Referat Steven Jhonson Sindrom

download Referat Steven Jhonson Sindrom

of 18

Transcript of Referat Steven Jhonson Sindrom

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    1/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 latar belakang

    Sindrom Stevens-Johnson (SJS) (ektodermosis erosiva pluriorifisialis,

    sindrom mukokutaneaokular, eritema multiformis tipe Hebra, eritema multiforme

    mayor, eritema bulosa maligna) adalah sindrom kelainan kulit berupa eritema,

    vesikel/bula, dapat disertai purpura yang mengenai kulit, selaput lendir orifisium, dan

    mata dengan keadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk.(Hamzah,!!)

    SJS merupakan kumpulan ge"ala (sindrom) berupa kelainan dengan #iri

    eritema, vesikel, bula, purpura pada kulit pada muara rongga tubuh yang mempunyai

    selaput lender serta mukosa kelopak mata. $enyebab pasti dari SJS saat ini belum

    diketahui namun ditemukan beberapa hal yang memi#u timbulnya SJS seperti obat-

    obatan atau infeksi virus. mekanisme ter"adinya sindroma pada SJS adalah reaksi

    hipersensitif terhadap zat yang memi#unya. Seperti pada kasus kematian pasien di %S

    St &arolus dan terakhir yang di laporkan dari Ja'a imur , se#ara sepintas tampak 

    sebagai SJS. SJS mun#ul biasanya tidak lama setelah obat disuntik atau diminum, dan

     besarnya kerusakan yang ditimbulkan kadang tak berhubungan lansung dengan dosis,

    namun sangat ditentukan oleh reaksi tubuh pasien. %eaksi hipersensitif sangat sukar 

    diramal, paling diketahui "ika ada ri'ayat penyakit sebelumnya dan itu kadang tak 

    disadari pasien, "ika tipe alergi tipe #epat yang seperti syok anafilaktik "ika #epat

    ditangani pasien akan selamat dan tak berge"ala sisa, namun "ika SJS akan

    membutuhkan 'aktu pemulihan yang lama dan tidak segera menyebabkan kematian

    seperti syok anafilaktik.

    1.2 Batasan Masalah

    %eferat ini membahas tentang definisi, etiologi, fisiologi, epidemiologi,

     patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosa steven

     "ohnson syndrome.

    1.3 Tujuan Penulisan

    1

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    2/18

    $enulisan referat ini bertu"uan untuk

    *. +emahami definisi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis,

     penatalaksanaan dan prognosis steven Johnson syndrome.

    . +eningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.

    . +emenuhi salah satu persayaratan kelulusan epaniteraan linik di agian

    lmu $enyakit ulit dan kelamin 0akultas edokteran 1niversitas slam

    +alang %S12 an"uruhan epan"en +alang.

    1. Met!"e Penulisan

    %eferat ini menggunakan metode tin"auan kepustakaan dengan menga#u

    kepada beberapa literatur.

    2

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    3/18

    BAB II

    PEMBAHA#AN

    2.1 De$inisi #%#

    Sindrom Steven-Johnson (SSJ) merupakan suatu kumpulan ge"ala klinis

    erupsimukokutaneus yang ditandai oleh trias kelainan pada kulit vesikulobulosa,

    mukosa orifisium serta mata disertai ge"ala umum berat. Sinonimnya antara lain

    sindrom de 0riessinger- %endu, eritema eksudativum multiform mayor, eritema

     poliform bulosa, sindrom mukokutaneo- okular, dermatostomatitis, dll. Sindrom

    Stevens-Johnson pertama diketahui pada *3 oleh dua dokter, dr. Stevens dan dr.

    Johnson, pada dua pasien anak laki-laki. 4amun dokter tersebut tidak dapat

    menentukan penyebabnya (5dithan,!!6).

    Steven-Johnson Syndrome (SJS) merupakan reaksi hipersensitivitas yang

    diperantarai kompleks imun yang merupakan bentuk yang berat dari eritema

    multiformis. SJS dikenal pula sebagai eritem multiformis mayor. SJS umumnya

    melibatkan kulit dan membran mukosa. etika bentuk minor ter"adi, keterlibatan

    yang signifikan dari mulut, hidung, mata, vagina, uretra, saluran pen#ernaan, dan

    membran mukosa saluran pernafasan ba'ah dapat berkembang men"adi suatu

     penyakit. eterlibatan saluran pen#ernaan dan saluran pernafasan dapat berlan"ut

    men"adi nekrosis. SJS merupakan penyakit sistemik serius yang sangat potensial

    men"adi penyakit yang sangat berat dan bahkan men"adi sebuah kematian.

