rEFKAS RADIOLOGI
Click here to load reader
description
Transcript of rEFKAS RADIOLOGI
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
____________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Giniani Hilsa NIM: 09711143
Stase : Radiologi
Identitas Pasien
Nama / Inisial : An. D No RM : 173527
Umur : 5 bulan Jenis kelamin : laki-laki
Diagnosis/ kasus : Spina Bifida
Pengambilan kasus pada minggu ke : 1
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman
sifatnya wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain
Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus
yang diambil ).
Seorang anak laki-laki usia 5 bulan datang dengan keluhan benjolan di panggul
sejak lahir. Awalnya benjolan terlihat oleh bidan setelah selesai persalinan 5 bulan yang
lalu, benjolan berukuran sebesar biji kacang dan ditutupi oleh kulit. Benjolan semakin
membesar tiap bulan dan sekarang menjadi sebesar ukuran jempol orang dewasa. Anak
tidak menangis apabila benjolan ditekan atau jika tidur. Tidak ada kelumpuhan anggota
gerak, demam, kejang, batuk, dan sesak nafas. BAK dan BAB dalam batas normal.
Kelainan pada tempat lain tidak ada. Riwayat kehamilan ibu : hamil cukup bulan,
kontrol ke bidan secara teratur tiap 1 bulan sekali, mendapatkan imunisasi TT sebanyak
2 kali, minum tablet penambah darah dan riwayat mengkonsumsi asam folat tidak
Page 1
diketahui. Selama kehamilan ibu kurang mengkonsumsi makanan karena mual.
Hasil Pemeriksaan Status Lokalis :
Regio Thorakolumbal : Tampak benjolan, warna sama dengan warna kulit sekitar, tidak
ada tanda-tanda peradangan, teraba massa lunak, diameter 5 cm, konsistensi kenyal,
tidak terfiksir, nyeri tekan (-).
Pemeriksaan Foto Vertebra Lumbo Sacral:
Menunjukkan spina bifida, yang dibagi antara L5 dan S 1 serta adanya proses melintang
kanan L5 melekat pada sacrum (sakralisasi L5)
Kesan : Spina Bifida
Pemeriksaan MRI vertebra lumbo sacral :
Sagital MRI-T2 pada bayi usia 5 bulan menunjukkan meningokel anterior yang kecil.
Kesan : Spina Bifida
2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus
Spina Bifida adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi
karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk
secara utuh. Gangguan fusi tuba neural terjadi sekitar minggu ketiga setelah konsepsi,
sedangkan penyebabnya belum diketahui dengan jelas. Banyak kelainan kongenital
yang tidak diketahui penyebabnya.
Faktor janinnya sendiri dan faktor lingkungan hidup janin diduga dapat menjadi
faktor penyebabnya. Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau hipertermia diduga dapat
menjadi faktor penyebabnya. Seringkali penyebab kelainan kongenitai tidak diketahui.
Salah satu kelainan kongenital yang sering terjadi adalah spina bifida. Angka
kejadiannya adalah 3 di antara 1000 kelahiran. Terjadi karena kekurangan asam folat,
terutama yang terjadi pada awal kehamilan. Penonjolan dari korda spinalis dan
meningens menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi
penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut
atau di bagian bawahnya. Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida.
Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena
Page 2
penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir.
Saya tertarik memilih kasus ini karena merupakan masalah yang langka, oleh
karena itu seorang dokter harus mengetahui ilmu penyakit ini dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, penunjang, diagnosis, hingga terapi paripurna. Penyakit ini bisa
ditinjau secara medis dengan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
darah dan radiologi yang telah tersedia di RS, sehingga keakuratan diagnosis penyakit
relatif lebih tinggi. Melewati anamnesis yang baik serta pemeriksaan fisik yang akurat
DD penyakit ini sebenarnya sudah bisa didapatkan, sehingga seorang Dokter Muda pun
bisa melakukannya.
3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta
penjelasan evidence / referensi yang sesuai *
*pilihan minimal satu
- Medikolegal
1. Autonomy. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang
mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk
berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud
menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi
dirinya sendiri (bioetik kedokteran).
