 23% dari anak-
anak muda di Nigeria usia 18 tahun. Anehnya, ketika 6- 9 tahun anak-
anak Nigeria dengan kelas sosial ekonomi tinggi yang dievaluasi hernia
umbilical, hanya 1,3% dari 7968 anak-anak memiliki hernia. Hal ini
menyebabkan kemungkinan gizi yang menjadi faktor terjadinya hernia
umbilicalis. Jelliffe menemukan insiden yang lebih tinggi hernia umbilikalis
pada malnutrisi dibandingkan orang dewasa bergizi baik (27% versus
14%).
e. Management2
Tidak ada urgesi untuk tindakan bedah setelah terdiagnosis,
karena sebagian besar menutup dengan spontan. Bayi sebaiknya
dievaluasi secara teratur.
Metode konservatif tidak berperan, misalnya: strepping dnegan
plaster perekat (adhesive plaster) atau menempatkan koin pada hernia. Itu
bisa menyebabkan ulserasi atau nekrosis kulit.
Indikasi untuk tindakan bedah:
29
a. Jika hernia menetap setelah usia 2-3 tahun
b. Defek fasial lebih dari 2cm
c. Inkarserata berulang, walaupun ukurannya kecil
Umumnya hernia umbilikal yang timbul pada bayi berumur kurang
dari 6 bulan tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang sendiri
pada waktu bayi berumur 1 tahun. Hernia yang besar (berukuran 5-6cm)
dapat menghilang sendiri pada anak berumur 5-6 tahun. Strangulasi
jarang terjadi. Tindakan operasi biasanya tidak diperlukankecuali bila
hernia menetap pada umur 3-5 tahun, menimbulkan keluhan,
menimbulkan strangulasi, atau membesar secara progressif sesudah bayi
berumur 1-2 tahun. Hernia berukuran >2cm kurang kurang mungkin
menutup secara spontan. Penampang defek <1cm, 95% dapat sembuh
spontan, bila defek >1,5cm jarang menutup spontan. Defek <1cm waktu
lahir dapat menutup spontan pada umur 1-2 tahun. Pada kebanyakan
kasus, cincin hernia mengecil setelah umur beberapa tahun, hernia hilang
spontan dan jarang sekali residif. Penutupan defek terjadi perlahan- lahan
kira- kira 18% tiap bulan. Bila defek lebih besar, penutupan lebih lama dan
beberapa hernia tidak hilang spontan.
f. Komplikasi4
Incarcerata, strangulasi, dan ruptur dari hernia umbilikalis dapat
terjadi. Di negara maju, kejadian incarcerata atau strangulasi jarang ada
laporan, 1 dari 1.500 hernia umbilicalis. Ruptur hernia umbilikalis jarang
dengan evisceration, tetapi telah dilaporkan terjadi pada infant dengan
usia lebih muda dari 6 bulan.
3.4 Defek Dinding Abdomen
a. Dinding abdomen6
Dinding perut mengandung struktur muskulo aponeurosis yang
kompleks. Dibagian belakang, struktur ini melekat pada tulang
belakang, disebelah atas pada iga, dan dibagian bawah pada tulang
panggul. Dinding perut ini terdiri atas beberapa lapis, yaitu dari luar ke
30
dalam, lapis kulit yang terdiri kutis dan subkutis, lemak subkutan dan
fasia superfisial (fasia scarpa), kemudian ketiga otot dinding perut,
m.oblikus abdominis internus, dan m.tranversus abdominis, dan
akhirnya lapis preperitoneum dan peritoneum. Otot di bagian depan
tengah terdiri atas sepasang otot rektus abdominis dengan fasianya
yang digaris tengah dipisahkan oleh linea alba. Dinding perut
membentuk rongga perut yang melindungu isi rongga perut. Integritas
lapisan muskuloaponeurosis dinding perut sangat penting untuk
mencegah terjadinya hernia bawaan, dapatan, maupun iatrogenik.
Fungsi lain otot dinding perut adalah pada pernafasan juga pada
proses berkemih dan buang air besar dengan meninggikan tekanan
intraabdomen. Pendarahan dinding perut berasal dari beberapa arah.