    Stevens-Johnson Syndrome (SJS) dan o7i# 8pidermal 4e#rolysis (84)

    se"ak dahulu dianggap sebagai bentuk eritem multiformis yang berat. aru-baru ini

    dia"ukan bah'a eritema multiformis mayor berbeda dari SJS dan 84 pada dasar 

     penentuan kriteria klinis. onsep yang dia"ukan tersebut adalah untuk memisahkan

    spe#trum eritem multiformis dari spe#trum SJS/84. 8ritem multiformis, ditandai

    oleh lesi target yang umum, ter"adi pas#a infeksi, sering rekuren namun

    morbiditasnya rendah. Sedangkan SJS/84 ditandai oleh blister yang luas dan

    3

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    4/18

    makulopapular, biasanya ter"adi karena reaksi yang diinduksi oleh obat dengan angka

    morbiditas yang tinggi dan prognosisnya buruk.

    2.2 Eti!l!gi #%#

    Hampir semua kasus SJS dan 84 disebabkan oleh reaksi toksik terhadap

    obat, terutama antibiotik (mis. obat sulfa dan penisilin), antike"ang (mis. fenitoin) dan

    obat nyeri, termasuk yang di"ual tanpa resep (mis. ibuprofen). erkait H9, alasan SJS

    yang paling umum adalah nevirapine (hingga *,: persen penggunanya) dan

    kotrimoksazol ("arang). %eaksi ini dialami segera setelah mulai obat, biasanya dalam

    - minggu (5dithan, !!6; Siregar, !!

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    5/18

    ?alaupun SJS dapat disebabkan oleh infeksi viral, keganasan atau reaksi

    alergi berat terhadap pengobatan, penyebab utama nampaknya karena penggunaan

    antibioti# dan sulfametoksazole. $engobatan yang se#ara turun menurun diketahui

    menyebabkan SJS, eritem multiformis, sindrom @yell, dan nekrolisis epidermal toksik 

    diantaranya sulfonamide (antibiotik), penisilin (antibioti#), barbiturate (sedative),

    lamotrigin (antikonvulsan), fenitoin A dilantin (antikonvulsan). ombinasi lamotrigin

    dengan asam valproat meningkatkan resiko dari ter"adinya SJS.

    2.3 &akt!r 're"is'!sisi #%#

    erdasarkan kasus yang terdaftar dan diobservasi ke"adian SJS ter"adi *-

    kasus persatu "uta penduduk setiap tahunnya. SSJ "uga telah dilaporkan lebih seringter"adi pada ras aukasia. ?alaupun SJS dapat mempengaruhi orang dari semua

    umur, tampaknya anak lebih rentan. ampaknya "uga perempuan sedikit lebih rentan

    daripada laki-laki (Siregar, !!

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    6/18

    $er"alanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan yang

    dapat berupa didahului panas tinggi, dan nyeri kontinyu. 8rupsi timbul mendadak,

    ge"ala bermula di mukosa mulut berupa lesi bulosa atau erosi, eritema, disusul

    mukosa mata, genitalia sehingga terbentuk trias (stomatitis, kon"un#tivitis, dan

    uretritis). Be"ala prodormal tidak spesifik, dapat berlangsung hingga minggu.

    eadaan ini dapat menyembuh dalam -< minggu tanpa sisa, beberapa penderita

    mengalami kerusakan mata permanen. elainan pada selaput lendir, mulut dan bibir 

    selalu ditemukan. 2apat meluas ke faring sehingga pada kasus yang berat penderita

    tak dapat makan dan minum. $ada bibir sering di"umpai krusta hemoragik (lyas,

    !!

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    7/18

    Sindrom ini "arang di"umpai pada usia tahun keba'ah. eadaan umumnya

     bervariasi dari ringan sampai berat. $ada umumnya yang berat kesadarannya

    menurun, penderita dapat soporous sampai koma. +ulainya penyakit akut dapat

    disertai ge"ala prodormal berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek 

    dan nyeri tenggorok.