Seorang pasien memiliki hak dan kewajiban yang harus dijalaninya, yang sudah
diatur di dalam UU kesehatan. Hak pasien dalam UU No.44/ 2009 tentang rumah sakit
(pasal 32 UU 44/2009) menyebutkan bahwa setiap pasien mempunyai hak sebagai
berikut, diantaranya:
Memperoleh informasi tentang hak dan kewajinban pasien
Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
(second opinion) yan mempunyai surat izin praktek (SIP) baik didalam maupun
di luar Rumah sakit
Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
Page 3
medisnya
Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan
Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
Sementara itu kewajiban pasien diatur diantaranya dalam UU No 29 tahun 2004 tentang
praktik Kedokteran, terutama pasal 53 UU, yang meliputi:
Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya
Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi
Mematuhi ketentuan yang berlaku di saryankes
Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
2. Justice. Inti dari prinsip ini adalah keadilan, berlaku adil pada setiap pasien,
setiap pasien berhak mendapatkan tindakan yang sama. Tindakan yang sama tidak selalu
identik, maksudnya setiap pasien diberikan konstribusi yang relatif sama untuk kebaikan
kehidupannya. Justice mempunyai ciri-ciri:
Memberlakukan segala sesuatu secara universal
Menghargai hak sehat pasien
Menghargai hak hukum pasien
3. Beneficence. Inti dari prinsip ini adalah tanggung jawab untuk melakukan
kebaikan yang menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yang merugikan atau
membahayakan pasien. Kewajiban seorang dokter adalah mengutamakan kepentingan
pasiennya. Ciri-ciri prinsip ini yaitu:
Mengutamakan Altruisme, yaitu perhatian terhadap kesejahteraan orang lain
tanpa memperhatikan diri sendiri.
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan
dengan suatu keburukannya.
Page 4
Memaksimalkan pelayanan yang baik terhadap pasien
Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
4. Non Maleficence. Dalam hal ini dokter tidak berbuat hal-hal yang
memperburuk keadaan pasien. Terutama sekali pada waktu-waktu emergency atau gawat
darurat. Kaidah ini bermaksud tidak menimbulkan bahaya atau kecederaan kepada
pasien dari segi fisik maupun psikologis. Prinsip non-maleficence ini boleh digambarkan
dengan kata ini yaitu “primum non nocere” yaitu pertama jangan menyakiti. Non-
Maleficence mempunyai ciri-ciri:
Menolong pasien emergency
Mengobati pasien yang luka
Tidak mencelakai pasien
Tidak memandang pasien sebagai objek
- Sosial ekonomi
Dari segi sosial ekonomi orangtua pasien termasuk kedalam golongan menengah
kebawah. Sehari-hari orangtua pasien bekerja sebagai buruh tani dan pekerjaan yang
berganti-ganti. Pasien menggunakan kartu jaminan kesehatan yang didapatkan
pemerintah untuk biaya berobat. Ibu pasien mengaku tidak mempunyai uang lebih untuk
melakukan operasi, ditambah lagi dengan anak-anaknya yang kurang
memperhatikannya. Ibu pasien mengaku takut untuk operasi anaknya karena tidak terlalu
mengetahui bagaimana tindakan operasi tersebut dan tidak mengetahui pembiayaan
untuk operasi tersebut.
4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai
Dalam setiap perjalanan hidup manusia, senantiasa dipertemukan pada tiga
kondisi dan situasi yakni sehat, sakit atau mati. Sebagian manusia memandang sehat dan
sakit secara berbeda. Pada kondisi sehat, terkadang melupakan cara hidup sehat dan
mengabaikan perintah Allah SWT, sebaliknya pada kondisi sakit dianggapnya sebuah
beban penderitaan, malapetaka dan wujud kemurkaan Allah Swt kepadanya. Padahal
Allah SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada hambanya
Page 5
pasti ada hikmah dibalik semua peristiwa.
“ Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah
orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka (Q.S. Shaad : 27).
Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh
Sang Pencipta Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam salah satu sabda beliau pernah
mengatakan : "Aku mengagumi seorang mukmin karena selalu ada kebaikan dalam
setiap urusannya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur (kepada Allah)
sehingga di dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia berserah diri (dan
menjalankannya dengan sabar) bahwa di dalamnya ada kebaikan pula.” (HR Muslim)
Perlu kita ketahui bahwasannya penyakit atau sakit yang kita dapatkan adalah
bisa merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan
dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuh.
Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah dilakukan.
Allah SWT berfirman :
"Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu)." (QS. asy-Syuura: 30).
Orang sakit yang mau bersabar akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya
bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah Muhammad Saw
bersabda, "Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang
Page 6
Muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu
kesalahan." (HR.Muslim dari Aisyah ra).
Umpan balik dari pembimbing
TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda
dr. Prasetyo Budi Dewanto, M.Sc., Sp. Rad Giniani Hilsa
Page 7