Dari kraniodorsal diperoleh perdarahan dari cabang aa.interkostalis VI
sampai VII dan a.epigastrika superior. Dari kaudal, a.iliaca
sirkumfleksa superfisialis, a.pudenda eksterna dan a.epigastrika
inferior. Kekayaan vaskularisasi ini memungkinkan gangguan
perdarahan. Persarafan dinding perut dilayani secara segmental oleh
n.torakalis VI sampai XII dan n.lumbalis.
b. Embriogenesis 6
Pada janin usia 5-6 minggu isi abdomen terletak diluar embrio
di rongga selom. Pada usia 10 minggu akan terjadi pengembangan
lumen abdomen sehingga usus dari ekstraperitoneum akan masuk
ke rongga perut. Bila proses ini terhambat, akan terjadi kantong di
pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung dan kadang hati.
Dindingnya tipis, terdiri atas lapisan peritoneum dan lapisan amnion
yang keduanya bening sehingga isi kantong tampak dari luar.
Keadaan ini disebut OMFALOKEL. Bila usus keluar dari titik lemah
di kanan umbilikus, usus akan berada di luar rongga perut tanpa
dibungkus peritoneum dan amnion. Keadaan ini disebut
GASTROSKISIS.
31
3.4.1 OMFALOKEL2
a. Definisi
Omphalocele adalah defek pada dinding anterior abdomen
pada dasar dari umbilical cord dengan herniasi dari isi abdomen.
Omphalocele adalah salah satu kelainan kongenital yang paling
banyak ditemukan pada bedah anak. Usus pada omphalocele
dibungkus oleh membran yang terdiri dari peritoneum pada lapisan
dalam dan lapisan amnion dibagian luar serta Wharton’s Jelly di
antara lapisan tersebut. Disebabkan oleh kegagalan alat dalam
untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10
minggu. Kelainan ini dapat segera dilihat, yaitu berupa protrusi dari
kantong yang berisi usus dan visera abdomen melalui defek
dinding abdomen pada umbilicus. Pembuluh darah berada di dalam
membran, bukan pada dinding tubuh. Isi dari hernia antara lain
berbagai jenis dan dan jumlah usus, sering sebagian dari hati dan
kadang-kadang organ lainnya. Sedangkan tali pusat terdapat pada
puncak kantong ini. Defek ini mungkin terletak di pusat atas, tengah
atau bawah abdomen dan ukuran serta lokasi memiliki implikasi
yang penting dalam penanganannya.Angka kematian tinggi bila
omphalocele besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.
Gambar 1. Omphalocele terdapat selaput
32
Bayi dengan omfalokel
b. ETIOLOGI
Beberapa penyebab omfalokel, yaitu:
Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil
sakit dan terinfeksi, penggunaan obat-obatan, merokok dan
kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut berperan pada timbulnya
insufisiensi plasenta dan lahir pada umur kehamilan kurang atau
bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan
omfalokel paling sering dijumpai.
Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan
defek dinding abdomen pada percobaan dengan tikus tetapi
kemaknaannya secara klinis masih sebatas perkiraan. Secara
jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum Alfa Feto Protein)
pada pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu
kepastian telah terjadi kelainan struktural pada fetus. Bila suatu
kelainan didapati bersamaan dengan adanya omfalokel, layak
untuk dilakukan amniosintesis guna melacak kelainan genetik.
Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus
dan kemungkinan tersebut harus dilacak dengan USG.