    $ada sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa

    a. elainan kulit

     b. elainan selaput lender di orifisium

    #. elainan mata

    a. elainan kulitelainan kulit terdiri atas eritema, vesikel dan bula. 9esikel dan bula

    kemudian meme#ah sehingga ter"adi erosi yang luas. 2isamping itu dapat "uga

    ter"adi purpura. $ada bentuk yang berat kelainannya generalisata.

     b. elainan selaput lender di orifisium

    elainan selaput lendir yang tersering adalah pada mukosa mulut

    (*!!>), kemudian disusul oleh kelainan di lubang alat genital (:!>),

    sedangkan dilubang hidung dan anus "arang (masing-masing D> dan )

    elainannya berupa vesikel dan bula yang #epat meme#ah hingga

    men"adi erosi dan ekskoriasi dan krusta kehitaman. Juga dapat terbentuk 

     pseudomembran. 2i bibir kelainan yang sering tampak adalah krusta

     ber'arna hitam dan tebal.

    elainan di mukosa dapat "uga terdapat difaring, traktus respiratorius

     bagian atas, dan esophagus. Stomatitis ini dapat menyebabkan penderita

    sukar/ tidak dapat menelan. 5danya pseudomembran di faring dapat

    menyebabkan keluhan sukar bernafas.

    #. elainan mata

    elainan mata merupakan D!> diantara semua kasus; yang tersering

    adalah kon"ungtivitis kataralis. Selain itu "uga dapat berupa kon"ungtivitis

     purulen, perdarahan, simblefaron, ulkus kornea, iritis, dan iridosiklitis.

    7

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    8/18

    +engenal ge"ala a'al SJS dan segera periksa ke dokter adalah #ara terbaik 

    untuk mengurangi efek "angka pan"ang yang dapat sangat mempengaruhi orang yang

    mengalaminya. Be"ala a'al termasuk (+ans"oer, !!)

    • %uam

    • @epuh dalam mulut, mata, kuping, hidung atau alat kelamin

    • ulit berupa eritema, papel, vesikel, atau bula se#ara simetris pada hampir 

    seluruh tubuh.

    • +ukosa berupa vesikel, bula, erosi, ekskoriasi, perdarahan dan kusta ber'arna

    merah. ula ter"adi mendadak dalam *-*< hari ge"ala prodormal, mun#ul pada

    membran mukosa, membran hidung, mulut, anorektal, daerah vulvovaginal,

    dan meatus uretra. Stomatitis ulseratif dan krusta hemoragis merupakan

    gambaran utama.

    • engkak di kelopak mata, atau mata merah.

    • $ada mata ter"adi kon"ungtivitis (radang selaput yang melapisi permukaan

    dalam

    • kelopak mata dan bola mata), kon"ungtivitas kataralis , blefarokon"ungtivitis,

    iritis, iridosiklitis, simblefaron, kelopak mata edema dan sulit dibuka, pada

    kasus berat ter"adi erosi dan perforasi kornea yang dapat menyebabkan

    kebutaan. &edera mukosa okuler merupakan faktor pen#etus yang

    menyebabkan ter"adinya ocular  cicatricial pemphigoid, merupakan inflamasi

    kronik dari mukosa okuler yang menyebabkan kebutaan. ?aktu yang

    diperlukan mulai onset sampai ter"adinya ocular cicatricial pemphigoid 

     bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai * tahun. ila kita mengalamidua atau lebih ge"ala ini, terutama bila kita baru mulai memakai obat baru,

    segera periksa ke dokter.

    8

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    9/18

    terdapat dera"at klasifikasi yang dia"ukan

    *. 2era"at * erosi mukosa SJS dan pelepasan epidermis kurang dari *!>

    . 2era"at lepasnya lapisan epidermis antara *!-!>

    . 2era"at lepasnya lapisan epidermis lebih dari !>

    9

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    10/18

    10$erbedaan eritema multiformis, SJS dan 84

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    11/18

    2.) Diagn!sa #%#

    2iagnosa ditu"ukan terhadap manifestasi yang sesuai dengan trias kelainan

    kulit, mukosa, mata, serta hubungannya dengan faktor penyebab yang se#ara klinis

    terdapat lesi berbentuk target, iris atau mata sapi, kelainan pada mukosa, demam.

    Selain itu didukung pemeriksaan laboratorium antara lain pemeriksaan darah tepi,

     pemeriksaan imunologik, biakan kuman serta u"i resistensi dari darah dan tempat lesi,

    serta pemeriksaan histopatologik biopsi kulit. 5nemia dapat di"umpai pada kasus

     berat dengan perdarahan, leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi, terdapat

     peningkatan eosinofil. adar gB dan g+ dapat meninggi, & dan &< normal atau

    sedikit menurun dan dapat dideteksi adanya kompleks imun beredar. iopsi kulit

    diren#anakan bila lesi klasik tak ada. munoflurosesensi direk bias membantudiagnosa kasus-kasus atipik (Siregar, !! disebut 84.

    . Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (Ritter disease). $ada penyakit ini lesi

    kulit ditandai dengan krusta yang mengelupas pada kulit. iasanya mukosa

    terkena (Siregar, !!

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    12/18

     b. $emeriksaan darah lengkap dapat menun"ukkan kadar sel darah putih yang

    normal atau leukositosis non spesifik, penurunan ta"am kadar sel darah putih

    dapat mengindikasikan kemungkinan infeksi ba#terial berat.

    #. munofluoresensi banyak membantu membedakan sindrom Steven Johnson

    dengan panyakit kulit dengan lepuh subepidermal lainnya.

    d. +enentukan fungsi gin"al dan mengevaluasi adanya darah dalam urin.

    e. $emeriksaan elektrolit.

    f. ultur darah, urine, dan luka, diindikasikan ketika di#urigai ter"adi infeksi.

    g. $emeriksaan bron#hos#opy, esophagogastro duodenos#opy (8B2), dan

    kolonoskopi dapat dilakukan.

    . maging studies a. &hest radiography untuk mengindikasikan adanya pneumonitis.

    . $emeriksaan histopatologi dan imunohistokimia dapat mendukung ditegakkannya

    diagnose (5dithan, !!6).

    2.- Penatalaksanaan #%#

    $ertama, dan paling penting, kita harus segera berhenti memakai obat yang

    di#urigai penyebab reaksi. 2engan tindakan ini, kita dapat men#egah keburukan.

    Crang dengan SJS/84 biasanya dira'at inap. ila mungkin, pasien 84 dira'at

    dalam unit ra'at luka bakar, dan ke'aspadaan dilakukan se#ara ketat untuk 

    menghindari infeksi. $asien SJS biasanya dira'at di &1. $era'atan membutuhkan

     pendekatan tim, yang melibatkan spesialis luka bakar, penyakit dalam, mata, dan

    kulit. &airan elektrolit dan makanan #airan dengan kalori tinggi harus diberi melalui

    infus untuk mendorong kepulihan. 5ntibiotik diberikan bila dibutuhkan untuk 

    men#egah infeksi sekunder seperti sepsis. Cbat nyeri, misalnya morfin, "uga

    diberikan agar pasien merasa lebih nyaman (5dithan, !!6; Siregar, !!

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    13/18

    meningkatkan risiko infeksi ga'at, apa lagi pada C2H5 dengan sistem kekebalan

    yang sudah lemah. $ada umumnya penderita SJS datang dengan keadaan umum berat

    sehingga terapi yang diberikan biasanya adalah

    • erapi #airan dan elektrolit, serta kalori dan protein se#ara parenteral.

    • 5ntibiotik spektrum luas, selan"utnya berdasarkan hasil biakan dan u"i

    resistensi kuman dari sediaan lesi kulit dan darah.

    • otikosteroid parenteral deksamentason dosis a'al *mg/kg bolus,

    kemudian selama hari !,-!,: mg/kg tiap 6 "am. $enggunaan steroid

    sistemik masih kontroversi, ada yang mengganggap bah'a penggunaan

    steroid sistemik pada anak bisa menyebabkan penyembuhan yang lambat dan

    efek samping yang signifikan, namun ada "uga yang menganggap steroid

    menguntungkan dan menyelamatkan nya'a.