33
c. DIAGNOSIS
Diagnosis prenatal
1. Maternal ultrasonography
2. Maternal serum alphafetoproteins: meningkat pada omfalokel
dan gastrokisis
3. Amniosentesis dan analis kromosom: kelainan terdeteksi
pada 10 minggu gestasi
4. Transvaginal ultrasonography
d. Diagnosa banding
Omphalokel Hernia Umbilikalis Gastroskisis
Lokasi defek Pada cincin
umbilikus
(umbilikal ring)
Pada cincin
umbilikus
Lateral dari
cincin
umbilicus
Diameter/
ukuran defek
(cm)
4-12 cm < 4 cm < 4 cm
Kavum
abdomen
Kecil terutama
padagiant
omphalocele
normal Normal
Kantong + + -
Kandungan
kantong
Seluruh organ
abdomen
Beberapa loop
usus
Biasanya
gaster atau
usus
Letak tali pusat
(umbilical cord)
Pada puncak
kantong
Pada puncak
kantong
Terpisah
dengan
kantong,
biasanya di
34
lateral
Keadaan
permukaan
organ
abdomen/usus
Normal normal Memendek
atau terdapat
bercak
eksudat
Malrotasi Sering - Jarang
Atresia dan
strangulasi
Jarang - Sering
Hubungan
dengan
kelainan
congenital
Sering sering terdapat
divertikulum
Meckel)
Jarang
e. Komplikasi 2
Ruptur kantong : bisa terjadi sebelum lahir
Infeksi dan sepsis
Hipotermi dan hipovolumi karena penguapan dari hilangnya air
f. Terapi6
Besarnya kantong, luasnya cacat dinding perut, dan ada
tidaknya hati didalam kantong akan menentukan cara
pengelolaan. Bila omfalokel kecil, dapat dilakukan operasi satu
tahap. Dinding kantong dibuang, isi kantong dimasukkan
kedalam rongga perut, kemudian rongga ditutup dengan
peritoneum, fasia, dan kulit. Akan tetapi, biasanya omfalokel
terlalu besar dan rongga terlalu kecil sehingga isi kantong tidak
dapat dimasukkan ke dalam perut. Jika dipaksakan karena
regangan pada dinding perut, diafragma akan terdorong ke atas
sehingga terjadi gangguan pernapasan. Obstruksi v.cava
35
inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut. Tindakan
yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omfalokel
dengan cairan antiseptic, misalnya larutan yodium, dan
menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar. Dengan
demikian, ada kesempatan untuk terjadi epitelisasi dari tepi
sehingga seluruh kantong tertutup epitel dan terbentuk hernia
ventralis yang besar. Epitalisasi ini membutuhkan waktu 3-4
bulan. Kemudian, operasi koreksi hernia ventralis tersebut dapat
dikerjakan setelah anak berusia 5-10 bulan.
Preoperative management:
o Berat lahir, umur gestasi, pemeriksaan klinis untuk
mendeteksi kelainan
o Pemeriksaan kantong (sac): dilakukan baik pada kantong
intak maupun ruptur. Evaluasi ukuran dan isi kantong.
o Nasogastric tube dipasang dan dilakukan aspirasi
nasogastric untuk mencegah muntahnya dan aspirasi dari
isi lambung.
o Cairan intravena dan antibiotik diberikan
o Pemeriksaan hematokrit, serum elektrolit, analisa gas
darah
o Foto thorax dan abdomen
Non operative management:
Indikasi non operative adalah:
- Omfalokel yang besar dengan kantong yang intak dan tidak
berhubungan dengan kelainan lainnya.
- Omfalokel yang besar dengan kantong yang intak tetapi
berhubungan dengan kelainan jantung yang mengancam jiwa.
- Berhubungan dengan kelainan yang mengganggu perbaikan
primer dari omfalokel
36
Kerugian non operative:
- Resiko infeksi dan septicemia meningkat
- Kantong rentan ruptur
- Opname lebih lama di rumah sakit
- Bisa terjadi hernia ventral yang besar dimana membutuhkan
koreksi pembedahan nantinya
Prosedur
a. 0,25% larutan mercuchrome pada alkohol atau lotion
betadin, alkohol dioleskan ke kantong 6-8 jam setiap hari.
Epitelisasi membutuhkan 10-12 minggu dan hasilnya hernia
ventral, dimana diperbaiki nanti saat usia 2-3 tahun.
b. Menerapkan tekanan dari eksternal ke kantong, dengan :ace
wraps, velcro binders, selanjutnya pembedahan bisa
dilakukan.
OPERATIVE MANAGEMENT
A. Primary repair
Omfalokel ukuran kecil atau sedangf dapat dengan mudah
diperbaiki dengan primary closure (penutupan primer). Langkah
dari primary closure adalah:
- Kantong dibersihkan dengan larutan iodin povidon dan dibilas
dengan normal salin steril hangat.
- Irigasi rektal dengan normal salin untuk mengevakuasi
meconium.
- Kantong dieksisi dan defek dinding perut diperpanjang secara
vertical.
- Diafragma dan seluruh usus diinspeksi apakah ada kelainan lain
- Peregangan manual dinding perut untuk meningkatkan
kapasitas rongga abdomen.
37
- Visera yang hernia dimaksudkan kembali ke dalam rongga
abdomen.
- Monitor intraoperative untuk jantung dan fungsi respirasi. Untuk
mengindikasi apakah penutupan primer ini bisa atau tidak.
- Peritoneum, otot dan kulit ditutup secara terpisah.
Jika viscera yang hernia tersebut sesak di dalam rongga peritoneal,
itu mengarah ke :
- Respiration arrest : ini tanda elevasi dan imobilisasi diafragma.
- Sirkulasi kolaps : karena tekanan intraabdomen meningkat,
v.cava inferior tertekan, menyebabkan menurunnya venous
return ke jantung dan menyebabkan gagal ventrikel kanan.
- Iskemia usus dan anuria bisa terjadi.
- Komplikasi pada hepar.
b. staged repair
indikasinya adalah :
- Penutupan primer tidak tidak memungkinkan karena terdapat
komplikasi.
- Omufalokel yg besar dengan kantong yang rupture.
- Omfalokel yang besar mengandung hepar.
Prosedurnya :
1. Skin flap closure over intact sac
2. Skin flap closure
3. Prosthetic “silo” closure
38
3.4.2 Gastroschisis 2
a. Definisi
Kelainan kongenital pada dinding anterior abdomen, organ
viscera tidak tertutup oleh dinding abdomen. Merupakan hasil
herniasi dari isi abdomen kedalam kantong amnion, biasanya
hanya usus kecil saja, tetapi terkadang juga bisa perut, kolon,
dan ovarium. Tidak memiliki membran yang menutupi dan
sindrom/ gejala yang terkait.
b. Karakteristik
- Tidak ada kantong, maupun kantong yang tersisa
- Defek dinding anterior abdomen kira- kira 2-5 cm, disebelah
kanan tali pusat
- Pengeluaran isi usus, dilatasi, dindingnya menebal dan edema.
Usus dilapisi oleh jaringan fibrin yang melekat. Perut atau kolon
bisa juga eviserasi/ keluar, tapi hepar sangatlah jarang
- Rongga abdomen kecil dan terlihat kosong
- Berhubungan dengan kelainan lainnya
- Banyak terjadi pada prematuritas (60-65%)
c. Antenatal diagnosis
Pada minggu ke 16 kehamilan, pemeriksaan
AFP(alphafetoprotein): AFP gastroskisis lebih besar daripada
omfalokel. Bila didapatkan hasil yang tidak normal atau
39
meningkat maka biasanya akan dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi (USG).
Menggunakan ultrasonografi nampak sebagai:
- Tali pusat letaknya normal
- Tidak terbungkus kantong atau membran
- Evisersi usus
Pada gambaran USG gastroskisis tampak kontur luar yang yang
tidak rata (defek abdominal wall), tak tampak gambaran echoic
yang mengelilingi usus dan terdapat jarak dari umbilikus.
d. Tatalaksana
Pada gastroskisis, operasi koreksi untuk menempatkan usus ke
dalam rongga perut dan menutup lubang harus dikerjakan
secepat mungkin karena tidak ada perlindungan infeksi. Makin
ditunda operasi makin sukar karena usus akan odem.
Preoperative management:
- Usus dilapisi salin hangat dan dibungkus lapisan polythene
sehingga mencegah evaporasi. Bisa juga ditempatkan pada
kantong plythene.
- Cairan intravena diberikan dengan dosis 150-200 ml/kg/hari.
- Maintenance suhu tubuh
- Pasang nasogastrik tube dan lakukan aspirasi
- Rectal salin hangat diberikan untuk mengevakuasi meconium
Operative management:
1. Primary closure
Dilakukan seperti omfalokel. Dilakukan segera setelah lahir
2. Staged repair
Metodenya hampir sama dengan omfalokel, yaitu:
40
- Skin flap closure, membentuk hernia ventral dan diperbaiki
nantinya.
- Prosthetic “silo” closure
e. Komplikasi
Komplikasi dini merupakan infeksi pada kantong yang mudah
terjadi pada permukaan yang telanjang. Kelianan kongenital
dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang
memperburuk prognosis.
41