    • 5ntihistamin bila perlu. erutama bila ada rasa gatal. &enira,in hi"r!gen

    ,aleat (5vil) dapat diberikan dengan dosis untuk usia *- tahun E,: mg/dosis,

    untuk usia -  * tahun *: mg/dosis, diberikan kali/hari. Sedangkan untuk 

    setiriin dapat  diberikan dosis untuk usia anak -: tahun .: mg/dosis,*

    kali/hari; F 6 tahun :-*!  mg/dosis, * kali/hari. $era'atan kulit dan mata

    serta pemberian antibiotik topikal.• ula di kulit dira'at dengan kompres basah larutan uro'i.

    • idak diperbolehkan menggunakan steroid topikal pada lesi kulit.

    • @esi mulut diberi kenalog in orabase.

    • erapi infeksi sekunder dengan antibiotika yang "arang menimbulkan alergi,

     berspektrum luas, bersifat bakterisidal dan tidak bersifat nefrotoksik, misalnya

    klin"a,isin intravena D-*6 mg/kg/hari intravena, diberikan kali/hari.

    •ntravena munoglobulin (9B). 2osis a'al dengan !,: mg/kg pada hari

    *, , ,

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    14/18

    Sedangkan terapi sindrom Steven Johnson pada mata dapat diberikan dengan

    • $emberian obat tetes mata baik antibiotik maupun yang bersifat garam

    fisiologis setiap "am, untuk men#egah timbulnya infeksi sekunder dan

    ter"adinya kekeringan pada bola mata.

    • $emberian obat salep dapat diberikan pada malam hari untuk men#egah

    ter"adinya perlekatan kon"ungtiva (Sharma, !!6).

    2.1/ 0!,'likasi #%#

    Sindrom Steven Johnson sering menimbulkan komplikasi, antara lain sebagai

     berikut

    • Cftalmologi A ulserasi kornea, uveitis anterior, panophthalmitis, kebutaan

    • Bastroenterologi - Esophageal strictures

    • Benitourinaria A nekrosis tubular gin"al, gagal gin"al,  penile scarring , stenosis

    vagina

    • $ulmonari A pneumonia

    • utaneus A timbulnya "aringan parut dan kerusakan kulit permanen, infeksi

    kulit sekunder 

    • nfeksi sitemik, sepsis

    • ehilangan #airan tubuh, sho#k (+ans"oer, !!).

    omplikasi a'al yang mengenai mata dapat timbul dalam hitungan "am

    sampai hari, dengan ditandai timbulnya kon"ungtivitis yang bersamaan pada kedua

    mata. 5kibat adanya perlukaan di kon"ungtiva dapat menyebabkan pseudomembran

    atau kon"ungtivitis membranosa, yang dapat mengakibatkan sikatrik kon"ungtivitis.

    $ada komplilasi yang lebih lan"ut dapat menimbulkan perlukaan pada palpebra yang

    mendorong ter"adinya ektropion, entropion, trikriasis dan lagoftalmus. $enyembuhan

    kon"ungtiva meninggalkan perlukaan yang dapat berakibat simblefaron dan

    ankyloblefaron. 2efisiensi air mata sering menyebabkan masalah dan hal tersebut

    sebagai tanda menu"u ke fase komplikasi yang terakhir. Gang mana komplikasi

    tersebut beralih dari komplikasi pada kon"ungtiva ke komplikasi pada kornea dengan

    14

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    15/18

    kelainan pada permukaan bola mata. 0ase terakhir pada komplikasi kornea meningkat

    dari hanya berupa pemaparan kornea sampai ter"adinya keratitis epitelial pungtata,

    defek epitelial yang rekuren, hingga timbulnya pembuluh darah baru

    (neovaskularisasi pada kornea) yang dapat beru"ung pada kebutaan. 5khirnya bila

    daya tahan tubuh penderita menurun ditambah dengan adanya kelainan akibat

    komplikasi di atas akan menimbulkan komplikasi yang lebih serius seperti

     peradangan pada kornea dan sklera. $eradangan atau infeksi yang tak terkontrol akan

    mengakibatkan ter"adinya perforasi kornea, endoftalmitis dan panoftalmitis yang pada

    akhirnya harus dilakukan eviserasi dan enukleasi bola mata (9is'anadh, !!).

    2.11 Pr!gn!sis #%#SJS adalah reaksi yang ga'at. ila tidak diobati dengan baik, reaksi ini dapat

    menyebabkan kematian, umumnya sampai : persen orang yang mengalami 84 dan

    :-*: persen orang dengan SJS, 'alaupun angka ini dapat dikurangi dengan

     pengobatan yang baik sebelum ge"ala men"adi terlalu ga'at. %eaksi ini "uga dapat

    menyebabkan kebutaan total, kerusakan pada paru, dan beberapa masalah lain yang

    tidak dapat disembuhkan.

    $ada kasus yang tidak berat, prognosisnya baik, dan penyembuhan ter"adi

    dalam 'aktu - minggu. ematian berkisar antara :-*:> pada kasus berat dengan

     berbagai komplikasi atau pengobatan terlambat dan tidak memadai. $rognosis lebih

     berat bila ter"adi purpura yang lebih luas. ematian biasanya disebabkan oleh

    gangguan keseimbangan #airan dan elektrolit, bronkopneumonia, serta sepsis

    (5dithan, !!6; Siregar, !! permukaan tubuh terlibat)

    memiliki angka kematian sekitar :>. %esiko kematian bisa diperkirakan dengan

    menggunakan skala S&C%84, dengan menggunakan se"umlah faktor prognosti#

    yang di"umlahkan. Cut#ome lainnya termasuk kerusakan organ dan kematian.

    15

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    16/18

    $erbedaan 8ritema +ultiformis, Steven-Johnsons Syndrome, dan o7i# 8pidermal 4e#rolysis

    16

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    17/18

    BAB III

    0E#IMPULAN

    Sindrom Steven-Johnson (SJS) merupakan suatu kumpulan ge"ala klinis

    erupsi mukokutaneus yang ditandai oleh trias kelainan pada kulit vesikulobulosa,

    mukosa orifisium serta mata disertai ge"ala umum berat. 8tiologi SJS sukar 

    ditentukan dengan pasti, karena penyebabnya berbagai faktor, 'alaupun pada

    umumnya sering berkaitan dengan respon imun terhadap obat.

    $atogenesis SJS sampai saat ini belum "elas 'alaupun sering dihubungkan

    dengan reaksi hipersensitivitas tipe (reaksi kompleks imun) dan reaksi

    hipersensitivitas lambat (delayed-type hypersensitivity rea#tions, tipe 9).

    +anifestasi SJS pada mata dapat berupa kon"ungtivitis, kon"ungtivitas kataralis ,

     blefarokon"ungtivitis, iritis, iridosiklitis, simblefaron, kelopak mata edema dan sulit

    dibuka, pada kasus berat ter"adi erosi dan perforasi kornea yang dapat menyebabkan

    kebutaan.

    2iagnosis banding dari Sindrom Steven Johnson ada yaitu Toxic

     Epidermolysis Necroticans, Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (Ritter   disease)

    dan kon"ungtivitis membranosa atau pseudomembranosa. 

    $enanganan Sindrom Steven Johnson dapat dilakukan dengan memberi terapi

    #airan dan elektrolit, serta kalori dan protein se#ara parenteral pada penderita dengan

    keadaan umum berat. $emberian antibiotik spektrum luas, selan"utnya berdasarkan

    hasil biakan dan u"i resistensi kuman dari sediaan lesi kulit dan darah. $enggunaan

    steroid sistemik masih kontroversi, ada yang mengganggap bah'a penggunaan

    steroid sistemik pada anak bisa menyebabkan penyembuhan yang lambat dan efek 

    samping yang signifikan, namun ada "uga yang menganggap steroid menguntungkan

    dan menyelamatkan nya'a.

    17

  • 8/18/2019 Referat Steven Jhonson Sindrom

    18/18

    DA&TA PU#TA0A

    5dithan &. Stevens!ohnson Syndrome. n 2rug 5lert. 9olume . ssue *.

    2epartement of $harma#ology. J$+8%. ndia. !!6. 5##ess on June , !!E.

    5vailable at '''."ipmer.edu

    5nonym. !*!. "octorology #ndonesia Steven !ohnson Syndrome. http. '''. Steven

    Johnson syndrome. 2iakses tanggal * agurtus !*!.

    Hamzah +.  Erupsi $bat %lergik . n lmu $enyakit ulit dan elamin. rd edition.

    agian lmu $enyakit ulit dan elamin 0akultas edokteran 1niversitas ndonesia.

    alai $enerbit 0akultas edokteran 1niversitas ndonesia. Jakarta. !!. p*3-*